Anda di halaman 1dari 149

K.

Keanekaragaman Hayati dan Ekologi

1. Keanekaragaman tingkat gen, spesies, dan ekosistem


a. Keanekaragaman tingkat gen
Keanekaragaman Gen merupakan Perbedaan atau kita sebut dengan Variasi gen
yang terdapat dalam suatu spesies makhluk hidup, Kita ambil contoh buah Kelapa ada
yang memiliki Dading tebal dan daging tipis, ada yang memiliki warna hijau pada
kulitnya ada pula yang memiliki warna kuing pada kulitnya, Demikian pula buah pisang
yang mempunyai ukuran, warna, bentuk dan tekstur serta rasa daging buah yang tidak
sama dengan yang pisang lainnya. Pisang mempunya beberapa variasi yaitu pisang raja
uli, pisang raja molo, pisang raja jambe, pisang raja sereh. Banyak sekali perbedaanya
meskipun masih sama-sama pisang.
b. Keanekaragaman tingkat spesies/jenis
Keanekaragaman Jenis merupakan adanya perbedaan yang dapat kita temukan
pada suatu kelompok maupun komunitas pada berbagai spesies yang hidup di suatu
habitat makhluk. Mau contohnya yang dapat kita lihat langsug.? di antaranya adalah
pohon mangga, jeruk, rambutan, kelapa, bunga melati, bunga mawar, jahe, kunyit,
burung, lebah, semut, kupu-kupu, dan cacing. Keanekaragaman jenis yang lebih tinggi
umumnya dapat ditemukan di suatu tempat yang jauh dari kehidupan manusia, semisal di
hutan. Di hutan terdapat jenis hewan dan tumbuhan yang lebih banyak dibandingkan
dengan di kebun atau di sawah.
Terdapat Pula beberapa jenis organisme yang memiliki ciri-ciri fisik yang hampir
sama seperti tumbuhan kelompok palem yaitu pinang, aren, sawit dan kelapa yang
memiliki daun seperti pita. Namun, tumbuh-tumbuhan tersebut merupakan spesies yang
berbeda, kelapa memiliki nama spesies Cocos Nucifera, pinang bernama Areca catechu.
Cukup mudah untuk mengenali Keanekaragaman jenis Ekosistemyang ada di kehidupan
sehari-hari.
c. Keanekaragaman tingkat ekosistem
Ekosistem dapat terbentuk oleh adalnya berbagai kelompok spesies yang mempu
menyesuaikan diri dengan suatu lingkunganya, kemudian mereka saling mempengaruhi
antara spesies satu dengan spesies lainya dan juga antara spesies dengan lingkungan
abiotik tempat hidup, semisal suhu, air, udara, tanah, cahaya matahari, kelembapan dan
mineral. Ekosistem berbeda dengan lainnya sesuai dengan spesies pembentuknya. Di
duni ini Terdapat beberapa ekosistem yang dapat kita jumpai yaitu ekosistem hutan,
ekosistem rawa, ekosistem terumbu karang, ekosistem laut dalam, ekosistem padang
lamu, ekosistem mangrove, ekosistem dana, eosistem pantai pasir dan lain sebagainya.
Dengan semakin canggihnya teknologi dan pola fikir manusia maka sekarang manusia
bisa menciptakan ekosistem, yakni ekosistem buatan manusia yaitu agro ekosistem
seperti sawah, kebun, dan ladang. Hanya saja agroekosistem memiliki tingkat
keanekaragaman spesies yang lebih rendah dibandingkan dengan ekosistem alamiah,
tetapi mempunyai tingkat keanekaragaman genetik yang lebih tinggi.

2. Ciri-ciri kelompok makhluk hidup dan perannya dalam kehidupan


a. Virus
Ciri-ciri virus antara lain:
1. Berukuran sangat kecil yaitu antara 17-1000 nanometer.
2. Berbentuk kotak, bola, jarum, dan huruf T.
3. Tubuh virus tersusun atas asam nukleat (DNA atau RNA saja), protein, lipid, dan
karbohidrat.
4. Replikasi berlangsung secara litik dan lisogenik.

Peranan virus dalam kehidupan:

1. Virus yang Menguntungkan bagi Manusia


 Virus digunakan untuk memproduksi interferon. Interferon adalah protein yang
dihasilkan oleh sel normal sebagai respon terhadap infeksi virus. Interferon
berfungsi untuk mencegah replikasi virus pada sel hospes.
 Profage dapat digunakan untuk mengubah fenotip bakteri sehingga bermanfaat
dalam bidang kedokteran. Misalnya DNA virus digabungkan dengan gen
manusia, yaitu gen penghasil antigen. Gabungan gen atau profage tersebut
kemudian disambungkan ke DNA bakteri. Dengan demikian, fenotip sel bakteri
mengalami perubahan. Sel bakteri tersebut mampu membuat antigen seperti
halnya sel manusia.
 Virus digunakan untuk pembuatan vaksin. Vaksin berisi patogen yang telah
dilemahkan sehingga sifat patogenitasnya hilang, tetapi sifat antigenitasnya tetap.
Contoh vaksin sebagai berikut.
 OPV (Oral Polio Vaccine) untuk mencegah penyakit polio.
 HBV (Hepatitis B Vaccine) untuk mencegah penyakit kuning.
 HZV (Varicella Zoster Vaccine) untuk mencegah penyakit cacar air.
 MMR (Measles, Mumps, Rubella) untuk mencegah penyakit cacar air,
gondong, dan campak jerman.
 Virus dapat digunakan untuk pembuatan peta kromosom yang sangat penting
bagi dunia kedokteran.
2. Virus yang merugikan
1) Virus yang menyerang tumbuhan
 Virus tungro menyerang tanaman padi melalui perantara wereng cokelat.
 Tobacco Mosaic Virus(TMV) menyebabkan timbulnya bercak kuning pada daun
tembakau.
 Turnip Yellow Mosaic Virus(TYMV) menyebabkan penggulungan daun pada
tanaman kapas.
 Cucumber Mosaic Virus (CMV) menyerang mentimun.
 Bean Mosaic Virus (BMV) menyerang buncis.
 Wheat Mosaic Virus (WMV) menyerang gandum.
 Sugarcane Mosaic Virus (SMV) menyerang tebu.
2) Virus yang menyerang hewan
 New Castle Disease (NCD) menyerang saraf unggas (tetelo).
 Foot and Mouth Disease(FMD) menyerang kuku dan mulut hewan pemamah
biak, contohnya sapi, kambing, dan kerbau.
 Rhabdovirus menyebabkan penyakit rabies pada anjing, kera, dan manusia.
 Rous Sarcoma Virus(RSV) menyebabkan tumor pada ayam.
3) Virus yang menyerang manusia
 Influenzavirus menyerang saluran pernapasan.
 Varicella zoster menyerang tubuh sehingga menimbulkan luka cacar air pada
kulit tubuh.
 Poliovirus menyerang saraf dan otak balita sehingga dapat menyebabkan
kelumpuhan.
 Hepatitisvirus menyerang hati penderita sehingga membengkak.
 Rhabdovirus menyerang sistem saraf pusat penderita.
 Human Immunodeficiency Virus(HIV) menyerang sel darah putih jenis limfosit
T. Virus ini merupakan penyebab penyakit AIDS.
 Ebolavirus menyerang sel darah putih jenis makrofag dan jaringan fibroblas.

b. Archaebacteria dan Eubacteria


Ciri-ciri archaebacteria dan eubacteria:
1. Bersifat prokariotik.
2. Nukleusnya mengandung rantai tunggal DNA, uniseluler, dan mikroskopis.
3. Struktur tubuh terdiri atas lapisan lendir, dinding sel, membrane plasma, sitoplasma,
kromosom, dan ribosom.
4. Berkembang biak dengan pembelahan biner, pembentukan tunas, dan fragmentasi.
5. Arcahebacteria dibagi menjadi tiga kelompok yaitu methanogen, halofil ekstrem,
thermoasidofil. Sementara itu, eubacteria dibagi menjadi empat kelompok yaitu
cyanobacteria, bakteri kemoautotrof, bakteri penambat nitrogen, dan spirochaeta.

Peranan bakteri dalam kehidupan:

 Peranan bakteri dalam industry makanan:


a) Lactobacillus casei berperan dalam pembuatan keju dan yoghurt.
b) Acetobacter xylinum berperan dalam pembuatan asam cuka dan nata de coco.
c) Streptococcus lactis dan S. cremoris berperan dalam pembuatan keju dan mentega.
d) Lactobacillus bulgaricus berperan dalam pembuatan yoghurt (susu asam).
e) Spirulina berperan dalam pembuatan PST (protein sel tunggal).
 Peranan bakteri dalam bidang obat-obatan dan vitamin:
a) Bacillus brevis berperan dalam pembuatan antibiotik tirotrisin.
b) Bacillus subtilis berperan dalam pembuatan antibiotik basitrasin.
c) Bacillus polymyxa berperan dalam pembuatan antibiotik polimiksin.
d) Streptomyces griseus berperan dalam pembuatan antibiotik streptomisin.
e) Pseudomonas denitrificans berperan dalam pembuatan vitamin B12.
f) Streptomyces venezuelae berperan dalam pembuatan antibiotik kloromisin.
g) Streptomyces aureofaciens berperan dalam pembuatan antibiotik aureomisin.
h) Streptomyces rimosus berperan dalam pembuatan antibiotik tetrasiklin.
 Peranan bakteri di bidang lain:
a) Bakteri nitrit (Nitrosomonas dan Nitrosococcus) dan bakteri nitrat (Nitrobacter)
merupakan bakteri yang membantu proses pembentukan senyawa nitrat dalam tanah.
b) Rhizobium leguminosarum (hidup bersimbiosis pada akar tumbuhan
Leguminosae),
Azotobacter, Clostridium pasteurianum, dan Rhodospirillum rubrum merupakan
bakteri yang
mampu mengikat N2bebas dari udara.
c) Escherichia coli membusukkan sisa makanan di usus besar, membantu
pembentukan vitamin K, serta dapat menguraikan asam semut (HCOOH) menjadi
CO2 dan H2O (dalam keadaan tertentu).
d) Methanobacterium ruminatum dapat menguraikan asam cuka menjadi metana dan
karbon dioksida.
e) Clostridium acetobutylicum dapat menghasilkan aseton dan butanol.
f) Methanobacterium dapat membusukkan sampah daun dan kotoran hewan.
Pembusukan
tersebut menghasilkan metana/biogas yang dapat digunakan sebagai energi alternatif.
 Contoh bakteri yang merugikan:
 Penyebab penyakit pada manusia:
a) Vibrio cholerae dapat mengakibatkan penyakit kolera.
b) Mycobacterium tuberculosis dapat mengakibatkan penyakit TBC.
c) Mycobacterium leprae dapat mengakibatkan penyakit lepra.
d) Shigella dysentriae dapat mengakibatkan penyakit disentri.
e) Salmonella typhi dapat mengakibatkan penyakit tifus.
f) Pasteurella pestis dapat mengakibatkan penyakit pes.
g) Clostridium tetani dapat mengakibatkan penyakit tetanus.
h) Treponema pallidum dapat mengakibatkan penyakit sifilis.
i) Neisseria gonorrhoeae dapat mengakibatkan penyakit gonore.
j) Bordetella pertusis dapat mengakibatkan penyakit batuk rejan.
h) Leptospira sp. dapat mengakibatkan penyakit leptospirosis.
 Penyebab penyakit pada hewan:
a) Bacillus anthracis mengakibatkan penyakit antraks pada sapi, kerbau, dan
domba.
b) Brucella abortus dapat mengakibatkan penyakit bruselosis pada sapi.
c) Actynomyces bovis dapat mengakibatkan penyakit bengkak rahang pada sapi.
d) Streptococcus agalactiae dan Staphylococcus epidermisis dapat
mengakibatkan penyakit
mastitis pada hewan menyusui.
e) Salmonella pullorum dapat mengakibatkan berak kapur pada ayam.
 Penyebab penyakit pada tumbuhan:
a) Xanthomonas citri mengakibatkan penyakit kanker pada batang jeruk.
b) Agrobacterium tumefaciens mengakibatkan penyakit kanker pada batang kopi.
c) Erwinia tracheiphila mengakibatkan busuk pada daun labu.
d) Pseudomonas cattleyae mengakibatkan busuk pada daun anggrek.
 Penyebab Kerusakan Makanan
a) Clostridium botulinum pada makanan kaleng yang rusak.
b) Pseudomonas cocovenenans pada tempe bongkrek.
c) Leuconostoc mesentroides pada makanan basi.
d) Enterobacter aerogenes mengakibatkan air susu menjadi berlendir.
c. Jamur
Fungi (jamur) dikelompokkan menjadi empat divisi seperti berikut:
1.) Zygomycotina, cirri-cirinya hifa soenositik (tidak bersekat), menghasilkan
zigosporangium, dinding sel tersusun atas zat kitin, dan mempunyai haustoria.
Contohnya Rhizopus stolonifer, Mucor hiemalis, Beauveria bassiana, dan
Metarrhisium anisopliae.
2.) Ascomycotina, cirri-cirinya hifa bersekat, berinti banyak, dan spora tidak berflagela.
Contohnya Saccharomyces cerevisiae, Penicilium notatum, dan Neurospora crassa.
3.) Basidiomycotina, ciri-cirinya hifa bersekat, hifa vegetatifnya mempunyai satu inti
haploid, mempunyai basidiokarp, serta badan buah berbentuk seperti payung, kuping,
atau setengah lingkaran. Contohnya Volvariella volvaceae, Amenita phalloides,
Ganoderma aplantum, dan Puccinia graminis.
4.) Deutromycotina, ciri-cirinya hifa bersekat, dinding sel terbuat dari zat kitin.
Contohnya Tinea versicolor, Ephidermophyton floocossum, dan Trichophyton sp.
Peran jamur dalam kehidupan:
1. Rhizopus oligosphorus, untuk pembuatan tempe.
2. Beauveria bassiana, parasit pada hama wereng.
3. Saccharomyces cerevisiae, untuk pembuatan roti dan tapai.
4. Peniccilium notatum, menghasilkan antibiotic.
5. Neurosspora crassa, untuk pembuatan oncom merah.
6. Aspergillus wenti, untuk pembuatan kecap.
7. Volvariella vovaceae, auricularia polytrica, dan pleurotus sebagai bahan makanan.
d. Protista
Ciri-ciri umum protista:
a. Bersifat eukariotik
b. Sebagian besar bersifat uniseluler.

Protista dibagi menjadi tiga keompok yaitu Algae, Protozoa, serta Protista mirip jamur.

a. Algae (protista mirip tumbuhan), cirinya berklorofi dan bersifat fotosintetik.


Peran algae:
1. Navicula, sebagai campuran semen, bahan penggosok, dan dinamit.
2. Chlorella, mengandung protein tinggi yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan
obat-obatan, kosmetik, dan bahan makanan.
3. Laminaria, menghasilkan asam alginate sebagai bahan pembuat gel untuk industry
makanan dan kosmetik.
4. Gelidium dan Euchema, sebagai bahan pembuat agar-agar.
5. Gracillaria, sebagai bahan makanan.
b. Protozoa (protista mirip hewan), cirinya bersifat kosmopolit, heterotrof, dan dpt
bergerak aktif.
Peran protozoa:
1. Radiozoa, cangkangnya sering digunakan untuk bahan pembentuk gelas, bahan
penggosok, dan bahan peledak.
2. Foraminifera, cangkangnya dapat menunjukkan sumber minyak.
3. Trypanosoma gambiense, mengakibatkan penyakit tidur pada manusia.
4. Trypanosome evansi, mengakibatkan penyakit sura pada hewan ternak.
c. Jamur lendir dan jamur air (protista mirip jamur), cirinya berbentuk filament, hidup di
tempat lembab, bersifatheterotrof dan absorptive.
Peran jamur:
1. Phytopththora capsici, menyerang tanaman mentimun.
2. Saproglenia parasitica, parasit yang hidup menempel pada tubuh organisme yang
hidup di air, missal ikan.
3. Plasmospora viticola, parasit pada tanaman anggur.
4. Phytophthors faberi, menyebabkan kanker pada bidang sadapan batang pohon
karet.
e. Plantae
1. Tumbuhan tidak berpembuluh (Atracheophyta)
Salah satu contoh Atrachephytaadalah lumut, ciri-cirinya yaitu:
a. Memiliki anggota tubuh seperti akar (dalam bentuk rhizoid), batang dan daun,
tetapi bukan akar, batang dan daun sejati.
b. Tidak memiliki pembuluh pengangkut (Floem Xylem) pada organ tubuhnya.
c. Pengangkutan air dan garam mineral berlangsung dari sel ke sel secara lambat
d. Berhabitat di tempat yang lembab atau basah.
e. Memiliki ukuran tubuh 0,5cm s/d 15cm.
f. Daur hidupnya mengalami pergiliran keturunan antara fase Generatif (dengan
melalui Gametofit) dan fase Vegetatif (dengan melalui Sporofit).
2. Tumbuhan berpembuluh (Tracheophyta)
a. Tumbuhan paku (Pteridohyta)

a) Berbeda dengan tumbuhan lumut, tumbuhan paku sudah memiliki akar,


batang, dan daun sejati. Oleh karena itu, tumbuhan paku termasuk
kormophyta berspora.
b) Memiliki berkas pembuluh angkut. Baik pada akar, batang, dan daun, secara
anatomi sudah memiliki berkas pembuluh angkut, yaitu xilem yang berfungsi
mengangkut air dan garam mineral dari akar menuju daun untuk proses
fotosintesis, dan floem yang berfungsi mengedarkan hasil fotosintesis ke
seluruh bagian tubuh tumbuhan.
c) Terdiri atas dua fase generasi, yaitu sporofit (menghasilkan spora) dan
gametofit (menghasilkan sel kela-min).
d) Fase sporofit memiliki sifat lebih dominan dari fase gametofit.
e) Berdasarkan fungsinya, daun tumbuhan paku dibedakan menjadi daun tropofil
(untuk fotosintesis) dan daun sporofil (penghasil spora).
f) Berdasarkan bentuknya, daun tumbuhan paku dibedakan menjadi daun
mikofil (daun kecil) dan daun makrofil (daun besar)
g) Habitat tumbuhan paku ada yang di darat dan ada pula yang di perairan serta
ada yang hidupnya menempel.
h) Pada waktu masih muda, biasanya daun tumbuhan paku menggulung dan
bersisik.
i) Tumbuhan paku dalam hidupnya dapat bereproduksi secara vegetatif dengan
pembentukan gemmae dan reproduksi generatif dengan peleburan gamet
jantan dan gamet betina.
j) Dalam siklus hidup (metagenesis) terdapat fase sporofit, yaitu tumbuhan paku
sendiri.
k) Fase sporofit pada metagenesis tumbuhan paku memiliki sifat lebih dominan
daripada fase gametofitnya.
l) Memiliki klorofil sehingga cara hidupnya hidupnya fotoautotrof.

b. Tumbuhan berbiji (spermatophyta)

 Angiospermae

1. Memiliki bunga sejati


2. Daun buah berdaging tebal
3. Biji dilindungi oleh bakal buah
4. Bentuk & ukuran tubuh yang bervariasi
5. Tubuhnya terdiri dari akar, batang, daun & bunga
6. Akarnya berbentuk tunggang atau serabut
7. Bentuk tulang daun bervariasi yakni menyirip, menjari & lurus
8. Daun umumnya lebar, tunggal atau majemuk
9. Reproduksi secara vegetatif & generative
10. Bunganya memiliki kelopak, mahkota, benang sari & putik
11. Batangnya ada yang memiliki kambium & ada juga yang tidak.
12. Memiliki pembuluh xilem yang diperkuat oleh serat dengn dinding sel yang
tebal & berlignin
13. Habitat berupa semak, herba, perdu atau pohon
14. Selisih waktu yang relatif pendek antara penyerbukan & pembuahan
15. Batang bercabang/tidak bercabang

 Dicotyledoneae
1. Biji pada tumbuhan yang tergolong dalam dikotil yakni berkeping dua. Hal
ini dapat dilihat saat proses perkecambahan biji membelah menjadi dua
bagian.
2. Tulang daun pada tumbuhan dikotil yakni daun menjari atau menyirip.
3. Bunga pada tumbuhan dikotil memiliki jumlah mahkota, jumlah kelopak,
dan jumlah benang sari bunga mulai dari kelipatan 4 atau 5.
4. Pada tumbuhan dikotil memiliki sistem perakaran tunggang yang terbentuk
dari percabangan akar utama (radikula). Akar berkembang dari akar utama
sehingga lebih kokoh dan menghujam ke dalam tanah. Pada tumbuhan
dikotil pada umumnya akar yang terbentuk berasal dari ujung bawah
embrio atau di sebut radikula. Radikula adalah pembentuk meristem apikal
yang kemudian membentuk jaringan – jaringan akar.
5. Pertumbuhan sekunder pada tumbuhan dikotil pada umumnya terjadi pada
pertumbuhan sekunder sehingga tubuh pada tumbuhan membesar.
Pertumbuhan sekunder pada kelompok tumbuhan dikotil akan membuat
terbentuknya kayu serta kulit pada setiap pohon. Pohon akan ditemukan
diameter musim yang tampak pada bagian batang. Pertumbuhan karena
adanya kambium tersebut memudahkan dalam melihat berapa lama umur
dari pohon.
6. Berkas pengangkut pada tumbuhan dikotil dapat mengamati pembentukan
cincin (melingkar). Cincin tersebut teratur sehingga dapat dengan mudah
mengamati susunan atas korteks dan bagian stele yang terdapat pembukuh
angkut xilem dan pembuluh angkut floem. Pada berkas pengangkut yang
terdiri dari jaringan pengangkut xilem dan jaringan pengangkut floem
ditemukan adanya tulang daun. Pembuluh angkut xilem terdiri dari susunan
pembuluh-pembuluh yang berbentuk panjang dan pembuluh yang berbentuk
tabung. Pembuluh xilem memiliki fungsi untuk mengangkut air dari organ
akar hingga ke organ daun. Air yang diangkut akan menggantikan air yang
hilang saat proses transpirasi terjadi. Pada tumbuhan floem berfungsi untuk
mendistribusikan atau menyebarkan produk hasil fotosintesis berupa
makanan dari daun ke batang sehingga seluruh bagian tumbuhan dapat
memperoleh energi.
7. Serbuk sari pada tumbuhan dikotil memiliki 3 alur pada tiap bulir serbuk
sari.
8. Pembuluh kayu pada tumbuhan dikotil akan ditemukan kambium pada
organ bagian akar dan organ batang.

 Monocotyledoneae
1. Biji pada tumbuhan yang tergolong kepada kelompok monokotil yaitu
berkeping satu. Pada saat perkecambahan tidak ada pembelahaan.
2. Pada tumbuhan monokotil memiliki tulang daun sejajar atau tulang daun
melengkung.
3. Bunga pada kelompok tumbuhan monokotil memiliki jumlah mahkota,
jumlah kelopak, dan jumlah benang sari bunga mulai dari kelipatan 3.
Jumlah pada bagian-bagian organ bunga dan tulang daun tidak menjadi
pembeda yang pasti dalam membedakan tumbuhan monokotil dan
tumbuhan dikotil. Hal tersebut berdasarkan dari ditemukannya beberapa
tumbuhan yang tidak sesuai dengan ciri-ciri umum keduanya
4. Sistem akar pada bagian bagian akar monokotil dan dikotil berbeda. Pada
tumbuhan monokotil memiliki sistem perakaran serabut yang terbentuk dari
akar samping. Akar utama tidak mengalami perkembangan sehingga
perakaran lebih lemah. Pada bagian ujung akar lembaga dilindungi dengan
koleoriza. Pada tumbuhan monokotil, akar yang telah terbentuk berasal dari
pembengkakan akar adventif.
5. Pertumbuhan Sekunder pada tumbuhan monokotil tidak terjadi
pertumbuhan sekunder. Pada kelompok ini yang terjadi hanya pertumbuhan
secara memanjang. Pertumbuhan kambium tidak terjadi pada tumbuhan
monokotil.
6. Pada tumbuhan monokotil memiliki berkas pengangkut yang tersebar pada
seluruh batang tanpa adanya susunan khusus. Tumbuhan kelompok
monokotil tidak memiliki korteks di bagian penyusun jaringan. Pembuluh
angkut xilem dan dan pembuluh angkut floem dibentuk berdasarkan dari
sel-sel kambium yang bersifat meristematik. Jaringan pembuluh angkut
yang terbentuk dari jaringan berkambium kemudian mengalami
pertumbuhan ke bagian luar sehingga terjadi pembentukan kulit pohon atau
bark. Pada pembentukan ke bagian dalam akan membentuk batang kayu
atau wood. Bagian kayu adalah sel – sel jaringan xilem yang telah
mengalami kematian dan mengalami pengeringan. Jaringan pengangkut
yang telah mati tersebut akan mengeras dan tumbuh padat akibat adanya
kandungan lignin pada dinding sel. Penebalan secara sekunder yang
menebal akibat lignin yang tersusun atas polimer fenol kompleks sehingga
berguna dalam pembuatan kayu menjadi keras, padat, dan berwarna
kecoklatan.
7. Serbuk Sari pada tumbuhan monokotil memiliki alur tunggal pada tiap butir
serbuk sari. Pada tumbuhan dikotil memiliki 3 alur pada tiap bulir serbuk
sari.
8. Pembuluh Kayu pada struktur batang dikotil dan monokotil berbeda. Pada
tumbuhan monokotil tidak dilengkapi dengan pembuluh kayu. Hal tersebut
dapat dlihat atau diamati pada famili rumput-rumputan atau poaceae.

 Gymnospermae
1. Gymonospermae berakar tunggang
2. Memiliki akar, batang, dan daun sejati.
3. Daun sempit, tebal dan kaku
4. Tulang daun tidak beraneka ragam / tidak bervariasi
5. Bakal biji tidak dilindungi oleh daun buah
6. Bakal tumbuh serta terletak di luar megasporofil (ovarium)
7. Megasporofil berupa sisik pendukung bakal biji yang terkumpul dalam
bentuk strobilus (runjung) berkayu (kecuali pada Cycas)
8. Sporofil jantan & betina terpisah
9. Tidak memiliki bunga sejati
10. Tidak memiliki mahkota bunga
11. Bunga berupa strobilus yang mampu menghasilkan sekret berupa tetes getah
yang berisi sel kelamin jantan pada stroobilus jantan serta sel telur pada
strobilus betina
12. Bakal biji berada diluar sehingga tidak bisa dilindungi daun buah
13. Tumbuhan heterospora yakni bisa menghasilkan dua jenis spora
14. Spora yang satu berupa megaspora yang membentuk gamet, sedangkan spora
yang kedua berupa mikrospora menghasilkan serbuk sari
15. Pada reproduksi terjadi pembuahan tunggal

f. Peranan tumbuhan bagi kehidupan


a. Peranan tumbuhan lumut:
Beberapa manfaat dari tumbuhan lumut antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai media tanaman (pengganti ijuk): Lumut daun
2. Dapat mencegah erosi: Lumut secara umum
3. Sebagai obat penyakit hati: Marchantia sp
4. Sebagai bahan pembalut, kapas dan sumber bahan bakar: Sphagnum

b. Peranan tumbuhan paku:


a. Tumbuhan paku dapat digunakan sebagai tanaman hias. Misalnya : Adiantum,
Platycerum, Asplenium, Nephrolepis, dan Selaginella.
b. Beberapa tumbuhan paku dapat digunakan sebagai obat, Misalnya :
1) Equisetum digunakan untuk obat antidiuretik (lancar seni).
2) Cyclophorus digunakan untuk obat pusing dan obat luar.
3) Dryopteris digunakan untuk obat cacing pita.
4) Platycerium bifurcatum digunakan untuk obat tetes telinga luar.
5) Lycopodium digunakan untuk obat antidiuretik dan sporanya digunakan untuk
pencahar lemak.

c. Beberapa tumbuhan paku dapat dijadikan sayuran (makanan), Misalnya, semanggi


(Marsilea) dan paku garuda (Pteridium aquilinum).

d. Azolla pinnata yang bersimbiosis dengan Anabaena (alga biru) dapat mengikat
unsur nitrogen bebas dari udara sehingga dapat menyuburkan tanah.

e, Paku tiang (Alsophyla glauca) batangnya dapat digunakan untuk tiang bangunan.

f. Tepung spora Lycopodium dapat digunakan untuk bahan kembang api.

g. Batang paku ekor kuda (Equisetum) yang dikeringkan dapat dipakai untuk alat
pembersih (penggosok).

h. Tumbuhan paku ada yang merugikan karena beberapa ada yang menjadi gulma
(tumbuhan pengganggu). Misalnya, Salvinia natans (keyambang) merupakan
tumbuhan pengganggu pada tumbuhan padi.

c. Peranan tumbuhan berbiji

a. Peran Gymnospermae

 Pinus merkusii menghasilkan terpenting sebagai bahan baku cat dan pernis.
 Kayu pinus digunakan sebagai bahan baku kertas dan batang korek api.
 Zamia sp. Digunakan sebagai tanaman hias.
 Ginkgo biloba digunakan sebagai tanaman hias dan obat-obatan.
 Gnetum gnemon digunakan sebagai sumber makanan.

b. Peran Angiospermae
 Serat kapas digunakan sebagai bahan pakaian
 Serat yute digunakan untuk membuat karung goni.
 Sebagai bahan obat-obatan. Pinang (areca catechu) sebagai obat cacing. Lidah buaya
(aloe vera) sebagai obat luka dan radang kulit. Sambiloto (andrographis paniculata)
sebagai obat diabetes dan hipertensi.
 Kayu jati (tectona grandis) sebagai bahan bangunan, perabot, dan peralatan rumah
tangga.
 Lada (piper nigrum), pala (myristica fragrans), dan cengkih (syzygium aromaticum)
sebagai rempah-rempah.
 Kelapa sawit (elaeis guineensis), karet (hevea brasiliensis), tebu (saccharum officinarum),
tembakau (nicotiana tabacum), dan kopi (coffea sp) adalah tanaman perkebunan yang
digunakan untuk industri.

g. Animalia
Ciri-ciri umum:
1. Bersifat multiseluler.
2. Eukariotik.
3. Tidak memiliki dinding sel.
4. Bersifat heterotrof.

Ciri-ciri kelompok invertebrata:


1. Porifera
a. Bentuk tubuhnya menyerupai vas atau jambangan.
b. Tubuhnya terdiri dari 2 Lapis ( dipoblastik )
c. Di antara lapisan luar dan dalam terdapat sel - sel amoebosit dan spikula.
d. sel amoeboid dan koanosit berfungsi untuk menangkap makanan.
e. Habitatnya di Perairan.
f. Memiliki ringga tubuh yang disebut spongocoel
g. memiliki lubang masuk air yang disebut ostium dan saluran keluar air yang
disebut oskulum.
h. perkembangbiakan berlangsung secara kawin dan dengan pembentukan tunas.
2. Coelenterata
a. Coelenterata adalah hewan bersel banyak atau multi sel
b. Tubuhnya memiliki dua lapis sel yang simetris radial.
c. Habitatnya meliputi air tawar dan laut.
d. Lapisan luar memiliki tentakel bersenjata dengan sel penyengat cnidoblasts yang
dapat melepaskan racun ke dalam tubuh korban. Lapisan dalam membungkus rongga
tubuh yang disebut rongga pembuluh darah gastro.
e. Jaringan saraf tersebar di seluruh tubuh dengan membentuk jala, yaitu berupa
ganglion saraf.
f. pencernaan makanan berlangsung secara intraseluler di sel gastrodermis dan secara
ekstraseluler di rongga gastrovaskuler
g. Lubang di bagian bawahnya berfungsi sebagai mulut dan sekaligus anus.
h. Memiliki nematosis (sel penyengat). Sel ini berada di dalam knidoblas yang berada di
dalam tentakel.
i. Hewan dalam kelompok ini memiliki dua bentuk tubuh yaitu polip dan medusa. Polip
hidup tetap atau menempel dan memimpin kehidupan soliter atau kolonial, sedangkan
medusa berenang bebas.
j. Mengalami metagenesis atau silih berganti generasi, vegetatif pada fase polip dan
generatif pada fase medusa selama siklus hidupnya.
k. Reproduksi biasanya aseksual, dengan tunas dalam bentuk polip dan medusa seksual
dalam bentuk.
l. Exoskeleton terbuat dari kapur yang ditemukan di karang.
3. Platyhelminthes
1. Memiliki tubuh yang pipih, simetris, dan tidak bersegmen.
2. Mempunyai satu lubang mulut tanpa dubur.
3. Hidup sebagai parasit, mempunyai alat hisap akan tetapi juga ada yang hidup
bebas.
4. Reproduksi generatif dengan perkawinan silang, secara vegetatif dengan
membelah diri (fragmentasi).
5. Hidup di air tawar/laut, tempat lembab, atau di dalam tubuh hewan lain.
6. Sangat sensitif terhadap cahaya.
4. Nemathelminthes
1. Bentuk silindris.
2. Tubuh tertutp zat kitin dan tidak bersegmen.
3. Saluran pencernaan mulai daari mulut sampai anus.
4. Bereproduksi secara generative
5. Annelida
1. Tubuh terdiri atas tiga lapis sel (triploblastik).
2. Tubuh beruas-ruas dan berbentuk seperti cincin.
3. Memiliki mulut dan anus.
4. Hidup diair lat, tawar, darat, atau sebagai parasit dalam tubuh makhluk hidup
lain.
6. Mollusca
1. Bertubuh lunak.
2. Tubuh terdiri atas tiga bagian utama yaitu kaki, massa visceral, dan mantel.
7. Echinodermata
1. Tubuh berduri
2. Alat gerak berupa kaki ambulakral dan alat pengisap.
3. Sistem saraf menyebar ke seluruh tubuh.
4. Bernapas menggunakan insang yang menyebar di permukaan tubuh.
5. Berkembangbiak secara seksual.
8. Arthtropoda
1. Kaki dan tubuh beruas-ruas.
2. Hewan triploblastik dan tubuh simetri bilateral.
3. Tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, dada, dan perut.
4. Memiliki rangka luar yang terdiri daari zat kitin.
5. Sistem pencernaan lengkap.
6. Alat pernapasan menggunakan insang, trakea, permukaan tubuh, dan paru-
paru buku.
Ciri-ciri kelompok vertebrata:

1. Pisces
a. Jantung terdiri dari dua ruangan (atrium dan ventrikel)
b. Bersifat ovipar (bertelur)
c. Fertilisasi internal atau eksternal.
d. Alat gerak berupa sirip.
e. Tubuh dittupi kulit bersisik yang licin.
f. Bersifat poikiloterm (berdarah dingin)
2. Amphibia
a. Jantung terdiri dari tiga ruangan.
b. Bersifat ovipar.
c. Fertilisasi eksternal.
d. Alat gerak berupa dua pasang tungkai.
e. Permukaan tubuh ditutupi kulit tipis berlendir.
f. Bersifat poikiloterm.
3. Reptilia
a. Jantung terdiri dari empat ruangan.
b. Pada umumnya bersifat ovipar.
c. Fertilisasi internal.
d. Alat gerak berupa kaki seperti cicak dan buaya, ada juga bergerak menggunakan
perutnya seperti ular.
e. Permukaan tubuhnya ditutupi oleh kulit kering bersisik.
f. Bersifat poikiloterm.\
4. Aves
a. Jantung terbagi menjadi empat ruang.
b. Bersifat ovipar.
c. Fertilisasi internal.
d. Alat gerak berupa sayap dan sepasang kaki.
e. Permukaan tubuh ditutupi kulit yang ditumbuhi bulu.
f. Bersifat homoiterm.
5. Mammalia
a. Jantung teragi menjadi empat ruang.
b. Pada umunya bersifat vivipar (melahirkan).
c. Fertilisasi internal.
d. Alat gerak berupa dua pasang tungkai.
e. Permukaan tubuh ditutupi oleh kulit yang ditumbuhi rambut.
f. Bersifat homoiterm.
h. Peranan animalia bagi kehidupan:
a. Sebagai bahan obat-obatan.
b. Sebagai bahan makanan.
c. Membantu prises penyerbukan tanaman.
d. Sebagai alat transportasi.

3. Ekosistem
Ekosistem adalah hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ilmu
yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya
disebut ekologi. Tempat hidup makhluk hidup disebut habitat.
Lingkungan makhluk hidup terdiri dari lingkungan biotik dan lingkungan abiotik.
Lingkungan biotik terdiri dari seluruh makhluk hidup. Lingkungan abiotik terdiri dari suhu,
cahaya, air, kelembapan, udara, garam-garam mineral, dan tanah.

Terdapat 3 interaksi makhluk hidup dengan lingkungannya. Yaitu interaksi antar-individu,


interaksi antar-populasi, dan interaksi antara komponen abiotik dan biotik.

Bentuk interaksi antar populasi adalah:

1. Predasi. Antara makan dan dimakan. Yang memakan disebut predator, yang dimakan
disebut mangsa (prey).
2. Kompetisi.
3. Simbiosis. Terdiri dari simbiosis mutualisme (sama-sama menguntungkan), simbiosis
komensalisme (satu diuntungkan dan satu lagi tidak diuntungkan maupun tidak
dirugikan. Contoh: anggrek menempel di pohon mangga), dan simbiosis parasitisme (satu
diuntungkan dan satu dirugikan).

