Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH MANAJEMEN RESIKO

RISIKO VALUTA ASING

Dosen Pengampu:
Rama Gita Suci, SE., M.Ak

Nama Anggota Kelompok :


Merisa Enjhira (170301021)
Hasanawati (170301022)
Widya Agusti (170301027)
Joko Hadi Sunawan ()
Indra Isnaidi ()

Fakultas Ekonomi dan Bisnis


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
2019

KATA PENGANTAR

0
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala karena
dengan rahmat dan hidayahnya sehingga kami bisa membuat makalah ini
dengan tepat waktunya. Adapun makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas
mata kuliah Manajemen Resiko yang berjudul “Risiko Valuta Asing”.
Pembuatan makalah ini sudah semaksimal mungkin dikerjakan dengan
sebaik-baiknya dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu
kami dalam pembuatan makalah ini. Demikian juga makalah ini tidak akan
mungkin terselesaikan tanpa ada dorongan terus-menerus, bantuan dan kritikan
dari berbagai pihak.
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Akhirnya segala kesalahan dan kekurangan adalah tanggung
jawab penulis. Namun tidak lepas dari semua itu, kami sadar sepenuhnya
bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun dari segi
lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami
membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik
kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki makalah ini.

Pekanbaru, November 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... i


DAFTAR ISI ........................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar belakang ...................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN ..................................................................................... 1
2.1 Definisi Risiko Valuta Asing ................................................................ 1
2.2 Menghindari Risiko Valuta Asing ........................................................ 4
2.3 Antisipasi Perusahaan dalam Menghadapi Fluktuatif Valuta Asing .... 7
2.4 Keuntungan dan Kerugian Pergerakan Valas ....................................... 17
2.5 Risiko Investasi yang Berasal dari Hot Money ..................................... 19
2.6 Risiko Berutang dalam Mata Uang Asing ............................................ 17
2.7 Alasan Mempergunakan Mata Uang Dolar Amerika ........................... 19
2.8 Akibat dan Risiko yang Timbul pada Saat Dolar Amerika Dipakai
Sebagai Media Transaksi Bisnis .................................................................. 17
2.9 Kontrak Future dan Kontrak Options/Opsi sebagai Salah Satu Cara
Mengatisipasi Risiko Valas ......................................................................... 19
BAB III PENUTUP ............................................................................................. 16
3.1 Simpulan ............................................................................................... 22
3.2 Saran ..................................................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan perdagangan dunia yang semakin pesat di berbagai bidang


menyebabkan terbukanya kesempatan hubungan dagang antar negara. sehingga
kegiatan usaha tidak lagi berorientasi di dalam negeri saja. Mengingat mata uang
di satu negara tak berlaku di negara lain, tentu saja dibutuhkan alat transaksi yang
dapat diterima di negara lain. Kini, alat transaksi yang mampu diterima di negara
lain tersebut biasa dikenal dengan nama valas. Dengan demikian sekecil apapun
transaksi tersebut, apabila melibatkan dua negara atau lebih, pasti melibatkan
pertukaran atau perdagangan valuta asing.
Artinya ketika dua negara bekerja sama, maka mereka memnutuhkan valas
sebagai alat transaksi dalam pembayaran. Namun, bagaimana ketika mata uang
negara yang satu dan yang lain tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan terutama
pada saat dikonversikan, yang mana disebabkan oleh perubahan kurs valuta
asing. Karena itulah penulis melakukan pembahasan berbagai bentuk risiko valuta
asing dan cara yang bisa dilakukan dalam menghindari terjadinya kondisi
fluktuasi valuta asing.

1.2 Rumusan Masalah

Dalam makalah ini penulis mengidentifikasikan rumusan masalah sebagai


berikut:
1. Apa Definisi dari Risiko Valuta Asing ?
2. Bagaimana Cara Menghindari Risiko Valuta Asing ?
3. Bagaimana Antisipasi Perusahaan dalam Menghadapi Fluktuatif Valuta
Asing?
4. Mengapa Menggunakan Mata Uang Dollar Amerika sebagai Kesepakatan
dalam Transaksi Bisnis ?
5. Apa Akibat dan Risiko dan Timbul pada Saat Dollar Amerika Dipakai
Sebagai Media Transaksi Bisnis ?

