Anda di halaman 1dari 8

1. Moayed, R. Ziaie, et al. 2008.

“Lateral Bearing Capacity of Piles in Cohesive


Soil s Based on Soil’s Failure Strength Control”. EJGE, Vol 13,Bund D.
Daya dukung izin lateral pada tiang ditentukan brdasarkan dua kriteria sebagai
berikut:
1. Daya dukung lateral didapat dengan membagi beban ultimate dengan faktor
keamanan.
2. Daya dukung lateral ditetapkan dengan defleksi lateral yang diizinkan.
Sehingga daya dukung lateral yang diiinkan adalah daya dukung dengan nilai
terendah berdasarkan kriteria diatas.
Metode yang digunakan untuk perhitungan tahanan lateral pada tiang dapat dibagi
menjadi dua kategori:
1. Metode perhitungan tahanan ultimate lateral
2. Metode perhitungan defleksi izin pada beban lateral yang bekerja

Hasil perhitungan kapasitas lateral pada lateral test di Houston University yang
dimodelkan dengan program beda hingga COM624 pada software Allpile
menunjukan hasil yang memuaskan. Hasil perhitungan kapasitas lateral Allpile
mendekati hasil perhitungan kapasitas lateral hasil lateral test . Sehingga Allpile
dapat dijadikan pemodelan untuk daya dukung lateral.
Hubbell, Inc. 2003. Helical Screw Foundation System Design Manual for New
Construction. A.B Chance Company
Program komputer seperti Allpile dan Lpile merupakan penyempurnaan dari
program COM624 (Matlock dan Reese) dan teori pendahulunya yakni Beam-
Column 28 (Matlock dan Haliburton) , dimana keduanya sudah menggunakan
konsep p-y curve, dimana tahanan tanah memiliki fungsi non-linear dari defleksi
tiang.

Phanikanth, V.S. et al. 2010 . Response off Single Pile under Lateral Load in
Cohesionless Soils. EJGE, Vol . 15 , Bund H.
Gempa bumi maupun tekanan angin merupakan salah satu contoh gaya lateral yang
diterima oleh pondasi tiang. Perhitungan daya dukung lateral dapat dianalisis
dengan beban ultimate terfaktor maupun dengan defleksi yang diizinkan dalam
suatu desain.
Abbas, Jasim M. 2008. Single Pile Simulation and Analysis Subjected to
Lateral Load. EJGE . Vol.13, Bund E
Poulus and Davis (1980), penelitian pertama tentang perilaku lateral tiang dengan
metode elemen hingga 2 dimensi pada model plainstrain.
Linear Elastic model dari pile, model ini menggunakan hokum Hooke tentang
elastisitas linear isotropic untuk memodelkan hubungan stress-strain dari material
tiang. Model ini melibatkan dua parameter kekakuan elastic yaitu Modulus Young
(E) dan poisson’s rasio (ν) .
Jumlah beban memiliki pengaruh langsung terhadap defleksi dan deformasi tiang.
Pada tahap pertama pembebanan, defleksi lateral tiang seragam dan kecil
disepanjang tiang . Ketika beban ditambahkan, defleksi menjadi tidak seragam.
Persentase dari defleksi ujung tiang lebih besar disbanding dengan defleksi di tubuh
tiang.
Tiang dengan bentuk persegi memiliki ketahanan terhadap beban lateral yang besar
disbanding dengan bentuk lingkaran, disebabkan oleh tingginya kontak area
permukaan dengan tiang dan tanah sekitar dan tahanan bending (bending
resistance)
Kok, S.T and Huat, Bujang B.K. 2008. Numerical Modeling of Laterally
Loaded Piles. American Journal of Applied Sciences 5 (10): 1403-1408. ISSN
1546-9239
Analisis dengan metode elemen hingga membrikan pemodelan yang baik untuk
single pile dengan beban lateral. Dengan model dua dimensi, single-pile
dimodelkan sebagai plate (dinding panjang), Shear flow dari tanah sepanjang tiang
cenderung diabaikan, oleh karena itu momen yang bekerja disepanjang tiang
diabaikan.
Pemodelan elemen hingga dengan plaxis 2D versi 8 telah dilakukan oleh Poulos
dan Chen pada tahun 1996 dengan memodelkan single pile dekat dengan galian.

Pemodelan tiang dengan beban lateral menggunakan plane-strain sebagai model


dua dimensi. 15 nodel triangle memberikan interpolasi keempat untuk displacement
dan integrasi numerik yang melibatkan 12 gauss point. Tiang dimodelkan sebagai
elemen Plate yang tersusun dari elemen beam (line eleme) dengan tiga derajat
kebebasan pertitik. Pada pemodelan tanah digunakan 15 node element, tetapi pada
pemodelan digunakan 5 node beam elemen berdasarkan dari Teori Mindlin’s Beam.
Untuk model tanah yang digunakan adalah Mohr-Coulomb dan Plastic untuk
material tiang itu sendiri.