Suatu individu dibagi empat yaitu produsen, konsumen, dekomposer (pengurai. Contoh: bakteri
dan jamur), dan detrivor (pemakan bangkai. Contoh: cacing tanah, siput, keluwing, bintang laut,
dan kutu kayu).

Secara umum ada tiga tipe ekosistem yaitu ekosistem air (akuatik), ekosistem darat (terestrial),
dan ekosistem buatan.

1. Ekosistem air (akuatik) terdiri dari ekosistem air tawar, ekosistem laut, ekosistem esturari
(antara sungai dan laut/delta), ekosistem pantai pasir, ekosistem pantai batu, ekosistem
terumbu karang, dan ekosistem laut dalam.
2. Ekosistem darat (terestrial) terdiri dari hutan hujan tropis, sabana (curah hujan lebih
rendah dari hutan hujan tropis dan didominasi oleh semak dan pohon), padang rumput
(curah hujan lebih rendah daripada sabana), gurun, hutan gugur, taiga (dingin dan
didominasi oleh hutan pinus), dan tundra (di dekat kutub utara disebut tundra artik dan di
puncak gunung disebut tundra alpin).
3. Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhannya. Contoh: bendungan, waduk, hutan tanaman produksi, sawah, pedesaan,
kolam, perkotaan, dll.

Dalam rantai makanan, ada produsen, konsumen primer, konsumen sekunder, dan
konsumen puncak. Rantai makanan yang kompleks, saling berkaitan, dan bercabang-
cabang disebut jaring-jaring makanan.

Cahaya matahari diubah oleh produsen menjadi energi kimia melalui jalur rantai makanan.
Energi kimia mengalir dari produsen ke konsumen. Energi kimia tersebut sebagian digunakan
dan sebagian lagi disimpan. Produktivitas ekosistem adalah pemasukan dan penyimpanan energi
dalam suatu ekosistem. Produktivitas ekosistem dibagi dua yaitu produktivitas primer dan
produktivitas sekunder.

1. Produktivitas primer adalah kecepatan mengubah energi cahaya matahari menjadi energi
kimia dalam bentuk bahan organik oleh organisme autotrof.
2. Produktivitas sekunder adalah kecepatan energi kimia mengubah bahan organik menjadi
simpanan energi kimia baru oleh organisasi heterotrof.

Piramida ekologi menggambarkan struktur trofik suatu ekosistem. Struktur trofik adalah
peristiwa makan dan dimakan antar-organisme dalam suatu ekosistem. Piramida ekologi
terdiri dari piramida energi (menggambarkan tingkat kehilangan energi dari suatu rantai
makanan), piramida biomassa (menggambarkan tingkat berkurangnya transfer energi
pada setiap tingkat trofik) dan piramida jumlah (menggambarkan jumlah individu pada
setiap tingkat trofik).

Dalam suatu ekosistem, energi kimia sebagian besar hilang pada setiap tingkat trofik tetapi
materi pada tiap tingkat trofik tidak hilang. Materi tersebut didaur ulang yang melibatkan
makhluk hidup dan batuan yang disebut daur biogeokimia.

1. Daur air: air laut > menguap > kondensasi > turun hujan > air mengalir ke laut
2. Daur karbon: karbon di atmosfer > diserap pohon | dihirup hewan > daun mengering dan
jatuh | hewan mati > dan dan hewan mengalami pembusukan > bahan bakar fosil >
pembakaran bahan fosil > karbon ke atmosfer.

Suksesi adalah proses perkembangan suatu komunitas melalui tahap-tahap yang dapat diprediksi.
Suksesi terdri dari suksesi primer, suksesi sekunder, dan komunitas klimaks.

1. Suksesi primer adalah formasi suatu komunitas baru pada suatu daerah yang diawali oleh
suatu daerah yang kosong atau gundul. Biasanya terjadi setelah letusan gunung berapi.
2. Suksesi sekunder adalah pembentukan kembali suatu komunitas ke bentuk kondisi awal
setelah daerah tersebut rusak. Penyebab suksesi sekunder adalah kebakaran, banjir,
gempa bumi, atau aktivitas manusia.
3. Komunitas klimaks adalah hasil akhir dari suksesi yang berupa komunitas yang
mengalami keseimbangan.

4. Prinsip klasifikasi makhluk hidup (bakteri sampai vertebrata)


Klasifikasi adalah pengelompokan makhluk hidup berdasarkan persamaan persamaan
ciri (keseragaman), perbedaan ciri (keanekaragaman), berdasarkan ciri mortologi,
fisiologi dan anatomi. cara hidup, tempat hidup, daerah penyebaran, dan sebagainya,
makin banyak persamaan ciri, makin dekat hubungan kekerabatan

Kingdom Eubacteria
Para makhluk hidup di Kingdom Eubacteria berupa makhluk hidup sel tunggal (uniseluler).
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Eubacteria memiliki sel prokariotik (sel
sederhana yang tidak mempunyai kapsul sebagai lapisan terluarnya dan dinding sel didalamnya).
Eubacteria juga dikenal dengan istilah bakteria.
Kingdom Archaebacteria
Makhluk hidup di Kingdom Archaebacteria tidak jauh berbeda dengan yang ada di Kingdom
Eubacteria karena mereka dulunya satu Kingdom. Namun Archaebacteria umumnya tahan di
lingkungan yang lebih ekstrim.

Kingdom Protista
Makhluk hidup yang dimasukkan dalam kerajaan Protista memiliki sel eukariotik. Protista
memiliki tubuh yang tersusun atas satu sel atau banyak sel tetapi tidak berdiferensiasi. Protista
umumnya memiliki sifat antara hewan dan tumbuhan. Kelompok ini terdiri dari Protista
menyerupai tumbuhan (ganggang), Protista menyerupai jamur, dan Protista menyerupai hewan
(Protozoa, Protos: pertama, zoa: hewan). Protozoa mempunyai klasifikasi berdasarkan sistem
alat geraknya, yaitu Flagellata/Mastigophora (bulu cambuk, contoh Euglena, Volvox, Noctiluca,
Trypanosoma, dan Trichomonas), Cilliata/Infusiora (rambut getar, contoh Paramaecium),
Rhizopoda/Sarcodina (kaki semu, contoh Amoeba), dan Sporozoa (tidak mempunyai alat gerak,
contoh Plasmodium).

Kingdom Fungi (Jamur)


Fungi memiliki sel eukariotik. Fungi tak dapat membuat makanannya sendiri. Cara makannya
bersifat heterotrof, yaitu menyerap zat organik dari lingkungannya sehingga hidupnya bersifat
parasit dan saprofit. Kelompok ini terdiri dari semua jamur, kecuali jamur lendir (Myxomycota)
dan jamur air (Oomycota). Beberapa kelompok kelas antara lain:

a. kelas Myxomycetes (jamur lendes) contoh nya Physarum policephalius.

b. kelas Phycomycetes (jamur ganggang) contoh nya jamur tempe (Rhizopus oryzae, mucor mue)

Kingdom Plantae (Tumbuhan)


Tumbuhan terdiri dari tumbuhan lumut (Bryophyta), tumbuhan paku (Pteridophyta), tumbuhan
berbiji terbuka (Gymnospermae), dan tumbuhan berbiji tertutup (Angiospermae).

Kingdom Animalia (Hewan)


Hewan memiliki sel eukariotik. Tubuhnya tersusun atas banyak sel yang telah berdiferensiasi
membentuk jaringan. Hewan tidak dapat membuat makanannya sendiri sehingga bersifat
heterotrof. Kelompok ini terdiri dari semua hewan, yaitu hewan tidak bertulang belakang
(invertebrata/avertebrata) dan hewan bertulang belakang (vertebrata).

Pada 1969, ilmuwan Biologi R. H. Whittaker, membagi makhluk hidup menjadi lima kingdom,
yaitu kingdom monera, protista, fungi, plantae, dan ani malia. Sistem ini banyak digunakan para
ilmuwan biologi. Pembagian lima kingdom ini didasarkan pada susunan sel dan cara hidup
dalam pemenuhan kebutuhan makanan. Klasifikasi tersebut adalah sebagai berikut.

1. Monera
Ciri-ciri monera a dalah uniseluler (bersel tunggal), sel prokariotik (tidak memiliki membran
inti), dan memiliki reproduksi secara aseksual.
1) Bakteri
Bakteri memiliki sel uniseluler dan prokariotik. Umumnya tidak memiliki klorofil, namun ada
yang memiliki klorofil sehingga dapat mela-kukan fotosintesis. Ukuran bakteri sangat kecil,
hanya beberapa mikron.
a) Berdasarkan bentuknya, bakteri dibagi menjadi tiga macam, yaitu:
(1) Kokus (bulat) Contoh: Staphylococcus aureus (penyebab radang paru-paru).
(2) Basil (batang) Contoh: Bacillus anthracis (penyebab antraks)
(3) Spiral (berbengkok-bengkok) Contoh: Treponema pallidum (penyebab sifilis)

b) Jenis bakteri berdasarkan kebutuhan oksigen, antara lain:


(1) Bakteri aerob adalah bakteri yang membutuhkan oksigen untuk hidup, contohnya
Nitrosomonas.
(2) Bakt eri anaerob adalah bakteri yang tidak membutuhkan oksigen untuk hidup, contohnya
Clostridium tetani.

c) Jenis bakteri berdasarkan cara mendapatkan makanan, antara lain:


(1) Bakt eri heterotrof, makanan diperoleh dari organisme lain.
(2) Bakteri saprofit, makanan diperoleh dari sisa-sisa organisme lain. Contoh: Escherichia. (3)
Bakteri parasit, makanan diperoleh dari organisme yang ditumpanginya. Biasanya bakteri
merugikan. Contoh: Mycobacterium tuberculosis.
(4) Bakteri autotrof, makanan diperoleh dengan membuat sendiri.
(5) Bakteri fotoautotrof, bakteri dalam membuat makanannya dengan bantuan energi cahaya
matahari. Contoh: bakteri hijau-biru.
(6) Bakteri kemoautotrof, bakteri dalam membuat makanannya menggunakan energi kimia.
Contoh: bakteri hidrogen.

2) Ganggang hijau biru (Cyanobacteria)


a. Cyanobacteria tidak semuanya bersel satu (uniseluler). Cyanobacteria memiliki klorofil
sehingga mampu berfotosintesis dan menghasilkan oksigen. Tempat hidup Cyanobacteria di
danau, laut, sungai, rawa, batu, tanah, di air dengan suhu yang tinggi, maupun di air dengan
tingkat keasaman tinggi (pH = 4). Contohnya, Spirulina (dapat digunakan sebagai sumber
makanan yang kaya protein).

b. Protista
Ciri-ciri protista adalah eukariotik (mempunyai membrane inti), uniseluler atau multiseluler
(bersel banyak), dan autotrof atau heterotrof.
1) Protista yang memliki ciri-ciri seperti hewan (Protozoa) Berikut ini yang termasuk protista
yang memiliki ciri seperti hewan (protozoa).
a) Rhizopoda Rhizopoda bergerak dan menangkapi makanan menggunakan kaki semu atau
pseupodia. Rhizopoda hidup di laut, air tawar, tubuh he wan, atau manusia. Contoh: Entamoeba
histolityca (penyebab disentri).
b) Flagellata Flagellata bergerak menggunakan flagel atau bulu cambuk, hidup di laut, air tawar,
tubuh hewan, atau manusia. Contoh: Trypanosoma evansi (penyebab penyakit surra pada hewan
ternak).
c) Cilliata hidup bebas di air tawar atau laut, bergerak menggunakan rambut getar silia. Contoh:
Paramecium caudatum.
d) Sporozoa tidak memiliki alat gerak, dan semua jenis sporozoa hidup sebagai parasit. Contoh:
Plasmodium (penyebab malaria).

2) Protista yang memiliki ciri-ciri seperti tumbuhan (ganggang/ algae)


Berikut ini adalah yang termasuk protista yang memiliki ciri-ciri seper ti tumbuhan
(ganggang/algae).
a) Euglenophyta Cirinya adalah uniseluler, tidak memiliki dinding sel, mempunyai klorofil
sehingga mampu berfotosintesis, dan memiliki flagel. Contoh: Euglena.
b) Pyrophyta S ebagian besar Pyrophyta adalah Dinoflagellata, hidup di air laut, tapi ada juga
yang hidup di air tawar, uniseluler, memiliki dinding sel, dan mampu bergerak secara aktif.
Contoh: Ceratium.

3) Protista yang memiliki ciri-ciri seperti jamur (fungi)


Berikut ini yang termasuk protista yang memiliki ciri-ciri seperti jamur (fungi).
a) Myxomycota (jamur lendir) Dalam siklus hidupnya, Myxomycota menghasilkan sel-sel yang
hidup bebas yang berbentuk seperti amoeboid. Bila kekurangan makanan, sel-sel bebas ini
membentuk massa yang berlendir. Selain itu, dapat pula membentuk spora bila keadaan kering.
Contoh: Physarium.
b) Oomycota (jamur air) Oomycota hidup bebas, makanan diperolehnya dari sisa-sisa tumbuhan
di danau atau kolam, dan reproduksi secara seksual dan aseksual. Secara seksual menghasilkan
hifa. Sedangkan, secara aseksual menghasilkan zoospora, yaitu spora yang mempunyai dua
flagel yang da pat tumbuh menjadi hifa baru. Contoh: Saprolegnia (menempel pada tubuh ikan
sebagai parasit).

c. Fungi
Ciri-cirinya adalah eukariot, memiliki dinding sel, tidak memiliki klorofil, uniseluler atau
multiseluler, hidup heterotrof (saprofit, parasit, dan mutual). Fungi hidup di tempat-tempat
lembap, air laut, air tawar, di tempat yang asam dan bersimbiosis dengan ganggang membentuk
lumut kerak (lichenes). Reproduksi secara aseksual menghasilkan spora, kuncup, dan
fragmentasi. Sedangkan, secara seksual dengan zigospora, askospora, dan basidiospora. Berikut
ini yang termasuk ke dalam fungi.
1) Zigomycota Ciri-cirinya adalah:
a) Mempunyai hifa yang tidak bersekat.
b) Reproduksi secara seksual dengan zigosporangium dan secara aseksual dengan spora.
c) Hidup sebagai saprofit pada makanan, tanah, sisa-sisa tumbuhan
atau hewan, ada juga yang hidup sebagai parasit. Contohnya, Rhizopus oryzae (untuk pembuatan
tempe).

2) Ascomycota
Ciri-cirinya adalah:
a) Uniseluler atau multiseluler (sebagian besar).
b) Mempunyai hifa yang bersekat-sekat.
c) Ada yang membentuk tubuh buah dan ada yang tidak.
d) Reproduksi aseksual dengan konidia dan tunas. Sedangkan, secara seksual dengan
konidiospora.
e) Hidup sebagai saprofit pada tanah, sisa-sisa organisme, ada yang sebagai parasit pada hewan
atau manusia. Contoh: Saccharo-myces cereviceae (bahan pembuat minuman beralkohol).

3) Basidiomycota
Ciri-cirinya adalah:
a) Multiseluler.
b) Hifa bersekat.
c) Ada yang membentuk tubuh buah dan ada yang tidak.
d) Umumnya hidup saprofit pada sisa-sisa organisme, ada yang
parasit pada tumbuhan atau manusia.
e) Reproduksi aseksual dengan membentuk konidiospora, secara
seksual dengan menghasilkan basidiospora. Contohnya, Volvarella volvacea (jamur merang).

4) Deuteromycota
Disebut juga jamur tak sempurna karena reproduksi seksualnya belum di ketahui. Contoh:
Aspergillus wentii (pembuatan kecap, tauco).

5) Plantae
Kingdom plantae atau tumbuhan adalah istilah untuk organisme yang memiliki ciri eukariotik
dan multiseluler. Selain itu, organisme ini mampu melakukan fotosintesis untuk menghasilkan
makanan karena memiliki klorofil.Berdasarkan berkas pembuluh, plantae dibagi kedalam dua
kelom pok (divisi), yaitu Thallophyta dan Tracheophyta.
1) Thallophyta
Thallophyta mempunyai bagian tubuh yang sederhana, tidak mempunyai pembuluh angkut, akar,
batang, dan daun sejati. Berikut ini yang termasuk Thallophyta.
a) Algae (ganggang) Algae banyak tumbuh di tempat basah, multiseluler, dapat benang atau
berkoloni, memiliki klorofil sehingga mampu melakukan fotosintesis. Tapi, ada juga yang
memiliki pigmen lain. Reproduksi secara aseksual dengan fragmentasi. Sedangkan secara
seksual dengan fertilisasi antara gamet jantan dan betina. Algae dibedakan atas 4 kelompok,
yaitu: Chloropyta (alga hijau), Chrysophyta (alga keemasan), Phaeophyta (alga cokelat), dan
Rhodophyta (alga merah).
b) Bryophyta (Lumut) Bryophyta hidup di tempat-tempat yang lembap, mempunyai bagian-
bagian tubuh yang menyerupai daun, batang dan akar, mampu melakukan fotosintesis karena
memiliki klorofil. Dalam masa hidupnya me ngalami pergiliran keturunan (metagenesis) yang
menghasilkan generasi penghasil gamet (gametofit) dan generasi penghasil spora (sporofit).
Spora dihasilkan oleh sporogonium. Lumut dibagi menjadi dua kelompok, yaitu:
(1) Hepaticeae (Lumut hati) Tumbuh secara horisontal, belum memiliki daun, dapat dibedakan
menjadi lumut hati jantan dan betina. Alat reproduksinya adalah gemma, secara seksual dengan
gametofit. Contoh: Marchantia.
(2) Musci (Lumut daun) Tubuh lumut daun lebih menyerupai batang dan daun, hidup di
tempat-tempat basah, berkelompok. Contoh: Sphagnum fimbriatun, Mnium.
2) Tracheophyta
Tumbuhan ya ng memiliki pembuluh angkut memiliki bagian-bagian tubuh yang terdiri dari
akar, batang, dan daun sejati. Akar memiliki fungsi sebagai alat untuk menyerap air dan zat-zat
mineral. Batang berfungsi sebagai alat transportasi dan pernapasan. Daun berfungsi sebagai
organ untuk fotosintesis. Yang termasuk ke dalam Tracheophyta adalah:
a) Pterydophyta Mempunyai daun, batang, dan akar sejati, tidak berbunga. Akarnya berbentuk
serabut, berfungsi untuk menyerap air dan zat makanan. Pterydophyta telah memiliki pembuluh
angkut (xilem) dan (floem), dan mengalami metagenesis, seperti tumbuhan lumut. Pterydophyta
dikelompokkan menjadi 4 divisio, yaitu: Psilophyta (paku purba), Lycophyta (paku kawat),
Sphenophyta (paku ekor kuda), dan Pterophyta (paku sejati).

b) Spermatophyta (tumbuhan berbiji) Tumbuhan yang memiliki daun, batang, akar, dan bunga
sebagai alat reproduksi dan menghasilkan biji. Bagian bunga yang menghasilkan gamet jantan
disebut benangsari dan yang menghasilkan gamet betina disebut putik. Perkembangbiakan secara
seksual dengan biji. Di dalam biji terdapat embrio/lembaga (calon tumbuhan
baru).Spermatophyta dibagi menjadi dua kelompok yang didasarkan pada letak bijinya, yaitu:

(1) Gymnospermae (tumbuhan biji terbuka)


Gymnospermae tidak memiliki bunga yang sesungguhnya. Biji tidak terbungkus daun buah. Biji
sebagai alat perkembangbiakan berbentuk k erucut yang disebut strobilus. Terdapat strobilus
jantan dan strobilus betina. Gymnospermae terbagi menjadi 4 kelas, yaitu: – Cyadinae, contoh:
Cycas rumphii (pakis haji). – Coniferae, contoh: Agathis alba (damar). – Gnetinae, contoh:
Gnetum gnemon (melinjo). – Ginkyonae, contoh: Ginkgo biloba.

(2) Angiospermae (Tumbuhan biji tertutup) Angiospermae memiliki bunga sejati sebagai alat
reproduksi. Bakal biji diselubungi daun buah. Bunga-bunga pada Angiospermae ada yang
lengkap maupun tidak lengkap. Bunga lengkap bila memiliki kelopak bunga, mahkota bunga,
putik, dan benangsari. Biji terbungkus bakal buah. Se telah terjadi pembuahan, biji berkembang
sehingga mengandung kandung lembaga (embrio) dan endosperma (cadangan makanan).
Angiospermae dibagi menjadi dua kelas, berdasarkan keping daun lembaga, yaitu dikotil dan
monokotil.

e. Animalia
Animalia atau hewan merupakan organisme multiseluler, bersifat heterotrof, organisme yang
aktif. Kingdom animalia dibagi ke dalam dua kelompok berdasarkan ada tidaknya tulang
belakang, yaitu:
1) Avertebrata
Avertebrata merupakan kelompok hewan yang tidak memiliki tulang belakang. Avertebrata
terdiri dari 8 filum, yaitu: a) Porifera (hewan berpori) Porifera merupakan kelompok hewan
multiseluler yang paling sederhana, tubuh berpori-pori, sebagian besar hidup di air laut, tapi ada
juga yang hidup di air tawar. Tubuhnya berbentuk seperti bunga pada umumnya. Contoh:
Niphates digitalis, Clathrina.
b) Coelenterata (Hewan berongga) Struktur tubuh Coelenterata lebih kompleks dibanding
porifera.
Dalam daur hidupnya mempunyai bentuk tubuh sebagai polip dan medusa. Mulut memiliki
tentakel, pada tentakel terdapat alat penyengat. Contoh: Chrysaora fruttescena (ubur-ubur).
c) Nemathelminthes (Cacing gilig) Bentuk tubuh gilig/silindris, memiliki rongga tubuh tapi tidak
sejati. Permukaan tubuh dilapisi kutikula, memiliki sistem pencernaan ya ng lengkap. Hidup
bebas atau sebagai parasit. Contoh: Ascaris lumbricoides (cacing perut).
d) Platyhelminthes (Cacing pipih) Bentuk tubuh pipih, simetri bilateral, triploblastik, dan
acoelomata. Tubuhnya terdiri atas bagian kepala (anterior), ekor (posterior), bagian punggung
(dorsal), bagian perut (ventral), dan bagian samping (lateral). contohnya : Kelas Turbellaria
(cacing berambut getar), Kelas Trematoda (cacing isap), dan Kelas Cestoda (cacing pita).

e) Annelida (Cacing gelang) Tubuh bersegmen dan bulat, sistem pencernaan sudah lengkap.
Sebagian besar hidup bebas, ada yang sebagai parasit. Contoh: Lumbricus terrestris (cacing
tanah).
f) Mollusca (Hewan bertubuh lunak) Mollusca merupakan kelompok hewan yang bertubuh
lunak,
tubuh di lindungi cangkang, ada pula yang tidak bercangkang. Ukuran bervariasi. Hidup di
perairan laut, air tawar, ataupun darat. Contoh: Achatina fulica (bekicot).
g) Arthropoda (Hewan berbuku-buku) Memiliki kaki beruas-ruas, tubuh dapat dibedakan antara
kepala, dada, da n perut. Mempunyai rangka luar yang keras (kutikula). Hidup bebas, parasit,
simbiosis. Contoh: Pardosa amenata (jenis laba-laba).
h) Echinodermata (Hewan berkulit duri) Struktur tubuh simetri radial, seperti bintang, bulat,
pipih.
Permukaan tubuh umumnya berkulit duri. Bergerak menggunakan kaki ambulakral. Hidup
bebas atau di perairan laut. Contoh: Acanthaster sp (bintang laut).

2) Vertebrata
Kelompok hewan ini memiliki tulang belakang, rangka dalam, rongga tubuh, sistem pernapasan,
pencernaan, peredaran darah, ekskren, saraf, alat reproduksi terdiri dari kelamin jantan dan
betina.
Ver tebrata terdiri atas: a) Pisces (ikan), contoh: ikan louhan. b) Amphibia, contoh: katak. c)
Reptilia, contoh: komodo. d) Aves (burung), contoh: penguin. e) Mamalia, contoh: kera.

5. Aliran energy dan daur materi pada ekosistem


Aliran energi dan materi dapat terjadi apabila ada peristiwa makan dan dimakan antara
komponen biotik dalam suatu ekosistem yang berarti terjadi perpindahan materi dan energi
dari makhluk hidup satu ke makhluk hidup lainnya. Perpindahan materi atau zat dan energi
dari makhluk yang satu ke makhluk yang lain disebut aliran materi dan energi.

Sumber energi utama bagi semua kehidupan di bumi adalah energi cahaya matahari. Dan
hanya tumbuhan hijau yang dapat memanfaatkan energi matahari untuk aktivitas hidupnya
melalui proses fotosintesis. Energi tidak dapat diciptakan dan dimusnahkan, tetapi dapat
berubah dari bentuk yang satu ke bentuk yang lainnya. Berdasarkan hal tersebut maka energi
matahari yang telah digunakan oleh makhluk hidup tidak akan kembali ke matahari lagi,
tetapi akan lepas ke alam bebas karena peristiwa radiasi dan tidak dapat dimanfaatkan oleh
kehidupan. Peristiwa perpindahan energi dalam ekosistem disebut aliran energi, dan karena
perpindahan energi hanya satu arah saja, maka pada energi tidak ada siklus energi.

Daur Materi
Daur materi merupakan siklus perubahan dan perpindahan materi yang terjadi dalam suatu
rantai makanan.
Sumber materi utama adalah planet bumi. Materi (H2O / air dan CO2 / karbondioksida) yang
diserap oleh tumbuhan akan diubah menjadi karbohidrat melalui proses fotosintesis yang
terjadi di daun dengan bantuan klorofil dan energi dari matahari. Secara sederhana reaksinya
adalah:
6 H2O + 6 CO2 -------> C6H12O6 + 6 O2
Secara berturut- turut materi tersebut akan berpindah dari makhluk hidup yang satu ke
makhluk yang lain dan suatu saat akan kembali ke bumi. Setelah mengalami berbagai proses
akan kembali menjadi air (H2O) dan CO2 yang dapat dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan
hijau, selanjutnya akan memasuki tubuh organisme lain. Jadi materi memiliki siklus,
misalnya siklus Karbon atau daur karbon.
Daur Karbon

Sumber karbon di alam bebas adalah gas karbon dioksida (CO2), yang banyak terdapat bebas
di udara, maupun yang terlarut di dalam air serta terdapat di kerak bumi dalam bentuk batu
bara dan minyak bumi (bahan bakar minyak).
Karbon dioksida masuk ke dalam ekosistem melalui produsen. Produsen yang terdapat di
darat atau di perairan menggunakan CO2 untuk membentuk senyawa organik yaitu
karbohidrat melalui proses fotosintesis. Senyawa organik yang dihasilkan produsen ini
menjadi sumber makanan bagi organisme heterotof khususnya herbivora. Apabila herbivora
dimakan oleh karnivora maka senyawa organik dari herbivora akan diubah menjadi bentuk
lain. Respirasi dari organisme seperti tumbuhan, hewan maka akan membebaskan karbon
dioksida ke udara bebas. Dan jika tumbuhan, hewan, serta manusia yang mati akan di
uraikan, salah satunya akan menjadi karbon dioksida.

6. Jarring-jaring makanan
Contoh:
Jaring-jaring makanan pada suatu ekosistem:
7. Perubahan lingkungan, dampak, dan cara mengatasinya
Terjadinya perubahan lingkungan tentunya disebabkan oleh beberapa faktor. Adapun 2 faktor
utama yang menyebabkan terjadinya perubahan di lingkungan tempat tinggal kita adalah
karena faktor manusia dan faktor dari alam.

1. Faktor Manusia

Manusia menjadi peran utama dalam keseimbangan lingkungan. Beberapa contoh campur tangan
manusia yang mempengaruhi keseimbangan lingkungan diantaranya adalah penebangan hutan,
pembangunan rumah dan penerapan intensifikasi pada pertanian. Masing-masing contoh tersebut
akan dijabarkan lebih lanjut dibawah ini.

 Penebangan Hutan

Penebangan hutan yang tidak menggunakan sistem tebang pilih nantinya akan memberikan
kerugian yang besar bagi lingkungan ataupun makhluk hidup yang ada dalam wilayah tersebut.
Selain itu, apabila hutan yang telah ditebang tersebut tidak segera direboisasi ulang maka akan
muncul masalah baru seperti akan terjadi tanah longsor dan banjir. Penebangan hutan juga akan
mempengaruhi makhluk hidup yang tinggal di wilayah tersebut. Dimana organisme dalam tanah
seperti cacing dan mikorba lain akan punah dan menyebabkan tanah menjadi tidak subur lagi.

 Pembangunan Rumah dan Jalan

Adanya pembangunan baru di beberapa wilayah yang kurang strategis tentunya akan
memberikan dampak bagi lingkungan. Dimana lahan yang seharusnya dapat digunakan untuk
menanam kebutuhan papan menjadi hilang. Hal ini menyebabkan lahan tersebut menjadi tidak
produktif. Sedangkan pembangunan jalan yang tidak mematuhi aturan yang telah ditetapkan juga
akan memberikan dampak pada lingkungan.

Jika pembangunan jalan tidak memikirkan sistem drainase air, maka akan memberikan
kerugian besar seperti dapat menyebabkan banjir dan memudahkan jalanan yang dibangun
tersebut cepat rusak. Selain itu, pembangunan jalan yang tidak disertai penghijauan
disekitarnya akan menyebabkan polusi udara yang parah dan membuat masyarakat menjadi
tidak nyaman.

 Penerapan Intensifikasi Pertanian

Dalam usaha pertanian, beberapa dari mereka menerapkan sistem intensifikasi untuk
meningkatkan hasil produksi. Akan tetapi cara tersebut akan memberikan kerugian bagi
lingkungan dan menyebabkan kerusakan. Contohnya disini adalah penggunaan pestisida yang
sembarangan akan menyebabkan pencemaran udara, selain itu sistem penanaman yang hanya
menanamkan satu jenis tumbuhan dalam 1 wilayah akan mengurangi keanekaragaman hayati,
selain itu juga dapat mengurangi keseimbangan ekosistem disekitarnya. Apabila ekosistem tidak
stabil, maka tidak heran apabila terjadi serangan hama secara besar besaran.

2. Faktor Alam

Faktor alam juga memiliki pengaruh yang besar dalam perubahan suatu lingkungan tempat
tinggal. Faktor alam yang dimaksudkan disini adalah karena pengaruh dari bencana alam seperti:

A. Banjir

Bencana alam banjir dapat terjadi apabila sistem drainase suatu daerah tidak bekerja dengan
baik, selain itu juga dapat disebabkan oleh penumpukan sampah yang ada di sungai. Banjir
memang bencana yang tidak dapat diperdiksi kapan terjadinya, akan tetapi bencana ini
memberikan dampak bagi lingkungan yang terkena. Beberapa dampak banjir bagi lingkungan
tempat tinggal diantaranya:

 Mudah terserang penyakit


 Kebutuhan sandang, pangan dan papan tidak terpenuhi
 Jika terdapat sekolah yang terkena, maka pembelajaran akan terganggu
 Udara menjadi tidak sedap
 Lingkungan menjadi kumuh dan sumber penyakit
B. Gempa Bumi

Gempa bumi juga dapat menyababkan kondisi lingkungan menjadi tidak stabil, terutama
adalah bagian dalam bumi. Gempa dapat menyebabkan terjadinya pergeseran pada
lempeng bumi, hal ini akan memberikan pengaruh pada sesuatu yang berada diatasnya.
Contohnya disini adalah bangunan menjadi roboh, pohon pohon menjadi miring, adanya
retakan pada bangunan atau jalanan.

Dampak dari gempa bumi sendiri tergantung dari skala gempa yang terjadi, dimana
semakin besar skalanya maka dampak yang diberikan juga semakin buruk. Contohnya
disini adalah gempa bumi yang terjadi di Aceh beberapa tahun silam yang hampir
meratakan seluruh daratan di wilayah tersebut. Akibatnya lingkungan menjadi tidak
terkendali dan harus melakukan pembangunan dari awal.

C. Letusan Gunung Api

Peristiwa meletusnya gunung berapi secara geografi dapat diprediksi, akan tetapi kondisi suatu
gunung berapi yang tidak stabil terkadang membuat menjadi tidak siaga. Adanya letusan gunung
berapi tentunya memberikan dampak positif dan negatif bagi lingkungan disekitarnya.

Dampak positifnya adalah wilayah yang terlewati oleh abu vulkanik menjadi subur, sedangkan
material yang dikeluarkan dapat dijadikan sebagai tambang. Sedangkan dampak negatifnya
adalah pemukiman warga menjadi rusak dan ekosistem di wilayah tersebut menjadi tidak stabil,
hal tersebut dapat membuat makhluk hidup yang berada di wilayah tersebut menjadi punah.
Contoh letusan gunung berapi yang memberikan dampak bagi perubahan lingkungan salah
satunya adalah suksesi Gunung Krakatau pada 150 tahun silam yang membuat beberapa wilayah
tenggelam dan menimbulkan wilayah baru.

Prinsip Etika Lingkungan

Agar lingkungan tertata dengan baik, tentunya terdapat prinsip etika lingkungan yang baik pula.
Adapun prinsip etika lingkungan yang dapat dijadikan sebagai pedoman untuk menjaga
keseimbangan lingkungan diantaranya:

 Tanggung Jawab

Tanggung jawab merupakan pilar utama ketika akan melakukan suatu tindakan. Rasa tanggung
jawab harus ditanamkan terlebih dahulu pada diri Anda sebelum melakukan sesuatu dengan
memperhitungkan dampak positif dan negatifnya.

 Respect for Nature

Artinya harus memiliki sikap yang hormat kepada alam sekitar. Hal ini dikarenakan alam tidak
pernah ingkar dengan apa yang telah mereka terima dari manusia, jika manusia memperlakukan
dengan baik maka akan memperlakukan mereka dengan baik pula, begitu juga sebaliknya.
 Solidaritas

Prinsip solidaritas sangat penting dalam kontrol perilaku yang merugikan, dimana sikap
solidaritas memiliki fungsi untuk dapat menjaga keseimbangan alam dan mengambil keputusan
yang benar serta bermanfaat bagi lingkungan sekitar.

 Keadilan

Masyarakat harus bersikap adil dan patuh terhadap aturan yang telah ditetapkan di tempat tinggal
mereka dengan tetap menjaga keseimbangan lingkungan tersebut. Kebijakan yang telah
ditetapkan harus dilaksanakan oleh semua orang dan adil untuk semua.

 Tidak Merugikan

Harus memiliki prinsip yang tidak merugikan bagi lingkungan sekitar tindakan yang dilakukan
tidak memberikan dampak bagi lingkungan dan tetap aman terkendali. Contoh tindakan yang
merugikan adalah menimbun sampah kaleng di tanah.

 Integerasi Moral

Prinsip integerasi moral ini harus ditanamkan di seluruh masyarakat, utamanya adalah mereka
para pejabat yang telah diberi kepercayaan untuk menganalisa dan mengatur tatanan lingkungan.
Hal ini ditujukan agar mereka dapat menjalankan kewajibannya dengan baik dan tidak merusak
lingkungan.

KD. 2 Struktur Daan Fungsi Makhluk Hidup

 Struktur dan fungsi jaringan tumbuhan tingkat tinggi

Tumbuhan tingkat tinggi : Suatu tumbuhan yang sudah mempunnyai batang ,akar, dan daun sejati.

Ciri ciri 3T : 1. Memiliki pembuluh akut(xilem dan floem).

2. Bernapas dengan stomata (daun), lentisel( batang), dan


epidermis(akar).

Contoh 3T : Apel, belimbig, buluan, cempedak, duku, durian, jambu, kiwi,


lengkeng, manggis, markisa, pepaya, sawo, trong, tomat dll.

Struktur

Struktur Fungsi
• sebagai alat absorbsi air.
Akar •menutrisi berbagai garam
mineral yang terlarut di
dalam tanah.
•pengokoh tumbuhan pada
tempat tumbuhnya.

sebagai penyokong dari


Batang tumbuhan itu sendiri.
•untukmentransformasikan
zat zat makanan ke seluruh
tumbuhan.
•untuk mengangkut air dan
mineral dari akar dari daun,
serta zat makanan hasil
fotosintesis ke selurh
bagian tumbuhan..

Tempat memasak zat


Daun makanan yang diserap oleh
akar .
•Sebagai alat pernapasan
bagi tumbuhan.
•Sebagai tempat terjadinya
penguapan air.

sebagai alat reproduksi


Bunga pada tumbuhan

Buah Dan Biji Melindungi biji


Jaringa pada tumbuhan

1. Jarimgan Maristem
Jaringan meristem memiliki berbagai jenis. Jenis jeringan meristem ini dibedakan menurut asal
pembentukannya menjadi jaringan promeristem, jaringan primer dan jaringan sekunder.

Jaringan Promeristem

Jaringan Promeristem meupakan jaringan yang sudah ada semenjak tumbuhan berfase embrio.

Fungsi
Jaringan promeristem berfingsi untuk pertumbuhan pada embrio dan menghasilkan jaringan meristem
primer

1. Jaringan Meristem Primer


Jaringan meristem primer merupakan jaringan yang ditemukan pada tumbuhan dewasa. Terletak pada
ujung akar dan ujung batang, oleh karena itu jaringan ini disebut juga meristem apikal.
Pada jaringan ini terjadi pertumbuhan primer. Pertumbuhan primer adalah pertumbuhan yang terjadi
pada jaringan meristem primer.

