Anda di halaman 1dari 27

A-172

Group 5

Analysis of Financial Statement


PT Indosat Tbk and PT XL Axiata Tbk
Fildzah Imas M – Rocky T. Pantouw – Yoke Yolanda
Horizontal Analysis PT INDOSAT Tbk and PT XL Axiata 2016-2017

Berikut ini adalah gambaran besar dari perubahan persentase pada pos aktiva dan passiva
pada neraca keuangan PT Indosat Tbk dan PT XL Axiata Tahun 2016-2017


Dari hasil pengukuran metode analisis horizontal terlihat bahwa persentase
perubahan paling besar oleh PT Indosat Tbk. Pada pos aktiva, aset tetap mengalami
penurunan sekitar 3,7% dan pada pos passiva yaitu kewajiban lancar mengalami penurunan
cukup besar hingga 15,1%. Adanya penurunan ini berdampak pada penurunan total liabilitas
dan ekuitas sebesar 2,2%. Sementara itu untuk PT XL Axiata Tbk, tidak terlihat adanya
penurunan pada pos aktiva maupun passiva. Keduanya baik aktiva maupun passiva sama-
sama mengalami kenaikan yaitu sebesar 3%.
Untuk pembahasan rinci mengenai pos apa saja yang menyebabkan perubahan
aktiva dan passiva, dapat dilihat pada tabel dan analisis di bawah ini.


Statement of Financial Position PT INDOSAT Tbk 2016-2017


• Total assets berkurang sebanyak 0.3% atau sebesar 177.644 juta. Hal ini disebabkan
oleh non current assets mengalami penurunan sebanyak 3.7% atau 1.583.454 juta
meskipun pada current assets mengalami kenaikan yang cukup tinggi yakni 17.4%
atau sebesar 1.405.790 juta.
• Kenaikan pada current assets paling tinggi dipengaruhi oleh trade receivables third
parties (perusahaan lokal) sebesar 47% atau sebesar 1.120.409 juta. Berikut
ditampilkan rincian dari piutang usaha pada tahun 2017.

• Ada penambahan inventories yang dilakukan oleh PT.Indosat Tbk sebesar 10.8% atau
8.548 juta dari tahun sebelumnya.
• Kenaikan current prepaid tax atau pajak dibayar dimuka naik seiring adanya kenaikan
volume transaksi sebesar 59.4% atau 118.370 juta.
• Pada tahun 2017 adanya penambahan asset baru yang dimasukan dalam golongan
non current assets or disposal groups classified sehubungan dengan APE setelah
adanya persetujuan RUPSLB APE pada tanggal 13 Oktober 2017 atas rencana
divestasi sebagian APE yang akan menyebabkan grup tidak lagi mengendalikan APE
sebesar 591.685 juta dan berikut rinciannya:


• Pada tahun 2017 PT Indosat Tbk melakukan penambahan investasi pada entitas
asosiasi dimana adalah perusahaan tertutup yaitu ke Mountain Indosat Company
Limited senilai 8.637 juta, Palapa Satelit Nusa Sejahtera 23.957 juta, dan PT Satera
Manajemen Persada Indonesia sebesar 6 juta. Dengan adanya tambahan investasi,
kemudian muncul berkembangnya nilai investasi dari tahun 2016-2017
mendapatkan penambahan sebesar 60.8% atau 93.282 juta.
• Property and equipment mengalami pengurangan selain pembebanan penyusutan
ditambah lagi dengan pelepasan asset sehubungan dengan persetujuan APE atas
penjualan assets perusahaan mendapatkan keuntungan 47.488 juta.


• Dari sisi total keseluruhan liabilities PT Indosat Tbk mengurangi rasio total liabilities
sebanyak 2.2% dari tahun sebelumnya. Hal ini dipengaruhi dengna berkurangnya
current liabilities sebesar 15.1% atau 2.886.135 juta dan juga diikuti bertambahnya
non current liabilities sebesar 11.8% atau 2.070.056 juta.
• Pada tahun 2017 perusahaan tidak memiliki short terms loans karena telah
mengembalikan pinjaman dari Mizuho dan CIMB Niaga.
• Dalam current accrued expense ada penambahan sebagai berikut:


