Keanekaragaman Gen merupakan Perbedaan atau kita sebut dengan Variasi gen yang
terdapat dalam suatu spesies makhluk hidup, Kita ambil contoh buah Kelapa ada yang memiliki
Dading tebal dan daging tipis, ada yang memiliki warna hijau pada kulitnya ada pula yang memiliki
warna kuing pada kulitnya, Demikian pula buah pisang yang mempunyai ukuran, warna, bentuk dan
tekstur serta rasa daging buah yang tidak sama dengan yang pisang lainnya. Pisang mempunya
beberapa variasi yaitu pisang raja uli, pisang raja molo, pisang raja jambe, pisang raja sereh. Banyak
sekali perbedaanya meskipun masih sama-sama pisang.
Keanekaragaman sifat genetik yang ada pad makhluk hidup di kendalikan oleh gen-gen yang
ada di dalam keromosom yang di miliki makhluk hidup tersebut, Keromosom di dapatkan dari
kedua Induknya melalui pewarisan sifat, akan tetapi gen juga dapat di pengarui oleh kondisi
lingkungan tempat hidupnya berkembang. Kita ambil contoh lagi, bibit yang diambil dari batang
induk mangga yang memiliki sifat genetik berbuah dengan besar,dan bila ditanam pada area yang
berbeda maka ada kemungkinan tidak menghasilkan buah mangga berukuran besar seperti sifat
genetik induknya.
Tidak hanya itu Keanekaragaman gen juga dapat ditingkatkan melalui hibridisasi atau di
kenal dengan perkawinan silang antara spesies satu dengan spesies yang berbeda sifat atau melalui
proses domestikasi (budidaya tumbuhan liar atau hewan). Kita ambil contoh mudahnya, proses
hibrid dari tanaman anggrek akan mendapatkan warna yang beragam, hibridisasi sapi fries Holland
dengan sapi bali, dan hibridisasi berbagai jenis tanaman atau hewan tertentu dengan spesies liar
untuk mendapatkan jenis yang tahan terhadap penyakit. Dengan cara hibridisasi ini maka kita
dapat memperoleh sifat genetik yang baru dari suatu organisme-organisme pada suatu spesies. Nah
teman-teman haus sudah faham ini tentang keanekaragaman gen yang ada di dunia ini, kita dapat
melihatnya bahkan setiap hari atau setiap jam pun bisa melihat keanekaragaman gen ini.
b. Keanekaragaman Jenis
Keanekaragaman Jenis merupakan adanya perbedaan yang dapat kita temukan pada suatu
kelompok maupun komunitas pada berbagai spesies yang hidup di suatu habitat makhluk. Mau
contohnya yang dapat kita lihat langsug.? di antaranya adalah pohon mangga, jeruk, rambutan,
kelapa, bunga melati, bunga mawar, jahe, kunyit, burung, lebah, semut, kupu-kupu, dan cacing.
Keanekaragaman jenis yang lebih tinggi umumnya dapat ditemukan di suatu tempat yang jauh dari
kehidupan manusia, semisal di hutan.
Terdapat Pula beberapa jenis organisme yang memiliki ciri-ciri fisik yang hampir sama
seperti tumbuhan kelompok palem yaitu pinang, aren, sawit dan kelapa yang memiliki daun seperti
pita. Namun, tumbuh-tumbuhan tersebut merupakan spesies yang berbeda, kelapa memiliki nama
spesies Cocos Nucifera, pinang bernama Areca catechu. Cukup mudah untuk mengenali
Keanekaragaman jenis Ekosistemyang ada di kehidupan sehari-hari.
c. Keanekaragaman Ekosistem
Ekosistem dapat terbentuk oleh adalnya berbagai kelompok spesies yang mampu
menyesuaikan diri dengan suatu lingkunganya, kemudian mereka saling mempengaruhi antara
spesies satu dengan spesies lainya dan juga antara spesies dengan lingkungan abiotik tempat hidup,
semisal suhu, air, udara, tanah, cahaya matahari, kelembapan dan mineral. Ekosistem berbeda
dengan lainnya sesuai dengan spesies pembentuknya. Di duni ini Terdapat beberapa ekosistem yang
dapat kita jumpai yaitu ekosistem hutan, ekosistem rawa, ekosistem terumbu karang, ekosistem
laut dalam, ekosistem padang lamu, ekosistem mangrove, ekosistem dana, eosistem pantai pasir
dan lain sebagainya. Dengan semakin canggihnya teknologi dan pola fikir manusia maka sekarang
manusia bisa menciptakan ekosistem, yakni ekosistem buatan manusia yaitu agro ekosistem seperti
sawah, kebun, dan ladang. Hanya saja agroekosistem memiliki tingkat keanekaragaman spesies
yang lebih rendah dibandingkan dengan ekosistem alamiah, tetapi mempunyai tingkat
keanekaragaman genetik yang lebih tinggi.
3. Ekosistem
A. Pengertian dari ekosistem
Pengertian dari ekosistem atau arti ekosistem adalah suatu proses yang terbentuk
karena adanya hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Dari
pengertian kata ekosistem tadi, diketahui bahwa di dalam ekosistem itu sendiri terdapat
komponen komponen biotik (hidup) dan juga komponen komponen abiotik (tidak hidup)
yang berlangsung dalam suatu ekosistem.Komponen berupa abiotik dan komponen berupa
biotik dalam ekosistem ini saling mempengaruhi antara komponen yang satu dengan
komponen yang lainnya, sebagai contoh hubungan komponen ini yaitu hubungan
antara airyang merupakan komponen berupa abiotik dan hewan yang merupakan
komponen berupa biotik. Interaksi antara komponen makhluk hidup (biotik) dan komponen
tidak hidup (abiotik) ini akan membentuk suatu kesatuan dan keteraturan dalam
ekosistem.
B. Komponen dari ekosistem
1. Komponen Abiotik
Komponen abiotik yaitu komponen yang terdiri atas bahan-bahan tidak hidup
(nonhayati), yang meliputi komponen fisik dan komponen kimia pada suatu
ekosistem. Contoh dari komponen berupa abiotik dalam ekosistem ini seperti tanah,
air, matahari, udara, dan energi.
2. Komponen Biotik
Komponen biotik merupakan komponen yang terdiri dari makhluk hidup dalam suatu
ekosistem. Ada 2 pembagian komponen biotik dalam suatu ekosistem, yaitu
komponen biotik berupa Organisme Autotrof dan Organisme Heterotrof.
C. Macam macam ekosistem
1. Ekosistem alamiah
Ekosistem ini adalah ekosistem yang tercipta dengan sendirinya tanpa ada campur
tangan dari manusia, oleh karena itu disebut sebagai ekosistem Alamiah. Macam-
macam contohnya ekosistem ini adalah ekosistem laut dan sungai.
2. Ekosistem Buatan
Ekosistem buatan merupakan ekosistem yang terbentuk dengan adanya campur
tangan manusia, Dibuat kebanyakan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Namun
macam-macam keanekaragaman hayati di sini terbatas, karena bukan itu tujuan dari
membuat ekosistem ini. Contohnya adalah sawah.
Berdasarkan asal usulnya, jaringan meristem dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu
promeristem, jaringan meristem primer, dan jaringan meristem sekunder.
a. Promeristem
Promeristem adalah jaringan meristem yang telah ada ketika tumbuhan masih dalam tingkat embrio.
Contohnya pada lembaga biji tumbuhan.
Berdasarkan posisinya dalam tubuh tumbuhan, meristem dibedakan menjadi tiga, yaitu:
1. Meristem apikal (meristem ujung); terdapat di ujung akar dan ujung batang tumbuhan.
Meristem apikal selalu menghasilkan pemanjangan akar dan batang tumbuhan. Pertumbuhan
yang diakibatkan oleh aktivitas meristem apikal dikenal sebagai pertumbuhan primer dan semua
jaringan yang terbentuk dari meristem apikal disebut jaringan primer.
2. Meristem interkalar; terdapat di antara ruas-ruas batang. Pertumbuhan yang diakibatkan
oleh aktivitas meristem interkalar menyebabkan pertambahan panjang pada ruas-ruas batang.
Jaringan yang terbentuk oleh meristem interkalar ini serupa dengan jaringan yang berasal dari
meristem apikal, sehingga digolongkan ke dalam jaringan primer. Contohnya meristem pada
pangkal ruas tumbuhan anggota suku rumput-rumputan (graminae).
3. Meristem lateral (meristem samping); terletak sejajar dengan lingkaran organ tempat
ditemukannya dan merupakan meristem yang menghasilkan pertumbuhan sekunder, contohnya
kambium. Kambium merupakan lapisan sel-sel tumbuhan yang aktif membelah dan terdapat di
antara xilem dan floem. Kambium menyebabkan pertumbuhan sekunder. Aktivitas kambium ke
arah luar membentuk kulit batang (floem sekunder) dan ke arah dalam membentuk kayu (xilem
sekunder). Pada masa pertumbuhan, kambium yang tumbuh ke arah dalam lebih aktif
dibandingkan dengan kambium yang tumbuh ke arah luar. Hal ini menyebabkan kulit batang lebih
tipis daripada kayu.
Kambium bisa dibedakan menjadi dua macam, yaitu kambium vasikuler dan kambium
intervasikuler. Kambium vasikuler adalah kambium yang berada di dalam berkas pengangkut, yaitu di
antara xilem dan floem. Sedangkan kambium intervasikuler adalah kambium yang berada di antara
berkas pengangkut.
Selain kambium, jaringan meristem lateral juga dikenal adanya kambium gabus (felogen).
Kambium ini terletak di bawah epidermis batang dan epidermis akar yang tua. Aktivitas pembelahan
kambium gabus ke arah dalam menghasilkan feloderm. Sedangkan ke arah luar menghasilkan felem..
2. Jaringan dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah. Jaringan ini dibentuk dari proses
diferensiasi sel-sel meristem, baik meristem primer maupun meristem sekunder. Jaringan dewasa dapat
dibagi menjadi beberapa macam, yaitu jaringan epidermis, jaringan parenkim, jaringan penyokong (terdiri
atas jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim), jaringan pengangkut (terdiri atas xilem dan floem), dan
jaringan gabus.
a. Jaringan epidermis
Jaringan epidermis merupakan jaringan yang letaknya paling luar pada organ-organ tumbuhan seperti
akar, batang, daun, bunga, buah, dan biji. Jaringan epidermis berfungsi untuk menutupi permukaan tubuh
tumbuhan. Jaringan ini melindungi bagian dalam tumbuhan dari segala pengaruh luar yang merugikan
tumbuhan, sehingga disebut juga jaringan pelindung.
Ciri-ciri jaringan epidermis pada tumbuhan di antaranya sebagai berikut:
Terdiri atas sel-sel hidup.
Berbentuk persegi panjang.
Sel-selnya rapat dan tidak memiliki ruang antarsel.
Umumnya tidak memiliki klorofil, kecuali pada epidermis tumbuhan paku.
Dinding sel jaringan epidermis bagian luar yang berbatasan dengan udara mengalami penebalan,
namun dinding sel epidermis bagian dalam yang berbatasan dengan jaringan lain tetap tipis.
Mampu membentuk derivat jaringan epidermis.
Bentuk jaringan epidermis bermacam-macam. Pada tumbuhan dikotil yang sudah mengalami
pertumbuhan sekunder, akar, dan batangnya sudah tidak lagi memiliki jaringan epidermis. Biasanya
jaringan epidermis fungsinya digantikan oleh jaringan gabus. Sel-sel epidermis ada yang mengalami
modifikasi, misalnya menjadi stomata, trikoma, sel kipas, sistolit, dan sel silika.
b. Jaringan parenkim
Jaringan parenkim merupakan jaringan yang terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologis dan
fisiologis yang bervariasi. Jaringan ini masih melakukan segala kegiatan proses fisiologis, bahkan masih
mampu melakukan pembelahan. Jaringan parenkim disebut juga jaringan dasar karena dijumpai di setiap
bagian tumbuhan. Pada batang dan akar, parenkim dijumpai di antara epidermis dan pembuluh angkut
sebagai korteks. Parenkim dapat juga dijumpai sebagai empulur batang. Pada daun, parenkim menyusun
mesofil daun yang berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang.
Jaringan parenkim merupakan jaringan yang paling banyak mengalami modifikasi bentuk dan
fungsi. Bentuk sel parenkim bermacam-macam. Sel parenkim yang mengandung klorofil disebut
klorenkim, sedangkan yang mengandung rongga-rongga udara disebut aerenkim. Fungsi jaringan
parenkim bermacam-macam misalnya untuk menyimpan cadangan makanan, menyimpan air,
menyimpan udara, fotosintesis, dan sebagainya.
c. Jaringan penyokong
Jaringan ini disebut juga jaringan penguat karena memiliki dinding sel yang tebal dan kuat. Fungsi
jaringan ini adalah memberikan kekuatan bagi tumbuhan agar dapat berdiri dengan kokoh. Jaringan ini
terdiri atas jaringan kolenkim dan jaringan sklerenkim.
1) Jaringan kolenkim
Jaringan kolenkim berperan penting sebagai jaringan penguat, terutama pada organ-organ tumbuhan
yang masih aktif mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan kolenkim tersusun oleh sel-sel
yang hidup, bentuk selnya sedikit memanjang, dan umumnya memiliki dinding dengan penebalan tidak
teratur.
Jaringan kolenkim memiliki dinding yang lunak, lentur, dan tidak berlignin. Sebagian besar dinding sel
jaringan kolenkim terdiri dari senyawa selulosa. Jaringan kolenkim merupakan jaringan penguat pada
organ tubuh muda atau bagian tubuh tumbuhan yang lunak.
Kolenkim dapat dijumpai pada batang, daun, serta bagian-bagian bunga dan buah. Pada akar yang
terkena sinar matahari juga dapat dijumpai adanya kolenkim. Pada sebagian besar tumbuhan monokotil
tidak dijumpai adanya kolenkim jika sklerenkim dibentuk sejak tumbuhan masih muda. Berikut
gambarnya.
2) Jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim merupakan jaringan penguat dinding sekunder yang tebal. Umumnya
jaringan sklerenkim mengandung senyawa lignin, sehingga sel-selnya menjadi kuat dan keras. Umumnya
sklerenkim tidak mengandung protoplas. Jadi, sel-sel sklerenkim telah mati sehingga jaringan sklerenkim
hanya dijumpai pada organ tumbuhan yang tidak lagi mengadakan pertumbuhan dan perkembangan..
Sklerenkim terdiri dari dua macam yaitu fiber (serabut/ serat-serat sklerenkim) dan sklereid (sel-
sel batu). Batok kelapa adalah contoh yang baik dari bagian tubuh tumbuhan yang mengandung sel batu
atau sklereid. Berikut ini gambar sklerenkim.
d. Jaringan pengangkut
Jaringan pengangkut bertugas mengangkut zat-zat yang dibutuhkan oleh tumbuhan. Ada dua
macam jaringan yaitu xilem atau pembuluh kayu dan floem atau pembuluh tapis/pembuluh kulit kayu.
Xilem bertugas mengangkut air dan garam-garam mineral terlarut dari akar ke seluruh bagian
tubuh tumbuhan. Xilem ada 2 macam, yaitu trakea dan trakeid. Trakeid adalah sel-sel tumbuhan yang
dindingnya mengalami lignifikasi (penebalan oleh senyawa lignin) dan sel-selnya akan mati setelah
dewasa.
Floem bertugas mengangkut hasil fotosintesis dari daun ke seluruh bagian tubuh tumbuhan.
Floem dicirikan dengan adanya komponen pembuluh tapis dan sel pengiring. Komponen pembuluh tapis
merupakan sel-sel memanjang yang ujungnya bersatu membentuk suatu pembuluh.
Sel pengiring merupakan sel yang berukuran lebih kecil dibandingkan sel penyusun pembuluh
tapis dan berperan untuk memberi makan sel-sel pembuluh tapis yang masih hidup. Sel pengiring hanya
dijumpai pada Angiospermae.
Xilem dan floem membentuk berkas pembuluh angkut. Beberapa tipe ikatan pembuluh angkut
yang dapat ditemukan antara lain tipe kolateral, tipe konsentris, tipe bikolateral, serta tipe radial.
1) Ikatan Pembuluh Kolateral, merupakan suatu ikatan pembuluh angkut yang terbentuk dari xilem dan
floem yang letaknya bersebelahan dalam satu jari-jari yang sama. Xilem berada di bagian dalam dan
floem di bagian luar.
Tipe ini dibedakan menjadi:
Kolateral terbuka, apabila antara xilem dan floem terdapat kambium.
Kolateral tertutup, apabila antara xilem dan floem tidak terdapat kambium. Contoh: pada
tumbuhan monokotil.
2) Ikatan Pembuluh Konsentris, merupakan suatu ikatan pembuluh angkut yang terdiri atas xilem dan
floem yang membentuk cincin silindris.
Tipe ini dibedakan menjadi:
Amfikribal, xilem berada di tengah dan dikelilingi oleh floem. Contoh: pada tumbuhan paku.
Amfivasal, floem berada di tengah dan dikelilingi oleh xilem. Contoh: pada tumbuhan monokotil
yang berkambium, yaitu Liliaceae.
3) Ikatan Pembuluh Tipe Bikolateral, merupakan tipe ikatan pembuluh dimana xilem diapit oleh floem luar
dan floem dalam.
4) Ikatan Pembuluh Tipe Radial, yaitu tipe ikatan pembuluh yang memperlihatkan kedudukan xilem dan
floem bersebelahan pada jari-jari yang berbeda. Biasanya xilemnya berbentuk bintang misalnya pada
akar tumbuhan dikotil.
e. Jaringan gabus
Fungsi jaringan gabus adalah untuk melindungi jaringan lain agar tidak kehilangan banyak air,
mengingat sel-sel gabus yang bersifat kedap air. Pada Dikotil, jaringan gabus dibentuk oleh kambium
gabus atau felogen, pembentukan jaringan gabus ke arah dalam berupa sel-sel hidup yang disebut
feloderm, ke arah luar berupa sel-sel mati yang disebut felem.
4. Organ Tumbuhan
Organ tumbuhan berbiji memiliki tiga bagian penting, yaitu: akar, batang, dan daun. Sedang bagian lain
dari ketiga organ tersebut adalah modifikasinya.
Contoh:
umbi adalah modifikasi dari batang dan akar,
rimpang itu modifikasi dari batang dan daun,
duri yaitu modifikasi batang atau daun,
kuncup dan bunga modifikasi dari ranting dan daun.
a. Akar
Asal akar adalah dari akar lembaga (radix). Pada dikotil, akar lembaga terus tumbuh sehingga
membentuk akar tunggang. Pada monokotil, akar lembaga mati, kemudian pada pangkal batang akan
tumbuh akar-akar yang memiliki ukuran hampir sama sehingga membentuk akar serabut.
Akar monokotil dan dikotil ujungnya dilindungi oleh tudung akar atau kaliptra, yang fungsinya
melindungi ujung akar sewaktu menembus tanah. Sel-sel kaliptra ada yang mengandung butir-butir
amilum, dinamakan kolumela.
Akar pada tumbuhan memiliki fungsi bermacam-macam. Fungsi akar pada tumbuhan antara lain:
1. Untuk mengikat tubuh tumbuhan pada tanah.
2. Dapat berfungsi untuk menyimpan cadangan makanan.
3. Menyerap air dan garam-garam mineral terlarut.
Secara umum struktur akar dibedakan menjadi struktur bagian luar (morfologi) dan struktur bagian dalam
(anatomi).
1) Struktur bagian luar (Morfologi akar)
Leher atau pangkal akar, merupakan bagian akar yang bersambungan dengan pangkal batang.
Ujung akar, merupakan titik tumbuh akar yang dilindungi oleh tudung akar ( kaliptra).
Batang akar, merupakan bagian akar yang terletak antara leher akar dan ujung akar.
Cabang-cabang akar, merupakan bagian yang tidak langsung bersambungan dengan pangkal
batang tetapi keluar dari akar pokok.
Serabut akar, merupakan cabang-cabang akar yang halus dan berbentuk serabut.
Rambut akar atau bulu-bulu akar, merupakan penonjolan sel-sel kulit luar (epidermis) yang
sesungguhnya dan akan memperluas daerah penyerapan air dan mineral. Rambut akar hanya tumbuh
dekat ujung akar dan umumnya relatif pendek.
Tudung akar ( kaliptra), terletak paling ujung dan berfungsi untuk melindungi akar terhadap
kerusakan mekanis pada waktu menembus tanah.
b) Korteks
Letak korteks langsung di bawah epidermis, sel-selnya tidak tersusun rapat sehingga banyak
memiliki ruang antarsel yang berperan dalam pertukaran gas. Sebagian besar korteks dibangun oleh
jaringan parenkim. Korteks berfungsi sebagai tempat menyimpan makanan.
c) Endodermis
Endodermis merupakan lapisan pemisah antara korteks dengan silinder pusat. Sebagian besar
sel endodermis memiliki bagian seperti pita yang mengandung gabus (zat suberin) atau zat lignin. Bagian
ini disebut pita kaspari. Sel-sel endodermis dapat mengalami penebalan zat gabus pada dindingnya dan
membentuk seperti titik-titik, dinamakan titik kaspari.
Pada pertumbuhan selanjutnya penebalan zat gabus sampai pada dinding sel yang menghadap
silinder pusat, bila diamati di bawah mikroskop akan tampak seperti huruf U, disebut sel U, sehingga air
tidak dapat menuju ke silinder pusat. Tetapi tidak semua sel-sel endodermis mengalami penebalan,
sehingga memungkinkan air dapat masuk ke silinder pusat. Sel-sel tersebut dinamakan sel penerus/sel
peresap. Jadi, endodermis berfungsi sebagai pengatur jalannya larutan yang diserap dari tanah masuk ke
silinder pusat.
d) Silinder pusat/stele
Silinder pusat/ stele merupakan bagian terdalam dari akar.
Terdiri atas berbagai macam jaringan, yaitu:
(1) Perisikel/ perikambium
merupakan lapisan terluar dari stele yang tersusun atas satu atau beberapa lapis sel. Akar
cabang terbentuk dari pertumbuhan perisikel ke arah luar. Perisikel berfungsi dalam pertumbuhan
sekunder dan pembentukan akar ke samping.
(2) Berkas pembuluh angkut
Berkas pembuluh angkut terdapat di sebelah dalam perisikel. Terdiri atas xilem dan floem yang
tersusun bergantian menurut arah jari-jari. Pada dikotil di antara xilem dan floem terdapat jaringan
kambium.
(3) Empulur
Letaknya paling dalam atau di antara berkas pembuluh angkut terdiri atas jaringan parenkim.
Empulur hanya terdapat pada akar tumbuhan dikotil.
b. Batang
Batang pada tumbuhan berfungsi sebagai penyangga. Batang juga terdiri atas pembuluh yang
menyalurkan air dan mineral yang penting ke seluruh bagian tumbuhan. Tumbuhan memerlukan sinar
matahari untuk membuat makanannya, sehingga fungsi batang yang lain adalah memastikan tumbuhan
mendapat sinar matahari. Batang pohon merupakan batang berkayu yang sangat kuat dengan cabang
cabang kayu. Batang pohon tumbuh tinggi untuk memperoleh sinar matahari. Batang tumbuhan lain
seperti tumbuhan menjalar, melingkar, dan meliuk juga bertujuan untuk mencari jalan mendapatkan sinar
matahari.
