Anda di halaman 1dari 4

VIROLOGI

Virus adalah parasit berukuran mikroskopik yang menginfeksi sel organisme biologis. Virus bersifat
parasit obligat, karena virus hanya dapat bereproduksi di dalam material hidup dengan menginvasi dan
memanfaatkan sel makhluk hidup karena virus tidak memiliki perlengkapan selular untuk bereproduksi
sendiri. Biasanya virus mengandung sejumlah kecil asam nukleat (DNA atau RNA, tetapi tidak kombinasi
keduanya) yang diselubungi semacam bahan pelindung yang terdiri atas protein, lipid, glikoprotein, atau
kombinasi ketiganya. Genom (materi genetic inti virus) virus akan diekspresikan menjadi baik protein yang
digunakan untuk memuat bahan genetik maupun protein yang dibutuhkan dalam daur hidupnya.
Istilah virus biasanya merujuk pada partikel-partikel yang menginfeksi sel-sel eukariota (organisme
multisel dan banyak jenis organisme sel tunggal), sementara istilah bakteriofage atau fage digunakan untuk
jenis yang menyerang jenis-jenis sel prokariota (bakteri dan organisme lain yang tidak berinti sel). Virus sering
diperdebatkan statusnya sebagai makhluk hidup karena ia tidak dapat menjalankan fungsi biologisnya secara
bebas jika tidak berada dalam sel inang.

Adapun sifat – sifat khusus virus menurut Lwoff, Home dan Tournier (1966) adalah :
1. Bahan genetic virus terdiri dari asam ribonukleat (RNA) atau asam deoksiribonukleat (DNA), akan
tetapi bukan gabungan dari kedua jenis asam nukleat tersebut.
2. Struktur virus sangat sederhana, yaitu dari pembungkus yang mengelilingi atau melindungi asam
nukleat (kaspid dan inti).
3. Virus bereproduksi hanya dalam sel hidup, yaitu dalam nucleus, sitoplasma atau di dalam keduanya
dan tidak bermetabolisme jika berada di luar sel hidup.
4. Virus tidak membelah diri dengan cara pembelahan biner. Partikel virus baru dibentuk dengan suatu
proses biosintesis dengan pemecahan suatu partikel virus infektif menjadi lapisan protein pelindung
dan komponen asam nukleat infektif.
5. Asam nukleat partikel virus yang menginfeksi sel mengambil alih system enzim hospesnya, sehingga
selaras dengan proses sintesis asam nukleat dan protein virus.
6. Virus yang menginfeksi sel mempergunakan ribosom sel hospes untuk keperluan metabolismenya.
7. Komponen – komponen virus dibentuk secara terpisah dan baru digabung di dalam sel hospes tidak
lama setelah dibebaskan.
8. Selama proses pembebasan, beberapa partikel virus mendapat selubung luar yang mengandung lipid,
protein, dan bahan – bahan lain yang sebagian berasal dari sel hospes.
9. Partikel virus lengkap disebut Virion dan terdiri dari inti asam nukleat yang dikelilingi lapisan protein
yang bersifat antigenic yang disebut kapsid dengan atau tanpa selubung di luar kapsid.

NUKLEOKAPSID
• Inti  asam nukleat (mengandung genom)
• Kapsid  selubung protein yang mengelilingi inti.
Kapsid dapat terdiri dari unit berulang satu atau lebih molekul protein, unit protein tersebut mungkin
membentuk unit struktural yang secara morfologi disebut kapsomer.
Nukleokapsid dapat telanjang atau berselubung.
Selubung nukleokapsid berupa lipoprotein  berasal dari membran sel inang, membran inti atau
retikulum endoplasmicum.
Nukleokapsid virus tersusun sangat simetris oleh unit-unit protein.

DEFINISI DALAM VIROLOGI


a) Kapsid : bagian luar protein yang melindungi gen virus
b) Nukleokapsid : Melindungi kapsid dan gen virus
c) Envelope/Selubung : Melindungi Nukleokapsid terdiri dari lemak, diluarnya terdapat glikoprotein yang
berupa tonjolan tonjolan.
d) Kapsomer menggambarkan kelompok polipeptida yang terstruktur
e) Virion : partikel virus lengkap dapat bersifat seperti nukleo kapsid. Fungsinya memindahkan asam
nukleat dari satu sel ke lain sel.
f) Virus cacat: partikel virus yang secara fungsional kekurangan aspek replikasi yang mengganggu
replikasi virus normal

STRUKTUR VIRUS
Dikelompokkan menjadi 3 susunan subunit yaitu:
A. simetri kubik (adenovirus) tersusun dalam bentuk icosahedrons yaitu 20 sisi yang solid dimana setiap
sisinya dibentuk segitiga sama sisi
B. simetri heliks(ortomiksovirus) capsomer yang mengelilingi asam nukleatnya berbentuk heliks atau
spiral yang kemudian membentuk nukleokapsid tubuler.
Contoh : padas ebagian besar virus RNA mamalia
C. virus dengan struktur kompleks(poxvirus)
Virus dapat diklasifikasi menurut morfologi, tropisme dan cara penyebaran, dan genomik fungsional.[25]
 Klasifikasi virus berdasarkan morfologi
Berdasarkan morfologi, virus dibagi berdasarkan jenis asam nukleat dan juga protein
membran terluarnya (envelope) menjadi 4 kelompok, yaitu
1. Virus DNA
2. Virus RNA
3. Virus berselubung
4. Virus non-selubung

 Klasifikasi virus berdasarkan tropisme dan cara penyebaran


Berdasarkan tropisme dan cara penyebaran, virus dibagi menjadi
1. Virus Enterik
2. Virus Respirasi
3. Arbovirus
4. Virus onkogenik
5. Hepatitis virus

 Klasifikasi virus berdasarkan genomik fungsional


Virus di klasifikan menjadi 7 kelompok berdasarkan alur fungsi genomnya. Klasifikasi ini disebut juga
klasifikasi Baltimore yaitu
1. Virus Tipe I = DNA Utas Ganda (e.g. Adenoviruses, Herpesviruses, Poxviruses)
2. Virus Tipe II = DNA Utas Tunggal (e.g. Parvoviruses)
3. Virus Tipe III = RNA Utas Ganda (e.g. Reoviruses)
4. Virus Tipe IV = RNA Utas Tunggal (+) (e.g. Picornaviruses, Togaviruses)
5. Virus Tipe V = RNA Utas Tunggal (-) (e.g. Orthomyxoviruses, Rhabdoviruses)
6. Virus Tipe VI = RNA Utas Tunggal (+) dengan DNA perantara (e.g. Retroviruses)
7. Virus Tipe VII = DNA Utas Ganda dengan RNA perantara (e.g. Hepadnaviruses)

Anda mungkin juga menyukai