Berdasarkan hasil identifikasi awal terhadap resiko, resiko-resiko yang mungkin timbul
adalah:
pg. 1
Lahan tanaman VANILLA di Desa umumnya berada di dataran tinggi (upland).
Beberapa areal berbatasan langsung dengan sungai yang kadang kala mengalami
banjir jika curah hujan cukup tinggi, namun areal di hulu sungai adalah areal hutan
dan bukan areal pertanian sehingga kecil kemungkinan akan terkontaminasi dengan
bahan kimia/bahan buatan.
TEKNIK BUDIDAYA (Resiko apa yang mungkin timbul berkaitan dengan teknis
budidaya):
Apakah bibit yang digunakan adalah bibit non-organik atau rekayasa genetik
(GMO)?
Sumber bibit umumnya diperoleh dari buah VANILLA milik petani sendiri yang
berkualitas bagus dan tidak terkontaminasi dengan bahan agrokimia non-organik.
Apakah mudah untuk memperoleh agrokimia non-organik (pestisida, herbisida dan
pupuk)?
Jarak dengan pusat perdagangan berkisar 15 -20 km, memang masih relatif mudah
untuk mendapatkan bahan kimia tersebut. Petani di desa saat ini sudah tidak tertarik
untuk menggunakan pupuk kimia karena telah memahami dan merasakan dampak
pupuk kimia yg dapat merusak lahan mereka.
Apakah penanggulangan hama dan penyakit untuk tanaman lain masih menggunakan
bahan-bahan kimia?
Petani di Desa sudah tidak menggunakan bahan kimia untuk tanaman VANILLA,
demikian juga petani di desa yang berdekatan tidak menggunakan pestisida dan
insektisida.
Apakah penanggulangan hama dan penyakit untuk tanaman VANILLA secara
tradisional?
Petani di Desa mendapatkan pelatihan dalam penanggulangan hama dan penyakit
secara terpadu, dengan mengutamakan sanitasi/kebersihan kebun sehingga
penyebaran hama dan penyakit dapat dibatasi. Selain itu musuh alami hama dan
penyakit seperti semut juga akan digalakkkan diperkebunan KOMODITAS
VANILLA.
Apakah untuk penyiangan masih ada yang menggunakan bahan kimia?
Petani di Desa sudah tidak menggunakan bahan kimia dalam melakukan penyiangan
dan menggantikannya dengan cara mekanis (mesin pemotong rumput) dan
penyiangan secara manual.
pg. 2
Jika harga VANILLA naik, apakah akan mendorong petani menggunakan bahan-
bahan kimia?
Tidak, sebab petani sudah terbiasa tidak menggunakan bahan kimia, selain itu harga
bahan kimia juga relatif mahal.
Adakah program yang mendorong penggunaan bahan-bahan kimia?
Program yang mendorong pemakaian bahan kimia sudah terhenti di Desa Program
pemerintah dari Dinas Kabupaten juga mendukung program pertanian/perkebunan
organik.
Apakah petani telah memahami teknik budidaya VANILLA organik?
Pemahaman petani tentang pertanian VANILLA organik masih terbatas pelarangan
penggunaan input kimia/non-organik. Petani belum mempunyai sikap sebagai petani
organik yang mempunyai orientasi pada pertanian lestari, pertanian yang aman bagi
lingkungan, aman bagi kesehatan serta pertanian yang berkelanjutan.
PANEN DAN PENGELOLAAN PASCA PANEN (Resiko apa yang mungkin timbul
saat panen dan pengelolaan paska-panen?):
pg. 3
Petani belum memahami secara baik tentang cara pengelolaan pasca panen
KOMODITAS VANILLA organik, akan tetapi akan selalu diberi pengarahan, baik
lewat pelatihan dan penyuluhan, maupun sarana lain seperti Sekolah Lapang (SL).
