Anda di halaman 1dari 5

SI TARE ILUH DAN SI BERU SIBOU

 Analisis Struktur Semantik

Struktur semantik proses mental:


 terdapat pada paragraf 1, kalimat 2
Mereka
PENCERAP
hidup berbahagia
PROSES
karena hampir tak pernah terjadi perselisihan di antara mereka.
FENOMENA
 terdapat pada paragraf 5 kalimat 2

Sebelum berangkat
PROSES
dia berjanji kepada adiknya si Beru Sibou
PENCERAP
bahwa dia akan segera kembali sesudah berhasil mengumpulkan banyak uang.
FENOMENA

Struktur semantik proses hubungan:


 terdapat pada paragraf 1, kalimat 3
Hidup mereka yang sederhana mereka jalani dengan penuh kesabaran
PEMBAWAAN
Sehingga
PROSES
perasaan mereka selalu tenteram dan damai.
ATRIBUT
 terdapat pada paragraf 2, Kalimat 2
Sebab menurut adat mereka anak lelaki
PEMBAWAAN
adalah
PROSES
anak yang akan melanjutkan keturunan mereka di kemudian hari.
ATRIBUT
 terdapat pada paragraf 3, kalimat 5
Tentu saja kedua orang tua si Tare Iluh merasa hidupnya semakin bahagia.
PEMBAWA
Karena
PROSES
sudah memperoleh sepasang anak.
ATRIBUT

 terdapat pada paragraf 4, kalimat 1


Tidak lama kemudian, kebahagiaan keluarga si Tare Iluh tiba-tiba lenyap,
PEMBAWA
Karena
PROSES
dengan tak disangka-sangka ayah si Tare Iluh meninggal dunia.
ATRIBUT
 terdapat pada paragraf 4, kalimat 3
Karena terlalu lelah bekerja
PROSES
, ibu si Tare Iluh
PEMBAWA
jatuh sakit.
ATRIBUT

 terdapat pada paragraf 4, kalimat 4

Setelah kedua orang tua mereka meninggal dunia, si Tare Iluh dan adiknya si Beru Sibou
PEMBAWA
dipelihara
PROSES
oleh kerabat dekat orang tua mereka.
ATRIBUT

 terdapat pada paragraf 3, kalimat 1

(1) Ketika si Tare Iluh


PENCERAP
sudah tumbuh menjadi pemuda
PROSES
maka pergilah dia merantau.
FENOMENA

Struktur semantik proses kebendaan:


 terdapat pada paragraf 4, kalimat 2.
Setelah ayah si Tare Iluh meninggal dunia, terpaksalah ibunya
AGEN
membanting tulang setiap hari
TINDAKAN
untuk mencari makan bagi kedua anaknya.
SASARAN

 Analisis struktur Retoris

SI TARE ILUH DAN SI BERU SIBOU


Paragraf 1: Menurut cerita, pada zaman dahulu kala adalah dua orang suami isteri yang tinggal di satu
desa di Tanah Karo. Mereka hidup berbahagia karena hampir tak pernah terjadi perselisihan di antara
mereka. Hidup mereka yang sederhana mereka jalani dengan penuh kesabaran sehingga perasaan mereka
selalu tenteram dan damai.
Paragraf 2: Kebahagiaan kedua suami isteri itu makin bertambah ketika mereka memperoleh seorang
anak lelaki sebagai anak mereka yang pertama. Sebab menurut adat mereka anak lelaki adalah anak yang
akan melanjutkan keturunan mereka di kemudian hari. Sesuai dengan ketentuan adat, mereka
menyelenggarakan upacara untuk menabalkan nama anak itu. Nama yang ditabalkan baginya ialah si Tare
Iluh.
Paragraf 3: Ketika si Tare Iluh sudah berusia kira-kira satu tahun, hamil pulalah ibunya. Kedua orang
tua si Tare Iluh mengharapkan agar si Tare Iluh mendapatkan adik perempuan. Ketika ibu si Tare Iluh
melahirkan, ternyata harapan kedua orang tuanya terkabul. Ibunya melahirkan anak perempuan, yang
kemudian di beri nama si Beru Sibou. Tentu saja kedua orang tua si Tare Iluh merasa hidupnya semakin
bahagia. Karena sudah memperoleh sepasang anak.
Paragraf 4: Tidak lama kemudian, kebahagiaan keluarga si Tare Iluh tiba-tiba lenyap, karena dengan tak
disangka-sangka ayah si Tare Iluh meninggal dunia. Setelah ayah si Tare Iluh meninggal dunia, terpaksalah
ibunya membanting tulang setiap hari untuk mencari makan bagi kedua anaknya. Karena terlalu lelah
bekerja, ibu si Tare Iluh jatuh sakit. Seminggu kemudian meninggal dunia. Setelah kedua orang tua mereka
meninggal dunia, si Tare Iluh dan adiknya si Beru Sibou dipelihara oleh kerabat dekat orang tua mereka.
Keadaan mereka yang yatim piatu membuat si Tare Iluh dan adiknya si Beru Sibou semakin saling
menyayangi.
Paragraf 5: Ketika si Tare Iluh sudah tumbuh menjadi pemuda maka pergilah dia merantau. Sebelum
berangkat dia berjanji kepada adiknya si Beru Sibou bahwa dia akan segera kembali sesudah berhasil
mengumpulkan banyak uang.

Analisis struktur retoris


 Kalimat pasif dan kalimat aktif : hampir semua kalimat yang ada dalam wacana
tersebut merupakan kalimat pasif, kecuali syair nyanyian untuk menyadap enau yang
terdapat pada wacana.
 Transformasi topikalisasi : Si Beru Sibou merupakan penjelmaan pohon enau yang
dapat disadap orang untuk diambil niranya yang merupakan penjelmaan airmata Si Beru
Sibou.
 Penggunaan Partikel Lah- :
paragraf 4 kalimat ke 2 (terpaksalah ibunya membanting tulang setiap hari untuk
mencari makan bagi kedua anaknya).
Paragraf 3 kalimat ke 1: (ketika si Tare Iluh sudah berusia kira-kira satu tahun,
hamilpulalah ibunya).
Paragraf 5 kalimat 1: (ketika si Tare Iluh sudah tumbuh menjadi pemuda maka pergilah
dia merantau).
Paragraf 7 kalimat 2 : (sebab yang dilakukan abangnya si Tare Iluh di perantauan
hanyalah berjudi kalau dia sudah mendapat uang).
Paragraf 8 kalimat 1: (karena sudah terlalu lama si Tare Iluh tidak kembali juga, maka
pergilah si Beru Sibou mencarinya meskipun dia tidak tahu
dimana tempat abangnya yang pasti).
Paragraf 11 kalimat 2 dan 5: (kalimat 2: setelah sampai dipuncaknya bernyanyilah
siBeru sibou sambil menangis memanggil-manggil abangnya di
Tareh Iluh. Kalimat 5: karena hanya itulah yang bisa
diberikannya untuk membayar utang abangnya).
Paragraf 12 kalimat 1 : (tak lama setelah si Beru Sibou selesai mengucapkan
permohonnya itu, sambil menangis menjelmalah dia menjadi
pohon enau).
 Penggunaan Pertikel Pun- :
Paragraf 8 kalimat 1 : (karena sudah terlalu lama si Tare Iluh tidak kembali juga, maka
pergilah si Beru Sibou mencarinya meskipun dia tidak tahu dimana tempat abangnya yang
pasti).
Paragraf 6 kalimat 2 : (karena sejak kecil mereka tidak pernah pisah satu hari pun juga).
 Kalimat Persamaan :
paragraf 2 kalimat 1 : ( Kebahagian kedua suami istri itu makin bertambah ketika mereka
memperoleh seorang anak lelaki sebagai anak mereka yang pertama)

 Struktur informasi
SI TARE ILUH DAN SI BERU SIBOU

Paragraf 1
1. Menurut cerita, pada zaman dahulu kala adalah dua orang suami isteri yang tinggal di satu desa
di Tanah Karo.
2. Mereka hidup berbahagia karena hampir tak pernah terjadi perselisihan di antara mereka.
3. Hidup mereka yang sederhana mereka jalani dengan penuh kesabaran sehingga perasaan mereka
selalu tenteram dan damai.
Paragraf 2
1. Kebahagiaan kedua suami isteri itu makin bertambah ketika mereka memperoleh seorang anak lelaki
sebagai anak mereka yang pertama.
2. Sebab menurut adat mereka anak lelaki adalah anak yang akan melanjutkan keturunan mereka di
kemudian hari.
3. Sesuai dengan ketentuan adat, mereka menyelenggarakan upacara untuk menabalkan nama anak itu.
4. Nama yang ditabalkan baginya ialah si Tare Iluh.

