Anda di halaman 1dari 82

BAB II

GAMBARAN UMUM RSUD TIDAR MAGELANG

A. PROFIL RSUD TIDAR KOTA MAGELANG

1. SEJARAH

RSUD Tidar Kota Magelang terletak pada jalur yang sangat strategis yaitu

dikelilingi oleh Wilayah Kabupaten Magelang dan terletak di jalur persimpangan

yang menghubungkan tiga kota besar yaitu Semarang, Yogyakarta dan Purworejo.

RSUD Tidar Kota Magelang semula adalah milik Yayasan Zending pada masa

Kolonial Belanda (Zendingziekenhuis), yang kemudian diresmikan menjadi Rumah

Sakit Umum pada tanggal 25 Mei 1932, dipimpin oleh dr. G.J. Dreckmeiers. Pada

masa pendudukan jepang di Indonesia, RSUD Tidar Kota Magelang diambil alih oleh

Pemerintah Jepang selama 1 tahun, dan sesudah Proklamasi Kemerdekaan R.I.

(Th.1945), RSUD Tidar Kota Magelang menjadi milik Pemerintah Kotapraja

Magelang.

Pada tahun 1983 menjadi Rumah Sakit type C, dan pada tanggal 30 Januari 1995

meningkat kelasnya menjadi Rumah Sakit Type B non pendidikan berdasarkan SK

Menkes No.108/Menkes/SK/I/1995.

Dalam perkembangannya, RSUD Tidar Kota Magelang pernah menjadi Rumah

Sakit Umum Daerah Swadana, dan pada saat ini menjadi RSUD dengan – Pola

Pengelolaan Keuangan (PPK) BLUD sejak 31 Desember 2008 berdasarkan Surat

Keputusan Walikota Magelang No. 445/39/112/ Tahun 2008. Dari sisi organisasi,

sampai saat ini sudah mengalami pergantian direktur sebanyak 14 kali dan saat ini

direktur RSUD Tidar Kota Magelang dijabat oleh dr. Sri Harso, M.Kes, Sp.S.
Sejalan dengan perkembangan rumah sakit dan tuntutan masyarakat akan

pelayanan kesehatan, maka sarana dan prasarana gedung, sumber daya manusia dan

fasilitas peralatan kodokteran untuk menunjang operasional rumah sakit terus

diupayakan ditambah agar dapat memenuhi standar pelayanan yang dipersyaratkan.

Dari sisi mutu pelayanan RSUD Tidar Kota Magelang telah lulus akreditasi 16

pelayanan tingkat lengkap sejak tanggal 6 Maret 2012.

 Visi, Misi dan Motto

Visi, Misi dan Motto RSUD Tidar Kota Magelang tertuang dalam Surat Keputusan

Direktur RSUD Tidar Kota Magelang tanggal 25 Oktober 2010 Nomor 1723 / 05.011

/ 700 / 2010.

 VISI

Visi RSUD Tidar Kota Magelang : “ Terwujudnya rumah sakit yang unggul,

profesional, beretika, dan berkeadilan”.

1. Unggul, bahwa dalam perspektif regional, Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Kota

Magelang kedepan akan mampu menjadi rumah sakit yang unggul di wilayah Jawa

Tengah.

2. Profesional, bahwa penyelenggaraan dan pengelolaan rumah sakit dilakukan oleh

tenaga kesehatan, penunjang medik, dan tenaga administrasi yang memiliki

kompetensi, memahami etika profesi, dan bersikap profesional serta mematuhi kode

etik rumah sakit.

3. Beretika, bahwa dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan dan rujukan kepada

pelanggan/pasien dilaksanakan sesuai etika rumah sakit yang meliputi etika

administrasi dan etika biomedis sedangkan dalam melaksanakan fungsi bisnis yang
mengandung nilai ekonomi, tidak meninggalkan dan mengabaikan misi sosial yang

diembannya.

4. Berkeadilan, bahwa penyelenggaraan rumah sakit mampu memberikan pelayanan

kepada masyarakat tanpa membedakan golongan baik secara individu maupun

kelompok dengan biaya yang terjangkau dan tetap memperhatikan mutu pelayanan.

 MISI

Misi RSUD Tidar Kota Magelang adalah sebagai berikut.

1. Memberikan pelayanan kesehatan dan rujukan secara profesional, bermutu,

terjangkau, dan adil kepada segala lapisan masyarakat.

2. Mengembangkan dan meningkatkan kompetensi sumber daya manusia rumah sakit.

3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan secara memadai

dan berkesinambungan.

4. Menyelenggarakan pengelolaan rumah sakit secara akuntabel.

5. Menciptakan lingkungan kerja yang sehat, suasana kerja yang nyaman dan harmonis.

6. Melaksanakan pendidikan dan penelitian di bidang kesehatan. Untuk mencapai visi

dan misi tersebut maka nilai – nilai yang dianut oleh RSUD Tidar Kota Magelang

adalah sebagai berikut :

1. Transparansi

Setiap kebijakan, program, dan kegiatan atau tindakan baik dalam manajemen,

pelayanan medik maupun pelayanan umum dilaksanakan secara transparan dengan

alasan yang rasional dan di informasikan kepada mereka yang berhak mendapatkan

informasi tersebut sesuai dengan kewenangan yang dimiliki.

2. Bebas korupsi, Kolusi dan Nepotisme

Setiap kebijakan, program dan kegiatan atau tindakan maupun kerjasama dibuat secara

adil dengan mempertimbangkan kepentingan masyarakat dan institusi rumah sakit dan
bukan untuk kepentingan individu atau kepentingan kelompok tertentu yang

dampaknya merugikan masyarakat.

3. Pelayanan Prima

Setiap kebijakan, program dan kegiatan atau tindakan baik dalam manajemen,

pelayanan medik maupun pelayanan umum dilakukan dengan tujuan memberikan

pelayanan yang bermutu, memenuhi standar dan kepuasan pelanggan.

 MOTTO

Motto RSUD Tidar Kota Magelang adalah “ Mitra Menuju Sehat “

2. FASILITAS PELAYANAN

Fasilitas pelayanan di RSUD Tidar Kota Magelang sudah meliputi

fasilitas rawat inap, rawat jalan, penunjang, dan administrasi. Fasilitas – fasilitas

tersebut digunakan untuk mendukung pelayanan kepada pasien. Secara rinci fasilitas

– fasilitas yang ada di RSUD Tidar Kota Magelang adalah sebagai berikut :

1. Fasilitas pelayanan rawat jalan

Pelayanan rawat jalan terdiri atas poliklinik spesialis penyakit dalam, Bedah Umum,

Bedah Orthopedi, Anak, Kebidanan dan Kandungan, Syaraf, THT, Mata, Gigi,

Kesehatan Jiwa ( Psikiatri ), serta Poliklinik Anggrek ( Poli Klinik VIP ).

2. Fasilitas pelayanan rawat inap

Pelayanan rawat inap terdiri atas 10 bangsal perawatan yaitu Bangsal Aster dan

Anyelir untuk unit umum, Bangsal B dan Bangsal F untuk penyakit bedah, Bangsal C

dan Bangsal G untuk penyakit dalam, Bangsal D untuk penyakit anak, Bangsal E untuk

penyakit dalam dan syaraf, Bangsal Perinatal dan Bangsal Kebidanan dan Kandungan.

Untuk Bangsal C, setelah dilakukan pembongkaran dan pembangunan sejak bulan

Agustus 2011 maka mulai bulan November 2012 sudah dioperasionalkan kembali
untuk melayani pasien kelas I unit umum. Pelayanan rawat inap terbagi atas kelas

perawatan VIP, utama, kelas I, kelas II, dan kelas III.

3. Fasilitas pelayanan rawat intensif

Pelayanan rawat intensif didukung oleh tenaga yang terampil untuk pasien – pasien

yang memerlukan penanganan intensif. Pada bulan Agustus 2011 dilakukan

pembangunan gedung pelayanan rawat intensif untuk meningkatkan pelayanan pasien

rawat intensif dan mulai bulan November 2012 gedung baru sudah dioperasionalkan.

4. Fasilitas pelayanan penunjang

Fasilitas pelayanan penunjang meliputi Radiologi, Laboratorium Klinik, Laboratorium

Patologi Anatomi, Hemodealisa, Rehabilitasi Medik dan Akupuntur.

5. Fasilitas pelayanan gawat darurat

Merupakan pelayanan gawat darurat yang melayani 24 jam bagi masyarakat yang

membutuhkan, dan dilayani oleh tenaga – tenaga yang terampil serta sudah

mendapatkan pelatihan di bidang PPGD (Penanggulangan Pasien Gawat Darurat) baik

dokter maupun paramedis.

6. Fasilitas pelayanan farmasi

Melayani pelayanan obat selama 24 jam baik pasien umum, askes sosial (PNS)

maupun peserta jamkesmas yang berobat di RSUD Tidar Kota Magelang.

7. Fasilitas pelayanan gizi rumah sakit

Pelayanan yang ada disamping melayani kebutuhan gizi rumah sakit juga melayani

konsultasi gizi bagi pasien rawat jalan maupun rawat inap.

8. Fasilitas pelayanan ambulance

Pelayanan mobil ambulance ada 2 buah untuk pasien yang membutuhkan transportasi

dan 1 buah mobil jenazah.


9. Fasilitas peralatan medik rumah saikit

Fasilitas peralatan medik rumah sakit pada tahun 2012 sejumlah 765 buah. Rincian

peralatan medik rumah sakit dapat dilihat pada Lampiran.

10. Pelayanan administrasi

Pelayanan administrasi Visum et Repertum , Asuransi Jasa Raharja dan lain – lain.

Dari fasilitas – fasilitas kesehatan yang ada di rumah sakit di RSUD Tidar Kota

Magelang, yang menjadi pelayanan unggulan pada tahun 2012 adalah :

1. Pelayanan bedah dengan fasilitas : Laparoskopi, Arthoskopi, Arthopaedi ( Total

kneeneplacement ), AMP ( Austic Move Phrotesis ).

2. Rawat Jalan dengan fasilitas : EEG Elektro Enchepalograph, Threadmil, Poliklinik

VIP, Hemodialisa.

3. Rontgen dengan fasilitas CT Scan, Panaromic.

3. STRUKTUR ORGANISASI RUMAH SAKIT

Berdasarkan keputusan Walikota Magelang No.15 Tahun 2001 tentang tugas

pokok dan fungsi badan pelayanan kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Kota

Magelang, masing – masing jabatan struktural di Rumah Sakit Umum Daerah Tidar

Magelang mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

Struktur organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Kota Magelang (terlampir).

1. Jabatan Kepala Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Kota Magelang.

Mempunyai tugas pokok sebagai berikut :

a. Kebijakan teknis operasional tertulis Kepala RSUD Tidar Kota Magelang.

b. Program kerja Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Kota Magelang.

c. Rencana jangka panjang, menengah, dan pendek sebagai peningkatan mutu pelayanan

RSUD Tidar Kota Magelang.


d. Menetapkan DRK Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Kota Magelang.

e. Pedoman kerja Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Kota Magelang.

f. Laporan kerja berkala kepada Walikota tentang situasi, kondisi, dan perkembangan

Rumah Sakit Umum Daerah Tidar Kota Magelang.

g. Koordinasi dengan DKK Kota Magelang yang bersifat tukar program dan membantu

program dibidang pelayanan Kota Magelang.

2. Jabatan sekretariat

Bagian sekretariat adalah bagian struktural yang mempunyai tugas membantu

merumuskan kebijakan Kepala Rumah Sakit dan mengawasi pelaksanaan kegiatan sub

bagian Umum dan Rumah Tangga, Kepegawaian, Diklat, dan Pelatihan hubungan

masyarakat serta hukum.

3. Jabatan Kepala Sub Bagian Umum dan Rumah Tangga

Melaksanakan kegiatan tata usaha dan sekretariat Rumah Sakit, serta mengkoordinir

kegiatan – kegiatan rumah tangga, keamanan, pemulasaran jenazah, administrasi

kantor dan semua unit kerja.

4. Jabatan Kepala Sub Bagian Kepegawaian

Bagian kepegawaian melakukan inventarisasi tugas, analisa jabatan, job descrition,

dan kebutuhan pegawai. Kredensial pegawai untuk menduduki jabatan dan layanan

umum kepegawaian di lingkup Rumah Sakit dengan skala prioritas, asas tepat waktu

dan tepat guna.

5. Jabatan Kepala Sub Bagian Diklat dan Penelitian

Melaksanakan pengembangan Rumah sakit sebagai tempat pendidikan dan pelatihan

bagi pegawai Rumah sakit sebagai salah satu usaha untuk meningkatkan SDM, serta
mengembangkan Rumah Sakit sebagai tempat penelitian bagi pegawai atau peneliti

lainnya.

6. Jabatan Kepala Sub Bagian Hukum dan Humas

Menyelenggarakan pengkajian masalah hukum, kesehatan, dan menyelenggarakan

kehumasan sebagai usaha Rumah Sakit untuk membina hubungan yang harmonis

dengan masyarakat.

7. Jabatan Kepala Sub Bagian Pelayanan Medik

Pada bidang pelayanan medik adalah bagian struktural yang mempunyai tugas

membantu Kepala Rumah Sakit merumuskan kebijaksanaan dan mengawasi

pelaksanaan pelayanan pada sub bagian perawatan, UGD, IBS, sanitasi Rumah Sakit,

dan pengendalian infeksi Nosokomial.

8. Jabatan Kepala Bidang Penunjang Medik

Bidang penunjang medik adalah bagian struktural yang mempunyai tugas membantu

Kepala Rumah Sakit merumuskan kebijakan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan dan

pelayanan pada sub bagian pelayanan Radiologi, Patologi, Gizi dan pelayanan

Farmasi.

9. Jabatan Kepala Bidang Program dan Informasi

Kepala bagian program dan informasi bertugas membantu Kepala Rumah Sakit

merumuskan kebijaksanaan dan mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan pada sub

bagian rekam medik dan penyusunan program perencanaan dan evaluasi pusat

informasi terpadu.
10. Jabatan Kepala Bidang Keuangan

Bagian keuangan merupakan bagian struktural yang bertugas membantu Kepala

Rumah Sakit merumuskan kebijaksanaan dan pengawasan pelaksanaan kegiatan

pelayanan pada sub bagian anggaran belanja rutin, analisis, infestasi anggaran,

pengawasan dan verifikasi keuangan.

4. INSTALASI PEMELIHARAAN SARANA RUMAH SAKIT

1. Pengertian

Instalasi Pemeliharaan Sarana Dan Prasarana Rumah Sakit (IPSRS) RSUD

Tidar Kota Magelang adalah suatu Unit kerja yang merupakan unsur pelaksana

dalam organisasi Rumah Sakit yang bertugas melaksanakan : penyediaan,

pengelolaan, pemeliharaan dan perbaikan terhadap sarana, prasarana dan peralatan

serta kendaraan rumah sakit.

2. Organisasi

Tugas Pokok, Fungsi dan Tata Kerja IPSRS Rumah Sakit Umum Daerah

Tidar Kota Magelang, bahwa IPSRS berada dibawah koordinasi Seksi Penunjang

Medik :

a. Tugas Pokok IPSRS

IPSRS mempunyai tugas pokok menyelenggarakan kegiatan pemeliharaan

dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan Rumah Sakit serta perencanaan dan

penelitian penggantian sarana prasarana Rumah Sakit sebelum habis masa pakai

dengan memanfaatkan sumber daya yang ada secara efektif dan efisien.

b. Lingkup Kerja IPSRS


1) Merencanaan kebutuhan pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan

rumah sakit.

2) Melakukan pemeliharaan dan perbaikan sarana, prasarana dan peralatan rumah sakit.

3) Menyediakan dan mengelola tenaga listrik, gas medis dan kendaraan rumah sakit.

c. Struktur Organisasi

Struktur Organisasi IPSRS RSUD Tidar Kota Magelang disajikan dalam

Gambar 1.1 berikut ini:

Direktur RSUD Tidar Wakil Direktur Instalasi Sarana dan


Kota Magelang Pelayanan Prasarana Rumah Sakit

Gambar 1.1 Struktur Organisasi Instalasi Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit

Uraian Tugas

1) Kepala IPSRS

Kepala IPSRS mempunyai tugas memimpin, merencanakan, mengawasi dan

mengkoordinasi tugas-tugas IPSRS sebagaimana peraturan yang berlaku. Dalam

melaksanakan tugas-tugasnya, Kepala IPSRS dibantu oleh 4 (empat) orang

koordinator.

2) Koordinator Administrasi Teknik.

Sebagai seorang pelaksana di bidang administrasi teknik, Koordinator

Administrasi Teknik bertugas membantu Kepala IPSRS dalam menyelenggarakan


kegiatan peng-administrasian, penyusunan program dan pelaporan serta meng-

koordinasikan petugas piket jaga 24 jam.

3) Koordinator Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit.

Sebagai Seorang Pelaksana di bidang Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit,

Koordinator Pemeliharaan Sarana Rumah Sakit bertugas membantu Kepala IPSRS

dalam menyelenggarakan kegiatan pengumpulan data, perencanaan, pemeliharaan,

perbaikan, evaluasi dan pelaporan di bidang sarana rumah sakit meliputi ; bangunan

gedung, selasar, dan pagar termasuk halaman serta pertukangan kayu dan peralatan

mebelair.

4) Koordinator Pemeliharaan Prasarana Rumah Sakit.

Sebagai Seorang Pelaksana di bidang Pemeliharaan Prasarana Rumah Sakit,

Koordinator Pemeliharaan Prasarana Rumah Sakit bertugas membantu Kepala IPSRS

dalam menyelenggarakan kegiatan perencanaan, pemeliharaan, perbaikan, evaluasi

dan pelaporan dibidang prasarana dan pengelolaan kendaraan rumah sakit yang

meliputi : Penyediaan sumber daya listrik ( PLN / Genset), Instalasi listik, penerangan,

perbengkelan las, Mesin Pemanas/Pendingin, penyediaan Gas Medis dan penyediaan

Kendaraan Rumah Sakit (Ambulance dan Operasional).

5) Koordinator Pemeliharaan Peralatan Rumah Sakit

Sebagai seorang pelaksana dibidang pemeliharaan Peralatan Rumah Sakit,

Koordinator Pemeliharaan Peralatan Rumah Sakit bertugas membantu Kepala IPSRS

dalam menyelenggarakan perencanaan, pemeliharaan, perbaikan, evaluasi dan

pelaporan dibidang peralatan rumah sakit, yang meliputi : Peralatan Kedokteran,

Peralatan Listrik Rumah Tangga, dan Peralatan Komunikasi Audio Visual.