Sama dengan struktur akar, struktur batang terdiri atas struktur luar dan struktur dalam. Struktur
luar pada tumbuhan tingkat tinggi dibedakan menjadi struktur tumbuhan berkayu dan struktur tumbuhan
tak berkayu (herba). Sedangkan struktur dalamnya terdiri dari bagian epidermis, korteks, endodermis,
dan silinder pusat.
1) Struktur luar
Perbedaan struktur luar pada tumbuhan tingkat tinggi dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu
batang tumbuhan herba dan batang tumbuhan berkayu. Tumbuhan herba dan tumbuhan berkayu
memiliki daun-daun di sepanjang batangnya.
2) Struktur dalam
Terdapat perbedaan antara batang dikotil dan monokotil dalam susunan anatomi maupun morfologinya.
a) Batang dikotil
Pada ujung batang tumbuhan dikotil terdapat titik tumbuh berupa meristem apikal (ujung). Di
belakang meristem apikal secara berurutan terdapat protoderm yang nantinya akan membentuk
epidermis dan prokambium, di mana prokambium akan membentuk xilem, floem, dan kambium vasikuler,
serta meristem dasar yang akan membentuk empulur dan korteks.
Struktur batang dikotil
Pada batang dikotil terdapat lapisan-lapisan dari luar ke dalam adalah:
(1) Epidermis
Epidermis batang tumbuhan dikotil merupakan selapis sel pipih yang tersusun rapat dan tidak
mempunyai ruang antarsel. Fungsi epidermis untuk melindungi jaringan di bawahnya. Pada batang yang
mengalami pertumbuhan sekunder, lapisan epidermis digantikan oleh lapisan gabus (lentisel) yang
dibentuk dari kambium gabus. Lentisel berfungsi sebagai tempat pertukaran gas dan penguapan.
(2) Korteks
Korteks batang disebut juga kulit pertama, terdiri atas beberapa lapis sel, yang dekat dengan
lapisan epidermis tersusun atas jaringan kolenkim, makin ke dalam tersusun atas jaringan parenkim.
Korteks batang terdiri atas korteks luar dan korteks dalam (endodermis).
Korteks luar tersusun atas sel-sel kolenkim yang berkelompok atau sel-sel kolenkim yang
berselang-seling dengan sel parenkim yang membentuk lingkaran tertutup. Korteks luar tidak dijumpai
pada batang setiap jenis tumbuhan.
Korteks dalam (endodermis) disebut juga kulit dalam, terdiri atas sel-sel parenkim dan tersusun
atas selapis sel. Terdapat pada batang setiap tumbuhan dan merupakan lapisan pemisah antara korteks
dengan stele. Endodermis tumbuhan Angiospermae mengandung zat tepung sehingga lapisan sel
tersebut disebut seludang pati, tetapi tidak terdapat pada endodermis tumbuhan Gymnospermae.
(3) Stele/silinder pusat
Stele merupakan lapisan terdalam dari batang. Lapis terluar dari stele disebut perisikel atau
perikambium. Pada bagian dalam perikambium terdapat empulur dan berkas vasikuler yang tersusun dari
xilem dan floem. Empulur merupakan parenkim yang berada di tengah-tengah stele. Empulur juga berada
di sekitar berkas vasikuler berbentuk seperti jari-jari sehingga disebut jari-jari empulur.
lkatan pembuluh pada stele disebut tipe kolateral terbuka yang artinya xilem dan floem terletak
saling bersisian, xilem di sebelah dalam dan floem di sebelah luar tersusun seperti cincin.
Antara xilem dan floem terdapat kambium intravasikuler, pada perkembangan selanjutnya
jaringan parenkim yang terdapat di antara berkas pembuluh angkut juga berubah menjadi kambium, yang
disebut kambium intervasikuler. Keduanya dapat mengadakan pertumbuhan sekunder yang
mengakibatkan bertambah besarnya diameter batang.
Pada tumbuhan dikotil, batangnya berkayu keras dan hidupnya menahun. Pertumbuhan menebal
sekunder tidak berlangsung terus-menerus, tetapi hanya pada saat air dan zat hara tersedia cukup.
Sedang pada musim kering tidak terjadi pertumbuhan menebal sehingga pada batang tampak berlapis-
lapis. Setiap lapis menunjukkan aktivitas pertumbuhan selama satu tahun. Lapis-lapis lingkaran tersebut
dinamakan lingkaran tahun.
b) Batang monokotil
Meristem apikal tumbuhan monokotil berukuran lebih kecil dari meristem apikal tumbuhan dikotil.
Meristem tersebut membentuk tunas aksiler (tunas di ketiak daun), bakal daun, dan epidermis. Di bawah
meristem apikal terdapat meristem perifer (meristem tepi) yang merupakan meristem primer yang
melebar dan menebal di sekitar meristem apikal.
Meristem primer berkembang menjadi bagian utama batang yang berisi ikatan pembuluh. Pada
stele monokotil terdapat ikatan pembuluh yang menyebar dan bertipe kolateral tertutup, artinya di antara
xilem dan floem tidak ditemukan kambium. Tidak adanya kambium pada monokotil menyebabkan batang
monokotil tidak dapat tumbuh membesar, dengan perkataan lain tidak terjadi pertumbuhan menebal
sekunder. Meskipun demikian, ada monokotil yang dapat mengadakan pertumbuhan menebal sekunder,
misalnya pada pohon hanjuang (Cordyline sp.) dan pohon nenas seberang (Agave sp.). Seperti pada
tumbuhan dikotil, tumbuhan monokotil juga tersusun atas lapisan epidermis, korteks, dan stele.
(1) Epidermis
Epidermis batang tumbuhan monokotil memiliki dinding sel yang lebih tebal dari tumbuhan dikotil.
Epidermis terdiri dari satu lapis sel yang dilengkapi dengan stomata dan bulu-bulu.
(2) Korteks
Korteks batang tumbuhan monokotil berupa jaringan yang terdapat di bawah epidermis. Korteks
umumnya terdiri atas sel-sel sklerenkim yang merupakan kulit batang. Kulit batang berfungsi untuk
memperkuat dan mengeraskan bagian luar batang.
(3) Stele
Stele batang tumbuhan monokotil merupakan jaringan di bawah korteks. Umumnya, batas antara
stele dan korteks tidak jelas. Stele berisi berkas vasikuler yang tersebar pada empulur, terutama terdapat
dekat dengan kulit batang.
Secara morfologi batang tumbuhan dikotil biasanya bercabang-cabang, ruas-ruasnya tidak
tampak dengan jelas, serta mengalami pertumbuhan sekunder (membesar).
c. Daun
Daun terletak di bagian atas tumbuhan dan melekat pada batang. Daun merupakan modifikasi
dari batang. Daun merupakan bagian tubuh tumbuhan yang paling banyak mengandung klorofil sehingga
kegiatan fotosintesis paling banyak berlangsung di daun.
Daun memiliki bentuk dan ukuran tertentu sehingga dapat melakukan tugas penting, membuat
makanan seefisien mungkin. Tumbuhan yang tumbuh di tempat gelap dan teduh memiliki daun yang
lebar agar dapat menangkap sinar matahari sebanyak mungkin. Di daerah yang banyak hujan, daun
sering memiliki lapisan yang mengkilat dan tahan air.
Beberapa daun memiliki duri untuk melindungi diri, sementara daun lainnya tebal dan kuat untuk
bertahan di udara dingin.
1) Struktur daun
Daun berbentuk pipih melebar dan berwarna hijau. Daun ditopang oleh tangkai daun. Tangkai
daun berhubungan dengan tulang daun. Tulang daun bercabang-cabang membentuk jaring-jaring
pembuluh angkut. Struktur daun dibedakan atas struktur luar dan struktur dalam.
a) Struktur luar
Secara morfologi daun terdiri dari:
Helaian daun (lamina).
Tangkai daun (petiolus), terdapat bagian yang menempel pada batang disebut pangkal tangkai
daun. Ada tumbuhan tertentu yang daunnya tidak bertangkai daun, misalnya rumput.
Pelepah daun (folius), pada tumbuhan monokotil pangkal daun pipih dan lebar serta
membungkus batangnya. Misalnya: pelepah daun pisang dan pelepah daun talas.
Daun yang memiliki ketiga bagian tersebut disebut daun sempurna, misalnya daun pisang dan daun
talas. Daun yang tidak memiliki satu atau lebih bagian daun disebut daun tidak sempurna, misalnya daun
mangga dan daun jambu.
Pada lembaran permukaaan daun terdapat tulang atau urat daun.
Tipe tulang daun ada empat macam, yaitu:
menyirip, misalnya pada daun mangga,
menjari, misalnya pada daun pepaya,
melengkung, misalnya pada daun gadung,
sejajar, misalnya pada daun jagung.
Tumbuhan dikotil umumnya memiliki daun dengan susunan tulang daun menyirip dan menjari.
Sedangkan tumbuhan monokotil memiliki daun dengan susunan tulang daun sejajar atau melengkung..
b) Struktur dalam
(1) Epidermis
Epidermis merupakan lapisan terluar daun. Epidermis dibedakan menjadi epidermis atas dan
epidermis bawah. Untuk mencegah penguapan yang terlalu besar, lapisan epidermis dilapisi oleh lapisan
kutikula. Pada lapisan ini tidak terdapat ruang antarsel. Di antara sel epidermis terdapat stomata/ mulut
daun, yang berguna untuk tempat berlangsungnya pertukaran gas dari dan ke luar tubuh tumbuhan.
Stomata pada permukaan bawah daun letaknya tersebar dan jumlahnya lebih banyak daripada
permukaan atas daun.
Pada tumbuhan teresterial, stomata banyak dijumpai pada bagian bawah permukaan daun,
sedangkan pada tumbuhan air stomata lebih banyak terdapat pada permukaan atas daun.
(2) Mesofil
Mesofil daun merupakan jaringan dasar yang tersusun atas dua lapisan sel, yakni palisade
(jaringan pagar) dan spons parenkim (jaringan bunga karang). Kedua jaringan mengandung kloroplas.
Jaringan pagar sel-selnya rapat sedang jaringan bunga karang sel-selnya agak renggang, sehingga
masih terdapat ruang-ruang antarsel. Kegiatan fotosintesis lebih aktif pada jaringan pagar karena
kloroplasnya lebih banyak daripada jaringan bunga karang.
Proses fotosintesis terjadi di semua sel penyusun jaringan spons yang berbentuk membulat.
Pada jaringan ini terdapat ruang antarsel. Ciri khas jaringan spons yaitu adanya lekukan-lekukan yang
menjadi penghubung antarsel.
(3) Jaringan pembuluh
Jaringan pembuluh daun ( xilem dan floem) merupakan lanjutan dari jaringan batang dan tangkai
daun. Jaringan pembuluh terdapat di dalam tulang daun dan urat-urat daun.
6.Struktur dan fungsi jaringan pada manusia dan hewan vertebrata
Struktur tubuh manusia dan hewan vertebrata tersusun atas banyak sel (multiseluler) sehingga
membentuk jaringan, organ dan sistem organ. Jaringan adalah sekelompok sel yang mempunyai asal,
struktur dan fungsi yang sama.
Cabang biologi yang khusus didalam mengkaji ilmu tentang jaringan disebut dengan histologi. Adapun
jaringan yang menyusun tubuh manusia dan hewan vertebrata yakni antara lain sebagai berikut :
1. Jaringan embrional
Jaringan embrional adalah jaringan muda yang sel-sel nya selalu membelah dan merupakan hasil dalam
pembelahan sel zygot.
2. Jaringan epitel
Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi permukaan tubuh, rongga tubuh, organ tubuh atau permukaan
saluran tubuh. Jaringan epitel memiliki fungsi untuk absorpsi, sekresi, transpor, ekskresi, proteksi dan juga
dalam penerimaan stimulus.
Sistem Ekskresi Manusia
Jaringan epitel yang melapisi bagian tubuh terluar sering disebut dengan jaringan epidermis. Jaringan
epitel yang membatasi organ dalam dalam disebut endotelium dan jaringan epitel yang membatasi rongga
disebut mesotelium.
Selain itu jaringan epitel juga mempunyai ciri-ciri khusus yakni sel-selnya tersusun rapat sehingga
tidak ada ruang antar sel, tidak mengandung ujung saraf dan juga pembuluh darah serta memiliki kemampuan
regenerasi cukup tinggi.
Dalam ilmu histologi jaringan epitel dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan jumlah lapisannya yakni
antara lain sebagai berikut :
Epitel pipih selapis memiliki fungsi untuk memungkinkan difusi atau penyaringan (filtrasi) melalui
permukaan yang permeabel secara selektif.
→ Epitel kubus selapis
Epitel kubus selapis terdapat pada lapisan pada banyak kelenjar dan salurannya, permukaan dari
indung telur, lensa mata, epitel berpigmen dari retina mata serta beberapa tubula ginjal. Adapun fungsi dari
epitel kubus selapis adalah sebagai sekresi dan juga absorpsi.
→ Epitel silindris selapis
Epitel silindris selapis ditemukan pada lambung, usus, kelenjar pencernaan, kantung empedu, sel-sel
piala dalam saluran pencernaan, sistem pernapasan bagian atas, saluran uterus dan uterus. Fungsi dari
jaringan epitel silindris selapis adalah sebagai sekresi, absorpsi dan proteksi.
→ Epitel pipih berlapis banyak
Epitel pipih berlapis banyak terdapat pada epidermis, kelamin wanita, mulut, esofagus, saluran anus
dan ujung distal dari uretra. Adapun fungsi dari jaringan epitel pipih berlapis banyak adalah untuk proteksi atau
perlindungan.
→ Epitel pipih kubus banyak
Epitel pipih kubus banyak dapat ditemukan di saluran kelenjar keringat, kelenjar keringat
pengembangan epitel di indung telur dan biji kelamin pria. Fungsi dari jaringan epitel pipih kubus banyak
adalah sebagai sekresi.
→ Epitel silindris berlapis banyak
Epitel silindris berlapis banyak terdapat pada permukaan-permukaan yang basah, yakni permukaan
yang berhubungan dengan hidung dan langit-langit mulut yang lunak, bagian-bagian dari faring, uretra dan
saluran-saluran ekskresi, kelenjar ludah dan kelenjar susu. Fungsi dari jaringan epitel silindris berlapis banyak
ini adalah sebagai sekresi dan juga pergerakan.
→ Epitel silindris berlapis banyak semu (silindris bersilia)
Epitel silindris berlapis banyak semu (silindris bersilia) ditemukan di saluran ekskresi, sebagian besar
saluran reproduksi laki-laki, rongga hidung dan bagian rongga-rongga hidung serta saluran pernapasan lain.
Fungsinya silindris bersilia adalah sebagai proteksi, sekresi dan gerakan zat-zat melewati permukaan.
→ Epiel transisional
Epitel transisional melapisi kandung kemih, ureter, uretra dan ginjal. Fungsi epitel transisional adalah
untuk memungkinkan perubahan dalam bentuknya.
→ Epitel kelenjar
Epitel kelenjar berada di berbagai tempat di seluruh bagian tubuh yang meliputi kelenjar kulit, kelenjar
pencernaan makanan dan kelenjar endokrin. Fungsi epitel kelenjar adalah sebagai sintesis, penyimpanan dan
sekresi produknya.
3. Jaringan otot
Jaringan otot adalah kumpulan sel-sel otot yang berfungsi untuk menggerakkan berbagai bagian
tubuh. Jaringan otot dapat dibedakan menjadi tiga jenis yaitu otot polos, otot lurik dan otot jantung.
Ketiga otot tersebut terdapat berbagai macam perbedaan yang akan dijelaskan dibawah ini yakni sebagai
berikut :
→ Otot polos
Otot polos bentuknya seperti gelendong, dan inti selnya satu dan terletak di tengah. Sifat kerja dari
otot polos tidak menurut kemauan, reaksi yang bekerja terhadap stimulus pada otot ini lambat serta letaknya
terdapat di dinding saluran tubuh, pembuluh darah dan usus.
→ Otot lurik
Otot lurik bentuknya seperti silinder yang panjang dan tidak bercabang, inti selnya banyak dipinggir.
Sifat kerja pada otot lurik menurut kemauan dan reaksi terhadap stimulus cepat serta letaknya terdapat pada
rangka.
→ Otot jantung
Otot jantung berbentuk seperti silindris, memanjang, seperti anyaman bercabang dan inti selnya satu
atau dua yang letak selnya terdapat ditengah. Sifat kerja otot jantung tidak menurut kemauan sama halnya
dengan otot polos. Reaksi terhadap stimulus pada otot ini lambat serta letak otot jantung ini dapat ditemukan
pada dinding jantung.
4. Jaringan penguat
Jaringan penguat mempunyai beberapa fungsi yakni antara lain sebagai berikut :
→ Untuk menyokong tubuh.
→ Untuk membentuk suatu selubung (sarung) perlindungan disekeliling organ-organ yang lemah.
→ Untuk mempersatukan jaringan-jaringan menjadi organ.
→ Untuk mempersatukan berbagai organ membentuk sistem organ.
Selain itu jaringan ini juga terdapat berbagai macam-macam yakni antara lain sebagai berikut :
→ Jaringan ikat seperti ikat longgar, ikat padat dan jaringan lemak.
→ Jaringan tulang rawan seperti tulang rawan hialin, tulang rawan fibrosa dan tulang rawan elastis.
→ Jaringan limfe.
5. Jaringan saraf
Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus. Sel saraf di bedakan
menjadi tiga macam yakni antara lain sebagai berikut :
Neuron tersusun atas badan sel, dendrit dan akson. Dendrit adalah kumpulan serabut sitoplasma yang
berfungsi membawa stimulus menuju ke badan sel. Sementara itu, akson adalah serabut sitoplasma
tunggal yang berfungsi membawa stimulus meninggalkan badan sel.
1. SISTEM PENCERNAAN
Pada tubuh manusia sistem pencernaan berfungsi untuk menghancurkan makanan
yang masuk ke dalam tubuh lalu menyerap berbagai nutrisi dari makanan tersebut yang
dibutuhkan oleh tubuh. Selain itu sistem pencernaan juga befungsi untuk membuang
sisa – sisa makanan yang tidak berfungsi bagi tubuh. Ada 2 proes pencernaan yang
terjadi dalam tubuh manusia yaitu pencernaan mekanik dan pencernaan kimiawi.
Pada pencernaan mekanik makanan dirubah menjadi bentuk yang lebih halus untuk
mempermudah proses pencernaan itu sendiri. Sedangkan pada pencernaan kimiawi
makanan yang telah halus tadi dirubah menjadi zat – zat yang lebih sederhana dengan
bantuan enzim – enzim yang ada dalam mulut, lambung, dan usus.
Organ – organ yang berperan dalam sistem pencernaan diantaranya yaitu : mulut,
esophagus, perut, usus kecil, usus besar dan anus.
Proses pencernaan makanan itu sendiri dibagi menjadi beberapa bagian, meliputi :
2. Ingesti yaitu proses memasukan makanan melalui mulut
3. Mastikasi yaitu proses pengunyahan makanan menggunakan gigi
4. Deglutisi yaitu proses menelan makanan di kerongkongan
5. Digesti yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks
menjadi molekul – molekul yang lebih sederhana dengan bantuan enzim yang
ada di lambung
6. Absorbs yaitu proses penyerapan sari – sari makanan yang terjadi di
usus halu
7. Defekai yaitu proses pengeluaran sisa – sisa makanan yang sudah
tidak diperlukan oleh tubuh melalui organ anus
Sistem pencernaan itu sendiri terdiri dari berbagai macam organ yaitu : mulut,
saluran pencenaan, dan kelenjar pencernaan. Berikut penjelasan lebih lanjut
mengenai organ – organ yang terlibat dalam sistem pencernaan manusia :
1. Rongga Mulut
Proses pertama dalam pencernaan terjadi di rongga mulut, dimana makanan
pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia melalui mulut. Di dalam mulut sendiri
terdapat beberapa organ yaitu :
Gigi. Gigi berfungsi sebagai alat pencernaan mekanis dimana makanan akan
dirubah menjadi bagian – bagian yang lebih halus. Proses ini beguna untuk
mempercepat proses pencernaan dengan bantuan enzim pencernaan.
Lidah. Lidah merupakan organ pencernaan yang berfungsi untuk mencampur
dan menelan makanan. Lidah membantu penempatan makanan sehingga dapat
dikunyah oleh gigi.
Kelenjar Ludah. Di dalam mulut terdapat 3 kelenjar ludah yaitu glandula
parotis, glandula submaksilaris, dan glandula sublingualis. Setelah proses mekanik
oleh gigi, makanan akan bercampur dengan ludah agar menjadi lembek dan mudah
ditelan. Makanan yang telah dilumatkan dengan air liur disebut bolus. Bolus ini akan
diteruskan ke sistem pencernaan selanjutnya.
2. Saluran pencernaan
Berikut beberapa organ dalam saluran pencernaa :
a. Kerongkongan (esophagus)
Kerongkongan merupakan saluran panjang yang berfungsi sebagai jalan bolus dari
mulu ke lambung. Jalannya bolus dari mulut ke lambung melalui kerongkongan ini
disebabkan oleh adanya suatu gerakan yang disebut gerakan peristaltic pada
dinding otot kerongkongan. Gerakan peristaltic ini terjadi karena adanya kontraksi
otot secara bergantian si lapisan otot dinding kerongkongan.
b. Lambung (ventriculus)
Lambung merupakan saluran perncernaan yang terletak di bawah sekat rongga
badan. Di dalam lambung terjadi pencernaan mekanik yang dibantu oleh dinding
lambung dan perncernaan kimiawi yang dibantu oleh getah lambung.
Lambung ini berfungsi sebagai tempat untuk menampung makanan.
c. Usus Halus
Usus halus berfungsi untuk menyerap nutrisi yang terdapat dalam makanan. Di
dalam usus halus terjadi proses pencernaan secara kimiawi dengan bantuan
berbagai macam enzim pencernaan.
d. Usus Besar
Setelah nutrisi dan makanan diserap di usus halus, makanan akan disalurkan ke
usus besar. Fungsi utama usus besar adalah untuk menyerap air dan elektrolit dari
sisa pencernaan dan menyimpan kotoran sampai diekskresikan.
e. Rectum
Rektum (poros usus) merupakan organ pencernaan yang berfungsi sebagai tempat
untuk menampung feses.
f. Anus
Feses akan didorong oleh otot – otot polos menuju ke anus sebelum akhirnya
dibuang ke luar tubuh. Proses pembuangan festes ini dinamakan defekasi. Otot –
otot disekitar anus akan berkontraksi sehingga anus membuka dan mengeluarkan
feses.
3. Kelenjar Pencernaan
Organ – organ pada kelenjar pencernaan meliputi :
a. Hati yang berfungsi untuk:
• Menghasilkan empedu sebagai kelenjar eksoren
• Untuk menyimpan cadangan lemak, glikogen, vitamin A, B12,D, dan albumin
• Fungsi utama hati biasanya dikaitkan dengan detoksifikasi zat – zat beracun dalam
pencernaan
b. Pankres yaitu kelenjar yang menghasilkan beberapa enzim pencernaan diantaranya yaitu
protease, nuclease, amylase, dan lipase. Keluarnya enzim dari kelenjar pancreas bergantung
pada aktifitas hormone sekretin yang dihasilkan oleh usus dua belas jari pada saat makanan
masuk ke dalamnya.
c. Kelenjar Empedu
Fungsi utama dari kantung empedu adalah untuk menyimpan empedu sampai dibutuhkan untuk
pencernaan. Kandung empedu juga membantu proses pencernaan lemak.
