Di Susun Oleh :
Nim : 131494013
Semester : IV (Empat)
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, karunia, dan bimbingan-Nya dalam penyusunan makalah
“Kebijakan Kode Etik Profesi IT”. Penyusun menyadari bahwa tanpa penyertaan-
Nya, makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik.
Makalah Kebijakan Kode Etik Profesi IT”. ini ditulis untuk disusun sebagai
tugas mata kuliah Kebijakan Kode Etik Profesi IT”. Makalah ini tidak hanya sebuah
Tugas semata, melainkan dapat memberi banyak manfaat bagi pennyusun dan pembaca.
Makalah ini membahas mengenai materi hak cipta dan lisensi software.
Penyusun berharap Makalah ini dapat memberi banyak manfaat bagi pembaca.
Penyusun menyadari bahwa Makalah Kebijakan Kode Etik Profesi IT”. ini masih
jauh dari sempurna, Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun
harapkan.
Daftar isi
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
A. Sistematika penulisan
B. Rumusan masalah
C. Maksud dan Tujuan
D. Latar Belakang
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
B. Saran
Daftar Pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai bidang khususnya bidang teknologi
informasi. Kode etik sangat dibutuhkan dalam bidang IT karena kode etik tersebut
dapat menentukan apa yang baik dan yang tidak baik serta apakah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh IT-er itu dapat dikatakan bertanggung jawab atau tidak. Pada jaman
sekarang banyak sekali orang di bidang IT menyalahgunakan profesinya untuk
merugikan orang lain, contohnya hacker yang sering mencuri uang, password leat
komputer dengan menggunakan keahlian mereka. Contoh seperti itu harus dijatuhi
hukuman yang berlaku sesuai dengan kode etik yang telah disepakati. Dan banyak pula
tindakan kejahatan dilakukan di internet selain hacker yaitu cracker, dll. Oleh sebab itu
kode etik bagi pengguna internet sangat dibutuhkan pada jaman sekarang ini.
. Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah
dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih
memperjelas,mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna
walaupun sebenarnya norma-norma terebut sudah tersirat dalam etika profesi. Tujuan
utama dari kode etik adalah memberi pelayanan khusus dalam masyarakat tanpa
mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan demikian kode etik profesi
adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci
tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan
apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional.
D. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pembaca dalam mempelajari dan mengetahui isi makalah ini,
penulis memberikan uraian singkat mengenai gambaran pada masing – masing bab
melalui sistematika penulisan yaitu :
Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan,
rumusan masalah, dan sistematika penulisan.
Bab II Pembahasan
Pada bab ini penulis membahas tentang Pekerjaan Atau Profesi Di Bidang IT Secara
Umum, Hukum Atau Prinsip – Prinsip Terkait, Pelanggaran Kode Etik, Kasus - kasus
Pada bab ini berisikan kesimpulan-kesimpulan dan saran dari masalah yang dibahas
pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang diajukan guna perbaikan selanjutnya.
BAB II
PEMBAHASAN
Saat ini ada banyak aneka profesi di bidang Teknologi Informasi atau TI.
Perkembangan dunia TI telah melahirkan bidang baru yang tidak terlepas dari tujuan
utamanya yaitu untuk semakin memudahkan manusia dalam melakukan segala aktifitas.
Munculnya bidang TI yang baru juga memunculkan profesi di bidang TI yang semakin
menjurus sesuai dengan keahlian masing-masing. Secara umum, pekerjaan di bidang
teknologi informasi setidaknya dapat dikelompokkan sesuai bidangnya, misalnya.
Kelompok pertama, adalah mereka yang bergelut di dunia perangkat lunak (software),
baik mereka yang merancang sistem operasi, database maupun sistem aplikasi.
Sistem analis, merupakan orang yang bertugas menganalisa system yang akan
diimplementasikan, mulai dari menganalisa system yang ada, kelebihan dan
kekurangannya, sampai studi kelayakan dan desain system yang akan
dikembangkan
Programmer, merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan
system analis, yaitu membuat program (baik aplikasi maupun system operasi)
sesuai system yang dianalisa
sebelumnya.
Kelompok kedua, adalah mereka yang bergelut di bidang perangkat keras (hardware).
Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti :
Technical engineer, sering juga disebut teknisi, yaitu orang yang berkecimpung
dalam bidang teknik, baik pemeliharaan maupun perbaikan perangkat system
computer.
Networking engineer, adalah orang yang berkecimpung dalam bidang teknis
jaringan komputer dari maintenance sampai troubleshooting-nya.
Kelompok ketiga, adalah mereka yang berkecimpung dalam operasional system
informasi.
1. Seberapa jauh ketentuan - ketentuan pidana yang berlaku perlu dirubah atau di
perbaharui.
Undang-
Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) resmidisahkan di D
PR-RI pada Selasa 25 Maret 2008. UU tersebut masih
belum menggunakan penomoran karena masih menunggu UU dari
Sekretariat Negara.
1. Unauthorized Access.
Terjadi ketika seseorang memasuki atau menyusup ke dalam suatu system jaringan
computer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik system
jaringan computer yang dimasukinya.
Probing dan Port Scanning merupakan contoh dari kejahatan ini.