3. Tata Laksana Pekerjaan

Dalam Melaksanakan Tugasnya, IPSRS Menetapkan Mekanisme pelayanan

sebagai berikut :

a. Mekanisme 1 :

Pada Mekanisme ini, Petugas IPSRS mempunyai kemampuan untuk

melaksanakan pekerjaan tanpa harus mengganti suku cadang atau bantuan pihak lain,

pelayanan ini adalah merupakan bentuk pelayanan cepat IPSRS.

b. Mekanisme 2 :

Apabila Mekanisme-1 mengalami hambatan dan atau memerlu-kan

pertimbangan yang lebih besar, atau membutuhkan suku cadang, maka dibutuhkan

peran serta Kepala IPSRS.

c. Mekanisme 3 :

Mekanisme ini dilaksanakan apabila :

1) Memerlukan suku cadang yang harganya relatif mahal dan susah dicari.

2) Memerlukan bantuan pihak ke-3.


BAB III

SARANA PENCAPAIAN DAN PEMBAHASAN

3.1. SARANA PENCAPAIAN

NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Dental unit
Merk / Tipe G-natus
No Seri -
Ruangan Poli gigi
Waktu Selasa 23 jenuari 2018
Keluhan Tersumbat pada hand plese
Analisa Kerusakan Pada hand plese tempat keluaran airnya tidak mau keluar
yang keluar hanya udara,
1
Tindakan membersihkan karatan pada hand plese dikarenakan
Perbaikan karatan itu lah yang membuat hand plese itu tersumabat
dan tidak bisa mengeluarkan air dengan stabil, kenapa bisa
karatan, dikarenakan dokter dan perawat di poli gigi tidak
menggunakan aqua des sebagai sumber air yang mengalir
pada hand plese tersebut.
Hasil

NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Pasien monitor
Merk / Tipe Argus SLM
No Seri -
Ruangan Lima lantai
2 Waktu Rabu 24 jenuari 2018
Keluhan -
Analisa Kerusakan -
Tindakan Instalasi alat
Perbaikan
Hasil

NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat ECG
Merk / Tipe philips
No Seri -
Ruangan IGD
Waktu Sabtu 27 jenuari 2018

3 Keluhan Tampilan tidak tampil di layar


Analisa Kerusakan Tidak ada kerusakan
Tindakan Membersikana elektroda kemudian mencoba alat tersebut
Perbaikan ke pantom
Hasil

NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat ECG
Merk / Tipe FUKUDA DENSHI
No Seri -
Ruangan IGD
Waktu Sabtu 27 jenuari 2018

4 Keluhan Saat di prin hasil tidak keluar


Analisa Kerusakan Kabel power tidak terpasang dengan baik
Tindakan Membersihkan elektroda kemudian memasangkan kabel
Perbaikan power dengan benar
Hasil

NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Kompresol
Merk / Tipe -
5 No Seri -
Ruangan Poli gigi
Waktu Senen 29 jenuari 2018
Keluhan Air ngk mau keluar
Analisa Kerusakan Bocor
Tindakan Ganti selang baru
Perbaikan
Hasil

NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Scaler
Merk / Tipe plezo
No Seri -
Ruangan Poli gigi
Waktu Selasa 30 jenuari 2018

6 Keluhan Airnya tidak keluar


Analisa Kerusakan Selang bocor
Tindakan Ganti selang baru
Perbaikan
Hasil

NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Vasculuminator
Merk / Tipe De Koningh
No Seri -
Ruangan Alamanda
Waktu Jum’at 2 februari 2018
Keluhan -
7 Analisa Kerusakan -
Tindakan -
Perbaikan

Hasil
NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat CTG
Merk / Tipe Mediam type fmso fetel monitor
No Seri -
Ruangan -
Waktu Sabtu 03 febuari 2018

8 Keluhan Tidak bisa neprin


Analisa Kerusakan Habis batrai
Tindakan Cas alat sampai batrai penuh
Perbaikan
Hasil

NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Flow metter
Merk / Tipe -
No Seri -
Ruangan Gedung lima lantai
Waktu Senin 05 febuari 2018

9 Keluhan -
Analisa Kerusakan -
Tindakan Pemasangan pada gedung lima lantai
Perbaikan
Hasil

NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Projektor mata
Merk / Tipe unicose
No Seri -
10 Ruangan Poli mata
Waktu Kamis 08 febuari 2018
Keluhan Mati
Analisa Kerusakan Lampu pada projector mati
Tindakan Menganti lampu pada projector mata lama dengan lampu
Perbaikan projector yang baru
Hasil

NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Tensimeter air raksa
Merk / Tipe Riester
No Seri -
Ruangan IPSRS
Waktu Senin 12 febuari 2018
Keluhan Rusak
11
Analisa Kerusakan Palef pada tensi rusak
Tindakan Mengganti palef lama pada tensimeter dengan yang baru
Perbaikan kemudian mengurangi air raksa yang ada didalam
tensimetter tersebut
Hasil

NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Tensimeter air raksa
Merk / Tipe Riester
No Seri -
Ruangan IPSRS
Waktu Senin 12 febuari 2018
Keluhan Rusak
Analisa Kerusakan Palef pada tensi rusak
11
Tindakan Mengganti palef lama pada tensimeter dengan yang baru
Perbaikan kemudian mengurangi air raksa yang ada didalam
tensimetter tersebut

Hasil
NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat USG
Merk / Tipe TOSIBA
No Seri -
Ruangan RADIOLOGI
Waktu Senin 12 febuari 2018
Keluhan Mouse tidak berfungsi
12
Analisa Kerusakan Sensor tidak terhubung
Tindakan Membuka terlebih dahulu mouse pada mesin USG
Perbaikan tersebut kemudian menghubungkan kembali sensor yang
menggerakan mouse tersebut,
Hasil

NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Tensimeter air raksa
Merk / Tipe Riester
No Seri -
Ruangan IPSRS
Waktu Selasa 13 febuari 2018
Keluhan Rusak
13
Analisa Kerusakan Air raksa tidak mau naik
Tindakan Menganti palef pada tensimeter tersebut kemudian
Perbaikan memasang tutup pada tensimeter tersebut agar air raksa
mau keluar.
Hasil

NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat neopuff
Merk / Tipe NEOPUFF
14 No Seri -
Ruangan PICU
Waktu Rabu 14 febuari 2018
Keluhan Oksigen tidak keluar
Analisa Kerusakan -
Tindakan Salah cara pengoprasian pada alat
Perbaikan
Hasil

NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Syring pump
Merk / Tipe Terumo
No Seri -
Ruangan IPSRS
Waktu Selasa 19 febuari 2018

16 Keluhan Timer tidak sesuai


Analisa Kerusakan Setting ulang
Tindakan Mensetting ulang alat
Perbaikan
Hasil

NO SPESIFIKASI ALAT
Nama Alat Tensimeter air raksa
Merk / Tipe Riester
No Seri -
Ruangan IPSRS
Waktu Senin 12 febuari 2018
Keluhan Rusak
11
Analisa Kerusakan Palef pada tensi rusak
Tindakan Mengganti palef lama pada tensimeter dengan yang baru
Perbaikan kemudian mengurangi air raksa yang ada didalam
tensimetter tersebut
Hasil
3.2. PEMBAHASAN
A. Peralatan Life Support
a. Pasien Monitor

Pengertian Pasien Monitor adalah suatu alat yang digunakan untuk memonitor
vital sign pasien, berupa detak jantung, nadi, tekanan darah, temperatur bentuk pulsa
jantung secara terus menerus.

a. Parameter Pasien Manusia


Pasien monitor adalah suatu alat yang difungsikan untuk memonitor kondisi
fisiologis pasien. Dimana proses monitoring tersebut dilakukan secara real-time,
sehingga dapat diketahui kondisi fisiologis pasien pada saat itu juga.
Didalam istilah pasien monitor kita mengetahui beberapa parameter yang diperiksa,
parameter itu antara lain adalah:
1. ECG adalah pemeriksaan aktivitas kelistrikan jantung, dalam pemeriksaan ECG
ini juga termasuk pemeriksaan “Heart Rate” atau detak jantung pasien dalam
satu menit.
2. Respirasi adalah pemeriksaan irama nafas pasien dalam satu menit
3. Saturasi darah / SpO2, adalah kadar oksigen yang ada dalam darah.
4. Tensi / NIBP (Non Invasive Blood Pressure) / Pemeriksaan tekanan darah.
5. Temperature, suhu tubuh pasien yang diperiksa
b. Jenis Pasien Monitor
1. Pasien Monitor Vital Sign
monitor ini bersifat pemeriksaan stándar, yaitu pemeriksaan ECG,
Respirasi, Tekanan darah atau NIBP, dan Kadar oksigen dalam darah / saturasi
darah / SpO2.
2. Pasien Monitor 5 Parameter
Pasien monitor ini bisa melakukan pemeriksaan seperti ECG, Respirasi,
Tekanan darah atau NIBP, kadar oksigen dalam darah / saturasi darah / SpO2,
dan Temperatur.
3. Pasien Monitor 7 Parameter
Pasien monitor ini biasanya dipakai diruangan operasi, karena ada satu
parameter tambahan yang biasa dipakai pada saat operasi, yaitu “ECG,
Respirasi, Tekanan darah atau NIBP (Non Invasive Blood Pressure) , kadar
oksigen dalam darah / Saturasi darah / SpO2, temperatur, dan sebagai
tambahan adalah IBP (Invasive Blood Pressure) pengukuran tekanan darah
melalui pembuluh darah langsung, EtCo2 (End Tidal Co2) yaitu pengukuran
kadar karbondioksida dari sistem pernafasan pasien.
c. Nama Lain Pasien Monitor
1. Cardiorespiratory Monitors
2. Apnea Alarms dan repiration monitor
3. Patient Monitor
d. Komponen
1. Preamplifier
2. Modul elektrode dan pasien kabel
3. Parameter sesuai kebutuhaN
4. Monitor

e. Blok Diagram Pasien Monitor Dan Prinsip Kerja

Gamabar 3.1.1 blok diagram


A. Prinsip Kerja
Power supply board fungsinya untuk:

1. Penyearah dan filter input tegangan AC


2. Penstabil dan menghasilkan tegangan DC untuk semua rangkaian
3. Baterai charger
4. Menghasilkan perintah power fail ke main board
5. Memilih ON/OFF DC power supply dari front panel
6. Mematikan DC power supply, jika terjadi kerusakan pada power
B. LCD DISPLAY:
Menghasilkan gambar bagi tampilan sinyal-sinyal hasil pengukuran yang telah
diolah dan didapatkan dari main prosessor board.

C. BACKLIGTH:
Tampilan bagi belakang layar dua tegangan anoda (200 v dan 6 KV), heater current
kontrol grid voltage, arus katoda.

D. MAIN PROSESSOR BOARD


Fungsinya untuk, afirmware programed microcomputer, system timing, interface,
pada rangkaian lainnya seperti display monitor, spiker front-end dan keyboard,
alarm, recorder serta interface pada keluaran dan mini recorder.

E. KEYPAD
Fungsinya keypad board adalah untuk mengetik dan mengisi data-data pasien yang
sedang diperiksa dan memberikan perintah-perintah untuk melakukan program
yang akan dilakukan .

F. MAIN CONECTOR BOARD


Terdiri dari 3 fungsi blok: ECG/Defib syn, Unity, Auxilary port, Expansion and
docking port.

Auxilary parameter board dibagi dalam 3 daerah operasi utama:

1. Input channel (2 pressure dan 2 temperatur)


2. Control dan A/D konversion dari front panel dan semua input channel
3. (pressure, temperatur, ECG, peripheral pulse dan respiration)
G. Hal yang perlu diperhatikan:
1. Kebersihan probe
2. Grounding
3. Aksesoris
4. Lakukan pemeliharaan sesuai jadwal
H. Cara Kerja
a. Lepaskan penutup debu
b. Siapkan aksesoris dan pasang sesuai kebutuhan
c. Hubungkan alat ke terminal pembumian
d. Hubungkan alat ke catu daya
e. Hidupkan alat dengan menekan/mamutas tombol ON/OFF
f. Set rentang nilai (range) untuk temperatur, pulse dan alarm
g. Perhatikan protap pelayanan
h. Beritahukan kepada pasien mengenai tindakan yang akan dilakukan
i. Hubungkan patient cable, stap dan chest electrode ke pasien dan pastikaN sudah
terhubung dengan baik
j. Lakukan monitoring
k. Lakukan pemantauan display terhadap heart rate, ECG wave form, pulse,
temperatur, saturasi oksigen (SpO2), NiBP, tekanan hemodinamik
l. Setelah pengoperasian selesai matikan alat dengan menekan tombol ON/OFF
m. Lepaskan hubungan alat dari catu daya
n. Lepaskan hubungan alat dari terminal pembumian
o. Lepaskan patient cable, strap, chest electrode dan bersihkan
p. Pastikan bahwa Bedside Monitor dalam kondisi baik dan siap difungsikan lagi
q. Pasang penutup debu
r. Simpan alat dan aksesoris ke tempat semula

b. Infan warmer
A. Pengertian Infrant Warmer

Infant berarti bayi dan Warmer berarti penghangat. Jadi Infant Warmer secara
bahasa berarti alat untuk menghangatkan bayi. Alat ini difungsikan sebagai tempat
perlindungan bagi bayi yang lahir dini (Premature). Alat ini hanya sebagai tempat
singgah sementara untuk menstabilkan suhu tubuh bayi yang lahir dan mengalami
hipotermia. Dengan adanya panas (heater) yang dihasilkan oleh alat ini, maka bayi
yang lahir tidak normal (warna biru pada tubuhnya) dikarenakan suhu tubuh yang
kurang akan merasa hangat. Jika suhu tubuh bayi sudah stabil atau dirasa sudah normal,
maka bayi dapat dipindah ke bed bayi biasa.
Komponen utama dari infant warmer yaitu heater dan kontrol suhu. Penghangat
pada infant warmer menggunakkan elemen kering yang suhunya dapat diatur sesuai
kebutuhan. Radiasi panas yang mengenai bayi suhunya antara 35 C - 37 C.

B. Prinsip kerja infrant warmer

Sistem kontrol suhu pada infant warmer HKN-9010 ada 3 macam, yaitu pre-warm
mode, manual control, dan skin mode. Pada saat alat di tekan tombol START maka
secara otomatis alat akan masuk pada pemilihan mode pre-warm. Pada mode pre-warm
ini output panas heater ( heating ratio) telah disetting sebesar 25% sampai operator
melakukan setting suhu dengan mode lain sesuai kebutuhan.

Untuk pemilihan mode manual control, operator dapat mengatur suhu sesuai
dengan kebutuhan dengan menaikkan atau menurunkan heating ratio. Sedangkan
apabila operator memilih skin mode, maka secara otomatis alat akan disetting pada suhu
36⁰ C dengan timer yang dapat disetting.

Setting suhu dan setting timer ditampilkan pada display. Untuk menaikkan atau
menurunkan suhu dan pengaturan timer dipakai tombol up dan down.

Gambar 3.1.2 bagian bagian infant waemer.

KETERANGAN :
1. I.V.Pole : digunakan untuk menggantung botol infus dengan beban maksimal 2 kg.
2. Radiant box : dapat digerakkan secara bebas dalam keadaan horizontal
yaitu 00~900.
3. 3.Temperature controller : terdapat alarm sensor, alarm kegagalan daya, alarm
suhu berlebih, alarm penyimpangan, alarm untuk kegagalan pengaturan dan
system.
4. Infant bed : dapat disetel dalam 00~100.
5. Wheel : jumlah total 4 buah roda, 2 diantaranya memiliki rem.
6. Organic glass panel : mencegah pergeseran infant bed
7. Tray : digunakan untuk menaruh benda-benda yang dibutuhkan dengan beban
maksimal 2 kg saat alat sedang digunakan.
C. Blok diagram infrant warmer

Gambar 3.1.3 blok diagram

Cara kerja Blok diagram :

Pada saat pesawat di On kan, maka power supply akan memberikan supply pada
semua rangkaian. Control unit berfungsi sebagai pengontrol utama dari kerja seluruh
rangkaian. Pertama dilakukan setting timer untuk lama proses alat bekerja dan setting
suhu untuk mengatur output panas yang dikeluarkan oleh heater untuk menghangatkan
bayi. Tampilan setting timer dan setting suhu ditampilkan pada display. Pada saat
tombol START ditekan maka control unit akan mengontrol kerja timer dan heater
sesuai dengan yang telah disetting. Pada saat heater bekerja, panas yang dihasilkan
disensor oleh kontrol suhu yang diletakkan pada matras bayi. Kontrol suhu ini
difungsikan agar radiasi panas yang diterima bayi di atas matras tidak berlebihan karena
hal ini sangat berbahaya. Jadi heater akan berhenti bekerja pada saat suhu setting telah
terpenuhi dan akan kembali bekerja secara otomatis ketika suhu turun. Apabila suhu
melebihi settingan atau timer sudah habis, maka control unit akan memerintahkan
heater untuk berhenti bekerja dan buzzer akan berbunyi. Alat ini dilengkapi dengan
baterai untuk menyimpan memory yang terdapat pada IC control unit jika suatu waktu
terjadi kegagalan system dan alat seketika berhenti bekerja.

1. SPO (standard prosuder opration) dari infrant warmer


2. Hubungkan kabel power ke jala-kala PLN.
3. Tekan Switch ON pada pesawat maka power indikator akan menyala.
4. Pilih mode skin untuk pemilihan mode penghangat.
5. Setting suhu 37⁰ C dan setting timer sesuai kebutuhan. Tunggulah sampai display
suhu bawah (Real Temperatur) sama dengan suhu atas (Seted Temperatur). Setelah
sama barulah letakkan bayi.
6. Apabila waktu telah habis maka buzzer akan berbunyi.

2. Cara perawatan /pemeliharaan infrant warmer


1. Periksa dan bersihkan bagian-bagian alat
2. Periksa kondisi lampu elemen pemanas, ganti bila perlu.
3. Periksa fungsi indikator alarm dan timer.
4. Periksa konektor sensor suhu, kabel konektor lain dan kabel power.
5. Periksa grounding pada alat untuk mencegah terjadinya arus bocor.

