Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap orang yang memiliki suatu benda pasti akan menghadapi suatu resiko
yang dapat mengurangi atau menghilangkan benda tersebut baik diakibatkan oleh
kerusakan dan lain sebagainya. Karena pada umumnya manusia tidak menyukai adanya
resiko, sehingga mereka mencari solusi untuk mentranfer resiko tersebut. Salah satu
caranya yaitu dengan mengasuransikan barang yang dinilai dapat menimbulkan
kerugian tersebut. Karena dengan adanya asuransi maka dapat dikatakan kerugian itu
akan diperingan atau dikurangi bahkan ditanggung oleh pihak lain dengan melakukan
suatu perjanjian atau kontrak asuransi.
Jika risiko tersebut benar-benar terjadi, maka pihak tertanggung akan
mendapatkan ganti rugi sebesar nilai yang diperjanjikan antara penanggung dan
tertanggung. Mekanisme perlindungan ini sangat dibutuhkan dalam dunia bisnis yang
penuh dengan risiko.

1
BAB II
PEMBAHASAN TEORI

2.1. Lima Langkah Proses Manajemen Risiko Perusahaan

Perusahaan telah mengerahkan usaha yang besar akhir-akhir ini dalam


merancang strategi untuk menilai dan mengelola risiko yang dihadapi dalam
pelaksanaan kegiatan bisnisnya. Berikut ini adalah lima langkah proses manajemen
risiko di perusahaan:

1. Mengidentifikasi dan memahami risiko-risiko utama perusahaan


Tidaklah mungkin mengelola risiko yang sebelumnya tidak diidentifikasi dan
dipahami. Langkah pertama dalam program manajemen risiko adalah untuk
mengembangkan pemahaman yang lengkap atas tipe risiko yang dihadapi
perusahaan. Sumber utama risiko adalah sebagai berikut:
a) Risiko Permintaan
Fluktuasi permintaan atas produk dan jasa karena faktor persaingan dan
dampak keadaan ekonomi suatu negara.
b) Risiko Komoditas
Fluktuasi harga komoditas yang penting untuk perusahaan dapat mengurangi
arus kas perusahaan.
c) Risiko Politik atau Negara
Tempat perusahaan beroperasi dapat menciptakan masalah karena adanya
ketidakstabilan politik atau intervensi pemerintah terhadap kegiatan bisnis
perusahaan.
d) Risiko Operasional
Biaya operasi yang jauh lebih tinggi daripada yang dianggarkan adalah
sumber volatilitas dari arus kas perusahaan.
e) Risko Nilai Tukar
Perubahan nilai tukar yang tidak menguntungkan dapat mengakibatkan
penurunan arus kas perusahaan yang dramatis.

2
Hanya risiko operasional yang merupakan risiko yang berasal dari kondisi
internal perusahaan, sedangkan keempat risiko yang lain adalah risiko yang berasal dari
luar perusahaan. Manajemen risiko lebih berfokus kepada risiko yang berasal dari luar
perusahaan.

2. Menentukan tipe risiko yang akan diterima dan ditransfer


Menentukan risiko apa saja yang dipertahankan dan risiko apa saja yang akan
dimitigasi dengan memindahkannya kepada pihak di luar perusahaan adalah hal
utama dalam manajemen risiko.
3. Memutuskan seberapa besar risiko yang harus ditanggung
Tidak ada formula layaknya seperti rumus NPV untuk memutuskan besarnya
risiko yang harus ditanggung oleh perusahaan.
4. Memasukkan risiko dalam seluruh proses pengambilan keputusan
perusahaan
Setelah perusahaan memutuskan risiko-risiko yang akan dipertahankan dan yang
akan dipindahkan ke pihak eksternal, maka perusahaan kemudian menerapkan
sebuah sistem untuk mengendalikan risk exposure yang dihadapi perusahaan.
Hal ini berarti setiap keputusan investasi, operasi, dan pendanaan yang penting
untuk perusahaan harus mempertimbangkan dampaknya terhaddap risiko
keseluruhan perusahaan.
5. Memonitor dan mengelola risiko yang ditanggung perusahaan
Untuk meyakinkan perusahaan bahwa keputusan harian perusahaan konsisten
dengan profil risikonya maka sangat penting untuk menempatkan sistem
monitoring yang efektif. Perusahaan memusatkan tanggung jawab untuk
memonitor risiko perusahaan kepada Chief Risk Officer yang bertanggung jawab
secara langsung kepada CEO serta secara berkala menyampaikannya kepada
komisaris dan direksi lainnya.