Fungsi
Jaringan meristem primer berfungsi untuk menambah tinggi dan panjang tumbuhan
Contoh: ada di ujung akar dan ujung batang

2. Jaringan Meristem Sekunder.

Jaringan mersitem seunder adalah jaringan hasil perkembangan dari meristem primer. Jaringan ini
berasal dari jaringan dewasa seperti kambium dan kambium gabus. Contohnya adalah kambium.
Kambium adalah lapisan sel tumbuhan yang terdapat diantara xilem dan floem. Kambium aktif
membelah dan pembelahan ini menyebabkan pertumbuhan skunder sehingga batang tumbuhan
menjadi besar

Pertumbuhan sekunder hanya pada tumbuhan Gymnospermae (tumbuhan berbiji terbuka) seperti
melinjo dan tumbuhan dikotil (berkeping biji satu) seperti mangga.

Pertumbuhan kambium ke arah luar akan membentuk kulit batang, sedangkan pertumbuhan kearah
dalam akan membentuk kayu.

Pertumbuhan kambium kearah dalam lebih aktif dibandingkan pertumbuhan kambium kearah luar pada
masa pertumbuhan. Hal ini menyebabkan kulit batang lebih tipis dibandingkan dengan kayunya.

Fungsi
Jaringan meristem sekunder berfungi untuk pembesaran atau pelebaran batang.
Contoh:Kambium dan Kambium gabus.

Menurut letaknya, jaringan meristem dibagi menjadi 3. Yiatu meristem apikal, meristem interkalar dan
meristem lateral.

Berikut pejelasan lebih lanjutnya..

Gambar 3 Jenis Jaringan Meristem Menurut Letaknya


Meristem Apikal

Merupakan jaringan yang terdapat pada ujung akar dan ujung batang yang berfungsi untuk membentuk
menghasilkan tunas apikal dan tunas apikal akan membentuk jaringan baru seperti akar, cabang dan
daun.

Meristem Interkalar

Jaringan yang terletak diantara jaringan permanen yang berfungsi untuk menghasilkan bunga.

Meristem Lateral

Jaringan yang berperan dalam pertumbuhan sekunder, seperti pembesaran akar dan batang. Jaringan ini
terletak pada kambium pembuluh dan kambium gabus. Pada umumnya, sel-sel penyusun jaringan
meristem berdinding tipis, isodiametris, dan relatif mengandung banyak protoplasma. Adapun vakuola
sel meristem, ukurannya sangat kecil dan tersebar di seluruh protoplasma. Jaringan ini terdiri atas sel-
sel yang belum terdiferensiasi (memiliki fungsi khusus). Kemampuan jaringan meristem untuk
membelah secara terus-menerus menyebabkan tumbuhan dapat bertambah tinggi dan besar.

2. Jaringan Dewasa
Jaringan dewasa adalah jaringan yang sudah berhenti membelah. Sifat-sifat jaringan dewasa antara lain
sebagai berikut.
a. Tidak mempunyai aktivitas untuk memperbanyak diri.
b. Ukuran relatif besar dibanding sel meristem.
c. Memiliki vakuola yang besar.
d. Kadang-kadang selnya sudah mati.
e. Dinding sel telah mengalami penebalan.
f. Terdapat ruang antarsel.
Jaringan dewasa penyusun organ tumbuhan tingkat tinggi antara lain :

a. Jaringan pelindung (epidermis)


Jaringan ini terdapat pada permukaan organ-organ tumbuhan primer seperti akar, batang, daun, buah,
dan biji. Jaringan epidermis berfungsi melindungi bagian dalam tumbuhan dari pengaruh faktor luar
yang merugikan pertumbuhannya. Sel-sel epidermis dapat berkembang menjadi alat-alat tambahan lain
(derivat epidermis), misalnya stoma, trikoma, sel kipas, sistolit, sel silica, dan sel gabus.

b. Jaringan dasar (parenkim)


Jaringan ini terbentuk dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi dan fisiologi yang bervariasi
dan masih melakukan kegiatan proses fisiologis. Pada daun, parenkim merupakan mesofil daun
yang kadang berdiferensiasi menjadi jaringan tiang dan jaringan bunga karang.

c. Jaringan penyokong (penguat)


Jaringan penyokong merupakan jaringan yang memberi kekuatan bagi tumbuhan. Berdasarkan
bentuk dan sifatnya, jaringan penyokong dibedakan menjadi 2 yaitu :
1) Jaringan kolenkim
Jaringan kolenkim terdiri atas sel-sel yang bagian sudut dinding selnya mengalami penebalan
selulosa dan sel-selnya hidup. Jaringan ini terdapat pada organ-organ tumbuhan yang masih aktif
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Kolenkim mempunyai protoplas, sel primer yang
lebih tebal daripada sel parenkim. Jaringan kolenkim biasanya berkelompok dalam bentuk
untaian atau silinder. Oleh karena kolenkim tidak mempunyai dinding sekunder dan bahan
penguat (lignin) maka kolenkim dapat menyokong batang tanpa menghalangi pertumbuhan.
Kolenkim tumbuh memanjang mengikuti daun dan akar yang disokongnya.
2) Jaringan sklerenkim
Jaringan sklerenkim tersusun oleh sel-sel mati yang seluruh dindingnya mengalami penebalan
sehingga memiliki sifat kuat. Jaringan ini hanya dijumpai pada bagian tumbuhan yang tidak lagi
mengadakan pertumbuhan dan perkembangan. Jaringan sklerenkim terdiri atas serabut (serat-
serat sklerenkim) dan sklereid (sel batu). Serabut umumnya dalam bentuk untaian atau dalam
bentuk lingkaran. Di dalam berkas pengangkut, serabut biasanya berbentuk seludang yang
berhubungan dengan berkas pengangkut atau dalam kelompok yang tersebar di dalam xilem dan
floem. Sklereid lebih pendek daripada serat.

d. Jaringan pengangkut (vaskuler)


Jaringan pengangkut pada tumbuhan tingkat tinggi berupa xilem dan floem. Xilem terdiri atas
trakea, trakeid, serta unsur lain seperti serabut xilem dan parenkim xilem.
1) Xilem
Umumnya sel-sel penyusun xilem telah mati, dinding sangat tebal tersusun dari zat lignin
sehingga xylem berfungsi juga sebagai jaringan penguat. Xilem berfungsi mengangkut air dari
akar melewati batang dan menuju ke daun. Unsur xilem terdiri atas unsur trakeal, serabut xilem,
dan parenkim xilem.
2) Floem
Floem berfungsi mengangkut hasil fotosintesis dari daun menuju ke seluruh tubuh tumbuhan.
Floem terdiri atas buluh tapis, unsur-unsur tapis, sel pengiring, parenkim floem, dan serabut
floem. Berdasarkan posisi xilem dan floem, berkas pengangkut dapat dibedakan menjadi 3 tipe,
yaitu kolateral, konsentris, dan radial.
1) Tipe kolateral
Berkas pengangkut disebut kolateral jika berkas pengangkut xilem dan floem terletak
berdampingan. Floem berada di bagian luar dari xilem.
Tipe kolateral dibagi menjadi 2, yaitu kolateral terbuka dan kolateral tertutup. Jika antara xilem
dan floem terdapat kambium maka disebut kolateral terbuka. Kolateral terbuka dijumpai pada
dicotyledon dan gymnospermae. Pada kolateral tertutup, antara xilem dan floem tidak terdapat
kambium misal pada monocotyledon.
2) Tipe konsentris
Tipe berkas pengangkut disebut konsentris apabila xylem dikelilingi floem atau sebaliknya.
3) Tipe radial
Disebut tipe radial apabila xilem dan floem letaknya bergantian menurut jari-jari lingkaran.
Contoh pada akar monocotyledon.

e. Jaringan sekretoris
Jaringan sekretoris disebut juga kelenjar internal karena senyawa yang dihasilkan tidak keluar
dari tubuh. Jaringan sekretoris dibagi menjadi sel kelenjar, saluran kelenjar, dan saluran getah.
Sel kelenjar mengandung bermacam senyawa hasil metabolisme. Saluran kelanjar adalah sel
berdinding tipis dengan protoplasma yang kental mengelilingi suatu ruas berisi senyawa yang
dihasilkan oleh sel-sel tersebut. Saluran getah terdiri atas sel-sel atau sederet sel yang mengalami
fusi, berisi getah, dan membentuk suatu sistem jaringan yang menembus jaringan-jaringan lain.

 Struktur dan fungsi jaringan pada manusia dan hewan vertebrata

1. Jaringan embrional
Jaringan embrional adalah jaringan muda yang sel-sel nya selalu membelah dan merupakan hasil dalam
pembelahan sel zygot.

2. Jaringan epitel
Jaringan epitel adalah jaringan yang melapisi permukaan tubuh, rongga tubuh, organ tubuh atau
permukaan saluran tubuh. Jaringan epitel memiliki fungsi untuk absorpsi, sekresi, transpor, ekskresi,
proteksi dan juga dalam penerimaan stimulus.

Jaringan epitel yang melapisi bagian tubuh terluar sering disebut dengan jaringan epidermis. Jaringan
epitel yang membatasi organ dalam dalam disebut endotelium dan jaringan epitel yang membatasi
rongga disebut mesotelium.

Selain itu jaringan epitel juga mempunyai ciri-ciri khusus yakni sel-selnya tersusun rapat sehingga tidak
ada ruang antar sel, tidak mengandung ujung saraf dan juga pembuluh darah serta memiliki
kemampuan regenerasi cukup tinggi.

Dalam ilmu histologi jaringan epitel dapat dikelompokkan berdasarkan bentuk dan jumlah lapisannya
yakni antara lain sebagai berikut :

→ Epitel pipih selapis

Epitel pipih selapis dapat ditemukan pada lapisan limfe, pembuluh darah dan jantung, alveolus, selaput
dalam bagian telinga dan selaput serosa yang melapisi rongga peritonium, pleura, perikardial dan
skrotal.

Epitel pipih selapis memiliki fungsi untuk memungkinkan difusi atau penyaringan (filtrasi) melalui
permukaan yang permeabel secara selektif.
→ Epitel kubus selapis

Epitel kubus selapis terdapat pada lapisan pada banyak kelenjar dan salurannya, permukaan dari indung
telur, lensa mata, epitel berpigmen dari retina mata serta beberapa tubula ginjal. Adapun fungsi dari
epitel kubus selapis adalah sebagai sekresi dan juga absorpsi.

→ Epitel silindris selapis

Epitel silindris selapis ditemukan pada lambung, usus, kelenjar pencernaan, kantung empedu, sel-sel
piala dalam saluran pencernaan, sistem pernapasan bagian atas, saluran uterus dan uterus. Fungsi dari
jaringan epitel silindris selapis adalah sebagai sekresi, absorpsi dan proteksi.

→ Epitel pipih berlapis banyak

Epitel pipih berlapis banyak terdapat pada epidermis, kelamin wanita, mulut, esofagus, saluran anus dan
ujung distal dari uretra. Adapun fungsi dari jaringan epitel pipih berlapis banyak adalah untuk proteksi
atau perlindungan.

→ Epitel pipih kubus banyak

Epitel pipih kubus banyak dapat ditemukan di saluran kelenjar keringat, kelenjar keringat
pengembangan epitel di indung telur dan biji kelamin pria. Fungsi dari jaringan epitel pipih kubus banyak
adalah sebagai sekresi.

→ Epitel silindris berlapis banyak

Epitel silindris berlapis banyak terdapat pada permukaan-permukaan yang basah, yakni permukaan yang
berhubungan dengan hidung dan langit-langit mulut yang lunak, bagian-bagian dari faring, uretra dan
saluran-saluran ekskresi, kelenjar ludah dan kelenjar susu. Fungsi dari jaringan epitel silindris berlapis
banyak ini adalah sebagai sekresi dan juga pergerakan.

→ Epitel silindris berlapis banyak semu (silindris bersilia)

Epitel silindris berlapis banyak semu (silindris bersilia) ditemukan di saluran ekskresi, sebagian besar
saluran reproduksi laki-laki, rongga hidung dan bagian rongga-rongga hidung serta saluran pernapasan
lain. Fungsinya silindris bersilia adalah sebagai proteksi, sekresi dan gerakan zat-zat melewati
permukaan.
→ Epiel transisional

Epitel transisional melapisi kandung kemih, ureter, uretra dan ginjal. Fungsi epitel transisional adalah
untuk memungkinkan perubahan dalam bentuknya.

→ Epitel kelenjar

Epitel kelenjar berada di berbagai tempat di seluruh bagian tubuh yang meliputi kelenjar kulit, kelenjar
pencernaan makanan dan kelenjar endokrin. Fungsi epitel kelenjar adalah sebagai sintesis, penyimpanan
dan sekresi produknya.

3. Jaringan otot

→ Otot polos

Otot polos bentuknya seperti gelendong, dan inti selnya satu dan terletak di tengah. Sifat kerja dari otot
polos tidak menurut kemauan, reaksi yang bekerja terhadap stimulus pada otot ini lambat serta letaknya
terdapat di dinding saluran tubuh, pembuluh darah dan usus.

→ Otot lurik
Otot lurik bentuknya seperti silinder yang panjang dan tidak bercabang, inti selnya banyak dipinggir.
Sifat kerja pada otot lurik menurut kemauan dan reaksi terhadap stimulus cepat serta letaknya terdapat
pada rangka.

→ Otot jantung

Otot jantung berbentuk seperti silindris, memanjang, seperti anyaman bercabang dan inti selnya satu
atau dua yang letak selnya terdapat ditengah. Sifat kerja otot jantung tidak menurut kemauan sama
halnya dengan otot polos. Reaksi terhadap stimulus pada otot ini lambat serta letak otot jantung ini
dapat ditemukan pada dinding jantung.

4. Jaringan penguat
Jaringan penguat mempunyai beberapa fungsi yakni antara lain sebagai berikut :

→ Untuk menyokong tubuh.

→ Untuk membentuk suatu selubung (sarung) perlindungan disekeliling organ-organ yang lemah.

→ Untuk mempersatukan jaringan-jaringan menjadi organ.

→ Untuk mempersatukan berbagai organ membentuk sistem organ.

Selain itu jaringan ini juga terdapat berbagai macam-macam yakni antara lain sebagai berikut :

→ Jaringan ikat seperti ikat longgar, ikat padat dan jaringan lemak.

→ Jaringan tulang rawan seperti tulang rawan hialin, tulang rawan fibrosa dan tulang rawan elastis.

→ Jaringan limfe.

4. Jaringan saraf
Jaringan saraf terdiri atas sel-sel saraf (neuron) yang mempunyai ciri khusus. Sel saraf di bedakan
menjadi tiga macam yakni antara lain sebagai berikut :

→ Sel saraf motorik.

→ Sel saraf sensorik.

→ Sel saraf penghubung.

Neuron tersusun atas badan sel, dendrit dan akson. Dendrit adalah kumpulan serabut sitoplasma yang
berfungsi membawa stimulus menuju ke badan sel. Sementara itu, akson adalah serabut sitoplasma
tunggal yang berfungsi membawa stimulus meninggalkan badan sel.

 Sistem organ dan fungsinya


No. Sistem Organ Fungsi

1 Sistem pencernaan Mulut, faring, esofagus, Mencerna makanan dan mengabsorbsi


lambung, usus, hati, (menyerap) molekul-molekul yang sudah
kantung empedu, dan disederhanakan.
pankreas

2 Sistem pernapasan Hidung, faring, laring, Pertukaran gas, oksigen dihisap karena
trakhea, bonkus, dan diperlukan oleh tubuh dan karbondioksida
paru-paru dikeluarkan dari jaringan dan tubuh.

3 Sistem gerak Tulang, otot Menyokong tubuh, menggerakkan tubuh,


dan melindungi organ-organ dalam tubuh.
4 Sistem Jantung, pembuluh arteri, Mengangkut oksigen dan sari makanan ke
transportasi vena, kapiler, pembuluh seluruh bagian tubuh. Mengangkut
limfatik, dan kelenjar karbondioksida dan sampah-sampah
limfa tubuh dari jaringan untuk dikeluarkan dari
tubuh. Juga berperan dalam pertahanan
tubuh (sistem limfatik).

5 Sistem ekskresi Paru-paru, ginjal, kulit, Mengeluarkan sisa metabolisme dari


dan hati dalam tubuh dan menjaga keseimbangan
cairan di dalam sel dengan lingkungan
sekitarnya.

6 Sistem gerak Otak, serabut saraf, Menerima, mengolah, dan merespon


simpul saraf, medulla setiap rangsang yang datang dari dalam
oblongata, dan medulla maupun luar tubuh.
spinalis

7 Sistem reproduksi Testis dan penis (laki-laki), Perkembangbiakkan, menghasilkan


ovarium, oviduk, uterus, keturunan baru.
dan vagina (perempuan)

 Mengaplikasikan pemahaman dan pengetahuan tentang mekanisme kerja sistem organ

1. Sistem pencernaan .
Proses pencernaan makanan pada tubuh manusia dapat dibedakan atas dua macam, yaitu 1.
Proses pencernaan secara mekanik
Yaitu proses perubahan makanan dari bentuk besar atau kasar menjadi bentuk kecil dan halus.
Pada manusia dan mamalia umumnya, proses pencernaan mekanik dilakukan dengan
menggunakan gigi.
2. Proses pencernaan secara kimiawi (enzimatis)
Yaitu proses perubahan makanan dari zat yang kompleks menjadi zat-zat yang lebih sederhana
dengan menggunakan enzim. Enzim adalah zat kimia yang dihasilkan oleh tubuh yang berfungsi
mempercepat reaksi-reaksi kimia dalam tubuh. Proses pencernaan makanan pada manusia
melibatkan alat-alat pencernaan makanan. Alat-alat pencernaan manusia adalah organ-organ
tubuh yang berfungsi mencerna makanan yang kita makan. Alat pencernaan dapat dibedakan
atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan. Kelenjar pencernaan menghasilkan enzim-
enzim yang membantu proses pencernaan kimiawi. Kelenjar-kelenjar pencernaan manusia
terdiri dari kelenjar air liur, kelenjar getah lambung, hati (hepar), dan pankreas. Berikut ini akan
dibahas satu per satu proses pencernaan yang terjadi di dalam saluran pencernaan makanan
pada manusia
1. Mulut

Proses pencernaan dimulai sejak makanan masuk ke dalam mulut. Di dalam mulut terdapat alat-alat
yang membantu dalam proses pencernaan, yaitu gigi, lidah, dan kelenjar ludah (air liur). Di dalam rongga
mulut, makanan mengalami pencernaan secara mekanik dan kimiawi. Beberapa organ di dalam mulut,
yaitu :

a. Gigi

Gigi berfungsi untuk mengunyah makanan sehingga makanan menjadi halus. Keadaan ini
memungkinkan enzim-enzim pencernaan mencerna makanan lebih cepat dan efisien. Gigi dapat
dibedakan atas empat macam yaitu gigi seri, gigi taring, gigi geraham depan, dan gigi geraham belakang.
Secara umum, gigi manusia terdiri dari tiga bagian, yaitu mahkota gigi (korona), leher gigi (kolum), dan
akar gigi (radiks). Mahkota gigi atau puncak gigi merupakan bagian gigi yang tampak dari luar. Setiap
jenis gigi memiliki bentuk mahkota gigi yang berbeda-beda. Gigi seri berbentuk seperti pahat, gigi taring
berbentuk seperti pahat runcing, dan gigi geraham berbentuk agak silindris dengan permukaan lebar
dan datar berlekuk-lekuk. Bentuk mahkota gigi pada gigi seri berkaitan dengan fungsinya untuk
memotong dan menggigit makanan. Gigi taring yang berbentuk seperti pahat runcing untuk merobek
makanan. Sedangkan gigi geraham dengan permukaan yang lebar dan datar berlekuk-lekuk berfungsi
untuk mengunyah makanan. Leher gigi merupakan bagian gigi yang terlindung dalam gusi, sedangkan
akar gigi merupakan bagian gigi yang tertanam di dalam rahang. Bila kita amati gambar penampang gigi,
maka akan tampak bagian-bagian seperti pada gambar berikut ini.
Bagian-bagian gigi

Email gigi merupakan lapisan keras berwarna putih yang menutupi mahkota gigi. Tulang gigi, tersusun
atas zat dentin. Sumsum gigi (pulpa), merupakan rongga gigi yang di dalamnya terdapat serabut saraf
dan pembuluh-pembuluh darah. Itulah sebabnya bila gigi kita berlubang akan terasa sakit, karena pada
sumsum gigi terdapat saraf.

b. Lidah

Lidah berfungsi untuk mengaduk makanan di dalam rongga mulut dan membantu mendorong makanan
(proses penelanan). Selain itu, lidah juga berfungsi sebagai alat pengecap yang dapat merasakan manis,
asin, pahit, dan asam. Tiap rasa pada zat yang masuk ke dalam rongga mulut akan direspon oleh lidah di
tempat yang berbeda-beda. Letak setiap rasa berbeda-beda, yaitu:

1. Rasa asin —–> lidah bagian tepi depan


2. Rasa manis —–> lidah bagian ujung
3. Rasa asam —–> lidah bagian samping
4. Rasa pahit —–> lidah bagian belakang / pangkal lidah

Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat seperti pada gambar berikut ini.
letak kepekaan lidah terhadap rasa

Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ
yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak mengandung
kelenjar lendir, dan reseptor pengecap berupa tunas pengecap. Tunas pengecap terdiri atas sekelompok
sel sensori yang mempunyai tonjolan seperti rambut yang disebut papila

c. Kelenjar Ludah

Kelenjar ludah menghasilkan ludah atau air liur (saliva). Kelenjar ludah dalam rongga mulut ada
3 pasang, yaitu :

1. Kelenjar parotis, terletak di bawah telinga.


2. Kelenjar submandibularis, terletak di rahang bawah.
3. Kelenjar sublingualis, terletak di bawah lidah.

Letak kelenjar ludah di dalam rongga mulut dapat dilihat pada gambar berikut.
Kelenjar ludah di dalam mulut

Kelenjar parotis menghasilkan ludah yang berbentuk cair. Kelenjar submandibularis dan kelenjar
sublingualis menghasilkan getah yang mengandung air dan lendir. Ludah berfungsi untuk memudahkan
penelanan makanan. Jadi, ludah berfungsi untuk membasahi dan melumasi makanan sehingga mudah
ditelan. Selain itu, ludah juga melindungi selaput mulut terhadap panas, dingin, asam, dan basa. Di
dalam ludah terdapat enzim ptialin (amilase). Enzim ptialin berfungsi mengubah makanan dalam mulut
yang mengandung zat karbohidrat (amilum) menjadi gula sederhana (maltosa). Maltosa mudah dicerna
oleh organ pencernaan selanjutnya. Enzim ptialin bekerja dengan baik pada pH antara 6,8 – 7 dan suhu
37oC.

2. Kerongkongan

Kerongkongan (esofagus) merupakan saluran penghubung antara rongga mulut dengan lambung.
Kerongkongan berfungsi sebagai jalan bagi makanan yang telah dikunyah dari mulut menuju lambung.
Jadi, pada kerongkongan tidak terjadi proses pencernaan.

Otot kerongkongan dapat berkontraksi secara bergelombang sehingga mendorong makanan masuk ke
dalam lambung. Gerakan kerongkongan ini disebut gerak peristalsis. Gerak ini terjadi karena otot yang
memanjang dan melingkari dinding kerongkongan mengkerut secara bergantian. Jadi, gerak peristalsis
merupakan gerakan kembang kempis kerongkongan untuk mendorong makanan masuk ke dalam
lambung. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar berikut.

Gerak peristalsis dalam kerongkongan

Makanan berada di dalam kerongkongan hanya sekitar enam detik. Bagian pangkal kerongkongan
(faring) berotot lurik. Otot lurik pada kerongkongan bekerja secara sadar menurut kehendak kita dalam
proses menelan. Artinya, kita menelan jika makanan telah dikunyah sesuai kehendak kita. Akan tetapi,
sesudah proses menelan hingga sebelum mengeluarkan feses, kerja otot-otot organ pencernaan
selanjutnya tidak menurut kehendak kita (tidak disadari).

3. Lambung
Lambung (ventrikulus) merupakan kantung besar yang terletak di sebelah kiri rongga perut sebagai
tempat terjadinya sejumlah proses pencernaan. Lambung terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian atas
(kardiak), bagian tengah yang membulat (fundus), dan bagian bawah (pilorus). Kardiak berdekatan
dengan hati dan berhubungan dengan kerongkongan. Pilorus berhubungan langsung dengan usus dua
belas jari. Di bagian ujung kardiak dan pilorus terdapat klep atau sfingter yang mengatur masuk dan
keluarnya makanan ke dan dari lambung. Struktur lambung dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Struktur lambung

Dinding lambung terdiri dari otot yang tersusun melingkar, memanjang, dan menyerong. Otot-otot
tersebut menyebabkan lambung berkontraksi, sehingga makanan teraduk dengan baik dan bercampur
merata dengan getah lambung. Hal ini menyebabkan makanan di dalam lambung berbentuk seperti
bubur. Dinding lambung mengandung sel-sel kelenjar yang berfungsi sebagai kelenjar pencernaan yang
menghasilkan getah lambung. Getah lambung mengandung air lendir (musin), asam lambung, enzim
renin, dan enzim pepsinogen. Getah lambung bersifat asam karena banyak mengandung asam lambung.
Asam lambung berfungsi membunuh kuman penyakit atau bakteri yang masuk bersama makanan dan
juga berfungsi untuk mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin berfungsi memecah protein
menjadi pepton dan proteosa. Enzim renin berfungsi menggumpalkan protein susu (kasein) yang
terdapat dalam susu. Adanya enzim renin dan enzim pepsin menunjukkan bahwa di dalam lambung
terjadi proses pencernaan kimiawi.

Selain menghasilkan enzim pencernaan, dinding lambung juga menghasilkan hormon gastrin yang
berfungsi untuk pengeluaran (sekresi) getah lambung. Di dalam lambung terjadi gerakan mengaduk.
Gerakan mengaduk dimulai dari kardiak sampai di daerah pilorus. Gerak mengaduk terjadi terus
menerus baik pada saat lambung berisi makanan maupun pada saat lambung kosong. Jika lambung
berisi makanan, gerak mengaduk lebih giat dibanding saat lambung dalam keadaan kosong. Mungkin
kita pernah merasakan perut terasa sakit dan berbunyi karena perut kita sedang kosong. Hal itu
disebabkan gerak mengaduk saat lambung kosong. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat gambar berikut.

Gerak mengaduk pada lambung.

Makanan umumnya bertahan tiga sampat empat jam di dalam lambung. Makanan berserat bahkan
dapat bertahan lebih lama. Dari lambung, makanan sedikit demi sedikit keluar menuju usus dua belas
jari melalui sfingter pilorus.

4. Usus Halus

Usus halus (intestinum) merupakan tempat penyerapan sari makanan dan tempat terjadinya proses
pencernaan yang paling panjang. Usus halus terdiri dari :

1. Usus dua belas jari (duodenum)


2. Usus kosong (jejenum)
3. Usus penyerap (ileum)

Pada usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran empedu. Pankreas menghasilkan
getah pankreas yang mengandung enzim-enzim sebagai berikut :

1. Amilopsin (amilase pankreas) Yaitu enzim yang mengubah zat tepung (amilum) menjadi gula
lebih sederhana (maltosa).
2. Steapsin (lipase pankreas) Yaitu enzim yang mengubah lemak menjadi asam lemak dan gliserol.
3. Tripsinogen Jika belum aktif, maka akan diaktifkan menjadi tripsin, yaitu enzim yang mengubah
protein dan pepton menjadi dipeptida dan asam amino yang siap diserap oleh usus halus.

Empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung di dalam kantung empedu. Selanjutnya, empedu dialirkan
melalui saluran empedu ke usus dua belas jari. Empedu mengandung garam-garam empedu dan zat
warna empedu (bilirubin). Garam empedu berfungsi mengemulsikan lemak. Zat warna empedu
berwarna kecoklatan, dan dihasilkan dengan cara merombak sel darah merah yang telah tua di hati. Zat
warna empedu memberikan ciri warna cokelat pada feses. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada

gambar berikut.

Pada bagian usus dua belas jari bermuara saluran getah pankreas dan saluran empedu.

Selain enzim dari pankreas, dinding usus halus juga menghasilkan getah usus halus yang mengandung
enzim-enzim sebagai berikut :

1. Maltase, berfungsi mengubah maltosa menjadi glukosa.


2. Laktase, berfungsi mengubah laktosa menjadi glukosa dan galaktosa.
3. Sukrase, berfungsi mengubah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
4. Tripsin, berfungsi mengubah pepton menjadi asam amino.
5. Enterokinase, berfungsi mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin.

Di dalam usus halus terjadi proses pencernaan kimiawi dengan melibatkan berbagai enzim pencernaan.
Karbohidrat dicerna menjadi glukosa. Lemak dicerna menjadi asam lemak dan gliserol, serta protein
dicerna menjadi asam amino. Jadi, pada usus dua belas jari, seluruh proses pencernaan karbohidrat,
lemak, dan protein diselesaikan. Selanjutnya, proses penyerapan (absorbsi) akan berlangsung di usus
kosong dan sebagian besar di usus penyerap. Karbohidrat diserap dalam bentuk glukosa, lemak diserap
dalam bentuk asam lemak dan gliserol, dan protein diserap dalam bentuk asam amino. Vitamin dan
mineral tidak mengalami pencernaan dan dapat langsung diserap oleh usus halus. Struktur usus halus
dapat dilihat pada gambar berikut ini.

Penampang Usus Halus Manusia

Pada dinding usus penyerap terdapat jonjot-jonjot usus yang disebut vili (Lihat gambar diatas). Vili
berfungsi memperluas daerah penyerapan usus halus sehingga sari-sari makanan dapat terserap lebih
banyak dan cepat. Dinding vili banyak mengandung kapiler darah dan kapiler limfe (pembuluh getah
bening usus). Agar dapat mencapai darah, sari-sari makanan harus menembus sel dinding usus halus
yang selanjutnya masuk pembuluh darah atau pembuluh limfe. Glukosa, asam amino, vitamin, dan
mineral setelah diserap oleh usus halus, melalui kapiler darah akan dibawa oleh darah melalui pembuluh
vena porta hepar ke hati. Selanjutnya, dari hati ke jantung kemudian diedarkan ke seluruh tubuh. Asam
lemak dan gliserol bersama empedu membentuk suatu larutan yang disebut misel. Pada saat
bersentuhan dengan sel vili usus halus, gliserol dan asam lemak akan terserap. Selanjutnya asam lemak
dan gliserol dibawa oleh pembuluh getah bening usus (pembuluh kil), dan akhirnya masuk ke dalam
peredaran darah. Sedangkan garam empedu yang telah masuk ke darah menuju ke hati untuk dibuat
empedu kembali. Vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K) diserap oleh usus halus dan
diangkat melalui pembuluh getah bening. Selanjutnya, vitamin-vitamin tersebut masuk ke sistem
peredaran darah. Umumnya sari makanan diserap saat mencapai akhir usus halus. Sisa makanan yang
tidak diserap, secara perlahan-lahan bergerak menuju usus besar.

5. Usus Besar

Makanan yang tidak dicerna di usus halus, misalnya selulosa, bersama dengan lendir akan menuju ke
usus besar menjadi feses. Di dalam usus besar terdapat bakteri Escherichia coli. Bakteri ini membantu
dalam proses pembusukan sisa makanan menjadi feses. Selain membusukkan sisa makanan, bakteri E.
coli juga menghasilkan vitamin K. Vitamin K berperan penting dalam proses pembekuan darah. Sisa
makanan dalam usus besar masuk banyak mengandung air. Karena tubuh memerlukan air, maka
sebagian besar air diserap kembali ke usus besar. Penyerapan kembali air merupakan fungsi penting dari
usus besar. Usus besar terdiri dari bagian yang naik, yaitu mulai dari usus buntu (apendiks), bagian
mendatar, bagian menurun, dan berakhir pada anus. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada gambar

berikut ini.

Struktur usus besar

Perjalanan makanan sampai di usus besar dapat mencapai antara empat sampai lima jam. Namun, di
usus besar makanan dapat disimpan sampai 24 jam. Di dalam usus besar, feses di dorong secara teratur
dan lambat oleh gerakan peristalsis menuju ke rektum (poros usus). Gerakan peristalsis ini dikendalikan
oleh otot polos (otot tak sadar).

6. Anus

Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang lewat anus, feses
ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses sudah siap dibuang maka otot spinkter
rectum mengatur pembukaan dan penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu
otot polos dan otot lurik. Jadi, proses defekasi (buang air besar) dilakukan dengan sadar, yaitu dengan
adanya kontraksi otot dinding perut yang diikuti dengan mengendurnya otot sfingter anus dan kontraksi
kolon serta rektum. Akibatnya feses dapat terdorong ke luar anus. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat

pada gambar berikut ini.

2. Sistem organ pernapasan

1. Hidung

Hidung ini adalah organ tubuh pertama kita yang dilalui oleh oksigen. Bagian hidung terdiri dari lubang
hidung, rongga hidung dan ujung rongga hidung. Di dalam rongga hidung terdapat selaput lendir dan
bulu-bulu hidung, makanya lebih aman kalau kita bernafas menggunakan hidung daripada mulut.

1. Dengan menghirup udara dengan hidung, udara yang masuk akan tersaring oleh bulu-bulu
hidung selaput lendir akhirnya udara menjadi bersih. Makanya gk heran jika di hidung kita

terdapat upil .
2. Hidung akan menyesuaikan suhu dan kelembaban udara sesuai tubuh kita
2. Tenggorokan

Tenggorokan ini memiliki 2 cabang saluran yaitu untuk saluran pernafasan dan untuk saluran
pencernaan. Khusus untuk saluran pernafasan biasanya panjangnya 12-14 cm. Tepat dibagian
pangkalnya tenggorokan kita namakan laring.

Laring ini panjangnya hanya sekitar 3-4 cm dan berbentuk seperti kerucut terbalik yang tersusun dari 9
tulang rawan dan beberapa otot. Nah jika kita amati secara seksama di tulang rawan, kita akan
menemukan pintu masuk laring atau biasa kita sebut epiglotis.

Epiglotis ini fungsinya sangat penting bagi kita karena dia memiliki klep yang tugasnya mengatur
pergantian pertukaran udara pernafasan dan makanan pada persimpangan jalan masuk itu. Selain
epiglotis, terdapat organ lain di laring yaitu cairan dan pita suara. kita bisa berbicara karena pita suara
kita bergetar yang mana diatur ketegangannya diatur oleh beberapa otot di dalamnya. Kalau cairan ini
berfungsi untuk menangkap debu dan kotoran yang masuk.

3. Trakea (Batang Tenggorokan)

Trakea ini terletak di kerongkongan saluran makanan. Trakea ini tersusun dari tulang rawan yang
berbentuk cincin. Untuk dinding sebelah dalamnya terdapat selaput lendir dan silia. fungsinya adalah
menahan dan mengeluarkan kotoran agar tidak masuk paru-paru jika kotoran tersebut tidak mampu
ditangkap oleh cairan dari laring.

4. Bronkus

Bronkus ini adalah cabang trakea dan tersusun atas tulang-tulang rawan yang berbentuk cincin.
Cabangnya ada dua yaitu kekanan menuju paru-paru kanan dan kekiri menuju paru paru kiri.

Fungsi dari bronkus sendiri adalah sebagai tempat untuk masuknya udara ke paru-paru dan keluarnya
udara dari paru-paru.

INGAT! bronkus punya anak bernama bronkiolus.

5. Bronkiolus

Cabang bronkus adalah bronkiolus. Jumlah cabangnya sesuai gelambir paru-paru, bagi yang menuju
paru-paru kanan berjumlah 3 cabang sedangkan yang paru-paru kiri ada 2 cabang. Bronkiolus adalah
saluran halus, kecil, dan dindingnya tipis. Bronkiolus rongganya ada silia dan tidak memiliki tulang
rawan.

Ujung Bronkiolus terdapat gelembung-gelembung sangat kecil dinamakan alveolus

6. Alveolus
Alvelous ini memungkin udara keluar masuk (oksigen dan karbon dioksida) dari dalam paru-paru.
Alvelous ini berjumlah sekitar 300 juta dalam paru-paru. Alvelous diselubungi pembuluh darah yang
membentuk jaring. Dinding alvelous sangat tipis seperti silapis sel, lembab, dan berdekatan dengan
kapiler darah.

7. Paru-paru

Inilah organ yang paling vital di antara organ yang lain. Paru-paru ini letaknya berada di dalam rongga
dada tepatnya diatas diafragma.

Diafragma adalah sekat rongga badan yang membatasi antara rongga perut dan rongga dada. Manusia
memiliki 2 pasang paru-paru, kanan dan kiri.

Bagian kiri terdapat 2 gelambir/lobus (atas bawah) dan dikiri ada 3 gelambir yaitu atas, tengah dan
bawah. Paru-paru terbungkus pleura (selaput paru-paru). Pleura memiliki 2 lapisan dan salah satu
lapisannya berisi cairan.

Fungsi cairan tersebut adalah Supaya tidak ada lecet pada paru-paru akibat gesekan yang disebabkan
mengembang dan mengempisnya paru-paru. Kapasitas maksimal paru-paru menampung udara adalah
berkisar sekitar 3,5 liter.

