Anda di halaman 1dari 94

KEANEKARAGAMAN HAYATI DAN EKOLOGI

1. Keanekaragaman Tingkat Gen, Spesies/Jenis, Ekosistem


a. Keanekaragaman Gen

Keanekaragaman Gen merupakan Perbedaan atau kita sebut dengan Variasi gen yang
terdapat dalam suatu spesies makhluk hidup, Kita ambil contoh buah Kelapa ada yang memiliki
Dading tebal dan daging tipis, ada yang memiliki warna hijau pada kulitnya ada pula yang memiliki
warna kuing pada kulitnya, Demikian pula buah pisang yang mempunyai ukuran, warna, bentuk dan
tekstur serta rasa daging buah yang tidak sama dengan yang pisang lainnya. Pisang mempunya
beberapa variasi yaitu pisang raja uli, pisang raja molo, pisang raja jambe, pisang raja sereh. Banyak
sekali perbedaanya meskipun masih sama-sama pisang.

Keanekaragaman sifat genetik yang ada pad makhluk hidup di kendalikan oleh gen-gen yang
ada di dalam keromosom yang di miliki makhluk hidup tersebut, Keromosom di dapatkan dari
kedua Induknya melalui pewarisan sifat, akan tetapi gen juga dapat di pengarui oleh kondisi
lingkungan tempat hidupnya berkembang. Kita ambil contoh lagi, bibit yang diambil dari batang
induk mangga yang memiliki sifat genetik berbuah dengan besar,dan bila ditanam pada area yang
berbeda maka ada kemungkinan tidak menghasilkan buah mangga berukuran besar seperti sifat
genetik induknya.

Tidak hanya itu Keanekaragaman gen juga dapat ditingkatkan melalui hibridisasi atau di
kenal dengan perkawinan silang antara spesies satu dengan spesies yang berbeda sifat atau melalui
proses domestikasi (budidaya tumbuhan liar atau hewan). Kita ambil contoh mudahnya, proses
hibrid dari tanaman anggrek akan mendapatkan warna yang beragam, hibridisasi sapi fries Holland
dengan sapi bali, dan hibridisasi berbagai jenis tanaman atau hewan tertentu dengan spesies liar
untuk mendapatkan jenis yang tahan terhadap penyakit. Dengan cara hibridisasi ini maka kita
dapat memperoleh sifat genetik yang baru dari suatu organisme-organisme pada suatu spesies. Nah
teman-teman haus sudah faham ini tentang keanekaragaman gen yang ada di dunia ini, kita dapat
melihatnya bahkan setiap hari atau setiap jam pun bisa melihat keanekaragaman gen ini.

b. Keanekaragaman Jenis

Keanekaragaman Jenis merupakan adanya perbedaan yang dapat kita temukan pada suatu
kelompok maupun komunitas pada berbagai spesies yang hidup di suatu habitat makhluk. Mau
contohnya yang dapat kita lihat langsug.? di antaranya adalah pohon mangga, jeruk, rambutan,
kelapa, bunga melati, bunga mawar, jahe, kunyit, burung, lebah, semut, kupu-kupu, dan cacing.
Keanekaragaman jenis yang lebih tinggi umumnya dapat ditemukan di suatu tempat yang jauh dari
kehidupan manusia, semisal di hutan.
Terdapat Pula beberapa jenis organisme yang memiliki ciri-ciri fisik yang hampir sama
seperti tumbuhan kelompok palem yaitu pinang, aren, sawit dan kelapa yang memiliki daun seperti
pita. Namun, tumbuh-tumbuhan tersebut merupakan spesies yang berbeda, kelapa memiliki nama
spesies Cocos Nucifera, pinang bernama Areca catechu. Cukup mudah untuk mengenali
Keanekaragaman jenis Ekosistemyang ada di kehidupan sehari-hari.
c. Keanekaragaman Ekosistem

Ekosistem dapat terbentuk oleh adalnya berbagai kelompok spesies yang mampu
menyesuaikan diri dengan suatu lingkunganya, kemudian mereka saling mempengaruhi antara
spesies satu dengan spesies lainya dan juga antara spesies dengan lingkungan abiotik tempat hidup,
semisal suhu, air, udara, tanah, cahaya matahari, kelembapan dan mineral. Ekosistem berbeda
dengan lainnya sesuai dengan spesies pembentuknya. Di duni ini Terdapat beberapa ekosistem yang
dapat kita jumpai yaitu ekosistem hutan, ekosistem rawa, ekosistem terumbu karang, ekosistem
laut dalam, ekosistem padang lamu, ekosistem mangrove, ekosistem dana, eosistem pantai pasir
dan lain sebagainya. Dengan semakin canggihnya teknologi dan pola fikir manusia maka sekarang
manusia bisa menciptakan ekosistem, yakni ekosistem buatan manusia yaitu agro ekosistem seperti
sawah, kebun, dan ladang. Hanya saja agroekosistem memiliki tingkat keanekaragaman spesies
yang lebih rendah dibandingkan dengan ekosistem alamiah, tetapi mempunyai tingkat
keanekaragaman genetik yang lebih tinggi.

2. Ciri-ciri Makhluk Hidup dan Peranannya Dalam Kehidupan


a. Virus dan Perannya bagi Kehidupan
Virus merupakan bentuk peralihan makhluk hidup dengan benda tak hidup. Virus
digolongkan sebagai makhluk hidup karena memiliki materi genetik berupa DNA atau RNA saja
serta dapat memperbanyak diri. Virus melakukan replikasi dengan dua cara, melalui siklus litik dan
siklus lisogenetik. Virus dikatakan tidak hidup karena bukan sel, tidak memiliki protoplasma, tidak
melakukan metabolisme, dan sangat tergantung pada hospesnya agar tetap hidup. Virus berukuran
lebih kecil dari pada bakteri yaitu 20-300 nm. Bentuk virus sangat bervariasi, antara lain seperti
kubus, bola, batang, oval, silindris, tidak beraturan, dan ada yang berbentuk seperti huruf T, yaitu
bakteriofage.
b. Pemanfaatan Virus
 Virus digunakan untuk memproduksi interferon. Interferon berfungsi untuk mencegah
replikasih virus didalam sel hospes.
 Profage dapat digunakan untuk mengubah fenotip bakteri berbahaya sehingga menjadi
tidak berbahaya.
 Virus digunakan untuk pembuatan vaksin.
 Cangkang luar virus ebola yang dijinakkan dimanfaatkan sebagai pembawa gen kepada
sel yang sakit.
c. Virus yang merugikan
Sebagian besar virus menyebabkan penyakit karena sifatnya yang parasit obligat
 Influenza disebabkan oleh virus influenza/Myxovirus
 AIDS disebabkan oleh virus HIV
 Demam berdarah disebabkan virus dengue dengan perantara nyamuk Aedes aegypti
 New Castle Disease (NCD) menyerang saraf pada unggas (ayam, itik)
 Tabacco Mozaik Virus ( TMV) menyebabkan bercak-bercak kuning pada daun tembakau
d. Archaebacteria dan Eubacteria
Salah satu perbedaan antara Archaebacteria dan Eubacteria adalah membran sel.
Membran sel Eubacteria mengandung peptidoglikan, sedangkan membran sel Archaebacteria tidak
mengandung peptidoglikan. Archaebacteria dan Eubacteria prokariotik, mikroskopis dengan
ukuran sel 0,2-10 um dan nukleusnya hanya berupa satu molekul DNA. Struktur tubuh
Archaebacteria dan Eubacteria terdiri atas lapisan lendir, dinding sel, membran plasma, sitoplasma,
kromosom, dan ribosom. Reproduksi aseksual dengan pembelahan biner, reproduksi seksual
dengan transformasi, transduksi, dan konjugasi.
Bakteri mempunyai peran dan menguntungkan dan juga merugikan. Peran bakteri dalam
kehidupan yaitu sebagai berikut.
1) Bakteri yang menguntungkan
 Dalam bidang pertanian, karena menambah kesuburan tanah.
Contoh: Acetobacter chroocum, Rhizobium leguminosarum, dan Clostridium
pasteurianum ( mengikat N2 dari udara) ; Nitrosomonas dan Nitrosococcus ( mengubah nitrit
menjadi nitrat).
 Penghasil antibiotik. Contoh: Streptomyces griceus ( penghasil streptomisin), Sreptomyces
venezuelae ( penghasil kloromisin) dan Bacillus brevis ( penghasil gramisidin).
 Penghasil bahan makanan dan minuman. Contoh: Lactobacillus casei ( pembuatan keju dan
minuman nata decoco)
 Dalam proses pembusukan. Contoh: Escherichia coli dan Bacterium sp.
 Penghasil asam. Contoh: Acetobacter sp. ( penghasil asam cuka dan asam asetas)
 Peran bakteri yang lain dapat digunakan untuk pembuatan biogas, pengolahan limba,
rekayasa genetik, dan sebagainya.
2) Bakteri yang merugikan
 Bakteri patogen (menimbulkan penyakit) pada manusia. Vibrio comma, penyakit yan g
ditimbulkan kolera
 Bakteri patogen pada tumbuhan. Xanthomono citri , penyakit yang ditimbulkan kanker pada
batang jeruk
 Bakteri patogen pada hewan. Baccillus antraxis, penyakit yang ditimbulkan antraks pada
sapi, kerbau, dan domba
 Merusak dan menghasilkan racun anata lain: Clostridium botulium, menghasilkan racun
botulin pada makanan kaleng. Leuconostoc mesentroides, menghasilkan lendir pada
makanan yang akan basi. Pseudomonas cocovenenans, menghasilkan racun asam bongkrek
pada tempe bongkrek.

3. Ekosistem
A. Pengertian dari ekosistem
Pengertian dari ekosistem atau arti ekosistem adalah suatu proses yang terbentuk
karena adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dari
pengertian kata ekosistem tadi, diketahui bahwa di dalam ekosistem itu sendiri terdapat
komponen komponen biotik (hidup) dan juga komponen komponen abiotik (tidak hidup)
yang berlangsung dalam suatu ekosistem.Komponen berupa abiotik dan komponen berupa
biotik dalam ekosistem ini saling mempengaruhi antara komponen yang satu dengan
komponen yang lainnya, sebagai contoh hubungan komponen ini yaitu hubungan
antara airyang merupakan komponen berupa abiotik dan hewan yang merupakan
komponen berupa biotik. Interaksi antara komponen makhluk hidup (biotik) dan komponen
tidak hidup (abiotik) ini akan membentuk suatu kesatuan dan keteraturan dalam
ekosistem.
B. Komponen dari ekosistem
1. Komponen Abiotik
Komponen abiotik yaitu komponen yang terdiri atas bahan-bahan tidak hidup
(nonhayati), yang meliputi komponen fisik dan komponen kimia pada suatu
ekosistem. Contoh dari komponen berupa abiotik dalam ekosistem ini seperti tanah,
air, matahari, udara, dan energi.
2. Komponen Biotik
Komponen biotik merupakan komponen yang terdiri dari makhluk hidup dalam suatu
ekosistem. Ada 2 pembagian komponen biotik dalam suatu ekosistem, yaitu
komponen biotik berupa Organisme Autotrof dan Organisme Heterotrof.
C. Macam macam ekosistem
1. Ekosistem alamiah
Ekosistem ini adalah ekosistem yang tercipta dengan sendirinya tanpa ada campur
tangan dari manusia, oleh karena itu disebut sebagai ekosistem Alamiah. Macam-
macam contohnya ekosistem ini adalah ekosistem laut dan sungai.
2. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang terbentuk dengan adanya campur
tangan manusia, Dibuat kebanyakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun
macam-macam keanekaragaman hayati di sini terbatas, karena bukan itu tujuan dari
membuat ekosistem ini. Contohnya adalah sawah.

4. Prinsip Klasifikasi Makhluk Hidup (Bakteri hingga Vertebrata)


A. Sistem klasifikasi
Sistem klasifikasi makhluk hidup pertama kali dipelopori oleh Carolus Linnaeus pada abad
ke 18. Prinsip klasifikasi makhluk hidup berdasarkan persamaan ciri dan pemberian nama
dengan sistem tata nama ganda. Pembagian kelompok didasarkan pada perbedaan dan
persamaan ciri, diantaranya ada tiga sistem :
 Klasifikasi sistem alami, pengelompokan tersebut berdasarkan ciri morfologi, anatomi,
dan fisiologi.
 Klasifikasi sistem filogeni, pengelompokan tersebut berdasarkan sejarah evolusi.
 Klasifikasi sistem buatan, pengelompokan tersebut berdasarkan persamaan ciri
morfologi yang mudah dilihat.
Kegiatan pengelompokan mahkluh hidup menghasilkan kelompok-kelompok takson. Banyak
dan sedikitnya persamaan atau perbedaan ciri antar anggota suatu kelompok makhluk hidup
akan menentukan jenjang takson dan juga menujukkan jenjang kekerabatannya.
Anggotanya memiliki sedikit persamaan berada pada jenjang takson yang lebih tinggi
dibandingkan kelompok makhluk hidup yang anggotanya memiliki banyak persamaan, sedikit
persamaan ciri antara makhluk hidup, semakin jauh kekrabatannya. Jenjang takson
menunjukkan bahwa setiap kelompok besar makhluk hidup terdiri dari kelompok kecil makhluk
hidup. Takson lainnya merupakan takson buatan sehingga dapat berubah dengan adanya data
atau interpretasi baru. Kelas mammalia (mamalia), aves (burung), reptilia (reptil), amphibia
(amfibi), dan pisces (ikan) membentuk filum chordata. Filum chordata adalah salah satu filum
dar kingdom animalia (hewan).
B. Sistem tata nama makhluk hidup
Karena nama berhubungan dengan bahasa yang digunakan manusia, nama berbagai spesies
makhluk hidup mungkin sebanyak bahasa yang digunakan manusia. Pada tahun 1735, ilmuwan
bernama Carolus Linnaeus menciptakan sitem tata nama, yang bertujuan untuk memudahkan
komunikasi antar-ilmuwan biologi mengenasi jenis makhluk hidup. Bahasa yang digunakan
adalah bahasa latin karen bahasa tersebut adalah bahasa ilmiah universal.
Sistem tata nama terdiri dari dua bagian, yaitu bagian pertama sebagai nama genus dan
bagian kedua sebagai penujuk spesies yang disebut Tata nama ganda atau binomial
nomenclature. Sistem tata nama ganda juga memasukkan singkatan nama orang yang pertama
kali mengidentifikasi suatu spesies makhluk hidup.
Penulisan nama ilmiah memiliki aturan, yaitu nama gnust dimulai dengan huruf besar,
sedangkan nama penunjuk spesies dimulai dengan huruf kecil. Kedua bagian nama
tersebut digarisbawahi jika ditulis dengan tanga, jika diketik dengan komputer kedua nama
tersebut dicetak miring. Nama penemu ditulis dalam singkatan atau ditulis lengkap di belakang
nama penunjuk spesies. Nama penemu ditulis dengan awal huruf besar dan tidak berlaku
dengan aturan penulisan nama.
C. Manfaat mempelajari klasifikasi
 Mengenal berbagai spesies makhluk hidup meliputi ciri-ciri makhluk hidup
 Mengenal Hubungan kekerabatan di antaara makhluk hidup
 Mengenal Interaksi antara makhluk hidup dengan lingkungannya
5. Struktur dan fungsi jaringan pada tumbuhan tinggi
1. Jaringan Meristem
Jaringan meristem terdiri atas sekelompok sel yang tetap dalam fase pertumbuhan dan terus-menerus
membelah.
Sifat-sifat jaringan meristem adalah sebagai berikut:
 Terdiri atas sel-sel muda dalam fase pembelahan dan pertumbuhan.
 Biasanya tidak ditemukan adanya ruang antarsel di antara sel-sel meristem.
 Bentuk sel bulat, lonjong, atau poligonal dengan dinding sel yang tipis.
 Masing-masing sel kaya akan sitoplasma dan mengandung satu atau lebih dari satu inti sel.
 Vakuola sel sangat kecil atau mungkin tidak ada.

Berdasarkan asal usulnya, jaringan meristem dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu
promeristem, jaringan meristem primer, dan jaringan meristem sekunder.

a. Promeristem
Promeristem adalah jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan masih dalam tingkat embrio.
Contohnya pada lembaga biji tumbuhan.

b. Jaringan meristem primer


Jaringan meristem primer merupakan jaringan meristem yang mengalami perkembangan lebih lanjut dari
pertumbuhan embrio. Contohnya ujung batang dan ujung akar. Kegiatan jaringan meristem primer
menyebabkan batang dan akar bertambah panjang. Pertumbuhan yang diakibatkan oleh jaringan
meristem primer disebut pertumbuhan primer.

c. Jaringan meristem sekunder


Jaringan meristem sekunder adalah jaringan meristem yang berasal tidak secara langsung dari
perkembangan jaringan meristem pada embrio. Contoh jaringan meristem sekunder misalnya kambium
dan kambium gabus. Kegiatan jaringan meristem menimbulkan pertambahan besar tubuh tumbuhan.
Pertumbuhan yang diakibatkan oleh jaringan meristem sekunder disebut pertumbuhan sekunder.

Berdasarkan posisinya dalam tubuh tumbuhan, meristem dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Meristem apikal (meristem ujung); terdapat di ujung akar dan ujung batang tumbuhan.
Meristem apikal selalu menghasilkan pemanjangan akar dan batang tumbuhan. Pertumbuhan
yang diakibatkan oleh aktivitas meristem apikal dikenal sebagai pertumbuhan primer dan semua
jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer.
2. Meristem interkalar; terdapat di antara ruas-ruas batang. Pertumbuhan yang diakibatkan
oleh aktivitas meristem interkalar menyebabkan pertambahan panjang pada ruas-ruas batang.
Jaringan yang terbentuk oleh meristem interkalar ini serupa dengan jaringan yang berasal dari
meristem apikal, sehingga digolongkan ke dalam jaringan primer. Contohnya meristem pada
pangkal ruas tumbuhan anggota suku rumput-rumputan (graminae).
3. Meristem lateral (meristem samping); terletak sejajar dengan lingkaran organ tempat
ditemukannya dan merupakan meristem yang menghasilkan pertumbuhan sekunder, contohnya
kambium. Kambium merupakan lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan terdapat di
antara xilem dan floem. Kambium menyebabkan pertumbuhan sekunder. Aktivitas kambium ke
arah luar membentuk kulit batang (floem sekunder) dan ke arah dalam membentuk kayu (xilem
sekunder). Pada masa pertumbuhan, kambium yang tumbuh ke arah dalam lebih aktif
dibandingkan dengan kambium yang tumbuh ke arah luar. Hal ini menyebabkan kulit batang lebih
tipis daripada kayu.

Kambium bisa dibedakan menjadi dua macam, yaitu kambium vasikuler dan kambium
intervasikuler. Kambium vasikuler adalah kambium yang berada di dalam berkas pengangkut, yaitu di
antara xilem dan floem. Sedangkan kambium intervasikuler adalah kambium yang berada di antara
berkas pengangkut.

Kesatuan antara kambium vasikuler dengan kambium intervasikuler membentuk lingkaran


kambium atau kambium vaskuler.

Selain kambium, jaringan meristem lateral juga dikenal adanya kambium gabus (felogen).
Kambium ini terletak di bawah epidermis batang dan epidermis akar yang tua. Aktivitas pembelahan
kambium gabus ke arah dalam menghasilkan feloderm. Sedangkan ke arah luar menghasilkan felem..

2. Jaringan dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah. Jaringan ini dibentuk dari proses
diferensiasi sel-sel meristem, baik meristem primer maupun meristem sekunder. Jaringan dewasa dapat
dibagi menjadi beberapa macam, yaitu jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penyokong (terdiri
atas jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim), jaringan pengangkut (terdiri atas xilem dan floem), dan
jaringan gabus.
a. Jaringan epidermis
Jaringan epidermis merupakan jaringan yang letaknya paling luar pada organ-organ tumbuhan seperti
akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Jaringan epidermis berfungsi untuk menutupi permukaan tubuh
tumbuhan. Jaringan ini melindungi bagian dalam tumbuhan dari segala pengaruh luar yang merugikan
tumbuhan, sehingga disebut juga jaringan pelindung.
Ciri-ciri jaringan epidermis pada tumbuhan di antaranya sebagai berikut:
 Terdiri atas sel-sel hidup.
 Berbentuk persegi panjang.
 Sel-selnya rapat dan tidak memiliki ruang antarsel.
 Umumnya tidak memiliki klorofil, kecuali pada epidermis tumbuhan paku.
 Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami penebalan,
namun dinding sel epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain tetap tipis.
 Mampu membentuk derivat jaringan epidermis.

Bentuk jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan dikotil yang sudah mengalami
pertumbuhan sekunder, akar, dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis. Biasanya
jaringan epidermis fungsinya digantikan oleh jaringan gabus. Sel-sel epidermis ada yang mengalami
modifikasi, misalnya menjadi stomata, trikoma, sel kipas, sistolit, dan sel silika.

b. Jaringan parenkim
Jaringan parenkim merupakan jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologis dan
fisiologis yang bervariasi. Jaringan ini masih melakukan segala kegiatan proses fisiologis, bahkan masih
mampu melakukan pembelahan. Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar karena dijumpai di setiap
bagian tumbuhan. Pada batang dan akar, parenkim dijumpai di antara epidermis dan pembuluh angkut
sebagai korteks. Parenkim dapat juga dijumpai sebagai empulur batang. Pada daun, parenkim menyusun
mesofil daun yang berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang.

Ciri-ciri jaringan parenkim adalah:


 Sel-selnya merupakan jaringan hidup yang berukuran besar dan tipis serta umumnya berbentuk
segi enam.
 Memiliki banyak vakuola.
 Letak inti sel mendekati dasar sel.
 Mampu bersifat embrional atau meristematik karena dapat membelah diri.
 Memiliki ruang antarsel yang banyak sehingga letaknya tidak rapat.

Jaringan parenkim merupakan jaringan yang paling banyak mengalami modifikasi bentuk dan
fungsi. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut
klorenkim, sedangkan yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Fungsi jaringan
parenkim bermacam-macam misalnya untuk menyimpan cadangan makanan, menyimpan air,
menyimpan udara, fotosintesis, dan sebagainya.

c. Jaringan penyokong
Jaringan ini disebut juga jaringan penguat karena memiliki dinding sel yang tebal dan kuat. Fungsi
jaringan ini adalah memberikan kekuatan bagi tumbuhan agar dapat berdiri dengan kokoh. Jaringan ini
terdiri atas jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.

1) Jaringan kolenkim
Jaringan kolenkim berperan penting sebagai jaringan penguat, terutama pada organ-organ tumbuhan
yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan kolenkim tersusun oleh sel-sel
yang hidup, bentuk selnya sedikit memanjang, dan umumnya memiliki dinding dengan penebalan tidak
teratur.

Jaringan kolenkim memiliki dinding yang lunak, lentur, dan tidak berlignin. Sebagian besar dinding sel
jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa. Jaringan kolenkim merupakan jaringan penguat pada
organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak.

Kolenkim dapat dijumpai pada batang, daun, serta bagian-bagian bunga dan buah. Pada akar yang
terkena sinar matahari juga dapat dijumpai adanya kolenkim. Pada sebagian besar tumbuhan monokotil
tidak dijumpai adanya kolenkim jika sklerenkim dibentuk sejak tumbuhan masih muda. Berikut
gambarnya.

2) Jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat dinding sekunder yang tebal. Umumnya
jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Umumnya
sklerenkim tidak mengandung protoplas. Jadi, sel-sel sklerenkim telah mati sehingga jaringan sklerenkim
hanya dijumpai pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan..
Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu fiber (serabut/ serat-serat sklerenkim) dan sklereid (sel-
sel batu). Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung sel batu
atau sklereid. Berikut ini gambar sklerenkim.

d. Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada dua
macam jaringan yaitu xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh tapis/pembuluh kulit kayu.
Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian
tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam, yaitu trakea dan trakeid. Trakeid adalah sel-sel tumbuhan yang
dindingnya mengalami lignifikasi (penebalan oleh senyawa lignin) dan sel-selnya akan mati setelah
dewasa.
Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
Floem dicirikan dengan adanya komponen pembuluh tapis dan sel pengiring. Komponen pembuluh tapis
merupakan sel-sel memanjang yang ujungnya bersatu membentuk suatu pembuluh.
Sel pengiring merupakan sel yang berukuran lebih kecil dibandingkan sel penyusun pembuluh
tapis dan berperan untuk memberi makan sel-sel pembuluh tapis yang masih hidup. Sel pengiring hanya
dijumpai pada Angiospermae.
Xilem dan floem membentuk berkas pembuluh angkut. Beberapa tipe ikatan pembuluh angkut
yang dapat ditemukan antara lain tipe kolateral, tipe konsentris, tipe bikolateral, serta tipe radial.
1) Ikatan Pembuluh Kolateral, merupakan suatu ikatan pembuluh angkut yang terbentuk dari xilem dan
floem yang letaknya bersebelahan dalam satu jari-jari yang sama. Xilem berada di bagian dalam dan
floem di bagian luar.
Tipe ini dibedakan menjadi:
 Kolateral terbuka, apabila antara xilem dan floem terdapat kambium.
 Kolateral tertutup, apabila antara xilem dan floem tidak terdapat kambium. Contoh: pada
tumbuhan monokotil.
2) Ikatan Pembuluh Konsentris, merupakan suatu ikatan pembuluh angkut yang terdiri atas xilem dan
floem yang membentuk cincin silindris.
Tipe ini dibedakan menjadi:
 Amfikribal, xilem berada di tengah dan dikelilingi oleh floem. Contoh: pada tumbuhan paku.
 Amfivasal, floem berada di tengah dan dikelilingi oleh xilem. Contoh: pada tumbuhan monokotil
yang berkambium, yaitu Liliaceae.

3) Ikatan Pembuluh Tipe Bikolateral, merupakan tipe ikatan pembuluh dimana xilem diapit oleh floem luar
dan floem dalam.

4) Ikatan Pembuluh Tipe Radial, yaitu tipe ikatan pembuluh yang memperlihatkan kedudukan xilem dan
floem bersebelahan pada jari-jari yang berbeda. Biasanya xilemnya berbentuk bintang misalnya pada
akar tumbuhan dikotil.

e. Jaringan gabus
Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air,
mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium
gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut
feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang disebut felem.

3. Sistem Jaringan Tumbuhan


Jaringan-jaringan yang sederhana pada tumbuhan (parenkim, sklerenkim, xilem, floem, dan lain-
lain) bersatu membentuk kelompok yang disebut sistem jaringan. Sistem jaringan pada tumbuhan terdiri
atas sistem jaringan dermal, sistem jaringan pembuluh, dan sistem jaringan dasar.

a. Sistem jaringan dermal


Sistem jaringan dermal membentuk pembungkus luar tumbuhan, termasuk di dalamnya epidermis dan
periderm. Periderm merupakan jaringan pelindung yang menggantikan epidermis dekat permukaan akar
dan batang yang mengalami penebalan sekunder. Jaringan dermal mempunyai ciri khusus antara lain
dindingnya terdiri atas zat lilin, kitin, dan suberin yang ada hubungannya dengan fungsi dan letak yang
merupakan bagian di luar tubuh.

b. Sistem jaringan pembuluh


Sistem jaringan pembuluh terlibat dalam pengangkutan air dan makanan ke seluruh tubuh tumbuhan.
Terdiri atas dua macam jaringan pengangkut, yaitu xilem dan floem.

c. Sistem jaringan dasar


Sistem jaringan dasar mencakup jaringan yang membentuk bahan dasar yang menyelimuti jaringan
pembuluh. Jaringan dasar pada tumbuhan adalah jaringan parenkim. Jaringan dasar ini bisa dijumpai
pada semua organ tumbuhan.

4. Organ Tumbuhan
Organ tumbuhan berbiji memiliki tiga bagian penting, yaitu: akar, batang, dan daun. Sedang bagian lain
dari ketiga organ tersebut adalah modifikasinya.

Contoh:
 umbi adalah modifikasi dari batang dan akar,
 rimpang itu modifikasi dari batang dan daun,
 duri yaitu modifikasi batang atau daun,
 kuncup dan bunga modifikasi dari ranting dan daun.

a. Akar
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix). Pada dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga
membentuk akar tunggang. Pada monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan
tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya
melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah. Sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir
amilum, dinamakan kolumela.

Akar pada tumbuhan memiliki fungsi bermacam-macam. Fungsi akar pada tumbuhan antara lain:
1. Untuk mengikat tubuh tumbuhan pada tanah.
2. Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.
3. Menyerap air dan garam-garam mineral terlarut.

Secara umum struktur akar dibedakan menjadi struktur bagian luar (morfologi) dan struktur bagian dalam
(anatomi).
1) Struktur bagian luar (Morfologi akar)
 Leher atau pangkal akar, merupakan bagian akar yang bersambungan dengan pangkal batang.
 Ujung akar, merupakan titik tumbuh akar yang dilindungi oleh tudung akar ( kaliptra).
 Batang akar, merupakan bagian akar yang terletak antara leher akar dan ujung akar.
 Cabang-cabang akar, merupakan bagian yang tidak langsung bersambungan dengan pangkal
batang tetapi keluar dari akar pokok.
 Serabut akar, merupakan cabang-cabang akar yang halus dan berbentuk serabut.
 Rambut akar atau bulu-bulu akar, merupakan penonjolan sel-sel kulit luar (epidermis) yang
sesungguhnya dan akan memperluas daerah penyerapan air dan mineral. Rambut akar hanya tumbuh
dekat ujung akar dan umumnya relatif pendek.
 Tudung akar ( kaliptra), terletak paling ujung dan berfungsi untuk melindungi akar terhadap
kerusakan mekanis pada waktu menembus tanah.

2) Struktur bagian dalam (Anatomi akar)


a) Epidermis
Susunan sel-sel epidermis rapat dan setebal satu lapis sel, dinding selnya mudah dilewati air.
Sebagian sel epidermis membentuk rambut akar dengan pemanjangan ke arah lateral dari dinding
luarnya. Bulu akar merupakan modifikasi dari sel epidermis akar, bertugas menyerap air dan garam-
garam mineral terlarut. Bulu akar memperluas permukaan akar sehingga penyerapan lebih efisien.

b) Korteks
Letak korteks langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak
memiliki ruang antarsel yang berperan dalam pertukaran gas. Sebagian besar korteks dibangun oleh
jaringan parenkim. Korteks berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan.

c) Endodermis
Endodermis merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sebagian besar
sel endodermis memiliki bagian seperti pita yang mengandung gabus (zat suberin) atau zat lignin. Bagian
ini disebut pita kaspari. Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan
membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik kaspari.
Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap
silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti huruf U, disebut sel U, sehingga air
tidak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan,
sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel
peresap. Jadi, endodermis berfungsi sebagai pengatur jalannya larutan yang diserap dari tanah masuk ke
silinder pusat.

d) Silinder pusat/stele
Silinder pusat/ stele merupakan bagian terdalam dari akar.
Terdiri atas berbagai macam jaringan, yaitu:
(1) Perisikel/ perikambium
merupakan lapisan terluar dari stele yang tersusun atas satu atau beberapa lapis sel. Akar
cabang terbentuk dari pertumbuhan perisikel ke arah luar. Perisikel berfungsi dalam pertumbuhan
sekunder dan pembentukan akar ke samping.
(2) Berkas pembuluh angkut
Berkas pembuluh angkut terdapat di sebelah dalam perisikel. Terdiri atas xilem dan floem yang
tersusun bergantian menurut arah jari-jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan
kambium.
(3) Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri atas jaringan parenkim.
Empulur hanya terdapat pada akar tumbuhan dikotil.

b. Batang
Batang pada tumbuhan berfungsi sebagai penyangga. Batang juga terdiri atas pembuluh yang
menyalurkan air dan mineral yang penting ke seluruh bagian tumbuhan. Tumbuhan memerlukan sinar
matahari untuk membuat makanannya, sehingga fungsi batang yang lain adalah memastikan tumbuhan
mendapat sinar matahari. Batang pohon merupakan batang berkayu yang sangat kuat dengan cabang
cabang kayu. Batang pohon tumbuh tinggi untuk memperoleh sinar matahari. Batang tumbuhan lain
seperti tumbuhan menjalar, melingkar, dan meliuk juga bertujuan untuk mencari jalan mendapatkan sinar
matahari.
Sama dengan struktur akar, struktur batang terdiri atas struktur luar dan struktur dalam. Struktur
luar pada tumbuhan tingkat tinggi dibedakan menjadi struktur tumbuhan berkayu dan struktur tumbuhan
tak berkayu (herba). Sedangkan struktur dalamnya terdiri dari bagian epidermis, korteks, endodermis,
dan silinder pusat.