2. SISTEM PERNAFASAN
Pada saat kita bernapas maka sistem pernapasan akan bekerja. Bernapas adalah proses
mengambil oksigen di udara dan mengeluarkan karbon dioksida.
Organ – organ yang terdapat pada sistem pernapasan diantaranya yaitu :
1. Hidung. Di dalam hidung terdapat rongga hidung yang berlapis selaput
lender. Selaput lender ini berfungsi untuk menangkap benda asing yang
terbawa oleh oksigen dari udara yang masuk ke saluran pernapasan. Di
dalam hidung juga terdapat rambut – rambut hidung yang berfungsi sebagai
penyaring kotoran yang masuk bersama dengan oksigen. Fungsi hidung
sendiri selain sebagai alat pernapasan juga sebagai alat indera pencium.
2. Faring (pangkal tenggorokan).Faring adalah percabangan dua saluran
yaitu nasofarings dan orofarings. Fungsi utama faring adalah untuk
menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan juga sebagai jalan
makanan dan minuman yang ditelan.
3. Laring. Laring terletak di antara faring dan trakea. Laring merupakan
tempat epiglottis dan pita suara. Masuknya udara melalui faring
menyebabkan laring bergetar dan terdengar sebagai suara.
4. Tenggorokan/Trakea. Tenggorokan berbentuk seperti pipa yang
panjangnya kurang lebih 10 cm yang terletak sebagian di leher dan sebagian
di rongga dada. Trakea berfungsi untuk menyaring udara yang kita hirup dan
juga bercabang ke bronkus.
5. Paru – paru, merupakan organ vital yang sangat penting bagi manusia.
Dalam sistem pernapasan paru – paru berfungsi untuk mengeluarkan
karbondioksida dan uap air. Paru – paru bertugas untuk mentransfer oksigen
yang dihirup ke dalam darah untuk kemudian dialirkan ke seluruh tubuh. Paru
– paru berada di dalam rongga dada sebelah kiri dan kanan yang dilindungi
oleh tulang rusuk. Paru – paru terdiri dari paru – paru kanan dan paru – paru
kiri. Paru – paru kanan terdiri dari tiga gelambir sedangkan paru – paru kiri
memiliki dua gelambir.
6. Diafragma. Diafragma adalah partisi otot antara perut dan rongga
dada dan meluas di bagian bawah tulang rusuk. Fungsi utama diafragma
adalah untuk membantu sistem pernapasan.
3. SISTEM SIRKULASI
Secara umum sistem sirkulasi berfungsi untuk memelihara kondisi seimbang di
dalam seluruh jaringan tubuh agar sel bisa bertahan hidup dan berfungsi secara
optimal. Selain itu sestem sirklasi juga berfungsi untuk :
• Memenuhi kebutuhan jaringan tubuh
• Mentransfor zat – zat makanan ke jaringan tubuh
• Menghantarkan hormone dari satu bagian ke bagian tubuh lainnya
4. SISTEM PENGELUARAN
Setiap hari dalam tubuh manusia terjadi berbagai macam reaksi yang sangat kompleks. Reaksi
tersebut disebut dengan istilah metabolism. Metabolism sendiri terdiri dari anabolisme dan
katabolisme. Anaboisme merupakan reaksi pengikatan sedangkan katabolisme merupakan
reaksi penguraian. Dari reaksi – reaksi tersebut menghasilkan zat – zat yang berguna dan zat –
zat yang tidak berguna bagi tubuh atau bahkan dapat meracuni tubuh sehingga harus
dikeluarkan.
Proses pengeluaran dapat dilakukan dengan 4 cara yaitu:
1. Defekasi yaitu proses pengeluaran sisa pencernaan makanan yang
disebut feses melaui anus
2. Ekskresi yaitu proses pengeluaran zat – zat sisa metabolism berupa
CO2, H2O, NH3, zat warna empedu, dan asam urat. Sistem sekresi terdiri dari
organ ginjal, kulit, hati dan paru.
3. Sekresi yaitu proses pengeluaran getah oleh kelenjar pencernaan ke
dalam saluran pencernaan yang berupa substansi kimia berbentuk lender
oleh sel kelenjar misalnya hormon dan enzim.
4. Eliminasi yaitu proses pengeluaran zat dari rongga tubuh , baik dari
rongga kecil maupun rongga yang besar.
5. SISTEM GERAK
Sistem gerak manusia terdiri dari sistem rangka dan sistem otot. Alat gerak manusia adalah
tulang dan otot. Tulang disebut alat gerak pasif sedangkan otot disebut alat gerak aktif karena
mempunyai kemampuan untuk berkontraksi.
a. Sistem Rangka
Rangka dewasa manusia terdiri dari 206 ruas tulang dengan bentuk dan ukuran yang sangat
bervariasi. Pada sistem gerak, rangka manusia berfungsi untuk :
• Formasi bentuk tubuh
• Formasi sendi – sendi
• Pelekatan otot – otot
• Sebagai pengungkit untuk berbagai macam aktifitas tubuh
• Sebagai penyokong berat badan serta daya tahan untuk menghadapi pengaruh tekanan
• Sebagai proteksi untuk melindungi organ – organ halus pada tubuh
• Hemopoesis atau pembentukan sel – sel darah yang terjadi di sumsum tulang belakang
• Sebagai imunologis
• Tempat penyimpanan kalsium
Sistem rangka disusun oleh beberapa tulang yang saling berhubungan. Rangka manusia
dikelompokan menjadi 2 kelompok yaitu aksial dan apendikuler.
1. Rangka aksial merupakan kelompok tulang yang terletak di sumbu
tubuh, yaitu tulang tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk, dan tulang
dada. Rangka aksial terdiri dari 80 tulang.
2. Rangka apendikuler merupakan kelompok tulang yang menyusun
anggota gerak atas dan bawah, terdiri dari 126 ruas tulang.
Dalam sistem rangka terdapat sendi yang merupakan penghubung antar tulang sehingga
mampu digerakan.
Berdasarkan arah gerakannya sendi dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu:
Sendi putar, yang memungkinkan gerakan memutar atau rotasi.
Sendi peluru, yaitu persendian yang memungkinkan gerakan ke segala arah
Sendi pelana, yaitu persendian yang memungkinkan beberapa gerakan rotasi
namun tidak ke semua araH
Sendi engsel merupakan pesendian yang memungkinkan gerakan satu arah
Sendi luncur merupakan persendian yang memungkinkan gerakan rotasi
pada satu bidang datar saja.
b. Sistem Otot
Otot memiliki 3 kemampuan khusus yaitu:
1. Kontrakbilitas, yaitu kemampuan untuk berkontraksi/memendek
2. Ekstensibilitas, yaitu kemampuan melakukan gerakan kebalikan akibat kontraksi
3. Elastisitas, yaitu kemampuan untuk kembali ke posisi semula setelah berkontraksi atau
disebut relaksasi.
Otot manusia dibedakan menjadi 3 jenis otot, yaitu :
1. Otot rangka/otot lurik merupakan otot yang melekat dan menggerakan
tulang rangka
2. Otot polos yang terdapat pada dinding penyusun organ – organ bagian
dalam
3. Otot jantung, merupakan otot yang hanya terdapat pada dinding
jantung dan vena.
6. SISTEM REPRODUKSI
Sistem reprodtuksi berfungsi untuk menghasilkan keturunan dengan tujuan mempertahankan
jenisnya.
Sistem reproduksi terdiri dari sistem reproduksi pria dan sistem reproduksi wanita.
a. Sistem Reproduksi Pria
Terdiri dari :
Testis yang berfungsi untuk menghasilkan sperma dan hormone testosterone
Epididimid yang berfungsi untuk menyimpan sperma sementara dan
mematangkan sperma
Vas deferens berfungsi untuk mengangkut sperma menuju vesikula
seminalis/kantung semen atau mani
Uretra yang berfungsi untuk membawa sperma ke luar tubuh
Tubulus recti berfungsi sebagai tempat bermuaranya saluran dari tubulus
seminiferus
Penis berfungsi sebagai alat untuk melakukan reproduksi (menyalurkan sel
sperma)
Skrotum berfungsi sebagai alat untuk pembentkan sel sperma.
7. SISTEM SARAF
Sistem saraf pada manusia berperan dalam proses iritabilitas yaitu kemampuan untuk
menanggapi suatu rangsangan dari luar. Untuk menanggapi rangsangan sistem saraf memiliki 3
komponen, yaitu :
Reseptor, merupakan alat penerima rangsangan atau impuls. Yang
bertindak sebagai reseptor adalah panca indera
Konduktor (penghantar impuls), dilakukan oleh sistem saraf itu sendiri yang
terdiri dari sel – sel saraf yang disebut neuron
Efektor, adalah bagian tubuh yang menanggapi rangsangan. Efektor yang
paling penting dalam tubuh manusia adalah otot dan hormone.
Sel saraf terdiri dari 3 bagian utama yaitu:
1. Badan sel yang merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf
yang mengandung inti sel dan sitoplasma. Inti sel berfungsi sebagai pengatur
kegiatan sel saraf. Di dalam sitoplasma terdapat mitokondria yang berfungsi
sebagai penyedia energy untuk membawa rangsangan.
2. Dendrit, merupakan sel saraf pendek dan bercabang – cabang yang
berfungsi untuk menerima dan mengantarkan rangsangan ke badan sel.
3. Neurit (akson), berfungsi untuk membawa rangsangan dari badan sel
ke sel saraf lain.Organ yang berperan dalam sistem saraf selain sel saraf itu
sendiri yaitu:
Otak. Otak merupakan pusat pengatur dari segala kegiatan manusia yang
terletak di rongga tengkorak dan dibungkus oleh 3 lapis selaput kuat yang disebut
meninges. Selaput paling luar disebut durameter, paling dalam adalah piamater dan
selaput bagian tengah disebut arachnoid. Otak manusia terdiri dari 3 bagian yaitu:
1. Otak besar (cerebrum), berfungsi sebagai pusat kegiatan – kegiatan
yang disadari seperti berfikir, mengingat, berbicara dll
2. Otak kecil (cerebellum), berfungsi untuk mengatur keseimbangan
tubuh dan mengkoordinsi kerja oto – otot ketika bergerak.
3. Sumsum lanjutan, berfungsi sebagai pusat pengendalian pernapasan,
penyempitan pembuluh darah, mengatur denyut jantung, mengatur suhu
tubuh dan kegiatan – kegiatan yang tidak disadari.
Sumsum Tulang Belakang
Sumsum Tulang Belakang memanjang di dalam rongga tulang belakanh, mulai dari ruas – ruas
tulang leher sampai ruas tulang pinggang kedua. Sumsum tulang belakang berfungsi untuk
menghantarkan impuls dari dan ke otak serta untuk member kemungkinan jalan terpendek
secara reflex.
8. SISTEM INTEGUMEN
Sistem integument merupakan sistem yang paling luas yang ada pada tubuh manusia.
Seluruh tubuh manusia bagian terluar terbungkus oleh suatu sistem yang disebut sebagai
sistem integumen. Sistem ini terdiri dari kulit dan kelengkapannya termasuk kuku, rambut,
kelenjar dan reseptor saraf khusus. Integument itu sendiri merupakan suatu kata yang bersal
dari bahasa latin “integumentum” yang berarti penutup. Fungsi sistem integument adalah
sebagai penutup organ atau jaringan dalam manusia untuk melindungi dari kontak luar.
a. Kulit
Kulit berfungsi untuk mencegah terjadinya kehilangan cairan yang berlebihan dan mencegah
masuknya benda – benda asing yang berasal daari luar seperti bakteri.
Selain itu fungsi kulit lainnya adalah :
Untuk mengeluarkan keringat
Untuk pelindung tubuh
Untuk mengatur suhu tubuh
Sebagai tempat pembuangan vitamin D dari provitamin D dengan bantuan
sinar matahari
b. Rambut
Rambut adalah organ yang tumbuh di kulit yang berbentuk seperti benang. Fungsi rambut
yaitu :
Untuk melindungi kulir dari pengaruh buruk
Menyaring udara pada hidung
Sebagai pengatur suhu
Pendorong penguapan keringat
Dan sebagai indera peraba.
c. Kuku
Kuku merupakan sel yang mirip seperti jel dan mengeras. Fungsi utama kuku adalah untuk
melindungi ujung jari yang lembut dan penuh urat saraf.
8.SISTEM HORMON
Kata hormone berasal dari bahasa yunani “hormaein” yang berarti “memacu”. Hormone
diproduksi oleh kelenjar endokrin dan berfungsi untuk mengatur metabolism dalam tubuh,
perkembangan, pertumbuhan, reproduksi, dan tingkah laku.
Hormone diperlukan dalam jumlah tertentu. Jika kekurangan atau kelebihan hormone maka
akan menyebabkan suatu gangguan pada tubuh seperti gigantisme (pertumbuhan raksasa)
ataupun kerdil. Fungsi hormone dalam tubuh adalah untuk mengatur kinerja tubuh. Kelenjar
endokrin menghasilkan hormone diantaranya yaitu sebagai berikut :
a. Kelenjar hipofisis dan hipotalamus
Kelenjar hipotalamus memiliku peranan yang sangat penting dalam sistem koordinasi tubuh
manusia.
b. Kelenjar tiroid
Kelenjar tiroid disebut juga sebagai kelenjar gondok. Kelenjar ini terletak di leher bagian depan
dan terdiri dari dua lobus. Kelenjar tiroid mensekresikan 2 hormon yaitu tiroksin yang berfungsi
untuk mengatur metabolism tubuh dan hormone kalsitonin yang berfungsi untuk menurunkan
kadar kalsium dalam darah.
c. Kelenjar paratiroid
Menghasilkan hormone parathormon yang berfungsi untuk meningkatkan kadar kalsium dalam
darah dengan cara meningkatkan pengambilan kembali kalsium dari ginjal, merangsang
pembebasan kalsium dari tulang keras sampai kadar kalsium dalam darah normal kembali.
d. Kelenjar timus
Merupakan tempat menimbun hormone pertumbuhan, dan setelah manusia dewasa hormone
ini tidak akan berfungsi lagi.
e. Kelenjar pancreas
Pancreas merupakan sekumpulan sel endokrin yang mensekreskan dua macam hormone ke
sistem sirkulasi.
f. Kelenjar adrenal
Kelenjar ini terdiri dari korteks adrenal dan medulla adrenal.
Korteks adrenal menghasilkan hormone:
Mineralokortikoid yang berfungsi untuk mengatur metabolism mineral
Glukokortikoid yang berfungsi untuk mengatuk metabolism glukosa
Medulla adrenal menghasilkan hormone adrenalin (epinefrin dan noreepinefrin) yang berfungsi
untuk mengubah glikogen menjadi glukosa, menaikan denyut jantung, dan memperluas
bronkiolus.
g. Kelenjar kelamin
Kelenjar kelamin terdiri atas testis (pada pria) dan ovarium (pada wanita). Pada testis
mengsilkan hormone mineralokortikoid yang berfungsi untuk mengatur metabolisme mineral,
mendorong pertumbuhan sekunder seperti suara menjadi besar dll. Ovarium menghasilkan
hormone esterogem yang berfungsi untuk memicu ovulasi dan pertumbuhan sekunder wanita
dan hormone progesterone yang berfungsi untuk memicu pertumbuhan dinding uterus (rahim)
sebagai persiapan untuk ovulasi berikutnya.
1. Pengertian Sel
Sel berasal dari kata latin cella. Berarti ruangan kecil, yang ditemukan oleh Robert
Hooke, pengamatan terhadap sayatan gabus (terdapat ruangan-ruangan kecil yang menyusun
gabus tsb).
Sel merupakan suatu ruangan kecil yang bibatasi oleh membran, yang didalamnya
terdapat cairan (protopla)
Protoplasma terdiri dari plasma sel (sitoplasma) dan inti sel (nukleus). Di dalam inti
sel terdapat plasma inti atau nukleus.
Sel merupakan satuan terkecil makhluk hidup yang dapat melaksanakan kehidupan
(tidak dapat dibagi-bagi lagi). merupakan unit terkecil penyusun makhluk hidup (dilihat
secara struktural).
Secara fungsional, sel berfungsi untuk menjalankan fungsi kehidupan
(menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunnya berfungsi) kemudian membentuk
organisme. Sel berkembang biak dengan cara membelah diri (secara mitosis).
Sel Prokariotik
Sel prokariotik merupakan tipe sel yang tidak memiliki sistem endomembran sehingga sel tipe
ini memiliki materi inti yang tidak dibatasi oleh sistem membran, tidak memiliki organel yang
dibatasi oleh sistem membran. Sel prokariotik terdapat pada bakteri dan ganggang biru.
Sel Eukariotik
sel eukariotik merupakan tipe sel yang memiliki sistem endomembran. Pada sel eukariotik, inti
tampak jelas karena dibatasi oleh sistem membran. Pada sel ini, sitoplasma memiliki berbagai
jenis organel seperti antara lain: badan Golgi, retikulum endoplasma (RE), kloroplas (kuhusus
pada tumbuhan), mitokondria, badan mikro, dan lisosom.
Struktur dan Fungsi Sel Prokariotik Bakteri merupakan salah satu contoh organisme yang
memiliki sel tipe prokariotik.
Bagian luar sel bakteri terdiri dari: kapsula, dinding sel, dan membran plasma. Kapsula
yaitu bagian yang paling luar berupa lendir yang berfungsi untuk melindungi sel. Bahan kimia
pembangun kapsula adalah polisakarida. Dinding sel terdiri dari berbagai bahan seperti
karbohidrat, protein, dan beberapa garam anorganik serta berbagai asam amino.
Fungsi Dinding sel Fungsi dinding sel yaitu sebagai pelindung, mengatur pertukaran zat dan
reproduksi. Sedangkan membran dalam merupakan bagian penutup yang paling dalam. Membran
plasma bakteri mengadung enzim oksida dan respirasi. Fungsinya serupa dengan fungsi
mitokondria pada sel eukariotik. Pada beberapa daerah membran plasma membentuk lipatan ke
arah dalam disebut mesosom. Fungsi mesosom yaitu untuk respirasi dan sekresi dan menerima
DNA pada saat konyugasi. Beberapa bakteri memiliki alat gerak berupa flagel. Beberapa bakteri
lainnya mengandung villi yang berfungsi untuk melekatkan diri. Sitoplasma merupakan bagian
dalam sel bakteri. Sitoplasma berbentuk koloid yang agak padat yang mengandung butiran-
butiran protein, glikogen, lemak dan berbagai jenis bahan lainnya. Pada sitoplasma sel bakteri
tidak ditemukan organel-organel yang memiliki sistem endomembran seperti badan Golgi,
retikulum endoplasma (RE), kloroplas, mitokondria, badan mikro, dan lisosom. Sedangkan
ribosom banyak ditemukan pada sitoplasma bakteri. bakteri gram positif dan gram negatif.
Struktur dinding bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif. Bandingkan komponen
utama dinding sel kedua jenis bakteri, bagaimana letak peptidoglikan pada kedua bakteri
tersebut. Peptidoglikan inilah yang membedakan hasil pewarnaan Gram yang berbeda pada
kedua bakteri tersebut. (Sumber : Campbell et al., 2000)
Tipe sel eukariotik pada tumbuhan sedikit berbeda dengan pada hewan. Pada sel hewan, pada
bagian luar sel tidak ditemukan adanya dinding sel, sebaliknya pada tumbuhan dan jamur
ditemukan adanya dinding sel. Walaupun demikian dinding sel tumbuhan dan sel jamur secara
kimiawi berbeda penyusunnya. Pada jamur didominasi oleh chitin sedangkan pada tumbuhan
selulosa. Pada tumbuhan ditemukan adanya organel kloroplas sedangkan pada jamur dan hewan
tidak ditemukan. Selain perbedaan tersebut pada dasarnya baik sel hewan, tumbuhan, dan jamur
memiliki struktur yang serupa.
Membran sel Membran Sel tersusun oleh lipoprotein. . Membran sel membatasi segala
kegiatan yang terjadi di dalam sel sehingga tidak mudah terganggu oleh pengaruh dari luar
J. Rangka Sitosol
berfungsi menjaga bentuk sel dan memungkinkan adanya pergerakan sel dan molekul-
molekul didalam sel.
DNA ini dirancang untuk melayani fungsinya. Salah satu fungsi penting dari DNA
adalah Replikasi – struktur heliks ganda molekul DNA memungkinkan pemisahan
helai untuk dapat mengikat dengan yang baru berkembang molekul DNA. Double
helix dapat melahirkan jumlah yang tak terbatas dari molekul DNA selama
proses replikasi berlangsung.
Molekul DNA terdiri dari subunit yang mengandung gula dan gugus
fosfat. Selain itu, ada empat basa nitrogen yang memungkinkan untuk molekul
yang akan diatur dalam cara dimana kode terbentuk.
RNA adalah asam nukleat yang terdiri dari rantai panjang unit nukleotida. Seperti
molekul DNA, setiap nukleotida terdiri dari basa nitrogen, gula dan fosfat.
Jenis RNA
Tampaknya seperti tangga bengkok. Dalam RNA tampak seperti benang spiral
struktur dengan anak tangga diwakili oleh dengan basa mencuat menuju
Penampila empat huruf alfabet DNA. Spiral ini juga pusat. RNA ini juga terdiri dari gula,
Penemuan DNA dan RNA menjadi tonggak penting dalam sejarah manusia, tetapi
ada lebih banyak untuk belajar tentang mereka karena mereka sangat teknis di
alam. Semua kita tahu sekarang adalah DNA dan RNA yang membuat setiap
organisme hidup akan sama, tetapi pada saat yang sama, mereka juga membuat
kita unik dari satu sama lain.
Pengertian Bioteknologi
Secara harfiah, pengertian bioteknologi terdiri atas 2 kata yaitu bio (yang berarti hidup)
dan teknologi(yang berarti ilmu terapan). Dari 2 asal kata tersebut, pengertian bioteknologi dapat diartikan
sebagai suatu ilmu terapan atau teknologi yang menggunakan atau memanfaatkan mahluk hidup sebagai
komponen utama dalam pembuatan produk baik dalam bentuk barang maupun jasa yang berguna bagi
kehidupan manusia.
Sejalan dengan pengertian di atas, bioteknologi menurut Wikipedia juga diartikan sebagai salah
satu cabang ilmu biologi yang mempelajari tentang pemanfaatan makhluk hidup (virus, fungi, bakteri, dan
lain-lain) atau produk yang dihasilkan dari makhluk hidup (seperti enzim maupun alkohol) dalam kegiatan
produksi barang dan jasa yang dibutuhkan manusia.
Adapun dalam kehidupan sehari-hari, kita sebetulnya juga telah akrab dengan penggunaan
bioteknologi. Tempe dan oncom, tape, keju, yogurt, dan kecap merupakan beberapa contoh penerapan
bioteknologi tradisional yang sering kita temui selama ini. Terlepas dari contoh tersebut, ternyata masih
banyak contoh-contoh penerapan bioteknologi yang mungkin belum kita ketahui. Contoh-contoh
penerapan bioteknologi tersebut terbagi menjadi 2 macam, yaitu contoh penerapan bioteknologi
konvensional (tradisional) serta penerapan bioteknologi modern.
