Anda di halaman 1dari 15

LAJU REAKSI

DISUSUN OLEH :

NAMA: HAMIDATUN NISA 8196142001


AYU MIRANDA 8196142002
FATHIA NAMIRA 8196142003
WAN AZURA 8196142004

KELAS: PASCASARJANA KELAS B 2019

Dosen Pengampu:
Dr. Simson Tarigan, M.Pd.

PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2019
A. PERSAMAAN LAJU DAN ORDE REAKSI

Laju reaksi didefinisikan sebagai perubahan konsentrasi reaktan atau produk per
satuan waktu. Satuan laju reaksi adalah M/s (Molar per detik). Sebagaimana yang kita
ketahui, reaksi kimia berlangsung dari arah reaktan menuju produk. Ini berarti, selama reaksi
kimia berlangsung, reaktan digunakan (dikonsumsi) bersamaan dengan pembentukan
sejumlah produk. Dengan demikian, laju reaksi dapat dikaji dari sisi pengurangan konsentrasi
reaktan maupun peningkatan konsentrasi produk.
Secara umum, laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan sederhana berikut :
A   B
−∆ [ A] + ∆ [B]
laju reaksi  =
∆t
               atau laju reaksi =
∆t

Tandanegatif
negatif(–)
(–)menunjukkan
menunjukkanpengurangan
pengurangankonsentrasi
konsentrasireaktan
reaktan
Tanda

Tandapositif
positif(+)
(+)menunjukkan
menunjukkanpeningkatan
peningkatankonsentrasi
konsentrasiproduk
produk
Tanda
Laju reaksi berhubungan erat dengan koefisien reaksi. Untuk reaksi kimia dengan
koefisien reaksi yang bervariasi, laju reaksi harus disesuaikan dengan koefisien reaksi
masing-masing spesi. Sebagai contoh, dalam reaksi 2A B, terlihat bahwa dua mol A
digunakan untuk menghasilkan satu mol B. Hal ini menandakan bahwa laju spesi A adalah
dua kali laju pembentukan spesi B. Dengan demikian, laju reaksi dapat dinyatakan dalam
persamaan berikut :
−1 ∆[ A ] + ∆ [B]
laju reaksi  =  
2. ∆ t
             atau laju reaksi =
∆t
Secara umum, untuk reaksi kimia dengan persamaan reaksi di bawah ini,
aA + bB    cC + dD
laju reaksi masing-masing spesi adalah sebagai berikut :
−1 ∆[ A ] −1 ∆[B ] + 1 ∆[C] + 1 ∆[ D]
laju reaksi  =  
a.∆t
=  b . ∆t
  =  c .∆t
  =  d .∆t

Laju suatu reaksi kimia sangat dipengaruhi oleh besarnya konsentrasi reaktan yang
digunakan dalam reaksi. Semakin besar konsentrasi reaktan yang digunakan, laju reaksi akan
meningkat. Di samping itu, laju reaksi juga dipengaruhi oleh nilai konstanta laju reaksi (k).
Konstanta laju reaksi (k) adalah perbandingan antara laju reaksi dengan konsentrasi
reaktan. Nilai k akan semakin besar jika reaksi berlangsung cepat, walaupun dengan
konsentrasi reaktan dalam jumlah kecil. Nilai k hanya dapat diperoleh melalui analisis data
eksperimen, tidak berdasarkan stoikiometri maupun koefisien reaksi.

Hukum laju reaksi (The Rate Law) menunjukkan korelasi antara laju reaksi (v)
terhadap konstanta laju reaksi (k) dan konsentrasi reaktan yang dipangkatkan dengan
bilangan tertentu (orde reaksi). Hukum laju reaksi dapat dinyatakan dalam persamaan
berikut :

aA
aA++ bB cCcC++dD
bB dD

Persamaan laju reaksinya dapat ditulis:

v = k [A]x [B]y

Keterangan : v = laju reaksi (M detik-1)


k = tetapan laju reaksi
[A] = konsentrasi zat A (M)
[B] = konsentrasi zat B (M)
x = orde reaksi terhadap A
y = orde reaksi terhadap B

