Anda di halaman 1dari 47

ANALISIS MEDIA PEMBELAJARAN KIMIA

SISTEM KOLOID

Oleh:
NAMA : DELA SARAGIH
NIM: 8196142008

PPS PENDIDIKAN KIMIA B 2019


1
SISTIM KOLOID
 Standar Kompetensi
Menjelaskan sistem dan sifat koloid serta
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
 Kompetensi Dasar
Membuat berbagai sistem koloid dengan
bahan-bahan yang ada disekitarnya.
Mengelompokkan sifat-sifat koloid dan
penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
2
MATERI SISTIM KOLOID
 Pengertian sistem koloid
 Jenis koloid
 Koloid dalam Industri
 Sifat-sifat koloid
 Dialisis
 Koloid Liofil dan Liofob
 Pembuatan sistem koloid

3
PENGERTIAN SISTEM KOLOID
 Koloid merupakan campuran dua zat, yang
terdiri dari fase terdispersi dan medium
pendispersi. Fase terdispersi merupakan zat
yang didispersikan, sedangkan medium
pendispersi merupakan medium yang
digunakan untuk mendispersikan. Partikel
koloid mempunyai ukuran yang lebih besar
dari larutan dan lebih kecil dari suspensi.

4
TOKOH
 Pada tahun 1907, Ostwald mengemukakan istilah
sitem terdispersi dan medium pendispersi. Sistem
koloid terdiri dari fase terdispersi dengan ukuran
tertentu dalam medium pendispersi. Zat yang
didispersikan disebut fase terdispersi, sedangkan
medium yang digunakan untuk mendispersikan
disebut medium pendispersi. Analogi dalam
larutan, fase terdispersi adalah zat terlarut
sedangkan medium pendispersi adalah zat
pelarut. Pada campuran susu dan air, fase
terdispersi adalah partikel susu dan medium
pendispersinya adalah air.

5
Perbedaan antara Larutan, koloid,
dan suspensi
No Larutan Koloid Suspensi
1. Ukuran partikel kurang Ukuran partikel antara Ukuran partikel lebih
dari 10-7 cm 10-7-10-5 cm besar dari 10-5 cm
2. Homogen Antara homogen dan Heterogen
heterogen
3. Satu fase Dua fase Dua fase
4. Jernih Keruh Keruh
5. Tidak memisah jika Tidak memisah jika Memisah jika
didiamkan didiamkan didiamkan
6. Tidak dapat disaring Tidak dapat disaring Dapat disaring dengan
dengan saringan biasa dengan saringan saringan biasa
7. Tidak dapat disaring biasa Dapat disaring dengan
dengan membran Dapat disaring dengan membranperkamen
perkamen membranPerkamen
8. Berbentuk ion, molekul Molekul besar, partikel Partikel besar
kecil
RIMMARITA PURBA
SMA N 4 TEBING TINGGI 6
Thomas Graham
 Pada tahun 1861, Thomas Graham, seorang ahli kimia
bangsa Inggris menguji perbedaan kemampuan aliran
zat terlarut dengan menggunakan perkamen, air, kristal
gula, lem perekat, dan tepung kanji. Mula-mula gula,
lem perekat, dan kanji masing-masing dilarutkan ke
dalam air kemudian larutannya dimasukkan ke dalam
kantong perkamen, setelah ditutup rapat direndam
dalam air. Ternyata molekul gula memiliki kemampuan
untuk merembes ke luar menembus pori-pori perkamen
sehingga ke luar kantong. Akan tetapi, partikel kanji
tidak dapat keluar dari kantong. Zat lain yang dicobakan
oleh T.Graham adalah zat perekat dengan percobaan
yang sama. Ternyata zat perekat tersebut sifatnya sama
dengan sifat kanji, yaitu tidak mampu menembus
membran perkamen.

7
LARUTAN, KOLOID DAN SUSPENSI
DALAM KESEHARIAN

 Contoh larutan : larutan gula, larutan


garam dapur, larutan cuka, larutan
alkohol,dan udara.
 Contoh koloid : susu, santan, busa
sabu, salad krim, margarin, lateks, dan
asap.
 Contoh suspensi : air sungai yang
keruh, tanah liat dengan air, pasir dengan
air, dan air kapur.
RIMMARITA PURBA
SMA N 4 TEBING TINGGI 8
JENIS KOLOID
 Seperti yang sudah diketahui bahwa tingkat
wujud (fase) benda terdiri dari padat, cair,
dan gas. Tiap tingkat wujud tersebut dapat
menjadi medium pendispersi ataupun fase
terdispersi. Berdasarkan hal tersebut,
sistem koloid dibagi menjadi beberapa jenis,
seperti yang tercantum dalam tabel berikut

