Anda di halaman 1dari 26

RMK SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

KONSEP DASAR SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Dosen Pengampu : Dr. I Nyoman Wijana Asmara Putra, S. E., M. Si., Ak.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1

I Gusti Made Ngurah Agung Manik Putra Widiada (16 / 2007531130)

Ni Made Candra Manikasari (18 / 2007531143)

Putu Talia Natasia Putri (20 / 2007531150)

I Komang Ego (25 / 2007531170)

Ni Nyoman Noviani (26 / 2007531194)

PROGRAM STUDI SARJANA AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS UDAYANA

2022
PEMBAHASAN

1.1 Sistem Informasi Akuntansi dan Organisasi Bisnis

Organisasi tergantung pada sistem informasi untuk dapat berdaya saing. Akuntansi,
sebagai suatu sistem informasi, mengidentifikasi, mengumpulkan, memproses dan
mengkomunikasikan informasi ekonomi mengenai suatu entitas ke berbagai kelompok orang.
Informasi merupakan suatu data yang diorganisasi yang dapat mendukung ketepatan
pengambilan keputusan. Lalu sistem merupakan sekumpulan sumber daya yang saling terkait
untuk mencapai suatu tujuan. Maka dari itu, sistem informasi akuntansi (SIA) merupakan
kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data
keuangan dan data lainnya ke dalam informasi. Informasi tersebut dikomunikasikan kepada
para pembuat keputusan.

Informasi dan Keputusan

Suatu organisasi merupakan sekumpulan unit pengambil keputusan untuk mengejar


suatu tujuan. Sebagai suatu sistem, setiap organisasi menerima input dan mengubahnya
menjadi output dalam bentuk produk dan jasa. Secara konseptual, proses pengalokasian sumber
daya merupakan sarana bagi sistem organisasi untuk mencapai tujuan organisasi. Proses
pengambil keputusan merupakan wujud pengalokasian sumber daya berupa informasi.
Informasi yang memiliki nilai ekonomi tersebut mampu memfasilitasi keputusan
pengalokasian sumber daya. Jadi, informasi berguna jika mendukung suatu sistem untuk
mencapai tujuan sistem tersebut.

Pengguna informasi akuntansi dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar:


eksternal dan internal. Pengguna eksternal mencakup pemegang saham, investor, kreditor, agen
pemerintah, konsumen, vendor, pesaing serikat kerja, dan masyarakat secara luas. Pengguna
eksternal menerima dan memanfaatkan berbagai output dari sistem informasi akuntansi.
Pengguna internal terdiri dari para manajer. Kebutuhan para manajer tergantung pada level
mereka di dalam organisasi atau pada fungsi tertentu yang mereka jalankan. Manajemen
puncak biasanya berkepentingan dengan perencanaan dan pengendalian strategis. Akuntansi
yang dilaporkan untuk manajemen puncak biasanya berisi informasi agregat. Manajer level
madya membutuhkan informasi yang lebih detail, karena cakupan luasnya pengendalian
manajer level madya relatif lebih sempit dibandingkan manajemen puncak. Manajer level
bawah biasanya membutuhkan informasi yang relevan hanya untuk sub-unit mereka. Personel
lainnya di dalam organisasi, seperti karyawan yang memproses penggajian atau yang
memproses data transaksi penjualan, secara konstan berinteraksi dengan data transaksi secara
detail.

Sistem Informasi

Istilah sistem informasi menyiratkan penggunaan teknologi komputer dalam suatu organisasi
untuk menyediakan informasi bagi pengguna. Sistem informasi berbasis komputer merupakan
satu rangkaian perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mentransformasi
data menjadi informasi yang berguna. Pada tabel dibawah dapat dilihat beberapa tipe sistem
informasi yang memanfaatkan komputer, meliputi :
Pemrosesan Data

Pemrosesan data elektronik (EDP) merupakan penggunaan teknologi komputer untuk


menjalankan pemrosesan data transaksi suatu organisasi. EDP merupakan satu aplikasi sistem
informasi akuntansi yang fundamental di setiap organisasi. Seiring perkembangan teknologi
komputer, yang makin banyak dikenal oleh masyarakat, istilah pemrosesan data (DP) memiliki
pengertian yang sama dengan EDP.

Sistem Informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen adalah sistem perencanaan bagian dari pengendalian internal
dalam bisnis dengan penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan informasi yang
berguna bagi pengambilan keputusan manajer.

Sistem Pendukung Keputusan

Dalam sistem pendukung keputusan (DSS) data diproses ke dalam format pengambilan
keputusan untuk memudahkan pengguna. DSS membutuhkan penggunaan model keputusan
dan database yang sangat berbeda dengan model keputusan dan bentuk database dalam sistem
DP. DSS dirancang untuk melayani kebutuhan informasi yang tidak rutin, spesifik, dan khusus,
sedangkan sistem DP dirancang untuk melayani kebutuhan rutin dan kebutuhan informasi
secara umum. DSS dirancang untuk satu tipe keputusan tertentu bagi pengguna tertentu.
Contohnya adalah penggunaan perangkat lunak spreadsheet untuk menjalankan analisis
bagaimana-jika terdapat data operasional atau data anggaran contohnya, ramalan penjualan per
personel pemasaran.

Sistem Pakar
Sistem pakar (ES) adalah sistem informasi yang berdasarkan pengetahuan mengenai area
aplikasi tertentu sehingga sistem informasi tersebut dapat bertindak sebagai konsultan ahli bagi
pengguna akhir. Seperti DSS, ES membutuhkan model keputusan dan database tertentu.
Berbeda dengan DSS, ES membutuhkan pengembangan basis pengetahuan pengetahuan
spesial yang dimiliki oleh seorang.