Berdasarkan hasil analsisis terdapat beberapa resiko penting (titik kritis) dan saran dalam
penanganannya dapat dilihat pada Tabel 1.
pg. 4
Pembersihan Lahan : Kesepakatan telah dicapai oleh seluruh
- Pemakaian herbisida pada saat petani peserta organik untuk tidak
pembersihan lahan (Polaris dan Run menggunakan herbisida untuk
Dup) memberantas gulma.
pg. 5
- Lupa membuat pelabelan antara mengikuti ketentuan ICS pertanian
KOMODITAS VANILLA organik KOMODITAS VANILLA organik
dan non-organik
Standar organik internal merupakan aturan-aturan yang harus dijalankan oleh petani KOMODITAS VANILLA
organik agar hasil Komoditas vanillanya memenuhi standar/persyaratan sebagai Komoditas vanilla/produk
organik.
1. Cakupan (scope)Sertifikat
pg. 6
Dalam penyusunan standar organik internal harus mempertimbangkan: kemana Komoditas
vanilla organik tersebut akan dipasarkan? Apabila Komoditas vanilla akan dipasarkan ke Uni
Eropa maka dalam penyusunan standar organik internal harus mengacu pada EU-Regulation EU
Organic: - EU 834/2007 - EU 889/2008. Apabila tujuan pemasarannya ke USA maka
penyusunan standar organik internal harus mengacu pada USDA-NOP (National Organik
Program). NOP-USDA: - eCFR Tittle 7, part 205 Control Union Certifications Production
Standards and Control Measures (2017)
Kebijakan:standar organik internal harus disusun oleh petani sendiri sebagai acuan
untuk melakukan kontrol internal sebagai peserta program sertifikasi KOMODITAS
VANILLA organik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Standar organik internal antara lain:
Standar organik internal harus mencakup persyaratan-persyaratan produksi agar
produk yang dihasilkan memenuhi syarat sebagai produk organik.
Standar organik internal harus disusun secara jelas dan sederhana agar mudah
dipahami oleh petani, staf ICS.
Standar organik internal harus disosialisasikan kepada seluruh petani peserta program
sertifikasi KOMODITAS VANILLA organik dengan bahasa yang sederhana
sehingga petani memahaminya dan bersedia mematuhinya.
Standar organik internal secara umum meliputi: bagaimana pengelolaan/ budidaya
tanaman VANILLA organik, aturan-aturan dalam budidaya tanaman VANILLA
organik (pengunaan benih, pupuk, konservasi lahan, perlindungan tanaman dari hama
pg. 7
dan penyakit, sarana produksi yang diperbolehkan dan yang dilarang, pencegahan
kontaminasi dari irigasi dan hewan ternak). Selain itu berisi tentang prosedur
pemanenan dan prosedur pengolahan pasca panen.
Registrasi Petani dan Inspeksi Internal merupakan upaya-upaya untuk melakukan kontrol internal peserta
program sertifikasi KOMODITAS VANILLA organik. Berdasarkan data hasil registrasi petani dan inspeksi
internal, seorang petani bisa disetujui atau tidak disetujui menjadi peserta program sertifikasi KOMODITAS
VANILLA organik.
Kebijakan: semua petani yang akan ikut program sertifikasi KOMODITAS VANILLA
organik harus mendaftarkan diri serta menanda-tangani kontrak sebagai peserta program.
pg. 8
a) Tahap Persiapan:
Staf ICS dan Inspektur Internal mempersiapkan: Aturan Internal/standar organik
internal, Kontrak Petani, Formulir Pendaftaran dan alat tulis menulis.
Staf ICS, inspektur internal menyusun jadwal registrasi petani, menentukan
petugas yang akan melakukan registrasi dan memberitahukan jadwal tersebut
kepada semua petani calon peserta program sertifikasi organik.
pg. 9
c) Tahap Pengolahan Data/Dokumentasi
Petugas mengumpulkan Formulir Pendaftaran Petani yang telah diisi dengan rapi
dengan pena, ditanda tangani oleh petani dan petugas kepada Petugas
Pendaftaran/Koordinator ICS.
