Anda di halaman 1dari 4

Nama : Salsabila Indi Primanda

NIM : 4301416054

Prodi : Pendidikan Kimia rombel 3

PERSAMAAN DIFERENSIAL DAN APLIKASINYA DALAM KIMIA

Diferensial merupakan ilmu cabang dari kalkulus. Kalkulus adalah ilmu mengenai
perubahan. Kalkulus memiliki aplikasi yang luas dalam bidang-bidang sains, ekonomi,
dan teknik; serta dapat memecahkan berbagai masalah yang tidak dapat dipecahkan
dengan aljabar elementer.
Kalkulus memiliki dua cabang utama, kalkulus diferensial dan kalkulus
integral yang saling berhubungan melalui teorema dasar kalkulus. Pelajaran kalkulus adalah
pintu gerbang menuju pelajaran matematika lainnya yang lebih tinggi yang khusus
mempelajari fungsi dan limit, yang secara umum dinamakan analisis matematika.

Persamaan diferensial, yaitu suatu persamaan yang melibatkan suatu fungsi yang
dicari dan turunannya.

Grafik dari sebuah fungsi (garis hitam) dan sebuah garis singgung terhadap fungsi (garis
merah). Kemiringan garis singgung sama dengan turunan dari fungsi pada titik singgung.
Kalkulus diferensial adalah salah satu cabang kalkulus dalam matematika yang
mempelajari bagaimana nilai suatu fungsi berubah menurut perubahan input nilainya. Topik
utama dalam pembelajaran kalkulus diferensial adalah turunan. Turunan dari suatu fungsi
pada titik tertentu menjelaskan sifat-sifat fungsi yang mendekati nilai input. Untuk fungsi
yang bernilai real dengan variabel real tunggal, turunan pada sebuah titik sama
dengankemiringan dari garis singgung grafik fungsi pada titik tersebut. Secara umum,
turunan suatu fungsi pada sebuah titik menentukan pendekatan linear terbaik fungsi pada
titik tersebut.
Proses pencarian turunan disebut pendiferensialan (differentiation). Teorema dasar
kalkulus menyatakan bahwa pendiferensialan adalah proses keterbalikan
dari pengintegralan.
Turunan sering digunakan untuk mencari titik ekstremum dari sebuah fungsi.
Persamaan-persamaan yang melibatkan turunan disebut persamaan diferensial dan sangat
penting dalam mendeskripsikan fenomena alam. Turunan dan perampatannya
(generalization) sering muncul dalam berbagai bidang matematika, seperti analisis
kompleks, analisis fungsional, geometri diferensial, dan bahkan aljabar abstrak.
Laju perubahan value/nilai fungsi y = f(x) dalam interval ∆x mendekati atau menuju
nol (∆x → 0) dinamakan fungsi derivatif atau diferensial atau yang sering kita dengar dengan
nama turunan, dari y = f(x), diberi notasi y’, f’(x), atau dy/dt.
Misalkan x dan y adalah bilangan real di mana y adalah fungsi dari x, yaitu y = f(x).
Salah satu dari jenis fungsi yang paling sederhana adalah fungsi linear. Ini adalah grafik
fungsi dari garis lurus. Dalam kasus ini, y = f(x) = m x + c, di mana m dan c adalah bilangan
real yang tergantung pada garis mana grafik tersebut ditentukan.
Namun, hal-hal di atas hanya berlaku kepada fungsi linear. Fungsi nonlinear tidak
memiliki nilai kemiringan yang pasti. Turunan dari f pada titik x adalah pendekatan yang
paling baik terhadap gagasan kemiringan f pada titik x, biasanya ditandai dengan f'(x)
atau dy/dx. Bersama dengan nilai f di x, turunan dari f menentukan pendekatan linear paling
dekat, atau disebut linearisasi, dari f di dekat titik x. Sifat-sifat ini biasanya diambil sebagai
definisi dari turunan.
Sebuah istilah yang saling berhubungan dekat dengan turunan
adalah diferensial fungsi.

