Anda di halaman 1dari 23

Keanekaragaman Makhluk Hidup dan

Contohnya
Keanekaragaman makhluk hidup dikenal juga dengan keanekaragaman hayati (Biodiversitas)
yang dapat diartikan sebagai perbedaan yang terdapat pada makhluk hidup sesuai dengan
spesies, jenis ataupun ekosistemnya. Keanekaragaman tersebut dapat terjadi dikarenakan oleh
adanya perbedaan ciri-ciri dari masing-masing makhluk hidup tersebut seperti sifat, warna,
ukuran, bentuk, habitat, dan sebagainya.

Source: Google Images

Keanekaragaman diantara makhluk hidup tersebut bisa terjadi dikarenakan adanya proses
adaptasi maupun evolusi. Adaptasi merupakan sebuah proses penyesuaian diri yang
dilakukan oleh makhluk hidup terhadap lingkungan di mana ia tinggal agar mampu bertahan
hidup. Contoh dari adaptasi adalah kelinci yang hidup di daerah gurun memiliki telinga yang
besar sebagai hasil dari proses adaptasi untuk melindungi diri dari suhu yang panas.

Sedangkan evolusi adalah sebuah proses perubahan pada suatu spesies yang berlangsung
secara bertahap dan dalam jangka waktu yang lama hingga menghasilkan spesies baru yang
berbeda dengan asalnya. Contoh dari evolusi adalah gajah. Gajah merupakan evolusi dari
hewan purbakala bernama Mamoth.

PENYEBAB TERJADINYA KEANEKARAGAMAN MAHKLK HIDUP

Faktor yang mempengaruhi terjadinya keanekaragaman hayati ada dua macam, yaitu faktor
genetik dan faktor lingkungan. Faktor genetik merupakan penurunan sifat dari induk kepada
anaknya. oleh karenanya, faktor genetik amat ditentukan oleh gen. Sementara faktor
lingkungan adalah faktor yang muncul dari lingkungan fisik, kimia, dan abiotik seperti suhu,
cahaya, makanan, mineral, air, dsb. 

Perkawinan dan Persilangan


Perkawinan termasuk ke dalam faktor genetik karena dengan adanya perkawinan antar
individu, maka akan dihasilkan individu baru yang memiliki sifat berbeda. Begitu juga
dengan persilangan yang biasanya terjadi pada tumbuhan. dengan melakukan persilangan
dapat dihasilkan tanaman baru yang memiliki sifat-sifat unggul. dengan bemunculannya
spesies atau varietas baru tersebut, maka terciptalah keanekaragaman makhluk hidup.

Keadaan Lingkungan

Selain faktor genetik, lingkungan juga memgang peranan yang ening dalam mempengaruhi
keanekaragaman hayati. Contohnya, di daerah yang lebih subur biasanya akan terdapat lebih
banyak jenis makhluk hidup bila dibandingkan dengan daerah yang gersang. Itu
membuktikan bahwa faktor kesuburan tanah berpengaruh terhadap keanekaragaman makhluk
hidup di suatu daerah.

TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI

Sebelum mempelajari lebih jauh mengenai keanekaragaman hayati, ada baiknya jika kalian
membaca terlebih dahulu postingan sebelumnya tentang Pengertian, Sistem dan Tujuan
Klasifikasi Makhluk Hidup. 

Keanekaragaman hayati dipisahkan ke dalam 3 kelompok berbeda, yaitu:

1.Keanekaragaman Gen

Tiap-tiap makhluk hidup tersusun atas ribuan bahkan jutaan sel. di dalam inti sel tersebut
tersimpan materi yang menjadi pembawa sifat yaiitu gen. Maing-masing individu membawa
dan memilki variasi susunan gen yang berbeda-beda hal tersebutlah yang menyebabkan
terjadinya keanekaragaman makhluk hidup di dalam satu spesies. Keanekakragaman pada
tingkat gen dapat kita amati dengan melihat perbedaan ciri-ciri yang dimiliki oleh makhluk
hidup di dalam suatu spesies. Contoh dari keanekaragaman gen adalah macam-macam ayam
(ayam hutan, ayam ras, ayam potong, ayam kate, ayam cemani, ayam sirama, dst)

Source: Google Images

2.Keanekaragaman Jenis
Tngkat keanekaragaman selanjutnya adalah keanekaragaman pada tingkat Genus (jenis).
Keanekaragaman ini tejadi pada makhluk hidup yang berada dalam satu family namun
berbeda spesies. Contohnya adalah family kucing (Felidae) yait harimau, kucing, singa,
macan, leopard, dsb. Meskupun masih tergabung dalam satu family, mereka memiliki ciri dan
sifat yang berbeda-beda.

