Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar belakang

Kemajuan teknologi yang begitu pesat membuat hidup kita lebih mudah dan sederhana.
Berbagai macam penemuan-penemuan dan ide-ide yang telah diaplikasikan untuk penggunaan
praktis sehari-hari telah terbukti dapat menghemat waktu dan energy.

Perkembangan teknologi yang sangat cepat ini memicu berkembangnya dunia


elektronika yang pada mulanya menggunakan cara konvensional berubah menggunakan cara
modern dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.

Manfaat terbesar dari Timbangan Digital adalah tingkat akurasi yang lebih tinggi
dibanding timbangan analog. Timbangan Digital dapat mengukur berat elemen-elemen yang
kecil seperti satu butir pasir dengan akurasi yang menakjubkan, sementara kebanyakan
timbangan analog tidak cukup sensitif untuk mencatat beban rendah seperti ini. Hal ini
membuat Timbangan Digital banyak dipakai di laboratorium dan tempat-tempat lain di mana
bahkan partikel yang paling kecil dapat diukur. Akurasi tidak saja terbatas pada penimbangan
yang kecil, Timbangan Digital juga lebih akurat untuk menunjukkan berat keseluruhan.

Ada berbagai macam timbangan digital yang akan dibahas pada makalah ini adalah
timbangan digital pada laboratorium, pada makalah ini dibahas prinsip kerja timbangan, cara
pengoprasian timbangan serta pengertian dari timbangan digital.

2. Tujuan
a. Agar mahasiswa dapat mengerti tentang timbangan digital
b. Agar mahasiswa dapat mengetahui jenis-jenis dan manfaat dari timbangan digital
tersebut.

1
BAB II

ISI

2.1 Timbangan Digital

Timbangan digital tidak sama dengan timbangan manual karena timbangan digital
menggunakan sensor berat atau load cell. Ada bermacam-macam jenis timbangan digital yang
beredar di pasar. Timbangan digital dikelompokkan berdasarkan bagaimana Timbangan digital
tersebut digunakan. Namun demikian, Timbangan satu tipe dapat difungsikan untuk kebutuhan
lain juga. macam yang terpopuler ialah timbangan digital kamar mandi, timbangan digital dapur
atau makanan, timbangan digital pos, timbangan digital point of skala, Timbangan digital saku
dan Timbangan laboratorium digital.
Prinsip kerja timbangan digital menggunakan load cell Load Cell merupakan sensor
berat, apabila Load cell diberi beban pada inti besinya maka nilai resitansi di strain gauge akan
berubah. Umumnya Load cell terdiri dari 4 buah kabel, dimana dua kabel sebagai eksitasi dan
dua kabel lainnya sebagai sinyal keluaran. Load Cell adalah alat electromekanik yang biasa
disebut Transducer, yaitu gaya yang bekerja berdasarkan prinsip deformasi sebuah material
akibat adanya tegangan mekanis yang bekerja, kemudian merubah gaya mekanik menjadi
sinyal listrik. Untuk menentukan tegangan mekanis didasarkan pada hasil penemuan Robert
Hooke, bahwa hubungan antara tegangan mekanis dan deformasi yang diakibatkan disebut
regangan. Regangan ini terjadi pada lapisan kulit dari material sehingga menungkinkan untuk
diukur menggaunakan sensor regangan atau Strain Gauge.

Load cell adalah sebuah sensor gaya yang banyak digunakan dalam industri yang
memerlukan peralatan untuk mengukur berat (Piskorowski et.al., 2008). Secara umum, load
cell dan sensor gaya berisi pegas (spring) logam mekanik dengan mengaplikasikan beberapa
foil metal strain gauges (SG). Strain dari pegas mekanik muncul sebagai pengaruh dari
pembebanan yang kemudian ditransmisikan pada strain gauges. Pengukuran sinyal yang
dihasilkan dari load cell adalah dari perubahan resistansi strain gauge yang linier dengan gaya
yang diaplikasikan (Mauselein et.al., 2009). Kalibrasi dan karakterisasi load cell dapat
dilakukan baik secara analog maupun digital. Kalibrasi secara analog merujuk pada sinyal
keluaran, yang umumnya berupa tegangan, diukur langsung dengan peralatan dalam format
analog. Pada proses kalibrasi digital sinyal keluaran diukur dengan instrumen yang telah
mengintegrasikan peralatan digital. Menggunakan load cell dengan keluaran digital yang
terintegrasi dengan pemrosesan sinyal memungkinkan penyesuaian gain menjadi sebuah
2
penguatan sederhana dari keluaran load cell dengan sebuah persamaan karakteristik. Dalam
kasus ini, proses kalibrasi berarti menghitung koefisien penguatan, yang diberikan dengan
solusi dari persamaan karakteristik yang dihasilkan dari performa general purpose
microcomputer yang lebih umum disebut mikrokontroler. Namun demikian, pada kalibrasi
digital diperlukan rangkaian pemroses sinyal yang menyertakan penguat operational.