Garis singgung pada (x, f(x))


Bilamana x dan y adalah variabel real, turunan dari f pada x adalah kemiringan
dari garis singgung grafik f' di titik x. Karena sumber dan target dari f berdimensi satu,
turunan dari f adalah bilangan real. Jika x dan y adalah vektor, maka pendekatan linear yang
paling mendekati grafik f tergantung pada bagaimana f berubah di beberapa arah secara
bersamaan. Dengan mengambil pendekatan linear yang paling dekat di satu arah
menentukan sebuah turunan parsial, biasanya ditandai dengan ∂y/∂x. Linearisasi dari f ke
semua arah secara bersamaan disebut sebagai turunan total. Turunan total ini
adalah transformasi linear, dan ia menentukan hiperbidang yang paling mendekati grafik
dari f. Hiperbidang ini disebut sebagai hiperbidang oskulasi; ini secara konsep sama dengan
mengambil garis singgung ke semua arah secara bersamaan.
Salah satu aplikasi diferensial dalam ilmu kimia, yaitu laju reaksi. Dalam riset operasi,
turunan menentukan cara paling efisien dalam memindahkan bahan dan desain pabrik.
Dengan menerapkan teori permainan, turunan dapat memberikan strategi yang paling
baikuntuk perusahaan yang sedang bersaing.
Laju reaksi adalah laju penurunan reaktan (pereaksi) atau laju bertambahnya produk
(hasil reaksi). Laju reaksi ini juga menggambarkan cepat lambatnya suatu reaksi kimia,
sedangkan reaksi kimia merupakan proses mengubah suatu zat (pereaksi) menjadi zat baru
yang disebut sebagai produk.
Laju reaksi kimia bukan hanya sebuah teori, namun dapat dirumuskan secara
matematis untuk memudahkan pembelajaran. Pada reaksi kimia: A → B, maka laju
berubahnya zat A menjadi zat B ditentukan dari jumlah zat A yang bereaksi atau jumlah zat
B yang terbentuk per satuan waktu. Pada saat pereaksi (A) berkurang, hasil reaksi (B) akan
bertambah. Perhatikan diagram perubahan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi:

Berdasarkan gambar tersebut, maka rumusan laju reaksi dapat kita definisikan
sebagai:

a. berkurangnya jumlah pereaksi (konsentrasi pereaksi) per satuan waktu,


∆[R]
atau: 𝑟 = − , dengan r = laju reaksi, - d[R] = berkurangnya reaktan
∆𝑡
(pereaksi), dan dt = perubahan waktu. Untuk reaksi : A → B, laju berkurangnya
∆[A]
zat A adalah : 𝑟𝐴 = − ∆𝑡

b. bertambahnya jumlah produk (konsentrasi produk) per satuan waktu, atau : 𝑟 =


∆[P]
+ ∆𝑡 ,, dengan +Δ[P] = bertambahnya konsentrasi produk (hasil reaksi). Untuk
∆[B]
reaksi : A → B, laju bertambahnya zat B adalah : 𝑟𝐵 = + .
∆𝑡

Bagaimana untuk reaksi yang lebih kompleks, semisal : pA + qB → rC.

∆[A] ∆[B] ∆[C]


Untuk reaksi demikian, maka :𝑟𝐴 : 𝑟𝐵 : 𝑟𝐶 = ∆𝑡
∶ ∆𝑡
∶ ∆𝑡

Dalam perbandingan tersebut, tanda + atau – tidak perlu dituliskan karena hanya
menunjukkan sifat perubahan konsentrasi. Oleh karena harga dt masing-masing sama,
maka perbandingan laju reaksi sesuai dengan perbandingan konsentrasi. Di sisi lain,
konsentrasi berbanding lurus dengan mol serta berbanding lurus pula dengan koefisien
reaksi, sehingga perbandingan laju reaksi sesuai dengan perbandingan koefisien reaksi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi


1. luas permukaan
2. konsentrasi pereaksi
3. tekanan (gas)
4. katalis
5. suhu
Contoh soal:

Laju pembentukan NO(g) dalam reaksi:


2NOBr(g) → 2NO(g) + Br2(g) adalah 1,6 x 10-4 ms-1, berapakah laju reaksi dan laju
konsumsi NOBr?
Jawab:
Secara matematis, reaksi itu: 0 = -2NOBr(g) + 2NO(g) + Br2(g)
d[NO]
Sehingga v [NO] = +2 . Jadi, laju reaksi diperoleh dari persamaan 1, dengan 𝑑𝑡 =
1,6 x 10−4 m𝑠 −1 :
v = 1/2 x (1,6 x 10-4 ms-1) = 8,0 x 10-5 ms-1
Karena v [NOBr]= -2 , maka laju pembentukan NOBr adalah:
d[NO]
= −2 × (8,0 × 10−5 𝑚𝑠 −1 ) = 1,6 x 10−4 m𝑠 −1:
𝑑𝑡
sehingga laju konsumsinya adalah 1,6 x 10-4 ms-1

Anda mungkin juga menyukai