Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Mastitis adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan biasanya mengenai payudara.
Umumnya gangguan ini dialami oleh ibu-ibu yang menyusui. Biasanya muncul antara minggu
kedua sampai keenam setelah persalinan. Namun, masalah ini juga dapat muncul lebih awal dari
waktu tersebut atau lebih lama lagi (Sulistywati,
2013).
Mastitis merupakan salah satu infeksi pada masa nifas yaitu infeksi pada payudara yang diawali
dengan kejadian bendungan ASI. Bendungan ASI disebabkan oleh pengosongan ASI yang tidak
baik karena tindakan menyusui yang salah, dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang cara
menyusui. Ini tentunya harus ditindak lanjuti dengan Upaya Percepatan (Akselerasi) Penurunan
Angka Kematian Ibu dan Bayi Baru Lahir (Depkes RI, 2007)

Adapun penyebab mastitis adalah cara menyusui yang kurang baik dapat menimbulkan berbagai
macam masalah baik pada ibu maupun pada bayinya misalnya puting susu lecet dan nyeri,
radang payudara (mastitis), pembengkakan payudara yang menyebabkan motivasi untuk
memberikan ASI berkurang sehingga bayi tidak mendapatkan ASI yang cukup dan akhirnya
mengakibatkan bayi kurang gizi (Sunarsih, 2013).

Pada tahun 2005 Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan bahwa jumlah kasus infeksi
payudara yang terjadi pada wanita seperti kanker, tumor, mastitis, penyakit fibrocustic terus
meningkat, dimana penderita kanker payudara mencapai hingga lebih 1,2 juta orang yang
terdiagnosis, dan 12% diantaranya merupakan nfeksi payudara berupa mastitis pada wanita pasca
post partum. Data ini kemudian didukung oleh The American Cancer Society yang
memperkirakan 211.240 wanita di Amerika Serikat akan didiagnosis menderita kanker payudara
invasive (stadium I-IV) tahun ini dan 40.140 orang akan meninggal karenapenyakit ini.
Sebanyak 3 persen kasus kematian wanita di Amerika disebabkan oleh kanker payudara.
Sedangkan di Indonesia hanya 0,001/100.000 angka kesakitan akibat infeksi berupa mastitis
(Depkes RI, 2007).
Faktor-faktor yang Berhubungan dengan kejadian mastitis pada ibu postpartum di pengaruhi oleh
berbagai faktor, yaitu usia ibu, paritas, pekerjaan, gizi,faktor lokal pada payudara, trauma dan
pendidikan (WHO, 2003).

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN
Mastitis adalah peradangan payudara,yang dapat disertai atau tidak disertai.Penyakit ini
biasanya menyertai laktasi sehingga disebut “Mastitis Laktasional/Mastitis Puerperalis”. Kadang
keadaan ini dapat menjadi fatal bila tidak diberi tindakan yang adekuat. Virus yang disebabkan
oleh kuman terutama staphyloccus aureus melalui luka pada putting susu atau melalui peredaran
darah. Infeksi terjadi melalui luka pada putting susu,tetapi bila melalui peredaran darah.( June,
A.Morton MD. 2010 )

Menurut Bertha, Sugiarto (2003), kejadian mastitis dapat ditimbulkan karena dua penyebab
utama yaitu stasis ASI dan infeksi. Statis ASI biasanya merupakan penyebab primer yang dapat
disertai atau berkembang menuju infeksi. Patogen yang paling sering diidentifikasi adalah
syaphylokokus aureus. Pada mastitis infeksius, ASI dapat terasa asin akibat kadar natrium dan
klorida yang tinggi merangsang penurunan aliran ASI.