Orde reaksi total = x + y

x dan y adalah bilangan perpangkatan (orde reaksi) yang hanya dapat ditentukan melalui
eksperimen. Orde reaksi tidak ada hubungannya dengan koefisien reaksi.
Jika kebetulan orde reaksi sama dengan koefisien reaksinya, artinya x = a dan y = b,
maka reaksi seperti ini disebut Reaksi Elementer.
Suatu reaksi elementer menyajikan suatu proses pada tingkat molekul, dapat pula
dinyatakan sebagai molekularitas reaksi. Terdiri dari sejumlah spesi terlibat dalam reaksi
yang datang bersamaan membentuk keadaan kritis, keadaan transisi. Umumnya, reaksi
elementer adalah bermolekul satu atau bermolekul dua, tergantung pada keterlibatannya
dalam reaksi, apakah berspesi satu atau dua. Kadang-kadang terjadi dari tiga molekul,
terutama antara beberapa atom atau molekul kecil dalam fasa gas. Reaksi larutan dapat
terjadi, tetapi sebenarnya adalah reaksi antara dua molekul.
Laju reaksi elementer sebanding dengan konsentrasi spesi yang memulai reaksi itu
sendiri. Contoh sederhana terlihat pada persamaan:
2 •CH3 → C2H6 .....................................(gabungan antara dua radikal metil)
Reaksi elementer ini terjadi pada laju reaksi sebanding dengan konsentrasi metil, diberikan
dalam bentuk turunan differensialnya, persamaan:
−d [•C H 3 ]
= k1 [•CH3]
dt
Disini, nilai k1 hanya menunjukkan pemilihan saja, sudah barang tentu laju reaksi dapat
dituliskan dalam bentuk lain.
d [• C H 3 ]
= k2 [•CH3]
dt
Kedua konstanta laju reaksi ini dihubungkan oleh faktor numerik yaitu k 1 = 2k2. IUPAC
mengajukan penulisan secara umum persamaan reaksi elementer dalam persamaan:
aA + bB + ....... → pP + qQ + .....
dan hukum laju reaksi dalam persamaan dituliskan sebagai berikut:

1 d[A] 1 d [B ] 1 d [P] 1 d [Q]


- a dt
=- b dt
=+ p dt
=+ q dt
= k [A]a [B]b

Contoh:
1. Setiap reaksi di bawah ini, diduga terjadi di atmosfer bagian atas. Dengan anggapan
bahwa reaksi-reaksi ini adalah reaksi elementer. Tulis hukum laju untuk reaksi:
a. CH3 + O2 + M CH3O3 + M
b. CH3 + O3 CH2O + O2 + H
c. 2O + M O2 + M
d. 2NO3 2NO2 + O2
Jawab
a. Laju = k [CH3] [O2] [M]
b. Laju = k [CH3] [O3]
c. Laju = k [O]2 [M]
d. Laju = k [NO3]2

Untuk orde reaksi yang hanya dapat ditentukan melalui eksperiment, bilangan
perpangkatan x dan y memperlihatkan pengaruh konsentrasi reaktan A dan B terhadap laju
reaksi. Orde total (orde keseluruhan) atau tingkat reaksi adalah jumlah orde reaksi
reaktan secara keseluruhan. Berikut ini merupakan bagan penentuan laju dan orde reaksi.

PERSAMAAN LAJU & ORDE REAKSI

DATA
LAJU REAKSI
PERCOBAAN KONSENTRASI
REAKTAN

Berdasarkan bagan diatas, dapat dilihat bahwa untuk menentukan persamaan laju dan
orde reaksi, harus diketahui konsentrasi reaktan dan laju reaksi awal yang diperoleh melalui
percobaan.
Perhatikan bagan dibawah ini:

Konsentrasi Tetap /
zat 1 konstan

Data Persamaan
Percobaan laju dan orde
reaksi
Konsentrasi
zat 2 Bervariasi

Berdasarkan bagan diatas, dapat dilihat bahwa untuk menentukan persamaan laju dan
orde reaksi berdasarkan percobaan, konsentrasi salah satu pereaksi dibuat tetap, sedangkan
konsentrasi yang lain bervariasi.
Sehingga nilai x dan y dapat ditentukan dengan rumus:

¿¿ atau ¿¿

¿¿ atau ¿¿

Hukum laju reaksi dapat digunakan untuk menghitung laju suatu reaksi melalui data
konstanta laju reaksi dan konsentrasi reaktan. Hukum laju reaksi juga dapat digunakan
untuk menentukan konsentrasi reaktan setiap saat selama reaksi kimia berlangsung.
Jika konsentrasi suatu zat dinaikkan sebanyak a kali, dan ternyata laju reaksi
bertambah sebanyak b kali, maka orde reaksi terhadap zat itu adalah  ax = b  dengan x adalah
orde reaksinya.
Perhatikan contoh-contoh berikut :
a. Jika konsentrasi zat A dinaikkan 2 kali dan laju reaksi meningkat 8 kali maka orde
reaksi terhadap zat A adalah 3 karena 23 = 8
b. Jika konsentrasi zat B dinaikkan 3 kali dan laju reaksi meningkat 9 kali maka orde
reaksi terhadap zat B adalah 2 karena 32 = 9
c. Jika konsentrasi zat C dinaikkan 4 kali dan laju reaksi meningkat 2 kali, maka orde
reaksi terhadap zat C adalah 1/2  karena = 2
d. Jika konsentrasi zat D dinaikkan 6 kali dan ternyata laju reaksi tetap, maka orde reaksi
terhadap zat D adalah 0.

Orde reaksi biasanya adalah suatu bilangan bulat positif sederhana (1 atau 2), tetapi
ada juga yang bernilai 0, 1/2, atau suatu bilangan negatif.

Tabel 1. Persamaan laju reaksi untuk beberapa reaksi kimia berdasarkan hasil eksperimen
Satuan
Orde
tetapan
Reaks Contoh reaksi Laju reaksi, v
laju reaksi,
i
k
0
0 2NH3(g) N2(g) + 3H2(g) v = k [NH3] M detik-1
v=k

1 2N2O5(g) 4NO2(g) + O2(g) v = k [N2H5]1 detik-1


v = k [N2H5]

1 2O3(g) 3O2(g) v = k [O3]2/ [O2] detik-1


v = k [O3]2 [O2]-1
1,5 CHCl3(g) + Cl2(g ) CCl 4(g) + v = k [CHCl3] M1/2 detik-1
HCl(g) [Cl2]1/2
2 2HI(g) H2(g) + I2(g) v = k [HI]2 M detik-1
2 NO(g) + O3(g) NO2(g) + O2(g) v = k [NO]1 [O3]1 M detik-1
v = k [NO] [O3]
3 2NO(g) +2H2(g) N2(g) + v = k [NO]2 [H2]1 M2 detik-1
2H2O2(g) v = k [NO]2 [H2]

Pengaruh orde reaksi keseluruhan terhadap laju reaksi dapat dilihat pada grafik berikut:
Grafik hubungan perubahan konsentrasi terhadap laju reaksi
a. Reaksi Orde 0
Reaksi berorde 0, dimana tidak terjadi perubahan laju reaksi, berapapun
perubahan konsentrasi pereaksi.

b. Reaksi Orde 1
Reaksi berorde 1, dimana perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali menyebabkan
laju reaksi lebih cepat 2 kali.

c. Reaksi Orde 2
Reaksi berorde 2,dimana laju perubahan konsentrasi pereaksi 2 kali menyebabkan
laju reaksi lebih cepat 4 kali.

d. Reaksi Orde -2
Reaksi berorde -2, dimana laju reaksi berbanding terbalik secara eksponensial
(kuadrat).

e. Reaksi Orde ½
Reaksi berorde 1/2, dimana laju reaksi berubah secara eksponensial (akar kuadrat).

B. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI LAJU REAKSI 


Laju reaksi dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :

1. Luas Permukaan Sentuh


Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam
banyak,sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakinkecil
luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel,
sehingga laju reaksi pun semakin kecil.
Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin
halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan
semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi.

2. Suhu
Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu padasuatu
reaksi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak,
sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan lajureaksi semakin besar.
Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi
semakin kecil.

3. Katalis
Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu
tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu
katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis
memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi padasuhu
lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadappereaksi. Katalis
menyediakan suatu jalur pilihan denganenergi aktivasiyang lebih rendah. Katalis mengurangi
energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. Katalis dapat dibedakan ke dalam dua
golongan utama : katalis homogen dan katalis heterogen. Katalis heterogen adalah
katalis yang ada dalam fase berbedadengan pereaksi dalam reaksi yang dikatalisinya,
sedangkan katalis homogen berada dalam fase yang sama. Satu contoh sederhana untuk
katalisis heterogenyaitu bahwa katalis menyediakan suatu permukaan di mana pereaksi-
pereaksi (atau substrat) untuk sementara terjerat. Ikatan dalam substrat-substrat
menjadilemah sedemikian sehingga memadai terbentuknya produk baru. Ikatan atara produk
dan katalis lebih lemah, sehingga akhirnya terlepas. Katalis homogen umumnya bereaksi
satu atau lebih pereaksi untuk membentuk suatu perantarakimiayang selanjutnya bereaksi
membentuk produk  akhir reaksi, dalam suatu proses yang memulihkan katalisnya. Berikut
inimerupakan skema umum reaksi  katalitik , dimana C melambangkan katalisnya :

Α│C→ΑC ... (1)


B│ΑC→ΑB,C... (2)

Meskipun katalis (C) termakan oleh reaksi 1, namun selanjutnya dihasilkankembali oleh
reaksi 2, sehingga untuk reaksi keseluruhannya menjadi :

Α│B│C→ΑB,C

Beberapa katalis yang pernah dikembangkan antara lain berupa katalis


Ziegler- Nattayang digunakan untuk produksi masal  polietilen dan  polipropilen. Reaksi
katalitis yang paling dikenal adalah proses Haber ,yaitusintesisamonia. 
Menggunakan besi biasa sebagai katalis. Konverter katalitik yang
dapatmenghancurkan produk emisi kendaraan yang paling sulit diatasi, terbuat dari platina
danrodium.

4. Molaritas
Molaritas adalahbanyaknya mol zat terlarut tiap satuan volum zat
pelarut.Hubungannya dengan laju reaksi adalah bahwa semakin besar molaritas suatu
zat,makasemakin cepat suatu reaksi berlangsung. Dengan demikian pada molaritasyang
rendah suatu reaksi akan berjalan lebih lambat daripada molaritas yang tinggi 5.
KonsentrasiKarena persamaan laju reaksi didefinisikan dalam bentuk konsentrsi reaktan
makadengan naiknyakonsentrasimaka naik pula kecepatan reaksinya. Artinya semakintinggi
konsentrasi maka semakin banyakmolekulreaktan yang tersedia dengandemikian
kemungkinan bertumbukan akan semakin banyak juga sehinggakecepatan reaksi meningkat.
 Persamaan laju reaksi 
untuk reaksi kimia :

hubungan antara laju reaksi dengan molaritas adalah

ʋ—K[Α]ⁿ[B] ͫ

dengan:
V = Laju reaksi
k = Konstanta laju reaksi
m = Orde reaksi zat A
n = Orde reaksi zat B4SS
 

C. APLIKASI LAJU REAKSI DALAM INDUSTRI


a. Industri Pembuatan Amonia
Amonia meruapakan zat kimia yang digunakan sebagai bahan baku pada pupuk dan
pabrik peledak.Pada sushu kamar (25 C) reaksi berlangsung lambat. Untuk
mempercepatnyaharus menggunakan katalis.Katalis ini ditemukan oleh ahli kimia Jerman,
Fritz Haber pada 1905. sehingga proses ini dinamakan Proses Haber.katalis yang digunakan
adalah logam besi yang merupakan katalis heterogen.