Untuk memilih Load Cell yang sesuai dengan kebutuhan, penting untuk mengetahui
definisi dari parameter berikut :

1 Calibration : membandingkan output (signal) Load Cell dengan


standard
2 Combined Error : Penyimpangan maksimum, jika ditarik garis lurus
diukur pada saat tanpa beban sampai ketika diberikan
beban maksimal dan sebaliknya saat beban maksimal
sampai pada keadaan tanpa beban. Pengkuran
dinyatakan dalam persen terhadap kapasitas
maksimal. Biasa disebut juga Non-linearity dan
hysteresis.
3 Creep : Perubahan sinyal keluaran Load Cell selama
pembebanan tidak berubah, dan tidak ada perubahan
lingkungan sekitar
4 Creep Recovey : Perubahan pengukuran kondisi tanpa beban, setelah
beberapa waktu diberikan beban dan kemudian beban
dihilangkan.
5 Drift : Perubahan nilai pengukuran saat diberikan beban
konstan
6 Eccentric Load : Pembebanan pada area timbangan tapi tidak tepat di
titik antar load cell
7 Error : Perbedaan pengukuran dengan beban yang
sesungguhnya
8 Excitation : Tegangan input yang diberikan agar Load Cell
bekerja. Pada umumnya Load Cell membutuhkan
tegangan excitation 10VDC, tetapi ada juga yang

3
memerlukan 15VDC, 20VDC, dan 25VDC dan ada
yang bisa bekerja pada arus AC dan DC
9 Hysteresis : Penyimpangan maksimum hasil pengukuran dengan
beban yang sama. Satu pengukuran dari nol sampai
maksimum, pengukuran yang lain dari maksimum
sampai nol. Pengukuran histerisis dinyatakan dalam
persen terhadap kapasitas maksimum (%FS).
Biasanya Histerisis selalu bernilai 0.02%FS, 0.03%FS
dan 0.05%FS
10 Input Bridge Resistance : Resistansi Input daripada Load Cell. Diukur dengan
Ohm meter antara dua titik input atau Excitasi.
Biasanya selalu lebih besar dari resistansi
Output/sinyal karena adanya resistor kompensasi pada
jalur Excitasi
11 Insultation Resistance : Pengukuran resistansi antara sirkuit Load Cell dengan
strukturnya. Pengukuran dilakukan dengan tegangan
DC
12 Non-linearity : Penyimpangan maksimum pada grafik hasil kalibrasi
terhadap garis lurus (Ideal) antara tanpa beban dan
beban penuh. Dinyatakan dengan persentase terhadap
pengukuran pada kapasitas maksimum, hanya diukur
dari nol sampai maksimum. Umumnya Non-linearity
sebesar 0.025FS dan 0.035FS
13 Output : Sinyal yang dihasilkan oleh load cell dimana output
berbanding lurus dengan eksitasi dan beban yang
diterapkan. Sinyal output load cell dalam satuan
mV/V atau V/A
14 Output Bridge Resistance : Hambatan keluaran dari Cell. Output Bridge
Resistance adalah 350O, 480O, 700O, 750O dan
1000O
15 Output Rate : Tingkat perbandingan antara output tanpa beban
dengan output saat ada beban

4
16 Reapitibitillity : Selisih bacaan output maksimum Load Cell untuk
beban yang sama dan waktu yang identik
17 Resolution : Perubahan terkecil di input mekanis yang
menghasilkan perubahan yang terdeteksi dalam sinyal
output
18 Safe Overload Rating : Beban maksimum (%) kapasitas beban, yang dapat
diterapkan tanpa menghasilkan pergeseran permanen
dalam karakteristik kinerja luar yang spesifik.