Proses Sistem Pernapasan Pada Manusia

1. Udara masuk lubang hidung


2. melewati kerongkongan atas atau naro pharinx
3. Melewati tenggorokan
4. Melewati glotis
5. Melewati trakea
6. Masuk bronchus
7. Masuk bronchiolus
8. Udara berakhir pada alveolus

Ingat! menarik napas: inspirasi, mengeluarkan napas: ekspirasi

Inspirasi

Ketika kita inspirasi, otot diafragma berkonstraksi (melengkung menjadi lurus). Kemudian rongga dada
terangkat dan membesar, karena otot antar tulang rusuk berkontraksi.

Karena rongga dada mengembang, maka tekanan udara di dalamnya mengecil ( tekanan udara dalam
lebih kecil dari tekanan udara luar) akibatnya udara luar masuk ke dalam paru-paru.

Ekspirasi
Ketika kita mengeluarkan udara otot diafragma berelaksasi (lurus menjadi lengkung). Rongga dada
mengecil karena otot antar tulang berelaksasi. Karena rongga dada mengecil maka tekanan udara di
dalamnya membesar (tekanan udara dalam lebih besar dari tekanan udara luar) akibatnya udara keluar
dari dalam.

Jenis Pernapasan Pada Sistem Pernapasan Pada Manusia

Pada manusia terdapat 2 jenis pernapasan yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut

1. Pernapasan dada: pernapasan yang terjadi karena kerja otot antar tulang yang berkontraksi.
Inspirasi: otot antar tulang berkontraksi, tulang rusuk naik, paru-paru mengembang, rongga
dada membesar, tekanan dalam lebih kecil dari tekanan luar
ekspirasi: otot antar tulang berelaksasi, tulang rusuk turun, paru-paru menyusut, rongga dada
membesar, tekanan dalam lebih besar dari tekanan luar
pernapasan perut: pernapasan yang terjadi karena kerja otot diafragma
inspirasi: otot diafragma berkontraksi, tulang rusuk naik, rongga dada membesar, tekanan
dalam lebih kecil dari tekanan luar
ekspirasi: otot diafragma berelaksasi, tulang rusuk turun, rongga dada mengecil, tekanan dalam
lebih besar dari tekanan luar

3. Sistem organ Transportasi

Sistem Transportasi/sirkulasi pada manusia berupa sistem peredaran darah dan sistem limfa. Sistem
peredaran darah manusia bersifat:

a. Tertutup : karena darah selalu mengalir


dalam pembuluh darah.

b. Ganda : karena darah beredar melewati


jantung dua kali.

Darah adalah jaringan ikat yang terspesialisasi sebagai tempat sel-sel darah dengan matriks cair
(plasma darah) dalam bentuk koloid.
Fungsi utama darah:

1) Mengangkut oksigen dari paru-paru ke


seluruh tubuh.
2) Mengangkut sari-sari makanan.
3) Mengangkut sisa-sisa metabolisme.
4) Mengedarkan hormon untuk mengatur
fungsi tubuh.
5) Mengatur pH dan suhu tubuh.
6) Melawan penyakit.
Plasma darah adalah bagian cair darah, terdiri dari:

1) Air (sekitar 90%)


2) Protein plasma darah, berupa: Albumin, sebagai osmoregulator, Globulin, sebagai penghasil
antibodi, Fibrinogen, sebagai pembeku darah.
3) Antibodi, yaitu zat yang dihasilkan globulin.
4) Zat makanan dan mineral, seperti glukosa.
5) Sisa metabolisme, seperti CO2.
Fungsi plasma darah:
1. Mengatur tekanan osmotik darah.
2. Mengangkut sari-sari makanan.
3. Mengangkut sisa metabolisme.
4. Mengedarkan hormon untuk mengatur fungsi tubuh.

Serum adalah plasma darah yang tidak

mengandung protein plasma fibrinogen.

Antibodi dihasilkan oleh globulin yang berfungsi untuk mengenali dan mengikat antigen/benda asing
tertentu.

Trombosit (keping darah) adalah sel darah yang berbentuk kepingan tidak berinti berukuran 2-3 μm.
Fungsi trombosit adalah sebagai sel yang berperan dalam proses pembekuan darah.Trombosit
terbentuk dari megakariosit yang berasal dari sumsum tulang yang kemudian masuk ke kapiler
darah, dan berusia 5-9 hari.Trombosit yang sudah tua kemudian akan difagositosis oleh makrofag
jaringan limfa.

Mekanisme pembekuan darah:


Golongan darah

Penggolongan darah dapat didasarkan oleh:

1) Golongan darah sistem ABO, ditemukan oleh Karl Landsteiner, dipengaruhi faktor antigen
(aglutinogen) dan antibodi (aglutinin) darah.
2) Golongan darah sistem Rhesus, dipengaruhi faktor antigen protein Rhesus.
Aglutinogen Aglutinin
Golonga
Sistem (zat yang (zat yang Genotif
n darah
digumpalkan) menggumpal)

A A  Ia Ia atau Ia Io

B B  Ib Ib atau Ib Io
ABO
AB A&B - Ia Ib

O - & Io Io

Rhesus Rh Rh atau
+ -
Rhesu positif Rhrh
s
Rhesus rh rh
- -
negatif

Catatan : Pada peristiwa transfusi darah, bagian yang harus diperhatikan pada donor adalah
aglutinogennya sedangkan resifien adalah aglutininnya. Pembekuan darah akan terjadi jika aglutinin
resifien menggumpalkan aglutinogen donor

Jantung

Jantung adalah organ sistem peredaran darah yang bertugas memompa darah dan mengalirkan
darah dalam pembuluh darah. Jantung terletak pada rongga dada di antara kedua paru-paru, di
atas diafragma dengan posisi condong ke kiri.

Struktur dinding jantung:


1) Epikardium, adalah lapisan terluar jantung yang tersusun atas perikardium. Perikardium
mengandung cairan perikardia. Perikardium berfungsi untuk melindungi jantung agar tidak
terluka karena bergesekan ketika berdetak.
2) Miokardium, tersusun atas otot jantung yang bertanggung jawab atas gerak jantung.
3) Endokardium, adalah lapisan tipis bagian dalam jantung yang berhubungan langsung dengan
darah.

Ruangan jantung

Jantung manusia terdiri dari empat ruang, yaitu dua serambi/atrium dan dua bilik/ventrikel.
1) Serambi kanan (atrium dekster), menerima darah kotor dari seluruh tubuh melalui vena kava
superior dan inferior.
2) Bilik kanan (ventrikel dekster), memompa darah ke paru-paru melalui arteri pulmonalis.
3) Serambi kiri (atrium sinister), menerima darah dari paru-paru melalui vena pulmonalis.
4) Bilik kiri (ventrikel sinister), memompa darah ke seluruh tubuh melalui aorta.

Dinding bilik lebih tebal daripada dinding atrium karena bertugas memompa darah.

Dinding bilik kiri adalah dinding jantung paling tebal karena memompa darah ke seluruh tubuh.
Ruang jantung dibatasi oleh sekat-sekat, yang terdiri dari:

1) Septum atriorum, memisahkan ruang antar atrium. Pada saat dalam kandungan, sekat ini belum
menutup dan disebut foramen ovale.
2) Septum interventrikularis, memisahkan ruang antar ventrikel.
3) Septum atrioventrikularis, memisahkan ruang antara atrium dan ventrikel.

Katup Jantung

Katup jantung berfungsi untuk menjaga agar darah tidak bercampur dan tidak kembali lagi ke
ruang sebelumnya. Katup jantung terdiri dari:

1) Katup atrioventrikular trikuspid, katup ini terdiri dari 3 daun katup dan berada di antara serambi
dan bilik kanan.
2) Katup semilunar pulmonal, katup ini terbuka bila bilik kanan berkontraksi dan berlanjut ke
arteri pulmonalis.
3) Katup atrioventrikular bikuspid, katup ini terdiri dari 2 daun katup dan berada di antara serambi dan
bilik kiri.
4) Katup semilunar aorta, katup ini terbuka bila bilik kiri berkontraksi dan berlanjut ke aorta.

Jantung memilki pembuluh terusan, antara lain:


1) Vena kava superior, mengalir darah kaya CO2 dari tubuh bagian atas ke serambi kanan.
2) Vena kava inferior, mengalir darah kaya CO2 dari tubuh bagian bawah ke serambi kanan.
3) Arteri pulmonalis kanan, mengalir darah kaya CO2 dari bilik kanan ke paru-paru kanan.
4) Arteri pulmonalis kiri, mengalir darah kaya CO2 dari bilik kanan ke paru-paru kiri.
5) Vena pulmonalis kanan, mengalir darah kaya O2 dari paru-paru kanan ke serambi kiri.
6) Vena pulmonalis kiri, mengalir darah kaya O2 dari paru-paru kiri ke serambi kiri.
7) Aorta, yaitu arteri terbesar, mengalir darah kaya O2 dari bilik kiri ke seluruh tubuh melalui tiga
percabangan:
a. Arteri brakiosefalus, bercabang dua menjadi karotid dekster dan subklavian dekster, mengarah
ke tangan kanan, kepala dan leher.
b. Arteri karotid sinister, mengarah ke kepala dan leher.
c. Arteri subklavian sinister, mengarah ke tangan kiri, dada dan bahu.

Nutrisi jantung disuplai oleh pembuluh arteri koronaria dan vena koronaria. Pembuluh darah baru
terisi ketika jantung berelaksasi.

Jantung berdenyut karena adanya gerakan kontraksi dan relaksasi harmonis otot-otot jantung.
Sistol (memompa darah keluar dari jantung) terjadi karena ventrikel berkontraksi, katupnya menutup
dan darah keluar jantung. Diastol (memompa darah antar jantung) terjadi jika atrium kontraksi,
katupnya membuka darah menuju ke ventrikel.

Pembuluh darah

Pembuluh darah adalah saluran yang berfungsi mengalirkan darah dari jantung ke berbagai
tempat di tumbuh, dan kembali ke jantung.

Macam-macam pembuluh darah:


1) Arteri, yaitu pembuluh darah yang
mengantarkan darah keluar dari jantung.Arteri terbesar disebut aorta.
2) Vena/balik, yaitu pembuluh darah yang mengantarkan darah menuju jantung. Vena terbesar
disebut vena kava.
3) Kapiler, yaitu pembuluh darah tipis dan berpori yang berfungsi untuk difusi zat-zat yang akan
diangkut darah.

Arteri yang terhubung dengan kapiler disebut arteriol, dan vena yang terhubung dengan kapiler
disebut venula.

Struktur dinding pembuluh arteri:

Struktur dinding pembuluh vena:

Bagian-bagian dinding pembuluh darah:

1) Tunika intima, adalah jaringan endotelium.


2) Tunika media, adalah jaringan otot polos. Pada vena, tunika media lebih tipis, dan pada kapiler
tidak ditemukan.
3) Tunika ekstema/adventitia, adalah jaringan ikat yang kuat dan elastis.
4) Lamina basalis, adalah pelindung kapiler.

Sistem peredaran darah manusia

Sistem peredaran darah manusia bersifat:

1) Tertutup karena darah selalu mengalir dalam pembuluh darah.


2) Ganda karena darah beredar melewati jantung dua kali.
Peredaran darah pulmonalis/kecil adalah peredaran darah jantung ke paru-paru, lalu ke jantung
kembali.

Peredaran darah sistemik/besar adalah

peredaran darah jantung ke seluruh tubuh, lalu ke jantung kembali.

4. Sistem Organ Rangka

Fungsi Rangka

a. Menunjang tegaknya tubuh


b. Sebagai alat gerak pasif
c. Tempat melekatnya otot rangka
d. Memberi bentuk tubuh
e. Melindungi alat-alat tubuh dalam yang lemah
f. Tempat pembentukan sel-sel darah
g. Sebagai tempat penimbunan mineral

Pengelompokan Rangka
Rangka dibagi menjadi 2 yaitu rangka atau skeleton aksial dan rangka atau skeleton
apendikular. Selekton aksial meliputi tengkorak, ruas-ruas tulang belakang, tulang dada, dan tulang
iga atau rusuk. Selekton apendikuler meliputi tulang-tulang lengan, tulang telapak tangan, tungkai,
telapak kaki, pinggul dan bahu.

Bentuk Tulang

1. Tulang Pipa (Tulang Panjang)

Tulang pipa adalah tulang dengan bentuk panjang menyerupai pipa atau tabung. Karena
bentuknya ini, kadang kali tulang pipa disebut juga tulang panjang. Bentuk tulang ini memanjang
dengan setiap ujungnya meluas dan menyerupai bentuk bonggol. Tulang pipa terbagi menjadi 3
bagian, yaitu dua bagian ujung yang membonggol (epifis), bagian tengah (diafisis), dan bagian antara
ujung dan tengah (cakra epifis).

Dalam bonggol yang terdapat dalam tulang pipa terdapat tulang spons yang berongga.
Rongga dalam tulang spons tersebut berisi sumsum merah tulang. Sumsum ini berfungsi sebagai
tempat sel-sel darah merah diproduksi. Adapun pada bagian tengah tulang pipa terdapat sumsum
kuning atau jaringan lemak. Sumsum ini berfungsi sebagai tempat sel darah putih diproduksi.

Beberapa tulang pada tubuh manusia yang tergolong memiliki bentuk tulang pipa antara lain
tulang paha, tulang betis, tulang kering, dan tulang hasta.

2. Tulang Pipih

Tulang pipih adalah tulang dengan bentuk pipih gepeng. Tidak seperti
tulang pipa, bagian dalam tulang pipih umumnya tidak berongga sehingga bersifat pejal. Pada bagian
bawah tulang pipih, spons berisi sumsum merah tulang yang menjadi tempat produksi sel darah
merah biasanya juga ditemukan. Beberapa tulang pada tubuh manusia yang tergolong mempunyai
bentuk tulang pipih antara lain tulang rusuk, tulang dada, tulang tengkorak, dan tulang belikat.
3. Tulang Pendek

Tulang pendek adalah tulang dengan bentuk pendek. Sama seperti tulang
pipih, tulang pendek juga tidak berongga dan bersifat pejal, akan tetapi mengandung sumsum merah
tulang. Karena bentuknya yang pendek, tulang ini biasanya bergerombol dan membentuk ruas-ruas
tulang. Beberapa tulang pada tubuh manusia yang tergolong mempunyai bentuk tulang pipih antara
lain ruas-ruas tulang pergelangan tangan, ruas tulang belakang, ruas jari tangan, dan ruas jari kaki.

4. Tulang Tak Berbentuk

Tulang tak berbentuk adalah tulang dengan bentuk yang tidak menentu. Jenis tulang ini
hanya terdapat pada kerangka wajah dan tulang belakang manusia.Tulang tak berbentuk adalah
tulang dengan bentuk yang tidak menentu. Jenis tulang ini hanya terdapat pada kerangka wajah dan
tulang belakang manusia.

Hubungan Antartulang

Tulang di dalam tubuh dapat berhubungan secara erat atau tidak erat. Hubungan antartulang
disebut artikulasi. Agar artikulasi dapat bergerak, diperlukan struktur khusus yang disebut sendi.
Terbentuknya sendi dimulai dari kartilago di daerah sendi. Mula-mula kartilago akan membesar lalu
kedua ujungnya akan diliputi jaringan ikat. Kemudian kedua ujung kartilago membentuk sel-sel
tulang, keduanya diselaputi oleh selaput sendi (membran sinovial) yang liat dan menghasilkan
minyak pelumas tulang yang disebut cairan sinovial.

Jenis Hubungan Antartulang

Di dalam sistem rangka manusia, terdapat tiga jenis hubungan antartulang yaitu sinartrosis,
amfiartrosis, dan diartrosis.
a. Sinartrosis
Sinartrosis adalah hubungan hubungan antartulang yang direkatkan oleh suatu jaringan ikat yang
mengalami osifikasi sehingga tidak memungkinkan adanya gerakan
b. Amfiartrosis
Amfiartosis adalah hubungan antartulang yang dihubungkan oleh kartilago sehingga memungkinkan
terjadinya sedikit gerakan.
c. Diartrosis
Diartrosis adalah hubungan antartulang yang memungkinkan terjadinya gerakan tulang secara lebih
bebas.
Jenis hubungan antartulang yang bersifat diartrosis adalah sebagai berikut:
1) Sendi Engsel

Sendi engsel merupakan hubungan antara bonggol tulang yang masuk ke dalam mangkuk
tulang yang tidak terlalu dalam dan adanya bagian pengganjal. Pada sendi engsel, gerakannya satu
arah seperti gerak engsel pintu. Contohnya sendi pada siku, lutut, mata kaki, dan ruas antarjari.
2) Sendi Putar

Pada sendi putar, ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain. Bentuk
seperti ini memungkinkan gerakan rotasi dengan satu poros. Contohnya sendi antara tulang hasta
dan tulang pengumpil dan sendi antara tulang atlas dengan tulang tengkorak. Pada sendi putar,
ujung tulang yang satu dapat mengitari ujung tulang yang lain. Bentuk seperti ini memungkinkan
gerakan rotasi dengan satu poros. Contohnya sendi antara tulang hasta dan tulang pengumpil dan
sendi antara tulang atlas dengan tulang tengkorak.

3) Sendi Pelana

Sendi pelana merupakan hubungan antartulang yang memungkinkan terjadinya gerakan dua
arah. Contohnya adalah sendi antara tulang telapak tangan dengan pergelangan tangan dan dengan
ruas jari tangan.

4) Sendi Peluru

Pada sendi peluru, kedua ujung tulang berbentuk lekuk dan bongkol. Bentuk ini
memungkinkan gerakan bebas ke segala arah. Misalnya sendi antara tulang gelang bahu dan lengan
atas, antara tulang gelang panggul dan paha.
5) Sendi Luncur atau Sendi Geser
Pada sendi ini, kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan gerakan menggeser. Contohnya
sendi antartulang pergelangan tangan dan antartulang pergelangan kaki.
Pada sendi ini, kedua ujung tulang agak rata sehingga menimbulkan gerakan menggeser. Contohnya
sendi antartulang pergelangan tangan dan antartulang pergelangan kaki.

6) Sendi Kondoloid

Sendi kondiloid terjadi di antara dua tulang yang permukaannya berbentuk oval. Berupa gerak ke
samping dan gerak maju mundur, tetapi tidak mengitari poros. Contohnya sendi pada tulang
pergelangan tangan.

OTOT
Otot merupakan alat gerak aktif karena kemampuannya berkontraksi. Otot memendek jika sedang
berkontraksi dan memanjang jika sedang berelaksasi. Kontraksi otot terjadi jika otot sedang
melakukan kegiatan. Relaksasi otot terjadi jika otot sedang beristirahat.

Karakter Otot

Otot memiliki 3 karakter yaitu kontraktibilitas, ekstensibilitas dan elastisitas.

 Kontraktibilitas yaitu kemampuan otot untuk memendek. Otot menjadi lebih pendek dari
ukuran semula jika otot sedang melakukan kegiatan
 Ekstensibilitas yaitu kemampuan otot untuk memanjang. Otot menjadi lebih panjang dari
ukuran semula
 Elastisitas yaitu kemampuan otot untuk kembali pada ukuran semula.

Penyusun Otot

Otot tersusun atas dua macam filamen yaitu filamen aktin dan filamen miosin. Kedua filamen ini
menyusun miofibril. Miofibril menyusun serabut otot, dan kumpulan serabut otot menyusun satu
otot.

Sarkomer adalah satu unit kontraksi otot yang terdiri dari filamen tebal dan filamen tipis di antara 2
garis Z.
Jenis-Jenis Otot

1. Otot Lurik

Disebut otot lurik karena jika dilihat menggunakan mikroskop tampak adanya daerah gelap
dan terang berselang-seling. Umumnya melekat pada tulang sebagai daging sehingga disebut
juga otot rangka. Ciri-ciri otot lurik adalah sebagai berikut:

o Sel-selnya berbentuk silindris, memanjang


o Mempunyai banyak inti sel yang terletak ditepi

o Bekerja di bawah kesadaran


2. Otot Polos

Jika otot polos diamati menggunakan mikroskop maka akan tampak polos dan tidak bergaris
melintang. Otot polos banyak dijumpai di organ-organ dalam misalnya dinding saluran
pencernaan, saluran-sa;luran pernapasan, pembuluh darah, dan saluran kencing. Ciri-ciri otot
polos:
o Bentuknya gelendong, kedua ujungnya meruncing, di bagian tengah menggelembung
o Tiap sel memiliki satu inti sel, terletak di tengah
o Bekerja di luar kesadaran

3. Otot Jantung

Otot jantung mempunyai struktur yang hampir sama dengan otot lurik, hanya saja serabut-
serabutnya bercabang-cabang dan saling beranyaman serta dipersarafi oleh saraf otonom.
Otot jantung hanya terdapat di jantung. Ciri-cirinya:

o Bentuknya memanjang, terdapat percabangan sel


o Inti sel 1, terletak di tengah

o Kerjanya tidak di bawah kesadaran

Berikut ini tabel perbedaan otot lurik, otot polos dan otot jantung
Cara Kerja Otot

Energi untuk Kontraksi Otot

Kontraksi otot memerlukan energi. Energi disuplai dalam bentuk energi kimia.
Sumber energi:

1) Adenosin Triphosphate (ATP)

ATP merupakan sumber energi utama untuk kontraksi otot. ATP berasal dari oksidasi karbohidrat dan
lemak. Kontraksi otot merupakan interaksi antara aktin dan miosin yang menerlukan ATP. Skema:
2) Creatin Phosphate (CP)/ Fosfokreatin

Fosfokreatin merupakan persenyawaan fosfat berenergi tinggi yang terdapat dalam konsentrasi
tinggi pada otot. Fosfokreatin tidak dapat dipakai langsung sebagai sumber energi tetapi fosfokreatin
dapat memberikan energinya kepada ADP dan mengubahnya menjadi ATP. Skema:

Pada otot lurik, jumlah fosfokreatin lebih dari lima kali jumlah ATP. Pemecahan ATP dan fosfokreatin
untuk menghasilkan energi tidak memerlukan oksigen bebas. Oleh sebab itu, fase kontraksi otot
disebut fase anaerob.

3) Mengubah glikogen menjadi glukosa

Sifat Kerja Otot

Untuk menggerakkan tulang dari satu posisi ke posisi yang lain kemudian kembali ke posisi semula
diperlukan paling sedikit dua macam otot dengan kerja berbeda.
Pengelompokan otot berdasarkan tujuan kerjanya:

1) Otot Sinergis
Sinergis adalah otot-otot yang kontraksinya menimbulkan gerak searah. Contohnya Otot antar tulang
rusuk ketika kita menarik napas.
2) Otot Antagonis
Otot antagonis merupakan dua otot atau lebih yang tujuan kerjanya berlawanan. Contohnya:
a. Ekstensor (meluruskan) dan fleksor (membengkokkan), misalnya otot bisep dan trisep

b. Abduktor (menjauhi badan) dan adduktor (mendekati badan), misalnya gerak tangan sejajar bahu
dan sikap sempurna.

c. Depresor (ke bawah) dan elevator (ke atas), misalnya gerak kepala menunduk dan menegadah
d. Supinator (menengadah) dan pronator (menelungkup), misalnya gerak telapak tangan
menengadah dan gerak telapak tangan menelungkup.

5. Sistem Reproduksi Manusia

Reproduksi merupakan ciri utama makhluk hidup yang bertujuan untuk mempertahankan kelestarian
jenisnya. Reproduksi pada manusia diawali oleh peleburan sel kelamin jantan (sperma) dengan sel
kelamin betina (ovum) yang menghasilkan zigot. Berdasarkan kepemilikan alat kelaminnya, manusia
dikelompokkan menjadi organisme yang bersifat gonochoris (satu individu memiliki satu alat
kelamin).

Sistem reproduksi manusia, baik laki-laki maupun wanita, memiliki empat komponen utama
dalam sistem reproduksinya, yaitu:

1. Organ penghasil sel kelamin,

2. Saluran reproduksi,

3. Kelenjar tambahan, dan

4. Alat kopulasi (senggama)

1. Sistem Reproduksi Laki-laki

Sistem reproduksi laki-laki dirancang untuk menghasilkan, menyimpan dan mengirimkan


sperma. Sistem reproduksi laki-laki terdiri dari:

a. Alat kelamin luar : terdiri dari skrotum dan penis.


b. Alat kelamin dalam : terdiri atas testis, kelenjar aksesori dan tubulus.
a. Testis

Testis merupakan bagian alat kelamin yang berfungsi menghasilkan sperma dan hormon
testosteron. Di dalam testis terdapat beberapa bagian sebagai berikut.

1) Tubulus seminiferus : saluran berkelok-kelok tempat pembentukan sperma (terjadi


spermatogenesis).

2) Sel leydig (sel intestisial) : berfungsi menghasilkan hormon testosteron.

3) Tunica albicans : lapisan pembungkus testis, berupa lapisan fibrosa.

4) Sel sertoli : berfungsi untuk menyediakan makanan bagi sperma.

b. Skrotum

Merupakan sebuah kantung yang berfungsi untuk menjaga agar suhu testis di bawah suhu
tubuh atau tidak jauh di bawah suhu tubuh. Ketika udara di luar skrotum rendah, skrotum
akan mendekat pada tubuh (mengerut) supaya testis mendapat suhu lebih tinggi. Sebaliknya,
jika suhu normal, skrotum akan menjauhi tubuh supaya suhu testis tidak terlalu tinggi. Hal ini
disebabkan karena spermatogenesis tidak berlangsung baik pada suhu tubuh normal manusia

c. Vas deferens

Berfungsi menyalurkan sperma menuju uretra (saluran air seni yang juga sebagai saluran
ejakulasi sperma). Di bagian ujungnya terdapat ampula, yang merupakan pelebaran saluran
ini, fungsinya sebagai muara dari kantong semen (vesica seminalis).

d. Epididimis

Sebuah saluran berkelok-kelok yang berfungsi sebagai tempat penyimpanan dan pematangan
sperma.
e. Uretra

Uretra merupakan saluran sperma. Uretra berfungsi membawa sperma ke luar tubuh.

f. Tubulus recti

Tempat bermuaranya saluran dari tubulus seminiferus.

g. Penis

Penis merupakan alat kopulasi. Kopulasi merupakan peristiwa masuknya penis ke dalam
vagina untuk melakukan reproduksi (menyalurkan sel sperma).

h. Kelenjar tambahan

1) Kantung semen (vesica seminalis)

Kantung penampung semen (pemberi nutrisi bagi sperma).

2) Kelenjar prostat

Menghasilkan cairan berwarna putih susu yang bersifat basa (cairan ini berfungsi untuk
melindungi sperma dari suasana asam yang membahayakan sperma saat berada di dalam
vagina sehingga sperma dapat bergerak aktif.

3) Kelenjar Cowper (Bolbouretra)

Berfungsi menghasilkan cairan pelicin (lendir) dan menambah cairan semen.

2. Sistem Reproduksi wanita

Sistem reproduksi wanita terdiri dari:

a. Alat kelamin luar (eksternal), meliputi klitoris, labia mayora dan labia minora, lubang
saluran kencing, lubang vagina, fundus (lipatan paha).
b. Alat kelamin dalam (internal), meliputi sepasang ovarium (gonad), tuba fallopi
(oviduk), dan uterus (rahim).

a. Ovarium (indung telur)


Sepasang ovarium terdapat di rongga perut dan berfungsi menghasilkan sel telur (ovum) dan
hormon (estrogen dan progesteron). Proses pembentukan ovum di ovarium bersiklus selama
30 hari sekali dan disebut oogenesis,. Sel telur yang sudah matang akan dikeluarkan dari
ovarium. Peristiwa ini disebut ovulasi.

b. Tuba fallopi (oviduk)

Merupakan saluran telur yang berjumlah sepasang (kanan dan kiri) dengan panjang 12 cm.
Bentuknya mirip corong dan berfungsi untuk menangkap sel telur (ovum) serta menyalurkan
ovum ke arah rahim dengan gerakan peristaltik dan dibantu oleh gerakan silia yang terdapat di
dinding tuba fallopi. Pada saluran inilah terjadi pembuahan ovum oleh sperma.

c. Rahim (uterus)

Organ ini berbentuk seperti kantong dan berfungsi sebagai tempat implantasi embrio (ovum
yang dibuahi sperma akan menjadi embrio). Dinding rahim tersusun atas tiga lapis jaringan,
yaitu lapisan luar (serosa), lapisan tengah (myometrium) dan lapisan dalam (endometrium).

Pada saat ovulasi, dinding rahim menebal. Namun jika tidak terjadi pembuahan, maka dinding
rahim yang seharusnya menjadi tempat melekat (implan) embrio akan meluruh. Peristiwa ini
disebut menstruasi.

Aktivitas ovulasi dan menstruasi memiliki empat tahapan:

1) Tahap menstruasi; tahap dikeluarkannya dinding rahim dari dalam tubuh karena kurangnya
kadar hormon progesteron.

2) Tahap praovulasi ; masa pembentukan dan pematangan ovum dalam ovarium karena dipicu
oleh hormon estrogen.

3) Tahap ovulasi; Keluarnya sel telur dari ovarium.

4) Tahap pascaovulasi ; masa kemunduran sel telur jika tidak terjadi pembuahan. Tahap ini
terjadi penambahan junlah hormon progesteron sehingga dinding rahim menebal. Jika tidak
terjadi pembuahan maka dinding sel akan meluruh, disebabkan berkurangnya hormon
progesteron.

d. Vagina

Merupakan alat kopulasi wanita sekaligus jalan keluarnya janin dari dalam rahim ke dunia.
Selain sebagai organ kelamin, vagina juga berfungsi sebagai alat untuk mengeluarkan dinding
endometrium yang meluruh saat menstruasi.

3. Sperma dan Ovum

Sel sperma dan sel telur memiliki tahap pembentukan yang berbeda dengan sel tubuh. Sel
kelamin terbentuk melalui pembelahan meiosis. Selama pembelahan, setiap sel membelah dua
kali berturut-turut sehingga membentuk empat sel anakan. Satu spermatosit akan membentuk
empat sperma matang. Sedangkan pada sel telur, satu oosit akan membentuk satu ovum
fungsional yang ukurannya lebih besar dari tiga ovum disfungsional lainnya. Ukuran sel telur
jauh lebih besar dari sel sperma, oleh karena itu saat akan terjadi pembuahan ribuan sel
sperma berebut uuntuk bisa membuahi sebuah sel telur saja.
3.1 Proses pembentukan gamet

Proses pembentukan sperma disebut spermatogenesis dan pembentukan sel telur (ovum)
disebut oogenesis.

Spermatogenesis

Spermatogonium (sel induk sperma) , spermatosit primer (diploid) , mengalami meiosis I


menjadi 2 spermatosit sekunder (haploid), mengalami meiosis II menjadi spermatid (haploid)
4 spermatozoa (sel sperma).

Spermatozoa mengalami pematangan di epididimis, masuk ke vas deferens bercampur dengan


produk kelenjar (dari vesikula seminalis, prostate, cowper) yang berfungsi menjaga kehidupan
sperma dan memberi suasana basa pada semen. Kemudian masuk ke uretra dan siap
dikeluarkan.

Oogenesis
Oogonium (sel induk telur), oosit primer ,mengalami meiosis I, oosit sekunder dan sel kutub/polar
(polosit primer) , oosit sekunder mengalami meiosis II menjadi ootid dan sel polar/polosit primer
membelah menjadi sel polosit sekunder , Ootid berkembang menjadi 1 sel telur (haploid) à hasil
akhirnya terbentuk satu sel telur fungsional dan 3 polosit nonfungsional à telur yang telah masak
disalurkan melalui tuba fallopi melalui infundibulum. Pembuahan terjadi di sepertiga bagian
permulaan tuba fallopi atau oviduk.

Fertilisasi dan Perkembangan Embrio

Fertilisasi merupakan peristiwa meleburnya gamet jantan (sperma) dengan gamet betina
(ovum) menghasilkan zigot. Pada peristiwa ini, sel telur hanya akan dibuahi oleh satu sel
sperma. Dengan fertilisasi, bersatu pula materi genetik pembawa sifat dari dua individu. Sifat
induk jantan akan berpadu dengan sifat induk betina. Zigot yang terbentuk akan berkembang
menjadi embrio.

Berikut ini adalah tahap-tahap perkembangan embrio.

a. Zigot: hasil peleburan sel kelamin jantan dengan betina.

b. Morula: kumpulan sel berbentuk bola yang merupakan hasil pembelahan sel secara terus
menerus dari zigot.

c. Blastula: kumpulan sel berbentuk bola yang berongga. Rongga ini disebut blastocoel dan
semula berisi cadangan makanan.

d. Gastrula: kumpulan sel yang terdiri dari tiga lapisan (ektoderm, mesoderm dan endoderm).
Ketiga lapisan ini terbentuk dari hasil migrasi (pengkutuban) sel-sel blastula.

e. Morfogenesis dan organogenesis: Tahap pembentukan organ dan morfologi tubuh.


Ketika embrio menempel (implantasi) ke rahim, akan terbentuk plasenta dan tiga sistem
membran yang terdiri dari :

a. Amnion: membungkus embrio dan menghasilkan cairan amnion yang berfungsi melindungi
embrio dari benturan.

b. Korion: lapisan tempat terjadinya pertukaran unsur makanan, limbah metabolisme, antibodi
antara ibu dan embrio.

c. Alantois: membran yang menghubungkan embrio dengan ibu, membran inilah yang
kemudian akan membentuk plasenta (tali pusar).

3.3. Hormon yang berperan dalam tahapan menstruasi

Gambar Siklus Menstruasi pada Wanita

a. Fase menstruasi: hormon yang berpengaruh adalah estrogen dan progresteron yang
berfungsi menebalkan endometrium. Saat menstruasi, hormon ini mengalami reduksi dan
dinding endometrium robek dan meluruh.

b. Fase praovulasi: hormon yang berperan adalah FSH dan LH yang merangsang sel-sel
folikel menghasilkan hormon estrogen dan progesteron.

c. Fase ovulasi: Hormon yang berperan adalah LH (LuthenizingHormon).

d. Fase pascaovulasi: FSH (Folikel Stimulating Hormon).

6. Sistem Ekskresi
Tubuh memiliki mekanisme untuk membuang sampah-sampah yang tidak dibutuhkan. Sistem
ini berfungsi untuk mengeluarkan zat sisa dalam tubuh. Pembuangan zat sisa dari dalam tubuh
ditunjukkan pada berbagai proses, yaitu pengeluaran keringat, pengeluaran urin, pengeluaran
gas CO2 dan H2O, serta pengeluaran urea dan cairan empedu.

Sistem ekskresi pada manusia melibatkan organ ekskresi berupa ginjal, paru-paru, hati, dan
kulit.

1. Ginjal

Ginjal (ren) manusia berjumlah sepasang, terletak di kanan dan kiri tulang pinggang, yaitu di
dalam rongga perut pada dinding tubuh bagian belakang (dorsal). Ternyata, ginjal kanan lebih
rendah dari pada ginjal kiri karena di atas ginjal kanan terdapat hati. Ginjal berbentuk seperti
biji ercis dengan panjang sekitar 10 cm dan berat sekitar 200 gram. Ginjal berwarna merah
karena banyak darah yang masuk ke dalam ginjal.

Jadi, apa fungsi yang dimiliki oleh ginjal? Ginjal memiliki beberapa fungsi penting, anatra
lain :

 Menyaring dan membersihkan darah dari zat-zat sisa metabolisme tubuh


 Mengeksresikan zat yang jumlahnya berlebihan
 Reabsorbsi (penyerapan kembali) elektrolit tertentu yang dilakukan oleh bagian tubulus
ginjal
 Menjaga keseimbanganan asam basa dalam tubuh manusia
 Menghasilkan zat hormon yang berperan membentuk dan mematangkan sel-sel darah merah
(SDM) di sumsum tulang
Bagian-bagian ginjal :

 Korteks: bagian ginjal yang terdapat badan malpighi (glomerulus dan kapsula bowman),
tubulus kontortus proksimal, dan tubulus kontortus distal.
 Nefron: tempat penyaringan darah. Di dalam ginjal terdapat lebih dari 1 juta buah nefron. 1
nefron terdiri dari glomerulus, kapsula bowman, tubulus kontortus proksimal, lengkung
henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus.
 Medula: Terdiri dari 9 sampai 14 bagian yang berbentuk piramid. Di dalamnya terdapat
lengkung henle dan tubulus kolektivus.
 Pelvis: tempat bermuaranya tubulus yaitu tempat penampungan urin sementara yang akan
dialirkan menuju kandung kemih melalui ureter dan dikeluarkan dari tubuh melalui uretra.
 Glomerulus: Tempat penyaringan darah yang akan menyaring air, garam, asam amino,
glukosa, dan urea. Menghasilkan urin primer.
 Kapsula bowman: kantong/kapsul yang membungkus glomerulus. Kapsula bowman
ditemukan oleh Sir William Bowman.
 Tubulus kontortus proksimal: tempat penyerapan kembali/reabsorpsi urin primer yang
menyerap glukosa, garam, air, dan asam amino. Menghasilkan urin sekunder.
 Lengkung henle: Penghubung antara tubulus kontortus proksimal dengan tubulus kontortus
distal.
 Tubulus kontortus distal: Tempat untuk melepaskan zat-zat yang tidak berguna lagi atau
berlebihan ke dalam urin sekunder. Menghasilkan urin sesungguhnya.
 Tubulus kolektivus: Adalah tabung sempit panjang dalam ginjal yang menampung urin dari
nefron, untuk disalurkan ke pelvis menuju kandung kemih.

