BAB I
PENDAHULUAN
I.2. TUJUAN
a. Tujuan umum
Untuk mengetahui fisiologi jantung dalam hal potensial aksi pada otot
jantung.
b. Tujuan khusus
Untuk mengetahui segala hal tentang potensial aksi pada otot jantung.
Mulai dari definisi, anatomi, fisiologi, dan pemeriksaan penunjang.
I.3. MANFAAT
Menambah wawasan dan keilmuan untuk penulis serta membantu
pembaca untuk memahami tentang Potensial Aksi Pada Otot Jantung.
2
BAB II
PEMBAHASAN
II.1. PENGERTIAN
Potensial aksi adalah perubahan potensial membran yang berlangsung
singkat, cepat, dan besar (100 Mv) saat potensial sebenarnya berbalik,
sehingga bagian dalam sel peka rangsang secara sesaat menjadi lebih positif
daripada bagian luar. (Sherwood Lauralee, 2009)
Otot jantung merupakan otot yang mempunyai keistimewaan yaitu
bentuknya lurik tetapi bekerja seperti otot polos yaitu di luar kesadaraan atau
di luar perintah otak. (Kardar Adhyzal, 2010)
Jadi, potensial aksi pada otot jantung adalah potensial aksi yang
mempunyai kemampuan merangsang daerah sekitar sel membran untuk
mencapai nilai ambang yang timbul pada otot jantung.
3. Retikulum Sarkoplasmik
Sarkoplasma mengandung sejumlah besar retikulum endoplasmik yang
disebut retikulum sarkoplasmik. Di dalam serat otot, retikulum sarkoplasmik
berada di sekitar miofibril, yaitu melingkup miofibril. Retikulum
sarkoplasmik ini mempunyai fungsi yang sangat penting untuk mengontol
keadaan kontraksi otot. Semakin tinggi kecepatan kontraksi yang diperlukan
suatu otot, semakin banyak pula jumlah retikulum sarkoplasmik di dalam
serat otot tersebut. Namun, retikulum sarkoplasmik otot jantung tidak
seekstensif dan sebanyak retikulum sarkoplasmik pada otot rangka.
Gambar 3.1. Potensial aksi yang ritmik yang berasal dari suatu serabut
Purkinye dan dari suatu serabut otot ventrikel. (Guyton, 2003)
Paling sedikit ada dua perbedaan utama antara sifat membran otot
jantung dengan membran otot rangka dalam hal potensial aksi yang
berlangsung lebih lama dan adanya keadaan plateau pada otot jantung.
(Guyton, 1993)
Pertama, potensial aksi pada otot rangka hampir seluruhnya
ditimbulkan oleh adanya pembukaan yang tiba-tiba dari saluran cepat untuk
natrium yang menyebabkan sebagian besar ion-ion natrium masuk ke dalam
serabut otot rangka. Saluran ini disebut sebagai saluran “cepat” karena
saluran ini tetap terbuka hanya selama sekian seper sepuluh ribu detik dan
tiba-tiba akan menutup. Pada akhir proses penutupan ini, terjadilah proses
repolarisasi, dan potensial aksi yang terjadi ditimbulkan oleh pembukaan dua
macam saluran yakni:
- Saluran cepat untuk natrium yang mirip dengan yang terdapat pada
otot rangka
- Semua saluran-saluran yang lain yang disebut sebagai saluran lambat
untuk kalsium-natrium
6
Saluran yang ke dua ini berbeda dengan saluran cepat untuk natrium karena
lebih lambat terbukanya, tapi yang lebih penting lagi ialah saluran ini tetap
membuka selama sekian per puluh detik. Selama waktu ini sebagian besar ion
kalium dan ion natrium tetap mengalir melalui saluran ini masuk ke bagian
dalam serabut otot jantung, dan hal ini akan mempertahankan periode
depolarisasi dalam waktu yang panjang. Jadi hal inilah yang menyebabkan
terjadinya plateau pada potensial aksi. Lebih lanjut, ion kalsium yang
memasuki otot selama terjadinya potensial aksi memainkan peran yang
penting guna membantu membangkitkan proses kontraksi otot, dimana hal ini
merupakan perbedaan antara otot jantung dan otot rangka. (Guyton, 2003)
Perbedaan fungsional utama yang ke dua antara otot jantung dan otot
rangka, yang membantu menerangkan mengenai potensial aksi yang
memanjang dan adanya plateau ialah segera sesudah awal timbulnya
potensial aksi, permeabilitas membran otot jantung untuk kalium menurun
sebanyak kira-kira 5 kali, ini merupakan suatu efek yang tidak terjadi pada
otot skelet. Penurunan permeabilitas terhadap kalium ini mungkin disebabkan
oleh karena terlalu banyaknya memasukkan kalsium melalui saluran kalsium.
Tapi dengan tanpa memperhatikan penyebabnya, penurunan permeabilitas
terhadap kalium akan sangat menurunkan pengeluaran ion kalium selama
terjadinya tahap plateau pada potensial aksi dan oleh karena itulah periode
refrakter potensial aksi dini dapat dihindari. Bila saluran lambat untuk
kalsium-natrium tertutup pada akhir dari 0,2 sampai 0,3 detik dan
pemasukkan ion-ion kalsium dan ion-ion natrium berhenti, selanjutnya
permeabilitas membran untuk kalium akan meningkat dengan sangat cepat
sekali, dan hilangnya ion kalium yang cepat dari serabut akan mengembalikan
potensial membran ke keadaan istirahat, sehingga potensial aksi berakhir.
(Guyton, 2003)
Gambar 3.2. Kontraksi otot jantung, dalam gambar ini tampak lamanya
periode refrakter dan periode refrakter relatif, pengaruh dari kontraksi
prematur dini, dan pengaruh dari kontraksi prematur lanjut. (Guyton, 2003)
Gambar 2.3. Potensial aksi di kontraktil otot jantung. (Sherwood Lauralee, 2009)
10
sesuai umur pasien. Treadmill test dapat diberhentikan jika pasien mengalami
nyeri dada, lemas, nafas pendek.
Target Heart Rate = 220 – umur x 80 – 90%
Dengan SD = 10 – 12 x/menit.
14
BAB III
KESIMPULAN
IV.1. KESIMPULAN
Potensial aksi yang berlangsung lebih lama ditimbulkan oleh
pembukaan dua kanal, kanal cepat natrium dan kanal kalsium-natrium (kanal
lambat kalsium). Ketika kanal lambat kalsium terbuka, sebagian besar ion
kalsium dan ion natrium mengalir dan masuk ke serabut otot jantung,
sehingga terjadi depolarisasi, lebih lanjut, ion kalsium yang berasal dari
retikulum sarkoplasmik intrasel yang masuk selama fase pendataran
membangkitkan proses kontraksi otot. Segera sesudah potensial aksi timbul,
permeabilitas membran otot jantung terhadap ion kalium menurun, sehingga
menurunkan pengeluaran ion kalium selama terjadinya pendataran potensial
aksi. Bila kanal lambat kalsium-natrium tertutup, permeabilitas membran
untuk kalium akan meningkat dan terjadi pengeluaran dari serabut sehingga
terjadilah istirahat (repolarisasi).
15
DAFTAR PUSTAKA