Anda di halaman 1dari 8

Kabupaten Biak Numfor

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Kabupaten Biak Numfor

Lambang Kabupaten Biak Numfor


Moto: "Memantapkan Kota Jasa Sebagai Jembatan Emas Biak Sejahtera di Masa Depan"

{{{peta}}}
Peta lokasi Kabupaten Biak Numfor di Papua
Koordinat:
Provinsi Papua
Dasar hukum -
Tanggal -
peresmian
Ibu kota Biak
Pemerintahan
- Bupati Thomas Alfa Edison Ondi, S.STP
- Wakil Bupati Herry Ario Naap, S.Si., M.Pd
- DAU Rp. 464.681.810.000.-(2013)[1]
Luas 21.572 km2
Populasi
- Total 155.584 jiwa (2015)[2]
- Kepadatan 7,21 jiwa/km2
Demografi
- Agama Kristen Protestan 76.17%
Islam 19.27%
Katolik 4.19%
Hindu 0.20%
Budha 0.17%[3]
- Kode area -
telepon
Pembagian administratif
- Kecamatan 19
- Kelurahan 8 kelurahan dan 181 kampung
Simbol khas daerah
Situs web www.biakkab.go.id

Kabupaten Biak Numfor adalah salah satu kabupaten di provinsi Papua, Indonesia. Ibu kota
kabupaten ini terletak di Biak. Wilayah otonom yang kini disebut sebagai Kabupaten Supiori
pernah menjadi bagian dari kabupaten ini.

Daftar isi
 1 Pulau-Pulau
 2 Letak Geografis
 3 Iklim
 4 Sejarah
 5 Batas Wilayah
 6 Jarak dari ibu kota kabupaten ke ibu kota kecamatan
 7 Distrik/Ibukota
 8 Transportasi
 9 Olahraga
 10 Kependudukan
 11 Pendidikan
 12 Kesehatan
 13 Industri
 14 Penyiaran
 15 Referensi

Pulau-Pulau
Kabupaten Biak Numfor terdiri dari 2 (dua) pulau kecil, yaitu Pulau Biak dan Pulau Numfor
serta lebih dari 42 pulau sangat kecil, termasuk Kepulauan Padaido yang menjadi primadona
pengembangan kegiatan dari berbagai pihak. Luas keseluruhan Kabupaten Biak Numfor
adalah 5,11% dari luas wilayah provinsi Papua.

Letak Geografis

Pantai Bosnik di Biak Timur, Kabupaten Biak Numfor

Kabupaten Biak Numfor terletak di Teluk Cenderawasih pada titik 0°21'-1°31' LS, 134°47'-
136°48' BT dengan ketinggian 0 - 1.000 meter di atas permukaan laut.
Kabupaten ini merupakan gugusan pulau yang berada di sebelah utara daratan Papua dan
berseberangan langsung dengan Samudera Pasifik. Posisi ini menjadikan Kabupaten Biak
Numfor sebagai salah satu tempat yang strategis dan penting untuk berhubungan dengan
dunia luar terutama negara-negara di kawasan Pasifik, Australia atau Filipina. Letak
geografis ini memberikan kenyataan bahwa posisinya sangat strategis untuk membangun
kawasan industri, termasuk industri pariwisata.

Iklim
Berdasarkan hasil pencatatan Stasiun Meteorologi Kelas I Frans Kaisiepo Biak pada tahun
2011 dilaporkan bahwa suhu udara rata‐rata di wilayah Kabupaten Biak Numfor adalah 27,1
C dengan kelembaban udara rata‐rata 86,3%, sehingga dapat disimpulkan bahwa daerah
Kabupaten Biak Numfor termasuk kategori panas. Hal ini juga dapat dilihat dari suhu udara
minimum sekitar 24,5oC sementara suhu maksimum mencapai 30 C. Di sisi lain, curah hujan
rata‐rata yang terjadi sepanjang tahun 2011 adalah 287,5 mm, di mana curah hujan tertinggi
terjadi pada bulan Agustus yaitu 456,1 mm, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada
bulan November yaitu 123,1 mm. Sementara itu, banyaknya hari hujan rata‐rata dalam satu
bulan di Kabupaten Biak Numfor adalah 24 hari. Bahkan pada bulan September banyaknya
hari hujan hampir mencapai satu bulan, yaitu 28 hari. Sedangkan banyaknya hari hujan paling
kecil terjadi pada bulan Mei, yaitu 19 hari. BMKG juga mencatat bahwa rata‐rata penyinaran
matahari setiap bulan adalah 140,8 jam, di mana penyinaran terbesar terjadi pada bulan
Januari yaitu 203,1 jam dan paling kecil pada bulan Juni hanya 69,1 jam. Sementara pantauan
rata‐rata kecepatan angin setiap bulan masih tergolong normal yaitu 3,7 knots dan tekanan
udara sebesar 1.007,1 mba.

