Jbptitbpp GDL Ryansurjau 33893 3 2009ta 2 PDF
Jbptitbpp GDL Ryansurjau 33893 3 2009ta 2 PDF
BAB II
GEOLOGI CEKUNGAN TARAKAN
5
Pola Sedimentasi dan Pemodelan Fasies pada Formasi Santul, Cekungan Tarakan, Kalimantan Timur
Siklus 1
Siklus sedimentasi ini terdiri dari Formasi Sujau, Mangkabua, dan Seilor,
yang terendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Danau atau Sembakung
6
Pola Sedimentasi dan Pemodelan Fasies pada Formasi Santul, Cekungan Tarakan, Kalimantan Timur
Siklus 2
Siklus sedimentasi yang kedua dimulai dengan diendapkannya Formasi
Tempilan secara tidak selaras di atas Formasi Mangkabua. Kemudian terjadi
transgresi regional yang diikuti oleh pengendapan Formasi Tabalar secara selaras
di atas Formasi Tempilan dan secara lokal diendapkan tidak selaras di atas
Formasi Seilor. Formasi Tabalar berangsur berubah menjadi Formasi Birang pada
cekungan bagian selatan dan menjadi Formasi Mesalai atau Naintupo pada
cekungan bagian utara.
Siklus 3
Siklus ini dimulai proses pengendapan deltaik yang berprogradasi dari
barat – timur. Pada cekungan bagian selatan, siklus ini dimulai dengan
pengendapan Formasi Latih secara tidak selaras di atas Formasi Birang, yang
diikuti oleh pengendapan Formasi Menumbar secara selaras di atas Formasi Latih
dan secara tidak selaras di atas Formasi Birang pada Subcekungan Muara. Pada
cekungan bagian utara, siklus ini menghasilkan Formasi Meliat, Tabul, dan Santul
yang terendapkan pada fase regresi lingkungan deltaik – transisi.
Siklus 4
Pada siklus ini diendapkan Formasi Sajau secara selaras di atas Formasi
Menumbar, sedangkan Formasi Tarakan menindih secara tidak selaras formasi
yang lebih tua. Formasi Sajau terdapat pada Subcekungan Muara dan berubah
menjadi Formasi Domaring ke arah barat. Formasi Tarakan berkembang pada
Subcekungan Tidung dan Tarakan. Ke arah timur, formasi ini berubah secara
berangsur menjadi serpih dan batugamping.
7
Pola Sedimentasi dan Pemodelan Fasies pada Formasi Santul, Cekungan Tarakan, Kalimantan Timur
8
(Achmad and Samuel, 1984; Lentini and Darman, 1996)
Pola Sedimentasi dan Pemodelan Fasies pada Formasi Santul, Cekungan Tarakan, Kalimantan Timur
Siklus 5
Pada siklus ini diendapkan Formasi Bunyu secara tidak selaras di atas
Formasi Tarakan. Formasi Bunyu diendapkan pada lingkungan upper deltaic
plain – fluvial dan pada lingkungan non deltaic akan terendapkan Formasi Waru.
9
Pola Sedimentasi dan Pemodelan Fasies pada Formasi Santul, Cekungan Tarakan, Kalimantan Timur
pada Eosen Tengah – Akhir dan berhenti pada Miosen Tengah (Burollet and Salle,
1981 op. cit. Lentini and Darman, 1996; Situmorang, 1983 op. cit. Lentini and
Darman, 1996).
Fase tektonik ekstensi ini membuka Cekungan Tarakan ke arah timur,
yang diindikasikan oleh kehadiran blok sesar enechelon dengan kemiringan ke
arah timur. Pembukaan dari Laut Sulawesi ini diinterpretasikan berhubungan
dengan peristiwa tektonik yang sama dengan tektonik yang membuka Laut Cina
Selatan (Rangin, 1991 op. cit. Lentini and Darman, 1996).
Gambar 2.3 Struktur geologi Cekungan Tarakan (Netherwood and Wight, 1992)
10
Pola Sedimentasi dan Pemodelan Fasies pada Formasi Santul, Cekungan Tarakan, Kalimantan Timur
Pliosen – Resen
Fase tektonik terakhir menghasilkan lipatan berarah relatif baratlaut –
tenggara. Lima lipatan utama, dari utara ke selatan urutannya adalah lipatan
Sebatik, Ahus, Bunyu, Tarakan, dan Latih. Struktur ini dibentuk akibat kompresi
yang berarah timurlaut – baratdaya.