• Untuk current maturities of bank loans terdiri dari BCA, HSBC Indonesia, HSBC
France, PT Indonesia Infrastructure Finance dan institusi lainnya. Pada account ini
mengalami penurunan karena hutang pada ANZ banking Group Ltd, PT Bank
Sumitomo Mitsui Indonesia, AB Svensk Export kredit Sweden, CIMB Niaga, Citibank
telah selesai.
• Untuk Non Current Liabilities account yang paling berpengaruh adalah penambahan
Bonds payable sebesar 28.4% atau sebesar 2.573.821 juta dari tahun sebelumnya
dan SUKUK sebesar 67.5% atau sebesar 685.462 juta tercatat selama tahun 2017
perusahan menerbinkan PUB II tahap II sebesar Rp 2.720.000 dan PUB Tahap I
sebesar Rp 2.700.000.
• Untuk SUKUK terdapat kenaikan sebanyak 67.5% atau 685.462 juta hal ini
disebabkan pada tahun 2017 perusahaan menerbitkan PUB ijarah II tahap I sebesar
Rp 300.000 dan PUB Ijarah II Tahap II sebesar Rp 700.000
• Dalam total EQUITY terdapat kenaikan sebesar 4.5% atau sebesar 638.415 dengan
adanya peningkatan Retained earning perusahaan 7% dari tahun sebelumnya atau
sebesar 748.995 juta.
Statement of Profit and Loss and Other Comprehensive Income PT Indosat Tbk 2016-2017


• PT. Indosat Tbk mendapatkan kenaikan profit dari sisi operasional sebanyak 2.1%
atau sebesar 26.274 juta dari tahun sebelumnya.
• Dari sisi sales dan revenue hanya mengalami pertumbuhan sebesar 2.5% hal ini
diikuti dengan kenaikan expenses seperti interconnection expenses, maintenance
and overhaul expenses dan juga ada other expenses yang mengalami kenaikan
15.7% atau sebesar 164.589 juta
• Perusahaan tidak sedang dalam menekan cost operasional karena seiring dengan
kenaikan penjualan biaya yang dikeluarkan juga meningkat. Trend positif terjadi
pada Sales and Revenue namun pada expenses terjadi trend negatif dimana
expenses juga meningkat namun perusahaan bisa mengurangi employee benefit
expenses sebesar 4.4%
• Dengan adanya kenaikan total comprehensive profits dari tahun sebelumnya yaitu
15.4% EPS perusahaan juga meningkat 2.8%

Statement of Financial Position PT XL Axiata 2016-2017


• Total assets mengalami pertumbuhan sebesar 3% atau sebesar 3% hal ini disebabkan
adanya kenaikan dari total current assets sebanyak 5% atau sebesar 373.879 juta
dan pertumbuhan non current assets sebesar 2% atau sebesar 1.051.276 juta.
• Kenaikan current assets paling banyak di pengaruhi oleh akun cash yang tumbuh
sebesar 75% dari tahun sebelumnya atau 1.055.433 berikut rinciannya:

• Untuk trade receivables pada third party mengalami penurunan sebesar 13% dan
untuk related party mengalami kenaikan 49% dengan rincian sebagai berikut:


• Inventory PT XL Axiata Tbk mengalami penurunan sebesar 11% atau senilai 17.775
juta.
• Adanya penambahan property dan equipment oleh PT XL Axiata Tbk asset dalam
penyelesaian pada tanggal 31 Desember 2016 dan 31 Desember 2016 terutama
terdiri dari peralatan BTS baru, backbone dan perangkat lainnya yang akan atau
sedang dipasang. Selain itu, adanya penjualan asset yang dihapus bukukan pada
tahun buku yang berakhir pada 31 Desember 2017 sehingga adanya peningkatan
property and equipment sebesar 5% atau 1.750.957 juta.


• Total liability dari PT XL Axiata tumbuh 3% atau sebesar 1.003.450 juta hal ini diikuti
dengan pertumbuhan current liabilities sebesar 5% dan non current liabilities
sebesar 1%.
• Salah satu account yang mempengaruhi Current liabilities adalah trade payables
third parties mengalami kenaikan15% dari tahun sebelumnya karena adanya
penambahan pembelian fixed asset dengan rincian sebagai berikut:

• Account yang mempengaruhi bertambahnya non current liabilities adalah
bertambahnya long term finance lease liabilities karena pembelian fixed assets
sehingga menyebabkan pertumbuhan 25%.
• Ada penambahan long term liabilities SUKUK sebesar 88% dari tahun 2016, pada
tanggal 28 April 2017 Perseroan menerbitkan Sukuk Ijarah dengan nama SUKUK
ijarah berkelanjutan I tahap II tahun 2017 sebesar Rp 2.180.00, yang menyebabkan
naiknya long term liabilities dari PT XL Axiata tbk berikut rinciannya:



• Untuk equity mengalami kenaikan sebesar 2% hal ini dipengaruhi oleh retained
earning yang dihasilkan perusahaan yang mengalami pertumbuhan sebesar 5% dari
tahun sebelumnya.






Statement of Profit and Loss and Other Comprehensive Income PT XL Axiata Tbk 2016-
2017


• Sales and revenue operasional mengalami pertumbuhan sebesar 7% diikuti juga
dengan penambahan expenses yang dikeluarkan oleh PT XL Axiata (dapat dilihat
dalam table). Namun PT XL Axiata tetap menghasilkan Profit yang sama dengan
tahun 2016 sehingga tidak ada peningkatan profit dan menyebabkan EPS turun
sebanyak 8% dari tahun lalu.
• Trend positif terjadi pada Sales and revenue karena ada kenaikan 7%, untuk
depreciation and amortization adanya asset yang dilepas sehingga terjadi penurunan
jumlah. Kenaikan trend positif diikuti juga trend negatif dari expenses yaitu ikut
bertambah, dari sini perusahaan tidak sedang menggunakan strategy cost leadership
karena tidak ada biaya yang ditekan.
• Adanya other income pada tahun 2016 pada Statement of Profit and loss yang cukup
mempengaruhi penghitungan profit perusahaan yang selisihnya sebesar 75%


Kesimpulan Analisis Horizontal PT XL Axiata Tbk dan PT INDOSAT Tbk
• Dalam perbandingan Statement of financial Position dapat dilihat bahwa PT XL
Axiata tbk mengalami kenaikan assets, liabilities dan equity sebanyak 3%, sedangkan
PT Indosat Tbk mengalami penurunan sssets, liabilities dan equity sebanyak 0.3%
dari tahun sebelumnya. Hal yang perlu diperhatikan kenaikan assets PT XL Axiata
sebanyak 3% diikuti oleh kenaikan liabilities sebanyak 3% dari tahun sebelumnya dan
kenaikan equity hanya 2% dari tahun sebelumnya karena pada tahun 2017 PT XL
Axiata melakukan penambahan assets yang menyebabkan bertambahnya liabilities
jika dibandingkan dengan PT Indosat dimana mengalami pengurangan sebesar 0.3%
namun berhasil menurunkan liabilities-nya sebesar 2.2% hal ini seperti tidak adanya
short terms loan. Dan juga equity berkembang sebesar 4.5%
• Berdasarkan Statement of Profit and loss kinerja PT XL Axiata jika dilihat dari
operasional sales revenue mengalami kenaikan sebesar 7% namun hal tersebut juga
diikuti oleh naiknya biaya usaha dan juga other income tidak sebesar tahun
sebelumnya sehingga tidak ada peningkatan profit dari tahun 2016 ke 2017 yang
menyebabkan EPS turun 8%. Sedangkan untuk operasional PT Indosat Tbk Sales and
revenue hanya mengalami kenaikan 2.5% dari tahun sebelumnya kenaikan ini juga
diikuti naiknya biaya yang dikeluarkan oleh ISAT dan juga secara perhitungan ISAT
mengalami pertumbuhan profit sebesar 2.1% yang menyebabkan kenaikan EPS
sebesar 2.8%.




Vertical Analysis Statement of Financial Position PT Indosat Tbk and PT XL Axiata Tbk 2016-2017