Abes payudara, penggumpalan nanah local di dalam payudara, merupakn komplikasi berat dari
mastitis. Macam – macam mastitis dibedakan bersarkan tempatnya serta berdasarkan penyebab
dan kondisinya. Mastitis berdasarkan tempatnya dibedakan menjadi 3 :
1. Mastitis yang menyebabkan abses dibawah arolea mamae
2. Mastitis ditengah mammae yang menyebebkan abses ditempat itu.
3. Mastitis pada jaringan dibawah dorsal dari kelenjar-kelenjar yang menyebabkan abses
antara mammae dan otot dibawahnya.
Sedangkan pembagian mastitis menurut penyebab kondisinya dibagi pula menjadi 3 yaitu:
1. Mastitis Periductal
Mastitis periducal biasanya muncul pada wanita diusia menjelang minipouse penyebab
utamanya tidak jelas diketahui. Keadaan ini dikenal juga dengan sebutan mammary duct
ectasia, yang beratri perlemburan saluran karena adanya penyumbatan pada saluran
payudara.
2. Mastitis Puerperalis / lactional.
Mastitis puerperalis banyak dialami oleh wanita hamil atau menyususi. Penyebaa utama
mastitis puerperalis yaitu kuman yang menginfeksikan payudara ibu, yang diterminiasi
keputing ibu melalui kantak langsung.
3. Mastitis Superativa.
Mastitis superativa paling banya dijumpai. Penyebabnya bisa dari kuman staphyloccus ,
jamur, kuman TBC, dan juga sinfilisis, infeksi kuman TBC memperluakn penganan extra
intensif. Bila penanganan tidak tuntas, bisa menyebkan pengangkatan payudara /
mastektomi.

2.2 ANATOMI FISIOLOGI


2.2.1. Anatomi Payudara
1. Letak
1) Pada setiap sisi sternum damn meluas setinggi antara kostrat kedua dan keenam.
2) Payudara terletak pada fascia superspsialis dinding rongga dan diatas mausculus
pectoralis mayor dan dibuat stabil oleh ligamentum suspensorium.
2. Bentuk
Tonjolan ½ bola dan punya ekor ( cauda ) dari jaringan yang meluas ke ketiak atau axial
( cauda axillaris Spence ).
3. Ukuran
1) Berbeda untuk setiap individu, bergantung pada stadium perkembangan dan
umur.
2) Tidak jarang salah satu payudarah ukurannya lebih agak lebih besar dari pada
payudarah lain.
4. Papilla Mamea
1) Terletak di pusat areola mamae setinggi iga ( costa ) keempat.
2) Merupakan tonjolan dengan panjang kira-kira 6 mm, tersusun atas jaringan erektil
berpigman dan merupakan bangunan yang sangat peka.
3) Permukaan papilla mammae berlubang-lubang berupa ostitium papillare kecil-
kecil yang merupakan muara ductus lactifer yang dilapisi oleh epitel.
5. Areola
1) Ingkungan yang terdiri dari kulit yang longgar yang mengalami pigmentasi dan
masing- masing payudara bergaris tengah kira-kira 2,5 cm.
2) Areola berwarna marah muda mudah bila kulitnya cerah, lebih gelap warnanya
pada wanita berkulit coklat dan saat hamil warnanya jadi lebih gelap.
3) Areola terletak kira –kira 20 glandula sabasea.
4) Saat hamil, areola ini membasar disebut teburculum montgomentry.
6. Alveoli.
1) Mengandung sel-sel yang mensekresi air susu.
2) Tiap alveolus dilapisi oleh sel-sel yang mensekresi air susu yang disebut ACINI.
3) Dikelilingi tiap alveolus terdapat sel miopitel ( sel kelenjar / basket cell ). Jika sel
ini di rangsang oleh oksitisin, akan berkontraksi mengalirkan air susu kadalam
ductus lactiferous.
7. Tubulus lactiferous.
Saluran kecil yang berhubungan dengan alvieoli
8. Ductus lactiferous
Saluran sentarl yang merupakan muara tubllus lactiferous.
9. Vaskularis
1) Suplai darah ke payudara berasal dari arteria mammaria internal arteria mamae
external dan arteriea intercostalis superior.
2) Drinase vena melalui pembuluh-pembuluh yang sesuai akan masuk dalam vena
mammaria interna dan vena axillaris.
10. Dirainase limfatik.
Kedalam kelenjar axilaris, setengah dialirkan kedalam fisura portae hepar dan kelenjar
mediastrium tempat pembuluh dari masing –masing payudara berhubungan satu sama
lain .
11. Persarafan
1) Fungsi payudara di kendalikan oleh hormone
2) Kulitnya di sarapi oleh cabang-cabang nervus thoracalis
3) Terdapat sejumlah satrah simpatis, terutama disekitar aliora dan pabbila.

