Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Kebijakan Kode Etik Profesi IT

Di Susun Oleh :

Nama : Abdul Haji Bakir

Nim : 131494013

Prodi : Teknik Informatika

Semester : IV (Empat)

POLITEKNIK NEGERI AMBON PDD MASOHI


TAHUN AKADEMIK
2015/2016
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, karunia, dan bimbingan-Nya dalam penyusunan makalah
“Kebijakan Kode Etik Profesi IT”. Penyusun menyadari bahwa tanpa penyertaan-
Nya, makalah ini tidak akan terselesaikan dengan baik.

Makalah Kebijakan Kode Etik Profesi IT”. ini ditulis untuk disusun sebagai
tugas mata kuliah Kebijakan Kode Etik Profesi IT”. Makalah ini tidak hanya sebuah
Tugas semata, melainkan dapat memberi banyak manfaat bagi pennyusun dan pembaca.

Makalah ini membahas mengenai materi hak cipta dan lisensi software.
Penyusun berharap Makalah ini dapat memberi banyak manfaat bagi pembaca.
Penyusun menyadari bahwa Makalah Kebijakan Kode Etik Profesi IT”. ini masih
jauh dari sempurna, Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat penyusun
harapkan.
Daftar isi

Kata Pengantar

Daftar Isi

BAB I PENDAHULUAN

A. Sistematika penulisan
B. Rumusan masalah
C. Maksud dan Tujuan
D. Latar Belakang

BAB II PEMBAHASAN

A. Pekerjaan Atau Profesi Di Bidang IT Secara Umum


B. Hukum Atau Prinsip – Prinsip Terkait
C. Pelanggaran Kode Etik
D. Contoh Kasus

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Etika profesi sangatlah dibutuhkan dalam berbagai bidang khususnya bidang teknologi
informasi. Kode etik sangat dibutuhkan dalam bidang IT karena kode etik tersebut
dapat menentukan apa yang baik dan yang tidak baik serta apakah suatu kegiatan yang
dilakukan oleh IT-er itu dapat dikatakan bertanggung jawab atau tidak. Pada jaman
sekarang banyak sekali orang di bidang IT menyalahgunakan profesinya untuk
merugikan orang lain, contohnya hacker yang sering mencuri uang, password leat
komputer dengan menggunakan keahlian mereka. Contoh seperti itu harus dijatuhi
hukuman yang berlaku sesuai dengan kode etik yang telah disepakati. Dan banyak pula
tindakan kejahatan dilakukan di internet selain hacker yaitu cracker, dll. Oleh sebab itu
kode etik bagi pengguna internet sangat dibutuhkan pada jaman sekarang ini.

. Kode etik profesi merupakan lanjutan dari norma-norma yang lebih umum yang telah
dibahas dan dirumuskan dalam etika profesi. Kode etik ini lebih
memperjelas,mempertegas dan merinci norma-norma ke bentuk yang lebih sempurna
walaupun sebenarnya norma-norma terebut sudah tersirat dalam etika profesi. Tujuan
utama dari kode etik adalah memberi pelayanan khusus dalam masyarakat tanpa
mementingkan kepentingan pribadi atau kelompok. Dengan demikian kode etik profesi
adalah sistem norma atau aturan yang ditulis secara jelas dan tegas serta terperinci
tentang apa yang baik dan tidak baik, apa yang benar dan apa yang salah dan perbuatan
apa yang harus dilakukan dan tidak boleh dilakukan oleh seorang profesional.

B. Maksud dan Tujuan

Maksud dari penulisan makalah ini adalah :

1. Penulis ingin mengembangkan ilmu yang didapat selama kuliah Politeknik


Negeri Ambon PDD Masohi
2. Untuk mengetahui sejauh mana penulis mendalami ilmu yang diperoleh dan
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan dari penulisan makalah ini adalah :

1. Sebagai wawasan pengetahuan perkembangan kode etik professional di bidang


TI
2. Memberikan pengetahuan baru bagi pembaca, khususnya bagi penulis tentang
pentingnya kode etik profesi di bidang TI
3. Berbagi informasi baru tentang pentingnya kode etik profesi di bidang TI
C. Rumusan Masalah

Makalah ini merumuskan tentang :

1. Pekerjaan Atau Profesi Di Bidang IT Secara Umum


2. Hukum Atau Prinsip – Prinsip Terkait
3. Pelanggaran Kode Etik
4. Kasus - kasus

D. Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembaca dalam mempelajari dan mengetahui isi makalah ini,
penulis memberikan uraian singkat mengenai gambaran pada masing – masing bab
melalui sistematika penulisan yaitu :

Bab I Pendahuluan

Dalam bab ini penulis menguraikan tentang latar belakang, maksud dan tujuan,
rumusan masalah, dan sistematika penulisan.