Dari analisis vertikal dapat dilihat bahwa kedua perusahaan mengalami kenaikan current assets. Tahun 2017 ISAT memiliki proporsi
18,7% dan EXCL memiliki proporsi 12,7% aset lancar terhadap total aset. Adanya kenaikan ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki
likuiditas dan dilihat pada angka cash and cash equivalent. Selain itu current prepaid memiliki nilai tinggi. Untuk ISAT, nilai piutang juga menjadi
acuan mengapa aset lancarnya meningkat. Sementara itu untuk aset tetap, kedua perusahaan mengalami penurunan proporsi terhadap total
aset. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tidak terlalu berfokus pada aktivitas investasi, seperti penambahan PPE dan akuisisi perusahaan.
Berdasarkan analisis vertical (common size) pada pos aktiva lancar, selama dua tahun berturut-turut terlihat bahwa untuk PT XL Axiata,
proporsi terbesar ada pada akun current prepaid expenses atau biaya dibayar dimuka sebesar 7,3% (2016) dan 6,1% (2017). Selain itu juga
proporsi cash and cash equivalent juga meningkat sebesar 2,5% (2016) dan 4,4% (2017). Hal ini disebabkan karena jumlah cash in bank
meningkat mencapai 99% atau sebesar 662 miliar dari tahun 2016 ke 2017. Deposito berjangka atau time deposits juga meningkat di tahun
tersebut sebesar 75,3% atau sebesar 1.055 miliar. Untuk beban dibayar dimuka, adanya penurunan karena beban tersebut mencakup beban
pemakaian spectrum 2G dan 3G. EXCL mengurangi beban tersebut untuk mengoptimalkan jaringan 4G LTE. Piutang derivatif muncul pada
tahun 2017 dikarenakan adanya kontrak swap pada valuta asing dan opsi call spread.
Dari sisi PT Indosat Tbk, proporsi terbesar ada pada akun current prepaid expenses sebesar 5,9% (2016) dan menurun di tahun 2017
menjadi 5,2%. Hal ini karena beban frekuensi tahunan 3G dan BWA upfront fee turun sebesar 448 miliar atau sebesar 18%. Selain itu proporsi
yang paling mencolok adalah cash and cash equivalent sebesar 3,6% (2016) dan menurun menjadi 3,3% (2017). Penurunan ini disebabkan oleh
turunnya time deposits dan kas pada pihak ketiga (third parties) masing-masing sebesar 24%. Namun, piutang usaha terutama yang berasal
dari pihak ketiga mengalami peningkatan. Dari nilai tersebut yang dipertimbangkan telah jatuh tempo tetapi tidak mengalami penurunan nilai
masing-masing sebesar 2.773.466 juta (2017) dan 2.012.436 juta (2016). Piutang tersebut berasal dari pelanggan dengan sejarah kredit yang
baik dan diharapkan akan terpulihkan.
Pada PT XL Axiata Tbk, hampir semua akun pada pos non current assets mengalami penurunan. Hanya pada akun property dan
equipment yang mengalami kenaikan dari 60% menjadi 62%. Peningkatan ini karena adanya keuntungan dari hasil sewa dan leaseback dan
pembangunan BTS baru untuk jaringan yang lebih luas. Investasi pada ventura bersama tidak memiliki proporsi pada tahun 2017 karena
kepemilikan XL Axiata menandatangani perjanjian jual beli bersyarat untuk menjual seluruh saham di XLJV (bisnis web portal) kepada PT Jaya
Kencana Mulia Lestari, dan Superb Premium Pte. Ltd. Intangible assets juga memiliki proporsi yang besar pada perusahaan XL Axiata karena
pada dasarnya PT XL Axiata telah mengakuisisi AXIS pada tahun 2015 dan mendapatkan lisensi sistem operasi Blackberry di tahun 2015. Karena
itu pula nilai goodwill memegang proporsi besar pula pada PT XL Axiata, yaitu hampir mencapai 10-11% pertahun. Nilai goodwill ini ditinjau
ulang pada tahun 2017 dan mengalami peningkatan dengan alasan manajemen yang menggunakan asumsi nilai pakai berupa WACC (weighted
average cost of capital) dan tingkat pertumbuhan pasar.
Untuk PT Indosat Tbk proporsi paling besar juga terdapat pada property and equipment. Tetapi pada tahun 2017 proporsinya
mengalami penurunan dari 76,8% menjadi 70%. Penurunan ini karena ada aset yang dijual sebesar Rp209.870 juta dan terkait dengan aset
yang digunakan oleh APE. Investasi di tahun 2017 juga mengalami kenaikan proporsi karena Indosat telah berinvestasi di tiga perusahaan (lihat
analisis horizontal). Nilai perbedaan laba fiskal yang muncul atau deffered tax muncul hanya pada PT Indosat karena berasal dari entitas anak
perusahaan. Angka non current prepaid expenses pada PT Indosat juga memiliki proporsi terbesar pada pos aktiva sebesar 2,3% tahun 2016
dan meningkat menjadi 4% di tahun 2017.