2.2.2. Fisiologi

Bayi Menyusui

Meningkatkan Kadar Proklatin Melepaskan Oksitisin

Meningkatkan Menghambat Kontraksi Sel Merangsang


Produksi ASI Evaluasi Miopitel Involusi Uterus

ASI Dikeluarkan

3.2 PENYEBAB
Dua penyebab utama mastitis adalah stasis ASI dan Infeksi. Stasis Asi biasanya merupakan
Penyebab primer, yang dapat disertai atau berkembang menuju infeksi.
Gunther pada tahun 2009 menyimpulkan dari pengamatan klinis bahwa mastitis diakibatkan
oleh stagnasi ASI didalam payudara, dan bahwa pengeluaran ASI yang efesiensi yang dapat
mencegah keadaan tersebut. Ia menyakan bahwa onfeksi, bila terjadi bukan primier tetapi
diakibtkan oleh stgnasi ASI sebagai media pertumbuhan bakteri dalam ASI dari payudara
dengan tanda klinis mastitis dan mengajukan klasifikasi nberikut ini diantaranya yaitu :Stasis
ASI dan Infeksi.
1. Stasis ASI
Stasis ASI terjdi jika asi tidak dikeluarkan dengan efesiensi dari payudara. Hal ini dapat
terji bila payudara terbendung segera setalah melahirkan, atau setiap saat bila bayi tidak
mengisap ASI, yang tidak dihasilakan dari sebagian atau seluruh payudara.
Penyebabanya termasuk kenyutan bayi yang buruk pada payudara,, pengispan yang tidak
efektif, pembatasan frekuensi atau durasi menyusui, dan sumbatan pada saluran ASI,.
Situsi yang merupakan predoposisi terhadap stasis ASI, termasuk supali ASI yang sangat
berlabihan, atau menyususi untuk kembar dua atau lebih.
2. Infeksi
Organisme yang paling sering ditemukanpada mastitis dan abses payudara adalah organisme
koagulase-positif, Staphylococcus aureus dan Stap. Albus, Escherichiacioli, Streptococcus
kadang-kadang ditemukan.
2.4 FAKTOR PREDISPOSISI
Ada jumlah factor yang telah dapat meningkatkan resiko mastitis. Sebagian besar bukti yang
ada tetap bersifat anekdot. Factor –faktor tersebut kurang penting bila dibandingkan dengan
tehnik menyusui yaitu: kenyutan yang baik dan pengeluaran ASI yang efektif .
1. Umur
Sebuah study restrospektif menunjukan bahwa wanita berumur 21- 35 tahun lebih sering
menderita mastitis dari pada wanita dibawah usia 21 dan diatas 35 tahun. Study
restospektif lain mengidentifikasi wanita berumur 30-34tahun memiliki insiden mastitis
tertinggi, bhkan bila paritas dan kerja purna waktu telah dikontrol.
2. Paritis
Parities lebih banyak diderita oleh primipara
3. Serangan sebelumnya
Serangan mastitis pertama cenderung berulang. Hal ini merupakn akibat tehnik menyusui
yang buruk yang tidak diperbaiki.
4. Melahirkan
Komplikasi melahirkan dapat meningkatkan resiko mastitis walaupun penggunaan
oksitisis tidak meningkat.
5. Gizi
Asupan garam dan lemak tinggi serta enemia menjadi factor rpresdisposisi terjadinya
mastitis. Anti oksida dari vitam E, vitam A, selium dapat mengurangu mastitis.
