Anda di halaman 1dari 3

Lingkar Kepala

Pertumbuhan berkaitan dengan masalah perubahan ukuran, jumlah pada tingkat sel. Sedangkan
perkembangan adalah pertambahan kemampuan fungsi tubuh. Proses perkembangan dan
pertumbuhan terjadi secara simultan (bersamaan), sehingga setiap pertumbuhan disertai dengan
perubahan fungsi, salah satunya adalah otak. Biasanya ukuran pertumbuhan tengkorak mengikuti
perkembangan otak, sehingga bila ada hambatan pada pertumbuhan tengkorak maka perkembangan
otak anak juga terhambat. Inilah tujuan dari pengukuran lingkar kepala, disamping untuk mengetahui
perkembangan otak anak juga untuk mengetahui kelainan-kelainan yang mungkin terjadi.

Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, akan tetapi besar lingkar kepala tidak
menggambarkan keadaan kesehatan gizi. Bagaimana juga ukuran otak dan lapisan tulang kepala dan
tengkorak bervariasi sesuai dengan keadaan gizi.

Di beberapa kartu menuju sehat dapat kita ketahui beberapa kurva yang menunjukkan perkembangan
lingkar kepala. untuk bayi yang baru lahir berjenis kelamin perempuan mempunyai kisaran 31-36 cm,
sementara untuk bayi laki-laki berkisar antara 32-38 cm. pertambahan ukuran lingkar kepala bayi dalam
setiap bulan mempunyai rata-rata 2 cm di 3 bulan pertama, kemudian bertambah 1 cm untuk bulan
berikutnya hingga berusia 6 bulan. Untuk 6 bulan berikutnya perkembangan ukuran kepala hanya
bertambah sekitar 0,5 cm setiap bulan. Pertambahan ukuran lingkar kepala ini akan melambat seiring
dengan pertumbuhan bayi hingga menginjak remaja. Untuk bayi prematur maka lingkar kepalanya akan
lebih kecil sehingga hasil pengukurannya dikurangi satu bulan. Jika bayi sudah berumur dua bulan maka
akan dicatat sesuai dengan bayi berusia satu bulan.

· Pengukuran

Dasar utama dalam menilai pertumbuhan fisik anak adalah penilaian menggunakan alat baku (standard).
Pengukuran perlu dilakukan dalam kurun waktu tertentu untuk menilai kecepatan pertumbuhan. Alat
yang sering digunakan dibuat dari serat kaca dengan lear kurang dari 1 cm, fleksibel dan tidak mudah
patah.

Pengukuran dilakukan pada diameter occipitofrontal dengan mengambil perata 3 kali pengukuran
sebagai standard. Hal yang harus diperhatikan saat mengukur adalah untuk memperhatikan tonjolan
depan & tonjolan belakang kepala yang dijadikan acuan, bukan telinga. Selain itu, pengukuran harus
sejajar dan tidak mengukur dari arah belakang atau belakang, tetapi penempatan skala harus dilihat dari
samping.

Hubungan antara lingkar kepala dan perkembangan anak

Menurut Siswono (2008), bahwa lingkar kepala


seorang anak mencerminkan besarnya volume otak yang ada di dalamnya. Lingkar kepala dipengaruhi
oleh status gizi, jenis kelamin, usia dan riwayat penyakit. Lingkar kepala di atas maupun di bawal normal
cenderung terjadi pada anak yang dipengaruhi oleh status gizinya. Anak yang mempunyai lingkar kepala
normal da perkembangan normal cenderung dalam pemberian gizi yang baik. Maka ukuran kepala
tepatnya peningkatan volume otak menunjang dalam perkembangan dan kecerdasan anak. Oleh karena
itu, pemberian gizi yang baik dan benar seperti mengkonsumsi makanan yang kaya protein, asam folat,
mineral, dan nutrisi sejak awal kehamilan hingga usia 5 tahun dapat meningkatkan volume otak dan
sangat menunjang perkembangan dan kecerdasan pada anak.

Pendapat Siswono (2008) lingkar kepala bayi baru lahir kurang 30 cm atau lebih besar dari 37 cm
kemungkinan besar ada gangguan penyakit yaitu mikrosefalus atau hidrosefalus. Kondisi seperti ini
perkembangan otaknya akan terganggu, jika perkembangan otak tidak sempurna dengan sendirinya
kemampuan masing-masing bagian otak juga tidak sempurna, ini akan berpengaruh pada kemampuan
motorik pada anak dan kemampuan lainnya.

Berikut video cara mengukur lingkar kepala :

https://www.youtube.com/watch?v=xIE68l9xNAE
Referensi :

Asuhan Gizi Nutritional Care Process.Adisty Cynthia Anggraeni, S. Gz. Edisi pertama-Yogyakarta: Graha
Ilmu, 2012 (hlm 34)

Jurnal Involusi Kebidanan, Vol. 1, No. 2, Juni 2011, 37-44

Jurnal Pendidikan Khusus Vol 5 No.2 Nopember 2009

Penilaian Status Gizi. I Dewa Nyoman Supriasa, Bachyar Bakri, Ibnu Fajar. Jakarta : EGC, 2001

Anda mungkin juga menyukai