Petugas Pendaftaran/Koordinator ICS akan melakukan entry-data dan membuat
rekapitulasi data ke dalam Formulir Daftar Petani.
Daftar Petani dikirim ke CU untuk mendapatkan keputusan akhir dari CU tentang
petani yang disetujui menjadi peserta program sertifikasi KOMODITAS
VANILLA organik.
Formulir Pendaftaran Petani dan Daftar Petani didokumentasi/diarsip oleh
Petugas Pendaftaran/Koordinator ICS. Adapun kontrak petani diarsip di kantor
UD LOOR, jika dirasa perlu Koordinator ICS bisa meminta copy kontrak sebagai
arsip ICS.
2. Inspeksi Internal
pg. 10
d. Semua petani peserta program organik dan lahannya (100%) harus sudah dilakukan
inspeksi sebelum panen. Dalam pelaksanaannya, inspeksi dapat dilakukan secara
bertahap.
e. Penentuan jadwal inspeksi yang tepat akan menentukan kualitas data yang dihasilkan.
Inspeksi internal sebaiknya dilakukan sesuai siklus produksi dan saat/periode kritis
dalam siklus produksi (misalnya: sebelum musim hujan, saat penyiangan, saat ada
serangan hama, saat panen).minimal 1kali atau lebih ( 3kali dalam setahun)
f. Inspeksi buffer zone/ area penyangga kebun dengan mengecek secara menyeluruh
batas-batas kebun petani memastikan tidak ada indikasi kontaminasi silang dari batas
kebun misal:
berbatasan dengan area persawahan apakah ada irigasi yang mengaliri area
kebun vanilla/posisi sawah lebih tinggi dari kebun organik
batas kebun tidak ada pemisah yang jelas dengan sawah/kebun dengan
perawatan kimia seperti selokan,jalan setapak atau sungai dengan jarak
minimal 3-5 m
tidak ada pembatas/pengaman seperti tanaman perdu atau semak tinggi yang
bisa menjadi tameng ketika ada indikasi penggunaan alat semprot kimia di
dekat kebun non organik yang bisa berpotensi mencemari lahan organik
seperti kebun jagung,kacang/sayuran lainnya
apakah dekat area kebun organik ada peternakan/penggemukan ternak
(ayam/babi/kambing) yang berbatasan langsung , jika ada harus dipastikan
syarat harus dipenuhi seperti disebutkan diatas atau kalo tidak memungkinkan
lahan tersebut didiskualifikasi dari daftar petani organik
g. Inspeksi tanaman sela diarea kebun organik, apakah ada tanaman sela seperti sayuran
dikebun organik (kacang,terong cabai,durian) yang menggunakan perawatan secara
kimia
1) Tahap Persiapan:
a) Koordinator ICS mempersiapkan draft Pedoman ICS, Prosedur Inspeksi Internal
dan Formulir Inspeksi Internal.
pg. 11
b) Koordinator ICS dan inspektur internal mendiskusikan draft Pedoman ICS,
Prosedur Inspeksi Internal dan Formulir Inspeksi Internal.
c) Koordinator ICS melakukan sosialisasi atau pelatihan Pedoman ICS, Prosedur
Inspeksi Internal dan Formulir Inspeksi Internal kepada inspektur internal.
d) Koordinator ICS dan inspektur internal mendiskusikan dan merumuskan jadwal
inspeksi formal (jadwal diberitahukan kepada petani) maupun inspeksi non-
formal (dilakukan inspeksi mendadak tanpa pemberitahuan jadwal ke petani).
e) Koordinator ICS menyerahkan data petani yang akan dinspeksi, inspektur
internal membuat ringkasan atau review terhadap data petani dan menyiapkan
perlengkapan inspeksi: alat tulis-menulis, file data petani, kamera (jika perlu),
peta dan sketsa lahan petani.
pg. 12
d) Inspektur internal memeriksa semua batas batas kebun dan buffer zone
memastikan tidak adanya potensi kontaminasi beserta tanaman sela yang ada
diarea kebun organik dan cara perawatannya
e) Inspektur internal memeriksa kebun apakah melakukan pembakaran sisa /sampah
dikebun
f) Inspektur internal juga harus memeriksa gudang/tempat penyimpanan milik
petani untuk mengetahui : Apakah ada atau disimpan bahan-bahan non-organik?