6. Faktok Kekebalan Dalam ASI
Kekebalan dalam ASI dapat memberikan magnesium pertma dlam payudara
7. Stress dan Kelelahan
Wanita yang merasa nyeri dan demam sering merasa lebih dan ingin istirahat, tetapi tidak
jelas apakah kelemahan dapat menyebabkan keadaan ini atau tidak
8. Perkarjaan diluar Rumah
Ini diakibtkan oleh stasis ASI karena interval antara menusui yang panjang dan
kekurangan waktu dalam pengeluaran ASI yang dekat.
9. Trauma
Trauma pada payudara kerana penyebab apapun dapat merusak jaringan kelenjar dan
saluran susu dan hal inidapat menyebabkan mastitis.
2.5. GEJALA MASTITIS.
1. Nyeri payudara dan tegang dan bengkak
2. Kemarahan dengan batas jelas
3. Biasanya hanya satu payudara
4. Terjadi antara 3-4 minggu pasca persalinan.
2.6. Penanganan
1. Segera seteh mastitits ditemukan, pemberian susu kepada bayi dari payudara yang
sakit dihentikan dan berikan antibiotic.
2. Bila ada abses, nanah perlu dikeluarkan dengan syatan sedikit, mungkin pada
abses. Untuk mencegah rusakan pada ductus lactiferous, sayatan dibuat sejajar.
2.7 Pencegahan
Perawatn putting susu pada waktu laktasi merupakan usaha penting untuk mencegah
mastitis. Perawatan terdiri atas memebersihkan putting susu dengan sabun sebelum dan
sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu yang sudah mengering. Selain
itu yang member pertolongan kepeda ibu yang menyususi bayinya harus bebas dari
infeksi stapiloccocus. Bila ada kerak atau luka pada puting sebaiknya bayi jangan
menyusu pada mamae yang bersangkutan samapai luka itu sembuh. Air susu ibu
dikeluarkan dengan pijatan.
2.8 Pengobatan
Segera setelah mastitis ditemukan, pemberian susu kepada bayi dari mamae yang sakit
dihentikan dan diberi antibiotic. Dengan tindakan ini terjadinya abses sering kali dapat
dicegah karena biasanya infeksi disebabkan stapilococus aureus. Penicillin dalam dosis
cukup tinggi dapat diberikan. Sebelum pembeian pencicilan dapat diadakan pembiakan
air susu. Supaya mastitis benar-benar diketahui. Bila ada abses dan nanah dikeluarkan
sesudah dipasang pipa ketengah abses agar naanh dapat keluar terus. Untuk mencegah
kerusakan pada duktus laktiferus savatan dibuat sejajar dengan jalannya duktus-duktus
itu.
BAB 3

TINJAUAN KASUS

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan

1. Pengkajian keperawatan
Pengkajian mencakup data yan dikumpulkan melalui wawancara, pengumpulan riwayat
kesehatan,pengkajian fisik, pemeriksaam laboraturium dan diagnostic , serta review catatan
sebelumnya.
Langkah-langkah yang sistemik adalah pengumpulan data, sumber data, klasifikasi data, analisa
data dan diagnosan keperawatan.

Klasifikasi data, analisa data dan diagnosa keperawatan.

1) Pengumpilan data
Adalah bagian dari pengkajian keperawtaan yang merupakan ladasan proses keperawatan.
Kumpulan data adalah kumpulan informasi yang bertujuan untuk mengenal masalah klien dalam
memberikan asuhan keperawatan.
2) Sumber data
Data dapat diperoleh melalui klien sendri, kelurga , perawata lain, dan petugas kesehatan lain baik
secara wawancara maupun observasi.
Data yang disimpulkan meliputi :
a. Data biografi / biodata
Meliputin identitas klien dan indentitas penanggung antara lain: nama , umur, jenis kelamin,
agama , pemdididikan, pekerjaan, dan alamat.
b. Riwayat keluhan utama
Riwayat keluhan utama meliputi : adanya benjolan yang menekan payudara, adanya ukus, kulit
berwarna merah, dan mengeras, bengkak,nyeri.
c. Riwayat kesehatan masa lalu
Apakah pasien pernah mengalami penyakit yang sama sebelumnya.apakah ada keluarga yang
menderita penyakit yang sama.
d. Pengkajian fisik meliputi :
a) Keadaan umum
b) Tingkah laku
c) BB dan TB
d) Pengkajian head to toe
e. Pemeriksaan laboratorium
a) Pemeriksaan darah hemoglobin biasanya menurun, leukosit meningkat, trombosit meningkat
jika ada penyebaran dan kreatinin.
b) Pemeriksaan urine , diperiksa apakah ureun dan kreatinin meningkat.
c) Tes diagnostic yang biasa dilakukan pada penderita carcinoma mammae adalah sinar X.
ultrasonografi, xerora, diagrafi, diapnografi dan pemeriksaan reseptor hormone.
f. Pengkajian pola kebiasaan hidup sehari-hari meliputi:
a) Nutrisi
Kebiasaan makanan , frekuensi makan, nafsu makan, makanan pantangan, makanan yang
disukai, banyaknya minum. Dikaji riwayat sebelum atau sesudah masuk RS.
b) Eliminasi
Kebiasaan BAB/BAK, frekuensi, warna, konsistensi, sebelum dan sesudah measuk RS.
c) Istirahat dan tidur
Kebiasaan tidur , lamanya tidur dalam sehari sebelum dan sesudah sakit.
d) Personal hygiene
- Frekuensi mandi dan mengosok gigi dalam sehari
- Frekuensi mencuci rambut dalam seminggu
- Dikaji sebelum dan pada saat di RS
g. Identifikasi masalah psikologis, sosial dan spiritual
a) status psikologis
emosi biasanya cepat tersinggung, marah, cemas, pasien berharap cepat sembuh, merasa
asing tinggal di RS, merasa rendah diri,mekanisme koping yang negative.

b) status sosial

merasa terasing dengan akibat klien kurang berinteraksi dengan masyarakat lain.

c) kegiatan keagamaan

klien mengatakn kegiatan shalat 5 waktu berkurang.

Klasifikasi data

1) Data Subjektif
Data yang diperoleh langsung dari klien dan keluarga. Mencakup hal-hal sebagai berikut :
Klien mengatakan nyeri pada payudara sesak dan batuk, nafsu makan menurun, kebutuhan sehari-
hari dilayani di tempat tidur, harapan klien cepat sembuh, lrmah ,riwayat menikah, riwayat
keluarga.

2) Data Obyektif

Data yang diliat langsung atau melalui pengkajian fisik atau penunjang meliputi : asimetris
payudara kiri dan kanan, nyeri tekan pada payudara, hasi mepemriksaan laboratorium dan
diagnostic.

Analisa Data

Merupakan proses inteletual yang merupakan kemampuan pengembangan daya pikir yang berdasarkan
ilmiah, pengetahuan yang sama dengan masalah yang didapat pada klien.
2. Diagnosa keperawatan
1). Gangguan rasa nyaman : nyeri berhubungan dengan dengan proses infeksi mastitis.
2). Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan

C. Intervensi Keperawatan
DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL
1.Gangguan rasa nyaman 1. Nyeri berkurang/
nyeri berhubungan hilang .
dengen prose infeksi 2. Ibu dapat
mastitis menyusui bayinya
dengan nyaman

Anda mungkin juga menyukai