Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH MEKANIKA TEKNIK

SATUAN DAN GRAVITASI

Dosen : M. Khalid Syafrianto, ST. MT.

Nama : Pebrin Simanjuntak (D1101161012)

FAKULTAS TEKNIK

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN

UNIVERSITAS TANJUNGPURA TAHUN 2017


Kata Pengantar

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan
rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah
tentang Pemanfaatan Plastik Sebagai Barang Berguna ini dengan baik meskipun
banyak kekurangan didalamnya. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak M.
Khalid Syafrianto, ST. MT. selaku Dosen mata kuliah Mekanika Teknik
Universitas Tanjungpura yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai Satuan dan Gtavitasi, dan juga
bagaimana ilmu penerapannya. Saya juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam
makalah ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, saya
berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah saya
buat di masa yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa
saran yang membangun.
Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang
membacanya. Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi kami
sendiri maupun orang yang membacanya. Sebelumnya saya mohon maaf apabila
terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan saya memohon kritik dan
saran yang membangun demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Pontianak, 25 September 2017


A. Satuan

Satuan adalah suatu pembanding dalam pengukuran atau membandingkan


besaran dengan yang lain yang dipakai oleh patokan. Satuan merupakan salah satu
komponen besaran yang menjadi standar dari suatu besaran. Adanya berbagai macam
satuan untuk besaran yang sama akan menimbulkan kesulitan. Kalian harus melakukan
penyesuaian-penyesuaian tertentu untuk memecahkan persoalan yang ada. Dengan
adanya kesulitan tersebut, para ahli sepakat untuk menggunakan satu sistem satuan, yaitu
menggunakan satuan standar Sistem Internasional, disebut Systeme Internationale
d’Unites (SI).
Satuan Internasional adalah satuan yang diakui penggunaannya secara
internasional serta memiliki standar yang sudah baku. Satuan ini dibuat untuk
menghindari kesalahpahaman yang timbul dalam bidang ilmiah karena adanya perbedaan
satuan yang digunakan. Pada awalnya, Sistem Internasional disebut sebagai Metre –
Kilogram – Second (MKS). Selanjutnya pada Konferensi Berat dan Pengukuran Tahun
1948, tiga satuan yaitu newton (N), joule (J), dan watt (W) ditambahkan ke dalam SI.
Akan tetapi, pada tahun 1960, tujuh Satuan Internasional dari besaran pokok telah
ditetapkan yaitu meter, kilogram, sekon, ampere, kelvin, mol, dan kandela.
Sistem MKS menggantikan sistem metrik, yaitu suatu sistem satuan desimal yang
mengacu pada meter, gram yang didefinisikan sebagai massa satu sentimeter kubik air,
dan detik. Sistem itu juga disebut sistem Centimeter – Gram – Second (CGS).
Satuan dibedakan menjadi dua jenis, yaitu satuan tidak baku dan satuan baku.
Standar satuan tidak baku tidak sama di setiap tempat, misalnya jengkal dan hasta.
Sementara itu, standar satuan baku telah ditetapkan sama di setiap tempat.

No Besaran MKS CGS


1 Panjang m Cm
2 Massa kg gram, ons, pounds
3 Waktu detik menit, jam, hari
4 Gaya newton Dyne
5 Energi joule kalori, erg
6 Suhu kelvin Celcius,
Fahrenheit, Reamur
Sistem Satuan Internasional (SI) : Sistem satuan yang berlaku secara internasional
(mendunia). Sistem Satuan Internasional (SI) di bagi menjadi dua, yaitu:

a) Sistem MKS : (Meter, kilogram, sekon, atau detik).


b) Sistem CGS : (Sentimeter, gram, sekon, atau detik).

a. Satuan Baku

Satuan baku adalah satuan yang telah diakui dan disepakati pemakaiannya secara
internasional atau disebut dengan satuan internasional (SI).
Contoh: meter, kilogram, dandetik.
Sistem satuan internasional dibagimenjadi dua, yaitu:
1. Sistem MKS (Meter Kilogram Sekon)
2. Sistem CGS (Centimeter Gram Second)
TabelSatuan Baku

BesaranPokok Satuan MKS Satuan CGS

Massa kilogram (kg) gram (g)

Panjang meter (m) centimeter (cm)

Waktu sekon (s) sekon (s)

KuatArus ampere (A) statampere (statA)

Suhu kelvin (K) kelvin (K)

IntensitasCahaya candela (Cd) candela (Cd)

JumlahZat kilomole (mol) mol

b. SatuanTidak Baku
Satuan tidak baku adalah satuan yang tidak diakui secara internasional dan hanya digunakan
pada suatu wilayah tertentu.
Contoh: depa, hasta, kaki, lengan, tumbak, bata dan langkah.