Formasi Seilor
Proses pemekaran Laut Sulawesi pada akhir dari Eosen Tengah terus
berjalan bersamaan dengan pengangkatan pada bagian barat Subcekungan
Tarakan, dan mengontrol siklus sedimentasi pada daerah ini. Pengangkatan
tersebut diikuti proses erosi dan dimulai pengendapan Seilor, yang terendapkan
11
Pola Sedimentasi dan Pemodelan Fasies pada Formasi Santul, Cekungan Tarakan, Kalimantan Timur
secara tidak selaras di atas formasi yang lebih tua (Biantoro et al., 1996; Hidayati
et al., 2007).
Formasi Seilor didominasi oleh batugamping dan membentuk paparan
karbonat. Secara lokal, batugamping mengandung dolomit terutama jika kontak
dengan batuan di atasnya adalah erosional. Kehadiran Nummulites, Eulepidina,
dan Lepidocyclina mengindikasikan umur formasi ini adalah Oligosen Awal
(Achmad and Samuel, 1984).
Formasi Mangkabua
Formasi Mangkabua diendapkan secara selaras di atas Formasi Seilor,
yang dicirikan oleh napal masif dan tebal. Pada formasi ini, hadir Nummulites
fichteli yang mengindikasikan umur Oligosen (Marks, 1957 op. cit. Achmad and
Samuel, 1984). Kebanyakan formasi ini mengalami erosi yang terjadi pada
pengangkatan Oligosen Akhir (Achmad and Samuel, 1984).
Formasi Tempilan
Formasi ini diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Mangkabua,
tersusun atas perselingan batupasir, tuf, serpih, dan lapisan batubara. Foraminifera
besar yang hadir adalah Lepidocyclina dan Heterostegina, yang mengindikasikan
umur Oligosen Akhir (van der Vlerk, 1925 op. cit. Achmad and Samuel, 1984).
Distribusi dari formasi ini belum diketahui secara jelas, kemungkinan
terakumulasi pada depresi atau graben secara lokal (Achmad and Samuel, 1984).
Formasi Tabalar
Formasi ini diendapkan selaras di atas Formasi Tempilan. Formasi ini
didominasi oleh batugamping dan berumur Oligosen Akhir – Miosen Awal,
merepresentasikan paparan karbonat dengan perkembangan lokal terumbu
(Achmad and Samuel, 1984). Batugamping mengandung Lepidocyclina dan
Nummulites (Achmad and Samuel, 1984). Ke arah barat, batugamping Tabalar
berangsur berubah menjadi perselingan napal, batugamping, dan serpih yang
12
Pola Sedimentasi dan Pemodelan Fasies pada Formasi Santul, Cekungan Tarakan, Kalimantan Timur
dinamakan Formasi Mesalai atau merupakan bagian bawah dari Formasi Naintupo
(Marks, 1957 op. cit. Achmad and Samuel, 1984).
Formasi Naintupo
Formasi Naintupo diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Tabalar,
terdiri dari serpih, napal, dan lapisan batugamping kaya foram plankton (Leopold,
1928 op. cit. Achmad and Samuel, 1984). Umur Formasi ini berumur Miosen
Awal – Tengah berdasarkan kehadiran foraminifera plankton (Achmad and
Samuel, 1984). Pengendapan Formasi Naintupo diakhiri oleh pengangkatan dan
berakhirnya fase ekstensi.
Formasi Meliat
Formasi Meliat diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Naintupo
(Achmad and Samuel, 1984). Formasi ini terdiri dari batupasir halus – kasar,
serpih, dan batubara dan merupakan awal dari sedimentasi deltaik (Achmad and
Samuel, 1984).
13
Pola Sedimentasi dan Pemodelan Fasies pada Formasi Santul, Cekungan Tarakan, Kalimantan Timur
Formasi Tarakan
Formasi Tarakan diendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Santul,
disusun oleh batupasir, serpih, dan sisipan batubara berumur Pliosen (Achmad and
Samuel, 1984). Ke arah timur, formasi ini berubah secara berangsur menjadi
serpih dan batugamping.
Formasi Bunyu
Formasi Bunyu terendapkan secara tidak selaras di atas Formasi Tarakan
selama transgresi pada umur Pleistosen, terdiri dari batupasir, serpih, dan sisipan
lignit (Achmad and Samuel, 1984).
14