Anda di halaman 1dari 10

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN

PUSAT PEMBINAAN JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR


JAKARTA — JANUARI 2007
CONTOH SOAL DAN JAWABAN
UJIAN SERTIFIKASI
JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR
TINGKAT PENGENDALI TEKNIS
MATA AJARAN
I. SUPERVISI AUDIT
II. AUDIT BERPEDULI RESIKO
SOAL-SOAL BERIKUT INI HANYA CONTOH DARI SEBAGIAN MATA
AJARAN
YANG DIUJIKAN DALAM UJIAN SERTIFIKASI JFA BPKP
SELAMAT BELAJAR
Contoh Soal Supervisi Audit
1
PETUNJUK PENGISIAN:
1. Soal terdiri dari 5 (lima) teori dan 2 (dua) kasus.
2. Tulislah jawaban Saudara pada lembar jawaban.
I. TEORI (Bobot 50%)
1. Supervisor tidak boleh menggantikan bawahan untuk mengerjakan
pekerjaan
bawahannya, tetapi hanya sebatas memberikan contoh dan harus
memotivasinya
agar bisa mengerjakannya dengan baik. Dari pernyataan di atas terlihat
bahwa
seorang supervisor berperan juga sebagai seorang mentor.
Jelaskan peranan supervisor sebagai mentor.
2. Supervisor bertanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan sesuai rencana
dan
kebijakan yang telah digariskan oleh pimpinan. Supervisor merencanakan,
memotivasi, mengarahkan serta mengendalikan kegiatan pada tingkat
operasional.
Jelaskan pihak mana saja supervisor harus mempertanggungjawabkan
pelaksanaan
kegiatannya.
3. Dalam pelaksanaan audit diperlukan adanya pengendalian agar rencana
yang
disusun dapat dilaksanakan dan memperoleh hasil sebagaimana yang
diharapkan.
Jelaskan hal-hal yang perlu dikendalikan dalam proses audit.
4. Dalam pelaksanaan audit terhadap suatu entitas atau kegiatan, proses
audit dimulai
dengan mendapatkan gambaran umum sebelum menentukan arah audit.
Jelaskan
proses audit secara berurutan pada setiap pelaksanaan audit.
5. Supervisi audit sebagaimana diharuskan oleh standar audit, bertujuan
untuk
menjaga, mempertahankan dan meningkatkan mutu audit. Tingginya mutu
audit
antara lain tercermin dalam kualitas laporan hasil audit.
Jelaskan manfaat dilaksanakannya supervisi secara berjenjang di semua
tahap
audit dan proses audit.
II. KASUS (Bobot 50%)
Kasus 1
Tim audit setelah melakukan audit terhadap kegiatan suatu instansi,
kemudian
menyusun temuan yang dituangkan dalam konsep Laporan Hasil Audit
sebagai berikut:
Pemborosan sebesar Rp. 900.750.000,00
Contoh Soal Supervisi Audit
2
Berdasarkan Surat Tugas Irjen Departemen NOP No. ST/10/3030/07/ 2006,
kami telah
melakukan audit terhadap kegiatan penempatan transmigran sebanyak 350
keluarga di
daerah Sumatera.
Pada saat kami lakukan tinjauan di lokasi penempatan sekitar jam 10 siang
waktu
setempat, ternyata para transmigrasi pada nongkrong-nongkrong di rumah
dan tidak
melakukan kegiatan seperti mengerjakan sawah atau ladangnya. Pada saat
kami
lakukan wawancara kepada mereka, atas pertanyaan yang kami kemukakan
mengapa
mereka tidak melakukan kegiatan apa-apa, semuanya memberikan jawaban
bahwa
mereka tidak dapat berbuat sesuatu dengan sawah dan ladangnya karena
semua
tanaman yang ditanam tidak menghasilkan apa-apa, semua mati. Hal ini
terjadi karena
pembukaan lahan tidak melalui feasibility study/survey tanah terlebih dahulu.
Hasil survey tanah yang dikerjakan oleh Institut Teknologi Bandung baru
selesai pada
saat audit kami masih berjalan, yang ternyata lokasi penempatan transmigran
adalah
tanah dengan kandungan pasir kuarsa yang sangat tinggi. Hal ini diakui oleh
pihak
Departemen NOP.
Diminta:
Terhadap rumusan temuan seperti di atas, saudara sebagai seorang
supervisor diminta
memberikan saran-saran perbaikan atas konsep Laporan Hasil Audit di atas.
Kasus 2
Saudara sebagai seorang Pengendali Teknis mendapat penugasan untuk
mensupervisi
audit operasional terhadap Proyek Pemukiman Suku Terasing di salah satu
Kabupaten
di luar ibukota propinsi tempat Kantor saudara berdomisili.
• Waktu audit lapangan yang tersedia untuk tim audit dalam PKPT adalah 20
hari
kerja
• Tugas audit ini merupakan tugas audit yang pertama kali untuk Kabupaten
bersangkutan walaupun di kabupaten lain pernah dilakukan.
• Untuk pelaksanaan tugas audit tersebut direncanakan akan dilaksanakan
oleh 1
Ketua Tim dibantu 2 Anggota Tim.
• Biaya perjalanan Luar Kota untuk Pengendali Teknis berdasarkan kebijakan
pimpinan dialokasikan selama 6 hari yang dapat digunakan untuk lebih dari
satu kali
berangkat sesuai dengan kebutuhan.
Diminta.
Susunlah jadwal waktu penggunaan biaya perjalanan luar kota untuk
pengendali teknis
tersebut dan uraikan/jelaskan pertimbangan yang tepat agar supervisi selama
audit
tersebut efektif.
***selesai***
Contoh Soal Supervisi Audit
3
KUNCI JAWABAN
RELEASE SOAL JANUARI 2007
Mata Ajaran : SUPERVISI AUDIT
Tingkat : Pengendali Teknis
I. TEORI
1. Modul halaman 9
2. Modul halaman 11
3. Modul halaman 21
4. Modul halaman 19
5. Modul halaman 22
II. KASUS
KASUS I
Supervisi terhadap Temuan
1. “Akibat” dipergunakan sebagai judul temuan; seharusnya judul temuan
menggambarkan “kondisi”. Bila ditambahkan dengan “sebab” dan “akibat”
boleh saja
asal judul temuan tidak menjadi terlalu panjang sehingga menjadi kurang bisa
dipahami.
2. Tanggal surat tugas tidak diungkapkan dalam temuan
3. Lokasi penempatan tidak disebutkan secara jelas di kecamatan mana,
desa apa
4. Tidak disebutkan berapa keluarga yang diwawancarai untuk menunjukkan
bahwa
data cukup representative sebagai pendukung temuan
5. Tidak diberikan saran tindak/rekomendasi kepada pihak yang berkompeten
melakukan tindak lanjut.
6. Penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
KASUS II
Penggunaan waktu perjalanan luar kota tersebut dan uraian/penjelasan
pertimbangan
agar supervisi selama audit tersebut efektif, sekurang-kurangnya mencakup :
a. Pengendali teknis melakukan 2 kali berangkat ke obyek audit. Pertama
untuk
membuka pembicaraan dengan pimpinan obyek audit karena merupakan
“initial”
audit dan mendapatkan informasi awal/umum mengenai kegiatan yang
dilaksanakan
yang mungkin berbeda kondisinya dengan kabupaten lain yang telah pernah
diaudit
sehingga perlu segera dilakukan penyesuaian atas PAO ataupun PKA.
Sedangkan
Contoh Soal Supervisi Audit
4
kunjungan kedua dapat dilakukan setelah tim audit menyusun temuan untuk
dibahas
dengan pihak obyek audit.
b. Agar supervisi selama penugasan cukup efektif, dapat dilakukan melalui
jalur
komunikasi lain (tilpon, fax, email) terutama apabila terdapat masalah penting
yang
perlu pertimbangan ataupun keputusan dari atasan.