 ALAT UKUR
Alat Ukur adalah sesuatu yang digunakan untuk mengukur suatu besaran.
Berbagaima alat ukur memiliki tingkat ketelitian tertentu.Hal ini bergantung pada
skala terkecil alat ukur tersebut. Semakin kecil skala yang tertera pada alat ukur
maka semakin tinggi ketelitian alat ukur tersebut. Beberapa contoh alat ukur sesuai
dengan besarannya, yaitu:

a. Alat Ukur Panjang


1. Mistar (Penggaris)

Mistar adalah alat ukur panjang dengan ketelitian sampai 0,1 cm atau 1 mm. Pada
pembacaan skala, kedudukan mata pengamat harus tegak lurus dengan skala mistar yang di
baca.

GambarPenggaris

2. Jangka Sorong

Jangka sorong dipakai untuk mengukur suatu benda dengan panjang yang kurangdari 1mm.
Skala terkecil atau tingkat ketelitian pengukurannya sampai dengan 0,01 cm atau 0,1 mm.
Umumnya, jangka sorong digunakan untuk mengukur panjang suatu benda, diameter bola,
ebaluang logam, dan diameter bagian dalam tabung.
Jangka sorong memiliki dua skala pembacaan, yaitu:
a). Skala Utama/tetap, yang terdapat pada rahang tetap jangkasorong.
b). SkalaNonius, yaitu skala yang terdapat pada rahang sorong yang dapat
bergeser/digerakan.

GambarJangkasorong

3. Mikro meter Sekrup

Mikro meter sekrup merupakan alat ukur panjang dengan tingkat ketelitian terkecil yaiu 0,01
mm atau 0,001 cm.
Skala terkecil (skalanonius) pada mikro meter sekrup terdapat pada rahanggeser, sedangkan
skala utama terdapat pada rahang tetap.
Mikrometersekrup digunakan untuk mengukur diameter benda bundar dan plat yang sangat
tipis.

Gambar Micrometer sekrup

b. Alat Ukur Massa


Alat ukur yang digunakan untuk mengukur massa suatu benda adalah neraca. Berdasarkan
cara kerjanya dan ketelitiannya neraca dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Neraca digital, yaitu neraca yang bekerja dengan sistem elektronik. Tingkat ketelitiannya
hingga 0,001g.

GambarNeraca Digital

2. NeracaO’Hauss, yaitu neraca dengan tingkat ketelitian hingga 0.01 g.

GambarNeracaO’hauss

3. Neraca samalengan, yaitu neraca dengan tingkat ketelitian mencapai 1 mg atau 0,001 g.

GambarNeracaLengan
c. Alat Ukur Waktu
Satuan internasional untuk waktu adalah detik atau sekon. Satu sekon standar adalah waktu
yang dibutuh kan oleh atom Cesium-133 untuk bergetar sebanyak 9.192.631.770 kali.

Alat yang digunakan untuk mengukur waktu, antara lain jam matahari, jam dinding, arloji
(denganketelitian 1 sekon), dan stopwatch (ketelitian 0,1sekon).

gambarArloji

GambarStopwacth

B. Gaya Gravitasi

Gravitasi adalah gaya tarik-menarik yang terjadi antara semua partikel yang
mempunyai massa di alam semesta. Gravitasi matahari mengakibatkan benda-benda
langit berada pada orbit masing-masing dalam mengitari matahari. Fisika modern
mendeskripsikan gravitasi menggunakan Teori Relativitas Umum dari Einstein, namun
hukum gravitasi universal Newton yang lebih sederhana merupakan hampiran yang
cukup akurat dalam kebanyakan kasus.

Sebagai contoh, bumi yang memiliki massa yang sangat besar menghasilkan
gaya gravitasi yang sangat besar untuk menarik benda-benda di sekitarnya,
termasuk makhluk hidup, dan benda-benda yang ada di bumi. Gaya gravitasi ini juga
menarik benda-benda yang ada di luar angkasa, seperti bulan, meteor, dan benda
angkasa lainnya, termasuk satelit buatan manusia.

Beberapa teori yang belum dapat dibuktikan menyebutkan bahwa gaya gravitasi
timbul karena adanya partikel gravitron dalam setiap atom.