3. Cara Pengoperasian
1. Hubungkan kabel power ke jala-kala PLN.
2. Tekan Switch ON pada pesawat maka power indikator akan menyala.
3. Pilih mode skin untuk pemilihan mode penghangat.
4. Setting suhu 37⁰ C dan setting timer sesuai kebutuhan. Tunggulah sampai display
suhu bawah (Real Temperatur) sama dengan suhu atas (Seted Temperatur). Setelah
sama barulah letakkan bayi.
5. Apabila waktu telah habis maka buzzer akan berbunyi
4. Kontrol standard infant warmer
1. Setting suhu Auto & Manual, dimana pada mode auto, infant warmer akan otomatis
masuk pada setting pre warming otomatis dengan parameter default yang sudah
tersimpan sebelumnya. Pada mode manual, output ratio heating sesuai dengan
pengaturan kebutuhan operator dengan menaikkan ataupun menurunkan suhu heating
ratio.
2. Skin Sensor, optional bisa diaktifkan atau tidak, sesuai dengan kebutuhan operator.
Skin sensor akan dipasang pada bayi yang juga akan ditampilkan pada menu dimana
unit infant warmer akan menyesuaikan suhu heating dengan suhu bayi.
3. Air sensor, terletak pada matras bayi yang berfungsi mengontrol radiasi panas yang
diterima bayi di atas matras tidak berlebihan karena hal tersebut sangat berbahaya.
Maka elemen heater akan berhenti bekerja pada saat suhu setting telah terpenuhi dan
akan kembali bekerja secara otomatis ketika suhu kembali turun.
4. Alarm dan timer, sebagai pengingat juga sebagai peringatan apabila salah satu dari
parameter kurang atau melebihi dari setting yang ditentukan. Alarm bisa berupa bunyi
buzzer ataupun backlight indikator yang terpasang pada unit infant warmer.
5. Examination Lamp, berfungsi sebagai lampu pemeriksaan/penerangan yang ada di
atas matras bayi, dan dapat dinyalakan atau dimatikan sesuai dengan kebutuhan
sewaktu-waktu.
B. Peralatan Radiologi
a. Panoramic
1. Pengertian

Panoramik merupakan salah satu foto rontgen ekstraoral yang telah digunakan
secara umum di kedokteran gigi untuk mendapatkan gambaran utuh dari keseluruhan
maksilofasial. Foto panoramik pertama dikembangkan oleh tentara Amerika Serikat
sebagai cara untuk mempercepat mendapatkan gambaran seluruh gigi untuk
mengetahui kesehatan mulut tentaranya. Foto panoramik juga disarankan kepada pasien
pediatrik, pasien cacat jasmani atau pasien dengan gangguan refleks. Salah satu
kelebihan panoramik adalah dosis radiasi yang relatif kecil dimana dosis radiasi yang
diterima pasien untuk satu kali foto panoramik hampir sama dengan dosis empat kali
foto intra oral.
2. Definisi
Pesawat dental x-ray panoramic
adalah suatu peralatan di bidang radiologi
yang digunakan untuk menangkap
seluruh bagian mulut dalam suatu
gambar, termasuk gigi atas dan rahang
bawah, struktur dan jaringan sekitarnya
dengan menggunakan sinar-x . umumnya
teknik yang digunakan untuk
mendiagnosa dengan cara sumber sinar-x
dan film berputar mengelilingi pasien,
gerakan film kaset berputar pada
sumbunya bergerak mengelilingi pasien,
Gambar 3.2.1 paroramic.
Sumber sinar-x dan tempat kaset bergerak secara bersamaan dan berlawanan
satu sama lain. Pengertian panoramic radiografi ( E. Langland , 1982) , panoramic
berasal dari kata panorama yang artinya pemandangan yang luas dan indah , sedangkan
panoramic dalam arti radiografi adalah teknik pemeriksaan untuk mendapatkan
gambaran gigi geligi berikut mandibula dan maxilla. Istilah panoramic ini dimulai di
kenal tahun 1959 saat S.S White Company di Amerika Utara memperkenalkan
pesawat panorex/panoramic, yang mana sekarang di kenal dengan pesawat panoramic.
Radiograf panoramik adalah scanning gigi X-ray panorama rahang atas dan
bawah. Ini menunjukkan tampilan dua dimensi dari setengah lingkaran dari telinga ke
telinga. Radiografi panoramik adalah bentuk tomography; dengan demikian, gambar
dari beberapa pesawat yang diambil untuk membuat gambar panorama komposit, di
mana rahang atas dan rahang bawah berada di palung fokus dan struktur yang dangkal
dan mendalam untuk palung adalah kabur.
Gambaran panoramik adalah sebuah teknik untuk menghasilkan sebuah
gambaran tomografi yang memperlihatkan struktur fasial mencakup rahang maksila
dan mandibula beserta struktur pendukungnya dengan distorsi dan overlap minimal dari
detail anatomi pada sisi kontralateral.14,15 Radiografi panoramik adalah sebuah teknik
dimana gambaran seluruh jaringan gigi ditemukan dalam satu film.
Foto panoramik dikenal juga dengan panorex atau orthopantomogram dan me
njadi sangat popular di kedokteran gigi karena teknik yang simple, gambaran mencaku
p seluruh gigi dan rahang dengan dosis radiasi yang rendah. Foto panoramik dapat me
nunjukkan hasil yang buruk dikarenakan kesalahan posisi pasien yang dapat menyeba
bkan distorsi.

3. PRINSIP KERJA

Prinsip kerja pesawat panoramik


menggunakan tiga pusat putaran.
Hasilnya sangat memuaskan karena
dapat mengatasi masalah-masalah
yang ada sebelumnya yaitu terjadi
banyak superposisi pada gigi
bagian posterior. Pada pesawat ini
pasien dalam keadaan diam, sumber
sinar-X dan film berputar
mengelilingi pasien, gerakan kurva
film kaset berputar pada sumbunya
dan bergerak mengelilingi pasien.
Gambar 3.2.2 bagian panoramic.
Sumber sinar-X dan tempat kaset bergerak bersamaan dan berlawanan satu sama
lain. Celah sempit pada tabung mengeluarkan sinar yang menembus dagu pasien
mengenai film yang berputar berturut-turut pada tiga sumbu rotasi, satu sumbu
konsentris untuk region anterior pada rahang (tepatnya di sebelah incisivus pada region
premolar). Dan dua sumbu rotasi eksentris untuk bagian samping rahang (tepatnya di
belakang molar tiga kiri dan kanan (Langland, 1989).

4. Komponen Pesawat Panoramik (Whaites, 1997)


Jenis rancangan pesawat panoramik berbeda satu dengan yang lain tetapi semua
pada dasarnya terdiri dari tiga komponen pokok, yaitu :
Gambar 3.2.3 komponen alat
1. Tube head sinar-X.
Tube head menghasilkan berkas sinar-X yang sempit dengan penyudutan ke arah
atas kira-kira 80 dari bidang horizontal.
2. Kaset film dan kaset carriage (tempat kaset)
Tempat kaset terbuat perisai tembaga, dihubungkan dengan tube head sehingga
dapat bergerak saling berlawanan arah selama eksposi. Hal ini menghasilkan
pergerakan tomografi yang singkron pada bidang vertikal. Kaset yang digunakan
adalah kaset tipis yang fleksibel atau kaset yang kaku dengan dilengkapi screen,
biasanya ukuran kaset 5 x 12 inchi atau 6 x 12 inchi (Langland, 1989).
3. Peralatan untuk memposisikan pasien termasuk light beam marker
Hand grips digunakan untuk pegangan tangan pasien dan untuk mengurangi
pergerakan pasien pada pesawat panoramik posisi berdiri (stand up unit). Wheel
chair digunakan untuk tempat duduk pasien yang dapat diputar untuk
memudahkan penataan posisi pada pesawat panoramik posisi duduk (sit down
unit). Light beam marker (sinar penanda) digunakan untuk membantu
memposisikan pasien jika pasien menghadap ke dinding. Bite block digunakan
untuk mengganjal gigi agar insisivus sentral atas dan bawah pada posisi “ujung
dengan ujung” sehingga dapat menghindari superposisi. Penopang dagu
digunakan untuk meletakkan dagu pasien agar tidak bergerak (Langland, 1989).
5. Indikasi
Adapun seleksi kasus yang memerlukaan gambaran panoramik dalam penegakan
diagnosa diantaranya seperti:
1. Adanya lesi tulang atau ukuran dari posisi gigi terpendam yang menghalangi
gambaran pada intra-oral.
2. Melihat tulang alveolar dimana terjadi poket lebih dari 6 mm.
3. Untuk melihat kondisi gigi sebelum dilakukan rencana pembedahan. Foto rutin
untuk melihat perkembangan erupsi gigi molar tiga tidak disarankan.
4. Rencana perawatan orthodonti yang diperlukan untuk mengetahui keadaan gigi
atau benih gigi.
5. Mengetahui ada atau tidaknya fraktur pada seluruh bagian mandibula.
6. Rencana perawatan implan gigi untuk mencari vertical height

6. Teknik Dan Posisi Pengambilan Gambar Panoramik


Teknik dan posisi yang tepat
adalah bervariasi pada satu alat
dengan alat lainnya. Tetapi, ada
beberapa pedoman umum yang sama
yang dimiliki semua alat dan dapat
dirangkum meliputi:
a. Persiapan Alat :
1. Siapkan kaset yang telah diisi film
atau sensor digital telah
dimasukkan kedalam tempatnya.
2. Collimation harus diatur sesuai
ukuran yang diinginkan.
3. Besarnya tembakan sinar antara 70-100 kV dan 4-12 mA.
4. Hidupkan alat untuk melihat bahwa alat dapat bekerja, naik atau turunkan tempat
kepala dan sesuaikan posisi kepala sehingga pasien dapat diposisikan.
5. Sebelum memposisikan pasien, sebaiknya persiapan alat telah dilakukan.
b. Persiapan pasien
1. Pasien diminta untuk melepaskan seluruh perhiasan seperti anting, aksesoris
rambut, gigi palsu dan alat orthodonti yang dipakainya.
2. Prosedur dan pergerakan alat harus dijelaskan untuk menenangkan pasien dan jika
perlu lakukan percobaan untuk menunjukkan bahwa alat bergerak.
3. Pakaikan pelindung apron pada pasien, pastikan pada bagian leher tidak ada yang
menghalangi pergerakan alat saat mengelilingi kepala.
4. Pasien harus diposisikan dalam unit dengan tegak dan diperintahkan untuk
memegang handel agar tetap seimbang.
5. Pasien diminta memposisikan gigi edge to edge dengan dagu mereka bersentuhan
pada tempat dagu.
6. Kepala tidak boleh bergerak dibantu dengan penahan kepala.
7. Pasien diinstruksikan untuk menutup bibir mereka dan menekan lidah ke palatum
dan jangan bergerak sampai alat berhenti berputar.
8. Jelaskan pada pasien untuk bernafas normal dan tidak bernafas terlalu dalam saat
penyinaran.

c. Persiapan Operator :
1. Operator memakai pakaian pelindung.
2. Operator berdiri di belakang dengan mengambil jarak menjauh dari sumber x-ray
ketika waktu penyinaran.
3. Lihat dan perhatikan pasien selama waktu penyinaran untuk memastikan tidak ada
pergerakan.
4. Matikan alat setelah selesai digunakan dan kembalikan letak posisi kepala pada
tempatnya.
5. Ambil kaset pada tempatnya dan kaset siap untuk diproses.

d. Persiapan lingkungan terhadap proteksi radiasi


1. Pastikan perangkat sinar x digunakan dengan teknik yang baik dan parameter
secara fisika terhadap berkas radiasi ditetapkan dengan benar.
2. Hindari kemungkinan kebocoran dengan menggunakan kepala tabung harus
radiopaque.
3. Filtrasi dari berkas sinar x dengan mengatur ketebalan filter. Ketebalan filter
bergantung pada tegangan operasi dari peralatan sinar x. Tegangan mencapai 70
kVp ketebalan filter setara dengan ketebalan alumunium 2,5 mm untuk kekuatan
tabung sinar x antara 70-100kVp.

6. Efek Samping
Seperti pencitraan medis menggunakan radiasi pengion, akan ada tingkat
kerusakan pengion langsung dan tidak langsung kerusakan akibat radikal bebas yang
diciptakan selama ionisasi molekul air dalam sel. Perkiraan kasar dari risiko kanker
fatal akibat radiograf panoramik adalah sekitar 1 di 1.000.000. [3] Usia orang yang
dicitrakan akan mengubah risiko, dengan orang-orang muda memiliki risiko sedikit
lebih tinggi. Mis 1 di 1.000.000 risiko akan dua kali lipat untuk seseorang dalam
kelompok 10-20 usia.

7. Keuntungan Dan Kerugian Foto Panoramik


a. Keuntungan Foto Panoramic :
1. Bagi dokter gigi, foto mempermudah dan mempersingkat waktu untuk menilai
suatu kasus secara keseluruhan.
2. Memperoleh gambar daerah yang luas beserta seluruh jaringan yang berada di
dalam focal trough (image layer) walaupun penderita tidak membuka mulutnya.
3. Gambaran di foto panoramik mudah dimengerti sehingga foto ini berguna untuk
menjelaskan kepada penderita atau untuk bahan pendidikan.
4. Pergerakan sesaat dalam arah vertikal hanya merusak gambar pada bagian tertentu
saja, tidak semua gambaran mengalami distorsi.
5. Pengaturan posisi pasien dan pengaturan pesawat relatif mudah.
6. Gambar keseluruhan rahang yang diperoleh memungkinkan
deteksikelainan/penyakit yang tidak diketahui sebelumnya.
7. Diperoleh gambaran kedua posisi rahang yang memungkinkan penilaian keadaan
fraktur. Bagi pasien dengan luka-luka akibat fraktur, proyeksi ini lebih nyaman.
8. Sangat berguna untuk evaluasi awal keadaan jaringan periodontal serta kasus
ortodonsi.
9. Bagian dasar dan dinding anterior serta posterior sinus terlihat dengan baik.
10. Mudah memperbandingkan kedua kepala kondilus TMJ.
11. Dapat dipergunakan untuk penderita dengan keterbatasan-keterbatasan seperti
penderita sensitif muntah, penderita dengan kesadaran menurun, sukar atau tidak
dapat membuka mulut, serta penderita yang tidak kooperatif seperti pada anak-
anak.

b. Kekurangan Foto Panoramik


Foto Panoramik mempunyai bentuk keterbatasan yaitu gambaran foto yang
dihasilkan kurang detil. Selain itu, apabila salah satu sisi rahang membengkak
misalnya abses, tumor, atau fraktur, maka gambar yang dihasilkan kabur.

C. Peralatan Diagnostik
A. Dental unit
a. Pengertian
Dental unit merupakan alat kesehatan, pada Undang Undang kesehatan No 36 Tahun
2009 Pasal 4 Tentang Alat kesehatan yang menjelaskan bahwa alat kesehatan adalah
instrumen, aparatus, mesin dan/atau implan yang tidak mengandung obat yang digunakan
untuk mencegah, mendiagnosis, menyembuhkan dan meringankan penyakit, merawat
orang sakit, memulihkan kesehatan pada manusia dan/atau membentuk struktur dan
memperbaiki fungsi tubuh.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa alat dental unit adalah adalah suatu alat yang
dipakai oleh dokter gigi untuk membantu pemeriksaan dan kemudian menentukan terapi
apa yang dapat diberikan kepada pasien. Secara umum untuk membantu perawatan gigi
dan mulut ( pengeboran, penambalan, pembersihan, dan pemeriksaan ).

b. Tipe-Tipe Dental Unit


Tipe Unit Kedokteran gigi dalam spesifikasi terdiri dari :
1. Tipe Fixed Pedestal
Adalah sebuah unit kedokteran gigi dengan landasan dan dipasang tetap pada lantai.
2. Tipe Chair Mountaid
Adalah sebuah unit kedokteran gigi yang dipasang tetap pada kursi pasien kedokteran
gigi.
3. Tipe Mobile
Adalah sebuah unit kedokteran gigi yang dapat dipindah dengan mudah melalui
peralatan bantu yang sudah terpasang pada unit itu.
4. Tipe Console
Adalah sebuah unit kedokteran gigi yang dipasang secara tetap dimana saja.
5. Tipe Portabel
Adalah sebuah unit kedokteran gigi yang dapat ditenteng dengan mudah kemana saja
diperlukan.

