Anda di halaman 1dari 8

RESUME SISTEM INFORMASI MANAJEMEN

”Sistem Informasi Manajemen dan Sistem Informasi Akuntansi”

Disusun oleh :
Kristia Pangesti (1510209881)
Bagus Subantoro (1510210036)
Huda Abdu Rachman Saleh (1510210050)
Dinda Aulia Fani (1510210142)
Astri Dwi Lestari (1510210143)
Nanda Octaryna Damayanti (1510210255)
Huswatun Hasanah (1510210279)
Tyka Melinda Putri (1510210282)
Muhammad Usman (1510210326)

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA (STIESIA)


SURABAYA
7.1 Pengenalan Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi
Sistem Informasi Manajemen (SIM) adalah salah satu dari lima subsistem utama
CBIS.Tujuannya adalah memenuhi kebutuhan informasi umum semua manajer dalam
perusahaan atau dalam subunit organisasional perusahaan.Subunit dapat didasarkan pada area
fungsional atau tingkatan manajemen.Semua sistem informasi fungsional dapat dipandang
sebagai suatu sistem dari berbagai subsistem input,database,dan subsistm output.

Sistem Informasi Manajemen (SIM) didefinisikan sebagai suatu sistem berbasis


komputer yang menyediakan informasi bagi beberapa pemakai dengan kebutuhan yang
serupa.Para pemakai biasanya membentuk suatu entitas organisasi formal.,perusahaan atau
subunit di bawahnya.Informasi menjelaskan perusahaan atau salah satu sistem utamanya
mengenai apa yang telah terjadi di masa lalu,apa yang sedang terjadi sekarang dan apa yang
mungkin terjadi di masa depan.Informasi tersebut tersedia dalam bentuk laporan periodik,laporan
khusus,dan output dari simulasi matematika.Output informasi digunakan oleh manajer maupun
non manajer dalam perusahaan saat mereka membuat keputusan untuk memecahkan masalah.

Sistem informasi akuntansi melaksanakan aplikasi akuntansi perusahaan yang ditandai


dengan volume pengolahan data yang tinggi dimana pengolahan itu sendiri meliputi
pengumpulan data, manipulasi data, penyimpanan data, dan penyiapan dokumen. Suatu
perusahaan tidak dapat menentukan untuk memiliki sistem informasi akuntansi atau tidak, itu
merupakan suatu keharusan. Sistem informasi akuntansi lebih berorientasi pada data daripada
berorientasi pada informasi, dan datanya sebagian besar bersifat historis.

Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Sistem berasal dari bahasa Latin (systema) dan
bahasa Yunani (sustema) adalah suatu kesatuan yang terdiri dari komponen atau elemen yang
dihubungkan bersama untuk memudahkan aliran informasi, materi atau energi. Berikut ini
pengertian sistem menurut para ahli:

a. Menurut Salisbury Sistem adalah sekelompok bagian-bagian atau komponen yang


bekerja sama sebagai suatu kesatuan fungsi (A system is a group of components
working together as a functional unit).
b. Menurut Pilecki Sistem adalah sekumpulan objek dan menghubungkan objek itu
dengan artibutnya atau dengan kata lain, sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri dari
sejumlah bagian-bagian, atribut dari bagian dan hubungan antara bagian dengan
atribut.

c. Menurut Djekky R. Djoht Sistem adalah agregasi atau pengelompokan objek-objek


yang dipersatukan pleh beberapa bentuk interaksi yang tetapa atau saling tergantung,
sekelompok yang berbeda, yang dikombinasikan sedemikian rupa oleh alam atau seni
sehingga membentuk suatu kesatuan integral dan berfungsi, beroperasi, atau bergerak
dalam satu kesatuan.

7.2 Model Sistem Informasi Manajemen

Definisi model sistem informasi manajemen dapat digambarkan pada gambar


diatas.Database berisi data yang disediakan oleh SIA.Selain itu,data maupun informasi
dimasukkan dari lingkungan .Isi databse digunakan oleh perangkat lunak yang menghasilkan
laporan periodik dan laporan khusus,serta model matematika yang mensimulasikan beragam
aspek operasi perusahaan.Output perangkat lunak digunakan oleh orang-orang dalam perusahaan
yang bertanggung jawab memecahkan masalah perusahaan.Tidak seperti SIA,SIM tidak
berkewajiban menyediakan informasi bagi lingkungan.

7.3 Konsep Subsistem Informasi Organisasional

SIM merupakan upaya organisasi pertama yang tujuan utamanya adalah menyediakan
informasi bagi manajemen (karena itu dinamakan system informasi manajemen). Ternyata dalam
praktiknya SIM pada suatu organisasi menyediakan juga informasi bagi orang-orang selain para

manajer.