3
2.2. Pengelolaan Risiko dengan Kontrak Asuransi

2.2.1. Pengertian Asuransi


Asuransi adalah salah satu bentuk pengendalian resiko yang dilakukan dengan
cara mengalihkan/transfer resiko dari satu pihak kepada pihak lain dalam hal ini adalah
perusahaan asuransi.
Menurut KUHD pasal 246 disebutkan bahwa “asuransi atau pertanggungan
adalah suatu perjanjian dengan mana seorang penanggung mengikatkan dirikepada
seorang tertanggung, dengan menerima suatu premi, untuk penggantian kepadanya
karena suatu kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan yang mungkin
akan dideritanya karena suatu peristiwa yang tidak tentu”
Menurut Prof. Mehr dan Cammack “Asuransi merupakan suatu alat untuk
mengurangi resiko keuangan, dengan cara pengumpulan unit-unit exposure dalam
jumlah yang memadai, untuk membuat agar kerugian individu dapat diperkirakan.
Kemudian kerugian yang dapat diramalkan itu dipikul merata oleh mereka yang
tergabung”.
Menurut Prof. Mark R. Green “Asuransi adalah suatu lembaga ekonomi yang
bertujuan mengurangi risiko, dengan jalan mengkombinasikan dalam suatu pengelolaan
sejumlah obyek yang cukup besar jumlahnya, sehingga kerugian tersebut secara
menyeluruh dapat diramalkan dalam batas-batas tertentu”.
Menurut C.Arthur William Jr dan Richard M. Heins, mendefinisikan asuransi
berdasarkan dua sudut pandang, yaitu:
a) ”Asuransi adalah suatu pengaman terhadap kerugian finansial yang
dilakukan oleh seorang penanggung”
b) ”Asuransi adalah suatu persetujuan dengan mana dua atau lebih orang atau
badan mengumpulkan dana untuk menanggulangi kerugian finansial”

Berdasarkan definisi diatas maka dapat disimpulkan : Asuransi artinya transaksi


pertanggungan, yang melibatkan dua pihak, tertanggung dan penanggung. Dimana
penanggung menjamin pihak tertanggung, bahwa ia akan mendapatkan penggantian
terhadap suatu kerugian yang mungkin akan dideritanya, sebagai akibat dari suatu
peristiwa yang semula belum tentu akan terjadi atau yang semula belum dapat

4
ditentukan saat atau kapan terjadinya. Dimana si tertanggung di wajibkan membayar
sejumlah uang kepada si penanggung, yang biasa disebut sebagai “premi”.
Pada saat seseorang mengalihkan resikonya kepada perusahaan asuransi sebagai
penanggung, maka pertanyaan selanjutnya adalah, apakah semua resiko dapat
diasuransikan?? Tidak semua resiko dapat diasuransikan.
Resiko yang dapat diasuransikan adalah :
1. Resiko yang dapat diukur dengan uang
2. Resiko homogen (risiko yang sama dan cukup banyak dijamin oleh asuransi)
3. Resiko murni (risiko ini tidak mendatangkan keuntungan)
4. Resiko partikular (risiko dari sumber individu)
5. Resiko yang terjadi secara tiba-tiba (accidental) bukan karena direncanankan,
tetapi murni karena misalnya meninggal karena kecelakaan
6. Insurable interest artinya tertanggung memiliki kepentingan atas obyek
pertanggungan

2.2.2. Prinsip Dasar Asuransi


Dalam asuransi ada 6 macam prinsip dasar yang harus dipenuhi :
1. Insurable interest Hak untuk mengasuransikan, yang timbul dari suatu
hubungan keuangan, antara tertanggung dengan yang diasuransikan dan
diakui secara hukum.
2. Utmost good faith Tindakan untuk mengungkapkan secara akurat dan
lengkap, semua fakta yang material (material fact) mengenai sesuatu yang
akan diasuransikan baik diminta maupun tidak.
3. Proximate cause adalah suatu penyebab aktif, efisien yang menimbulkan
rantaian kejadian yang menimbulkan suatu akibat tanpa adanya intervensi
suatu yang mulai dan secara aktif dari sumber yang baru dan independen.
4. Indemnity Suatu mekanisme dimana penanggung menyediakan kompensasi
finansial dalam upayanya menempatkan tertanggung dalam posisi keuangan
yang ia miliki sesaat sebelum terjadinya kerugian
5. Subrogation Pengalihan hak tuntut dari tertanggung kepada penanggung
setelah klaim dibayar.