Aktivitas “Port scanning” atau “probing” dilakukan untuk melihat servis-servis apa saja
yang tersedia di server target.
2. Illegal Contents
Merupakan kejahatan yang dilakukan dengan memasukkan data atau informasi ke
internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar
hokum atau mengganggu ketertiban umum.
4. Data Forgery
Kejahatan jenis ini bertujuan untuk memalsukan data pada dokumen-dokumen penting
yang ada di Internet.
7. Carding
Merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit milik orang
lain dan digunakan dalam transaksi perdagangan di internet.
10. Hijacking
Merupakan kejahatan melakukan pembajakan hasil karya orang lain. Yang paling
sering terjadi adalah Software Piracy (pembajakan perangkat lunak)
D. CONTOH KASUS
Hal ini terungkap dalam dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum di sidang
perdananya, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2011). “Sebagian tanda
tangan yang ada di blangko formulir transfer tersebut adalah tandatangan nasabah,” ujar
Jaksa Penuntut Umum, Tatang sutar Malinda antara lain memalsukan tanda tangan
Rohli bin Pateni. Pemalsuan tanda tangan dilakukan sebanyak enam kali dalam formulir
transfer Citibank bernomor AM 93712 dengan nilai transaksi transfer sebesar 150.000
dollar AS pada 31 Agustus 2010. Pemalsuan juga dilakukan pada formulir bernomor
AN 106244 yang dikirim ke PT Eksklusif Jaya Perkasa senilai Rp 99 juta. Dalam
transaksi ini, Malinda menulis kolom pesan, “Pembayaran Bapak Rohli untuk interior”.
Pemalsuan lainnya pada formulir bernomor AN 86515 pada 23 Desember 2010 dengan
nama penerima PT Abadi Agung Utama.
“Penerima Bank Artha Graha sebesar Rp 50 juta dan kolom pesan ditulis DP untuk
pembelian unit 3 lantai 33 combine unit,” baca jaksa. Masih dengan nama dan tanda
tangan palsu Rohli, Malinda mengirimkan uang senilai Rp 250 juta dengan formulir AN
86514 ke PT Samudera Asia Nasional pada 27 Desember 2010 dan AN 61489 dengan
nilai uang yang sama pada 26 Januari 2011.
Demikian pula dengan pemalsuan pada formulir AN 134280 dalam pengiriman uang
kepada seseorang bernama Rocky Deany C Umbas sebanyak Rp 50 juta pada 28
Januari 2011 untuk membayar pemasangan CCTV milik Rohli.
Adapun tanda tangan palsu atas nama korban N Susetyo Sutadji dilakukan lima kali,
yakni pada formulir Citibank bernomor No AJ 79016, AM 123339, AM 123330, AM
123340, dan AN 110601. Secara berurutan, Malinda mengirimkan dana sebesar Rp 2
miliar kepada PT Sarwahita Global Management, Rp 361 juta ke PT Yafriro
International, Rp 700 juta ke seseorang bernama Leonard Tambunan. Dua transaksi
lainnya senilai Rp 500 juta dan 150 juta dikirim ke seseorang bernamVigor AW
Yoshuara.
“Hal ini sesuai dengan keterangan saksi Rohli bin Pateni dan N Susetyo Sutadji serta
saksi Surjati T Budiman serta sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan laboratoris
Kriminalistik Bareskrim Polri,” jelas Jaksa. Pengiriman dana dan pemalsuan tanda
tangan ini sama sekali tak disadari oleh kedua nasabah tersebut.
Analisa:
contoh kasus yang saya ambil yaitu tentang pemalsuan tanda tangan nasabah yang
dilakukan oleh melinda dimana Dalam kasus ini malinda melakukan banyak pemalsuan
tanda tangan yang tidak diketahui oleh nasabah tersebut. Dalam kasus ini ada salah satu
prinsip-prinsip yang telah dilanggar yaitu prinsip Tanggung jawab profesi, karena ia
tidak melakukan pertimbangan professional dalam semua kegiatan yang dia
lakukan,disini melinda juga melanggar prinsip Integritas, karena tidak memelihara dan
meningkatkan kepercayaan nasabah.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan sebelumnya maka dapat di simpulkan bahwa kode etik profesi
merupakan pedoman mutu moral profesi si dalam masyarakat yang di atur sesuai
dengan profesi masing-masing. Hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan cita-cita
di terima oleh profesi itu sendiri serta menjadi tumpuan harapan untuk di laksanakan
dengan tekun dan konsekuen. Kode etik tidak akan efektif kalau di drop begitu saja dari
atas yaitu instansi pemerintah karena tidak akan di jiwai oleh cita-cita dan nilai hidup
dalam kalangan profesi itu sendiri.
B. Saran
Agar dapat memahami dan memperoleh pengetahuan baru maka usaha yang dapat di
lakukan adalah :
http://mahrus.wordpress.com/2008/02/04/penyebab-pelanggaran-kode-etik-profesi-
it diakses hari selasa jam 18.00
http://aldoerianda.wordpress.com/2009/05/10/pentingnya-kode-etik-profesi/ diakses
hari selasa jam 18.07
http://mahrus.wordpress.com/2008/02/04/penebab-pelanggaran -kode-etik-profesi-it
diakses hari rabu jam 09.10