Bioteknologi konvensional atau biasa juga disebut bioteknologi tradisional adalah suatu penerapan
bioteknologi yang telah digunakan sejak ilmu pengetahuan masih belum berkembang pesat,
penggunaannya terbatas pada peran organisme melalui teknik fermentasi yang terjadi dalam skala kecil,
dan prosesnya masih sangat sederhana. Adapun beberapa contoh penerapan bioteknologi konvensional
dapat kita temui dalam proses pembuatan bahan pangan yang menerapkan teknik fermentasi seperti
tape, anggur, tempe, oncom, kecap, tauco, dan lain sebagainya. Untuk contoh bioteknologi konvensional
secara lebih lengkap, Anda dapat mengunjungi artikel ini.
Berbeda dengan bioteknologi konvensional atau tradisional yang umumnya masih menggunakan alat
dan cara kerja yang sederhana, pengertian bioteknologi modern dianggap sebagai suatu terobosan baru
dalam perkembangan ilmu biologi. Bioteknologi modern adalah penerapan bioteknologi yang telah
menggunakan alat dan cara kerja yang canggih, dilakukan dalam keadaan bersih dan steril, kualitas
produk lebih baik, dan kuantitas hasil produk yang dibuat lebih banyak.
Adapun dalam jenis bioteknologi ini, penerapan tidak hanya mengandalkan kerja mikroba melalui
fermentasi, melainkan sudah bermain di ranah manipulasi terhadap susunan genetis mikroba yang
digunakan, misalnya melalui penyusupan gen. Beberapa contoh penerapan bioteknologi modern antara
lain kultur jaringan, pemuliaan tanaman melalui rekayasa transgenik, produksi obat-obatan antibiotik, dan
lain sebagainya.
Senyawa kompleks yang disentetis organisme adalah senyawa organik atau senyawa hidrokarbon
yang dapat disusun oleh organisme autotrof sedangkan senyawa organik yang disintetis dengan
menggunakan energi cahaya disebut dengan fotoautotrof. Jika menyintetis senyawa organik tersebut
memerlukan energi kimia disebut dengan kemoautotrof.
Katabolisme adalah proses pemecahan atau penguraian senyawa kompleks ke senyawa yang
lebih sederhana dengan menghasilkan energi yang dapat digunakan oleh organisme dalam
beraktivitas. Senyawa organik menyimpan energi dalam sebuah rangkaian atom-atom. Dengan
bantuan enzim, sel secara teratur memecah molekul-molekul yang lebih sederhana dengan ukuran
energi yang lebih kecil. Terdapat dua cara bagi organisme dalam menghasilkan energi antara lain
sebagai berikut...
1. Respirasi seluler adalah menggunakan oksigen sebagai bahan bakar organik. Keseluruhan proses
berlangsungnya respirasi seluler adalah sebagai berikut..
2. Fermentasi atau respirasi anaerob adalah proses pemecahan molekul yang berlangsung tanpa
dengan menggunakan oksigen.
Contoh Reaksi Katabolisme adalah pengubahan glukosa menjadi CO2 dan H2O dalam respirasi
aerob yang berlangsung dalam sel. Dalam pemecahan glukosa diperlukan oksigen dan membebaskan
sejumlah energi. Energi tersebut kemudian yang digunakan untuk berbagai aktivitas.
Dari hasil uraian diatas, disimpulkan bahwa reaksi anabolisme terjadi penyimpanan energi.
Sehingga, anabolisme merupakan reaksi endergonik. Reaksi endergonik adalah reaksi yang
membutuhkan energi. Jika reaksinya memerlukan energi dalam bentuk yang panas, reaksi tersebut
dinamakan dengan reaksi endotern. Sebaliknya dengan katabolisme, katabolisme adalah reaksi yang
membebaskan energi. Jadi, reaksinya bersifat eksorgenik. Jika reaksi membebaskan energi dalam
bentuk panas, maka reaksi tersebut dinamakan dengan reaksieksotern.
14.Pembelahan sel
Kemudian bisa juga karena DNA yang tersimpan di dalam ruang lingkupnya sel
relative lebih kecil jika dibandingkan dengan DNA pada sel eukariotik. Bentuk
sirkuler merupakan bentuk dari DNA prokariotik sehingga pada DNA tidak perlu
digabungkan menjadi kelompok dari kromosom-kromosom sebelum terjadinya suatu
proses pembelahan sel-sel.
Dengan kata lain, pembelahan mitosis menghasilkan dua sel anakan identik.
Pada proses pembelahan secara mitosis dapat terjadi selama proses perkembangan,
pertumbuhan dan juga reproduksi aseksual (reproduksi yang menghasilkan
keturunan dari orang tua tunggal). Jika pada makhluk hidup seperti hewan dan
manusia, proses pembelahan sel secara mitosis dapat terjadi pada sel meristem
somatis yang dapat diartikan sebagai sel tubuh yang masih muda yang masih
mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan.
Sebagai contoh zigot, zigot adalah hasil dari sel telur yang telah dibuahi oleh
sperma. Disini Zigot dapat melakukan proses pembelahan yang dilakukan beberapa
kali secara mitosis guna melakukan peranannya dalam proses pembentukan suatu
embrio. Jika pembelahan pada tumbuhan yang memiliki bunga, perkembangan dan
pertumbuhan paling besar dapat terjadi pada bagian-bagian yakni pada bagian ujung
akar dan bagian ujung tunas batang. Jadi pembelahan sel secara mitosis pada
tumbuhan yang memiliki bunga dapat terjadi pada sel-sel meristem di kedua bagian
tempat tersebut.
Fase Mitosis
Fase mitosis adalah fase yang terjadi pembelahan yang tidak di awali dengan
interfase akan tetapi interfase ini merupakan salah satu fase dari mitosis dengan
meitosis yang berkelanjutan. Sehingga antara mitosis dengan mitosis yang lainnya
bisa terjadi interfase. Sehingga perlu diketahui juga bahwa dimana pada interfase ini
sel akan melakukan beberapa persiapan yang akan di gunakan untuk mitosis
selanjutnya. Pembelahan sel mitosis ini di bagi menjadi 2 fase yaitu :
1. Fase Kariokinesis
Definisi dari kariokinesis adalah suatu tahapan pada proses pembelahan inti sel.
Berikut penjelasan mengenai tahapan dari fase yang lebih rinci dan detail sebagai
berikut :
Profase
Pada tahapan ini, DNA akan mulai digabungkan / dikemas menjadi kromosom.
Definisi dari kromosom adalah sebagai suatu struktur-struktur paling padat dari
gabungan / kemasan DNA. DNA sendiri, harus digabung / dikemas ke dalam suatu
kromosom. Definisi dari profase adalah sebagai tahapan-tahapan yang paling lama
terjadi dalam proses pembelahan sel secara mitosis.
Jika pada tahapan di sel tumbuhan, tidak mempunyai bagian sentriol dan
bagian dari benang-benang spindel yang akan terbentuk tanpa terjadi
pengikatan pada pada sentriol. Sedangkan pada tahapan-tahapan profase akhir,
masing-masing dari kromosom sendiri akan mulai terlihat yang terdiri dari dua
bagian kromatid yang mengalami proses pengikatan pada sentromer. Kemudian
proses selanjutnya, bagian dari nucleolus akan menghilang dan bagian dari membran
nucleus akan mengalami kehancuran. Pada tahapan-tahapan ini, bagian kromosom
bergerak sangat bebas di dalam bagian-bagian sitoplasma.
Metafase
Anafase
Definis dari anafase adalah sebagai tahapan-tahapan yang singkat dalam proses
pembelahan sel secara mitosis. Dalam tahapan-tahapan ini, pada masing-masing
sentromer akan melakukan pengikatan pada kromatid yang sedang membelah
secara bersamaan. Kromatid akan mengalami pergerakan menuju bagian kutub
untuk pembelahan.
Telofase
Pada tahapan-tahapan ini, bagian dari membran inti akan mulai terbentuk dan
pada nucleolus akan kembali muncul. Pada bagian kromosom akan melalui proses
pembentukan benang-benang yang bernama benang kromatin. Selanjutnya, tahapan-
tahapan pada telofase berakhir dengan terjadinya proses pembelahan
pada sitoplasma. Proses ini sering disebut dengan sitokinesis.
2. Fase Sitokinesis
Pada tahap ini akan terjadi proses pembelahan sel pada sitoplasma yang
akan diikuti dengan suatu proses pembentukan sekat-sekat pada sel yang baru.
Sekat-sekat ini akan memisahkan bagian antara dua inti tersebut yang kemudian
akan menjadi dua sel anakan. Pada sel hewan sendiri, tahapan-tahapan sitokinesis
akan dimulai pada saat tahapan telofase berakhir. Sedangkan pada sel
tumbuhan mempunyai bagian dinding sel keras. Maka dari itu, tahapan sitokinesis
pada sel tumbuhan berbeda dengan tahapan sitokinesis pada sel hewan. (baca
juga : Fungsi Enzim Renin)
Proses ini terjadi pada saat pembentukan sel gamet yang prosesnya terjadi pada
bagian organ reproduktif. Pada makhluk hidup seperti halnya hewan dan manusia,
sperma yang bersifat haploid akan dihasilkan di bagian dalam testis dan sel telur
yang bersifat haploid yang akan dihasilkan di bagian dalam ovarium.
Sedangkan pada tumbuhan yang memiliki bunga, sel gamet akan dihasilkan di
bagian dalam putik dan dari benang sari yang melalui proses pembelahan sel secara
meiosis. Tujuan Meiosis adalah sebagai penghasil gamet yang secara genetik hanya
mempunyai setengah dari induknya sendiri, dampaknya akan menyebabkan adanya
berbagai macam variasi genetik.
Tahap Meiosis I
Interfase
Profase I
Metafase I
Anafase I
Telofase l
Sitokinesis I
Tahap Meiosis II
Interfase
Profase II
Metafase II
Telofase II
Sitokinesis II
15.Sintesis protein
Sintesis protein adalah proses dimana asam amino secara linear diatur
menjadi protein melalui keterlibatan RNA ribosom, RNA transfer, RNA, dan
berbagai enzim. Sintesis protein adalah proses dimana sel-sel individual
disusun membentuk protein.
Setelah untai RNA telah dibuat dalam inti, disebut RNA (mRNA). mRNA
keluar dari nukleus melalui lubang kecil yang disebut pori-pori nuklir, dan
bergerak ke area yang lebih besar dari sel, yang dikenal sebagai sitoplasma.
Setelah keluar dari inti, mRNA ditarik menuju struktur yang dikenal sebagai
ribosom, yang berfungsi sebagai stasiun kerja sel untuk sintesis protein.
Pada titik ini, hanya satu sub-unit ribosom yang hadir.
Ketika untai kedua dari tRNA di tempat dengan asam amino, dua asam
amino mengikat bersama-sama dengan bantuan dari ribosom, serta energi
sel dalam bentuk adenosin trifosfat (ATP). Urutan ini berulang, dan rantai
asam amino tumbuh lagi. Ketika asam amino semuanya telah ditempatkan
dalam urutan yang benar, rantai dilipatan ke dalam bentuk tiga dimensi.
Ketika ini terjadi, protein selesai.
Setelah protein telah berhasil dibuat, dua sub-unit ribosom terpisah, akan
bergabung lagi untuk digunakan nanti. Proses sintesis protein terjadi di
berbagai ribosom seluruh sel. Sebuah sel yang beroperasi secara efisien
dapat mensintesis ratusan protein setiap detik.
Peran sentral dari RNA dalam sintesis protein diilustrasikan oleh fakta
bahwa banyak antibiotik digunakan untuk melawan infeksi dengan mengikat
RNA ribosom bakteri dan menghambat produksi protein seluler. Hal ini untuk
mencegah bakteri tumbuh. Kesalahan dalam produksi atau urutan komponen
RNA dari mesin sintesis protein juga dapat menyebabkan penyakit pada
manusia, termasuk, anemia Diamond Blackfan, yang disebabkan oleh cacat
dalam produksi ribosom, Dyskeratosis congenita, disebabkan oleh cacat
dalam struktur RNA ribosom, dan beberapa bentuk diabetes, miopati dan
ensefalopati akibat mutasi pada RNA transfer.
16.Asal-usul kehidupan
Teori Abiogenesis
Teori yang dikemukakan Aristoteles ini menyatakan bahwa makhluk hidup
tercipta dari benda tak hidup yang berlangsung secara spontan (generatio
spontanea). Misalnya cacing dari tanah, ikan dari lumpur, dan sebagainya. Teori
ini dianut oleh banyak orang selama beberapa abad.
Aristoteles (384-322 SM), adalah seorang filsuf dan tokoh ilmu pengetahuan
Yunani Kuno. Sebenarnya dia mengetahui bahwa telur-telur belut yang menetas
akan menjadi belut yang sifatnya sama seperti induknya. Telur-telur tersebut
merupakan hasil perkawinan dari induk-induk ikan. Walau demikian, Aristoteles
berkeyakinan bahwa ada belut yang berasal dari Lumpur.
Teori Biogenesis
Teori ini bertentangan dengan teori abiogenesis, karena menganggap
bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup yang sudah ada sebelumnya.
Tiga tokoh terkenal pendukung teori ini adalah Francesco Redi, Lazzaro
Spallanzani, dan Louis Pasteur.
1. Francesco Redi
Redi merupakan orang pertama yang melakukan eksperimen untuk
membantah teori abiogenesis. Dia melakukan percobaan dengan menggunakan
bahan daging segar yang ditempatkan dalam labu dan diberi perlakuan
tertentu.
Labu I : diisi daging segar dan dibiarkan terbuka
Labu II : diisi daging segar dan ditutup dengan kain kasa
Labu III : diisi daging segar dan ditutup rapat
Ketiga labu diletakkan di tempat yang sama selama beberapa hari. Hasilnya
adalah sebagai berikut:
Labu I : dagingnya busuk, banyak terdapat belatung
Labu II : dagingnya busuk, terdapat sedikit belatung
Labu III : dagingnya tidak busuk, tidak terdapat belatung
Menurut Redi belatung yang terdapat pada daging berasal dari telur lalat.
Labu ke III tidak terdapat belatung karena tertutup rapat sehingga lalat tidak
bisa masuk. Sayangnya, meskipun tertutup rapat ternyata pada labu tersebut
bisa muncul belatung. Ini disebabkan karena Redi tidak melakukan sterilisasi
daging pada disain percobaannya.
2. Lazzaro Spallanzani
Spallanzani juga melakukan percobaan untuk membantah teori abiogenesis,
tetapi menggunakan bahan kaldu. Disainnya sebagai berikut:
Labu I : diisi kaldu lalu dipanaskan dan dibiarkan terbuka
Labu II : diisi kaldu, lalu ditutup dengan gabus yang disegel dengan lilin,
kemudian dipanaskan
Setelah dingin kedua labu diletakkan di tempat yang sama. Beberapa hari
kemudian hasilnya sebagai berikut.
Labu I : berubah busuk dan keruh, banyak mengandung mikroba
(bakteri)
Labu II : tetap jernih, tidak mengandung mikroba
Menurut Spallanzani mikroba yang tumbuh dan menyebabkan busuknya
kaldu berasal dari mikroba yang beraada di udara. Pendukung paham
abiogenesis keberatan dengan disain Spallanzani karena menurut anggapan
mereka, labu yang tertutup menyebabkan gaya hidup (elan vital) dari udara
tidak dapat masuk, sehingga tidak memungkinkan munculnya makhluk hidup
(mikroba).
3. Louise Pasteur
Pasteur menyempurnakan percobaan Redi dan Spallanzani. Ia menggunakan
kaldu dalam labu yang disumbat dengan gabus. Selanjutnya gabus tersebut
ditembus dengan pipa berbentuk leher angsa (huruf S), kemudian dipanaskan.
Setelah dingin dibiarkan beberapa hari kemudian diamati. Ternyata air kaldu
tetap jernih dan tidak ditemukan mikroba.
Disain pipa yang berbentuk leher angsa tersebut memungkinkan masuknya
gaya hidup dari udara, tetapi ternyata tidak didapati makhluk hidup dalam
kaldu. Menurut Pasteur, mikroorganisme yang tumbuh dalam kaldu berasal dari
udara. Mereka tidak bisa masuk karena terhambat oleh bentuk pipa. Hal ini bisa
dibuktikan bila labu dimiringkan sedemikian rupa sehingga kaldu mengalir
melalui pipa dan menyentuh ujung pipa, ternyata beberapa hari kemudian
menyebabkan busuknya kaldu.
Dengan demikian Pasteur telah membuktikan bahwa teori biogenesislah yang
benar. Muncullah ungkapan :
“ omne vivum ex ovo, omne ovum ex vivo, omne vivum ex vivo”
yang artinya: makhluk hidup berasal dari telur, telur berasal dari makhluk hidup,
makhluk hidup berasal dari makhluk hidup.
Teori Evolusi Organik
Louise Pasteur berhasil menumbangkan teori abiogenesis dan mengukuhkan
teori biogenesis. Tetapi ia belum berhasil menjelaskan kapan dan
darimana sel yang pertamakali terbentuk. Para ahli seperti Alexander
Ivanovich Oparin dari Rusia, Harold Urey dan Stanley Miller dari Amerika
yang pertamakali mengajukan hipotesa tentang terbentuknya sel hidup yang
pertama berdasarkan konsep biologi modern, terutama biokimia.
Mengenai teori terbentuknya bumi dan planet-planet lain ada dua teori yang
terkenal yaitu teori kabut asal (nebula) dan teori dentuman besar (big
bang).Teori nebula menyatakan bahwa bermilyar tahun yang lalu bintang-
bintang di angkasa yang tidak stabil meledak. Debu dan gas hasil ledakan ini
lalu membentuk kabut yang disebut kabut asal (nebula). Kabut asal kemudian
memadat lalu meledak, menghasilkan bintang dan planet baru termasuk bumi.
Bumi pada mulanya diperkirakan berupa gumpalan gas dan debu yang
tersusun dari berbagai unsur seperti oksigen, nitrogen, karbon, silikon, besi,
nikel, dan aluminium. Unsur-unsur tersebut kemudian mencair. Unsur yang lebih
berat mengendap dan yang ringan akan membentuk atmosfir. Kondisi saat itu
diperkirakan amat panas dengan suhu 4000 C – 8000 C. Ketika mulai
0 0
mendingin, karbon dan beberapa logam mengembun dan membentuk inti bumi,
sedangkan permukaannya mungkin gersang, tandus, dan tidak datar. Oleh
kegiatan vulkanik permukaan bumi yang masih lunak itu bergerak dan berkerut
terus menerus, dan ketika mendingin kulit bumi tampak berlipat dan pecah.
Keadaan atmosfer juga berbeda dengan keadaan atmosfer sekarang. Gas ringan
seperti hidrogen, helium, nitrogen, oksigen, dan argon lepas meninggalkan bumi
karena medan gravitasi bumi yang sebagian mengembun itu tidak dapat
menahan gas tersebut. Namun senyawa sederhana yang mengandung unsur
tersebut di atas ditahan, seperti air dalam bentuk uap, amonia, hidrogen, dan
metana. Ketika suhu turun di bawah 100 C berlangsunglah proses pendinginan,
0
air di atmosfer mengembun dan hujan turun, akhirnya terbentuklah sungai yang
mengandung mineral yang larut dari lapisan bumi menuju ke laut.
17.Mutasi gen
Mutasi berasal dari kata Mutatus (bahasa latin) yang artinya adalah perubahan. mutasi didefenisikan
sebagai perubahan materi genetic (DNA) yang dapat diwariskan secara genetis keketurunannya.
Istilah mutasi petama kali digunakan oleh Hugo de Vries, untuk mengemukakan adanya
perubahan fenotipe yang mendadak pada bunga Oenothera lamarckiana dan bersifat menurun.
Ternyata perubahan tersebut terjadi karena adanya penyimpangan dari kromosomnya. Seth wright juga
melaporkan peristiwa mutasi pada domba jenis Ancon yang berkaki pendek dan bersifat menurun.
Penelitian ilmiah tentang mutasi dilakukan pula oleh Morgan (1910) dengan menggunakan Drosophila
melanogaster (lalat buah). Akhirnya murid Morgan yang bernama Herman Yoseph Muller berhasil dalam
percobaannya terhadap lalat buah, yaitu menemukan mutasi buatan dengan menggunakan sinar X
(Anonim, 2009).
Mutasi adalah perubahan pada materi genetik suatu makhluk yang terjadi secara tiba-tiba, acak, dan
merupakan dasar bagi sumber variasi organisme hidup yang bersifat terwariskan (heritable). Mutasi juga
dapat diartikan sebagai perubahan struktural atau komposisi genom suatu jasad yang dapat terjadi
karena faktor luar (mutagen) atau karena kesalahan replikasi. Peristiwa terjadinya mutasi disebut
mutagenesis. Makhluk hidup yang mengalami mutasi disebut mutan dan factor penyebab mutasi disebut
mutagen (mutagenic agent). Perubahan urutan nukleotida yang menyebabkan protein yang dihasilkan
tidak dapat berfungsi baik dalam sel dan sel tidak mampu mentolerir inaktifnya protein tersebut, maka
akan menyebabkan kematian (lethal mutation).
Mutasi dapat mempengaruhi DNA maupun kromosom. DNA dapat dipengaruhi pada saat sintesis
DNA (replikasi). Pada saat tersebut factor mutagenic mempengarugi pasangan basa nukleutida sehingga
tidak berpasangan dengan basa nukleutida yang seharusnya (mismatch). Misalnya triplet DNA cetakan
adalah TTA. Namun karena adanya mutagen menyebabkan DNA polymerase memasangkan A dengan C,
bukan dengan T .
18.Teori evolusi
Evolusi (dalam kajian biologi) berarti perubahan pada sifat-sifat terwariskan suatu
populasi organisme dari satu generasi ke generasi berikutnya. Perubahan-perubahan ini
disebabkan oleh kombinasi tiga proses utama: variasi, reproduksi, dan seleksi. Sifat-sifat yang
menjadi dasar evolusi ini dibawa oleh gen yang diwariskan kepada keturunan suatu makhluk
hidup dan menjadi bervariasi dalam suatu populasi. Ketika organisme bereproduksi,
keturunannya akan mempunyai sifat-sifat yang baru. Sifat baru dapat diperoleh dari perubahan
gen akibat mutasi ataupun transfer gen antar populasi dan antar spesies. Pada spesies yang
bereproduksi secara seksual, kombinasi gen yang baru juga dihasilkan oleh rekombinasi
genetika, yang dapat meningkatkan variasi antara organisme. Evolusi terjadi ketika perbedaan-
perbedaan terwariskan ini menjadi lebih umum atau langka dalam suatu populasi.
Evolusi didorong oleh dua mekanisme utama, yaitu seleksi alam dan hanyutan genetik.
Seleksi alam merupakan sebuah proses yang menyebabkan sifat terwaris yang berguna untuk
keberlangsungan hidup dan reproduksi organisme menjadi lebih umum dalam suatu populasi -
dan sebaliknya, sifat yang merugikan menjadi lebih berkurang. Hal ini terjadi karena individu
dengan sifat-sifat yang menguntungkan lebih berpeluang besar bereproduksi, sehingga lebih
banyak individu pada generasi selanjutnya yang mewarisi sifat-sifat yang menguntungkan ini. [1][2]
Setelah beberapa generasi, adaptasi terjadi melalui kombinasi perubahan kecil sifat yang terjadi
secara terus menerus dan acak ini dengan seleksi alam.[3] Sementara itu, hanyutan genetik
(Bahasa Inggris: Genetic Drift) merupakan sebuah proses bebas yang menghasilkan perubahan
acak pada frekuensi sifat suatu populasi. Hanyutan genetik dihasilkan oleh probabilitas apakah
suatu sifat akan diwariskan ketika suatu individu bertahan hidup dan bereproduksi.