1) Struktur luar
Perbedaan struktur luar pada tumbuhan tingkat tinggi dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
batang tumbuhan herba dan batang tumbuhan berkayu. Tumbuhan herba dan tumbuhan berkayu
memiliki daun-daun di sepanjang batangnya.

a) Batang tumbuhan herba


Batang tumbuhan herba biasanya, berwarna hijau, jaringan kayu sedikit atau tidak ada, ukuran
batang kecil, dan umumnya relatif pendek. Bagian luar batang terdiri dari epidermis yang tipis dan tidak
mengandung gabus. Pada epidermis terdapat stomata sehingga jaringan di dalamnya dapat mengambil
oksigen dan mengeluarkan karbon dioksida. Contoh: pacar air, jagung, bayam, kacang, dan bunga
matahari.
b) Batang tumbuhan kayu
Batang tumbuhan berkayu umumnya keras dan umurnya relatif panjang. Permukaan batang
keras dan di bagian tertentu terdapat lentisel. Lentisel berhubungan dengan bagian dalam batang dan
berfungsi sebagai tempat pertukaran gas di batang. Pada tumbuhan berkayu yang masih muda terdapat
klorofil, sehingga dapat melakukan fotosintesis. Akan tetapi, jika sudah terbentuk lapisan gabus
kemampuan fotosintesis menjadi hilang. Lapisan gabus terbentuk oleh kambium gabus. Adanya aktivitas
kambium menyebabkan rusaknya jaringan yang terdapat pada korteks dan epidermis. Dengan rusaknya
jaringan tersebut akan menyebabkan kemampuan fotosintesis menjadi hilang.

2) Struktur dalam
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatomi maupun morfologinya.

a) Batang dikotil
Pada ujung batang tumbuhan dikotil terdapat titik tumbuh berupa meristem apikal (ujung). Di
belakang meristem apikal secara berurutan terdapat protoderm yang nantinya akan membentuk
epidermis dan prokambium, di mana prokambium akan membentuk xilem, floem, dan kambium vasikuler,
serta meristem dasar yang akan membentuk empulur dan korteks.
Struktur batang dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam adalah:
(1) Epidermis
Epidermis batang tumbuhan dikotil merupakan selapis sel pipih yang tersusun rapat dan tidak
mempunyai ruang antarsel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang
mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus (lentisel) yang
dibentuk dari kambium gabus. Lentisel berfungsi sebagai tempat pertukaran gas dan penguapan.
(2) Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri atas beberapa lapis sel, yang dekat dengan
lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
Korteks batang terdiri atas korteks luar dan korteks dalam (endodermis).
Korteks luar tersusun atas sel-sel kolenkim yang berkelompok atau sel-sel kolenkim yang
berselang-seling dengan sel parenkim yang membentuk lingkaran tertutup. Korteks luar tidak dijumpai
pada batang setiap jenis tumbuhan.
Korteks dalam (endodermis) disebut juga kulit dalam, terdiri atas sel-sel parenkim dan tersusun
atas selapis sel. Terdapat pada batang setiap tumbuhan dan merupakan lapisan pemisah antara korteks
dengan stele. Endodermis tumbuhan Angiospermae mengandung zat tepung sehingga lapisan sel
tersebut disebut seludang pati, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
(3) Stele/silinder pusat
Stele merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau
perikambium. Pada bagian dalam perikambium terdapat empulur dan berkas vasikuler yang tersusun dari
xilem dan floem. Empulur merupakan parenkim yang berada di tengah-tengah stele. Empulur juga berada
di sekitar berkas vasikuler berbentuk seperti jari-jari sehingga disebut jari-jari empulur.
lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral terbuka yang artinya xilem dan floem terletak
saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar tersusun seperti cincin.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya
jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang
disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang
mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan dikotil, batangnya berkayu keras dan hidupnya menahun. Pertumbuhan menebal
sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup.
Sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan menebal sehingga pada batang tampak berlapis-
lapis. Setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun. Lapis-lapis lingkaran tersebut
dinamakan lingkaran tahun.
b) Batang monokotil
Meristem apikal tumbuhan monokotil berukuran lebih kecil dari meristem apikal tumbuhan dikotil.
Meristem tersebut membentuk tunas aksiler (tunas di ketiak daun), bakal daun, dan epidermis. Di bawah
meristem apikal terdapat meristem perifer (meristem tepi) yang merupakan meristem primer yang
melebar dan menebal di sekitar meristem apikal.
Meristem primer berkembang menjadi bagian utama batang yang berisi ikatan pembuluh. Pada
stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup, artinya di antara
xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada monokotil menyebabkan batang
monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal
sekunder. Meskipun demikian, ada monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder,
misalnya pada pohon hanjuang (Cordyline sp.) dan pohon nenas seberang (Agave sp.). Seperti pada
tumbuhan dikotil, tumbuhan monokotil juga tersusun atas lapisan epidermis, korteks, dan stele.

(1) Epidermis
Epidermis batang tumbuhan monokotil memiliki dinding sel yang lebih tebal dari tumbuhan dikotil.
Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang dilengkapi dengan stomata dan bulu-bulu.
(2) Korteks
Korteks batang tumbuhan monokotil berupa jaringan yang terdapat di bawah epidermis. Korteks
umumnya terdiri atas sel-sel sklerenkim yang merupakan kulit batang. Kulit batang berfungsi untuk
memperkuat dan mengeraskan bagian luar batang.
(3) Stele
Stele batang tumbuhan monokotil merupakan jaringan di bawah korteks. Umumnya, batas antara
stele dan korteks tidak jelas. Stele berisi berkas vasikuler yang tersebar pada empulur, terutama terdapat
dekat dengan kulit batang.
Secara morfologi batang tumbuhan dikotil biasanya bercabang-cabang, ruas-ruasnya tidak
tampak dengan jelas, serta mengalami pertumbuhan sekunder (membesar).
c. Daun
Daun terletak di bagian atas tumbuhan dan melekat pada batang. Daun merupakan modifikasi
dari batang. Daun merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga
kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun.
Daun memiliki bentuk dan ukuran tertentu sehingga dapat melakukan tugas penting, membuat
makanan seefisien mungkin. Tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap dan teduh memiliki daun yang
lebar agar dapat menangkap sinar matahari sebanyak mungkin. Di daerah yang banyak hujan, daun
sering memiliki lapisan yang mengkilat dan tahan air.
Beberapa daun memiliki duri untuk melindungi diri, sementara daun lainnya tebal dan kuat untuk
bertahan di udara dingin.
1) Struktur daun
Daun berbentuk pipih melebar dan berwarna hijau. Daun ditopang oleh tangkai daun. Tangkai
daun berhubungan dengan tulang daun. Tulang daun bercabang-cabang membentuk jaring-jaring
pembuluh angkut. Struktur daun dibedakan atas struktur luar dan struktur dalam.
a) Struktur luar
Secara morfologi daun terdiri dari:
 Helaian daun (lamina).
 Tangkai daun (petiolus), terdapat bagian yang menempel pada batang disebut pangkal tangkai
daun. Ada tumbuhan tertentu yang daunnya tidak bertangkai daun, misalnya rumput.
 Pelepah daun (folius), pada tumbuhan monokotil pangkal daun pipih dan lebar serta
membungkus batangnya. Misalnya: pelepah daun pisang dan pelepah daun talas.
Daun yang memiliki ketiga bagian tersebut disebut daun sempurna, misalnya daun pisang dan daun
talas. Daun yang tidak memiliki satu atau lebih bagian daun disebut daun tidak sempurna, misalnya daun
mangga dan daun jambu.
Pada lembaran permukaaan daun terdapat tulang atau urat daun.
Tipe tulang daun ada empat macam, yaitu:
 menyirip, misalnya pada daun mangga,
 menjari, misalnya pada daun pepaya,
 melengkung, misalnya pada daun gadung,
 sejajar, misalnya pada daun jagung.
Tumbuhan dikotil umumnya memiliki daun dengan susunan tulang daun menyirip dan menjari.
Sedangkan tumbuhan monokotil memiliki daun dengan susunan tulang daun sejajar atau melengkung..

b) Struktur dalam
(1) Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun. Epidermis dibedakan menjadi epidermis atas dan
epidermis bawah. Untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan
kutikula. Pada lapisan ini tidak terdapat ruang antarsel. Di antara sel epidermis terdapat stomata/ mulut
daun, yang berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.
Stomata pada permukaan bawah daun letaknya tersebar dan jumlahnya lebih banyak daripada
permukaan atas daun.
Pada tumbuhan teresterial, stomata banyak dijumpai pada bagian bawah permukaan daun,
sedangkan pada tumbuhan air stomata lebih banyak terdapat pada permukaan atas daun.
(2) Mesofil
Mesofil daun merupakan jaringan dasar yang tersusun atas dua lapisan sel, yakni palisade
(jaringan pagar) dan spons parenkim (jaringan bunga karang). Kedua jaringan mengandung kloroplas.
Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga
masih terdapat ruang-ruang antarsel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena
kloroplasnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang.
Proses fotosintesis terjadi di semua sel penyusun jaringan spons yang berbentuk membulat.
Pada jaringan ini terdapat ruang antarsel. Ciri khas jaringan spons yaitu adanya lekukan-lekukan yang
menjadi penghubung antarsel.
(3) Jaringan pembuluh
Jaringan pembuluh daun ( xilem dan floem) merupakan lanjutan dari jaringan batang dan tangkai
daun. Jaringan pembuluh terdapat di dalam tulang daun dan urat-urat daun.
6.Struktur dan fungsi jaringan pada manusia dan hewan vertebrata
Struktur tubuh manusia dan hewan vertebrata tersusun atas banyak sel (multiseluler) sehingga
membentuk jaringan, organ dan sistem organ. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai asal,
struktur dan fungsi yang sama.
Cabang biologi yang khusus didalam mengkaji ilmu tentang jaringan disebut dengan histologi. Adapun
jaringan yang menyusun tubuh manusia dan hewan vertebrata yakni antara lain sebagai berikut :
1. Jaringan embrional
Jaringan embrional adalah jaringan muda yang sel-sel nya selalu membelah dan merupakan hasil dalam
pembelahan sel zygot.
2. Jaringan epitel
Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi permukaan tubuh, rongga tubuh, organ tubuh atau permukaan
saluran tubuh. Jaringan epitel memiliki fungsi untuk absorpsi, sekresi, transpor, ekskresi, proteksi dan juga
dalam penerimaan stimulus.
Sistem Ekskresi Manusia
Jaringan epitel yang melapisi bagian tubuh terluar sering disebut dengan jaringan epidermis. Jaringan
epitel yang membatasi organ dalam dalam disebut endotelium dan jaringan epitel yang membatasi rongga
disebut mesotelium.

Selain itu jaringan epitel juga mempunyai ciri-ciri khusus yakni sel-selnya tersusun rapat sehingga
tidak ada ruang antar sel, tidak mengandung ujung saraf dan juga pembuluh darah serta memiliki kemampuan
regenerasi cukup tinggi.

Dalam ilmu histologi jaringan epitel dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan jumlah lapisannya yakni
antara lain sebagai berikut :

→ Epitel pipih selapis


Epitel pipih selapis dapat ditemukan pada lapisan limfe, pembuluh darah dan jantung, alveolus,
selaput dalam bagian telinga dan selaput serosa yang melapisi rongga peritonium, pleura, perikardial dan
skrotal.

Epitel pipih selapis memiliki fungsi untuk memungkinkan difusi atau penyaringan (filtrasi) melalui
permukaan yang permeabel secara selektif.
→ Epitel kubus selapis
Epitel kubus selapis terdapat pada lapisan pada banyak kelenjar dan salurannya, permukaan dari
indung telur, lensa mata, epitel berpigmen dari retina mata serta beberapa tubula ginjal. Adapun fungsi dari
epitel kubus selapis adalah sebagai sekresi dan juga absorpsi.
→ Epitel silindris selapis
Epitel silindris selapis ditemukan pada lambung, usus, kelenjar pencernaan, kantung empedu, sel-sel
piala dalam saluran pencernaan, sistem pernapasan bagian atas, saluran uterus dan uterus. Fungsi dari
jaringan epitel silindris selapis adalah sebagai sekresi, absorpsi dan proteksi.
→ Epitel pipih berlapis banyak
Epitel pipih berlapis banyak terdapat pada epidermis, kelamin wanita, mulut, esofagus, saluran anus
dan ujung distal dari uretra. Adapun fungsi dari jaringan epitel pipih berlapis banyak adalah untuk proteksi atau
perlindungan.
→ Epitel pipih kubus banyak
Epitel pipih kubus banyak dapat ditemukan di saluran kelenjar keringat, kelenjar keringat
pengembangan epitel di indung telur dan biji kelamin pria. Fungsi dari jaringan epitel pipih kubus banyak
adalah sebagai sekresi.
→ Epitel silindris berlapis banyak
Epitel silindris berlapis banyak terdapat pada permukaan-permukaan yang basah, yakni permukaan
yang berhubungan dengan hidung dan langit-langit mulut yang lunak, bagian-bagian dari faring, uretra dan
saluran-saluran ekskresi, kelenjar ludah dan kelenjar susu. Fungsi dari jaringan epitel silindris berlapis banyak
ini adalah sebagai sekresi dan juga pergerakan.
→ Epitel silindris berlapis banyak semu (silindris bersilia)
Epitel silindris berlapis banyak semu (silindris bersilia) ditemukan di saluran ekskresi, sebagian besar
saluran reproduksi laki-laki, rongga hidung dan bagian rongga-rongga hidung serta saluran pernapasan lain.
Fungsinya silindris bersilia adalah sebagai proteksi, sekresi dan gerakan zat-zat melewati permukaan.
→ Epiel transisional
Epitel transisional melapisi kandung kemih, ureter, uretra dan ginjal. Fungsi epitel transisional adalah
untuk memungkinkan perubahan dalam bentuknya.
→ Epitel kelenjar
Epitel kelenjar berada di berbagai tempat di seluruh bagian tubuh yang meliputi kelenjar kulit, kelenjar
pencernaan makanan dan kelenjar endokrin. Fungsi epitel kelenjar adalah sebagai sintesis, penyimpanan dan
sekresi produknya.

3. Jaringan otot
Jaringan otot adalah kumpulan sel-sel otot yang berfungsi untuk menggerakkan berbagai bagian
tubuh. Jaringan otot dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu otot polos, otot lurik dan otot jantung.
Ketiga otot tersebut terdapat berbagai macam perbedaan yang akan dijelaskan dibawah ini yakni sebagai
berikut :

→ Otot polos
Otot polos bentuknya seperti gelendong, dan inti selnya satu dan terletak di tengah. Sifat kerja dari
otot polos tidak menurut kemauan, reaksi yang bekerja terhadap stimulus pada otot ini lambat serta letaknya
terdapat di dinding saluran tubuh, pembuluh darah dan usus.
→ Otot lurik
Otot lurik bentuknya seperti silinder yang panjang dan tidak bercabang, inti selnya banyak dipinggir.
Sifat kerja pada otot lurik menurut kemauan dan reaksi terhadap stimulus cepat serta letaknya terdapat pada
rangka.
→ Otot jantung
Otot jantung berbentuk seperti silindris, memanjang, seperti anyaman bercabang dan inti selnya satu
atau dua yang letak selnya terdapat ditengah. Sifat kerja otot jantung tidak menurut kemauan sama halnya
dengan otot polos. Reaksi terhadap stimulus pada otot ini lambat serta letak otot jantung ini dapat ditemukan
pada dinding jantung.

4. Jaringan penguat
Jaringan penguat mempunyai beberapa fungsi yakni antara lain sebagai berikut :
→ Untuk menyokong tubuh.
→ Untuk membentuk suatu selubung (sarung) perlindungan disekeliling organ-organ yang lemah.
→ Untuk mempersatukan jaringan-jaringan menjadi organ.
→ Untuk mempersatukan berbagai organ membentuk sistem organ.

Selain itu jaringan ini juga terdapat berbagai macam-macam yakni antara lain sebagai berikut :
→ Jaringan ikat seperti ikat longgar, ikat padat dan jaringan lemak.
→ Jaringan tulang rawan seperti tulang rawan hialin, tulang rawan fibrosa dan tulang rawan elastis.
→ Jaringan limfe.
5. Jaringan saraf
Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus. Sel saraf di bedakan
menjadi tiga macam yakni antara lain sebagai berikut :

→ Sel saraf motorik.


→ Sel saraf sensorik.
→ Sel saraf penghubung.

Neuron tersusun atas badan sel, dendrit dan akson. Dendrit adalah kumpulan serabut sitoplasma yang
berfungsi membawa stimulus menuju ke badan sel. Sementara itu, akson adalah serabut sitoplasma
tunggal yang berfungsi membawa stimulus meninggalkan badan sel.

7. Sistem organ dan fungsinya


Sistem organ pada tubuh manusia memiliki fungsi yang beragam namun memiliki keterkaitan satu sana
lainnya. Organ adalah sekumpulan jaringan dalam tubuh manusia yang melakukan fungsi tertentu. Dalam
tubuh manusia setidaknya ada 9 sistem organ yang masing – masing sistem organ melakukan fungsi yang
berbeda – beda. 9 sistem organ tersebut yaitu : sistem pencernaan, sistem pernafasan/respirasi, sistem
sirkulasi, sistem pengeluaran, sistem gerak, sistem reproduksi, sistem saraf, sistem integument, dan sistem
hormon.

1. SISTEM PENCERNAAN
Pada tubuh manusia sistem pencernaan berfungsi untuk menghancurkan makanan
yang masuk ke dalam tubuh lalu menyerap berbagai nutrisi dari makanan tersebut yang
dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu sistem pencernaan juga befungsi untuk membuang
sisa – sisa makanan yang tidak berfungsi bagi tubuh. Ada 2 proes pencernaan yang
terjadi dalam tubuh manusia yaitu pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi.
Pada pencernaan mekanik makanan dirubah menjadi bentuk yang lebih halus untuk
mempermudah proses pencernaan itu sendiri. Sedangkan pada pencernaan kimiawi
makanan yang telah halus tadi dirubah menjadi zat – zat yang lebih sederhana dengan
bantuan enzim – enzim yang ada dalam mulut, lambung, dan usus.
Organ – organ yang berperan dalam sistem pencernaan diantaranya yaitu : mulut,
esophagus, perut, usus kecil, usus besar dan anus.
Proses pencernaan makanan itu sendiri dibagi menjadi beberapa bagian, meliputi :
2. Ingesti yaitu proses memasukan makanan melalui mulut
3. Mastikasi yaitu proses pengunyahan makanan menggunakan gigi
4. Deglutisi yaitu proses menelan makanan di kerongkongan
5. Digesti yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks
menjadi molekul – molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim yang
ada di lambung
6. Absorbs yaitu proses penyerapan sari – sari makanan yang terjadi di
usus halu
7. Defekai yaitu proses pengeluaran sisa – sisa makanan yang sudah
tidak diperlukan oleh tubuh melalui organ anus
Sistem pencernaan itu sendiri terdiri dari berbagai macam organ yaitu : mulut,
saluran pencenaan, dan kelenjar pencernaan. Berikut penjelasan lebih lanjut
mengenai organ – organ yang terlibat dalam sistem pencernaan manusia :
1. Rongga Mulut
Proses pertama dalam pencernaan terjadi di rongga mulut, dimana makanan
pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut. Di dalam mulut sendiri
terdapat beberapa organ yaitu :
 Gigi. Gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis dimana makanan akan
dirubah menjadi bagian – bagian yang lebih halus. Proses ini beguna untuk
mempercepat proses pencernaan dengan bantuan enzim pencernaan.
 Lidah. Lidah merupakan organ pencernaan yang berfungsi untuk mencampur
dan menelan makanan. Lidah membantu penempatan makanan sehingga dapat
dikunyah oleh gigi.
 Kelenjar Ludah. Di dalam mulut terdapat 3 kelenjar ludah yaitu glandula
parotis, glandula submaksilaris, dan glandula sublingualis. Setelah proses mekanik
oleh gigi, makanan akan bercampur dengan ludah agar menjadi lembek dan mudah
ditelan. Makanan yang telah dilumatkan dengan air liur disebut bolus. Bolus ini akan
diteruskan ke sistem pencernaan selanjutnya.

2. Saluran pencernaan
Berikut beberapa organ dalam saluran pencernaa :
a. Kerongkongan (esophagus)
Kerongkongan merupakan saluran panjang yang berfungsi sebagai jalan bolus dari
mulu ke lambung. Jalannya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan ini
disebabkan oleh adanya suatu gerakan yang disebut gerakan peristaltic pada
dinding otot kerongkongan. Gerakan peristaltic ini terjadi karena adanya kontraksi
otot secara bergantian si lapisan otot dinding kerongkongan.
b. Lambung (ventriculus)
Lambung merupakan saluran perncernaan yang terletak di bawah sekat rongga
badan. Di dalam lambung terjadi pencernaan mekanik yang dibantu oleh dinding
lambung dan perncernaan kimiawi yang dibantu oleh getah lambung.
Lambung ini berfungsi sebagai tempat untuk menampung makanan.
c. Usus Halus
Usus halus berfungsi untuk menyerap nutrisi yang terdapat dalam makanan. Di
dalam usus halus terjadi proses pencernaan secara kimiawi dengan bantuan
berbagai macam enzim pencernaan.
d. Usus Besar
Setelah nutrisi dan makanan diserap di usus halus, makanan akan disalurkan ke
usus besar. Fungsi utama usus besar adalah untuk menyerap air dan elektrolit dari
sisa pencernaan dan menyimpan kotoran sampai diekskresikan.
e. Rectum
Rektum (poros usus) merupakan organ pencernaan yang berfungsi sebagai tempat
untuk menampung feses.
f. Anus
Feses akan didorong oleh otot – otot polos menuju ke anus sebelum akhirnya
dibuang ke luar tubuh. Proses pembuangan festes ini dinamakan defekasi. Otot –
otot disekitar anus akan berkontraksi sehingga anus membuka dan mengeluarkan
feses.

3. Kelenjar Pencernaan
Organ – organ pada kelenjar pencernaan meliputi :
a. Hati yang berfungsi untuk:
• Menghasilkan empedu sebagai kelenjar eksoren
• Untuk menyimpan cadangan lemak, glikogen, vitamin A, B12,D, dan albumin
• Fungsi utama hati biasanya dikaitkan dengan detoksifikasi zat – zat beracun dalam
pencernaan
b. Pankres yaitu kelenjar yang menghasilkan beberapa enzim pencernaan diantaranya yaitu
protease, nuclease, amylase, dan lipase. Keluarnya enzim dari kelenjar pancreas bergantung
pada aktifitas hormone sekretin yang dihasilkan oleh usus dua belas jari pada saat makanan
masuk ke dalamnya.
c. Kelenjar Empedu
Fungsi utama dari kantung empedu adalah untuk menyimpan empedu sampai dibutuhkan untuk
pencernaan. Kandung empedu juga membantu proses pencernaan lemak.

2. SISTEM PERNAFASAN
Pada saat kita bernapas maka sistem pernapasan akan bekerja. Bernapas adalah proses
mengambil oksigen di udara dan mengeluarkan karbon dioksida.
Organ – organ yang terdapat pada sistem pernapasan diantaranya yaitu :
1. Hidung. Di dalam hidung terdapat rongga hidung yang berlapis selaput
lender. Selaput lender ini berfungsi untuk menangkap benda asing yang
terbawa oleh oksigen dari udara yang masuk ke saluran pernapasan. Di
dalam hidung juga terdapat rambut – rambut hidung yang berfungsi sebagai
penyaring kotoran yang masuk bersama dengan oksigen. Fungsi hidung
sendiri selain sebagai alat pernapasan juga sebagai alat indera pencium.
2. Faring (pangkal tenggorokan).Faring adalah percabangan dua saluran
yaitu nasofarings dan orofarings. Fungsi utama faring adalah untuk
menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagai jalan
makanan dan minuman yang ditelan.
3. Laring. Laring terletak di antara faring dan trakea. Laring merupakan
tempat epiglottis dan pita suara. Masuknya udara melalui faring
menyebabkan laring bergetar dan terdengar sebagai suara.
4. Tenggorokan/Trakea. Tenggorokan berbentuk seperti pipa yang
panjangnya kurang lebih 10 cm yang terletak sebagian di leher dan sebagian
di rongga dada. Trakea berfungsi untuk menyaring udara yang kita hirup dan
juga bercabang ke bronkus.
5. Paru – paru, merupakan organ vital yang sangat penting bagi manusia.
Dalam sistem pernapasan paru – paru berfungsi untuk mengeluarkan
karbondioksida dan uap air. Paru – paru bertugas untuk mentransfer oksigen
yang dihirup ke dalam darah untuk kemudian dialirkan ke seluruh tubuh. Paru
– paru berada di dalam rongga dada sebelah kiri dan kanan yang dilindungi
oleh tulang rusuk. Paru – paru terdiri dari paru – paru kanan dan paru – paru
kiri. Paru – paru kanan terdiri dari tiga gelambir sedangkan paru – paru kiri
memiliki dua gelambir.
6. Diafragma. Diafragma adalah partisi otot antara perut dan rongga
dada dan meluas di bagian bawah tulang rusuk. Fungsi utama diafragma
adalah untuk membantu sistem pernapasan.

3. SISTEM SIRKULASI
Secara umum sistem sirkulasi berfungsi untuk memelihara kondisi seimbang di
dalam seluruh jaringan tubuh agar sel bisa bertahan hidup dan berfungsi secara
optimal. Selain itu sestem sirklasi juga berfungsi untuk :
• Memenuhi kebutuhan jaringan tubuh
• Mentransfor zat – zat makanan ke jaringan tubuh
• Menghantarkan hormone dari satu bagian ke bagian tubuh lainnya

Sistem sirkulasi ini terdiri dari


a. Sistem Peredaran Darah/Transportasi
Sistem Transfortasi adalah proses pengedaran zat – zat yang diperlukan ke seluruh tubuh dan
pengambilan zat – zat yang tidak diperlukan untuk dikeluarkan ke luar tubuh.
Fungsi sistem peredaran darah adalah :
 Untuk mensuplai oksigen dan sari – sari makanan yang diabsorbsi dari sistem
pencernaan ke seluruh jaringan tubuh
 Membawa gas sisa berupa karbondioksida ke paru – paru
 Mengembalikan zat sisa metabolism ke ginjal untuk disekresikan
 Menjaga suhu tubuh
 Mendistribusikan hormon – hormon untuk mengatur sel tubuh.
Sistem peredaran darah manusia meliputi beberapa organ diantaranya
 Darah yang berfungsi sebagai alat transfortasi utama dalam sistem sirkulasi
 Jantung yang berfungsi untuk memompa darah yang mengandung oksigen ke
seluruh tubuh manusia
 Pembuluh darah yang merupakan jalan bagi darah mengalir dari jantung
menuju ke jaringan seluruh tubuh. Pembuluh darah dapat dibagi menjadi 3 macam
yaitu pembuluh nadi, vena dan pembuluh kapiler.
b. Sistem Peredaran Getah Bening/Sistem Limfa
Sistem limfa berkaitan dengan sistem peredaran darah. Sistem limfa berfungsi untuk membuat
getah bening atau limfa yang merupakan cairan yang mengandung sel dara putih. Getah bening
ini bertugas untuk membantu tubuh untuk melawan infeksi yang menyerang tubuh.
Perbedaan anatara peredaran darah dengan peredaran getah bening bisa dilihat pada tabel
berikut :

4. SISTEM PENGELUARAN
Setiap hari dalam tubuh manusia terjadi berbagai macam reaksi yang sangat kompleks. Reaksi
tersebut disebut dengan istilah metabolism. Metabolism sendiri terdiri dari anabolisme dan
katabolisme. Anaboisme merupakan reaksi pengikatan sedangkan katabolisme merupakan
reaksi penguraian. Dari reaksi – reaksi tersebut menghasilkan zat – zat yang berguna dan zat –
zat yang tidak berguna bagi tubuh atau bahkan dapat meracuni tubuh sehingga harus
dikeluarkan.
Proses pengeluaran dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu:
1. Defekasi yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang
disebut feses melaui anus
2. Ekskresi yaitu proses pengeluaran zat – zat sisa metabolism berupa
CO2, H2O, NH3, zat warna empedu, dan asam urat. Sistem sekresi terdiri dari
organ ginjal, kulit, hati dan paru.
3. Sekresi yaitu proses pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke
dalam saluran pencernaan yang berupa substansi kimia berbentuk lender
oleh sel kelenjar misalnya hormon dan enzim.
4. Eliminasi yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh , baik dari
rongga kecil maupun rongga yang besar.

5. SISTEM GERAK
Sistem gerak manusia terdiri dari sistem rangka dan sistem otot. Alat gerak manusia adalah
tulang dan otot. Tulang disebut alat gerak pasif sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena
mempunyai kemampuan untuk berkontraksi.
a. Sistem Rangka
Rangka dewasa manusia terdiri dari 206 ruas tulang dengan bentuk dan ukuran yang sangat
bervariasi. Pada sistem gerak, rangka manusia berfungsi untuk :
• Formasi bentuk tubuh
• Formasi sendi – sendi
• Pelekatan otot – otot
• Sebagai pengungkit untuk berbagai macam aktifitas tubuh
• Sebagai penyokong berat badan serta daya tahan untuk menghadapi pengaruh tekanan
• Sebagai proteksi untuk melindungi organ – organ halus pada tubuh
• Hemopoesis atau pembentukan sel – sel darah yang terjadi di sumsum tulang belakang
• Sebagai imunologis
• Tempat penyimpanan kalsium

Sistem rangka disusun oleh beberapa tulang yang saling berhubungan. Rangka manusia
dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu aksial dan apendikuler.
1. Rangka aksial merupakan kelompok tulang yang terletak di sumbu
tubuh, yaitu tulang tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk, dan tulang
dada. Rangka aksial terdiri dari 80 tulang.
2. Rangka apendikuler merupakan kelompok tulang yang menyusun
anggota gerak atas dan bawah, terdiri dari 126 ruas tulang.
Dalam sistem rangka terdapat sendi yang merupakan penghubung antar tulang sehingga
mampu digerakan.
Berdasarkan arah gerakannya sendi dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu:
 Sendi putar, yang memungkinkan gerakan memutar atau rotasi.
 Sendi peluru, yaitu persendian yang memungkinkan gerakan ke segala arah
 Sendi pelana, yaitu persendian yang memungkinkan beberapa gerakan rotasi
namun tidak ke semua araH
 Sendi engsel merupakan pesendian yang memungkinkan gerakan satu arah
 Sendi luncur merupakan persendian yang memungkinkan gerakan rotasi
pada satu bidang datar saja.
b. Sistem Otot
Otot memiliki 3 kemampuan khusus yaitu:
1. Kontrakbilitas, yaitu kemampuan untuk berkontraksi/memendek
2. Ekstensibilitas, yaitu kemampuan melakukan gerakan kebalikan akibat kontraksi
3. Elastisitas, yaitu kemampuan untuk kembali ke posisi semula setelah berkontraksi atau
disebut relaksasi.
Otot manusia dibedakan menjadi 3 jenis otot, yaitu :
1. Otot rangka/otot lurik merupakan otot yang melekat dan menggerakan
tulang rangka
2. Otot polos yang terdapat pada dinding penyusun organ – organ bagian
dalam
3. Otot jantung, merupakan otot yang hanya terdapat pada dinding
jantung dan vena.

6. SISTEM REPRODUKSI
Sistem reprodtuksi berfungsi untuk menghasilkan keturunan dengan tujuan mempertahankan
jenisnya.
Sistem reproduksi terdiri dari sistem reproduksi pria dan sistem reproduksi wanita.
a. Sistem Reproduksi Pria
Terdiri dari :
 Testis yang berfungsi untuk menghasilkan sperma dan hormone testosterone
 Epididimid yang berfungsi untuk menyimpan sperma sementara dan
mematangkan sperma
 Vas deferens berfungsi untuk mengangkut sperma menuju vesikula
seminalis/kantung semen atau mani
 Uretra yang berfungsi untuk membawa sperma ke luar tubuh
 Tubulus recti berfungsi sebagai tempat bermuaranya saluran dari tubulus
seminiferus
 Penis berfungsi sebagai alat untuk melakukan reproduksi (menyalurkan sel
sperma)
 Skrotum berfungsi sebagai alat untuk pembentkan sel sperma.

b. Sistem Reproduksi Wanita


Terdiri dari :
 Ovarium (indung telur), yang berfungsi untuk menghasilkan sel telur (ovum)
dan hormon (esterogen dan progesterone)
 Oviduk/tuba falopi/saluran telur, berfungsi untuk menyalurkan ovum dari
ovarium menuju uterus
 Uterus(kantung peranakan/rahim), berfungsi sebagai tempat perkembangan
zigot apabila terjadi fertilisasi, menerima pembuahan ovum yang tertanam ke
dalam endometrium, dan juga sebagai tempat tumbuh dan berkembangnya janin
 Vagina merupakan penghubung rahim ke bagian tubuh luar, juga
menghasilkan berbagai macam sekresi
 Vulva berfungsi sebagai jalan masuk sperma ke dalam tubuh wanita dan
sebagai pelindung organ kelamin dalam dari organisme penyebab infeksi
 Leher rahim (serviks) berfungsi untuk membantu perjalanan sperma dari
vagina menuju rahim.