Hukum gravitasi Newton

Hukum gravitasi universal Newton dirumuskan sebagai berikut:

Setiap massa menarik massa titik lainnya dengan gaya segaris dengan garis yang
menghubungkan kedua titik. Besar gaya tersebut berbanding lurus dengan perkalian
kedua massa tersebut dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara kedua massa
titik tersebut.

F adalah besar dari gaya gravitasi antara kedua


massa titik tersebut
G adalah konstanta gravitasi
m1 adalah besar massa titik pertama
m2 adalah besar massa titik kedua
r adalah jarak antara kedua massa titik, dan

𝐦𝟐
g adalah percepatan gravitasi 𝐆
𝐫𝟐
Dalam Sistem Internasional, F diukur
dalam newton (N), m1 dan m2 dalam kilograms (kg), r dalam meter (m), dan
konstanta G kira-kira sama dengan 6,67 × 10−11 N m2 kg−2.

Dari persamaan ini dapat diturunkan persamaan untuk menghitung berat. Berat suatu
benda adalah hasil kali massa benda tersebut dengan percepatan gravitasi bumi.

Persamaan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut: W= mg . W adalah gaya berat


benda tersebut, m adalah massa dan g adalah percepatan gravitasi. Percepatan gravitasi
ini berbeda-beda dari satu tempat.

A. PENGERTIAN HUKUM GRAVITASI

Hukum ini diperkenalkan oleh seorang ahli fisika dan matematikawan asal Inggris
bernama Isaac Newton (1642-1727). Pada sejarahnya, Newton menemukan hukum ini
ketika diam memperhatikan peristiwa apel jatuh. Ketika itu dia berpikir ada suatu gaya
belum diketahui yang menyebabkan benda yang awalnya diam menjadi bergerak. Newton
juga menyadari bahwa gaya itu juga yang menyebabkan bulan selalu berada didekat bumi
dan tetap dalam lintasan orbit yang mengeliling ibumi. Newton menyebut gaya tersebut
sebagai gaya ‘gravitasi’ dan menetapkan bahwa gaya ini pasti ada diantara semua benda.

Pada sejarahnya, sebenarnya hukum gravitasi sudah pernah dipikirkan oleh orang-orang
pada zaman Yunani kuno dulu. Persoalan yang menjadi dasar pemikiran mereka tentang
fenomena gravitasi yaitu, pertama, mengapa benda-benda selalu jatuh kepermukaan tanah
dan yang kedua tentang pergerakan planet-planet. Ini juga merupakan pemikiran dasar
Newton tentang gravitasi. Namun, yang membedakan antar keduanya adalah orang-orang
Yunani padawaktu itu menganggap antara peristiwa benda yang jatuh dengan pergerakan
planet merupakan dua hal yang berbeda. Sedangkan Newton memandang kedua peristiwa
tersebut disebabkan oleh satu hal saja dan diikat oleh hukum yang sama yakni gaya
gravitasi.

Gaya gravitasi adalah gaya tarik menarik antar dua benda yang memiliki massa.
Gravitasi matahari menyebabkan benda-benda disekitar matahari beredar mengelilinginya.
Begitu juga dengan gravitasi bumi yang menarik benda disekitarnya baik itu didalam atau
diluar angkasa (bulan, meteor, satelit dan sebagainya) asalkan benda tersebut memiliki
massa.

Hukum gravitasi universal menyatakan bahwa setiap massa benda menarik massa benda
lainnya dengan gaya yang menghubungkan kedua benda. Besar gaya ini yaitu berbanding
lurus dengan perkalian kedua massa dan berbanding terbalik dengan kuadrat jarak antara
kedua massa benda tersebut.

Jika dua buah benda bermassa m1 dan m2 dipisahkan oleh jarak R, maka besar gaya
gravitasi anta rkedua benda adalah :

Keterangan :
F = gaya tarik gravitasi (N)
G = konstanta gravitasi umum (6,673 x 10–11 Nm2/kg2)
m1, m2 = massa masing-masing benda (kg)
R2 = jarak antarakedua benda (m)

DUA BENDA YANG MENGALAMI GRAVITASI

Pada gambar diatas, F12 merupakan gaya gravitasi yang dikerjakan m1 pada m2
sedangkan F21 merupakan gaya yang dikerjakan m2 pada m1. F12 bekerja pada m2 menuju
m1, begitu juga sebaliknya F21 bekerja pada m1 dan menarik m1 menuju m2. F12 dan F21
mempunyai besar yang sama dengan arah yang saling berlawanan sehingga disebut dengan
pasang anak sireaksi. Pada gambar juga terdapat unsur r, dimana r merupakan jarak
antarapusat m1 dan pusat m2.