Mekanisme pembentukan urin:

Ginjal berperan dalam proses pembentukan urin yang terjadi melalui serangkaian proses,
yaitu: penyaringan, penyerapan kembali dan pengumpulan (augmentasi).

Filtrasi

Proses pembentukan urin diawali dengan penyaringan darah yang terjadidi kapiler
glomerulus. Sel-sel kapiler glomerulus yang berpori (podosit), tekanan dan permeabilitas
yang tinggi pada glomerulus mempermudah proses
penyaringan. Selain penyaringan, di glomelurus juga terjadi penyerapan kembali sel-sel darah,
keping darah, dan sebagian besar protein plasma. Bahan-bahan kecil yang terlarut di dalam
plasma darah, seperti glukosa, asam amino, natrium, kalium, klorida, bikarbonat dan urea
dapat melewati saringan dan menjadi bagian dari endapan. Hasil penyaringan di glomerulus
disebut filtrat glomerolus atau urin primer, mengandung asam amino, glukosa, natrium,
kalium, dan garam-garam lainnya.

Reabsorbsi
Bahan-bahan yang masih diperlukan di dalam urin pimer akan diserap kembali di tubulus
kontortus proksimal, sedangkan di tubulus kontortus distal terjadi penambahan zat-zat sisa
dan urea. Meresapnya zat pada tubulus ini
melalui dua cara. Gula dan asam amino meresap melalui peristiwa difusi, sedangkan air
melalui peristiwa osmosis. Setelah terjadi reabsorbsi maka tubulus akan menghasilkan urin
sekunder, zat-zat yang masih diperlukan tidak akan ditemukan lagi. Sebaliknya, konsentrasi
zat-zat sisa metabolisme yang bersifat racun bertambah, misalnya urea.

Augmentasi

Augmentasi adalah proses penambahan zat sisa dan urea yang mulai terjadi di tubulus
kontortus distal. Dari tubulus-tububulus ginjal, urin akan menuju rongga ginjal, selanjutnya
menuju kantong kemih melalui saluran ginjal. Urin akan keluar melalui uretra.

Untuk lebih jelasnya, silakan cermati video berikut :

2. Paru-paru

Paru-paru berada di dalam rongga dada manusia sebelah kanan dan kiri yang dilindungi oleh
tulang-tulang rusuk. Paru-paru terdiri dari dua bagian, yaitu paru-paru kanan yang memiliki
tiga gelambir dan paru-paru kiri memiliki dua gelambir.

Selain berfungsi sebagai alat pernapasan, paru-paru juga berfungsi sebagai alat ekskresi.
Masih ingatkah kamu apa yang dikeluarkan paru-paru selama kita bernapas. Masihkah kamu
ingat pertukaran gas yang terjadi di dalam alveolus? Oksigen di udara yang memasuki
alveolus akan berdifusi dengan cepat melintasi epitelium ke dalam kumpulan kapiler yang
mengelilingi alveolus, sehingga karbondioksida akan berdifusi dengan arah yang sebaliknya.
Darah pada alveolus akan mengikat oksigen dan mengangkutnya ke sel-sel jaringan. Dalam
jaringan, darah mengikat karbondioksida (CO2) untuk dikeluarkan bersama H2O yang
dikeluarkan dalam bentuk uap air. Reaksi kimia tersebut secara ringkas dapat kita tuliskan :

Aliran udara dalam alveolus terjadi karena perbedaan tekanan udara di atmosfer dengan udara
di dalam alveolus. Perbedaan ini disebabkan oleh perubahan volume rongga dada dan rongga
perut akibat gerakan kontraksi dan relaksasi otot dada dan otot perut. Pada saat inspirasi,
tekanan udara paru-paru lebih rendah 1-2 mmHg dibandingkan tekanan udara di atmosfer dan
sebaliknya pada saat ekspirasi tekanan udara paru-paru lebih tinggi 2-3 mmHg dibandingkan
dengan tekanan udara atmosfer.
Untuk menguji pemahaman silakan download lks ini.

3. Hati

Hati merupakan kelenjar terbesar dalam tubuh, terdapat di rongga perut sebelah kanan atas,
berwarna kecoklatan. Hati mendapat suplai darah dari pembuluh nadi (arteri hepatica) dan
pembuluh gerbang (vena porta) dari usus. Hati dibungkus oleh selaput hati (capsula
hepatica). Pada hati terdapat pembuluh darah dan empedu yang dipersatukan selaput jaringan
ikat (capsula glison). Hati juga terdapat sel-sel perombak sel darah merah yang telah tua
disebut histiosit.

Hati selain sebagai organ dalam sistem pencernaan makanan, juga sebagai organ dalam sistem
ekskresi. Karena hati berperan dalam merombak sel darah merah yang telah tua dan rusak.
Pengubahan dilakukan oleh sel-
sel khusus yang disebut sel histosit. Sel darah merah oleh histosit dipecah menjadi zat besi,
globin, dan hemin.

Zat besi diambil dan disimpan dalam hati untuk dikembalikan ke sumsum tulang. Globin
digunakan untuk metabolisme protein yang nantinya digunakan untuk membentuk
hemoglobin (Hb) baru, sedangkan hemin diubah menjadi zat warna empedu berwarna hijau
kebiruan yang disebut dengan bilirubin dan biliverdin.

Zat warna empedu dikeluarkan ke usus dua belas jari dan dioksidasi menjadi urobilin.
Urobilin berwarna kuning cokelat yang berperan memberi warna pada feses dan urin. Hati
mengekskresikan empedu yang berupa cairan yang mengandung kolesterol, garam mineral,
garam empedu, serta pigmen bilirubin dan biliverdin. Organ hati juga berfungsi menguraikan
asam amino dan dari penguraiannya akan menghasilkan zat sisa urea yang bersifat racun bagi
tubuh kita. Urea dari dalam hati akan dikeluarkan dan diangkut ke ginjal untuk dikeluarkan
bersama urin.

Selain itu, hati juga berfungsi :

 sebagai tempat untuk menyimpan gula dalam bentuk glikogen


 menetralkan racun yang masuk ke dalam tubuh dan membunuh bibit penyakit
 mengatur kadar gula dalam darah
 sebagai tempat pengubahan provitamin A menjadi vitamin A
 menghasilkan empedu yang berguna untuk mengemulsikan lemak
 menguraikan molekul hemoglobin tua
 menghilangkan hormon-hormon berlebihan
 4. Kulit
Seluruh permukaan tubuh kita terbungkus oleh lapisan tipis yang sering kita sebut kulit.
Kulit merupakan benteng pertahanan tubuh kita yang utama karena berada di lapisan
anggota tubuh yang paling luar dan berhubungan langsung dengan lingkungan sekitar.

Kulit memiliki fungsi sebagai berikut :

 Mengeluarkan keringat;
 Pelindung tubuh;
 Menyimpan kelebihan lemak;
 Mengatur suhu tubuh;
 Tempat pembuatan vitamin D dari pro vitamin D dengan bantuan sinar matahari yang
mengandung ultraviolet.

Susunan Kulit

Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu epidermis (lapisan luar/kulit ari), dermis (lapisan
dalam/kulit jangat), dan hipodermis (jaringan ikat bawah kulit).

Epidermis

Lapisan epidermis terdiri atas stratum korneum, stratum lusidum, stratum granulosum, dan
stratum germinativum. Stratum korneum tersusun dari sel-sel mati dan selalu mengelupas.
Stratum lusidum tersusun atas sel-sel yang tidak berinti dan berfungsi mengganti stratum
korneum. Stratum granulosum tersusun atas sel-sel yang berinti dan mengandung pigmen
melanin. Stratum germinativum tersusun atas sel-sel yang selalu membentuk sel-sel baru ke
arah luar.

 Stratum korneum, merupakan lapisan zat tanduk, mati dan selalu mengelupas
 Stratum lusidium, merupakan lapisan zat tanduk
 Stratum granulosum, mengandung pigmen
 Stratum germonativum, selalu membentuk sel-sel baru ke arah luar

Dermis

Dermis terletak di bawah epidermis. Lapisan ini mengandung akar rambut, pembuluh darah,
kelenjar, dan saraf. Kelenjar yang terdapat dalam lapisan ini adalah kelenjar keringat
(glandula sudorifera) dan kelenjar minyak (glandula sebasea). Kelenjar keringat
menghasilkan keringat yang di dalamnya terlarut berbagai macam garam, terutama garam
dapur. Keringat dialirkan melalui saluran kelenjar keringat dan dikeluarkan dari dalam tubuh
melalui pori-pori. Di dalam kantong rambut terdapat akar rambut dan batang rambut. Kelenjar
minyak berfungsi menghasilkan minyak untuk meminyaki rambut agar tidak kering. Rambut
dapat tumbuh terus karena mendapat sari-sari makanan dari pembuluh kapiler di bawah
kantong rambut. Di dekat akar rambut terdapat otot penegak rambut, akar rambut, pembuluh
darah, syaraf, kelenjar minyak (glandula sebasea), kelenjar keringat (glandula sudorifera).
Lapisan lemak, terdapat di bawah dermis yang berfungsi melindungi tubuh dari pengaruh
suhu luar

Hipodermis

Hipodermis terletak di bawah dermis. Lapisan ini banyak mengandung lemak. Lemak
berfungsi sebagai cadangan makanan, pelindung tubuh terhadap benturan, dan menahan panas
tubuh.
Mekanisme Pembentukan Keringat :

Bila suhu tubuh kita meningkat atau suhu udara di lingkungan kita tinggi, pembuluh-
pembuluh darah di kulit akan melebar. Hal ini mengakibatkan banyak darah yang mengalir ke
daerah tersebut. Pangkal kelenjar keringat berhubungan dengan pembuluh darah maka
terjadilah penyerapan air, garam dan sedikit urea oleh kelenjar keringat. Kemudian air
bersama larutannya keluar melalui pori-pori yang merupakan ujung dari kelenjar keringat.
Keringat yang keluar membawa panas tubuh, sehingga sangat penting untuk menjaga agar
suhu tubuh tetap normal. Ketika suhu di keliling kita panas maka kulit akan menagtur suhu
tubuh dengan banyak mengeluarkan keringat dan urin yang dihasilkan lebih sedikit.
Sebaliknya ketika suhu dingin maka tubuh hanya sedikit memproduksi keringat dan
pengeluaran air lebih banyak melalui ginjal (urin).

 Gangguan atau kelainan pada sistem organ tubuh manusia

A.Gangguan pada sistem gerak

1. Rakhitis merupakan penyakit tulang yang disebabkan kekurangan vitamin D


2. Mikrosefalus merupakan gangguan pertumbuhan tulang tengkorak sehingga kepala
berukuran kercil.
3. Osteoporosismerupakan gangguan tulang dengan gejala penurunan massa tulang
4. Dislokasimerupakan gangguan yang terjadi karena pergeseran tulang penyusun sendi

dari posisi awal.

5. Terkilir merupakan tertariknya ligamen sendi karena gerakan tiba-tiba atau gerakan yang

tidak biasa dilakukan.

6. Ankilosismerupakan gangguan yang terjadi karena tidak berfungsinya persendian. .


7. Artritis merupakan gangguan yang disebabkan adanya peradangan sendi
8. skoliosis, melengkungnya tulang belakang ke arah samping, mengakibatkan
tubuhmelengkung ke arah kanan atau kiri
9. Kifosis, perubahan kelengkungan pada tulang belakang secara keseluruhan sehinggaorang
menjadi bongkok
10. Lordosis, melengkungnya tulang belakang di daerah lumbal atau pinggang ke arah
depansehingga kepala tertarik ke arah belakang
11. Subluksasi, gangguan tulang belakang pada segmen leher sehingga posisi kepala tertarikke
arah kiri atau kanan.
12. Atrofimerupakan penurunan fungsi otot karena otot mengecil atau kehilangan kemampuan
untuk berkontraksi.
13. Hipertrofi merupakan otot yang berkembang menjadi lebih besar dan kuat
14. Hernia abdominalis merupakan sobeknya dinding otot abdominal sehingga usus memasuki
bagian sobekan tersebut
15. Tetanus merupakan otot yang mengalami kekejangan karena secara terus-menerus
berkontraksi sehingga tidak mampu lagi berkontraksi .
16. Miastenia gravis merupakan otot yang secara berangsur-angsur melemah dan menyebabkan
kelumpuhan. Penyakit ini disebabkan oleh hormon tiroid dan sistem imunitas yang tidak
berfungsi dengan normal.

B.Gangguan pada sistem predaran darah


1. ANEMIA : KEKURANGAN DARAH

2. VARISES

3. HEMOROID (wasir) adalah pembengkakan jaringan yang mengandung pembuluh balik (vena) dan
terletak di dinding rektum dananus

4. ATEROSKLEROSIS

5. EMBOLUS Adalah penyakit yang disebabkan oleh benda benda asing yang melewati pembuluh
darah seperti gumpalan darah atau kumplan bakteri yang menyebabakan tersumbatnya pembuluh
darah.

6. TROMBUS

7. HEMOFILIA apenyakit pada darah yang menyebabkan darah tesebut sukar membeku.

8.LEUKEMIA (KANKER DARAH)

9. THALASEMIA adalah sekelompok penyakit keturunan yang merupakan akibat dari


ketidakseimbangan pembuatan salah satu dari keempat rantai asam amino yang membentuk
hemoglobin.

C. Gangguan pada sistem pernapasan

1. Diare

Diare terjadi akibat pergeseran usus yang cepat dari materi tinja sepanjang usus besar.

2. Stomatitis apthosaatau sariawan adalah radang yang terjadi di daerah mukosa


mulut,
3. Gastritis (magh)
4. Pankreatitis adalah peradangan kelenjar pankreas.
5. Ulkus (radang lambung)

d. Gangguan sistem pernapasan

1.Faringitis adalah radang pada faring karena infeksi sehingga timbul rasa nyeri pada waktu menelan
makanan ataupun kerongkongan terasa kering..Bakteri yang biasa menyerang penyakit ini adalah
Streptococcus pharyngitis

2. Asma adalah kelainan penyumbatan saluran pernapasan yang disebabkan oleh alergi seperti
debu, bulu, ataupun rambut.

3. Influenza (Flu) : Penyakit influenza disebabkan oleh virus influenza.

4.Emfisema adalah penyakit pada paru-paru yang ditandai dengan pembengkakan pada paru-paru
karena pembuluh darahnya kemasukan udara. Emfisema disebabkan hilangnya elastisitas alveolus.
5.Bronkitis berupa peradangan pada selaput lendir dari saluran bronkial.

6. Asbestosis adalah suatu penyakit saluran pernafasan yang terjadi akibat menghirup serat-serat
asbes, dimana pada paru-paru terbentuk jaringan parut yang luas.

7.Sinusitis merupakan penyakit peradangan pada bagian atas rongga hidung atau sinus paranasalis. .

8. Tuberculosis (TBC) adalah penyakit yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis.

9. Pneumonia atau Logenstekingyaitu penyakit radang pari-paru yang disebabkan oleh Diplococcus
pneumoniae.

10.Dipteri adalah infeksi pada saluran pernapasan bagian atas disebabkan oleh Corynebacterium
diphterial.

11.Renitis merupakan peradangan pada rongga hidung sehingga hidung menjadi bengkak dan
banyak mengeluarkan lendir.

12.Upper Respiratory tract Infection (URI) merupakan penyakit yang menyerang sistem pernapasan
manusia bagian atas, yaitu hidung, laring (tekak), dan tenggorokan. .

13. Kanker Paru-Paru merupakan salah satu yang paling berbahaya. Sel-sel kanker pada paru-
paru terus tumbuh tidak terkendali. Penyakit ini lamakelamaan dapat menyerang seluruh tubuh.
Salah satu pemicu kanker paru-paru adalah kebiasaan merokok. Merokok dapat memicu terjadinya
kanker paru-paru dan kerusakan paru-paru.

14. SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) adalah sebuah penyakit pernapasan yang disebabkan
oleh virus Coronavirus dari ordo Coronaviridae.

15.Rinitis adalah radang pada rongga hidung akibat infeksi oleh virus, missal virus influenza.

16.Laringitis adalah radang pada laring. Penderita serak atau kehilangan suara..

17.Legionnaries adalah penyakit paru-paru yang disebabkan bakteri legionella pneumophilia. Bentuk
infeksinya mirip dengan pneumonia.

18.Tonsillitis adalah peradangan pada tonsil (amandel) sehingga tampak membengkak, berwarna
kemerahan, terasa lunak dan timbul bintik-bintik putih pada permukaannyaTimbul nyeri di sekitar
otot.

19.Asfiksi adalah gangguan dalam pengangkutan jaringan toksigen ke jaringan yang disebabkan oleh
terganggunya fungsi paru-paru, pembuluh darah, atau jaringan tubuh.
20.Hipoksia yaitu gangguan pernapasan dimana kondisi sindrom kekurangan oksigen pada pada
jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian.
E.Gangguan pada sistem transportasi

1. Anemia / Penyakit Kurang Darah

Anemia adalah suatu kondisi di mana tubuh kita kekurangan darah akibat kurangnya kandungan
hemoglobin dalam darah. Akibatnya tubuh akan kekurangan oksigen dan berasa lemas karena
hemoglobin bertugas mengikat oksigen untuk disebarkan ke seluruh badan.

2. Hemofili / Hemofilia / Penyakit Darah Sulit Beku

Hemofilia adalah suatu penyakit atau kelainan pada darah yang sukar membeku jika terjadi luka.
Hemofili merupakan penyakit turunan.

3. Hipertensi / Penyakit Darah Tinggi

Hipertensi adalah tekanan darah tinggi yang diakibatkan oleh adanya penyempitan pembuluh darah
dengan sistolis sekitar 140-200 mmHg serta tekanan diastolisis kurang lebih antara 90-110 mmHg.

4. Hipotensi / Penyakit Darah Rendah

Hipotensi adalah tekanan darah rendah dengan tekanan sistolis di bawah 100 mmHg (milimeter
Hydrargyrum / mili meter air raksa)(Hydrargyrum = air raksa).

5. Varises / Penyakit Otot Nimbul

Varises adalah pelebaran pada pembuluh vena yang membuat pembuluh dasar membesar dan
terlihat secara kasat mata yang umumnya terdapat pada bagian lipatan betis.

6. Penyakit Kuning Bayi

Penyakit kuning pada anak bayi adalah kelainan akibat adanya gangguan kerusakan sel-sel darah oleh
aglutinin sang ibu.

7. Sklerosis

Sklerosis adalah penyakit kelainan pada pembuluh nadi sistem transportasi yang menjadi keras.

8. Miokarditis

Miokarditis adalah suatu kelainan akibat terjadinya radang pada otot jantung.

9. Trombus / Embolus

Trombus adalah kelainan yang terdapat pada jantung yang disebabkan oleh adanya gumpalan di
dalam nadi tajuk.

10. Leukimia / Penyakit Kanker Darah


Leukimia adalah penyakit yang mengakibatkan produksi sel darah putih tidak terkontrol pada sistem
transportasi.

F. Gangguan pada sistem ekresi

1. Batu Ginjal

Batu ginjal disebabkan oleh pengendapan garam kalsium di dalam rongga ginjal, saluran
ginjal, atau saluran kemih. Batu ginjal biasanya dipicu oleh asupan garam mineral yang terlalu
banyak atau karena kurang mengkonsumsi air putih

2. Nefritis

Nefritis merupakan kerusakan di glomerulus ginjal akibat alergi racun kuman. Nefritis
biasanya disebabkan oleh bakteri Streptococcus.

3. Glukosuria

Penyakit ini ditandai dengan adanya kandungan glukosa di dalam urin (sering disebut dengan
penyakit kencing manis). Kondisi ini terjadi karena tubuh kekurangan hormon insulin,
sementara itu nefron tidak mampu menyerap kelebihan glukosa sehingga kelebihan glukosa
akan dibuang bersama urin.

4. Albuminuria

Albuminuria ditunjukkan melalui adanya molekul albumin dan protein lain di dalam urin.
Penyakit ini disebabkan oleh kerusaan pada alat filtrasi.

5. Hematuria

Hematuria ditandai dengan adanya sel darah merah di dalam urin. Hematuria disebabkan oleh
peradangan pada organ urinaria atau karena iritasi akibat gesekan batu ginjal

6. Gagal Ginjal

Gagal ginjal terjadi ketika salah satu ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya. Kondisi ini
akan menyebabkan penimbunan cairan dan urea di dalam tubuh sehingga penderitanya sering
mengalami pembengkakan di kaki atau area organ lainnya. Untuk mengobati penyakit ini,
penderita harus melakukan cuci darah atau melakukan pencangkokan ginjal. (Baca juga:

7. Asma disebabkan oleh penyempitan saluran pernapasan utama pada paru-paru.

8.Tuberculosis (TBC)disebabkan oleh bakteri yang bernama Mycobacterium


tuberculosis. Penyakit ini bisa ditularkan melalui percikan yang keluar ketika batuk.
Pengobatan bisa dilakukan dengan mudah karena obat TBC disediakan oleh
pemerintah. Kadang penderita juga harus menjalani karantina untuk mencegah
penularan TBC.
9. Pneumonia disebabkan oleh bakteri, virus, atau jamur yang menginfeksi paru-paru
khususnya di area alveolus.

10. Emfisemadisebabkan oleh hilangnya elastisitas pada alveolus. Penderita emfisema


biasanya akan memiliki paru-paru yang lebih besar dibandingkan orang sehat pada umumy,
sebab karbondioksida yang seharusnya dikeluarkan oleh tubuh justru terperangkap di dalam
paru-paru. Emfisema disebabkan oleh asap rokok dan kekurangan enzim alfa-1-antitripsin.
Salah satu cara mencegah penyakit ini adalah dengan menghindari asap rokok dan tidak
merokok.

11. Bronkitis adalah peradangan yang terjadi di bronkus dan disebabkan oleh infeksi kuman,
bakteri, atau virus. Faktor lain seperti debu, asap rokok, dan juga polusi udara bisa memicu
bronkitis. Bronkitis yang disebabkan oleh bakteri atau kuman biasanya dapat diobati dengan
mengkonsumsi antibiotik. Sementara bronkitis yang disebabkan oleh virus akan diberi obat
untuk meringankan gejala

12. Asbestosisterjadi karena penderita menghirup serat-serat asbes sehingga membentuk


adanya jaringan parut yang luas di paru-paru. Menghirup serat asbes juga bisa menyebabkan
penebalan pleura (selaput yang melapisi paru-paru). .

13. Hepatitisadalah radang hati yang disebabkan oleh virus (bisa virus hepatitis A atau virus
hepatitis B).

14. Penyakit kuning disebabkan oleh saluran empedu yang tersumbat sehingga menyebabkan
cairan empedu tidak dapat dialirkan ke usus duabelas jari. Akibatnya empedu masuk ke dalam
aliran darah dan menyebabkan warna darah menjadi kuning. Penyakit kuning akan
ditunjukkan dengan gejala bola mata, kulit, dan kuku menjadi berwarna kuning.

15. sirosis hati

Sirosis hati bisa muncul sebagai akibat dari hepatitis B atau hepatitis C yang berkelanjutan,
karena alkohol, kekurangan atau salah gizi, atau karena penyakit lainnya yang menyebabkan
saluran empedu tersumbat. Hingga saat ini belum ada obat yang bisa menyembuhkan sirosis
hati. Pengobatan dilakukan untuk komplikasi yang terjadi, seperti muntah atau buang air besar
berupa darah, perut membesar, mata kuning, serta koma hepatikum.

16. Perlemakan Hati

Perlemakan hati disebabkan oleh penimbunan lemak yang melebihi 5% dari total berat
hati atau mengenai lebih dari separuh dari jarngan sel hati. Perlemakan hati ini sering
menyebabkan kerusakan hati lanjutan atau sirosis hati. Kondisi ini juga bisa dipicu
oleh kebiasaan mengkonsumsi minuman beralkohol.

17. Kanker Hati

Kanker hati muncul karena adanya perkembangan sel kanker di jaringan hati. Kanker
hati yang sering diderita oleh kebanyakan orang adalah Hepatocellular carcinoma
(HCC). HCC muncul sebagai akibat dari komplikasi akhir yang serius dari hepatitis
kronis, terutama karena sirosis hati akibat hepatitis B, hepatitis C, hemochromatosis.

18. Koletasis dan Jaundice


Kolestasis adalah terjadinya kegagalan produksi dan pengeluaran empedu. Terlalu
lama menderita kolestasis bisa menyebabkan gagalnya penyerapan lemak dan vitamin
A, D, E, dan K oleh usus. .

19. Scabies

Scabies adalah penyakit kulit yang menular dan ditandai dnegan gejala gatal
(akan terasa parah saat malam hari). .

20. Kurap

Kurap adalah penyakit kulit yangmenular dan disebabkan oleh jamur

21. Panu

Panu adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur dan ditandai dengan
adanya bercak berwarna putih, coklat, atau merah (tergantung pada warna kulit) di
kulit yang disertai dengan gejala gatal ketika berkeringat.

 Faktor ekternal terhadap pertumbuhan dan perkembangan ( perintahnya menganalisis


percobaan )

1. Makanan (nutrisi)

Semua makhluk hidup butuh makan karena makanan sangatlah penting baik bagi
pertumbuhan maupun kelangsungan hidup. Dalam makanan terkandung
berbagai nutrisi yang penting untuk energi dan metabolisme tubuh. Nutrisi
tersebut antara lain vitamin, protein, karbohidrat dan lemak. Makanan dikatakan
mempengaruhi pertumbuhan makhluk hidup tergantung dari kualitas dan
kuantitasnya. Artinya semakin baik kualitas dan kuantitas makanan yang
dikonsumsi oleh makhluk hidup, maka semakin baik juga pertumbuhannya.

Ada perbedaan antara manusia, hewan dan tumbuhan dalam mendapatkan nutrisi
untuk pertumbuhannya. Manusia dan hewan mendapatkan nutrisi yang mereka
butuhkan lewat konsumsi makanan dan minuman (air), sedangkan tumbuhan hanya
membutuhkan air serta unsur hara dalam tanah untuk mencukupi kebutuhan
nutrisinya.

2. Suhu

. Suhu adalah besaran yang digunakan untuk mengukur panas/dingin dengan ukuran
kuantitatif (Baca juga: Kenaikan titik didih). Dalam hubungannya dengan
pertumbuhan makhluk hidup, di Ilmu Pengetahuan Alam dikenal istilah ‘suhu
optimum’. Suhu optimum didefinisikan sebagai kondisi suhu terbaik bagi makhluk
hidup untuk tumbuh.

Di antara semua jenis makhluk hidup, tumbuhan lah yang paling bergantung pada suhu
lingkungan untuk tumbuh dan berkembang. Sebagai contoh, kamu mungkin mengenal
beberapa tumbuhan yang hanya bisa tumbuh di kondisi lingkungan tertentu, misalnya

 Tanaman padi, jagung, kelapa dan cokelat tumbuh di daerah bersuhu antara 26.3° – 22°C
 Tanaman kopi, teh dan sayur-sayuran yang hanya tumbuh di daerah bersuhu antara 22° -
17.1°C
 Tanaman jenis lumut-lumutan yang bisa tumbuh di daerah bersuhu 11.1° – 6.2°C

Hal ini dikarenakan, pada tumbuhan dikenal adanya suhu maksimum serta suhu minimum
yang mempengaruhi pertumbuhannya. Beda dengan manusia dan hewan yang cenderung
mampu bertahan hidup dan terus tumbuh di suhu tertentu.

3. Cahaya

Faktor yang tak kalah penting bagi pertumbuhan makhluk hidup adalah cahaya, t
erutama cahaya matahari. Bagi manusia dan hewan, cahaya penting sebagai
penerang dalam menjalani kehidupannya. Khususnya bagi manusia bahkan cahaya
matahari pagi memiliki pancaran ultraviolet yang jika terpapar kulit akan merangsang
tubuh untuk memproduksi vitamin D. Vitamin D sendiri adalah vitamin yang
bermanfaat untuk pertumbuhan tulang serta meningkatkan kekebalan tubuh.

Pada tumbuhan, cahaya matahari memegang peranan penting pada proses fotosintesis.
Cahaya matahari diserap melalui zat hijau daun (klorofil) yang kemudian digunakan
untuk mengubah karbon dioksida (CO2) dan air menjadi Glukosa dan Oksigen.
Kebutuhan cahaya pada setiap tumbuhan bisa berbeda-beda tergantung pada jenis
tumbuhannya.

4. Air

Air mendominasi unsur dalam tubuh manusia serta hewan. Perlu diketahui, manusia
hanya mampu bertahan hidup selama 3-4 hari tanpa air. Begitu pula dengan hewan
yang juga tentunya tidak akan mampu hidup tanpa air. Secara garis besar, air
merupakan faktor penting dalam terjadinya reaksi-reaksi biokimia dalam tubuh
makhluk hidup. Pada tumbuhan, air memegang unsur penting pada proses fotosintesis,
jadi keberadaan air juga sangat penting bagi pertumbuhan tanaman.

Bagi manusia dan hewan, peran air untuk pertumbuhan antara lain:

 Membantu proses metabolisme dalam tubuh.


 Membantu mengganti sel yang rusak.
 Membantu mereproduksi cairan-cairan dalam tubuh.
 Mengangkut nutrisi ke seluruh tubuh.
 Menjaga suhu tubuh.

Sedangkan manfaat air bagi tumbuhan diantaranya:

 Melarutkan unsur hara dalam tanah untuk kemudian diserap oleh akar.
 Mengangkut nutrisi hasil proses fotosintesis ke seluruh bagian tumbuhan.
 Sebagai unsur utama dalam proses biokimia seperti fotosintesis dan respirasi.

Mengingat banyaknya manfaat yang dikandung oleh air, dapat dikatakan bahwa konsumsi
air yang baik dari segi kualitas dan kuantitas akan berpengaruh baik dalam pertumbuhan
makhluk hidup.
5. Udara

Udara adalah salah satu sumber utama keberlangsungan hidup makhluk hidup. Udara
di bumi kita tersusun atas kandungan nitrogen (78%), oksigen (21%), dan gas-gas lain
seperti karbon dioksida, argon, uap air dan lain-lain sebesar (1%). Semakin tinggi
suatu daerah maka kadar oksigen dalam udaranya juga akan semakin sedikit. Mulai di
ketinggian 1500 Mdpl oksigen hanya akan tersisa 80% hingga di ketinggian 10.000
Mdpl oksigen hanya ada 10-15% saja. Karenanya biasanya orang yang tinggal di
dataran tinggi, tubuhnya mengalami penyesuaian diri dengan meningkatkan kadar
hemoglobin (Hb) dalam darah. Hemoglobin adalah senyawa protein dalam sel darah
merah yang berfungsi untuk mengikat dan mengangkut oksigen.

Secara umum udara mendukung pertumbuhan makhluk hidup karena peranannya


penting dalam proses. Respirasi sendiri adalah proses ketika makhluk
hidup menguraikan Senyawa Energi Tinggi (SET) untuk akhirnya digunakan sebagai
pendukung segala aktivitas kehidupannya. Respirasi bisa diartikan sebagai proses
pernafasan meski pada prakteknya repirasi melibatkan fungsi-fungsi organ yang lebih
kompleks. Pada manusia, respirasi berlangsung dengan mengambil oksigen di udara
untuk membantu proses penguraian (katabolisme) glukosa menjadi senyawa adenosin
triphosphat (ATP). ATP inilah yang berfungsi untuk memberi energi kepada sel-sel
agar mampu bekerja dengan baik. Proses tersebut akan menghasilkan zat sisa berupa
uap air dan karbon dioksida yang dihembuskan kembali. Respirasi pada tumbuhan
berlangsung efektif di malam hari. Prosesnya kurang lebih sama yaitu menangkap
oksigen dan mengolahnya menjadi energi. Bedanya dengan fotosintesis, proses ini
tejadi di stomata atau mulut daun. Sedangkan respirasi hewan melibatkan alat
pernafasan yang beraneka ragam tergantung jenisnya, meski pada dasarnya prinsip
respirasinya tetap sama. Berikut adalah daftar jenis hewan berikut alat pernafasannya:

 Hewan vertebrata (bertulang belakang) dan reptil bernapas dengan paru-paru.


 Jenis serangga dan anthropoda bernapas dengan corong hawa/trakea.
 Kalajengking dan laba-laba bernapas dengan paru-paru buku.
 Bangsa burung (aves) bernapas dengan pundi-pundi (kantong) udara.
 Bangsa ikan (pisces) bernapas dengan insang.
 Katak sebagai hewan amphibi bernafas dengan insang, paru-paru dan permukaan kulitnya.

6. Tanah

Tanah dihasilkan melalui serangkaian proses alami yang berlangsung selama ribuan
hingga jutaan tahun. Di dalam tanah terkandung berbagai macam zat baik yang sifatnya
organik maupun anorganik. Zat yang terkandung dalam tanah ini sangat bermanfaat bagi
tumbuhan, hewan atau manusia yang hidup di atasnya. Itulah yang dinamakan dengan unsur
hara. Selain itu tanah juga menyediakan bahan pangan dan mineral-mineral yang penting
untuk makhluk hidup di sekitarnya

Jenis-jenis tanah dapat dibedakan menurut faktor pembentuk dan sifat yang dimilikinya
diantaranya adalah:

 Tanah humus yaitu tanah subur yang dibentuk dari hasil pelapukan batang pohon dan daun.
 Tanah organosol (gambut) yaitu tanah yang terbentuk dari sisa tumbuhan yang setengah
membusuk.
 Tanah liat/lempung ialah tanah dengan kandungan alumunium, silikon dan oksigen yang
tinggi.
 Tanah vulkanik yaitu tanah yang paling banyak mengandung unsur hara dan dibentuk melalui
aktivitas gunung berapi.
 Tanah pasir yaitu tanah hasil pelapukan batuan yang dikenal kurang baik untuk pertanian.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas bahwa unsur hara sangat dibutuhkan oleh tumbuhan
baik untuk proses fotosintesis maupun respirasi. Artinya semakin banyak kandungan
mineral dan semakin tinggi kemampuan tanah tersebut untuk mengikat zat hara, maka
semakin baik pula kualitas tanah tersebut untuk pertumbuhan makhluk hidup di
sekitarnya.

7. Kelembapan (pH)

Kelembapan dapat diartikan sebagai kandungan air yang terdapat di udara. Namun
sebenarnya tidak hanya udara saja yang memiliki kelembapan, bahkan tanah pun
mengandung kadar kelembapan. Kebutuhan kelembapan pada tumbuhan bisa berbeda-
beda tergantung jenis tanamannya. Karena kelembapan udara berpengaruh pada
kemampuan tumbuhan untuk melakukan transpirasi (penguapan). Saat kelembapan
rendah, kemampuan transpirasi akan meningkat dan diikuti juga dengan meningkatnya
kemampuan penyerapan air dan mineral dalam tanah. Sebaliknya saat kelembapan
tinggi, laju transpirasi akan mengalami penurunan. Artinya ketersediaan nutrisi yang
diperlukan tumbuhan juga akan berkurang dan hal tersebut akan menghambat
pertumbuhannya.

K.3

STRUKTUR DAN FUNGSI SEL

Fungsi dasar sel

Semua sel melakukan fungsi dasar tertentu yang esensial bagi kelangsungan hidupnya.
Fungsi-fungsi dasar sel mencakup hal berikut:

1. Membutuhkan oksigen dan zat gizi untuk proses metabolisme.


2. Melakukan reaksi kimia.
3. Membuang karbon dioksida dan limbah metabolisme lainnya.
4. Sebagai unit fungsional tubuh.
5. Menyimpan kode genetika di dalam DNA.
6. Menghasilkan protein untuk pertumbuhan dan perkembangan sel.
7. Memperbaiki jaringan tubuh yang rusak dengan melakukan reproduksi dengan
membelah diri.
8. Sebagai unit struktural tubuh.
9. Menjaga kesehatan dengan menyeleksi partikel yang akan masuk ke dalam sel.
10. Mewarisi sifat ke keturunannya.
struktur sel hewan

struktur sel tumbuhan

1. Membran Sel (Plasmalemma atau Selaput Plasma)

Merupakan membran sel atau selaput yang letaknya paling luar yang terbentuk dari senyawa
kimia Lipoprotein (gabungan protein dan lemak) dengan perbandingan 50:50. Lipid penyusun
membran yaitu pospolid.
Protein yang ada di permukaan luar dan dalam disebut protein instriksik yang mempunyai
sifat hidrofilik (larut dalam air) dan yang ada dan menembus kedua lapis lipid disebut protein
instriksi yang mempunyai sifat hidrofobik (tidak larut dalam air). Oleh karenanya membran
sel bersifat Selektif Permeabel (Semi Permeabel) yang artinya hanya bisa dilewati oleh
molekul tertentu saja.

Fungsi dari Membran Sel:

 Melindungi sel

 Mengatur keluar masuk (pertukaran) zat dari sel satu ke sel lainnya

 Penerima rangsang dari luar sel

 Tempat berlangsungnya reaksi-reaksi kimia

Khusus sel tumbuhan, selain selaput plasma terdapat satu struktur yang letaknya diluar selaput
plasma yaitu Cell Wall atau Dinding Sel. Tersusun dari dua lapisan senyawa Selulosa.
Diantara kedua lapisan selulosa terdapat rongga yang dinamakan Lamel Tengah (Middle
Lamel) yang bisa terisi oleh zat penguat (contoh: chitine, pektin, suberine, lignin).

Pada sel tumbuhan terkadang juga terdapat celah yang disebut Noktah. Di notah/pit ini sering
dijumpai penjuluran Sitoplasma yang disebut Plasmodesma yang mempunyai fungsi hampir
sama dengan fungsi saraf pada hewan.