9
JENIS KOLOID
No. Fase terdispersi Medium pendispersi Nama koloid Contoh
1. Gas Cair Busa/buih Busa air laut
Busa sabun
2. Gas Padat Busa padat Karet busa
Batu apung
3. Cair Gas Aerosol cair Kabut
Awan
Embun
4. Cair Cair Emulsi Susu
Mayones
Santan
5. Cair Padat Emulsi padat Mutiara
Mentega
Keju
6. Padat Gas Aerosol padat Debu
Asap
7. Padat Cair Sol Cat
Kanji
8. Padat Padat Sol padat Paduan logam
Kaca berwarna

10
Dari tabel di atas yang perlu diingat, yaitu
sebagai berikut.
Emulsi : sistem koloid yang fase terdispersi
berupa zat cair dan medium pendispersinya berupa
zat cair. Bila medium pendispersinya berupa zat
padat dikenal dengan emulsi padat.
Sol : sistem koloid yang fase terdispersinya
berupa zat padat dan medium pendispersinya
berupa zat cair. Bila medium pendispersinya
berupa zat padat disebut busa padat.
Busa : sistem koloid yang fase terdispersinya
berupa gas dan medium pendispersinya berupa zat
cair. Bila medium pendispersinya berupa zat padat
disebut busa padat.
Aerosol : sistem koloid yang medium
pendispersinya berwujud gas, sedangkan fase
terdispersinya berupa zat cair atau zat padat.

11
KOLOID DALAM INDUSTRI
 Dalam industri, ilmu koloid sangat
diperlukan dalam industri cat, keramik,
plastik, tekstil, kertas, film foto, lem, tinta,
semen, karet, kulit, bumbu selada, mentega,
keju, makanan, kosmetika, pelumas, sabun,
obat semprot insektisida, detergen, gel,
selai, perekat, dan sejumlah besar produk
lainnya.

RIMMARITA PURBA
SMA N 4 TEBING TINGGI 12
KOLOID DALAM INDUSTRI

RIMMARITA PURBA
SMA N 4 TEBING TINGGI 13
KOLOID DALAM INDUSTRI
 Penggunaan koloid juga dapat
menghasilkan campuran hasil industri tanpa
saling melarutkan secara homogen. Di
samping itu juga bersifat stabil, sehingga
dapat digunakan dalam waktu yang relatif
lama. Koloid yang dapat menstabilkan hasil
industri ini dinamakan koloid pelindung.
Misalnya, es krim yang ditambah gelatin.

14
SIFAT-SIFAT KOLOID
 Efek Tyndall
Suatu sifat khas yang membedakan sistem
koloid dengan larutan adalah dengan percobaan
Tyndall. Bila suatu larutan (larutan sejati) disinari
dengan seberkas sinar tampak maka berkas
sinar tadi akan diserap dan hanya sebagian kecil
yang dipancarkan. Sedangkan bila seberkas
sinar dilewatkan pada sistem koloid maka sinar
tersebut akan dihamburkan oleh partikel koloid,
sehingga sinar yang melalui sistem koloid akan
teramati berupa jalur cahaya. Efek Tyndall
adalah sifat khas koloid yang dapat
menghamburkan berkas cahaya.
15
Contoh effek tyndall

16
SIFAT-SIFAT KOLOID
 Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak zig-zag dari partikel koloid
yang hanya bisa diamati dengan mikroskop ultra. Gerak
Brown itu disebabkan adanya tumbukan dari partikel
medium pendispersi pada partikel koloid yang
terdispersi. Bila seberkas sinar dipusatkan pada suatu
dispersi koloid yang diamati melalui suatu mikroskop
berkekuatan tinggi (ultramikroskop), maka akan tampak
partikel koloid sebagai partikel kecil yang memantulkan
sinar dan bergerak secara acak. Gerak zig-zag partikel-
partikel koloid pertama kali diamati olehseorang ahli
biologi yaitu Brown. Bila diamati secara cermat, setiap
partikel yang bergerak itu sedikit bergetar.

17
Gerak Brown

18
Adsorpsi
 Adsorpsi adalah proses
penyerapan di permukaan.
Partikel koloid dari
Fe(OH)3, bermuatan positif
dalam air, karena
mengadsorpsi ion
hidrogen H+. Sedangkan
partikel koloid As2S3 dalam
air bermuatan negatif
karena mengadsorpsi ion
negatif. Proses
penyerapan di permukaan
partikel koloid disebut
adsorpsi koloid.