19.Hukum mendel
Perkawinan akan menghasilkan keturunan yang mempunyai bentuk fisik dan
sifat yang mirip dengan orang tua mereka. Hal ini terjadi karena sifat yang terdapat
pada gen dalam nukleus sel sperma akan bergabung dengan gen dalam nukleus sel
telur. Dari perkawinan itu akan menghasilkan suatu individu yang di dalamnya terdapat
gabungan dari sifat-sifat gen tersebut. Pelajaran ini akan menjelaskan pola
pengendalian sifat keturunan pada makhluk hidup.
Kita telah mengetahui bahwa gen yang terdapat pada kromosom di dalam
nukleus merupakan pengendali faktor keturunan pada makhluk hidup. Gen berfungsi
menyampaikan informasi genetik kepada generasi berikutnya. Oleh karena itu, setiap
keturunan akan mempunyai fenotip maupun genotip yang hampir sama atau hasil
campuran sifat-sifat induknya. Sifat yang dapat diamati disebut fenotip, misal warna,
bentuk, ukuran, dan sebagainya. Sifat yang tidak dapat diamati disebut genotip berupa
susunan genetik suatu individu.
Faktor determinan (gen) disimbolkan oleh sebuah huruf. Huruf yang umum
digunakan adalah huruf pertama dari suatu sifat. Contoh R merupakan gen yang
menentukan warna merah (R dari kata rubra artinya merah) dan r adalah gen yang
menentukan warna putih (alba). R ditulis dengan huruf besar karena warna merah yang
dibawa oleh gen R bersifat dominan terhadap warna putih yang dibawa gen r. Sifat
dominan mengalahkan sifat resesif.
Genotip suatu individu biasanya bersifat diploid (2n) sehingga diberi simbol
dengan dua huruf yang sama. Sifat suatu individu yang genotipnya terdiri atas gen-gen
yang sama dari tiap jenis gen misalnya RR, rr, AABB, aabb disebut homozigot. Sifat
suatu individu yang genotipnya terdiri atas gen-gen yang berlainan dari tiap jenis gen
disebut heterozigot, misalnya Rr, AaBb, dan sebagainya.
a. Hukum Mendel I
Hukum Mendel I diperoleh dari hasil perkawinan monohibrid, yaitu persilangan
dengan satu sifat beda. Mendel melakukan persilangan antara tanaman ercis biji bulat
dengan tanaman ercis biji berkerut (perhatikan Gambar 5.3). Hasilnya semua
keturunan F1 berupa tanaman ercis biji bulat. Selanjutnya dilakukan persilangan
antarketurunan F1 untuk mendapatkan keturunan F2. Pada keturunan F2 didapatkan
perbandingan fenotip kira-kira 3 biji bulat : 1 biji berkerut.
b. Hukum Mendel II
Tahun 1910 T.H. Morgan, seorang sarjana Amerika dapat memecahkan misteri tersebut.
Morgan menemukan bahwa kromosom mengandung banyak gen dan mekanisme pewarisannya
menyimpang dari Hukum II Mendel. Pada lalat buah, sampai saat ini telah diketahui kira-kira ada
5.000 gen, sedangkan lalat buah hanya memiliki 4 pasang kromosom saja.
Berarti, pada sebuah kromosom tidak terdapat sebuah gen saja, melainkan puluhan bahkan
ratusan gen. Pada umumnya, gen memiliki pekerjaan sendiri-sendiri untuk menumbuhkan sifat,
tetapi ada beberapa gen yang berinteraksi atau dipengaruhi oleh gen lain untuk menumbuhkan sifat.
Gen tersebut mungkin terdapat pada kromosom yang sama atau pada kromosom yang berbeda.
Berdasarkan hasil persilangan tersebut, kita mendapatkan rasio fenotipe sebagai berikut:
9 Walnut : 3 Ros : 3 Pea : 1 Singel
Berbeda dengan persilangan yang dilakukan oleh Mendel dengan kacang ercisnya maka sifat
dua buah bentuk jengger dalam satu ayam sangatlah ganjil. Dengan adanya interaksi antara dua gen
dominan dan gen resesif seluruhnya akan menghasilkan variasi fenotipe baru, yakni ros dan pea.
Gen dominan R yang berinteraksi dengan gen resesif P akan menghasil- kan bentuk jengger ros dan
gen resesif r yang bertemu dengan gen dominan
P akan menghasilkan bentuk jengger pea. Perbedaan bentuk jengger ayam ini dinamakan dengan
atavisme.
Contoh:
Diadakan penyilangan antara ayam berpial pea dan ayam berpial ros. Anak ayam keturunan F1 ada
yang berpial tunggal. Dari hasil penyilangan ini, bagaimanakah genotipe kedua parentalnya?
Jawab
Diketahui bahwa rrP = pial pea, Rpp = pial ros, RP = pial walnut, dan rrpp = pial singel.
Jadi, genotipe parental yang akan menghasilkan salah satu keturunan berpial tunggal adalah rrPp ×
Rrpp.
b. Kriptomeri
Salah satu penyimpangan dari hukum Mendel adalah adanya kriptomeri, yaitu gen dengan sifat
dominan yang hanya akan muncul jika hadir bersama dengan gen dominan lainnya. Peristiwa ini
pertama kali diamati oleh Correns pada saat pertama kali mendapatkan hasil perbandingan
persilangan bunga Linaria maroccana dari galur alaminya yaitu warna merah dan putih. Hasil F1
dari persilangan tersebut ternyata menghasilkan bunga berwarna ungu seluruhnya.
Dari hasil persilangan antara generasi F1 berwarna ungu ini, dihasilkan
generasi Linaria maroccana dengan perbandingan F2 keseluruhan antara bunga warna ungu : merah
: putih adalah 9 : 3 : 4.
Setelah dilakukan penelitian, warna bunga merah ini disebabkan oleh antosianin, yakni suatu
pigmen yang berada dalam bunga. Bunga berwarna merah diidentifikasi sebagai bunga yang tidak
memiliki antosianin. Dari penelitian lebih jauh, ternyata warna merah disebabkan oleh antosianin
yang hadir dalam kondisi sel yang asam dan jika hadir dalam kondisi basa akan dihasilkan bunga
dengan warna ungu. Bunga tanpa antosianin akan tetap berwarna putih jika hadir dalam kondisi
asam ataupun basa. Bunga merah ini bersifat dominan terhadap bunga putih yang tidak
berantosianin.
Jika kita misalkan bunga dengan antosianin adalah A dan bunga tanpa antosianin adalah a,
sedangkan pengendali sifat sitoplasma basa adalah B dan pengendali sitoplasma bersuasana asam
adalah b, persilangan antara bunga putih dengan bunga merah hingga dihasilkan keturunan kedua
c. Polimeri
Salah satu tujuan dari persilangan adalah menghasilkan varietas yang diinginkan atau hadirnya
varietas baru. Dari persilangan yang dilakukan oleh Nelson Ehle pada gandum dengan warna biji
merah dengan putih, ia menemukan variasi warna merah yang dihasilkan pada keturunannya.
Peristi wa ini mirip dengan persilangan dihibrid tidak dominan sempurna yang menghasilkan
warna peralihan seperti merah muda. Hanya saja, warna yang dihasilkan ini tidak hanya dikontrol
oleh satu pasang gen saja, melainkan oleh dua gen yang berbeda lokus, namun masih memengaruhi
terhadap sifat yang sama. Peristiwa ini dinamakan dengan polimeri.
Pada contoh kasus persilangan antara biji gandum berwarna merah dengan
biji gandum berwarna putih dapat Anda perhatikan pada bagan berikut.
Hasil persilangan di atas menghasilkan perbandingan fenotipe 15 kulit biji berwarna merah dan
hanya satu kulit biji berwarna putih. Warna merah dihasilkan oleh gen dominan yang terkandung di
dalam gandum tersebut, baik M1 maupun M2.
Pada kenyataannya, warna merah yang dihasilkan sangat bervariasi, mulai dari warna merah tua,
merah sedang, merah muda, hingga merah pudar mendekati putih. Semakin banyak gen dominan
yang menyusunnya, semakin merah juga warna kulit gandum tersebut.
Peristiwa polimeri ini melibatkan beberapa gen yang berada di dalam lokus berbeda namun
memengaruhi satu sifat yang sama. Pada kasus warna kulit biji gandum ini, efek dari hadirnya gen
dominan bersifat akumulatif terhadap penampakan warna merah. Jadi, semakin banyak gen
dominan pada organisme, akan semakin merah juga dihasilkan warna kulit biji gandumnya.
Pasangan gen yang menutup sifat lain tersebut dapat berupa gen resesif atau gen dominan. Apabila
pasangan gen dominan yang menyebabkan epistasis, prosesnya dinamakan dengan epistasis
dominan, sedangkan jika penyebabnya adalah pasangan gen resesif, prosesnya dinamakan dengan
epistasis resesif.
Peristiwa epistasis ini dapat ditemukan pada pembentukan warna biji tanaman sejenis gandum dan
pembentukan warna kulit labu (Cucurbita pepo). Pada pembentukan warna kulit biji gandum,
Nelson Ehle menyilangkan dua varietas gandum warna kulit biji hitam dengan warna kulit biji
kuning.
Nelson Ehle adalah seorang peneliti yang pertama kali mengamati pengaruh epistasis dan hipostatis
pada pembentukan warna kulit biji gandum. Hasil pengamatannya menunjukkan bahwa 100%
warna kulit biji yang dihasilkan adalah hitam.
Dari diagram tersebut dapat kita peroleh perbandingan fenotipenya, yaitu 12 hitam : 3 kuning : 1
putih.
Dapat dilihat pada persilangan ini, setiap kemunculan gen H dominan maka fenotipe yang
dihasilkannya adalah langsung warna biji hitam. Warna biji kuning hanya akan hadir apabila gen
dominan K bertemu dengan gen resesif h, sedangkan warna putih disebabkan oleh interaksi sesama
gen resesif. Dengan demikian, gen dominan H bersifat epistasis terhadap gen K sehingga peristiwa
ini dinamakan dengan epistasis dominan.
Peristiwa epistasis lainnya dapat ditemukan pada pembentukan warna rambut tikus. Warna
hitam pada rambut tikus disebabkan oleh adanya gen R dan C bersama, sedangkan warna krem
disebabkan oleh rr dan C. Apabila terdapat gen cc, akan dihasilkan warna albino. Perhatikan
diagram berikut.
Persilangan antartikus berwarna hitam homozigot dengan tikus berwarna albino menghasilkan
generasi pertama F1 tikus berwarna hitam semua.
Berdasarkan hasil persilangan kedua, ternyata dihasilkan rasio fenotipe 9 hitam : 3 krem : 4 albino
Kita dapat melihat, adanya gen resesif cc menyebabkan semua warna rambut tikus albino. Adapun
kombinansi gen dominan menyebabkan warna hitam. Hadirnya gen dominan C menyebabkan warna
rambut tikus krem.
e. Komplementer
Salah satu tipe interaksi gen-gen pada organisme adalah saling men- dukung munculnya suatu
fenotipe atau sifat. W. Bateson dan R.C. Punnet yang bekerja pada bunga Lathyrus adoratus
menemukan kenyataan ini.
Mereka melakukan persilangan sesama bunga putih dan menghasilkan keturunan F2 bunga berwana
ungu seluruhnya. Pada persilangan bunga-bunga berwarna ungu F2, ternyata dihasilkan bunga
dengan warna putih dalam jumlah yang banyak dan berbeda dengan perkiraan sebelumnya, baik
hukum Mendel atau sifat kriptomeri.
Penelitian lebih lanjut yang dilakukan oleh keduanya mengungkapkan ada dua gen yang berinteraksi
memengaruhi warna bunga, yakni gen yang mengontrol munculnya bahan pigmen (C) dan gen yang
mengaktifkan bahan tersebut (P). Jika keduanya tidak hadir bersamaan, tentu tidak saling
melengkapi antara sifat satu dengan yang lainnya dan menghasilkan bunga dengan warna putih
(tidak berpigmen). Apabila tidak ada bahan pigmen, tentu tidak akan muncul warna, meskipun ada
bahan pengaktif pigmennya.
Begitupun sebaliknya, apabila tidak ada pengaktif pigmen maka pigmen yang telah ada tidak akan
dimunculkan dan tetap menghasilkan bunga tanpa pigmen (berwarna putih). Persilangan yang
dilakukan oleh Bateson dan Punnet dapat diamati pada diagram berikut ini.
Sifat yang dihasilkan oleh interaksi gen yang saling melengkapi dan bekerja sama ini dinamakan
dengan komplementer. Ketidakhadiran sifat dominan pada suatu pasangan gen tidak akan
memunculkan sifat fenotipe dan hanya akan muncul apabila hadir bersama-sama dalam pasangan
gen dominannya.
Pindah silang
Proses pertukaran material antara kromosom homolog dan
menghasilkan gen rekombinan yang disebut pindah silang. Proses yang
menghasilkan gen rekombinan dengan pindah silang disebut ‘rekombinasi’.
Hal ini terjadi hanya selama profase dari meiosis I pembelahan meiosis.
Pindah silang dapat menghasilkan gamet dengan kombinasi gen yang sama
sekali berbeda tidak ditemukan dalam salah satu orangtua saja. Persentase
pindah silang bervariasi diantara organisme. Ketika dua gen yang terletak
sangat dekat pada kromosom yang sama, frekuensi pindah silang rendah.
Ketika mereka terpisah, persentase pindah silang sangat tinggi.
Sifat-sifat yang dimiliki orang tua diturunkan pada anaknya melalui pola pewarisan
tertentu. Salah satu metode mempelajari penurunan sifat manusia yang banyak
digunakan adalah dengan metode asal usul atau silsilah dalam bentuk pedigree (peta
silsilah).
Cacat dan penyakit menurun pada manusia dapat disebabkan oleh gen yang
terdapat pada autosom atau oleh gen yang terdapat pada kromosom seks (gonosom).
Ciri cacat atau penyakit menurun yaitu tidak menular, sulit atau bahkan tidak dapat
disembuhkan, tetapi dapat diusahakan agar tidak terjadi pada generasi berikutnya, dan
umumnya disebabkan oleh gen resesif.
Beberapa cacat dan kelainan menurun yang tidak terpaut kromosom seks atau bersifat
autosomal, antara lain albinisma, polidaktili, fenilketonuria, diabetes melitus,
thalassemia, dentinogenesis imperfecta, retinal aplasial, katarak, dan botak.
a. Albinisma
Albinisma mengakibatkan individu mengalami kelainan kulit tubuh yang disebut
albino. Albino merupakan kelainan genetika yang ditandai adanya abnormalitas
pigmentasi kulit dan organ tubuh lainnya serta penglihatan yang sangat peka terhadap
cahaya.
Abnormalitas pigmentasi ini terjadi karena tubuh tidak mampu mensintesis
enzim yang diperlukan untuk mengubah asam amino tirosin menjadi 3,4 dihidro
fenilalanin, yang selanjutnya akan diubah menjadi pigmen melanin. Akibatnya, rambut
dan kulitnya berwarna putih atau bule. Gen albino dikendalikan oleh gen resesif a dan
gen A menentukan sifat kulit normal. Penderita albino mempunyai genotip aa,
sedangkan orang normal mempunyai fenotip AA atau Aa.
1) Pria albino (aa) menikah dengan wanita normal homozigot (AA). Pada F1 dapat
dipastikan memiliki gen normal heterozigot (Aa)
c. Fenilketonuria (FKU)
Fenilketonuria adalah kelainan genetika karena tubuh tidak mampu melakukan
metabolisme fenilalanin. Akibatnya, fenilalanin tertimbun dalam darah dan dibuang
bersama urine. Penderita fenilketonuria mengalami keterbelakangan mental dan ber-IQ
rendah. Secara fisik penderita fenilketonuria bermata biru, berambut putih, dan
kulitnya mirip albino.
Fenilketonuria disebabkan oleh gen resesif ph, sedangkan gen Ph menentukan sifat
normal.
e. Thalassemia
Thalassemia merupakan kelainan genetika karena rendahnya
pembentukan hemoglobin. Hal ini mengakibatkan kemampuan eritrosit untuk
mengikat oksigen rendah. Thalassemia dikarenakan adanya kesalahan
transkripsi mRNA dalam menerjemahkan kodon untuk asam aminoglobin.
f. Dentinogenesis Imperfecta
Dentinogenesis imperfecta merupakan salah satu kelainan pada gigi, yaitu
keadaan tulang gigi berwarna putih seperti air susu. Kelainan itu disebabkan oleh
gen Dt, sedangkan gigi normal ditentukan oleh gen resesif dt. Penurunan sifat
atau kelainan tersebut dijelaskan dalam contoh berikut.
23.Petunjuk/bukti-bukti evolusi
Evolusi dapat diketahui dan dijelaskan melalui fakta sebagai petunjuk. Ada beberapa fakta yang dapat
digunakan sebagai petunjuk evolusi, antara lain seperti berikut.
1. Anatomi Perbandingan
Jika Anda membandingkan hewan mamalia satu dengan yang lain, mungkin Anda akan berpikir,
bahwa bagian-bagian tertentu pada tubuh setiap spesimen disusun menurut pola dasar yang sama dan
struktur yang sama, menurut pola dasar yang sama pula. Dapat kita katakan bahwa hanya ada satu cara
terbaik dalam menyusun organ tersebut dan cara itulah yang digunakan oleh Sang Pencipta, Tuhan Yang
Maha Esa. Organ-organ fungsional pada makhluk hidup dapat dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut.
a. Homologi
Homologi adalah dua organ yang mempunyai bentuk dan fungsi yang berbeda, tetapi kedua organ
tersebut memiliki bentuk dasar yang sama. Perbandingan organ-organ secara homologi dapat Anda lihat pada
Gambar di dibawah!
Homologi organ
b. Analogi
Analogi adalah dua organ yang mempunyai bentuk dasar yang berbeda, tetapi akibat peristiwa evolusi
konvergen menjadikan organ tersebut mempunyai fungsi yang sama. Agar lebih jelas dapat Anda lihat pada
Gambar berikut ini!
2. Embriologi Perbandingan
Embrio hewan-hewan dan manusia menunjukkan kecenderungan yang hampir sama. Perhatikan
Gambar berikut ini!
Perbandingan berbagai macam embrio vertebrata
Keterangan:
1. Ikan
2. Salamander
3. Kura-kura darat
4. Ayam
5. Kelinci
6. Manusia
2. Perkembangan juga dimulai dari yang umum, kemudian baru menuju perkembangan yang khusus.
3. Bentuk embrio dari berbagai makhluk hidup hampir serupa, tetapi pada tahap dewasa menunjukkan
perbedaan yang nyata.
3. Fisiologi Perbandingan
Pada umumnya ditemukan persamaan proses fisiologi antara berbagai makhluk hidup, misalnya
dalam hal sintesis protein, proses metabolisme, respirasi, ekskresi, dan lain-lain.
3. sisa sayap pada burung yang tidak berfungsi untuk terbang seperti burung pinguin, kasuari, dan
burung onta.
5. Petunjuk Palaentologi
Palaentologi merupakan ilmu yang mempelajari tentang fosil. Pada Tugas Kelompok, Anda akan
mendapatkan data tentang fosil-fosil yang terdapat di museum, misalnya Sangiran. Dari anggota tubuh
manakah fosil- fosil yang disimpan di Museum Sangiran itu? Fosil adalah sisa-sisa makhluk hidup yang telah
membatu. Sisa-sisa tersebut dapat berupa tulang, cangkang, gigi, jejak kaki, maupun bagian- bagian yang lain.
Contoh-contoh fosil yang pernah ditemukan dapat Anda lihat pada Gambar di bawah ini!
Fosil-fosil di atas dipelajari oleh para ilmuwan untuk dikaitkan dengan sejarah evolusi makhluk hidup. Jadi, fosil
adalah bukti terjadinya evolusi makhluk hidup.
c. Charles Darwin
Darwin berpendapat bahwa makhluk hidup yang terdapat pada lapisan bumi yang tua akan mengadakan
perubahan bentuk yang disesuaikan dengan lapisan bumi yang lebih muda sehingga pada lapisan bumi lebih
muda ditemukan fosil yang berbeda dengan lapisan bumi yang lebih tua. Dari beberapa pendapat tokoh-tokoh
evolusioner tersebut dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa pada masa lampau terdapat makhluk hidup yang
berbeda dengan makhluk hidup sekarang. Hal ini disebabkan karena adanya perbedaan di permukaan bumi
secara bertahap yang menyebabkan adanya perubahan pula pada makhluk hidup untuk menyesuaikan diri
dengan lingkungannya.
Penemuan berbagai macam fosil biasanya berupa bagian-bagian tubuh tertentu saja dan jarang ditemukan
dalam keadaan yang utuh. Hal itu disebabkan oleh faktor-faktor berikut.
1. Bagian tubuh yang menyusun organisme lunak sehingga mudah hancur dan jarang menjadi fosil.
Fosil yang ditemukan lebih lengkap dari fosil yang lain adalah fosil kuda. Fosil ini ditemukan oleh Marsh dan
Osborn. Hasil penemuan tersebut kemudian dibuat urutan evolusi secara lengkap yang dapat Anda lihat pada
Gambar di bawah!
Evolusi Kuda
Dari Gambar diatas dapat dijelaskan bahwa terdapat perubahan dan perkembangan yang mengarah pada
evolusi bentuk dan fungsi antara lain:
4. perubahan geraham depan dan geraham besar sehingga sangat sesuai untuk makanan yang berupa
rumput;
5. anggota tubuh yang lain semakin bertambah panjang, sehingga sesuai dengan gerakan untuk berlari
cepat;
6. jari kaki mereduksi dari lima menjadi satu, sehingga dapat mendukung gerakan ketika berlari cepat.
Selain mengidentifikasi bentuk dan struktur fosil, pada penemuan fosil dapat pula dilakukan penghitungan
umur fosil. Penetapan umur fosil dapat dilakukan dengan cara-cara berikut.
1. Cara langsung, yaitu dilakukan dengan mengukur umur fosil itu sendiri.
2. Cara tidak langsung, yaitu dilakukan dengan mengukur umur lapisan bumi tempat fosil ditemukan.
Contoh cara-cara penetapan umur fosil yaitu seperti berikut.
a. Peristiwa Laju Sedimentasi
Hasil sedimentasi ini dapat berbentuk delta. Cara penghitungannya menggunakan rumus sebagai berikut:
24.Jaring-jaring makanan
Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai makanan yang
berhubungan dikombinasikan atau digabung, yang tumpang tindih dalam ekosistem.
Pada contoh diatas terdapat 5 rantai makanan yang bergabung menjadi suatu
ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring makanan. Pada tingkat trofik pertama
adalah organisme yang mampu menghasilkan zat makanan sendiri yaitu tumbuhan
hijau atau organisme autotrof yang sering disebut produsen. Terlihat pada gambar
bahwa yang bertindak sebagai produsen adalah bunga dan sawi. Organisme yang
menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen primer (konsumen I). Konsumen I
biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat pada gambar bahwa yang berperan
sebagai konsumen I (Herbivora) adalah ulat, belalang, dan tikus. Organisme yang
menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen sekunder (Konsumen II), diduduki
oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak
sebagai konsumen II (karnivora) adalah burung pipit dan katak. Organisme yang
menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Terlihat pada gambar
bahwa burung elang bertindak sebagai konsumen III/konsumen puncak (karnivora).
v Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat
makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering disebut
produsen. Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai produsen adalah bunga
dan sawi.
v Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak. Terlihat
pada gambar bahwa burung elang bertindak sebagai konsumen III/konsumen puncak
(karnivora).
contoh 2 :
Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai makanan yang
berhubungan dikombinasikan atau digabung, yang tumpang tindih dalam ekosistem.