Baik liabilitas jangka pendek maupun jangka panjang pada PT XL Axiata Tbk sama-sama mengalami kenaikan menjadi 27% dan 34% di
tahun 2017. Proporsi terbesar pada liabilitas jangka pendek adalah utang usaha pada pihak ketiga yaitu sebesar 11% (2016) dan 13% (2017).
Hal ini disebabkan karena adanya kenaikan pembelian aset tetap dan beban operasi dan utang interkoneksi dan jasa telekomunikasi. Proporsi
deferred revenue menurun karena keuntungan dari transaksi penjualan dan sewa balik menurun di tahun 2017 sekitar 400 miliar. Proporsi
utang pajak juga mengalami kenaikan di tahun 2017 berdasarkan hitungan pajak pertambahan nilai, PPh 21, dan PPh 23. Sementara itu pada
liabilitas jangka panjang, proporsi terbesar ada pada akun long term liabilities yaitu sebesar 18% (2016) dan kemudian menurun menjadi 16%
(2017). Hal ini dikarenakan fasilitas kredit dari sebagian bank (Bank Mandiri, BCA, dan Sumitomo) telah lunas. Disini juga terlihat kenaikan
proporsi liabilitas sewa sebesar 7,4% di tahun 2017. Kemudian, PT Axiata terlihat memiliki fokus terhadap sisi financing atau pendanaan.
Dilihat dari proporsi sukuk ijarah yang diterbitkan untuk sumber pendanaan modal kerja dan pada tahun 2017 menerbitkan suku tersebut
sebesar Rp2.800.000 juta. Untuk bagian ekuitas pada PT XL Axiata, nilai additional paid-in capital memiliki proporsi terbesar pada pos passiva.
Untuk PT Indosat Tbk, proporsi yang mengalami kenaikan pada akun liabilitas hanya pada long term bonds dan sukuk sebesar masing-
maisng 22,9% dan 3% di tahun 2017. PInjaman jangka pendek untuk ISAT tidak ada karena pembayaran telah lunas kenapa Mizuho dan CIMB
Niaga. ISAT telah berhasil menurunkan kewajiban jangka pendek dan panjang dilihat dari penurunan hampir seluruh pos akun di passiva.
Imbalan kerja juga mengalami penurunan dan ini menunjukkan ISAT mampu membayar gaji dan hak karyawannya. Sementara itu untuk
ekuitas PT Indosat Tbk hanya mengalami sedikit proporsi kenaikan pada pos passiva yaitu sebesar 1,3% persen di tahun 2017.
Dapat disimpulkan bahwa dari kedua perusahaan memang memiliki fokus terhadap kegiatan pendanaan atau financing. Hal ini
dapat terlihat dari proporsi kenaikan current liabilities dan non current liabilities pada EXCL. EXCL juga memiliki proporsi pembiayaan
seperti pinjaman pada pihak ketiga dan sukuk yang cukup tinggi. Meskipun begitu, ISAT memang memiliki penurunan proporsi liabilitas
terhadap pos passiva. Namun, sama seperti halnya EXCL, ISAT juga memiliki proporsi terbesar dalam segi financing yaitu berupa
pembiayaan jangka panjang seperti surat utang dan sukuk.
Vertical Analysis Statement of Profit and Loss PT Indosat Tbk and PT XL Axiata Tbk 2016-2017

Untuk laporan laba rugi, proporsi revenue mengalami kenaikan dan diikuti dengan kenaikan expenses (dibaca dengan nilai absolut) pula
sehingga nilai gross profit margin menjadi turun. Untuk EXCL, kenaikan pendapatan yang terbesar berasal dari data. Meskipun tidak ada beban
maintenance, PT XL Axiata memiliki beban terbesar pada operasi jaringan yaitu sebesar 37% tiap tahunnya. Selain itu beban terbesar kedua
terdapat pada depresiasi dan amortisasi. Beban penjualan juga memiliki proporsi yang besar pada laporan laba rugi EXCL. Beban infrastruktur
naik karena adanya overhead jasa manajemen jaringan dari PT Huawei Services. Untungnya, EXCL mampu mengurangi biaya keuangannya.
Namun, EXCL mengalami kerugian pada join ventura sehingga nilai laba bersihnya menjadi kecil dan menurun sebesar 0,08%.
Bagi PT Indosat Tbk, net income juga mengalami penurunan tetapi tidak sebesar EXCL (sekitar 0,21%). Revenue mengalami kenaikan
dan kenaikan terbesar berasal dari selular dan MIDI. Beberapa pos expenses mengalami penurunan, seperti beban operasi jaringan dan beban
pegawai. ISAT juga mampu dalam mengurangi biaya keuangan. ISAT mendapatkan keuntungan dari investasi associates sehingga mampu
menambah net income.
Dari kedua perusahaan tersebut, dapat disimpulkan bahwa revenue dan net income ISAT lebih tinggi daripada EXCL. Selain itu ISAT lebih
bisa mengendalikan beban perusahaan dilihat dari proporsinya yang menurun di tahun 2017.