5
6. Contribution Adalah hak penanggung untuk mengajak penanggung lainnya
yang sama-sama menanggung, tetapi tidak harus sama kewajibannya
terhadap tertanggung untuk ikut memberikan indemnity.

2.2.3. Tujuan Asuransi


1. Segi Ekonomi
a) Tujuannya yaitu mengurangi ketidakpastian dari hasil usaha yang
dilakukan oleh seseorang atau perusahaan dalam rangka memenuhi
kebutuhan atau mencapai tujuan.
b) Tekniknya yaitu dengan cara mengalihkan risiko pada pihak lain dan
pihak lain mengkombinasikan sejumlah risiko yang cukup besar,
sehingga dapat diperkirakan dengan lebih tepat besarnya kemungkinan
terjadinya kerugian.
2. Segi Hukum
a) Tujuannya yaitu memindahkan risiko yang dihadapi oleh suatu obyek
atau suatu kegiatan bisnis kepada pihak lain.
b) Tekniknya yaitu melalui pembayaran premi oleh tertanggung kepada
penanggung dalam kontrak ganti rugi (polis asuransi), maka risiko
beralih kepada penanggung.
3. Segi Tata Niaga
a) Tujuannya yaitu membagi risiko yang dihadapi kepada semua peserta
program asuransi.
b) Tekniknya yaitu memindahkan risiko dari individu / perusahaan ke
lembaga keuangan yang bergerak dalam pengelolaan risiko (perusahaan
asuransi), yang akan membagi risiko kepada seluruh peserta asuransi
yang ditanganinya.
4. Segi Kemasyarakatan
a) Tujuannya yaitu menanggung kerugian secara bersama-sama antar
semua peserta program asuransi.

6
b) Tekniknya yaitu semua anggota kelompok (kelompok anggota)
program asuransi memberikan kontribusinya (berupa premi) untuk
menyantuni kerugian yang diderita oleh seorang / beberapa orang
anggotanya.
5. Segi Matematis
a) Tujuannya yaitu meramalkan besarnya kemungkinan terjadinya risiko
dan hasil ramalan itu dipakai dasar untuk membagi risiko kepada semua
peserta (sekelompok peserta) program asuransi.
b) Tekniknya yaitu menghitung besarnya kemungkinan berdasarkan teori
kemungkinan ("Probability Theory"), yang dilakukan oleh aktuaris
maupun oleh underwriter.

2.2.4. Tipe-tip Kontrak Asuransi


Terdapat banyak tipe asuransi karena banyak kejadian yang ingin dijamin
dengan asuransi. Berikut ini adalah beberapa tip risiko berikut Asuransinya :
Tipe Risiko Tipe Asuransi yang digunakan
Kerusakan properti perusahaan yang
diakibatkan oleh kebakaran dan tindakan Asuransi Property
vandalisme
Kerugian bisnis karena adanya penutupan
bisnis sementara yang disebabkan oleh Asuransi gangguan bisnis
kebakaran
Kerugian yang disebabkan oleh pegawai
atau pimpinan perusahaan seperti
keputusan yang salah dan tindakan yang Asuransi pegawai dan pimpinan
tidak sesuai dengan peraturan perusahaan
yang terkait dengan aktivitas perusahaan
Kehilangan penghasilan karena cacat atau
kematian yang terjadi terhadap pegawai Asuransi kehidupan pegawai kunci
yang memiliki posisi kunci
Kerugian karena kecelakan kerja yang
Asuransi kompensasi pekerja
dialami pekerja

2.2.5. Mengapa Membeli Asuransi?


Suatu perusahaan memutuskan untuk membeli asuransi, keputusan tersebut
adalah hasil dari analisi biaya-manfaat yang melibatkan perbandingan antara biaya
membeli kontrak asuransi dan biaya yang diperkirakan akan timbul karena
mempertahankan risiko yang dapat ditanggung oleh perusahaan asuransi.

7
Keputusan untuk mengasuransikan suatu risiko mempertimbangkan biaya
pembelian kontrak asuransi (besar premi) dan manfaat yang akan diperoleh karena
memiliki kontrak asuransi (menghindari dari kerugian yang diperkirakan).