b. Industri Pembuatan Asam Nitrat


Metode yang sering digunakan dalam industri asam nitrat adalah metode Proses
Ostwald, yang dikembangkan oleh ahli kimia Jerman, Wilhelm Ostwald. Bahan baku
industri asam nitrat adalah amonia. Mula-mula, amonia dibakar pada suhu 800 C. - Oksida
NO terbentuk teroksida dengan cepat membentuk NO.
Kemudian gas NO diserap oleh air menghasilkan asam nitrit dan asam nitrat.HNO
diubah mnjadi HNO (g) melalui persamaan,-Gas NO dimasukan kembali ke dalam reaktor
dan dioksidasi menjadi NO.

c. Industri Perminyakan
Kebutuhan akan bensin meningkat seiring dengan meningkatnya jumlahkendaraan
bermotor, Itulah sebabnya perlu dilakukan pengembangan metodedistilasi yang menghasilkan
bensin.
Metode yang dikembangkan tersebut, yaitu pemecahan katalis dan alkilasi.-Katalis
yang digunakan, diantaranya asam, oksida alumunium, silikon, dan krom.

d. Industri Roti.
Katalis yang digunakan dalam pembuatan roti adalah enzim zimase yang merupakan
bio katalis.
Penambahan zimase dilakukan pada proses peragian pengembangan roti. Ragi
ditambahkan kedalam adonan sehingga glukosa dalam adonanteruraimenjadi etil alkohol dan
karbon dioksida. Penguraian berlangsung dengan bantuan enzim zimase yang dihasilkan
ragi. Pada proses ini, CO berfungsi mengembangkan adonan roti. Banyaknya rongga kecil
pada roti membuktikan terjadinya gelembung CO saat peragian.

KUMPULAN SOAL-SOAL
1. Diberikan beberapa pernyataan
1) katalis dapat mempercepat laju reaksi dengan cara menaikan energi aktivasi
2) tahap penentu laju reaksi adalah tahap reaksi yang berlangsung paling lambat
3) laju reaksi didefinisikan sebagai berkurangnya molaritas produk tiap satuan waktu
4) makin luas permukaan zat, maka laju reaksi makin cepat
Pernyataan yang benar mengenai laju reaksi adalah ….
(A) (2) dan (3) benar

(B) (1) dan (3) benar

(C) (2) dan (4) benar

(D) jika hanya (4) yang benar

(E) jika semua jawaban benar

2. Logam seng bereaksi dengan larutan HCl membebaskan gas hidrogen.


Eksperimendilakukan lima kali dan setiap kali digunakan ukuran berat atau jumlah Zn
sama. Jumlah HCl yang digunakan volumenya selalu sama, tetapi molaritasnya berbeda.
Laju reaksi yang paling besar ditemukan pada eksperimen dengan molaritas HCl sebesar
… M.
(A) 0,1 (D) 2,0

(B) 1,5 (E) 1,0


(C) 0,2

3. Suatu reaksi berlangsung pada suhu 20 oC. Jika pada setiap kenaikan suhu 10 oC tetapan
laju reaksinya meningkat 2 kali, maka laju reaksi pada suhu 60 oC dibandingkan dengan 20
oC akan meningkat sebesar … kali.
(A) 2 (D) 64

(B) 32 (E) 16
(C) 8

4. Adanya katalis (katalis positif) dapat mempercepat terjadinya reaksi kimia karena ….
(A) menaikan jumlah tumbukan

(B) menurunkan jumlah tumbukan

(C) menaikan energi aktivasi

(D) menurunkan energi aktivasi

(E) tidak mengubah laju reaksi

5. Dari reaksi : 2NO (g) + 2H2(g) N2(g) + 2H2O (g)

Diperoleh data sebagai berikut :


Orde reaksi data di atas adalah .....

