Jembatan Balok Box
Jembatan Balok Box
Salah satu keuntungan dari jembatan box girder yaitu ketahanan torsi yang lebih baik,
yang sangat bermanfaat untuk aplikasi jembatan yang melengkung. Tinggi elemen box girder
dapat dibuat constant maupun bervariasi, makin ke tengah makin kecil seperti gambar 2.2.
Bentang jembatan balok box dimulai dengan pelat sederhana (gambar 2.3 a). Seiring
meningkatnya panjang bentang , tinggi elemen penampang balok box juga meningkat.
Diketahui bahwa pusat dekat bahan gravitasi memberikan kontribusi sangat sedikit untuk
lentur dan karenanya dapat dihapus.Pelat bawah balok disediakan kapasitas kekuatan tarik dan
pelat atas untuk menahan tekan. Sehingga pelat atas dan bawah membentuk kerja sama untuk
menahan lentur.
Akibat lebar jembatan meningkat diperlukan lebih banyak jumlah gelagar memanjang
yang sehingga mengurangi kekakuan balok dalam arah melintang dan lendutan melintang
relatif tinggi. Jaring balok bisa dibuka menyebar secara radial dari plat atas. balok bagian
bawah tidak akan lagi berada di posisi aslinya. Untuk tetap dalam posisi semula di bagian
bawah harus diikat bersama-sama yang menyebabkan terbentuknya box girder pertama.
Bentang yang panjang dengan deck yang lebih luas dan pembebanan eksentrik pada
penampang akan menyebabkan lendutan arah longitudinal dan transversal yang menyebabkan
distorsi berat penampang. Oleh karena itu jembatan harus memiliki kekakuan torsi yang tinggi
untuk melawan distorsi penampang dek untuk minimum.
Dengan demikian box girder lebih cocok untuk bentang yang lebih besar dan lebar. Box
girder elegan dan ramping. Ekonomis dan estetika menyebabkan evolusi cantilevers pada sayap
atas. Dimensi sel dapat dipengaruhi oleh kondisi pratekan.
Jembatan balok box beton umumnya dipadukan dengan sistem prategang (gambar 2.4
dan 2.5). Konsep prategang adalah memberikan gaya tarik awal pada tendon sebagai tulangan
tariknya serta memberikan momen perlawanan dari eksentrisitas yang ada sehingga selalu
tercipta tegangan tekan baik serat atas maupun bawah yang besarnya selalu dibawah kapasitas
tekan beton. Struktur akan selalu bersifat elastic karena beton tidak pernah mencapai tegangan
tarik dan tendon tak pernah mencapai titik plastisnya.
Pembesian secara pre pabrication, diangkat dengan crawler crane.Pekerjaan isian caisson
dengan beton K-250 dari kedalaman -10 m ke bawah, sedangkan -10 m sampai bottom pile
menggunakan mutu beton yang lebih baik yaitu K-400, karena pada daerah ini akan dipasang
tendon setengah lingkaran untuk akomodasi kebutuhan stressing pile cap yaitu pada kedalaman
– 3m.
Gambar 2.13 Stressing Tendon Pile Cap pada Caisson
Pile cap berukuran panjang 12m, lebar 12m dan tinggi 3m. menggunakan mutu beton
K-500 dengan stressing tendon yang terlihat seperti gambar 2.14
Gambar 2.14 stressing Tendon pile cap
Terdapat tiga pilar pada jembatan ini dengan ketinggian yang berbeda Tinggi Pilar P1
setinggi 51,84m, P2 setinggi 71,14m, dan pilar P3 setinggi 33.49m. Pekerjaan pilar dilakukan
segmental dengan climbing system formwork. pekerjaan pilar terdiri dari pekerjaan pembesian,
ducting, cor beton.Mutu beton yang digunakan adalah adalah K-500.
Gambar 2.15 Pekerjaan Pilar dengan climbing system formwork
Balok box pada jembatan tukad bangkung menggunakan single sel balok box dengan
tinggi yang bervariasi. Pada daerah tumpuan pilar tinggi balok box maksimum yaitu 7,5 m
sedangkan pada tengah bentang antara pilar dan juga pada daerah abutmen tinggi balok box
minimum yaitu 3,03m seperti pada gambar 2.17.
Pada daerah tumpuan (pilar), balok box dibuat lebih tinggi karena gaya geser dan momen yang
terjadi di daerah tumpuan lebih besar dari pada gaya geser dan momen yang terjadi pada balok
tengah, untuk daerah abutmen perletakan yang dipakai adalah perletakan sendi atau rol yang
momennya adalah ndol, maka pada daerah tinggi balok box yang dibutuhkan tidak setinggi
balok box pada tumpuan. Selain itu pengerjaan balok box pada jembatan tukad bangkung
menggunakan sistem segmental balance cantilever seperti gambar 2.18.