19
Manfaat Adsorpsi
 Penjernihan air
Tawas adalah koloid yang biasa di pakai
untuk menjernihkan air. Apabila tawas
dilarutkan ke dalam air maka tawas
tersebut akan terhidrolisis menjadi Al(OH)3
yang berupa koloid. Koloid tersebut dapat
mengadsorpsi zat-zat warna dalam air,
sehingga air tampak tidak berwarna dan
jernih.

20
Manfaat Adsorpsi
 Penyembuhan sakit perut yang disebabkan oleh
bakteri
Apabila kita sakit perut yang disebabkan
oleh bakteri maka kita dianjurkan minum
oralit atau norit. Oralit atau norit dapat
menyembuhkan sakit perut karena dalam
usus dapat membentuk sistem koloid yang
mampu mengadsorpsi bakteri, sehingga
bakteri itu mati.

21
Manfaat Adsorpsi
 Pemutihan gula tebu
Gula tebu yang dijual di toko atau di pasar ada
yang berwarna cokelat kotor dan ada yang
berwarna putih bersih. Gula tebu yang berwarna
putih bersih berasal dari gula berwarna cokelat
kotor yang sudah diputihkan melalui sistem
koloid. Caranya adalah larutan gula yang
berwarna cokelat dilewatkan dalam sistem
koloid, yaitu mineral yang berpori. Setelah itu
dilewatkan dalam arang tulang yang menyerap
warna gula, sehingga larutan gula menjadi jernih
tidak berwarna.
RIMMARITA PURBA
SMA N 4 TEBING TINGGI 22
Manfaat Adsorpsi
 Elektroforesis
Jika partikel-partikel koloid dapat bergerak dalam
medan listrik, berarti partikel koloid tersebut
bermuatan. Jika sepasang elektrode dimasukkan
ke dalam sistem koloid, partikel koloid yang
bermuatan positif akan menuju elektrode negatif
(katode) dan partikel koloid yang bermuatan
negatif akan menuju elektrode positif (anode).
Pergerakan partikel-partikel koloid dalam medan
listrik ke masing-masing elektrode disebut
elektroforesis.
23
Elektroforesis
 Untuk membuktikan bahwa partikel koloid
bermuatan, dapat dilakukan melalui percobaan
elektroforesis. Dalam percobaan dicampurkan
koloid dari Fe(OH)3 berwarna merah dan As2S3
berwarna kuning, campuran dari sistem koloid
tadi dimasukkan dalam alat elektroforesis. Dari
percobaan tersebut, ternyata daerah kutub (+)
berwarna kuning dan daerah kutub (-)merah.
Setelah beberapa saat kedua kutub tersebut
dihubungkan dengan sumber arus listrik. Dari
hasil pengamatan tersebut dapat dinyatakan
bahwa koloid As2S3 bermuatan negatif karena
ditarik oleh elktroda positif dan koloid Fe(OH)3
bermuatan positif berwarna karena ditarik oleh
elektroda negatif.

24
Koagulasi
 Proses koagulasi ini terjadi
akibat tidak stabilnya
sistem koloid. Sistem koloid
stabil bila koloid tersebut
bermuatan positif atau
bermuatan negatif. Jika
muatan dari sistem koloid
tersebut dilucuti dengan
cara menetralkan
muatannya, maka koloid
tersebut menjadi tidak
stabil lalu terkoagulasi
(menggumpal).

25
Koagulasi dengan cara menetralkan muatan
koloid dapat dilakukan dengan dua cara,
yaitu:
 Penambahan zat elektrolit
 Mencampurkan koloid yang berbeda
muatan
Beberapa contoh koagulasi dalam kehidupan sehari-hari dan dalam industri.
Menggumpalkan lateks (koloid karet) dengan cara menambahkan asam asetat ke dalam
karet.
Sol tanah liat (berbentuk lumpur) dalam air yang membuat air menjadi keruh, akan
mengumpal jika ditambahkan tawas (Al2(SO4)3). Ion Al3+ akan menggumpalkan koloid
tanah liat yang bermuatan negatif.
Pembentukan delta di muara sungai. Hal itu terjadi karena koloid tanah liat akan
terkoagulasi ketika bercampur dengan elektrolit dalam air laut.