Gambar 3.3.1 : tipe fixed pedestal Gambar 3.3.2 : Tipe chair mointaid

Gambar 3.3.3:Tipe Mobile Gambar 3.3.4 : Tipe Portebel


c. Sumber Tenaga Dental Unit

Dental unit pada umumnya mempunyai 3 sumber tenaga yaitu :

1. Sumber tenaga listrik.


Sumber tenaga listrik untuk memberikan satu daya pada semua system elektrik misal :
lampu operasi, switch valve electric, system hidrolik, dan mikromotor. Juga
diaplikasikan pada system dental chair untuk semua garakan ( naik, turun, menyandar,
dan duduk ).
2. Sumber tenaga udara
Sumber tenaga udara untuk memberikan pada semua sistem yang bekerja berdasarkan
tekanan udara. Udara bertekanan ini berasal dari compressor ( takanan yang dibutuhkan
sekitar 2,5 atm sampai 4 atm ). Tekanan maksimal dari compressor dapat mencapai 7
atm. System atau bagian yang bekerja berdasarkan takanan misal : turbine jet/bor jet,
switch valve, spray git, scaller, dan sistem hidrolik pada kursi atau chair dental.
3. Sumber tenaga air
Sumber tenaga air untuk digunakan pada system pendinginan turbine jet/bor jet, spray
git, dan pembuagan kotoran. Tekanan yang dibutuhkan minimal 1 atm. Walaupun
tekanan air yang dihasilkan juga berasal dari tekanan yang dihasilkan dari compressor.

d. Bagian-bagian Dental Unit


o Dental chair
o Three way syringe
o Dental Light
o Contra Angele Handpiece
o Slow and Speed Handpiece
o Saliva Ejector
o Dental Stool
o Separator
o Foot Controller
o Tray Assembly
o Radiograph viewer
o Water Unit
1. Dentist Chair (Patient Chair)
Ciri-ciri :
o Berbentuk seperti kursi
o Terbuat dari busa yang dilapisi oleh bahan kulit
o Tempat duduknya bisa dinaik-turunkan dan sandarannya bisa direbah-berdirikan.
o Panjangnya sekitar 1,8-2 meter

Ada 3 fungsi atau kegunaan dari bagian Dentist Chair yaitu :

o Tempat duduk pasien, dimana berfungsi untuk mendudukan pasien ketika


dilakukan perawatan, dental chair dapat digerakan naik turun sesuai dengan
posisi nyaman yang dikehendaki dalam melakukan perawatan.
o Tempat meletakan tangan pasien, agar ketika dilakukan perawatan pasien dapat
duduk nyaman dengan tangan releks. Bagian ini dapat dibuka dengan cara
menarik ke atas, ke bawah, atau ke samping luar yang akan memudahkan pasien
ketika akan duduk di dental chair atau keluar dari dental chair, sehingga tidak
tersangkut pada dudukan tangan.
o Tempat untuk sandaran dari badan pasien, dimana sandaran ini dapat diatur
letaknya sesuai dengan kenyamanan kerja dokter gigi dan pasien ketika proses
perawatan gigi
Pemeliharaan: setelah bekerja desinfeksi semua bagian dari dental chair dengan
alkohol 90%

Keterangan : tidak kritis

2. Three Way syringe


Ciri-ciri :
o Handle sampai ujungnya terbuat dari stainless stell.
o Alat disambungkan dengan pipa kecil sebagai media penghantar
yang sesuai dengan kegunaanya.
Kegunaan : Memberikan udara, air atau kombinasi semprotan udara dan air. Udara, air
dan kombinasi semprotan membantu menjaga rongga mulut bersih dan kering serta
melindungi gigi dari panas yang dihasilkan oleh drill handpiece.

Pemeliharaan: Desinfeksi bagian handle sampai ujungnya dengan alcohol 90%


Keterangan: Semi Kritis

3. Dental Light
Ciri-ciri :
o Bentuknya seperti lampu yang tangkainya bisa digerak-gerak, serta bisa
ditongakkan atau ditundukkan sesuai kenyamanan operator saat pemeriksaan
atau perawatan.

Kegunaan: Sebagai sumber penerangan atau penyinaran yang digunakan dokter gigi
dalam memeriksa rongga mulut pasien. Dental light bisa digantikan dengan head lamp
jika tidak ada.

Pemeliharaan: cukup desinfeksi lampu serta tangkainya dengan alcohol 90%

Keterangan: tidak kritis

4. Contra Angele Handpiece


Ciri-ciri:
o Bekerja dengan menggunakkan bur yang dipasang dibagian ujungnya.
o Kecepatan berkisar dari 380.000 menjadi 400.000 rpm tergantung pada
model. Handpiece kecepatan tinggi dioperasikan oleh tekanan udara.
Kegunaan: Untuk menghapus sebagian besar enamel, karang gigi dan plak pada lubang
gigi.

Pemeliharaan: desinfeksi handle sampai bagian ujungnya serta bur setelah digunakan.

Keterangan: Handpiece semi kritis.

5. Slow and Speed Handpiece


Ciri-ciri:
o Bekerja dengan menggunakkan bur yang dipasang dibagian ujungnya.
o Kecepatan motor berkisar dari 0 hingga 5.000, atau 80.000 rpm tergantung pada
model.
Kegunaan: untuk menghilangkan karies gigi dan melakukan profilaksis pada gigi.
Pemeliharaan: desinfeksi handle sampai bagian ujungnya serta bur setelah digunakan
Keterangan: Handpiece semi kritis sedangkan bur kritis
6. Saliva Ejector
Ciri-ciri :
o Tangkainya terbuat dari logam/non-logam
o Mempunyai dua jenis high dan low suction
o Bentuknya bulat memanjang dengan karet di ujungnya
Kegunaan: untuk menghisap saliva atau air liur pada kavitas sehingga membuat daerah
kerja menjadi kering.

Pemeliharaan: cuci ujungnya dengan air lalu desinfeksi dengan alcohol

Keterangan: semi kritis

7. Dental Stool
Ciri-ciri :
o Kedudukannya terbuat dari busa yang dilapisi bahan dari kulit dan dapat
berputar 360 derajat.
o Kursi bisa dinaik-turunkan sesuai kenyamanan operator.
o Bentukmya bermacam-macam sesuai dengan kenyamanan operator dalam
bekerja.
Kegunaan: Sebagai tempat duduk bagi operator dalam melakukan pemeriksaan dan
perawatan.

Pemeliharaan: Desinfeksi seluruh bagian kedudukan dan sandaran


Keterangan: tidak kritis

8. Separator
Ciri-ciri :
o Terbuat dari logam
o Biasanya terletak di lantai belakang atau samping kiri dental chair.
Kegunaan: Sebagai media penggerak 3 sumber gerak pada dental unit.
Pemeliharaan: periksa separator selema satu bulan sekali
Keterangan: tidak kritis

9. Foot Controller
Ciri-ciri :
o Terbuat dari logam atau non-logam
o Mempunyai tombol yang mempunyai fungsinya masing-masing
o Digerakkan dengan kaki operator
Kegunaan: Untuk mengatur kecepatan sumber penggerak pada dental unit
menggunakan kaki operato.r

Pemeliharaan: Periksa foot controller satu bulan sekali dan bersihkan setelah pemakaian

Keterangan : tidak kritis

10. Tray Assembly


Ciri-ciri :
o Terbuat dari plastik yang berbentuk persegi panjang
Kegunaan: Sebagai tempat untuk meletakan peralatan yang dibutuhkan oleh operator
selama bekerja.
Pemeliharaan: cukup desinfeksi dengan alkohol
Keterangan: tidak kritis

11. Radiograph viewer


Ciri-ciri :
o Bentuknya seperti LCD
Kegunaan: untuk melihat hasil foto rontgen pada pemeriksaan gigi
Pemeliharaan: desinfeksi dengan alcohol
Keterangan: tidak kritis

12. Water Unit


1. Flushing System
Ciri-ciri :
o Membentuk seperti mangkuk besar yang berlubang
dibagian dalamnya
o Terletak disebelah kiri pasien
Kegunaan: Untuk mempermudah pasien membuang air kumur selama pemeriksaan
dan perawatan
Pemeliharaan: bersihkan bowl dan sekitarnya dengan air kemudian Desinfeksi
Keterangan: tidak kritis

2. Suction System (Suction Filter)


Ciri-ciri :
o Saringannya terbuat dari plastic yang berbentuk seperti gelas besar yang bisa
dilepas pasang.
Kegunaan: sebagai penyaring saliva untuk mempermudah operator dalam bekerja.

Pemeliharaa: lepas dan cuci gelas menggunakan sabun setelah pemakaian

Keterangan: tidak kritis

Gambar 3.3.5 : Dental Chair Gambar 3.3.6 : three way syringe

Gambar 3.3.7 : Dental Light Gambar 3.3.8: Contra Angele Handpiece


Gambar 3.3.9: Slow and Speed Handpiece Gambar 3.3.10: Saliva Ejector

Gambar 3.3.11 :Dental Stool Gambar 3.3.12: Separator

Gambar 3.3.13: Foot Controller Gambar 3.3.14: Tray Assembly


Gambar 3.3.15: Radiograpyh viewer Gambar3.3.16: Water Unit

e. Prinsip Kerja Dental Unit


Prinsip Kerja Alat : Dengan system konvensional dapat menggunakan micromotor
dengan kecepatan putaran 20.000-40.000 Rpm dengan system air jet, putaran bor
mengunakan sistem tekanan udara dari compressor, kecepatan sampai 40.000 Rpm. Air
akan keluar dari hand piecer dengan control dari tool switch, saliva enjektor berfungsi
untuk menyedot cairan.

f. Pemeliharaan Dental Unit


1. setelah bekerja desinfeksi semua bagian dari dental chair dengan alkohol 90%
2. Desinfeksi bagian handle sampai ujungnya dengan alkohol 90%
3. cukup desinfeksi lampu serta tangkainya dengan alcohol
4. desinfeksi handle sampai bagian ujungnya serta bur setelah digunakan
5. periksa separator selema satu bulan sekali
6. Periksa foot controller satu bulan sekali dan bersihkan setela pemakaian
7. bersihkan bowl dan sekitarnya dengan air kemudian desinfeksi
8. lepas dan cuci gelas menggunakan sabun setelah pemakaian
D. Peralatan Bedah Dan Anastesi
A. Anastesi
a. Definisi

Istilah “mesin anestesi” adalah tradisional berlaku untuk suatu perlengkapan yang
mengirimkan oksigen dan agen bersifat gas dan/ atau cairan yang mudah menguap.
Yang dimaksud dengan peralatan anestesi adalah alat-alat anestesi dan perlengkapannya
yang digunakan untuk memberikan anestesi umum secara inhalasi.
Mesin anestesi adalah peralatan yang digunakan untuk memberikan anestesi inhalasi.
Fungsi mesin anestesia ialah menyalurkan gas atau campuran gas anesthetic yang aman ke
rangkaian sirkuit anesthetic yang kemudian dihisap oleh pasien dan membuang sisa
campuran gas dari pasien.
 Mesin yang aman dan ideal ialah mesin yang memenuhi persyaratan berikut:

1. Dapat menyalurkan gas anesthetic dengan dosis tepat.

2. Ruang rugi minimal


3. Mengeluarkan CO2 dengan efisien.

4. Bertekanan rendah

5. Kelembaban terjaga dengan baik

6. Penggunaannya sangat mudah dan aman

 Mesin anestesia sebelum digunakan harus diperiksa apakah berfungsi dengan baik atau
tidak. Beberapa petunjuk dibawah ini perlu diperhatikan.

1. Periksa mesin dan peralatan kaitannya secara visual apakah ada kerusakan atau tidak,
apakah rangkaian sambungannya benar.

2. Periksa alat penguap apakah sudah terisi obat dan penutupnya tidak longgar atau
bocor.
3. Periksa apakah sambungan silinder gas atau pipa gas ke mesin sudah benar.

4. Periksa meter aliran gas apakah berfungsi baik.

5. Periksa aliran gas O2 dan N2O

b. Gambaran Mesin Anestesi


Dalam bentuk dasar, mesin anestesi menerima gas medis dari suplai gas, mengontrol
aliran dari gas dan menurunkan tekanannya ke level aman,; menguapkan anastetik volatile
hingga campuran gas final; dan memberikan gas ke breathing circuit yang terhubung
dengan jalan nafas pasien. Ventilator mekanis yang tersambung ke breathing circuit tapi
dapat dilepaskan dengan sebuah switch selama ventilasi spontan atau manual. Suplai
oksigen tambahan dan suction regulator juga biasanya ada pada mesin anestesi. Sebagai
tambahan pada komponen keamanan standar mesin anestesia yang paling canggih
mempunyai tambahan pengaman, dan computer processor yang mengintegrasi dan
memonitor seluruh komponen, melakukan pengecekan otomatis dan memberikan pilihan
perekaman otomatis dan menghubungkan dengan monitor eksternal dan jaringan informasi
rumah sakit. Beberapa mesin didesain untuk mobilitas (cth, Draeger Narkomed Mobile),
magnetic resonance imaging kompabilitas (cth, Datex-Ohmeda Aestiva/5 MRI), Draeger
Narkomed MRI-2) atau bentuk kompak (contoh, Datex-Ohmeda/5 Avance dan Aestiva S5
Compact, Draeger Fabius Tito).
Gambar 3.4.1. mesin anastesi
c. Suplai Gas
Sebagian besar mesin memiliki inlet untuk oxygen, nitrous oxide, dan udara. Model
yang lebih kecil sering tidak memiliki inlet udara dimana mesin-mesin yang lain memiliki
inlet keempat untuk helium, Heliox atau karbon dioxida. Inlet terpisah disediakan untuk
suplai gas primer dari pipa yang melewati dinding fasilitas kesehatan dan untuk suplai gas
sekunder. Jadi mesin memiliki dua pengukur tekanan gas untuk setiap jenis gas: satu dari
pipa dan satu untuk silinder.

3. Inlet Pipa
Oxygen, nitrous oxide, dan sering udaa dialirkan dari suplai sentra ke ruang operasi
melewati jaringan pemipaan. Selangnya diberi kode warna dan menghubungkan ke mesin
anestesi melalui fitting diameter-index safety system (DISS) yang tidak akan tertukar.
Sebuah saringan menangkap debu dari suplai dinding dan katup satu arah mencegah aliran
balik dari gas ke suplai pemipaan. Harus diperhatikan bahwa beberapa mesin memiliki
oxygen (pneumatic) power outlet yang digunakan untuk ventilator atau untuk oxygen
flowmeter tambahan. Fitting DISS untuk oxygen inlet dan oxygen power outlet identik
dan tidak boleh tertukar.

4. Inlet Silinder
Mirip dengan pipa, silinder ditempelkan ke mesin melalui hangeryoke yang
menggunakan pin index safety system untuk mencegah kesalahan. Komponen yoke
meliputi pin, washer, saringan gas, dan katup pencegah aliran balik. Silinder E yang
ditempelkan ke mesin anestesi adalah sumber gas medis tekanan tinggi dan hanya
digunakan sebagai cadangan kalau suplai pipa tidak memadai/gagal. Beberapa mesin
memiliki dua silinder oxygen, jadi satu silinder dapat digunakan ketika yang kedua sedang
diganti. Tekanan silinder biasanya diukur dengan Bourdon pressure gauge. Sebuah selang
fleksibel didalam gauge ini akan menegang jika terkena tekanan gas, yang akan
mendorong roda gigi untuk memutar jarum penunjuk.

d. Sirkuit Pengontrol Aliran


1. Pengatur Tekanan
Tidak seperti suplai gas pipa yang umumnya bertekanan gas konstan, terdapat variasi
tekanan yang besar pada silinder yang membuat kontrol aliran lebih sulit dan berpotensi
berbahaya. Untuk keamanan dan memasikan penggunaan optimal dari gas silinder, mesin
menggunakan pengatur tekanan untuk menurunkan tekanan gas silinder ke 45-47psi,
sebelum memasuki katup aliran. Tekanan ini sedikit lebih rendah dari tekanan gas pipa
untuk secara otomatis memakai gas pipa jika silinder dibiarkan terbuka (kecuali jika
tekanan pipa turun dibawah 45psig). Setelah melewati Bourdon pressure gauge dan katup
searah, gas pipa dan silinder melewati jalur yang sama. High-pressure relief valve
disediakan untuk tiap gas dan akan terbuka jika tekanan gas suplai lebih dari batas aman
mesin (95-110psig). Beberapa mesin (Datex-Ohmeda) juga menggunakan pengatur kedua
untuk menurunkan tekanan pipa dan silinder lebih jauh (pengaturan tekanan dua tahap).
Oxygen diturunkan ke 20psig dan nitrous oxide ke 38psig. Perbedaan penurunan antara
kedua gas penting untuk fungsi yang benar dari aliran oxygen/nitrous oxide. Mesin lain
(Draeger) tidak menurunkan tekanan pipa, jadi katup alirannya menerima gas pada 45-
55psig. Pengaturan tekanan dua tahap mungkin dibutuhkan untuk flowmeter oxygen.

2. Oxygen Supply Failure Protection Device


Dimana suplai oxygen dapat langsung menuju flow control valve, nitrous oxide, udara
(pada beberapa mesin), dan gas lain harus melewati alat pengaman sebelum mencapai flow
control valve masing-masing. Pada beberapa mesin, seperti Aestiva (dan model Datex-
Ohmeda terakhir) udara dapat langsung menuju flow control valvenya; ini memungkinkan
pemberian udara ketika oxygen tidak ada. Alat ini membolehkan aliran gas-gas lain hanya
jika terdapat tekanan oxygen yang cukup.
pada alat pengaman dan mencegah pemberian campuran hipoxik kepada pasien ketika
kegagalan oxygen. Jadi selain mensuplai oxygen ke flow control valvenya, oxygen juga
digunakan untuk memberi tekanan pada alat pengaman, katup flush oxygen, dan power
outlet untuk ventilator (pada beberapa model). Alat pengaman mendeteksi tekanan oxygen
melalui jalur “piloting pressure”. Pada beberapa desain mesin anestesi (Datex-Ohmeda
Excel), jika jalur piloting pressure jatuh dibawah ambang batas (contoh, 20psig), katup
penutup akan tertutup mencegah pemberian gas apapun.
Mesin-mesin modern (khususnya Datex-Ohmeda) mempunyai alat pengaman secara
proporsional untuk menggantikan katup penutup model lama. Alat ini, disebut sebagai
oxygen failure protection device (Draeger) atau balance regulator (Datex-Ohmeda), secara
proporsional menurunkan tekanan nitrous oxide dan gas lain kecuali udara. Alat ini hanya
menutup total nitrous oxide dan aliran gas lain hanya jika tekanan oxygen dibawah
minimum (cth. 0.5psig untuk nitrous oxide dan 10 psig untuk gas lain).
Gambar 3.4.2. Oxygen Supply Failure Protection Device