2. Sitoplasma dan Organel Sel

Bagian cair dalam sel disebut dengan Sitoplasma yang ada dalam dua bentuk yaitu Fase Sol
(padat) dan Fase Gel (cair) dan khusus cairan yang berada di dalam inti sel disebut
Nukleoplasma. Sitoplasma disusun oleh 90% air dimana air menjadi penyusun utamanya,
dan berfungsi melarutkan zat-zat kimia dan tempat reaksi kimia sel.

Organel sel sendiri merupakan benda-benda solid yang ada di dalam sitoplasma dan
menjalankan fungsi kehidupan (bersifat hidup). Terdapat berbagai macam organel sel,
organel sel tersebut yaitu:

a. Retikulum Endoplasma (RE.) Retikulum Endoplasma merupakan organel yang berupa


sistem membran berlipat-lipat menghubungkan membran sel dengan membran inti berbentuk
seperti benang-benang jala. Ikut berperan juga dalam proses transpor zat intra sel. Ada dua
macam Retikulum Endoplasma yaitu RE Kasar dan RE Halus. Struktur Retikulum
Endoplasma hanya bisa dilihat dengan mikroskop elektron.

Fungsi RE Halus:

 Sebagai transpor atau pengangkut sintesis lemak dan steroit.

 Tempat menyimpan fospolipid, glikolipid, dan steroid

 Melaksanakan detoksifikasi drug dan racun


 Tidak terdapat ribosom di RE Halus

Fungsi RE Keras: transpor atau pengangkut sintetis protein, terdapat juga di ribosom.

b. Ribosom (Ergastoplasma)

Ribosom merupakan organel pen sintensis protein. Ribosom kerap menempel satu sama lain
dan membentuk rantai yang sering disebut polisom atau pololiribosom. Struktur ribosom
berbentuk bulat bundar terdiri dari dua partikel besar dan kecil, ada yang soliter dan ada yang
melekat sepanjang R.E.

Ribosom adalah organel sel terkecil yang tersuspensi dalam sel. Antara satu ribosom dengan
yang lainnya diikat oleh mRNA. Menurut kecepatan sedimentasi dibedakan menjadi ribolom
sub unit kecil (40s) dan ribosom sub unit besar (60s)

Fungsi Ribosom: Sebagai tempat berlangsungnya sintesis protein dan contoh organel tidak
bermembran. Oleh penyusun utamanya yaitu asam ribonukleat dan berada bebas di dalam
sitoplasma ataupun melekat pada RE.

c. Mitokondria (The Power House)

Di dalam biologi Mitokondria diberi julukan The Power House karena merupakan organel
yang mempunyai fungsi sebagai tempat respirasi aerob untuk pembentukan ATP sebagai
sumber energi sel. Mitokondria memiliki dua lapisan membran yaitu membran dalam dan
membran luar.

Membran dalam membentuk tonjolan-tonjolan ke arah dalam (membran krista). Krista


mempunyai fungsi memperluas permukaan agar proses pengikatan oksigen dalam respirasi
sel berlangsung semakin efektif.

Terdapat Mastrik Mitokondria yang terletak diantara membran krista dan banyak
mengandung enzim pernafasan atau sitokrom, protein, dna dan ribosom yang memungkinkan
sintesis enzim-enzim respirasi secara otonom. Untuk melintasi membran mitokondria
memerlukan mekanisme transpor aktif. Mastrik Mitokondria berfungsi sebagai tempat
berlangsungnya respirasi untuk menghasilkan energi.

d. Lisosom

Lisosom dihasilkan oleh aparatus golgi yang penuh dengan protein. Berbentuk kantong-
lantong kecil dan menghasilkan enzim-enzim hidrolitik seperti fosfatase, lipase, dan
proteolitik. Enzim hidrolitik mempunyai fungsi untuk mencerna makanan yang masuk ke
dalam sel secara fagositosis.

Lisosom menghasilkan zat kekebalan sehingga banyak ditemui pada sel darah putih, bersifat
autofagi, autolisis, dan menghancurkan makanan secara edsosistosis. Fungsi organel sel
lisosom ini ialah sebagai penghasil dan penyimpan enzim pencernaan seluler. Salah satunya
yaitu Lisozym.
Ada dua macam lisosom yaitu lisosom primer dan sekunder, lisosom primer memproduksi
enzim yang belum aktif. Berfungsi sebagai vakuola makanan. Lisosom sekunder adalah
lisosom yang terlibat dalam kegiatan mencerna, berfungsi sebagai autofagosom.

Lisosom mempunyai peran dalam peristiwa:

 Pencernaan instrasel: mencerna materi secara fagositosis

 Eksositosis: pembebasan sekrit keluar sel

 Autofagi: penghancuran organel sel yang telah rusak

 Autolisis: penghancuran diri sel dengan cara melepas enzim pencerna dari dalam
lisosom ke dalam sel, contoh proses ini yaitu hilangnya ekor berudu ketika proses
menuju dewasa.

e. Badan Golgi (Aparatus Golgi = Diktiosom)

Badan golsi terdiri dari kumpulan vesikel pipih yang mempunyai bentuk berkelok-kelok
(sisternae) atau berbentuk seperti kantong pipih. Badan golgi yang ada di dalam sel tumbuhan
disebut diktiosom, dimana kebanyakan berada di dekat membran sel.

Di dalam badan golgi terdapat banyak enzim pencernaan yang belum aktif, seperti koenzim
dan zimogen. Dihasilkan juga lendir yang disebut musin, badan golgi juga dapat membentuk
lisosom. Badan golgi bisa bergerak mendekati membran sel untuk mensekresikan isinya ke
luar sel, karena ini disebut juga organes sekresi.

Organel sel ini dihubungkan dengan fungsi ekskreasi sel, dan struktur nya dapat dilihat
dengan menggunakan mikroskop cahaya biasa. Badan golgi banyak ditemui di organ tubuh
yang melaksanakan fungsi eksresi atau sel-sel penyusun kelenjar (contoh: ginjal).

f. Sentrosom (Sentriol)

Hal yang sangat penting yaitu setrosom hanya bisa ditemukan pada sel hewan. Sentrosom
disaat reproduksi sel akan membelah menjadi sentriol. Struktur sentrosom berbentuk bintang
dengan fungsi untuk pembelahan sel (Meiosis maupun Mitosis).

Sentriol berbentuk layaknya tabung dan tersusun oleh mikrotubulus yang terdiri 9 triplet,
terletak disalah satu kutub inti sel. Sentriol berperan dalam kegiatan pembelahan sel dengan
membentuk benang spindel. Benang ini yang menarik kromosom menuju ke kutub sel
berlawanan.

g. Plastida

Plastida ialah organel yang umumnya berisi pigmen. Plastida yang berisi pigmen klorofil
disebut kloroplas, fungsinya yaitu sebagai organel utama dalam proses fotosintesis. Kroloplas
berasal dari proplastida, proplastida berukuran lebih kecil dari kloroplas dimana terdapat
sedikit bahkan tanpa membran internal.
Kloroplas terbungkus membran ganda, membran yang berperang mengatur keluar masuk
senyawa atau ion ke dandari dalam kloroplas. Di membran internal kloroplas ada pigmen
fotosintesis yang banyak ditemui di permukaan luar membran internal yang disebut thilakoid.

Sedangkan plastida yang berisi pigmen selain klorofil (contoh: fikoerithin, xantofil, karoten)
disebut dengan Kromoplas. Plastida yang tidak mempunyai warna (tidak berwarna) disebut
leukoplas.

Ada macam-macam leukoplas berdasarkan bahan yang dikandungnyam yaitu elaioplas


(lipoplas) berisi lemak, amiloplas berisi amilum, dan proteoplas berisi protein. Yang dapat
dilihat dengan mikroskop cahaya biasa.

Tiga jenis plastisida, yaitu:


1. Lekoplas yaitu plastida berwarna putih yang berfungsi sebagai tempat menyimpan
makanan. terdiri dari:

 Amiloplas: tempat menyimpan amilum

 Elaioplas (Lipidoplas): tempat menyimpan lemak/minyak

 Proteoplas: tempat menyimpan protein

2. Kloroplas yaitu plastida berwarna hijau yang berfungsi menghasilkan klorofil dan tempat
berlangsungnya fotosintesis

3. Klomoplas yaitu plastida yang mengandung pigmen, misalnya:

 Fikodanin (biru)

 Fikosantin (kuning)

 Karotin (kuning)

 Fikoeritrin (merah)

h. Vakuola (RonggaSel)

Vakuola tidak dimasukan dalam organel sel oleh beberapa ahli, benda ini bisa dilihat melalui
mikroskop cahaya biasa. Vakuola berisi garam-garam organik, tanin (zat penyamak),
glikosida, minyak eteris, enzime, alkaloid, dan butir-butir pati. Selaput pembatas antara
vakuola dengan sitoplasma disebut Tonoplas. Pada beberapa spesies terdapat vakuola
kontraktil dan vakuola nonkontraktil.

Pada beberapa terdapat vakuola kecil atau bahkan tidak ada, kecuali hewan bersel satu.
Hewan bersel satu terdapat dua jenis vakuola yaitu vakuola makanan dengan fungsi dalam
proses pencernaan intrasel dan vakuola kontraktil yang berfungsi sebagai osmoregulator.

i. Mikrotubulus
Mikrotubulus berbentuk benang silindris, kaku dan mempunyai fungsi untuk membentuk
silia, flagela, sentriol dan benang-benang spindel, serta mempertahankan bentuk sel dan
sebagai rangka sel. Contoh organel ini antaranya yaitu benang-benang gelembung
pembelahan.

Mikrotubulus ini disusun oleh protein yang disebut tubulin. Diameter mikrotubulus kira-kira
25 nm. Organel ini merupakan serabut penyusun sitoskeleton terbesar.

j. Mikrofilamen

Organel mikrofilamen mirip seperti mikrotubulus tetapi mempunyai diameter yang lebih
kecil. Bahan pembentuk mikrofilamen adalah miosin dan aktin seperti yang ditemui pada otot.
Berdasarkan hasil penelitian, mikrofilamen ikut andil dalam proses pergerakan sel,
eksositosis, dan endositosis. Contohnya yaitu gerakan amuba.

k. Peroksisom (Badan Mikro)

Peroksisom atau badan mikro mempunyai ukuran sama seperti Lisosom dan dibentuk dalam
Retikulum Endoplasma Granular. organel peroksisom ini terus menerus berasosiasi dengan
organel sel lain, banyak juga mengandung enzim katalase dan oksidae yang banyak disimpan
dalam sel-sel hati.

Peroksisom memiliki fungsi mengurangikan peroksida (H2O2) dimana ini merupakan sisa
metabolisme yang bersifat toksik menjadi oksigen dan air. Badan mikro pada tumbuhan
disebut Gliosisom, ikut andil dalam proses pengubahan senyawa lemak menjadi sukrosa.

3. Inti Sel (Nukleus)


Nukleus merupakan bagian sel yang berukuran lebih besar dibandingkan dengan organel sel
seperti biasanya, mempunyai ukuran 10 – 20 nm. Letak inti sel (nukleus) terkadang di bagian
tepi atau di tengah, mempunyai bentuk bulit atau lonjong seperti cakram.

Inti sel atau Nukleus merupakan bagian sel yang mempunyai fungsi sebagai pusat pengendali
aktivitas atau pusat perintah sel karena adanya benang-benang kromosom di dalam nukleus.
Umumnya sel-sel mempunyai satu nukelus inti.

Inti sel (nukelus) dibatasi oleh membran inti atau selaput inti yang mempunyai kontrol keluar
masuk nukleus. Nukleus diperlukan untuk mengontrol reaksi-reaksi kimia, pembelahan sel,
dan pertumbuhan.

Tetapi sesuai dengan fungsinya, ada juga sel yang mempunyai dua atau lebih inti. Nukelus
juga mempunyai tugas untuk membawa perintah sintesis di inti DNA dikarenakan terdapat
sandi DNA (DNA code) di dalamnya untuk menentukan urutan asam amino protein.

Nukleus terdiri dari bagian-bagian:

 Nukleoplasma (Kariolimfa)

 Kromatin / Kromosom
 Selapue Inti (Karioteka)

 Nukleolus(anak inti)

Berdasarkan ada tidaknya selaput inti, dikenal dua penggolongan sel yaitu:

1. Sel Eukariotik (Sel yang mempunyai selaput inti)

2. Sel Prokariotik (Sel yang tidak memiliki selaput inti, contohnya pada ganggang biru,
bakteri.

Fungsi dari nukelus sendiri adalah mengatur semua aktivitas sel, karena di dalam nukleus
terdapat kromosom yang berisikan ADN yang mengatur sintesis protein. Inti mempunyai
tugas mengendalikan semua kegiatan sel mulai dari metabolisme sampai pembelahan sel.

Pada sel eukariotik, inti diselubungi membran inti atau karioteka rangkap dua dan berpori,
lain hal dengan sel prokariotik dimana sel ini tidak memiliki membran. Di dalam nukleus
terdapat cairan yang biasa disebut nukleoplasma, kromosom yang biasanya berupa benang
kromatin, serta Nukleolus (anak inti) yang digunakan sebagai tempat pembentukan asam
ribonukleat (ARN).

KARAKTERISTIK DNA DAN RNA

Ciri-ciri DNA RNA


Deoksiribosa (molekul gula ini adalah
Molekul gula sama dengan ribosa, namun memiliki Ribosa
tambahan OH)
DNA muncul sebagai Heliks ganda.
Tampaknya seperti tangga bengkok. RNA tampak seperti benang spiral
Dalam struktur dengan anak tangga dengan basa mencuat menuju
Penampilan
diwakili oleh empat huruf alfabet DNA. pusat. RNA ini juga terdiri dari
Spiral ini juga terdiri dari gula dan gula, fosfat dan basa nitrogen.
fosfat.
 A (adenin)
 A (adenin)
 G (guanin)
 G (guanin)
 C (sitorin)
BasaNitrogen  C (sitosin)
 T (timin)
Dan  U (urasil)
(A-T) Adenin berpasangan dengan
Timin dan (C-G) Sitosin berpasangan
Pasangan (A-U) Adenin berpasangan dengan
dengan Guanin. Adenine dan guanlin
Urasil dan (C-G) Sitosin dengan
adalah basa purin, sitosin dan timin
Guanin
adalah basa primidin.
Replikasi informasi genetic

Transfer informasi genetic


Membawa informasi genetic
Fungsi
Mengendalikan faktor keturunan / Sintesisi protein
penurunan sifat
- Sintesis protein.

Nukleus Sel, Kloroplas dan Nukleus Sel, Sitoplasma dan


Lokasi
Mitokondria Ribosom

BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL DAN MODERN

BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL

Bioteknologi konvensional juga disebut dengan bioteknologi tradisioanal merupakan bentuk


penerapan bioteknologi dengan proses yang sederhana. Jenis penerapan yang satu ini sudah
ada jauh sebelum teknologi berkembang pesat.

Penggunaanya pun juga terbatas yakni hanya memanfaatkan peran organisme melalui proses
fermentasi. Fermentasi ialah proses pemecahan glukosa yang ada pada bahan makanan oleh
mikrobia. Proses fermentasi tersebut dapat menghasilkan karbondioksida, etanol, serta energi.
Campur tangan manusia hanya sebatas untuk menyediakan serta mengkondisikan substrat
supaya mikroorganisme dapat untuk berkembang dengan optimal. Bioteknologi konvensional
mempunyai beberapa ciri-ciri. Bioteknologi konvensional mempunyai beberapa karakteristik
antara lain seperti berikut ini:

1. Dikenal sejak awal peradaban manusia.


2. Menggunakan secara langsung hasil yang diproduksi organisme atau mikroorganisme
berupa senyawa kimia atau bahan pangan tertentu yang memiliki manfaat bagi
manusia.
3. Peralatan yang digunakan sederhana.
4. Pemanfaatan mikroorganisme terbatas.
5. Jumlah produk yang dihasilkan dalam jumlah sedikit
6. Teknologi yang digunakan masih sederhana
7. Prosesnya relative belum steril sehingga kualitas hasilnya belum terjamin
8. Adanya mikroorganisme yang mempunyai ciri-ciri tertentu serta dapat untuk
memproduksi enzim yang memiliki peran sebagai biokatalisator.
9. Terdapat mekanisme tertentu guna mendayagunakan mikroorganisme (sebagai gen)
dengan cara teknologi sederhana.
10. Dapat diperoleh produk yang mempunyai nilai tambah serta memiliki manfaat bagi
kepentingan manusia, baik itu berupa makanan dan minuman, obat-obatan, dan lain
sebagainya.

Beberapa contoh bioteknologi sederhana antara lain:


1. bidang pangan: Tape, Tempe, Mentega, Yogurt, Keju dan lain-lan.
2. Bidang Pertanian:
Hidroponik,
Hidroponik adalah pengerjaan air atau bekerja dengan air. Media tanam yang digunakan
genting, kerikil (media porus), pasir (media pasir), air (media kultur air) dan lain-lain yang
disiram dengan larutan berisi nutrient yang diperlukan tanaman. Keuntungan dari hidroponik :
Beberapa keuntungan bercocok tanam dengan hidroponik, antara lain:

 Tanaman dapat dibudidayakan di segala tempat; resiko kerusakan tanaman sebab


banjir, kurang air, dan erosi tidak ada;
 Tidak perlu lahan yang terlalu luas; pertumbuhan tanaman lebih cepat; bebas dari
hama; hasilnya berkualitas dan berkuantitas tinggi; hemat biaya perawatan.
 Jenis tanaman yang telah banyak dihidroponikkan dari golongan tanaman hias antara
lain Philodendron, Dracaena, Aglonema, dan Spatyphilum. Golongan sayuran yang
dapat dihidroponikkan, antara lain tomat, paprika, mentimun, selada, sawi, kangkung,
dan bayam. Adapun jenis tanaman buah yang dapat dihidroponikkan, antara lain
jambu air, melon, kedondong bangkok, dan belimbing.
 Tanaman hidroponik dapat tumbuh lebih pesat dengan keadaan tidak kotor dan tidak
rusak.

3. bidang kedokteran: pemanfaatan bioteknologi adalah pembuatan obat-obatan. contohnya


pembuatan antibiotik penisilin dari Jamur Penicillium.

Manfaat Bioteknologi konvensional


Bioteknologi konvensional mempunyai beberapa manfaat, yaitu:

1. Meningkatkan nilai gizi dari produk-produk makanan dan minuman.


2. Menciptakan sumber makanan baru, misalnya dari air kelapa dapat diciptakan
makanan baru yaitu Nata de coco.
3. Dapat membuat makanan yang tahan lama, misalnya asinan.
4. Secara tidak langsung dapat meningkatkan perekonomian rakyat sebab bioteknologi
sederhana tidak banyak membutuhkan biaya sehingga masyarakat kecil bisa
melakukannya dan menjual hasilnya untuk keperluan hidup sehari-hari. Contohnya
tempe dan tape.

Pengertian Bioteknologi Modern

Bioteknologi modern sudah memakai berbagai macam peralatan yang canggih. Selain itu
juga, pada bioteknologi modern dilakukan dalam keadaan steril, memiliki hasil produksi yang
berkualitas, serta dapat dihasilkan dalam jumlah besar. Penerapan bioteknologi modern tidak
hanya akan melibatkan suatu mikrobia sebagai perubah bentuk ataupun kandungan gizi yang
ada pada makanan (fermentasi). Bioteknologi modern akan dilakukan sebuah proses
manipulasi terhadap susunan genetic mikrobia yang dimanfaatkan tersebut. Misalnya
pemotongan ataupun penyisipan gen.

Ciri Bioteknologi Modern

Untuk dapat membedakan bioteknologi modern dengan yang jenis konvesional perlu
mengetahui ciri-ciri sebagai berikut:

1. Berdasarkan prinsip ilmiah yang sistematis.


2. Dalam pengaplikasiannya memakai kajian yang mendalam dan dikombinasikan
dengan berbagai disiplin ilmu yang lain.
3. Dapat menghasilkan produk dengan cepat, sehingga dapat mengefisienkan waktu
kerja.

Manfaat Bioteknologi Modern

Manfaat dari bioteknologi modern dapat dibanyak ditemui di berbagai bidang ilmu, seperti
pertanian, kedokteran, dan dunia industri. Ada beberapa manfaat dari teknologi ini,
diantaranya sebagai berikut:
1. Bisa dengan mudah mengembangbiakkan tanaman yang sudah jarang atau bahkan
hampir punah. Hal ini dilakukan dengan cara mempercepat regenerasi tanaman
melalaui proses tranplantasi nukleus.
2. Meningkatkan hasil produksi berbagai jenis makanan dan minuman yang memiliki
rasa yang baik.
3. Mampu menghasilkan suatu bakteri yang bisa mengurangi pencemaran air.
4. Bisa menghasilkan produk berbagai macam jenis obat untuk mempercepat proses
penyembuhan tubuh manusia yang sedang sakit.

Pemanfaatan bioteknologi modern:

a. Rekayasa genetika

Rekayasa genetika adalah suatu cara memanipulasikan gen untuk menghasilkan makhluk
hidup baru dengan sifat yang diinginkan. Rekayasa genetika disebut juga pencangkokan gen
atau rekombinasi DNA.

Dalam rekayasa genetika digunakan DNA untuk menggabungkan sifat makhluk hidup. Hal itu
sebab DNA dari setiap makhluk hidup mempunyai struktur yang sama, sehingga dapat
direkomendasikan. Selanjutnya DNA itu akan mengatur sifatsifat makhluk hidup secara
turun-temurun. Untuk mengubah DNA sel dapat dilakukan melalui banyak cara, misalnya
melalui transplantasi inti, fusi sel, teknologi plasmid, dan rekombinasi DNA.

b. Bioteknologi bidang kedokteran

Bioteknologi mempunyai peran penting dalam bidang kedokteran, misalnya dalam pembuatan
antibodi monoklonal, vaksin, antibiotika dan hormon.

1) Pembuatan antibodi monoklonal Antibodi monoklonal adalah antibodi yang diperoleh dari
suatu sumber tunggal.

2) Pembuatan vaksin
Vaksin digunakan untuk mencegah serangan penyakit pada tubuh yang berasal dari
mikroorganisme. Vaksin didapat dari virus dan bakteri yang telah dilemahkan atau racun yang
diambil dari mikroorganisme itu.

3) Pembuatan antibiotika
Antibiotika adalah suatu zat yang dihasilkan oleh organisme tertentu dan berfungsi untuk
menghambat pertumbuhan organisme lain yang ada di sekitarnya. Antibiotika dapat diperoleh
dari jamur atau bakteri yang diproses dengan cara tertentu. Zat antibiotika telah mulai
diproduksi secara besar-besaran pada Perang Dunia II oleh para pakar dari Amerika Serikat
dan Inggris.

4) Pembuatan hormon
Dengan rekayasa DNA, dewasa ini telah digunakan mikroorganisme untuk memproduksi
hormon. Hormon-hormon yang telah diproduksi, misalnya insulin, hormon pertumbuhan,
kortison, dan testosteron.

c. Bioteknologi bidang pertanian

1) Pembuatan tumbuhan yang mampu mengikat nitrogen


Nitrogen (N2) adalah unsur esensial dari protein DNA dan RNA. Pada tumbuhan polong-
polongan sering ditemukan nodul pada akarnya. Di dalam nodul itu terdapat bakteri
Rhizobium yang dapat mengikat nitrogen bebas dari udara, sehingga tumbuhan polong-
polongan dapat mencukupi kebutuhan nitrogennya sendiri.

Dengan bioteknologi, para peneliti mencoba mengembangkan agar bakteri Rhizobium dapat
hidup di dalam akar selain tumbuhan polong-polongan. Di samping, itu juga berupaya
meningkatkan kemampuan bakteri dalam mengikat nitrogen dengan teknik rekombinasi gen.
Kedua upaya di atas dilakukan untuk mengurangi atau meniadakan penggunaan pupuk
nitrogen yang dewasa ini banyak digunakan di lahan pertanian dan menimbulkan efek
samping yang merugikan.

2) Pembuatan tumbuhan tahan hama

Tanaman yang tahan hama dapat dibuat melalui rekayasa genetika dengan rekombinasi gen
dan kultur sel. Contohnya, untuk mendapatkan tanaman kentang yang kebal penyakit maka
diperlukan gen yang menentukan sifat kebal penyakit. Gen itu, lalu disisipkan pada sel
tanaman kentang. Sel tanaman kentang itu, lalu ditumbuhkan menjadi tanaman kentang yang
tahan penyakit. Selanjutnya tanaman kentang itu dapat diperbanyak dan disebarluaskan.

d. Bioteknologi bidang peternakan

Dengan bioteknologi dapat dikembangkan produk-produk peternakan. Produk itu, misalnya


berupa hormon pertumbuhan yang dapat merangsang pertumbuhan satwa ternak. Dengan
rekayasa genetika dapat diciptakan hormon pertumbuhan satwa buatan atau BST (Bovin
Somatotropin Hormon). Hormon itu direkayasa dari bakteri yang, jika diinfeksikan pada
satwa dapat mendorong pertumbuhan dan menaikkan produksi susu sampai 20%.

e. Bioteknologi bahan bakar masa depan

Saat ini telah ditemukan dua jenis bahan bakar yang diproduksi dari fermentasi limbah, yaitu
gasbio (metana) dan gasahol (alkohol). Alternatif bahan bakar masa depan untuk
menggantikan minyak, antara lain adalah biogas dan gasohol. Biogas dibuat dalam fase
anaerob dalam fermentasi limbah kotoran makhluk hidup. Pada fase anaerob akan dihasilkan
gas metana yang dibakar dan digunakan untuk bahan bakar.

Mekanisme reaksi katabolisme dan anabolisme

A. Katabolisme

Katabolisme adalah reaksi pemecahan / pembongkaran senyawa kimia kompleks yang


mengandung energi tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energi lebih rendah.
Tujuan utama katabolisme adalah untuk membebaskan energi yang terkandung di dalam
senyawa sumber. Bila pembongkaran suatu zat dalam lingkungan cukup oksigen (aerob)
disebut proses respirad, bila dalam lingkungan tanpa oksigen (anaerob) disebut fermentasi.

Katabolisme merupakan lintasan metabolisme yang merombak suatu substrat kompleks


molekul organik menjadi komponen-komponen penyusunnya sambil melepaskan energi, pada
umumnya berupa ATP. Pada lintasan katabolisme, molekul berukuran besar seperti
polisakarida, lipid, asam nukleat dan protein akan terombak menjadi beberapa molekul yang
lebih kecil seperti monosakarida, asam lemak, nukleotida, dan asam amino.
Pada reeaksi katabolisme akan menyederhanakan bentuk protein menjadi asam amino.
Kemudian asam amino ini dioksidasi menjadi urea dan karbondioksida. Reaksi ini
menghasilkan energi. Selain memecah protein, katabolisme juga bisa memecah karbohidrat
kompleks (polisakarida) menjadi karbohidrat sederhana (glukosa, fruktosa, dan ribosa).
Karbohidrat sederhana ini akan dipecah lagi melalui sebuah reaksi yang dinamakan glikolisis.
Dari reaksi inilah energi dihasilkan.

Sedangkan lemak akan melalui proses pemecahan yang disebut proses hidrolisis. Proses ini
menghasilkan asam lemak dan gliserol, yang selanjutnya akan melalui reaksi glikolisis dan
reaksi lainnya hingga terbentuklah energi. Energi yang dihasilkan sangat dibutuhkan oleh
setiap organisme, jadi terjawab sudah betapa pentingnya metabolisme dalam tubuh
organisme, termasuk manusia.

Contoh Respirasi : C6H12O6 + O2 ——————> 6CO2 + 6H2O + 688KKal.


(glukosa)

Contoh Fermentasi : C6H1206 ——————> 2C2H5OH + 2CO2 + Energi.


(glukosa) (etanol)

1. Respirasi
Respirasi yaitu suatu proses pembebasan energi yang tersimpan dalam zat sumber energi
melalui proses kimia dengan menggunakan oksigen. Dari respirasi akan dihasilkan energi
kimia ATP untak kegiatan kehidupan, seperti sintesis (anabolisme), gerak, pertumbuhan.

Contoh:
Respirasi pada Glukosa, reaksi sederhananya:
C6H,206 + 6 02 ———————————> 6 H2O + 6 CO2 + Energi
(gluLosa)

Reaksi pembongkaran glukosa sampai menjadi H20 + CO2 + Energi, melalui tiga tahap :

1. Glikolisis.
Peristiwa perubahan :
Glukosa => Glulosa - 6 - fosfat => Fruktosa 1,6 difosfat Þ
3 fosfogliseral dehid (PGAL) / Triosa fosfat Þ Asam piravat.
Jadi hasil dari glikolisis : 2 molekul asam piruvat, 2 molekul NADH yang berfungsi sebagai
sumber elektron berenergi tinggi, dan 2 molekul ATP untuk setiap molekul glukosa.

2. Daur Krebs.
Daur Krebs (daur trikarboksilat) atau daur asam sitrat merupakan pembongkaran asam piravat
secara aerob menjadi CO2 dan H2O serta energi kimia

3. Transpor elektron respirasi.


Dari daur Krebs akan keluar elektron dan ion H+ yang dibawa sebagai NADH2 (NADH +
H+ + 1 elektron) dan FADH2, sehingga di dalam mitokondria (dengan adanya siklus Krebs
yang dilanjutkan dengan oksidasi melalui sistem pengangkutan elektron) akan terbentuk air,
sebagai hasil sampingan respirasi selain CO2.

Kesimpulan :
Pembongkaran 1 mol glukosa (C6H1206) + O2 ——> 6 H20 + 6 CO2 menghasilkan energi
sebanyak 38 ATP.

Fermentasi
Pada kebanyakan tumbuhan den hewan respirasi yang berlangsung adalah respirasi aerob,
namun demikian dapat saja terjadi respirasi aerob terhambat pada sesuatu hal, maka hewan
dan tumbuhan tersebut
melangsungkan proses fermentasi yaitu proses pembebasan energi tanpa adanya oksigen,
nama lainnya adalah respirasi anaerob.
Dari hasil akhir fermentasi, dibedakan menjadi fermentasi asam laktat/asam susu dan
fermentasi alkohol.

A. Fermentasi Asam Laktat


Fermentasi asam laktat yaitu fermentasi dimana hasil akhirnya adalah asam laktat. Peristiwa
ini dapat terjadi di otot dalam kondisi anaerob.

Reaksinya: C6H12O6 ————> 2 C2H5OCOOH + Energi


enzim

Prosesnya :

1. Glukosa ————> asam piruvat (proses Glikolisis).


enzim
C6H12O6 ————> 2 C2H3OCOOH + Energi

2. Dehidrogenasi asam piravat akan terbentuk asam laktat.


2 C2H3OCOOH + 2 NADH2 ————> 2 C2H5OCOOH + 2 NAD
piruvat
dehidrogenasa

Energi yang terbentak dari glikolisis hingga terbentuk asam laktat :


8 ATP — 2 NADH2 = 8 - 2(3 ATP) = 2 ATP.

B. Fermentasi Alkohol
Pada beberapa mikroba peristiwa pembebasan energi terlaksana karena asam piruvat
diubah menjadi asam asetat + CO2 selanjutaya asam asetat diabah menjadi alkohol.
Dalam fermentasi alkohol, satu molekul glukosa hanya dapat menghasilkan 2 molekul ATP,
bandingkan dengan respirasi aerob, satu molekul glukosa mampu menghasilkan 38 molekul
ATP.

Reaksinya :

1. Gula (C6H12O6) ————> asam piruvat (glikolisis)


2. Dekarbeksilasi asam piruvat.

Asampiruvat ————————————————————> asetaldehid + CO2.


piruvat dekarboksilase (CH3CHO)
3. Asetaldehid oleh alkohol dihidrogenase diubah menjadi alkohol
(etanol).
2 CH3CHO + 2 NADH2 —————————————————> 2 C2HsOH + 2 NAD.
alkohol dehidrogenase
enzim
Ringkasan reaksi :
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi

C. Fermentasi Asam Cuka


Fermentasi asam cuka merupakan suatu contoh fermentasi yang berlangsung dalam
keadaan aerob. Fermentasi ini dilakukan oleh bakteri asam cuka (Acetobacter aceti) dengan
substrat etanol.
Energi yang dihasilkan 5 kali lebih besar dari energi yang dihasilkan oleh fermentasi alkohol
secara anaerob.
Reaksi:
aerob
C6H12O6 —————> 2 C2H5OH ———————————————> 2 CH3COOH +
H2O + 116 kal
(glukosa) bakteri asam cuka asam cuka.

2. anabolisme

Mekanisme Kerja Reaksi Anabolisme

Reaksi anabolisme merupakan suatu lintasan metabolisme yang menyusun beberapa senyawa
orgnik sederhana menjadi senyawa kimia atau molekul kompleks. Proses ini membutuhkan
energi dari luar. Energi yang digunakan dalam reaksi ini dapat berupa energi cahaya maupun
energi kimia lainnya. Energi tersebut, selanjutnya digunakan untuk mengikat senyawa-
senyawa sederhana tersebut menjadi senyawa yang lebih kompleks. Jadi, dalam proses ini
energi yang diperlukan tersebut tidak hilang, tetapi tersimpan dalam bentuk ikatan-ikatan
kimia pada senyawa kompleks yang terbentuk.

Anabolisme meliputi tiga tahapan dasar. Pertama, produksi prekursor seperti asam amino,
monosakarida, dan nukleotida. Kedua, adalah aktivasi senyawa-senyawa tersebut menjadi
bentuk reaktif menggunakan energi dari ATP. Ketiga, penggabungan prekursor tersebut
menjadi molekul kompleks, seperti protein, polisakarida, lemak, dan asam nukleat.

Anabolisme yang menggunakan energi cahaya dikenal dengan fotosintesis, sedangkan


anabolisme yang menggunakan energi kimia dikenal dengan kemosintesis.

Hasil-hasil anabolisme berguna dalam fungsi yang esensial. Hasil-hasil tersebut misalnya
glikogen dan protein sebagai bahan bakar dalam tubuh, asam nukleat untuk pengkopian
informasi genetik. Protein, lipid, dan karbohidrat menyusun struktur tubuh makhluk hidup,
baik intraselular maupun ekstraselular. Bila sintesis bahan-bahan ini lebih cepat dari
perombakannya, maka organisme akan tumbuh.

PROSES PEMBELAHAN SEL

Interfase
Interfase adalah fase dimana sel tumbuh dan bersiap untuk membelah. Ada yang
menyebutkan bahwa interfase adalah fase istirahat atau jeda panjang antar satu mitosis dengan
yang lain.

Fase ini terbagi menjadi tiga fase, yaitu G1, S dan G2:
Fase G (gap)
Fase G yang terdiri dari G1 dan G2 adalah fase sintesis zat yang diperlukan pada fase
berikutnya.

Pada fase ini, sel tetap menjalankan fungsi metabolisnya dengan aktif, tetapi tidak lagi
melakukan proliferasi secara aktif. Sebuah sel yang berada pada fase G dapat memasuki
siklus sel kembali, atau tetap pada fase tersebut hingga terjadi apoptosis.

Pada umumnya, sel pada orang dewasa berada pada fase G . Sel tersebut dapat masuk kembali
ke fase G oleh stimulasi antara lain berupa: perubahan kepadatan sel, mitogen atau faktor
pertumbuhan, atau asupan nutrisi.

Fasa S (sintesis)
Merupakan tahap terjadinya replikasi DNA. Pada umumnya, sel tubuh manusia membutuhkan
waktu sekitar 8 jam untuk menyelesaikan tahap ini. Hasil replikasi kromosom yang telah utuh,
segera dipilah bersama dengan dua nuklei masingmasing guna proses mitosis pada fase M.

Fasa Mitosis (M)


Interval waktu fase M kurang lebih 1 jam. Tahap di mana terjadi pembelahan sel (baik
pembelahan biner atau pembentukan tunas). Pada mitosis, sel membelah dirinya membentuk
dua sel anak yang terpisah. Dalam fase M terjadi beberapa jenjang fase, yaitu:

1. Profase: Penebalan kromosom


2. Prometafase: Kromatid pindah ke ekuator
3. Metafase: Kromosom berbaris di bidang tengah sel
4. Anafase: Kromosom tertarik ke kutub yang berbeda
5. Telofase: membran inti dan sitoplasma terbentuk kembali dan sel mulai membelah

PEMBELAHAN SEL MITOSIS DAN MEIOSIS


Reproduksi sel dapat terjadi karena peristiwa pembelahan sel. Pembelahan sel diawali dengan
adanya pembelahan kromosom dalam beberapa tahap pembelahan.

Adapun pembelahan sel dibedakan menjadi dua macam, yaitu Pembelahan Mitosis dan
Pembelahan
Meiosis.
Pembelahan Mitosis adalah peristiwa pembelahan sel yang terjadi pada selsel somatis (sel
tubuh). Pembelahan ini menghasilkan dua sel anak yang memiliki genotipe sama dan identik
dengan sel induknya. Dua sel anak yang dihasilkan bersifat diploid.

Sedangkan pembelahan Meiosis adalah pembelahan sel yang terjadi pada selsel germinal
(gamet) dengan hasil akhir empat buah sel anak yang haploid dengan komposisi genotipe
yang mungkin berbeda dengan sel induknya.

