Anda di halaman 1dari 7

4.

BAHAN CETAK

 Macam-macam
Berdasarkan elastisitasnya, bahan cetak terbagi menjadi 2:
 Elastis, contoh: hidrokoloid, elastomer
1) Hidrokoloid Reversible
 Komposisi
Agar : berfungsi sebagai koloid
Boraks : untuk memperkuat gel tapi memperlambat pengerasan
gips model
Kalium sulfat : mempercepat pengerasan gel
Air : medium pendispersi
 Sifat / Karakteristik
a. Cukup cair
b. Setelah mengeras dapat melewati daerah gerong tanpa distorsi
c. Karena tidak adanya adhesi antara bahan cetak dan sendok cetak, maka
digunakan sendok cetak perforated
d. Cetakan harus segera diisi dengan bahan model untuk mencegah
terjadinya sineresis dan imbibisi.
e. Tidak beracun dan tidak merangsang
f. Waktu pengerasan agak lama, kecuali bila didinginkan secara efisien.
g. Masa simpan cukup panjang, dan sebelum penggunaan dapat disterilkan
terlebih dahulu.
 Manipulasi
a. Sediaan : dalam bentuk tube.
b. Panaskan tube dalam air mendidih selama 10 menit
c. Biarkan mendingin, baru keluarkan dari tube dan masukkan dalam
sendok cetak
d. Tekankan sendok cetak dalam mulut pasien dan biarkan mengeras
e. Pengerasan dapat dipercepat dengan cara menyemprotkan air dingin
pada sendok cetak, atau menggunakan sendok cetak yang memiliki
saluran air dingin.

2) Hidrokoloid Irreversible (Alginate)


 Komposisi
- Garam larut asam alginate, sebanyak +12%, misalnya natrium, kalium
atau ammonium alginate. Fungsinya untuk bereaksi dengan Ca2+
membentuk gel kalsium alginate (reaksi I).
- Garam kalsium yang lambat larut,sebanyak +12%, misalnya CaSO4,
2H2O. Fungsinya untuk melepaskan Ca2+ untuk bereaksi dengan
alginate.
- Trinatrium fosfat, sebanyak 2%. Fungsinya untuk bereaksi dengan Ca2+
untuk membentuk Ca3(PO4)2 (reaksi II), sehingga memperlambat
pembentukan gel/ sebagai retarder.
- Bahan pengisi (tanah diatome), sebanyak +70%. Fungsinya untuk
menambah kohesi adukan dan memperkuat gel.
- Siliko fluorida, sejumlah kecil. Fungsinya untuk memperkeras
permukaan model gips.
- Pemberi rasa dan wangi
- Indikator kimia. Fungsinya untuk merubah warna bahan cetakan sesuai
dengan perubahan pH untuk menunjukkan tahap manipulasi yang
berbeda.
 Sifat / Karakteristik
a. Cukup cair untuk mencetak detil mulut pasien
b. Cukup elastis bila ditarik keluar dari daerah gerong
c. Dapat digabung dengan gips biasa atau gips batu dengan baik
d. Tidak beracun dan tidak merangsang
e. Mudah rusak pada suhu panas dan/ atau dalam keadaan lembab
 Manipulasi
a. W/P ratio sesuai anjuran pabrik
b. Cara mengaduk harus kuat dengan menekankannya pada pinggiran
rubber bowl dengan gerakan melipat. Harus diperhatikan agar tidak ada
gelembung udara yang terperangkap. Perhatikan juga lamanya
pengadukan,biasanya sekitas 1 menit. Pengadukan dihentikan bila telah
tercapai adukan yang kental dan halus.
c. Gunakan sendok cetak dengan kaitan mekanis/ perforated. Pada waktu
bahan cetak dalam keadaan sol baru ditekankan pada rahang pasien.
d. Sebaiknya operator tidak melepaskan cetakan alginate dari mulut sampai
kira-kira 2-3 menit.
e. Cetakan dilepaskan dengan sentakan dari jaringan mulut, pelepasan yang
tiba-tiba akan menjamin sifat elastisitasnya. Arah pelepasan sedapat
mungkin sesuai dengan sumbu panjang gigi.
f. Setelah cetakan dilepas maka cetakan dicuci dengan air dingin untuk
membuang ludah dan sisa makanan yang menempel.
g. Segera mungkin isi cetakan dengan bahan model, untuk mencegah
sineresis dan imbibisi.
h. Jika tidak segera diisi, letakkan cetakan dalam tempat yang memiliki
kelembaban 100%.

Pembuatan model :

a. Model gips tidak boleh dilepaskan dahulu selama +30 menit. Hal ini
dikarenakan bahan hidrokoloid merupakan retarder bagi pengerasan
gips, sehingga permukaan gips yang berkontak dengan gel akan lebih
lambat mengeras. Bila terlalu lama dibiarkan dalam cetakan, maka
model gips yang dihasilkan permukaannya akan mengapur.
b. Bila terdapat banyak air dalam permukaan cetakan maka model gips
yang dihasilkan akan menjadi kasar.
c. Bila permukaan cetakan terlalu kering, maka gel akan menempel pada
permukaan model.

3) Elastomer
 Ada 4 macam:
- Polisulfida
Komposisi :
a. Pasta basis : polimer polisulfida dan bahan pengisi
b. Pasta Reaktor: PbO2, sulfur dan minyak
- Polieter
Komposisi :
a. Pasta basis : polieter tidak jenuh dengan gugus akhir imine, bahan
pelunak, dan bahan pengisi
b. Pasta Reaktor: sulfonat aromatis, bahan pelunak, dan bahan pengisi
anorganis.
- Silikon Kondensasi
Komposisi :
a. Pasta basis : polimer silikon dengan gugus hidroksi terminal dan
bahan pengisi
b. Pasta Reaktor: bahan pengait silang (alkoksi orto silikat) serta
aktivator.
- Silikon Tambahan
Komposisi :
a. Pasta basis : polidimethyl siloxane, silanol dan filler
b. Pasta Reaktor: polivinyl siloxane, platinum catalyst, dan filler.
 Sifat / Karakteristik
a. Hidrofobik
b. Tidak beracun dan tidak merangsang.
c. Tidak mempengaruhi kekerasan permukaan model gips
d. Menghasilkan cetakan yang sangat akurat
e. Cukup elastis & tidak mudah sobek dibandingkan alginate
 Manipulasi
a. Polisulfida dan silicon diaduk sama dengan cara mengaduk ZOE.
b. Bila pengadukan tidak homogen maka curing tidak akan merata dan
akan disertai distorsi cetakan.
c. Untuk pencetakan dapat digunakan sendok cetak perforated/ sendok
cetak pribadi.
d. Makin tipis cetakan, +2-4mm maka akan semakin baik, sehingga
diperlukan sendok cetak pribadi.

 Non Elastis, contoh: kompon, Zinc Oxide Eugenol, gips cetak, dll.
1) Kompon / Impression Compound
 Bahan cetak yang kaku & tidak elastis.
a. Tipe I
Memiliki titik leleh yang rendah, digunakan untuk: mencetak rahang
edentulous, pencetakan dengan tabung tembaga dalam pembuatan inlay,
mahkota
b. Tipe II
Tipe ini titik lelehnya tinggi. Digunakan sebagai bahan cetak untuk
membuat sendok cetak yang cukup kaku untuk mendukung bahan cetak
lainnya.
 Komposisi
Terdiri dari :
a. Campuran resin alami : misalnya shelak, lilin
b. Bahan pengisi : misalnya talk
c. Bahan pelumas : misalnya asam staerat atau stearin.
 Sifat / Karakteristik
a. penghantar suhu rendah
b. termoplastis, berubah sesuai suhu
c. kurang akurat dan kurang mengalir, sehingga tidak cukup untuk
mencetak detil yang halus dari rongga mulut.
d. mempunyai koefisien pemuaian termis yang tinggi, sehingga terjadi
pengerutan pada waktu pendinginan selama pengerasan
e. dapat digabungkan dengan bahan model
f. dapat mengalami distorsi pada saat melalui daerah gerong
g. dapat terjadi perubahan dimensi jika dibiarkan terlalu lama setelah
pencetakan
h. tidak beracun atau merangsang
i. mengeras dalam waktu yang cukup di dalam mulut.
 Manipulasi
a. Kompon dilunakkan dalam air bersuhu 55o-60oC. Jika telah agak lunak,
kompon dikeluarkan dari air dan dengan jari diremas-remas sampai
mendapatkan plastisitas yang menyeluruh.
b. Bila terlalu dingin kompon tidak dapat mencetak dengan baik, karena
tidak cukup lunak.
c. Bila kompon terlalu panas kompon akan menjadi lengket dan terjadi
pelarutan dari beberapa komponennya, sehingga akan merubah sifat
kompon, rapuh dan berbutir-butir.
d. Setelah melunak dengan baik letakkan kompon dalam sendok cetak dan
ratakan, gunakan sendok cetak yang tak berlubang. Panaskan pinggiran
sendok cetak agar kompon melekat baik.
e. untuk pencetakan dengan tabung tembaga dalam pembuatan inlay atau
mahkota, batang kompon dipanaskan dengan api.
f. setelah kompon diletakkan dalam mulut dan mengeras, keluarkan
cetakan dari rongga mulut.
g. Karena sifatnya yang dapat terjadi distorsi, maka untuk menguranginya
dapat dilakukan dengan segera mengisi cetakan tersebut dengan bahan
model, maksimal 1 jam setelah pencetakan.
h. setelah gips model mengeras, kompon dilunakkan untuk memisahkan
model dengan cetakan. Cara terbaik ialah dengan cara merendam
keseluruhan model dan cetakan dalam air panas. Setelah lunak kompon
dikupas dengan hati-hati, agar komponen model tidak pecah.

2) Zinc Oxide Eugenol (ZOE)


 Komposisi
a. Pasta I : berwarna putih, terdiri dari seng oksida dan lemak mineral/
lemak tumbuh-tumbuhan.
b. Pasta II : berwarna coklat/ merah, terdiri dari eugenol/ oil of cloves,
resin, bahan pengisi (misalnya talk, kaolin), lanolin, balsam, akselerator
(misalnya asam asetat) dan pewarna.
 Sifat / Karakteristik
a. cukup cair untuk mencetak detail
b. hampir tidak ada perubahan dimensi pada saat pengerasan
c. bahan yang telah mengeras tidak elastis
d. cetakan yang telah mengeras cukup stabil untuk disimpan dalam
laboratorium
e. dapat digabung dengan bahan model, dipisahkan dari model dengan cara
dilunakkan dalam air bersuhu 60oC
f. tidak beracun, namun eugenol dapat mengiritasi dan menimbulkan rasa
terbakar pada pasien. Pastanya melekat pada jaringan mulut, sehingga
sebelum pencetakan bibir dan pipi pasien sebaiknya dioles dulu dengan
Vaseline.
g. waktu pengerasan cukup
h. masa simpan cukup baik
 Manipulasi
a. Mixing slab terbuat dari kertas minyak
b. Keluarkan kedua macam pasta dengan panjang yang sama (atau sesuai
ketentuan pabrik), untuk rahang tidak bergigi biasanya sepanjang 10-
12cm.
c. Aduk dengan spatula yang terbuat dari tulang atau stainless steel.
d. Hentikan pengadukan setelah diperoleh warna yang merata.

3) Gypsum
 Macam
a. Plaster Cetak (Tipe 1)
Terdiri dari Plaster of Paris yang ditambahkan zat tambahan untuk
mengatur waktu pengerasan dan ekspansi pengerasan.
b. Plaster Model (Tipe 2)
Biasanya digunakan untuk diagnostic cast dan artikulasi dari stone cast,
diproduksi dalam warna putih untuk membedakan dengan Dental Stone.
c. Stone Gigi (Tipe 3)
Untuk pembuatan model dari full dan partial denture, model orthodonsi,
dll.
d. Stone Gigi Kekuatan Tinggi (Tipe 4)
Sering digunakan sebagai die stone karena cocok untuk pembuatan pola
dari malam dalam cast restoration.
e. Stone Gigi Kekuatan Tinggi Ekspansi Tinggi (Tipe 5)
Digunakan untuk memenuhi kebutuhan akan kekuatan dan ekspansi gips
yang lebih tinggi dibanding dental stone. Material ini berwarna biru atau
hijau.
f. Gypsum Sintetic
Lebih mahaldibandingkan gips alami, tetapi sifatnya sebanding atau
melebihi stone alami.
 Sifat / Karakteristik
a. Plaster sangat baik dalam mencatat detail-detail halus
b. Perubahan dimensi saat setting sangat kecil
c. Perubahan dimensi selama penyimpanan adalah kecil meskipun ada
sedikit kontraksi karena pengeringan
d. Sebelum diisi dengan model gips cetakan harus diberi bahan separasi
e. Non toksis
f. Waktu setting bisa dikontrol dengan menggunakan bahan tambahan yang
tepat.
 Manipulasi
a. Ukur perbandingan powder dan liquid menggunakan sendok takar dan
gelas ukur sesuai dengan takaran pabrik
b. Campur bubuk dan air ke dalam mangkuk karet lalu aduk selama 1 menit
(120 putaran) hingga adonan terlihat homogen, dapat dibantu dengan
meletakkan mangkuk karet yang berisi adonan pada vibrator sehingga
gelembung-gelembung udara yang terperangkap dalam adonan dapat
dieliminasi. Perhatikan working time dan setting time material gypsum.

5. MODEL RAHANG

 Model Studi
Model yang dihasilkan dari cetakan awal (preliminary impression)
Fungsi:
a. Komponen penting dalam orthodonsi
b. Titik awal dimulainya perawatan
c. Untuk kepentingan presentasi
d. Data tambahan untuk mendukung hasil pemeriksaan klinis
e. Mengetahui bentuk dan ukuran rahang, ukuran mesiodistal gigi, bentuk dan ukuran
lengkung gigi, penentuan malposisi gigi, dan adanya kelainan bentuk gigi
(malformasi).
 Model Kerja
Cetakan awal yang dihasilkan sebelum model studi, biasanya untuk dikirim ke
laboratorium.
 Model Diagnostic
Model yang dihasilkan dari cetakan kedua dengan tujuan untuk mendapatkan hasil
cetakan yang lebih detail.

Anda mungkin juga menyukai