Peralatan Industri Proses 2 Bubble Colou
Peralatan Industri Proses 2 Bubble Colou
BUBBLE COLOUM
OLEH :
KELOMPOK II
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Alllah SWT karena atas berkat dan
rahmat-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah mengenai “BUBBLE
COLOUM” ini. Shalawat serta salam tak lupa kami sampaikan kepada junjungan
Nabi Besar Muhammad SAW beserta keluarga, para sahabat, serta pengikutnya
yang insya ALLAH tetap istiqomah dijalannya.
Kami menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini melibatkan banyak pihak
yang membantu kami menyelesaikan makalah ini sehingga kami mengucapkan
teimakasih kepada :
1. Yth. Ir. Mustain Z, M.Si selaku dosen pembimbing mata kuliah peralatan
industri proses 2.
2. Teman-teman yang telah memberikan semangat dan bantuannya.
Kami juga menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun sehingga dapat mencapai kesempurnaan di masa mendatang. Semoga
makalah ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL................................................................................................i
KATA PENGANTAR.............................................................................................ii
DAFTAR ISI...........................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................iv
BABI PENDAHULUAN
1.1.Latar belakang....................................................................................................1
1.2.Tujuan Penulisan................................................................................................2
1.3.Manfaat Penulisan..............................................................................................2
1.4.Rumusan Masalah..............................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
3.1.Kesimpulan......................................................................................................34
3.2. Saran................................................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................35
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.Struktur bubble column...........................................................................3
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.2. RUMUSAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian bubble coloum
3
Jika profil konsentrasi oksigen hanya dipengaruhi oleh tekanan
hydrostatik saja, maka akan terbentuk profil linier; jika terdapat pengaruh
pengadukan maka profilnya menjadi non-linier. Beberapa faktor yang
mempengaruhi profil konsentrasi antara lain , koeffisien perpindahan
massa gas-liquid volumetric overall, laju liquida dan laju gas di dalam
kolom. Pengaruh dari kenaikkan variabel di atas terhadap bentuk profil
konsentrasi adalah tidak begitu besar karena kenaikkan variabel tersebut
dipengaruhi oleh laju alir gas atau laju alir liquida yang harganya relatif
kecil kalau dibandingkan dengan adanya pengaruh pengadukan.
Sedangkan dalam penelitian ini dilengkapi dengan sekat yang berfungsi
sebagai pengaduk.
4
Likuid diumpankan pada plate dan turun melintasi downspout
menuju bagian bawah plate dimana uap akan melintas naik melalui plate
bercampur dengan likuid pada plate karena disperse yang dihasilkan oleh
slot dalam bubble cap. Uap kemudian terpisah pada permukaan likuid dan
melintasi bagian atas piringan (plate). Hal ini dapat dicapai dengan aliran
berlawanan arah (countercurrent) dari likuid yang melintas turun dengan
uap yang melintas naik melalui kolom.
Suatu bubble cap adalah suatu piringan yang dilengkapi dengan sebuah
lubang yang menuju suatu pipa yang sesuai yaitu chimney, yang dilewati oleh
uap dari bagian bawah piringan. Tiap-tiap pipa arah naik ditutupi oleh sumbat
berbentuk bel (genta). Sumbat-sumbat tersebut diberi bingkai agar tersedia
ruang yang cukup antara riser (pipa naik) dan sumbat sebagai tempat
keluarnya uap.
Pada operasinya, uap naik melalui chimney dan dialihkan ke bawah oleh
sumbat. Keluarnya berupa gelembung-gelembung kecil dari celah pada bagian
bawah sumbat dibawah cairan. Level cairan diduga diatas pinggiran oleh suatu
alat yang berupa weit. Jadi, permukaan weit sekitar 2-2,5 in diatas puncak
celah dari bubble cap. Cairan memasuki piringan dan melewatinya dan turun
melalui pipa turun melalui piringan ke bagian bawah piringan (plate).