Sistem Informasi Eksekutif

Sistem informasi eksekutif (EIS) dikaitkan dengan kebutuhan informasi strategik manajemen
puncak Banyak informasi yang digunakan oleh manajer puncak berasal dari sumber lain di luar
sistem informasi organisasi, sebagai contoh rapat, memo, televisi, buletin, dan aktivitas sosial.
Sebagian informasi harus diproses oleh sistem informasi organisasi. EIS memungkinkan dan
memudahkan manajer puncak untuk mengakses informasi tertentu yang telah diolah oleh
sistem informasi organisasi. Informasi ini merupakan faktor kunci yang telah diidentifikasi
oleh manajemen puncak sebagai informasi kritis bagi sukses organisasi. Data aktual versus
data proyeksi pangsa pasar suatu kelompok produk; data aktual versus data proyeksi laba rugi
sebuah divisi dapat menjadi informasi kritis bagi eksekutif puncak.

Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi (SIA) adalah sistem berbasis komputer yang dirancang untuk
mentransformasi data akuntansi menjadi informasi. Namun, dalam pembahasan kali ini, istilah
sistem informasi akuntansi memiliki cakupan yang lebih luas, yaitu mencakup juga siklus
pemrosesan transaksi, penggunaan teknologi informasi, dan pengembangan sistem informasi.

1.2 Proses Bisnis

Semua aktivitas organisasi yang terkait dengan keuangan dapat dipandang sebagai bagian
dari berbagai proses bisnis. Proses bisnis adalah serangkaian tugas yang saling berhubungan
yang melibatkan data, unit organisasi, dan suatu urutan waktu yang logis. Proses bisnis selalu
dipicu oleh kejadian ekonomi. Semua proses bisnis memiliki titik awal dan titik akhir yang
jelas.
Mengingat kebanyakan organisasi mengalami kejadian ekonomi dan aktivitas serupa, maka
dapat didefinisikan sembilan kelompok proses bisnis dasar yaitu:

1. Logistik penjualan inbound (persediaan, pengendalian, retur ke pemasok)

2. Logistik penjualan outbound (pemrosesan, order penjualan, pengiriman pesanan,


pengumpulan piutang)

3. Operasi (mesin, perakitan, pengepakan, dan lain-lain)

4. Pemasaran (periklanan, promosi, penawaran, dan lain-lain)

5. Jasa (instalasi, reparasi, layanan purna jual, dan lain-lain)

6. Prokuremen (pembelian, pemesanan, evaluasi penawaran dari pemasok, dan lain-lain)

7. Pengembangan teknologi (sumber daya dan pengembangan)

8. Organisasi dan manajemen sumber daya manusia (rekrutmen, pelatihan, dan lain-lain)

9. Infrastruktur perusahaan (akuntansi, perencanaan dan pengendalian bisnis, pengelolaan


modal, dan lain-lain).

Lebih jauh, lima proses yang pertama dapat diklasifikasikan sebagai proses bisnis primer,
dan empat lainnya sebagai proses bisnis pendukung. Proses bisnis primer melibatkan aktivitas
yang secara langsung menambah nilai bagi produk perusahaan. Proses bisnis pendukung
melibatkan aktivitas yang tidak secara langsung menambah nilai produk. Baik proses bisnis
primer maupun pendukung dapat dibagi ke dalam berbagai sub-proses. Sebagai contoh, logistik
outbound dapat dibagi menjadi perekaman pesanan, pengecekan kredit, dan lain sebagainya.
Pemecahan proses semacam ini merupakan alat yang sangat berguna bagi orang, sistem dan
akuntan karena pemecahan proses memungkinkan akuntan maupun orang sistem untuk
memfokuskan diri pada area tertentu yang spesifik dari serangkaian aktivitas perusahaan yang
sangat kompleks

1.3 Siklus Pemrosesan Transaksi

Aktivitas perusahaan dalam suatu organisasi juga dapat dipandang dengan cara yang berbeda,
yaitu dengan pendekatan siklus transaksi. Siklus transaksi secara tradisional mengelompokkan
aktivitas suatu bisnis ke dalam empat siklus aktivitas bisnis. Keempat siklus tersebut adalah:

● Siklus pendapatan. Kejadian yang terkait dengan distribusi barang dan jasa ke entitas lain
dan pengumpulan kas yang terkait dengan distribusi tersebut.

● Siklus pengeluaran. Kejadian yang terkait dengan perolehan barang dan jasa dari entitas
lain serta pelunasan kewajiban terkait dengan perolehan barang dan jasa tersebut.

● Siklus produksi. Kejadian yang terkait dengan transformasi sumber daya menjadi barang
dan jasa.

● Siklus keuangan. Kejadian yang terkait dengan akuisisi dan pengelolaan dana, termasuk
kas.

Siklus pemrosesan transaksi terdiri dari satu atau lebih sistem aplikasi. Sistem aplikasi
memproses transaksi yang saling terkait secara logis. Siklus pendapatan perusahaan biasanya
mencakup sistem aplikasi untuk merekam pesanan konsumen, membuat tagihan, merekam
piutang dagang, dan membuat laporan penjualan. Siklus pengeluaran biasanya mencakup
sistem aplikasi untuk memilih vendor, membeli barang atau jasa, merekam utang dagang, dan
merekam penggajian karyawan. Siklus produksi biasanya mencakup aplikasi untuk
mengendalikan produksi, membuat laporan produksi menentukan harga produk,
mengendalikan persediaan, dan merekam aktiva tetap. Siklus keuangan perusahaan biasanya
mencakup sistem aplikasi yang terkait dengan pengelolaan dan pengendalian kas, pengelolaan
utang, serta administrasi restitusi dan dana pensiun karyawan.

Pada model siklus transaksi, selain keempat siklus tersebut, ada siklus kelima, yaitu
siklus pelaporan keuangan. Siklus pelaporan keuangan bukan merupakan suatu siklus operasi.
Siklus ini mendapatkan data akuntansi dan data operasi dari siklus-siklus yang lain serta
memproses data tersebut sedemikian rupa sehingga laporan keuangan dapat disajikan.
Kesesuaian penyajian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum
memerlukan banyak jurnal penyesuaian dan penilaian. Penilaian dan jurnal penyesuaian ini
tidak semata-mata berasal dari transaksi pertukaran yang terjadi dalam aktivitas bisnis,
misalnya depresiasi dan penghitungan kurs valuta asing. Aktivitas semacam ini merupakan
bagian dari siklus pelaporan keuangan perusahaan.

