LP Harga Diri Rendah 3
LP Harga Diri Rendah 3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU
Kesehatan No. 23 tahun 1992). Selain itu, menurut UU RI Nomor 39 Tahun 2009
tentang kesehatan, adapun pengertian kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara
fisik, mental, spritual, maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk
Keadaan sehat dicerminkan oleh kelengkapan organ dan sistem tubuh yang
berfungsi normal serta adanya zat pengatur fungsi tubuh. Otak adalah organ yang
bertugas mengatur fungsi tubuh. Agar otak berfungsi dengan baik diperlukan
energi dari glukosa, protein, lemak, vitamin, dan oksigen yang berasal dari sistem
tubuh. Manusia dikatakan memiliki jiwa jika dia hidup dan organ tubuhnya
berfungsi baik. Oleh karena itu, kesehatan otak merupakan inti dari kesehatan jiwa
manusia.
seseorang dimana dapat menerima keadaan diri sendiri, orang lain, dan benda-
benda yang berhubungan dengan kehidupan serta dapat mengatasi masalah yang
ekonomis. Menurut Skinner, ada 4 kriteria sehat jiwa, yaitu menerima diri sendiri,
diterima oleh orang lain, efisien dalam bekerja atau studi, dan bebas dari konflik
2
Kesehatan jiwa juga didefinisikan sebagai perasaan sehat dan bahagia serta
adanya, dan mempunyai sikap positif terhadap diri sendiri serta orang lain
III (PPGDJ III: 7) adalah sindrom atau pola perilaku, atau psikologik seseorang
yang secara klinik bermakna, dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala
Rumah sakit jiwa adalah rumah sakit yang mengkhususkan diri dalam
salah satu rumah sakit yang mengusung pelayanan kesehatan jiwa adalah Rumah
Indonesia mengalami gangguan jiwa dari yang ringan hingga berat. Data dari 33
rumah sakit jiwa (RSJ) di seluruh Indonesia menyebutkan hingga kini jumlah
prevalensinya sekitar 11% dari total penduduk dewasa. Hasil survei kesehatan
mental rumah tangga (SKMRT) menunjukkan sebanyak 185 orang dari 1.000
3
emosional yang terjadi pada usia 15 tahun ke atas dialami 140 per 1.000 penduduk
dan ditataran usia 5-14 tahun 104 per 1.000 penduduk. Penelitian terakhir
menunjukkan, 37% warga Jawa Barat mengalami gangguan jiwa, mulai dari
skizofrenia sekitar 0,2-2%, sedangkan insidensi atau kasus baru yang muncul tiap
tahun sekitar 0,01%. Lebih dari 80% penderita skizofrenia di Indonesia tidak
diobati dan dibiarkan berkeliaran di jalanan, atau bahkan dipasung. Sementara itu,
jumlah penderita gangguan jiwa ringan dan sedang juga terus meningkat.
fungsi yang terintegrasi sistem klien dapat berupa individu, keluarga, kelompok,
meyakini bahwa klien adalah manusia yang utuh dan unik yang terdiri dari aspek
klien akan mempengaruhi respon klien yang dapat dikaji dari aspek bio-
memusatkan perhatian pada aspek biologis atau fisik saja sehingga asuhan
Jiwa atau unit pelayanan kesehatan jiwa lainnya karena keluarga tidak mampu
merawat dan terganggu karena perilaku pasien. Beberapa gejala yang lazim
Rumah Sakit Jiwa yaitu adanya harga diri rendah, menarik diri, halusinasi,
Soekanto, Jakarta, sejak Januari sampai dengan Juni 2009 berjumlah 850 orang
pasien gangguan jiwa dengan hasil persentase urutan pertama: yang mengalami
isolasi sosial berjumlah 316 orang (37,17%), kedua: gangguan sensori persepsi
halusinasi berjumlah 300 orang (35, 29%), ketiga: gangguan harga diri rendah
berjumlah 216 orang (25,4%), dan keempat: perilaku kekerasan 18 orang (2,11%).
Kelas III Pria (Akasia) RSJD Sambang Lihum Gambut, jumlah pasien yang
Dari hasil data yang didapatkan penyusun di Ruang Perawatan Kelas III
Pria (Akasia) RSJD Sambang Lihum Gambut lumayan banyak ditemukan pasien
dengan gangguan konsep diri: harga diri rendah. Berhubung gangguan konsep
diri: harga diri rendah dapat menimbulkan dampak, maka apabila tidak diatasi
dengan baik kemungkinan akan menimbulkan masalah lanjut seperti menarik diri
Upaya preventif yaitu mencegah kegawatan agar tidak terjadi gangguan perilaku.
merawat klien. Upaya kuratif yaitu kolaborasi dengan tim kesehatan untuk
sehari-hari seperti TAK agar klien dapat mandiri dalam kehidupan sehari-hari
primer, sekunder, dan tertier kesehatan jiwa, yang ditujukan pada pasien dengan
masalah gangguan konsep diri: harga diri rendah menggunakan pendekatan proses
“Asuhan Keperawatan Jiwa Pada klien Tn.A Dengan Diagnosa Harga Diri
Rendah Di Ruang Perawatan Kelas III Pria Akasia RSJD Sambang Lihum
Gambut”.
1. Pengertian
Konsep diri adalah semua ide, pikiran, kepercayaan, dan pendirian yang
dengan orang lain dan lingkungan, nilai-nilai yang berkaitan dengan pengalaman
Konsep diri belum ada saat lahir, dan berkembang secara bertahap
melalui kontak sosial dan pengalaman berhubungan dengan orang lain. Individu
dengan konsep diri yang positif dapat berfungsi lebih efektif yang terlihat dari
negatif dapat dilihat dari hubungan individu dan sosial yang maladaptif.
7
Adaptif Maladaptif
Menurut Stuart dan Sundeen (1998) dalam buku Nur Fajariyah (2012: 7)
respon individu terhadap konsep dirinya sepanjang rentang respon konsep diri
beraktualisasi diri.
c. Harga diri rendah adalah transisi antara respon diri adaptif dengan konsep
diri maladaptif.
Sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar yang
c. Identitas (identity)
penilaian yang merupakan sintesa dari semua aspek konsep diri sebagai
Pola sikap, prilaku, nilai, dan tujuan yang diharapkan dari seseorang
terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal mencapai keinginan,
tidak berguna, tidak berdaya, tidak ada harapan dan putus asa (Direktorat
2. Etiologi
9
balik positif, perasaan ditolak oleh orang terdekat, sejumlah kegagalan dan
faktor-faktor pribadi atau situasi seperti disfungsi sistem keluarga atau tidak
a. Faktor predisposisi
1) Biologis
2) Psikologis
3) Sosial budaya
Jadi faktor predisposisi dari gangguan konsep diri: harga diri rendah,
yaitu:
3) Individu yang kurang mengerti akan arti dan tujuan kehidupan akan
4) Penolakan orang tua, harapan yang tidak realistis, tergantung pada orang
b. Faktor presipitasi
diantaranya adalah situasi atau stressor yang dapat mempengaruhi konsep diri
penolakan dan kurang penghargaan diri dari orang tua dan orang yang berarti,
seperti:
3. Patofisiologi
interpersonal yang buruk yang mulanya merasa dirinya tidak berharga sehingga
11
merasa tidak aman berhubungan dengan orang lain, individu yang mempunyai
pada orang lain, gangguan berhubungan perasaan irritable, sikap negatif terhadap
hari dan faktor psikologis meliputi koping individu yang tidak efektif terhadap
Gangguan harga diri yang disebut dengan harga diri rendah menurut
a. Situasional
dan perasaan malu karena sesuatu terjadi (korban perkosaan, dituduh KKN,
dipenjara tiba-tiba). Pada klien yang dirawat dapat terjadi harga diri rendah
karena:
2) Harapan akan struktur, bentuk, dan fungsi tubuh tidak tercapai karena
dirawat/sakit/penyakit.
persetujuan.
b. Kronis
yaitu sebelum sakit atau dirawat klien mempunyai cara berpikir negatif.
Kejadian sakit dan dirawat akan menambah persepsi negatif terhadap dirinya.
5. Mekanisme Koping
a. Jangka pendek
konsep diri.
b. Jangka panjang
Tanda dan gejala yang dapat dikaji atau karakteristik perilaku yang
terjadi pada klien dan masalah utama harga diri rendah menurut Direktorat
h. Pembicaraan kacau.
k. Produktivitas menurun.
14
7. Penatalaksanaan
Apabila sudah didapatkan kontak mata, maka lakukan bimbingan tentang hal-hal
yang praktis. Bimbingan yang diberikan haruslah bimbingan yang baik seperti
bekerja secara sederhana di rumah atau di luar rumah. Bantu klien memperluas
Bantu untuk mengevaluasi diri, membuat rencana tujuan yang realistik, kemudian
bantu klien membuat keputusan dan mencapai tujuan. Meski klien sudah sembuh
atau boleh pulang ke rumah, metode farmakologi atau pengobatan tidak boleh
a. Farmakologi.
b. Terapi lain seperti terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi tingkah laku,
yang tujuannya adalah memperbaiki perilaku klien dengan harga diri rendah.
1. Pengkajian
a. Identitas klien
keluarga datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan oleh keluarga untuk
c. Faktor predisposisi
gangguan atau masalah konsep diri, orang tua yang kasar, membenci dan
d. Faktor presipitasi
b) tindakan operasi,
yang berarti.
e. Mekanisme koping
Reaction atau mekanisme pertahanan diri yang sering dipakai adalah fantasi,
17
isolasi, proyeksi. Dalam keadaan semakin berat dapat terjadi deviasi perilaku
2. Pohon Masalah
Perilaku kekerasan
Gambar 1.2 Pohon Masalah Harga Diri Rendah (sumber: Aris R.,
dkk, 2008)
18
3. Diagnosa Keperawatan
b. Keputusasaan.
e. Ketidakberdayaan.
4. Perencanaan
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
merupakan rumusan kemampuan klien yang perlu dicapai atau dimiliki klien.
Kemampuan ini dapat bervariasi sesuai dengan masalah dan kebutuhan klien.
Umumnya kemampuan pada tujuan khusus dapat dibagi menjadi tiga aspek
19
dapat selesai, dan kemampuan efektif yang perlu dimiliki agar klien percaya
dengan klien, keluarga, kelompok, dan kolaborasi dengan tim kesehatan jiwa
(1998:313) yaitu:
1) Psikoterapeutik
(2) Jelaskan pada klien bahwa perawat telah siap mendengarkan apa
yang dikatakannya.
klien.
kegagalan tersebut.
(3) Jelaskan pada klien bahwa yang dialami dapat menjadi pelajaran
mendatang.
dicapai.
21
mendemonstrasikan kembali.
dipilih.
2) Pendidikan kesehatan
anggota keluarga.
e) Beri informasi kepada keluarga cara merawat klien dengan harga diri
rendah, mengenai:
3) Kehidupan sehari-hari
(1) Jelaskan pada klien bahwa makan dan minum yang cukup
4) Lingkungan terapeutik
a) Lingkungan fisik
orang lain.
khusus.
b) Lingkungan sosial
klien).
5. Evaluasi
a. Apakah ancaman terhadap integritas fisik atau sistem diri pasien telah
c. Apakah sumber koping pasien sudah dikaji dan dikerahkan secara adekuat?
DAFTAR PUSTAKA