Paragraf 3
1. Ketika si Tare Iluh sudah berusia kira-kira satu tahun, hamil pulalah ibunya.
2. Kedua orang tua si Tare Iluh mengharapkan agar si Tare Iluh mendapatkan adik perempuan.
3. Ketika ibu si Tare Iluh melahirkan, ternyata harapan kedua orang tuanya terkabul.
4. Ibunya melahirkan anak perempuan, yang kemudian di beri nama si Beru Sibou.
5. Tentu saja kedua orang tua si Tare Iluh merasa hidupnya semakin bahagia. Karena sudah memperoleh
sepasang anak.

Paragraf 4
1. Tidak lama kemudian, kebahagiaan keluarga si Tare Iluh tiba-tiba lenyap, karena dengan tak
disangka-sangka ayah si Tare Iluh meninggal dunia.
2. Setelah ayah si Tare Iluh meninggal dunia, terpaksalah ibunya membanting tulang setiap hari untuk
mencari makan bagi kedua anaknya.
3. Karena terlalu lelah bekerja, ibu si Tare Iluh jatuh sakit.
4. Seminggu kemudian meninggal dunia.
5. Setelah kedua orang tua mereka meninggal dunia, si Tare Iluh dan adiknya si Beru Sibou dipelihara
oleh kerabat dekat orang tua mereka.
6. Keadaan mereka yang yatim piatu membuat si Tare Iluh dan adiknya si Beru Sibou semakin saling
menyayangi.

Paragraf 5
1. Ketika si Tare Iluh sudah tumbuh menjadi pemuda maka pergilah dia merantau.
2. Sebelum berangkat dia berjanji kepada adiknya si Beru Sibou bahwa dia akan segera kembali sesudah
berhasil mengumpulkan banyak uang.

 Hubungan Antarkalimat dan Hubungan Antarpredikasi pada Wacana Si Tare Iluh dan
Sibou

 Penggabungan

Paragraf 1 kalimat ke 3,
Hidup mereka yang sederhana mereka jalani dengan penuh kesabaran hingga perasaan mereka selalu
tentram dan damai.
paragraf 4 kalimat 5
setelah kedua orang tua mereka meninggal dunia, si Tare Iluh dan adiknya Beru Sibou dipelihara oleh
kerabat dekat orang tua mereka
 Temporal

Paragraf ke 2, kalimat pertama


Bersamaan waktu
Kebahagiaan ke dua suami istri itu semakin bertambah ketika mereka memperoleh sorang anak lelaki
sebagai anak mereka yang pertama
Berurutan waktu
Paragraf keempat kalimat kedua
Setelah ayah si Tare Ilu meninggal dunia, terpaksa ibunya membanting tulang setiap hari untuk
mencari makan bagi kedua anaknya
Implikasi
Sebab akibat
Paragraf 2, kalimat 1 dan 2
Kebahagiaan kedua suami istri itu makin bertambah ketika mereka memperoleh sorang anak lelaki
sebagai anak mereka yang pertama. Sebab menurut adat mereka anak lelaki adalah anak yang akan
melanjutkan keturunan mereka diketurunan dikemudian hari.
Penjelasan
Menggunakan sinonim paragraf ke 2 kalimat pertama
Kebahagiaan kedua suami istri itu makin bertambah ketika mereka memperoleh sorang anak lelaki
sebagai anak mereka yang pertama.
Ulang tambah
Paragraf ke 3 kalimat ke 4
Ibunya melahirkan anak perempuan, yang kemudian diberi nama Siberu Sibou.

Anda mungkin juga menyukai