Sementara uap turun melalui piringan bercampur dengan cairan yang berada
diatas piringan karena hamburan dihasilkan dari celah bubble cap. Uap
kemudian terpisah pada permukaan cairan dan melewati bagian atas piringan,
selanjutnya sejumlah aliran balik dari likuid melewati bagian bawah dan uap
melewati bagian atas, melewati kolom penampang hasil.
6
Peralatan bubble coloum ini banyak diaplikasikan didalam proses yang
melibatkan pemisahn secara termal, seperti pada Destilasi, Rektifikasi, dan
Fraksionasi.
7
Diameter bubble coloum
Efisiensi kontak antara likuid dan uap pada plate tergantung pada
besarnya agitasi yang disebabkan suplai energi oleh uap yang melewati likuid
pada piringan. Pada kecepatan uap yang rendah, maka dihasilkan efisiensi
panas yang rendah pula. Hal ini disebabkan oleh turunnya level (ketinggian)
likuid pada piringan. Makin tinggi kecepatan uap, maka makin tinggi juga
efisiensi plate karena kontak yang panjang. Pada kecepatan uap yang sangat
tinggi, pemsukan likuid ke uap dimulai dan uap cenderung membentuk
kerucut. Efisiensi maksimum plate dicapai diatas interval kecepatan uap.
Diameter kolom bubble dapat ditentukan dengan prosedur kelebihan
kapasitas. Beban uap ini berbeda di beberapa tempat sehingga
menyebabkancross sectional area harus di justifikasi.
Daerah aktif pada piring pada bubble-cap
Spesifikasinya adalah :
Kapasitas sedang sampai tinggi
Efisiensi sedang sampai tinggi
Biaya instalasi dan perawatan lebih mahal
Laju alir rendah karena pressure drop tinggi
Korosi Tinggi
8
1. Sieve Tray
Sieve tray merupakan jenis tray yang paling sederhana dibandingkan jenis
tray yang lain dan lebih murah daripada jenis bubble cap. Pada Sieve tray uap
naik ke atas melalui lubang-lubang pada plate dan terdispersi dalam cairan
sepanjang plate. Cairan mengalir turun ke plate di bawahnya melalui down comer
dan weir.
Meskipun sive tray mempunyai kapasitas yang lebih besar pada kondisi
operasi yang sama dibandingkan dengan bubble cap, namun sieve tray
mempunyai satu kekurangan yang cukup serius pada kecepatan uap yang relatif
lebih rendah dibandingkan pada kondisi operasi normal. Pada sieve tray, aliran
uap berfungsi mencegah cairan mengalir bebas ke bawah melalui lubang-lubang,
tiap plate di desain mempunyai kecepatan uap minimum yang mencegah
terjadinya peristiwa “dumps” atau “shower” yaitu suatu peristiwa dimana cairan
mengalir bebas mengalir ke bawah melalui lubang-lubang pada plate.
Kecepatan uap minimum ini yang harus amat sangat diperhatikan dalam
mendesain sieve tray dan menjadi kesulitan tersendiri dalam kondisi operasi
sesungguhnya.Efisiensi sieve tray sama besarnya dengan bubble cap pada kondisi
desain yang sama, namun menurun jika kapasitasnya berkurang di bawah 60%
dari desain.
9
Spesifikasinya adalah :
Kapasitas tinggi
Efisiensi tinggi
Pressure drop sedang
Biaya instalasi dan perawatan murah
Korosi rendah
2. Valve Tray
Valve tray mempunyai design yang khusus. Seperti Sieve tray tetapi diameter
lubangnya lebih besar yang ditutupi oleh movable flaps yang bergerak jika aliran
uap meningkat. Valve tray dapat beroperasi lebih efisien pada kecepatan aliran
rendah daripada Sieve Tray.