1.4 Akuntansi dan Teknologi Informasi


Istilah sistem informasi akuntansi mencakup penggunaan teknologi informasi untuk
menyediakan informasi bagi pengguna. Komputer digunakan dalam berbagai jenis sistem
informasi. Teknologi informasi melibatkan komputer, tetapi juga melibatkan teknologi yang
lain untuk memproses informasi. Teknologi seperti mesin pembaca barcode, alat scan, standar
dan protokol komunikasi seperti ANSI X.12 memiliki peranan penting dalam terciptanya
otomatisasi di perkantoran dan terwujudnya sistem yang mampu merespons dengan cepat.

Lokasi Organisasi
Dalam Gambar l.6, dapat dilihat pimpinan fungsi sistem informasi dengan gelar Chief
Information Officer (CIO) dan dewan penasihat (steering committee). Setiap fungsi dalam
gambar tersebut mewakili respons yang wajar terkait dengan isu pembagian wewenang dan
tanggung jawab untuk seluruh fungsi sistem informasi. Pentingnya posisi fungsi sistem
informasi dalam organisasi tergantung pada pentingnya aplikasi komputer dalam suatu
organisasi.Dalam banyak perusahaan, CIO berada langsung di bawah manajer puncak atau dua
level di bawah manajer puncak. Namun, di sebagian organisasi, banyak departemen sistem
informasi masih berada di bawah manajer keuangan senior, seperti controller. Biasanya ini
terjadi di perusahaan kecil atau perusahaan yang baru mulai menggunakan sistem informasi.
Gambar 1.6 Organisasi Fungsional dari Departemen Sistem Informasi

Terlepas dari lokasi fungsi sistem informasi dalam struktur organisasi, dewan penasihat
merupakan alat bagi manajer dari area lain untuk mengendalikan dan mempengaruhi kebijakan,
anggaran, dan perencanaan jasa informasi dalam organisasi. Dewan penasihat mencakup
manajer dari fungsi-fungsi pengguna jasa sistem informasi, seperti manajer produksi, dan
manajer pemasaran. Selain itu, dewan penasihat juga mencakup manajer sistem informasi itu
sendiri, dan sebagian staf departemen sistem informasi.

Spesialisasi Fungsional
Struktur departemen sistem informasi yang paling lazim adalah fungsi, yaitu pemberian
wewenang dan tanggung jawab berdasarkan area keahlian teknis setiap staf. Semakin besar
departemen sistem informasi, setiap fungsi dalam departemen tersebut akan cenderung
semakin terspesialisasi.
Departemen sistem informasi dibagi menjadi lima fungsi utama: analisis sistem,
pemrograman, operasi, technical support, dan user support. Fungsi analisis bertugas
mengidentifikasi masalah dan proyek untuk mendesain sistem yang dapat menyelesaikan
masalah tersebut. Fungsi pemrograman bertanggung jawab untuk mendesain, membuat kode,
menguji, dan men-debug program komputer yang diperlukan untuk mengimplementasikan
sistem yang telah dirancang oleh analis. Fungsi operasi bertanggung jawab menyiapkan data,
mengoperasikan peralatan, dan memelihara sistem. Fungsi technical support bertanggung
jawab dengan sistem operasi, perangkat lunak, desain database, pengelolaan data, dan
teknologi komunikasi. Fungsi user support bertugas melayani pengguna, serupa dengan fungsi
technical support yang bertugas melayani personel di departemen sistem informasi.

Kelima fungsi tersebut masing-masing masih dapat dipecah lagi seiring dengan
membesarnya departemen sistem informasi. Fungsi analisis dapat dipecah menjadi analisis
informasi dan perancangan sistem. Analisis informasi secara khusus bertanggung jawab
mengidentifikasi kebutuhan pengguna, sedangkan perancangan sistem bertugas
menerjemahkan tersebut ke dalam sistem aplikasi. Fungsi pemrograman dapat dibagi menjadi
pemrograman sistem, pemrograman aplikasi, dan pemrograman pemeliharan. Fungsi operasi
dapat dipecah menjadi operasi komputer, penyiapan data, pustakawan program, maupun
pustakawan data.

Spesialisasi technical support mencakup pemrograman sistem, yang bertanggung jawab


atas pengembangan perangkat lunak. Hal ini memungkinkan fungsi sistem analis untuk
berkonsentrasi mengidentifikasi kebutuhan pengguna dan desain sistem secara konseptual.
Administrasi data, sebagai bagian dari technical support, berkoordinasi dengan penyimpanan
data dan penggunaan data oleh user serta bertanggung jawab atas integritas database
perusahaan. Analis komunikasi memiliki tanggung jawab atas teknologi komunikasi, sebagai
alat transfer data antar jaringan.

Spesialisasi dalam fungsi technical support bervariasi tergantung pada lingkungan


sistem informasi. Hal ini juga berlaku pada fungsi analisis, pemrograman, operasi, dan user
support. Sebagai contoh, lihat pada Gambar 1.6. Programer pemeliharaan berada di bawah
manajer operasi dan bukan di bawah manajer pemrograman. Penugasan beberapa programer
pemeliharaan ke fungsi operasi sering terjadi dalam perusahaan yang memiliki ketergantungan
yang tinggi terhadap sistem informasi berbasis-komputer. Banyaknya program menjadikan
fungsi pemeliharaan menjadi satu aktivitas yang kontinu.

Fungsi user support penting dalam teknologi pemrosesan yang terdistribusi, seperti di
perusahaan yang melegalkan komputasi pengguna-akhir. Manajer user support bekerja sama
dengan CIO untuk merencanakan pemenuhan layanan jasa komputasi bagi pengguna. Fungsi
user support sering berperan sebagai pusat informasi. Pusat informasi adalah suatu fasilitas
pendukung bagi pengguna dalam organisasi. Pusat ini membantu pengguna mengembangkan
aplikasi pemrosesan yang mereka buat untuk diri mereka sendiri, membantu pengguna untuk
mengevaluasi perangkat keras dan perangkat lunak yang sesuai dengan kebutuhan pengguna,
dan untuk menerima komentar ataupun saran dari pengguna mengenai operasi departemen
sistem informasi.