Source: Google Images

3. Keanekaragaman Ekosistem

Keanekaragaman ekosistem dapat dilihat dari komponen-komponen penyusunnya. Tentu


jenis tumbuhan dan hewan di laut berbeda dengan jenis hewan dan tumbuhan di hutan. Untuk
mengetahui lebih jauh mengenai ekosistem simak materi sebelumnya tentang Pengertian
Ekosistem, Komponen, dan Macam-macam Ekosistem Lengkap.

Source: Google Images

Ketiga tingkat keanekaragaman makhluk hidup di atas tentunya saling berkaitan dan tidak
bisa dipisahkan antara yang satu dengan yang lain. Karena ketiganya merupakan komponen
terpenting yang membangun keanekaragaman hayati/makhluk hidup.
Pengertian dan Perbedaan Virus dan
Bakteri
Diposkan oleh Aang Imam di Selasa, November 17, 2015
Mendengar istilah virus dan bakteri tentu terlintas dipikiran kita bahwa kedua makhluk hidup
ini adalah penyebab penyakit dan pasti merugikan, meski tidak terlihat oleh kasat mata tetapi
akibat yang ditimbulkan dari keberadaan mereka sangat besar. Pada artikel ini akan
membahas pengertian dan perbedaan antara virus dan bakteri, silakan disimak pembahasan
berikut ini.

Image Source : www.zmescience.com

Definisi/Pengertian Virus

Virus adalah parasit mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat
parasit obligat(Parasit yang tidak bisa hidup tanpa inangnya), hal tersebut disebabkan karena
virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menggunakan sel inangnya
karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi sendiri.

Image Source : id.wikipedia.org


Definisi/Pengertian Bakteri

Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti sel. Organisme ini
termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat kecil (mikroskopik), serta
memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai
agen penyebab infeksi dan penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan
manfaat dibidang pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana:
tanpa Pengertian dan Perbedaan Virus dan Bakteri nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel
lain seperti mitokondria dan kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel
prokariot dengan sel eukariot yang lebih kompleks.

Perbedaan Virus dan Bakteri

 Virus bereproduksi/berkembang biak dengan cara memanfaatkan sel makhluk hidup


yang dihuninya(Inangnya) karena virus tidak dapat bereproduksi sendiri, sedangkan
bakteri dapat bereproduksi sendiri dengan cara membelah diri.
 Virus bisa menyebabkan penyakit cacar, demam herpes, kutil, HIV/AIDS, flu,
hepatitis, dan lain sebagainya sedangkan bakteri bisa mengakibatkan penyakit tifus,
tetanus, TBC, kolera, radang tenggorokan dan lain sebagainya.
 Virus sudah pasti merugikan/merusak karena bersifat parasit sedangkan bakteri tidak
selalu merugikan karena ada spesies bakteri yang menguntungkan/bermanfaat.
 Virus memiliki kingdom sendiri dalam klasifikasi makhluk hidup 6 kingdom yaitu
Kingdom Virus sedangkan bakteri termasuk kedalam Kingdom Monera.
 Home
 Daftar Isi
 Tentang
 Kontak
 Writing for Us
 Privacy
 Tutorial Hijab

Home » Biologi » Hifa adalah » Jamur dapat dimakan » Jamur penyebab Penyakit » Jenis-
jenis Jamur » Seri Ringkasan Biologi » Sporangium » Penjelasan Lengkap Tentang Jenis-
jenis Jamur (Fungi)

Penjelasan Lengkap Tentang Jenis-jenis


Jamur (Fungi)
zalora.co.id zalora.co.id
50% off at ZALORA!. RP 150000.00 50% off at ZALORA!. RP 150000.00
Shampoo Kuda Original Shampoo 946 ml Shampoo Kuda Original Shampoo 946 ml
by Mane n TailShampo dengan formula e... by Mane n TailShampo dengan formula e...