Pada gambar sudah terdeskripsikan bagaimana hubungan antara gaya, massa dan
jarak. Namun, ada yang kurang bila dilihat berdasarkan rumusnya yaitu nilai konstanta
gravitasi umum. Nilai konstanta gravitasi umum (G) ditentukan dari hasil percobaan yang
dilakukan oleh Henry Cavendish pada tahun 1798 dengan menggunakan peralatan neraca
Cavendish.

NERACA CAVENDISH

Seperti yang terlihat pada gambar diatas neraca Cavendish mempunyai dua bola
kecil yang bermassa masing-masing m1 yang diletakkan di ujungbatangkecil yang
digantungkan dengan seutas tali. Selain bola kecil ada dua bola besar dengan massa m2.
Pada bagian atas serat penggantung diletakkan sebuah cermin kecil untuk memantulkan
berkas cahaya yang akan diamati puntiran seratnya. Dengan keberadaanya gravitasi antara
kedua bola maka serat akan terpuntir. Puntiran ini menggeser berkas cahaya pada skala
pengukur. Setelah gaya antara dua massa dan massa masing-masing bola terukur, maka
akan didapatkan konstanta gravitasi umum seperti yang ditemukan Cavendish yaitu sebesar
6,673 x 10–11 Nm2/kg2.

B. APLIKASI HUKUM GRAVITASI

Menghitung Massa Bumi


Massa bumi dapat dihitung dengan menggunakan nilai konstanta gravitasi umum (G).
Berdasarkan rumus dari percepatan gravitasi bumi, setelah diketahuinya besar jari-jari bumi
yaitu R = 6,37 × 106 m (bumi dianggap bulat sempurna) maka kita dapat menghitung massa
bumi, dengan cara sebagai berikut :

1. Menghitung Massa Matahari


Diketahui rata-rata jari-jari lintasan orbit bumi yaitu sebesarrB=1,5 x 1011m dan periode
revolusi bumi selama 1 tahun = 3 x 107 s. Berdasarkan itu, kita dapat mencari massa
matahari dengan cara sebagai berikut :

2. Menghitung Kecepatan Satelit


Satelit merupakan benda luar angkasa yang mengitari benda lainnya yang memiliki massa
yang lebih besar dari massa satelit tersebut, seperti bulan yang merupakan satelitnya bumi.
Menghitung kecepatan satelit dapat digunakan dalam dua cara yaitu dengan hukum gravitasi
dan gaya sentrifugal. Berdasar hukum kedua Newton kita dapat menghitung kecepatan
satelit yaitu dengan memanfaatkan nilai massa Bumi (M) dan jari-jari bumi (R). Rumus dan
caranya yaitu sebagai berikut :
3. Menghitung Jarak Satelit yang Mengorbit Bumi
Dengan rumus gaya sentripetal dan rumus gaya gravitasi kita dapat mencari nilai dari jarak
satelit yang mengorbit bumi, yaitu sebagai berikut :
KESIMPULAN

Berdasarkan dari makalah yang telah dibuat maka dapat diimpulkan yaitu

 Satuan adalah suatu pembanding dalam pengukuran atau membandingkan besaran


dengan yang lain yang dipakai oleh patokan. Stuanh merupakan salah satu
komponen besaran yang menjadi standar dari suatu besaran. Mengukur pada
hakikatnya adalah membandingkan suatu besaran dengan suatu besaran yang sudah
distandar. Pengukuran panjang dilakukan dengan menggunakan jangka sorong dan
mikro meter sekrup. Pengukuran berat digunakan neraca dengan berbagai ketelitian,
mengukur kuat arus litrik menggunakan ampermeter, mengukur waktu dengan
stopwatch, mengukur suhu dengan termometer, dan lain sebagainya.

 Gaya gravitasi atau gaya tarik menarik dapat dapat berlaku secara universal dan
ebnding dengan massa masing masing benda dan berbanding terbalik dengan kuadrat
jarak kedua benda. Hukum tarik menarik gravitasi newton dalam bidang fisika
berarti gaya tarik atau seling mendekat satu sama lain. Dalam bidang fissika, tiap
benda dengn massa m1 selalu mempunyai gaya tarik menarik dengan benda lain
(dengan msa m2).

Semua benda di alam semesta menarik semua benda lain dengan gaya sebanding
dengan hasil kali massa benda benda tersebut dan berbanding terbalik dengan
kuadrat jarak antara benda benda tersebut. Penerapan hukum gravitasi Newton dapat
diterapkan untuk menjelaskan gerak bena benda angkasa.

Anda mungkin juga menyukai