Komputasi Pengguna-Akhir
Komputasi pengguna-akhir (EUC) adalah penggunaan komputer oleh pengguna-akhir.
Pengguna akhir menjalankan sendiri aktivitas pemrosesan informasi dengan perangkat keras,
perangkat lunak, dan sumber daya profesional yang disediakan oleh organisasi. Salah satu
aplikasi EUC umumnya adalah pengambilan informasi dari database organisasi dengan
menggunakan bahasa query dari suatu sistem manajemen database (DBMS).

Gambar 1.7 EUC: Aplikasi Mainframe


Sebagai contoh, akuntan mengakses data piutang dagang dari database perusahaan yang
terpusat, memanipulasi data tersebut, dan mencetak laporan. Kronologi kejadian tersebut dapat
dilihat pada Gambar 1.7. Dengan menggunakan komputer personal yang tersambung ke
jaringan dan query pengguna membuat dan mengirimkan permintaan ke perangkat lunak
pengendali akses database. Pekerjaan tersebut kemudian diproses oleh prosesor bahasa query,
dan berikutnya laporan yang diminta dikirim ke pengguna.

Teknologi Respons-Cepat
Sistem respons-cepat esensial demi terwujudnya total quality performance (TQP)
dalam bisnis. TQP sering disebut total quality management (TQM), merupakan satu filosofi
bahwa setiap orang harus melakukan hal yang benar dengan cara yang benar sejak pertama
kali. TQP menuntut produksi yang berkualitas tinggi, efisiensi operasional, dan perbaikan yang
berkelanjutan. TQP menekankan pada kepuasan pelanggan sampai pada titik obsesi pelanggan.
TQP merupakan satu strategi untuk bertahan dalam lingkungan persaingan dunia bisnis yang
tinggi.

Sistem
Komputer
vendor
Gambar 1.10 Rantai Peristiwa pada Sistem Penjualan Respons-Cepat
Electronic data interchange (EDI) berperan untuk mewujudkan sistem respons-cepat.
Sekalipun EDI memiliki peranan untuk menciptakan sistem cepat, tetapi EDI saja belum cukup
untuk mewujudkan sistem respons-cepat. Teknologi lain yang juga penting adalah universal
product code (UPC) sebagai teknologi identifikasi produk dan teknologi scanning, seperti
dalam terminal eceran point of sale (POS). UPC barcode yang di-scan dalam teknologi POS
yang ada di konter kasir pada toko eceran merupakan titik awal dari rantai kejadian yang akan
diakhiri dengan pengisian kembali persediaan yang tepat secara cepat sehingga persediaan
tersebut dapat dijual lagi (lihat Gambar 1.10). Ini merupakan hal kritis pada perusahaan eceran
karena permintaan pelanggan terhadap produk dapat berubah dengan sangat cepat. Produk
yang terjual habis tahun lalu atau bulan lalu, atau mungkin minggu lalu, barangkali bukan
produk yang saat ini diinginkan oleh pelanggan. EDI yang menghubungkan sistem komputer
perusahaan pengecer dengan sistem komputer pemasok akan menghilangkan pemrosesan
kertas dan memungkinkan untuk menempatkan dan memproses pesanan pembelian secara
cepat, sehingga mendukung pengiriman barang dengan respons-cepat.

Lean Manufacturing

Manufaktur ramping (atau produksi ramping) adalah kelas umum prinsip-prinsip


peningkatan produksi yang didasarkan pada Toyota Production System. Itu fokus utama dalam
lean manufacturing adalah menghilangkan pemborosan dan meningkatkan kelancaran proses
aliran produksi. Sistem aslinya mendefinisikan tiga kategori utama pemborosan—muda, muri,
dan mura. Ada tujuh jenis pemborosan yang termasuk dalam muda: transportasi (pemindahan
produk yang tidak perlu), persediaan (tidak diproses), gerakan (pemindahan orang, peralatan,
atau mesin), menunggu (penundaan yang tidak perlu), produksi berlebih (memproduksi lebih
dari yang diminta), pemrosesan berlebih (karena masalah dengan desain atau pengoperasian
alat dan peralatan), dan cacat. Muri mewakili pekerjaan yang tidak perlu atau usaha yang sia-
sia. Akhirnya, mura mewakili ketidakrataan dalam proses produksi. JIT (dibahas di bawah)
adalah salah satu jenis lean manufacturing. Dari sudut pandang AIS, lean manufacturing
memerlukan pelaporan khusus mengenai biaya yang terkait dengan jenis pemborosan yang
berbeda.

Just-in-Time

Sistem penjualan eceran respons-cepat pada dasarnya serupa dengan sistem persediaan
just-in-time (JIT) yang diterapkan dalam sistem persediaan pemanufakturan. Order pembelian
item persediaan dibuat atas dasar “tarikan permintaan konsumen” dan bukannya atas dasar
"tingkat permintaan yang diinginkan oleh penjual" dalam interval waktu tertentu (misal,
bulanan atau mingguan) untuk mempertahankan tingkat persediaan.

Dalam lingkungan yang tidak JIT, aktivitas proses bersifat terputus-putus. Sekelompok
produk yang serupa diproses secara periodik untuk memenuhi kebutuhan saat ini dan
kebutuhan yang akan datang. Biaya setup aktivitas biasanya dikeluarkan setiap kali
sekelompok (batch) produk diproses, dan biasanya biaya tersebut besarnya sama, tidak terkait
dengan besar kecilnya kelompok tersebut. Lingkungan dengan proses produksi batch
mengindikasikan penekanan konsep efisiensi.

Lingkungan JIT merupakan lingkungan yang kontinu, berbeda dengan lingkungan yang
prosesnya batch. Lingkungan JIT menghendaki operasi proses yang kontinu dengan tujuan
meminimalkan atau mengeliminasi persediaan. JIT juga mendukung eliminasi apa yang tidak
berguna dalam proses pemanufakturan dan menekankan perbaikan operasi secara terus-
menerus. JIT memiliki konsep yang serupa dengan konsep TQM dan banyak pihak
menganggap JIT sebagai aspek yang penting dari TQM.