Advertisement

JANGAN PERNAH makan ini! Berat Anda akan turun terus!

zalora.co.id
50% off at ZALORA!. RP 150000.00 Shampoo Kuda Original Shampoo 946 ml by Mane n
TailShampo dengan formula e...

NAPAS BAU? Kamu bisa menghilangkannya dalam 3 hari dengan mencampurkan...

Jamur pernah dianggap sebagai bukan dari bagian makhluk hidup. Bahkan, ketika orang
menyadari bahwa jamur hidup, sifat alamiahnya tetap merupakan misteri. Jamur tampaknya
tumbuh seperti tanaman, tetapi tak mempunyai akar dan daun, dan tak menghasilkan biji.
Kini, jamur diklasifikasikan sebagai golongan tersendiri, tetapi masih tercatat di buku
pelajaran imu tumbuhan dan sering digambarkan sebagai tumbuhan.

Tubuh jamur ada yang terdiri atas satu sel dan ada pula yang terdiri atas banyak sel. Jamur
yang bersel banyak, tubuhnya tersusun dari hifa. Hifa adalah benang-benang halus yang
tersusun dari banyak sel. Hifa yang bercabang-cabang membentuk anyaman disebut
miselium. Hifa jamur ada yang bersekat dan ada yang tidak bersekat. Jamur berkembang biak
dengan spora. Spora ini terletak di dalam suatu wadah yang disebut kotak spora
(sporangium). Ketika spora telah matang, maka spora keluar dari kotak spora. Jika spora
jatuh pada tempat yang cocok, maka tumbuh jamur baru.

Berdasarkan bentuk hifa inilah, jamur dibedakan menjadi beberapa jenis. Jenis-jenis jamur
untuk lebih detailnya sebagai berikut:

a. Jamur Ganggang (Phycomycetes)

Jamur ganggang adalah jamur yang mempunyai hifa yang tidak bersekat-sekat. Contoh jamur
ganggang adalah Rhizopus sp, yang banyak digunakan untuk membuat tempe kedelai. Pada
tempe, jika diperhatikan terdapat benang-benang halus berwarna putih. Bagian yang
berwarna putih ini adalah miselium. Jika tempe dibiarkan selama 2 sampai 3 hari, maka
permukaannya akan berwarna hitam. Bagian yang berwarna hitam tersebut adalah kotak
spora yang di dalamnya terdapat spora. Spora adalah alat reproduksi aseksual dari Rhizopus
sp.

Gambar: Jamur Ganggang (Phycomycetes)


Klasifikasi Hewan (Vertebrata dan
Invertebrata)
dickson Hewan / Binatang

Klasifikasi Hewan (Vertebrata dan Invertebrata) – Hewan atau disebut juga dengan
Binatang adalah salah satu makhluk hidup yang terdapat di muka bumi ini. Dalam kamus
bahasa Indonesia, Hewan didefinisikan sebagai makhluk yang bernyawa dan mampu
bergerak  atau berpindah tempat serta mampu bereaksi terhadap rangsangan tetapi tidak
berakal budi.

Klasifikasi Hewan 

Berdasarkan Klasifikasinya, Hewan atau binatang ini terbagi menjadi 2 kelompok besar,
diantaranya adalah Vertebrata yaitu Hewan yang memiliki tulang belakang dan Invertebrata
yang merupakan hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Pada dasarnya, klasifikasi
hewan yang menjadi Vertebrata dan Invertebrata ini merupakan klasifikasi berdasarkan
struktur tubuh hewan atau binatang.

Hewan Vertebrata

Vertebrata adalah jenis hewan yang memiliki tulang belakang atau tulang punggung. Hewan-
hewan yang tergolong dalam Vertebrata dibagi lagi menjadi beberapa jenis yakni :