Bab II Pembahasan

Pada bab ini penulis membahas tentang Pekerjaan Atau Profesi Di Bidang IT Secara
Umum, Hukum Atau Prinsip – Prinsip Terkait, Pelanggaran Kode Etik, Kasus - kasus

Bab III Penutup

Pada bab ini berisikan kesimpulan-kesimpulan dan saran dari masalah yang dibahas
pada bab-bab sebelumnya serta saran-saran yang diajukan guna perbaikan selanjutnya.
BAB II

PEMBAHASAN

A. PEKERJAAN ATAU PROFESI DI BIDANG IT SECARA UMUM

Saat ini ada banyak aneka profesi di bidang Teknologi Informasi atau TI.
Perkembangan dunia TI telah melahirkan bidang baru yang tidak terlepas dari tujuan
utamanya yaitu untuk semakin memudahkan manusia dalam melakukan segala aktifitas.
Munculnya bidang TI yang baru juga memunculkan profesi di bidang TI yang semakin
menjurus sesuai dengan keahlian masing-masing. Secara umum, pekerjaan di bidang
teknologi informasi setidaknya dapat dikelompokkan sesuai bidangnya, misalnya.

Kelompok pertama, adalah mereka yang bergelut di dunia perangkat lunak (software),
baik mereka yang merancang sistem operasi, database maupun sistem aplikasi.

Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti :

 Sistem analis, merupakan orang yang bertugas menganalisa system yang akan
diimplementasikan, mulai dari menganalisa system yang ada, kelebihan dan
kekurangannya, sampai studi kelayakan dan desain system yang akan
dikembangkan
 Programmer, merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan rancangan
system analis, yaitu membuat program (baik aplikasi maupun system operasi)
sesuai system yang dianalisa
sebelumnya.

 Web designer, merupakan orang yang melakukan kegiatan perencanaan,


termasuk studi kelayakan, analisis dan desain terhadap suatu proyek pembuatan
aplikasi berbasis web.
 Web programmer, merupakan orang yang bertugas mengimplementasikan
rancangan web designer, yaitu membuat program berbasis web sesuai desain
yang telah dirancang sebelumnya.

Kelompok kedua, adalah mereka yang bergelut di bidang perangkat keras (hardware).
Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti :

 Technical engineer, sering juga disebut teknisi, yaitu orang yang berkecimpung
dalam bidang teknik, baik pemeliharaan maupun perbaikan perangkat system
computer.
 Networking engineer, adalah orang yang berkecimpung dalam bidang teknis
jaringan komputer dari maintenance sampai troubleshooting-nya.
Kelompok ketiga, adalah mereka yang berkecimpung dalam operasional system
informasi.

Pada lingkungan kelompok ini, terdapat pekerjaan-pekerjaan seperti :

 EDP Operator, adalah orang yang bertugas mengoperasikan program-program


yang berhubungan dengan electronic data processing dalam lingkungan sebuah
perusahaan atau organisasi
lainnya.

 System administrator, merupakan orang yang bertugas melakukan administrasi


terhadap system, memiliki kewenangan menggunakan hak akses terhadap
system, serta hal-hal lain yang berhubungan dengan peraturan operasional
sebuah system.

B. HUKUM ATAU PRINSIP – PRINSIP TERKAIT

 Mulder mengemukakan bahwa kebijakan hukum pidana ialah garis kebijakan


untuk menentukan :

1. Seberapa jauh ketentuan - ketentuan pidana yang berlaku perlu dirubah atau di
perbaharui.

2. Apa yang dapat diperbuat untuk mencegah terjadinya tindak pidana.


3. Bagaimana cara penyelidikan, penuntutan, peradilan dan pelaksanaan pidana harus
dilaksanakan.

 Undang-
Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) resmidisahkan di D
PR-RI pada Selasa 25 Maret 2008. UU tersebut masih
belum menggunakan penomoran karena masih menunggu UU dari
Sekretariat Negara.

 UU ITE merupakan UU Cyber pertama yang akan diberlakukan di Indones


ia.Undang-
undang tersebut diharapkan akan menjadi dasar penegakan hukum untuk tra
nsaksi online di wilayah Indonesia meski dilakukan di dunia maya. Salah s
atu pasal UU tersebut di Bab VIItentang Perbuatan Yang Dilarang, Pas
al 31 ayat (1) dan (2) menyebutkan, “mereka yang secara sengaja dan
tanpa hak melakukan penyadapan atas informasi dan/atau dokumen elektronik
pada komputer atau alat elektronik milik orang lain akan dikenakan hukuman
berupa penjara dan/atau denda.”
 Perbuatan terlarang tersebut akan mendapatkan sanksi yang diatur di dalam Bab
XI tentang Ketentuan Pidana Pasal 47 yang berbunyi:

Setiap Orang yang memenuhi unsur sebagaimana


dimaksud dalam Pasal 31 ayat (1) atau ayat (2)
dipidana dengan pidana penjara paling lama 10
(sepuluh) tahun dan/atau denda paling
banyak Rp800.000.000,00 (delapan ratus juta
rupiah).