Sejarah

Hotel Aerotel (dulu Hotel KLM) tahun 1958


Berkas:Biak 1958.png
Biak 1958

peta Biak (1955)

Dalam fakta sejarah terungkap, pemerintahan Biak pertama kali berdiri pada 17 Juli 1918 di
Bosnik yang ketika itu masuk dalam wilayah Afedling Nieunea Utara Keresidenan Ternate
dan sekitarnya. Pada waktu pemerintah Belanda berkuasa di daerah Papua hingga awal tahun
1960-an nama yang dipakai untuk menamakan Kepulauan Biak-Numfor adalah Schouten
Eilanden, menurut nama orang Eropa pertama berkebangsaan Belanda, yang mengunjungi
daerah ini pada awal abad ke 17. Nama-nama lain yang sering dijumpai dalam laporan-
laporan tua untuk penduduk dan daerah kepuluan ini adalah Numfor atau Wiak. Fonem w
pada kata wiak sebenarnya berasal dari fonem v yang kemudian berubah menjadi b sehingga
muncullah kata biak seperti yang digunakan sekarang. Dua nama terakhir itulah kemudian
digabungkan menjadi satu nama yaitu Biak-Numfor, dengan tanda garis mendatar di antara
dua kata itu sebagai tanda penghubung antara dua kata tersebut, yang dipakai secara resmi
untuk menamakan daerah dan penduduk yang mendiami pulau-pulau yang terletak di sebelah
utara Teluk Cenderawasih itu. Dalam percakapan sehari-hari orang hanya menggunakan
nama Biak saja yang mengandung pengertian yang sama juga dengan yang disebutkan di
atas.

Tentang asal usul nama serta arti kata tersebut ada beberapa pendapat. Pertama ialah bahwa
nama Biak yang berasal dari kata v`iak itu yang pada mulanya merupakan suatu kata yang
dipakai untuk menamakan penduduk yang bertempat tinggal di daerah pedalaman pulau-
pulau tersebut. Kata tersebut mengandung pengertian orang-orang yang tinggal di dalam
hutan`,`orang-orang yang tidak pandai kelautan`, seperti misalnya tidak cakap menangkap
ikan di laut, tidak pandai berlayar di laut dan menyeberangi lautan yang luas dan lain-lain.
Nama tersebut diberikan oleh penduduk pesisir pulau-pulau itu yang memang mempunyai
kemahiran tinggi dalam hal-hal kelautan. Sungguhpun nama tersebut pada mulanya
mengandung pengertian menghina golongan penduduk tertentu, nama itulah kemudian
diterima dan dipakai sebagai nama resmi untuk penduduk dan daerah tersebut.

Pendapat lain, berasal dari keterangan ceritera lisan rakyat berupa mite, yang menceritakan
bahwa nama itu berasal dari warga klen Burdam yang meninggalkan Pulau Biak akibat
pertengkaran mereka dengan warga klen Mandowen. Menurut mite itu, warga klen Burdam
memutuskan berangkat meninggalkan Pulau Warmambo (nama asli Pulau Biak) untuk
menetap di suatu tempat yang letaknya jauh sehingga Pulau Warmambo hilang dari
pandangan mata. Demikianlah mereka berangkat, tetapi setiap kali mereka menoleh ke
belakang mereka melihat Pulau Warmambo tampak di atas permukaan laut. Keadaan ini
menyebabkan mereka berkata, v`iak wer`, atau `v`iak`, artinya ia muncul lagi. Kata v`iak
inilah yang kemudian dipakai oleh mereka yang pergi untuk menamakan Pulau Warmambo
dan hingga sekarang nama itulah yang tetap dipakai.

