Makalah Osteoporosis Yg Benar
Makalah Osteoporosis Yg Benar
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lanjut usia di Indonesia akan bertambah banyak pula. Dengan demikian, masalah
penyakit akibat penuaan akan semamkin banyak kita hadapi. Salah satu penyakit
yang harus diantisipasi adalah penyakit osteoporosi dan patah tulang. Pada situasi
dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang.
Keadaan ini berisiko tinggi karena tulang menjadi rapuh dan mudah retak bahkan
daripada pria. Hal ini disebabkan pengaruh hormon estrogen yang mulai menurun
kadarnya dalam tubuh sejak usia 35 tahun sedangkan pada pria hormon testoteron
turun pada usia 65 tahun. Menurut statistik dunia 1 dari 3 wanita rentan terkena
penyakit osteoporosis.
lanjut. Pada tahun 2005 terdapat 18 juta lanjut usia di Indonesia, jumlah ini akan
bertambah hingga 33 juta pada tahun 2020 dengan usia harapan hidup mencapai 70
tahun. Menurut data statistik tahun 2004 lebih dari 44 juta orang Amerika mengalami
osteopenia dan osteoporosis. Pada wanita usia ≥ 50 tahun terdapat 30% osteoporosis,
osteoporosis di seluruh dunia mencapai angka 3,7 juta orang dan diperkirakan angka
ini akan terus meningkat hingga mencapai 6,3 juta orang pada tahun 2050 dan 71%
jumlah lansia atau sekitar 3,6 juta orang diantaranya menderita osteoporosis. Lima
provinsi dengan risiko osteoporosis lebih tinggi adalah Sumatra Selatan (27,75%),
osteoporosis di Indonesia pada golongan umur 50-59 tahun yaitu 24% sedang pada
Adapun pada pasien fraktur osteoporosis pada tingkatan lebih lanjut akan
biaya pengeluaran langsung dan tidak langsung. Biaya pengeluaran langsung adalah
pertahun. Sedangkan biaya pengeluaran tidak langsung adalah hilangnya waktu kerja
/ upah atau produktivitas, ketakutan/kecemasan atau depresi, dan biaya lain yang
pembentukan tulang dalam kandungan dan balita (bawah lima tahun). Selanjutnya
usia pencegahan yang paling berarti adalah dari usia 8-16 tahun, dimana terjadi
pemadatan tulang dan percepatan tumbuh sewaktu remaja. Ternyata tidak hanya
kuantitas tulang yang berpengaruh, tetapi juga kualitas tulangnya. Investasi terhadap
tulang terjadi pada usia dini, yang mencapai puncaknya pada awal usia 20 tahunan
sampai 30 tahun.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
nyata
2. Tujuan Khusus
osteoporosis
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Osteoporosis berasal dari kata osteo dan porous, osteo artinya tulang,
yang keropos, yaitu penyakit yang mempunyai sifat khas berupa massa tulangnya
kualitas jaringan tulang yang dapat menimbulkan kerapuhan tulang (Tandra, 2009).
yang ditandai dengan massa tulang yang rendah dan kerusakan struktural jaringan
massa tulang dan adanya perubahan mikro-arsitektur jaringan tulang yang berakibat
mudah patah. Definisi lain, osteoporosis adalah kondisi dimana tulang menjadi tipis,
rapuh, keropos, dan mudah patah akibat berkurangnya massa tulang yang terjadi
dalam waktu yang lama.. Secara statistik, osteoporosis didefinisikan sebagai keadaan
dimana Densitas Mineral Tulang (DMT) berada di bawah nilai rujukan menurut
umur atau standar deviasi berada di bawah nilai rata- rata rujukan pada usia
B. Etiologi
seperti infeksi tulang, tumor tulang, pemakaian obat-obatan tertentu dan immobilitas
yang lama
1. Osteoporosis Primer
perempuan yang berusia antara 51-75 tahun, tetapi dapat muncul lebih
cepat atau lebih lambat. Hormon estrogen produksinya menurun 2-3 tahun
Hal ini berakibat menurunnya massa tulang sebanyak 1-3% dalam waktu
usia lanjut. Pasien biasanya berusia ≥70 tahun, pria dan wanita
tulang paha. Selain fraktur maka gejala yang perlu diwaspadai adalah
kifosis dorsalis bertambah, makin pendek dan nyeri tulang
berkepanjangan.
