MATERI
OPERASI MESIN BERKAS ELEKTRON
Disusun Oleh :
Nama : Asy Syarifain ( 011500402 )
Claudia Yosephin ( 011500404 )
Mutia Sari Sholikha ( 011500417 )
Kelompok : Sembilan (9)
Jurusan : Teknokimia Nuklir
Pembimbing : Ir. Sukaryono
VI. Perhitungan
Dari tiga hubungan yang diperoleh dapat dibuat grafik untuk masing-
masing hubungan sebagai berikut
a. Ibe vs Ifil
Ibe VS Ifil
120
100 100
80
Ibe 60
(µA) 50
40
20
10
0 0 0 5
0 5 10 15 20
Ifil (A)
b. Ibe vs STT
Ibe vs STT
120
100
80
Ibe 60
(µA)
40
20
0
0 10 20 30 40 50
STT (kV)
c. Icol vs STT
Icol vs STT
30
25
R² = 0.9901
20
Icol 15
(µA)
10
5
0
0 50 100 150 200 250 300
STT (kV)
VII. Pembahasan
Mesin berkas elektron (MBE) adalah suatu peralatan listrik dan elektronik
yang mempercepat elektron hasil pemanasan sebuah filamen, dengan medan
listrik dari beda potensial atau tegangan yang relatif tinggi sehingga diperoleh
elektron berenergi. Elektron tersebut kemudian digunakan untuk meradiasi sampel
percobaan. Dengan demikian MBE dapat juga dikatakan sebagai sumber radiasi
yang dioperasikan pada tegangan tinggi.
Prinsip kerja dari MBE yaitu adanya berkas electron yang dihasilkan oleh
sumber elektron secara emisi termionik pada katoda yang dipanaskan. Proses ini
terjadi dalam sebuah tabung yang mempunyai kepala seperti emas yang disebut
generator cockcrorf Walton yang terdapat electrode-elektrode di
dalamnya. Setelah keluar dari sumber elektron, berkas elektron dilewatkan
melalui tabung pemercepat untuk dinaikkan energinya hingga mencapai energi
yang diinginkan. Hal ini dilakukan dengan cara memasang tegangan listrik yang
tinggi pada elektrode-elektrode tabung pemercepat. Dari tabung pemercepat
berkas elektron difokuskan, diarahkan dan dimayarkan dengan system optic agar
dapat mengenai seluruh permukaan bahan yang akan diiradiasi. Berkas elektron
yang telah keluar dari tabung pemercepat discan menggunakan sistem pemayar
(scanning system) dan dikeluarkan melalui jendela MBE. Material yang diiradiasi
diletakkan di bawah jendela MBE meskipun seharusnya material ini dijalankan
dengan ban berjalan/conveyor namun karena conveyor yang ada mengalami
kerusakan maka material hanya diletakkan di bawah jendela MBE. Semua system
ini dikendalikan oleh operator dari luar.
Proses pengoperasian MBE ini meliputi pemeriksaan awal check list
pengkondisian berupa suhu ruangan, kelembapan relatif, suhu pendingin osilator,
kevakuman, tegangan terisolir, kondisi pemayar; blower, mengatur tegangan
tinggi, tekanan kompresor, waktu iradiasi, dan tekanan udara.. Untuk semua data
yang didapatkan harus di catat pada log book, hal ini perlu dilakukan agar
pengoperasian MBE berada dalam kondisi yang seharusnya dan juga dapat
menjadi data jika diperlukan. Dari hasil check list tersebut maka dapat dilihat
bahwa MBE yang berada di PSTA-BATAN dapat di gunakan dan dalam keadaan
yang baik.
Selama proses MBE berjalan maka dilarang memasuki ruangan dan segala
sesuatunya hanya dapat di kendalikan pada ruang kendali yang berada pada
samping ruang tersebut. Jika pengoperasian telah selesai dilakukan kemudian
diukur besar dosis yang terpapar. Hal yang perlu diperhatikan adalah setelah
operasi MBE selesai akan terbentuk gas ozon yang sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia sehingga bagi mahasiswa yang akan mengambil bahan setelah
iradiasi berkas elektron ini harus menggunaka masker. Ozon mempunyai bau
yang sangat tajam, menusuk hidung dengan bau yang menyengat mirip dengan
klorin dan sifat pengoksidasi kuat . Ozon dapat terbentuk pada kadar rendah
dalam udara akibat arus listrik seperti kilat, dan oleh tenaga tinggi seperti radiasi
eletromagnetik. Karena itulah, disarankan menggunakan masker. Dan untuk
prosedur keselamatan maka selama praktikum menggunakan jas lab,
menggunakan sarung tangan selama menyiapkan bahan maupun untuk
pengambilan bahan, dan terdapat PPR sebagai pengawas dalam lingkup nuklir.