Semua mesin memiliki sensor suplai oxygen tekanan rendah yang mengaktifkan pluit gas
atau bunyi alarm ketika tekanan gas inlet jatuh dibawah ambang (biasanya 20-35psig).
Harus ditekankan bahwa alat pengaman ini tidak melindungi terhadap penyebab hipoksia
yang lain.
3. Flow Valves & Meters
Ketika tekanan telah diturunkan ke level aman, setiap gas harus melewati flow-control
valve dan diukur dengan flowmeter sebelum bercampur dengan gas lain, lalu memasuki
vaporizer dan keluar dari mesin melalui common gas outlet. Jalur gas yang dekat ke flow
valve dipandang sebagai circuit yang bertekanan tinggi dimana yang berada diantara flow
valve dan common gas outlet dipandang sebagai bagian circuit bertekanan rendah. Ketika
tombol dari flow-control valve diputar berlawanan jarum jam, sebuah jarum pada valve
berpindah dari tempatnya dan membiarkan gas mengalir melalui valve. Adanya
penghentian di posisi full-off dan full-on mencegah kerusakan valve. Touch- dan color-
coded tombol kontrol membuat lebih sulit untuk membuka gas yang salah on atau off.
Sebagai pengaman tambahan, tombol oxygen biasanya lebih besar dan menonjol keluar
dibandingkan tombol yang lain, dan posisinya lebih ke kanan.
Flowmeter pada mesin anestesi diklasifikasikan sebagai constant-pressure variable-orifice
atau electronic flowmeter. Pada constant-pressure variable-orifice flowmeter, sebuah bola
indikator, bobbin atau float yang diapungkan oleh aliran gas melalui tabung (Thorpe tube)
yang dindingnya (bore) diberi penanda angka. Dekat bawah tabung, dimana diameternya
kecil, gas aliran rendah akan memberikan tekanan yang cukup dibawah float untuk
mengangkatnya di dalam tabung. Ketika float terangkat, diameter tabung melebar,
memungkinkan lebih banyak gas untuk melewati float. Float akan berhenti terangkat ketika
beratnya terangkat hanya oleh perbedaan tekanan diatas dan dibawahnya.
Flowmeter dikalibrasikan untuk spesifik gas, karena alilran melewati celah ergantung dari
viskositas gas pada aliran laminar lambat dan densitasnya pada aliran turbulen yang cepat.
Untuk meminimalisir efek dari friksi antara gas dan dinding tabung, float diidesain untuk
berotasi konstan, hingga tetap di tengah tabung. Pelapisan bagian dalam tabung dengan zat
konduktiv akan mengurangi efek listrik statis. Beberapa flowmeter mempunyai dua tabung
kaca, satu untuk aliran lambat dan satu lagi untuk aliran cepat. Kedua tabung tersusun serial
dan tetap dikontrol oleh satu katup. Desain dual taper memungkinkan sebuah flowmeter
untuk dapat mengukur aliran lambat dan cepat. Penyebab malfungsi flowmeter antara lain
adanya kotoran dalam tanbung, tabung yang tidak lurus secara vertikal dan float yang
menempel di puncak tabung.
Jika terdapat kebocoran di atau setelah flowmter oksigen, campuran gas hipoksik dapat
terkirim ke pasien. Untuk mengurangi resiko, flowmeter oksigen selalu diposisikan lebih
hilir dibandingkan flowmeter yang lain (paling dekat ke vaporizer).
Beberapa mesin anestesi mempunyai pengontrol aliran dan pengukuran secara elektronik
(cth Datex-Ohmeda S/5 Avance. Pada keadaan ini terdapat cadangan flowmeter
konvensional untuk oksigen. Model lain memiliki flowmeter konvensional tetapi
pengukuran elektronik. (Draeger 6400) dan tampilan digital (Draeger Fabius GS) atau
tampilan digital/grafis (Datex-Ohmeda S/5 ADU. Jumlah penurunan tekanan yang
disebabkan oleh restriktor flowmeter adalah dasar pengukuran dari aliran gas pada sistem
ini. Pada mesin-mesin ini, oksigen, nitrous oxida, dan udara masing-masing memiliki alat
pengukuran aliran elektronik yang berbeda sebelum akhirnya bercampur.

a. Aliran oksigen minimum


Katup aliran oksigen biasanya didesain untuk mengirimkan aliran minimum 150
mL/mnt ketika mesin anestesi dihidupkan. Salah satu metode menggunakan resistor aliran
minimum. Alat pengaman ini memastikan oksigen akan ikut mengalir meskipun operator
terlupa untuk mengidupkan aliran oksigen. Beberapa mesin didesain untuk mengirimkan
alian minimum atau low-flow-anestesia (<1L/mnt) dan mempunyai aliran oksigen
minimum hingga 50mL/mnt (spt Datex-Ohmeda Aestiva/5)
b. Pengontrol Rasio Oksigen/Nitrous Oksida
Sebuah pengaman lain dari mesin anestesi adalah hubungan aliran gas nitrous oksida
terhadap aliran oksigen, pengaturan ini memastikan konsentrasi minimum oksigen sebesar
21-25%. Pengontrol rasio oksigen/nitrous oksida menghubungkan kedua katup aliran gas
secara mekanis (Datex-Ohmeda), pneumatis atau secara elektronis (Datex-Ohmeda S/5),
harus diperhatikan bahwa alat pengaman ini tidak berefek terhadap aliran gas lain (spt
udara, helium atau karbon dioksida).

4. Vaporizer (Penguap)
Anestetik volatil (seperti halothan, isoflurane, desflurane atau sevoflurane) harus
diuapkan sebelum dikirimkan ke pasien. Vaporizer mempunyai knob yang dikalibrasikan
untuk konsentrasi yang secara tepat menambahkan anestetik volatril ke campuran aliran
gas dari seluruh flowmeter. Terletak antara flowmeter dan common gas outlet. Lebih lanjut,
kecuali mesin hanya bisa menampung satu vaporizer, semua mesin anestesi harus
mempunyai alat interlocking atau ekslusi untuk mencegah penggunaan lebih dari satu
vaporizer secara bersamaan.
Pada temperatur tertentu, melekul dari zat volatil dalam tempat tertutup akan berdistribusi
dalam fase cair dan gas. Molekul gas menghantam dinding kontainer, menciptakan tekanan
uap dari zat itu. Makin tinggi temperaturnya, makin tinggi kecendrungan molekul berubah
dari cair ke gas, dan makin tinggi tekanan uapnya. Penguapan memerlukan energi, yang
didapat dari kehilangan panas dari fase cair. Ketika penguapan berlangsung, temperatur zat
cair turun dan tekanan uap menurun hingga terdapat kalor yang dapat masuk ke sistem.
Vaporizer memiliki ruangan dimana gas pembawa akan larut bersama zat volatil.

e. Sirkuit Pernapasan
Sistem pernafasan yang paling sering digunakan di mesin anestesi adalah sistem
lingkar. Sirkuit Bain kadang-kadang digunakan. Penting untuk dicatat bahwa komposisi
gas pada common gas outlet dapat dikontrol secara tepat dan cepat dengan mengatur
flowmeter dan vaporizer. Berlawanan dari itu, komposisi gas, khususnya konsentrasi
volatil anestetik, pada sirkuit pernafasan dipengaruhi secara signifikan oleh faktor-faktor
yang lain, termasuk pemgambilan zat anestetik di paru-paru pasien, minute ventilation,
aliran gas total , volume sirkuit pernafasan , dan adanya kebocoran gas. Penggunaan aliran
gas tinggi selama induksi dan bangun menurunkan efek dari variabel-variabel tersebut dan
dapat mengurangi perbedaan antara konsentrasi zat anestesi di fresh gas outlet dan sistem
lingkar. Pengukuran dari gas anestesi yang diinspirasi dan diekspirasi berkontribusi
terhadap manajemen anestetik.
1. Desain Sirkuit Ventilator
Ventilator tradisional pada mesin anestesi memiliki desain double-circuit system dan
ditenagai secara pneumatis dan dikontrol secara elektronik. Mesin baru jugga memakai
kontrol mikroprosessor yang bergantung pada sensor aliran dan tekanan yang canggih.
Kemampuan ini melahirkan banyak mode ventilator, elektronik PEEP, modulasi volume
tidal, dan perbaikan alat keamanan. Beberapa mesin anestesi (Draeger Fabius Gs dan6400)
memiliki ventilator yang menggunakan desain piston sirkuit tunggal.

a. Ventilator Sistem Sirkuit Ganda


Pada desain sistem sirkuit ganda, volume tidal diberikan dari seperangkat bellow yang
berisi bahan karet atau bebas latex didalam tabung plastik yang transparan. Bellow berdiri
(naik ke atas) lebih disukai karena cepat menarik perhatian pada adanya diskoneksi sirkuit
dengan mengempes. Bellow tergantung (menurun) jarang digunakan dan tidak boleh diberi
pemberat. Ventilator yang terdahulu dengan bellow tergantung yang diberi pemberat akan
tetap terisi oleh gravitasi mesikupun terjadi diskoneksi pada sirkuit pernafasan.
Bellow pada desain ventilator sirkuit ganda menggantikan fungsi kantong pernafasan pada
sirkuit anestesi. Oksigen bertekanan atau udara dari ventilator power outlet (45-50psig)
dialirkan ke ruangan antara dinding dalam dari penutup plastik dan dinding luar dari
bellow. Penekanan dari penutup plastik akan menekan bellow kedalam, memaksa gas
didalamnya menuju ke sirkuit pernafasan lalu ke pasien. Sebuah katup kontrol aliran pada
ventilator mengatur aliran gas menuju ruangan bertekanan. Katup ini dikontrol oleh setting
ventilator pada kotak kontrol. Ventilator dengan mikroprosessor juga menggunakan aliran
balik dan sensor tekanan. Jika oksigen digunakan untuk mentenagainya secara pneumatis,
oksigen akan dikonsumsi pada derajat paling tidak sama dengan ventilasi semenit. Jadi,
jika aliran oksigen segar 2L/mntdan ventilator memberikan 6L/mnt ke sirkuit, sebanyak 8L
gas/mnt paling tidak dikonsumsi,. Harap diingat bahwa jika sistem gas rumah sakit gagal
dan silinder oksigen dibutuhkan. Beberapa mesin anestesi menurunkan konsumsi oksigen
dengan memakai alat Venturi yang menarik udara ruangan untuk menyediakan tenaga
pneumatis udara/oksigen. Mesin baru memberikan pilihan untuk menggunakan udara
bertekanan untuk tenaga pneumatis. Kebocoran pada bellow ventilator dapat
mentransmisikan tekanan gas yang tinggi ke jalan nafas pasien, yang berpotensi
mengakibatkan barotrauma paru. Hal ini dapat diindikasikan dengan adanya peningkatan
konsentrasi oksigen inspirasi lebih tinggi dari yang diharapkan (jika oksigen adalah gas
tunggal yang memberikan tekanan). Beberapa mesin ventilator sudah mempunyai regulator
gas yang menurunkan tekanan (cth ke 25 psig) untuk tambahan pengaman.
Ventilator desain sirkuit ganda juga memiliki katup bernafas bebas yang mengijinkan udara
dar4i luar untuk memasuki ruangan yang kaku dan bellow akan kempes jika pasien
menghasilkan tekanan negatif dengan melakukan pernafasan spontan selama pernafasan
mekanis.

b. Ventilator Piston
Pada desain piston, ventilator menggantikan piston yang digerakkan secara elektris.
Keuntungan utama dari ventilator piston ialah kemampuannya untuk memberikan volume
tidal yang akurat pada pasien dengan komplians paru yang buruk dan kepada pasien yang
sangat kecil. Selama ventilasi kontrol volume, piston bergerak dalam kecepatan konstan
dimana selama ventilasi kontrol tekanan, piston bergeral dengan kecepatan yang menurun.
Seperti bellow, piston terisi dengan gas dari sirkuit pernafasan. Untuk mencegah
dihasilkannya tekanan negatif yang signifikan selama downstroke dari piston, konfigurasi
sistem lingkar dari diubah. Ventilator juga harus memiliki katup relief tekanan negatif
(Draeger Fabius GS) atau mampu untuk menghentikan downstroke piston jika tekanan
negatif dideteksi (Draeger Narkomed 6400). Pemasangan dari katup relief tekanan negtarif
pada sirkuit pernafasan dapat memberikan resiko terperangkapnya udara dan potensi
pelarutan oksigen dan konsentrasi volatil anestetik jika pasien bernafas selama ventilasi
mekanis dan aliran fresh gas rendah.
c. Katup Buang
Ketika ventilator digunakan pada mesin anestesi, katup APL pada sistem lingkar harus
dihilangkan fungsinya atau diisolasi dari sirkuit. Sebuah switch “bag/ventilator”
menyelesaikan masalah ini. Ketika switch ke tipe “bag”, ventilator dikeluarkan dan
ventilasi spontan/manual dapat dilakukan. Ketika diputar ke “ventilator’ kantong
pernafasan dan APL dikeluarkan dari sirkuit pernafasan. Katup APL dapat secara otomatis
dikeluarkan pada beberapa mesin baru ketika ventilator dihidupkan. Ventilator memiliki
katup pressure-relief (pop-off) yang disebut katup buang, yang secara pneumatis akan
tertutup selama inspirasi, jadi tekanan positif dapat dihasilkan. Selama ekshalasi, gas
bertekanan akan diventilasikan keluar dan katup buang ventilator tidak lagi tertutup, bellow
ventilator atau piston terisi selama ekspirasi dan katup buang terbuka ketika tekanan sistem
lingkar meningkat. Perlengketan pada katup ini menyebabkan terjadinya peningkatan
tekanan jalan nafas yang abnormal selama ekshalasi.

d. Monitoring Tekanan dan Volume


Tekanan puncak inspirasi adalah tekanan sirkuit tertinggi yang terjadi selama siklus
inspirasi, dan memberikan indikasi adanya komplians yang dinamis. Tekanan plateau
adalah tekanan yang diukur selama jeda inspirasi (waktu ketika tidak ada aliran gas), dan
mencerminkan komplians statik. Selama ventilasi normal pada pasien tanpa penyakit paru,
tekanan puncak inspirasi sama dengan atau ahanya sedikit lebih tinggi dari tekanan plateau.
Peningkatan pada tekanan puncak inspirasi dan tekanan plateau menggambarkan adanya
peningkatan volume tidal atau penurunan komplians paru. Peningkatan tekanan puncak
inspirasi tanpa perubahan tekanan plateau menunjukkan adanya hambatan jalan nafas atau
kecepatan aliran gas (Table 4-5). Jadi, bentung dari gelombang tekanan sirkuit pernafasan
dapat memberikan informasi penting mengenai jalan nafas. Banyak mesin anestesi
menggambarkan secara grafik mengenai tekanan sirkuit pernafasan. Sekresi jalan nafas
atau kinking dari ETT dapat disingkirkan dengan mudah dengan menggunakan catheter
penghisap. Bronkoskopi fiberoptik fleksibel akan memberikan diagnosis pasti.
Gambar 3.4.3 Monitoring Tekanan dan Volume
e. Oxygen Analyzer
Anestesia umum tidak boleh diberikan tanpa alat oxygen analyzer di sirkuit pernafasan.
Tiga jenis oxygen analyzer yang terzedia adalah polarographic (Clark electrode), galvanic
(fuel cell), dan paamagnetic. Dua tehnik pertama menggunakan sensor elektrokimia, yang
bersisi katoda dan anoda didalam gel elektrolit yang dipisahkan dari gas contoh oleh
membran oxygen permeable (biasanya Teflon). Ketika oksigen bereaksi dengan elektroda,
sebuah arus listrik dihasilkan yang proorsional dengan tekanan parsial oxygen di gas
contoh. Sensor galvanic dan polarographic berbeda dalam komposisi elektrodan dan gel
elektrolit mereka. Komponen galvanic cell mampu memberikan energi kimia yang cukup
jadi reaksi tidak membutuhkan tambahan listrik dari luar.
Meskipun harga awal dari sensor paramagnetik lebih tinggi dari sensor elektrokimia, alat
paramagnetik dapat mengkalibrasi sendiri dan tidak ada yang habis terpakai. Sebagai
tambahan, waktu pengukurannya cukup cepat untuk membedakan konsentrasi oksigen
inspirasi dan ekspirasi.
Seluruh oxygen analyzer harus mempunyai low-level alarm yang teraktivasi secara
otomatis denan menghidupkan mesin anestesi. Sensor harus diletakkan di lengan
inspiratory atau ekspiratory di sirkuit pernafasan, tetapi bukan di fresh gas line. Sebagai
hasil dari konsumsi oksigen pasien, lengan ekspirasi memiliki tekanan parsial oksigen yang
lebih rendah dibandingkan lengan inspirasi, terutama pada aliran gas yang rendah.
Peningkatan kelembapan dari gas ekspirasi tidak mempengaruhi secara signifikan dari
sensor-sensor modern.