Dalam lingkungan yang JIT, aktivitas proses terjadi berdasarkan konsep 'tarikan
permintaan pelanggan'. Aktivitas (misalnya pemesanan produk ke pemasok) terjadi hanya jika
produk tersebut dibutuhkan untuk memenuhi permintaan pelanggan. Permintaan pelanggan,
yang ditandai dengan penjualan yang terjadi saat ini, menentukan pesanan dalam proses
pemesanan produk. Pesanan ke pemasok didasarkan atas penjualan aktual untuk dengan cepat
mengisi kembali persediaan barang yang terjual. Jadi, pesanan perusahaan didasarkan pada
pola pembelian konsumen saat ini.

Web Commerce

Penjualan lewat World Wide Web merupakan bagian integral dari perekonomian.
Penjualan semacam ini memberikan banyak manfaat bagi konsumen dan pedagang.

● Manfaat bagi konsumen adalah sebagai berikut:

1. Tidak ada antrian untuk mengetahui informasi produk.

2. Konsumen dapat menemukan jawaban dengan cepat terkait dengan pertanyaan-


pertanyaan yang berkaitan dengan produk

3. Transaksi berbasis web biasanya terenkripsi, sehingga memberikan keamanan yang


lebih besar.

● Manfaat bagi pedagang adalah sebagai berikut:

1. Penghematan biaya dengan adanya pemesanan yang otomatis.

2. Pengkodean data transaksi secara elektronik dan otomatis.

3. Biaya overhead murah.

4. Informasi mengenai produk perusahaan tersedia secara luas.

5. Kemampuan untuk secara cepat memperbarui (update) dan menyebarkan informasi


mengenai produk baru maupun harga baru.

Electronic Data Interchange

Electronic data interchange (EDI) merupakan tukar-menukar dokumen bisnis dari


komputer langsung ke komputer melalui jaringan komunikasi. EDI berbeda dengan email. E-
mail dibuat oleh orang dan diinterpretasikan oleh orang juga, sementara EDI dibuat oleh
komputer dan diinterpretasikan oleh komputer. Standar EDI publik, khususnya ANSI X.12,
memiliki dampak besar terhadap perkembangan sistem respon cepat. Standar EDI publik
menyediakan arsitektur untuk pertukaran data dan mengeliminasi kesalahan kode dalam
transaksi EDI.

Jaringan EDI antara sistem komputer pengecer dan sistem komputer pemasok mengeliminasi
pemrosesan kertas dan memungkinkan pemrosesan order pembelian secara hampir instan. Hal
ini memfasilitasi pengiriman barang dengan respons-cepat. Pemasok juga dapat mengirimkan
tagihan lewat EDI. Dalam beberapa kasus, pengecer dapat juga membayar ke pemasok lewat
transfer dana elektronik (EFT). Semua kejadian ini dapat terjadi tanpa campur tangan manusia.

Extensible Business Reporting Language

Extensible Business Reporting Language (XBRL) adalah bahasa yang memfasilitasi


pertukaran berbagai jenis dokumen bisnis dan laporan keuangan lewat Internet. XBRL
memiliki standar yang berdampak lebih luas dibandingkan ANSI X.12 yang digunakan untuk
EDI. Tuntutan pelaporan keuangan oleh Securities and Exchange Commission (SEC)
merupakan contoh penerapan XBRL. SEC mengizinkan perusahaan untuk mengirimkan
laporan keuangan secara elektronik dalam format XBRL. Laporan yang dikirimkan dengan
cara ini akan segera dipublikasikan dalam web SEC dalam hitungan menit setelah laporan
tersebut dikirim.

Pemanufakturan Terintegrasi-Komputer
Pemanufakturan terintegrasi-komputer (CIM) merupakan satu pendekatan penggunaan
teknologi informasi dalam perusahaan pemanufakturan yang terintegrasi. Komponen sistem
CIM mencakup desain dengan bantuan komputer (CAD), sistem pengawasan dan pengendalian
produksi yang real time, serta sistem pengendalian persediaan dan pemesanan persediaan.
Komponen CIM terkoneksi ke jaringan komputer dan dilengkapi dengan sistem perangkat
lunak yang dirancang untuk mendukung operasi yang terdistribusi. CIM mengurangi biaya
informasi dan, dengan EDI, membuat produsen, pemasok, dan pelanggan menjadi lebih dekat
satu dengan yang lain.

Otomatisasi data sumber dari aktivitas produksi merupakan hal penting dalam CIM,
karena itu barcode yang dapat dibaca oleh mesin dan teknologi scanner merupakan komponen
sistem yang penting.

Sistem Pembayaran Elektronik

Sistem electronic fund transfer (EFT) merupakan sistem pembayaran elektronik, dalam
arti pemrosesan dan komunikasi terjadi secara elektronik. Sistem EFT memungkinkan
terjadinya perpindahan dana antar-organisasi secara elektronik atas dasar instruksi pelanggan.
Bank dapat terkait dengan aplikasi EDI perusahaan. Sistem EFT eceran mencakup sistem
pembayaran menggunakan telepon dan telegram, sistem pembayaran preauthorized, aplikasi
POS, dan anjungan tunai mandiri (ATM).

1.5 Akuntan dan Pengembangan Sistem

Istilah sistem informasi akuntansi melibatkan aktivitas pengembangan sistem. Dalam


aktivitas pengembangan sistem, diharapkan akuntan dan auditor dapat bertindak secara
profesional. Akuntan dapat menjalankan aktivitas pengembangan sistem baik untuk
perusahaan mereka sendiri ataupun untuk perusahaan lain, dalam hal mereka memiliki posisi
sebagai konsultan. Auditor eksternal maupun internal berhadapan dengan aktivitas
pengembangan sistem pada saat mereka mengevaluasi pengendalian sistem informasi sebagai
bagian dari penugasan audit suatu perusahaan.