Pada percobaan yang dilakukan lebih difokuskan bagaimana cara
mengoprasikan MBE secara baik dan benar. Dari data yang didapatkan maka
dapat dibuat grafik linieritas antara antara arus colom (Icol) vs sumber tegangan
tinggi (STT) dan grafik hubungan antara arus berkas elektron (Ibe) vs arus filamen
(Ifil) ; arus berkas elektron (Ibe) vs sumber tegangan tinggi (STT).
Dari percobaan pertama maka dapat dibuat grafik atara arus berkas
elektron (Ibe) vs arus filamen (Ifil) .
Ibe VS Ifil
120
100 100
80
Ibe 60
(µA) 50
40
20
10
5
0 0 0
0 2 4 6 8 10 12 14 16
Ifil (A)
Dari grafik yang diperoleh menunjukan bahwa semakin besar nilai arus
filamen maka nilai arus berkas elektron akan semakin besar pula. Hal ini
disebabkan karena semakin besar arus yang digunakan untuk memanaskan
filamen maka akan semakin banyak elektron yang terbentuk. Proses
menghasilkan elektron dari filamen tersebut yaitu dengan dengan mengalirkan
arus listrik terus menerus terhadap filament sehingga akan terjadi kenaikan panas
secara eksponensial.
Percobaan kedua yaitu mencari hubungan antara arus berkas elektron (Ibe)
vs sumber tegangan tinggi (STT).
Ibe vs STT
120
100
80
Ibe 60
(µA)
40
20
0
0 10 20 30 40 50
STT (kV)
Dari grafik yang diperoleh menunjukan bahwa semakin besar nilai STT
maka akan semakin besar pula arus berkas elektron. Dari data grafik untuk nilai
STT sekitaran 10-20 belum terbentuk arus, sedangkan pada nilai 30 keatas telah
terbentuk arus dan arus maximal yang didapat yaitu 100 dengan STT 43.
Hubungan ini sesuai dengan teori bahwa untuk melepas elektron dari suatu
katoda maka dibutuhkan tegangan yang cukup tinggi maka semakin tinggi
tegangan semakin barnyak electron yang dihasilkan semakin tinggi arus berkas
electron yang ada.
Pada percobaan terakhir mencari hubungan linieritas antara arus kolom
(Icol) vs sumber tegangan tinggi (STT).
Icol vs STT
30
25
R² = 0.9901
20
Icol 15
(µA)
10
0
0 50 100 150 200 250 300
STT (kV)
Dari grafik yang diperoleh menunjukan bahwa nilai linieritas yang hampir
mendekati kesempurnaan yaitu 0,99 (sempurna nilai R2 sama dengan 1). Dengan
nilai yang di dapat mendekati satu maka alat MBE yang digunakan dapat
digunakan dan beroperasi dengan kestabilan yang cukup baik. Hal ini juga
membuktikan teori yang menyatakan bahwa arus berbanding lurus terhadap
tegangan dan berbanding terbalik terhadap tahanan (hukum kirchof).
Dalam pengkondisian MBE sendiri termaksud dalam prosedur
keselamatan, sehingga diharapkan pengkondisian dilakukan secara benar dan
baik. Seperti pada aspek operasi MBE, diperlukan perangkat saling kunci yang
dikenal sebagai sistem interlock. Sistem interlock sendiri adalah kondisi saling
kunci dari beberapa parameter operasi pada MBE, sehingga untuk
mengoperasikan MBE harus dipenuhi keadaan yang sesuai dengan persyaratan
yang diijinkan. Jika ada salah satu parameter operasi tidak bekerja sebagaimana
mestinya, maka MBE tidak dapat dioperasikan. Pada MBE di PTAPB terdapat
lima belas parameter operasi yang harus digunakan sebagai parameter interlock
yaitu, darurat, vakum, monitor orang, monitor ozon, monitor radiasi, suhu ruang,
door open, door lock, kontak operasi, pemayar, konveyor, berkas bocor, blower
window, HV, dan pemfokus. Sehingga aspek keselamatan dapat tercapai untuk
pengoperasian MBE maupun bagi pekerja dan lingkungan.
VIII. Kesimpulan
1. Mesin Berkas Elektron (MBE) merupakan instrumen nuklir untuk
mempercepat berkas elektron.
2. Pengoperasian MBE dapat dilakukan ketika seluruh persyaratan yang
tercantum dalam check list telah terpenuhi.
3. Semakin besar nilai arus filamen maka nilai arus berkas elektron akan
semakin besar pula.
4. Semakin besar nilai sumber tegangan tinggi maka semakin mudah
terbentuknya arus elektron.
5. Kestabilan alat MBE masih dalam rentang stabil dan dapat di boperasikan
6. Aspek keselamatan sangat penting yaitu seperti keselamatan pekerja
dengan menggunakan jas lab, sarung tangan, masker, maupun
keselamatan MBE dengan sistem interlock.
Pembimbing PRAKTIKAN
Asy Syarifain
Claudia Yosephin