1
6. Bagaimana Cara Mengantisipasi Risiko Valuta Asing ?

1.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui dan Menjelaskan Definisi dari Risiko Valuta Asing.


2. Mengetahui dan Memahami Cara Menghindari Risiko Valuta Asing
3. Mengetahui dan Memahami Antisipasi Perusahaan dalam Menghadapi
Fluktuatif Valuta Asing.
4. Mengetahui dan Memahami Mengapa Mata Uang Dollar Amerika sebagai
Kesepakatan dalam Transaksi Bisnis.
5. Mengetahui dan Memahami Akibat dan Risiko dan Timbul pada Saat
Dollar Amerika Dipakai Sebagai Media Transaksi Bisnis.
6. Mengetahui dan Memahami Cara Mengantisipasi Risiko Valuta Asing.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi Risiko Valuta Asing

Ada banyak definisi tentang risiko. Salahsatunya ialah risiko dapat ditafsirkan
sebagai bentuk keadaan ketidakpastiaan tentang suatu keadaan yang akan terjadi
nantinya1[1]. Sedangkan pengertian valuta asing ialah mata uang yang diakui,
digunakan, dipakai, dan diterima sebagai alat pembayaran oleh banyak negara dalam
perdagangan internasional.2[2]
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pengertian Risiko valuta asing
adalah ketidakpastian nilai mata uang suatu negara yang digunakan sebagai alat
pembayaran dalam perdagangan internasional. Hal ini, disebabkan oleh perubahan
kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan,terutama
pada saat dikonversikan dengan mata uang domestik.
Contoh : Misalkan pada tanggal 10 oktober 2016 ; 1 $ USA = Rp 1.000,00.
Pada tanggal 15 oktober 2016 ; 1$ USA = 1.150,00. Maka kenaikan 1$ USA selama 5
hari adalah Rp 150,00.3[3]

2.2 Menghindari Risiko Valuta Asing

Dalam era globalisasi sekarang ini aktivitas keuangan tidak lagi mengenal
batas sehingga memungkinkan berbagai pihak bisa terlibat.
Untuk menghindari risiko valuta asing biasanya digunakan tiga cara yang ditempuh
oleh perbankan yaitu :
1. Accounting/translation exposure
Penerapan Accounting/translation exposure, yaitu melakukan kebijakan untuk

3
mengkonversi aktiva dan pasiva perusahaan dalam bentuk valas yang jangka panjang
ke dalam bentuk mata uang domestik negara yang bersangkutan.
2. Transaction exposure
Penerapan Transaction exposure, yaitu melakukan kebijakan berupa perlakuan
pendapatan dan biaya (cost) valas dalam buku.
3. Economic exposure (operating/competitive exposure)
Penerapan Economic exposure (operating/competitive exposure), yaitu melakukan
research dan analisis secara mendalam terhadap trend kurs valas yang terjadi pada
masa yang akan datang.

2.3 Antisipasi Perusahaan dalam Menghadapi Fluktuatif Valuta Asing

Suatu perusahaan mengambil beberapa keputusan guna melindungi aktivitas


bisnisnya dari kondisi fluktuatif yang mampu memberi dampak pada kerugian
perushaan yaitu :
1. Menghindari pembelian barang dalam bentuk mata uang asing jika itu tidak
diperlukan
2. Menghindari pembelian barang baru walaupun harganya rendah, karena dalam
kondisi mata uang asing yang bersifat fluktuatif memungkinkan barang
tersebut kembali mengalami penurunan yang jauh lebih murah seiring dengan
penurunan nilai mata uang asing.
3. Jika ada barang digudang yang memiliki nilai jual tinggi dipasaran dan jumlah
barang tersebut dianggap tidak efektif. Dalam artian daripada tersimpan dalam
jumlah yang banyak di gudang sementara perusahaan membutuhkan dana,
maka ada baiknya barang tersebut dijual dan digantikan dengan yang lain
namun memiliki nilai jual tinggi

2.4 Keuntungan dan Kerugian Pergerakan Valas

Secara umum, keuntungan dan kerugian yang berasal dari pergerakan nilai
tukar mata uang asing diperlukan sebagai berikut :