Elfaaz,Mohamad Fadjar dan Hamdan, Indra Noer. 2016. Analisis Daya


Dukung Lateral fondasi Tiang Tunggal menggunakan metode elemen Hingga.
Jurnal Online Institut Teknologi Nasional. Vol 2
Defleksi lateral maksimum terjadi di lapisan tanah permukaan
Pada kondisi kepala tiang terjepit, peningkatan daya dukung lateral akibat
pertambahan ukuran penampang lebih kecil dibandingkan pada kondisi kepala
tiang bebas.
Plaxis (2011) Material models manual 202 pp. tersedia pada :
http://www.plaxis.nl/files/files/2D2011-3-Material-Models.pdf, (akses
12/02/2018)
Rafa S. et al. 2016. Cyclic lateral response of piles in dry sand:Effect of pile
slenderness. National Center for Studies and Integrated Researches of
Building “CNERIB”.
Pada analisis elemen hingga 2D plane-strain tidak memungkinkan untuk
memodelkan tiang secara 3 dimensi. Dengan demikian propertis aktual tiang yakni
“smeared” pada arah plain-strain disesuaikan dengan equivalent properties tiang
permeter panjang. Untuk mengefektifkan model tiang 3D menjadi 2D plane-strain,
D.Ong(Ong et al, 2008) menyarankan untuk membagi kekakuan axial (EA) dan
flexural (EI) tiang dengan tigakali diameter ii (Ong D.E.L (2008). Benchmarking
of FEM technique involving deep excavation, pile sol interaction and embament
construction, proceeding of 12th international conference of International
Association for Computer and Advances in Geomechaniccs (IACMAG), Goa,
India (pp 154-162)

Kekakuan Axial : (EpAp/3d)


Kekakuan Flexural : (EpIp/3d)

Pemodelan numerik pada plaxis 2D untuk tiang dengan beban lateral menggunakan
model Plane-Strain. Tiang diasumsikan menjadi linear-elastic sedangkan model
material untuk tanah menggunakan model Hardening Soil Small (HSS). HSS model
diimplementasikan pada plaxis sebagai kemajuan dari Hardening Soil (HS) yang
memperhitungkan kekakuan non linear Small-Strain dan bahkan model ini dapat
digunakan pada beban siklik. Tanah dimodelkan dengan 15 node triangular. Elemen
interface telah ditambhkan pada model interaksi antara tanah dengan tiang, dimana
menjelaskan tentang model elastic-plastic dimana kriteria Coulomb digunakan.
Parameter yang digunkaan adalah

Untuk menjadikan model 2D memiliki efektifitas terhadap model aktualnya (3D)


maka efek Smear pada tiang akan diekuivalensikan dengan 3 kali diameter pada
parameter kekauannya.

Pemodelan Lateral pada Plaxis2D dengan plain strain model menghasilkan nilai
yang relevan dengan data yang diukur dari dynamic lateral loading test pada tiang
tunggal.

Ong, D.E.L., Leung, C.F., and Chow, Y.K. 2007. Effect of Horizontal limiting
soil pressures on pile behavior. 16th South-East Asian Geotechnical Conference
(SEAGC), Kuala Lumpur, Malaysia,427-437.
Dengan mengasumsikan semua parameter r,h,w dan b dengan angka 1 , kontak area
pada silinder (2. Phi . r.h) dan rectangular wall (2.h.w) masing masing adlah 2phi
dan 2.ini menunjukan bahwa kontak area dari silinder 3 dimensi lebih besar dari
phi (=3.14) dari pada rectangular wall 2 dimensi. Angka ini sangat penting pada
kasus single pile yang mewakili panjangnya pengaruh yang diterima pada single
pile. Konsep ini beranalogi pada teori 3 diameter untuk jarak pada grup tiang.
Naveen. B.P, Sitharam, T.G, Vishruth,S. 2012. “Numerical Simulation of
Laterally Loaded Piles”, International Confeerence on Ground Improvement
and Ground control, Wollongong,Australia.
Pemodelan plaxis 2d yang ppt teaa
ASTM D3966-07, 2011. Standard Test Methods for Deep Foundaions Under
Lateral Load. ASTM International. United States.
Test lapangan mempunyai hubungan yang sangat realistis dengan beban lateral
yang diterapkan pada pondasi tiang dan dapat menyimpulkan perpindahan lateral.
Hasil test juga dapat memuat informasi distribusi dari tahanan lateral disepanjang
tiang dan keadaan jangka panjang terhadap perilaku beban dan defleksi (p-y).
Khelifi, zakia., Berga, Abdelmadjid., Terfaya,Nazihe. 2011. Modeling the
Behavior of Axially and Laterally Loaded Pile with a Contact Model.
Khelifi et.al melakukan penelitian terhadap single pile dengan beban lateral,
penelitian dilakukan dengan melakukan pemodelan metode elemen hingga
menggunakan plaxis 2D. Pemodelan dilakukan dengan model plain-strain dengan
6 node triangular elemen pada semua elemen tanah dan pile. model tanah yang
digunakan adalah Mohr-Coulomb.