Ratio Analysis PT Indosat Tbk and PT XL Axiata Tbk 2016-2017

Overall Performance Measures

ISAT EXCL
2017 2016 2017 2016
1. Price/Earning Ratio 30.86 x 27.05 x 65.79 x 97 x
2. Return On Asset (ROA) 2.66% 2.66% 0.67% 0.68%
3. Return on Invested Capital (ROIC) 3.90% 4.26% 0.91% 0.93%
4. Return on Shareholder’s equity 8.79% 9.00% 1.73% 1.77%
(ROSHE)

1. Price/Earning Ratio
Price Earning Ratio menunjukkan jumlah dollar yang diharapkan investor untuk
diinvestasikan dalam perusahaan untuk menerima satu dolar dari pendapatan perusahaan
tersebut. Berdasarkan perhitungan di atas, maka harga saham EXCL lebih mahal
dibandingkan ISAT.

2. Return On Asset (ROA)
ROA digunakan untuk mengukur seberapa besar kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan tingkat pengembalian atas asset menjadi laba bersih. Berdasarkan
perhitungan ROA di atas, maka dapat disimpulkan bahwa ISAT lebih mampu menghasilkan
tingkat pengembalian atas aset menjadi laba bersih karena memiliki persentase ROA lebih
besar dibandingkan EXCL.

3. Return on Invested Capital (ROIC)
ROIC memberikan informasi terutama kepada investor mengenai seberapa baik suatu
perusahaan mengubah modal menjadi laba. Berdasarkan perhitungan di atas, kedua
perusahaan mengalami penurunan ROIC dari tahun 2016 ke 2017 dan ISAT mengalami
penurunan lebih banyak dibandingkan EXCL, tetapi ISAT tetap memiliki persentasi ROIC
lebih besar dibandingkan EXCL.

4. Return on Shareholder’s equity (ROSHE)
ROSHE mengukur berapa banyak laba yang dihasilkan perusahaan dengan uang dari
shareholders yang telah diinvestasikan. Berdasarkan perhitungan di atas, kedua perusahaan
mengalami penurunan persentase ROSHE tetapi persentasi ROSHE ISAT lebih besar
daripada EXCL. Hal ini menunjukkan bahwa ISAT lebih mampu mengasilkan laba dari uang
yang telah diinvestasikan shareholder lebih besar daripada EXCL.

Profitability Measures

ISAT EXCL
2017 2016 2017 2016
5. Gross Margin Percentage 57.75 % 59.16% 51.76 % 52.23%
6. Profit Margin 4.35% 4.37% 1.64% 1.76%
7. Earnings Per Share (EPS) 209.02 203.36 35 36
8. Cash Realization 6.88 x 6.86 x 25.62 x 19.47 x

5. Gross Margin Percentage


Gross Margin Percentage mengukur seberapa untungnya kegiatan bisnis yang dijalankan
oleh suatu perusahaan tanpa memperhitungkan biaya tidak langsung. Kedua perusahaan
menunjukkan adanya penurunan dari tahun 2016 ke tahun 2017. Namun, berdasarkan
perhitungan di atas, GMP ISAT lebih besar dibandingkan EXCL. Dengan kata lain, ISAT lebih
menguntungkan dibandingkan dengan EXCL.

6. Profit Margin
Profit margin mengukur seberapa banyak dari setiap rupiah penjualan yang disimpan
perusahaan dalam pendapatan. Semakin tinggi profit margin suatu perusahaan, maka
semakin mampu suatu perusahaan meminimalisir pengeluaran atau operasional lebih
efisien. Berdasarkan perhitungan di atas, profit margin ISAT lebih tinggi daripada EXCL,
walaupun kedua perusahaan mengalami penurunan persentase profit margin.

7. Earnings Per Share (EPS)
EPS adalah tingkat keuntungan bersih untuk tiap lembar saham yang mampu diraih
perusahaan saat menjalankan operasinya. Berdasarkan perhitungan di atas, ISAT lebih
mampu meraih lebih besar keuntungan bersih tiap lembar saham dibandingkan EXCL karena
memiliki nilai EPS lebih besar dan juga mengalami peningkatan dari tahun 2016 ke tahun
2017.