4
1. Transaksi yang mengakibatkan laba atau rugi ditranslasikan pada nilai mata uang
rata-rata yang berlaku selama tahun berjalan
2. Aktiva kewajiban dalam neraca penutupan ditransaksikan pada nilai tukar yang
berlalu pada tanggal penutupan laporan
3. Aktiva bersih pada neraca awal dinyatakan kembali nilai tukar pada saat
penutupan, yaitu selisih dari tahun sebelumnya akan dimasukkan dalam cadangan
4. Perbedan nilai tukar atas pinjaman dalam bentuk mata uang asing yang secara
langsung dinaikkan atau untuk memberikan pembendung (hedging) terhadap
aktiva tetap di luar negeri akan dimasukkan dalam cadangan dan akan di-offset
terhadap perbedaan nilai tukar atas aktiva tersebut.
5. Semua keuntungan dan kerugian lainnya telah dimasukkan dalam laporan laba-
rugi

2.5 Risiko Investasi yang Berasal dari Hot Money

Kondisi yang selalu berusaha menciptakan kenyamanan agar masuknya


investasi asing ke dalam negeri sebenarnya harus dilakukan secara hati-hati dan
penuh dengan kontrol yang dalam. Dengan tujuan menghindari berbagai macam
permasalahan yang tidak diinginkan kedepannya seperti masuknya dana yang bersifat
hot money. Yang artinya dana tersebut masuk dan memungkinkan secara tiba-tiba
bisa ditarik kembali oleh pemiliknya.
Sebagaimana yang dikatakan oleh M. Fajar Marta bahwa tingginya
kandungan hot money menyimpan potensi bahaya besar berupa kejatuhan nilai tukar
yang amat dalam jika terjadi pembalikan arus dana secara tiba-tiba dalam jumlah
besar”. Hal senada juga dikemukakan oleh Tony Prasetiantono bahwa “Dana asing
jangka pendek (hot money) akan makin deras mengalir ke Indonesia. Ini tidak hanya
akan membuat biaya moneter makin mahal, tetapi juga meningkatkan potensi
intabilitas jika terjadi pembalikan hot money’. ditegaskan bahwa “Rupiah yang
terlampau kuat akibat derasnya hot money bisa berbahaya di tengah mulai berlakunya
perdagangan bebas dengan China. Importir seolah mendapat insentif tambahan untuk
berlomba mengimpor barang dari China”.

5
Dalam permasalahan hot money ini, pihak yang paling memiliki tanggung
awab besar untuk menciptakan kondisi yang kondusif bagi nilai tukar mata uang
domestic dan asing adalah Bank Indonesia sebagai otoritas moneter. Kebijakan yang
harus dibuat oleh Bank Indonesia adalah melakukan usaha yang keras untuk
menghilangkan ketergantungan kebijakan moneter BI terhadap arus dana asing
jangka pendek (hot money)
Kebijakan lain yang harus ditempuh serta diaplikasikan adalah dengan menetapkan
dan menerapkan kepada para investor dalam dan luar negeri yang ingin berinvestasi
harus memiliki semangat kuat untuk selalu menjaga dan mempertahankan semangat
nasionalisme serta cinta anah air.

2.6 Risiko Berutang dalam Mata Uang Asing

Menurut Prof. Ricardo Hausman, mengatakan bahwa bahaya utang dalam


empat kategori yaitu :

A. Short-term domestic public debt, it can kill you (Hindari utang public dalam
negeri yang berjangka pendek, itu bisa membunuhmu)
B. But short-term debt in foreign currency can also kill you (Utang jangka
pendek dalam mata uang asing juga bisa membunuhmu)
C. Dollar debt can kill you (Pinjaman dalam bentuk dollar juga bisa
membunuhmu)
D. ….and even if they do not, the currency mismatches they generated make
monetary policy less effective (… dan bahkan jika mereka/utang luar negeri
tidak membunuhmu, probem kurs yang mereka ciptakan akan membuat
moneter menjadi tidak efektif).

Dari segi konsep capital structure (struktur modal) menekankan bahwa jika
utang itu sangat tidak boleh melewati batas shareholder’s equity (kekayaan yang
dimiliki). Namun jika ternyata utang tersebut telah melewati batas shareholder’s

6
equity dan tidak mampu dibayar lagi maka itulah yang disebut kasus perbankan
sebagai kredit macet.