2.2 Timbangan Laboratorium

Timbangan selalu digunakan diberbagai bidang, bukan hanya untuk berjualan semata.
Salah satunya yaitu dalam kegiatan di dalam laboratrium. Timbangan pada laboratorium
berguna untuk menyesuaikan kadar zat yang akan ditelitinya. Timbangan laboratorium sendiri
memiliki bentuk yang berlainan dengan timbangan pada umumnya.

Neraca Analitik disebut juga neraca halus yaitu neraca yang biasa digunakan di
laboratorium. Neraca ini sangat sensitive dan bisa digunakan untuk menimbang dari 0,1 mg
sampai maksimum 200 g.

1. Prinsip kerja neraca analitik


Alat penghitung satuan massa suatu benda dengan teknik digital dan tingkat ketelitian
yang cukup tinggi. Prinsip kerjanya yaitu dengan penggunaan sumber tegangan listrik
yaitu stavolt dan dilakukan peneraan terlebih dahulu sebelum digunakan kemudian
bahan diletakkan pada neraca lalu dilihat angka yang tertera pada layar, angka itu
merupakan berat dari bahan yang ditimbang.

2. Manfaat neraca analitik


Alat ini berfungsi untuk menimbang bahan yang akan digunakan untuk membuat media
untuk bakteri, jamur atau media tanam kultur jaringan dan mikrobiologi dalam
praktikum dengan tingkat ketelitian yang tinggi. Jumlah media yang tidak tepat
akanberpengaruh terhadap konsentrasi zat dalam media sehingga dapat menyebabkan
terjadinya kekeliruan dalam hasil praktikum.

5
3. Kekurangan neraca analitik
a. Alat ini memiliki batas maksimal yaitu 1 mg atau 210 g, jika melewati batas
tersebut maka ketelitian perhitungan akan berkurang.
b. Tidak dapat menggunakan sumber tegangan listrik yang besar, sehingga harus
menggunakan stavolt. Jika tidak, maka benang di bawah pan akan putus.
c. Harga yang mahal.

4. Kelebihan neraca analitik


a. Memiliki tingkat ketelitian yang cukup tinggi dan dapat menimbang zat atau
benda sampai batas 0,0001 g atau 0,1 mg
b. Penggunaannya tidak begitu rumit jika dibandingkan dengan timbangan manual,
sehingga lebih efisien dalam hal waktudan tenaga.

5. Cara kerja neraca analitik


a. Disiapkan timbangan analitik dalam kondisi seimbang atau water pass (dengan
mengatur sekrup pada kaki neracasehingga gelembung air di water pass tepat
berada di tengah)
b. Dibersihkan ruang dalam neraca analitik dengan menggunakan kuas. Piringan
neraca dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan
menggunakan etanol/alkohol.
c. Ditancapkan stop kontak pada stavolt
d. Ditekan tombol On kemudian tunggu hingga muncul angka 0,0000 g.
e. Dimasukkan alas bahan (gelas arloji, kertas atau benda tipis) dengan membuka
kaca tidak begitu lebar supaya tidak mempengaruhi perhitungan karena neraca
analitik ini sangat peka.
f. Ditutup kaca neraca analitik
g. Ditekan tombol zero supaya perhitungan lebih akurat.
h. Dimasukkan bahan yang akan ditimbang dengan membuka kaca tidak begitu
lebar, begitu pun ketika akan menambahkan atau mengurangi bahan untuk
menyesuaikan massa yang diinginkan.
i. Ditutup kaca.
j. Ditunggu hingga angka di layar monitor neraca analitik tidak berubah-ubah dan
sesuai dengan massa yang diinginkan.

6
k. Diambil bahan yang telah ditimbang.
l. Ditekan tombol Off hingga tidak ada angka di layar monitor neraca analitik.
m. Dilepas stop kontak dari stavolt.
n. Dibersihkan ruang dalam neraca analitik dengan menggunakan kuas. Piringan
neraca dapat diangkat dan seluruh timbangan dapat dibersihkan dengan
menggunakan etanol/alkohol.