7. SISTEM SARAF
Sistem saraf pada manusia berperan dalam proses iritabilitas yaitu kemampuan untuk
menanggapi suatu rangsangan dari luar. Untuk menanggapi rangsangan sistem saraf memiliki 3
komponen, yaitu :
 Reseptor, merupakan alat penerima rangsangan atau impuls. Yang
bertindak sebagai reseptor adalah panca indera
 Konduktor (penghantar impuls), dilakukan oleh sistem saraf itu sendiri yang
terdiri dari sel – sel saraf yang disebut neuron
 Efektor, adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan. Efektor yang
paling penting dalam tubuh manusia adalah otot dan hormone.
Sel saraf terdiri dari 3 bagian utama yaitu:
1. Badan sel yang merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf
yang mengandung inti sel dan sitoplasma. Inti sel berfungsi sebagai pengatur
kegiatan sel saraf. Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi
sebagai penyedia energy untuk membawa rangsangan.
2. Dendrit, merupakan sel saraf pendek dan bercabang – cabang yang
berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
3. Neurit (akson), berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel
ke sel saraf lain.Organ yang berperan dalam sistem saraf selain sel saraf itu
sendiri yaitu:
 Otak. Otak merupakan pusat pengatur dari segala kegiatan manusia yang
terletak di rongga tengkorak dan dibungkus oleh 3 lapis selaput kuat yang disebut
meninges. Selaput paling luar disebut durameter, paling dalam adalah piamater dan
selaput bagian tengah disebut arachnoid. Otak manusia terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Otak besar (cerebrum), berfungsi sebagai pusat kegiatan – kegiatan
yang disadari seperti berfikir, mengingat, berbicara dll
2. Otak kecil (cerebellum), berfungsi untuk mengatur keseimbangan
tubuh dan mengkoordinsi kerja oto – otot ketika bergerak.
3. Sumsum lanjutan, berfungsi sebagai pusat pengendalian pernapasan,
penyempitan pembuluh darah, mengatur denyut jantung, mengatur suhu
tubuh dan kegiatan – kegiatan yang tidak disadari.
 Sumsum Tulang Belakang
Sumsum Tulang Belakang memanjang di dalam rongga tulang belakanh, mulai dari ruas – ruas
tulang leher sampai ruas tulang pinggang kedua. Sumsum tulang belakang berfungsi untuk
menghantarkan impuls dari dan ke otak serta untuk member kemungkinan jalan terpendek
secara reflex.

8. SISTEM INTEGUMEN
Sistem integument merupakan sistem yang paling luas yang ada pada tubuh manusia.
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai
sistem integumen. Sistem ini terdiri dari kulit dan kelengkapannya termasuk kuku, rambut,
kelenjar dan reseptor saraf khusus. Integument itu sendiri merupakan suatu kata yang bersal
dari bahasa latin “integumentum” yang berarti penutup. Fungsi sistem integument adalah
sebagai penutup organ atau jaringan dalam manusia untuk melindungi dari kontak luar.

a. Kulit
Kulit berfungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan dan mencegah
masuknya benda – benda asing yang berasal daari luar seperti bakteri.
Selain itu fungsi kulit lainnya adalah :
 Untuk mengeluarkan keringat
 Untuk pelindung tubuh
 Untuk mengatur suhu tubuh
 Sebagai tempat pembuangan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan
sinar matahari
b. Rambut
Rambut adalah organ yang tumbuh di kulit yang berbentuk seperti benang. Fungsi rambut
yaitu :
 Untuk melindungi kulir dari pengaruh buruk
 Menyaring udara pada hidung
 Sebagai pengatur suhu
 Pendorong penguapan keringat
 Dan sebagai indera peraba.
c. Kuku
Kuku merupakan sel yang mirip seperti jel dan mengeras. Fungsi utama kuku adalah untuk
melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf.
8.SISTEM HORMON
Kata hormone berasal dari bahasa yunani “hormaein” yang berarti “memacu”. Hormone
diproduksi oleh kelenjar endokrin dan berfungsi untuk mengatur metabolism dalam tubuh,
perkembangan, pertumbuhan, reproduksi, dan tingkah laku.
Hormone diperlukan dalam jumlah tertentu. Jika kekurangan atau kelebihan hormone maka
akan menyebabkan suatu gangguan pada tubuh seperti gigantisme (pertumbuhan raksasa)
ataupun kerdil. Fungsi hormone dalam tubuh adalah untuk mengatur kinerja tubuh. Kelenjar
endokrin menghasilkan hormone diantaranya yaitu sebagai berikut :
a. Kelenjar hipofisis dan hipotalamus
Kelenjar hipotalamus memiliku peranan yang sangat penting dalam sistem koordinasi tubuh
manusia.
b. Kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid disebut juga sebagai kelenjar gondok. Kelenjar ini terletak di leher bagian depan
dan terdiri dari dua lobus. Kelenjar tiroid mensekresikan 2 hormon yaitu tiroksin yang berfungsi
untuk mengatur metabolism tubuh dan hormone kalsitonin yang berfungsi untuk menurunkan
kadar kalsium dalam darah.
c. Kelenjar paratiroid
Menghasilkan hormone parathormon yang berfungsi untuk meningkatkan kadar kalsium dalam
darah dengan cara meningkatkan pengambilan kembali kalsium dari ginjal, merangsang
pembebasan kalsium dari tulang keras sampai kadar kalsium dalam darah normal kembali.
d. Kelenjar timus
Merupakan tempat menimbun hormone pertumbuhan, dan setelah manusia dewasa hormone
ini tidak akan berfungsi lagi.
e. Kelenjar pancreas
Pancreas merupakan sekumpulan sel endokrin yang mensekreskan dua macam hormone ke
sistem sirkulasi.
f. Kelenjar adrenal
Kelenjar ini terdiri dari korteks adrenal dan medulla adrenal.
Korteks adrenal menghasilkan hormone:
 Mineralokortikoid yang berfungsi untuk mengatur metabolism mineral
 Glukokortikoid yang berfungsi untuk mengatuk metabolism glukosa
Medulla adrenal menghasilkan hormone adrenalin (epinefrin dan noreepinefrin) yang berfungsi
untuk mengubah glikogen menjadi glukosa, menaikan denyut jantung, dan memperluas
bronkiolus.
g. Kelenjar kelamin
Kelenjar kelamin terdiri atas testis (pada pria) dan ovarium (pada wanita). Pada testis
mengsilkan hormone mineralokortikoid yang berfungsi untuk mengatur metabolisme mineral,
mendorong pertumbuhan sekunder seperti suara menjadi besar dll. Ovarium menghasilkan
hormone esterogem yang berfungsi untuk memicu ovulasi dan pertumbuhan sekunder wanita
dan hormone progesterone yang berfungsi untuk memicu pertumbuhan dinding uterus (rahim)
sebagai persiapan untuk ovulasi berikutnya.

9.Mekanisme kerja sistem organ

NO SISTEM FUNGSI SISTEM ORGAN FUNGSI ORGAN


PENYUSUN PENYUSUN
1 Sistem menghancurkan makanan Rongga mulut: Tempat proses pencernaan
Pencernaan yang dicerna, menyerap makanan secara
nutrisi dari makanan mekanik dan kimiawi
tersebut, serta membuang Gigi Sebagai alat pencernaan
sisa pencernaan mekanis, gigi membantu
memecah makanan
menjadi potongan-
potongan yang lebih kecil.
Lidah Membantu mencampur
dan menelan makanan, dan
sebagai alat perasa
makanan.
Kelenjar Ludah Berperan penting dalam
proses perubahan zat
makanan secara kimiawi
yang terjadi di dalam
mulut.
Saluran
pencernaan:
Kerongkongan sebagai jalan bolus
(Makanan yang telah
dilumatkan dengan
dikunyah dan dilunakkan
di dalam mulut oleh air
liur ) dari mulut menuju
lambung.
Lambung Sebagai tempat
menampung makanan dan
tempat makanan dicerna
secara mekanik
Usus halus Tempat proses pencernaan
kimiawi dengan
melibatkan berbagai enzim
pencernaan.
Usus besar Untuk menyerap air dan
elektrolit dari sisa
pencernaan dan
menyimpan kotoran
sampai diekskresikan
Rektum Sebagai tempat
penampungan feses.
Anus Jalan keluar feses
Kelenjar
pencernaan:
Hati Hati menghasilkan
empedu sebagai kelenjar
eksokrin, tempat
menyimpan cadangan
lemak, glikogen, vitamin
A, vitamin B12, vitamin
D, dan albumin, Hati
bertugas mensintesis
protein dari cairan darah
dan mampu menjadi
bengkel sel darah merah
yang rusak atau mati,
sebagai detoksifikasi zat-
zat beracun di dalam
pencernaan, menghasilkan
enzim arginase yang
mengubah arginina
menjadi ornitina dan urea
sehingga menetralisasi
racun di dalam tubuh.
Pankreas menghasilkan beberapa
enzim pencernaan
makanan
Kandung empedu Untuk menyimpan
empedu, yang disekresikan
oleh hati sampai
dibutuhkan untuk
pencernaan serta
membantu dalam
pencernaan lemak
2 Sistem Bertugas untuk bernapas, Hidung Alat pernapasan dan
pernapasan yakni suatu kegiatan sebagai alat indera
mengambil oksigen di penciuman bau
udara dan mengeluarkan Faring (pangkal Menyediakan saluran bagi
karbon dioksida tenggorokan) udara yang keluar masuk
dan juga sebagi jalan
makanan dan minuman
yang ditelan, faring juga
menyediakan ruang
dengung (resonansi) untuk
suara percakapan.
Laring Menghasilkan suara dan
juga sebagai tempat keluar
masuknya udara.
Tenggorokan/ Menyaring udara yang kita
Trakea hirup dan juga bercabang
ke bronkus.
Paru-paru mentransfer oksigen yang
di hirup ke dalam darah
untuk kemudian dialirkan
ke seluruh tubuh serta
untuk mengeluarkan
karbon dioksida keluar
tubuh.
Diafragma Membantu dalam respirasi
3 Sistem Untuk memenuhi
Sirkulasi: kebutuhan jaringan
tubuh, Untuk
mentranspor zat makanan
ke jaringan tubuh, Untuk
mentranspor produk-
produk yang tidak
berguna, Untuk
menghantarkan hormon
dari satu bagian tubuh ke
bagian tubuh yang lain,
memelihara lingkungan
yang sesuai di dalam
seluruh cairan jaringan
tubuh agar sel bisa
bertahan hidup dan
berfungsi secara optimal.
Sistem Mensuplai oksigen dan Darah Mengangkut oksigen dan
Peredaran sari makanan yang karbondioksida ke dan dari
Darah diabsorbsi dari sistem jaringan-jaringan dan
pencernaan ke seluruh paru-paru, mengangkut
jaringan tubuh, bahan lainnya ke seluruh
membawa gas sisa tubuh yaitu molekul-
berupa karbon dioksida molekul makanan (seperti
ke paru-paru, gula, asam amino) limbah
mengembalikan zat sisa metabolisme (seperti
metabolisme ke ginjal urea), ion-ion dari macam-
untuk di sekresikan, macam garam (seperti
menjaga suhu tubuh, Na+, Ca++,Cl–, HCO3–),
mendistribusikan dan hormon-hormon,
hormon-hormon untuk mengedarkan panas dalam
mengatur fungsi sel tubuh,
tubuh berperan aktif dalam
memerangi bibit penyakit.
Jantung Memberikan darah
beroksigen ke seluruh
organ tubuh melalui
pembuluh darah
Pembuluh darah: Mengangkut darah dari
jantung, mengangkut
darah beroksigen ke
seluruh tubuh,
mengangkut darah dari
arteri ke kapiler, menguras
darah dari kapiler ke
dalam vena dan bertukar
oksigen, karbon dioksida,
air dan garam antara tubuh
dan jaringan sekitarnya
Pembuluh nadi Membawa darah dari
jantung menuju kapiler
untuk diedarkan ke organ
dan jaringan tubuh
Pembuluh vena Membawa darah ke arah
jantung.
Pembuluh kapiler Untuk pertukaran cairan,
zat makanan, elektrolit,
hormon, dan bahan-bahan
lainnya antara darah dan
cairan interstisial
Sistem Membantu tubuh untuk Cairan limfa Mematikan kuman
Peredaran melawan infeksi yang penyakit yang masuk ke
Getah menyerang serta dalam tubuh
Bening mengambil kelebihan Pembuluh limfa Pembuluh limfa kanan
cairan limfa dan berfungsi menampung
mengembalikannya pada cairan limfa yang berasal
darah dari daerah kepala, leher
bagian kanan, dada kanan,
dan lengan kanan.
Pembuluh limfa kiri
berfungsi menampung
getah bening yang berasal
dari daerah kepala, leher
kiri, dada kiri, dan lengan
kiri serta tubuh bagian
bawah.
Kelenjar limfa Menghasilkan sel darah
putih dan menjaga agar
tidak terjadi infeksi lebih
lanjut
Limpa Tempat penyimpanan
cadangan sel darah,
membunuh kuman
penyakit, pembentukan sel
darah putih dan antibodi,
dan tempat pembongkaran
sel darah merah yang
sudah mati.
4 Sistem Membuang limbah yang Kulit Mengeluarkan keringat.
Pengeluaran: tidak berguna dan serta menghasilkan
ekskresi beracun dari dalam minyak melalui kelenjar
tubuh, Mengatur minyak
konsentrasi dan volume Hati mengeluarkan racun dari
cairan tubuh, dalam tubuh, mencerna
Mempertahankan obat, menyaring darah,
temperatur tubuh dalam mensekresi bilirubin, serta
kisaran normal memproduksi protein
untuk pembekuan darah.
paru-paru Mengeluarkan ekskret
yang berupa gas
karbondioksida dan uap air
Ginjal Mengeluarkan limbah dan
mengatur keseimbangan
elektrolit
Ureter bertanggung jawab untuk
membawa urin dari ginjal
ke kandung kemih
Kandung kemih Untuk menyimpan urin
yang diproduksi oleh
ginjal dan mengeluarkan
dari tubuh
Uretra Untuk wanita: Sebagai
saluran untuk urine
Untuk Pria: Sebagai
saluran untuk urine dan
spermatozoa
5 Sistem gerak:
Sistem Memberi Bentuk Rangka kepala Membentuk wajah dan
Rangka Tubuh, Menopang dan melindungi otak
Menegakkan Rangka badan Memberi Bentuk
Badan, melindungi Tubuh, Menopang dan
organ-organ dalam yang Menegakkan
bersifat lunak, Tempat Badan, melindungi organ-
Melekatnya Otot organ dalam yang
(Daging), alat gerak bersifat lunak
pasif Rangka anggota Berfungsi untuk bergerak
gerak meliputi seperti, berjalan, berlari,
tulang-tulang memegang benda dan
tangan dan kaki sebagainya
SistemOtot Fungsi utama mereka Serabut Berperan dalam aktivitas
adalah gerakan, baik kontraksi
sengaja dan tidak sengaja Tendon menghubungkan otot ke
(alat gerak aktif), dan tulang
mereka juga mendukung
tubuhnya, membantu
menjaga postur.
6 Sistem untuk menghasilkan Pada Pria:
reproduksi keturunan dengan tujuan Testis Menghasilkan sperma dan
untuk mempertahankan hormon testosteron
jenisnya Epididimis Untuk menyimpan sperma
sementara dan
mematangkan sperma
Vas deferens Untuk mengangkut sperma
menuju vesikula seminalis/
kantung semen atau mani.
Uretra Membawa sperma ke luar
tubuh
Tubulus recti Tempat bermuaranya
saluran dari tubulus
seminiferus
Penis Alat untuk melakukan
reproduksi (menyalurkan
sel sperma)
Skrotum Untuk alat pembentukan
sperma.
Pada Wanita:
Ovarium (indung Menghasilkan sel telur
telur) (ovum) dan hormon
(estrogen dan progesteron)
Oviduk/ tuba falopi Untuk menyalurkan ovum
/ saluran telur dari ovarium menuju
uterus
Uterus (kantung Sebagai tempat
peranakan) atau perkembangan zigot
rahim apabila terjadi
fertilisasi,menerima
pembuahan ovum yang
tertanam ke
dalam endometriumdan
dapat makanan dari
pembuluh darah, tempat
tumbuh dan
berkembangnya janin
Vagina Penghubung rahim ke
bagian luar tubuh,
menghasilkan berbagai
macam sekresi
Vulva Sebagai jalan masuk
sperma ke dalam tubuh
wanita dan sebagai
pelindung organ kelamin
dalam dari organisme
penyebab infeksi
Leher rahim Membantu perjalanan
(serviks) sperma dari vagina menuju
ke rahim
7 Sistem saraf Mengkoordinasi gerak Otak sebagai pusat kegiatan-
dan tanggapan terhadap kegiatan yang
rangsang disadari,untuk mengatur
keseimbangan tubuh dan
mengkoordinasi kerja otot-
otot ketika kita bergerak
Sumsum tulang Menghantarkan impuls
belakang dari dan ke otak, memberi
kemungkinan jalan
terpendek gerak refleks
8 Sistem Berfungsi menutup organ Kulit Mengeluarkan keringat,
integumen atau jaringan dalam pelindung tubuh,
manusia dari kontak luar. menyimpan kelebihan
lemak, mengatur suhu
tubuh, tempat pembuatan
vitamin D dari pro vitamin
D dengan bantuan sinar
matahari yang
mengandung ultraviolet

Rambut Melindungi kulit dari


pengaruh buruk,
Menyaring udara pada
hidung, pengatur suhu,
Pendorong penguapan
keringat
Kuku Melindungi ujung jari
yang lembut dan penuh
urat saraf, serta
mempertinggi daya sentuh
9 Sistem mengatur fungsi kelenjar penghasil Mengatur kinerja tubuh,
Hormon/ organ,mengendalikan hormon: menghasilkan hormon-
endokrin proses pertumbuhan, hormon yang berguna bagi
reproduksi, metabolisme, tubuh.
kekebalan, dan pola Kelenjar Berfungsi untuk
hidup manusia sekalipun Hipotalamus mengontrol sintesa dan
sekresi hormon hipofisa
Kelenjar Berfungsi sebagai
Hipofisis pengatur kegiatan kelenjar
lainnya
Kelenjar Tiroid Menghasilkan hormon
tiroksin yang berfungsi
untuk mempengaruhi
metabolisme sel tubuh dan
pengaturan suhu tubuh
Kelenjar Menghasilkan susunan
Paratiroid hormon parathormon
sebagai pengatur
kandungan fosfor dan
kalsium dalam peredaran
darah
Kelenjar Timus Menghasilkan timosin
yang berfungsi untuk
merangsang limfosit.
Menghasilkan hormon
somatotrof atau hormon
pertumbuhan
Kelenjar Menghasilkan hormon
Adrenal adrenalin yang mengatur
detak jantung
Kelenjar Menghasilkan hormon
Pankreas insulin sebagai pengatur
kadar gula darah
Kelenjar Menghasilkan Hormon
Ovarium estrogen yang berfungsi
menimbulkan tanda-tanda
kelamin sekunder pada
wanita, seperti tumbuh
buah dada, ukuran
pinggul, siklus menstruasi
dan lain sebagainya
Menghasilkan Hormon
progesteron yang
berfungsi untuk
mempertahankan identitas
kelamin sekunder pada
wanita sekaligus
menyiapkan dinding
kokoh pada uterus yang
berperan sebagai
penyangga bayi di rahim.
Kelenjar Kelamin Menghasilkan hormon
Pria (Testis) Testoteron berfungsi
menimbulkan tanda-tanda
kelamin sekunder
sekaligus memeliharanya
10 Sistem untuk melihat Organ Luar:
Penglihatan/
Mata Bulu Mata melindungi mata dari
benda asing, misal debu,
pasir, dll
Alis Mata melindungi mata dari
keringat dari dahi
Kelopak Mata melindungi bola mata
bagian depan dari benda-
benda asing dari luar
Kelenjar Lakrima Menghasilkan air mata
untuk membasahi mata
yang beguna menjaga
kelembapan mata,
membersihkan mata dari
debu dan membunuh bibit
penyakit yang masuk
kedalam mata
Organ Dalam:
Kornea bagian terluar dari bola
mata yang menerima
cahaya dari sumber cahaya
Sklera melindungi bola mata
Pupil menentukan kuantitas
cahaya yang masuk ke
bagian mata yang lebih
dalam
Iris diafragma untuk mengatur
ukuran pupil
Lensa mata membentuk bayangan
benda yang dilihat
Retina Sebagai layar penangkap
bayangan benda yang
dilihat
Saraf mata/ saraf meneruskan rangsangan ke
optik otak
Otot mata menggerakkan bola mata
11 Sistem berguna untuk Daun telinga membantu mengarahkan
Pendengaran/ mendengar bunyi atau suara yang
Telinga masuk ke lubang telinga
yang kemudian diteruskan
ke gendang telinga
Lubang Telinga menangkap suara atau
bunyi yang ada
disekeliling kita
Gendang Telinga menerima dan meneruskan
getaran-getaran suara
menuju ke tulang
pendengaran.
3 Tulang yang disampaikan dari
Pendengaran, yaitu gendang telinga, getaran-
martir (malleus), getaran suara ini akan
landasan(incus) da diteruskan oleh masing-
n sanggurdi(stapes) masing tulang
pendengaran ini secara
berurutan dari martir ke
landasan sampai sanggurdi
yang kemudian diteruskan
ke rumah siput (klokea).
Saluran Eustachius menghubung-kan ruang
telinga bagian tengah
sampai kebelakang faring.
Saluran ini akan tertutup
dalam kondisi biasa, dan
mulai terbuka ketika kita
sedang mengunyah
makanan atau sedang
menguap
Tulang Labirin rongga yang dilapisi
periosteum
Rumah Siput Penerima getaran suara
dari tulang pendengaran
dan alat keseimbangan
10.Struktur dan fungsi sel

1. Pengertian Sel
Sel berasal dari kata latin cella. Berarti ruangan kecil, yang ditemukan oleh Robert
Hooke, pengamatan terhadap sayatan gabus (terdapat ruangan-ruangan kecil yang menyusun
gabus tsb).
  Sel merupakan suatu ruangan kecil yang bibatasi oleh membran, yang didalamnya
terdapat cairan (protopla)
 Protoplasma terdiri dari plasma sel (sitoplasma) dan inti sel (nukleus). Di dalam inti
sel terdapat plasma inti atau nukleus.
 Sel merupakan satuan terkecil makhluk hidup yang dapat melaksanakan kehidupan
(tidak dapat dibagi-bagi lagi). merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup (dilihat
secara struktural).
Secara fungsional, sel berfungsi untuk menjalankan fungsi kehidupan
(menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunnya berfungsi) kemudian membentuk
organisme. Sel berkembang biak dengan cara membelah diri (secara mitosis).

Sel Prokariotik
Sel prokariotik merupakan tipe sel yang tidak memiliki sistem endomembran sehingga sel tipe
ini memiliki materi inti yang tidak dibatasi oleh sistem membran, tidak memiliki organel yang
dibatasi oleh sistem membran. Sel prokariotik terdapat pada bakteri dan ganggang biru.

Sel Eukariotik
sel eukariotik merupakan tipe sel yang memiliki sistem endomembran. Pada sel eukariotik, inti
tampak jelas karena dibatasi oleh sistem membran. Pada sel ini, sitoplasma memiliki berbagai
jenis organel seperti antara lain: badan Golgi, retikulum endoplasma (RE), kloroplas (kuhusus
pada tumbuhan), mitokondria, badan mikro, dan lisosom.
Struktur dan Fungsi Sel Prokariotik Bakteri merupakan salah satu contoh organisme yang
memiliki sel tipe prokariotik.

Bagian luar sel bakteri terdiri dari: kapsula, dinding sel, dan membran plasma. Kapsula
yaitu bagian yang paling luar berupa lendir yang berfungsi untuk melindungi sel. Bahan kimia
pembangun kapsula adalah polisakarida. Dinding sel terdiri dari berbagai bahan seperti
karbohidrat, protein, dan beberapa garam anorganik serta berbagai asam amino.
Fungsi Dinding sel Fungsi dinding sel yaitu sebagai pelindung, mengatur pertukaran zat dan
reproduksi. Sedangkan membran dalam merupakan bagian penutup yang paling dalam. Membran
plasma bakteri mengadung enzim oksida dan respirasi. Fungsinya serupa dengan fungsi
mitokondria pada sel eukariotik. Pada beberapa daerah membran plasma membentuk lipatan ke
arah dalam disebut mesosom. Fungsi mesosom yaitu untuk respirasi dan sekresi dan menerima
DNA pada saat konyugasi. Beberapa bakteri memiliki alat gerak berupa flagel. Beberapa bakteri
lainnya mengandung villi yang berfungsi untuk melekatkan diri. Sitoplasma merupakan bagian
dalam sel bakteri. Sitoplasma berbentuk koloid yang agak padat yang mengandung butiran-
butiran protein, glikogen, lemak dan berbagai jenis bahan lainnya. Pada sitoplasma sel bakteri
tidak ditemukan organel-organel yang memiliki sistem endomembran seperti badan Golgi,
retikulum endoplasma (RE), kloroplas, mitokondria, badan mikro, dan lisosom. Sedangkan
ribosom banyak ditemukan pada sitoplasma bakteri. bakteri gram positif dan gram negatif.

Struktur dinding bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Bandingkan komponen
utama dinding sel kedua jenis bakteri, bagaimana letak peptidoglikan pada kedua bakteri
tersebut. Peptidoglikan inilah yang membedakan hasil pewarnaan Gram yang berbeda pada
kedua bakteri tersebut. (Sumber : Campbell et al., 2000)

Struktur dan Fungsi Sel Eukariotik


Sel eukariotik merupakan sel yang memiliki sistem endomembran. Sel tipe ini secara
struktural memiliki sejumlah organel pada sitoplasmanya. Organel tersebut memiliki fungsi yang
sangat khas yang berkaitan satu dengan yang lainnya dan berperan penting untuk menyokong
fungsi sel. Organisme yang memiliki tipe sel ini antara lain hewan,tumbuhan, dan jamur baik
multiseluler maupun yang uniseluler.

Tipe sel eukariotik pada tumbuhan sedikit berbeda dengan pada hewan. Pada sel hewan, pada
bagian luar sel tidak ditemukan adanya dinding sel, sebaliknya pada tumbuhan dan jamur
ditemukan adanya dinding sel. Walaupun demikian dinding sel tumbuhan dan sel jamur secara
kimiawi berbeda penyusunnya. Pada jamur didominasi oleh chitin sedangkan pada tumbuhan
selulosa. Pada tumbuhan ditemukan adanya organel kloroplas sedangkan pada jamur dan hewan
tidak ditemukan. Selain perbedaan tersebut pada dasarnya baik sel hewan, tumbuhan, dan jamur
memiliki struktur yang serupa.

Membran sel Membran Sel tersusun oleh lipoprotein. . Membran sel membatasi segala
kegiatan yang terjadi di dalam sel sehingga tidak mudah terganggu oleh pengaruh dari luar

STRUKTUR SEL EUKARIOTA


A. Membran Plasma
adalah membran sel yang membatasi antara isi dan linggkungan luarnya. Fungsi ;
melindungi sel dari lingkungan luar dan membantu menjaga lingkungan dalam sel, mengatur
pertukaran materi antara sel dan lingkungan luar serta sebagai penerima rangsang (reseptor) dari
lingkungan luar. Membran plasma bersifat semipermiabel. Membran plasma tersusun atas lipid,
protein, dan karbohidrat. Peran protein” pada mambran plasma : 1. Memberikan kekuatan
struktural pada membran, 2. Bekerja sebagai enzim untuk melangsungkan berbagai jenis reaksi
kimia, 3. Bekerja sebagai protein pembawa untuk transpor molekul melalui membran, 4. Bekerja
sebagai protein penyalur, 5. Mengurakan zat lipid, oleh sebab itu membentuk pori membran.
B. Sitoplasma
berfungsi > tempat penyimpanan bahan-bahan kimia yang berperan dalam
metabolisme sel.
C. Nukleus/ inti sel
fungsi > pusat fungsi metabolisme sel yang menentukan sifat-sifat sel. Ruang diantara
membran lar dan membran dalam inti disebut ruang perinukleus.
D. Ribosom
adalah partikel-partikel kecil yang terdapat pada sitoplasma dan terdiri atas RNA dan
protein. Fungsi >berperan dalam sintesis protein.
E. Retikulum Endoplasma
RE halus berperan didalam mekanisme detoksifikasi, dan sintesis lemak, kolestrol,
steroid, serta sebagai jalur transportasi didalam sel RE kasar berperan dalam sintesis protein
dengan adanya ribosom yang menempel pada permukaan membrannya.
F. Badan Golgi
fungsi > memodifikasi produk sekresi; sekresi enzim-enzim; glioksilasi protein-protein
yang disintesis oleh retikulum endoplasma kasar; pembuatan membran untuk vesikel yang
dikeluarkan dari permukaan trans; dan proliferasi membran plasma dengan menambahkan
bahan-bahan membran untuk organel-organel didalam sel dan membran plasma.
G. Lisosom
mengandung sejumlah enzim hidrolitik yang mampu mencerna protein, asam nukleat,
polisakarida, dan bahan” lain.
H. Mitokondria
ruang yang terdapat diantara krista mitokondria disebut matriks. Fungsi > fungsi
metabolik, meliputi produksi energi dari metabolisme karbohidrat dan lipid. / sebagai tempat
berlangsung respirasi untuk menghasilkan energi. / tempat respirase aerob. Energi yg dihasilkan
dalam bentuk ATP.
I. Mikrobodi/ bagan mikro
fungsi > berfungsi dalam metabolisme hidrogen peroksida dan asam glioksilat.

J. Rangka Sitosol
berfungsi menjaga bentuk sel dan memungkinkan adanya pergerakan sel dan molekul-
molekul didalam sel.

11.Karakteristik DNA dan RNA


Semua DNA manusia adalah 99,9% identik dan tersisa 0,1% adalah unik
untuk setiap individu. Ini adalah pengidentifikasi yang ditemukan dalam tubuh
dan berfungsi sebagai cetak biru genetik yang akan menentukan karakteristik
biologi. Biasanya, sebuah molekul DNA terdiri dari sekitar 3 miliar pasangan
basa, yang dikenal sebagai bahan penyusun DNA.

DNA ini dirancang untuk melayani fungsinya. Salah satu fungsi penting dari DNA
adalah Replikasi – struktur heliks ganda molekul DNA memungkinkan pemisahan
helai untuk dapat mengikat dengan yang baru berkembang molekul DNA. Double
helix dapat melahirkan jumlah yang tak terbatas dari molekul DNA selama
proses replikasi berlangsung.

Molekul DNA terdiri dari subunit yang mengandung gula dan gugus
fosfat. Selain itu, ada empat basa nitrogen yang memungkinkan untuk molekul
yang akan diatur dalam cara dimana kode terbentuk.

DNA ditemukan di hampir setiap sel dalam tubuh.


 DNA inti- berada di dalam nukleus sel.
 DNA Mitokondria – ditemukan pada organel kecil yang dikenal sebagai
mitokondria.

RNA (asam ribonukleat)

RNA adalah asam nukleat yang terdiri dari rantai panjang unit nukleotida. Seperti
molekul DNA, setiap nukleotida terdiri dari basa nitrogen, gula dan fosfat.

1. RNA dibuat dengan proses yang dikenal sebagai transkripsi, yang


melibatkan 4 langkah-langkah berikut:
2. DNA “membuka ritsleting” dengan memecah ikatan.
3. Nukleotida bebas menyebabkan pembentukan pasangan RNA dengan basa
komplementer.
4. Spiral terbentuk dari gula dan fosfat menjadi tulang punggung.
5. Ikatan terpilin yang terjadi antara RNA dan terpecahnya ikatan DNA dan
RNA yang baru terbentuk meninggalkan melalui pori-pori inti

Jenis RNA

 mRNA (RNA Messenger)


Tugas mRNA adalah untuk membawa pesan genetik tentang urutan protein dari
genom DNA ke ribosom dalam sel. Ribosom merupakan organel yang ditemukan
mengambang di sitoplasma atau dalam retikulum endoplasma, ini adalah di mana
protein disintesis.

 ncRNA (Non-Coding RNA)


Molekul RNA ini tidak dikodekan oleh DNA ini agak dikodekan oleh RNA

 tmRNA (Transfer-messenger RNA)


Ini adalah molekul RNA transfer yang mengikat asam amino dalam urutan yang
pasti pada mRNA tersebut.

Perbandingan DNA dengan RNA

Ciri-ciri DNA RNA

Deoksiribosa (molekul gula ini adalah sama

Molekul dengan ribosa, namun memiliki tambahan

gula OH) Ribosa

DNA muncul sebagai Heliks ganda.

Tampaknya seperti tangga bengkok. Dalam RNA tampak seperti benang spiral

struktur dengan anak tangga diwakili oleh dengan basa mencuat menuju

Penampila empat huruf alfabet DNA. Spiral ini juga pusat. RNA ini juga terdiri dari gula,

n terdiri dari gula dan fosfat. fosfat dan basa nitrogen.

BasaNitro  A (adenin)  A (adenin)


 G (guanin)  G (guanin)
gen  C (sitorin)  C (sitosin)
 T (timin)  U (urasil)
Dan (A-T) Adenin berpasangan dengan Timin(A-U) Adenin berpasangan dengan
dan (C-G) Sitosin berpasangan denganUrasil dan (C-G) Sitosin dengan
Guanin Guanin
Pasangan

Replikasi informasi genetikTransfer

Fungsi informasi genetik Membawa informasi genetik

Nukleus Sel, Sitoplasma dan

Lokasi Nukleus Sel dan Mitokondria Ribosom

Penemuan DNA dan RNA menjadi tonggak penting dalam sejarah manusia, tetapi
ada lebih banyak untuk belajar tentang mereka karena mereka sangat teknis di
alam. Semua kita tahu sekarang adalah DNA dan RNA yang membuat setiap
organisme hidup akan sama, tetapi pada saat yang sama, mereka juga membuat
kita unik dari satu sama lain.