Berutang dalam mata uang asing selama ini mungkin dianggap bunganya jauh
lebih rendah dibandingkan dengan mencari pinjaman dana dari lembaga pemberi
pinjaman dalam negeri seperti perbankan. Tetapi harus dimengerti bahwa mata uang
asing (foreign currency) sering mengalami pergerakan ketidakstabilan karena banyak
faktor seperti salah satunya penerapan floating exchange rate (sistem mata uang
mengambang) yang diterapkan oleh Bank Indonesia dalam kebijakan moneternya.

Situasi pinjaman dalam mata uang asing menjadi bertambah parah jika
seandainya pinjaman tersebut lebih banyak dipakai untuk bisnis di dalam negeri dan
pangsa pasarnya pun berada di dalam negeri. sehingga pada saat nilai tukar mata uang
asing mengalami fluktuasi yaitu seperti rendahya mata uang domestic rupiah
dibandingkan dengan mata uang asing yaitu dolar Amerika, dan para pengusaha harus
mengembalikan pinjaman itu dengan situasi yang rugi, sehingga jika ini terjadi secara
terus-menerus akan menyebabkan organsasi tersebut bangkrut.

Menurut seorang analis senior pada Dun & Brdsreet’s Analytical Service,
“Bila dikelola dengan baik, utang dapat sangat bermanfaat karena merupakan cara
yang baik untuk menjadikan uang bekerja untuk anda. Hal yang sama berlaku pula
dalam dunia bisnis, Maka banyak konsultan keuangan memberi advise kepada para
pebisnis agar dalam tindakan keputusan berutang tersebut haruslah bisa
menyeimbangkan asset dan jumlah utang yang akan dilakukan.

2.7 Alasan Mempergunakan Mata Uang Dolar Amerika

Ada beberapa alasan yang menyebabkan dollar Amerika dipergunakan


sebagai alat ukur dalam pembayaran berdasarkan pada berbagai analisa seperti:

A. Faktor kestabilan dollar dibandingkan dari berbagai mata uang lainnya di


seluruh dunia.

7
B. Faktor telah seringnya mata uang dollar dipakai selama ini sebagai alat
pembayaran setiap transaksi perdagangan internasional.
C. Faktor stabilitas ekonomi Amerika yang dianggap banyak pengamat memiliki
tingkat kestabilan yang lebih kuat dibandingkan banyak negara lain.

2.8 Akibat dan Risiko yang Timbul pada Saat Dollar Amerika Dipakai sebagai
Media Transaksi

Pada saat berbagai negara di dunia terlibat dalam transaksi perdagangan


Internasional dan kesepakatan pembayaran yang diterapkan dalam bentuk dolar
Amerika maka secara otomatis ini akan menimbulkan beberapa akses sebagai berikut:
A. Terjadi peningkatan lalu lintas mata uang dolar Amerika Serikat yang lebih tinggi
dari biasanya karena pemakaian yang tinggi
B. Kebutuhan dolar Amerika Serikat menjadi sesuatu yang dominan. Karena
dipakainya mata uang dollar sebagai salah satu mata uang acuan sebagai acuan
melihat nilai kurs. Maka kondisi ini menyebabkan banyak pihak membutuhkan
mata uang dollar Amerika Serikat
C. Terjadinya fluktuasi dolar Amerika di pasaran. Pada saat terjadinya goncangan
ekonomi di Amerika Serikat maka berbagai negara yang selama ini memakai
mata uang dolar sebagai salah satu alat ukur mata uang domestic dan asing juga
akan turut mengalami goncangan yang kuat.
D. Perbankan harus memiliki cadangan dolar Amerika Serikat yang mencukupi di
pasaran, jika tidak memiliki cadangan dolar yang mencukupi maka pada saat
dollar di pasaran tinggi perusahaan tidak harus membeli dollar karena kebutuhan
itu sudah tersedia di kas perusahaan
E. Kebijakan Federal Reserve atau bank sentral Amerka Serika menjadi sangat
penting untuk diamati. Dimana berbagai pihak baik para pedagang dan pebisnis
lainnya harus selalu memperhatikan dengan cermat berbagai keijakan bank sentral
Amerika Serikat tersebut. dan jika dianalisa dari berbagai kebijakan Federal
Reserve tersebut tidak diperhatikan dengan teliti dan mendalam maka artinya
perusahaan bisa saja salah memutuskan suatu keputusan

8
F. Mata uang dollar Amerika tidak lagi dianggap sebagai alat transaksi namun lebih
jauh dari itu, yaitu komoditi untuk diambil keuntungan yaitu dengan membeli
dollar pada harga rendah dan menjualnya pada harga yang tinggi.

2.9 Kontrak Future dan Kontrak Options/Opsi sebagai Salah Satu Cara
Mengatisipasi Risiko Valas

A. Future Contract
Menurut Hull (2006) kontrak berjangka merupakan perjanjian atau kesepakatan untuk
membeli atau menjual asset tertentu pada saat tententu dengan atau pada harga
tertentu dalam kurun waktu tertentu di masa yang akan datang. Hal ini senada dengan
definisi menurut Eiteman, dkk (2010) Kontrak future adalah sebuah alternatif dari
kontrak forward yang menuntut penyerahan suatu jumlah valuta asing standar di masa
depan dengan waktu, tempat, dan harga yang sudah ditentukan. Future contract
berbeda dengan forward contract dimana future contract bentuknya sudah
standard(sudah dibuat baku), telah disekuritisasi dan diperdagangkan di pasar
tententu, di tengah-tengah masyarakat. Kontrak tidak dilakukan secara pribadi oleh
dua pihak, tetapi dilakukan melalui bursa yang terorganisir.

B. Option Contract
Menurut Madura (2000) Dasarnya dibedakan menjadi dua macam, yaitu calls
sebagai hak beli dan puts sebagai hak jual. Pembeli calls atau pemilik calls memiliki
hak membeli asset tertentu pada harga tertentu dan tanggal tertentu di masa yang akan
datang. Sebaiknya pembeli put atau pemilik put memiliki hak menjual asset tertentu
pada harga tertentu dan pada tanggal tertentu di masa yang akan datang. Harga dalam
kontrak disebut strike price atau exercise price, dan tanggal pada kontrak disebut
maturity date. Gaya opsi ini ada dua, gaya Eropa dan gaya Amerika. Opsi eropa dapat
diexercise hanya persis pada tanggal jatuh tempo saja, sedangkan opsi Amerika dapat
diexercise kapan saja sepanjang hidup opsi atau selama opsi belum jatuh tempo
maupun persis pada tanggal jatuh tempo.

9
BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

 Risiko valuta asing (valas) merupakan risiko yang disebabkan oleh perubahan
kurs valuta asing di pasaran yang tidak sesuai lagi dengan yang diharapkan,
terutama pada saat dikonversikan dengan mata uang domestic.
 Risiko valas bisa berasal dari beberapa sumber, antara lain
-Transaction exposures
-Economic exposures
-Translation exposure
 Teknik-teknik hedging yang pada umumnya digunakan untuk mengatasi
transaction exposure antara lain adalah :

- Mengelola Foreign Exchange Risk


- Forward hedge
- Futures hedge
- Money market hedge
- Currency option hedge
 Sistem Kurs Valuta Asing

- Sistem kurs yang berubah-ubah (floating exchange)


- Sistem kurs yang stabil (stable axchange)
- Pengawasan Devisa (Exchange Control).
 Risiko Berutang dalam Mata Uang Asing

- Hindari utang public dalam negeri yang berjangka pendek, itu bisa
membunuhmu
- Utang jangka pendek dalam mata uang asing juga bisa membunuhmu
- Pinjaman dalam bentuk dollar juga bisa membunuhmu

10
3.2 Saran

Demikian makalah yang dapat kami sajikan. Kritik dan saran yang konstruktif
sangat kami harapkan demi perbaikan selanjutnya.Semoga makalah ini dapat
menambah khasanah pengetahuan bagi semua.

DAFTAR PUSTAKA

Fahmi Irham, S.E.,M.Si. 2010. Manajemen Risiko Teori, Kasus, dan Solusi. Bandung
: Alfabeta

http://www.google. Valuta Asing

Rahman Rusydi M. 2008. Ekonomi Intenasional.

11

Anda mungkin juga menyukai