PEMBAHASAN
I.
Gambar 1. : Struktur regional Kalimantan (Satyana et al., 1999) dan Cekungan Kutai
(Van de weerd dan Armin, 1992)
TEKTONIKA
Dari Gambar 2 terlihat bahwa kerak samudera yang berasal dari tenggara
Kalimantan mendesak massa kerak benua Schwaner ke arah baratlaut,
dikarenakan massa kerak Schwaner sangat kuat maka kerak samudera mengalami
patah sehingga ada yang turun ke bawah dan naik ke atas. Karena di dorong terus
dari arah Irian Jaya terjadilah obduksi yang akhirnya membentuk batuan ofiolit
pada pegunungan Meratus. Ketika kerak samudera mengalami tekanan dari arah
tenggara sudah sampai pada titik jenuh maka kerak tersebut patah dan karena
adanya arus konveksi dari bawah kerak maka terjadilah bukaan (rifting) yang
TEKTONIKA
kemudian terisi sedimen sehingga menyebabkan terbentuknya cekungancekungan yang berarah relatif utaraselatan seperti Cekungan Kutai.
II.
oleh tiga satuan morfologi. Di bagian Tengah bentang alam berbukit yang
sebagian bergelombang, delta Mahakam di bagian Timur dan bagian Barat adalah
dataran berawa.
Daerah perbukitan di bagian tengah dalam menempati lebih dari setengah
lembar samarinda. Delta Mahakam menjorok ke laut. Delta Mahakam merupakan
contoh khas delta yang membentuk kaki burung. Dataran berawa di bagian Barat
laut terisolir oleh Sungai Mahakam, karena pengangkatan terjadi di perbukitan
di sebelah Timur maka pengalirannya terhambat dan mengakibatkan pembentukan
rawa dan danau di pedalaman.
III.
TEKTONIKA
bagian timur terbuka dan terhubung dengan laut dalam dari Cekungan Makassar
bagian Utara.
Sedimentasi di Cekungan Kutai
dapat dibagi menjadi dua yaitu,
sedimen Paleogen yang secara
umum bersifat transgresif dan
fasa sedimentasi Neogen yang
secara umum bersifat regresif
(Allen dan Chambers, 1998
dalam Rienno Ismail, 2008).
Sedimen-sedimen yang
mengisi
Cekungan
Kutai
banyak
terdeformasi
oleh
pantai.
Intensitas
arah
timur,
sedangkan
lipatan di daerah dataran pantai dan lepas pantai terjal, antiklin yang sempit
dipisahkan oleh sinklin yang datar. Kemiringan cenderung meningkat sesuai umur
lapisan pada antiklin. Lipatan-lipatan terbentuk bersamaan dengan sedimentasi
berumur Neogen. Banyak lipatan-lipatan yang asimetris terpotong oleh sesar-sesar
naik yang kecil, secara umum berarah timur, tetapi secara lokal berarah barat.
Pada Kala Oligosen (Tersier awal) Cekungan Kutai mulai turun dan
terakumulasi sediment-sediment laut dangkal khususnya mudstone, batupasir
sedang dari Formasi serpih Bogan dan Formasi Pamaluan. Pada awal Miosen,
pengangkatan benua (Dataran Tinggi Kucing) ke arah barat dari tunjaman
menghasilkan banyak sedimen yang mengisi Cekungan Kutai pada formasi deltadelta sungai, salah satunya di kawasan Sangatta. Ciri khas sedimen-sedimen delta
terakumulasi pada Formasi Pulau Balang, khususnya sedimen dataran delta bagian
bawah dan sedimen batas laut, diikuti lapisan-lapisan dari
TEKTONIKA
Gambar 5. :
Cekungan Kutai dari Oligosen Akhir- sekarang (Beicip, 1992, op.cit. Allen dan Chambers, 1998.)
oleh sesar mendatar yang terjadi kemudian. Sesar turun terjadi pada kala Pliosen.
Di daerah Embalut terdapat lipatan yang membentuk antiklin maupun sinklin.
Gambar 6. :
Peta Geologi dan Penampang Lembar Samarinda - Kalimantan Timur
(S.Supriatna, Sukardi, & E.Rustandi)
TEKTONIKA