8. Cash Realization
Cash realization adalah rasio keuangan yang digunakan dalam industri telekomunikasi. Rasio
ini dihitung dengan mengukur seberapa besar kas dari aktivitas operasi terhadap laba bersih
(net income). Hal ini menunjukkan seberapa besar laba bersih perusahaan yang terealisasi
dalam bentuk kas. Pada perhitungan dua perusahaan, rasio cash realization EXCL sangat
tinggi melebihi ISAT. Dapat disimpulkan bahwa perusahaan tidak begitu tergantung pada
pendapatan non-cash karena perubahan net income menjadi cash sangat tinggi.


Test of Investment Utilization

ISAT EXCL
2017 2016 2017 2016
9. Asset Turnover 0.59 x 0.55 x 0.41 x 0.38 x
10 Invested Capital Turnover 0.87 x 0.92 x 0.23 x 0.18 x
11. Equity Turnover 2.02 x 2.06 x 0.44 x 0.34 x
12. Capital Intensity 0.83 days 0.75 days 0.28 days 0.22 days
13. Days’ cash 30.5 days 34.6 days 67 days 36.5 days
14. Days’ Receivable 48.65 days 34.4 days 24 days 33.1 days
15. Days’ Inventory 2.19 days 2.06 days 13.73 days 19.07 days
16. Inventory Turnover 167.01 x 177.03 x 26.59 x 19.14 x
17. Working Capital Turnover 4.45 x 2.65 x 1.19 x 0.95 x
18. Current Ratio 0.59 x 0.42 x 0.47 x 0.47 x
19. Acid-test Ratio 0.36 0.25 0.20 0.14

9. Asset Turnover
Rasio Asset Turnover mengukur nilai penjualan atau pendapatan perusahaan yang
dihasilkan relatif terhadap nilai asetnya. Berdasarkan perhitungan di atas, asset turnover
ISAT jauh lebih menghasilkan lebih besar nilai penjualan terhadap nilai asetnya
dibandingkan EXCL. Hal ini disebabkan karena revenue yang dimiliki oleh ISAT lebih banyak
dibandingkan EXCL walaupun revenue EXCL mengalami peningkatan dari tahun 2016 ke
2017.

10. Invested Capital Turnover
Invested capital turnover adalah modal yang diinvestasikan oleh perusahaan dalam bentuk
surat berharga kepada pemegang saham dan obligasi. Rasio ini menunjukkan seberapa
besar perusahaan dapat menumbuhkan tingkat investasi modalnya. EXCL menunjukkan
adanya peningkatan turnover, sementara ISAT menunjukkan penurunan. Meskipun begitu,
rasio ISAT masih lebih tinggi jika dibandingkan dengan EXCL.

11. Equity Turnover
Equity ratio menentukan efisiensi yang mana manajemen menggunakan ekuitas untuk
menghasilkan pendapatan. Berdasarkan perhitungan di atas, Equity turnover yang dimiliki
oleh ISAT lebih besar dibandingkan EXCL. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2017 dan
2016 ISAT tidak menerbitkan saham tetapi melaksanakan pembagian deviden. Sebaliknya,
tahun 2016 EXCL menerbitkan saham sebesar 8.986.668 lembar saham (4 April 2016) dan
2.137.592.085 lembar saham (4 Mei 2016).


12. Capital Intensity
Capital intensity adalah jumlah modal tetap yang terkait dengan faktor-faktor produksi
lainnya. Berdasarkan perhitungan di atas, capital intensity ISAT lebih besar dibandingkan
dengan EXCL. Hal ini disebabkan karena sales revenue ISAT yang jauh lebih tinggi
dibandingkan dengan EXCL. Hal ini dapat disimpulkan bahwa PPE ISAT dapat menghasilkan
revenue lebih tinggi dibandingkan dengan EXCL.

13. Days’ cash
Days’ cash adalah jumlah hari dimana organisasi dapat terus membayar biaya dengan
jumlah cash yang tersedia. Berdasarkan perhitungan di atas, ISAT dapat dikatakan lebih
likuid daripada EXCL karena sampai tahun 2017, ISAT mampu membayar biaya dengan
jumlah cash yang tersedia dengan waktu yang lebih cepat dibandingkan EXCL.

