Anda di halaman 1dari 9

EVALUASI GRANUL

A. Bobot Jenis ( FI ed 5 hal 1553)


Prosedur
1. Ditimbang piknometer 25 ml yang kosong dan kering (W1)
2. Piknometer tersebut diiisi dengan paraffin cair sampai penuh dan
ditimbang (W11) , berat paraffin cair (W2 = W11 - W1 ).
3. Ditimbang sejumlah tertentu granul W3, dimasukkan ke dalam piknometer
yang berisi paraffin cair, ditimbang dan diperoleh W4

B. Kerapatan Mampat ( FI ed 5 hal 1523 ).


Prosedur
1. Ditimbang 50g granul
2. Dituangkan ke dalam gelas ukur 100 ml, dicatat volumenya
3. Dimampatkan 500 kali, dicatat volume akhirnya

C. Kecepatan Aliran dan Sudut Istirahat


Prosedur
1. Sejumlah 100 g granul dimasukkan ke dalam corong yang terdapat pada
alat yang lubang bawahnya ditutup
2. Wadah penampung granul disiapkan bagian bawah corong. Saat
pengukuran dilakukan, tutup corong dalam keadaan terbuka sehingga
granul mulai meluncur melewati corong.
3. Waktu yang diperlukan granul untuk mengalir melalui corong dicatat.
Kecepatan aliran dihitung dengan membagi bobot granul ( 100 g ) dengan
waktu yang dibutuhkan granul untuk melewati corong ( g/detik).
4. Timbunan sampel diukur diameter dan tinggi puncaknya (data untuk
menghitung sudut istirahat).

Aliran granul baik bila lebih dari 4 g/detik.


D. Kandungan Lembab
Prosedur
1. Granul sebanyak 0,5 gram dimasukkan ke dalam piring ( alumunium foil ).
Diratakan lalu dimasukkan ke dalam alat moisture balance yang telah
ditara sebelumnya.
2. Granul dipanaskan pada suhu 70oC, tunggu hingga % kadar air pada alat
menunjukkan angka yang tetap.
Syarat : tidak lebih dari 3%

E. Kadar Zat Aktif Dalam Granul ( FI ed 3 hal 38 )


Prosedur
1. Ditimbang seksama sejumlah serbuk tablet setara dengan 150 mg
2. Ditambahkan 50 ml natrium hidroksida 0,1 N,
3. Diencerkan dengan 100 ml air, dikocok selama 15 menit, ditambahkan air
secukupnya hingga 20 ml, dicampur, dan disaring.
4. Diencerkan 10 ml filtrat dengan air secukupnya hingga 100 ml.
5. Pada 10 ml ditambahkan 10 ml natrium hidroksida 0,1 N, diencerkan
dengan air secukupnya hingga 100 ml
6. Diukur serapan 1 cm larutan pada maksimum lebih kurang 257 nm .
Persyaratan
A ( 1% , 1 cm ) pada maksimum lebih kurang 257 nm adalah 715.

G. Derajat Kehalusan
EVALUASI TABLET

A. Organoleptis
Hasil Pengamatan
Bentuk
Bau
Rasa
Warna

B. Sifat Fisika-Kimia ( FI ed 3 hal 7 )


a. Keseragaman Ukuran
Prosedur
1. 20 table diambil secara acat,
2. Diukur diameter dan tebalnya menggunakan jangka sorong.
Persyaratan
Menurut FI III diameter tablet tidak lebih dari 3 kali dan tidak kurang dari
1 1/3 tebal tablet
b. Kekerasan
Prosedur
Uji kekerasan dilakukan menggunakan hardeness tester
1. 20 tablet yang diambil secara acak
2. Kekerasan diukur berdasarkan luas permukaan tablet dengan
menggunakan beban yang dinyatakan dalam kg. Satuan kekerasan
adalah kg/cm2.
3. Ditentukan kekerasan rata-rata dan standar deviasinya
Persyaratan
Tablet besar : 7-10 kg/cm2 ; Tablet kecil : 4-6 kg/cm2

C. Friabilitas
Dilakukan dengan menggunakan alat friability tester terhadap 20 atau
40 tablet yang diambil secara acak. Parameter yang diuji adalah kerapuhan
tablet terhadap gesekan atau bantingan selama waktu tertentu. Friabilitas
dipengaruhi oleh sudut tablet yang kasar, kurang daya ikat serbuk, terlalu
banyak serbuk halus, pemakaian bahan yang tidak tepat, masa cetak yang
terlalu kering.
Prosedur :
1. 20 tablet diambil secara acak dan dibersihkan satu- satu dengan sikat
halus lalu ditimbang
2. Semua tablet dimasukkan kedalam alat, lalu diputar sebanyak 100 putaran
3. Tablet dibersihkan lagi dan ditimbang
Persyaratan : Tablet yang baik memiliki friabilitas kurang dari 1%.

