Anda di halaman 1dari 1

CANDIPURO – Untuk mewujudkan wilayah terbebas dari buang air besar sembarangan

(Babs) masyarakat Dusun II Desa Beringinkencana Kecamatan Candipuro mencipatakan trik


hemat biaya dalam pembangunan Jamban.
Selama ini masyarakat diwilayah Candipuro terbentur masalah biaya untuk mewujudkan
jamban sehat yang diinginkan. Ternyata, mindset tersebut kini perlahan bisa dikikis oleh
warga yang memiliki trik tersendiri dalam pembangunan jambanisasi.
“Dengan menggunakan tiram atau gabah pembuatan jamban bisa hemat hingga 80 persen,”
ujar Romlan (35) warga Desa Beringinkencana kepada Radar Lamsel, Rabu (3/8) kemarin.
Romlan menjelaskan, pembangunan jambanisasi selama ini ditaksir mencapai jutaan rupiah.
Tetapi kini dengan hanya bermodalkan 2 sak semen, jamban sehat bisa diciptakan.
“Bermodalkan dua sak sement sudah bisa diciptakan jamban sehat,” ungkapnya.
Dia lantas berbagi trik kepada publik. Tanah yang sudah digali berbentuk lingkaran, dengan
kedalaman 1,5 – 2 meter. Kemudian lubang septic tank yang masih berbentuk tanah itu diberi
lapisan terpal yang mengelilingi diameter lubang tersebut. Kemudian terpal diisi dengan
tiram (gabah). “Sediakan jarak dari tanah ke terpal setidaknya 10 cm, ruang kecil antara jarak
dan tanah lalu di cor,” kata Romlan.
Setelah coran mengering, sambung dia, terpal berisi tiram yang tertanam bisa diangkat
kembali. Tujuannya untuk menghemat biaya. “Jika menggunakan bata untuk mengelilingin
dinding lubang septic tank, itu bisa memakan biaya hingga Rp 1,5 juta. Namun dengan
metode ini hanya memerlukan 2 sak semen atau sekitar Rp 200 ribu” beber dia.
Lebih lanjut Romlan mengatakan, metode ini sudah direalisasikan kepada masyarakat Dusun
II agar terbebas dari Babs.
Selama ini, kata dia, masyarakat enggan membangun jamban sehat dikarenakan tidak
memiliki biaya. “Selain biaya untuk material, biaya pekerja juga dijadikan sebagai alasan,”
ungkapnya.
Saat ditanya perihal biaya operasiaonal? Ia mengatakan, disinilah gotong royong masyarakat
diperlukan. Bagi yang belum memiliki jamban sehat, mengadakan kerjasama untuk
bergotong royong membangun dari satu rumah kerumah lainnya.
“Setelah satu rumah selesai, lalu pindah kerumah lainnya yang belum memiliki jamban sehat.
Simple saja, tidak banyak biaya” katanya lagi.
Menanggapi hal tersebut Kepala Desa Beringinkencana Sutanto mengapresiasi kegiatan
gotong royong didesanya tersebut. Hal ini diakui untuk meminimalisir masyarakat yang
belum memiliki jamban sehat. “Hampir 30 persen masyarakat Beringinkencana masih belum
memiliki jamban sehat,” ujar Ketua Apdesi Kecamatan Candipuro ini.
Denga upaya yang dilakukan masyarakatnya untuk merubah mindset masyarakat melalui
metode tersebut, tentunya jamban sehat yang hemat biaya bisa menjadi harapan warga yang
belum memiliki jamban. “Untuk jamban, kami berikan bantuan, untuk pengerjaannya
dilakukan secara gotong royong,” pungkasnya. (ver)

Anda mungkin juga menyukai