Apakah penyimpanan sarana produksi dicampur antara organik dan non-organik?
g) Inspektur internal juga harus memeriksa hasil panen : Apakah penyimpanan hasil
juga terpisah atau terbebas dari pencemaran bahan-bahan kimia? Apakah
penyimpanan terpisah dari VANILLA non-organik? Apakah hasilnya sesuai
dengan perkiraan produksi? Jika lebih harus ditanyakan darimana kelebihannya,
jika kurang ditanyakan kemana kekurangannya?
h) Inspektur internal juga harus melihat tempat pengolahan (processing) : Apakah
alat-alat untuk pengolahan juga digunakan untuk KOMODITAS VANILLA non-
organik? Apakah karung yang digunakan untuk penyimpanan tidak tercemar
bahan non-organik atau karung bekas bahan non-organik?
i) Inspektur internal juga harus melihat tempat peternakan milik petani (apabila
petani memelihara ternak) : Apakah makanan ternak dicampur dengan bahan-
bahan kimia? Apakah petani memelihara ayam broiler/ ayam pedaging
(peternakan ayam intensif)?
j) Setelah semua lokasi (kebun, gudang/tempat penyimpanan, tempat pengolahan,
peternakan) diinspeksi, Inspektur Internal kemudian mengisi Formulir Inspeksi
Internal di rumah petani sehingga ada kesempatan untuk bertanya kepada petani.
k) Setelah Formulir Inspeksi Internal diisi, dibaca kembali atau minta petani untuk
membacanya.
l) Jika ada yang belum sesuai, maka dilakukan diperbaiki, apabila data-data sudah
benar dan ada pelanggaran yang dilakukan petani maka Inspektur Internal
berkewajiban mendiskusikan masalah itu dengan petani sesuai aturan internal dan
kontrak petani.
m) Apabila di dalam aturan internal dan kontrak sudah jelas sanksi bagi
pelanggarannya, maka pelanggaran dan sanksinya dicatat dalam Formulir
Inspeksi. Apabila sanksi belum ada di dalam aturan internal maupun kontrak
petani, maka sanksi dibicarakan di tingkat ICS antara Inspektur Internal.
n) Inspektur Internal meminta kesediaan petani untuk menandatangani Formulir
Inspeksi Internal yang sudah diisi dengan lengkap (data dan catatan tentang
pelanggaran dan sanksi). Inspektur internal juga harus membubuhkan tanda
tangan, disarankan minta petani lain ikut tanda-tangan sebagai saksi.
pg. 13
3) Tahap Pengolahan Data/Dokumentasi
Inspektur internal membuat daftar petani yang telah diinspeksi disertai komentar
ringkas dan rekomendasi tentang petani tersebut.
Inspektur internal menyerahkan/membawa formulir, komentar ringkas dan
rekomendasi berdasarkan hasil inspeksi ke Rapat Komisi Persetujuan.