Karakteristik Pengembangan Sistem

Sebuah proyek pengembangan sistem biasanya terdiri dari tiga fase: analisis sistem,
desain sistem, dan implementasi sistem. Analis sistem melibatkan penyusunan solusi dan
evaluasi solusi untuk menyelesaikan masalah sistem. Analisis sistem menekankan tujuan
sistem secara keseluruhan. Dasar dari analisis ini adalah timbal balik antara tujuan sistem.
Tujuan umum analisis sistem secara ringkas adalah sebagai berikut:

● Untuk meningkatkan kualitas informasi

● Untuk meningkatkan pengendalian internal

● Untuk meminimalkan biaya, jika memungkinkan

Tujuan tersebut saling berhubungan satu dengan yang lain dan kadang kala saling bertentangan.
Timbal balik antara kualitas, ekonomis dan manfaat, ataupun antara kemudahan dan realitas,
haruslah ditentukan. Kerap kalí, evaluasi timbal balik antara berbagai tujuan harus dilakukan
secara subjektif mengingat faktor-faktor penentunya banyak yang tidak dapat dikuantifikasi.

Desain sistem merupakan proses merancang secara rinci solusi yang telah dipilih dalam
proses analisis. Desain sistem mencakup evaluasi efektivitas dan efisiensi alternatif rancangan
sistem terkait dengan kebutuhan sistem secara keseluruhan. Implementasi sistem merupakan
proses penerapan prosedur dan metode yang telah dirancang ke dalam operasi. Implementasi
sistem mencakup pengujian solusi sebelum implementasi, dokumentasi, serta evaluasi sistem
pada saat sistem tersebut mulai dioperasikan untuk memastikan bahwa sistem berfungsi sesuai
dengan yang telah direncanakan.

Pendekatan sistem merupakan suatu prosedur untuk mengadministrasi proyek sistem.


Tujuan pendekatan ini adalah untuk membantu terlaksananya pengembangan sistem yang
efektif dan teratur. Pendekatan sistem merupakan satu proses yang terdiri dari enam tahap,
yaitu:

1. Menetapkan tujuan system

2. Menyusun berbagai alternatif solusi

3. Analisis sistem

4. Desain sistem

5. Implementasi sistem

6. Evaluasi sistem
Pendekatan sistem, serupa dengan sistem itu sendiri, memiliki subsistem. Oleh karena itu,
setiap tahapan dalam proses dapat menjadi subjek dari pendekatan sistem. Sebagai contoh,
tahap pertama adalah menetapkan tujuan sistem. Tujuan tahap ini adalah menentukan tujuan
sistem. Untuk mencapai tujuan tersebut, dapat digali berbagai alternatif tujuan, apakah tujuan
A, B, C atau kombinasi dari alternatif tersebut. Kemudian alternatif tujuan tersebut dianalisis,
dan salah satu tujuan yang paling pas dipilih untuk dirancang, diimplementasikan, dan
dievaluasi. Tahap kedua dan seterusnya dari pendekatan sistem tersebut, masing-masing juga
dapat dipandang sebagai satu proses yang melibatkan keenam tahap pendekatan sistem.

Cetak Biru Proses Bisnis

Dengan cetak biru proses bisnis, perusahaan menggunakan cetak biru standar industri
atau yang berlaku umum, dan bukannya mendesain sendiri sistem perusahaannya. Perusahaan
perancang bekerja sama dengan pembeli untuk memilih sekumpulan cetak biru dari berbagai
ragam cetak biru yang ada. Cetak biru yang terpilih kemudian disesuaikan dengan kebutuhan
spesifik pembeli.

Banyak perusahaan memilih cetak biru karena cetak biru lebih efektif dan efisien
daripada mendesain sendiri sistem mulai dari nol. Dalam banyak kasus, cetak biru
memungkinkan perusahaan untuk menghemat tenaga sehingga sumber daya perusahaan dapat
lebih memusatkan perhatian pada proses bisnis yang menjadi kunci bagi tercapainya tujuan
strategis organisasi.

Perusahaan yang menjadi perintis pendekatan cetak biru adalah SAP. Perusahaan ini
mengembangkan basis Perlu diperhatikan bahwa cetak biru bukan satu-satunya obat kebutuhan
sistem yang mujarab.Masalah yang tidak terjadi ketika perusahaan mengembangkan sendiri
sistemnya, dapat saja muncul ketika perusahaan menerapkan cetak biru. Cetak biru juga bisa
sama mahalnya dengan atau malah lebih mahal ketimbang alternatif mengembangkan sistem
sendiri.
Mendefinisikan Tujuan Perancangan Mengembangkan spesifikasi yang sederhana, jelas,
dan spesifik demi terlaksananya implementasi sistem
yang efektif dan efisien

Merencanakan alternatif perancangan Mengembangkan rencana desain alternatif yang dapat


yang mungkin dapat diterapkan memenuhi tujuan perancangan

Menganalisis alternatif perancangan Hal ini mencakup:

yang mungkin dapat diterapkan a. Memisahkan rencana ke dalam bagian-bagian


rencana yang logis

b. Mengevaluasi efektivitas dan efisiensi relatif


setiap alternatif terhadap kebutuhan output sistem

c. Menggunakan pendekatan tim dalam berbagai


kasus

d. Memilih alternatif terbaik untuk membuat


strategi desain

Mengembangkan spesifikasi Hal ini mencakup:


desain yang rinci
a. Detail yang cukup untuk menjadi dasar dari
proses implementasi

b. Identifikasi input sistem

c. Identifikasi output sistem

d. Strategi untuk memproduksi output sistem


Spesifikasi desain dokumen Hal ini mencakup spesifikasi setiap elemen data input
dan output dan semua kondisi penggunaan input dan
output tersebut

Evaluasi spesifikasi desain Hal ini mencakup pengujian output yang diinginkan
dari proses yang dirancang (spesifikasi desain yang
efektif dan efisien). Evaluasi atas desain harus
mempertimbangkan apakah:

a. Dikembangkan sesuai dengan

model pendekatan sistem

b. Didasarkan pada strategi sistem yang efektif


yang dihasilkan dari analisis sistem yang hati-hati dan
rinci

c. Efektif, efisien, sederhana, jelas, mudah dibuat,


mudah diubah, dan mudah untuk dites atau
dievaluasi.