26
Koloid pelindung

27
Koloid pelindung
 Koloid pelindung merupakan sifat koloid yang
dapat melindungi koloid lain. Koloid pelindung
pada emulsi dinamakan emulgator. Ada beberapa
koloid yang tidak mengalami penggumpalan, jika
ditambahkan suatu koloid lain. Koloid yang dapat
memberikan efek kestabilan disebut koloid
pelindung. Koloid pelindung membentuk lapisan di
sekeliling partikel koloid, sehingga melindungi
muatan partikel koloid tersebut

28
Contoh Koloid Pelindung
 Tinta tidak mengendap karena dicampur
dengan koloid pelindung.
 Pada pembuatan es krim dicampur gelatin
sebagai koloid pelindung, yang berguna
mencegah pengkristalan es.
 Susu tidak menggumpal karena terdapat
kasein dalam susu sebagai koloid
pelindung. Jika kasein dalam susu rusak
maka susu akan menggumpal.

29
DIALISIS
 Untuk menghilangkan ion-ion pengganggu
kestabilan koloid pada proses pembuatan
koloid, dilakukan penyaringan ion-ion
tersebut dengan menggunakan membran
semipermeabel. Proses penghilangan ion-
ion pengganggu dengan cara menyaring
menggunakan membran/selaput
semipermeabel disebut dialisis.

30
DIALISIS

31
DIALISIS
 Proses dialisis tersebut adalah sebagai berikut:
koloid dimasukkan ke dalam sebuah kantong yang
terbuat dari selaput semipermeabel, selaput ini
hanya dapat melewatkan molekul-molekul air dan
ion-ion, sedangkan partikel koloid tidak dapat
lewat. Jika kantong berisi koloid tersebut
dimasukkan ke dalam sebuah tempat berisi air
yang mengalir, maka ion-ion pengganggu akan
menembus selaput bersama-sama dengan air.
Prinsip dialisis ini digunakan dalam proses
pencucian darah orang yang ginjalnya tidak
berfungsi lagi.

32
KOLOID LIOFIL DAN KOLOID
LIOFOB
 Koloid yang medium pendispersinya zat cair dibedakan
menjadi koloid liofil dan koloid liofob. Hal ini didasarkan
atas sifat tarikan antara partikel pendispersi dengan
partikel terdispersi. Liofil artinya suka pada cairan dan
liofob artinya tdak suka (takut) pada cairan. Jika medium
pendispersi menggunakan air maka koloid merupakan sol
yang dapat digolongkan menjadi koloid hidrofil dan koloid
hidrofob.
 Koloid hidrofil : contohnya kanji, protein, agar-agar,
sabun, dan detergen.
 Koloid hidrofob : contohnya sol Fe(OH)3, As2S3, dan sol-
sol logam.

33
Sol Liofil
 Sol liofil lebih kental dari medium pendispersinya, dan tidak akan
mengalami penggumpalan bila ditambahkan sedikit elektrolit. Oleh
karena itu, koloid dari sol liofil lebih stabil jika dibandingkan dengan
koloid liofob. Zat terdispersi dari suatu sol liofil dapat dipisahkan dari
medium pendispersinya, denga cara penguapan atau pengendapan.
Koloid yang sudah dipisahkan dapat kembali menjadi sol liofil dengan
menambahkan air lagi sebagai medium pendispersi. Jadi, pembentukan
sol liofil bersifat reversibel. Contoh sol liofil antara lain agar-agar, susu,
dan santan.
 Koloid liofil yang fase terdispersinya banyak sekali menyerap medium
pendispersi, sehingga menjadi sangat kental dan hampir padat atau
setengah kaku dinamakan gel. Gel dapat dibuat dari sol liofil deengan
jalan menguapkan medium pendispersinya. Contoh gel adalah jeli, selai,
dodol, dan ongol-ongol.
RIMMARITA PURBA,S.Pd
SMA N 4 TEBING TINGGI 34
Sol Liofob
 Sol liofob bersifat sebaliknya dengan sol
liofil. Jika medium pendispersi dari sol liofob
diuapkan atau digumpalkan dengan larutan
elektrolit, sehingga zat terdispersi terpisah
dari medium pendispersi, tidak akan
membentuk sol liofob lagi walaupun
ditambah air sebagai medium pendispersi,
sol liofob bersifat irreversibel. Contoh liofob
antara lain sol belerang dan sol emas.

RIMMARITA PURBS,S.Pd
SMA N 4 TEBING TINGGI 35
PEMBUATAN SISTEM KOLOID
 Ukuran partikel koloid terletak antara
partikel larutan sejati dengan partikel-
partikel suspensi. Pembuatan sistem koloid
dapat dilakukan dengan cara, yaitu cara
kondensasi dan cara dispersi. Kedua cara
ini dapat dilukiskan dengan bagan di bawah
ini.