12.Bioteknologi konvensional dan modern

Pengertian Bioteknologi

Secara harfiah, pengertian bioteknologi terdiri atas 2 kata yaitu bio (yang berarti hidup)
dan teknologi(yang berarti ilmu terapan). Dari 2 asal kata tersebut, pengertian bioteknologi dapat diartikan
sebagai suatu ilmu terapan atau teknologi yang menggunakan atau memanfaatkan mahluk hidup sebagai
komponen utama dalam pembuatan produk baik dalam bentuk barang maupun jasa yang berguna bagi
kehidupan manusia.

Sejalan dengan pengertian di atas, bioteknologi menurut Wikipedia juga diartikan sebagai salah
satu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang pemanfaatan makhluk hidup (virus, fungi, bakteri, dan
lain-lain) atau produk yang dihasilkan dari makhluk hidup (seperti enzim maupun alkohol) dalam kegiatan
produksi barang dan jasa yang dibutuhkan manusia.

Adapun dalam kehidupan sehari-hari, kita sebetulnya juga telah akrab dengan penggunaan
bioteknologi. Tempe dan oncom, tape, keju, yogurt, dan kecap merupakan beberapa contoh penerapan
bioteknologi tradisional yang sering kita temui selama ini. Terlepas dari contoh tersebut, ternyata masih
banyak contoh-contoh penerapan bioteknologi yang mungkin belum kita ketahui. Contoh-contoh
penerapan bioteknologi tersebut terbagi menjadi 2 macam, yaitu contoh penerapan bioteknologi
konvensional (tradisional) serta penerapan bioteknologi modern.

Pengertian Bioteknologi Konvensional dan Contohnya

Bioteknologi konvensional atau biasa juga disebut bioteknologi tradisional adalah suatu penerapan
bioteknologi yang telah digunakan sejak ilmu pengetahuan masih belum berkembang pesat,
penggunaannya terbatas pada peran organisme melalui teknik fermentasi yang terjadi dalam skala kecil,
dan prosesnya masih sangat sederhana. Adapun beberapa contoh penerapan bioteknologi konvensional
dapat kita temui dalam proses pembuatan bahan pangan yang menerapkan teknik fermentasi seperti
tape, anggur, tempe, oncom, kecap, tauco, dan lain sebagainya. Untuk contoh bioteknologi konvensional
secara lebih lengkap, Anda dapat mengunjungi artikel ini.

Pengertian Bioteknologi Modern dan Contohnya

Berbeda dengan bioteknologi konvensional atau tradisional yang umumnya masih menggunakan alat
dan cara kerja yang sederhana, pengertian bioteknologi modern dianggap sebagai suatu terobosan baru
dalam perkembangan ilmu biologi. Bioteknologi modern adalah penerapan bioteknologi yang telah
menggunakan alat dan cara kerja yang canggih, dilakukan dalam keadaan bersih dan steril, kualitas
produk lebih baik, dan kuantitas hasil produk yang dibuat lebih banyak.

Adapun dalam jenis bioteknologi ini, penerapan tidak hanya mengandalkan kerja mikroba melalui
fermentasi, melainkan sudah bermain di ranah manipulasi terhadap susunan genetis mikroba yang
digunakan, misalnya melalui penyusupan gen. Beberapa contoh penerapan bioteknologi modern antara
lain kultur jaringan, pemuliaan tanaman melalui rekayasa transgenik, produksi obat-obatan antibiotik, dan
lain sebagainya.

13.Mekanisme reaksi katabolisme dan anabolisme


Anabolisme adalah proses penyusunan senyawa kimia yang sederhana ke senyawa kimia atau
molekul kompleks. Peristiwa tersebut memerlukan energi dari luar. Kemudian, energi itu digunakan
untuk mengikat senyawa sederhana menjadi senyawa yang lebih kompleks. Dengan demikian, pada
proses ini energi yang diperlukan tidak akan hilang. Namun tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan
kimia pada senyawa atau materi kompleks yang baru terbentuk. Energi yang digunakan dalam
anabolisme dapat berupa energi cahaya atau energi kimia. Anabolisme yang dari energi cahaya
disebut dengan fotosintetis, sedangkan anabolisme dari energi kimia disebut dengan kemosintetis.

Senyawa kompleks yang disentetis organisme adalah senyawa organik atau senyawa hidrokarbon
yang dapat disusun oleh organisme autotrof sedangkan senyawa organik yang disintetis dengan
menggunakan energi cahaya disebut dengan fotoautotrof. Jika menyintetis senyawa organik tersebut
memerlukan energi kimia disebut dengan kemoautotrof.

Katabolisme adalah proses pemecahan atau penguraian senyawa kompleks ke senyawa yang
lebih sederhana dengan menghasilkan energi yang dapat digunakan oleh organisme dalam
beraktivitas. Senyawa organik menyimpan energi dalam sebuah rangkaian atom-atom. Dengan
bantuan enzim, sel secara teratur memecah molekul-molekul yang lebih sederhana dengan ukuran
energi yang lebih kecil. Terdapat dua cara bagi organisme dalam menghasilkan energi antara lain
sebagai berikut...
1. Respirasi seluler adalah menggunakan oksigen sebagai bahan bakar organik. Keseluruhan proses
berlangsungnya respirasi seluler adalah sebagai berikut..

Senyawa Organik + Oksigen => Karbon dioksida + Air + Energi

2. Fermentasi atau respirasi anaerob adalah proses pemecahan molekul yang berlangsung tanpa
dengan menggunakan oksigen.
Contoh Reaksi Katabolisme adalah pengubahan glukosa menjadi CO2 dan H2O dalam respirasi
aerob yang berlangsung dalam sel. Dalam pemecahan glukosa diperlukan oksigen dan membebaskan
sejumlah energi. Energi tersebut kemudian yang digunakan untuk berbagai aktivitas.

Kesimpulan Anabolisme dan Katabolisme :

Dari hasil uraian diatas, disimpulkan bahwa reaksi anabolisme terjadi penyimpanan energi.
Sehingga, anabolisme merupakan reaksi endergonik. Reaksi endergonik adalah reaksi yang
membutuhkan energi. Jika reaksinya memerlukan energi dalam bentuk yang panas, reaksi tersebut
dinamakan dengan reaksi endotern. Sebaliknya dengan katabolisme, katabolisme adalah reaksi yang
membebaskan energi. Jadi, reaksinya bersifat eksorgenik. Jika reaksi membebaskan energi dalam
bentuk panas, maka reaksi tersebut dinamakan dengan reaksieksotern.

14.Pembelahan sel

Pengertian pembelahan sel, Dalam suatu proses menghasilkan dan


menciptakan suatu generasi-generasi penerus baru dari sel-sel maupun individu yang
mempunyai sifat multiseluler seperti halnya diri mereka sendiri yang dihasilkan oleh
indukan ataupun orang tua merupakan definisi dari reproduksi atau pembelahan sel
pada ilmu biologi.

Reproduksi atau pembelahan sel pada umumnya dibedakan menjadi 3


jenis pembelahan sel, yakni pembelahan secara amitosis atau biner, pembelahan sel
secara mitosis, dan pembelahan sel secara meiosis.

Pembelahan Sel Secara Amitosis


Proses pembelahan sel secara amitosis biasanya berlangsung
secara spontan, tanpa melewati suatu tahapan-tahapan pada pembelahan sel.
Biasanya pada organisme prokariotik seperti halnya bakteri menggunakan dan
memakai cara pembelahan ini. Pada proses pembelahan sel secara amitosis
dapat terjadi karena sel-sel bakteri yang tidak mempunyai bagian-bagian
dari membran inti yang berperan penting dalam membatasi nukleoplasma dengan
sitoplasma.

Kemudian bisa juga karena DNA yang tersimpan di dalam ruang lingkupnya sel
relative lebih kecil jika dibandingkan dengan DNA pada sel eukariotik. Bentuk
sirkuler merupakan bentuk dari DNA prokariotik sehingga pada DNA tidak perlu
digabungkan menjadi kelompok dari kromosom-kromosom sebelum terjadinya suatu
proses pembelahan sel-sel.

Ciri – ciri Pembelahan Sel Amitosis :


Terjadi organisme Unsiluler atau bersel tunggal, misalnya :
 Amoeba
 Parameciu
 Alga Biru, dll

Setiap sel terbelah menjadi 2 sel

Tujuan Pembelahan Sel Amitosis :


Tujuan dari pembelahan sel amitosis ini adalah untuk reproduksi yaitu untuk
memperbanyak diri yang awalnya hanya satu kini terbelah menjadi beberapa bagian
sehingga menghasilkan pembelahan yang banyak dan sempurna.

Pembelahan Sel Secara Mitosis

Pembelahan secara mitosis adalah pembelahan sel yang terjadi melalui


tahapan-tahapan tertentu (akan dibahas kemudian). Pembelahan mitosis
menghasilkan dua sel anakan. Setiap sel anakan mengandung jumlah kromosom
yang sama dengan induknya. Pembelahan mitosis terjadi pada sel eukariotik. Jika sel
induk membelah mengandung kromosom diploid (2n), sel anakan yang dihasilkan dari
pembelahan mitosis adalah dua sel anakan yang juga diploid (2n).

Dengan kata lain, pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anakan identik.
Pada proses pembelahan secara mitosis dapat terjadi selama proses perkembangan,
pertumbuhan dan juga reproduksi aseksual (reproduksi yang menghasilkan
keturunan dari orang tua tunggal). Jika pada makhluk hidup seperti hewan dan
manusia, proses pembelahan sel secara mitosis dapat terjadi pada sel meristem
somatis yang dapat diartikan sebagai sel tubuh yang masih muda yang masih
mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan.

Sebagai contoh zigot, zigot adalah hasil dari sel telur yang telah dibuahi oleh
sperma. Disini Zigot dapat melakukan proses pembelahan yang dilakukan beberapa
kali secara mitosis guna melakukan peranannya dalam proses pembentukan suatu
embrio. Jika pembelahan pada tumbuhan yang memiliki bunga, perkembangan dan
pertumbuhan paling besar dapat terjadi pada bagian-bagian yakni pada bagian ujung
akar dan bagian ujung tunas batang. Jadi pembelahan sel secara mitosis pada
tumbuhan yang memiliki bunga dapat terjadi pada sel-sel meristem di kedua bagian
tempat tersebut.

Tahap-Tahap Pembelahan sel secara Mitosis


Sel juga mempunyai siklus sendiri yakni siklus sel. Dalam siklus sel
tersebut terdiri dari fase pembelahan sel atau disebut dengan mitotik dan
suatu periode perkembangan dan pertumbuhan yang biasa disebut interfase.
Interfase dikategorikan menjadi tiga subfase, yakni G1, S, dan G2,
sebelum suatu sel-sel memasuki tahapan dalam fase mitotik dan telah siap untuk
melakukan proses membelah.

Definisi dari pembelahan mitosis merupakan suatu proses pembelahan dimana


prosesnya akan menghasilkan sel-sel tubuh. Pada umumnya, proses pembelahan sel
secara mitosis dibagi menjadi beberapa fase, yakni fase istirahat (interfase), fase
pembelahan inti (kariokinesis), dan fase pembelahan sitoplasma (sitokinesis).

Fase Mitosis
Fase mitosis adalah fase yang terjadi pembelahan yang tidak di awali dengan
interfase akan tetapi interfase ini merupakan salah satu fase dari mitosis dengan
meitosis yang berkelanjutan. Sehingga antara mitosis dengan mitosis yang lainnya
bisa terjadi interfase. Sehingga perlu diketahui juga bahwa dimana pada interfase ini
sel akan melakukan beberapa persiapan yang akan di gunakan untuk mitosis
selanjutnya. Pembelahan sel mitosis ini di bagi menjadi 2 fase yaitu :

1. Fase Kariokinesis
Definisi dari kariokinesis adalah suatu tahapan pada proses pembelahan inti sel.
Berikut penjelasan mengenai tahapan dari fase yang lebih rinci dan detail sebagai
berikut :

 Profase

Pada tahapan ini, DNA akan mulai digabungkan / dikemas menjadi kromosom.
Definisi dari kromosom adalah sebagai suatu struktur-struktur paling padat dari
gabungan / kemasan DNA. DNA sendiri, harus digabung / dikemas ke dalam suatu
kromosom. Definisi dari profase adalah sebagai tahapan-tahapan yang paling lama
terjadi dalam proses pembelahan sel secara mitosis.

Pada tahapan-tahapan profase awal, kromosom sendiri akan mulai tampak


menjadi lebih pendek dan mulai menebal. Jika pada tahapan di sel hewan, bagian
sentriol akan mengalami proses membelah dan masing-masingnya akan
melakukan proses pergerakan menuju ke kutub yang jalurnya berlawanan arah pada
nukleus. Kemudian proses selanjutnya akan terbentuk suatu jaringan benang-
benang spindel yang mempunyai penghubung secara langsung dari bagian kutub ke
bagian kutub pula.

Jika pada tahapan di sel tumbuhan, tidak mempunyai bagian sentriol dan
bagian dari benang-benang spindel yang akan terbentuk tanpa terjadi
pengikatan pada pada sentriol. Sedangkan pada tahapan-tahapan profase akhir,
masing-masing dari kromosom sendiri akan mulai terlihat yang terdiri dari dua
bagian kromatid yang mengalami proses pengikatan pada sentromer. Kemudian
proses selanjutnya, bagian dari nucleolus akan menghilang dan bagian dari membran
nucleus akan mengalami kehancuran. Pada tahapan-tahapan ini, bagian kromosom
bergerak sangat bebas di dalam bagian-bagian sitoplasma.

 Metafase

Definisi dari metafase adalah sebagai tahapan-tahapan yang sangat singkat


dalam proses pembelahan sel secara mitosis. Pada tahapan-tahapan tersebut, bagian
kromosom bergerak menuju ke bidang ekuator pada benang-benang spindel.
Kromosom akan mengalami pengikatan pada benang-benang spindel melalui
bagaian sentromer.
Mengapa kromosom sendiri bermukim pada bidang ekuator? Hal ini dengan
tujuan agar pada saat proses pembagian-pembagian sejumlah informasi-informasi
dari DNA, sehingga pembagian informasi dari DNA dilakukan secara merata dan
sama jumlahnya kepada sel anakan.

 Anafase

Definis dari anafase adalah sebagai tahapan-tahapan yang singkat dalam proses
pembelahan sel secara mitosis. Dalam tahapan-tahapan ini, pada masing-masing
sentromer akan melakukan pengikatan pada kromatid yang sedang membelah
secara bersamaan. Kromatid akan mengalami pergerakan menuju bagian kutub
untuk pembelahan.

Hal tersebut karena terjadinya proses kontraksi pada benang spindel.


Saat proses kontraksi sendiri, pada benang spindel akan mulai memendek dan
selanjutnya akan menarik kromatid untuk membelah menjadi dua bagian yang sama
pada kedua kutub yang mempunyai arah berlawanan. Tahapan-tahapan ini
akan menghasilkan salinan kromosom yang saling berpasangan yakni (1c,2n).

 Telofase

Pada tahapan-tahapan ini, bagian dari membran inti akan mulai terbentuk dan
pada nucleolus akan kembali muncul. Pada bagian kromosom akan melalui proses
pembentukan benang-benang yang bernama benang kromatin. Selanjutnya, tahapan-
tahapan pada telofase berakhir dengan terjadinya proses pembelahan
pada sitoplasma. Proses ini sering disebut dengan sitokinesis.

2. Fase Sitokinesis
Pada tahap ini akan terjadi proses pembelahan sel pada sitoplasma yang
akan diikuti dengan suatu proses pembentukan sekat-sekat pada sel yang baru.
Sekat-sekat ini akan memisahkan bagian antara dua inti tersebut yang kemudian
akan menjadi dua sel anakan. Pada sel hewan sendiri, tahapan-tahapan sitokinesis
akan dimulai pada saat tahapan telofase berakhir. Sedangkan pada sel
tumbuhan mempunyai bagian dinding sel keras. Maka dari itu, tahapan sitokinesis
pada sel tumbuhan berbeda dengan tahapan sitokinesis pada sel hewan. (baca
juga : Fungsi Enzim Renin)

Pembelahan Sel Secara Meiosis

Pembelahan secara meiosis didefinisikan sebagai proses pembelahan sel yang


melewati suatu tahapan-tahapan tertentu. Proses pembelahan ini yakni
terjadi pembelahan sel induk diploid / disebut dengan (2n) dan menghasilkan empat
sel anakan haploid / disebut dengan (n). Separuh kromosom sel induk terkandung
dalam masing-masing sel anakan yakni haploid (n).

Proses ini terjadi pada saat pembentukan sel gamet yang prosesnya terjadi pada
bagian organ reproduktif. Pada makhluk hidup seperti halnya hewan dan manusia,
sperma yang bersifat haploid akan dihasilkan di bagian dalam testis dan sel telur
yang bersifat haploid yang akan dihasilkan di bagian dalam ovarium.
Sedangkan pada tumbuhan yang memiliki bunga, sel gamet akan dihasilkan di
bagian dalam putik dan dari benang sari yang melalui proses pembelahan sel secara
meiosis. Tujuan Meiosis adalah sebagai penghasil gamet yang secara genetik hanya
mempunyai setengah dari induknya sendiri, dampaknya akan menyebabkan adanya
berbagai macam variasi genetik.

Tahap-Tahap Pembelahan Sel Secara Meiosis (Pembelahan Reduktif)


Pada tahapan-tahapan ini sel kelamin berperan sebagai reproduksi suatu
makhluk hidup secara seksual yang memiliki sifat generatif. Sel kelamin hanya
terdapat setengah pasang kromosom yakni haploid atau (n). Pada tahap pembelahan
sel secara meiosis serupa dengan pembelahan sel secara mitosis. Hanya pada
proses pembelahan sel secara meiosis terjadi dua kali proses pembelahan, yakni
pada proses pembelahan sel meiosis I dan pembelahan sel meiosis II. Pada proses
pembelahan sel meiosis mempunyai tahapan yang sama. Brikut tahapan-tahapan
meiosis sebagai berikut.

Ciri-ciri Pembelahan Sel Meiosis :


 Reproduksi secara seksual
 Memiliki sifat Generatif

Terjadi 2 tahap pembelahan sel :

 Tahap Meiosis I
 Interfase
 Profase I
 Metafase I
 Anafase I
 Telofase l
 Sitokinesis I
 Tahap Meiosis II
 Interfase
 Profase II
 Metafase II
 Telofase II
 Sitokinesis II

Tujuan Pembelahan Sel Meiosis :


Tujuan dari pembelahan sel secara meiosis adalah agar pada generasi-generasi
berikutnya akan mempunyai jumlah kromosom yang tetap

15.Sintesis protein
Sintesis protein adalah proses dimana asam amino secara linear diatur
menjadi protein melalui keterlibatan RNA ribosom, RNA transfer, RNA, dan
berbagai enzim. Sintesis protein adalah proses dimana sel-sel individual
disusun membentuk protein.

Baik asam deoksiribonukleat (DNA) dan semua jenis asam ribonukleat


(RNA) akan terlibat dalam proses ini. Enzim dalam inti sel memulai proses
sintesis protein dengan terlebih dahulu unwinding (membuka) bagian yang
diperlukan dari DNA, sehingga RNA dapat dibuat. Bentuk RNA sebagai
salinan satu sisi untai DNA, dan dikirim ke area lain dari sel untuk membantu
dalam membawa bersama-sama dari asam amino yang berbeda yang akan
membentuk protein. Sintesis protein dinamakan demikian karena protein
“disintesis” melalui proses mekanik dan kimia dalam sel.

Setelah untai RNA telah dibuat dalam inti, disebut RNA (mRNA). mRNA
keluar dari nukleus melalui lubang kecil yang disebut pori-pori nuklir, dan
bergerak ke area yang lebih besar dari sel, yang dikenal sebagai sitoplasma.
Setelah keluar dari inti, mRNA ditarik menuju struktur yang dikenal sebagai
ribosom, yang berfungsi sebagai stasiun kerja sel untuk sintesis protein.
Pada titik ini, hanya satu sub-unit ribosom yang hadir.

Saat mRNA mengikat sub-unit ribosom, memicu pendekatan lain untai


RNA, disebut RNA transfer (tRNA). Untai tRNA akan mencari tempat yang
tepat untuk mengikat mRNA, dan ketika menemukan, itu akan menempel
pada mRNA, sambil memegang sebuah asam amino pada salah satu
ujungnya. Ketika ini terjadi, sub-unit lain dari ribosom tiba untuk membentuk
struktur lengkap. Saat ribosom mengelilingi helai RNA, untai lain tRNA
mendekat. Untai ini membawa asam amino lain, dan berbeda dari yang
pertama. Sekali lagi, tRNA mencari tempat yang tepat

Ketika untai kedua dari tRNA di tempat dengan asam amino, dua asam
amino mengikat bersama-sama dengan bantuan dari ribosom, serta energi
sel dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Urutan ini berulang, dan rantai
asam amino tumbuh lagi. Ketika asam amino semuanya telah ditempatkan
dalam urutan yang benar, rantai dilipatan ke dalam bentuk tiga dimensi.
Ketika ini terjadi, protein selesai.

Setelah protein telah berhasil dibuat, dua sub-unit ribosom terpisah, akan
bergabung lagi untuk digunakan nanti. Proses sintesis protein terjadi di
berbagai ribosom seluruh sel. Sebuah sel yang beroperasi secara efisien
dapat mensintesis ratusan protein setiap detik.

Peran RNA dalam Sintesis Protein


Dalam semua sel hidup, proses menerjemahkan informasi genetik dari
DNA ke protein yang melakukan sebagian besar pekerjaan dalam sel
dilakukan oleh mesin molekuler yang terbuat dari kombinasi RNA dan
protein. Anehnya, itu adalah RNA, bukan protein, yang melakukan pekerjaan
penting dalam mesin pembuat-protein ini, yang disebut ribosom. Bentuk
dasar dan inti fungsional ribosom dibentuk oleh RNA. RNA telah
dipertahankan melalui lebih dari satu miliar tahun evolusi: RNA ribosom pada
bakteri dan manusia sangat mirip. Kedua RNA, disebut RNA atau mRNA,
menggerakan informasi genetik dari DNA ke ribosom. Messenger RNA
menyediakan ribosom dengan cetak biru untuk membangun protein. Asam
amino adalah bahan bangunan protein. Setiap asam amino dalam protein
dikirim ke ribosom dengan jenis lain dari RNA: RNA transfer (tRNA). Ribosom
menggunakan informasi dalam messenger RNA untuk menghubungkan
bersama transfer RNA mengikat asam amino dalam urutan yang benar untuk
membuat setiap jenis yang berbeda dari protein dalam sel: sel manusia
membuat hampir 100.000 jenis protein, masing-masing dengan messenger
RNA dengan urutan yang unik.

Peran sentral dari RNA dalam sintesis protein diilustrasikan oleh fakta
bahwa banyak antibiotik digunakan untuk melawan infeksi dengan mengikat
RNA ribosom bakteri dan menghambat produksi protein seluler. Hal ini untuk
mencegah bakteri tumbuh. Kesalahan dalam produksi atau urutan komponen
RNA dari mesin sintesis protein juga dapat menyebabkan penyakit pada
manusia, termasuk, anemia Diamond Blackfan, yang disebabkan oleh cacat
dalam produksi ribosom, Dyskeratosis congenita, disebabkan oleh cacat
dalam struktur RNA ribosom, dan beberapa bentuk diabetes, miopati dan
ensefalopati akibat mutasi pada RNA transfer.
16.Asal-usul kehidupan
Teori Abiogenesis
Teori yang dikemukakan Aristoteles ini menyatakan bahwa makhluk hidup
tercipta dari benda tak hidup yang berlangsung secara spontan (generatio
spontanea). Misalnya cacing dari tanah, ikan dari lumpur, dan sebagainya. Teori
ini dianut oleh banyak orang selama beberapa abad.

Aristoteles (384-322 SM), adalah seorang filsuf dan tokoh ilmu pengetahuan
Yunani Kuno. Sebenarnya dia mengetahui bahwa telur-telur belut yang menetas
akan menjadi belut yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut
merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles
berkeyakinan bahwa ada belut yang berasal dari Lumpur.

Menurut penganut paham abiogenesis, makhluk hidup tersebut terjadi


begitu saja secara spontan. Itu sebabnya, teori abiogenesis ini disebut juga
generation spontanea. Bila pengertian abiogenesis dan generation spontanea
digabung, maka konsepnya menjadi: makhluk hidup yang pertama kali di bumi
berasal dari benda mati / tak hidup yang terjadinya secara spontan (sebenarnya
ini adalah dua teori yang berbeda, tetapi orang sudah kadung salah kaprah).

Paham abiogenesis bertahan cukup lama, yaitu semenjak zaman Yunani


Kuno (ratusan tahun sebelum Masehi) hingga pertengahan abad ke-17, dimana
Antonie Van Leeuwenhoek menemukan mikroskop sederhana yang dapat
digunakan untuk mengamati makhluk-makhluk aneh yang amat kecil yang
terdapat pada setetes air rendaman jerami. Oleh para pendukung paham
abiogenesis, hasil pengamatan Antonie Van Leeuwenhoek ini seolah-olah
memperkuat pendapat mereka tentang abiogenesis. Hasil pengamatan Anthoni
ditulisnya dalam sebuah catatan ilmiah yang diberi judul “Living in a drop of
water“. Tokoh lain pendukung teori ini adalah John Needham.

Teori Biogenesis
Teori ini bertentangan dengan teori abiogenesis, karena menganggap
bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup yang sudah ada sebelumnya.
Tiga tokoh terkenal pendukung teori ini adalah Francesco Redi, Lazzaro
Spallanzani, dan Louis Pasteur.
1. Francesco Redi
Redi merupakan orang pertama yang melakukan eksperimen untuk
membantah teori abiogenesis. Dia melakukan percobaan dengan menggunakan
bahan daging segar yang ditempatkan dalam labu dan diberi perlakuan
tertentu.
 Labu I : diisi daging segar dan dibiarkan terbuka
 Labu II : diisi daging segar dan ditutup dengan kain kasa
 Labu III : diisi daging segar dan ditutup rapat
Ketiga labu diletakkan di tempat yang sama selama beberapa hari. Hasilnya
adalah sebagai berikut:
 Labu I : dagingnya busuk, banyak terdapat belatung
 Labu II : dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung
 Labu III : dagingnya tidak busuk, tidak terdapat belatung
Menurut Redi belatung yang terdapat pada daging berasal dari telur lalat.
Labu ke III tidak terdapat belatung karena tertutup rapat sehingga lalat tidak
bisa masuk. Sayangnya, meskipun tertutup rapat ternyata pada labu tersebut
bisa muncul belatung. Ini disebabkan karena Redi tidak melakukan sterilisasi
daging pada disain percobaannya.

2. Lazzaro Spallanzani
Spallanzani juga melakukan percobaan untuk membantah teori abiogenesis,
tetapi menggunakan bahan kaldu. Disainnya sebagai berikut:
 Labu I : diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka
 Labu II : diisi kaldu, lalu ditutup dengan gabus yang disegel dengan lilin,
kemudian dipanaskan
Setelah dingin kedua labu diletakkan di tempat yang sama. Beberapa hari
kemudian hasilnya sebagai berikut.
 Labu I : berubah busuk dan keruh, banyak mengandung mikroba
(bakteri)
 Labu II : tetap jernih, tidak mengandung mikroba
Menurut Spallanzani mikroba yang tumbuh dan menyebabkan busuknya
kaldu berasal dari mikroba yang beraada di udara. Pendukung paham
abiogenesis keberatan dengan disain Spallanzani karena menurut anggapan
mereka, labu yang tertutup menyebabkan gaya hidup (elan vital) dari udara
tidak dapat masuk, sehingga tidak memungkinkan munculnya makhluk hidup
(mikroba).

3. Louise Pasteur
Pasteur menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani. Ia menggunakan
kaldu dalam labu yang disumbat dengan gabus. Selanjutnya gabus tersebut
ditembus dengan pipa berbentuk leher angsa (huruf S), kemudian dipanaskan.
Setelah dingin dibiarkan beberapa hari kemudian diamati. Ternyata air kaldu
tetap jernih dan tidak ditemukan mikroba.
Disain pipa yang berbentuk leher angsa tersebut memungkinkan masuknya
gaya hidup dari udara, tetapi ternyata tidak didapati makhluk hidup dalam
kaldu. Menurut Pasteur, mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari
udara. Mereka tidak bisa masuk karena terhambat oleh bentuk pipa. Hal ini bisa
dibuktikan bila labu dimiringkan sedemikian rupa sehingga kaldu mengalir
melalui pipa dan menyentuh ujung pipa, ternyata beberapa hari kemudian
menyebabkan busuknya kaldu.
Dengan demikian Pasteur telah membuktikan bahwa teori biogenesislah yang
benar. Muncullah ungkapan :
“ omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo, omne vivum ex vivo”
yang artinya: makhluk hidup berasal dari telur, telur berasal dari makhluk hidup,
makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
Teori Evolusi Organik
Louise Pasteur berhasil menumbangkan teori abiogenesis dan mengukuhkan
teori biogenesis. Tetapi ia belum berhasil menjelaskan kapan dan
darimana sel yang pertamakali terbentuk. Para ahli seperti Alexander
Ivanovich Oparin dari Rusia, Harold Urey dan Stanley Miller dari Amerika
yang pertamakali mengajukan hipotesa tentang terbentuknya sel hidup yang
pertama berdasarkan konsep biologi modern, terutama biokimia.

Mengenai teori terbentuknya bumi dan planet-planet lain ada dua teori yang
terkenal yaitu teori kabut asal (nebula) dan teori dentuman besar (big
bang).Teori nebula menyatakan bahwa bermilyar tahun yang lalu bintang-
bintang di angkasa yang tidak stabil meledak. Debu dan gas hasil ledakan ini
lalu membentuk kabut yang disebut kabut asal (nebula). Kabut asal kemudian
memadat lalu meledak, menghasilkan bintang dan planet baru termasuk bumi.
Bumi pada mulanya diperkirakan berupa gumpalan gas dan debu yang
tersusun dari berbagai unsur seperti oksigen, nitrogen, karbon, silikon, besi,
nikel, dan aluminium. Unsur-unsur tersebut kemudian mencair. Unsur yang lebih
berat mengendap dan yang ringan akan membentuk atmosfir. Kondisi saat itu
diperkirakan amat panas dengan suhu 4000 C – 8000 C. Ketika mulai
0 0

mendingin, karbon dan beberapa logam mengembun dan membentuk inti bumi,
sedangkan permukaannya mungkin gersang, tandus, dan tidak datar. Oleh
kegiatan vulkanik permukaan bumi yang masih lunak itu bergerak dan berkerut
terus menerus, dan ketika mendingin kulit bumi tampak berlipat dan pecah.
Keadaan atmosfer juga berbeda dengan keadaan atmosfer sekarang. Gas ringan
seperti hidrogen, helium, nitrogen, oksigen, dan argon lepas meninggalkan bumi
karena medan gravitasi bumi yang sebagian mengembun itu tidak dapat
menahan gas tersebut. Namun senyawa sederhana yang mengandung unsur
tersebut di atas ditahan, seperti air dalam bentuk uap, amonia, hidrogen, dan
metana. Ketika suhu turun di bawah 100 C berlangsunglah proses pendinginan,
0

air di atmosfer mengembun dan hujan turun, akhirnya terbentuklah sungai yang
mengandung mineral yang larut dari lapisan bumi menuju ke laut.
17.Mutasi gen

Mutasi berasal dari kata Mutatus (bahasa latin) yang artinya adalah perubahan. mutasi didefenisikan
sebagai perubahan materi genetic (DNA) yang dapat diwariskan secara genetis keketurunannya.
Istilah mutasi petama kali digunakan oleh Hugo de Vries, untuk mengemukakan adanya
perubahan fenotipe yang mendadak pada bunga Oenothera lamarckiana dan bersifat menurun.
Ternyata perubahan tersebut terjadi karena adanya penyimpangan dari kromosomnya. Seth wright juga
melaporkan peristiwa mutasi pada domba jenis Ancon yang berkaki pendek dan bersifat menurun.
Penelitian ilmiah tentang mutasi dilakukan pula oleh Morgan (1910) dengan menggunakan Drosophila
melanogaster (lalat buah). Akhirnya murid Morgan yang bernama Herman Yoseph Muller berhasil dalam
percobaannya terhadap lalat buah, yaitu menemukan mutasi buatan dengan menggunakan sinar X
(Anonim, 2009).
Mutasi adalah perubahan pada materi genetik suatu makhluk yang terjadi secara tiba-tiba, acak, dan
merupakan dasar bagi sumber variasi organisme hidup yang bersifat terwariskan (heritable). Mutasi juga
dapat diartikan sebagai perubahan struktural atau komposisi genom suatu jasad yang dapat terjadi
karena faktor luar (mutagen) atau karena kesalahan replikasi. Peristiwa terjadinya mutasi disebut
mutagenesis. Makhluk hidup yang mengalami mutasi disebut mutan dan factor penyebab mutasi disebut
mutagen (mutagenic agent). Perubahan urutan nukleotida yang menyebabkan protein yang dihasilkan
tidak dapat berfungsi baik dalam sel dan sel tidak mampu mentolerir inaktifnya protein tersebut, maka
akan menyebabkan kematian (lethal mutation).
Mutasi dapat mempengaruhi DNA maupun kromosom. DNA dapat dipengaruhi pada saat sintesis
DNA (replikasi). Pada saat tersebut factor mutagenic mempengarugi pasangan basa nukleutida sehingga
tidak berpasangan dengan basa nukleutida yang seharusnya (mismatch). Misalnya triplet DNA cetakan
adalah TTA. Namun karena adanya mutagen menyebabkan DNA polymerase memasangkan A dengan C,
bukan dengan T .