Pertimbangan Perilaku dalam Pengembangan Sistem

Manajemen, pengguna, dan personel sistem terlibat dalam perancangan dan operasi
suatu sistem informasi. Biasanya, tim perancang yang terdiri dari wakil pengguna, analis, dan
manajemen dibentuk untuk mengidentifikasi kebutuhan, mengembangkan spesifikasi teknis,
dan mengimplementasikan sistem yang baru.

Masalah pengelolaan proyek pengembangan sistem, masalah organisasi, dan masalah


teknis biasanya terjadi dalam implementasi sistem. Sistem informasi yang baru menyebabkan
perubahan relasi kerja antara personel, mengubah deskripsi pekerjaan personnel, dan bahkan
perubahan struktur organisasi secara formal. Faktor teknis, perilaku, situasi, dan personel
semuanya harus dipertimbangkan. Kegagalan mempertimbangkan semua hal tersebut dapat
menyebabkan output sistem tidak digunakan oleh pengguna, bahkan sekalipun sistem tersebut
secara teknis baik. Tambahan lagi, kerjasama dari pengguna sistem secara terus-menerus
diperlukan untuk mengoperasikan sistem setelah sistem diimplementasikan.

Kerja sama pengguna yang diperlukan demi keberhasilan operasi sistem harus
dipastikan sejak perancangan sistem. Hampir semua aplikasi akuntansi merupakan kegiatan
rutin organisasi. Dalam rangka memastikan kesesuaian dengan jadwal produksi, hubungan
antara pengguna dan personel sistem informasi penting untuk dibina. Menjadwal input,
laporan, dan lain sebagainya lebih merupakan tanggung jawab departemen sistem, tetapi untuk
mengimplementasikan dan melaksanakan jadwal tersebut, diperlukan kerja sama dengan
pengguna.

Filosofi perancangan berorientasi pengguna mengindikasikan pentingnya sikap dan


pendekatan pengembangan sistem yang secara sadar mempertimbangkan seluruh konteks
organisasi. Pengguna perlu dilibatkan dalam perancangan aplikasi. Sikap yang teliti dalam
perancangan output, baik dalam hal kuantitas maupun format, dapat mengurangi kerepotan
pengguna untuk mengolah data lebih lanjut atau meminta format laporan yang baru setelah
sistem dioperasikan. Output perlu dirancang dengan fokus pada kebutuhan pengambil
keputusan.

Pengguna harus dapat memahami tujuan dan karakteristik setiap output supaya output
tersebut dapat dimanfaatkan secara maksimal. Pelatihan personel perlu ada dalam fase desain,
dan bukannya setelah sistem dijalankan. Terakhir, sistem harus disiapkan untuk menerima
perubahan dan untuk diubah setelah operasi dimulai. Pengguna biasanya akan meminta
perubahan. Antisipasi terhadap kemungkinan ini dan faktor-faktor lain yang telah disebutkan
di atas merupakan hal yang penting dalam filosofi perancangan sistem yang berorientasi pada
pengguna.
CONTOH KASUS

10. Jelaskan perbedaan organisasi proyek dengan organisasi fungsional dalam departemen
sistem informasi.

Jawaban:

Dalam organisasi proyek analis dan programer diberi tugas untuk proyek aplikasi tertentu
dan mereka akan bekerja sama untuk menyelesaikan proyek tersebut di bawah tanggung
jawab pimpinan proyek. Organisasi proyek membebankan tangung jawab setiap proyek
aplikasi pada satu kelompok personel sistem informasi. Berbeda dengan organisasi
fungsional, tanggung jawab untuk suatu proyek tertentu menjadi bagian tanggung jawab
dari berbagai area fungsional yang berbeda.

18. Apa yang dimaksud dengan desain yang berorientasi pada pengguna?

Jawaban:

User Centered Design atau desain yang berorientasi pada pengguna adalah desain yang
berpusat pada pengguna versi yang lebih fokus dan ringkas dari desain yang berpusat pada
manusia, dengan analisis yang lebih mendalam dari target pengguna. Pendeketan User
Centered ini tidak hanya berfokus pada karakteristik manusia dan persepsi secara umum
tetapi juga sifat-sifat spesifik dari target pengguna untuk membuat solusi dari masalah yang
dihadapi. Ini adalah tahap ketika hal – hal yang diteliti bukan hanya mengenai karakteristik
pengguna sebagai manusia tetapi juga tentang pengguna yang memainkan peran mereka di
dalam suatu pekerjaan. Pendekatan sistem ini juga memedulikan seluruh konteks dari
organisasi.

20. Diskusikanlah faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan untuk menentukan posisi fungsi
audit internal dalam struktur organisasi.

Jawaban:

Aktivitas audit internal menurut IIA melalui IPPF merupakan departemen, divisi, tim
konsultan atau praktisi lainnya yang memberikan jasa assurance dan konsultasi yang
independen dan objektif yang dirancang untuk memberikan nilai tambah dan meningkatkan
kegiatan operasional organisasi. Aktivitas audit internal membantu organisasi mencapai
tujuannya, melalui pendekatan yang sistematis dan teratur dalam mengevaluasi dan
meningkatkan efektivitas proses, pengelolaan risiko, pengendalian intern dan tata kelola.

Kedudukan seseorang dalam organisasi itu penting untuk menunjang profesionalitas. Agar
bekerja secara efektif dengan manajemen, maka audit internal sangat ditentukan oleh
kebebasan dalam melakukan pemeriksaan. Kebiasaan yang dimaksud dalam hal ini adalah
dalam arti dapat memasuki ke setiap jenjang manajemen yang sedang diperiksa.

Syarat audit internal dapat bekerja secara efektif dan bebas:

1. Manajemen dan dewan komisaris harus memberikan dukungan yang kuat kepada audit
internal.

2. Kepala departemen internal audit harus bertanggungjawab kepada pejabat yang lebih
tinggi tingkat dan wewenangnya untuk memastikan luas pemeriksaaan yang dicakup
untuk mengambil tindakan segera sesuai dengan laporan hasil pemeriksaan.

3. Fungsi dan tanggung jawab auditor harus jelas dituangkan dalam bentuk tertulis dan
dalam dokumen yang resmi yang telah disetujui oleh dewan komisaris.