Ketika suatu organisasi semakin memiliki pengalaman dalam menerapkan rancangan


SIM yang mencakup kebutuhan seluruh organisasi, para manajer di wilayah-wilayah tertentu,
baik ditingkat pusat maupundaerah, mulai menerapkan konsep sesuai kebutuhan yang mereka
perlukan. Sistem informasi mulai akan memasuki wilayah yang sudah tersegmentasi, yang dapat
disebut sebagai sub-sub sistem SIM yang disesuaikan untuk memenuhi kebutuhan penggunanya.
Sebagai contoh pada tataran organisasi pemerintah pusat sudah mengimplementasikan beberapa
aplikasi sistem informasi antara lain:

• Sistem akuntansi keuangan negara (SKAN),

• Sistem akuntansi barang milik negara (SABMN),

• Sistem akuntansi keuangan daerah (SAKD),

• Sistem Informasi Kependudukan,

• Sistem Informasi Kepegawaian dan pengembangan-pengembangan subsub sistem tata kelola


pemerintahan lainnya.

7.4 Pemrosesan Data Akuntansi


Menurut George M. Scott (1994) pembuatan record dan pemrosesan data transaksi akuntansi
terdiri atas beberapa tahapan sebagai berikut:
1. Mencatat semua rician transaksi dalam sebuah jurnal atau buku pencatatan pertama
(book of original entry); berbagai fakta tentang transaksi yang dihilangkan dibagian ini
biasanya tdk dapat direkam pada tahap selanjutnya. Sebuah jurnal adalah daftar
kronologis tentang transaksi. Jurnal dapat dikhususkan; misalnya ada beberapa jurnal
penjualan yang terpisah dan jurnal akun pembayaran yang terpisah.

2. Posting transaksi dalam suatu akun pada buku besar tambahan. Melakukan posting berarti
memindahkan atau memasukkan sejumlah uang transaksi. Sebuah buku besar tambahan
terdiri atas semua akun dalam suatu kategori. Sebagai contoh buku besar tambahan dapat
terdiri atas akun pelanggan dimana semua akun pelanggan tercakup dan semua transaksi
dengan seorang pelanggan direkam dalam akun pelanggan tersebut.

3. Posting semua buku besar tambahan ke dalam sebuah buku besar umum, yang mana
dalam sistem manual bagian ini merupakan satu buku besar yang mencatat setiap buku
besar tambahan sebagai satu akun dalam sebuah buku.

Biasanya jumlah dari semua akun dari masing-masing buku besar tambahan, dan bukan
masing-masing transaksi atau masing-masing akun secara total, yang diposting ke dalam buku
besar. Dengan demikian jumlah yang dimasukkan dalam buku besar biasanya telah diringkaskan
sebelumnya. Jurnal merupakan dasar untuk pengontrolan masing-masing transaksi didalam
perusahaan dengan menjamin, misalkan, bahwa semuanya data transaksi telah dicatat
sebelumnya; jika kemuadian ada transaksi yang terlewatkan atau tidak diproses secara benar
maka rincian selengkapnya dapat dilihat di dalam jurnal. Jurnal juga dapat memberikan
ringkasan data yang berguna untuk manajer, seperti halnya data transaksi total harian dalam
jurnal penjualan. Buku besar tambahan biasanya mensuplai informasi yang dibutuhkan untuk
pemroesan data selanjutnya. Pemrosesan tambahan atas buku besar pelanggan, sebagai contoh,
menghasilkan laporan tentang pelanggan (customer statement) , analisis atas akun penerimaan
yang lalu, dan ananlisis atas pola penjualan berdasar jenis pelanggan yang berbeda sebagaimana
terhadap pelanggan khusus. Buku besar umum adalah dasar untuk penyiapan laporan ringkas
seperti neraca pendapatan (income statement ) dan neraca keuanagan (balance sheet ).
7.5 Karakteristik Sistem Informasi Akuntansi

Di bawah ini merupakan karakteristik Sistem Informasi Akuntansi :

 melakasanakan tugas yang diperlukan Sistem Informasi Akuntansi hanya melakukan


tugas yang diperlukan oleh pemakai Informasi saja.
 Berpegang pada prosedur yang relatif standar Sistem Informasi Akuntansi bekerja sesuai
dengan peraturan-peraturan yang mengikuti standar perusahaan.
 Menangani data terinci Data yang ditangani Sistem Informasi Akuntansi merupakan data
yang sudah jelas dan lengkap.
 Berfokus histories Data yang ditangani lebih difokuskan pada data yang telah dimiliki
perusahaan sebelumnya.
 Menyediakan informasi pemecahan masalah Sistem Informasi Akuntansi bertugas
menyediakan berbagai macam Informasi dalam pemecahan suatu masalah untuk lebih
memudahkan dalam penyelesaianya.