1. Ikan (Pisces), yaitu Hewan yang hidup didalam air, bernafas dengan insang dengan alat
gerak berupa sirip dan berkembang biak dengan cara bertelur.
2. Amfibi (Amphibia), yaitu Hewan yang dapat hidup di dua alam (darat dan air), berdarah
dingin (tidak dapat mengatur suhu badan sendiri) dan bernafas dengan paru-paru. Contoh
Hewan Amfibi seperti Katak, Salamander dan kadal air.
3. Reptil (Reptilia), adalah hewan melata yang berdarah dingin dan memiliki sisik yang
menutup tubuhnya. Contoh Hewan Reptil adalah buaya, kadal dan ular.
4. Burung (Aves), yaitu Hewan yang bisa terbang, Hewan Aves atau Burung ini memiliki bulu
yang menutupi tubuhnya dengan alat gerak berupa kaki dan sayap. Meskipun Aves sering
disebut sebagai hewan yang bisa terbang, ada beberapa jenis hewan yang tergolong dalam
Aves tetapi tidak bisa terbang seperti Ayam, Bebek, Angsa dan Kalkun.
5. Hewan Menyusui (Mammalia), yaitu hewan yang memiliki kelenjar susu (betina) yang
berfungsi untuk menghasilkan susu sebagai sumber makanan anaknya. Hewan Mammalia
pada umumnya adalah hewan yang berdarah panas dan bereproduksi secara kawin. Hewan
Menyusui atau mammalia ini ada yang hidup di darat dan ada juga hidup di air. Contoh
Hewan Mammalia yang hidup di darat seperti Sapi, Domba, Monyet, Rusa, Kuda dan Gajah.
Sedangkan Hewan Mammalia yang habitatnya di air seperti Paus, Lumba-lumba dan Duyung.

Hewan Invertebrata

Invertebrata adalah jenis hewan yang tidak memiliki tulang belakang atau tulang punggung.
Struktur morfologi, sistem pernafasan, sistem pencernaan dan sistem peredaraan  darah
Hewan Invertebrata lebih sederhana jika dibandingkan dengan hewan jenis Vertebrata.
Hewan yang termasuk dalam golongan Hewan Invertebrata antara lain :