Pada contoh diatas terdapat 17 rantai makanan yang bergabung menjadi suatu
ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring makanan. Rantai makanan itu diantaranya
adalah :
1.pohon-ulat->ayam->elang
2.pohon->ulat->ayam->ular
3.pohon->ulat->katak->elang
4.pohon->ulat->katak->ular
5.pohon->belalang->ayam->ular
6.pohon->belalang->ayam->elang
7.pohon->belalang->katak->elang
8.rumput->ulat->ayam->elang
9.rumput->ulat->ayam->ular
10.rumput->ulat->katak->elang
11.rumput->ulat->katak->ular
12.rumput->belalang->ayam->ular
13.rumput->belalang->ayam->elang
14.rumput->belalang->katak->elang
15.rumput->belalang->katak->ular
16.rumput->tikus->ular
17.rumput->tikus->elang
KETERANGAN :
Jaring-jaring makanan adalah gabungan dari rantai-rantai makanan yang
berhubungan dikombinasikan atau digabung, yang tumpang tindih dalam ekosistem.
Pada contoh diatas terdapat 17 rantai makanan yang bergabung menjadi suatu
ekosistem yaitu menjadi sebuah jaring-jaring makanan. Kenyataannya dalam satu
ekosistem tidak hanya terdapat satu rantai makanan, karena satu produsen tidak selalu
menjadi sumber makanan bagi satu jenis herbivora, sebaliknya satu jenis herbivora
tidak selalu memakan satu jenis produsen. Dengan demikian, di dalam ekosistem
terdapat rantai makanan yang saling berhubungan membentuk suatu jaring-jaring
makanan. Pada tingkat trofik pertama adalah organisme yang mampu menghasilkan zat
makanan sendiri yaitu tumbuhan hijau atau organisme autotrof yang sering disebut
produsen. Terlihat pada gambar bahwa yang bertindak sebagai produsen adalah pohon
dan rumput. Organisme yang menduduki tingkat tropik kedua disebut konsumen
primer (konsumen I). Konsumen I biasanya diduduki oleh hewan herbivora. Terlihat
pada gambar bahwa yang berperan sebagai konsumen I (Herbivora) adalah ulat,
belalang, dan tikus. Organisme yang menduduki tingkat tropik ketiga disebut konsumen
sekunder (Konsumen II), diduduki oleh hewan pemakan daging (karnivora). Terlihat
pada gambar bahwa yang bertindak sebagai konsumen II (karnivora) adalah ayam dan
katak. Organisme yang menduduki tingkat tropik tertinggi disebut konsumen puncak.
Terlihat pada gambar bahwa burung elang dan ular bertindak sebagai konsumen
III/konsumen puncak (karnivora).
1. Faktor Manusia
Penebangan Hutan
Penebangan hutan yang tidak menggunakan sistem tebang pilih nantinya akan
memberikan kerugian yang besar bagi lingkungan ataupun makhluk hidup yang ada
dalam wilayah tersebut. Selain itu, apabila hutan yang telah ditebang tersebut tidak
segera direboisasi ulang maka akan muncul masalah baru seperti akan terjadi tanah
longsor dan banjir. Penebangan hutan juga akan mempengaruhi makhluk hidup yang
tinggal di wilayah tersebut. Dimana organisme dalam tanah seperti cacing dan
mikorba lain akan punah dan menyebabkan tanah menjadi tidak subur lagi.
2. Faktor Alam
Faktor alam juga memiliki pengaruh yang besar dalam perubahan suatu lingkungan
tempat tinggal. Faktor alam yang dimaksudkan disini adalah karena pengaruh
dari bencana alam seperti:
A. Banjir
Bencana alam banjir dapat terjadi apabila sistem drainase suatu daerah tidak
bekerja dengan baik, selain itu juga dapat disebabkan oleh penumpukan sampah
yang ada di sungai. Banjir memang bencana yang tidak dapat diperdiksi kapan
terjadinya, akan tetapi bencana ini memberikan dampak bagi lingkungan yang
terkena. Beberapa dampak banjir bagi lingkungan tempat tinggal diantaranya:
B. Gempa Bumi
Gempa bumi juga dapat menyababkan kondisi lingkungan menjadi tidak stabil,
terutama adalah bagian dalam bumi. Gempa dapat menyebabkan terjadinya
pergeseran pada lempeng bumi, hal ini akan memberikan pengaruh pada sesuatu
yang berada diatasnya. Contohnya disini adalah bangunan menjadi roboh, pohon
pohon menjadi miring, adanya retakan pada bangunan atau jalanan.
Dampak dari gempa bumi sendiri tergantung dari skala gempa yang terjadi, dimana
semakin besar skalanya maka dampak yang diberikan juga semakin buruk.
Contohnya disini adalah gempa bumi yang terjadi di Aceh beberapa tahun silam yang
hampir meratakan seluruh daratan di wilayah tersebut. Akibatnya lingkungan menjadi
tidak terkendali dan harus melakukan pembangunan dari awal.
Dampak positifnya adalah wilayah yang terlewati oleh abu vulkanik menjadi subur,
sedangkan material yang dikeluarkan dapat dijadikan sebagai tambang. Sedangkan
dampak negatifnya adalah pemukiman warga menjadi rusak dan ekosistem di
wilayah tersebut menjadi tidak stabil, hal tersebut dapat membuat makhluk hidup
yang berada di wilayah tersebut menjadi punah. Contoh letusan gunung berapi yang
memberikan dampak bagi perubahan lingkungan salah satunya adalah suksesi
Gunung Krakatau pada 150 tahun silam yang membuat beberapa wilayah tenggelam
dan menimbulkan wilayah baru.
Tanggung Jawab
Tanggung jawab merupakan pilar utama ketika akan melakukan suatu tindakan. Rasa
tanggung jawab harus ditanamkan terlebih dahulu pada diri Anda sebelum
melakukan sesuatu dengan memperhitungkan dampak positif dan negatifnya.
Artinya harus memiliki sikap yang hormat kepada alam sekitar. Hal ini dikarenakan
alam tidak pernah ingkar dengan apa yang telah mereka terima dari manusia, jika
manusia memperlakukan dengan baik maka akan memperlakukan mereka dengan
baik pula, begitu juga sebaliknya.
Solidaritas
Prinsip solidaritas sangat penting dalam kontrol perilaku yang merugikan, dimana
sikap solidaritas memiliki fungsi untuk dapat menjaga keseimbangan alam dan
mengambil keputusan yang benar serta bermanfaat bagi lingkungan sekitar.
Keadilan
Masyarakat harus bersikap adil dan patuh terhadap aturan yang telah ditetapkan di
tempat tinggal mereka dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan tersebut.
Kebijakan yang telah ditetapkan harus dilaksanakan oleh semua orang dan adil
untuk semua.
Tidak Merugikan
Harus memiliki prinsip yang tidak merugikan bagi lingkungan sekitar tindakan yang
dilakukan tidak memberikan dampak bagi lingkungan dan tetap aman terkendali.
Contoh tindakan yang merugikan adalah menimbun sampah kaleng di tanah.
Integerasi Moral
MASA PERDARAHAN
Pemeriksaan masa perdarahan ini ditujukan pada kadar trombosit,
dilakukan dengan adanya indikasi (tanda-tanda) riwayat mudahnya perdarahan
dalam keiuarga.
Nilai normal :
dengan Metode Ivy 3-7 menit
dengan Metode Duke 1-3 menit
Waktu perdarahan memanjang terjadi pada penderita trombositopeni (rendahnya
kadar trombosit hingga 50.000 mg/dl), ketidaknormalan fungsi trombosit,
ketidaknormalan pembuluh darah, penyakit hati tingkat berat, anemia aplastik,
kekurangan faktor pembekuan darah, dan leukemia. Selain itu perpanjangan
waktu perdarahan juga dapat disebabkan oleh obat misalnya salisilat (obat kulit
untuk anti jamur), obat antikoagulan warfarin (anti penggumpalan darah),
dextran, dan Iain-Iain.
MASA PEMBEKUAN
Merupakan pemeriksaan untuk melihat berapa lama diperlukan waktu
untuk proses pembekuan darah. Hal ini untuk memonitor penggunaan
antikoagulan oral (obat-obatan anti pembekuan darah). Jika masa pembekuan
>2,5 kali nilai normal, maka potensial terjadi perdarahan.Normalnya darah
membeku dalam 4 – 8 menit (Metode Lee White).
Penurunan masa pembekuan terjadi pada penyakit infark miokard (serangan
jantung), emboli pulmonal (penyakit paru-paru), penggunaan pil KB, vitamin K,
digitalis (obat jantung), diuretik (obat yang berfungsi mengeluarkan air, misal jika
ada pembengkakan).
Perpanjangan masa pembekuan terjadi pada penderita penyakit hati, kekurangan
faktor pembekuan darah, leukemia, gagal jantung kongestif.
LAJU ENDAP DARAH (LED)
LED untuk mengukur kecepatan endap eritrosit (sel darah merah) dan
menggambarkan komposisi plasma serta perbandingannya antara eritrosit (sel
darah merah) dan plasma. LED dapat digunakan sebagai sarana pemantauan
keberhasilan terapi, perjalanan penyakit, terutama pada penyakit kronis seperti
Arthritis Rheumatoid (rematik), dan TBC.
Peningkatan LED terjadi pada infeksi akut lokal atau sistemik (menyeluruh),
trauma, kehamilan trimester II dan III, infeksi kronis, kanker, operasi, luka
bakar.Penurunan LED terjadi pada gagal jantung kongestif, anemia sel sabit,
kekurangan faktor pembekuan, dan angina pektoris (serangan jantung).Selain itu
penurunan LED juga dapat disebabkan oleh penggunaan obat seperti aspirin,
kortison, quinine, etambutol.
G6PD (GLUKOSA 6 PHOSFAT DEHIDROGENASE)
Merupakan pemeriksaan sejenis enzim dalam sel darah merah untuk
melihat kerentanan seseorang terhadap anemia hemolitika. Kekurangan G6PD
merupakan kelainan genetik terkait gen X yang dibawa kromosom wanita. Nilai
normal dalam darah yaitu G6PD negatif
Penurunan G6PD terdapat pada anemia hemolitik, infeksi bakteri, infeksi virus,
diabetes asidosis.
Peningkatan G6PD dapat juga terjadi karena obat-obatan seperti aspirin, asam
askorbat (vitamin C) vitamin K, asetanilid.
BMP (BONE MARROW PUNCTION)
Pemeriksaan mikroskopis sumsum tulang untuk menilai sifat dan aktivitas
hemopoetiknya (pembentukan sel darah). Pemeriksaan ini biasanya dilakukan
pada penderita yang dicurigai menderita leukemia.
Nilai normal rasio M-E (myeloid-eritrosit) atau perbandingan antara leukosit
berinti dengan eritrosit berinti yaitu 3 :1 atau 4 :1
HEMOSIDERIN/FERITIN
Hemosiderin adalah cadangan zat besi dalam tubuh yang diperlukan untuk
pembentukan hemoglobin. Pemeriksaan ini ditujukan untuk mengetahui
ada tidaknya kekurangan zat besi dalam tubuh yang mengarah ke risiko
menderita anemia.
PEMERIKSAAN ALKOHOL DALAM PLASMA
Pemeriksaan untuk mendeteksi adanya intoksikasi alkohol (keracunan
alkohol) dan dilakukan untuk kepentingan medis dan hukum. Peningkatan alkohol
darah melebihi 100 mg/dl tergolong dalam intoksikasi alkohol sedang berat dan
dapat terjadi pada peminum alkohol kronis, sirosis hati, malnutrisi, kekurangan
asam folat, pankreatitis akut (radang pankreas), gastritis (radang lambung), dan
hipo-glikemia (rendahnya kadar gula dalam darah).
PEMERIKSAAN TOLERANSI LAKTOSA
Laktosa adalah gula sakarida yang banyak ditemukan dalam produk susu
dan olahannya. Laktosa oleh enzim usus akan diubah menjadi glukosa dan
galaktosa. Penumpukan laktosa dalam usus dapat terjadi karena kekurangan
enzim laktase, sehingga menimbulkan diare, kejang abdomen (kejang perut), dan
flatus (kentut) terus-menerus, hal ini disebut intoleransi laktosa. dalam jumlah
besar kemudian diperiksa kadar gula darah . Apabila nilai glukosa darah sewaktu
>20 mg/dl dari nilai gula darah puasa berarti laktosa diubah menjadi glukosa atau
toleransi laktosa, dan apabila glukosa sewaktu <20 mg/dl dari kadar gula darah
puasa, berarti terjadi intoleransi glukosa. Sebaiknya menghindari konsumsi
produk susu. Hal ini dapat diatasi dengan sedikit demi sedikit membiasakan
konsumsi produk susu.
Nilai normal :
dalam plasma < 0,5 mg/dl
dalam urin 12-40 mg/dl
LDH (LAKTAT DEHIDROGENASE)
Merupakan salah satu enzim yang melepas hidrogen, dan tersebar luas
pada jaringan terutama ginjal, rangka, hati, dan otot jantung.
Peningkatan LDH menandakan adanya kerusakan jaringan. LDH akan meningkat
sampai puncaknya 24-48 jam setelah infark miokard (serangan jantung) dan
tetap normal 1-3 minggu kemudian. Nilai normal: 80 – 240 U/L
SGOT (SERUM GLUTAMIK OKSOLOASETIKNTRANSAMINASE)
Merupakan enzim transaminase, yang berada pada serum dan
jaringan terutama hati dan jantung. Pelepasan SGOT yang tinggi dalam serum
menunjukkan adanya kerusakan pada jaringan jantung dan hati. Nilai normal :
Pria s.d.37 U/L
Wanita s.d. 31 U/L
Pemeriksan ini bertujuan untuk mendeteksi adanya intoleransi laktosa dengan
cara memberi minum laktosa
Peningkatan SGOT <3x normal = terjadi karena radang otot jantung, sirosis
hepatis, infark paru, dan Iain-lain.
Peningkatan SGOT 3-5X normal = terjadi karena sumbatan saluran empedu, gagal
jantung kongestif, tumor hati, dan Iain-lain.
Peningkatan SGOT >5x normal = kerusakan sei-sel hati, infark miokard (serangan
jantung), pankreatitis akut (radang pankreas), dan Iain-lain.
SGPT (SERUM GLUTAMIK PYRUVIK TRANSAMINASE)
Merupakan enzim transaminase yang dalam keadaan normal berada dalam
jaringan tubuh terutama hati. Peningkatan dalam serum darah menunjukkan
adanya trauma atau kerusakan hati.
Nilai normal :
Pria sampai dengan 42 U/L
Wanita sampai dengan 32 U/L
Peningkatan >20x normal terjadi pada hepatitis virus, hepatitis toksis.
Peningkatan 3 – 10x normal terjadi pada infeksi mond nuklear, hepatitis kronik
aktif, infark miokard (serangan jantung).
Peningkatan 1 – 3X normal terjadi pada pankreatitis, sirosis empedu.
ASAM URAT
Asam urat merupakan produk akhir metabolisme purin (bagian penting dari
asam nukleat pada DNA dan RNA).Purin terdapat dalam makanan antara lain:
daging, jeroan, kacang-kacangan, ragi, melinjo dan hasil olahannya. Pergantian
purin dalam tubuh berlangsung terus-menerus dan menghasilkan banyak asam
urat walaupun tidak ada input makanan yang mengandung asam urat.
Asam urat sebagian besar diproduksi di hati dan diangkut ke ginjal. Asupan purin
normal melalui makanan akan menghasilkan 0,5 -1 gr/hari. Peningkatan asam
urat dalam serum dan urin bergantung pada fungsi ginjal, metabolisme purin,
serta asupan dari makanan. Asam urat dalam urin akan membentuk kristal/batu
dalam saluran kencing. Beberapa individu dengan kadar asam urat >8mg/dl
sudah ada keluhan dan memerlukan pengobatan.
Nilai normal :
Pria 3,4 – 8,5 mg/dl (darah)
Wanita 2,8 – 7,3 mg/dl (darah)
Anak 2,5 – 5,5 mg/dl (darah)
Lansia 3,5 – 8,5 mg/dl (darah)
Dewasa 250 – 750 mg/24 jam (urin)
Peningkatan kadar asam urat terjadi pada alkoholik, leukemia, penyebaran
kanker, diabetes mellitus berat, gagal ginjal, gagal jantung kongestif, keracunan
timah hitam, malnutrisi, latihan yang berat. Selain itu juga dapat disebabkan oleh
obat-obatan misalnya asetaminofen, vitamin C,aspirin jangka panjang,diuretik.
Penurunan asam urat terjadi pada anemia kekurangan asam folat, luka bakar,
kehamilan, dan Iain-Iain. Obat-obat yang dapat menurunkan asam urat adalah
allopurinol, probenesid, dan Iain-Iain.
KREATININ
Merupakan produk akhir metabolisme kreatin otot dan kreatin fosfat
(protein) diproduksi dalam hati. Ditemukan dalam otot rangka dan darah, dibuang
melalui urin. Peningkatan dalam serum tidak dipengaruhi oleh asupan makanan
dan cairan.
Nilai normal dalam darah :
Pria 0,6 – 1,3 mg/dl
Wanita 0,5 – 0,9 mg/dl
Anak 0,4 -1,2 mg/dl
Bayi 0,7 -1,7 mg/dl
Bayi baru lahir 0,8 -1,4 mg/dl
Peningkatan kreatinin dalam darah menunjukkan adanya penurunan fungsi ginjal
dan penyusutan massa otot rangka. Hal ini dapat terjadi pada penderita gagal
ginjal, kanker, konsumsi daging sapi tinggi, serangan jantung. Obat-obatan yang
dapat meningkatkan kadar kreatinin nyaitu vitamin C, antibiotik golongan
sefalosporin,aminoglikosid, dan Iain-Iain.
BUN (BLOOD UREA NITROGEN)
BUN adalah produk akhir dari metabolisme protein, dibuat oleh hati. Pada
orang normal,bureum dikeluarkan melalui urin.
Nilai normal :
Dewasa 5-25 mg/dl
Anak 5-20 mg/dl
Bayi 5-15 mg/dl
Rasio nitrogen urea dan kreatinin = 12 :1 – 20 :1
PEMERIKSAAN TRIGLISERIDA
Merupakan senyawa asam lemak yang diproduksi dari karbohidrat dan
disimpan dalam bentuk lemak hewani. Trigliserida ini merupakan penyebab
utama penyakit penyumbatan arteri dibanding kolesterol.
Nilai normal :
Bayi 5-4o mg/dl
Anak 10-135 mg/dl
Dewasa muda s/dl50 mg/dl
Tua (>50 tahun) s/d 190 mg/dl
Penurunan kadartrigliserid serum dapatterjadi karena malnutrisi protein,
kongenital (kelainan sejak lahir). Obat-obatan yang dapat menurunkan
trigliserida yaitu asam askorbat (vitamin C), metformin (obata anti diabetik oral).
Peningkatan kadar trigliserida terjadi pada hipertensi (penyakit darah tinggi),
sumbatan pembuluh darah otak,diabetes mellitus tak terkontrol, diet tinggi
karbohidrat, kehamilan. Dari golongan obat, yang dapat meningkatkan
trigliserida yakni pil KB terutama estrogen.
Deteksi Hepatitis
” Gejala secara fisik seperti perubahan warna kulit dan kornea mata yang
kekuningan masih berupa indikasi awal. Agar mendapat kepastian adanya
penyakit hepatitis maka perlu uji laboratorium “.
pengobatan hepatitis dapat dilakukan dengan tepat jika diagnosis yang
dilakukan juga tepat. Dokter dapat menentukan diagnosis suatu penyakit
berdasarkan beberapa aspek, seperti anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, dan pemeriksaan penunjang lainnya, seperti USG,
sinar X, CT scan, atau MRI.
Anamnesis merupakan wawancara terarah antara dokter dan pasien. Tujuan
anamnesis adalah dokter dapat memperoleh informasi mengenai keluhan dan
gejala penyakit yang dirasakan pasien, hal-hal yang diperkirakan sebagai
penyebab penyakit, dan hal-hal lain yang akan mempengaruhi perjalanan
penyakit atau proses pengobatan. Pemeriksaan fisik dilakukan untuk melihat dan
menilai adanya kelainan atau gangguan pada tubuh pasien, baik terkait
keluhannya ataupun tidak. Sering kali ditemukan gangguan atau kelainan pada
saat pemeriksaan fisik yang pasien sendiri pun tidak merasa atau
mengetahuinya. Pemeriksaan laboratorium berguna antara lain untuk membantu
memastikan diagnosis karena beberapa penyakit dapat memberikan keluhan dan
gejala yang sama serta menilai fungsi organ. Sementara pemeriksaan penunjang
berguna antara lain untuk menentukan dengan tepat letak kelainan pada tubuh
bagian dalam atau menilai derajat suatu penyakit.
A. Pemeriksaan Laboratorium penyakit Hepatitis
Pemeriksaan laboratorium pada pasien yang diduga mengidap hepatitis
dilakukan untuk memastikan diagnosis, mengetahui penyebab hepatitis, dan
menilai fungsi hati. Secara garis besar, pemeriksaan laboratorium untuk
hepatitis dibedakan atas dua macam, yaitu tes serologi dan biokimia hati.
Tes serologi dilakukan dengan cara memeriksa kadar antigen maupun antibodi
terhadap virus penyebab hepatitis. Tes ini bertujuan untuk memastikan diagnosis
hepatitis serta mengetahui jenis virus penyebabnya. Sementara tes biokimia hati
dilakukan dengan cara memeriksa sejumlah parameter zat-zat kimia maupun
enzim yang dihasilkan atau diproses oleh jaringan hati. Tes biokimia hati dapat
menggambarkan derajat keparahan atau kerusakan sel sehingga dapat menilai
fungsi hati.
Hati yang sehat memiliki fungsi yang sangat beragam. Demikian pula
penyakit yang dapat mengganggu fungsi hati dan kelainan biokimia hati yang
bervariasi pula. Pemeriksaan fungsi hati yang hanya menggunakan satu jenis
parameter saja, misalnya aspartat aminotransferase (AST/SCOT), kurang dapat
dipercaya untuk dijadikan acuan dalam menentukan fungsi hati. Penderita
penyakit hati secara umum, termasuk hepatitis, akan diperiksa darahnya untuk
beberapa jenis pemeriksaan parameter biokimia, seperti AST, ALT (alanin
aminotransferase), alkalin fosfatase, bilirubin, albumin, dan juga waktu
protrombin. Pemeriksaan laboratorium ini juga dapat dilakukan secara serial,
yakni diulang beberapa kali setelah tenggang waktu tertentu. Tujuannya adalah
untuk mengevaluasi perjalanan penyakit maupun perbaikan sel dan jaringan hati.
Parameter biokimia hati
Beberapa parameter biokimia hati yang dapat dijadikan pertanda fungsi hati,
antara lain sebagai berikut :
a. Aminotransferase (transaminase)
Para meter yang termasuk golongan enzim ini adalah aspartat
aminotransferase (AST/SCOT) dan alanin aminotransferase (ALT/SGPT). Enzim-
enzim ini merupakan indikator yang sensitif terhadap adanya kerusakan sel hati
dan sangat membantu dalam mengenali adanya penyakit pada hati yang bersifat
akut seperti hepatitis. Dengan demikian, peningkatan kadar enzim-enzim ini
mencerminkan adanya kerusakan sel-sel hati. ALT merupakan enzim yang lebih
dipercaya dalam menentukan adanya kerusakan sel hati dibandingkan AST.