Neraca Analitik Digital Neraca analitik digital merupakan salah satu neraca yang
memiliki tingkat ketelitian tinggi, neraca ini mampu menimbang zat atau benda sampai batas
0,0001 g. Beberapa hal yang perlu diperhatikan bekerja dengan neraca ini adalah:

 Neraca analitik digital adalah neraca yang sangat peka, karena itu bekerja dengan neraca
ini harus secara halus dan hati-hati
 Sebelum mulai menimbang persiapkan semua alat bantu yang dibutuhkan dalam
penimbangan.

6. Langkah kerja penimbangan yang meliputi:


a. Persiapan pendahuluan alat-alat penimbangan, siapkan alat dan zat yang akan
ditimbang, sendok, kaca arloji dan kertas isap
b. Pendahuluan terhadap neraca meliputi: periksa kebersihan neraca (terutama piring-
piring neraca), kedataran dan kesetimbangan neraca
c. Penimbangan, dapat dilakukan setelah diperoleh keadaan setimbang pada neraca
dan timbangan pada posisi nol, demikian pula setelah penimbangan selesai posisi
timbangan dikembalikan seperti semula.

7. Kalibrasi
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai
dengan rancangannya.
a. Pengontrolan Neraca Digital Timbangan/Neraca dikontrol dengan menggunakan
anak timbangan yang sudah terpasang atau dengan dua anak timbangan eksternal,
misal 10 gr dan 100 gr. Timbangan/Neraca digital, harus menunggu 30 menit
untuk mengatur temperatur. Jika menggunakan timbangan yang sangat sensitif,
hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan. Timbangan harus
terhindar dari gerakan (angin) sebelum menimbang angka “nol” harus dicek dan
jika perlu lakukan koreksi. Penyimpangan berat dicatat pada lembar/kartu kontrol,
7
dimana pada lembar tersebut tercantum pula berapa kali timbangan harus dicek.
Jika timbangan tidak dapat digunakan sama sekali maka timbangan harus
diperbaiki oleh suatu agen (supplier).
b. Penanganan Neraca Kedudukan timbangan harus diatur dengan sekrup dan harus
tepat horizontal dengan “Spirit level (waterpass) sewaktu-waktu timbangan
bergerak, oleh karena itu, harus dicek lagi. Jika menggunakan timbangan
elektronik, harus menunggu 30 menit untuk mengatur temperatur. Jika
menggunakan timbangan yang sangat sensitif, anda hanya dapat bekerja pada
batas temperatur yang ditetapkan. Timbangan harus terhindar dari gerakan (angin)
sebelum menimbang angka “nol” harus dicek dan jika perlu lakukan koreksi.
Setiap orang yang menggunakan timbangan harus merawatnya, sehingga
timbangan tetap bersih dan terawat dengan baik. Jika tidak, sipemakai harus
melaporkan kepada manajer lab. timbangan harus dikunci jika anda meninggalkan
ruang kerja.
c. Kebersihan Neraca harus dicek setiap kali selesai digunakan, bagian dan
menimbang harus dibersihkan dengan menggunakan sikat, kain halus atau kertas
(tissue) dan membersihkan timbangan secara keseluruhan timbangan harus
dimatikan, kemudian piringan (pan) timbangan dapat diangkat dan seluruh
timbangan dapat dibersihkan dengan menggunakan pembersih seperti deterjen
yang lunak, campurkan air dan etanol/alkohol. Sesudah dibersihkan timbangan
dihidupkan dan setelah dipanaskan, cek kembali dengan menggunakan anak
timbangan.

8. Prosedur pengoperasian neraca analitik digital yang harus diharus diketahui dan harus
dilakukan dalam mengoprasikan neraca digital sebelum hingga setelah penimbangan:
a. Keadaan neraca harus siap pakai
b. Neraca harus bersih (terutama piring-piring neraca)
c. Anak timbangan dalam keadaan lengkap
d. Persiapan pendahuluan terhadap alat bantu penimbangan
e. Pemeriksaan kedataran neraca dan kesetimbangan neraca
f. Pekerjaan penimbangan dan perhitungan hasil penimbangan
g. Melaporkan hasil penimbangan
h. Mengembalikan neraca pada keadaan semula

8
9. Proses Pengukuran Secara umum proses menimbangan dengan neraca elektronik/digital
adalah:
a. Pastikan bahwa timbangan sudah menyala
b. Pastikan timbangan menunjukkan angka ”nol”( jika tidak perlu di koreksi)
c. Letakakan benda yang massanya akan diukur pada piringan tempat benda
d. Baca skala yang tertera pada display digital sesuai skala satuan timbangan
tersebut.
e. Untuk pengukuran yang sensitivitasnya tinggi perlu menunggu 30 menit, karena
hanya dapat bekerja pada batas temperatur yang ditetapkan.