Batas Wilayah
Utara Kabupaten Supiori dan Samudera Pasifik
Selatan Selat Yapen
Barat Kabupaten Manokwari dan Kabupaten Supiori
Timur Samudera Pasifik

Jarak dari ibu kota kabupaten ke ibu kota kecamatan


Kepulauan Padaido, Keindahan Bawah Laut

 Kameri: 83 km
 Yemburwo: 80 km
 Korido: 42 km
 Sabar Miokre: 45 km
 Yomdori: 54 km
 Warsa: 47 km
 Korem: 36 km
 Bosnik: 20 km
 Yendidori: 8 km
 Samofa: 2 km

Distrik/Ibukota

Peta Kecamatan/Distrik di Kabupaten Biak Numfor


No. Distrik Ibu kota No. Distrik Ibu kota
1 Biak Barat Yomdori 11 Yawosi Wasori
2 Biak Kota Biak Kota 12 Swandiwe Wombrisaw
3 Biak Timur Bosnik 13 Yawosi Wasori
4 Biak Utara Korem 14 Bondifuar Sansundi
5 Kepulauan Padaidio Pai 15 Andey Rodifu
6 Numfor Barat Kameri 16 Bruyadori Duai
7 Numfor Timur Yenburwo 17 Poiru Andei
8 Samofa Darfuar 18 Aimando Pasi
9 Warsa Ammoy 19 Orkeri Pakreki
10 Yendidori Yendidori

Transportasi

Bandara Frans Kaisiepo Biak

Transportasi utama Kabupaten Biak Numfor adalah Bandar Udara. Bandar Udara Frans
Kaisiepo merupakan bandar udara Internasional pertama di wilayah Papua dengan panjang
landasan pacu hampir 3,6 km. Dimasa tahun 1990 an pernah melayani rute penerbangan
Internasional ke Los Angeles USA melalui Honolulu. Untuk transportasi darat panjang jalan
di Kabupaten Biak Numfor mencapai 703,74 Km yang terdiri dari Jalan Nasional (65,66
Km), Jalan Provinsi (193,51 Km), dan Jalan Kabupaten (444,56 Km). Dari total panjang jalan
tersebut, 96,9 persen Jalan Provinsi sudah diaspal, dan 92,13 persen Jalan Kabupaten sudah
diaspal.

Olahraga
Berkas:Psbsbiak.png
Logo PSBS Biak

Klub sepak bola wilayah ini adalah PSBS Biak Numfor yang bermarkas di Stadion
Cenderawasih dan bermain di Divisi Utama Liga Indonesia. Klub ini dikenal dengan nama
julukan " Napi Bongkar"

Kependudukan
Berdasarkan proyeksi penduduk pertengahan tahun dengan dasar data hasil Sensus Penduduk
Tahun 2010, jumlah penduduk Kabupaten Biak Numfor Tahun 2011 adalah 130.593 jiwa
yang terdiri dari 67.194 laki‐laki dan 63.399 perempuan. Jumlah penduduk paling besar
berada di Distrik Biak Kota sebesar 43.134 jiwa dengan kepadatan penduduk 1.005,69 jiwa
per km2.

Pendidikan
Pada tahun 2011 Kabupaten Biak Numfor memiliki 250 sekolah yang meliputi 19 Taman
Kanak-kanak, 161 Sekolah Dasar/ 1 Madrasah Ibtidaiyah, 46 SLTP/ 1 Madrasah Tsanawiyah,
16 SMU dan 6 Sekolah Kejuruan. Secara umum penyebaran sekolah di wilayah Kabupaten
Biak Numfor masih bervariasi menurut jenisnya. Untuk Taman Kanak-kanak masih terpusat
di Distrik Biak Kota dan Distrik Samofa masing-masing sebanyak 7 dan 9. Tiga distrik lain
yaitu Distrik Numfor Timur, Distrik Biak Timur dan Distrik Warsa hanya terdapat 1 TK.
Sedangkan distrik lain belum ada TK yang beroperasi. Berbeda dengan TK, seluruh distrik di
Kabupaten Biak Numfor sudah memiliki SD dan SLTP. Kecuali Distrik Bondifuar yang tidak
memiliki SLTP. Sementara itu terdapat 11 perguruan tinggi yang beroperasi di Kabupaten
Biak Numfor, IISIP YAPIS, Akademi Perikanan Kamasan Biak, Akademi Teknik
Biak,Sekolah Tinggi Ilmu Hukum (STIH) Biak, Akademi Pariwisata, Universitas
Cendrawasih kelas ekstensi, Akademi Kebidanan Biak, Akademi Keperawatan Biak, Sekolah
Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Biak, Institut Kristen Papua, dan Sekolah
Tinggi Agama Kristen Oikumene. Dari kesebelas perguruan tinggi tersebut, yang mempunyai
jumlah mahasiswa paling banyak adalah IISIP YAPIS dan STKIP masing-masing 973 dan
837 mahasiswa.

Kualitas sarana pendidikan di terutama Akedemi dan Universitas dirasakan belum cukup baik
dibandingkan daerah lain, mengakibatkan banyaknya siswa yang melanjutkan pendidikan
selepas SMU ke luar Biak.