14. Days’ Receivable
Days’ receivable mengukur keefektifan upaya kredit dan pengumpulan perusahaan dalam
memberikan kredit kepada pelanggan yang bereputasi, serta kemampuannya untuk
mengumpulkan uang tunai dari mereka pada waktu yang tepat. Berdasarkan perhitungan di
atas, EXCL lebih efektif daripada ISAT karena lebih mampu mengumpulkan uang tunai dari
pelanggan pada waktu yang tepat.

15. Days’ Inventory
Day’s inventory menunjukan seberapa lama inventory tersedia untuk penjualan.
Berdasarkan perhitungan di atas, maka inventory yang dimiliki ISAT lebih cepat keluar dari
gudang untuk dijual dibandingkan dengan EXCL.

16. Inventory Turnover
Inventory Turnover mengukur tingkat efisiensi pengelolaan perputaran persediaan yang
dimiliki terhadap penjualan. Berdasarkan perhitungan di atas, maka ISAT lebih efisien dalam
pengelolaan perputaran inventory dibandingkan dengan EXCL.

17. Working Capital Turnover
Working Capital Turnover digunakan untuk menganalisis hubungan antara uang yang
membiayai operasi dan penjualan yang dihasilkan dari operasi-operasi ini. Berdasarkan
perhitungan di atas, ISAT dapat dikatakan lebih efektif dalam menggunakan short-term
assets dan current liabilities untuk mendukung revenue dibandingkan dengan EXCL
walaupun kedua perusahaan mengalami peningkatan working capital turnover.


18. Current Ratio
Current Ratio mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar obligasi short-term dan
long-term. Berdasarkan perhitungan di atas, current ratio ISAT lebih besar dibandingkan
EXCL yang artinya ISAT lebih mampu membayar obligasi dibandingkan dengan EXCL.

19. Acid-test Ratio
Acid test ratio mengukur apakah perusahaan memiliki aset jangka pendek yang cukup untuk
menutup kewajiban langsungnya. Berdasarkan perhitungan di atas, ISAT dapat dikatakan
memiliki asset jangka pendek yang cukup dibandingkan dengan EXCL.

Test of Financial Condition

ISAT EXCL
2017 2016 2017 2016
20. Financial leverage ratio 3.42 x 3.59 x 2.60 x 2.59 x
21. Debt/equity ratio 133% 124% 90% 91%
22. Debt/capitalization 57% 55% 47% 48%
23. Times interest earned 2.84 2.72 1.89 1.01
24. Cash flow debt 46% 50% 49% 38%

20. Financial leverage ratio
Financial leverage ratio adalah adalah ukuran dari berapa banyak aset yang dimiliki
perusahaan relatif terhadap ekuitasnya. Berdasarkan perhitungan di atas, financial leverage
ratio yang dimiliki ISAT lebih besar daripada EXCL. Hal ini berarti ISAT menggunakan utang
dan kewajiban lain untuk membiayai asetnya dan dianggap lebih beresiko.

21. Debt/equity ratio
Debt/equity ratio mengukur seberapa besar perusahaan dibiayai oleh pihak kreditur
dibandingkan dengan equity. Berdasarkan perhitungan di atas, maka pihak kreditur ISAT
membiayai jumlah yang lebih banyak dibandingkan dengan pihak kreditur EXCL.

22. Debt/capitalization
Debt/capitalization didefinisikan sebagai menggunakan utang untuk membeli asset.
Berdasarkan perhitungan di atas, maka ISAT menggunakan utang lebih banyak untuk
membeli asset dibandingkan dengan perusahaan EXCL.

23. Times interest earned
Times interest earned mengungkur seberapa lacar arus kas untuk melakukan pembayaran
pokok dan bunga serta menghindari kebangkrutan bergantung pada kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba. Berdasarkan perhitungan di atas, maka ISAT memiliki
arus kas lebih lancer dan berpeluang lebih besar untuk tidak bangkrut dibandingkan dengan
EXCL.

24. Cash flow debt
Cash flow debt menentukan berapa lama perusahaan akan membayar utangnya jika ia
mencurahkan seluruh arus kasnya ke pembayaran utang. Berdasarkan perhitungan di atas,
EXCL lebih mampu membayar utangnya dibandingkan dengan ISAT. Hal ini disebabkan
karena jumlah kas yang digunakan untuk aktivitas operasional EXCL lebih besar
dibandingkan dengan ISAT.

Anda mungkin juga menyukai