10. langkah kerja penimbangan dengan neraca analitik meliputi:


a. Persiapan alat bantu penimbangan Untuk menimbang zat padat diperlukan: Kaca
arloji yang kering dan bersih, digunakan untuk menampung kelebihan zat yang
ditimbang, karena kelebihan zat tidak boleh dikembalikan ke botol zat.
b. Sendok (biasanya sendok plastik) Kertas isap untuk memegang tempat menimbang
pada saat memasukan/mengeluarkan alat timbang (dan zat) ke atau dari dalam
neraca
c. Botol timbang sebagai tempat penimbangan
d. Zat yang akan ditimbang dan setelah penimbangan selesai, botol zat harus
dikembalikan ke tempatnya

11. Pemeriksaan pendahuluan terhadap neraca adalah:


a. Pemeriksaan kebersihan neraca terutama piring-piring neraca dapat dibersihkan
menggunakan sapu-sapu yang tersedia dalam neraca
b. Pemeriksaan kedataran neraca dilakukan dengan cara melihat water pass, dengan
mengatur sekrup pada kaki neraca sehingga gelembung air di water pass tepat
berada di tengah
c. Pemeriksaan kesetimbangan neraca yang dilakukan dengan membiarkan dahulu
pointer bergoyang ke kiri dan ke kanan beberapa kali. Jika goyangan maksimum ke
kiri dan ke kanan kira-kira sama jauh maka neraca dalam keadaan setimbang

9
12. Cara menggunakan neraca analitis:
a. Nolkan terlebih dulu neraca tersebut
b. Letakkan zat yang akan ditimbang pada bagian timbangan
c. Baca nilai yang tertera pada layar monitor neraca
d. Setelah digunakan, nolkan kembali neraca tersebut.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dengan adanya makalah ini kita dapat mengetahui banyak tentang macam-macam serta
kegunaan dari timbangan digital. Timbangan digital tidak hanya digunakan dilaboratorum
maupun di perusahaan-perusahaan tetapi sangat bermanfaat dalam kehidupan sehari-hari kita
juga. Timbangan Laboratotium sering kita kenal dengan sebutan Analytical Balance, timbangan
laboratorium ini dapat menimbang mencapai empat angka di belakang koma dalam satuan gram
( 0.0001 gram / 0.1 mg ). Timbangan Laboratorium ini memiliki teknologi yang cukup tinggi,
dimana sensor yang digunakan bukan lagi menggunakan load cell tetapi dengan sensor laser.
Timbangan Laboratorium di lengkapi dengan kaca penutup yang berfungsi untuk menghalangi
angin pada saat melakukan penimbangan. Timbangan laboratorium ini biasa digunakan untuk
bahan- bahan laboratorium seperti Zat kimia, obat- obatan, tepung , dan lain- lain

B. Saran

Dalam menggunakan timbangan digital harus sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan dan menjaganya. Timbangan juga perlu dikalibrasi, tera dan tera ullang agar nilai
yang diberikan sesuai.

11
DAFTAR PUSTAKA

[1] WEB-TECH. 2010. Pedoman Pengaplikasian Srain Gauge Load Cell. Australia : Web-
Tech Australia Pty.Ltd.
[2] Omega. 2017. Introduction To Load Cell. Australia :
http://au.omega.com/prodinfo/loadcells.html
[3] “Load Cell based Scales Tutorial and Trouble Shooting Guide”, www.eatech.com,
April, 2006.
[4] Fraden, Jacob. 2003. Handbook Of Modern Sensors: Physics, Designs, and
Applications. AIP Press. San Diego.
[5] J.G. Rocha, C. Couto, J.H. Correia. 2000. Smart load cells: an industrial application.
Sensor and Actuator, ScienceDirect Journal, Elsevier.

12

Anda mungkin juga menyukai