1. Filum Protozoa, yaitu hewan yang bersel satu yang hidup di dalam air. Bentuk tubuh
Protozoa sangat kecil yaitu berkisar antara 10-50 μm tetapi ada juga yang memiliki bentuk
tubuh hingga 1mm. Sumber makanan Protozoa adalah hewan dan tumbuhan. Berdasarkan
alat geraknya, Protozoa terbagi menjadi 4 kelas yaitu Kelas Rhizopoda (berkaki semu), kelas
Flagellata (berbulu cambuk), kelas Cilliata (berambut getar), dan kelas Sporozoa (berspora).
2. Filum Porifera atau hewan berpori, yaitu hewan air yang hidup di laut dengan bentuk tubuh
seperti tumbuhan atau tabung berpori yang melekat pada suatu dasar laut dan dapat
berpindah tempat dengan bebas. Sumber makanan Porifera adalah Bakteri dan Plankton.
Filum Porifera terbagi menjadi 3 kelas yaitu Kelas Corcorea, kelas Hexactinelida dan Kelas
Demospangia.
3. Filum Cnidaria, yaitu hewan yang memiliki sel penyengat yang dinamai knidosit yang
digunakan untuk menangkap mangsa dan membela diri. Cnidaria dibagi menjadi 4 kelompok
yaitu Anthozoa (anemone laut, koral, pena laut), Scyphozoa (Ubur-ubur), Cubozoa (ubur-
ubur kotak) dan Hydrozoa. Filum Cnidari kebanyakan terdapat di lingkungan laut. Filum
Cnidaria terkadang dikategori sebagai filum Coelenterata karena merupakan hewan
berongga yang disebut dengan Coelenteron.
4. Filum Ctenophora yaitu hewan yang memiliki lubang-lubang kecil atau pori dihampir seluruh
tubuhnya. Pori tersebut dapat menimbulkan racun yang digunakan untuk melumpuhkan
mangsa atau musuhnya.Meskipun bentuknya seperti ubur-ubur, tetapi filum Coelenterata
tidak memiliki sel penyengat (knidosit) seperti pada filmu Cnidaria. Filum Ctenophora
terkadang dikategorikan sebagai filum Coelenterata karena merupakan hewan berongga
yang disebut dengan Coelenteron.
5. Filum Platyhelminthes atau Cacing Pipih, yaitu hewan yang berbentuk cacing dengan tubuh
pipih dan tidak bersegmen. Cacing pipih ini pada umumnya hidup di sungai, laut, danau
ataupun sebagai parasit di tubuh organisme lain. Terdapat 3 kelas dalam filum
Platyhelminthes yaitu Turbellaria (cacing berambut getar), Trematoda (Cacing Isap) dan
Cestoda (cacing pita).
6. Filum Nematoda (Cacing Gilik), yaitu cacing yang berbentuk gilik. Kedua ujung tubuh Filum
Nematoda berbentuk runcing dan sedangkan tengahnya bulat. Contoh Cacing Gilik
diantaranya seperti cacing tambang, cacing askaris dan cacing filaria.
7. Filum Annelida (Cacing Gelang), yaitu cacing yang tubuhnya terdiri atas segmen-segmen
seperti gelang dengan berbagai sistem organ yang baik dengan sistem peredaran darah
tertutup. Filum Annelida terbagi menjadi 5 kelas yaitu Polychaeta (berambut banyak),
Oligochaeta (berambut sedikit atau tidak ada rambut sama sekali), dan Hirudinea
(menghisap darah). Contoh cacing jenis Filum Annelida diantaranya seperti cacing tanah,
cacing pasir, cacing kipas dan lintah.
8. Filum Mollusca (Filum Moluska), yaitu hewan yang bertubuh lunak baik dilindungi oleh
cangkang maupun yang tidak dilindungi oleh cangkang. Cangkang Filum Mollusca terdiri dari
bahan kalsium (zat kapur). Filum Mollusca terdiri dari 3 kelas yakni P (memiliki 2 buah
cangkang seperti kerang, tiram dan simping), Gastropoda (Siput baik yang bercangkang
ataupun tidak), Cepalophoda (Gurita dan cumi-cumi), Scaphopoda dan  Amphineura.
9. Filum Artropoda, yaitu filum bertubuh segmen yang biasanya bersatu menjadi dua atau tiga
daerah yang jelas, anggota tubuh bersegmen berpasangan dan simetri bilateral. Filum
Artropda juga dikenal dengan sebutan hewan berbuku-buku. Filum Artropoda terbagi
menjadi beberapa kelas, diantaranya adalah  Chelicerata (laba-laba, tungau, kalajengking),
Myriapoda (lipan), Krustasea (kepiting, lobster, udang) dan Hexapoda (serangga).
1. Pengertian Sistem Pencernaan Pada
Manusia
Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah makanan dan menyerap sari
makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan
memecah molekul makanan yang kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim
sehingga mudah dicerna oleh tubuh.
Sistem pencernaan pada manusia hampir sama dengan sistem pencernaan hewan lain yaitu terdapat
mulut, lambung, usus, dan mengeluarkan kotorannya melewati anus. Proses pencernaan pada
manusia terbagi atas 5 macam yaitu:

1.1. Injesti

Adalah proses menaruh atau memasukkan makanan di mulut. Biasanya menggunakan tangan atau
menggunakan alat bantu seperti sendok, garpu, sumpit, dan lain sebagainya.

1.2. Pencernaan Mekanik

Proses pencernaan mekanik yaitu proses mengubah makanan menjadi kecil dan lembut. Pencernaan
mekanik dilakukan oleh gigi dan alat bantu lain seperti batu kerikil pada burung merpati. Proses ini
bertujuan untuk membantu untuk mempermudah proses pencernaan kimiawi. Proses ini dilakukan
secara sadar atau sesuai dengan keinginan kita.

1.3. Pencernaan Kimiawi

Proses pencernaan kimiawi yaitu proses mengubah molekul-molekul zat makanan yang kompleks
menjadi molekul-molekul yang lebih sederhana sehingga mudah dicerna. Pencernaan kimiawi
dilakukan oleh enzim, asam, ‘bile’, dan air. Proses ini dilakukan secara tidak sadar karena yang
mengaturnya adalah enzim.

1.4. Penyerapan

Penyerapan adalah gerakan nutrisi dari sistem pencernaan ke sistem sirkulator dan ‘lymphatic
capallaries’ melalui osmosis, transport aktif, dan difusi.