18.Teori evolusi

Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu
populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang
menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk
hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi,
keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan
gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang
bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi
genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-
perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.

Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik.
Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk
keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi -
dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu
dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih
banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. [1][2]
Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi
secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam.[3] Sementara itu, hanyutan genetik
(Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan
acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah
suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.

19.Hukum mendel
Perkawinan akan menghasilkan keturunan yang mempunyai bentuk fisik dan
sifat yang mirip dengan orang tua mereka. Hal ini terjadi karena sifat yang terdapat
pada gen dalam nukleus sel sperma akan bergabung dengan gen dalam nukleus sel
telur. Dari perkawinan itu akan menghasilkan suatu individu yang di dalamnya terdapat
gabungan dari sifat-sifat gen tersebut. Pelajaran ini akan menjelaskan pola
pengendalian sifat keturunan pada makhluk hidup.

Kita telah mengetahui bahwa gen yang terdapat pada kromosom di dalam
nukleus merupakan pengendali faktor keturunan pada makhluk hidup. Gen berfungsi
menyampaikan informasi genetik kepada generasi berikutnya. Oleh karena itu, setiap
keturunan akan mempunyai fenotip maupun genotip yang hampir sama atau hasil
campuran sifat-sifat induknya. Sifat yang dapat diamati disebut fenotip, misal warna,
bentuk, ukuran, dan sebagainya. Sifat yang tidak dapat diamati disebut genotip berupa
susunan genetik suatu individu.

Gregor Johann Mendel (1822–1884) merupakan seorang biarawan


berkebangsaan Austria, yang berjasa besar dalam memperkenalkan ilmu pengetahuan
tentang pewarisan sifat atau disebut genetika. Hukum genetika yang diperkenalkan
Mendel dikenal dengan hukum Mendel I dan hukum Mendel II. Dari penemuannya ini,
Mendel dikukuhkan sebagai Bapak Genetika.

Selama delapan tahun (1856–1864) Mendel melakukan penelitian persilangan


pada tanaman ercis atau Pisum sativum (kacang kapri). Mendel memilih tanaman ercis
untuk percobaannya sebab tanaman ercis masa hidupnya tidak lama hanya berkisar
setahun, mudah tumbuh, memiliki bunga sempurna sehingga terjadi penyerbukan
sendiri yang akan menghasilkan galur murni (keturunan yang selalu memiliki sifat yang
sama dengan induknya), dan mampu menghasilkan banyak keturunan. Tanaman ercis
memiliki tujuh sifat dengan perbedaan yang mencolok seperti berikut;
1. Batang tinggi atau kerdil (pendek).
2. Buah polongan berwarna kuning atau hijau.
3. Bunga berwarna ungu atau putih.
4. Letak bunga aksial (sepanjang batang) atau terminal (pada ujung batang).
5. Biji masak berwarna hijau atau kuning.
6. Permukaan biji bulat atau berkerut.
7. Warna kulit biji abu-abu atau putih.

Faktor determinan (gen) disimbolkan oleh sebuah huruf. Huruf yang umum
digunakan adalah huruf pertama dari suatu sifat. Contoh R merupakan gen yang
menentukan warna merah (R dari kata rubra artinya merah) dan r adalah gen yang
menentukan warna putih (alba). R ditulis dengan huruf besar karena warna merah yang
dibawa oleh gen R bersifat dominan terhadap warna putih yang dibawa gen r. Sifat
dominan mengalahkan sifat resesif.

Genotip suatu individu biasanya bersifat diploid (2n) sehingga diberi simbol
dengan dua huruf yang sama. Sifat suatu individu yang genotipnya terdiri atas gen-gen
yang sama dari tiap jenis gen misalnya RR, rr, AABB, aabb disebut homozigot. Sifat
suatu individu yang genotipnya terdiri atas gen-gen yang berlainan dari tiap jenis gen
disebut heterozigot, misalnya Rr, AaBb, dan sebagainya.
a. Hukum Mendel I
Hukum Mendel I diperoleh dari hasil perkawinan monohibrid, yaitu persilangan
dengan satu sifat beda. Mendel melakukan persilangan antara tanaman ercis biji bulat
dengan tanaman ercis biji berkerut (perhatikan Gambar 5.3). Hasilnya semua
keturunan F1 berupa tanaman ercis biji bulat. Selanjutnya dilakukan persilangan
antarketurunan F1 untuk mendapatkan keturunan F2. Pada keturunan F2 didapatkan
perbandingan fenotip kira-kira 3 biji bulat : 1 biji berkerut.
b. Hukum Mendel II

Pada percobaan berikutnya, Mendel menggunakan persilangan dengan dua sifat


beda atau disebut persilangan dihibrid. Mendel menggunakan dua sifat beda dari
tanaman ercis, yaitu bentuk dan warna biji. Oleh Mendel, tanaman ercis biji bulat-
kuning disilangkan dengan tanaman ercis biji berkerut-hijau. Hasilnya, semua
keturunan F1 berupa tanaman ercis biji bulat-kuning.

Pada persilangan antarindividu F1 didapatkan 16 kombinasi gen dengan empat


fenotip, yaitu tanaman ercis biji bulat-kuning, biji bulat-hijau, biji berkerut-kuning, dan
biji berkerut-hijau.
Misalnya diketahui gen-gen yang menentukan sifat biji tanaman ercis sebagai berikut.
1) B = gen yang menentukan biji bulat.
2) b = gen yang menentukan biji berkerut.
3) K = gen yang menentukan biji berwarna kuning.
4) k = gen yang menentukan biji berwarna hijau.

20.Penyimpangan semu hukum mendel.


Pada tahun 1906, W. Bateson dan R.C Punnet menemukan bahwa pada persilangan F2 dapat
menghasilkan rasio fenotipe 14 : 1 : 1 : 3. Merekamenyilangkan kacang kapri berbunga ungu yang
serbuk sarinya lonjong dengan bunga merah yang serbuk sarinya bulat. Rasio fenotipe dari
keturunan ini menyimpang dari hukum Mendel yang seharusnya pada keturunan kedua(F2)
perbandingan rasionya 9 : 3 : 3 : 1.

Tahun 1910 T.H. Morgan, seorang sarjana Amerika dapat memecahkan misteri tersebut.
Morgan menemukan bahwa kromosom mengandung banyak gen dan mekanisme pewarisannya
menyimpang dari Hukum II Mendel. Pada lalat buah, sampai saat ini telah diketahui kira-kira ada
5.000 gen, sedangkan lalat buah hanya memiliki 4 pasang kromosom saja.

Berarti, pada sebuah kromosom tidak terdapat sebuah gen saja, melainkan puluhan bahkan
ratusan gen. Pada umumnya, gen memiliki pekerjaan sendiri-sendiri untuk menumbuhkan sifat,
tetapi ada beberapa gen yang berinteraksi atau dipengaruhi oleh gen lain untuk menumbuhkan sifat.
Gen tersebut mungkin terdapat pada kromosom yang sama atau pada kromosom yang berbeda.

Interaksi antargen akan menimbulkan perbandingan fenotipe yang keturunannya


menyimpang dari hukum Mendel, keadaan ini disebut penyimpangan semu hukum Mendel. Jika
pada persilangan dihibrid, menurut Mendel perbandingan fenotipe F2 adalah 9 : 3 : 3 : 1, pada
penyimpangan semu perbandingan tersebut dapat menjadi (9 : 3 : 4), (9 : 7), atau (12 : 3 : 1).

Perbandingan tersebut merupakan modifikasi dari 9 : 3 : 3 : 1. Interaksi gen yang menyebabkan


terjadinya penyimpangan hukum Mendel terdapat 4 bentuk, yaitu atavisme, kriptomeri, polimeri,
epistasis, hipostasis, dan komplementer.
a. Atavisme (Interaksi Gen)
Atavisme atau interaksi bentuk pada pial (jengger) ayam diungkap pertama kali oleh W.
Bateson dan R.C. Punnet. Karakter jengger tidak hanya diatur oleh satu gen, tetapi oleh dua gen yang
berinteraksi. Pada beberapa jenis ayam, gen R mengatur jengger untuk bentuk ros, gen P untuk
fenotipe pea, gen R dan gen P jika bertemu membentuk fenotipe walnut. Adapun gen r bertemu p
menimbulkan fenotipe singel.

Berdasarkan hasil persilangan tersebut, kita mendapatkan rasio fenotipe sebagai berikut:
9 Walnut : 3 Ros : 3 Pea : 1 Singel

Berbeda dengan persilangan yang dilakukan oleh Mendel dengan kacang ercisnya maka sifat
dua buah bentuk jengger dalam satu ayam sangatlah ganjil. Dengan adanya interaksi antara dua gen
dominan dan gen resesif seluruhnya akan menghasilkan variasi fenotipe baru, yakni ros dan pea.
Gen dominan R yang berinteraksi dengan gen resesif P akan menghasil- kan bentuk jengger ros dan
gen resesif r yang bertemu dengan gen dominan

P akan menghasilkan bentuk jengger pea. Perbedaan bentuk jengger ayam ini dinamakan dengan
atavisme.

Contoh:
Diadakan penyilangan antara ayam berpial pea dan ayam berpial ros. Anak ayam keturunan F1 ada
yang berpial tunggal. Dari hasil penyilangan ini, bagaimanakah genotipe kedua parentalnya?
Jawab
Diketahui bahwa rrP = pial pea, Rpp = pial ros, RP = pial walnut, dan rrpp = pial singel.

Kita coba kemungkinan pertama bahwa kedua parentalnya bergenotip heterozigot.

Jadi, genotipe parental yang akan menghasilkan salah satu keturunan berpial tunggal adalah rrPp ×
Rrpp.

b. Kriptomeri
Salah satu penyimpangan dari hukum Mendel adalah adanya kriptomeri, yaitu gen dengan sifat
dominan yang hanya akan muncul jika hadir bersama dengan gen dominan lainnya. Peristiwa ini
pertama kali diamati oleh Correns pada saat pertama kali mendapatkan hasil perbandingan
persilangan bunga Linaria maroccana dari galur alaminya yaitu warna merah dan putih. Hasil F1
dari persilangan tersebut ternyata menghasilkan bunga berwarna ungu seluruhnya.
Dari hasil persilangan antara generasi F1 berwarna ungu ini, dihasilkan
generasi Linaria maroccana dengan perbandingan F2 keseluruhan antara bunga warna ungu : merah
: putih adalah 9 : 3 : 4.

Setelah dilakukan penelitian, warna bunga merah ini disebabkan oleh antosianin, yakni suatu
pigmen yang berada dalam bunga. Bunga berwarna merah diidentifikasi sebagai bunga yang tidak
memiliki antosianin. Dari penelitian lebih jauh, ternyata warna merah disebabkan oleh antosianin
yang hadir dalam kondisi sel yang asam dan jika hadir dalam kondisi basa akan dihasilkan bunga
dengan warna ungu. Bunga tanpa antosianin akan tetap berwarna putih jika hadir dalam kondisi
asam ataupun basa. Bunga merah ini bersifat dominan terhadap bunga putih yang tidak
berantosianin.

Jika kita misalkan bunga dengan antosianin adalah A dan bunga tanpa antosianin adalah a,
sedangkan pengendali sifat sitoplasma basa adalah B dan pengendali sitoplasma bersuasana asam
adalah b, persilangan antara bunga putih dengan bunga merah hingga dihasilkan keturunan kedua
c. Polimeri
Salah satu tujuan dari persilangan adalah menghasilkan varietas yang diinginkan atau hadirnya
varietas baru. Dari persilangan yang dilakukan oleh Nelson Ehle pada gandum dengan warna biji
merah dengan putih, ia menemukan variasi warna merah yang dihasilkan pada keturunannya.
Peristi wa ini mirip dengan persilangan dihibrid tidak dominan sempurna yang menghasilkan
warna peralihan seperti merah muda. Hanya saja, warna yang dihasilkan ini tidak hanya dikontrol
oleh satu pasang gen saja, melainkan oleh dua gen yang berbeda lokus, namun masih memengaruhi
terhadap sifat yang sama. Peristiwa ini dinamakan dengan polimeri.

Pada contoh kasus persilangan antara biji gandum berwarna merah dengan
biji gandum berwarna putih dapat Anda perhatikan pada bagan berikut.

Hasil persilangan di atas menghasilkan perbandingan fenotipe 15 kulit biji berwarna merah dan
hanya satu kulit biji berwarna putih. Warna merah dihasilkan oleh gen dominan yang terkandung di
dalam gandum tersebut, baik M1 maupun M2.

Pada kenyataannya, warna merah yang dihasilkan sangat bervariasi, mulai dari warna merah tua,
merah sedang, merah muda, hingga merah pudar mendekati putih. Semakin banyak gen dominan
yang menyusunnya, semakin merah juga warna kulit gandum tersebut.

Peristiwa polimeri ini melibatkan beberapa gen yang berada di dalam lokus berbeda namun
memengaruhi satu sifat yang sama. Pada kasus warna kulit biji gandum ini, efek dari hadirnya gen
dominan bersifat akumulatif terhadap penampakan warna merah. Jadi, semakin banyak gen
dominan pada organisme, akan semakin merah juga dihasilkan warna kulit biji gandumnya.

d. Epistasis dan Hipostasis


Dalam interaksi beberapa gen ini, kadang salah satu gen bersifat menutupi baik terhadap
alelnya dan alel lainnya. Sifat ini dikenal dengan nama epistasis dan hipostatis. Epistasis adalah
sifat yang menutupi, sedangkan hipostasis adalah sifat yang ditutupi.

Pasangan gen yang menutup sifat lain tersebut dapat berupa gen resesif atau gen dominan. Apabila
pasangan gen dominan yang menyebabkan epistasis, prosesnya dinamakan dengan epistasis
dominan, sedangkan jika penyebabnya adalah pasangan gen resesif, prosesnya dinamakan dengan
epistasis resesif.

Peristiwa epistasis ini dapat ditemukan pada pembentukan warna biji tanaman sejenis gandum dan
pembentukan warna kulit labu (Cucurbita pepo). Pada pembentukan warna kulit biji gandum,
Nelson Ehle menyilangkan dua varietas gandum warna kulit biji hitam dengan warna kulit biji
kuning.
Nelson Ehle adalah seorang peneliti yang pertama kali mengamati pengaruh epistasis dan hipostatis
pada pembentukan warna kulit biji gandum. Hasil pengamatannya menunjukkan bahwa 100%
warna kulit biji yang dihasilkan adalah hitam.

Dari diagram tersebut dapat kita peroleh perbandingan fenotipenya, yaitu 12 hitam : 3 kuning : 1
putih.

Dapat dilihat pada persilangan ini, setiap kemunculan gen H dominan maka fenotipe yang
dihasilkannya adalah langsung warna biji hitam. Warna biji kuning hanya akan hadir apabila gen
dominan K bertemu dengan gen resesif h, sedangkan warna putih disebabkan oleh interaksi sesama
gen resesif. Dengan demikian, gen dominan H bersifat epistasis terhadap gen K sehingga peristiwa
ini dinamakan dengan epistasis dominan.

Peristiwa epistasis lainnya dapat ditemukan pada pembentukan warna rambut tikus. Warna
hitam pada rambut tikus disebabkan oleh adanya gen R dan C bersama, sedangkan warna krem
disebabkan oleh rr dan C. Apabila terdapat gen cc, akan dihasilkan warna albino. Perhatikan
diagram berikut.

Persilangan antartikus berwarna hitam homozigot dengan tikus berwarna albino menghasilkan
generasi pertama F1 tikus berwarna hitam semua.

Berdasarkan hasil persilangan kedua, ternyata dihasilkan rasio fenotipe 9 hitam : 3 krem : 4 albino

Kita dapat melihat, adanya gen resesif cc menyebabkan semua warna rambut tikus albino. Adapun
kombinansi gen dominan menyebabkan warna hitam. Hadirnya gen dominan C menyebabkan warna
rambut tikus krem.
e. Komplementer
Salah satu tipe interaksi gen-gen pada organisme adalah saling men- dukung munculnya suatu
fenotipe atau sifat. W. Bateson dan R.C. Punnet yang bekerja pada bunga Lathyrus adoratus
menemukan kenyataan ini.

Mereka melakukan persilangan sesama bunga putih dan menghasilkan keturunan F2 bunga berwana
ungu seluruhnya. Pada persilangan bunga-bunga berwarna ungu F2, ternyata dihasilkan bunga
dengan warna putih dalam jumlah yang banyak dan berbeda dengan perkiraan sebelumnya, baik
hukum Mendel atau sifat kriptomeri.

Penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh keduanya mengungkapkan ada dua gen yang berinteraksi
memengaruhi warna bunga, yakni gen yang mengontrol munculnya bahan pigmen (C) dan gen yang
mengaktifkan bahan tersebut (P). Jika keduanya tidak hadir bersamaan, tentu tidak saling
melengkapi antara sifat satu dengan yang lainnya dan menghasilkan bunga dengan warna putih
(tidak berpigmen). Apabila tidak ada bahan pigmen, tentu tidak akan muncul warna, meskipun ada
bahan pengaktif pigmennya.

Begitupun sebaliknya, apabila tidak ada pengaktif pigmen maka pigmen yang telah ada tidak akan
dimunculkan dan tetap menghasilkan bunga tanpa pigmen (berwarna putih). Persilangan yang
dilakukan oleh Bateson dan Punnet dapat diamati pada diagram berikut ini.

Sifat yang dihasilkan oleh interaksi gen yang saling melengkapi dan bekerja sama ini dinamakan
dengan komplementer. Ketidakhadiran sifat dominan pada suatu pasangan gen tidak akan
memunculkan sifat fenotipe dan hanya akan muncul apabila hadir bersama-sama dalam pasangan
gen dominannya.

21.Pautan dan pindah silang


Pautan

Kecenderungan gen tertentu pada kromosom yang sama


untuk diturunkan bersama-sama disebut linkage atau pautan.
Pautan hanya terjadi ketika dua gen yang terletak dekat satu
sama lain pada kromosom yang sama. Seperti gen yang terletak
dekat, yang tidak bergaul secara independen, yang disebut
sebagai pautan gen.
Tidak seperti yang berpasangan secara bebas gen, pautan gen
ditransmisikan bersama-sama dengan gamet yang sama lebih sering. Jika
dua gen terpisah jauh pada kromosom yang sama, maka mereka cenderung
untuk bergaul secara independen dan sama-sama lolos ke gamet yang sama
atau berbeda.

Pindah silang
Proses pertukaran material antara kromosom homolog dan
menghasilkan gen rekombinan yang disebut pindah silang. Proses yang
menghasilkan gen rekombinan dengan pindah silang disebut ‘rekombinasi’.
Hal ini terjadi hanya selama profase dari meiosis I pembelahan meiosis.
Pindah silang dapat menghasilkan gamet dengan kombinasi gen yang sama
sekali berbeda tidak ditemukan dalam salah satu orangtua saja. Persentase
pindah silang bervariasi diantara organisme. Ketika dua gen yang terletak
sangat dekat pada kromosom yang sama, frekuensi pindah silang rendah.
Ketika mereka terpisah, persentase pindah silang sangat tinggi.

Pindah silang sangat jarang terjadi di dekat sentromer atau menuju


telomere. Pindah silang penting dalam pemetaan kromosom dan itu
membuktikan bahwa gen tersebut diatur secara linear pada kromosom.
Apa perbedaan antara Pautan dan Pindah Silang?
1. Pautan adalah kecenderungan mewarisi gen bersama-sama pada
kromosom yang sama, sedangkan pindah silang adalah proses
pertukaran gen antara kromosom homolog.
2. Pautan terjadi ketika dua gen lebih dekat satu sama lain pada
kromosom yang sama. Sebaliknya, pindah silang terjadi ketika dua gen
yang terletak berjauhan pada kromosom yang sama.
3. Pindah silang dapat mengganggu kelompok gen yang dibuat oleh
linkage.
4. Tidak seperti linkage, Pindah silang hanya terjadi selama profase dari
meiosis I.
5. Tidak seperti linkage, Pindah silang menghasilkan alel rekombinan.

22.Hereditas manusia dalam peta silsilah


Hereditas adalah suatu proses penurunan sifat-sifat dari induk kepada keturunan
melalui gen dan bukan dalam bentuk tingkah laku melainkan struktur tubuh. Pendapat
ini dicetuskan oleh Witherington.

Sifat-sifat yang dimiliki orang tua diturunkan pada anaknya melalui pola pewarisan
tertentu. Salah satu metode mempelajari penurunan sifat manusia yang banyak
digunakan adalah dengan metode asal usul atau silsilah dalam bentuk pedigree (peta
silsilah).

Cacat dan penyakit menurun pada manusia dapat disebabkan oleh gen yang
terdapat pada autosom atau oleh gen yang terdapat pada kromosom seks (gonosom).
Ciri cacat atau penyakit menurun yaitu tidak menular, sulit atau bahkan tidak dapat
disembuhkan, tetapi dapat diusahakan agar tidak terjadi pada generasi berikutnya, dan
umumnya disebabkan oleh gen resesif.
Beberapa cacat dan kelainan menurun yang tidak terpaut kromosom seks atau bersifat
autosomal, antara lain albinisma, polidaktili, fenilketonuria, diabetes melitus,
thalassemia, dentinogenesis imperfecta, retinal aplasial, katarak, dan botak.

a. Albinisma
Albinisma mengakibatkan individu mengalami kelainan kulit tubuh yang disebut
albino. Albino merupakan kelainan genetika yang ditandai adanya abnormalitas
pigmentasi kulit dan organ tubuh lainnya serta penglihatan yang sangat peka terhadap
cahaya.
Abnormalitas pigmentasi ini terjadi karena tubuh tidak mampu mensintesis
enzim yang diperlukan untuk mengubah asam amino tirosin menjadi 3,4 dihidro
fenilalanin, yang selanjutnya akan diubah menjadi pigmen melanin. Akibatnya, rambut
dan kulitnya berwarna putih atau bule. Gen albino dikendalikan oleh gen resesif a dan
gen A menentukan sifat kulit normal. Penderita albino mempunyai genotip aa,
sedangkan orang normal mempunyai fenotip AA atau Aa.

1) Pria albino (aa) menikah dengan wanita normal homozigot (AA). Pada F1 dapat
dipastikan memiliki gen normal heterozigot (Aa)

2) Wanita normal heterozigot (Aa) menikah dengan pria normal heterozigot


b. Polidaktili
Polidaktili adalah kelainan genetika yang ditandai banyaknya jari tangan atau jari
kaki melebihi normal, misalnya jari tangan atau jari kaki berjumlah enam buah.
Polidaktili dapat terjadi pada kedua jari tangan (kanan dan kiri) atau salah satu saja.
Polidaktili disebabkan oleh gen dominan P sehingga penderita polidaktili mempunyai
genotip PP atau Pp. Genotip orang berjari normal yaitu pp. Bagaimanakah pewarisan
gen polidaktili?

c. Fenilketonuria (FKU)
Fenilketonuria adalah kelainan genetika karena tubuh tidak mampu melakukan
metabolisme fenilalanin. Akibatnya, fenilalanin tertimbun dalam darah dan dibuang
bersama urine. Penderita fenilketonuria mengalami keterbelakangan mental dan ber-IQ
rendah. Secara fisik penderita fenilketonuria bermata biru, berambut putih, dan
kulitnya mirip albino.

Fenilketonuria disebabkan oleh gen resesif ph, sedangkan gen Ph menentukan sifat
normal.

d. Kemampuan Mengecap Phenylthiocarbamida (PTC)


Phenylthiocarbamida (PTC) yaitu suatu senyawa kimia yang rasanya pahit.
Sebagian besar orang yang dapat merasakan rasa pahit PTC disebut pengecap
atau taster, sedangkan sebagian lainnya yang tidak dapat merasakan pahit
disebut nontaster. Gen T menentukan sifat perasa PTC dan alelnya gen t yang
bersifat resesif menentukan seseorang tidak dapat merasakan PTC atau disebut
buta kecap.

e. Thalassemia
Thalassemia merupakan kelainan genetika karena rendahnya
pembentukan hemoglobin. Hal ini mengakibatkan kemampuan eritrosit untuk
mengikat oksigen rendah. Thalassemia dikarenakan adanya kesalahan
transkripsi mRNA dalam menerjemahkan kodon untuk asam aminoglobin.

Thalassemia disebabkan oleh gen dominan Th, sedangkan alelnya


menentukan sifat normal. Penderita thalassemia bergenotip ThTh (thalassemia
mayor) atau Thth (thalassemia minor). Penderita thalassemia mayor keadaannya
lebih parah daripada thalassemia minor. Penderita thalassemia mayor biasanya
bersifat letal (mati).

f. Dentinogenesis Imperfecta
Dentinogenesis imperfecta merupakan salah satu kelainan pada gigi, yaitu
keadaan tulang gigi berwarna putih seperti air susu. Kelainan itu disebabkan oleh
gen Dt, sedangkan gigi normal ditentukan oleh gen resesif dt. Penurunan sifat
atau kelainan tersebut dijelaskan dalam contoh berikut.

1) Seorang pria normal (dtdt) menikah dengan wanita penderita dentinogenesis


imperfecta.
2) Pasangan suami istri sesama penderita dentinogenesis
imperfecta heterozigot melakukan pernikahan.

23.Petunjuk/bukti-bukti evolusi
Evolusi dapat diketahui dan dijelaskan melalui fakta sebagai petunjuk. Ada beberapa fakta yang dapat
digunakan sebagai petunjuk evolusi, antara lain seperti berikut.
1. Anatomi Perbandingan
Jika Anda membandingkan hewan mamalia satu dengan yang lain, mungkin Anda akan berpikir,
bahwa bagian-bagian tertentu pada tubuh setiap spesimen disusun menurut pola dasar yang sama dan
struktur yang sama, menurut pola dasar yang sama pula. Dapat kita katakan bahwa hanya ada satu cara
terbaik dalam menyusun organ tersebut dan cara itulah yang digunakan oleh Sang Pencipta, Tuhan Yang
Maha Esa. Organ-organ fungsional pada makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut.

a. Homologi
Homologi adalah dua organ yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda, tetapi kedua organ
tersebut memiliki bentuk dasar yang sama. Perbandingan organ-organ secara homologi dapat Anda lihat pada
Gambar di dibawah!

Homologi organ
b. Analogi
Analogi adalah dua organ yang mempunyai bentuk dasar yang berbeda, tetapi akibat peristiwa evolusi
konvergen menjadikan organ tersebut mempunyai fungsi yang sama. Agar lebih jelas dapat Anda lihat pada
Gambar berikut ini!

Perbandingan antara analogi dan homologi

2. Embriologi Perbandingan
Embrio hewan-hewan dan manusia menunjukkan kecenderungan yang hampir sama. Perhatikan
Gambar berikut ini!
Perbandingan berbagai macam embrio vertebrata
Keterangan:
1. Ikan
2. Salamander
3. Kura-kura darat
4. Ayam
5. Kelinci
6. Manusia

1. Sifat-sifat umum muncul sebelum sifat-sifat yang khusus.

2. Perkembangan juga dimulai dari yang umum, kemudian baru menuju perkembangan yang khusus.

3. Bentuk embrio dari berbagai makhluk hidup hampir serupa, tetapi pada tahap dewasa menunjukkan
perbedaan yang nyata.

3. Fisiologi Perbandingan
Pada umumnya ditemukan persamaan proses fisiologi antara berbagai makhluk hidup, misalnya
dalam hal sintesis protein, proses metabolisme, respirasi, ekskresi, dan lain-lain.

4. Petunjuk dari Alat Tubuh yang Tersisa (Vestigial)


Pada morfologi beberapa hewan vertebrata dan manusia dapat ditemukan adanya struktur vestigial, yaitu
suatu bentuk anatomi yang berkembang dan berfungsi sempurna dan akan tereduksi. Alat-alat tubuh yang
tersisa ini dianggap sebagai suatu perjalanan dari evolusi makhluk hidup tersebut. Struktur vestigial antara lain:

1. umbai cacing, tulang ekor, buah dada pada pria;

2. sisa-sisa kaki pada ular;

3. sisa sayap pada burung yang tidak berfungsi untuk terbang seperti burung pinguin, kasuari, dan
burung onta.

5. Petunjuk Palaentologi
Palaentologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang fosil. Pada Tugas Kelompok, Anda akan
mendapatkan data tentang fosil-fosil yang terdapat di museum, misalnya Sangiran. Dari anggota tubuh
manakah fosil- fosil yang disimpan di Museum Sangiran itu? Fosil adalah sisa-sisa makhluk hidup yang telah
membatu. Sisa-sisa tersebut dapat berupa tulang, cangkang, gigi, jejak kaki, maupun bagian- bagian yang lain.
Contoh-contoh fosil yang pernah ditemukan dapat Anda lihat pada Gambar di bawah ini!

Hasil penemuan fosil (A) Bakteri dan (B) Ikan

Fosil-fosil di atas dipelajari oleh para ilmuwan untuk dikaitkan dengan sejarah evolusi makhluk hidup. Jadi, fosil
adalah bukti terjadinya evolusi makhluk hidup.

Beberapa tokoh yang mempelajari tentang fosil adalah sebagai berikut.


a. Leonardo da Vinci (1452 – 1519)
Da Vinci adalah seorang pelukis terkenal berkebangsaan Italia. Ia berpendapat bahwa fosil merupakan bukti
dari adanya makhluk hidup dan kehidupan di masa lampau.

b. George Cuvier (1769 – 1832)


Cuvier adalah seorang ahli anatomi dari Perancis, yang mempunyai gagasan bahwa makhluk hidup diciptakan
khusus pada setiap zaman dan pada setiap zaman tersebut diakhiri dengan makhluk hidup yang berbeda
dengan makhluk hidup pada lapisan bumi sebelumnya.

c. Charles Darwin
Darwin berpendapat bahwa makhluk hidup yang terdapat pada lapisan bumi yang tua akan mengadakan
perubahan bentuk yang disesuaikan dengan lapisan bumi yang lebih muda sehingga pada lapisan bumi lebih
muda ditemukan fosil yang berbeda dengan lapisan bumi yang lebih tua. Dari beberapa pendapat tokoh-tokoh
evolusioner tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pada masa lampau terdapat makhluk hidup yang
berbeda dengan makhluk hidup sekarang. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan di permukaan bumi
secara bertahap yang menyebabkan adanya perubahan pula pada makhluk hidup untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.

Penemuan berbagai macam fosil biasanya berupa bagian-bagian tubuh tertentu saja dan jarang ditemukan
dalam keadaan yang utuh. Hal itu disebabkan oleh faktor-faktor berikut.

1. Bagian tubuh yang menyusun organisme lunak sehingga mudah hancur dan jarang menjadi fosil.

2. Terjadinya lipatan batuan bumi atau patahan bumi.

3. Adanya pengaruh air, angin, dan bakteri.

Fosil yang ditemukan lebih lengkap dari fosil yang lain adalah fosil kuda. Fosil ini ditemukan oleh Marsh dan
Osborn. Hasil penemuan tersebut kemudian dibuat urutan evolusi secara lengkap yang dapat Anda lihat pada
Gambar di bawah!

Evolusi Kuda

Dari Gambar diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat perubahan dan perkembangan yang mengarah pada
evolusi bentuk dan fungsi antara lain:

1. tubuh bertambah besar;

2. kepala bagian depan semakin panjang;

3. leher semakin panjang sehingga gerakannya semakin bebas;

4. perubahan geraham depan dan geraham besar sehingga sangat sesuai untuk makanan yang berupa
rumput;

5. anggota tubuh yang lain semakin bertambah panjang, sehingga sesuai dengan gerakan untuk berlari
cepat;

6. jari kaki mereduksi dari lima menjadi satu, sehingga dapat mendukung gerakan ketika berlari cepat.

Selain mengidentifikasi bentuk dan struktur fosil, pada penemuan fosil dapat pula dilakukan penghitungan
umur fosil. Penetapan umur fosil dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.