Kesehatan
Di Kabupaten Biak Numfor terdapat tiga rumah sakit yang masuk dalam jejaring JKN atau
program BPJS kesehatan, yaitu satu Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan dua rumah
sakit militer milik TNI AL dan TNI AU. RSUD Kabupaten Biak Numfor mempunyai fasilitas
berupa ruang rawat inap sebanyak 12 sal dengan kapasitas sekitar 250 tempat tidur tetapi
masih dirasakan masyarakat kurang memiliki fasilitas yang layak sebagai Rumah Sakit
rujukan di Papua.RSAL Biak terletak di dalam Pangkalan TNI AL Biak di JL Sorido
memiliki fasilitas yang cukup lengkap dengan ruang rawat inap sebanyak 15 sal dengan
kapasitas 56 tempat tidur. Selain itu RSAL memiliki fasilitas pemeriksaan check up untuk
pemeriksaan calon pegawai, taruna, bintara dan tamtama. RSAL Biak merupakan rumahsakit
tingkat IIIB sekelas dengan RSAL Jayapura.

Industri

Reruntuhan Hotel Marau akibat dijarah

Pertumbuhan Industri di Kabupaten Biak Numfor dalam beberapa dekade ini terasa stagnan,
bahkan mengalami penurunan. Hal ini dirasakan semenjak tutupnya Hotel Bintang Lima
pertama di Papua, yaitu Hotel Marauw, dan terhentinya pabrik pengalengan ikan Biak Mina
Jaya. Yang lebih memprihatinkan Hotel Marauw hancur akibat penjarahan oleh orang-orang
yang tidak bertanggung jawab. Dekade tahun awal 1990-an, Kota Biak pernah melayani rute
penerbangan Internasional Bali - Biak - Honolulu - Los Angeles. Disayangkan rute
penerbangan Internasional ini tutup.
Industri Pariwisata yang diharapkan untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah belum
membuahkan hasil. Kondisi ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah Biak Numfor
untuk memajukan industri pariwisata. Pembenahan infrastruktur di bidang pariwisata mutlak
di lakukan agar wisatawan mancanegara/ lokal merasa nyaman dalam melakukan kunjungan
ke objek-objek wisata.

Perkembangan investasi dirasakan sangat lambat, kendala yang utama dirasakan investor
adalah masalah kepastian hukum atas tanah. Seringkali terjadi gugatan masyarakat adat
terhadap tanah mengakibatkan mundurnya minat investor dalam berinvestasi.

Posisi pulau Biak yang strategis diminati oleh Rusia untuk menjadikan Pulau Biak sebagai
tempat peluncuran Satelit. Rencana ini sempat mencuat harapan akan masuknya investor dari
Rusia ke Biak. Tetapi disayangkan sampai saat ini rencana tersebut ditunda karena hal-hal
yang belum jelas.

Visi untuk menjadikan Biak sebagai kota Jasa, sampai saat ini belum tercapai jika tidak ada
investor yang masuk untuk membangun kota Biak. Hal inilah yang membuat perkembangan
Kota Biak terasa lambat selama beberapa tahun belakangan ini.

Penyiaran
iNews TV Biak Numfor adalah stasiun televisi lokal di Biak Numfor sejak tahun 2010,
Terletak di kanal 56 UHF. Menyiarkan acara relay dari RCTI seperti Seputar Indonesia juga
produksi acara. Selain itu terdapat Mensahe TV yang letaknya di channel 38 UHF, yang
menyajikan sinetron, telenovela, hiburan, musik, serta juga acara lainnya seperti event acara
di Jakarta dan kota kota lain. Bila Mensahe TV tidak siaran pada hari besar ataupun Minggu
maka akan diganti menjadi TV nasional.

Referensi
1. ^ "Perpres No. 10 Tahun 2013". 2013-02-04. Diakses tanggal 2013-02-15.
2. ^ "Kabupaten Biak Numfor Dalam Angka 2015", diakses tanggal 14 Agustus 2017
3. ^ "Kabupaten Biak Numfor Dalam Angka 2015", diakses tanggal 14 Agustus 2017

 Sistem Politik Tradisional Etnis Byak: Kajian tentang Pemerintahan Tradisional


Antropologi Papua, Volume 1. No. 3 Agustus 2003 oleh Dr. J.R. Mansoben, MA
 Master Wilayah Skema 456 Kabupaten/Kota (Keadaan Desember 2007), halaman
1.398-1.401

Anda mungkin juga menyukai