ALT ditemukan terutama di hati, sedangkan enzim AST dapat ditemukan pada
hati, otot jantung, otot rangka, ginjal, pankreas, otak paru, sel darah putih, dan
sel darah merah. Dengan demikian, jika hanya terjadi peningkatan kadar AST
maka bisa saja yang mengalami kerusakan adalah sel-sel organ lainnya yang
mengandung AST. Pada sebagian besar penyakit hati yang akut, kadar ALT lebih
tinggi atau sama dengan kadar AST. Pada saat terjadi kerusakan jaringan dan
sel-sel hati, kadar AST meningkat 5 kali nilai normal. ALT meningkat 1-3 kali nilai
normal pada perlemakan hati, 3-10 kali nilai normal pada hepatitis kronis aktif
dan lebih dari 20 kali nilai normal pada hepatitis virus akut dan hepatitis toksik.
b. Alkalin fosfatase (ALP)
Enzim ini ditemukan pada sel-sel hati yang berada di dekat saluran empedu.
Peningkatan kadar ALP merupakan salah satu petunjuk adanya sumbatan atau
hambatan pada saluran empedu. Peningkatan ALP dapat disertai dengan gejala
warna kuning pada kulit, kuku, atau bagian putih bola mata.
c. Serum protein
Serum protein yang dihasilkan hati, antara lain albumin, globulin, dan
faktor pembekuan darah. Pemeriksaan serum protein-protein tersebut dilakukan
untuk mengetahui fungsi biosintesis hati. Penurunan kadar albumin menunjukan
adanya gangguan fungsi sintesis hati. Namun karena usia albumin cukup panjang
(15-20 hari), serum porotein ini kurang sensitif digunakan sebagai indikator
kerusakan sel hati. Kadar albumin kurang dari 3 g/L menjadi petunjuk
perkembangan penyakit menjadi kronis (menahun).
Globulin merupakan protein yang membentuk gammaglobulin. Gammaglobulin
meningkat pada penyakit hati kronik, seperti hepatitis kronis atau sirosis.
Gammaglobulin mempunyai beberapa tipe, seperti lg G, lg M, serta lg A. Masing-
masing tipe sangat membantu dalam mengenali penyakit hati kronis tertentu.
Hampir semua faktor-faktor pembekuan darah disintesis di hati. Umur faktor-
faktor pembekuan darah lebih singkat dibandingkan albumin, yaitu 5-6 hari
sehingga pengukuran faktor-faktor pembekuan darah merupakan pemeriksaan
yang lebih baik dibandingkan albumin untuk menentukan fungsi sintesis hati.
Terdapat lebih dari 13 jenis protein yang terlibat dalam pembekuan darah, salah
satunya adalah protrombin. Adanya kelainan pada protein-protein pembekuan
darah dapat dideteksi, terutama dengan menilai waktu protrombin. Waktu
protrombin adalah ukuran kecepatan perubahan protrombin menjadi trombin.
Waktu protrombin tergantung pada fungsi sintesis hati dan asupan vitamin K.
Kerusakan sel-sel hati akan memperpanjang waktu protrombin karena adanya
gangguan pada sintesis protein-protein pembekuan darah. Dengan demikian,
pada hepatitis dan sirosis, waktu protrombin memanjang.
d. Bilirubin
Bilirubin merupakan pigmen kuning yang dihasilkan dari pemecahan
hemoglobin (Hb) di hati. Bilirubin dikeluarkan lewat empedu dan di buang melalui
feses. Bilirubin ditemukan di darah dalam dua bentuk, yaitu bilirubin direk dan
bilirubin indirek. Bilirubin direk larut dalam air dan dapat dikeluarkan melalui
urin. Sementara bilirubin indirek tidak larut dalam air dan terikat pada albumin.
Bilirubin total merupakan penjumlahan bilirubin direk dan indirek. Peningkatan
bilirubin indirek jarang terjadi pada penyakit hati. Sebaliknya, bilirubin direk yang
meningkat hampir selalu menunjukkan adanya penyakit pada hati dan atau
saluran empedu. Adapun nilai normal untuk masing-masing pemeriksaan
laboratorium disajikan dalam Tabel 1.
2. Pemeriksaan serologi
Diagnosis mengenai jenis hepatitis merupakan hal yang penting karena akan
menentukan jenis.
terapi yang akan diberikan. Salah satu pemeriksaan hepatitis adalah
pemeriksaan serologi, dilakukan untuk mengetahui jenis virus penyebab
hepatitis.
a. Diagnosis hepatitis A
Diagnosis hepatitis A akut berdasarkan hasil laboratorium adalah tes serologi
untuk imunoglobulin M (lgM) terhadap virus hepatitis A. lgM antivirus hepatitis
A positif pada saat awal gejala dan biasanya disertai dengan peningkatan
kadar serum alanin amintransferase (ALT/SGPT). Jika telah terjadi
penyembuhan, antibodi lgM akan menghilang dan akan muncul antibodi lgG.
Adanya antibodi lgG menunjukkan bahwa penderita pernah terkena hepatitis
A. Jika seseorang terkena hepatitis A maka pada pemeriksaan laboratorium
ditemukan beberapa diagnosis berikut.
1) Serum lgM anti-VHA positif.
2) Kadar serum bilirubin, gamma globulin, ALT, dan AST meningkat ringan.
3) Kadar alkalin fosfatase, gamma glutamil transferase, dan total bilirubin
meningkat pada penderita yang kuning.
b. Diagnosis hepatitis B
Adapun diagnosis pasti hepatitis B dapat diketahui berdasarkan pemeriksaan
laboratorium.
1) HBsAg (antigen permukaan virus hepatitis B) merupakan material
permukaan/kulit VHB, mengandung protein yang dibuat oleh sel hati yang
terinfeksi VHB. Jika hasil tes HbsAg positif artinya individu tersebut terinfeksi
VHB, menderita hepatitis B akut, karier. atau pun hepatitis B kronis. HbsAg
positif setelah 6 minggu terinfeksi virus hepatitis B dan menghilang dalam 3
bulan. Bila hasil menetap setelah lebih dari 6 bulan artinya hepatitis telah
berkembang menjadi kronis atau karier.
2) Anti-HBsAg (antibodi terhadap HbsAg) merupakan antibodi terhadap HbsAg
yang menunjukkan adanya antibodi terhadap VHB. Antibodi ini memberikan
perlindungan terhadap penyakit hepatitis B. Jika tes antiHBsAg positif artinya
individu itu telah mendapat vaksin VHB, atau pernah mendapat imunoglobulin,
atau juga bayi yang mendapat kekebalan dari ibunya. Anti-HbsAg yang positif
pada individu yang tidak pernah mendapat imunisasi hepatitis B menunjukkan
individu tersebut pernah terinfeksi VHB.
3) HBeAg (antigen VHB) merupakan antigen e VHB yang berada di dalam
darah. Bila positif menunjukkan virus sedang replikasi dan infeksi terus
berlanjut. Apabila hasil positif menetap sampai 10 minggu akan berlanjut
menjadi hepatitis B kronis. Individu yang positif HbeAg dalam keadaan
infeksius dan dapat menularkan penyakitnya baik terhadap orang lain,
maupun ibu ke janinnya.
4) Anti-HBe (antibodi HBeAg) merupakan antibodi terhadap antigen HbeAg
yang dibentuk oleh tubuh. Apabila anti-HBeAg positif artinya VHB dalam
keadaan fase non-replikatif.
5) HBcAg (antigen core VHB) merupakan antigen core (inti) VHB yang berupa
protein dan dibuat dalam inti sel hati yang terinfeksi VHB. HBcAg positif
menunjukkan keberadaan potein dari inti VHB.
6) Anti-HBc (antibodi terhadap antigen inti hepatitis B) merupakan antibodi
terhadap HBcAg dan cenderung menetap sampai berbulan-bulan bahkan
bertahun-tahun. Antibodi ini ada dua tipe yaitu IgM anti-HBc dan IgG anti-HBc.
IgM anti-HBc tinggi artinya infeksi akut, IgG anti-HBc positif dengan IgM anti-
HBc yang negatif menunjukkan infeksi kronis atau pernah terinfeksi VHB.
c. Diagnosis hepatitis C
Diagnosis hepatitis C dapat ditentukan dengan pemeriksaan serologi untuk
menilai antibodi dan pemeriksaan molekuler sehingga partikel virus dapat
terlihat. Sekitar 30% pasien hepatitis C tidak dijumpai anti-HCV (antibodi
terhadap VHC) yang positif pada 4 minggu pertama infeksi. Sementara sekitar
60% pasien positif anti-HCV setelah 5-8 minggu terinfeksi VHC dan beberapa
individu bisa positif setelah 5-12 bulan. Sekitar 80% penderita hepatitis C
menjadi kronis dan pada hasil pemeriksaan laboratorium dijumpai enzim
alanine aminotransferase (ALT) dan peningkatan aspartate aminotransferase
(AST).
Pemeriksaan molekuler merupakan pemeriksaan yang dapat mendeteksi RNA
VHC. Tes ini terdiri atas dua jenis, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Tes kualitatif
menggunakan teknik PCR (Polymerase Chain Reaction) dan dapat mendeteksi
RNA VHC kurang dari 100 kopi per mililiter darah. Tes kualitatif dilakukan
untuk konfirmasi viremia (adanya VHC dalam darah) dan juga menilai respon
terapi.
Selain itu, tes ini juga berguna untuk pasien yang anti-HCV-nya negatif, tetapi
dengan gejala klinis hepatitis C atau pasien hepatitis yang tidak
teridentifikasi jenis virus penyebabnya. Adapun tes kuantitatif sendiri terbagi
atas dua metode, yakni metode dengan teknik branched-chain DNA dan teknik
reverse-transcription PCR. Tes kuantitatif berguna untuk menilai derajat
perkembangan penyakit. Pada tes kuantitatif ini dapat diketahui derajat
viremia. Biopsi (pengambilan sedikit jaringan suatu organ) dilakukan untuk
mengetahui derajat dan tipe kerusakan sel-sel hati.
B. Pemeriksaan Penunjang Lainnya
Pemeriksaan lainnya yang dapat dilakukan untuk menunjang diagnosis
hepatitis adalah USG (ultrasonografi). Fungsi USG adalah untuk mengetahui
adanya kelainan pada organ dalam atau tidak. USG dilakukan terutama jika
pemeriksaan fisik kurang mendukung diagnosis. Sementara keluhan klinis
dari pasien dan pemeriksaan laboratorium menunjukkan tanda sebaliknya.
Misalnya, seorang pasien datang dengan keluhan sakit kuning, mual, malas
makan, dan badan terasa lemas. Pada pemeriksaan fisik, dokter hanya
menemukan kelainan berupa warna kuning pada kulit, kuku dan bola mata
bagian putih pasien, dan tidak teraba adanya suatu pembesaran pada hati.
Kemudian, pemeriksaan laboratorium awal menunjukkan kadar ALT dan AST
yang tinggi. Dengan demikian, pada pasien tersebut dapat dilakukan
pemeriksaan USG agar dapat lebih memastikan diagnosis mengenai kelainan
hatinya.
Pemeriksaan USG pada kasus hepatitis dapat memberikan informasi
mengenai pembesaran hati, gambaran jaringan hati secara umum, atau ada
tidaknya sumbatan saluran empedu. Ukuran hati manusia bervariasi antara
satu dengan lainnya sehingga terkadang dokter tidak menemukan adanya
pembesaran hati. USG dapat membuktikan ada tidaknya pembesaran hati,
yakni dari mengamatan tepi hati terlihat tumpul atau tidak. Tepi hati yang
tumpul menunjukkan adanya pembesaran had. USG juga dapat melihat banyak
tidaknya jaringan ikat (fibrosis). Selain itu, karena hepatitis merupakan proses
peradangan maka pada USG densitas (kepadatan) hati terlihat lebih gelap jika
dibandingkan dengan densitas ginjal yang terletak di bawahnya.
Pada keadaan normal, had dan ginjal mempunyai densitas yang sama. USG
hanya dapat melihat kelainan pada hepatitis kronis atau sirosis. Pemeriksaan
USG untuk hepatitis akut tidak akurat karena pada hepatitis akut, proses
penyakit masih awal sehingga belum terjadi kerusakan jaringan. Pemeriksaan
USG pun dapat digunakan untuk menyingkirkan diagnosis banding, yakni
diagnosis lain yang mungkin terkait kelainan hati, misalnya tumor had, abses
hati, radang empedu, atau amubiasis hati (komplikasi infeksi amuba ke dalam
hati sehingga terjadi abses hati).
Gangguan atau kelainan pada sistem gerak manusia dapat terjadi pada tulang dan otot.
Gangguan atau kelainan tersebut dapat terjadi akibat aktivitas atau beban gerak yang
berlebihan, pengaruh vitamin, atau terjadinya infeksi oleh mikroorganisme.
Gangguan fisik
Gangguan yang paling umum terjadi pada tulang adalah kerusakan fisik tulang seperti patah
atau retak tulang. Apabila terjadi fraktura (patah tulang) akan terbentuk zona fraktura yang
runcing dan tajam. Pada zona tersebut timbul rasa sakit karena pergeseran tulang yang akan
Berdasarkan jenis fraktura yang terbentuk, fraktura dapat dibedakan menjadi empat
o Fraktura sederhana
Fraktura sederhana merupakan fraktura yang tidak melukai otot yang ada di sekitarnya.
o Fraktura kompleks
Fraktura kompleks merupakan fraktura yang melukai otot atau organ yang ada di
o Greenstick
Greenstick merupakan fraktura sebagian yang tidak memisahkan tulang menjadi dua
bagian.
o Comminuted
Gangguan fisiologis
Gangguan fisiologis pada tulang dapat disebabkan oleh kelainan fungsi hormon atau
o Rakhitis
berperan dalam proses penimbunan senyawa kapur di tulang. Kekurangan vitamin D akan
menyebabkan tulang menjadi tidak keras. Pada penderita rakhitis terlihat bagian kaki
o Mikrosefalus
berukuran kercil. Kepala berukuran kecil karena pertumbuhan tulang tengkorak pada
o Osteoporosis
sehingga tulang rapuh. Hal ini dikarenakan lambatnya osifikasi dan penghambatan
Penyakit seperti tuberkulosis tulang ( flu tulang ) dan penyakit tumor dapat menyebabkan
tekanan fisik dan fisiologi terhadap mekanisme gerak tubuh manusia.
Gangguan persendian
Gangguan persendian dapat terjadi karena sendi tidak berfungsi dengan normal. Jenis
o Dislokasi
Dislokasi merupakan gangguan yang terjadi karena pergeseran tulang penyusun sendi
dari posisi awal. Dislokasi disebabkan oleh jaringan ligamen yang sobek atau tertarik
o Terkilir (keseleo)
Terkilir merupakan tertariknya ligamen sendi karena gerakan tiba-tiba atau gerakan yang
tidak biasa dilakukan. Terkilir menyebabkan timbulnya rasa sakit disertai peradangan
o Ankilosis
Ankilosis merupakan gangguan yang terjadi karena tidak berfungsinya persendian. .
o Artritis
merupakan proses peradangan atau pengapuran pada jaringan tulang rawan yang
kegagalan rnetabolisme asam urat sehingga terjadi penimbunan asam urat pada
persendian.
Gangguan pada tulang belakang terjadi karena adanya perubahan posisi tulang belakang,
disebabkan oleh kelainan tulang belakang dikelompokkan menjadi empat kelompok, yaitu:
o Lordosis, melengkungnya tulang belakang di daerah lumbal atau pinggang ke arah depan
o Subluksasi, gangguan tulang belakang pada segmen leher sehingga posisi kepala tertarik
Otot berperan penting dalam aktivitas gerak manusia sehingga gangguan pada otot akan
mempengaruhi aktivitas gerak. Gangguan pada otot dapat terjadi dalam beberapa bentuk
seperti berikut ini:
o Atrofi
Atrofi merupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau kehilangan
poliomielitis yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus. Virus ini menyebabkan
o Hipertrofi
Hipertrofi merupakan otot yang berkembang menjadi lebih besar dan kuat. Hipertrofi
disebabkan aktivitas otot yang kuat sehingga diameter serabut-serabut otot membesar
o Hernia abdominalis
o Tetanus
berkontraksi sehingga tidak mampu lagi berkontraksi. Tetanus disebabkan luka yang
o Distrofi otot
Distrofi otot merupakan penyakit kronis yang menyebabkan gangguan gerak. Penyakit
o Miastenia gravis
menyebabkan kelumpuhan. Penyakit ini disebabkan oleh hormon tiroid dan sistem
Anemia adalah kekurangan hemoglobin (Hb). Hb adalah protein dalam sel darah
merah, yang mengantar oksigen dari paru ke bagian tubuh yang lain.Anemia menyebabkan
kelelahan, sesak napas dan pusing. Orang dengan anemia merasa badannya kurang enak
dibandingkan orang dengan tingkat Hb yang wajar. Mereka merasa lebih sulit untuk bekerja. Ini
berarti mutu hidupnya lebih rendah.Tingkat Hb diukur sebagai bagian dari tes darah lengkap
(complete blood count/CBC).
PENYEBAB:
Sumsum tulang membuat sel darah merah. Proses ini membutuhkan zat besi,
dan vitamin B12 dan asam folat. Eritropoietin (EPO) merangsang pembuatan sel
darah merah. EPO adalah hormon yang dibuat oleh ginjal.
Anemia dapat terjadi bila tubuh kita tidak membuat sel darah merah secukupnya.
Anemia juga disebabkan kehilangan atau kerusakan pada sel tersebut. Ada
beberapa faktor yang dapat menyebabkan anemia:
• Kekurangan zat besi, vitamin B12 atau asam folat. Kekurangan asam folat dapat
menyebabkan jenis anemia yang disebut megaloblastik, dengan sel darah merah yang besar
dengan warna muda.
CARA PENANGGULANGAN:
menyebabkan anemia
2. VARISES
Varises atau varikose adalah pembuluh darah balik yang melebar dan berliku-liku
sehingga menonjol di permukaan kulit. Pada orang-orang tertentu pembuluh balik yang
terdapat di tungkai lemah dan dengan mudahnya mekar atau bengkak. Peregangan pembuluh
darah ini terjadi karena besarnya tekanan di dalamnya yang mengakibatkan dinding pembuluh
darah menjadi lemah dan dengan demikian mudah teregang. Misalnya, tekanan yang
bertambah pada pinggul dan perut seperti halnya kehamilan dan terlalu gemuk. Kehamilan
dapat memperberat keadaan, karena pembuluh darah balik panggul yang menampung darah
dari tungkai tertekan oleh janin. Biasanya katup yang terdapat di bagian dalam pembuluh juga
sudah melemah, sehingga tidak lagi mampu mengatur aliran darah yang masuk ke dalam
pembuluh darah tersebut. Kerentanan seseorang terhadap terjadinya kelainan ini biasanya
diturunkan. Kelainan ini sering ditemukan pada tungkai bawah, tungkai atas, dan dinding perut
bawah, walaupun pada dasarnya dapat terjadi di bagian tubuh manapun.
3. HEMOROID
4. ATEROSKLEROSIS
5. EMBOLUS
Adalah penyakit yang disebabkan oleh benda benda asing yang melewati pembuluh
darah seperti gumpalan darah atau kumplan bakteri yang menyebabakan tersumbatnya
pembuluh darah.
6. TROMBUS
Trombosis vena dalam adalah suatu keadaan yang ditandai dengan ditemukannya
bekuan darah di dalam vena dalam. Bekuan yang terbentuk di dalam suatu pembuluh darah
disebut trombus. Trombus bisa terjadi baik di vena superfisial (vena permukaan) maupun di
vena dalam, tetapi yang berbahaya adalah yang terbentuk di vena dalam. Trombosis vena
dalam sangat berbahaya karena seluruh atau sebagian dari trombus bisa pecah, mengikuti
aliran darah dan tersangkut di dalam arteri yang sempit di paru-paru sehingga menyumbat
aliran darah. Trombus yang berpindah-pindah disebut emboli. Semakin sedikit peradangan di
sekitar suatu trombus, semakin longgar trombus melekat ke dinding vena dan semakin mudah
membentuk emboli. Penekanan pada otot betis bisa membebaskan trombus yang tersangkut,
terutama ketika penderita kembali aktif. Darah di dalam vena tungkai akan mengalir ke jantung
lalu ke paru-paru, karena itu emboli yang berasal dari vena tungkai bisa menyumbat satu atau
lebih arteri di paru-paru. Keadaan ini disebut emboli paru.Emboli paru yang besar bisa
menghalangi seluruh atau hampir seluruh darah yang berasal dari jantung sebelah kanan dan
dengan cepat menyebabkan kematian.
7. HEMOFILIA
Adalah penyakit pada darah yang menyebabkan darah tesebut sukar membeku,
sehingga ketika penderita penyakit ini mengalami pendarahan maka darah yamg dikeluarkan
tidak akan berhenti dan sukar untuk membeku.
Leukemia atau kanker darah adalah sekelompok penyakit neoplastik yang beragam,
ditandai oleh perbanyakan secara tak normal atau transformasi maligna dari sel-sel pemebentuk
darah di sumsum tulang dan jaringan limfoid. Sel-sel normal di dalam sumsum tulang
digantikan oleh sel tak normal atau abnormal. Sel abnormal ini keluar dari sumsum dan dapat
ditemukan di dalam darah perifer atau darah tepi. Sel leukemia mempengaruhi hematopoiesis
atau proses pemebentukan sel darah normal dan imunitas tubuh penderita.
Kata leukemia berarti "darah putih", karena pada penerita ditemukan banyak sel darah
putih sebelum diberi terapi. Sel darah putih yang tampak banyak merupakan sel yang muda,
misalnya promielosit. Jumlah yang semakin meninggi ini dapat mengganggu fungsi normal dari
sel lainnya.
Adalah penyakit yang disebabkan oleh menguningnya kulit, sclera (bagian putih pada
mata) dan juga kelenjar ludah yang disebabkan oleh tingginya kadar bilirubin pada tubuh
manusia (atau tubuh hewan yang mempunyai sel darah merah). Biasanya konsentrasi bilirubin
pada darah harus melebihi 2–3 mg/dL untuk menimbulkan warna kuning yang bisa terlihat oleh
kasat mata.
10. THALASEMIA
PENYEBAB:
Ketidakseimbangan dalam rantai protein globin alfa dan beta, yang diperlukan dalam
pembentukan hemoglobin, disebabkan oleh sebuah gen cacat yang diturunkan.
Untuk menderita penyakit ini, seseorang harus memiliki 2 gen dari kedua orang
tuanya. Jika hanya 1 gen yang diturunkan, maka orang tersebut hanya menjadi
pembawa tetapi tidak menunjukkan gejala-gejala dari penyakit ini.
GEJALA :
Semua thalasemia memiliki gejala yang mirip, tetapi beratnya bervariasi. Sebagian besar
penderita mengalami anemia yang ringan.