Sluis, J.J.M. et al. (2012) Validation of Embedded Pile Row in Plaxis 2D. plaxis
bulletin. Autumn Issue 2013. (dapat diakses pada www.plaxis.nl) (diakses
pada 16 februari 2018)
Pada pemodelan sebelumnya, elemen plates dan node to node anchors dipakai
untuk memodelkan tiang pada Plaxis2D. kedua metode tersebut memiliki beberapa
keuntungan dan kekurangan jika dibandingkan satu sama lainnya;
a. Elemen plat
Elemen plat pada plaxis2D memiliki properties untuk pile, properties akan
dikonversi per unit lebar memanjang. Pada elemen plate, untuk
menyesuaikan interaksi tanah dengan tiang maka digunakanlah Elemen
interface. Elemen interface berguna untuk memisahkan jaring - jaring tanah
(soil mesh), untuk menghasilkan iteraksi yang kecil antara kedua sisi tiang.
Oleh sebab itu pengunaan elemen plat terbatas pada kecilnya jarak spasi
out-of-plane (Lspacing) yang dibandingkan diameter tiang (Deq)
e.q Lspacing/Deq < 2 to 3
b. Elemen node to node anchor
Jika menggunakan elemen node to node anchor, jaring- jaring tanah (soil
mesh) akan berada disepanjang model secara kontinyu dan pemodelan ini
tidak memiliki interaksi dengan tanah. Sehingga tanah dapat mengalir bebas
dari pile. Kenyataannya selalu ada interaksi diantaranya. Bahkan, elemen
node to node anchor tidak memiliki properties untuk arah lateral, dimana
pemodelan ini hanya digunakan untuk gaya – gaya aksial pada tiang saja.
pemodelan pile foot dibutuhkan untuk menahan gaya axial pada tanah,
menyebabkan jaring – jarring (mesh) akan bergantung dari hasil yang
dikeluarkan.
Kristianto, Angga, dkk. 2017. “Analisis Defleksi Lateral Tiang Tunggal Free-
End Pile Pada Tanah Kohesif”.e-jurnal Matriks Teknik Sipil-juni 2017.
yang test lateral
Sluis, J.J.M. et al . 2014 . “Modelling of pile in a 2D plane strain FE analysis”.
Numerical Methods in geotechnical Engineering.Taylor & Francis
Group: London.
Metode embedded pile row sekarang daopat diterapkan pada plaxis2D. metode
ini mengambil keuntungan dari elemen plat dan elemen node to node anchor.
Model ini memiliki properties untuk tiang seperti elemen plates dan memiliki
jaring jaring (mesh) yang kontinyu seperti elemen node to node anchor. Tiang
akan dimodelkan supermposed pada mesh, out-of-plane interface yang khusus
dikembangkan untuk menghubungkan beam dengan titik tanah sesuai dengan
pile-soil interaction.
Parameter yang digunakan:
Einput = E. A/ heq . Lspacing
Gamaiput = gama . A/ Lspacing
Heq = akar( 12.I/A
Dimana:
E = Modulus elastisitas (kN/m2)
A = Luas penampang (m2)
Lspacing = Jarak Spasi (m)
γ = Berat jenis beton (kN/m3)
I = momen inersia (m4)

Interface properties

Dimana:
Rs = Kekakuan axial
Rn = Kekakuan Lateral
Kf = kekakuan dasar pile
ISF = Kekakuan interface
Gsoil = Shear modulus (kN/m2)
r = jari – jari tiang

Raddatz, Dennis and Taiba, Oscar . 2016. “Modelling of a lateral load test on
pile using simplified and numerical methods”. Journal of the South African
Institution of Civil Engineering. Vol 58 No 3, September 2016, pages 13-20,
paper 1195.
Untuk memodelkan tiang pada plaxis2D digunakan model plain strain yang
menggunakan elemen dengan 15 nodes untuk menghasilkan analisis yang lebih
presisi. Walaupun bentuk geometri tiang akan lebih baik dimodelkan dengan model
axisymmetric, untuk kasus beban lateral pemodelan axisymmetric tidak dapat
digunakan. Karena pada model axisymmetric tidak memungkinkan adanya beban
yang bekerja secara radial.
Menyatakan analisis defleksi lateral dengan menggunakan software element hingga
(plaxis2D) mendapatkan hasil yang cukup dekat antara perpindahan vs kedalaman,
terutama pada beban yang kecil – sedang. Hasil yang baik ditunjukan software pada
kondisi displacement berada pada kepala tiang pada semua pembebanan.
Nasrulloh, dkk. 2017. “Analisis Defleksi Lateral Tiang Tunggal Pada Tanah
Kohesif”. e-jurnal Matriks Teknik Sipil – Maret 2017. UNESA.
Pada penelitiannya didapat perbandingan nilai defleksi dengan metode p-y curve
(COM624) menddekati nilai defleksi dari lateral test dibandingkan dengan hasil
analisis metode Reese & Matlock (1960).

Anda mungkin juga menyukai