1. Carbondioksida Absorber
Carbon dioksida absorbent (Pengisap CO2) Rebreathing gas alveolar memelihara panas
dan kelembaban. CO2 pada gas yang dihembuskan harus dihilangkan untuk mencegah
hiperkapni. Secara kimiawi CO2 bergabung dengan air untuk membentuk asam karbonat.
CO2 absorbent (seperti sodalime atau baralime) mengandung garam hidroksida yang
mampu menetralkan asam karbonat. Produk akhir reaksi meliputi panas (termasuk panas
netralisasi), air dan kalsium karbonat. Sodalime adalah CO2 absorbent yang umum dan
mampu menyerap untuk 23 L CO2 per 100 g absorbent.
Perubahan warna dari sebuah indikator pH oleh peningkatan konsentrasi ion hidrogen
memberi tanda terpakainya alat penyerap. Absorbent harus diganti bila 50-70 % telah
berubah warna. Meskipun butiran yang telah digunakan dapat kembali ke warna aslinya
jika diistirahatkan, tetapi pemulihan kapasitas CO2 absorbent yang terjadi tidak signifikan.
Ukuran butiran menunjukkan dengan daya serap permukaan yang tinggi dari butiran-
butiran kecil dan aliran gas dengan resistensi yang rendah dari butiran-butiran yang besar.
Garam-garam hidroksida mengiritasi kulit dan selaput lendir. Meningkatkan kekerasan
sodalime dengan menambahkan silika meminimalkan resiko menghirup debu natrium
hidrokida. Karena kapur barium hidroksida memasukkan air ke dalam struktur tersebut (air
kristal), sehingga cukup keras tanpa silika. Tambahan air ditambahkan untuk kedua
absorbent selama pembungkusan untuk memberi kondisi yang optimal untuk pembentukan
asam karbonat. Sodalime komersial memiliki kandungan air 14 – 19 %. Butiran penyerap
dapat menyerap dan kemudian melepaskan sejumlah volatile anestesi (anestesi yang mudah
menguap) secara signifikan.
Alat ini dapat merespon untuk induksi yang tertunda atau muncul. Sodalime yang lebih
kering besar kemungkinan akan menyerap dan mengurangi anestesi inhalasi.Carbon
dioksida absorbers Butiran-butiran penyerap yang terkandung dalam satu atau dua tabung
yang melekat antara kepala dan alas lapisan. Bersama-sama, unit ini disebut absorbers
(gambar 18). Meskipun besar, tabung ganda memungkinkan penyerapan CO2 yang lebih
lengkap, frekuensi perubahan absorbent lebih sedikit/tidak banyak, dan resistensi aliran gas
lebih rendah. Untuk memastikan penyerapan lengkap, tidal volume pasien tidak boleh
melebihi volume udara ruang antara butiran penyerap, yang kurang lebih sama dengan 50%
dari kapasitas penyerap. Indikator pewarna dapat dipantau melalui dinding transparan
penyerap. Terpakainya penyerap biasanya pertama terjadi pada lokasi dimana gas
dihembuskan memasuki penyerap dan sepanjang dinding tabung yang halus. Absorbers
generasi yang lebih baru dapat digunakan hingga CO2 ditemukan dalam gas yang dihirup
yang dapat diamati pada monitor gas anestesi, yang menunjukkan saatnya tabung untuk
diganti.

a. Spirometer
Spirometer, juga disebut sebagai respirometer, digunakan untuk mengukur volume
ekshalasi tidal di sirkuit pernafasan di semua mesin anestesi, biasanya dekat katup
ekshalasi. Beberapa mesi juga mengukur volume tidak inspirasi didekat katup inspirasi
(Datex-Ohmeda Aestiva/5) atau yang sebenarnya diberikan ke pasien dan volume tidal
ekshalasi pada Y connecttor yang tersambung ke jalan nafas pasien (cth. Datex-Ohmeda
S/5 ADU).
Cara yang sering adalah menggunakan kincir yang berotasi di lengan ekspiratori di depan
katup ekspirasi dari sistem lingkar.
Aliran gas melewati kincir dalam respirometer menyebabkan rotasi mereka, yang diukur
secara elektronik, fotoelektrik, dan mekanis. Variasi yang lain menggunakan prinsip turbin
ini, volumeter atau displacement meter didesain untuk mengukur pergerakan dari sejumlah
gas pada waktu tertentu.
Perubahan pada volume tidal ekshalasi biasanya menunjukkan adanya perubahan di
setting ventilator, tapi juga dapa karena kebocoran sirkuit, sambunan terlepas, atau
malfungsi ventilator. Spirometer rentan terhadap kesalahan yang disebabkan oleh inersia,
gesekan, dan pengembunan air. Lebih lanjut, pengukuran dari volume tidal ekshalasi pada
tempat ini di lengan ekspirasi termasuk gas yang tidak diberikan kepada pasien (hilang ke
sirkuit). Perbedaan antara volume gas yang diberikan ke pasien dan volume gas yang
sebenarnya mencapai pasien menjadi sangat signifikan dengan long compliant breathing
tube, pernafasan yang cepat, dan tekanan airway yang tinggi. Masalah ini paling tidak dapat
dipecahkan sebagian dengan mengukur volume tidal pada Y connector di jalan nafas
pasien.
Sebuah hot-wire anemometer (Drager Fabius GS) menggunakan kawat platinum yang
dihangatkan secara elektris didalam aliran gas. Efek pendinginan dari peningkatan
alirangas pada kawat elektroda menyebabkan perubahan tahanan listrik. Pada anemometer
tahanan-konstan, aliran gas ditentukan dari jumlah arus listrik yang dibutuhkan untuk
menjaga suhu kabel tetap konstan (dan tahanan). Kerugian nya termasuk tak mampu
untukmendeteksi aliran balik dan kemungkinan dari kawat yang dihangatkan tadi menjadi
sumber api yang potensial untuk semburan api di selang pernafasan.
Sensor aliran ultrasonik berdasar kepada diskontinuitas dari aliran gas yang dihasilkan
oleh turbulensi. Beam ultrasonik yang ke hulu dan hilir menghasilkan kristalk
piezoelektrik, yang ditransmisikan pada suduh aliran gas. Perubahan frekuensi Doppler
pada beam proporsional terhadap kecepatan aliran di sirkuit pernafasan. Keuntungan utama
adalah tidak ada bagian bergeak dan tidak tergantung dari desitas gas.
Mesin dengan flowmeter variable-orifice biasanya memakai dua sensor. Satu mengukur
aliran pada lubang inspirasi pada sistem pernafasan dan yang lainnya mengukur aliran pada
lubang ekspirasi. Sensor-sensor ini menggunakan perubahan pada diameter internal untuk
menghasilkan penurunan tekanan yang proporsional terhadap aliran gas melewati sensor.
Tabung transparan menghubungkan sensor ke transducer perbedaan tekanan didalam mesin
anestesi (Datex-Ohmeda 7900 Smart Vent). Bagaimanapun juga, karena pengembunan
yang banyak, dapat terjadi kegagalan sensor jika sensor digunakan dengan sirkuit yang
dihangatkan dan dilembabkan.
Sebuah pneumotachograph adah flowmeter fixed orifice yang dapat berfungsi sebagai
spirometer. Sebuah ikatan paralel dari tabung diameter-kecil in ruang (Fleisch
pneumotachograph) atau mesh screen memberikan sedikit hambatan aliran. Tekanan turun
melewati hambatan ini di deteksi Oleh sebuah transduser perbedaan tekanan yang
proporsional terhadap derajat aliran. Integrasi dari derajat aliran dari waktu ke waktu
menghasilkan volume tidal. Lebih lanjut, analisis dari tekanan, volume dan hubungan
waktu akan menghasilkan informasi yang berharga mengenai mekanika paru dan jalan
nafas. Ketidak akuratan karena kondensasi air dan perubahan temperatur membatasi
kegunaan klinis dari monitor-monitor ini hingga adanya modifikasi dari desain untuk
mengatasi masalah ini. Sebuah modifikasi menggunakan dua tabung Pilot pada Koneksi Y.
(cth. Datex-Ohmeda D-lite and Pedi-lite sensor). Aliran gas melalui sensor menciptakan
perbedaan tekanan antara tabung Pilot. Perbedaan tekanan ini digunakan untuk mengukur
aliran, arah aliran dan tekanan jalan nafas. Gas pernafasan di sampling terus-menerus untuk
mengkoreksi pembacaan aliran untuk perubahan densitas dan viskositas.

b. Tekanan Sirkuit
Pengukur tekanan atau sensor elektrik biasanya digunakan untuk mengukur tekanan sirkuit
pernafasan diantaran katup unidiraksional ekspiratori dan inspiratory; lokasi tepatnya
tergantung model mesin anestesi. Tekanan sirkuit pernafasan biasanya merefleksikan
tekanan jalan nafas jika diukur dekan dengan jalan nafas pasien. Pengukuran yang paling
akurat adalah ada koneksi Y (cth D-lite dan Pedi-lite sensor). Peningkatan tekanan jalan
nafas dapat menunjukkan perburukan komplians pulmoner, peningkatan volume tidal atau
hambatan pada sirkuit pernafasan, tabung trakeal, atau jalan nafas pasien. Penurunan
tekanan mungkin menunjukkan perbaikan komplians, penurunan volume tidal, atau
kebocoran di sirkuit. Jika tekanan sirkuit diukur pada absorber CO2, tidak selalu
mencerminkan tekanan pada jalan nafas pasien. Sebagai contoh, meng klem lengan
ekspirasi pada tabung pernafasan selama ekspirasi akan mencegah nafas pasien keluar dari
paru. Meskipun ada peningkatan tekanan jalan nafas, pengukur tekanan di absorber akan
terbaca nol karenan adanya katup satu arah.
Beberapa mesin menggunakan auditori fedback untuk perubahan tekanan selama
penggunaan ventilator (Drager "Respitone" dan Datex-Ohmeda "AudiTorr")

c. Adjustable Pressure-Limiting Valve


Adjustable Pressure-Limiting Valve (APL) valve, atau yang sering disebut sebagai
katup pelepas tekanan, biasanya terbuka penuh selama penafasan spontan tetapi harus
tertutup sebagian selama ventilasi manual atau yang dibantu. Katup APL sering
membutuhkan penyesuaian. Jika ttidak ditutup secara memadai, kebocoran yang besar dari
sirkuit akan terjadi dan menghambat ventilasi manual. Jika ditutup terlalu banyak atau
penuh akan menyebabkan barotrauma (cth. pneumotoraks) dan/atau gangguan
hemodinamik. Sebagai pengaman tambahan, katup APL pada mesin modern dapat
berfungsi sebagai alat yang membatasi tekanan yang tidak akan bisa ditutup penuh, batas
atas biasanya 70-80 cmH2O.

f. Ventilator
Ventilator digunakan secara ekstensif di ruang operasi (OK) dan di Intensive Care Unit
(ICU). Semua mesin anestesi modern dilengkapi dengan ventilator. Dari sejarahnya,
ventilator OK lebih sederhana dan lebih kecil dibantingkan yang di ICU. Perbedaannya
menjadi makin tak jelas karena perkembangan teknologi dan adanya kebutuhan “ventilator
model ICU” untuk pasien-pasien sakit kritis yang datang ke OK. Ventilator dari beberapa
mesin anestesi modern sudah sama canggihnya dengan ventilator ICU dan hampir memiliki
kemampuan yang sama. Setelah mendiskusikan beberapa prinsip dasar ventilator, bagian
ini akan mengulas penggunaan ventilator berhubungan dengan mesin anestesi.
Ventilator menghasilkan aliran gas dengan menciptakan perbedaan gradien tekanan antara
jalan nafas proximal dan alvoli. Ventilator terdahulu mengandalkan dari pemberian tekanan
negatif disekitar ( dan didalam) dada (cth. Iron lung), dimana ventilator modern
menciptakan tekanan positif dan aliran gas pada jalan nafas atas. Fungsi ventilator paling
baik dijelaskan dalam empat fase dari siklus ventilasi; inspirasi, transisi dari inspirasi ke
ekspirasi, ekspirasi, dan transisi dari ekspirasi ke inspirasi. Meskipun terdapat beberapa
klasifikasi skema, yang paling umum berdasarkan karakteristik fase inspirasi dan metode
siklus dari inspirasi ke ekspirasi. Klasifikasi yang lain seperti sumber tenaga (cth.
Pneumatic-high pressure, pneumatic-Venturi, atau elektrik), desain (single-circuit system,
double-circuit system, rotary piston, linear piston), dan mekanisme kontrol (cth. Elektronik
timer dan mikroprosessor).

1. Fase Inspirasi
Selama inspirasi, ventilator menghasilkan volume tidal dengan memproduksi aliran gas
melewati sebuah gradien tekanan. Mesin menghasilkan tekanan konstan (generator tekanan
konstan) atau aliran gas konstan (generator aliran konstan) selama inspirasi tanpa
memandang perubahan pada mekanika paru. Generator non konstan menghasilkan tekanan
atau aliran gas yang bervariasi selama siklus tetapi tetap konsisten dari nafas ke naas.
Sebagai contoh, ventilator yang menghasilkan pola aliran yang menyerupai setengah siklus
dari gelombang sine (cth. Ventilator rotary piston), akan diklasifikasikan sebagai generator
aliran non konstan.

2. Fase Transisi dari Inspirasi ke Ekspirasi


Penghentian dari fase inspirasi dapat dicetuskan oleh batasan waktu yang sudah
ditentukan (durasi tetap), tekanan inspirasi yang harus dicapai, atau tidal volume yang harus
diberikan. Ventilator siklus-waktu dapat memberikan volume tidal dan tekanan puncak
ekspirasi yang bervariasi tergantung dari komplian paru. Volume tidal di sesuaikan dengan
mengeset durasi dan derajat aliran inspirasi. Ventilator siklus-tekanan tidak akan berlanjut
dari fase inspirasi ke fase ekspirasi sampai tekanan yang sudah diset sebelumnya tercapai.
Jika terdapat kebocoran sirkuit yang besar akan menurunkan tekanan puncak secara
signifikan, sebuah bentilator siklus-tekanan akan tetap dalam fase inspirasi. Dilain sisi,
kebocoran yang sedikit tidak akan menurunkan volume tidal, karenan siklus akan
terhambat hingga batasan tekanan dicapai. Ventilator siklus-volume akan memberikan
volume yang ditentukan dengan waktu dan tekanan yang bervariasi. Dalam realitasnya,
ventilator modern dapat mengatasi berbagai kekurangan ventilator klasik dengan memakai
parameter siklus sekunder atau mekanisme pembatas yang lain. Contohnya ventilator
siklus-waktu dan siklus-volume biasanya memakai alat pembatas-tekanan yang
menghentikan inspirasi ketika batasan tekanan aman yang dapat disesuaikan telah tercapai.
Hampir sama dengan itu, sebuah kontrol volume yang telah ditentukan membatasi
kompresi bellow yang mengakibatkan ventilator siklus-waku dapat berfungsi seperti
ventilator siklus-volume, tergantung dari kecepatan ventilator dan kecepatan aliran
inspirasi (cth. Draeger AV2+)

3. Fase Ekspirasi
Fase ekspirasi dari ventilator biasanya menurunkan tekanan jalan nafas hingga level
atmosfir atau volume yang ditentukan dari PEEP. Ekshalasi adalah pasif. Aliran keluar dari
paru ditentukan oleh hambatan jalannafas dan komplians paru. PEEP biasanya dihasilkan
dengan mengubah mekanisme katup pegas atau penekanan pneumatik dari katup ekshalasi
(spill).

4. Fase Transisi dari Ekspirasi ke Inspirasi


Transisi menuju fase inspirasi berikutnya dapat berdasar pada interval waktu yang telah
ditentukan atau perubahan tekanan. Perilaku ventilator dalam fase ini bersama dengan tipe
siklus dari inspirasi ke ekspirasi menentukan mode ventilator.
Selama ventilasi kontrol, mode paling dasar dari semua ventilator, nafas berikutnya selalu
terjadi setelah interval waktu yang telah ditentukan. Jadi volume tidal dan kecepatan aliran
adalah tetap pada ventilasi volume kontrol, dimana tekanan puncak inspirasi adalah tetap
pada ventilasi tekanan kontrol. Mode ventilasi kontrol tidak didesain untuk pernafasan
spontan. Pada mode volume kontrol, ventilator menyesuaikan aliran gas dan waktu
inspirasi berdasarkan kecepatan ventilasi dan rasio I:E yang telah ditetapkan. Pada volume
tekanan-kontrol, waktu inspirasi juga berdasarkan kecepatan ventilator dan rasio I:E, tetapi
aliran gas disesuaikan untuk menjaga tekanan inspirasi yang konstan.
Kebalikannya, Intermitten Mandatory Ventilation (IMV) mengijinkan pasien untuk
bernafas spontan antara nafas yang dikontrol. Synchronized Intermitten Mandatory
Vantilation (SIMV) adalah penyempurnaan yang lebih lanjut untuk mencegah "fighting the
ventilator" dan "breath stacking", kapanpun mungkin, ventilator akan mencoba untuk
memberikan nafas mekanis mandatory dengan adanya penurunan tekanan jalan nafas yang
terjadi ketika pasien akan memulai nafas spontan.
g. Alarm ventilator
Alarm adalah bagian integral dari seluruh ventilator mesin anestesi modern. Kapanpun
ventilator digunakan “alaram diskoneksi” harus teraktifasi secara pasif. Mesin anestesi
seharusnya memiliki paling tidak tiga alarm diskonek; tekanan puncak inspirasi yang
rendah, volume tidal ekshalasi yang rendah, dan Karbon dioksida ekshalasi yang rendah.
Yang pertama selalu ada di ventilator, dimana yang dua lagi terdapat pada modul yang
terpisah. Kebocoan kecil atau diskoneksi sirkuit pernafasan parsial mungkin terdeteksi
dengan penurunan yang sedikit dari tekanan puncak inspirasi, volume ekshalasi, atau
karbon dioksida akhir ekspirasi sebelum batas alaram tercapai. Alarm ventilator lainnya
yang ada seperti tekanan puncak inspirasi yang tinggi, PEEP tinggi, tekanan tinggi jalan
nafas yang menetap, tekanan negatif, dan tekanan suplai oksigen yang rendah. Hampir
semua ventilator mesin anestesi modern juga memiliki spirometer dan analyzer oksigen
yang mempunyai alaram tambahan.

h. Masalah yang berhubungan dengan ventilator mesin anestesi


Ventilator Fresh Gas Coupling
Dari diskusi sebelumnya, penting untuk diperhatikan karena katup buang ventilator
tertutup selama inspirasi, aliran gas segar dari common gas outletmesin secara normal
berkontribusi terhadap volume tidal yang diberikan pada pasien. Sebagai contoh, jika aliran
gas segar 6L/mnt, rasio I:E 1:2, dan frekuensi respirasi 10x/mnt, setiap tidal volume akan
mengikutsertakan tambahan 200ml, sebagai tambahan pada output ventilator.
(6000ml/mnt) (33%) = 200ml/nafas
10 nafas/mnt
Jadi, peningkatan aliran gas segar meningkatkan volume tidal, ventilasi semenit dan
tekanan puncak inspirasi. Untuk menghindari masalah dengan ventilator-fresh gas flow
coupling, tekanan jalan nafas dan volume tidal ekshalasi harus dimonitor secara ketat dan
aliran gas segar berlebihan harus dihindari.

Tekanan Positif Berlebihan


Tekanan inspirasi tinggi (>30mmHg) yang intermiten atau menetap selama ventilasi
tekanan positif meningkatkan resiko barotrauma paru (cth. Pneumotoraks) dan/atau
kompromi hemodinamik selama anestesi. Tekanan tinggi yang berlebihan dapat terjadi
karena penyetelan yang tidak benar dari ventilator, malfungsi ventilator, fresh gas flow
coupling, atau aktivasi dariflush oksigen selama fase inspirasi dari ventilator. Penggunaan
flush oksigen selama siklus inspirasi dari ventilator harus dihindari karena katup buang
ventilator akan tertutup dan katup APL dikeluarkan. Hembusan oksigen (600-1200ml/s)
dan tekanan sirkuit akan ditransfer ke paru pasien. Sebagai tambahan terhadap alaram
tekanan tinggi, semua ventilator memiliki katup APL otomatis. Mekanismi pembatasan
tekanan dapat sesederhana ketika treshold katup yang terbuka pada tekanan tertentu atau
sensor elektronik yang akan menghentikan fase inspirasi ventilator dengan segera.
Perbedaan Volum Tidal
Perbedaan yang besar antara volume tidal yang di set dan yang sebenarnya diterima
pasien sering terjadi di ruangan operasi selama ventilasi volume kontrol. Penyebab
termasuk komplians sirkuit pernafasan, kompresi gas, ventilator-fresh gas coupling, dan
kebocoran di mesin anestesi, sirkuit pernafasan atau jalan nafas pasien.
Komplians standar untuk sirkuit pernafasan dewasa sekitar 5mL/cmH2O. Jadi jika tekanan
puncak inspirasi 20 cm H2O, sekitar 100ml dari volume tidal yang telah ditetapkan hilang
ke sirkuit yang membesar. Untuk alasan ini, sirkuit poernafasan untuk pasien pediatrik
didesain jauh lebih kaku, dengan komplians hingga 1,5-2,5 ml/cm H2O
Kehilangan kompresi, normalnya sekitar 3%,dikarenakan karena kompresi gas didalam
bellow ventilator tergantung dari volume sirkuit pernafasan. Jadi, jika volume tidal 500ml,
sebesar 15 ml dari gas tidal yang telah ditetapkan akan hilang. Sampling gas untuk
kapnografi dan pengukuran gas anestetik menambah kehilangan dalam bentuk kebocoran
gas kecuali gas sample dikembalikan ke sirkuit pernafasan, seperti yang terjadi di beberapa
mesin.
Deteksi yang akurat dari perbedaan volume tidal tergantung dimana spirometer
diletakkan. Ventilator canggih mengukur volume tidal inspirasi dan ekspirasi. Penting
untuk dicatat, kecuali jika spirometer diletakkan di Y connector di sirkuit pernafasan,
kehilangan komplian dan kompresi tidak akan terlihat.