36
Pembuatan Koloid

Partikel Partikel Partikel


Suspensi Larutan
Koloid

RIMMARITA PURBA,S.Pd
SMA N 4 TEBING TINGGI 37
Pembuatan Koloid
 Cara Kondensasi
Cara kondensasi adalah cara pembuatan
koloid dengan menggabungkan ion-ion,
atom-atom, molekul-molekul, atau partikel
yang lebih halus membentuk partikel yang
lebih besar dan sesuai dengan ukuran
partikel koloid.

38
Cara Kondensasi
 Dengan reaksi hidrolisis
 Contoh:
Sol Al(OH)3dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam Al
dalam air mendidih
AlCl3(aq) + 3H2O(l) Al(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)
Sol Fe(OH)3 dapat diperoleh dari reaksi hidrolisis garam
Fe dalam air mendidih
FeCl3(aq) + 3H2O(l) Fe(OH)3(koloid) + 3HCl(aq)

RIMMARITA PURBA,S.Pd
SMA N 4 TEBING TINGGI 39
Cara Kondensasi
 Dengan reaksi redoks
 Contoh:
Sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya
dengan menggunakan pereduksi organik formaldehid
HCHO.
2AuCl3(aq) + 3HCHO­(aq) + 3H2O(l)
2Au(koloid) + 6HCl(aq) + 3HCOOH(aq)
Sol belerang dapat dibuat dengan mengalirkan gas H2S
ke dalam larutan SO2.
2H2S(g) + SO2(aq) 3S(koloid) + 2H2O(l)

RIMMARITA PURBA,S.Pd
SMA N 4 TEBING TINGGI 40
Cara Dispersi
 Cara dispersi adalah dengan
menghaluskan butir-butir zat yang
bersifat makroskopis (kasar) menjadi
butir-butir zat yang bersifat
mikroskopis (halus), sesuai dengan
ukuran partikel koloid.

41
Cara Dispersi
 Cara mekanik
Partikel-partikel yang besar atau kasar
digerus sampai halus sekali, kemudian
dicampur dengan medium pendispersi dan
dikocok-kocok.
 Contoh:
Sol belerang dapat dibuat dengan cara
menumbuk dan menggerus butir-butir
belerang yang dicampur dengan kristal gula
pasir. Serbuk belerang dan serbuk gula
yang halus tersebut dicampur dengan air
sebagai medium pendispersi.
42
Cara Dispersi
 Cara peptisasi
Cara peptisasi ini adalah cara pembuatan sistem
koloid dengan memecah molekul besar menjadi
molekul lebih kecil sesuai dengan ukuran
partikel koloid, dengan menambahkan zat kimia.
 Contoh:
Peptisasi As2S3 dalam air dengan menambahkan
gas asam sulfida (H2S).
Pembuatan sol Al(OH)3 dengan cara
menambahkan AlCl3 ke dalam endapan Al(OH)3.

43
Cara Dispersi
 Cara busur bredig
Untuk membuat sol-sol logam
digunakan logam sebagai
elektrode yang dicelupkan dalam
air sebagai medium pendispersi.
Kemudian diberi loncatan listrik
diantara kedua ujung logam,
sebagian dari logam akan
mendebu ke dalam air dalam
bentuk partikel-partikel koloid
yang halus.

44
45
ANALISIS MEDIA PEMBELAJARAN

Sudah terdapat standar kompetensi dan kompetensi dasar yang


ingin dicapai.

Materi yang dijelaskan sudah mencakup keseluruhan list materi


yang telah ditentukan diawal

Diawal sebelum memasuki penjelasan materi, sebaiknya di berikan


apersepsi yang berkaitan dengan materi sistem koloid.

Tampilan background hendaknya sederhana dan menggunakan


jenis huruf yang konsisten.
Slide terlalu banyak, penulisan diatur ulang kembali seperti
mempersempit materi menjadi beberapa pikiran utama.

Masih terdapat gambar yang buram. Sebaiknya gunakan visualisai


selain gambar, seperti audio, grafik, atau video untuk
memperjelaskan fakta, konsep, prinsip, dan prosedur.

Hindari menggunakan huruf terlalu kecil contoh pada tabel. Besar


huruf yang disarankan minimal 18 pt (misalnya: 32 pt untuk judul, 28
pt untuk sub judul, 22 pt sub sub judul, dst).

Gunakan animasi bergerak, dengan membuat gambar sederhana


dengan memanfaatkan fasilitas shape atau clip art yang ada
dipower point agar media terlihat lebih menarik

47

Anda mungkin juga menyukai