7.6 Sistem Informasi dalam Pengambilan Keputusan dan Pemecahan Masalah

Sistem informasi manajemen yang dikelola dengan profesional akan mendukung suatu proses
pengambilan keputusan mengenai masa depan pendidikan. Harus diakui bahwa perangkat
informasi dan komunikasi belum tersebar merata di sekolah-sekolah, kampus dan kantor-kantor
pemerintahan diseluruh Indonesia. Hal ini tentu kembali lagi pada kemampuan struktur
pemerintahan daerah sesuai dengan mandat desentralisasi pendidikan. Untuk meng-update
kondisi terkini suatu lembaga pendidikan, sangat sulit mengandalkan laporan tertulis yang
sifatnya bulanan, triwulan, caturwulan, semester atau tahunan. Suatu keputusam mengenai
pengembangan pendidikan biasanya ditelaah dalam kurun waktu yang sangat sedikit, tetapi akan
berdampak bagi setiap lembaga pendidikan dalam kurun waktu yang panjang.
Karena setiap saat terjadi dinamika dalam konteks ekonomi, sosial-politik dan tata
pemerintahan baik pada level pusat maupun daerah, maka sekecil apapun data dan informasi
yang dimiliki sangat bermanfaat khususnya di bidang pendidikan. Untuk itu diperlukan suatu
sistem informasi manajemen dengan dukungan teknologi informasi dan komunikasi, sehingga
keputusan yang dihasilkan dipastikan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya di lapangan
pendidikan. Setiap pejabat dan birokrat pemerintahan selalu terikat dengan unsur-unsur politis
dan kepentingan siapa yang berkuasa. Tidak berarti keputusan yang diambil sesuai dengan
kehendak penguasa, tetapi seharusnya didasarkan atas data dan informasi obyektif mengenai
pendidikan. Menurut Putu Ashntya Widhaiarta (2008), pada dasarnya ada beberapa aktifitas yang
perlu dilakukan oleh para pembuat kebijakan sebelum merumuskan suatu kebijakan tentang
penerapan TIK.

Pemecahan masalah adalah respons terhadap suatu hal yang berjalan baik maupun berjalan
buruk. Masalah atau problem didefinisikan sebagai suatu keadaan atau kejadian yang merugikan
atau berpotensi akan merugikan bagi perusahaan dengan cara negatif, atau sebaliknya, yaitu hal
yang menguntungkan atau berpotensi menguntungkan bagi perusahaan dalam cara yang positif.
Kita juga mengetahui bahwa selama proses pemecahan masalah, manajer berhadapan dengan
masalah pengambilan keputusan di mana manajer harus memilih salah satu solusi dari beberapa
solusi alternatif yang ada. Keputusan didefmisikan sebagai hal atau tindakan yang terpilih dari
berbagai usaha yang telah dilakukan. Disarankan untuk mengambil beberapa keputusan dalam
proses pemecahan satu masalah.
Ada beberapa elemen yang harus digunakan jika seorang manajer ingin berhasil dalam
memecahkan masalah, elemen-elemen tersebut bisa dilihat pada gambar berikut

Sebagian besar masalah yang dipecahkan oleh manajer adalah masalah-masalah sistem.
Sebagai contoh perusahaan sebagai sebuah sistem tidak berfungsi sebagaimana mestinya, sistem
inventoris mengalami gangguan, muncul masalah pada sistem penjualan dan seterusnya. Solusi
terbaik untuk memecahkan masalah-masalah yang terjadi terhadap sistem adalah menyesuaikan
sistem dengan tujuannya, seperti yang telah ditentukan dalam standar kinerja sistem.Standar ini
menggambarkan kondisi yang harus dicapai kondisi yang diharapkan oleh sebuah
sistem.Manajer bertanggung jawab untuk mencari solusi-solusi alternatif. Hal ini adalah salah
satu tahap dari proses pemecahan masalah yang dapat dilakukan dengan bantuan komputer.
Biasanya manajer memanfaatkan pengalaman yang dimilikinya atau dibantu oleh sumber-sumber
informasi non-komputer dari dalam dan luar organisasi perusahaan. Bila semua elemen ini sudah
ada dan manajer memahaminya, maka solusi untuk memecahkan masalah akan ditemukan.

Anda mungkin juga menyukai