1. Cara langsung, yaitu dilakukan dengan mengukur umur fosil itu sendiri.

2. Cara tidak langsung, yaitu dilakukan dengan mengukur umur lapisan bumi tempat fosil ditemukan.
Contoh cara-cara penetapan umur fosil yaitu seperti berikut.
a. Peristiwa Laju Sedimentasi
Hasil sedimentasi ini dapat berbentuk delta. Cara penghitungannya menggunakan rumus sebagai berikut:

b. Penentuan Umur dengan Zat Radioaktif


Cara ini dapat dicontohkan sebagai berikut: Pada peristiwa transformasi uranium (U) ke plumbum (Pb) memiliki
lama 7.600.000.000 tahun, maka dapat dirumuskan:

24.Jaring-jaring makanan
Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai makanan yang
berhubungan dikombinasikan atau digabung, yang tumpang tindih dalam ekosistem.
Pada contoh diatas terdapat 5 rantai makanan yang bergabung menjadi suatu
ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring makanan. Pada tingkat trofik pertama
adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan
hijau atau organisme autotrof yang sering disebut produsen. Terlihat pada gambar
bahwa yang bertindak sebagai produsen adalah bunga dan sawi. Organisme yang
menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I). Konsumen I
biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada gambar bahwa yang berperan
sebagai konsumen I (Herbivora) adalah ulat, belalang, dan tikus. Organisme yang
menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki
oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak
sebagai konsumen II (karnivora) adalah burung pipit dan katak. Organisme yang
menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Terlihat pada gambar
bahwa burung elang bertindak sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora).

v Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat
makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering disebut
produsen. Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai produsen adalah bunga
dan sawi.

v Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer


(konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada
gambar bahwa yang berperan sebagai konsumen I (Herbivora) adalah ulat, belalang,
dan tikus.

v Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder


(Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat pada gambar
bahwa yang bertindak sebagai konsumen II (karnivora) adalah burung pipit dan katak.

v Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Terlihat
pada gambar bahwa burung elang bertindak sebagai konsumen III/konsumen puncak
(karnivora).

contoh 2 :
Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai makanan yang
berhubungan dikombinasikan atau digabung, yang tumpang tindih dalam ekosistem.
Pada contoh diatas terdapat 17 rantai makanan yang bergabung menjadi suatu
ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring makanan. Rantai makanan itu diantaranya
adalah :
1.pohon-ulat->ayam->elang

2.pohon->ulat->ayam->ular

3.pohon->ulat->katak->elang

4.pohon->ulat->katak->ular

5.pohon->belalang->ayam->ular

6.pohon->belalang->ayam->elang

7.pohon->belalang->katak->elang

8.rumput->ulat->ayam->elang

9.rumput->ulat->ayam->ular

10.rumput->ulat->katak->elang

11.rumput->ulat->katak->ular

12.rumput->belalang->ayam->ular

13.rumput->belalang->ayam->elang

14.rumput->belalang->katak->elang

15.rumput->belalang->katak->ular

16.rumput->tikus->ular

17.rumput->tikus->elang

KETERANGAN :
Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai makanan yang
berhubungan dikombinasikan atau digabung, yang tumpang tindih dalam ekosistem.
Pada contoh diatas terdapat 17 rantai makanan yang bergabung menjadi suatu
ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring makanan. Kenyataannya dalam satu
ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan, karena satu produsen tidak selalu
menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora, sebaliknya satu jenis herbivora
tidak selalu memakan satu jenis produsen. Dengan demikian, di dalam ekosistem
terdapat rantai makanan yang saling berhubungan membentuk suatu jaring-jaring
makanan. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat
makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering disebut
produsen. Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai produsen adalah pohon
dan rumput. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen
primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat
pada gambar bahwa yang berperan sebagai konsumen I (Herbivora) adalah ulat,
belalang, dan tikus. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen
sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat
pada gambar bahwa yang bertindak sebagai konsumen II (karnivora) adalah ayam dan
katak. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
Terlihat pada gambar bahwa burung elang dan ular bertindak sebagai konsumen
III/konsumen puncak (karnivora).

25.Perubahan lingkungan, dampak dan cara mengatasinya

1. Faktor Manusia

Manusia menjadi peran utama dalam keseimbangan lingkungan. Beberapa


contoh campur tangan manusia yang mempengaruhi keseimbangan
lingkungan diantaranya adalah penebangan hutan, pembangunan rumah
dan penerapan intensifikasi pada pertanian. Masing-masing contoh
tersebut akan dijabarkan lebih lanjut dibawah ini.

 Penebangan Hutan

Penebangan hutan yang tidak menggunakan sistem tebang pilih nantinya akan
memberikan kerugian yang besar bagi lingkungan ataupun makhluk hidup yang ada
dalam wilayah tersebut. Selain itu, apabila hutan yang telah ditebang tersebut tidak
segera direboisasi ulang maka akan muncul masalah baru seperti akan terjadi tanah
longsor dan banjir. Penebangan hutan juga akan mempengaruhi makhluk hidup yang
tinggal di wilayah tersebut. Dimana organisme dalam tanah seperti cacing dan
mikorba lain akan punah dan menyebabkan tanah menjadi tidak subur lagi.

 Pembangunan Rumah dan Jalan

Adanya pembangunan baru di beberapa wilayah yang kurang strategis tentunya


akan memberikan dampak bagi lingkungan. Dimana lahan yang seharusnya dapat
digunakan untuk menanam kebutuhan papan menjadi hilang. Hal ini menyebabkan
lahan tersebut menjadi tidak produktif. Sedangkan pembangunan jalan yang tidak
mematuhi aturan yang telah ditetapkan juga akan memberikan dampak pada
lingkunganJika pembangunan jalan tidak memikirkan sistem drainase air, maka akan
memberikan kerugian besar seperti dapat menyebabkan banjir dan memudahkan
jalanan yang dibangun tersebut cepat rusak. Selain itu, pembangunan jalan yang
tidak disertai penghijauan disekitarnya akan menyebabkan polusi udara yang parah
dan membuat masyarakat menjadi tidak nyaman.

 Penerapan Intensifikasi Pertanian

Dalam usaha pertanian, beberapa dari mereka menerapkan sistem intensifikasi


untuk meningkatkan hasil produksi. Akan tetapi cara tersebut akan memberikan
kerugian bagi lingkungan dan menyebabkan kerusakan. Contohnya disini adalah
penggunaan pestisida yang sembarangan akan menyebabkan pencemaran udara,
selain itu sistem penanaman yang hanya menanamkan satu jenis tumbuhan dalam 1
wilayah akan mengurangi keanekaragaman hayati, selain itu juga dapat
mengurangi keseimbangan ekosistem disekitarnya. Apabila ekosistem tidak stabil,
maka tidak heran apabila terjadi serangan hama secara besar besaran.

2. Faktor Alam

Faktor alam juga memiliki pengaruh yang besar dalam perubahan suatu lingkungan
tempat tinggal. Faktor alam yang dimaksudkan disini adalah karena pengaruh
dari bencana alam seperti:

A. Banjir
Bencana alam banjir dapat terjadi apabila sistem drainase suatu daerah tidak
bekerja dengan baik, selain itu juga dapat disebabkan oleh penumpukan sampah
yang ada di sungai. Banjir memang bencana yang tidak dapat diperdiksi kapan
terjadinya, akan tetapi bencana ini memberikan dampak bagi lingkungan yang
terkena. Beberapa dampak banjir bagi lingkungan tempat tinggal diantaranya:

 Mudah terserang penyakit


 Kebutuhan sandang, pangan dan papan tidak terpenuhi
 Jika terdapat sekolah yang terkena, maka pembelajaran akan terganggu
 Udara menjadi tidak sedap
 lingkungan menjadi kumuh dan sumber penyakit

B. Gempa Bumi
Gempa bumi juga dapat menyababkan kondisi lingkungan menjadi tidak stabil,
terutama adalah bagian dalam bumi. Gempa dapat menyebabkan terjadinya
pergeseran pada lempeng bumi, hal ini akan memberikan pengaruh pada sesuatu
yang berada diatasnya. Contohnya disini adalah bangunan menjadi roboh, pohon
pohon menjadi miring, adanya retakan pada bangunan atau jalanan.

Dampak dari gempa bumi sendiri tergantung dari skala gempa yang terjadi, dimana
semakin besar skalanya maka dampak yang diberikan juga semakin buruk.
Contohnya disini adalah gempa bumi yang terjadi di Aceh beberapa tahun silam yang
hampir meratakan seluruh daratan di wilayah tersebut. Akibatnya lingkungan menjadi
tidak terkendali dan harus melakukan pembangunan dari awal.

C. Letusan Gunung Api


Peristiwa meletusnya gunung berapi secara geografi dapat diprediksi, akan tetapi
kondisi suatu gunung berapi yang tidak stabil terkadang membuat menjadi tidak
siaga. Adanya letusan gunung berapi tentunya memberikan dampak positif dan
negatif bagi lingkungan disekitarnya.

Dampak positifnya adalah wilayah yang terlewati oleh abu vulkanik menjadi subur,
sedangkan material yang dikeluarkan dapat dijadikan sebagai tambang. Sedangkan
dampak negatifnya adalah pemukiman warga menjadi rusak dan ekosistem di
wilayah tersebut menjadi tidak stabil, hal tersebut dapat membuat makhluk hidup
yang berada di wilayah tersebut menjadi punah. Contoh letusan gunung berapi yang
memberikan dampak bagi perubahan lingkungan salah satunya adalah suksesi
Gunung Krakatau pada 150 tahun silam yang membuat beberapa wilayah tenggelam
dan menimbulkan wilayah baru.

Prinsip Etika Lingkungan


Agar lingkungan tertata dengan baik, tentunya terdapat prinsip etika lingkungan yang
baik pula. Adapun prinsip etika lingkungan yang dapat dijadikan sebagai
pedoman untuk menjaga keseimbangan lingkungan diantaranya:

 Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan pilar utama ketika akan melakukan suatu tindakan. Rasa
tanggung jawab harus ditanamkan terlebih dahulu pada diri Anda sebelum
melakukan sesuatu dengan memperhitungkan dampak positif dan negatifnya.

 Respect for fature

Artinya harus memiliki sikap yang hormat kepada alam sekitar. Hal ini dikarenakan
alam tidak pernah ingkar dengan apa yang telah mereka terima dari manusia, jika
manusia memperlakukan dengan baik maka akan memperlakukan mereka dengan
baik pula, begitu juga sebaliknya.

 Solidaritas

Prinsip solidaritas sangat penting dalam kontrol perilaku yang merugikan, dimana
sikap solidaritas memiliki fungsi untuk dapat menjaga keseimbangan alam dan
mengambil keputusan yang benar serta bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

 Keadilan

Masyarakat harus bersikap adil dan patuh terhadap aturan yang telah ditetapkan di
tempat tinggal mereka dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan tersebut.
Kebijakan yang telah ditetapkan harus dilaksanakan oleh semua orang dan adil
untuk semua.

 Tidak Merugikan

Harus memiliki prinsip yang tidak merugikan bagi lingkungan sekitar tindakan yang
dilakukan tidak memberikan dampak bagi lingkungan dan tetap aman terkendali.
Contoh tindakan yang merugikan adalah menimbun sampah kaleng di tanah.

 Integerasi Moral

Prinsip integerasi moral ini harus ditanamkan di seluruh masyarakat, utamanya


adalah mereka para pejabat yang telah diberi kepercayaan untuk menganalisa dan
mengatur tatanan lingkungan. Hal ini ditujukan agar mereka dapat menjalankan
kewajibannya dengan baik dan tidak merusak lingkungan.

26.Gangguan/penyakit berdasarkan uji laboratorium

Mengenali Penyakit dengan Hasil Pemeriksaan Laboratorium


HB (HEMOGLOBIN)
Hemoglobin adalah molekul di dalam eritrosit (sel darah merah) dan bertugas
untuk mengangkut oksigen. Kualitas darah dan warna merah pada darah
ditentukan oleh kadar Hemoglobin.
Nilai normal Hb :
Wanita 12-16 gr/dL
Pria 14-18 gr/dL
Anak 10-16 gr/dL
Bayi baru lahir 12-24gr/dL
Penurunan Hb terjadi pada penderita :
• anemia penyakit ginjal,
• pemberian cairan intra-vena (misalnya infus) yang berlebihan.
• Selain itu dapat pula disebabkan oleh obat-obatan tertentu seperti antibiotika,
aspirin, antineoplastik (obat kanker), indometasin (obat antiradang).
Peningkatan Hb terjadi pada pasien :
• dehidrasi,
• penyakit paru obstruktif menahun (COPD),
• gagal jantung kongestif, dan luka bakar.
• Obat yang dapat meningkatkan Hb yaitu metildopa (salah satu jenis obat darah
tinggi) dan gentamicin (Obat untuk infeksi pada kulit
TROMBOSIT (PLATELET)
Trombosit adalah komponen sel darah yang berfungsi dalam proses
menghentikan perdarahan dengan membentuk gumpalan.
Penurunan sampai di bawah 100.000 permikroliter (Mel) berpotensi terjadi
perdarahan dan hambatan permbekuan darah.
Jumlah normal pada tubuh manusia adalah 200.000-400.000/Mel darah. Biasanya
dikaitkan dengan
penyakit demam berdarah.
HEMATOKRIT (HMT)
Hematokrit menunjukkan persentase zat padat (kadar sel darah merah,
dan Iain-Iain) dengan jumlah cairan darah.
Semakin tinggi persentase HMT berarti konsentrasi darah makin kental. Hal ini
terjadi karena adanya perembesan (kebocoran) cairan ke luar dari pembuluh
darah sementara jumlah zat padat tetap, maka darah menjadi lebih
kental.Diagnosa DBD (Demam Berdarah Dengue) diperkuat dengan nilai HMT > 20
%.
Nilai normal HMT :
Anak 33 -38%
Pria dewasa 40 – 48 %
Wanita dewasa 37 – 43 %
Penurunan HMT terjadi pada pasien yang mengalami kehilangan darah akut
(kehilangan darah secara mendadak, misal pada kecelakaan), anemia, leukemia,
gagal ginjal kronik, mainutrisi, kekurangan vitamin B dan C, kehamilan,
ulkuspeptikum (penyakit tukak lambung).
Peningkatan HMT terjadi pada dehidrasi, diare berat,eklampsia (komplikasi pada
kehamilan), efek pembedahan, dan luka bakar, dan I
ain-Iain.
LEUKOSIT (SEL DARAH PUTIH)
Leukosit adalah sel darah putih yang diproduksi oleh jaringan hemopoetik
yang berfungsi untuk membantu tubuh melawan berbagai penyakit infeksi
sebagai bagian dari sistem kekebalan tubuh.
Nilai normal :
Bayi baru lahir : 9000 - 30.000 /mm3
Bayi/anak : 9000 – 12.000 /mm3
Dewasa : 4000 - 10.000 /mm3
Peningkatan jumlah leukosit (disebut Leukositosis) menunjukkan adanya proses
infeksi atau radang akut,misalnya pneumonia (radang paru-paru), meningitis
(radang selaput otak), apendiksitis (radang usus buntu), tuberculosis, tonsilitis,
dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat disebabkan oleh obat-obatan misalnya aspirin,
prokainamid, alopurinol, antibiotika terutama ampicilin, eritromycin, kanamycin,
streptomycin, dan Iain-Iain.
Penurunan jumlah Leukosit (disebut Leukopeni) dapat terjadi pada infeksi
tertentu terutama virus, malaria, alkoholik, dan Iain-Iain. Selain itu juga dapat
disebabkan obat-obatan, terutama asetaminofen (parasetamol),kemoterapi
kanker, antidiabetika oral, antibiotika (penicillin, cephalosporin, kloramfenikol),
sulfonamide (obat anti infeksi terutama yang disebabkan oleh bakter).
HITUNG JENIS LEUKOSIT (DIFERENTIAL COUNT)
Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit yang ada dalam
darah berdasarkan proporsi (%) tiap jenis leukosit dari seluruh jumlah leukosit.
Hasil pemeriksaan ini dapat menggambarkan secara spesifik kejadian dan
proses penyakit dalam tubuh, terutama penyakit infeksi. Tipe leukosit yang
dihitung ada 5 yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, dan limfosit. Salah satu
jenis leukosit yang cukup besar, yaitu 2x besarnya eritrosit (se! darah merah),
dan mampu bergerak aktif dalam pembuluh darah maupun di luar pembuluh
darah. Neutrofil paling cepat bereaksi terhadap radang dan luka dibanding
leukosit yang lain dan merupakan pertahanan selama fase infeksi akut.
Peningkatan jumlah neutrofil biasanya pada kasus infeksi akut, radang,
kerusakan jaringan, apendiksitis akut (radang usus buntu), dan Iain-Iain.
Penurunan jumlah neutrofil terdapat pada infeksi virus, leukemia, anemia
defisiensi besi, dan Iain-Iain.
EOSINOFIL
Eosinofil merupakan salah satu jenis leukosit yang terlibatdalam alergi
dan infeksi (terutama parasit) dalam tubuh, dan jumlahnya 1 – 2% dari seluruh
jumlah leukosit. Nilai normal dalam tubuh: 1 – 4%
Peningkatan eosinofil terdapat pada kejadian alergi, infeksi parasit,
kankertulang, otak, testis, dan ovarium. Penurunan eosinofil terdapat pada
kejadian shock, stres, dan luka bakar.
BASOFIL
Basofil adalah salah satu jenis leukosit yang jumlahnya 0,5 -1% dari
seluruh jumlah leukosit, dan terlibat dalam reaksi alergi jangka panjang seperti
asma, alergi kulit, dan lain-lain.Nilai normal dalam tubuh: o -1%
Peningkatan basofil terdapat pada proses inflamasi(radang), leukemia, dan fase
penyembuhan infeksi.
Penurunan basofil terjadi pada penderita stres, reaksi hipersensitivitas (alergi),
dan kehamilan
LIMPOSIT
Salah satu leukosit yang berperan dalam proses kekebalan dan
pembentukan antibodi. Nilai normal: 20 – 35% dari seluruh leukosit.
Peningkatan limposit terdapat pada leukemia limpositik, infeksi virus, infeksi
kronik, dan Iain-Iain.
Penurunan limposit terjadi pada penderita kanker, anemia aplastik, gagal injal,
dan Iain-Iain.
MONOSIT
Monosit merupakan salah satu leukosit yang berinti besar dengan ukuran
2x lebih besar dari eritrosit sel darah merah), terbesar dalam sirkulasi darah dan
diproduksi di jaringan limpatik. Nilai normal dalam tubuh: 2 – 8% dari jumlah
seluruh leukosit.
Peningkatan monosit terdapat pada infeksi virus,parasit (misalnya cacing),
kanker, dan Iain-Iain.
Penurunan monosit terdapat pada leukemia limposit dan anemia aplastik.
ERITROSIT
Sel darah merah atau eritrosit berasal dari Bahasa Yunani yaitu erythros
berarti merah dan kytos yang berarti selubung. Eritrosit adalah jenis se) darah
yang paling banyak dan berfungsi membawa oksigen ke jaringan tubuh. Sel darah
merah aktif selama 120 hari sebelum akhirnya dihancurkan. Pada orang yang
tinggal di dataran tinggi yang memiliki kadar oksigen rendah maka cenderung
memiliki sel darah merah lebih banyak.
Nilai normal eritrosit :
Pria 4,6 – 6,2 jt/mm3
Wanita 4,2 – 5,4 jt/mm3

MASA PERDARAHAN
Pemeriksaan masa perdarahan ini ditujukan pada kadar trombosit,
dilakukan dengan adanya indikasi (tanda-tanda) riwayat mudahnya perdarahan
dalam keiuarga.
Nilai normal :
dengan Metode Ivy 3-7 menit
dengan Metode Duke 1-3 menit
Waktu perdarahan memanjang terjadi pada penderita trombositopeni (rendahnya
kadar trombosit hingga 50.000 mg/dl), ketidaknormalan fungsi trombosit,
ketidaknormalan pembuluh darah, penyakit hati tingkat berat, anemia aplastik,
kekurangan faktor pembekuan darah, dan leukemia. Selain itu perpanjangan
waktu perdarahan juga dapat disebabkan oleh obat misalnya salisilat (obat kulit
untuk anti jamur), obat antikoagulan warfarin (anti penggumpalan darah),
dextran, dan Iain-Iain.
MASA PEMBEKUAN
Merupakan pemeriksaan untuk melihat berapa lama diperlukan waktu
untuk proses pembekuan darah. Hal ini untuk memonitor penggunaan
antikoagulan oral (obat-obatan anti pembekuan darah). Jika masa pembekuan
>2,5 kali nilai normal, maka potensial terjadi perdarahan.Normalnya darah
membeku dalam 4 – 8 menit (Metode Lee White).
Penurunan masa pembekuan terjadi pada penyakit infark miokard (serangan
jantung), emboli pulmonal (penyakit paru-paru), penggunaan pil KB, vitamin K,
digitalis (obat jantung), diuretik (obat yang berfungsi mengeluarkan air, misal jika
ada pembengkakan).
Perpanjangan masa pembekuan terjadi pada penderita penyakit hati, kekurangan
faktor pembekuan darah, leukemia, gagal jantung kongestif.
LAJU ENDAP DARAH (LED)
LED untuk mengukur kecepatan endap eritrosit (sel darah merah) dan
menggambarkan komposisi plasma serta perbandingannya antara eritrosit (sel
darah merah) dan plasma. LED dapat digunakan sebagai sarana pemantauan
keberhasilan terapi, perjalanan penyakit, terutama pada penyakit kronis seperti
Arthritis Rheumatoid (rematik), dan TBC.
Peningkatan LED terjadi pada infeksi akut lokal atau sistemik (menyeluruh),
trauma, kehamilan trimester II dan III, infeksi kronis, kanker, operasi, luka
bakar.Penurunan LED terjadi pada gagal jantung kongestif, anemia sel sabit,
kekurangan faktor pembekuan, dan angina pektoris (serangan jantung).Selain itu
penurunan LED juga dapat disebabkan oleh penggunaan obat seperti aspirin,
kortison, quinine, etambutol.
G6PD (GLUKOSA 6 PHOSFAT DEHIDROGENASE)
Merupakan pemeriksaan sejenis enzim dalam sel darah merah untuk
melihat kerentanan seseorang terhadap anemia hemolitika. Kekurangan G6PD
merupakan kelainan genetik terkait gen X yang dibawa kromosom wanita. Nilai
normal dalam darah yaitu G6PD negatif
Penurunan G6PD terdapat pada anemia hemolitik, infeksi bakteri, infeksi virus,
diabetes asidosis.
Peningkatan G6PD dapat juga terjadi karena obat-obatan seperti aspirin, asam
askorbat (vitamin C) vitamin K, asetanilid.
BMP (BONE MARROW PUNCTION)
Pemeriksaan mikroskopis sumsum tulang untuk menilai sifat dan aktivitas
hemopoetiknya (pembentukan sel darah). Pemeriksaan ini biasanya dilakukan
pada penderita yang dicurigai menderita leukemia.
Nilai normal rasio M-E (myeloid-eritrosit) atau perbandingan antara leukosit
berinti dengan eritrosit berinti yaitu 3 :1 atau 4 :1
HEMOSIDERIN/FERITIN
Hemosiderin adalah cadangan zat besi dalam tubuh yang diperlukan untuk
pembentukan hemoglobin. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui
ada tidaknya kekurangan zat besi dalam tubuh yang mengarah ke risiko
menderita anemia.
PEMERIKSAAN ALKOHOL DALAM PLASMA
Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya intoksikasi alkohol (keracunan
alkohol) dan dilakukan untuk kepentingan medis dan hukum. Peningkatan alkohol
darah melebihi 100 mg/dl tergolong dalam intoksikasi alkohol sedang berat dan
dapat terjadi pada peminum alkohol kronis, sirosis hati, malnutrisi, kekurangan
asam folat, pankreatitis akut (radang pankreas), gastritis (radang lambung), dan
hipo-glikemia (rendahnya kadar gula dalam darah).
PEMERIKSAAN TOLERANSI LAKTOSA
Laktosa adalah gula sakarida yang banyak ditemukan dalam produk susu
dan olahannya. Laktosa oleh enzim usus akan diubah menjadi glukosa dan
galaktosa. Penumpukan laktosa dalam usus dapat terjadi karena kekurangan
enzim laktase, sehingga menimbulkan diare, kejang abdomen (kejang perut), dan
flatus (kentut) terus-menerus, hal ini disebut intoleransi laktosa. dalam jumlah
besar kemudian diperiksa kadar gula darah . Apabila nilai glukosa darah sewaktu
>20 mg/dl dari nilai gula darah puasa berarti laktosa diubah menjadi glukosa atau
toleransi laktosa, dan apabila glukosa sewaktu <20 mg/dl dari kadar gula darah
puasa, berarti terjadi intoleransi glukosa. Sebaiknya menghindari konsumsi
produk susu. Hal ini dapat diatasi dengan sedikit demi sedikit membiasakan
konsumsi produk susu.
Nilai normal :
dalam plasma < 0,5 mg/dl
dalam urin 12-40 mg/dl
LDH (LAKTAT DEHIDROGENASE)
Merupakan salah satu enzim yang melepas hidrogen, dan tersebar luas
pada jaringan terutama ginjal, rangka, hati, dan otot jantung.
Peningkatan LDH menandakan adanya kerusakan jaringan. LDH akan meningkat
sampai puncaknya 24-48 jam setelah infark miokard (serangan jantung) dan
tetap normal 1-3 minggu kemudian. Nilai normal: 80 – 240 U/L
SGOT (SERUM GLUTAMIK OKSOLOASETIKNTRANSAMINASE)
Merupakan enzim transaminase, yang berada pada serum dan
jaringan terutama hati dan jantung. Pelepasan SGOT yang tinggi dalam serum
menunjukkan adanya kerusakan pada jaringan jantung dan hati. Nilai normal :
Pria s.d.37 U/L
Wanita s.d. 31 U/L
Pemeriksan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya intoleransi laktosa dengan
cara memberi minum laktosa
Peningkatan SGOT <3x normal = terjadi karena radang otot jantung, sirosis
hepatis, infark paru, dan Iain-lain.
Peningkatan SGOT 3-5X normal = terjadi karena sumbatan saluran empedu, gagal
jantung kongestif, tumor hati, dan Iain-lain.
Peningkatan SGOT >5x normal = kerusakan sei-sel hati, infark miokard (serangan
jantung), pankreatitis akut (radang pankreas), dan Iain-lain.
SGPT (SERUM GLUTAMIK PYRUVIK TRANSAMINASE)
Merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam
jaringan tubuh terutama hati. Peningkatan dalam serum darah menunjukkan
adanya trauma atau kerusakan hati.
Nilai normal :
Pria sampai dengan 42 U/L
Wanita sampai dengan 32 U/L
Peningkatan >20x normal terjadi pada hepatitis virus, hepatitis toksis.
Peningkatan 3 – 10x normal terjadi pada infeksi mond nuklear, hepatitis kronik
aktif, infark miokard (serangan jantung).
Peningkatan 1 – 3X normal terjadi pada pankreatitis, sirosis empedu.
ASAM URAT
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin (bagian penting dari
asam nukleat pada DNA dan RNA).Purin terdapat dalam makanan antara lain:
daging, jeroan, kacang-kacangan, ragi, melinjo dan hasil olahannya. Pergantian
purin dalam tubuh berlangsung terus-menerus dan menghasilkan banyak asam
urat walaupun tidak ada input makanan yang mengandung asam urat.
Asam urat sebagian besar diproduksi di hati dan diangkut ke ginjal. Asupan purin
normal melalui makanan akan menghasilkan 0,5 -1 gr/hari. Peningkatan asam
urat dalam serum dan urin bergantung pada fungsi ginjal, metabolisme purin,
serta asupan dari makanan. Asam urat dalam urin akan membentuk kristal/batu
dalam saluran kencing. Beberapa individu dengan kadar asam urat >8mg/dl
sudah ada keluhan dan memerlukan pengobatan.
Nilai normal :
Pria 3,4 – 8,5 mg/dl (darah)
Wanita 2,8 – 7,3 mg/dl (darah)
Anak 2,5 – 5,5 mg/dl (darah)
Lansia 3,5 – 8,5 mg/dl (darah)
Dewasa 250 – 750 mg/24 jam (urin)
Peningkatan kadar asam urat terjadi pada alkoholik, leukemia, penyebaran
kanker, diabetes mellitus berat, gagal ginjal, gagal jantung kongestif, keracunan
timah hitam, malnutrisi, latihan yang berat. Selain itu juga dapat disebabkan oleh
obat-obatan misalnya asetaminofen, vitamin C,aspirin jangka panjang,diuretik.
Penurunan asam urat terjadi pada anemia kekurangan asam folat, luka bakar,
kehamilan, dan Iain-Iain. Obat-obat yang dapat menurunkan asam urat adalah
allopurinol, probenesid, dan Iain-Iain.
KREATININ
Merupakan produk akhir metabolisme kreatin otot dan kreatin fosfat
(protein) diproduksi dalam hati. Ditemukan dalam otot rangka dan darah, dibuang
melalui urin. Peningkatan dalam serum tidak dipengaruhi oleh asupan makanan
dan cairan.
Nilai normal dalam darah :
Pria 0,6 – 1,3 mg/dl
Wanita 0,5 – 0,9 mg/dl
Anak 0,4 -1,2 mg/dl
Bayi 0,7 -1,7 mg/dl
Bayi baru lahir 0,8 -1,4 mg/dl
Peningkatan kreatinin dalam darah menunjukkan adanya penurunan fungsi ginjal
dan penyusutan massa otot rangka. Hal ini dapat terjadi pada penderita gagal
ginjal, kanker, konsumsi daging sapi tinggi, serangan jantung. Obat-obatan yang
dapat meningkatkan kadar kreatinin nyaitu vitamin C, antibiotik golongan
sefalosporin,aminoglikosid, dan Iain-Iain.
BUN (BLOOD UREA NITROGEN)
BUN adalah produk akhir dari metabolisme protein, dibuat oleh hati. Pada
orang normal,bureum dikeluarkan melalui urin.
Nilai normal :
Dewasa 5-25 mg/dl
Anak 5-20 mg/dl
Bayi 5-15 mg/dl
Rasio nitrogen urea dan kreatinin = 12 :1 – 20 :1
PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA
Merupakan senyawa asam lemak yang diproduksi dari karbohidrat dan
disimpan dalam bentuk lemak hewani. Trigliserida ini merupakan penyebab
utama penyakit penyumbatan arteri dibanding kolesterol.
Nilai normal :
Bayi 5-4o mg/dl
Anak 10-135 mg/dl
Dewasa muda s/dl50 mg/dl
Tua (>50 tahun) s/d 190 mg/dl
Penurunan kadartrigliserid serum dapatterjadi karena malnutrisi protein,
kongenital (kelainan sejak lahir). Obat-obatan yang dapat menurunkan
trigliserida yaitu asam askorbat (vitamin C), metformin (obata anti diabetik oral).
Peningkatan kadar trigliserida terjadi pada hipertensi (penyakit darah tinggi),
sumbatan pembuluh darah otak,diabetes mellitus tak terkontrol, diet tinggi
karbohidrat, kehamilan. Dari golongan obat, yang dapat meningkatkan
trigliserida yakni pil KB terutama estrogen.
Deteksi Hepatitis
” Gejala secara fisik seperti perubahan warna kulit dan kornea mata yang
kekuningan masih berupa indikasi awal. Agar mendapat kepastian adanya
penyakit hepatitis maka perlu uji laboratorium “.
pengobatan hepatitis dapat dilakukan dengan tepat jika diagnosis yang
dilakukan juga tepat. Dokter dapat menentukan diagnosis suatu penyakit
berdasarkan beberapa aspek, seperti anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan penunjang lainnya, seperti USG,
sinar X, CT scan, atau MRI.
Anamnesis merupakan wawancara terarah antara dokter dan pasien. Tujuan
anamnesis adalah dokter dapat memperoleh informasi mengenai keluhan dan
gejala penyakit yang dirasakan pasien, hal-hal yang diperkirakan sebagai
penyebab penyakit, dan hal-hal lain yang akan mempengaruhi perjalanan
penyakit atau proses pengobatan. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat dan
menilai adanya kelainan atau gangguan pada tubuh pasien, baik terkait
keluhannya ataupun tidak. Sering kali ditemukan gangguan atau kelainan pada
saat pemeriksaan fisik yang pasien sendiri pun tidak merasa atau
mengetahuinya. Pemeriksaan laboratorium berguna antara lain untuk membantu
memastikan diagnosis karena beberapa penyakit dapat memberikan keluhan dan
gejala yang sama serta menilai fungsi organ. Sementara pemeriksaan penunjang
berguna antara lain untuk menentukan dengan tepat letak kelainan pada tubuh
bagian dalam atau menilai derajat suatu penyakit.
A. Pemeriksaan Laboratorium penyakit Hepatitis
Pemeriksaan laboratorium pada pasien yang diduga mengidap hepatitis
dilakukan untuk memastikan diagnosis, mengetahui penyebab hepatitis, dan
menilai fungsi hati. Secara garis besar, pemeriksaan laboratorium untuk
hepatitis dibedakan atas dua macam, yaitu tes serologi dan biokimia hati.
Tes serologi dilakukan dengan cara memeriksa kadar antigen maupun antibodi
terhadap virus penyebab hepatitis. Tes ini bertujuan untuk memastikan diagnosis
hepatitis serta mengetahui jenis virus penyebabnya. Sementara tes biokimia hati
dilakukan dengan cara memeriksa sejumlah parameter zat-zat kimia maupun
enzim yang dihasilkan atau diproses oleh jaringan hati. Tes biokimia hati dapat
menggambarkan derajat keparahan atau kerusakan sel sehingga dapat menilai
fungsi hati.
Hati yang sehat memiliki fungsi yang sangat beragam. Demikian pula
penyakit yang dapat mengganggu fungsi hati dan kelainan biokimia hati yang
bervariasi pula. Pemeriksaan fungsi hati yang hanya menggunakan satu jenis
parameter saja, misalnya aspartat aminotransferase (AST/SCOT), kurang dapat
dipercaya untuk dijadikan acuan dalam menentukan fungsi hati. Penderita
penyakit hati secara umum, termasuk hepatitis, akan diperiksa darahnya untuk
beberapa jenis pemeriksaan parameter biokimia, seperti AST, ALT (alanin
aminotransferase), alkalin fosfatase, bilirubin, albumin, dan juga waktu
protrombin. Pemeriksaan laboratorium ini juga dapat dilakukan secara serial,
yakni diulang beberapa kali setelah tenggang waktu tertentu. Tujuannya adalah
untuk mengevaluasi perjalanan penyakit maupun perbaikan sel dan jaringan hati.
Parameter biokimia hati
Beberapa parameter biokimia hati yang dapat dijadikan pertanda fungsi hati,
antara lain sebagai berikut :
a. Aminotransferase (transaminase)
Para meter yang termasuk golongan enzim ini adalah aspartat
aminotransferase (AST/SCOT) dan alanin aminotransferase (ALT/SGPT). Enzim-
enzim ini merupakan indikator yang sensitif terhadap adanya kerusakan sel hati
dan sangat membantu dalam mengenali adanya penyakit pada hati yang bersifat
akut seperti hepatitis. Dengan demikian, peningkatan kadar enzim-enzim ini
mencerminkan adanya kerusakan sel-sel hati. ALT merupakan enzim yang lebih
dipercaya dalam menentukan adanya kerusakan sel hati dibandingkan AST.
ALT ditemukan terutama di hati, sedangkan enzim AST dapat ditemukan pada
hati, otot jantung, otot rangka, ginjal, pankreas, otak paru, sel darah putih, dan
sel darah merah. Dengan demikian, jika hanya terjadi peningkatan kadar AST
maka bisa saja yang mengalami kerusakan adalah sel-sel organ lainnya yang
mengandung AST. Pada sebagian besar penyakit hati yang akut, kadar ALT lebih
tinggi atau sama dengan kadar AST. Pada saat terjadi kerusakan jaringan dan
sel-sel hati, kadar AST meningkat 5 kali nilai normal. ALT meningkat 1-3 kali nilai
normal pada perlemakan hati, 3-10 kali nilai normal pada hepatitis kronis aktif
dan lebih dari 20 kali nilai normal pada hepatitis virus akut dan hepatitis toksik.
b. Alkalin fosfatase (ALP)
Enzim ini ditemukan pada sel-sel hati yang berada di dekat saluran empedu.
Peningkatan kadar ALP merupakan salah satu petunjuk adanya sumbatan atau
hambatan pada saluran empedu. Peningkatan ALP dapat disertai dengan gejala
warna kuning pada kulit, kuku, atau bagian putih bola mata.
c. Serum protein
Serum protein yang dihasilkan hati, antara lain albumin, globulin, dan
faktor pembekuan darah. Pemeriksaan serum protein-protein tersebut dilakukan
untuk mengetahui fungsi biosintesis hati. Penurunan kadar albumin menunjukan
adanya gangguan fungsi sintesis hati. Namun karena usia albumin cukup panjang
(15-20 hari), serum porotein ini kurang sensitif digunakan sebagai indikator
kerusakan sel hati. Kadar albumin kurang dari 3 g/L menjadi petunjuk
perkembangan penyakit menjadi kronis (menahun).
Globulin merupakan protein yang membentuk gammaglobulin. Gammaglobulin
meningkat pada penyakit hati kronik, seperti hepatitis kronis atau sirosis.
Gammaglobulin mempunyai beberapa tipe, seperti lg G, lg M, serta lg A. Masing-
masing tipe sangat membantu dalam mengenali penyakit hati kronis tertentu.
Hampir semua faktor-faktor pembekuan darah disintesis di hati. Umur faktor-
faktor pembekuan darah lebih singkat dibandingkan albumin, yaitu 5-6 hari
sehingga pengukuran faktor-faktor pembekuan darah merupakan pemeriksaan
yang lebih baik dibandingkan albumin untuk menentukan fungsi sintesis hati.
Terdapat lebih dari 13 jenis protein yang terlibat dalam pembekuan darah, salah
satunya adalah protrombin. Adanya kelainan pada protein-protein pembekuan
darah dapat dideteksi, terutama dengan menilai waktu protrombin. Waktu
protrombin adalah ukuran kecepatan perubahan protrombin menjadi trombin.
Waktu protrombin tergantung pada fungsi sintesis hati dan asupan vitamin K.
Kerusakan sel-sel hati akan memperpanjang waktu protrombin karena adanya
gangguan pada sintesis protein-protein pembekuan darah. Dengan demikian,
pada hepatitis dan sirosis, waktu protrombin memanjang.
d. Bilirubin
Bilirubin merupakan pigmen kuning yang dihasilkan dari pemecahan
hemoglobin (Hb) di hati. Bilirubin dikeluarkan lewat empedu dan di buang melalui
feses. Bilirubin ditemukan di darah dalam dua bentuk, yaitu bilirubin direk dan
bilirubin indirek. Bilirubin direk larut dalam air dan dapat dikeluarkan melalui
urin. Sementara bilirubin indirek tidak larut dalam air dan terikat pada albumin.
Bilirubin total merupakan penjumlahan bilirubin direk dan indirek. Peningkatan
bilirubin indirek jarang terjadi pada penyakit hati. Sebaliknya, bilirubin direk yang
meningkat hampir selalu menunjukkan adanya penyakit pada hati dan atau
saluran empedu. Adapun nilai normal untuk masing-masing pemeriksaan
laboratorium disajikan dalam Tabel 1.
2. Pemeriksaan serologi
Diagnosis mengenai jenis hepatitis merupakan hal yang penting karena akan
menentukan jenis.
terapi yang akan diberikan. Salah satu pemeriksaan hepatitis adalah
pemeriksaan serologi, dilakukan untuk mengetahui jenis virus penyebab
hepatitis.
a. Diagnosis hepatitis A
Diagnosis hepatitis A akut berdasarkan hasil laboratorium adalah tes serologi
untuk imunoglobulin M (lgM) terhadap virus hepatitis A. lgM antivirus hepatitis
A positif pada saat awal gejala dan biasanya disertai dengan peningkatan
kadar serum alanin amintransferase (ALT/SGPT). Jika telah terjadi
penyembuhan, antibodi lgM akan menghilang dan akan muncul antibodi lgG.
Adanya antibodi lgG menunjukkan bahwa penderita pernah terkena hepatitis
A. Jika seseorang terkena hepatitis A maka pada pemeriksaan laboratorium
ditemukan beberapa diagnosis berikut.
1) Serum lgM anti-VHA positif.
2) Kadar serum bilirubin, gamma globulin, ALT, dan AST meningkat ringan.
3) Kadar alkalin fosfatase, gamma glutamil transferase, dan total bilirubin
meningkat pada penderita yang kuning.
b. Diagnosis hepatitis B
Adapun diagnosis pasti hepatitis B dapat diketahui berdasarkan pemeriksaan
laboratorium.
1) HBsAg (antigen permukaan virus hepatitis B) merupakan material
permukaan/kulit VHB, mengandung protein yang dibuat oleh sel hati yang
terinfeksi VHB. Jika hasil tes HbsAg positif artinya individu tersebut terinfeksi
VHB, menderita hepatitis B akut, karier. atau pun hepatitis B kronis. HbsAg
positif setelah 6 minggu terinfeksi virus hepatitis B dan menghilang dalam 3
bulan. Bila hasil menetap setelah lebih dari 6 bulan artinya hepatitis telah
berkembang menjadi kronis atau karier.
2) Anti-HBsAg (antibodi terhadap HbsAg) merupakan antibodi terhadap HbsAg
yang menunjukkan adanya antibodi terhadap VHB. Antibodi ini memberikan
perlindungan terhadap penyakit hepatitis B. Jika tes antiHBsAg positif artinya
individu itu telah mendapat vaksin VHB, atau pernah mendapat imunoglobulin,
atau juga bayi yang mendapat kekebalan dari ibunya. Anti-HbsAg yang positif
pada individu yang tidak pernah mendapat imunisasi hepatitis B menunjukkan
individu tersebut pernah terinfeksi VHB.
3) HBeAg (antigen VHB) merupakan antigen e VHB yang berada di dalam
darah. Bila positif menunjukkan virus sedang replikasi dan infeksi terus
berlanjut. Apabila hasil positif menetap sampai 10 minggu akan berlanjut
menjadi hepatitis B kronis. Individu yang positif HbeAg dalam keadaan
infeksius dan dapat menularkan penyakitnya baik terhadap orang lain,
maupun ibu ke janinnya.
4) Anti-HBe (antibodi HBeAg) merupakan antibodi terhadap antigen HbeAg
yang dibentuk oleh tubuh. Apabila anti-HBeAg positif artinya VHB dalam
keadaan fase non-replikatif.
5) HBcAg (antigen core VHB) merupakan antigen core (inti) VHB yang berupa
protein dan dibuat dalam inti sel hati yang terinfeksi VHB. HBcAg positif
menunjukkan keberadaan potein dari inti VHB.
6) Anti-HBc (antibodi terhadap antigen inti hepatitis B) merupakan antibodi
terhadap HBcAg dan cenderung menetap sampai berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun. Antibodi ini ada dua tipe yaitu IgM anti-HBc dan IgG anti-HBc.
IgM anti-HBc tinggi artinya infeksi akut, IgG anti-HBc positif dengan IgM anti-
HBc yang negatif menunjukkan infeksi kronis atau pernah terinfeksi VHB.
c. Diagnosis hepatitis C
Diagnosis hepatitis C dapat ditentukan dengan pemeriksaan serologi untuk
menilai antibodi dan pemeriksaan molekuler sehingga partikel virus dapat
terlihat. Sekitar 30% pasien hepatitis C tidak dijumpai anti-HCV (antibodi
terhadap VHC) yang positif pada 4 minggu pertama infeksi. Sementara sekitar
60% pasien positif anti-HCV setelah 5-8 minggu terinfeksi VHC dan beberapa
individu bisa positif setelah 5-12 bulan. Sekitar 80% penderita hepatitis C
menjadi kronis dan pada hasil pemeriksaan laboratorium dijumpai enzim
alanine aminotransferase (ALT) dan peningkatan aspartate aminotransferase
(AST).
Pemeriksaan molekuler merupakan pemeriksaan yang dapat mendeteksi RNA
VHC. Tes ini terdiri atas dua jenis, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Tes kualitatif
menggunakan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction) dan dapat mendeteksi
RNA VHC kurang dari 100 kopi per mililiter darah. Tes kualitatif dilakukan
untuk konfirmasi viremia (adanya VHC dalam darah) dan juga menilai respon
terapi.
Selain itu, tes ini juga berguna untuk pasien yang anti-HCV-nya negatif, tetapi
dengan gejala klinis hepatitis C atau pasien hepatitis yang tidak
teridentifikasi jenis virus penyebabnya. Adapun tes kuantitatif sendiri terbagi
atas dua metode, yakni metode dengan teknik branched-chain DNA dan teknik
reverse-transcription PCR. Tes kuantitatif berguna untuk menilai derajat
perkembangan penyakit. Pada tes kuantitatif ini dapat diketahui derajat
viremia. Biopsi (pengambilan sedikit jaringan suatu organ) dilakukan untuk
mengetahui derajat dan tipe kerusakan sel-sel hati.
B. Pemeriksaan Penunjang Lainnya
Pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis
hepatitis adalah USG (ultrasonografi). Fungsi USG adalah untuk mengetahui
adanya kelainan pada organ dalam atau tidak. USG dilakukan terutama jika
pemeriksaan fisik kurang mendukung diagnosis. Sementara keluhan klinis
dari pasien dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan tanda sebaliknya.
Misalnya, seorang pasien datang dengan keluhan sakit kuning, mual, malas
makan, dan badan terasa lemas. Pada pemeriksaan fisik, dokter hanya
menemukan kelainan berupa warna kuning pada kulit, kuku dan bola mata
bagian putih pasien, dan tidak teraba adanya suatu pembesaran pada hati.
Kemudian, pemeriksaan laboratorium awal menunjukkan kadar ALT dan AST
yang tinggi. Dengan demikian, pada pasien tersebut dapat dilakukan
pemeriksaan USG agar dapat lebih memastikan diagnosis mengenai kelainan
hatinya.
Pemeriksaan USG pada kasus hepatitis dapat memberikan informasi
mengenai pembesaran hati, gambaran jaringan hati secara umum, atau ada
tidaknya sumbatan saluran empedu. Ukuran hati manusia bervariasi antara
satu dengan lainnya sehingga terkadang dokter tidak menemukan adanya
pembesaran hati. USG dapat membuktikan ada tidaknya pembesaran hati,
yakni dari mengamatan tepi hati terlihat tumpul atau tidak. Tepi hati yang
tumpul menunjukkan adanya pembesaran had. USG juga dapat melihat banyak
tidaknya jaringan ikat (fibrosis). Selain itu, karena hepatitis merupakan proses
peradangan maka pada USG densitas (kepadatan) hati terlihat lebih gelap jika
dibandingkan dengan densitas ginjal yang terletak di bawahnya.
Pada keadaan normal, had dan ginjal mempunyai densitas yang sama. USG
hanya dapat melihat kelainan pada hepatitis kronis atau sirosis. Pemeriksaan
USG untuk hepatitis akut tidak akurat karena pada hepatitis akut, proses
penyakit masih awal sehingga belum terjadi kerusakan jaringan. Pemeriksaan
USG pun dapat digunakan untuk menyingkirkan diagnosis banding, yakni
diagnosis lain yang mungkin terkait kelainan hati, misalnya tumor had, abses
hati, radang empedu, atau amubiasis hati (komplikasi infeksi amuba ke dalam
hati sehingga terjadi abses hati).