10
Spesifikasinya adalah :
1. Menara Destilasi tipe Stagewise, menara ini terdiri dari banyak piringan
yang memungkinkan kesetimbangan terbagi-bagi dalam setiap
piringannya, dan
2. Menara Destilasi tipe Continous, yang terdiri dari pengemasan dan
kesetimbangan cair-gasnya terjadi di sepanjang kolom menara.
11
Menara destilasi
Mula-mula minyak mentah dipanaskan dalam aliran pipa dalam furnace (tanur)
sampai dengan suhu ± 370°C. Minyak mentah yang sudah dipanaskan tersebut
kemudian masuk kedalam kolom fraksinasi pada bagian flash chamber (biasanya
berada pada sepertiga bagian bawah kolom fraksinasi). Untuk menjaga suhu dan
tekanan dalam kolom maka dibantu pemanasan dengan steam (uap air panas dan
bertekanan tinggi).
Minyak mentah yang menguap pada proses destilasi ini naik ke bagian atas kolom
dan selanjutnya terkondensasi pada suhu yang berbeda-beda. Komponen yang
titik didihnya lebih tinggi akan tetap berupa cairan dan turun ke bawah, sedangkan
yang titik didihnya lebih rendah akan menguap dan naik ke bagian atas melalui
sungkup-sungkup yang disebut sungkup gelembung. Makin ke atas, suhu yang
terdapat dalam kolom fraksionasi tersebut makin rendah, sehingga setiap kali
komponen dengan titik didih lebih tinggi akan terpisah, sedangkan komponen
yang titik didihnya lebih rendah naik ke bagian yang lebih atas lagi. Demikian
selanjutnya sehingga komponen yang mencapai puncak adalah komponen yang
pada suhu kamar berupa gas.
12
Komponen yang berupa gas ini disebut gas petroleum, kemudian dicairkan dan
disebut LPG (Liquified Petroleum Gas). Fraksi minyak mentah yang tidak
menguap menjadi residu. Residu minyak bumi meliputi parafin, lilin, dan aspal.
Residu-residu ini memiliki rantai karbon sejumlah lebih dari 20.
Aplikasi Distilasi
Kelebihan Destilasi :
13
Kekurangan Destilasi :
1. Hanya dapat memisahkan zat yang memiliki perbedaan titik didih yang
besar.
2. Biaya penggunaan alat ini relatif mahal.
1. Pengaruh panas kolom pada unit kolom distilasi terbatas pada kondensor dan
pendidih ulang (reboiler), karena, pada umumnya, kolom tersebut diisolasi,
sehingga kehilangan kalor sepanjang kolom relatif kecil
2. Untuk umpan yang berupa zat cair pada titik gelembungnya (q = 1) yaitu cairan
jenuh, kalor yang diberikan pada pendidih ulang sama dengan yang dikeluarkan
pada kondensor. Untuk umpan yang berwujud selain cairan jenuh kebutuhan
kukus, pemanas dihitung dengan neraca panas (neraca entalpi).
Adsorpsi atau penjerapan adalah proses pemisahan bahan dari campuran gas atau
cair, bahan yang akan dipisahkan ditarik oleh permukaan zat padat yang menyerap
(adsorben). Biasanya partikel-partikel kecil zat penyerap ditempatkan ke suatu
hamparan tetap dan fluida kemudian dialirkan melalui hamparan tetap tersebut
sampai zat padat itu mendekati jenuh dan pemisahan yang dikehendaki tidak
dapat berlangsung lagi. Kebanyakan zat pengadsorpsi adalah adsorben. Bahan-
bahan yang berpori, dan adsorpsi berlangsung terutama pada dinding-dinding
pori.
14
b. Absorber dan Stripper
Kolom Absorpsi
Adalah suatu kolom atau tabung tempat terjadinya proses pengabsorbsi
(penyerapan/penggumpalan) dari zat yang dilewatkan di kolom/tabung tersebut.