Gambar 2.19 Pengerjaan Balok Box Sistem Segmental Balance Cantilever
Pada Sistem Segmental Balance Cantilever ini blaok box precast dipasang segmen demi
segmen sebagai kantilever di kedua sisi agar saling mengimbangi sehingga momen yang terjadi
pada pilar dapat di minimalkan. Pada proses pengerjaan Segmental Balance Cantilever ini
momen pada tumpuan pilar paling besar layaknya diagram momen pada setruktur kantilever
sehingga pada tumpuan pilar memerlukan tinggi balok box yang lebih besar untuk menahan
momen yang ditimbulkan saat pengerjaan. Sistem Segmental Balance Cantilever ini dipililih
karena elevasi balok box mencapai 71,14 m yang tidak memungkinkan untuk menggunakan
sistem perancah.
Balok box dipasang segmen demi segmen dengan sequence normal 10 hari. Balok box
menggunakan mutu beton K-500 dengan Stressing 75 % UTS (Ultimate Tension Strength).
Stressing dua arah untuk arah memanjang dengan ke dua angkur hidup-hidup dan stressing satu
arah untuk arah melintang dengan ankur hidup-mati.
http://uptodateproperty.blogspot.co.id/2015/08/jembatan-balok-box.html
Jembatan box girder adalah sebuah jembatan dimana struktur atas jembatan terdiri dari balok-
balok penopang utama yang berbentuk kotak berongga. Box girder biasanya terdiri dari elemen
beton pratekan, baja structural, atay komposit baja dan beton bertulang. Bentuk penampang
dari box girder umumnya adalah persegi atau trapezium dan dapat direncanakan terdiri atas 1
sel atau banyak sel.
Salah satu keuntungan dari jembatan box girder yaitu ketahanan torsi yang lebih baik, yang
sangat bermanfaat untuk aplikasi jembatan yang melengkung. Tinggi elemen box girder dapat
dibuat constant maupun bervariasi, makin ke tengah makin kecil.
Jembatan box girder beton umumnya dipadukan dengan system prategang. Konsep prategang
adalah memberikan gaya tarik awal pada tendon sebagai tulangan tariknya serta memberikan
momen perlawanan dari eksentrisitas yang ada sehingga selalu tercipta tegangan total negative
baik serat atas maupun bawah yang besarnya selalu dibawah kapasitas tekan beton. Struktur
akan selalu bersifat elastic karena beton tidak pernah mencapai tegangan tarik dan tendon tak
pernah mencapai titik plastisnya.
Metode pelaksanaan jembatan box girder juga kompleks dan bervariatif tergantung dari
keadaan tanahnya, jenis tendon pratekannya apakah internal prestressing atau external
prestressing, tergantung juga lekatan kabel dengan beton apakah bonded ataukah unbounded,
pengaturan bentangan jembatan apakah menerus atau bentang sederhana, tinggi elemen box
girder apakah bervariasi atau constant serta proses pelaksanaan di lapangan apakah cor
ditempat atau pracetak.
Metode pelaksanaan yang umum digunakan adalah metode konvensional dengan perancah,
balance cantilever, atau kombinasinya, dan incremental launching.
konvensional menggunakan falsework
incremental erection
cantilever
Bangunan bawah jembatan yang terletak pada kedua ujung jembatan yang berfungsi memikul
reaksi beban pada ujung jembatan dan dapat juga berfungsi sebagai dinding penahan tanah.
Pilar
Perencanaan pilon merupakan hal yang sangat penting dan mendasar yang akan mempengaruhi
estetika, keekonomisan serta perilaku struktur dari jembatan. Pilon akan menerima gaya dari
gelagar. Secara prinsip pemakaian beton pada pilon mempunyai dasar yang kuat mengingat
akan mengalami gaya tekan yang besar.
Pilar untuk jembatan box girder beton akan menerima gaya yang besar akibat bentang jembatan
yang besar serta berat box girder itu sendiri. Penampang pilar dapat dibuat massif ataupun
berongga.
Gelagar
Bentuk penampang dari box girder umumnya adalah persegi atau trapezium dan dapat
direncanakan terdiri atas 1 sel atau banyak sel
Lock Up Device
Fungsi dari lock up device adalah untuk memberikan suatu hubungan yang kaku (rigid link)
antara dek jembatan dengan abutmrn atau pilar jembatan, sehingga pada akibat beban yang
cepat dangan durasi yang pendek seperti gempa, tabrakan, rem, gaya tersebut akan disalurkan
ke perletakan. Akibat beban yang terjadi perlahan-lahan seperti suhu, susut dan rangkak, maka
tidak terjadi hubungan kaku sehingga tidak terjadi penyaluran gaya.
Sebagaimana umumnya jembatan bentang panjang, pergerakan pada dek jembatan akan selalu
terjadi dan harus diakomodasi dengan baik. Untuk mengakomodasi pergerakan yang relative
besar tersebut. Umumnya digunakan expansion joint tipe modular. Gambar dibawah
menyajikan tipikal Expansion Joint tipe modular yang umum digunakan.
Mechanical Bearing
Sebagaimana umumnya jembatan bentang panjang, gaya-gaya pada perletakan akan memiliki
magnitude yang besar. Untuk itu tipe perletakan yang digunakan pada jembatan bentang
panjang adalah perletakan yang mempunyai kemampuan menahan gaya yang besar. Tipe
perletakan mekanik seperti pot bearing dan spherical bearing umum digunakan pada jembatan
bentang panjang.
https://fadlyfauzie.wordpress.com/2012/12/02/mengenal-jembatan-box-girder/