Pada bentuk yang lebih berat, misalnya beta-thalassemia mayor, bisa terjadi
sakit kuning (jaundice), luka terbuka di kulit (ulkus, borok), batu empedu dan
pembesaran limpa. Sumsum tulang yang terlalu aktif bisa menyebabkan penebalan dan
pembesaran tulang, terutama tulang kepala dan wajah. Tulang-tulang panjang menjadi lemah
dan mudah patah. Anak-anak yang menderita thalassemia akan tumbuh lebih lambat dan
mencapai masa pubertas lebih lambat dibandingkan anak lainnya yang normal. Karena
penyerapan zat besi meningkat dan seringnya menjalani transfusi, maka kelebihan zat besi bisa
terkumpul dan mengendap dalam otot jantung, yang pada akhirnya bisa menyebabkan
gagal jantung.
Gangguan pada sistem pencernan makanan dapat di sebabkaan faktor dari dalam
seperti kelainan alat pencernaan makanan dan dapaat pula karena faktor dari luar, seperti:
a. Pola makan yang salah, bisa juga dengan melakukan program diet yang
ekstrim,yaitu dengan menggonsumsi pil pelarut lemak serta mengurangi porsi dan
jadwal makan.
pencernan manusia.
Diare
Diare terjadi akibat pergeseran usus yang cepat dari materi tinja sepanjang usus
besar.Diare ada yang di sebabkan oleh bakteri koler dan terkaadang oleh bakteri lain
sepertiBacillus , yang merupakan ptogen usus besar.
Penyebab lain dari diare adalah alergi makanan. Selain menyebabkan gejala alergi
secara umum seperti gangguan kulit dan gangguan nafas, alergi makanan juga dapat
menimbulkan diare. Alergi makanan yang paling sering menyebabkan diare adalah alergi
terhadap protein susu yang disebut laktosa. Kemampuan tubuh mencerna laktosa akan semakin
berkurang seiring dengan bertambahnya usia sehingga kemungkinan terjadinya diare akibat
laktosa akan semakin besar. Laktosa merupakan contoh kecil dari zat yang dapat menyebabkan
diare.
Umumnya diare akan sembuh sendiri dalam beberapa hari. Kita hanya perlu istirahat dan
minum cairan yang banyak untuk mencegah dehidrasi. Dehidrasi akan sangat fatal akibatnya
pada anak anak dan orang tua.Sebab jika kita banyak kehilangan cairan dan elektrolit dapat
menyebabkan kematian.
Stomatitis apthosa
Stomatitis aphtosa atau sariawan adalah radang yang terjadi di daerah mukosa
mulut, biasanya berupa bercak putih kekuningan dengan permukaan yang agak
cekung, bercak itu dapat berupa bercak tunggal maupun kelompok. Sariawan merupakan
penyakit yang diakibatkan dengan adanya jamur pada mulut dan saluran kerongkongan. Jamur
yang sekarang kebih dikenal dengan sebutan Candida albicans bukanlah jamur yang aneh dan
berbahaya. Hampir di setiap jengkal tubuh kita mengandung jamur ini termasuk di daerah
mulut.
Gastritis (Magh)
Gastritis atau lebih dikenal sebagai magh berasal dari bahasa yunani yaitu gastro,
yang berarti perut/lambung dan itis yang berarti inflamasi/peradangan. Gastritis bukan
merupakan penyakit tunggal, tetapi terbentuk dari beberapa kondisi yang kesemuanya itu
mengakibatkan peradangan pada lambung. Biasanya, peradangan tersebut merupakan akibat
dari infeksi oleh bakteri yang sama dengan bakteri yang dapat mengakibatkan borok di
lambung yaitu Helicobacter pylori. Tetapi factor – factor lain seperti trauma fisik dan pemakaian
secara terus menerus beberapa obat penghilang sakit dapat juga menyebabkan gastritis.
Walaupun banyak kondisi yang dapat menyebabkan gastritis, gejala dan tanda – tanda
penyakit ini sama antara satu dengan yang lainnya. Gejala-gejala tersebut antara lain :
a. Perih atau sakit seperti terbakar pada perut bagian atas yang dapat menjadi lebih
b. Mual
c. Muntah
d. Kehilangan selera
e. Kembung
Malnutrisi
Malnutrisi adalah suatu istilah umum yang merujuk pada kondisi medis yang disebabkan
oleh diet yang tak tepat atau tak cukup. Walaupun seringkali disamakan dengan kurang gizi
yang disebabkan oleh kurangnya konsumsi, buruknya absorpsi, atau kehilangan besar nutrisi
atau gizi, istilah ini sebenarnya juga mencakup kelebihan gizi (overnutrition) yang disebabkan
oleh makan berlebihan atau masuknya nutrien spesifik secara berlebihan ke dalam tubuh.
Seorang akan mengalami malnutrisi jika tidak mengkonsumsi jumlah atau kualitas nutrien yang
mencukupi untuk diet sehat selama suatu jangka waktu yang cukup lama. Malnutrisi yang
berlangsung lama dapat mengakibatkan kelaparan, penyakit, dan infeksi. Perkembangan
malnutrisi melalui 4 tahapan:
Kebutuhan tubuh akan zat gizi bertambah pada beberapa tahapan kehidupan tertentu,
yaitu:
- pada masa bayi, awal masa kanak-kanak, remaja
- selama kehamilan
- selama menyusui.
Pada usia yang lebih tua, kebutuhan akan zat gizi lebih rendah, tetapi kemampuan untuk
menyerap zat gizipun sering menurun. Oleh karena itu, resiko kekurangan gizi pada masa ini
adalah lebih besar dan juga pada masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah.
Apendisitis
Apendisitis adalah kondisi di mana infeksi terjadi di umbai cacing. Dalam kasus ringan dapat
sembuh tanpa perawatan, tetapi banyak kasus memerlukan laparotomi dengan penyingkiran
umbai cacing yang terinfeksi. Bila tidak terawat, angka kematian cukup tinggi, dikarenakan oleh
peritonitis dans hock ketika umbai cacing yang terinfeksi hancur.
Pankreatitis
Pankreatitis adalah peradangan kelenjar pankreas. Tanda dari gejala ini adalah
rasa sakit pada uluhati yang amat sangat, suhu badan yang meningkat, muntah hebat.
Penyebab dari pankeatitis adalah idiopatik (artinya tidak diketahui secara pasti), tetapi
ada kecenderungan yang harus dilacak adalah apakah terdapat batu pada saluran empedu,
kadar trigliserida yang tinggi. Petanda laboratorium yang dipakai adalah tingginya kadar
amilase dan lipase. Pengobatan pankreatitis dengan puasa (tidak boleh makan dan minum),
serta antibiotik yang penetrasi ke jaringan pankreas tinggi.
Prorotis (dondong)
Prorotis (dondong) radang kelenjar parotis oleh virus. Gondongan sendiri disebabkan
oleh infeksi virus Paramiksovirus RNA yang ditularkan melalui percikan air ludah pembawa
virus. Karena cara infeksi yang demikian mudah, maka penyakit Gondongan akan sangat mudah
menyebar terutama di lingkungan yang padat. Sering kejadian pada anak anak sekolah,
Gondongan diderita kompak satu kelas.
Masa inkubasi atau masa sejak masuknya kuman ke dalam tubuh sampai timbulnya gejala adalah
18 hari. Namun hal itu pun tidak merupakan angka pasti, karena bila daya tubuh korban bagus
malah tidak akan timbul gejala sama sekali.
Pertumbuhan
Pertumbuhan primer
Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem primer. Pertumbuhan ini
disebabkan oleh kegiatan titik tumbuh prmer yang terdapat pada ujung akar dan ujung
batan dimulai sejak tumbuhan masih berupa embrio.
Pertumbuhan sekunder
Merupakan pertumbuhan yang terjadi karena adanya meristem sekunder. Pertumbuhan
ini disebabkan oleh kegiatan cambium yang bersifat meristematik kembali.
Ciri-ciri jaringan meristemtik ini adalah mempunyai dinding yang tipis, bervakuola kecil
atau tidak bervakuola, stiplasma pekat dan sel-slenya belum berspeliasasi. Ketika
pertumbuhan berlangsung secara aktif, sel-sel meristem membelah dan membentuk
sel-sel baru. Sel baru yang terbantuk itu pada awalnya rupanya sama tetapi setelah
dewasa, sel-sel tadi berdiferensiasi menjadi jaringan lain.
A. Kambium gabus
B. Kambium fasis
C. Kambium interfasis
Pertumbuhan terminal
Terjadi pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan berbiji yang aktif tumbuh. Terdapat
3 daerah (zona) pertumbuhan dan perkembangan:
c. Daerah diferensiasi
D. HYPOTHESIS
Tanaman paling optimal mengalami pertumbuhan dan perkembangan yaitu pada pH
netral (pH=7)
E. VARIABLES
1. Variabel kontrol :
– volume penyiraman
– media tanam
2. Variabel bebas :
3. Variabel terikat:
– kamera
2. Bahan
– cuka – sabun
G. PROCEDURES
1. Menyiapkan alat dan bahan
2. Merendam kacang hijau pada air netral (pH=7), memilih kacang hijau yang
tenggelam di dasar air untuk di tanam pada media kapas
6. Menanam kacang hijau pada media tersebut, satu pot sebanyak 5 butir kacang hijau
I. DISCUSSION
Pada pengamatan pertumbuhan dan perkembangan kacang hijau (Green Soya
Seed) menggunakan variable konsentrasi pH air yang kami lakukan sejak 20
September 2011 sampai dengan 28 September 2011 bertujuan untuk mengetahui
pengaruh faktor eksternal (pH air) terhadap pertumbuhan dan perkembangan kacang
hijau.
Telah kita ketahui bahwa pertumbuhan adalah salah satu ciri makhluk hidup yang
melangsungkan kehidupannya,. Seluruh organisme yang masih hidup melakukan
pertumubuhan guna menambah massa, volume maupun tinggi tubuh organisme. Begitu
pula pada tanaman kacang hijau yang kami amati. Dalam pertumbuhan, banyak faktor
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman, salah satu
diantaranya yaitu pH.
Perkecambahan adalah proses fisiologis yang terjadi di dalam biji yang dapat
menyebabkan terjadinya aktivitas/ kegiatan jaringan-
jaringan plumule dan radicle yaitu calon batang dan calon akar, hingga menembus
kulit biji. Akhirnya calon tersebut tumbuh menjadi tanaman baru.
Kacang hijau tidak memerlukan persyaratan yang tajam, karena tanaman ini dapat
ditanam hampir di semua macam media, pada percobaan ini kami menggunakan media
kapas. Walaupun demikian, syarat kacang hijau dapat tumbuh dengan baik, dengan
syarat pH air (kemasaman air) memadai untuk pertumbuhannya.
Dalam percobaan yang kami lakukan, kami menggunakan pH sebagai salah satu faktor
pertumbuhan dan perkembangan tanaman. pH yang kami gunakan ada 5 variasi pH
yaitu 3,5,7,9,11. Dengan langkah-langkah percobaan yang kami sebutkan di atas, kami
memperoleh hasil dari pertumbuhan dan perkembangan tanaman kacang hijau yang
kami amati selama 9 hari. Terlihat seperti tabel hasil pengamatan yang terlampir di atas,
tanaman mengalami masa pertumbuhan dan perkembangan paling optimal yaitu pada
pH 7. Tanaman yang diberi perlakuan dengan pH air asam yaitu pH 3 dan 5 tidak
mengalami pertumbuhan sedikitpun. Biji kacang hijau tersebut membusuk dan berubah
warna dari hijau menjadi kuning pucat. Kemudian untuk tanaman yang diberi perlakuan
dengan pH basa yaitu 9 dan 11, tanaman tersebut awalnya mengalami masa
pertumbuhan dan perkembangan selama 3 hari, akan tetapi untuk 6 hari selanjutnya
tanaman tersebut tidak mengalami pertumbuhan lagi, dan keadaan kecambah semakin
hari semakin membusuk. Dari hasil pengamatan di atas terlihat bahwa tanaman kacang
hijau tersebut tidak cocok pada pH air asam dan basa. Hal tersebut dikarenakan
tanaman tidak tahan terhadap pH yang terlalu ekstrim yang mengakibatkan sistem
perakaran tanaman terganggu.
Selanjutnya mengenai perkembangan yang dialami tanaman kacang hijau dapat dilihat
dari perkembangan daunnya yang meliputi jumlah daun, dan panjang daun. Pada
tanaman yang kami amati, terlihat tanaman dengan pH netral mengalami
perkembangan paling optimal yaitu ditandai dengan jumlah daun yang muncul. Pada
pH asam tidak terdapat daun yang muncul karena biji kacang hijau membusuk dan
tidak tumbuh tunas. Begitu pula dengan biji kacang hijau yang diberi perlakuan dengan
pH basa, perkembangan daunnya tidak terlihat.
J. CONCLUSION
Setelah kami mendapatkan hasil dari pengamatan yang kami lakuakan, dapat
disimpulkan bahwa:
29.Transpor membran
Selain membatasi antar sel dan antar organel membrane plasma juga berfungsi dalam perlaluan
molekul kedalam atau keluar sel maupun organel. Senyawa yang larut dalam lemak akan melalui
lipida bilayer. Sedangkan yang lainnya memalui protein.
Sifat permeabilitas dari membran sel ini memungkinkan molekul yang penting seperti ion,
oksigen, air, glukosa, asam amino dan asam lemak-gliserol dapat mudah masuk ke dalam sel,
sedangkan senyawa kimia hasil metabolisme sel tetap berada dalam sel dan senyawa yang tidak
diperlukan oleh sel akan meninggalkan sel. Dengan demikian permiabilitas selektif dari
membrane sel memungkinkan sel dapat memelihara lingkungan internalnya.
Tranportasi lewat membran digolongkan menjadi dua cara, yaitu dengan transpor pasif bagi
molekul-molekul yang mampu melalui membran tanpa mekanisme khusus, dan transpor aktif
bagi molekul yang membutuhkan mekanisme khusus.
1. Transpor pasif
Transpor pasif merupakan suatu perpindahan molekul berdasarkan perbedaan gradien
konsentrasinya, yaitu molekul berpindah dari konsentrasinya yang tinggi ke konsentrasi rendah
(sesuai dengan gradient konsentrasi) memalui bilayer lipid, channel protein (saluran protein)
ataupun carrier protein (protein pembawa) dan tidak ada energi metabolik yang terlibat. Transpor
pasif meliputi :
a. Difusi merupakan perpindahan senyawa dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah dan
semakin besar gradien konsentrasi senyawa semakin cepat laju difusinya dan akan terhenti
setelah tercapai kesetimbangan gradient. Melalui pori protein yang dibentuk oleh protein integral
ato pori statis akibat gerakan rantai asam lemak bilayer lipid,zat yang di angkut tidak bersifat
spesifik tetapi memenuhi syarat ukuran maupun muatan. Molekul polar hidrofobik merupakan
molekul yang lebih cepat berdifusi melintasi bilayer fosfolipid misalnya diethylurea, demikian
pula molekul non polar misalnya O2 dan molekul polar yang tidak bermuatan misalnya CO2.
b. Difusi terfasilitasi Difusi ini difasilitasi oleh protein yang tersusun dalam bentuk saluran
(protein trans membran) dan carrier protein yang merupakan protein pembawa. Difusi melalui
protein transmembran sering digunakan oleh sel-sel syaraf untuk perpindahan ion Na+ dan K+
serta ion-ion seperti Cl-,Ca2+ dan HCO3 - Protein pembawa (carrier protein) memiliki
permukaan spesifik untuk ion, glukosa dan asam amino sehingga masing-masing senyawa
tersebut dapat berikatan. Difusi melalui protein pembawa dapat terjadi beberapa macam sebagai
berikut, (1)unipor t, terjadi kalau protein pembawa hanya mengikat satu macam ion, misal
glukosa ekstraseluler yang relatif tinggi maka lintasannya menggunakan cara ini
(2)kotransport, terjadi jika protein pembawa mengikat sepasang ion. Kotransport ada dua macam
yaitu pertama,simport, jika transpor memindahkan dua macam ion kearah yang sama, misalnya
glukosa ekstraseluler dengan konsentrasi rendah akan terikat ke sisi protein pembawa dan masuk
ke dalam sel bersama dengan Na+, kedua dengan cara antiport, jika transpor memindahkan dua
macam ion yang terikat pada protein pembawa dan berpindah dengan arah berlawanan. Contoh
antiport adalah “chloride- bicarbonate exchanger” yaitu pertukaran ion Cl- dengan ion HCO3-.
c. Osmosis merupakan transport pasif air yaitu perpindahan ion/ molekul dari kerapatan tinggi
kekerapatan rendahdengan melewati membrane selektif permeable atau semi permeable hal ini
berarti membrane tersebut hanya dapat dilalui oleh molekul molekul air tetapi tidak oleh molekul
lainnya.
2.Transpor aktif
Merupakan proses perlaluan zat yang membutuhkan energy selain itu juga membutuhkan
bantuan dari carrier protein dan saluran protein. Energi yang digunakan dalam pemindahan
molekul tersebut ada yang diperoleh dari hidrolisis ATP karena melawan gradient konsentrasi.
Kinerja transport aktif dilakukan oleh protein spesifik yang tertanam pada membrane. Dua jenis
transport aktif yaitu :
a.Transport aktif primer (energy dari hidrolisis ATP) yaitu transport yang bergantung pada
potensial membrane. Dalam keadaan stabil, ekstraseluler memiliki konsentrasi Na+ 10 kali lebih
tinggi dari pada di dalam sel, sedangkan konsentrasi ion K + lebih rendah di dalam sel dari pada di
luar sel. Kalau konsentrasi Na+ dalam sel meningkat maka Na+ perlu dikeluarkan, maka
diperlukan ATP untuk memompa Na+ keluar dengan cara Na+ akan terikat pada sisi spesifik pada
saluran protein, sehingga menyababkan rangsangan fosforilasi dan terjadi hidrolisis ATP,
menghasilkan suatu perubahan pada konformasi saluran protein berakibat Na+ yang terikat
bergerak keluar sel dan terjadi reduksi afinitas ikatan Na+ pada protein saluran sehingga
Na+ terlepas. Pada waktu bersamaan, di bagian ekstraseluler K + mengalami afinitas di bagian sisi
protein saluran, terjadi stimulus defosforilasi berakibat perubahan konformasi saluran protein
sehingga terjadi gerakan yang menyebabkan K+ bergerak ke bagain interseluler. Saluran protein
memiliki tiga tempat spesifik untuk ikatan Na+ dan dua untuk K+, sehingga setiap kali siklus
transpor tiga Na+ dan dua K+ lewat membran sel membutuhkan satu molekul ATP yang
terhidrolisa.
B.Transport aktif sekunder (energy dari gradient ion) Transpor aktif juga memindahkan
mikromolekul yang berada di daerah lumen usus, misalnya perpindahan glukosa dan asam amino
berkonsentrasi rendah ke dalam sel usus dengan konsentrasi relatif tinggi. Perpindahan ini tidak
menggunakan ATP hasil hidrolisis tetapi digerakkan karena perbedaan gradien Na+. Konsentrasi
Na+ ekstraseluler usus lebih rendah dari pada dalam sel,sehingga terjadi perpindahan ion ke
dalam sel dengan cara berikatan dengan bagian sisi protein saluran, selanjutnya diikuti oleh
glukosa yang berikatan dengan protein saluran yang sama tetapi pada sisi yang lain. Transpor
seperti ini disebut transpor aktif sekunder.
. Organ hati.
Buktinya yaitu karena enzim katalase terdapat pada salah satu organel sel yang fungsinya untuk
metabolisme lemak yaitu hati.
Alasannya:
a.Digunakan hati karena untuk mengamati berbagai faktor terhadap kerja enzim katalase, yang
merupakan enzim yang dihasilkan oleh badan mikro, terdiri dari dua bagian peroksisom dan
glikosisom, bagian badan mikro yang menghasilkan enzim katalase adalah bagian peroksisom
dan peroksisom ini banyak ditemukan pada sel hati. Itulah mengapa hati digunakan dalam
percobaan ini.
b.Digunakan NaOH dan HCl untuk mengetahui pengaruh kerja enzim dan basa pada enzim
katalase, di mana derajat keasaman (PH) sangat mempengaruhi aktivitas enzim , sehingga
kondisi asam maupun basa dapat merusak enzim katalase yang bekerja pada PH netral. Hal
tersebut dikarenakan enzim katalase di dalam hati tidak bekerja karena tidak dipecahkannya
senyawa H2O2 menjadi air dan oksigen karena terjadinya denaturasi.
c. Digunakan es batu karena untuk mengetahui pengaruh suhu terhadap kerja enzim katalase,
dimana pada suhu rendah enzim hanya mengalami inaktif,dengan kata lain enzim akan bekerja
kembali ketika telah mencapai suhu yang sesuai dan bertemu denan substrat yang cocok (karena
enzim bekerja secara spesifik) dan untuk mengetahui enzimnya yang mengalami difungsi atau
tidak setelah diberi es batu.
3. Gelembung yang terbentuk pada percobaan yang kami lakukan yaitu terdapat Gelembung
udara (oksigen) karena enzim katalase dapat mencegah hidrogen peroksida (H 2O2) menjadi air
(H2O) dan oksigen (O2). Berikut ini reaksi kimianya:
4. Agar uap O2 dari dalam tabung tidak langsung keluar sehingga pada saat lidi yang
membara diletakkan di atas tabung akan menyala secara optimal.
5. Karena dalam hati yang masih segar tersebut terdapat banyak peroksisom sehingga
menghasilkan lebih banyak enzim katalase, enzim ini kemudian menguraikan senyawa hidrogen
peroksida menjadi air dan oksigen. Dengan gelembung-gelembung udara dalam kategori banyak
sekali yang dapat membuat bara api besar menunjukkan bahwa enzim tersebut telah memecah
senyawa H2O2 menjadi oksigen karena bara api semakin besar dikarenakan adanya oksigen.
Perubahan Lingkungan
Penebangan hutan yang liar mengurangi fungsi hutan sebagai penahan air. Akibatnya,
daya dukung hutan menjadi berkurang. Selain itu, penggundulan hutan dapat menyebabkan
terjadinya banjir clan erosi. Aki-bat lain adalah munculnya harimau, babi hutan, dan ular di
tengah pemukiman manusia karena semakin sempitnya habitat hewan-hewan tersebut.
Pembangunan jalan kampung dan desa dengan cara betonisasi mengakibatkan air
sulit meresap ke dalam tanah. Sebagai akibatnya, bila hujan lebat memudahkan
terjadinya banjir. Selain itu, tumbuhan di sekitarnya menjadi kekurangan air sehingga
tumbuhan tidak efektif melakukan fotosintesis. Akibat lebih lanjut, kita merasakan panas
akibat tumbuhan tidak secara optimal memanfaatkan CO z, peran tumbuhan sebagai
produser terhambat.
Penerapan intensifikasi pertanian dengan cara panca usaha tani, di satu sisi
meningkatkan produksi, sedangkan di sisi lain bersifat merugikan. Misalnya,
penggunaan pupuk dan pestisida dapat menyebabkan pencemaran. Contoh lain
pemilihan bibit unggul sehingga dalam satu kawasan lahan hanya ditanami satu macam
tanaman, disebut pertanian tipe monokultur, dapat mengurangi keanekaragaman se-
hingga keseimbangan ekosistem sulit untuk diperoleh. Ekosistem dalam keadaan tidak
stabil. Dampak yang lain akibat penerapan tipe ini adalah terjadinya ledakan hama.
2. Perubahan Lingkungan karena Faktor Alam
A. Etika Lingkungan
B. UU Lingkungan Hidup
C. Penanganan Limbah