A. 2 D. 0

B. 1 E. 3

C. 4

6. Data eksperimen untuk reaksi:


2A(g) + B(g) → 2AB(g)

Perc [A] [B] LAJU


1 0,1 0,1 6
2 0,1 0,2 12
3 0,1 0,3 18
4 0,2 0,1 24
5 0,3 0,1 54

Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa persamaan laju reaksinya adalah ....
(A) v = k [A]2
(B) v = k [B]
(C) v = k [A] [B]
(D) v = k [A] [B]2
(E) v = k [A]2 [B]

7. Suatu reaksi: P + Q → Produk memiliki persamaan kecepatan v = k[P]2[Q]. Jika


konsentrasi masing masing pereaksi diperbesar tiga kali, kecepatan reaksinya menjadi....
(A) 3 kali (D) 6 kali
(B) 18 kali (E) 27 kali
(C) 9 kali
8. Pengaruh konsentrasi, luas permukaan sentuhan, dan suhu reaksi terhadap kecepatan reaksi
menurut teori tumbukan berturut-turut karena ....
(A) frekuensi tumbukan, orientasi tumbukan, energi kinetik partikel
(B) orientasi tumbukan, frekuensi tumbukan, keadaan transisi
(C) orientasi tumbukan, energi pengaktifan, frekuensi tumbukan
(D) energi kinetik partikel, orientasi tumbukan, energi pengaktifan (E) orientasi dan frekuensi
tumbukan
(E) orientasi dan frekuensi tumbukan

9. Pernyataan yang tidak tepat tentang pengaruh luas permukaan reaksi heterogen adalah ....
(A) serbuk seng memberikan reaksi lebih cepat daripada butiran seng
(B) semakin besar jumlah luas permukaan padatan, semakin tinggi reaksi itu
(C) jumlah tumbukan dipengaruhi oleh jumlah ukuran partikel yang makin kecil
(D) partikel yang besar mempunyai lebih banyak permukaan untuk bertumbukan
(E) semakin besar luas permukaan, semakin cepat reaksi berlangsung

10. Di antara data kondisi reaksi berikut.


No Seng [HCl] Suhu
1 Serbuk 0,1 M 35
2 Serbuk 0,1 M 45
3 Lempeng 0,2 M 25
4 Serbuk 0,2 M 45
5 Lempeng 0,2 M 45

Manakah yang laju reaksinya paling rendah?


(A) 1 (D) 5
(B) 4 (E) 3
(C) 2

11. Diberikan reaksi antara gas A dan B sebagai berikut:


A+B→C+D
Jika persamaan kecepatan reaksinya adalah v = k [A][B]2 maka reaksi tersebut termasuk
reaksi tingkat ke....
A. 0 (D) 3
B. 1 (E) 4
C. 2

12. Reaksi akan berlangsung 3 kali lebih cepat dari semula setiap kenaikan 20°C. Jika pada
suhu 30°C suatu reaksi berlangsung 3 menit, maka pada suhu 70°C reaksi akan berlangsung
selama....
A. 1/3 menit
B. 2/3 menit
C. 1 menit
D. 4 menit
E. 12 menit

13. Nitrogen oksida, NO, bereaksi dengan hidrogen membentuk dinitrogen oksida N2O dan
uap air menurut persamaan:
2NO (g) + H2O (g) → N2O (g) + H2O (g).
Pengaruh konsentrasi NO dan H2 terhadap laju reaksi ditemukan sebagai berikut:

Laju reaksi yang terjadi jika konsentrasi NO = 2 M dan konsentrasi H2 = 5 M adalah...


(M.det−1)
A. 1/36
B. 1/18
C. 5/18
D. 5/18
E. 5/9

14. Pada suhu 273°C, gas brom dapat bereaksi dengan gas nitrogen monoksida menurut
persamaan reaksi:

2NO (aq) + Br2 (g) → 2NOBr (g)

Laju reaksi bila konsentrasi gas NO = 0,01 M dan gas Br2 = 0,03 M adalah...
A. 0,012 D. 4,600
B. 0,36 E. 12,00
C. 1,200

Anda mungkin juga menyukai