3. Perkiraan Hasil
Untuk memperoleh data perkiraan hasil yang tepat bukanlah hal yang mudah karena
dipengaruhi oleh banyak faktor, terutama kondisi musim. Oleh karena itu, untuk
memperoleh data perkiraan hasil yang tepat perlu dilakukan:
a. pencatatan hasil panen KOMODITAS VANILLA di masing-masing lahan petani
pada tahun sebelumnya
b. pencatat hasil maksimal dan minimal per tahun di masing-masing lahan petani, jika
perlu didasarkan pada umur pohon dan jarak tanam.
pg. 14
c. mengamati kondisi tanaman dan kondisi musim untuk memperkirakan apakah
hasilnya akan lebih baik/lebih tinggi atau lebih buruk/lebih rendah dari tahun
sebelumnya.
d. berdasarkan data-data tersebut petani bisa melakukan perkiraan produksi tahunan
e. petugas ICS juga harus melakukan perkiraan produksi tahunan untuk memeriksa
apakah perkiraan yang dilakukan petani sudah tepat/realistis atau belum. Jika belum,
maka perlu dilakukan perbaikan dengan persetujuan/diketahui oleh petani yang
bersangkutan.
pg. 15
bagi petani-petani yang melanggar standar organik internal tetapi tidak
membahayakan sertifikasi.
iii. Memberikan sanksi-sanksi yang keras termasuk mengeluarkan petani
sebagai peserta program sertifikasi organik bagi petani-petani yang
melanggar standar organik internal dan membahayakan sertifikasi organik
e. Keputusan-keputusan internal panitia dicatat dan direkap ke dalam : daftar petani
yang berhak mendapatkan status organik,daftar petani yang berhak mendapat status
organik dalam konversi dan daftar petani yang mendapatkan sanksi-sanksi.
f. Daftar-daftar tersebut ditandatangani panitia dan dikirim ke CU.
Kebijakan: Dalam kasus ada petani yang tidak memenuhi persyaratan atau yang
menerima sanksi,maka harus dibuat dokumentasi yang jelas : (Siapa petani yang
menerima sanksi? Apa jenis sanksi? Bagaimana cara-cara penerapan sanksi
tersebut?).Dokumen tersebut harus diinformasikan kepada petani yang bersangkutan dan
kepada petani lainnya untuk menjadi perhatian dan pelajaran. Bilamana perlu dokumen
tersebut diinformasikan kepada pembeli untuk menjamin bahwa KOMODITAS
VANILLA yang dibeli berasal dari petani-petani yang memenuhi Standar organik
internal. Dokumen tersebut juga sangat penting sebagai bahan diskusi dengan CU.
pg. 16
2. Menggunakan pupuk kimia Menjalani konversi 3 (tiga) tahun, hasil
panen ditolak
3. Menyimpan pestisida kimia di Diberi sanksi tetapi harus diteliti lebih
Gudang lanjut:
Memeriksa tanggal produksi
Memeriksa data registrasi awal
Memeriksa apa hanya digunakan
untuk tanaman lain, dan bukan
untuk tanaman VANILLA
4. Menggunakan herbisida Menjalani konversi 3 (tiga) tahun, dan
hasil panen ditolak
5. Pencampuran organik dan non- Seluruh hasil panen dianggap sebagai
organik non-organik
6. Penyimpanan/karung yang tidak Bisa diperiksa dengan data hasil panen,
jelas organik atau non-organik seluruh hasil dianggap non-organik.
7. Batas kebun potensi kontaminasi Inspeksi berkala terhadap batas2 kebun
dan buffer zone
8. Pembakaran rutin dilahan Sosialisasi untuk membuat 1 titik khusus
agar tidak menggangu aneka hayati
dalam tanah
9. Limbah/sampah domestik dikebun Sosisalisasi pentingnya menjaga
kebersihan lahan organik dari
samaph/limbah domestik
10. Sumber Bibit tidak jelas Diarahkan untuk menggunakan bibit dari
turunan pohon induk yang sudah
tersertifikasi organik/dari lahan organik
SANKSI SITUASI
Memenuhi syarat-syarat yang harus Petani menyimpan bahan-bahan kimia
dipenuhi petani
Denda dari ICS Petani tidak pernah datang ke pertemuan
Ditunda sementara/skorsing Petani melanggar standar organik
internaltapi tidak membahayakan
program sertifikasi organik (misal : petani
menjual KOMODITAS VANILLA ke
pembeli lain)
pg. 17
Masa konversi 3 (tiga) tahun Pencemaran lahan/kebun (misal : petani
menggunakan pestisida, pupuk kimia dan
herbisida kimia)
Mengeluarkan petani dari keanggotaan Petani menjual KOMODITAS
ICS VANILLA non-organik milik petani
BUKAN peserta program organik.
