Anda di halaman 1dari 7

Nama : Desvira Natasya

NPM : 1106011360

Material Ramah Lingkungan


(Green Building Materials)

Pembangunan yang terus berjalan telah banyak menghabiskan sumber daya alam dan
mengakibatkan kerusakan-kerusakan pada alam. Dan tidak jarang juga pembangunan tersebut
mempunyai pengaruh negatif secara sosial-ekonomi pada daerah itu sendiri. Dengan semakin
berkembangnya budaya dan teknologi, kebutuhan manusia akan terus berkembang, sementara
daya dukung alam tidak semakin baik Menghadapi masalah ini diperlukan usaha-usaha untuk
tetap menjaga kelestarian lingkungan dan alam tetapi kebutuhan manusia juga tetap dipenuhi
dengan baik. Salah satu cara terwujudnya tujuan diatas adalah dengan menerapkan pembangunan
infrastruktur yang memenuhi kriteria Green Building dalam pemilihan material yang tepat bagi
pembangunan yang terus berjalan ini. Selain dapat menghemat sumber daya alam yang dipakai,

Green Building Materials Page 1


juga berakibat positif bagi pemakai bangunan. Karena pemakai bangunan dan alam ditempatkan
dalam posisi yang sama saat pengambilan keputusan.

Menurut Green building Council Indonesia (GBCI), Green Building adalah bangunan
baru ataupun bangunan lama, yang direncanakan dibangun, dan dioperasikan dengan
memperhatikan faktor-faktor keberlanjutan lingkungan. Green building merupakan bagian dari
sustainable building yang bertujuan untuk meningkatkan nilai suatu bangunan yang berfungsi
keseluruhan, baik bangunan atau penghuni untuk lingkungan. Green building, tidak hanya
mengenai bangunan dengan banyak taman atau tanaman, namun juga mengenai tahapan sumber,
produksi, penggunaan produk serta pembuangan. Green material mengambil material produksi
lokal, dengan maksimal jarak hanya 1000 kilometer. Dan penggunaan material ramah
lingkungan dapat dilakukan melalui dua cara, yaitu pemanfaat material lokal dan pemanfaatan
bahan daur ulang.

Konsep pembangunan arsitektur hijau (Green Building Architecture) menekankan


peningkatan efisiensi dalam penggunaan air, energi, dan material bangunan, mulai dari desain,
pembangunan, hingga pemeliharaan bangunan usai pembangunan. Pada umumnya, desain
rancang bangunan ramah lingkungan memerhatikan banyak bukaan untuk memaksimalkan
sirkulasi udara dan cahaya alami. Dengan demikian, pembangunan ramah lingkungan dapat
diketakan sebagai bangunan yang hemat energi dimana sistem bangunan didesain sedemikian
rupa sehingga dapat mengurangi pemakaian listrik untuk pencahayaan dan tata udara. Sedikit
mungkin menggunakan penerangan lampu dan pengondisi udara pada siang hari. Disamping itu,
desain bangunan hemat energi berorientasi pada membatasi lahan terbangun, layout sederhana,
ruang mengalir, kualitas bangunan bermutu, efisiensi bahan, dan material ramah lingkungan.
Dan untuk atap-atap bangunannya, banyak dikembangkan menjadi taman atap (roof garden,
green roof) yang memiliki nilai ekologis tinggi (suhu udara turun, pencemaran berkurang, ruang
hijau bertambah).

Pemanfaatan material bekas atau sisa (daur ulang) untuk bahan renovasi bangunan dapat
menghasilkan bangunan yang indah dan fungsional. Sebagai contoh; kusen, daun pintu atau
jendela, kaca, teraso, hingga tangga dan pagar besi bekas masih bisa dirapikan dengan memberi
sentuhan baru yang dapat menciptakan kesan indah pada bangunan. Selain itu, kini telah terdapat

Green Building Materials Page 2


terobosan baru dalam dunia konstruksi mengenai penggunaan material struktur dengan limbah
sebagai salah satu komponennya, seperti pemakaian flyash, silica fume pada beton siap pakai
dan beton pra cetak. Tidak hanya itu, pada sistem pelaksanaan konstruksi juga memperkenalkan
material yang mengurangi ketergantungan dunia konstruksi pada pemakaian material kayu
sebagai perancah. Dengan melakukan pemanfaatan material hasil daur ulang dalam
pembangunan infrastruktur dapat menekan biaya pengeluaran yang melonjak seiring berjalannya
waktu mengingat material yang diproduksi sangat terbatas jumlahnya. Walaupun begitu, kualitas
material yang didapat dari proses daur ulang tersebut tetap bagus dan kuat.

Material ramah lingkungan memiliki kriteria sebagai berikut menurut I Putu Gede Andy
Pandy :

1. Tidak beracun sebelum maupun sesudah digunakan.

2. Dalam proses pembuatannya tidak memproduksi zat-zat berbahaya bagi lingkungan.

3. Dapat menghubungkan kita dengan alam, dalam arti kita makin dekat dengan alam
karena kesan alami dari material tersebut (misalnya bata mengingatkan kita pada tanah,
kayu pada pepohonan).

4. Bisa didapatkan dengan mudah dan dekat (tidak memerlukan ongkos atau proses
memindahkan yang besar, karena menghemat energi BBM untuk memindahkan material
tersebut ke lokasi pembangunan).

5. Dapat terurai dengan mudah secara alami.

Material yang ramah lingkungan menurut kriteria diatas misalnya; batu bata, semen, batu
alam, keramik lokal, kayu, dan sebagainya. Ramah lingkungan atau tidaknya material bisa diukur
dari kriteria tersebut atau dari salah satu kriteria saja, seperti kayu yang makin sulit didapat, tapi
bila dipakai dengan hemat dan benar bisa membuat kita merasa makin dekat dengan alam karena
mengingatkan kita pada tumbuh-tumbuhan.

Semen, keramik, batu bata, aluminium, kaca, dan baja sebagai bahan baku utama dalam
pembuatan sebuah bangunan berperan penting dalam mewujudkan konsep bangunan ramah
lingkungan.

Green Building Materials Page 3


Kaca Insulasi

Untuk kerangka bangunan utama dan atap, kini material kayu sudah mulai digantikan
material baja ringan. Isu penebangan liar (illegal logging) akibat pembabatan kayu hutan yang
tak terkendali menempatkan bangunan berbahan kayu mulai berkurang sebagai wujud
kepedulian dan keprihatinan terhadap penebangan kayu dan kelestarian bumi. Peran kayu pun
perlahan mulai digantikan oleh baja ringan dan aluminium.

Rangka Atap Baja Ringan

Baja ringan dapat dipilih berdasarkan beberapa tingkatan kualitas tergantung dari bahan
bakunya. Rangka atap dan bangunan dari baja memiliki keunggulan lebih kuat, antikarat,
antikeropos, antirayap, lentur, mudah dipasang, dan lebih ringan sehingga tidak membebani
konstruksi dan fondasi, serta dapat dipasang dengan perhitungan desain arsitektur dan kalkulasi
teknik sipil.

Green Building Materials Page 4


Kusen jendela dan pintu juga sudah mulai menggunakan bahan aluminium sebagai
generasi bahan bangunan masa datang. Aluminium memiliki keunggulan dapat didaur ulang
(digunakan ulang), bebas racun dan zat pemicu kanker, bebas perawatan dan praktis(sesuai gaya
hidup modern), dengan desain insulasi khusus mengurangi transmisi panas dan bising (hemat
energi, hemat biaya), lebih kuat, tahan lama, antikarat, tidak perlu diganti sama sekali hanya
karet pengganjal saja, tersedia beragam warna, bentuk, dan ukuran dengan tekstur variasi (klasik,
kayu).

Bahan dinding dipilih yang mampu menyerap panas matahari dengan baik. Batu bata
alami atau fabrikasi batu bata ringan (campuran pasir, kapur, semen, dan bahan lain) memiliki
karakteristik tahan api, kuat terhadap tekanan tinggi, daya serap air rendah, kedap suara, dan
menyerap panas matahari secara signifikan.

Batu Bata Ringan

Kehalusan permukaan dan warna bahan bangunan sangat menentukan iklim mikro di
sekitar bangunan, warna cerah dan permukaan licin adalah pemantul sinar matahari yang baik
dan menaikkan suhu sekitar. Warna gelap dan permukaan kasar akan membantu meredam dan
menyerap sinar dan panas matahari. Bahan bangunan berpori mudah meluncurkan panasndan
meluncurkannya kembali jika suhu udara disekitarnya menurun. Sangat bijaksana jika
memanfaatkan bahan-bahan bangunan alami seperti aslinya untuk pelapis dinding dan lantai luar.

Green Building Materials Page 5


Di samping itu diperlukan teknik insulasi yang baik untuk meredam pancaran panas
genteng ke ruang di bawahnya (kasur ijuk sangat baik sebagai isolasi atap di bawah genteng
daripada nylon wool). Dalam ruang atap yang tertutup rapat, terjadi udara yang lebih panas dari
sinar matahari atau suhu udara luar. Panas pada ruang atap akan dipancarkan ke bawah ke langit-
langit dan dipancarkan lagi ke ruang fungsional di bawahnya.

Dalam hal sanitasi, septic tank dengan penyaring biologis (biological filter septic tank)
berbahan fiberglass dirancang dengan teknologi khusus untuk tidak mencemari lingkungan,
memiliki sistem penguraian secara bertahap, dilengkapi dengan sistem desinfektan, hemat lahan,
antibocor atau tidak rembes, tahan korosi, pemasangan mudah dan cepat, serta tidak
membutuhkan perawatan khusus.

Biofil

Kotoran diproses penguraian secara biologis dan filterisasi secara bertahap melalui tiga
kompartemen. Media kontak yang dirancang khusus dan sistem desinfektan sarana pencuci hama

Green Building Materials Page 6


yang digunakan sesuai kebutuhan membuat buangan limbah kotoran tidak menyebabkan
pencemaran pada air tanah dan lingkungan.

Ikllim mikro di sekitar bangunan perlu dikendalikan dengan memanfaatkan tanaman


hijau yang berdaun gelap dan lebat. Sangat ideal jika 30% – 70% volume ruang lahan bangunan
terisi tanaman hijau dan 30% – 70% luasan permukkaan tanah tidak ditutupi material keras.

Berdasarkan uraian di atas mengenai material untuk pembangunan infrastruktur yang


ramah lingkungan, dapat dipahami bahwa Green Construction ialah sebuah gerakan
berkelanjutan yang mencita-citakan terciptanya konstruksi dari tahap perencanaan, pelaksanaan
dan pemakaian produk konstruksi yang ramah lingkungan, efisien dalam pemakaian energi dan
sumber daya, serta berbiaya rendah. Gerakan konstruksi hijau ini juga identik dengan
sustainbilitas yang mengedepankan keseimbangan antara keuntungan jangka pendek terhadap
resiko jangka panjang,dengan bentuk usaha saat ini yang tidak merusak kesehatan, keamanan
dan kesejahteraan masa depan.

Green Building Materials Page 7

Anda mungkin juga menyukai