2. Osteoporosis Skunder
astronot tanpa gaya berat, paralise otot, tidak bergerak untuk periode lama,
ini terjadi pada anak-anak dan dewasa muda yang memiliki kadar dan fungsi
hormon yang normal, kadar vitamin yang normal, dan tidak memiliki
C. Patofisiologi
puncak tulang yang rendah disertai adanya penurunan massa tulang. Massa puncak
tulang yang rendah ini diduga berkaitan dengan faktor genetic, sedangkan faktor
faktor lain seperi obat obatan atau aktifitas fisik yang kurang serta faktor genetik.
Akibat massa puncak tulang yang rendah disertai adanya penurunan massa tulang
Penyebabnya adalah akibat terjadinya penurunan bone turn over yang terjadi
sepanjang kehidupan. Satu dari dua wanita akan mengalami osteoporosis, sedangkan
pada laki-laki hanya 1 kasus osteoporsis dari lebih 50 orang laki-laki. Dengan
demikian insidensi osteoporosis pada wanita jauh lebih banyak daripada laki-laki.
Hal ini diduga berhubungan dengan adanya fase masa menopause dan proses
Setelah usia 30 tahun, resorpsi tulang secara perlahan dimulai akhirnya akan
menjadi cepat pada beberapa tahun pertama setelah menopause dan akan menetap
pada beberapa tahun kemudian pada masa postmenopause. Proses ini terus
berlangsung pada akhirnya secara perlahan tapi pasti terjadi osteoporosis. Percepat
tulang puncak.
Massa tulang puncak ini terjadi sepanjang awal kehidupan sampai dewasa
muda. Selama ini, tulang tidak hanya tumbuh tetapi juga menjdai solid. Pada usia
rata – rata 25 tahun tulang mencapai pembentuk massa tulang puncak. Walaupun
demikian massa puncak tulang ini secara individual sangat bervariasi dan pada
umumnya pada laki-laki lebih tinggi dibanding pada wanita. Massa puncak tulang ini
sangatlah penting, yang akan menjadi ukuran seseorang menjadi risiko terjadinya
fraktur pada kehidupannya. Apabila massa puncak tulang ini rendah maka akan
mudah terjadi fraktur kan saja, tetapi apabila tinggi makan akan terlindung dari
ancaman fraktur.
D. Manifestasi Klinis
5. Nyeri ringan pada saat bangun tidur dan akan bertambah jika melakukan
aktivitas.
E. Faktor Resiko
Faktor risiko osteoporosis pada dasarnya terdiri dari faktor risiko yang
a. Usia
Usia adalah salah satu dari faktor risiko osteoporosis yang tidak dapat
b. Gender.
osteoporosis.
c. Genetik
d. Gangguan hormonal
dengan pria.
gluco corticoid.
a. Imobilitas
Imobilitas dalam waktu yang lama memiliki risiko yang lebih tinggi
Orang jarang terkena sinar matahari, terutama sinar pada pagi dan
sore hari, karena pada saat tersebut sinar dibutuhkan untuk memicu
atlit) pada usia muda, terutama anak perempuan yang telah haid, akan
h. Lingkungan
Berikut ini adalah klasifikasi faktor risiko osteoporosis yang dapat dimodifikasi yang
Sumber : Brownson .RC, Remington PL, Davis JR. Chronic Disease Epidemiology And Control.
American Public Health Association, Second editon 2001, p. 479
paling sering adalah: fraktur panggul, fraktur vertebra dan fraktur pergelangan
tangan. Sedangkan fraktur osteoporosis yang paling serius ialah fraktur panggul
(Gambar1). Fraktur pada pasien osteoporosis pada usia lanjut tidak hanya
berpengaruh pada kualitas hidup, namun juga mengancam jiwa (life threatening)
a. Prognosis semakin jelek jika operasi ditunda hingga lebih dari 3 hari
pada wanita meningkat 20 kali lipat, dan pada laki-laki meningkat 10 kali lipat.
lemah).
Kualitas hidup Pasien lebih rendah daripada Pasien dengan fraktur pinggul.
(FKV)
adalah:
a. Gangguan fungsi
tulang.