6. Dokumentasi ICS
Kebijakan: ICS harus menjamin bahwa setiap aktivitas pengawasan internal harus
didokumentasikan. Semua dokumen yang berhubungan dengan sertifikasi
KOMODITAS VANILLA organik harus bisa diperiksa baik oleh Inspektur Internal
maupun oleh Inspektur Eksternal (CU).
1) Kontrak Petani : merupakan komitmen tertulis dari petani dan ICS untuk bersedia
memenuhi Standar organik internal.
2) Peta: peta umum (lokasi kebun peserta organik, pembagian blok); peta blok (lokasi
kebun peserta organik, lokasi organik dan non-organik) dan sketsa kebun peserta
organik.
3) Data Dasar (data base)Petani: data-data hasil registrasi petani yang meliputi
kepemilikan dan status lahan, lahan organik & non-organik, kepemilikan ternak,
terakhir penggunaan bahan kimia, dan lain-lain.
pg. 18
4) Buku Harian ICS:
Catatan Internal Inspektur tentang tindakan-tindakan perbaikan dan sanksi bagi
petani.
Catatan Petugas Lapang tentang kunjungan lapang, kasus-kasus yang ditemui
serta saran-saran yang diberikan kepada petani.
Catatan dari Eksternal Inspektur tentang rincian sanksi yang diberikan kepada
petani.
Pengelola ICS harus menjamin tersedia personal yang berkualitas untuk menjalankan semua prosedur dalam
ICS. Setiap personal harus bertanggung-jawab terhadap tugas-tugasnya dan mempunyai kepedulian terhadap
penerapan Standar organik internal. Personal dalam ICS juga harus mendapatkan latihan yang cukup untuk
melakukan tugasnya.
1. Bagan Organisasi
Kebijakan: Dalam organisasi ICS harus diatur hirarki, posisi dan pemaparan tugas
secara jelas sehingga organisasi ICS bisa berjalan dengan baik.
pg. 19
Melakukan supervisi terhadap Staf Lapang (Internal Inspektur dan
Petugas Lapang)
Mensosialisasikan ICS Manual / Buku Panduan ICS dan
mengkoordinasikan penerapan sistim kontrol internal.
Mengorganisir dan mendampingi pelaksanaan inspeksi eksternal
dari CU.
2. Koordinator ICS
Kebijakan:Koordinator ICS merupakan posisi yang penting dalam ICS yaitu menjamin
agar ICS bisa diterapkan dalam program sertifikasi lahan organik peserta program
sertifikasi KOMODITAS VANILLA organik. Untuk itu, orang yang menempati posisi
sebagai Koordinator ICS harus mempunyai kemampuan dalam pengelolaan administrasi,
pg. 20
komunikatif dan mampu melakukan koordinasi dengan semua pihak yang berhubungan
dengan program sertifikasi KOMODITAS VANILLA organik.
3. Inspektur Internal
pg. 21
Memahami prinsip-prinsip pertanian organik, prosedur-prosedur dalam sistem
kontrol internal (ICS Procedures) dan memahami standar organik internal dan
kontrak petani.
Tidak mempunyai konflik kepentingan yang bisa mempengaruhi tugasnya.
pg. 22
Melakukan seleksi terhadap data atau laporan yang perlu didiskusikan lebih lanjut
oleh panitia.
Melakukan pertemuan minimal 1 (satu) kali dalam setahun pada waktu setelah
inspeksi internal dilakukan dan sebelum dimulai pembelian.
Mengambil keputusan organik sesuai Prosedur Pengambilan Keputusan Organik
(lihat 4.d) dalam pertemuan tersebut.