Sebelum terjadinya peristiwa pembelahan sel, ada beberapa peristiwa penting yang terjadi,
seperti pembelahan kromosom.

Dalam inti sel terdapat kromosom. Kromosom adalah benda–benda halus berbentuk benang
panjang atau pendek dan lurus atau bengkok. Kromosom merupakan pembawa bahan genetik
(keturunan). Kromosom dapat terlihat pada tahaptahap tertentu, biasanya kromosom
digambarkan pada tahap metafase.

MITOSIS
MITOSIS adalah pembelahan sel yang melalui tahap-tahap yang teratur, yaitu Profase
MetafaseAnafase-Telofase. Antara tahap telofase ke tahap profase berikutnya terdapat masa
istirahat sel yang dinamakan Interfase (tahap ini tidak termasuk tahap pembelahan sel). Pada
tahap interfase inti sel melakukan sintesis bahan-bahan inti.
Secara garis besar ciri dari setiap tahap pembelahan pada mitosis adalah sebagai berikut:

a. Interfase

Ciriciri interfase:

 Selaput/membran nukleus membatasi nukleus


 Nukleus mengandung satu atau lebih nukleolus
 Dua sentrosom telah terbentuk melalui replikasi sentrosom tunggal
 Pada sel hewan, setiap sentrosom memiliki dua sentrosom
 Kromosom yang diduplikasikan selama fase S, tidak bisa dilihat secara individual
karena belum terkondensasi.

b. Profase

Ciriciri profase:

 Seratserat kromatin menjadi terkumpar lebih rapat, terkondensasi menjadi kromosom


diskret yang dapat diamati dengan mikroskop cahaya.
 Nukleolus lenyap
 Gelendong mitotik mulai terbentuk. Gelendong ini terdiri atas sentrsom dan
mikrotubulus yang menjulur dari sentrosom.
 Sentrosomsentrosom bergerak saling menjauhi, tampaknya didorong oleh
mikrotubulus yang memanjang di antaranya.

c. Prometafase

Ciriciri prometafase:

 Selaput nukleus tar-fragmentasi


 Mikrotubulus yang menjulur dari masing-masing sentrosom kini dapat memasuki
wilayah nukleus.
 Kromosom menjadi semakin terkondensasi
 Masingmasing dari kedua kromatid pada setiap kromosom kini memiliki kinetokor,
struktur protein terspesialisasi yang struktur protein terspesialisasi yang terletak pada
sentromer.
 Beberapa mikrotubulus melekat pada kinetokor menjadi mikrotubulus kinetokor.
 Mikrotubulus nonkinetokor berinteraksi dengan sejenisnya yang berasal dari kutub
gelendong yang bersebrangan

d. Metafase
Ciriciri metafase:

 Merupakan tahap mitosis yang paling lama, sering kali berlangsung sekitar 20 menit.
 Sentrosom kini berada pada kutubkutub sel yang bersebrangan.
 Kromosom berjejer pada lempeng metafase, bidang khayal yang berada di
pertengahan jarak antara kedua kutub gelendong. Sentromersentromer kromosom
berada di lempeng metafase.
 Untuk setiap kromosom, kinetokor kromatid saudara melekat ke mikrotubulus
kinetokor yang berasal dari kutub yang bersebrangan.

e. Anafase

Ciriciri anafase:

 Merupakan tahap mitosis yang paling pendek, sering kali berlangsung hanya beberapa
menit.
 Anafase di mulai ketika protein kohesin terbelah. Ini memungkinkan kedua kromatin
saudara dari setiap pasangan memisah secara tibatiba. Setiap kromatid pun menjadi
satu kromosom utuh.
 Kedua kromosom anakan yang terbebas mulai bergerak menuju ujungujung sel yang
berlawanan saat mikrotubulus kinetokor memendek. Karena mikrotubulus ini melekat
ke wilayah sentromer terlebih dahulu.
 Sel memanjang saat mikrotubulus nonkinetokor memanjang.
 Pada akhir anafase, kedua ujung sel memiliki koleksi kromosom yang sama dan
lengkap.

f. Telofase

Ciriciri telofase:

 Dua nukleus anakan terbentuk dalam sel.


 Selaput nukleus muncul dari fragmenfragmen selaput nukleus sel induk dan bagian-
bagian lain dari sistem endomembran.
 Nukleolus muncul kembali.
 Kromosom menjadi kurang terkondensasi
 Mitosis, pembelahan satu nukleus menjadi nukleus yang identik secara genetik,
sekarang sudah selesai.

MEIOSIS
Meiosis adalah tipe pembelahan sel yang mengurangi jumlah set kromosom dalam gamet dari
dua menjadi satu. Fertilisasi dan meiosis merupakan ciri khas dari reproduksi seksual pada
tumbuhan dan hewan.

Fertilisasi dan meiosis silih berganti dalam siklus hidup seksual, mempertahankan jumlah
kromosom yang konstan pada setiap spesies dari satu generasi ke generasi berikutnya.

Sel haploid atau diploid dapat membelah melalui mitosis, bergantung pada tipe siklus hidup.
Akan tetapi, hanya sel-sel diploid yang dapat mengalami meiosis, karena sel-sel haploid
memiliki satu set kromosom yang tidak dapat dikurangi lagi.
Tahap Meisosis I

Pada tahap ini terjadi dalam beberapa fase :

1. Profase I

Pada tahap ini, benang-benang kromatin akan mengalami proses pemendekan dan penebalan
sehingga bisa membentuk sebuah kromosom. Pada setiap bagian dari kromosom yang terdiri
dari dua bagian kromatid yang akan bergabung dengan homolognya sendiri. Proses tersebut
biasanya dinamakan dengan proses sinapsis. Pasangan-pasangan dari kromosom yang
memiliki sifat homolog terseut akan terlihat memiliki empat buah kromatid sehingga biasa
dinamakan dengan tetrad.

Pada saat proses pembentukan sebuah tetrad, maka proses pertukaran antar bagian dari
kromatid bisa terjadi. Hal ini biasa dinamakan sebagai proses pindah silang atau (sering
disebut dengan crossing over). Selanjutnya bagian inti kemudian akan melakukan proses
menghilang dan juga pada benang-benang spindel dapat dibentuk. Benang-benang spindel
akan membawa bagian tetrad untuk menuju ke bagian bidang pembelahan atau sering disebut
dengan bidang ekuator.

Peristiwa pindah silang (crossing over) tersebut yang terjadi pada tahap profase I adalah
penyebab terjadinya perbedaan antara sifat yang dimilki pada sel-sel hasil pembelahan sel
secara meiosis. Hal tersebut, juga bisa mengakibatkan tidak adanya kromosom-kromosom
yang benar-benar tampak dan terlihat mirip. Tentunya dalam tahapan ini akan sangat
berpengaruh terhadap sifat-sifat yang dimiliki oleh sel-sel keturunannya. Pada tahapan profase
I, terbagi menjadi beberapa bagian subfase yang berdasarkan struktur dan juga tingkah laku
dari kromosom. Berikut ini adapun ciri dari masing-masing subfase, yakni sebagai berikut

 Leptoten

Kromatin yang mengalami proses kondensasi menjadi sebuah kromosom, maka


pada bagian tulang masing-masing akan melekat pada bagian selaput inti yang biasa
disebut dengan plak (plaque), kemudian pada bagian kromosom akan melakukan proses
replikasi (penggandaan) menjadi dua buah bagian, tetapi pada bagian sentromernya akan
tetap satu bagian saja sehingga bisa disebut dengan kromatid. Kedua bagian kromatid
masih akan tersusun dengan susunan yang sangat rapat.

 Zigoten
Kromosom yang mempunyai sifat homolog akan melakukan proses sinapsis yang
dimulai dari bagian tepi selaput inti. Pada akhirnya pada bagian seluruh panjang
kromosom yang saling bergandengan dengan sangat rapat sesuai dengan letak-letak gen
yang juga saling berpasang-pasangan pada setiap bagian kromosom. Pada saat ini, bagaian
lengan dari kromatid sendiri sudah mulai melakukan proses perenggangan sehingga pada
kromosom yang memiliki sifat homolog akan terlihat menjadi serangkai empat yang seing
disebut dengan tetrad.

 Pakiten

Banyak terjadi pembentukan bintil-bintil rekombinasi pada sepanjang bagian


kromatid yang memungkinkan untuk terbentuknya sebuah chiasma, kemudian akan
disusul dengan proses terjadinya pindah silang (ataupun sering disebut dengan crossing
over) antara bagian kromosom yang memiliki sifat homolog.

 Diploten

Dalam proses penggandengan bagian kromosom yang memiliki sifat homolog


akan melakukan proses perenggangan meskipun demikian masih akan terjadi chiasma
pada berbagai bagain suatu tempat. Selain itu, juga akan terjadi proses peningkatan seperti
pada aktivitas-aktivitas transkripsi untuk melakukan proses sintesis pada RNA.

 Diakinesis

Bagian kromosom akan semakin berkondensasi, sehingga pada ujung-ujungnya


akan lepas dari bagian selaput inti, kemudian juga akan terjadi proses penghentian pada
transkripsi dan chiasma yang masih akan terjadi antara kromosom yang memiliki sifat
homolog.

2. Metafase I

Pada fase ini, maka kromosom akan bergerak menuju bagian bidang ekuator atau bidang
pembelahan, dan pada kromosom yang memiliki sifat homolog akan tetap saling
bergandengan, dan juga chiasma akan tetap ada.

3. Anafase I

Pada fase ini, maka kromosom yang memiliki sifat homolog akan berpisah dan juga bergerak
ke bagian kutub yang saling berseberangan, chiasma dan proses pindah silang (crossing over)
akan selesai.

Pada fase ini, akan terjadi proses sitokinesis sehingga akan terbentuk 2 buah sel yang masing-
masing pada bagian yang memiliki satu buah inti dengan bagian sebelah dari kromosom yang
memiliki sifat homolog. Pada setiap bagian kromosom yang memiliki sifat homolog terdiri
dari dua buah kromatid yang pada bagian sentromernya masih saling bergabung satu dengan
yang lainnya.
Tahap Meiosis II

Pada tahap meiosis II akan melewati beberapa fase, yakni sebagai berikut :

1. Profase II

Pada fase ini, biasanya diawali dengan proses pembelahan sel pada dua buah sentriol
sehingga bisa menjadi dua buah bagian dan juga akan bergerak menuju bagian kutub yang
saling berlawanan arah. Kemudian, mikrotubulus akan membentuk benang-benang spindel
dan juga membentuk membran inti. Selanjutnya nukleolus akan lenyap.

2. Metafase II

Pada fase ini, bagian kromatid akan bergerak menuju ke bagian bidang ekuator atau bidang
pembelahan. Bagian sentromer yang terikat oleh benang-benang spindel yang berasal dari
bagian sentriol.

3. Anafase II

Pada fase ini, bagian kromatid yang berpisah akan membentuk sebuah kromosom dengan
bagian sentromernya sendiri-sendiri, selanjutnya akan bergerak menuju ke bagian kutub yang
saling berlawanan arah. Pada fase ini juga akan terbentuk sebuah kromosom rekombinasi

4. Telofase II

Pada fase ini, bagian kromosom yang telah sampai pada bagian kutub, dan selanjutnya akan
mengalami proses dekondensasi yang akan menjadi kromatin dan juga akan terbentuk bagian
selaput inti di bagian sekeliling inti tersebut oleh mikrotubulus. Proses berikutnya adalah
terjadi juga proses sitokinesis sehingga akan terjadi pembentukan 4 buah sel yang baru.
Proses pembelahan sel secara meiosis mempunyai arti yang sangat penting dalam dunia
kehidupan khususnya dalam hal pembelahan sel. Hal ini diakibatkan oleh beberapa faktor,
yakni :

 Pembelahan sel secara meiosis akan menjaga dan memelihara jumlah kromosom yang
dimiliki oleh setiap makhluk hidup.
 Adanya proses pindah silang (crossing over) akan memungkinkan proses terjadinya
pertukaran-pertukaran gen yang nantinya akan menimbulkan berbagai macam variasi
genetik di antara spesies-spesies.

Perbedaan pembelahan mitosis dan meiosis


Proses gametogenesis:

Spermatogenesis berlangsung di dalam testis, tepatnya di dalam duktus semiferus. Pada


mulanya, di dalam tubulus seminiferous embrio laki-laki hanya ada 2 macam sel yakni, sel
induk atau sel punca (stem cell) besar yang akan berproliferasi secara mitosis membentuk
spermatogonia, dan sel kecil yang belum berspesialisasi. Pada waktu spermatogenesis
berlangsung, sebagian sel tetap berupa sel punca sedangkan yang lain berdiferensiasi selama
pembelahan meiosis.
Pada fase awal spermatogenesis, spermatogonium bersifat diploid (2n). Secara mitosis,
pembelahan pertama terjadi pada saat masa pubertas, setelah masa pubertas spermatogonium
akan mengalami pembelahan meiosis, spermatogonium akan berubah menjadi spermatosit
primer (2n), spermatosit primer membelah menjadi spermatosit sekunder secara meiosis
(Meiosis I). Jumlah spermatosit sekunder ada dua, sama besar dan bersifat haploid (n).
Melalui fase meiosis II, spermatosit sekunder membelah diri menjadi empat spermatid yang
sama bentuk dan ukurannya. Selanjutnya, spermatid berkembang menjadi sperma matang
yang bersifat haploid (n).
Meiosis
Setelah spermatosit I melalui tahap interfase maka sel yang diploid itu siap memasuki
tahap meiosis I. Setelah menyelesaikan meiosis I setiap spermatosit I menghasilkan dua
spermatosit sekunder (spermatosit II) yang haploid (setiap kromatin sebagai diad). Kemudian
setiap spermatosit II pada akhir meiosis II menghasilkan dua spermatid yang haploid (setiap
kromatin sebagai monad). Berarti setiap spermatosit I yang bermeiosis akan menghasilkan
empat spermatid.
Awalnya spermatogonium melakukan pembelahan secara meiosis, terus melakukan
pembelahan sampai terbentuk individu yang dihasilkan. Individu yang dihasilkan tetap sel
sperma.
Spermiogenesis/metamorfosa/spermateleosis
Selanjutnya spermatid mengalami perubahan-perubahan bentuk selama terjadinya proses
transformasi.awalnya spermatid tampat sebagai benang yang halus lalu tersebar merata,
kemudian cairan inti mulai berkurang, maka ukuran inti akan mengecil dan kromatin
memadat, bentuk inti dari bulat menjadi oval, hal ini berlangsung secara bertahap-tahap
sampai terbentuk kepala sperma.
Proses oogenesis:

1. Oogonium
Oogonium merupakan sel induk dari sel telur yang terdapat didalam sel folikel yang
ada dalam ovarium.
2. Oogonium mengalami pembelahan mitosis yang berubah menjadi oosit primer yang
mempunyai 46 kromosom. Oosit primer akan melakukan meiosis yang menghasilkan dua
sel anak yang memiliki ukuran tidak sama.
3. Sel anak yang lebih besar merupakan oosit sekunder yang bersifat haploid. Oosit sekunder
memiliki ukuran yang lebih besar dari ukuran oosit primer, karena oosit sekunder
memiliki banyak sitoplasma.
4. Sel anak yang lebih kecil sering disebut badan polar pertama yang kemudian membelah
diri lagi.
5. Oosit sekunder akan meninggalkan tuba ovarium menuju tuba fallopi. Jika oosit sekunder
dibuahi oleh sel sperma, maka akan terjadi pembelahan meiosis yang kedua. Demikian
juga dengan badan polar pertama membelahn 2 badan polar kedua yang nantinya akan
mengalami degenerasi. Namun, jika tidak terjadinya fertilasi, maka menstruasi akan cepat
terjadi dengan siklus oogenesis yang diulang kembali.
6. Pada saat pembelahan meiosis kedua, oosit sekunder akan berubah bersifat haploid yang
memiliki kromosom 23 yang disebut dengan ootid. Pada saat ovum dan inti nukleus sudah
siap melebur menjadi satu, maka saat itu juga akan mencapai perkembangan final menjadi
sel telur yang matang. Peristiwa pengeluaran sel telur dikenal dengan ovulasi. Setiap
ovulasi hanya memiliki satu sel telur yang matang sehingga dapat hidup 24 jam. Apabila
sel telur yang matang tersebut tidak dibuahi, maka sel telur tersebut akan mati dan luruh
bersama dinding rahim pada awal siklus menstruasi.

SINTESIS PROTEIN

1. Pengertian Sintesis Protein

Sintesis merupakan sebuah proses yang bersifat komplek, termasuk didalamnya dalamnya
penerjemahan kode-kode pada RNA menjadi polipeptida. Sederhananya, Sintesis protein
adalah proses penerjemahan gen menjadi urutan asam amino yang akan disintesis menjadi
polipeptida. Polipeptida yang terbentuk dari sintesis protein itulah yang akan menentukan
sifat pada suatu individu. (Suwarno)

2.Komponen yang berperan dalam sintesis protein

Sintesis protein selain melibatkan DNA dan RNA dalam prosesnya, juga membutuhkan bahan
dasar berupa asam amino yang akan berlangsung di dalam ribosom, sementara pengaturan
sintesis protein akan dilakukan oleh DNA di dalam inti. Sehingga komponen yang berperan
dalam sintesis protein adalah DNA, RNA, asam amino, ribosom dan enzim.

3. tahapan sintesis protein

Pada dasarnya, sel menggunakan informasi genetik (gen) yang terdapat di DNA untuk
membuat protein, proses pembuatan protein atau sintesis protein ini dibagi menjadi dua
langkah, yaitu transkripsi dan translasi.
 Transkripsi

Pada proses ini, gen pada untaian DNA ‘ditulis ulang’ dalam bentuk RNA. Tidak seperti
DNA yang mempunyai struktur untaian ganda (double helix), RNA ini hanya mempunyai
untaian tunggal (single helix). Pada organisme eukariotik seperti kita, RNA ini diproses untuk
membuat produk akhir, disebut mRNA (messenger RNA).

 Translasi

Pada proses ini, mRNA diterjemahkan untuk membentuk protein (atau subunit protein) yang
mengandung rentetan asam amino.

Transkripsi

Transkripsi adalah tahap pertama pada ekspresi gen, yang mana informasi dari gen digunakan
untuk membangun produk fungsional seperti protein. Tujuan dari transkripsi ini untuk
membuat salinan RNA dari untaian gen di DNA.

RNA menyalin, atau mentranskripsi, informasi yang dibutuhkan untuk membangun


polipeptida (gabungan asam amino atau protein/subunit protein). Transkripsi eukariotik harus
melewati beberapa proses sebelum ditranslasi menjadi protein.

 RNA polimerase

Enzim utama yang terlibat dalam transkripsi ini adalah RNA polimerase, yang mana
menggunakan template (cetakan) DNA untaian tunggal untuk mensintesis untaian RNA.

Lebih spesifik lagi, RNA polimerase membuat untaian RNA pada arah 5′ ke 3′, menambahkan
nukleotida baru pada ujung untaian 3′.

 Tahapan Transkripsi
Transkripsi dari gen melalui 3 tahapan proses, yaitu inisiasi, elongasi, dan terminasi.
Penjelasan yaitu sebagai berikut:

1. Inisiasi

RNA polimerase terikat pada untaian DNA, yang disebut promoter, yang ditemukan didekat
awal dari suatu gen. Setiap gen mempunyai promoternya tersendiri.

Setelah terikat, RNA polimerase memisahkan untaian ganda DNA, menyediakan template
atau cetakan untaian tunggal yang siap untuk ditranskripsi.

2. Elongasi

Satu untaian DNA, untaian cetakan, bertindak sebagai cetakan untuk digunakan oleh enzim
RNA polimerase. Sambil ‘membaca’ cetakan ini, RNA polimerase membentuk molekul RNA
keluar dari nukleotida, membuat sebuah rntai yang tumbuh dari 5′ ke 3′. RNA transkripsi
membawa informasi yang sama dari untaian DNA non-template (coding).

3. Terminasi

Urutan yang disebut terminator memberikan sinyal bahwa transkripsi RNA telah selesai.
Setelah ditranskripsi, RNA polimerase melepaskan hasil transkripsi RNA.

 Modifikasi RNA Eukariotik

Pada bakteri, RNA hasil transkripsi bisa bertindak langsung sebagai mRNA (messenger
RNA). Pada eukariotik, transkripsi dari gen koding-protein disebut pre-mRNA dan harus
melalui ekstra proses sebelum bisa ditranslasi secara langsung.

 Eukariotik pre-mRNA harus mempunyai ujung yang dimodifikasi, 5′ cap (di awal)
dan 3′ ekor poly-A. Modifikasi ujung untaian mRNA ini bermanfaat untuk
meningkatkan stablitas mRNA.
 Beberapa pre-mRNA eukariotik
melalui proses pemotongan. Pada proses ini, bagian pre-mRNA (disebut introns)
dipotong, dan sisa kepingannya (disebut exons) disambung kembali. Pemotongan ini
bertujuan agar mRNA mempunyai urutan mRNA yang benar.

Jika introns tidak dibuang, introns akan ditranslasi bersama dengan exons, memproduksi
polipeptida ‘sampah’.

Translasi

Selama translasi, sel ‘membaca’ informasi pada messenger RNA (mRNA) dan
menggunakannya untuk membuat sebuah protein. Sebenarnya, mRNA ini tidak selalu
mengkoding protein secara keseluruhan, kadang mRNA hanya mengkoding subunit protein
atau polipeptida (rantai asam amino).

Pada sebuah mRNA, instruksi untuk membuat polipeptida adalah RNA nukleotida (Adenine,
Uracil, Cytosine, Guanine) yang dibaca dalam kelompok tiga nukleotida, kelompok tiga ini
disebut kodon.

Ada 61 kodon untuk asam amino, setiap kodon itu ‘dibaca’ untuk membangun asam amino
tertentu dari 20 asam amino yang biasanya ditemukan di protein. Satu kodon, AUG,
mempunyai fungsi untuk membangun asam amino methionine dan juga bertindak
sebagai start codon untuk memberi sinyal mulai pada pembangunan protein.

Ada 3 kodon yang tidak membuat asam amino, kodon ini dinamakan stop codon, UAA,
UAG, dan UGA, yang memberitahu sel jika pembuatan polipeptida telah selesai. Koleksi
hubungan asam amino-kodon ini disebut kode genetik, karena hal ini memungkinkan sel
untuk mengkoding mRNA menjadi rantai asam amino.

Bagaimana mRNA ‘dibaca’ untuk membuat polipeptida? Ada dua jenis molekul yang
memiliki peran penting dalam translasi, yaitu tRNA dan ribosom.
 Transfer RNA (tRNA)

Transfer RNA atau tRNA adalah molekul ‘jembatan’ yang menghubungkan kodon mRNA
kepada asam amino yang dia koding. Satu ujung dari setiap tRNA mempunyai sekuens
(urutan) 3 nukleotida yang disebut antikodon, yang mana bisa mengikat ke kodon spesifik
mRNA. Bagian ujung tRNA lainnya membawa asam amino yang dikoding oleh kodon.

 Ribosom

Ribosom adalah struktur di mana polipeptida atau protein dibuat. Ribosom ini terbuat dari
protein dan RNA (ribosomal RNA, atau rRNA). Setiap ribosom mempunyai 2 subunit, yang
besar dan yang kecil. Ribosom menyediakan set slot di mana tRNA bisa menemukan kodon
yang sesuai dengan cetakan mRNA dan mengirimkan asam aminonya.

Slot ini disebut situs A, P, dan E. Tidak hanya itu, ribosom juga bisa bertindak sebagai enzim,
mengkatalisasi reaksi kimia yang menghubungkan asam amino bersama untuk membuat
sebuah rantai.

 Tahapan dalam Translasi: Inisiasi

Pada tahap inisiasi atau permulaan, ribosom merakit di sekitar mRNA untuk dibaca dan tRNA
pertama yang membawa asam amino metionin (yang cocok dengan start codon, AUG).
Setting ini, disebut kompleks inisiasi, diperlukan agar tahap translasi bisa dimulai.

 Elongasi: Memperpanjang Rantai

Elongasi adalah tahap di mana rantai asam amino diperpanjang. Pada elongasi, mRNA dibaca
satu kodon sekali, dan asam amino yang sesuai dengan kodon ditambahkan ke rantai protein.

Selama elongasi, tRNA bergerak melewati situs A, P, dan E dari ribosom. Proses ini diulang
terus menerus saat kodon baru dibaca dan asam amino baru ditambahkan ke rantai.

 Terminasi

Terminasi adalah tahap di mana rantai polipeptida dilepaskan. Proses ini dimulai ketika stop
codon (UAG, UAA atau UGA) memasuki ribosom, membuat rantai polipeptida terpisah dari
tRNA dan lepas keluar dari ribosom.

Setelah terminasi, polipeptida mungkin masih perlu dilipat menjadi bentuk 3 dimensi, melalui
pemrosesan lebih lanjut (seperti pembuangan asam amino) dan dikirim ke tempat yang tepat
di dalam sel, atau bergabung dengan polipeptida lain sebelum bisa berfungsi sebagai protein
dan melakukan tugasnya.

Protein adalah molekul penting bagi organisme, karena molekul ini bertindak sebagai
penyusun tubuh organisme itu sendiri. Protein tidak lain adalah suatu rantai asam amino (yang
disebut polipeptida/subunit protein) yang dibuat dalam inti sel.

TRANPOR MEMBRAN

Transpor melalui Membran Sel


Struktur membran sel yang tersusun atas 50% protein dan 50% lemak. Protein dalam
membran sel terbagi 2, yaitu protein ekstrinsik (perifer) dan protein intrinsik (integral).
Protein intrinsik adalah protein yang tersembul antara 2 lapis fosfolipid, menghuni permukaan
dalam membran sel, dan bersifat hidrofobik (menolak air), sedangkan protein ekstrinsik
adalah protein yang tenggelam di antara 2 lapisan fosfolipid, menghuni permukaan luar
membran sel, dan bersifat hidrofilik (suka air).

Karena struktur dan sifat penyusun membran sel yang demikian, membran sel kemudian
menjadi bersifat semi atau selektif permeabel yang artinya membran sel hanya bisa dilewati
air atau zat terlarut melalui mekanisme transpor. Mekanisme transpor melalui membran sel
sendiri dibedakan menjadi 2 yaitu transpor aktif dan transpor pasif.

1. Transpor Aktif

Transpor aktif adalah proses transpor melalui membran sel yang membutuhkan energi dalam
melakukan aktivitasnya. Energi tersebut berupa adenosin trifosfat (ATP) yang dihasilkan dari
respirasi sel. Dengan ATP akan terjadi pemaksaan terhadap zat untuk dapat melewati
membran melalui perlawabab terhadap gradien konsentrasinya. Transpor aktif melalui
membran sel digolongkan menjadi endositosis dan eksositosis.

Endositosis adalah suatu mekanisme pengangkutan bahan, seperti makromolekul protein dari
cairan di luar sel ke dalam sel dengan membungkus makromolekul tersebut dengan cara
melekukkan sebagian dari membran sel ke dalam. Kantung yang terbentuk kemudian
melepaskan diri dari bagian luar membran dan membentuk vakuola di dalam sitoplasma.
Kemudian, lisosom menyatu dengan vakuola endositik tersebut dan isi dari organel tersebut
menjadi satu membentuk lisosom sekunder. Enzim-enzim lisosom akan mencerna
makromolekul menjadi bahan yang dapat larut (asam amino, gula, dan nukleotida).

Eksositosis adalah kebalikan dari endositosis. Pada sel-sel yang mengeluarkan protein dalam
jumlah yang besar, protein tersebut pertama-tama berkumpul di dalam sebuah kantung yang
dilapisi membran di dalam aparat golgi, kemudian bergerak ke permukaan sel, lalu mendekat
pada membran sel dan mengosongkan isinya ke luar, hal ini terjadi dalam transpor melalui
membran sel.
2. Transpor Pasif

Transpor pasif ialah proses transpor melalui membran sel yang tidak membutuhkan energi.
Transpor pasif terjadi dikarenakan adanya perbedaan konsentrasi antara 2 zat atau larutan di
bagian dalam dan luar sel. Transpor pasif sendiri terbagi lagi menjadi 3 mekanisme yaitu
difusi, osmosis, dan difusi terbantu.

a. Difusi

Difusi adalah transpor pasif atau perpindahan zat melewati membran dari titik yang
berkonsentrasi tinggi ke titik yang memiliki konsentrasi rendah. Contoh difusi dapat
ditemukan pada hewan uniseluler yang mengambil oksigen dari habitatnya. Oksigen berdifusi
dan masuk ke dalam hewan uniseluler tersebut akibat konsentrasi oksigen di habitatnya lebih
tinggi dari pada konsentrasi oksigen di dalam tubuhnya.

b. Osmosis

Osmosis adalah transpor pasif atau perpindahan air melalui membran selektif permeabel
akibat adanya tekanan osmotik dari larutan hipotonis (larutan dengan konsentrasi rendah) ke
larutan hipertonis (larutan dengan konsentrasi tinggi). Contoh osmosis dapat ditemukan pada
larutan garam, gula, dan larutan lainnya. Saat dimasukkan ke dalam alat pengukur tekanan
osmotik (osmometer), semua larutan tersebut bakal menunjukkan nilai tekanan osmotik
tertentu.

c. Difusi terbantu

Difusi terbantu adalah transpor pasif atau perpindahan zat melalui membran selektif
permeabel yang terjadi karena bantuan enzim (protein). Contoh difusi terbantu dapat kita lihat
pada bakteri E. coli. Bila dipindah ke media yang mengandung laktosa, metabolisme bakteri
tersebut akan menurun akibat membran selnya bersifat impermeabel terhadap laktosa. Akan
tetapi, selang beberapa waktu, enzim permease akan terbentuk di dalam selnya untuk
memudahkan laktosa masuk dan menembus membran sel.

PERCOBAAN KINERJA ENZIM

Enzim adalah katalis yang terbuat dari protein dan dihasilkan oleh sel. Enzim
mempunyai sifat spesifik yaitu hanya mengatalisis reaksi kimia tertentu. Sebagai contoh
enzim katalase yang hanya menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2 dengan reaksi sebagai
berikut :
2H2O2  2H2O + O2
Hal ini dapat dibuktikan dengan percobaan. Percobaan ini dilakukan dengan
menggunakan hati ayam, jantung ayam, dan ekstrak kentang. Hati ayam digunakan karena
banyak mengandung enzim katalase. Hati ayam dan jantung ayam kemudian dibuat
ekstrak. Yang terjadi pada ekstrak saat diberi perlakuan adalah sebagai berikut :
EKSTRAK HATI (AYAM)
1. Ekstrak ditambah H2O2 (hidrogen peroksida)
Saat ekstrak diberi larutan H2O2 terjadi gelembung-gelembung udara yang banyak. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat di dalam hati ayam mengubah H2O2
menjadi H2O (air), sedangkan pada waktu dimasukkan lidi membara ke dalamnya, timbul
nyala api. Hal ini membuktikan bahwa H2O2 juga diuraikan menjadi oksigen (O¬2).
2. Ekstrak ditambah HCl dan H2O2
Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu asam.
Kemudian ditambah larutan H2O2 ternyata tidak terbentuk gelembung udara ketika
dimasukkan bara api ke dalamnya juga tidak terjadi nyala api. Hal ini menunjukkan bahwa
enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.
3. Ekstrak ditambah KOH dan H2O2
Penambahan NaOH disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu basa.
Kemudian ditambah larutan H2O2 ternyata terbentuk gelembung udara yang sedang, tetapi
saat bara api dimasukkan ke dalamnya tidak terjadi nyala api. Hal ini membuktikan bahwa
enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu basa.
4. Ekstrak dididihkan kemudian ditambah H2O2
Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah larutan H2O2, ternyata tidak timbul gelembung
udara dan saat bara api dimasukkan ke dalamnya juga tidak timbul nyala api. Hal ini
disebabkan karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak
sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.

EKSTRAK JANTUNG (AYAM)


1. Ekstrak ditambah H2O2 (Hidrogen Peroksida)
Saat ekstrak diberi larutan H2O2, terbentuk gelembung-gelembung gas dengan jumlah yang
banyak. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat dijantung ayam mengubah
H2O2 menjadi H2O. Kemudian saat diuji dengan bara api pada lidi, timbul nyala bara api
yang besar. Hal ini menunjukkan bahwa H2O2 juga diuraikan oleh enzim katalase pada
jantung ayam menjadi oksigen (O2).
2. Ekstrak ditambah HCl dan H2O2
Pertambahan HCl disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu asam.
Kemudian ditambah larutan H2O2 ternyata tidak terbentuk gelembung udara ketika
dimasukkan bara api ke dalamnya juga tidak terjadi nyala api. Hal ini menunjukkan bahwa
enzim katalase tidak dapat bekerja dalam kondisi terlalu asam.
3. Ekstrak ditambah KOH dan H2O2
Penambahan KOH disini dimaksudkan untuk membuat ekstrak dalam keadaan terlalu basa.
Kemudian ditambah larutan H2O2 ternyata terbentuk gelembung udara yang jumlahnya
sedang, tetapi saat bara api dimasukkan ke dalamnya tidak terjadi nyala api. Hal ini
membuktikan bahwa enzim katalase tidak dapat bekerja secara optimal dalam kondisi terlalu
basa.
4. Ekstrak dipanaskan kemudian ditambah H2O2
Ekstrak yang dididihkan kemudian ditambah larutan H2O2, ternyata terbentuk gelembung
yang sedikit dan saat bara api dimasukkan ke dalamnya juga tidak timbul nyala api. Hal ini
disebabkan karena protein di dalam enzim katalase yang terdapat di ekstrak telah rusak
sehingga tidak dapat menguraikan H2O2 menjadi H2O dan O2.

EKSTRAK KENTANG
1. Ekstrak ditambah H2O2 (Hidrogen Peroksida)
Saat ekstrak diberi larutan H2O2, terbentuk gelembung-gelembung gas dengan jumlah yang
banyak. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat dikentang mengubah
H2O2 menjadi H2O. Kemudian saat diuji dengan bara api pada lidi, timbul nyala bara api
yang besar. Hal ini menunjukkan bahwa H2O2 juga diuraikan oleh enzim katalase pada
kentang menjadi oksigen (O2).
2. Ekstrak ditambah HCl dan H2O2
Pada perlakuan ini kami mendapatkan ekstrak kentang ditambahkan HCl dan kemudian diberi
larutan H2O2, tidak menghasilkan gelembung-gelembung gas dan bara api. Hal tersebut
menunjukkan bahwa enzim katalase dalam kentang tidak bekerja, karena tidak dipecahkannya
senyawa H2O2 menjadi H2O. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya denaturasi.
Denaturasi merupakan rusaknya bentuk tiga dimensi enzim yang menyebabkan enzim tidak
dapat lagi berikatan dengan substratnya sehingga aktivasi enzim menurun atau hilang
(Diah,2006). Denaturasi enzim disebabkan oleh penambahan HCl yang merubah kondisi di
sekitar molekul menjadi kondisi asam. Derajat keasaman (pH) sangat mempengaruhi aktivitas
enzim, sehingga kondisi asam tersebut merusak enzim katalase yang bekerja pada pH netral.
3. Ekstrak ditambah KOH dan H2O2
kami mendapatkan ekstrak kentang ditambahkan NaOH dan kemudian diberi larutan H2O2,
terbentuk gelembung-gelembung gas dengan jumlah yang sedikit dan dengan ukuran yang
kecil. Hal ini membuktikan bahwa enzim katalase yang terdapat dikentang mengubah sedikit
H2O2 menjadi H2O. Kemudian saat diuji dengan bara api pada lidi, tidak timbul nyala bara
api. Hal tersebut disebabkan karena terjadinya denaturasi. Denaturasi enzim perlakuan ini
disebabkan oleh penambahan NaOH yang merubah kondisi di sekitar molekul menjadi
kondisi basa. Derajat keasaman (pH) sangat mempengaruhi aktivitas enzim, sehingga kondisi
basa tersebut merusak enzim katalase yang bekerja pada pH netral.
4. Ekstrak dipanaskan kemudian ditambah H2O2
Pada perlakuan ini kami mendapatkan ekstrak kentang yang dipanaskan kemudian diberi
larutan H2O2, terbukti bara api tidak menyala dan gelembung udara tidak muncul. Hal
tersebut disebabkan karena terjadinya denaturasi. Denaturasi enzim perlakuan ini disebabkan
karena pengaruh suhu, kearena enzim bekerja pada suhu tertentu. Tidak adanya gelembung
dan bara api menunjukkan bahwa enzim katalase ini tidak bekerja pada suhu tinggi, karena
pada suhu tinggi enzim ini akan mati dan tida bisa aktif kembali.