4) Gangguan tidur
1) Aktivitas menurun
2) Depresi meningkat
4) Kecemasan meningkat
tanpa FKV
terjadinya osteoporosis pada tulang paha, tulang belakang, akan diikuti dengan
oste porosis pada tulang rahang. Penelitian Kusdhany (2003) pada 226
perempuan pasca menoppause di Bekasi menjumpai bahwa perempuan
pasca menopause dengan tulang rahang normal, yang memiliki jumlah gigi yang
dengan osteoporosis, tulang rahang yang mempunyai jumlah gigi kurang dari 19
disebabkan oleh kontaknya gigi tiruan dengan gigi lawannya, sehingga memicu
osteoporosis tulang rahang yang sudah menggunakan gigi tiruan akan merasakan
gigi tiruannya menjadi cepat longgar dan goyang apabila dipakai mengunyah
makanan
telah memakai gigi tiruan memerlukan perbaikan gigi tiruannya sebanyak 3 kali
Dampak lain osteporosis tulang rahang adalah adalah peradangan gusi, mudah
kegoyangan gigi.
G. Pencegahan Osteoporosis
massa tulang, dimana kondisi tersebut optimal pada masa dewasa muda. Dengan
tercapainya puncak massa tulang optimal pada masa dewasa muda, osteoporosis
tahun, setelah itu akan menurun penyebab utamanya adalah proses penuaan, absorbsi
kalsium menurun dan fungsi para tiroid meningkat. Kejadian oestoponia pada wanita
3% pertahun pada masa perimenipause dan hal ini berlangsung terus menerus sampai
5-10 tahun pasca menapause, sehingga mencapai ambang patah tulang. Setelah
usia
65 tahun memasuki usia geriatri tetap terjadi kehilangan massa tulang dengan
(ras, jenis kelamin, dan lain-lain). Karena faktor genetik dan konstitusional tidak
kalsium yang cukup, aktivitas fisik, vitamin D dan sinar matahari merupakan hal
memperbaiki gaya hidup seperti tidak merokok dan tidak mengonsumsi alkohol.
Massa tulang optimal pada masa dewasa harus diusahakan agar tercapai
dengan menjamin asupan nutrisi yang mengandung cukup kalsium selama masa
kanak-kanak sampai pada saat terhentinya pertumbuhan tulang. Latihan fisik yang
teratur juga penting untuk meningkatkan massa tulang selama masa pembentukan
tulang. Setelah puncak massa tulang tercapai, pada masa dewasa, maka asupan
kalsium yang adekuat, latihan fisik yang teratur harus tetap dipertahankan selama
hidup
1. Gizi
setiap orang per hari dan tabel kandungan kalsium per 100 gr bahan makanan, akan
tetapi kita juga harus tetap memperhatikan faktor- faktor yang dapat menghambat
penyerapan kalsium dalam usus, seperti; makanan yang memiliki serat berlebih,
makanan yang memiliki protein tinggi (daging kambing, daging ayam, dan lain-
lain), konsumsi fosfor yang berlebih (melebihi 1500 mg, seperti; soft drink, ikan
Sumber : FAO/WHO : Human Vitamin and Mineral Requirements, 2002 (Data berdasar
pengelompokan di Eropa Barat, Amerika, dan Kanada)
2. Obat – obatan
Berhati – hati dalam meggunakan obat – obatan. Beberapa jenis obat ternyata
dapat mengganggu kinerja tulang. Salah satu contohnya adalah obat kortikosteroid
yang dapat menekan kerja hormon pembentukan tulang. Contoh lain adalah
antasida, obat pencahar, cholestiramine, obat diuretik, anti gout dan beberapa jenis
kalsium.
Obat antasida yang umum dikenal sebagai obat anti sakit maag dapat
bentukan baru yang sulit diserap. Obat cholesteramine yang lazim digunakan
untuk mengikat asam empedu agar terjadi penurunan kolesterol darah juga dapat
Garam dapur (NaCl) terdiri dari unsur natrium (Na) dan klorida (Cl).
Konsumsi natrium (sodium) yang berlebih, baik yang berasal dari garam dapur
5. Aktifitas Fisik
tulang (kepadatan massa tulang), dan senam osteoporosis ditujukan kepada Pasien
tulang (kepadatan massa tulang). Berikut ini adalah jenis – jenis latihan fisik yang
minimal 3 mph (4,5 km) per jam selama 50 menit, 5 kali seminggu.
(dumbel kecil) atau dengan mesin latih beban. Latihan ini ditekankan
1. Menyiapkan otot dan urat agar meregang secara perlahan dan mantap
sedikit.
dan,
punggung, tungkai atas dan bawah, serta otot-otot kaki Latihan inti, kira-
latihan beban. Dapat dibantu dengan bantal pasir, dumbble, atau apa saja
mulai dengan beban ringan untuk pemula, dan jangan melebihi 1000
gram. Beban untuk tulang belakang dan tungkai sudah cukup memdai
menarik napas atau ambil napas dan buang napas secara teratur. Jika
dengan lembut dan perlahan dalam posisi nyaman, rileks dan napas yang
Sinar matahari dipagi hari dan sore hari (menjelang magrib), berfungsi dalam
memicu kulit membentuk vitamin D3. Dalam menetralisasi tulang, dimana sel
osteoblas (sel pembentuk tulang) membutuhkan kalsium sebagai bahan dasar, dan
hormon kalsitriol. Kalsitriol ini berasal dari vitamin D3 kulit dan vitamin D2
yang berasal dari makanan (mentega, keju, telur, ikan). Kalsitriol inilah
pada anak-anak tidak akan tumbuh optimal atau bahkan terhenti pertumbuhanya
Indonesia, cukup tertapar oleh sinar matahari pagi dan sore selama 5 sampai 15
H. Penatalaksanaan Medis
a. Terapi
suatu tim yang terdiri dari multidisipliner minimal antara lain departemen
pria).
akan berkurang secara perlahan. Oleh sebab itu, kepadatan tulang harus
dijaga sejak masih muda agar saat tuanya tidak menderita osteoporosis.
menghentikan penyakitnya.
diberikan obat pereda nyeri, dipasang supportive back brace dan dilakukan
1. Natrium Alendronat
Indikasi:
Interaksi:
tulang yang lebih besar dan penurunan bone turnover yang lebih
Kontraindikasi:
Dosis:
untuk pasien dengan gangguan fungsi ginjal ringan hingga sedang dan
untuk manula.
Efek Samping:
(jarang).
Peringatan:
sakit, oleh karena itu dokter harus waspada terhadap reaksi esophagus
khususnya pada pasien dengan penyakit Paget dan pada pasien yang
Indikasi:
Kontraindikasi:
menyusui
Dosis:
pertama kali (selain air) atau mengkonsumsi obat atau suplemen oral
penuh air putih (180 hingga 240 mL) sambil duduk atau berdiri dalam
digunakan. Obat ini tidak boleh dikunyah atau dihisap karena dapat
Peringatan:
kerusakan ginjal (lampiran 3); monitor fungsi ginjal dan kadar serum
3. Asam Zoledronat
Indikasi:
hiperkalsemia malignan
Kontraindikasi:
Dosis:
Penderita gagal ginjal tidak ada penyesuaian dosis atau waktu infus
Efek Samping:
serum kreatinin < 400µmol/l atau < 4.5 mg/dl. Pada beberapa pasien
4. Ibandronat
Indikasi:
Interaksi:
Interaksi Obat-makanan
diberikan.
menyebabkan hipo-magnesemia.
Interaksi Obat-obat
meningkatkan PH lambung.
Dosis:
minum (selain air putih), atau minum obat dan suplemen lain
(termasuk kalsium).
Tablet asam ibandronat harus diberikan setelah puasa selama
pada pagi hari atau sebelum mengkonsumsi obat atau suplemen lain
Kontraindikasi:
boleh diberikan pada wanita hamil dan ibu menyusui karena belum
Efek Samping:
Umum terjadi (>1% dan < 10%): hipokalsemia, dispepsia, mual, nyeri
abdomen, esofagitis, astenia. Tidak umum terjadi (> 0,1% dan < 1%):
Peringatan:
yang cukup, jika asupan tersebut tidak terpenuhi dari makanan maka
esofageal atau luka pada lambung (gastric ulcer). Oleh karena itu,
disfagia, nyeri saat menelan, rasa sakit pada belakang sternum atau
dada terbakar.
gastrointestinal.
bifosfonat pada pasien yang melakukan terapi lain dalam waktu yang
gagal jantung.
5. Klodronat Dinatrium
Indikasi:
hiperkalsemia malignan.
Interaksi:
Kontraindikasi:
Dosis:
1600 mg diberikan dalam dosis tunggal atau dua kali sehari, dapat
dosis pertama diminum pagi sebelum makan bersama air putih dalam
sebelum atau satu jam setelah minum klodronat, jaga asupan cairan,
tidak ada dosis khusus untuk lansia, diberikan 2 kali sehari dosis
terbagi, dosis yang separuh harus diminum pada hari yang sama,
digunakan.
biasanya dicapai dalam 5 hari, terapi tidak boleh dilanjutkan lebih dari
ginjal berat (klirens kreatinin < 12) dosis dikurangi sebanyak 50%,
Efek Samping:
Peringatan:
melaporkan gejala nyeri pda paha, pangkal paha atau pinggul untuk
pamidronat
6. Risedronat Natrium
Indikasi:
Paget’s disease
Interaksi:
Kontraindikasi:
kehamilan, menyusui
Dosis:
sekurang-kurangnya 2 bulan,
pertama pada hari itu atau jika tidak diminum pada pagi hari, hindari
mineral dan antasida). Berdiri atau duduk tegak selama paling sedikit
jangan ditelan pada waktu akan tidur atau sebelum bangun dari posisi
Efek Samping:
hiperkolesterolemia
Peringatan:
Anamnese
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Penunjang :
(laboratorium, radiologi, densitometer)
1. Pengkajian
a. Anamnese
alcohol, rokok dan kafein. Setiap gejala yang dialami pasien, seperti nyeri
b. Pemeriksaan Fisik
2. Pemeriksaan Penunjang
a. Pemeriksaan laboratorium
antara lain :
1) Mengukur kadar kalsium dalam air kemih pusas dibagi dengan
intestin akan berakibat pengeluaran kalsium dalam air kemih pun sangat
rendah
tulang, akan tetapi hidrosiprolin dalam air kemih akan dijumpai pula
pada orang dengan diet tinggi protein> Jadi pemeriksaan ini spesifisitas
jaringan lain. Agar pemeriksaan ini mempunyai arti yang spesifik, perlu
pada korteks dan trabekula ini tidak mempunyai pola yang sama pada
setiap pasien, Oleh karena itu pada setiap kasus osteoporosis perlu
3. Diagnosa Keperawatan
tampak gelisah.
4. Rencana Keperawatan
tampak gelisah.
Tujuan :
tenang
Intervensi :
osteoporosis
yang tepat.
tepat.
pengguronaan obat
Tujuan :
tenang dan istirahat yang cukup, klien dapat mandiri dalam perawatan
Intervensi :
Tujuan :
Intervensi :
terhadap cidera.
sesuai kemampuan
kebutuhan ADLS
Tujuan :
Kreteria Hasil : Klien tidak jatuh dan fraktur tidak terjadi: Klien dapat
Intervensi :
memindahkan perabotan)
A. Kesimpulan
alamiah yang dimulai sejak lahir dan umumnya dialami pada semua makhluk hidup.
Proses menua bukanlah suatu penyakit tetapi merupakan proses berkurangnya daya
tahan tubuh dalam menghadapi rangsangan dalam maupun luar tubuh. Walaupun
demikian, memang harus diakui bahwa ada berbagai penyakit yang sering
menyerang kaum lanjut usia. Seperti diketahui bahwa lanjut usia akan selalu
memberikan asuhan keperawatan pada lanjut usia harus secara holistik dan
kompehensif yang memandang klien lanjut usia sebagai manusia yang utuh dan unik
sehingga teknik dan pendekatan yang diberikan perawatan berbeda-beda namun tetap
B. Saran
Tidak ada saran yang terlalu mengikat dalam kasus ini, hanya saja
Diharapkan makalah ini bisa memberikan masukan bagi rekan- rekan mahasiswa
keperawatan
DAFTAR PUSTAKA
Brunner & Suddart. (1994). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Edisi 8. Alih
Bahasa Kuncoro, H Y, dkk, Jakarta : Penerbit EGC.
Kumar, et all. (2005). Robbins and Cotran Pathologic Basis of Disease. Seventh
Edition. Philadelphia : Elsevier Saunders.
Muttaqin, Arif. (2008). Buku Ajar Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem
Muskuloskeletal. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Noor Verawaty, Sri & Rahayu, Lisdyawati (2012). Merawat dan Menjaga Kesehatan
Seksual Wanita. Bandung : PT Grafindo Media Pratama, cetakan 1.
Pramudto, et all. (1996). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Balai
Penerbit FKUI, jilid I edisi ketiga.
Price, Sylvia A dan Lorraine M. Wilson. Alih bahasa : Brahm U. Pendit. (2005).
Patofisiologi : Konsep Klinis Proses - proses Penyakit Volume 1. Edisi 6.
Jakarta : EGC.