Beberapa mekanisme telah dibuat untuk mesin anestesia yang baru untuk menurunkan
perbedaan volume tidal. Selama self-checkout elektronis yang awal, beberapa mesin
mengukur komplians total dari sistem dan pengukuran ini digunakan untuk menyesuaikan
pergerakan bellow dan piston; kebocoran juga diukur tapi biasanya tidak dikompensasi.
Metode pengkompensasian atau modulasi dari volume berbeda tergantung model dan
pabrik pembuatnya. Dalam sebuah desain (Datex-Ohmeda Aestiva/5), sensor aliran
mengukur volume tidal yang diberikan pada katup inspirasi untuk beberapa nafas pertama
dan menyesuaikan aliran volume gas berikutnya untuk (penyesuaian preemptive). Sebagai
penggantinya, mesin yang menggunakan kontrol elektronik dari aliran gas dapat
memisahkan aliran gas segar dari volume tidal dengan pemberian aliran gas segar selama
ekshalasi (Draeger Julian). Terakhir, fase inspirasi dari aliran gas segar ventilator dapat
dipisahkan melalui katup decoupling menuju kantong pernafasan, yang dikeluarkan dari
sistem lingkar selama ventilasi (Draeger Fabius GS dan Narkomed 6400). Selama ekshalasi
katup decoupling terbuka, dan mengizinkan fas segar yang disimpan sementara di kantong
pernafasan memasuki sirkuit pernafasan.

i. Scavenger Gas Buang


Scavenger gas buang akan membuang gas yang telah diventilasikankeluar dari sirkuit
pernafasan oleh katup APL dan katup buang ventilator. Polusi dari lingkungan ruang
operasi dengan gas anestetik dapat menghadapokan bahaya pada anggota tim bedah.
Meskipun sulit untuk mendefinisikan level aman dari eksposure, National Institute for
Occupational Safety and Health (NIOSH) merekomendasikan pembatasan konsentrasi
Nitrous Oxide sebanyak 25 ppm dan agen halogen sebanyak 2 ppm (0.5 ppm jika nitrous
oksida digunakan). Penurunan dari level ini hanya mungkin dengan penggunaan sistem
pembuangan gas buang yang baik.
Untuk menghindari peningkatan tekanan, volume gas yang berlebihan diventilasikan
keluar dari katup APL pada sirkuit pernafasan dan katup buang ventilator. Kedua katup
harus dihubungkan ke selang (tabung transfer) mengarah alat buang, yang dapat berada
dalam mesin atau ditambahkan ke mesin. Alat buang dapat dideskripsikan sebagai jenis
terbuka atau tertutup.
Alat buang terbuka, berbentuk terbuka terhadap atmosfir luar dan biasanya tidak
membutuhkan katup relief tekanan. Kebalikannya, alat buang tertutup, berbentuk tertutup
terhadap atmosfir luar dan membutuhkan katup tekanan negatif dan positif yang
melindungi pasien dari tekanan negatif dari sistem vakum dan tekanan positif dari
hambatan pada tabung buang. Saluran buang dari sistem buang dapat berupa jalur langsung
ke luar melalui saluran ventilasi dari melewati titik manapun di resirkulasi. (scavenging
pasif) atau sebuah hubungan ke sistem vakum rumah sakit. (scavenging aktif). Sebuah
chamber atau kantong reservoir menerima aliran lebih dari gas buang ketika kapasitas dari
vakum telah dilewati. Katup kontrol vakup pada sistem aktif harus disesuaikan agar dapat
dibuang sekitar 10-15 L gas buang per menit. Jumlah ini cukup untuk periode terdapatnya
aliran gas segar yang tinggi (cth, selama induksi dan bangun) tetapi tetap meminimalkan
resiko mentransmisikan tekanannegatif ke sirkuit pernafasan selama kondisi aliran rendah.
(maintenance). Kecuali jika digunakan secara benar, resiko terpapar dalam pekerjaan lebih
tinggi pada jenis terbuka. Beberapa mesin mempunyai sistem aktif dan pasif sekaligus.
j. Pemeriksaan Mesin Anestesi
Kesalahan penggunaan atau malfungsi dari alat pemberian gas anestesi dapat
menyebabkan mortalitas dan morbiditas yang besar. Inspeksi rutin dari alat anestesi
sebelum tiap penggunaan akan meningkatkan keakraban operator dan meyakinkan fungsi
yang baik dari mesin. Lembaga Food and Drug Administration (FDA) Amerika Serikat
telah menetapkan prosedur pemeriksaan Generik untuk mesin gas anestesi dan sistem
pernafasan. Prosedur ini dapat dimodifikasi sesuai keperluan, tergantung dari alat yang
digunakan dan rekomendasi dari pabrik pembuat. Dapat dicatat bahwa tidak semua
prosedur pemeriksaan harus diulang dalam hari yang sama, penggunaan yang hati-hati dari
daftar pemeriksaan ini penting sebelum dilakukannya prosedur anestesi. Prosedur
pemeriksaan yang wajib akan meningkatkan kemungkinan terdeteksinya kesalahan dalam
mesin anestesi. Beberapa mesin anesesi memiliki pemeriksaan secara otomatis.
Pemeriksaan sistem dapat termasuk pemberian nitrous oxide (pencegahan campuran
hipoksik), pemberian agen anestesi, ventilasi mekanis dan manual, tekanan sistem
perpipaan, alat buang, komplians sirkuit pernafasan dan kebocoran gas.

B. Meja Operasi
A. Operating Table (Meja Operasi)

Gambar 3.4.2 Operating Table

a. Pengertian Operating Table


Operating table adalah alat yang berfungsi untuk meletakkan pasien sesuai
dengan posisi yang dikehendaki dalam melakukan tindakan operasi atau
pembedahan.

Nama lain operating table:

 Meja operasi
 Meja bedah
b. Komponen Alat
 Matras
 Pengatur posisi
 Sistim hidraulik
 Rem
 Aksesoris
c. Prinsip Kerja Operating Table

Pergerakan naik atau turun meja operasi digerakan dengan sistim


hydrooulik. Pada meja operasi terdapat berbagai aksesoris yang harus di siapkan
apabila akan dilaksanakan kegiatan bedah, antara lain : penyangga kepala sedang
dilakukan kegiatan bedah ( tidak terjadi perubahan posisi). Pabila menggunakan
sistim elektrik, perhatikan pembumian.

d. Hal-hal yang perlu diperhatikan


 Kestabilan posisi meja.
 Sistim hhydroulik, oli dan valve.
 Kebersihan alat.
 Pengereman.
 Lakukan pemaliharaan sesuai jadwal.
 Lakukan pengujian dan kalibrasi 1 tahun sekali.

E. Peralatan laboratorium klinik


A. Microscope
B. Pengertian Mikroskop
1. Kata mikroskop bersal dari bahasa Yunani yaitu micron yang artinya kecil dan
scropos yang artinya melihat atau tujuan. Jadi dapat dikatakan bahwa mikroskop
adalah alat untuk melihat obyek yang terlalu kecil untuk dilihat dengan mata
telanjang. Alat utama dalam mikroskop yang digunakan untuk mengamati adalah
lensa objektif dan lensa okuler. Dalam mikroskop baik lensa objektif maupun lensa
okuler keduanya merupakan lensa cembung. Secara garis besar lensa objektif
menghasilkan suatu bayangan sementara yang mempunyai sifat semu, tebalik dan
diperbesar terhadap posisi benda mula- mula (Anonim, 2010).
2. Dua nilai penting sebuah mikroskop adalah daya pembesaran dan penguraiannya,
atau resolusi. Pembesaran mencerminkan berapa kali lebih besar objeknya terlihat
dibandingkan dengan ukuran sebenarnya. Daya urai merupakan ukuran kejelasan
citra; yaitu jarak minimum dua titik yang dapat dipisahkan dan masih dapat
dibedakan sebagai dua titik berbeda dan terpisah (Campbell, 2000).
3. Mikroskop yang menggunakan cahaya disebut mikroskop optik. Mikroskop optik
dapat dibedakan menjadi mikroskop monokuler atau binokuler dan mikroskop
stereo. Mikroskop binokuler digunakan untuk pengamatan benda tipis dan
transparan. Penyinaran diberikan dari bawah dengan sinar alam atau lampu.
Mikroskop stereo digunakan untuk pengamatan yang tidak terlalu besar, transparan
atau tidak. Penyinaran dapat diatur dari atas maupun dari bawah dengan sinar alam
atau lampu (Tim Pengajar, 2012).
4. Mikroskop yang biasa digunakan dalam laboratorium biologi adalah mikroskop
bino (latin : bino = dua, dan oculus = mata). Kebanyakan objek yang akan diamati
dengan menggunakan mikroskop monokuler ini harus memiliki ukuran yang kecil
atau tipis sehingga dapat ditembus cahaya. Bentuk dan susunan objek tersebut dapat
dibedakan karena beberapa bagian objek itu lebih banyak menyerap cahaya dari
pada bagian-bagian yang lain. Mikroskop membuat benda-benda kecil kelihatan
lebih besar dari pada wujud sebenarnya, hal ini disebut perbesaran. Mikroskop juga
dapat membuat kita melihat pola-pola terperinci yang tidak tampak oleh mata
telanjang, hal ini disebut penguraian (Goldsten, 2004).
5. Semakin tipis bahan yang diperiksa semakin jelas nahan yang diperoleh. Cahaya
yang dipantulkan dari suatu titik objek tidak dapat direkombinasi kagi untuk
membuat titik lain yang sebenarnya, tetapi hanya sebuah piringan cahaya. Daya
pembesaransebuah mikroskop, yaitu kemampuan untuk membeda- bedakan rincian
halus, adalah sebanding dengan medium yang ditransmisi. Cahaya mempunyai
panjang gelombang sekitar 0,5 mm dan daya pembesaran paling baik (meskipun
menggunakan cahaya dengan gelombang paling pendek) adalah sekitar 0,45 mm
obyek yang letaknya lebih dekat dari itu tidak akan diperbesar sebagai lebih dari
satu objek (Abercombie, 1933).
6. Dibalik semua keunggulan dan kegunaannya, mikroskop juga memiliki kelemahan
yaitu daya pisah, bukan daya pembesaran. Daya pisah adalah kemampuan untuk
membedakan dua titik yang berdekatan sebagai titik yang jelas seta terpisah.
Peningkatan ukuran tanpa disertai gambar yang jelas tidak berarti banyak bagi
seorang yang menggunakan mikroskop. Ini berarti tidak ada gunanya mendapat
gambar yang besar tetapi kabur (W. lay. 1992).

C. Jenis- Jenis Mikroskop


1. Mikroskop Cahaya (Compound light microscope)
Mikroskop cahaya atau dikenal juga dengan nama "Compound light
microscope" adalah sebuah mikroskop yang menggunakan cahaya lampu sebagai
pengganti cahaya matahari sebagaimana yang digunakan pada mikroskop
konvensional. Mikroskop cahaya mempunyai perbesaran maksimum 1000 kali.
Mikroskop cahaya juga mempunyai tiga sistem lensa yaitu lensa objektif, lensa okuler
dan kondensor. Objek yang diamati dapat dalam keadaan hidup atau mati namun objek
yang diamati harus bisa ditembus oleh cahaya. Jika tidak maka bisa dilakukan
penyayatan. Mikroskop cahaya ini mampu memperbesar gambar objek sampai ke
tingkat jaringan. Alat ini mempunyai kelebihan yaitu ukuran alat ini tidak terlalu besar,
tidak membutuhkan tempat yang terlalu luas sehingga mudah untuk dioperasikan,
penelitaian dengan alat ini juga bisa dilakukan dimana saja dan kapan saja. Namun
dibalik kelebihannya alat ini mempunyai kekurangan yaitu gambar pada perbasaran
maksimum akan terlihat kurang jelas, dan hal tersebut bisa diatasi dengan digunakan
minyak imersi maka gambar akan terlihat lebih jelas walaupun tidak sebaik hasil
gambar pada mikroskop elektron.

a. Bagian dan Fungsi Mikroskop


Gambar3.5.1 mikroskope cahaya

Keterangan :
Lensa okuler (eyepiece) : Untuk memperbesar bayangan yang dibentuk lensa objektif
Pemutar lensa objektif (Revolving nosepiece) : Untuk memutar objektif sehingga
mengubah perbesaran
Tabung pengamatan / tabung okuler (Observation tube) : untuk menghubungkan lensa
okuler dengan lensa objektif
Meja benda (Stage) : untuk meletakan kaca objek
Condensor (Condenser) : Untuk mengumpulkan cahaya supaya tertuju ke lensa objektif
Lensa objektif (Objective lense) : Untuk memperbesar spesimen
Pengatur kekuatan lampu (Brightness adjustment knob) : Untuk memperbesar dan
memperkecil cahaya lampu
Tombol daya (Main switch)
Cincin pengatur diopter (Diopter adjustmet ring) : Untuk menyamakan fokus antara
mata kanan dan kiri
Pengatur jarak interpupillar (Interpupillar distance adjustment knob)
Penjepit kaca objek/spesimen (Specimen holder)
Sumber cahaya (Illuminator)
Sekrup pengatur vertikal (Vertical feed knob) :Untuk menaikkan atau menurunkan kaca
objek
Sekrup pengatur horizontal (Horizontal feed knob) : Untuk menggeser ke kanan / kiri
objek glas
Sekrup fokus kasar (Coarse focus knob) : Untuk menaik turunkan meja objek (untuk
mencari fokus) secara kasar dan cepat
Sekrup fokus halus (Fine focus knob) : Untuk menaik turunkan meja benda secara halus
dan lambat
sekrup pengencang tabung okuler (Observation tube securing knob)
sekrup pengatur kondenser (Condenser adjustment knob) : Untuk menaik-turunkan
kondensor
kaki mikroskop : sebagai alas tempat tumpuan mikroskop berdiri
Lengan atau pegangan mikroskop, yang dipegang bilamana diangkat.
Diafragma, alat yang dapat ditutup dan dibuka, untuk mengatur banyaknya cahaya yang
masuk ke objek.

b. Cara Perawatan Mikroskop Cahaya


Ø Mengangkat dan membawa mikroskop harus selalu dalam posisi tegak, dengan satu
tangan memegang erat pada lengan mikroskop dan tangan yang lain menyangga pada
dasar atau kakinya.
Ø Mencondongkan posisi tabung, cukup dilakukan dengan memutar engsel penggerak
sebagai titik putar. Menegakkan kembali setelah selesai.
Ø Mengusahakan agar lensa objektif lemah (4x atau 10x) berada satu poros di bawah
lensa okuler. Mengatur kedudukan tabung sedemikian rupa sehingga ujung lensa
objektif lemah berjarak ± 1cm dari atas meja benda.
Ø Mengatur kedudukan penjepit sediaan dengan rapi dan cermat pada posisi tegak agar
debu tidak banyak menempel.
Ø Membersihkan sisa minyak imersi dengan menggunakan kertas lensa dan cairan
Xylol sesegera mungkin setelah pengamatan dengan menggunakan minyak imersi telah
berakhir, dan mengeringkan dengan kain lap yang bersih.
Ø Membersihkan lensa dengan kertas khuss lensa dan bagian lainnya dengan kain lap
yang bersih dari bahan halus (flenel) atau setiap akan menggunakan mikroskop.
Ø Hindari menaruh kabel listrik dibawah meja objek karena akan merusak kondensor.

c. Cara Prelakuan pada Objek Mikroskop Cahaya


Benda atau obyek yang akan diamati dengan mikroskop ini, harus memiliki ukuran
yang kecil, tipis sehingga dapat ditembus cahaya. Objek yang diamati bisa berupa
preparat permanen atau preparat bukan permanen. Ada dua cara membuat preparat
bukan permanen yaitu
Ø Membuat preparat tanpa penyayatan misalnya pada waktu pengamatan
mikroorganisme yang ada dalam air. Caranya: air yang akan diamati, diambil dengan
pipet tetes dan tempatkan pada kaca obyektif dan tutup dengan kaca penutup, amati
dengan mikroskop.
Ø Membuat preparat dengan penyayatan misalnya penampang daun, batang, akar, otot
dan lain-lain Caranya: menyayat organ setipis mungkin, untuk membuat sayatan yang
baik dan tipis dengan menggunakan silet yang tajam.

2. Mikroskop Stereo
Mikroskop stereo merupakan bentuk pengembangan dari mikroskop optik. Mikroskop
ini khusus digunakan untuk objek objek makroskopis. Mikroskop ini hanya mampu
memperbesar objek 7 hingga 70 kali perbesaran. Mikroskop stereo menggunakan dua
jenis lensa yaitu lensa objektif dan lensa okuler. Mikroskop ini memiliki beberapa
keunggulan yaitu gambar objek yang dihasilkan dalam bentuk 3 dimensi, hasil
perbesaran objeknya terlihat lebih tajam, sumber pencahayaan yang berasal diatas juga
membuat objek yang relatif tebal dapat diamati dengan jelas. Dan kelemahan
mikroskop ini tidak dilengkapi dengan kondensor ataupun diafragma seperti pada
mikroskop lainnya. (Anne , 2012).