1.5. Penyingkiran
Yaitu penyingkiran/pembuangan material yang tidak dicerna dari ‘tract’ pencernaan melalui
defekasi.

2. Organ Dalam Sistem Pencernaan Pada


Manusia
Organ yang termasuk dalam sistem pencernaan terbagi menjadi dua kelompok. Yaitu:

2.1. Saluran Pencernaan

Saluran pencernaan adalah saluran yang kontinyu berupa tabung yang dikelilingi otot. Saluran
pencernaan mencerna makanan, memecah nya menjadi bagian yang lebih kecil dan menyerap
bagian tersebut menuju pembuluh darah. Organ-organ yang termasuk di dalam nya adalah : mulut,
faring, esofagus, lambung, usus halus serta usus besar. Dari usus besar makanan akan dibuang keluar
tubuh melalui anus.

2.2. Organ pencernaan tambahan (aksesoris)

Organ pencernaan tambahan ini berfungsi untuk membantu saluran pencernaan dalam melakukan
kerjanya. Gigi dan lidah terdapat dalam rongga mulut, kantung empedu serta kelenjar pencernaan
akan dihubungkan kepada saluran pencernaan melalui sebuah saluran. Kelenjar pencernaan
tambahan akan memproduksi sekret yang berkontribusi dalam pemecahan bahan makanan. Gigi,
lidah, kantung empedu, beberapa kelenjar pencernaan seperti kelenjar ludah, hati dan pankreas.

3. Bagian-Bagian Sistem Pencernaan Pada


Manusia
1. Kelenjar ludah
2. Parotis
3. Submandibularis (bawah
rahang)
4. Sublingualis (bawah
lidah)
5. Rongga mulut
6. Amandel
7. Lidah
8. Esofagus
9. Pankreas
10. Lambung
11. Saluran pankreas
12. Hati
13. Kantung empedu
14. duodenum
15. Saluran empedu
16. Kolon
17. Kolon transversum
18. Kolon ascenden
19. Kolon descenden
20. Ileum
21. Sekum
22. Appendiks/Umbai
cacing
23. Rektum/Poros usus
24. Anus

4. Proses Pencernaan Makanan Dalam


Sistem Pencernaan Pada Manusia
Pertama-tama, pencernaan dilakukan oleh mulut. Disini dilakukan pencernaan mekanik yaitu proses
mengunyah makanan menggunakan gigi dan pencernaan kimiawi menggunakan enzim ptialin
(amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut yang mengandung zat
karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna oleh organ
pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu 37 oC.
Makanan selanjutnya dibawa menuju lambung dan melewati kerongkongan. Makanan bisa turun ke
lambung karena adanya kontraksi otot-otot di kerongkongan. Di lambung, makanan akan melalui
proses pencernaan kimiawi menggunakan zat/enzim sebagai berikut:

 Renin, berfungsi mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI). Hanya dimiliki
oleh bayi.
 Pepsin, berfungsi untuk memecah protein menjadi pepton.
 HCl (asam klorida), berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai
disinfektan, serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada usus
halus.
 Lipase, berfungsi untuk memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase
yang dihasilkan sangat sedikit.

Setelah makanan diproses di lambung yang membutuhkan waktu sekitar 3 – 4 jam, makanan akan
dibawa menuju usus dua belas jari. Pada usus dua belas jari terdapat enzim-enzim berikut yang
berasal dari pankreas:

1. Amilase. Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula lebih sederhana
(maltosa).
2. Lipase. Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3. Tripsinogen. Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang
mengubah protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh
usus halus.

Selain itu, terdapat juga empedu. Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung
empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu
mengandung garam-garam empedu dan zat warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi
mengemulsikan lemak. Zat warna empedu berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara
merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Empedu merupakan hasil ekskresi di dalam hati.
Zat warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses.
Selanjutnya makanan dibawa menuju usus halus. Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan
kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan. Karbohidrat dicerna menjadi glukosa.
Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein dicerna menjadi asam amino. Jadi,
pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat, lemak, dan protein diselesaikan.
Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan berlangsung di usus kosong dan sebagian besar di
usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap dalam bentuk asam lemak
dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan mineral tidak mengalami
pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus.
Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke
usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini
membantu dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa
makanan, bakteri E. coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses
pembekuan darah. Sisa makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh
memerlukan air, maka sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air
merupakan fungsi penting dari usus besar.
Selanjutnya sisa-sisa makanan akan dibuang melalui anus berupa feses. Proses ini dinamakan
defekasi dan dilakukan dengan sadar.