27.Gangguan-gangguan pada sistem tubuh manusia

Gangguan Pada Sistem Organ Manusia

GANGGUAN PADA SISTEM GERAK

Gangguan atau kelainan pada sistem gerak manusia dapat terjadi pada tulang dan otot.
Gangguan atau kelainan tersebut dapat terjadi akibat aktivitas atau beban gerak yang
berlebihan, pengaruh vitamin, atau terjadinya infeksi oleh mikroorganisme.
Gangguan fisik

Gangguan yang paling umum terjadi pada tulang adalah kerusakan fisik tulang seperti patah

atau retak tulang. Apabila terjadi fraktura (patah tulang) akan terbentuk zona fraktura yang

runcing dan tajam. Pada zona tersebut timbul rasa sakit karena pergeseran tulang yang akan

mengakibatkan pembengkakan bahkan perdarahan.

Berdasarkan jenis fraktura yang terbentuk, fraktura dapat dibedakan menjadi empat

kelompok sebagai berikut :

o Fraktura sederhana

Fraktura sederhana merupakan fraktura yang tidak melukai otot yang ada di sekitarnya.

o Fraktura kompleks

Fraktura kompleks merupakan fraktura yang melukai otot atau organ yang ada di

sekitarnya, bahkan terkadang bagian fraktura dapat muncul ke permukaan kulit.

o Greenstick

Greenstick merupakan fraktura sebagian yang tidak memisahkan tulang menjadi dua

bagian.

o Comminuted

Comminuted merupakan fraktura yang mengakibatkan tulang terbagi menjadi beberapa

bagian, tetapi masih berada di dalam otot.

Gangguan fisiologis

Gangguan fisiologis pada tulang dapat disebabkan oleh kelainan fungsi hormon atau

vitamin. Gangguan fisiologis pada tulang dapat dijelaskan sebagai berikut :

o Rakhitis

Rakhitis merupakan penyakit tulang yang disebabkan kekurangan vitamin D. Vitamin D

berperan dalam proses penimbunan senyawa kapur di tulang. Kekurangan vitamin D akan
menyebabkan tulang menjadi tidak keras. Pada penderita rakhitis terlihat bagian kaki

(tulang tibia dan fibula) melengkung menyerupai huruf X atau 0

o Mikrosefalus

Mikrosefalus merupakan gangguan pertumbuhan tulang tengkorak sehingga kepala

berukuran kercil. Kepala berukuran kecil karena pertumbuhan tulang tengkorak pada

masa bayi kekurangan kalsium.

o Osteoporosis

Osteoporosis merupakan gangguan tulang dengan gejala penurunan massa tulang

sehingga tulang rapuh. Hal ini dikarenakan lambatnya osifikasi dan penghambatan

reabsorpsi (penyerapan kembali) bahan bahan tulang. Osteoporosis terjadi karena

ketidakseimbangan hormon kelamin.

o Kelainan akibat suatu penyakit

Penyakit seperti tuberkulosis tulang ( flu tulang ) dan penyakit tumor dapat menyebabkan
tekanan fisik dan fisiologi terhadap mekanisme gerak tubuh manusia.

Gangguan persendian

Gangguan persendian dapat terjadi karena sendi tidak berfungsi dengan normal. Jenis

gangguan sendi dikelompokkan menjadi empat yaitu sebagai berikut :

o Dislokasi

Dislokasi merupakan gangguan yang terjadi karena pergeseran tulang penyusun sendi

dari posisi awal. Dislokasi disebabkan oleh jaringan ligamen yang sobek atau tertarik

o Terkilir (keseleo)

Terkilir merupakan tertariknya ligamen sendi karena gerakan tiba-tiba atau gerakan yang

tidak biasa dilakukan. Terkilir menyebabkan timbulnya rasa sakit disertai peradangan

pada daerah sendi

o Ankilosis
Ankilosis merupakan gangguan yang terjadi karena tidak berfungsinya persendian. .

o Artritis

Artritis merupakan gangguan yang disebabkan adanya peradangan sendi. Gangguan

artritis dapat dibedakan menjadi rhematoid, osteoartritis dan gautartritis.Rhematoid

merupakan proses peradangan atau pengapuran pada jaringan tulang rawan yang

menghubungkan tulang di persendian.Osteoartritis merupakan penipisan tulang rawa

yang menghubungkan persendian.Gautartritis merupakan gangguan gerak akibat

kegagalan rnetabolisme asam urat sehingga terjadi penimbunan asam urat pada

persendian.

Gangguan tulang belakang

Gangguan pada tulang belakang terjadi karena adanya perubahan posisi tulang belakang,

sehingga menyebabkan perubahan kelengkungan batang tulang belakang. Gangguan yang

disebabkan oleh kelainan tulang belakang dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:

o Skoliosis, melengkungnya tulang belakang ke arah samping, mengakibatkan tubuh

melengkung ke arah kanan atau kiri

o Kifosis, perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehingga

orang menjadi bongkok

o Lordosis, melengkungnya tulang belakang di daerah lumbal atau pinggang ke arah depan

sehingga kepala tertarik ke arah belakang

o Subluksasi, gangguan tulang belakang pada segmen leher sehingga posisi kepala tertarik

ke arah kiri atau kanan.

Gangguan pada Sistem Otot

Otot berperan penting dalam aktivitas gerak manusia sehingga gangguan pada otot akan

mempengaruhi aktivitas gerak. Gangguan pada otot dapat terjadi dalam beberapa bentuk
seperti berikut ini:

o Atrofi

Atrofi merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau kehilangan

kemampuan untuk berkontraksi. Gangguan ini dapat disebabkan oleh penyakit

poliomielitis yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus ini menyebabkan

kerusakan saraf yang mengkoordinasi otot ke anggota gerak bawah.

o Hipertrofi

Hipertrofi merupakan otot yang berkembang menjadi lebih besar dan kuat. Hipertrofi

disebabkan aktivitas otot yang kuat sehingga diameter serabut-serabut otot membesar

o Hernia abdominalis

Hernia abdominalis merupakan sobeknya dinding otot abdominal sehingga usus

memasuki bagian sobekan tersebut

o Tetanus

Tetanus merupakan otot yang mengalami kekejangan karena secara terus-menerus

berkontraksi sehingga tidak mampu lagi berkontraksi. Tetanus disebabkan luka yang

terinfeksi oleh bakteri Clostridium tetani.

o Distrofi otot

Distrofi otot merupakan penyakit kronis yang menyebabkan gangguan gerak. Penyakit

ini merupakan penyakit yang disebabkan adanya cacat genetik.

o Miastenia gravis

Miastenia gravis merupakan otot yang secara berangsur-angsur melemah dan

menyebabkan kelumpuhan. Penyakit ini disebabkan oleh hormon tiroid dan sistem

imunitas yang tidak berfungsi dengan normal.

GANGGUAN PADA SISTEM PEREDARAN DARAH


1. ANEMIA (KEKURANGAN DARAH)

Anemia adalah kekurangan hemoglobin (Hb). Hb adalah protein dalam sel darah
merah, yang mengantar oksigen dari paru ke bagian tubuh yang lain.Anemia menyebabkan
kelelahan, sesak napas dan pusing. Orang dengan anemia merasa badannya kurang enak
dibandingkan orang dengan tingkat Hb yang wajar. Mereka merasa lebih sulit untuk bekerja. Ini
berarti mutu hidupnya lebih rendah.Tingkat Hb diukur sebagai bagian dari tes darah lengkap
(complete blood count/CBC).

PENYEBAB:

Sumsum tulang membuat sel darah merah. Proses ini membutuhkan zat besi,
dan vitamin B12 dan asam folat. Eritropoietin (EPO) merangsang pembuatan sel
darah merah. EPO adalah hormon yang dibuat oleh ginjal.

Anemia dapat terjadi bila tubuh kita tidak membuat sel darah merah secukupnya.
Anemia juga disebabkan kehilangan atau kerusakan pada sel tersebut. Ada
beberapa faktor yang dapat menyebabkan anemia:

• Kekurangan zat besi, vitamin B12 atau asam folat. Kekurangan asam folat dapat
menyebabkan jenis anemia yang disebut megaloblastik, dengan sel darah merah yang besar
dengan warna muda.

• Kerusakan pada sumsum tulang atau ginjal

• Kehilangan darah akibat pendarahan dalam atau siklus haid perempuan

• Penghancuran sel darah merah (anemia hemolitik)

CARA PENANGGULANGAN:

Mengobati anemia tergantung pada penyebabnya.

• Pertama, mengobati pendarahan kronis. Ini mungkin pendarahan

dalam, wasir, atau bahkan sering mimisan

• Berikut, memperbaiki kelangkaan zat besi, vitamin B12 atau asam

folat, jika ada

• Berhenti memakai, atau mengurangi dosis obat-obatan yang

menyebabkan anemia

Pendekatan ini mungkin tidak berhasil. Mungkin mustahil berhenti memakai


semua obat yang menyebabkan anemia. Dua pengobatan lain adalahtransfusi
darah dan suntikan EPO.

2. VARISES
Varises atau varikose adalah pembuluh darah balik yang melebar dan berliku-liku
sehingga menonjol di permukaan kulit. Pada orang-orang tertentu pembuluh balik yang
terdapat di tungkai lemah dan dengan mudahnya mekar atau bengkak. Peregangan pembuluh
darah ini terjadi karena besarnya tekanan di dalamnya yang mengakibatkan dinding pembuluh
darah menjadi lemah dan dengan demikian mudah teregang. Misalnya, tekanan yang
bertambah pada pinggul dan perut seperti halnya kehamilan dan terlalu gemuk. Kehamilan
dapat memperberat keadaan, karena pembuluh darah balik panggul yang menampung darah
dari tungkai tertekan oleh janin. Biasanya katup yang terdapat di bagian dalam pembuluh juga
sudah melemah, sehingga tidak lagi mampu mengatur aliran darah yang masuk ke dalam
pembuluh darah tersebut. Kerentanan seseorang terhadap terjadinya kelainan ini biasanya
diturunkan. Kelainan ini sering ditemukan pada tungkai bawah, tungkai atas, dan dinding perut
bawah, walaupun pada dasarnya dapat terjadi di bagian tubuh manapun.

Gejala yang sering dirasakan penderitanya adalah pembengkakan di sepanjang


pembuluh balik, diikuti dengan kekejangan pada otot serta perasaan lelah di tungkai belakang
lutut. Dalam hal lain, kulit pada tungkai bagian bawah mungkin pecah dan menyebabkan borok-
borok besar. Selain itu terasa nyeri bila peradangan dan penggumpalan darah pada pembuluh
balik terjadi di tungkai. Komplikasi yang lebih berbahaya bila terjadi infeksi pada dinding
pembuluh varikose. Infeksi ini mempermudah terbentuknya gumpalan darah yang mungkin
mengalir dan tersangkut, kemudian menyumbat pembuluh darah di tempat lain. Kelainan yang
berat kadang-kadang memerlukan tindakan operasi atau pemberian suntikan untuk
memperkeras dinding pembuluh darah. Pada kelainan yang ringan, olahraga seperti
mengangkat dan menurunkan tungkai serta pemakaian stoking elastik akan banyak membantu.

3. HEMOROID

Hemoroid (wasir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung pembuluh balik


(vena) dan terletak di dinding rektum dananus. Anus merupakan lubang di ujung saluran
pencernaan dimana limbah (tinja,kotoran), keluar dari dalam tubuh. Rektum merupakan bagian
dari saluran pencernaan diatas anus, dimana tinja disimpan sebelum dikeluarkan dari tubuh
melalui anus.
Hemoroid bisa mengalami peradangan, menyebabkan terbentuknya bekuan darah (trombus),
perdarahan atau akan membesar dan menonjol keluar. Wasir yang tetap berada di anus
disebut hemoroid interna (wasir dalam) dan wasir yang keluar dari anus disebut hemoroid
eksterna (wasir luar).

4. ATEROSKLEROSIS

Aterosklerosis, atau “pengerasan pembuluh darah,” berarti timbunan karang dan


hilangnya kelenturan pembuluh darah. Aterosklerosis koroner berdampak pada pembuluh darah
yang membawa darah menuju jantung, dan dapat memicu serangan jantung, sementara
aterosklerosis karotid koroner berdampak pada pembuluh darah yang membawa darah ke otak
dan dapat memicu stroke.

5. EMBOLUS

Adalah penyakit yang disebabkan oleh benda benda asing yang melewati pembuluh
darah seperti gumpalan darah atau kumplan bakteri yang menyebabakan tersumbatnya
pembuluh darah.

6. TROMBUS

Trombosis vena dalam adalah suatu keadaan yang ditandai dengan ditemukannya
bekuan darah di dalam vena dalam. Bekuan yang terbentuk di dalam suatu pembuluh darah
disebut trombus. Trombus bisa terjadi baik di vena superfisial (vena permukaan) maupun di
vena dalam, tetapi yang berbahaya adalah yang terbentuk di vena dalam. Trombosis vena
dalam sangat berbahaya karena seluruh atau sebagian dari trombus bisa pecah, mengikuti
aliran darah dan tersangkut di dalam arteri yang sempit di paru-paru sehingga menyumbat
aliran darah. Trombus yang berpindah-pindah disebut emboli. Semakin sedikit peradangan di
sekitar suatu trombus, semakin longgar trombus melekat ke dinding vena dan semakin mudah
membentuk emboli. Penekanan pada otot betis bisa membebaskan trombus yang tersangkut,
terutama ketika penderita kembali aktif. Darah di dalam vena tungkai akan mengalir ke jantung
lalu ke paru-paru, karena itu emboli yang berasal dari vena tungkai bisa menyumbat satu atau
lebih arteri di paru-paru. Keadaan ini disebut emboli paru.Emboli paru yang besar bisa
menghalangi seluruh atau hampir seluruh darah yang berasal dari jantung sebelah kanan dan
dengan cepat menyebabkan kematian.

7. HEMOFILIA

Adalah penyakit pada darah yang menyebabkan darah tesebut sukar membeku,
sehingga ketika penderita penyakit ini mengalami pendarahan maka darah yamg dikeluarkan
tidak akan berhenti dan sukar untuk membeku.

Penyakit ini merupakan penyakit turunan brdasarkan hereditas dan biasanya


keluarga yang menderita kelainan ini, tidak dapat menjadi wanita dewasa karena
akan membuat pendarahan parah saat menstruasi.

8.LEUKEMIA (KANKER DARAH)

Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam,
ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pemebentuk
darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang
digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat
ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis
atau proses pemebentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.

Kata leukemia berarti "darah putih", karena pada penerita ditemukan banyak sel darah
putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda,
misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari
sel lainnya.

9. PENYAKIT KUNING PADA BAYI (ERITHROBLASTOSIS FETALIS)

Adalah penyakit yang disebabkan oleh menguningnya kulit, sclera (bagian putih pada
mata) dan juga kelenjar ludah yang disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin pada tubuh
manusia (atau tubuh hewan yang mempunyai sel darah merah). Biasanya konsentrasi bilirubin
pada darah harus melebihi 2–3 mg/dL untuk menimbulkan warna kuning yang bisa terlihat oleh
kasat mata.

10. THALASEMIA

Thalasemia adalah sekelompok penyakit keturunan yang merupakan akibat dari


ketidakseimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino yang membentuk
hemoglobin.

PENYEBAB:

Ketidakseimbangan dalam rantai protein globin alfa dan beta, yang diperlukan dalam
pembentukan hemoglobin, disebabkan oleh sebuah gen cacat yang diturunkan.
Untuk menderita penyakit ini, seseorang harus memiliki 2 gen dari kedua orang
tuanya. Jika hanya 1 gen yang diturunkan, maka orang tersebut hanya menjadi
pembawa tetapi tidak menunjukkan gejala-gejala dari penyakit ini.

GEJALA :

Semua thalasemia memiliki gejala yang mirip, tetapi beratnya bervariasi. Sebagian besar
penderita mengalami anemia yang ringan.
Pada bentuk yang lebih berat, misalnya beta-thalassemia mayor, bisa terjadi
sakit kuning (jaundice), luka terbuka di kulit (ulkus, borok), batu empedu dan
pembesaran limpa. Sumsum tulang yang terlalu aktif bisa menyebabkan penebalan dan
pembesaran tulang, terutama tulang kepala dan wajah. Tulang-tulang panjang menjadi lemah
dan mudah patah. Anak-anak yang menderita thalassemia akan tumbuh lebih lambat dan
mencapai masa pubertas lebih lambat dibandingkan anak lainnya yang normal. Karena
penyerapan zat besi meningkat dan seringnya menjalani transfusi, maka kelebihan zat besi bisa
terkumpul dan mengendap dalam otot jantung, yang pada akhirnya bisa menyebabkan
gagal jantung.

GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN

Gangguan pada sistem pencernan makanan dapat di sebabkaan faktor dari dalam

seperti kelainan alat pencernaan makanan dan dapaat pula karena faktor dari luar, seperti:

a. Pola makan yang salah, bisa juga dengan melakukan program diet yang
ekstrim,yaitu dengan menggonsumsi pil pelarut lemak serta mengurangi porsi dan
jadwal makan.

b. Minuman keras yang dapat memicu pengeluaran getah lambung.

c. Bulimia, yaitu upaya menurunkan berat badan dengan makan sebanyak-

banyaknya,tetapi di muntahkan kembali.

d. Maraknya makanan dan minuman kaleng yang dapat terkontaminasi bakteri

Clostridium botulinum yang dapat menimbulkan keracunan.

Berikut ini dapat di uraikan beberapa contoh gangguan pada sistem

pencernan manusia.

Diare

Diare terjadi akibat pergeseran usus yang cepat dari materi tinja sepanjang usus
besar.Diare ada yang di sebabkan oleh bakteri koler dan terkaadang oleh bakteri lain
sepertiBacillus , yang merupakan ptogen usus besar.
Penyebab lain dari diare adalah alergi makanan. Selain menyebabkan gejala alergi
secara umum seperti gangguan kulit dan gangguan nafas, alergi makanan juga dapat
menimbulkan diare. Alergi makanan yang paling sering menyebabkan diare adalah alergi
terhadap protein susu yang disebut laktosa. Kemampuan tubuh mencerna laktosa akan semakin
berkurang seiring dengan bertambahnya usia sehingga kemungkinan terjadinya diare akibat
laktosa akan semakin besar. Laktosa merupakan contoh kecil dari zat yang dapat menyebabkan
diare.

Umumnya diare akan sembuh sendiri dalam beberapa hari. Kita hanya perlu istirahat dan
minum cairan yang banyak untuk mencegah dehidrasi. Dehidrasi akan sangat fatal akibatnya
pada anak anak dan orang tua.Sebab jika kita banyak kehilangan cairan dan elektrolit dapat
menyebabkan kematian.

Stomatitis apthosa

Stomatitis aphtosa atau sariawan adalah radang yang terjadi di daerah mukosa
mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan yang agak
cekung, bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun kelompok. Sariawan merupakan
penyakit yang diakibatkan dengan adanya jamur pada mulut dan saluran kerongkongan. Jamur
yang sekarang kebih dikenal dengan sebutan Candida albicans bukanlah jamur yang aneh dan
berbahaya. Hampir di setiap jengkal tubuh kita mengandung jamur ini termasuk di daerah
mulut.

Gastritis (Magh)

Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro,
yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis bukan
merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu
mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat
dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di
lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain seperti trauma fisik dan pemakaian
secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis.

Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tanda – tanda

penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya. Gejala-gejala tersebut antara lain :

a. Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih

baik atau lebih buruk ketika makan

b. Mual

c. Muntah

d. Kehilangan selera

e. Kembung

f. Terasa penuh pada perut bagian atas setelah makan

g. Kehilangan berat badan


KERACUNAN MAKANAN

Keracunan makanan merupakan sejenis gastroenteritis yang disebabkan oleh makanan


yang telah dicemari racun, biasanya bakteria. Bergantung kepada jenis racun, kekejangan
abdomen, demam, muntah dan cirit-birit akan berlaku dalam tempo 3 hingga 24 jam. Jika
makanan telah dicemari bakteria, bakteria akan menghasilkan racun yang dikenali sebagai
toksin. Toksin memberi kesan langsung pada lapikan usus dan menyebabkan peradangan. Ada
berbagai jenis bakteria yang menyebabkan keracunan makanan tetapi yang biasa didapati
ialah salmonella, shigella, staphylococcus dan E.coli.

Malnutrisi

Malnutrisi adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi medis yang disebabkan
oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali disamakan dengan kurang gizi
yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi, buruknya absorpsi, atau kehilangan besar nutrisi
atau gizi, istilah ini sebenarnya juga mencakup kelebihan gizi (overnutrition) yang disebabkan
oleh makan berlebihan atau masuknya nutrien spesifik secara berlebihan ke dalam tubuh.
Seorang akan mengalami malnutrisi jika tidak mengkonsumsi jumlah atau kualitas nutrien yang
mencukupi untuk diet sehat selama suatu jangka waktu yang cukup lama. Malnutrisi yang
berlangsung lama dapat mengakibatkan kelaparan, penyakit, dan infeksi. Perkembangan
malnutrisi melalui 4 tahapan:

1. Perubahan kadar zat gizi dalam darah dan jaringan


2. Perubahan kadar enzim
3. Kelainan fungsi pada organ dan jaringan tubuh
4. Timbulnya gejala-gejala penyakit dan kematian.

Kebutuhan tubuh akan zat gizi bertambah pada beberapa tahapan kehidupan tertentu,
yaitu:
- pada masa bayi, awal masa kanak-kanak, remaja
- selama kehamilan
- selama menyusui.

Pada usia yang lebih tua, kebutuhan akan zat gizi lebih rendah, tetapi kemampuan untuk
menyerap zat gizipun sering menurun. Oleh karena itu, resiko kekurangan gizi pada masa ini
adalah lebih besar dan juga pada masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah.

Apendisitis

Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasus ringan dapat
sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan laparotomi dengan penyingkiran
umbai cacing yang terinfeksi. Bila tidak terawat, angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh
peritonitis dans hock ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur.

Pankreatitis

Pankreatitis adalah peradangan kelenjar pankreas. Tanda dari gejala ini adalah
rasa sakit pada uluhati yang amat sangat, suhu badan yang meningkat, muntah hebat.
Penyebab dari pankeatitis adalah idiopatik (artinya tidak diketahui secara pasti), tetapi
ada kecenderungan yang harus dilacak adalah apakah terdapat batu pada saluran empedu,
kadar trigliserida yang tinggi. Petanda laboratorium yang dipakai adalah tingginya kadar
amilase dan lipase. Pengobatan pankreatitis dengan puasa (tidak boleh makan dan minum),
serta antibiotik yang penetrasi ke jaringan pankreas tinggi.

Ulkus (radang lambung)

Ulkus(radang lmbung) adalah peradangan dinding lambung akibat produksi HCL

lambung lebih banyak dari pada jumlah makanan yang masuk.

Prorotis (dondong)

Prorotis (dondong) radang kelenjar parotis oleh virus. Gondongan sendiri disebabkan
oleh infeksi virus Paramiksovirus RNA yang ditularkan melalui percikan air ludah pembawa
virus. Karena cara infeksi yang demikian mudah, maka penyakit Gondongan akan sangat mudah
menyebar terutama di lingkungan yang padat. Sering kejadian pada anak anak sekolah,
Gondongan diderita kompak satu kelas.
Masa inkubasi atau masa sejak masuknya kuman ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala adalah
18 hari. Namun hal itu pun tidak merupakan angka pasti, karena bila daya tubuh korban bagus
malah tidak akan timbul gejala sama sekali.

28.Percobaan tentang faktor eksternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan


Morfologi Tanaman Kacang Hijau
Tanaman kacang hijau berbatang tegak dengan ketinggian sangat bervariasi, antara
30-60 cm, tergantung varietasnya. Cabangnya menyamping pada bagian utama,
berbentuk bulat dan berbulu. Warna batang dan cabangnya ada yang hijau dan ada
yang ungu. Daunnya trifoliate (terdiri dari tiga helaian) dan letaknya berseling. Tangkai
daunnya cukup panjang, lebih panjang dari daunnya. Warna daunnya hijau muda
sampai hiaju tua. Bunga kacang hijau berwarna kuning, tersusun dalam tandan, keluar
pada cabang serta batang, dan dapat menyerbuk sendiri. Polong kacang hijau
berebntuk silindris dengan panjang antara 6-15 cm dan biasanya berbulu pendek.
Sewaktu muda polong berwarna hijau dan dan setelah tua berwarna hitam atau coklat.
Setiap polong berisi 10-15 biji. Biji kacang hijau lebih kecil dibanding biji kacang-
kacangan lain. Warna bijinya kebanyakan hijau kusam atau hijau mengilap, beberapa
ada yang berwarna kuning, cokelat dan hitam . Tanaman kacang hijau berakar
tunggang dengan akar cabang pada permukaan.
pH air
pH air sangat erat pengaruhnya terhadap pH tanah. Apabila konsentrasi H + dalam
larutan tanah lebih banyak dari OH– (siraman air asam) maka suasana larutan tanah
menjadi asam, sebalikya bila konsentrasi OH– lebih banyak (siraman air basa) dari pada
konsentrasi H+ maka suasana tanah menjadi basa. pH tanah
sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman. PH tanah yang optimal bagi
pertumbuhan kebanyakan tanaman makanana ternak adalah antara 5,6-6,0. Pada
tanah pH lebih rendah dari 5,6 pada umumnya pertumbuhan tanaman menjadi
terhambat akibat rendahnya ketersediaan unsur hara penting seperti fosfor dan
nitrogen. Bila pH lebih rendah dari 4.0 pada umumnya terjadi kenaikan Al 3+ dalam
larutan tanah yang berdampak secara fisik merusak sistem perakaran, terutama akar-
akar muda, sehingga pertumbuhan tanaman menjadiaa terhambat.
Konsentrasi Alumunium dan besi (Fe) yang tinggi pada tanah memungkinkan terjadinya
ikatan terhadap fosfor dalam bentuk alumunium fosfat atau Fe-fosfat. P yang terikat
oleh alumunium tidak dapat digunakan oleh tanaman. Tanaman yang ditanam pada
tanah yang memiliki pH rendah biasanya juga menunjukkan klorosis (peleburan klorofil
sehingga daun berwarna pucat) akibat kekurangan nitrogen atau kekurangan
magnesium.
Selain itu pH tanah rendah memungkinkan terjadinya hambatan terhadap pertumbuhan
mikroorganisme yang bermanfaat bagi proses mineralisasi unsur hara seperti N dan P
dan mikroorganisme yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman, misalnya bakteri
tanah yang dapat bersimbiosis dengan leguminosa seperti Rhizobium atau
bersimbiosis dengan tanaman non leguminosa seperti Frankia sehingga sering
dijumpai daun-daun tanaman pada tanah asam mengalami klorosis akibat kekurangan
N. Bakteri tanah yang lain seperti azotobakter (A. Chroococcum ) yang dapat
berasosiasi dengan akar tanaman hanya dapat hidup apabila suasana larutan tanah
netral hingga basa. Mikroorganisme tanah lain yang bermanfaat bagi tanaman, yang
dapat terpengaruh pertumbuhannya bila berada pada suasana asam adalah mikoriza.
Mikoriza adalah jamur yang dapat melarutkan fosfor organik menjadi fosfor inorganik
yang tersedia bagi tanaman.
Sebaliknya bila tanah bersuasana basa (pH>7.0) biasanya tanah tersebut kandungan
kalsiumnya tinggi, sehingga terjadi fiksasi terhadap fosfat dan tanaman pada tanah
basa seringkali mengalami defisiensi P. Sehingga pada umumnya, tanaman yang
ditanam pada keadaan tanah basa akan tumbuh dengan sangat subur.

Pertumbuhan
 Pertumbuhan primer
Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem primer. Pertumbuhan ini
disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh prmer yang terdapat pada ujung akar dan ujung
batan dimulai sejak tumbuhan masih berupa embrio.

 Pertumbuhan sekunder
Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem sekunder. Pertumbuhan
ini disebabkan oleh kegiatan cambium yang bersifat meristematik kembali.

Ciri-ciri jaringan meristemtik ini adalah mempunyai dinding yang tipis, bervakuola kecil
atau tidak bervakuola, stiplasma pekat dan sel-slenya belum berspeliasasi. Ketika
pertumbuhan berlangsung secara aktif, sel-sel meristem membelah dan membentuk
sel-sel baru. Sel baru yang terbantuk itu pada awalnya rupanya sama tetapi setelah
dewasa, sel-sel tadi berdiferensiasi menjadi jaringan lain.

Jaringann meristem ada dua jenis yaitu :

a. Jaringan meristem apix

b. Jaringan meristem lateral

Pertumbuhan sekunder disebabkan oleh kegiatan meristem sekunder yang meliputi:

A. Kambium gabus

B. Kambium fasis

C. Kambium interfasis

 Pertumbuhan terminal
Terjadi pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan berbiji yang aktif tumbuh. Terdapat
3 daerah (zona) pertumbuhan dan perkembangan:

a. Daerah pembelahan (daerah meristematik).


b. Daerah pemanjangan

c. Daerah diferensiasi

D. HYPOTHESIS
Tanaman paling optimal mengalami pertumbuhan dan perkembangan yaitu pada pH
netral (pH=7)

E. VARIABLES
1. Variabel kontrol :

– Jumlah biji kacang hijau

– Jenis biji kacang hijau

– volume penyiraman

– durasi penyiraman (pagi & sore)

– media tanam

2. Variabel bebas :

– pH air yang disiramkan pada tanaman kacang hijau (3, 5, 7, 9,11)

3. Variabel terikat:

– pertumbuhan dan perkembangan tanaman dengan parameter panjang atau


tinggi tanaman; jumlah, panjang daun. Dihitung dalam cm.

F. TOOLS AND MATERIALS


1. Alat:

– gelas plastik – indikator pH

– alat tulis – sendok

– kamera

2. Bahan

– kacang hijau – air

– cuka – sabun

G. PROCEDURES
1. Menyiapkan alat dan bahan

2. Merendam kacang hijau pada air netral (pH=7), memilih kacang hijau yang
tenggelam di dasar air untuk di tanam pada media kapas

3. Memasukkan kapas kedalam gelas plastik (sebagai media tanam)


4. Mengukur pH cuka (3 dan 5); dan pH sabun (9 & 11)

5. Menyiram media tanam dengan masing-masing larutan sebanyak 1 sdm

6. Menanam kacang hijau pada media tersebut, satu pot sebanyak 5 butir kacang hijau

7. Megulangi penyiraman setiap pagi dan sore hari

8. Mengamati dan mengukur pertumbuhan kacang hijau

I. DISCUSSION
Pada pengamatan pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau (Green Soya
Seed) menggunakan variable konsentrasi pH air yang kami lakukan sejak 20
September 2011 sampai dengan 28 September 2011 bertujuan untuk mengetahui
pengaruh faktor eksternal (pH air) terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang
hijau.

Telah kita ketahui bahwa pertumbuhan adalah salah satu ciri makhluk hidup yang
melangsungkan kehidupannya,. Seluruh organisme yang masih hidup melakukan
pertumubuhan guna menambah massa, volume maupun tinggi tubuh organisme. Begitu
pula pada tanaman kacang hijau yang kami amati. Dalam pertumbuhan, banyak faktor
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, salah satu
diantaranya yaitu pH.

pH sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman, pH yang optimal bagi


pertumbuhan kebanyakan adalah antara 5,6-6,0. Apabila pH lebih rendah dari 5,6 pada
umumnya pertumbuhan tanaman menjadi terhambat akibat rendahnya ketersediaan
unsur hara penting. Bila pH lebih rendah dari 4.0 dapat berdampak secara fisik yaitu
merusak sistem perakaran, terutama akar-akar muda, sehingga pertumbuhan tanaman
menjadi terhambat.

Perkecambahan adalah proses fisiologis yang terjadi di dalam biji yang dapat
menyebabkan terjadinya aktivitas/ kegiatan jaringan-
jaringan plumule dan radicle yaitu calon batang dan calon akar, hingga menembus
kulit biji. Akhirnya calon tersebut tumbuh menjadi tanaman baru.
Kacang hijau tidak memerlukan persyaratan yang tajam, karena tanaman ini dapat
ditanam hampir di semua macam media, pada percobaan ini kami menggunakan media
kapas. Walaupun demikian, syarat kacang hijau dapat tumbuh dengan baik, dengan
syarat pH air (kemasaman air) memadai untuk pertumbuhannya.

Percobaan terhadap perkecambahan biji kacang hijau, dilakukan dengan menggunakan


larutan dengan berbagai macam pH. Macam pH yang digunakan adalah: pH 3, pH 5,
pH 7, pH 9 dan pH 11. Penambahan pH diberikan setiap hari agar tidak terjadi
kekeringan yang dapat menghambat proses perkecambahan.

Berdasarkan hasil pengamatan yang kami lakukan, terlihat bahwa jumlah


peningkatan perkecambahan berlangsung lambat pada larutan dengan pH 9 dan pH 11.
Sedangkan pertumbuhan maksimal terlihat pada larutan dengan pH 7. Untuk
pertumbuhan tanaman, kacang hijau membutuhkan pH berkisar netral atau mendekati
netral. Perkecambahan biji dipengaruhi oleh pH melalui dua cara yaitu (1) pengaruh
langsung ion hydrogen dan (2) pengaruh tidak langsung, yaitu tidak tersedianya unsur
tertentu dan adanya unsur yang beracun. Sebagian besar tanaman toleran terhadap pH
yang ekstrim rendah atau tinggi. pH yang terlalu ekstrim akan menyebabkan kegiatan /
aktivitas dalam biji terganggu, karena pH tersebut akan merusak enzim yang berperan
pada proses perkecambahan yang terdapat pada biji.
Proses perkecambahan dan pertumbuhan tanaman sangat dipengaruhi oleh faktor luar
dan faktor dalam. Faktor luar dapat berupa air, udara, sinar matahari, suhu serta pH.
Semua faktor tersebut berkaitan dengan ketersediaan cadangan makanan (endosperm)
dalam biji. Cadangan makanan dalam biji tersedia dalam bentuk karbohidrat. Cadangan
makanan dalam biji harus cukup untuk persediaan makanan selama proses
perkecambahan. Sedangkan faktor dalam yang sangat berpengaruh terhadap proses
perkecambahan biji adalah faktor genetic serta keadaan embrio dari biji tersebut.
Embrio harus dalam keadaan baik dan sehat, sebab benih dengan keadaan tersebut
akan menentukan proses pertumbuhan berikut dan sangat menentukan produksi yang
akan dicapai.

Penyimpangan yang terjadi pada praktikum dapat terjadi karena :

1. Kurang sterilnya alat yang digunakan

2. Terjadinya pembusukan atau matinya biji kacang hijau

Dalam percobaan yang kami lakukan, kami menggunakan pH sebagai salah satu faktor
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. pH yang kami gunakan ada 5 variasi pH
yaitu 3,5,7,9,11. Dengan langkah-langkah percobaan yang kami sebutkan di atas, kami
memperoleh hasil dari pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau yang
kami amati selama 9 hari. Terlihat seperti tabel hasil pengamatan yang terlampir di atas,
tanaman mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan paling optimal yaitu pada
pH 7. Tanaman yang diberi perlakuan dengan pH air asam yaitu pH 3 dan 5 tidak
mengalami pertumbuhan sedikitpun. Biji kacang hijau tersebut membusuk dan berubah
warna dari hijau menjadi kuning pucat. Kemudian untuk tanaman yang diberi perlakuan
dengan pH basa yaitu 9 dan 11, tanaman tersebut awalnya mengalami masa
pertumbuhan dan perkembangan selama 3 hari, akan tetapi untuk 6 hari selanjutnya
tanaman tersebut tidak mengalami pertumbuhan lagi, dan keadaan kecambah semakin
hari semakin membusuk. Dari hasil pengamatan di atas terlihat bahwa tanaman kacang
hijau tersebut tidak cocok pada pH air asam dan basa. Hal tersebut dikarenakan
tanaman tidak tahan terhadap pH yang terlalu ekstrim yang mengakibatkan sistem
perakaran tanaman terganggu.

Selanjutnya mengenai perkembangan yang dialami tanaman kacang hijau dapat dilihat
dari perkembangan daunnya yang meliputi jumlah daun, dan panjang daun. Pada
tanaman yang kami amati, terlihat tanaman dengan pH netral mengalami
perkembangan paling optimal yaitu ditandai dengan jumlah daun yang muncul. Pada
pH asam tidak terdapat daun yang muncul karena biji kacang hijau membusuk dan
tidak tumbuh tunas. Begitu pula dengan biji kacang hijau yang diberi perlakuan dengan
pH basa, perkembangan daunnya tidak terlihat.

J. CONCLUSION
Setelah kami mendapatkan hasil dari pengamatan yang kami lakuakan, dapat
disimpulkan bahwa:

1. pH netral (pH=7) : tanaman mengalami pertumbuhan dan


perkembangan paling optimal.
2. pH basa (9 dan 11) : pertumbuhan tunas terhambat, dan tidak
mengalami perkembangan.
3. pH asam (3 dan 5) : tidak terjadi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman.

29.Transpor membran
Selain membatasi antar sel dan antar organel membrane plasma juga berfungsi dalam perlaluan
molekul kedalam atau keluar sel maupun organel. Senyawa yang larut dalam lemak akan melalui
lipida bilayer. Sedangkan yang lainnya memalui protein.
Sifat permeabilitas dari membran sel ini memungkinkan molekul yang penting seperti ion,
oksigen, air, glukosa, asam amino dan asam lemak-gliserol dapat mudah masuk ke dalam sel,
sedangkan senyawa kimia hasil metabolisme sel tetap berada dalam sel dan senyawa yang tidak
diperlukan oleh sel akan meninggalkan sel. Dengan demikian permiabilitas selektif dari
membrane sel memungkinkan sel dapat memelihara lingkungan internalnya.
Tranportasi lewat membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif bagi
molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus, dan transpor aktif
bagi molekul yang membutuhkan mekanisme khusus.
1. Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul berdasarkan perbedaan gradien
konsentrasinya, yaitu molekul berpindah dari konsentrasinya yang tinggi ke konsentrasi rendah
(sesuai dengan gradient konsentrasi) memalui bilayer lipid, channel protein (saluran protein)
ataupun carrier protein (protein pembawa) dan tidak ada energi metabolik yang terlibat. Transpor
pasif meliputi :
a. Difusi merupakan perpindahan senyawa dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dan
semakin besar gradien konsentrasi senyawa semakin cepat laju difusinya dan akan terhenti
setelah tercapai kesetimbangan gradient. Melalui pori protein yang dibentuk oleh protein integral
ato pori statis akibat gerakan rantai asam lemak bilayer lipid,zat yang di angkut tidak bersifat
spesifik tetapi memenuhi syarat ukuran maupun muatan. Molekul polar hidrofobik merupakan
molekul yang lebih cepat berdifusi melintasi bilayer fosfolipid misalnya diethylurea, demikian
pula molekul non polar misalnya O2 dan molekul polar yang tidak bermuatan misalnya CO2.

b. Difusi terfasilitasi Difusi ini difasilitasi oleh protein yang tersusun dalam bentuk saluran
(protein trans membran) dan carrier protein yang merupakan protein pembawa. Difusi melalui
protein transmembran sering digunakan oleh sel-sel syaraf untuk perpindahan ion Na+ dan K+
serta ion-ion seperti Cl-,Ca2+ dan HCO3 - Protein pembawa (carrier protein) memiliki
permukaan spesifik untuk ion, glukosa dan asam amino sehingga masing-masing senyawa
tersebut dapat berikatan. Difusi melalui protein pembawa dapat terjadi beberapa macam sebagai
berikut, (1)unipor t, terjadi kalau protein pembawa hanya mengikat satu macam ion, misal
glukosa ekstraseluler yang relatif tinggi maka lintasannya menggunakan cara ini
(2)kotransport, terjadi jika protein pembawa mengikat sepasang ion. Kotransport ada dua macam
yaitu pertama,simport, jika transpor memindahkan dua macam ion kearah yang sama, misalnya
glukosa ekstraseluler dengan konsentrasi rendah akan terikat ke sisi protein pembawa dan masuk
ke dalam sel bersama dengan Na+, kedua dengan cara antiport, jika transpor memindahkan dua
macam ion yang terikat pada protein pembawa dan berpindah dengan arah berlawanan. Contoh
antiport adalah “chloride- bicarbonate exchanger” yaitu pertukaran ion Cl- dengan ion HCO3-.
c. Osmosis merupakan transport pasif air yaitu perpindahan ion/ molekul dari kerapatan tinggi
kekerapatan rendahdengan melewati membrane selektif permeable atau semi permeable hal ini
berarti membrane tersebut hanya dapat dilalui oleh molekul molekul air tetapi tidak oleh molekul
lainnya.
2.Transpor aktif
Merupakan proses perlaluan zat yang membutuhkan energy selain itu juga membutuhkan
bantuan dari carrier protein dan saluran protein. Energi yang digunakan dalam pemindahan
molekul tersebut ada yang diperoleh dari hidrolisis ATP karena melawan gradient konsentrasi.
Kinerja transport aktif dilakukan oleh protein spesifik yang tertanam pada membrane. Dua jenis
transport aktif yaitu :
a.Transport aktif primer (energy dari hidrolisis ATP) yaitu transport yang bergantung pada
potensial membrane. Dalam keadaan stabil, ekstraseluler memiliki konsentrasi Na+ 10 kali lebih
tinggi dari pada di dalam sel, sedangkan konsentrasi ion K + lebih rendah di dalam sel dari pada di
luar sel. Kalau konsentrasi Na+ dalam sel meningkat maka Na+ perlu dikeluarkan, maka
diperlukan ATP untuk memompa Na+ keluar dengan cara Na+ akan terikat pada sisi spesifik pada
saluran protein, sehingga menyababkan rangsangan fosforilasi dan terjadi hidrolisis ATP,
menghasilkan suatu perubahan pada konformasi saluran protein berakibat Na+ yang terikat
bergerak keluar sel dan terjadi reduksi afinitas ikatan Na+ pada protein saluran sehingga
Na+ terlepas. Pada waktu bersamaan, di bagian ekstraseluler K + mengalami afinitas di bagian sisi
protein saluran, terjadi stimulus defosforilasi berakibat perubahan konformasi saluran protein
sehingga terjadi gerakan yang menyebabkan K+ bergerak ke bagain interseluler. Saluran protein
memiliki tiga tempat spesifik untuk ikatan Na+ dan dua untuk K+, sehingga setiap kali siklus
transpor tiga Na+ dan dua K+ lewat membran sel membutuhkan satu molekul ATP yang
terhidrolisa.

B.Transport aktif sekunder (energy dari gradient ion) Transpor aktif juga memindahkan
mikromolekul yang berada di daerah lumen usus, misalnya perpindahan glukosa dan asam amino
berkonsentrasi rendah ke dalam sel usus dengan konsentrasi relatif tinggi. Perpindahan ini tidak
menggunakan ATP hasil hidrolisis tetapi digerakkan karena perbedaan gradien Na+. Konsentrasi
Na+ ekstraseluler usus lebih rendah dari pada dalam sel,sehingga terjadi perpindahan ion ke
dalam sel dengan cara berikatan dengan bagian sisi protein saluran, selanjutnya diikuti oleh
glukosa yang berikatan dengan protein saluran yang sama tetapi pada sisi yang lain. Transpor
seperti ini disebut transpor aktif sekunder.

Salah satu bentuk transport aktif adalah


1. Eksositosis adalah mekanisme transpor molekul besar seperti protein dan polisakarida,
melintasi membran plasma dari dalam ke luar sel (sekresi) dengan cara menggabungkan vesikula berisi
molekul tersebut dengan membran plasma. Vesikula transpor yang lepas dari aparatus Golgi dipindahkan
oleh sitoskeleton ke membran plasma. Ketika membran vesikula dan membran plasma bertemu,
molekul lipid membran menyusun ulang dirinya sendiri sehingga kedua membran bergabung. Kandungan
vesikulanya kemudian tumpah ke luar sel. Banyak sel sekretoris menggunakan eksositosis untuk
mengirim keluar produk-produknya. Misalnya sel tertentu dalam pankreas menghasilkan
hormon insulin dan mensekresikannya ke daam darah melalui eksositosis. Contoh lain
adalah neuronatau sel saraf yang menggunakan eksositosis untuk melepaskan sinyal kimiawi yang
merangsang neuron lain atau sel otot. Ketika sel tumbuhan sedang membuat dinding, eksositosis
mengeluarkan karbohidrat dari vesikula Golgi ke bagian luar selnya.
2.Endositosis sel memasukkan makromolekul dan materi yang sangat kecil dengan cara membentuk
vesikula baru dari membran plasma. Langkah-langkahnya pada dasarnya merupakan kebalikan dari
eksositosis. Sebagian kecil luas membran plasma terbenam ke dalam membentuk kantong. Begitu
kantong ini semakin dalam, kantong terjepit, membentuk vesikula yang berisi materi yang telah terdapat
diluar selnya.
Terdapat tiga jenis endositosis yaitu :
a. Fagositosis (pemakan seluler) berasal dari bahasa yunani phagein“makan”
dan cytos “sel”, berupa padatan yang ukurannya lebih besar. Sel menelan suatu partikel dengan
pseudopod yang membalut disekeliling partikel tersebut dan membungkusnya di dalam kantong
berlapis-membran yang cukup besar untuk digolongkan sebagai vakuola. Contoh cilliata atau
organisme mikroskopik lain yang dimakan atau ditelan oleh amoeba. Selama fagositosis mangsa
menjadi tidak berdaya oleh sekresi dari sel pemangsa (Fagositik)
b.Pinositosis (peminum seluler) dari bahasa yunani pinein “minum” dancytos “sel”, sel
“meneguk” tetesan fluida ekstraseluler dalam vesikula kecil. Karena salah satu atau seluruh zat
terlarut yang larut dalam tetesan tersebut dimasukkan ke dalam sel, pinosistosis tidak spesifik
dalam substansi yang ditranspornya. Pinositosis merupakan gejala umum yang terjadi pada
berbagai macam sel seperti leukosit, sel-sel ginjal, epithelium usus, makrofag hati dan sel akar
tumbuhan. Pinositosis dapat terjadi jika terdapat konsentrasi yang cocok dari protein, asam
amino atau ion-ion tertentu pada medium sel.prosesnya adalah menempelnya bahan penyebab
(inducer) pada reseptor khusus pada membrane plasma kemudian diikuti dengan terjadinya
lekukan (invaginasi) dari membrane membentuk selubung atau membrane pinositik.
c. Endositosis yang diperantarai reseptor, hampir sama dengan pinositosis hanya saja, selektif
terhadap substansi yang ditranspornya. Endositosis yang diperantarai reseptor memungkinkan sel
dapat meperoleh substansi spesifik dalam jumlah yang melimpah sekalipun substansi itu
mungkin saja konsentrasinya tidak tinggi dalam fluida seluler. Misalnya, sel manusia
menggunakan proses ini untuk menyerap kolesterol dan digunakan dalam sintesis membran dan
sebagai prekursor untuk sintesis steroid lainnya.
30.Percobaan kinerja enzim

. Organ hati.
Buktinya yaitu karena enzim katalase terdapat pada salah satu organel sel yang fungsinya untuk
metabolisme lemak yaitu hati.
Alasannya:
a.Digunakan hati karena untuk mengamati berbagai faktor terhadap kerja enzim katalase, yang
merupakan enzim yang dihasilkan oleh badan mikro, terdiri dari dua bagian peroksisom dan
glikosisom, bagian badan mikro yang menghasilkan enzim katalase adalah bagian peroksisom
dan peroksisom ini banyak ditemukan pada sel hati. Itulah mengapa hati digunakan dalam
percobaan ini.
b.Digunakan NaOH dan HCl untuk mengetahui pengaruh kerja enzim dan basa pada enzim
katalase, di mana derajat keasaman (PH) sangat mempengaruhi aktivitas enzim , sehingga
kondisi asam maupun basa dapat merusak enzim katalase yang bekerja pada PH netral. Hal
tersebut dikarenakan enzim katalase di dalam hati tidak bekerja karena tidak dipecahkannya
senyawa H2O2 menjadi air dan oksigen karena terjadinya denaturasi.
c. Digunakan es batu karena untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kerja enzim katalase,
dimana pada suhu rendah enzim hanya mengalami inaktif,dengan kata lain enzim akan bekerja
kembali ketika telah mencapai suhu yang sesuai dan bertemu denan substrat yang cocok (karena
enzim bekerja secara spesifik) dan untuk mengetahui enzimnya yang mengalami difungsi atau
tidak setelah diberi es batu.
3. Gelembung yang terbentuk pada percobaan yang kami lakukan yaitu terdapat Gelembung
udara (oksigen) karena enzim katalase dapat mencegah hidrogen peroksida (H 2O2) menjadi air
(H2O) dan oksigen (O2). Berikut ini reaksi kimianya:

Enzim katalase + 2H2O2(aq) enzim katalase + 2H2O(l) + O2(g)

4. Agar uap O2 dari dalam tabung tidak langsung keluar sehingga pada saat lidi yang
membara diletakkan di atas tabung akan menyala secara optimal.
5. Karena dalam hati yang masih segar tersebut terdapat banyak peroksisom sehingga
menghasilkan lebih banyak enzim katalase, enzim ini kemudian menguraikan senyawa hidrogen
peroksida menjadi air dan oksigen. Dengan gelembung-gelembung udara dalam kategori banyak
sekali yang dapat membuat bara api besar menunjukkan bahwa enzim tersebut telah memecah
senyawa H2O2 menjadi oksigen karena bara api semakin besar dikarenakan adanya oksigen.

31.Perubahan lingkungan dampak dan cara mengatasinya

Perubahan Lingkungan

Perubahan lingkungan mempengaruhi berbagai aspek kehidupan. Perubahan yang terjadi


pada lingkungan menyebabkan adanya gangguan terhadap keseimbangan karena sebagian
dari komponen lingkungan menjadi berkurang fungsinya. Perubahan lingkungan dapat terjadi
karena campur tangan manusia dan dapat pula karena faktor alami. Dampak dari
perubahannya belum tentu sama, namun akhirnya manusia juga yang mesti memikul serta
mengatasinya.

1. Perubahan Lingkungan karena Campur Tangan Manusia


Perubahan lingkungan karena campur tangan manusia contohnya penebangan hutan,
pembangunan pemukiman, dan penerapan intensifikasi pertanian.

Penebangan hutan yang liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air. Akibatnya,
daya dukung hutan menjadi berkurang. Selain itu, penggundulan hutan dapat menyebabkan
terjadinya banjir clan erosi. Aki-bat lain adalah munculnya harimau, babi hutan, dan ular di
tengah pemukiman manusia karena semakin sempitnya habitat hewan-hewan tersebut.

Pembangunan pemukiman pada daerahdaerah yang subur merupakan salah satu


tuntutan kebutuhan akan papan. Semakin padat populasi manusia, lahan yang semula
produktif menjadi tidak atau kurang produktif.

Pembangunan jalan kampung dan desa dengan cara betonisasi mengakibatkan air
sulit meresap ke dalam tanah. Sebagai akibatnya, bila hujan lebat memudahkan
terjadinya banjir. Selain itu, tumbuhan di sekitarnya menjadi kekurangan air sehingga
tumbuhan tidak efektif melakukan fotosintesis. Akibat lebih lanjut, kita merasakan panas
akibat tumbuhan tidak secara optimal memanfaatkan CO z, peran tumbuhan sebagai
produser terhambat.

Penerapan intensifikasi pertanian dengan cara panca usaha tani, di satu sisi
meningkatkan produksi, sedangkan di sisi lain bersifat merugikan. Misalnya,
penggunaan pupuk dan pestisida dapat menyebabkan pencemaran. Contoh lain
pemilihan bibit unggul sehingga dalam satu kawasan lahan hanya ditanami satu macam
tanaman, disebut pertanian tipe monokultur, dapat mengurangi keanekaragaman se-
hingga keseimbangan ekosistem sulit untuk diperoleh. Ekosistem dalam keadaan tidak
stabil. Dampak yang lain akibat penerapan tipe ini adalah terjadinya ledakan hama.
2. Perubahan Lingkungan karena Faktor Alam

Perubahan lingkungan secara alami disebabkan oleh bencana alam. Bencana


alam seperti kebakaran hutan di musim kemarau menyebabkan kerusakan dan
matinya organisme di hutan tersebut. Selain itu, terjadinya letusan gunung menjadikan
kawasan di sekitarnya rusak.

A. Etika Lingkungan

B. UU Lingkungan Hidup

C. Penanganan Limbah

Anda mungkin juga menyukai