Struktur yang terdapat pada kolom absorber dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
Bagian atas: Spray untuk megubah gas input menjadi fase cair
Gambar diatas adalah contoh proses Sebuah kolom destilasi juga dapat digunakan
untuk mendaur ulang. Absorber yang terpolusi dilewatkan kedalam destilasi
kolom. Dibawahnya, pelarut dikumpulkan dan dikirim kembali ke absorber.
c. Rektifikasi
16
Dengan cara ini konsentrasi komponen mudah menguap dan yang terdapat
didalam uap akan meningkatkan dari bawah ke atas dan konsentrasi komponen
sukar menguap yang terdapat dalam cairan yang mengalir kebawah akan
meningkatkan dari atas kebawah. Akibatnya akan diperoleh pemisahan lebih
banyak dari pada destilasi sederhana.
Rektifikasi Normal :
Perbedaan :
Destilasi : kondensasinya terjadi 1x dan pemisahan komponen yang lebih
mudah menguap.
Rektifikasi : kondensasinya berulang-ulang dan pemisahan komponen yang
lebih mudah dan sulit menguap.
Persamaan Destilasi dan Rektifikasi :
Pemisahan komponen berupa cairan, pemisahan dengan cara penguapan dan
destilatnya berupa cairan.
Kerugian Rektifikasi :
1, Rektifikasi waktu yang dibutuhkan lama
2, peralatannya yang dibutuhkan lebih kompleks
3, pemanasan lebih besar sehingga biaya yang diperlukan lebih banyak
4, selalu butuh banyak pemanasan pada tiap tahapnya
17
Untuk memulai proses rektifikasi kolom di isi dengan cairan
campuran yang akan dipisahkan dididihkan dalam alat penguap. Uap yang
timbul di embunkan secara sempurna dalam kondensor dan semua
kondesat yang terbentuk di kembalikan ke dalam kolom. Setelah menjadi
kesetimbangan antara refluks, uap yang naik dan muatan cairan(hole up
pada setiuap cairan di antara benda pengisi/didalam benda jajal/packing).
Setelah itu barulah cairan yang diperoleh (produk atas) dalam kondensoer
mencapai kemurnian yang optimal, dan pengambilan destilat sudah dapat
di mulai, pengambilan destilasi dilakukan sebelum kesetimbangan
diperoleh, yaitu segera setelah dilakukan sebelum kesetimbangan
diperoleh, yaitu segera setelah derajat kemurnian yang diharapkan tercapai
(ditentukan dengan analisis/pengukur temperatur dalam kolom).
Perbandingan antara kuantitas kondensat yang di kembalikan
kekolom (kuantitas refluks) persatuan waktu disebut perbandingan refluk
dan merupakan besaran penting dalam rektifikasi. Untuk memperoleh
pemisahan yang baik maka di tetapkan perbandingan minimum.
Pada perbandingan refluks yang relatif kecil, yaitu banyak sedikit lebih
besar dari pada perbandingan refluks minimum, biaya pemanasan relatif
murah. Namun kolom-kolomnya memerlukan lebih banyak perlengkapan
dan menjadi lebih mahal.
Dengan perbndingan refluks yang relatif besar, biaya pemasaran
jadi lebih tinggi tetapi biaya instalasinya lebih murah, semakin kecil
perbandingan refluks, semakin besar jumlah tahap pemisahan teoretis yang
diperlukan.jumlah tahap teoretis ini disebut juga jumlah pelat teoretis.
Pelat teoretis yang di maksud disini bekuanlah pelat yang
sesungguhnya melainkan bagian rektifikasi . bagian ini terjadi suatu
kesetimbangan yang sempurna (dalam hubungannya dengan perpindahan
massa dan panas) antara uap yang naik dan cairan yang mengalir dibalik
kebawah. Yang dimaksud dengan pelat praktis adalah pelat kolom yang
sesungguhnya/tinggi unggul jejak yang sesuai.
Derajat pemisahan pada pelat praktis selalu lebih kecil dari pada
pelat teoretis. Ukuran derajat pemisahan dapat berupa perbandingan
pengayaan (enrichement retio) yaitu perbandingan antara derajat
pemisahan yang sesungguhnya dicapai dan yang di mungkinkan secara
teoretis dari suatu pelat (biasanya antara 0,7 dan 0,9).
18
Pada rektifikasi tersebut dilaksanakan pada dua proses yang berbeda :
1. Perbandingan refluks dipertahankan konstan.
Hal ini memang hanya memerlukan kerja pengoperasian atau
pengendalian yang lebih sedikit namun komposisi didalam labu dan kolom
berubah. Dengan demikian komposisi produk atas juga teru berubah,
sehingga destilat sering harus ditampung dalam fraksi yang berbeda-beda.
2. Komposisi destilat dipertahankan konstan
Tetapi karena fraksi zat yang lebih mudah menguap didalam labu dan
kolom menurun terus, komposisi destilat yang konstan hanya mungkin
dicapai bila perbandingan refluks dinaikan terus. Jika perbandingan
refluks tidak lagi ekonomis dan konsentrasi terlalu tinggi sehingga
merugikan rektifikasi harus dihentikan. Kemudian residu harus
dikeluarkan langsung dari alat penguap labu.
Fraksinasi adalah suatu proses pemisahan senyawa – senyawa berdasarkan
tingkat kepolaran. Jumlah dan senyawa yang dapat dipisahkan menjadi fraksi
berbeda – beda tergantung pada jenis tumbuhan. Pada prakteknya dalam
melakukan fraksinasi digunakan dua metode yaitu dengan menggunakan corong
pisah dan kromatografi kolom.
19
titik didihnya. Senyawa tersebut akan menguap, mengembun dan turun/menetes
sebagai destilat.
19
1. Teknologi terbaru dari peralatan bubble coloum
20
Tumbukan tersebut dapat membentuk pusaran eddy, sehingga demikian
tidak diperlukan lagi alat pengaduk. Kemampuan pusaran eddy ini tergantung pula
pada diameter kolom downcomer yang akan didisain.
Dalam proses perpindahan massa gas kedalam fasa cair yang melibatkan
suatu reaksi di dalam suatu kolom gelembung pancaran, salah satu hal yang
penting untuk diketahui adalah laju reaksi kimia untuk proses tersebut, yaitu
besaran yang menyatakan jumlah mol reaktan persatuan volume yang bereaksi
dalam satuan waktu tertentu. Harga konstanta laju reaksi (k) didalam suatu kolom
gelembung pancaran dapat ditentukan melalui percobaan profil perubahan
konsentrasi larutan NaOH dalam kolom gelembung persatuan waktu tertentu.
Selain itu juga untuk pemahaman hidrodinamikanya kita akan menghitung holdup
fasa gas,. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah melihat pengaruh laju alir
volumetrik cairan (QL) terhadap laju alir volumetrik gas yang terhisap (QG) pada
panjang pipa downcomer tercelup (Z) yang konstan,,menghitung holdup fasa gas,
serta kinetika reaksi absorpsi gas CO2.
27
Fenomena dasar :
28
b. Axial absorbsi oksigen dalam air pada kolom gelembung
bersekat vertikal
21
Dari hasil simulasi ternyata bubble kolom dengan memakai sekat
memberi hasil absorbsi oksigen yang lebih tinggi dari pada tanpa sekat.
o
Sedangkan sudut sekat 135 transfer masssa oksigen ke dalam air lebih
o o
baik dari pada sudut kemiringan 45 . Pada kemiringan sudut 135 maka
gelembung-gelembung akan terpecah menjadi gelembung yang lebih kecil
diameternya, sehingga luas permukaanya menjadi lebih besar dan
berakibat perpindahan massanya lebih baik. Dengan memakai cara
simulasi ternyata hasil yang diperoleh ternyata mendekati hasil experimen,
dan kelebihan yang lain adalah dapat diketahui profil konsentrasi oksigen
pada seluruh kolom.
Penerapan teknologi ini dikenal dengan “Burn it “dirty” then clean it up “. Emisi
dikurangi dengan menggunakan teknologi :
Denitrifikasi,
Desulfurisasi,
Electrostratic precipitator (penyaring debu)
Teknologi Denitrifikasi
Penerapannya dengan cara memasang peralatan denitrifikasi pada saluran gas
buang untuk mengurangi emisi NOx.
Teknologi Dedusting
Teknologi dedusting digunakan untuk mengurangi partikel yang berupa debu.
Menggunakan electrostatic precipitator (ESP), berupa elektroda yang ditempatkan
pada aliran gas buang.
22
Teknologi Desulfurisasi
Bertujuan mengurangi emisi SO2, menggunakan peralatan desulfurisasi “flue gas
desulfurization (FGD)”. Ada dua tipe FGD yaitu :
1. FGD basahcampuran air dan gamping disemprotkan dalam gas buang.
2. FGD kering campuran air dan batu kapur atau gamping yang diinjeksikan ke
dalam ruang bakar.
Teknologi Gasifikasi
Proses gasifikasi batubara adalah proses perubahan batubara padat menjadi
gas yang lebih mudah terbakar dengan klasifikasi berdasarkan nilai panas (heating
value), yaitu Low-btu (180-350 Btu/scf), Medium-btu (250-500 Btu/scf), High-
btu (950-1000 Btu/scf). Proses gasifikasi batubara ada dua jenis yaitu UCG
(Underground Coal Gasification) dan IGCC (Integrated Gasification Combined
Cycle).
UCG
UCG adalah proses gasifikasi batubara secara insitu. Batubara dikonversi
ke bentuk gas dibawah tanah dengan cara menginjeksikan suatu oksidan
(uap dan oksigen) yang bertekanan tinggi ke dalam lapisan batubara pada
suatu pipa yang disebut dengan pipa injeksi, lalu dilapisan batubara
oksidan tersebut direaksikan dengan batubara baik secara homogen (gas-
gas) maupun heterogen (gas-padat).
Reaksi pembakaran dijaga suhu dan konsentrasi oksigennya agar reaksi
pembakaran hanya mencapai proses pirolisa (pembaraan) atau istilah
lainnya adalah pembakaran tidak sempurna. Lalu gas hasil reaksi digiring
keluar melalui pipa produksi. Hasil keluarannya adalah H2 dan CO
23
IGCC
IGCC merupakan teknologi batubara bersih yang sekarang dalam tahap
pengembangan. Berbeda dengan UCG yang prosesnya secara insitu, pada IGCC
batubara di bawah tanah dieksplorasi terlebih dahulu, lalu proses kimianya
berlangsung di dalam reactor gasifikasi (gasifier). Mula-mula batubara yang
sudah diproses secara fisis diumpankan ke dalam reactor dan akan mengalami
proses pemanasan sampai temperature reaksi serta mengalami proses pirolisa.
Kecuali bahan pengotor, batubara bersama-sama dengan oksigen dikonversikan
menjadi hydrogen, karbon monoksida dan methane.
Prinsip kerja dari IGCC ditunjukkan pada gambar di bawah. IGCC merupakan
perpaduan teknologi gasifikasi batubara dan proses pembangkitan uap.
Kelebihan-kelebihan IGCC
Teknologi IGCC ini mempunyai kelebihan yaitu dalam hal bahan bakar :
1. Tidak ada pembatas untuk tipe, ukuran dan kandungan abu dari batubara
yang digunakan. Dalam hal lingkungan : emisi SO2, NOX, CO2 serta
debu dapat dikurangi tanpa penambahan peralatan tambahan seperti de-
SOX dan de-NOX dan juga limbah cair serta luas tanah yang dibutuhkan
juga berkurang.
24
2. Disamping itu pembangkit listrik IGCC mempunyai produk sampingan
yang merupakan komoditi yang mempunyai nilai jual seperti : sulfur, asam
sulfat dan gypsum.
3. Efisiensi pembangkit listrik ICGG berkisar antara 38 - 45 % yang lebih
tinggi 5 - 10 % dibandingkan PLTU batubara konvensional. Hal ini
dimungkinkan dengan adanya proses gasifikasi sehingga energi yang
terkandung dalam batubara dapat digunakan secara efektif dan
digunakannya HRSG untuk membentuk suatu daur kombinasi antara
turbin gas dan turbin uap.
3.1 KESIMPULAN
Industri adalah suatu kelompok usaha yang menghasilkan produk
yang serupa atau sejenis. Sedangkan produk adalah barang atau jasa yang
ditawarkan oleh suatu usaha. Kegiatan industri bertujuan untuk
menghasilkan suatu produk dengan spesifikasi tertentu. Kolom gelembung
adalah peralatan tempat terjadinya proses perpindahan massa, dimana gas
akan berkontak dengan liquida. Gas akan terdispersi ke dalam phase
liquida yang kontinue dalam bentuk gelembung. Tujuan proses ini adalah
untuk dapat terjadinya laju perpindahan massa yang tinggi, yaitu dengan
meperbesar luas interfacial dan tingkat intensitas turbulensi yang tinggi.
Peralatan bubble column terdiri dari Bubble Cap (Pelat Genta) dan
Kolom Piring Gelembung (Bubble Plate Coloum), dibagi lagi menjadi
dua jenis yaitu dengan tanggul dan salauran limpah yang bundar Piring
aliran melintang yang menunjukkan jalan masuk dan jalan keluar tanggul.
Bubble column banyak digunakan dalam industri kimia, seperti pada
proses destilasi, fraksinasi, rektifikasi, absorbsi, dan alat penukar panas.
Namun seiring dengan perkembangan teknologi dan penemuan –
penemuan baru, maka bubble column mendapat pembaharuan teknologi.
Diantaranya jet bubble column, Axial absorbsi oksigen dalam air pada
kolom gelembung bersekat vertikal, Gasifikasi batubara, penerapan
teknologi bersih setelah proses pembakaran, dan biodiesel non katalik.
3.2 SARAN
Meskipun memiliki industri bahan baku yang melimpah, namun
perkembangan industri ini masih kalah dibandingkan dengan negara
tetangga seperti Malaysia, jerman, jepang, dll yang kapasitas produksinya
mencapai dua kali lipat dari Indonesia. Oleh karena itu, perlu diperluas
dan dipelihara ide pengembangan teknologi – teknologi industri terbaru
serta meningkatkan kinerja peralatan industri sehingga dapat bersaing di
dunia industri.
26
DAFTAR PUSTAKA
http://mardi-subiono.blogspot.com/search/label/Chemical%20Engineering
http://emalovetasari.blogspot.com/2013_05_01_archive.html
https://www.academia.edu/5390905/MATERI_KIMIA_TEKNIK_Ekstraksi_Disti
lasi_dll
http://kbbi.web.id/rektifikasi
http://repository.ipb.ac.id/handle/123456789/26571
http://yoniarman.blogspot.com/2013/07/distilasi-dan-rektifikasi.html
http://www.scribd.com/doc/179476384/DESTILASI-DAN-REKTIFIKASI-
doc#download
http://kimirochimi.blogspot.com/2012/04/gliserin-itsb-teknologi-pengolahan.html
https://www.academia.edu/7319645/Upaya_Peningkatan_Efisiensi_Energi_di_Pu
puk_Kujang
http://zapthegreat.wordpress.com/2013/09/03/teknologi-fischer-tropsch-tipikal-
proses-ft-tipe-reaktor-yg-digunakan-dan-licensor-teknologi-ft/