2.3. Penilaian Opsi Dan Swap


2.3.1. Penilaian Opsi
Pada tahun 1973, Fisher Black dan Myron Scholes mengajukan suatu model
penilaian option yang dikenal sebagai Black and Scholes Model, model ini paling
banyak digunakan untuk menentukan harga suatu option (Bodie, Kane dan Marcus,
2001). Lebih lanjut, model ini pada mulanya ditujukan untuk menilai opsi bertipe
Eropa, namun pada perkembangan lebih lanjut diajukan beberapa modifikasi Black and
Scholes model, sehingga dapat digunakan untuk menghitung option bertipe Amerika
maupun option yang sahamnya membagikan dividen pada masa hidup option tersebut.
Lebih lanjut, suatu opsi dibagi menjadi dua yakni Call dan PutOption.
Di mana, Opsi Call menurut Bodie, Kane dan Marcus (2001) merupakan
pemberian hak, bukan kewajiban, kepada pemegangnya untuk membeli suatu aktiva
pada harga tertentu pada atau sebelum waktu tertentu. Sedangkan, Opsi Put menurut
Bodie et al. (2001) merupakan pemberian hak, bukan kewajiban, kepada pemegangnya
untuk menjual suatu aktiva pada harga tertentu pada atau sebelum waktu tertentu.
Adapun gambar Call dan Put Option dapat dilihat pada Gambar II.1 sebagai berikut

Dalam hal ini Bodie et al. (2001) menjelaskan bahwa suatu investasi pemegang
call akan pulang pokok jika pada waktu jatuh tempo call, harga pasar = harga call +
harga strike. Keuntungan diperoleh jika waktu jatuh tempo call, harga pasar > harga call
+ harga strike, demikian sebaliknya. Sedangkan, jika suatu investasi pemegang put akan
pulang pokok jika pada waktu jatuh tempo put, harga pasar = harga strike . harga put.
Keuntungan diperoleh jika waktu jatuh tempo call, harga pasar < harga strike . harga

8
put, demikian sebaliknya. Secara umum pendekatan dari model Option dapat dilihat
melalui model Black dan Scholes (1973). Di mana, mereka mempublikasikan suatu
model option yaitu persamaan umumnya untuk Call adalah;

Dimana

Keterangan :
S = nilai underlying asset
X = nilai exercise
rf = suku bunga bebas risiko
T = jangka waktu
= standar deviasi
N = distribusi normal

Adapun asumsi menurut Black dan Scholes (1973) yang dianut pada persamaan
ini adalah:
1. Suku bunga bebas risiko yang besarnya tetap sepanjang waktu option.
2. Return harga saham terdistribusi secara lognormal.
3. Volalitas tetap.
4. Tetap ada pembagian dividen.
5. Option adalah model .European Style., tidak dapat di eksekusi sebelum jatuh
tempo.
6. Tidak ada biaya transaksi.
7. Tidak ada penalti untuk short sales.

9
Contoh Soal:
Pada Maret 6, 2001 Cisco System melakukan trading pada harga$13,62. Nilai call
option pada Juli 2001 $15, melakukan trading di Chicago Board of Trade pada hari
yang sama $2. Berikut adalah parameter dari opsi :
 Annualized standard deviation pada Cisco Systems 81%. Standar deviasi ini
diperkirakan menggunakan stock price mingguan, jumlah yang dihasilkan
sebagai berikut:
Weekly Standard deviation = 1,556%
Annualized standard deviation = 1,556% x 52 = 81%
 Masa berlaku opsi adalah Jumat, Juli 20, 2001. Kadaluarsa pada 103 hari
 Annualized treasury bill rate pada umur opsi 4,63%
Jika diaplikasikan pada Black Scholes model adalah sebagai berikut
S = $ 13,62
X = $ 15
T = 103 / 365 = 0,2822

Rf = 4,63%

Jika dimasukan kedalam persamaan adalah sebagai berikut:


13,62 0,812
ln ( ) + (0,0463 + 2 ) × 0,2822
15
𝑑1 =
0,81 × √0,2822
𝑑1 = 0,0212

𝑑2 = 0,0212 − 0,81√0,2822
𝑑2 = −0,4091

Setelah mendapatkan nilai d1 dan d2 kita mencari nilai N(d1) dan N(d2)
N(d1) = 0,5085
N(d2) = 0,3412

10
Maka nilai opsi dapat dihitung sebagai berikut:

𝐶 = 13,62 × 0,5085 − 15−(0,0463)(0,2822)