***selesai**
Contoh Soal Audit Berpeduli Resiko
5
PETUNJUK PENGISIAN:
1. Soal terdiri dari 5 (lima) teori dan 2 (dua) kasus.
2. Tulislah jawaban Saudara pada lembar jawaban.
I. TEORI (Bobot 50%)
1. Dalam melaksanakan suatu penugasan audit, auditor dihadapkan pada
risiko
bawaan, risiko pengendalian, risiko deteksi, dan risiko kegagalan
memodifikasi
pendapat atau simpulan.
Jelaskan apa yang perlu dilakukan auditor pada setiap tahapan audit
sehingga risiko
audit yang ada tidak menyebabkan gagalnya pencapaian tujuan audit.
2. Sebagai bagian dari suatu organisasi, institusi audit intern merupakan mitra
strategis manajemen dalam usaha untuk mencapai tujuan organisasi. Salah
satu
fungsi audit intern sebagai mitra strategis manajemen adalah menjamin
bahwa risiko
manajemen telah terdeteksi dan diminimalkan melalui
pengelolaan/manajemen
risiko.
Jelaskan tugas auditor sebagai mitra strategis manajemen terkait dengan
risiko
manajemen.
3. Dalam audit fraud, auditor harus waspada terhadap kemungkinan adanya
transaksi
yang menunjukkan indikasi tindakan melawan hukum atau tidak ditaatinya
peraturan
perundang-undangan.
Jelaskan langkah yang harus dilakukan auditor untuk menilai ketaatan
terhadap
peraturan perundang-undangan.
4. Agar tidak timbul ketidakpercayaan masyarakat atau bahkan tuntutan
hukum
kepada auditor karena auditor tidak berhasil mengungkap adanya fraud
dalam
entitas yang diaudit, maka di dalam Standar Audit APFP (SA APFP)
ditetapkan
auditor bertanggungjawab untuk mengungkap fraud yang terjadi di dalam
entitas
yang diauditnya.
Jelaskan standar yang mengharuskan auditor bertanggungjawab untuk bisa
mendeteksi dan mengungkap fraud yang terjadi pada auditannya.
5. Risiko audit berkaitan dengan kegagalan auditor menemukan kesalahan
yang
material.
Jelaskan tentang penentuan risiko dan materialitas dalam suatu penugasan
audit.
Contoh Soal Audit Berpeduli Resiko
6
II. KASUS (Bobot 50%)
Kasus 1
Tim audit Inspektorat Kabupaten Mumpung Jaya baru saja menyelesaikan
tahapan
audit survei pendahuluan pada Bappeda Kabupaten Mumpung Jaya yang
dalam tahun
2005 melaksanakan kegiatan pengadaan 15 unit komputer lengkap dengan
software
asli beserta kelengkapan lainnya untuk desain perencanaan, dengan
anggaran
investasi sebesar Rp 600.000.000,00.
Dari hasil survei pendahuluan diperoleh informasi antara lain sebagai berikut:
a. Kepala Bappeda Kabupaten Mumpung Jaya telah membentuk panitia
pengadaan
dengan Surat Keputusan No.24/Bappeda/07/2005.
b. Dokumen pelelangan, penetapan pemenang dan dokumen pendukung
lainnya
terkait dengan pelaksanaan pengadaan telah tersedia untuk diperiksa.
c. Panitia pengadaan sudah menetapkan Harga Perkiraan Sendiri (HPS)
untuk
pembelian satu unit komputer beserta software dan kelengkapan lainnya di
Kota
Mumpung Jaya sebesar Rp 40.000.000,00. Panitia pengadaan tidak dapat
menunjukkan dasar penetapan HPS tersebut.
d. Informasi harga yang diperoleh dari notulen rapat internal mengindikasikan
bahwa
harga komputer sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan jauh di bawah
HPS
yang ditetapkan panitia pengadaan. Menurut informasi dari Kepala Bidang
Perencanaan Sarana Prasarana yang saat menghadiri rapat kerja di Jakarta
telah
melakukan survei harga pusat penjualan komputer “Gledeg”, harga komputer
beserta kelengkapan sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan adalah
Rp 17.500.000,00 per unit ditambah biaya pengiriman dan instalasi
Rp 2.000.000,00 per unit.
e. Nilai kontrak pengadaan sesuai penawaran terendah yang diajukan PT
Intermedia
Sarana adalah sebesar Rp 580.000.000,00.
f. Dari pengecekan atas bukti-bukti pembayaran, terdapat satu bukti yang
belum
dapat diberikan oleh Bendaharawan karena bukti tersebut tidak ditemukan
pada
saat diminta.
Diminta:
1) Jelaskan salah satu risiko utama audit apa yang akan dihadapi tim audit
dalam
pelaksanaan penugasan audit tersebut.
2) Identifikasikan kekeliruan atau kecurangan yang mungkin terjadi dalam
kegiatan
pengadaan tersebut.
Kasus 2
Untuk menanggulangi terjadinya kekurangan persediaan air di musim
kemarau bagi
masyarakat di Provinsi BBM, Dinas Prasarana Umum dan Lingkungan Hidup
Provinsi
BBM melaksanakan kegiatan pembuatan kolam-kolam penampungan air
yang tersebar
di 65 lokasi pada kecamatan-kecamatan dalam 8 kabupaten di Provinsi BBM.
Kegiatan
tersebut dibiayai dari APBD provinsi. Setiap lokasi kegiatan mendapat dana
antara
Rp 250.000.000,00 sampai dengan Rp 300.000.000,00.
Contoh Soal Audit Berpeduli Resiko
7
Alokasi kegiatan ditetapkan oleh Gubernur berdasarkan usulan Dinas
Prasarana Umum
dan Lingkungan Hidup masing-masing kabupaten/kota. Pekerjaan
pembangunan
dilakukan secara swakelola oleh panitia yang dibentuk di kecamatan lokasi
kegiatan.
Dari hasil survei yang dilakukan tim diketahui bahwa tidak ada petunjuk teknis
pelaksanaan kegiatan di masing-masing lokasi kegiatan. Dana yang
digunakan untuk
pembelian bahan bangunan antara 50 – 60% yang umumnya dilakukan
panitia dengan
pembelian langsung dari toko-toko bahan bangunan.
Panitia tidak melibatkan instansi teknis terkait untuk melaksanakan pekerjaan.
Dinas
Prasarana Umum dan Lingkungan Hidup Provinsi BBM melakukan
pengecekan teknis
sebelum pelaksanaan dan pada saat penyelesaian pekerjaan. Secara berkala
dan pada
akhir pelaksanaan kegiatan panitia menyampaikan laporan keuangan dan
laporan
pelaksanaan pekerjaan kepada Dinas Prasarana Umum dan Lingkungan
Hidup Provinsi
BBM.
Diminta:
Apabila saudara sebagai Pengendali Teknis ditugaskan melakukan audit atas
kegiatan
tersebut dan dari hasil survei tim menyimpulkan bahwa pengadaan bahan,
pembayaran
upah dan pelaksanaan pekerjaan pembangunan kolam penampungan air
tersebut di
atas mengandung risiko audit tingkat tinggi, teknik audit apa yang perlu
dilakukan terkait
dengan pengadaan bahan dan pelaksanaan pekerjaan.
***selesai***
Contoh Soal Audit Berpeduli Resiko
8
KUNCI JAWABAN
RELEASE SOAL JANUARI 2007
Mata Ajaran : Audit Berpeduli Resiko
Tingkat : Pengendali Teknis
I. TEORI
1. Berbagai risiko audit harus menjadi perhatian auditor dan dipertimbangkan
sejak perencanaan sampai dengan pelaporan sebagai berikut:
a. Risiko bawaan (inherent risk) dipertimbangkan pada tahap perencanaan
audit
b. Risiko pengendalian (control risk) dipertimbangkan pada tahap
pemahaman dan pengujian pengendalian
c. Risiko deteksi (detection risk) dipertimbangkan pada tahap pelaksanaan
pengujian substantif
d. Pada tahap akhir kegiatan audit, harus diperhatikan kemungkinan adanya
risiko auditor gagal memodifikasi pendapat atau simpulan atas laporan
manajemen
2. Tugas auditor intern terkait dengan risiko manajemen adalah:
– Mengidentifikasi risiko-risiko bisnis
– Mengukur dan menentukan besaran risiko
– Mencari jalan menghadapi dan menanggulangi risiko
– Menyusun strategi memperkecil/mengendalikan risiko
– Mengevaluasi program pengelolaan risiko yang telah dirancang
3. Langkah yang harus dilakukan auditor adalah:
a. Mempelajari peraturan perundang-undangan yang berlaku
b. Menilai bahwa peraturan yang diterapkan tidak bertentangan dengan
peraturan yang setingkat atau yang lebih tinggi
c. Menilai bahwa dalam pelaksanaannya, peraturan tersebut tidak
mengandung hal-hal yang dapat menimbulkan hambatan
4. Salah satu dari 5 (lima) butir standar pelaksanaan menurut SA-APFP
metetapkan tanggung jawab auditor untuk melakukan pengujian atas
ketaatan auditan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku
termasuk pengujian atas kemungkinan adanya kekeliruan, ketidakwajaran
dan tindakan melawan hukum.Auditan harus merancang auditnya untuk
memberikan keyakinan yang memadai bagi pendeteksian kekeliruan dan
ketidakberesan material atas laporan pertanggungjawaban manajemen.
Contoh Soal Audit Berpeduli Resiko
9
5. Penentuan risiko dan materialitas merupakan bagian dari tahap
perencanaan yang memungkinkan auditor untuk memberikan perhatian yang
lebih pada dampak yang ditimbulkan karena adanya risiko terhadap hasil
audit. Penentuan risiko dan materialitas juga dengan cara melakukan
penilaian tingkat toleransi atas terjadinya kesalahan. Materialitas berkenaan
dengan ukuran dari kesalahan, apakah masih dapat diterima ataukah tidak
dapat diterima.

II. KASUS
Kasus 1
1) Risiko audit yang akan dihadapi auditor pada penugasan audit tersebut
terutama berupa risiko pengendalian, yaitu bahwa pengendalian yang
diterapkan tidak dapat mendeteksi terjadinya kekeliruan atau penyimpangan
yang dilakukan dalam pengadaan komputer dimaksud. Dari HPS yang
ditetapkan dan harga kontrak yang jauh lebih tinggi dari pada harga
berdasarkan hasil survei harga di Jakarta, mengindikasikan bahwa prosedur
penetapan HPS dan penetapan pemenang lelang tidak sebagaimana yang
seharusnya.

2) Hasil survei pendahuluan pada kasus ini mengindikasikan kemungkinan


terjadinya “markup” harga pengadaan yang berakibat kerugian negara.

Kasus 2
Auditor harus menggunakan prosedur audit yang utama berupa pengujian
substantif. Pengujian substantif dilakukan berupa pengujian rinci dan
prosedur analitis untuk meyakini kebenaran pengeluaran dan pelaksanaan
kegiatan yang dilaporkan oleh panitia maupun Dinas Prasarana Umum dan
Lingkungan Hidup Provinsi dengan jumlah sampel yang luas pada lokasi-
lokasi kegiatan.
Prosedur analitis dilakukan antara lain berupa:
– Cek dan analisis apakah pembangunan kolam penampungan air secara
fisik sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan dalam desainnya.
– Analisis apakah jenis, spesifikasi, kuantitas bahan yang dibeli sesuai
dengan
kebutuhan untuk melaksanakan pekerjaan berdasarkan desainnya.
– Analisis kebenaran jumlah pembayaran upah pekerja Pengujian rinci
terhadap pengadaan bahan bagunan antara lain:
– Pengujian ketaatan pada ketentuan yang berlaku
– Keabsahan bukti dan dokumen transaksi pengadaan
– Pengujian kewajaran harga
– Pengujian atas kebenaran dan eksistensi pengadaan
– Pengujian terhadap arus barang

Anda mungkin juga menyukai