Melakukan dokumentasi terhadap semua keputusan tentang petani yang memperoleh
persetujuan maupun petani yang memperoleh sanksi.
Menandatangani hasil keputusan untuk diajukan/dikirim ke lembaga sertifikasi (CU).
Wakil/pendamping perusahaan(Mandator)
Kebijakan: Agar petani benar-benar peduli dan bersedia menjalankan pertanian organik
dan agar produk yang dihasilkan meningkat, baik kuantitas maupun kualitasnya, maka
Petugas Lapangan (Penyuluh Lapangan) sangat penting dalam program sertifikasi
KOMODITAS VANILLA organik.
pg. 23
Mengkoordinasi dan melakukan pembuatan peta umum dan peta lokasi lahan organik
dan non-organik.
Mengkoordinasi pembelian input-input pertanian yang diijinkan untuk pertanian
organik.
Membantu petani melakukan Pendaftaran untuk keperluan pengisian Buku Harian
Petani.
6. Konflik Kepentingan
V. PELATIHAN
Pelatihan Staf ICS dan petani sangat penting agar mempunyai pemahaman yang jelas tentang aspek-aspek
pertanian organik, standar organik internal dan prosedur-prosedur dalam penerapan Sistem Kontrol Internal
(ICS) di dalam program sertifikasi lahan organic UD LOOR
pg. 24
Pelatihan Staf ICS:
Pelatihan tentang Sertifikasi Organik bagi Koordinator ICS dan Internal Inspektur.
Pelatihan tentang Pedoman (manual) ICS bagi Staf ICS (Internal Inspektur, Petugas
Lapang dan Komisi Persetujuan Organik).
Pelatihan tentang Prosedur Registrasi/Prosedur Pendaftaran dan Inspeksi Internal
bagi inspektur internal.
Pelatihan tentang Prosedur Pembelian dan Penjual bagi Petugas Pembelian-
Penjualan.
Pelatihan tentang Prosedur Pengolahan Pasca Panen bagi Petugas Pengolahan,
Petugas Penyimpanan (gudang).
Pelatihan-pelatihan itu harus disertai praktek langsung dengan pendampingan oleh Staf
dinas/institusi terkait. Jika ada perubahan-perubahan dalam prosedur, standar dan format,
maka Staf ICS akan dilatih/minimal diberikan informasi tentang perubahan-perubahan
yang terjadi.
2. Pelatihan Petani
Kebijakan: Dalam program sertifikasi organik tidak sekedar memperoleh sertifikat dan
KOMODITAS VANILLA organik. Akan tetapi yang lebih penting adalah
“memperoleh” petani organik, artinya program harus mampu meningkatkan kesadaran
petani akan arti penting pertanian organik dan petani bersedia menerapkan pertanian
organik dengan motivasi menjaga kelestarian lingkungan, menjaga kesehatan diri dan
kesehatan lingkungannya. Untuk itu perlu dilakukan pelatihan-pelatihan yang
berkelanjutan bagi petani tentang bagaimana melakukan pertanian organik yang baik dan
bukan hanya pertanian tanpa bahan-bahan kimia.
Pelatihan Petani Organik:
Pelatihan/Penyuluhan tentang Prinsip-Prinsip dan Metode Pertanian organik.
Pelatihan/Penyuluhan tentang Penanggulangan Hama dan Penyakit Tanaman
VANILLA organik.
Pelatihan/Penyuluhan tentang Pemupukan Tanaman VANILLA organik.
Pelatihan/Penyuluhan tentang Penanggulangan Resiko dalam Pertanian VANILLA
organik.
Pelatihan/Penyuluhan tentang Penanganan Pasca Panen VANILLA organik.
Pelatihan-pelatihan baik untuk Staf ICS maupun petani organik dilakukan secara terus-
menerus sesuai perkembangan yang terjadi (on-going training).
pg. 25