C. Urine Analizer
a. Urinalux Siemens

Gambar 3.5.2 Urinalux Siemens


1. Urinalux Siemens adalah alat semi-otomatis untuk pengecekan yang dilakukan
diluar tubuh untuk mendapatkan hasil pengecekan urine dengan hasil yang lebih
tepat.
2. Urinalux Siemens digunakan untuk membaca dan mengevaluasi hasil dari Urine
Test Strip. Strip tes urine ini digunakan untuk strip multiparameter penentuan berat
jenis, pH, leukosit, nitrit, protein, glukosa, keton, urobilinogen,bilirubin dan darah
dalam urin.
3. Urinalux Siemens adalah alat fotometer reflektansi (reflectance photometer).
Urinalux Siemens membaca strip tes urine pada kondisi standar, menyimpan hasil
ke memori dan menampilkan hasil melalui printer built-in dan / atau serial interface
pada alat tersebut.
4. Urinalux Siemens menstandarisasi hasil ‘Urine Test Strip’ dengan dengan
menghilangkan faktor-faktor yang diketahui dapat mempengaruhi
evaluasi/pengecekan secara visual pada strip tes urine. Adapun alat yang digunakan
di laboratorium itu misalnya urinalux Siemens.

Gamabr 3.5.3 Urine Test Strip

5. Urin atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal
yang kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urinasi.
Pengeluaran urin diperlukan untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah
yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga homeostasis cairan tubuh.
6. Secara umum urin berwarna kuning. Urin encer warna kuning pucat (kuning jernih),
urin kental berwarna kuning pekat, dan urin baru / segar berwarna kuning jernih.
Urin yang didiamkan agak lama akan berwarna kuning keruh. Urin berbau khas jika
dibiarkan agak lama berbau ammonia. Ph urin berkisar antara 4,8 – 7,5, urin akan
menjadi lebih asam jika mengkonsumsi banyak protein,dan urin akan menjadi lebih
basa jika mengkonsumsi banyak sayuran. Berat jenis urin 1,002 – 1,035.
7. Secara kimiawi kandungan zat dalan urin diantaranya adalah sampah nitrogen
(ureum,
kreatinin dan asam urat), asam hipurat zat sisa pencernaan sayuran dan buah,
badanketon zat sisa metabolism lemak, ion-ion elektrolit (Na, Cl, K, Amonium,
sulfat,Ca dan Mg), hormone, zat toksin (obat, vitamin dan zat kimia asing), zat
abnormal (protein, glukosa, sel darah Kristal kapur dsb).
8. Volume urin normal per hari adalah 900 – 1400 ml, volume tersebut dipengaruhi
banyak faktor diantaranya suhu, zat-zat diuretika (teh, alcohol, dan kopi), jumlah
air minum, hormon ADH, dan emosi.
b. Bagian-bagian Alat

Gamabar 3.5.4 gambaran bagian-bagian alat


c. Prinsip Kerja
Cahaya LED yang mengenai pad terpantul dengan warna yang terdapat pada
pad dan tertangkap oleh detektor. Disini panjang gelombang yang diterima
diperkuat dan difilter. Masing masing cahaya yang telah dikuatkan tersebut
dikelompokkan berdasar parameter dan diubah menjadi sinyal analog
menggunakan analog digital converter. Selanjutnya, kadar dianalisa menggunakan
microcomputer dan membandingkannya dengan cahaya pada referensi.
d. Cara Kerja
1. Strip uji ditempatkan pada baki geser, lalu
motor penggerak bergerak kedalam alat
pembaca.
2. Analisa pad membaca referensi, diikuti
oleh masing-masing dari bagian uji pada strip.
Alat pembaca berisi LED yang memancarkan
cahaya pada berbagai macam panjang
gelombang.
3. Pembacaan dilakukan secara ‘electro-
optically’ yang dilakukan sebagai berikut:
4. LED memancarkan cahaya dari panjang
Gamabar 3.5.5 cara kerja
gelombang yang ditetapkan ke permukaan test pad pada sudut optimal. Lampu
yang mengenai ‘test zone’ (zona uji) terpantul secara proporsional dengan
warna yang dihasilkan pada test pad dan ditangkap oleh detektor.
5. Sebuah phototransistor diposisikan tepat di atas zona uji. Phototransistor
mengirimkan sebuah sinyal listrik analog ke A / D converter, yang berubah ke
bentuk digital.
6. Mikroprosesor kemudian mengkonversi pembacaan digital menjadi nilai
reflektansi relatif dengan mengacu pada standar kalibrasi.
7. Akhirnya, sistem membandingkan nilai reflektansi dengan batas jangkauan
yang ditetapkan (reflektansi nilai-nilai yang diprogram ke dalam analisa untuk
setiap parameter) dan output hasil semi-kuantitatif. Setiap pad tes membaca
photometrically sekitar 55-65 detik. Dalam sampel urin yang sangat basa,
Urinalux Siemens secara otomatis mengoreksi hasil tes berat jenis
8. Berikut ini adalah daftar prinsip-prinsip uji spesifik untuk setiap parameter:
9. Berat Jenis: Dengan adanya kation, proton yang dilepaskan oleh zat
pengompleks dalam pad tes. Indikator bromthymol biru perubahan dari biru
melalui biru-hijau ke kuning.
10. Uji pH: pad pengujian berisi indikator metil merah dan bromthymolbiru.
Indikator-indikator ini memberikan perbedaan warna yang jelas pada rentang
pH dari 5 sampai 9.1, Dua warna berkisar dari oranye ke kuning dan hijau ke
biru.
11. Uji Leukosit: leukosit granulocytic mengandung esterases yang mengkatalisis
hidrolisis dari suatu indoxylcarbonic asam ester menjadi indoxyl. Indoxyl yang
terbentuk bereaksi dengangaram diazonium untuk menghasilkan warna ungu.
12. Uji Nitrit: Nitrit, jika ada, akan bereaksi dengan amina aromatik untuk
memberikan garam diazonium, lelu terangkai dengan senyawa lebih lanjut,
menghasilkan pewarna merah-ungu azo
13. Uji Protein: Tes ini didasarkan pada perubahan warna indikator 3 ', 3 ",5', 5"-
tetrachlorophenol-3, 4, 5, 6-tetrabromosulfophthalein dengan adanya protein.
Reaksi positif ditunjukkan dengan perubahan warna dari kuning ke hijau muda
atau hijau
14. Uji Glukosa: deteksi Glukosa didasarkan pada metode enzymatic glucose
oxidase/peroxidase (GOD/POD) atau oksidasi /peroksidasi glukosa enzimatik
Reaksi oksidasi glukosa memanfaatkan enzim untuk mengkatalisis
pembentukan asam gluconic dan peroksida hidrogen dari oksidasi glukosa.
Selanjutnya, enzim kedua, peroksidasi,mengkatalisis reaksi hidrogen peroksida
dengan chromogen tetramethylbenzidine untuk membentuk kompleks pewarna
hijau. Reaksi positif ditunjukkan dengan perubahan warna dari kuning ke hijau
15. Uji Keton: Berdasarkan prinsip Legal’s Test, natrium nitroprussidedan glisin
bereaksi dengan asetoasetat dan aseton dalam media alkali untuk membentuk
kompleks pewarna ungu.Hasil positif ditunjukkan dengan perubahan warna dari
krem ke ungu
16. Uji Urobilinogen: Urobilinogen digabungkan dengan 4-methoxybenzene-
diazonium-tetrafluoroborate dalam asam media untuk membentuk zat warna
azo merah
17. Uji Bilirubin: Deteksi bilirubin berdasarkan pada reaksi penggabungan dari
garam diazonium dengan bilirubin dalam suatu asam menengah. Reaksi
menghasilkan warna merah muda menjadi merah-ungu sebanding dengan
konsentrasi totalbilirubin (Beberapa pengguna dapat menggambarkan ini
sebagai krem pada warna persik.)
18. Uji Darah: Hemoglobin dan mioglobin, jika ada, mengkatalisisoksidasi
indikator dengan peroksida organik terkandung dalam tes pad. Eritrosit
hemolisis utuh pada tes pad dan hemoglobin membebaskan hemoglobin yang
menghasilkan suatu titik hijau. Karena test pad menyerap beberapa microliter
urin, eritrosit akan lebih terlihat. Pada set yang terpisah dari blok warna yang
mewakili eritrosit dan hemoglobin. Titik hijau tersebar atau dipadatkan pada
pad tes kuning adalah indikasi dari eritrosit utuh, atau mioglobin.
19. Parameter dan panjang gelombang yang ditinjau oleh Urinalux Siemens pada
Strip Test

Parameter Panjang gelombang

Berat Jenis 620 nm

pH 620 nm / 557 nm

Leukosit 557 nm

Nitrit 557 nm

Darah (eritrosit) 620 nm / 557 nm

Glukosa 557 nm

Keton 557 nm

Urobilinogen 557 nm

Bilirubin 557 nm

Protein 557 nm

Cara Perawatan
Tempat meletakkan strip harus dibersihkan setelah setiap penggunaan.
Instrumen ini diatur untuk mengingatkan Anda untuk membersihkan meja
setelah setiap 50 strip.

F. Peralatan Terapi
a. Hemodialisa
Pengertian Haemodialisis

Hemodialisa berasal dari kata hemo yang berarti darah,dan dialisa yang
berarti pemisahan atau filtrasi. Pada prinsipnya hemodialisa menempatkan darah
berdampingan dengan cairan dialisat atau pencuci yang dipisahkan oleh suatu
membran atau selaput semi permeabel. Membran ini dapat dilalui oleh air dan
zat tertentu atau zat sampah. Proses ini disebut dialysis yaitu proses
berpindahnya air atau zat, bahan melalui membran semi permeabel (Pardede,
1996).

Hemodialisis adalah terapi pengganti ginjal pada pasien gagal ginjal akut,
gagal ginjal kronis, dan gagal ginjal terminal melalaui mesin. Hemodialisis
temasuk jenis membran dialisis selain cangkok ginjal. Kelebihan dengan
hemodialisis adalah pasien hanya datang ke rumah sakit minimal 2 kali
perminggu sedangkan cangkok ginjal hanya dapat digantikan dengan ginjal asli
yang diberikan oleh donor ginjal.

Terapi hemodialisa adalah suatu teknologi tinggi sebagai terapi


pengganti untuk mengeluarkan sisa-sisa metabolisme atau racun tertentu dari
peredaran darah manusia seperti air, natrium, kalium, hidrogen, urea, kreatinin,
asam urat, dan zat-zat lain melalui membran semi permeabel sebagai pemisah
darah dan cairan dialisat pada ginjal buatan dimana terjadi proses difusi, osmosis
dan ultra filtrasi (Setyawan, 2001).

Dialisis dapat dilakukan atas dasar :


a. Dialisis pencegahan, dialisis yang dilakukan pada waktu diagnosis
ditegakkan. Ini ternyata memberikan hasil yang lebih baik. Dialisis biasanya
dilakukan 3 kali seminggu.
b. Dialisis atas dasar indikasi tertentu
Dalam hal ini banyak sekali kriteria dari satu pusat dengan lainnya sangat
bervariasi.

 Indikasi Klinis
1. Sindrom uremia yang mencolok, kesadaran menurun, dll.
2. Hidrasi yang berlebihan yang tak dapat diatasi dengan cara lain.
 Indikasi Biokimiawi
1. Ureum lebih atau sama dengan 150 mg%.
2. Kalium sama atau lebih dari 7 mEq/l.
3. Plasma bikarbonat sama atau lebih rendah dari 12 mEq/l.
Tujuan Hemodialisa
Sebagai terapi pengganti, kegiatan hemodialisa mempunyai tujuan :

a. Membuang produk metabolisme protein seperti urea, kreatinin dan


asam urat
b. Membuang kelebihan air.
c. Mempertahankan atau mengembalikan system buffer tubuh.
d. Mempertahankan atau mengembalikan kadar elektrolit tubuh.
e. Memperbaiki status kesehatan penderita.

Proses Hemodialisa
Dalam kegiatan hemodialisa terjadi 3 proses utama seperti berikut :

a. Proses Difusi yaitu berpindahnya bahan terlarut karena perbedaan


kadar di dalam darah dan di dalam dialisat. Semakian tinggi perbedaan kadar
dalam darah maka semakin banyak bahan yang dipindahkan ke dalam dialisat.
b. Proses Ultrafiltrasi yaitu proses berpindahnya air dan bahan terlarut
karena perbedaan tekanan hidrostatis dalam darah dan dialisat.
c. Proses Osmosis yaitu proses berpindahnya air karena tenaga kimia,
yaitu perbedaan osmolaritas darah dan dialisat ( Lumenta, 1996 ).

Mekanisme proses pada mesin hemodialisis, darah pompa dari tubuh


masuk kedalam mesin dialisis lalu dibersihkan pada dializer(ginjal buatan), lalu
darah pasien yang sudah bersih dipompakan kembali ketubuh pasien. Mesin
dialisis yang paling baru dipasaran telah dilengkapi oleh sistim koputerisasis dan
secara terus menerus memonitor array safty-critical parameter, mencangkup laju
alir darah dan dialysate, tekanan darah, tingkat detak jantung, daya konduksi, pH
dll. Bila ada yang tidak normal, alarem akan berbunyi. dua diantara mesin dialisis
yang paling besar adalah fresenius dan gambro. Dalam hemodialisis memerlukan
akses vaskular(pembulu darah) hemodalisis (AVH) yang cukup baik agar dapat
diperoleh aliran darah yang cukup besar, yaitu diperlukan kecepatan darah
sebesar 200 – 300 ml/menit secara kontinu selama hemodialis 4-5 jam. AVH
dapat berupa kateter yang dipasang dipembulu darah vena di leher atau paha
yang bersifat temporer. Untuk yang permanen dibuat hubungan antara arteri dan
vena, biasanya di lengan bawah disebut arteriovenous fistula, lebih populer bila
disebut(brescia) cimino fistula. kemudian darah dari tubuh pasien masuk
kedalam sirkulasi darah mesin hemodialisis yang terdiri dari selang inlet/arterial
(ke mesin) dan selang outlet/venous (dari mesin ketubuh). kedua ujungnya
disambung ke jarum dan kanula yang ditusuk kepembulu darah pasien. Darah
setelah melalui selang inlet masuk kedialisar. Jumlah darah yang menempati
sirkulasi darah di mesin berkisar 200ml. Dalam dialiser darah dibersihkan,
sampah-sampah secara kontinu menembus membran dan menyebrang ke
kompartemen dialisat. di pihak lain cairan dialisat mengalir dalam mesin
hemodialisis dengan kecepatan 500ml/menit masuk kedalam dialiser pada
kompartemen dialisat. Cairan dialidat merupakan cairan yang pekat dengan
bahan utama elektr;it dan glukosa , cairan ini dipompa masuk kemesin sambil
dicampur dengan air bersih yang telah mengalami proses pembersihan yang
rumit (water treatment). Selama proses hamodialisis, darah pasien diberi heparin
agar tidak membeku bila berada diluar tubuh yaitu dalam sirkulasi darah mesin.

Prinsip hemodialisis sama seperti metoda dialisis. Melibatkan difusi zat


terlarut ke sembrang suatu selaput semi permiabel. Prinsip pemisahan
menggunakan membran ini terjadi pada dializer. Darah yang mengandung sisa-
sisa meabolisme dengan konsentrasi yang tinggi dilewatkan pada membran
semipermiabel yang terdapat dalam dializer, dimana dalam dilizer tersebut
dialirkan dialisate dengan arah yang berlawanan(counter current).

Driving force yang digunakan adalah pebedaan konsentrasi zat yang


terlarut berupa racun seperti partikel-partikel kecil, seperti urea, kalium, asam
urea, fosfat dan kelebihan klorida pada darah dan dialysate. Semakin besar
konsentrasi racuntersebut didalam darah dan dialysate maka proses difusi
semakin cepat. berlawanan dengan peritoneal dialysis, dimana pengankutan
adalah antar kompartemen cairan yang statis, hemodialisis bersandar apda
pengangkutan konvektif dan menggunakan konter mengalir, dimana bila
diasylate mengalir kedalam berlawanan arah dengan mengalir extracorporeal
sirkuit. metoda ini dapat meningkatkan efektivitas dialisis.

Dialysate yang digunakan adalah larutan ion mineral yang sudah


disterilkan. urea dan sisa metabolisme lainya, seperti kalium dan fosfat, berdifusi
ke dalam dialysate.
Selain itu untuk memisahkan yang terlarut adalam darah digunakan
prinsip ultrafiltrasi. driving force yang digunakan pada ultrafiltrasi ini adalah
perbedaan tekanan hidrostatik antara darah dan dialyzer. Tekanan darah yang
lebih tinggi dari dialyzer memaksa air melewati membran. Jika tekanan dari
dialyzer di turunkan maka kecepatan ultrafiltrasi air dan darah akan meningkat.

Jika kedua proses ini digabungkan, maka akn didapatkan darah yang
bersih setelah dilewatkan melalui dialyzer. Prinsip inilah yang digunakan pada
mesin hemodialisis modern, sehingga keefektifitasannya dalam menggantikan
peran ginjal sangat tinggi.

Alasan dilakukannya Hemodialisa


Hemodialisa dilakukan jika gagal ginjal menyebabkan :

a. Kelainan fungsi otak ( ensefalopati uremik )


b. Perikarditis ( peradangan kantong jantung )
c. Asidosis ( peningkatan keasaman darah ) yang tidak memberikan
respon
terhadap pengobatan lainnya.
d. Gagal jantung
e. Hiperkalemia ( kadar kalium yang sangat tinggi dalam darah ).

Komplikasi Penyebab

Bakteri atau zat penyebab


demam (pirogen) di dalam
Demam
darah

Dialisat terlalu panas

Reaksi anafilaksis yg Alergi terhadap zat di

berakibat fatal dalam mesin

(anafilaksis) Tekanan darah rendah


Tekanan darah Terlalu banyak cairan yg
rendah dibuang

Gangguan irama Kadar kalium & zat lainnya yg


jantung abnormal dalam darah

Udara memasuki darah di


Emboli udara
dalam mesin

Penggunaan heparin di dalam


Perdarahan usus,
mesin untuk mencegah
otak, mata atau perut
pembekuan

Komplikasi Hemodialisa

c. Ultrasound Terapi

Anda mungkin juga menyukai