𝑒 × 0,3412
𝐶 = 1,87

Jadi, menggunakan call saat trading $2 merupakan pilihan yang tepat

2.3.2. Penilaian Swap


Tukar menukar atau yang lebih dikenal sebagai swap dalam dunia keuangan
merupakan suatu instrumen derivatif, di mana terdapat dua pihak saling
mempertukarkan suatu aliran arus kas dengan aliran arus kas lainnya.
Nilai swap ini dihitung berdasarkan suatu nilai absolut atau notional amount
yaitu suatu nilai nominal yang digunakan untuk menghitung pembayaran terhadap suatu
swap dan produk manejemen risiko lainnya dimana nilai ini bukan suatu nilai yang
sesungguhnya (absolute).
Istilah swap ini sebenarnya berasal dari bahasa Inggris namun istilah ini
digunakan sebagai suatu istilah baku yang dikenal di Indonesia baik oleh lembaga yang
berwenang seperti Bank Indonesia. Swap ini seringkali digunakan sebagai suatu
instrumen lindung nilai atau risiko tertentu misalnya risiko gejolak nilai tukar mata uang
dan disamping itu juga digunakan sebagai instrumen spekulasi.
Kebanyakan swap diperdagangkan dalam perdagangan derivatif dan diluar bursa
(Over The Counter-OTC), dengan ketentuan dan tata cara yang berbeda-beda sesuai
kesepakatan para pihak. Beberapa jenis swap juga diperdagangkan pada bursa
berjangka. Sementara itu ada lima macam bentuk dasar dari swap jika ditinjau dari
sudut banyaknya kepentingan yaitu swap suku bunga, swap nilai tukar, swap kredit,
swap komoditi, dan swap ekuitas. Nilai dari suatu swap adalah merupakan nilai kini
bersih (net present value) dari seluruh arus kas dimasa depan (of all future cash flows).
Pada masa awalnya, suatu kontrak swap mempunyai nilai kini bersih dari arus kas
dimasa depan adalah sama dengan nol.
Misalnya pada pada kontrak swap suku bunga tetap, dimana Pihak A membayar
suku bunga tetap dan pihak B membayar suku bunga fluktiatif. Pada perjanjian tersebut

11
suku bunga tetap adalah merupakan nilai kini dari pembayaran kurs suku bunga tetap
dimasa depan yang dibayarkan oleh pihak A, yang setara dengan nilai kini dari kurs
suku bunga fluktuatif yang diharapkan oleh pihak B. Menurut ketentuan fiskal, SWAP
menghasilkan keuntungan/kerugian bagi wajib pajak pada saat terjadinya realisasi
pembayaran (jatuh tempo).

Contoh Soal:
Pada tanggal 1 Feb 1999, PT Zaki menerima pinjaman dari luar negeri sebesar USD
10,000, dengan jangka waktu 1 tahun, bunga 9 % per tahun. Spot rate USD 1 adalah Rp
8.000,00. Selanjutnya, PT Zaki membuka kontrak SWAP dengan bank devisa jangka
waktu 12 bulan dengan premi 10% atau sebesar = (Rp 8.000,00 x 360 x 10)/(360 x 100)
= Rp 800,00. Apabila pada 1 Feb 2000 terjadi realisasi, maka keugian selisih kurs yang
terjadi adalah :
Penjualan devisa tanggal 1 Feb 1999 = 10,000 x Rp 8.000 Rp 80.000.000,00
Pembelian devisa tanggal 1 Feb 2000 = 10,000 x Rp 8.800 Rp 88.000.000,00
Kerugian selisih kurs Rp 8.000.000,00

12
BAB III

KESIMPULAN

Setiap perusahaan pasti tidak menginginkan mengambil risiko. Banyak


diantaranya melakukan manajemen risiko agar risiko yang dihadapi seminimal
mungkin. Beberapa cara yang dilakukan perusahaan diantaranya memilih
mengasuransikan asetnya, atau melakukan opsi dan swap. Langkah-langkah dalam
mengelola manajemen risiko :

1. Mengidentifikasi dan memahami risiko-risiko utama perusahaan


2. Menentukan tipe risiko yang akan diterima dan ditransfer
3. Memutuskan seberapa besar risiko yang harus ditanggung
4. Memasukkan risiko dalam seluruh proses pengambilan keputusan perusahaan
5. Memonitor dan mengelola risiko yang ditanggung perusahaan

13
DAFTAR PUSTAKA

Bodie, Zvi, Alex Kane dan Alan J. Marcus. 2006. Investments. Buku 1 dan 2,
Terjemahan Zulaini Dalimunthe dan Budi Wibowo. Jakarta: Penerbit Salemba
Empat.

Modul Chartered Accountant: Akuntansi Manajemen Lanjutan

http://finansial.bisnis.com/read/20140206/89/201432/apa-itu-transaksi-swap

http://gemblonknews.blogspot.co.id/2012/10/manajemen-resiko-asuransi.html

http://people.stern.nyu.edu/adamodar/pdfiles/valn2ed/ch5.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai