DATA UMUM
a. Identitas kepala keluarga : 1. Nama kepala keluarga : Ibu AR 2. Umur 3. Pekerjaan 4. Pendidikan 5. Alamat : 55 tahun : Ibu Rumah Tangga : SMA : Br. Pande, Desa Sumerta Kaja, Denpasar-Timur
NO
NAMA
JENIS KELAM IN
HUBUNGAN KELUARGA
UMUR
PENDIDIKAN
KET.
1. 2. 3. 4. 5. 6.
L P P P L L
c. Genogram (terlampir) d. Tipe keluarga Tipe keluarga Ibu AR adalah keluargaBesar (extended family) yaitu dengan tambahan anak, menantu dan cucu. e. Suku bangsa Keluarga Ibu AR merupakan keluarga suku Bali, bahasa yang digunakan sehari-hari Bahasa Inodnesia, terkadang bahasa Bali, tidak ada kebiasaan keluarga yang dipengaruhi oleh suku yang dapat mempengaruhi kesehatannya. f. Agama KeluargaIbu AR beragama Hindu, dan melaksanakan ibadah setiap hari dan saat hari raya besar agama. g. Status social ekonomi keluarga Penghasilan keluarga ibu AR diperoleh dari hasil pensiunan suaminya, (alm)Bpk NS yakni sebesar Rp.1.100.000,00. Anak GS pun telah bekerja sebagai pegawai swasta dengan penghasilan rata-rata Rp.2.000.000,00. Salah satu anak Ibu AR (Anak MS) walaupun tidak tinggal satu rumah, tetap memenuhi kewajibannya dengan memberikan nafkah pada istrinya , anak KS perbulan sebesar Rp. 1.000.000,00. Keluarga tidak mempunyai tabungan khusus untuk kesehatan, tiap bulannya keluarga tidak bisa menabung. Barang yang dimiliki keluarga di rumah seperti Tv, kipas angin, setrika, kompor gas , magic jar, dispenser. h. Aktivitas rekreasi keluarga Keluarga sering pergi ke tempat rekreasi seperti mall, terutama pada saat akhir pekan. Namun apabila tidak berekrasi , keluarga hanya mengisi aktivitas rekreasi keluarga mereka dengan menonton tv dan berbincang-bincang antar anggota keluarga.
II.
RIWAYAT DAN TAHAP PERKEMBANGAN KELUARGA 1. Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga Ibu AR saat ini termasuk keluarga yang melepas anak usia muda. Tugas perkembangan keluarga yang melepas anak usia muda seperti : 1) Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota keluarga baru yang didapat melalui hubungan perkawinan : anak-
anak Ibu AR, yakni anak GS dan anak MS telah menikah dengan anak ES dan anak KS sehingga terjadi perluasan siklus keluarga melalui hubungan perkawinan. 2) Mempertahankan komunikasi : keluarga Ibu AR selalu mempertahankan komunikasi anatar anggota keluarganya. Bila ada masalah selalu dikomunikasikan dan dicari jalan keluarnya bersama-sama. 3) Memperluas hubungan keluarga antara orang tua dan menantu : dari hasil perkawinan kedua anaknya, ibu AR memperoleh menantu ykni anak ES dan anak KS. Ibu AR selalu menjaga hubungan baik dengan kedua menantunya, begitu juga sebaliknya. Kedua menantu Ibu AR mengikuti tradisi yang diterapkan oleh Ibu AR dan selalu menghormati beliau. 2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi Tugas keluarga yang belum terpenuhi adalah membantu anak mandiri, dimana anak dan menantu serta cucu Ibu AR masih tinggal dalam satu rumah dengan Ibu AR belum mempunyai rumah sendiri yang terpisah dengan ibunya. 3. Riwayat keluarga inti Ibu AR telah menikah selama 25 tahun dengan (alm) Bpk NS, perkawinan direstui oleh kedua orang tua masing-masing. (Alm) Bpk NS merupakan pilihan sendiri dan tidak dijodohkan. Penyakit yang diderita oleh orang tua dan saudara (alm) Bpk NS kebanyakan DM. Bapak NS sendiri meninggal akibat penyakit hati (liver). 4. Riwayat keluarga sebelumnya Riwayat orang tua Ibu AR mempunyai kebiasaan kawin (3x), penjudi. Orang tua ibu AR (Bpk NR) meninggal akibat stroke, sedangkan istri Bpk NR, Ibu WT masih hidup, namun tinggal di luar kota. Riwayat orang tua (alm) Bpk NS yaitu Bpk WM mempunyai kebiasaan penjudi. Bpk WM sendiri sudah meninggal akibat komplikasi DM , begitu juga istrinya (ibu SC) Cucu Ibu AR sudah diimunisasi sesuai jadwal, dilakukan di RS maupun Bidan. Ibu AR sendiri tidak pernah mengobati tekanan darah rendahnya, Karena dirasa sudah biasa dialaminya. Namun ia sesekali pernah ke dokter swasta untuk mengecek kesehatannya.
III.
LINGKUNGAN 1. Karakteristik rumah Rumah yang dihuni Ibu AR merupakan rumah milik sendiri berukuran 50x45m2 atau sekitar 2 are, terdiri dari merajan, 1 ruang tamu,1 ruang keluarga, 5 kamar tidur, 2 kamar mandi, dan 1 dapur. Jarak peresapan dan sepitank lebih dari 20 meter, kondisi WC bersih dengan model WC satu dengan leher angsa, dan satu WC lagi dengan model jongkok. Lantai terbuat dari keramik, rumah permanent, sirkulasi udara diperoleh dari pintu depan, samping dan belakang serta jendela depan. Keluarga memanfaatkan halaman rumahnya meskipun sedikit dengan tanaman hias, Sampah keluarga tersebar di setiap sudut rumah dan dikumpulkan ditempat sampah di depan rumah. Kebersihan rumah cukup, air minum seharihari dengan membeli air mineral, sedangkan air yang digunakan untuk mencuci dan mandi menggunakan air PAM. Kondisi got lancar dan tidak berbau.
6 3
Lantai 2
2 2
Keterangan : 1 : Ruang Tamu 2 : Kamar Tidur 3 : Kamar Mandi 4 : Ruang Keluarga 5 : Ruang Makan 6 : Dapur 7 : Teras
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW Keluarga Ibu AR tinggal dilingkungan yang tidak terlalu padat baik rumah maupun penduduknya. Mayoritas penduduknya bersuku Bali yang ratarata pegawai swasta . Lingkungan tetangga cukup akrab dan saling menolong bila ada kesusahan. 3. Mobilitas geografis keluarga Keluarga Bpk AR sudah lama tinggal dirumah ini dan jarak dari jalan raya lebih kurang 200 meter. Jenis kendaraan yang dipakai biasanya dengan menggunakan sepeda motor atau mobil. 4. Perkumpulan keluarga & interaksi dengan masyarakat Ibu AR tidak mengikuti kegiatan apapun di banjarnya, karena merupakan anggota banjar pendatang. Sebelum ditinggal suaminya, Ibu AR pernah mengikuti perkumpulan keluarga atau arisan keluarga, namun sekarang sudah berhenti. 5. Sistem pendukung keluarga Keluarga Ibu AR bila ada masalah keluarga biasanya dibantu oleh keluarga yang lain baik yang tinggal satu kota maupun yang tinggal di luar kota.
IV.
STRUKTUR KELUARGA 1. Pola komunikasi keluarga Interaksi dalam keluarga paling sering dilakukan pada sore dan malam hari, karena Ibu AR menunggu seluruh anaknya untuk berkumpul. Pola komunikasi keluarga terbuka antara seluruh anggota keluarga Ibu AR. Apabila
ada masalah keluarga biasanya Ibu AR selalu mendiskusikan dengan anggota keluarga lain, serta saudara-saudaranya walaupun mereka tinggal di luar kota. 2. Struktur kekuatan keluarga Keluarga Ibu AR saling mendukung satu dengan yang lainnya, respon keluarga bila ada anggota keluarga yang sakit, diusahakan untuk berobat dan mendapatkan perawatan semampu keluarga sampai membaik. 3. Struktur peran Ibu AR sebagai kepala keluarga, mendapat nafkah dari pensiunan suaminya, bekerja sebagai ibu rumah tangga. Anak GS bekerja sebagai pegawai swasta , membantu Ibu AR menafkahi keluarga. Anak ES dan anak KS sebagai pengasuh anak dan ibu rumah tangga. Anak TH sebagai anak kuliah, membantu kegiatan sehari-hari keluarga seperti menyapu, memasak, mencuci pakaian dan menyetrika. Anak BA dan anak KA sebagai balita. 4. Nilai dan norma keluarga Keluarga Ibu AR menerapkan nilai-nilai agama pada setiap anggota keluarga, seperti sembahyang di merajan setiap hari dan ke pura setiap hari raya besar agama. Bila akan pulang terlambat harus member tahu dulu kepada orang tua, Jam malam diberlakukan yaitu Pk. 22.00.
V.
FUNGSI KELUARGA 1. Fungsi afektif Respon keluarga sangat bangga bila ada anggota keluarga yang berhasil dan keluarga sedih bila ada anggota keluarga yang meninggal, sakit atau kehilangan. 2. Fungsi sosialisasi Keluarga Ibu AR membiasakan anak-anaknya bersosialisi dengan tetangga sekitar rumah. Interaksi dan hubungan dalam keluarga sangat baik. 3. Fungsi perawatan kesehatan Ibu AR mengatakan sakit kepala dan pusing, cepat lelah dan susah tidur. Ibu AR juga mengatakan memiliki riwayat hipotensi (tekanan darah rendah). Keluarga mengatakan tidak pernah mengobati secara khusus, hanya Ibu AR terkadang pergi ke dokter untuk disuntik vitamin. Ibu AR selalu berusaha untuk makan teratur demi mencegah timbulnya keluhan diatas. Namun , ibu AR mengaku tidak nafsu makan daging. Keluarga mengatakan
Ibu AR jarang melakukan kegiatan olahraga sejak suaminya meninggal dunia. Keluarga Ibu AR mengatakan tidak mengetahui masalah kesehatan yang diderita oleh Ibu AR serta tidak tahu cara merawatnya. Keluarga Ibu AR mengatakan jika sedang kambuh, Ibu AR harus dibantu berjalan karena takut rasa pusingnya dapat menyebakan jatuh, apalagi ditambah matanya yang sudah tidak awas lagi. Keluarga Ibu AR mengatakan tidak tahu cara memodifikasi lingkungan agar Ibu AR tidak sampai terjatuh saat sedang kambuh. Anggota keluarga Ibu AR yang lain pernah memiliki masalah kesehatan, namun selalu diobati dan segera membaik. Cucu-cucu Ibu AR selalu mendapat imunisasi sesuai jadwal yang telah ditentukan. Anggota keluarga Ibu AR biasanya tidur siang Pk.14.00-Pk.15.00, tidur malam rata-rata Pk.21.00-Pk.05.30. Kebiasaan makan keluarga seharihari nasi, lauk pauk, tempe, tahu, protein hewani, sayur mayur selalu ada, dan buah-buahan. Yang difikirkan Ibu AR saat ini terkait kecukupan keuangan dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari keluarga Ibu AR.
VI.
STRESS DAN KOPING KELUARGA 1. Stressor jangka pendek dan panjang serta kekuatan keluarga Stessor jangka pendek yang dirasakan Ibu AR bersumber pada masalah keuangan keluarga seperti biaya listrik, biaya air, biaya telepon dan biaya kuliah anak TH. Tetapi kondisi ini tidak sampai mengganggu aktivitas seharihari keluarga. Sedangkan stressor jangka panjang yang dialami Ibu AR seperti harus menanggung beban hidup sendiri , karena Ibu AR harus menjadi kepala keluarga setelah (alm) Bpk NS meninggal. 2. Respon terhadap stressor Upaya Ibu AR dalam mengatasi stress biasanya dengan cara menghibur diri sendiri dengan cara bercanda dengan cucu-cucunya serta pasrah dan memperbanyak berdoa dan saling komunikasi dengan keluarga yang lain. Hasil yang diperoleh Ibu AR merassa sedikit terobati setelah berdoa dan sembahyang. 3. Strategi koping yang digunakan Kalau tidak menemukan jalan keluar, biasanya keluarga berkomunikasi dengan saudara-saudaranya untuk mengurangi beban yang dideritanya.
Biasanya keluarga merasa nyaman setelah berkomunikasi dan curhat dengan saudara via telepon. 4. Strategi adaptasi yang disfungsional Dari hasil pengkajian tidak didapatkan adanya cara-cara keluarga dalam mengatasi masalah secara maladatif.
VII.
PEMERIKSAAN FISIK Anak GS 120/80 Anak ES 100/60 Anak KS 100/70 Anak TH 110/70 Anak BA Tidak diukur Anak KA Tidak diukur
Aspek Ibu AR Tensi (mmh g) TB dan BB Suhu (C) Nadi (x/mn t) Ramb ut Kepal a Normal, Warna rambut hitam, ikal, kebersih 80 36,8 155cm, 50kg 80/50
170cm, 70kg
160cm, 55kg
165cm, 60kg
152cm, 42 kg
75cm, 8kg
69cm, 7,5kg
36,6
36,5
36,2
36,1
36,5
36,3
82
82
80
82
120
120
tidak ada tidak ada rambut(b otak), kebersiha n cukup rambut(b otak), kebersiha n cukup
an cukup n cukup
lelah, susah tidur Mata, Telin ga, Mulut , Hidun g, Mata minus Tidak ditemuka Tidak ditemuk angangg Tidak ditemuka Mata minus, Tidak ditemuka Tidak ditemuka
nganggua memakai pada kacamata telinga, mulut, gigi bersih, hidung dan tenggoro kan normal
mata, telinga, mulut, gigi bersih, hidung dan tenggoro kan normal
mata, telinga, mulut, gigi bersih, hidung dan tenggoro kan normal
mata, telinga, mulut, gigi bersih, hidung dan tenggoro kan normal
gigi atas bersih, tanggal, hidung hidung dan tenggoro kan normal
gigi atas dan tanggal, hidung dan tenggoro kan normal Leher Tidak tenggoro kan normal
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
ada kaku kaku leher, pembesa ran kelenjar tidak ada. Thora x Simetris, bunyi jantung normal, Simetris, bunyi jantung normal, leher, pembesar an kelenjar tidak ada.
ada kaku ada kaku ada kaku ada kaku ada kaku leher, pembesa ran kelenjar tidak ada. Simetris, Simetris, bunyi jantung normal, bunyi jantung normal, Simetris, bunyi jantung normal, Simetris, bunyi jantung normal, Simetris, bunyi jantung normal, leher, pembesar an kelenjar leher, pembesar an kelenjar leher, pembesar an kelenjar leher, pembesar an kelenjar
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada kelainan, kelainan, suara nafas vesiculer Abdo men Tidak ada suara nafas vesiculer kelainan, kelainan, suara nafas suara nafas kelainan, suara nafas vesiculer Tidak ada pembeng kakan hepar, ginjal, limpa, tidak teraba benjolan, bising usus positif, kelainan, suara nafas vesiculer Tidak ada pembeng kakan hepar, ginjal, limpa, tidak teraba benjolan, bising usus positif, kelainan, suara nafas vesiculer Tidak ada pembeng kakan hepar, ginjal, limpa, tidak teraba benjolan, bising usus positif,
vesiculer vesiculer Tidak ada pembeng kakan hepar, ginjal, limpa, tidak teraba benjolan,
Tidak ada Tidak pembeng ada pemben gkakan hepar, ginjal, limpa, tidak teraba benjolan
pembeng kakan kakan hepar, ginjal, limpa, tidak teraba hepar, ginjal, limpa, tidak teraba benjolan,
tidak ada nyeri nyeri tekan Ekstre Tidak mtas Atas dan Bawa h, Perse ndian ada kelainan pergerak an, kekauan sendi, kekuatan otot ROM aktif Siste Tidak Tidak tekan
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada nyeri tekan nyeri tekan Tidak ada kelainan nyeri tekan Tidak ada kelainan nyeri tekan Tidak ada kelainan nyeri tekan Tidak ada kelainan
pergeraka kelainan n, kekauan sendi, kekuatan otot pergerak an, kekauan sendi,
pergeraka pergeraka pergeraka pergeraka n, kekauan sendi, n, kekauan sendi, kekuatan n, kekauan sendi, kekuatan n, kekauan sendi, kekuatan 5,
5, kekuatan kekuatan otot ROM aktif Tidak 5, otot ROM aktif Tidak
5, ROM aktif
m Genet alia
diperiksa diperiksa
diperika
diperiksa
diperiksa
diperiksa
diperiksa
Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik, dapat disimpulkan adanya hipotensi pada Ibu AR dengan keluhan sakit kepala, pusing, cepat lelah dan susah tidur. VIII. HARAPAN KELUARGA Keluarga berharap petugas dapat membantu mengurangi masalah kesehatan yang terjadi pada Ibu AR dan berharap tidak terjadi hal-hal yang merugikan kesehatan atau malah terjadi komplikasi penyakitnya.
ANALISA DATA Berdasarkan pengkajian yang telah diuraikan, maka dapat dilanjutkan dengan melakukan analisis masalah keluarga Ibu AR NO. 1 DATA DIAGNOSA KEPERAWATAN
DS: Keluarga mengatakan Ibu AR mengalami Gangguan serebral pada Ibu AR sakit kepala, pusing, cepat lelah dan susah berhubungan tidur. Ibu AR mengatakan memiliki riwayat hipotensi (tekanan darah rendah) Keluarga mengatakan tidak tahu tentang proses terjadinya, penyebab dan cara dengan
perawatan hipotensi (tekanan darah rendah) DO: TD : 80/50 mmHg Ibu AR tampak lelah sambil memegangi kepalanya.
2.
cedera
pada
Ibu
AR
dengan
riwayat hipotensi Keluarga mengatakan jika sedang kambuh, Ibu AR harus dibantu berjalan karena takut rasa pusingnya dapat menyebabkan ia jatuh, apalagi matanya sudah kurang awas lagi. Keluarga mengatakan tidak tahu cara
ketidakmampuan
keluarga
dalam
memodifikasi lingkungan
memodifikasi lingkungan agar Ibu AR tidak sampai terjatuh saat sedang kambuh. DO : Ibu AR terlihat sempoyongan saat sedang berjalan sambil memegangi benda-benda sekitarnya.
PENAPISAN MASALAH 1. Gangguan serebral pada Ibu AR berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami hipotensi. KRITERIA Sifat masalah : actual NILAI 3/3 x 1 SKOR PEMBENARAN 1 Ibu AR merasakan sakit kepala, pusing, cepat lelah dan susah tidur karena tekanan darah rendahnya. Kemungkinan masalah 1/2x2 1 Harapan keluarga terhadap
kesembuhan tinggi, namun Hipotensi dapat pula disebabkan oleh kurang cairan, anemia, gangguan jantung, syok, perdarahan serta diabetes
tingkat lanjut. Potensi masalah dapat 2/3x1 dicegah : cukup 2/3 Ibu AR sering mengalami gejala hipotensi. Keluarga tidak tahu proses terjadinya, penyebab dan perawatan sehingga perlu pemberian informasi
tentang perawatan hipotensi Menonjolnya masalah : 2/2x1 segera diatasi 2/2 Keluarga menganggap masalah yang dialami Ibu AR harus segera diatasi mengingat umur Ibu AR yang sudah semakin lanjut dan agar tidak terjadi komplikasi dari penyakit ini. TOTAL SKOR 3 4/6
2. Resiko cedera pada Ibu AR berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan KRITERIA Sifat masalah : risiko NILAI 2/3 x 1 SKOR PEMBENARAN 2/3 Saat sedang kambuh penyakitnya, Ibu AR harus dibantu dalam berjalan karena takut rasa pusingnya akan menyebabkan ia terjatuh. Kemungkinan masalah 1/2x2 1 Penyebab Ibu AR takut jatuh, selain karena rasa pusing yang dirasakannya yaitu karena suasana rumah yang tidak mendukung oleh adanya
penyakit yang dirasakan Ibu AR dan matanya yang sudah kurang awas lagi. Potensi masalah dapat 2/3x1 dicegah : cukup 2/3 Keluarga tidak mengetahui cara
memodifikasi lingkungan agar Ibu AR tidak sampai terjatuh saat sedang kambuh.
Keluarga menganggap masalah yang dialami Ibu AR merupakan hal yang mungkin terjadi namun bisa dicegah selama Ibu AR masih tinggal bersama
keluarga
dan
masih
ada
yang
PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN 1. Gangguan serebral pada Ibu AR berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga yang mengalami hipotensi. 2. Resiko cedera pada Ibu AR berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga dalam memodifikasi lingkungan
B. PERENCANAAN Rencana asuhan keperawatan keluarga Ibu AR DIAGNOSIS KEPERAWAT AN Gangguan serebral Ibu Tujuan umum : pada setelah dilakukan AR kunjungan rumah selama 2x seminggu diharapkan gangguan serebral TUJUAN KRITERIA EVALUASI STANDAR EVALUASI RENCANA INTERVENSI
Respon verbal
rendah dari 90/50 mmHg atau tekanan darah cukup rendah sehingga menyebabkan gejala seperti pusing dan pingsan. -
Respon verbal
Menyebutkan 3 dari 6 gejala hipotensi : Pusing atau kepala terasa melayang Penglihatan kabur atau mata berkunangkunang Lemas Kulit dingin, pucat dan lembab Pingsan Kantuk
- Diskusikan dengan keluarga tanda dan gejala yang terjadi pada Ibu AR. - Gali pendapat keluarga tentang tanda dan gejala Hipotensi yang terjadi pada keluarga. - Motivasi keluarga untuk mengungkapk an kembali tanda dan gejala hipotensi.
c. Menyebutkan
Respon verbal
Menyebutkan 2
- Diskusikan
penyebab Hipotensi
dari 5 penyebab hipotensi : Dehidrasi (kurang cairan ) Perdarahan sehingga menyebabk an anemia Masalah jantung seperti serangan jantung, gagal jantung Syok oleh karena infeksi yang parah , stroke Diabetes tingkat lanjut
dengan keluarga tentang penyebab hipotensi - Gali pendapat keluarga mengenai penyebab hipotensi - Motivasi keluarga untuk mengungkapk an kembali diit penyebab hipotensi
2. Mengambil keputusan untuk mengatasi hipotensi : a. Menjelaskan akibat yang terjadi bila hipotensi tidak diatasi
Respon verbal
Menyebutkan akibat yang terjadi bila hipotensi tidak diatasi seperti: Syok hipovolemi k (diare berat,
- Diskusikan dengan keluarga komplikasi yang terjadi jika hipotensi tidak diatasi. - Gali pendapat keluarga
keringat berlebih) Syok kardiogenik (gagal jantung) Syok neurogenik (cedera benturan hebat)
tentang komplikasi hipotensi - Motivasi keluarga untuk mengungkapk an kembali komplikasi hipotensi
Respon verbal
- Gali pendapat keluarga bagaimana cara mengatasi hipotensi - Motivasi keluarga untuk memutuskan mengatasi hipotensi secara tepat - Beri reinforcement atas keputusan yang diambil keluarga
lebih banyak air putih (8-10 gelas/hari) 2. Ikuti pola makan sehat dan mengkonsu msi makanan yang cukup mengandun g kadar garam. 3. Hindari makan yang berkarbohid rat tinggi 4. Sesekali mengkonsu msi kopi untuk memacu peningkatan denyut jantung 5. Olah raga ringan yang teratur seperti berjalan pagi selama 30 menit
dalam mengatasi hipotensi - Diskusikan dengan keluarga cara perawatan hipotensi - Motivasi keluarga untuk mengungkapk an kembali apa yang telah disampaikan
minimal 3 x seminggu 6. Pemberian obat-obatan untuk meningkatk an darah hanya bisa dilakukan apabila gejala hipotensi yang dirasakan benar-benar menggangu aktivitas sehari-hari. Resiko cedera Tujuan umum : setelah dilakukan kunjungan rumah selama 2x seminggu diharapkan tidak terjadi risiko cedera pada Ibu AR
Respon verbal
cedera pada kekambuhan hipotensi seperti: Penerangan rumah yang cukup Lantai ruangan dan kamar mandi tidak licin Membuat pegangan di sekeliling rumah dan kamar mandi Memasang karpet pengalas anti licin di kamar mandi
lingkungan keluarga dengan hipotensi - Motivasi keluarga terhadap upaya modifikasi lingkungan - Memberikan pujian terhadap upaya yang telah dilakukan keluarga
C. PELAKSANAAN DAN EVALUASI Catatan perkembangan asuhan keperawatan keluarga Ibu AR TGL NO DX IMPLEMENTASI 19 1.1 Maret 2011 Diskusikan dengan keluarga menggunakan leaflet : Pengertian hipotensi Tanda dan gejala hipotensi Penyebab hipotensi EVALUASI PARAF
Subyektif : - Keluarga mengatakan bahwa Hipotensi adalah Suatu keadaan dimana tekanan darah lebih rendah dari 90/50 mmHg - Keluarga mengatakan tanda dan gejala hipotensi adalah Pusing, penglihatan kabur atau mata berkunang-kunang, lemas, kulit dingin, pucat dan lembab, pingsan , kantuk - Keluarga mengatakan penyebab hipotensi adalah
Meminta keluarga menjelaskan kembali pengertian, tanda gejala, dan penyebab hipotensi
kurang cairan , perdarahan sehingga menyebabkan anemia, masalah jantung, syok oleh karena infeksi yang parah, diabetes tingkat lanjut Objektif : Keluarga menyimak penjelasan dengan baik. Keluarga berusaha menjawab setiap
pertanyaan yang diajukan Analysis : TUK 1 tercapai sesuai rencana Planning : Evaluasi kembali TUK 1 tentang pengertian, tanda dan gejala, serta penyebab hipotensi pada kunjungan berikutnya TUK 2 tentang komplikasi terjadinya hipotensi 21 1.2 Maret 2011 Dengan menggunakan leaflet : Menjelaskan komplikasi hipotensi Subyektif : - Keluarga mengatakan
Memotivasi keluarga untuk mengambil keputusan guna mencegah hipotensi agar tidak bertambah parah
adalah
Analysis : TUK 2 tercapai sebagian. Planning : Evaluasi kembali TUK 2 terhadap komplikasi hipotensi pada kunjungan berikutnya. Lanjutkan TUK 3 tentang cara perawatan keluarga hipotensi 23 1.3 Maret 2011 Dengan menggunakan leaflet : Menggali pengetahuan keluarga mengenai cara perawatan keluarga hipotensi Subjektif : Keluarga mengatakan cara perawatan keluarga hipotensi diantaranya minum lebih banyak air Mendiskusikan dengan keluarga cara perawatan keluarga hipotensi putih (8-10 gelas/hari), ikuti pola makan sehat dan mengkonsumsi makanan yang cukup Memotivasi keluarga untuk mengungkapkan kembali mengenai cara perawatan keluarga hipotensi sesuai dengan yang dijelaskan. mengandung kadar garam, hindari makan yang berkarbohidrat tinggi, olah raga ringan yang teratur seperti berjalan pagi selama 30 Menanyakan kepada keluarga cara yang akan dipilih untuk merawat keluarga dengan hipotensi menit minimal 3 x seminggu Keluarga mengatakan akan mengkonsumsi lebih banyak air putih , mengikuti pola makan
sehat seperti makan makanan yang mengandung cukup garam dan menghindari makanan berkarbohidrat tinggi, serta berolah raga secara teratur. Objektif : Keluarga menyimak penjelasan dengan baik Keluarga menjawab pertanyaan yang diajukan Analysis : TUK 3 tercapai sesuai rencana Planning : Evaluasi kembali TUK 3 tentang cara perawatan keluarga dengan hipotensi 25 2.4 Maret 2011 Dengan menggunakan leaflet : Menggali pengetahuan keluarga terhadap upaya modifikasi lingkungan keluarga dengan hipotensi Subjektif : Keluarga mengatakan upaya untuk memodifikasi lingkungan ialah dengan memberikan penerangan yang cukup di Memotivasi keluarga terhadap upaya untuk memodifikasi lingkungan rumah, lantai ruangan dan kamar mandi tidak licin, membuat pegangan di sekeliling rumah bila Memberi pujian terhadap uapay yang telah dilakukan keluarga perlu. Keluarga mengatakan akan menjaga kebersihan rumah dan sekitarnya
guna mendukung upaya modifikasi lingkungan Objektif : Keluarga menyimak setiap penjelasan dengan baik Keluarga menjawab setiap pertanyaan yang diajukan dengan baik Analysis : TUK 4 tercapai sesuai rencana Planning : Evaluasi kembali TUK 4 tentang modifikasi lingkungan keluarga dengan hipotensi