indeks ini. Tapi mengapa? Accenture, sebuah lembaga konsultasi bisnis dan
manajemen asal Amerika Serikat mengeluarkan hasil studi terbaru mereka pada 8
Maret lalu. Studi yang mempelajari tingkat kepuasan kerja pada karyawan itu
Ini menempatkan Indonesia di posisi paling bawah tingkat kepuasan para pekerja.
tempat kerja. Tiga masalah yang paling dikeluhkan adalah keseimbangan antara
pekerjaan dan kehidupan pribadi, besaran gaji dan tunjangan, serta ketersediaan
jenjang karir. Dalam garis gender, para pekerja laki-laki lebih banyak mengeluhkan
kantor ingin pihak perusahaan menyadari bahwa tiap karyawan memiliki keluarga di
rumah, memerlukan jam berkualitas bersama pasangan dan anak, serta kesempatan
untuk mengaktualisasi diri lewat komunitas. Sementara itu, para pekerja perempuan
lebih meminta penyesuaian preferensi mereka dalam hal gaji, tunjangan, serta bonus.
Meski demikian, hampir separuh dari total responden mengeluhkan hal yang sama,
yaitu keseimbangan waktu antara bekerja dan menikmati waktu bersama keluarga.
Temuan Accenture ini tentunya bukanlah hal baru. Paling tidak, fakta ini diamini oleh
banyak pekerja di Indonesia. Berbagai faktor eksternal pekerjaan ikut andil dalam
beberapa masalah terkait rutinitas lainnya sering menjadi penghalang aktualitas dalam
yang terdengar sampai ke telinga karyawan. "Apakah kita akan di-PHK?" Masalah
manajemen pribadi di tempat kerja ini yang akhir-akhir ini banyak diperhatikan
peneliti. Survey yang sama telah menemukan bahwa para pekerja di Asia cenderung
lebih sulit mengatur diri di tempat kerja, dibandingkan dengan para pekerja di
Amerika dan Eropa. Temuan bahwa tekanan pekerjaan yang lebih tinggi bisa memicu
produktivitas lebih tinggi pula belum banyak dipahami oleh orang-orang di negara
Eropa. Faktor Internal Meski sebelumnya Ipsos Global mengeluarkan hasil poling
tidak ada jaminan kebahagiaan yang dimaksud juga dominan di tempat kerja. Bisa
jadi,variabel "bahagia" dan "sangat bahagia" yang dipatok IG tidak menghitung
banyak indikator kepuasan di lingkungan kerja. Jika memang benar, bisa terjadi
negara Swiss ditempatkan sebagai tempat di mana orang-orang bekerja dengan lebih
puas dan bahagia. Sebanyak lebih dari 80% orang di Eropa mengaku tidak merasa
tempat kerja. Orang Indonesia? Tentunya preferensinya jauh berbeda. Sisi internal
setiap karyawan yang paling berpengaruh dalam perbaikan kepuasan di tempat kerja
ini. Memang faktor eksternal tak boleh dilewatkan. Akan tetapi jika mampu
melakukan manajemen diri secara lebih baik, besar kemungkinan terjadi perbaikan
dalam hal kepuasan bekerja, yang tentunya berbanding lurus dengan kinerja di tempat
kerja. Para pekerja di Indonesia tentunya bisa mengejar lebih. Jika mengikuti standar
yang lebih baik dalam hal menghadapi tantangan kerja, memiliki etos dan etika kerja
yang lebih baik, serta menyadari hak-hak atas jenjang karir yang lebih baik, tentu
akan ada perbaikan di masa depan. Dan ini pula yang akan memicu para pencari kerja
untuk menyiapkan diri mereka secara lebih baik. Jadi, Anda termasuk orang yang
businessinsider.com, business.asiaone.com.
https://www.kompasiana.com/afsee/pekerja-di-indonesia-paling-tidak-puas-
mengapa_550ee0a6a33311b72dba82bf
Kantor Kondusif, Kepuasan Kerja Tercapai
saja. Lebih dari itu, bagi perempuan, bekerja bisa menjadi sarana untuk
perempuan yang bekerja sudah merasa puas dengan pekerjaan dan pencapaian
mereka.
"Dibandingkan survei tahun lalu (2012), di tahun 2013 ini kepuasan kerja perempuan
ternyata meningkat sampai 10 persen. Karenanya, mereka tidak berniat untuk mencari
pekerjaan yang lain," ungkap Neneng Goenadi, Executive Director dan Country Lead
Survei ini juga mengungkapkan bahwa peningkatan kepuasan akan pekerjaan juga
disebabkan oleh lingkungan kerja yang lebih menyenangkan dan kondusif untuk
lingkungan yang ideal dan paling diinginkan para pekerja untuk meningkatkan
Survei ini melaporkan bahwa 59 persen responden mengaku bahwa lingkungan kerja
yang baik dan bisa memberikan kepuasan kerja adalah yang tahu bagaimana cara
dari bos atau perusahaan bisa meningkatkan semangat pekerja untuk bisa lebih
hubungan yang lebih erat dengan karyawan. Dengan demikian, pada akhirnya semua
Selain itu, responden juga mengungkapkan kondisi lingkungan kerja yang bisa
membuat mereka merasa puas bekerja adalah: lingkungan yang fleksibel (50 persen),
menyenangkan dan penuh tantangan (49 persen), dan menyenangkan (43 persen).
Kepuasan kerja juga dipengaruhi oleh kehadiran partner kerja yang jujur (54 persen),
bisa diandalkan dan dipercaya (44 persen), dan pandai (33 persen).
Survei online dari Accenture ini dilakukan terhadap 4.100 eksekutif dari organisasi
Jawa pada awal bulan Oktober tentang kepuasan karyawan terhadap pekerjaan
mereka. Dari hasil survei tersebut menunjukkan bahwa 73 persen karyawan merasa
turn over karyawan. Hal ini, berdampak pada citra perusahaan. Selain itu, 54 persen
karyawan terpaksa bekerja tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan sehingga
berdampak serius pada penurunan produktivitas kerja hingga kecilnya jenjang karier.
persen koresponden mengaku tidak memiliki work life balance atau keseimbangan
karyawan mengaku sulit tidur karena masih memikirkan pekerjaannya. Padahal, hasil
lebih besar daripada perusahaan yang tidak mendorong work life balance.
Selain itu, 53 persen karyawan mengaku memiliki atasan dengan gaya kepemimpinan
bangga pangkat dan jabatan, paternalis dan tidak mau tahu atau laisez faire. Dalam
rilisnya, JobStreet.com Indonesia mengungkapkan, riset yang dilakukan oleh
pekerjaan mereka akan bekerja lebih produktif. Hal tersebut berdampak pada
https://www.merdeka.com/uang/karakter-atasan-buruk-karyawan-tidak-puas-
kerja.html
Seberapa Puas Orang Indonesia dengan Pekerjaan Mereka?
Jakarta - Wanita dan pria di zaman sekarang sama-sama senang mengejar masa
depan. Mereka pun giat bekerja dengan harapan bisa mendapatkan penghasilan lebih
besar dan peningkatan jabatan. Namun apakah hal tersebut berarti jika keduanya puas
Sebuah survei pun dilakukan oleh Jobplanet untuk mengetahui kepuasan karyawan
Indonesia terhadap profesi yang dijalankan dan siapa yang lebih puas. Berlawanan
dengan anggapan bahwa pria lebih ambisius dalam mengejar karier kariernya,
ternyata wanitalah yang lebih puas dengan pekerjaan secara keseluruhan. Wanita pun
diketahui juga nyaman dengan keseimbangan kehidupan kerja dan personal, gaji,
Riset tersebut dilakukan pada 46.650 orang dengan perbandingan pria sebanyak
Mereka pun dibagi menjadi dua tingkatan, yakni manajer dan staff. Para responden
itu ditanya mengenai kepuasan mereka terhadap aspek-aspek kerja, seperti jenjang
Hasil penelitian pun mengungkapkan jika wanita memang lebih puas secara
keseluruhan. Namun bukan berarti banyak pria yang tidak menyukai profesi mereka.
Karyawan lelaki bahkan unggul dalam tingkat kepuasan secara umum dengan nilai
3,43 sedangkan wanita 3,42. Namun dari segi jenjang karier, keseimbangan
kehidupan, dan penghasilan wanitalah yang lebih tinggi meski nilainya tidak terlalu
Temuan menarik lain dari riset ini bahwa ternyata jabatan mempengaruhi tingkat
Semakin tinggi posisi seorang karyawan di perusahaan, semakin tinggi pula tingkat
kepuasannya terhadap pekerjaan serta berbagai faktor lainnya, dalam hal ini jenjang
karier, work-life balance, serta gaji dan tunjangan," ungkap Kemas Antonius, Chief
Kebanyakan dari responden menilai berbagai aspek dalam karier dengan angka tiga
dari skala satu sampai lima. Artinya penelitan ini membuktikan jika baik wanita dan
Share109
Oktober tentang kepuasan karyawan terhadap pekerjaan mereka. Dari hasil survei
tersebut menunjukan bahwa 73% karyawan merasa tidak puas dengan pekerjaannya
Hingga Mei 2014 Badan Pusat Statistik Nasional menunjukan tingginya angka
ada dengan latar belakang yang dimiliki pada akhirnya membuat 54% karyawan
terpaksa bekerja tidak sesuai dengan latar belakang pendidikan mereka. Tanpa
disadari, hal ini berdampak serius pada penurunan produktivitas kerja hingga kecilnya
jenjang karier. Faktanya 60% koresponden mangaku tidak memiliki jenjang karier
30102014
Selain dari ketidaksesuaian latar belakang pendidikan, sebesar 85% koresponden juga
pekerjaan dan kehidupan pribadi). Survei JobStreet.com pada bulan September lalu
bahkan menyebutkan bahwa 62% karyawan mengaku sulit tidur karena masih
Ditambah lagi dengan 53% karyawan yang mengaku memiliki atasan dengan gaya
bekerja semaunya, jabatan hanya sebagai simbol dan tidak pernah mau tahu).
Buruknya karakter atasan juga dapat mempengaruhi tingginya turn over karyawan
disebuah perusahaan. Lebih jauh lagi hal itu juga akan berdampak pada citra
perusahaan.
karyawan yang puas dengan pekerjaan mereka akan bekerja lebih produktif. Hal
tersebut juga mempengaruhi kesehatan pikiran dan tubuh mereka. Masih mau bekerja
https://www.jobstreet.co.id/career-resources/73-karyawan-tidak-puas-dengan-
pekerjaan-mereka/#.WozZulpubIU