K.4

Teori Asal Usul Kehidupan


a. Teori Abiogenesis
Teori Abiogenesis (generatio spontanea) menyatakan bahwa makhluk hidup tercipta dari
benda tak hidup yang berlangsung secara spontan. Teori ini dipelopori oleh Aristoteles (384-
322 SM) dan didukung oleh Antony van Leuwenhoek, John Needham, dan Jean Batiste van
Helmont.
b. Teori Biogenesis
Teori biogenesis menyatakan bahwa makhluk hidup berasal dari makhluk hidup,
dikemukakan oleh Fransesco Redi, Louis Pasteur, dan Lazzaro Spallanzani. Teori biogenesis
berisi tiga pernyataan, yaitu :
1. Setiap makhluk hidup berasal dari telur (Omne vivum ex ovo)
2. Setiap telur berasal dari makhluk hidup (Omne ovum ex vivo)
3. Setiap makhluk hidup berasal dari makhluk hidup (Omne vivum ex vivo)
c. Teori Cosmozoic (Kosmozoan)
Teori cosmozoic menyatakan bahwa asal mula makhluk hidup bumi berasal dari spora
kehidupan dari luar angkasa.
d. Teori Penciptaaan (Special Creation)
Teori ini beranggapan bahwa makhluk hidup diciptakan oleh Tuhan seperti apa adanya.
e. Teori Evolusi Kimia
Teori evolusi kimia diawali dengan teori terbentuknya bumi dan planet-planet, diantaranya
teori kabut asal (nebula) dan teori dentuman besar (big bang). Selain itu, teori evolusi kimia
dikemukakan oleh Oparin,Harold Urey, dan Stanley Miller. Oparin mengemukakan bahwa
awalnya atmosfer bumi terdiri atas metana, amonia, H20, dan H2 yang mengalami perubahan
menjadi molekul organik sederhana karena adanya pemanasan. Kemudian, Hipotesis Oparin
dibuktikan oleh Harold Urey dan Stanley Miller, yang hasil percobaannya berupa gas-gas
anorganik purba yang dapat membentuk senyawa organik sederhana seperti yang disebut
Oparin. Teori evolus kimia ini akan berkembang menjadi teori evolusi biologi. Akan tetapi,
Milley dan Urey tetap belum bisa menjelaskan proses munculnya sel hidup yang pertama.

f. Teori Evolusi Biologi


Teori evolusi biologi menyatakan bahwa makhluk hidup pertama merupakan hasil evolusi
molekul anorganik (evolusi kimia) yang akhirnya berkembang menjadi struktur kehidupan
(sel). Teori ini dibuktikan oleh Sydney W. Fox dengan melakukan eksperimen mencampur
berbagai asam amino den berbagai monomer kemudian memanaskannya kemudian terjadi
penggabungan monomer (polimerisasi). Polimer yang dihasilkan disebutprotenoid. Kemudian
ia mencampurkan protenoid dengan air dingin membentuk gabungan protenoid yang
menyusun tetesan kecil disebutmikrosfer. Mikrosfer inilah yang diselubungi oleh membran
selektif permeabel.

Teori Evolusi
1. Teori Evolusi Jean Lamarck
Evolusi organik terjadi karena perubahan-perubahan yang disebabkan oleh pengaruh lingkungan dan
dapat diturunkan. Organ yang mengalami perubahan karena terus-menerus dipakai, akan berkembang
makin sempurna, dan organ yang tidak diperlukan lagi perkembangannya akan menurun, dan
akhirnya rudiment (teori use dan disuse). Teori Lamarck ternyata salah setelah Weisman melakukan
eksperimen untuk menguji teori itu.
2. Teori Evolusi Charles Darwin
a. Spesies yang ada sekarang merupakan turunan dari spesies-spesies sebelumnya.
b. Mekanisme evolusi berlangsung dengan seleksi alam.
Ajaran Darwin tentang evolusi didasarkan atas pokok-pokok pikiran berikut:
a. tidak ada dua individu yang sama;
b. setiap populasi cenderung untuk bertambah banyak;
c. untuk berkembang biak memerlukan makanan dan ruangan yang cukup;
d. bertambahnya populasi tidak berjalan terus-menerus.

TIORI EVOLUSI MENURUT DARWIN DAN LAMAKRC


* Charles Darwin
Teori Darwin ini menampilkan suatu proses perkembangan makhluk hidup dengan
kesederhanaan teori fisika. Bahwa keragaman makhluk hidup adalah hasil dari seleksi ‘buta; dari
alam. Teori ini menyebabkan berbagai ekses lebih lanjut seperti anggapan bahwa manusia
berasal dari spesies lain, spesies menyerupai kera, Namun tetap saja hewan. Memang sudah
banyak kritikan terhadap teori Darwin.
Menurut Darwin manusia adl hasil paling maju dari mekanisme ini. Darwin menamakan proses ini
“evolusi melalui seleksi alam”. Ia mengira telah menemukan “asal-usul spesies” suatu spesies
berasal dari spesies lain. Ia memublikasikan pandangannya ini dalam bukunya yg berjudul The
Origin of Spesies By Means of Natural Selectionpada tahun 1859.

* LAMAKRC
Menurut Lamark makhluk hidup mewariskan ciri-ciri yg mereka dapatkan selama hidupnya
dari satu generasi ke generasi berikutnya sehingga terjadilah evolusi. Sebagai contoh jerapah
berevolusi dari binatang yg menyerupai antelop. Perubahan ini terjadi dgn memanjangkan leher
mereka sedikit demi sedikit dari generasi ke generasi ketika berusaha menjangkau dahan yg lbh
tinggi utk memperoleh makanan.

Mutasi gen (Point mutation)


Mutasi gen disebut juga mutasi titik (point mutation) atau mutasi kecil. Mutasi gen ini disebabkan
oleh perubahan susunan atau urutan basa nitrogen. Pada mutasi gen, lokus lain pada kromosom
tidak
terpengaruh. Pengaruh mutasi gen dapat terlihat atau tidak terlihat. Perubahan basa nitrogen
dapat berpengaruh terhadap sifat jika terjadi pada tempat yang tepat. Berdasarkan mekanisme
perubahannya, mutasi gen dapat dibedakan atas penggantian basa nitrogen, insersi, dan delesi.

a. Penggantian Basa Nitrogen


Penggantian basa nitrogen adalah mutasi gen yang terjadi akibat perubahan satu nukleotida
dalam gen. Akibat perubahan satu nukleotida tersebut, pasangan tiga basa (triplet) yang
merupakan kode genetik (kodon) akan berubah pula.
penggantian basa nitrogen dapat menyebabkan perubahan rangkaian asam amino yang
dihasilkan. Hal ini terjadi karena perubahan satu basa tersebut menghasilkan kodon yang
berbeda dalam mengodekan asam amino. Contohnya, suatu gen dengan urutan basa nitrogen
UCA ACG GAG menghasilkan urutan asam amino serinthreonin-glutamin. Adanya penggantian
basa nitrogen adenin (A) oleh sitosin (C) menyebabkan perubahan asam amino threonin menjadi
prolin.
Akibatnya, urutan asam amino yang terbentuk menjadi serin-prolinglutamat.
Pada contoh lain, perubahan satu basa nitrogen dapat menyebabkan perubahan besar.
Misalnya, perubahan basa guanin (G) pada triplet GAG yang mengodekan asam amino glutamat,
basa guanin (G) digantikan oleh basa urasil (U) menjadi UAG. Perubahan ini menghasilkan
kodon UAG yang merupakan stop kodon, yaitu tanda dihentikannya proses translasi pada
sintesis protein. Hal ini menyebabkan berhentinya proses sintesis protein sebelum waktunya.

Penggantian basa pada rantai nukleotida. (a) Mutasi gen yang tidak menyebabkan perubahan asam amino, (b)
terjadi perubahan asam amino, dan (c) menyebabkan penghentian proses translasi.
Perubahan urutan asam amino dan terhentinya proses translasi sintesis protein dapat
menyebabkan protein yang dibentuk rusak, tidak aktif, bahkan berbahaya. Banyak kelainan
genetik, seperti sickle-cell anemia, buta warna, dan hemofilia merupakan hasil dari perubahan
beberapa basa pada gen penting.

b. Delesi dan Insersi Basa Nitrogen


Mutasi gen juga dapat terjadi melalui delesi dan insersi. Delesi adalah peristiwa
penghapusan atau pengurangan satu basa nitrogen pada gen. Adapun insersi adalah peristiwa
penambahan satu basa nitrogen pada gen. Peristiwa mutasi ini memiliki pengaruh yang lebih
besar dibandingkan
mutasi oleh penggantian basa nitrogen. Jika suatu gen memiliki 300 buah urutan basa nitrogen
maka akan terbentuk polipeptida yang mengandung 100 urutan asam amino. Apabila satu basa
nitrogen disisipkan atau dihilangkan di tengah-tengah urutan basa maka semua urutan basa akan
berubah, demikian juga dengan urutan asam aminonya. Perhatikan gambar berikut.
Peristiwa insersi dan delesi mengubah rangkaian asam amino yang terbentuk.
Mutasi gen yang ini menyebabkan pergeseran “pembacaan” pesan kode genetik. Oleh karena itu,
mutasi ini disebut juga mutasi pergeseran kerangka (frameshift mutation). Satu kali mutasi ini,
menyebabkan perubahan pembacaan setiap kodon dimulai dari titik mutasi. Seringkali mutasi ini
menghasilkan protein yang tidak berguna atau rusak.

hukum mendel
Contoh soal:
1. Perhatikan diagram persilangan berikut ini!

CCpp ccPP
P : ><
(putih) (putih)

CcPp
F1 :
(ungu)

Bunga kacang Lathyrus odoratus warna putih (CCpp) yang disilangkan dengan
Lathyrus odoratus warna putih (ccPP) menghasilkan warna ungu (F1). Apabila F1
disilangkan dengan induknya (CCpp), terdapat bunga warna putih sebanyak ....

A. 12,5%
B. 25%
C. 50%
D. 75%
E. 100%
Pembahasan
Pada persilangan di atas, bunga warna ungu akan muncul jika masing-masing alel (pasangan
gen) memiliki gen dominan. Jika tidak, maka akan muncul bunga warna putih. Ini termasuk
salah satu penyimpanan semu hukum Mendel.

Perhatikan tabel persilangan antara F1 dengan induk CCpp berikut ini!

CcPp >< CCpp

>< CP Cp cP cp

CCPp CCpp CcPp Ccpp


Cp
(ungu) (putih) (ungu) (putih)

Berdasarkan tabel persilangan di atas, jumlah variasi keturunan yang terjadi ada 8. Sedangkan
jumlah keturunan yang memiliki bunga warna putih ada 2.

Dengan demikian, persentase keturunan yang mempunyai bunga warna putih adalah:

2/4 × 100% = 50%

Jadi, persilangan antara F1 dengan induknya (CCpp) akan menghasilkan bunga warna putih
sebanyak 50% (C).
2. Perhatikan diagram persilangan kriptomeri pada tanaman bunga Linaria maroccana
berikut:

AAbb aaBB
P1 : ><
(merah) (putih)

AaBb
F1 :
(ungu)

Apabila keturunan F1 disilangkan dengan tanaman bunga warna merah (Aabb),


persentase tanaman bunga putih pada F2 adalah ....

A. 25%
B. 37,5%
C. 50%
D. 62,5%
E. 87,5%
Pembahasan:
Kriptomeri merupakan salah satu penyimpangan semu hukum Mendel di mana gen dominan
tidak menampakkan pengaruhnya bila berdiri sendiri, tetapi akan berpengaruh bila berada
bersama-sama gen dominan lainnya. Untuk bunga Linaria maroccana berlaku:

 A_B_ : ungu
 A_bb : merah
 aa B_ : putih
 aabb : putih

Mari kita silangkan antara keturunan F1 (AaBb) dengan tanaman bunga warna merah (Aabb)!

AaBb Aabb
P2 : ><
(ungu) (merah)

Gamet : AB, Ab, aB, ab Ab, ab

Keturunan F2 dapat dicari melalui tabel berikut ini.

AB Ab aB ab

AABb AAbb AaBb Aabb


Ab
(ungu) (merah) (ungu) (merah)

AaBb Aabb aaBb aabb


ab
(ungu) (merah) (putih) (putih)

Berdasarkan tabel di atas, terdapat 8 variasi genotip keturunan F2. Sedangkan fenotip
yang berwarna putih ada 2 sehingga rasionya adalah:

2/8 × 100% = 25%

Jadi, persentase tanaman bunga putih pada F2 adalah 25% (A).

Macam-macam penyimpangan semu hukum mendel

Penyimpangan semu Hukum Mendel tersebut meliputi: interaksi gen, kriptomeri, polimeri,
epistasis-hipostasis, gen-gen komplementer, gen dominan rangkap dan gen penghambat.

a. Interaksi gen (Interaksi beberapa pasangan gen)


Penelitian tentang adanya interaksi gen ini ditemukan oleh William Bateson (1861-1926) dan
R.C. Punnet. Pada interaksi gen ini, suatu sifat tidak ditentukan oleh satu gen tunggal pada
autosom tetapi alel-alel dari gen yang berbeda dapat berinteraksi atau saling memengaruhi
dalam memunculkan sifat fenotip.Misalnya, pada ayam dijumpai empat macam bentuk pial
(jengger), antara lain: jengger berbentuk ercis atau biji (pea) dengan genotip rrP-; jengger
dengan belah atau tunggal (single) dengan genotip rrpp, jengger berbentuk mawar atau gerigi
(rose) dengan genotip Rpp, dan jengger berbentuk sumpel (walnut), dengan genotip R-P-.
Pada persilangan ayam berpial rose (mawar) dengan ayam berpial pea (biji), semua keturunan
F1nya berpial walnut (sumpel). Agar lebih memahaminya, perhatikanlah diagram persilangan
berikut.

Dari persilangan ayam berpial rose dan pea, dihasilkan fenotip baru yaitu walnut atau sumpel.
Apa yang menyebabkan terbentuknya pial walnut? Pial walnut muncul karena interaksi 2
pasang alel (gen) yang dominan. Sementara itu, persilangan antara sesama ayam berpial
walnut dihasilkan 4 macam pial yaitu walnut, rose, pea, dan 1 pial yang baru yaitu single
dengan perbandingan 9 : 3 : 3 : 1. Pial tunggal terjadi karena adanya 2 pasang alel (gen) yang
resesif.

b.Kriptomeri
Kriptos (Yunani) berarti tersembunyi, sehingga kriptomeri dikatakan sebagai gen dominan
yang seolah-olah tersembunyi jika berdiri sendiri dan akan tampak pengaruhnya apabila
bersama-sama de ngan gen dominan yang lainnya. Peristiwa kriptomeri ini pertama kali
ditemukan oleh Correns (Tahun 1912) setelah menyilangkan bunga Linaria marocanna
berwarna merah (Aabb), dengan bunga Linaria maroccana berwarna putih (aaBB). Keturunan
F1nya adalah bunga berwarna ungu (AaBb) yang berbeda dengan warna dari bunga kedua
induknya (yaitu merah dan putih). Rasio fenotip F2nya adalah 9 ungu: 3 merah: 4 putih.
Lantas dari manakah warna ungu tersebut timbul? Dari hasil penelitian plasma sel, ternyata
warna merah disebabkan oleh adanya pigmen antosianin dalam lingkungan asam. Dalam
lingkungan basa, pigmen ini akan memberikan warna ungu. Jika di dalam plasma tidak
terdapat pigmen antosianin, baik di dalam lingkungan asam atau basa, maka akan terbentuk
warna putih. Faktor A, apabila mengandung pigmen antosianin dalam plasma sel dan faktor a
jika tidak ada antosianin dalam plasma sel. Faktor B, apabila kondisi basa dan b dalam
kondisiasam.Sifat A dominan terhadap a dan sifat B dominan terhadap sifat b. Oleh karena
itu, tanaman yang berbunga merah disimbolkan dengan Aabb atau AAbb, sedangkan tanaman
yang berbunga putih disimbolkan dengan aaBB atau aabb.
Dari penjelasan di atas, dapat dikatakan bahwa bunga merah memiliki antosianin di mana
dalam lingkungan plasma sel bersifat asam. Sedangkan bunga putih tidak memiliki antosianin
di mana lingkungan plasma sel bersifat basa. Apabila kedua tanaman tersebut saling
disilangkan, dapat dilihat pada diagram berikut.

c.Polimeri
Polimeri atau karakter kuantitatif adalah persilangan heterozigot dengan banyak sifat beda
yang berdiri sendiri, tetapi memengaruhi bagian yang sama dari suatu organisme. Peristiwa
polimeri ditemukan oleh Lars Frederik Nelson dan Ehle, setelah melakukan percobaan dengan
menyilangkan gandum berbiji merah dengan gandum berbiji putih.
Persilangan itu menghasilkan keturunan heterozigot berwarna merah lebih muda bila
dibandingkan dengan induknya yang homozigot (merah). Oleh karena itu, biji merah bersifat
dominan tidak sempurna terhadap warna putih. Setelah generasi F1 disilangkan sesama, pada
generasi F2 diperoleh perbandingan fenotip 3 merah : 1 putih.
Supaya kalian lebih memahami, cermatilah contoh berikut.
Gandum berbiji merah : M1M1M2M2
Gandum berbiji putih : m1m1m2m2
Rasio fenotip F2 adalah 15 merah : 1 putih

Dari hasil keturunan pada diagram di atas, banyaknya jumlah faktor M memengaruhi warna
bijinya. Semakin banyak faktor M yang ada, warnanya semakin tua atau semakin gelap.

Kapankah peristiwa polimeri dapat terjadi? Peristiwa ini terjadi pada pewarisan, warna kulit
manusia. Warna kulit disebabkan oleh zat warna kulit (pigmen). Jika faktor pigmen kulit
manusia dilambangkan dengan P, genotip orang berkulit putih p1p1 p2p2 p3p3.

Apabila pria kulit putih menikah dengan wanita kulit hitam (negro), maka keturunan F1 akan
mempunyai kulit mulad (coklat sawo matang), yang berfenotip P1p1P2p2P3p3. Derajat
kehitaman kulit bergantung pada banyaknya faktor pigmen P.
d. Epistasis-hipostasis
Kalian tentunya masih ingat tentang istilah epikotil (epi = di atas) dan hipokotil (hipo = di
bawah) bukan? Istilah tersebut dapat dianalogkan dengan epistasis dan hipostasis. Dalam hal
ini, epistasis adalah sebuah atau sepasang gen yang menutupi atau mengalahkan ekspresi gen
lain yang tidak selokus (sealel). Bagaimana dengan Hipostasis? Hipostasis adalah gen yang
tertutupi oleh sebuah atau sepasang gen lain yang tidak selokus (yang bukan alelnya).

Epistasis dibedakan menjadi tiga, yaitu epistasis dominan, epistasis resesif, dan epistasis
dominan resesif. Nah, agar kalian lebih memahami perbedaannya, perhatikanlah contoh
berikut.

1) Epistasis Dominan
Epistasis dominan terjadi pada persilangan umbi lapis bawang berwarna merah dengan umbi
berwarna kuning. Gen A menyebabkan umbi berwarna merah dan gen B menyebabkan umbi
berwarna kuning. Persilangan tersebut dapat dilihat di bawah ini.

Jika dilihat, hasil perbandingan fenotip F2 tersebut adalah 12 merah : 3 kuning : 1 putih.
Angka perbandingan tersebut merupakan variasi atau modifi kasi dari perbandingan dihibrida
9:3:3:1.

Berdasarkan hasil yang diperoleh tersebut, dapat disimpulkan bahwa epistasis dominan terjadi
bila sebuah gen dominan mengalahkan pengaruh gen lain yang bukan alelnya. Rumusnya
adalah gen A bersifat epistasis terhadap gen B dan b. Oleh karena itu, meskipun dalam
genotip terdapat gen B atau b, gen A tetap menutup ekspresi dari gen B dan b.

2) Epistasis Resesif

Peristiwa ini terjadi jika gen resesif mengalahkan pengaruh gen dominan dan resesif yang
bukan alelnya. Rumusnya adalah gen aa epistasis terhadap B dan b. Pada persilangan antara
anjing berambut emas dan anjing berambut coklat, dihasilkan keturunan F1 berambut hitam.
Beberapa gen yang berperan adalah gen B (menentukan warna hitam), gen b (menentukan
warna coklat), gen E (menentukan keluarnya warna), dan gen e (menghambat keluarnya
warna). Peristiwa persilangannya dapat dilihat sebagai berikut.
Dari hasil penyilangan tersebut menunjukkan perbandingan fenotip 9 hitam: 4 emas: 3 coklat.
Oleh karena itu, rumus epistasis resesif adalah aa epistasis terhadap B dan b. Dalam contoh
ini, aa adalah ee (menghambat keluarnya warna).

1) Epistasis dominan resesif


Epistasis dominan resesif merupakan peristiwa suatu gen menghambat ekspresi
fenotip yang disebabkan oleh gen mutan yang bukan alelnya. Gen mutan tersebut
bersifat menghambat, sehingga disebut gen penghalang atau inhibitor atau gen
suspensor.
Epistasis dominan resesif terjadi pada persilangan lalat buah (Drossophila
melanogaster). Gen P menentukan warna mata merah, gen p menentukan warna mata
ungu, gen S merupakan gen non-suspensor, dan s merupakan gen suspensor. Berikut
ini peristiwa persilangannya.

Perbandingan fenotipnya adalah 13 merah: 3 ungu. Rumus epistasis dominan resesif


adalah A epistasis terhadap B dan b serta bb epistasis terhadap A dan a.

e. Gen-gen komplementer.
Gen-gen komplementer merupakan interaksi antara gen-gen dominan yang berbeda,
sehingga saling melengkapi. Jika kedua gen tersebut terdapat bersama-sama dalam
genotip, maka akan saling membantu dalam menentukan fenotip. Jika salah satu gen
tidak ada, maka pemunculan fenotip menjadi terhalang. Agar lebih jelas, simaklah
contoh berikut.

Apabila F1 (keturunan pertama) hasil perkawinan 2 orang yang bisu tuli disilangkan
dengan sesamanya, maka generasi atau keturunan F2 ada yang normal dan bisu tuli.
Dalam hal ini, gen T dan gen B tidak akan menunjukkan sifat normal apabila kedua
gen tersebut tidak terdapat bersama-sama dalam satu genotip. Dengan demikian, jika
hanya terdapat gen T tanpa gen B, atau jika hanya terdapat gen B tanpa gen T maka
akan tetap memunculkan sifat bisu tuli. Rasio fenotip F2 yang dihasilkan adalah 9
Normal : 7 bisu tuli.

f. Gen Dominan Rangkap


Masih ingatkah kalian dengan gen dominan? Gen dominan rangkap merupakan dua
gen dominan yang memengaruhi bagian tubuh makhluk hidup yang sama. Kedua gen
itu berada bersama-sama dan fenotipnya merupakan gabungan dari kedua sifat gen-
gen dominan tersebut. Perhatikanlah contoh berikut.

Pada persilangan tanaman Bursa sp. yang berbuah oval dengan tanaman Bursa sp.
yang berbuah segitiga, dihasilkan keturunan pertama (F1) yaitu tanaman Bursa sp.
semua berbentuk oval. Untuk mengetahui hasil keturunan F2, cermatilah diagram di
bawah ini:

Diagram Pembastaran
g. Atavisme
Sebelum mengetahui tentang peristiwa atavisme, cobalah ingat kembali tentang
interaksi gen pada pial ayam. Pial walnut dihasilkan dari persilangan ayam berpial
rose dan pea. Pial pea dikatakan menghilang dan muncul sifat di luar induknya.
Setelah ayam berpial walnut disilangkan sesamanya, dihasilkan 4 macam pial yaitu
rose, pea, walnut, dan single. Pada peristiwa ini, pial rose dan pea muncul kembali
setelah menghilang pada keturunan pertama. Nah, oleh Charles Darwin, peristiwa
munculnya kembali sifat keturunan pada generasi berikutnya setelah sempat
menghilang ini disebut atavisme.

Atavisme juga terjadi pada burung merpati (Columba livia) India. Hasil perkawinan
antara sesama merpati berekor seperti kipas, akan menghasilkan merpati berekor lurus.
Merpati berekor seperti kipas muncul kembali setelah perkawinan antara sesama
merpati berekor lurus.

Contoh soal:

Penyimpangan perbandingan fenotip F1 padapersilangan dengan dua sifat beda, misalnya dari
9 : 3 : 3 : 1 menjadi 9 : 3 :4 disebut. . .
A. pindah silang
B. hipostais
C. epistasis
D. polimeri
E. kriptomeri
Jawaban : E
Kriptomeri adalah gen dengansifat tersembunyi, dimana ekspresi / pemunculan sifatnya
sangat dipengaruhifactor lain, misalnya factor asam – basa. Perbandingan fenotip F2 = 9 : 3 :
4

pautan gen
Contoh soal:

1. Jika gen C mengalami pautan sempurna dengan gen D maka jumlah macam gamet yang
terbentuk pada individu bergenotip CcDd adalah sebanyak

Jawaban:

Ketika gen tidak terpaut, gamet yang dihasilkan individu CcDd adalah:
CD, Cd, cD, cd
Namun peristiwa pautan (linkage) menghasilkan jumlah gamet yang berbeda. Ketika C
terpaut D, maka C dan D akan terletak dalam satu kromosom, sehingga ketika pembelahan
gen C dan D selalu bersama, gen c dan d selalu bersama.

Gamet yang dihasilkan hanya ada 2, yaitu CD dan cd.

2. Berapa jumlah gamet individu bergenotipe:


A.AaBBCC
B.KkLlMm
C.AAbbCcDdEE
D. PpQqRrSsTT
Jawaban:

Cara menentukan dan menghitung gamet yang dihasilkan oleh suatu genotipe adalah
2^n gamet,
Keterangan: n = jumlah alel yang heterozigot.

(a). AaBBCC
Alel yang heterozigot adalah Aa, berarti n = 1
Jumlah gamet individunya adalah 2¹ = 2 gamet, yaitu ABC dan aBC

(b). KkLlMm
Alel yang heterozigot adalah Kk, Ll, dan Mm, berarti n = 3
Jumlah gamet individunya adalah 2³ = 8 gamet,
yaitu KLM, KLm, KlM, Klm, kLM, kLm, klM, dan klm

(c). AAbbCcDdEE
Alel yang heterozigot adalah Cc dan Dd, berarti n = 2
Jumlah gamet individunya adalah 2² = 4 gamet,
yaitu AbCDE, AbCdE, AbcDE, AbcdE
(d). PpQqRrSsTT
Alel yang heterozigot adalah Pp, Qq, Rr dan Ss, berarti n = 4
Jumlah gamet individunya adalah 2⁴ = 16 gamet,
yaitu
PQRST
PQRsT
PQrST
PQrsT
PqRST
PqRsT
PqrST
PqrsT
pQRST
pQRsT
pQrST
pQrsT
pqRST
pqRsT
pqrST
pqrsT

Pindah Silang
Contoh:

1. Dari persilangan lalat buah abu abu sayap panjang heterozigot dengan lalat buah hitam
sayap pendek, didapatkan keterunan 400 ekor, diantara turunan itu ditemukan lalat abu
abu sayap pendek 30 ekor dan lalat hitam sayap panjang 20 ekor. persentase gen yang
mengalami pindah silang adalah..
Jawaban:

Dari soal kita dapat mengetahui, bahwa :


1. Total keturunan dari persilangan antara
lalat buah abu-abu sayap panjang >< lalat buah hitam sayap pendek diperoleh = 400
keturunan
2. Ditemukan juga keturunan yaitu lalat abu-abu sayap pendek dan lalat hitam sayap panjang,
lalat ini sifat nya berbeda dengan induk sehingga disebut lalat tipe rekombinan. Sehingga total
tipe rekombinan adalah
Lalat abu-abu sayap pendek + Lalat hitam sayap pendek = 30+20 = 50 keturunan

Untuk mengetahui persentase gen yang mengalami pindah silang, maka dapat digunakan
rumus sebagai berikut :
NPS (Nilai Pindah Silang) = Jumlah tipe rekombinan ÷ Jumlah total keturunan × 100%
Sehingga hasilnya adalah = 50 ÷ 400 ×100% = 12,5 %

2. Persilangan lalat buah mata merah sayap normal dengan mata ungu sayap keriput
dihasilkan F, semuanya bermata merah sayap normal. Kemudian diadakan uji silang
antara F, mata merah sayap normal heterozigot dengan induk jantan resesif diperoleh hasil
sebagai berikut:
- 864 mata merah sayap normal
- 876 mata ungu sayap keriput
- 36 mata merah sayap keriput
- 24 mata ungu sayap normal
Tentukan nilai pindah silangnya.

Jawaban:

Dari soal dapat kita ketahui persilangan antara,


lalat buah mata merah sayap normal >< lalat buah mata ungu sayap keriput
dihasilkan keturunan sebagai berikut :
1. 864 mata merah sayap normal
2. 876 mata ungu sayap keriput
3. 36 mata merah sayap keriput
4. 24 mata ungu sayap normal
dari hasil keturunan tersebut, 3 dan 4 merupakan keturunan dengan tipe rekombinan karena
sifat nya tidak sama dengan induk nya, sehingga
NPS (Nilai Pindah Silang) = jumlah tipe rekombinan ÷ jumlah total keturunan × 100 % =
(36+24) ÷ (864+876+36+24) × 100% = 3, 334 %

Hereditas Manusia Dalam Peta Silsilah


Hey guys! Untuk melihat macam2 hereditas manusia lihat di LKS ya, ini
hanya berupa contoh soal saja. Agar kalian tidak malas untuk membaca :*

Perhatikan diagram di bawah ini!


Berdasarkan diagram di atas anak-
anaknya yang kemungkinan menderita eritroblasis fetalis adalah anaknya yang ke…
A. II, III, IV
B. I, II
C. II, IV
D. I, III
E. I, II, III, IV

Jawab: C

Pembahasan:

Berdasarkan data tersebut, kemungkinan anaknya yang menderita Cythrob Latosis


fetalis adalah anak yang ke II dan IV karena dalam tubuh ibu sudah dibentuk antibodi
untuk Rh+.

2. Perhatikan silsilah keluarga dengan penderita buta warna di bawah ini!

Berdasarkan silsilah di atas, maka genotipe parentalnya adalah..

A. XBXB >< XBY


B. XbXb >< XbY
C. XbXb >< XBY
D. XBXb >< XbY
E. XBXb >< XBY

Jawab: E

Pembahasan:

Orang yang merupakan pembawa sifat hemofili adalah … .

A. 1 dan 4
B. 1 dan 5
C. 1 dan 7
D. 4 dan 5
E. 4 dan 8

Jawab: E

Pembahasan:

Penyakit Hemofili merupakan penyakit keturunan yang terpaut terhadap kromosom


X, sehingga, pembawa sifat albino adalah 4 dan 8.
7. Dari diagram keluarga penderita
hemofilia di atas dapat ditentukan bahwa genotipe orangtua adalah…

A. XHY dan XHXh


B. XHY dan XHXH
C. XHY dan XhXh
D. XY dan XHXh
E. XY dan XhXh
*keterangan: warna hijau berarti laki-laki hemofilia, hitam laki-laki normal, ungu
wanita normal*
Jawab: A

Pembahsan:

Dalam keterangan telah dijelaskan bahwa bulat berwarna ungu menyimbolkan


wanita normal (XhXh) dan ayahnya ternyata adalah laki-laki penderita hemofilia yang
artinya bergenotipe XHY.

Bukti – Bukti Evolusi


1. Embriolog Perbandingan
Embrio hewan bersel banyak mengalarni kesamaan perkembangan embrio, berawal dari zygot,
blastula, gastrula, kemudian mengalami diferensiasi sehingga terbentuk bermacam-macam alat
tubuh. Ernest Haeckel, mengatakan tentang adanya peristiwa ulangan ontogeni yang serupa
dengan peristiwa filogeninya, dia sebut teori rekapitulasi. Cotoh: adanya rekapitulasi adalah
perkembangan terjadinya jantung pada mamalia yang dimulai dengan perkembangan yang
menyerupai ikan, selanjutnya menyerupai embrio amfibi, selanjutnya menyerupai perkembangan
embrio reptil.(Anonimous a, 2008).

2. Variasi dalam suatu keturunan


Dalam suatu kehidupan tidak ditemukanya mkhluk yang sama persis dengan individunya yang
sejenis. Menurut Darwin variasi dalam suatu keturunan disebabkan oleh factor lingkungan (suhu,
tanah, iklim, dan makanan). Oleh karena itu adanaya variasi menunjukkan adanya evolusi
menuju kearah terbentuknya spesies-spesies baru.
3. Perbandingan Biokimia
Mempelajari Biokimia sangatlah menguntungkan terlebih untuk mengetahui kedekatan kerabatnya,
sehingga kita dengan mudah mengetahui asal-usul berdasarkan ilmu tersebut. Dalam proses ini
menggunakan DNA sebagai pewaris sifat manusia.

4. Organ Tubuh yang Tersisa (Organ Vestigial)


Beberapa organisme seperti manusia mempunyai bagian-bagian tubuh yang tersisa akibat
beradaptasi dengan lingkungannya misalnya tulang ekor, umbai cacing, dan lain-lain. Sehingga
hal ini beranggapan manusia merupakan evolusi dari nenek moyang yang terdahulu.

5. Domestikasi atau Seleksi Buatan


Hal ini merupakan pembudidayaan tentang makhluk hidup. Sehingga setelah disilangkan, kita dapat
memilih varietas yang unggul. Menurut Charles Darwin Semua jenis burung dara berasal dari
satu nenek moyang yaitu berasal dari burung dara batu atau burung dara liar, yang berubah
secara berangsur-angsur karena adanya seleksi alam. (Anonimous, 2007).
6. Homologi Organ Tubuh
Petunjuk tentang adanya evolusi dapat dipelajari dari studi tentang organ berbagai mahkluk hidup
yang memiliki kesamaan. Misalnya anggota tubuh yang dimiliki oleh Vertebrata. Homolog
merupakan semua kesamaan fungsi yang berasal dari struktur yang sama contohnya adalah
anggota gerak yang dimiliki oleh vertebrata berupa sepasang tangan, kaki, dan sayap. Ataupun
perbandingan anatomi yang merupakan pembandingan seluruh tubuh karena kerangka setiap
spesies yang berbeda memiliki fungsi yang berbeda pula yang dinamakan organ homolog.
Dimana anggota gerak tersebut memiliki jari, adanya tulang radius, ulna, dan sebagainya.
Anggota gerak tersebut dimiliki oleh semua kelompok vertebrata. Kesamaan anggota gerak tidak
hanya meliputi tulang tetapi juga otot, saraf, persendian, dan pembuluh darah. Contohnya adalah
anggota gerak depan cicak dan kadal untuk berjalan, sayap burung dan sayap kelelawar untuk
terbang, keseluruhan anggota gerak tersebut homolog dengan kaki depan kuda atau tangan
manusia.(Widodo dkk, 2003).

Sedangkan struktur sayap burung dan kelelawar berbeda dengan sayap serangga maupun kupu-
kupu, meskipun funsinya dapat sama. Hal ini disebabkan karena asal usul organ tersebut tidak
sama. Kesamaan fungsi namun berbeda asalnya disebut analog. Atau disebut juga organ yang
fungsinya sama tapi berbeda spesies.

Contoh informasi dari perbandingan pertumbuhan adalah adanya celah insang pada embrio
vertebrata. Celah insang pada ikan dewasa akan tumbuh menjadi insang, sedangkan pada
reptile, aves dan mamalia dewasa tidak tumbuh menjadi insang, kecuali pada beberapa amphibia
terlihat. Dan kesamaan lain juga diperlihatkan pada perkembangan embrio vertebrata,
ditunjukkan bahwa hampir semua embrio mempunyai struktur dasar yang sama, hal ini dapat
dilihat dengan homologi.

7. Data Fosil
Istilah fosil berasal dari bahasa latin fodere yang berarti menggali. Fosil dapat berupa tulang-
belulang, tubuh, jejak, dan sisa makhluk hidup yang terawetkan dalam batuan sediment.
Sehingga Cuvier menyimpulkan bahwa pada masa tertentu telah diciptakan makhluk hidup yang
berbeda dari masa ke masa lainnya. Misalnya adaptasi kuda, zebra, keledai merupakn suatu
adaptasi makhluk hidup yang jutaan tahun yang lalu merupakan hewan yang lemah, kecil
berangsur-angsur menjadi hewan yang lincah, kuat dan berlari sangat cepat.(Widodo dkk, 2003).
Fosil dapat ditemukan diberbagai macam lapisan bumi, sehingga penentuan umurnya didasarkan
atas umur lapisan yang mengandung fosil-fosil itu. Umumnya fosil yang terdapat di lapisan yang
paling dalam, mempunyai umur yang lebih tua sedangkan umur fosil yang ditemukan pada
lapisan yang lebih atas mempunyai umur yang lebih muda. Dengan membandingkan fosil yang
ditemukan diberbagai lapisan bumi yaitu mulai dari sederetan fosil yang ditemukan pada lapisan
bumi yang tua sampai yang muda menunjukkan adanya perubahan yang terjadi secara
berangsur-angsur, maka dapat disimpulkan bahwa fosil merupakan petunjuk adanya evolusi.
Fosil binatang paling purba yang ditemukan adalah fosil inventrebata( binatang yang tidak bertulang
belakang) primitive penghuni air. Menurut catatan Dobzhansky, “struktur tubuhnya sudah amat
rumit dan maju”. Ada yang tubuh dan kulitnya bersendi-sendi. Sesungguhnya binatang ini adalah
mahkluk yang baik adaptasinya dengan lingkunganya, yang berupa laut tenang pada zaman
kuno. Kemudian dalam batuan yang terjadi sekitar 450 juta tahun yang lalu muncullah sisa-sisa
mahkluk macam baru. Mahkluk tersebut yaitu ostrakodermata, yang rupanya mirip ikan
sedangkan bentuknya kasar. Ostrakodermata memiliki kerangka dalam, tidak memiliki rahang
dan binatang ini menyusuri dasar laut sambil menghisap makananya. Binatang ini dikenal
sebagai leluhur lampre masa kini.(Moore, R. 1979).

Anda mungkin juga menyukai