5. Gangguan Pada Sistem Pencernaan


Manusia
Gangguan pada sistem pencernaan cukup beragam. Faktor penyebabnya-pun bermacam-macam, di
antaranya makanan yang kurang baik dari segi kebersihan dan kesehatan, keseimbangan nutrisi,
pola makan yang kurang tepat, adanya infeksi, dan kelainan pada organ pencernaan.
Ada beberapa gangguan atau kelainan yang dapat terjadi pada sistem pencernaan pada manusia.
Diantaranya:

5.1. Gastritis

Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa (lender) dinding lambung.
Penyebabnya ialah penderita memakan yang mengandung kuman penyakit. Kemungkinan juga
karena kadar asam klorida (HCL) pada lambung terlalu tinggi.

5.2. Hepatitis

Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada hati. Virus dapat masuk ke dalam
tubuh melalui air atau makanan.

5.3. Diare

Diare terjadi karena adanya iritasi pada selaput dinding usus besar atau kolon. Fases penderita diare
berbentuk encer. Penyebabnya adalah penderita memakan makanan yang mengandung bakteri atau
kuman. Akibatnya gerakan peristaltic dalam usus tidak terkontrol. Sehingga, laju makanan meningkat
dan usus tidak dapat menyerap air. Namun, apabila fases yang dikeluarkan bercampur dengan darah
dan nanah, kemudian perut terasa mulas, gejala tersebut menunjuk pada penyakit desentri.
Penyebabnya yakni infeksi bakteri Shigella pada dinding usus besar.
5.4. Konstipasi

Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan “sembelit” adalah keadaan yang dialami
seseoang dengan gejala fases mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh
adanya penyerapan air pada sisia makanan. Akibatnya, fases kekurangan air dan menjadi keras. Ini
terjadi dari kebiasaan buruk yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga karenakurangnya
penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat. Oleh karena itu, banyak memakan buah-buahan
dan sayur-sayuran berserat serta minum banyak air dapat mencegah gangguan ini.

5.5. Apendisitis

Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan apendiks. Penyebabnya ialah
adanya infeksi bakteri pada umbai cacing (usus buntu). Akibatnya, timbul rasa nyeri dan sakit.

5.6. Hemeroid/Wasir/Ambeyen

Hemoroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan pada pembuluh vena disekitar


anus. Orang yang sering duduk dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami gangguan ini.

5.7. Maag

Orang yang mengalami maag memiliki ciri-ciri rasa perih pada dinding lambung, mual, muntah, dan
perut kembung. Gangguan ini disebabkan meningkatnya kadar asam lambung yang dipicu karena
pikiran tegang, pola makan yang tak teratur, dan lain sebagainya.

5.8. Keracunan

Keracunan makanan dapat terjadi karena pengaruh beberapa bakteri semisal bakteri Salmonela yang
menyebabkan penyakit demam tipus dan paratipus.

5.9. Tukak Lambung

Tukak lambung adalah salah satu kelainan sistem pencernaan yakni kerusakan pada selaput lendir.
Tukak lambung dapat disebabkan oleh factor-faktor kuman, toksin, ataupun psikosomatis.
Kecemasan, ketakutan, stress, dan kelelahan merupakan faktor psikosomatis yang akhirnya dapat
merangsang pengeluaran HCL di lambung. Jika HCL berlebihan, selapu lendir lambung akan rusak.

5.10. Malnutrisi (kurang gizi)


Yakni penyakit yang disebabkan oleh terganggunya pembentukan enzim pencernaan. Gangguan
tersebut disebabkan oleh sel-sel pancreas atropi yang kehilangan banyak reticulum endoplasma.
Sebagai contoh adalah kwashiorkor, yakni penyakit akibat kekurangan protein yang parah dan pada
umumnya menyerang anak-anak.

6. Organ Sistem Pencernaan pada Manusia


Terdapat 6 organ utama dalam sistem pencernaan yaitu mulut, kerongkongan,
lambung, usus halus, usus besar, dan anus. Berikut adalah 6 organ pencernaan
manusia beserta bagian-bagiannya.