C. PELANGGARAN KODE ETIK

1. Unauthorized Access.
Terjadi ketika seseorang memasuki atau menyusup ke dalam suatu system jaringan
computer secara tidak sah, tanpa izin atau tanpa sepengetahuan dari pemilik system
jaringan computer yang dimasukinya.
Probing dan Port Scanning merupakan contoh dari kejahatan ini.
Aktivitas “Port scanning” atau “probing” dilakukan untuk melihat servis-servis apa saja
yang tersedia di server target.

2. Illegal Contents
Merupakan kejahatan yang dilakukan dengan memasukkan data atau informasi ke
internet tentang sesuatu hal yang tidak benar, tidak etis, dan dapat dianggap melanggar
hokum atau mengganggu ketertiban umum.

3. Penyebaran Virus Secara Sengaja


Penyebaran virus umumnya dilakukan dengan menggunakan email. Seringkali orang
yang system emailnya terkena virus tidak menyadari hal ini. Virus ini kemudian
dikirimkan ke tempat lain melalui emailnya.
Contoh kasus : Virus Mellisa, I Love You, dan Sircam.

4. Data Forgery
Kejahatan jenis ini bertujuan untuk memalsukan data pada dokumen-dokumen penting
yang ada di Internet.

5. Cyber Espionage, Sabotage and Extortion


Merupakan kejahatan yang memanfaatkan jaringan internet untuk melakukan kegiatan
mata-mata terhadap pihak lain dengan memasuki system jaringan computer pihak
sasaran.
Selanjutnya, sabotage and extortion merupakan jenis kejahatan yang dilakukan dengan
membuat gangguan, perusakan atau penghancuran terhadap suatu data, program
computer atau system jaringan computer yang terhubung dengan internet.
6. Cyberstalking
Dilakukan untuk mengganggu atau melecehkan seseorang dengan memanfaatkan
computer, misalnya menggunakan e-mail dan dilakukan berulang-ulang.
Kejahatan tersebut menyerupai terror yang ditujukan kepada seseorang dengan
memanfaatkan media internet.

7. Carding
Merupakan kejahatan yang dilakukan untuk mencuri nomor kartu kredit milik orang
lain dan digunakan dalam transaksi perdagangan di internet.

8. Hacking dan Cracking


Istilah hacker biasanya mengacu pada seseorang yang mempunyai minat besar untuk
mempelajari system computer secara detail dan bagaimana meningkatkan
kapabilitasnya.
Besarnya minat yang dimiliki seorang hacker dapat mendorongnya untuk memiliki
kemampuan penguasaan system di atas rata-rata pengguna. Jadi, hacker memiliki
konotasi yang netral.
Aktivitas cracking di internet memiliki lingkungan yang sangat luas, mulai dari
pembajakan account milik orang lain, pembajakan situs web, probing, menyebarkan
virus, hingga pelumpuhan target sasaran.

9. Cybersquatting and Typosquatting


Merupakan kejahatan yang dilakukan dengan mendaftarkan domain nama perusahaan
orang lain dan kemudian berusaha menjualnya kepada perusahaan tersebut dengan
harga yang lebih mahal.
Typosquatting adalah kejahatan dengan membuat domain yang mirip dengan nama
domain orang lain.

10. Hijacking
Merupakan kejahatan melakukan pembajakan hasil karya orang lain. Yang paling
sering terjadi adalah Software Piracy (pembajakan perangkat lunak)

11. Cyber Terorism


Suatu tindakan xybercrime termasuk cyber terorism jika mengancam pemerintah atau
warganegara, termasuk cracking ke situs pemerintah atau militer.

D. CONTOH KASUS

Malinda Palsukan Tanda Tangan Nasabah

JAKARTA, KOMPAS.com – Terdakwa kasus pembobolan dana Citibank, Malinda


Dee binti Siswowiratmo (49), diketahui memindahkan dana beberapa nasabahnya
dengan cara memalsukan tanda tangan mereka di formulir transfer.