D. Keseragaman Bobot ( FI ed 5 hal 1527 )


TABLET TIDAK BERSALUT
Prosedur
1. Ditimbang seksama 10 tablet satu per satu dan dihitung bobot rata-rata.
2. Dari hasil penetapan kadar, yang diperoleh seperti yang tertera pada
monografi, dihitung jumlah zat aktif dari masing- masing dari 10 tablet
dengan anggapan zat aktif yang terdistribusi homogen.
Persyaratan
Untuk tablet tidak bersalut dosis dan perbandingan zat aktif keseragaman
bobotnya >25 mg dan >25% dan keseragaman kandungan <25 mg atau <25%.

E. Keseragaman Sediaan ( FI ed 5 hal 1526 )


Tablet tidak bersalut harus memenuhi keseragaman bobot yang
ditetapkan sebagai berikut:

1. Ditimbang 20 tablet, dihitung bobot rata-rata tiap tablet.


2. Jika ditimbang satu persatu, tidak boleh lebih dari 2 tablet yang masing-
masing bobotnya menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih besar dari
harga yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang dari bobot rata-ratanya lebih dari harga yang ditetapkan
kolom B. Jika tidak mencukupi 20 tablet, dapat digunakan 10 tablet; tidak
satu table tpun yang bobotnya menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata
yang ditetapkan kolom A dan tidak satu tablet pun yang bobotnya
menyimpang lebih besar dari bobot rata-rata yang ditetapkan kolom B.

Persyaratan

Penyimpanan bobot rata-rata dalam %


Bobot rata-rata
A B
< 25 mg 15 % 30 %

26 mg – 150 mg 10 % 20 %

151 mg – 300 mg 7.5 % 15 %

> 300 mg 5% 10 %

F. Waktu Hancur ( FI ed 5 hal 1613)


1. Dimasukkan 1 tablet pada masing – masing 6 tabung dari keranjang,
dimasukkan 1 cakram pada tiap tabung. Alat dijalankan dan digunakan air
bersuhu 37 ± 2o sebagai media kecuali dinyatakan menggunakan cairan
lain dalam masing-masing monografi.
2. Pada akhir batas waktu seperti tertera pada monografi, diangkat
keranjangnya dan diamati semua tablet: semua tablet harus hancur
sempurna. Bila 1 atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian
dengan 12 tablet lainnya: tidak kurang 16 dari 18 tablet yang diuji harus
hancur sempurna.

G. Uji Disolusi ( FI ed 5 Hal 1605)


Tipe Dayung
1. Pembuatan Kurva Kalibrasi
- Ditimbang 100 mg baku pembanding ibuprofen.
- Dimasukan kedalam labu ukur 100 ml.
- Ditambahkan aquadest sebanyak 50 ml.
- Diaduk sampai larut.
- Ditambahankan aquadest sampai tanda batas.
- Kemudian disonifikasi sampai seluruhnya terlarut.
- Selanjutnya, dilakukan pengenceran 4ppm, 8ppm, 12ppm, 16ppm,
20ppm.
- Diukur serapan dari masing-masing konsentrasi pada panjang
gelombang maksimum.

2. Uji Disolusi
-
Bak mantel (tempat labu disolusi dimasukan diisi dengan air diatur
suhu 37o±0,5oC.
-
Isi labu disolusi dengan media disolusi. Volume larutan disolusi yaitu
900ml.
-
Tambahkan dapar fosfat pH 7,2.
-
Diatur waktu dengan interval 5 menit hingga ke 60 menit.
-
Bila suhu dalam labu disolusi sudah konstan, tablet ibuprofen
dimasukan.
-
Pada saat dimasukan dinyalakan pengaduk dengan kecepatan 50rpm,
setiap interval waktu 5 menit diambil 10 ml larutan disolusi dan
dimasukan ke dalam vial.
-
Setiap pengambilan 10 ml larutan disolusi maka ditambahkan pelarut
sebanyak 10 ml agar volume larutan disolusi didalam bak mantel tetap
900 ml.
-
Ditentukan kadar menggunakan spektrofotometri UV Visible pada
panjang gelombang maksimum ± 221 nm dibandingkan dengan kurva
kalibrasi dan dilakukan perhitungan kadar.
Persyaratan : tidak kurang dari 90% dan tidak lebih dari 110%
TABLET IBUPROFEN 200 mg METODE
GRANULASI BASAH

Kelompok 6
Kelas D

Aldo Hardzi F (3311151154)


Audita Prima W (3311151138)
Milatina Hanifan (3311151152)
Olga Octaviana (3311151161)
Helma Kurnia (3311151168)
Annisa Rahmawati (3311151170)
Eindang Apliana (3311151172)

PROGRAM STUDI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI
CIMAHI
2018

Anda mungkin juga menyukai