6.1. Mulut
Mulut adalah pintu masuk makanan. Di dalam mulut terdapat lidah, rongga mulut,
kelenjar ludah, dan gigi. Jadi fungsi mulut bermacam-macam yaitu menghancurkan
makanan, mencerna makanan, mengecap rasa makanan, dan membantu menelan
makanan. Di dalam mulut terjadi pencernaan mekanis (dengan gigi dan lidah) dan
pencernaan kimiawi (dengan ludah yang mengandung enzim ptialin). Berikut adalah
gambar anatomi mulut beserta bagian-bagiannya:
Mulut terdiri dari:
1. Langit-langit
2. Gigi
3. Gusi
4. Tulang langit-langit
5. Pembuluh darah dan saraf langit-langit
6. Amandel
7. Lidah
8. Anak lidah
6.2. Kerongkongan

Kerongkongan adalah penghubung antara mulut dan lambung. Kerongkongan disebut


juga esofagus. Kerongkongan berbentuk tabung dan terdapat otot. Otot pada
kerongkongan berfungsi untuk membawa makanan dari mulut ke lambung dengan
menggunakan gerak peristaltik. Berikut adalah gambar anatomi kerongkongan beserta
bagian-bagiannya:
Kerongkongan dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1. Bagian superior yang sebagian besar terdiri dari otot rangka.
2. Bagian tengah yang terdiri dari campuran otot rangka (otot lurik) dan otot
polos.
3. Bagian inferior yang terdiri dari otot polos.
6.3. Lambung

Lambung adalah organ pencernaan yang berfungsi untuk mencerna berbagai zat-zat
makanan. Letak lambung berada di bawah sekat rongga badan. Di dalam lambung
terjadi pencernaan kimiawi dengan menggunakan enzim pepsin, enzim renin, enzim
lipase, dan asam lambung (HCl). Berikut adalah gambar anatomi lambung beserta
bagian-bagiannya:
Lambung terdiri dari tiga bagian utama yaitu kardiak, fundus, dan pilorus. Di ujung
bagian atas lambung yang berbatasan dengan kerongkongan terdapat sfingter yang
berfungsi untuk menjaga makanan agar tidak keluar dari lambung dan dimuntahkan
kembali. Sedangkan di bagian bawah yang berbatasan dengan usus dua belas jari
disebut sfingter pilorus.

6.4. Usus Halus


Usus halus adalah tempat penyerapan sari-sari makanan. Disini juga terjadi
proses pencernaan kimiawi dengan bantuan enzim tripsin, enzim disakarase,
enzim erepsin, dan enzim lipase. Sari-sari makanan diserap melalui jonjot-jonjot
usus yang disebut vili. Seluruh sari makanan kecuali asam lemak dan gliserol
diangkut melalui vena porta menuju ke hati. Sedangkan asam lemak dan gliserol
diangkut melalui pembuluh limfa. Berikut adalah gambar anatomi usus halus
beserta bagian-bagiannya:
Di usus halus juga terdapat duodendum (usus dua belas jari), jejunum, dan ileum.

6.5. Usus Besar


Usus besar adalah usus yang terbesar. Fungsi usus besar adalah untuk
memilah kembali hasil pencernaan. Disini terjadi penyerapan air dengan jumlah
yang terbesar daripada organ lain dan terjadi proses pembusukan sisa-sisa
makanan dengan bantuan bakteri. Berikut adalah gambar anatomi usus besar
beserta bagian-bagiannya:
Struktur usus besar terdiri dari:
1. Usus buntu
2. Kolon asedens (kolon naik)
3. Kolon transversum (kolon datar)
4. Kolon desendens (kolon turun)
5. Rektum. Tempat menyimpan feses sebelum dikeluarkan melalui anus.
6.6. Anus

Anus atau dubur adalah penghubung antara rektum dengan lingkungan luar tubuh. Di
anus terdapat otot sphinkter yang berfungsi untuk membuka dan menutup anus.
Fungsi utama anus adalah sebagai alat pembuangan feses melalui proses defekasi
(buang air besar). Berikut adalah gambar anatomi anus beserta bagian-bagiannya:
Di anus terdapat otot sphinkter, rektum, dan vena. Fungsi otot sphinkter adalah untuk
membuka atau menutup anus. Sedangkan fungsi rektum adalah untuk menyimpan
feses sementara waktu.

Anda mungkin juga menyukai