Hal ini terungkap dalam dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut Umum di sidang
perdananya, di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Selasa (8/11/2011). “Sebagian tanda
tangan yang ada di blangko formulir transfer tersebut adalah tandatangan nasabah,” ujar
Jaksa Penuntut Umum, Tatang sutar Malinda antara lain memalsukan tanda tangan
Rohli bin Pateni. Pemalsuan tanda tangan dilakukan sebanyak enam kali dalam formulir
transfer Citibank bernomor AM 93712 dengan nilai transaksi transfer sebesar 150.000
dollar AS pada 31 Agustus 2010. Pemalsuan juga dilakukan pada formulir bernomor
AN 106244 yang dikirim ke PT Eksklusif Jaya Perkasa senilai Rp 99 juta. Dalam
transaksi ini, Malinda menulis kolom pesan, “Pembayaran Bapak Rohli untuk interior”.
Pemalsuan lainnya pada formulir bernomor AN 86515 pada 23 Desember 2010 dengan
nama penerima PT Abadi Agung Utama.

“Penerima Bank Artha Graha sebesar Rp 50 juta dan kolom pesan ditulis DP untuk
pembelian unit 3 lantai 33 combine unit,” baca jaksa. Masih dengan nama dan tanda
tangan palsu Rohli, Malinda mengirimkan uang senilai Rp 250 juta dengan formulir AN
86514 ke PT Samudera Asia Nasional pada 27 Desember 2010 dan AN 61489 dengan
nilai uang yang sama pada 26 Januari 2011.
Demikian pula dengan pemalsuan pada formulir AN 134280 dalam pengiriman uang
kepada seseorang bernama Rocky Deany C Umbas sebanyak Rp 50 juta pada 28
Januari 2011 untuk membayar pemasangan CCTV milik Rohli.
Adapun tanda tangan palsu atas nama korban N Susetyo Sutadji dilakukan lima kali,
yakni pada formulir Citibank bernomor No AJ 79016, AM 123339, AM 123330, AM
123340, dan AN 110601. Secara berurutan, Malinda mengirimkan dana sebesar Rp 2
miliar kepada PT Sarwahita Global Management, Rp 361 juta ke PT Yafriro
International, Rp 700 juta ke seseorang bernama Leonard Tambunan. Dua transaksi
lainnya senilai Rp 500 juta dan 150 juta dikirim ke seseorang bernamVigor AW
Yoshuara.

“Hal ini sesuai dengan keterangan saksi Rohli bin Pateni dan N Susetyo Sutadji serta
saksi Surjati T Budiman serta sesuai dengan Berita Acara Pemeriksaan laboratoris
Kriminalistik Bareskrim Polri,” jelas Jaksa. Pengiriman dana dan pemalsuan tanda
tangan ini sama sekali tak disadari oleh kedua nasabah tersebut.

Analisa:

contoh kasus yang saya ambil yaitu tentang pemalsuan tanda tangan nasabah yang
dilakukan oleh melinda dimana Dalam kasus ini malinda melakukan banyak pemalsuan
tanda tangan yang tidak diketahui oleh nasabah tersebut. Dalam kasus ini ada salah satu
prinsip-prinsip yang telah dilanggar yaitu prinsip Tanggung jawab profesi, karena ia
tidak melakukan pertimbangan professional dalam semua kegiatan yang dia
lakukan,disini melinda juga melanggar prinsip Integritas, karena tidak memelihara dan
meningkatkan kepercayaan nasabah.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari pembahasan sebelumnya maka dapat di simpulkan bahwa kode etik profesi
merupakan pedoman mutu moral profesi si dalam masyarakat yang di atur sesuai
dengan profesi masing-masing. Hanya kode etik yang berisikan nilai-nilai dan cita-cita
di terima oleh profesi itu sendiri serta menjadi tumpuan harapan untuk di laksanakan
dengan tekun dan konsekuen. Kode etik tidak akan efektif kalau di drop begitu saja dari
atas yaitu instansi pemerintah karena tidak akan di jiwai oleh cita-cita dan nilai hidup
dalam kalangan profesi itu sendiri.

B. Saran

Agar dapat memahami dan memperoleh pengetahuan baru maka usaha yang dapat di
lakukan adalah :

1. Memperbanyak pemahaman terhadap kode etik profesi


2. Mengaplikasikan keahlian sebagai tambahan ilmu dalam praktek pendidikan
yang di jalani.
3. Pembahasan makalah ini menjadikan individu yang tahu akan pentingnya kode
etik profesi.
DAFTAR PUSTAKA

http://mahrus.wordpress.com/2008/02/04/penyebab-pelanggaran-kode-etik-profesi-
it diakses hari selasa jam 18.00

http://aldoerianda.wordpress.com/2009/05/10/pentingnya-kode-etik-profesi/ diakses
hari selasa jam 18.07

www.mikroskil.ac.id/-erwin/etika%20profesi/03.ppt diakses hari rabu jam 09.05

http://mahrus.wordpress.com/2008/02/04/penebab-pelanggaran -kode-etik-profesi-it
diakses hari rabu jam 09.10

Anda mungkin juga menyukai