4. Kepala departemen internal audit harus berhubungan langsung dengan komisaris atau
dewan komisi khusus yang independen dan direktur. Ia harus menyerahkan laporannya
secara periodik kepada dewan komisaris untuk temuan-temuan yang dianggap penting
dalam pemeriksaannya.

23. Diskusikan secara singkat pentingnya komunikasi yang baik antar personil, seperti analis
system, manajemen dan operation system dalam mendesain sistem!

Jawaban:

Komunikasi sangat penting diperlukan dalam mendesain suatu sistem, hal ini untuk
mengidentifikasi kebutuhan, mengembangkan spesifikasi teknis dan
mengimplementasikan sistem yang baru. Karena Pengenalan dari suatu sistem informasi
yang baru melibatkan jauh lebih banyak daripada perangkat keras dan perangkat lunak
yang baru. Ini juga meliputi perubahan dalam pekerjaan, keahlian, manajemen, dan
organisasi. Ketika kita merancang suatu sistem informasi yang baru, maka kita akan
merancang ulang organisasi. Para pembangun sistem harus memahami bagaimana suatu
sistem akan memengaruhi proses bisnis yang spesifik dan organisasi sebagai suatu
keseluruhan. Kegagalan mempertimbangkan semua hal tersebut dapat menyebabkan output
sistem tidak digunakan oleh pengguna oleh karena itu komunikasi dan kerja sama
diperlukan demi keberhasilan operasi sistem sejak perancangan sistem.

26. Perusahaan Red Wine Co memproduksi pendingin anggur. Perusahaan memulai operasinya
beberapa tahun yang lalu dan mengalami pertumbuhan penjualan yang sangat
cepat.Perusahaan diorganisasi berdasarkan fungsi. Perusahaan tersebut memiliki manajer
produksi, manajer pemasaran, manajer keuangan, manajer akuntansi, dan administrasi
umum. Perusahaan memiliki jaringan komputer skala menengah untuk mendukung
berbagai aplikasi pemrosesan secara batch,baik aplikasi produksi, pemasaran, keuangan,
akuntansi, serta administrasi umum. Departemen Produksi dan pemasaran juga
menggunakan aplikasi komputer terkait dengan pengendalian persediaan dan informasi
pengiriman persediaan. Manajer sistem informasi berada di bawah wewenang manajer
administrasi umum.

Pertumbuhan perusahaan yang cepat membebani sumber daya komputer


perusahaan.Keluhan terkait dengan tidak memadainya dukungan sistem informasi semakin
meningkat pada tahun-tahun terakhir. Manajer produksi dan pemasaran langsung
menyampaikan keluhan mereka ke manajer puncak. Mengingat tidak memadainya
dukungan sistem informasi terhadap aplikasi komputer terkait dengan pengendalian
persediaan dan informasi pengiriman persediaan,manajer kedua departemen tersebut
meminta perusahaan membeli minicomputer yang akan secara eksklusif mendukung
aplikasi dalam departemen mereka. Manajer puncak menjadi bingung mengingat ia baru
saja menerima permintaan dari manajer administrasi umum mengenai permintaan dana
yang cukup signifikan untuk meningkatkan kapasitas sistem komputer mainframe
perusahaan. Manajer puncak juga menyadari bahwa divisi keuangan dan akuntansi baru
saja membeli beberapa microcomputer dan berencana untuk meminta tambahan dana untuk
menambah pembelian microcomputer. Manajer puncak menyadari pentingnya perangkat
keras komputer untuk mendukung operasi perusahaan. Mengingat adanya keluhan
mengenai dukungan sistem operasi dan adanya permintaañ tambahan perangkat keras,
manajer puncak menjadi bertanya-tanya apakah ada pengendalian dan perencanaan yang
memadai terhadap akuisisi dan penggunaan sumber daya komputer di perusahaan Red
Wine. Manajer puncak berpikir untuk membentuk steering committee yang diharapkan
dapat membantu memecahkan masalah tersebut.

Tugas Anda

Apa yang dimaksud dengan dewan penasihat? Diskusikan peran dewan penasihat dalam
perencanaan akuisisi dan penggunaän ŝumber daya komputer di perusahaan Red Wine.

Jawaban:

Dewan penasihat merupakan kelompok penasihat yang anggota nya terdiri dari orang-
orang berpengaruh dari departemen-departemen pengguna yang memiliki pengaruh untuk
mengendalikan dan mempengaruhi kebijakan, anggaran,dan perencanaan jasa informasi
dalam organisasi. Dewan penasihat bertemu secara berkala satu bulan sekali untuk
menetapkan dan mengevaluasi kebijakan, anggaran, dan keputusan proyek sistem
informasi. Mengingat anggota dewan penasihat adalah pengguna jasa sistem informasi,
dewan penasihat dapat memberi masukan pengguna sekaligus mengendalikan fungsi
sistem informasi.
Peran dewan penasihat dalam mengatasi permasalahan di perusahaan Red Wine Co adalah
dengan memberikan masukan atau saran agar perusahaan bersedia untuk melakukan
pengadaan tambahan microcomputer. Hal ini didasari pada tinggi nya tingkat penjualan
produk yang menyebabkan permintaan melalui digital platform untuk mewadahi keinginan
konsumen untuk membeli produk itu tentu saja meningkat. Untuk menangani nya
dibutuhkan ketersediaan perangkat yang memadai terutama komputer yang sangat krusial
untuk kegiatan penjualan seperti menampung server berbasis aplikasi serta web penjualan
produk serta layanan costumer service yang melayani konsumen. Oleh karena itu keputusan
akuisisi serta pengadaan sumber daya komputer sangatlah penting demi kelangsungan
usaha perusahaan di masa depan. Selain itu juga manajer haruslah mempertimbangkan
jumlah kebutuhan serta faktor lain seperti ketersediaan pegawai IT serta pemanfaatan
sumber daya komputer yang ada secara maksimal agar keputusan yang diambil tidak
merugikan perusahaan.
DAFTAR PUSTAKA

George H. Bodnar. William S. Hopwood. 2006. Sistem Informasi Akuntansi. Edisi 9. Penerbit
Andi, Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai