RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Dokter jaga adalah dokter yang bertanggung jawab di ruangan
tersebut pada saat itu.
TUJUAN 1. Ada dokter yang bertanggung jawab pada waktu yang telah
ditentukan
2. Penanganan pasien bisa dilaksanakan secara optimalsesuai
dengan tanggung jawab dokter tersebut
3. Pasien tidak terlantar
UNIT TERKAIT Sub Dep Kebidanan dan Kandungan, UGD , Administrasi Medis
Rumkital Dr. Ramelan.
2
PROSEDUR 1. buka setiap hari senin s/d jumat sesuai dengan jam kerja
2. pasien militer/PNS/PC dan keluarga yang berobat harus
membawa kartu RM
3. bila ada pasien militer, PNS dan keluarga yang non AL,(AD,AU)
harus membawa surat pengantar dari kesatuan ( surat
pengantar hanya berlaku satu bulan saja )
4. bila ada pasien yang belum punya RM (file) harus mengisi
identitas di loket dan pasien langsung menuju poli yang dituju
5. pasien purnawirawan membawa rujukan / jaminan dari
puskesmas yang sudajh ada nomer komputernya dari Askes
6. pasien PC membeli karcis diloket selanjutnya menuju poli yang
dituju
7. semua pasien yang akan berobat mengumpulkan kartu RM di
counter dan mengisi absensi sesuai dengan jam datang
8. bila ada pasien dengan kehamilan cukup bulan ada tanda-tanda
persalinan di beri tindakan sesuai dengan prosedur tetap,pasien
segera dikirim ke kamar bersalin ( EI )
PELAKSANAAN :
1. pemesanan file dari counter oleh petugas counter
2. file datang,mencocokan dengan nomer RM dan nomer
rujukan (bagi pasien keluarga purnawirawan ) terus dimasukan
kedalam file
3. pemanggilan pasien untuk anamnesa dan observasi terus
5
UNIT TERKAIT Poli hamil dan Sub Dep Kebidanan dan Kandungan.
7
ASUHAN ANTENATAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 513 / XI / 1/1 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Asuhan antenatal adalah pengawasan ibu sewaktu
hamil,pertolongan dalam masa ini terutama bersifat profilaktis.
TUJUAN Menjamin agar tiap kehamilan berakhir dengan kelahiran bayi yang
sehat tanpa mengganggu kesehatn ibu.
ASUHAN ANTENATAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 513 / XI / 1/1 1/2
2012
- TPHA
- Anti HIV (pasien boleh menolak)
ASUHAN ANTENATAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 513 / XI / 1/1 1/2
2012
TUJUAN Penapisan / deteksi dini ibu hamil resiko tinggi menuju persalinan
aman
PROSEDUR 1. Persiapan
a. kartu skor poedji rochjati
b. ibu hamil dilakukan anammnesa dan pemeriksaan fisik lebih
dahulu
2. Pelaksanaan
Hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik lengkap pada ibu hamil
dilakukan penilaian setiap ANC, sebagai berikut :
I. 1 Primi Muda 4
Potensi
Resiko/ 2 a. Primi tua, hamil I 4
umur ≥35 th
Gawat b. Primi Tua, hamil I 4
kawin ≥4th
3 Primi tua sekunder 4
4 Anak Terkecil < 2 tahun 4
5 Grande Multi 4
6 Umur ≥ 35 tahun 4
7 Tinggi Badan ≤ 145 cm 4
8 Riwayat Obstetri Jelek 4
(ROJ)
9 Persalinan yang Lalu,
pernah :
a. Tindakan pervaginam 4
b. Placenta manual 4
c. Perdarahan post 4
partum
10 Bekas Operasi Sesar 4
II. Ada 11 Penyakit ibu hamil 4
Resiko/ 12 Pre eklamsi ringan 4
Gawat 13 Gemelli 4
14 Hidramnion 4
15 IUFD 4
16 Hamil serotinus 4
17 a. Letak sungsang 8
b. Letak lintang 8
III. 18 Perdarahan 8
GAWAT
DARUR 19 Pre eklamsi berat/ 8
AT eklamsi
12
Jumlah Skore
Kelompok resiko : KRR (1), KRT (2),
KRST (3)
KELOMPOK RESIKO : 1. KRR : SKOR2, 2. KRT :SKOR 6-10, 3. KRST : SKOR ≥ 12
PENYULUHAN
PROSEDUR Persiapan :
1. alat tulis, balpoin / pensil merah / biru
2. format anammnesa
3. format lab darah
4. ukuran tinggi badan
5. ukuran berat badan
6. tensi
7. reflek hammer
8. jangka panggul
9. metlin
10. funendoskop
11. jam tangan denagn detikan
Pelaksanaan :
1. Anamnesa meliputi :
a. anamnesa umum
b. anamnesa medis
c. anamnesa keluarga
d. anamnesa haid
e. anamnesa kebidanan
2. Pemeriksaaan umum meliputi
a. keadaan umum
b. tinggi badan
14
PEMERIKSAAN ANTENATAL
PEMERIKSAAN ANTENATAL
Pemeriksaan :
Umum :
1. Keadaan umum
2. Tipe badan / astenikus, atletikus,piknikus
3. Tinggi badan , berat badan
4. Warna konjungtiva, icterus, edema, kloasma gravidarum
5. Tanda vital ( tekana darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh )
6. Kondisi jantung dan paru
7. Palpasi hati dan limpa
Khusus :
Ginekologi
Inspeksi
1. fundus uteri ( penonjolan supra simfisis )
2. hiperpegmentasi ( areola mame, lineanigra )dan striae
Palpasi
1. tinggi fundus uteri
2. keadaan dinding perut
3. masa / cairan bebas / nyeri tekan abdomen
PROSEDUR Persiapan :
Timbangan badan
Pelaksanaan :
1. pastikan jarum timbangan pada titik nol
2. beritahu ibu
3. persilahkan ibu melepas sepatu / sandal ,perlengkapan lain
(tas) karena dapat mempengaruhi hasil timbangan
4. beritahu ibu agar berdiri tepat ditengah timabangan, tidak
bersandar dan tidak berpegangan pada sesuatu
5. baca dan catat hasil penimbangan
6. beritahu ibu berapa berat badanya
7. beritahu ibu bahwa penimbangan telah selesai
UNIT TERKAIT Poli hamil dan seluruh ruangan di Sub Dep Kebidanan dan
Kandungan.
23
UNIT TERKAIT Poli hamil dan seluruh ruang di Sub Dep Kebidanan dan
Kandungan.
25
LEOPOLD I :
1. Letakan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri
untuk menentukan tinggi fundus, perhatikan agar jari
tersebut tidak mendorong uteru ke bawah ( jika di perlukan
fiksasi uterus bawah dengan meletakan ibu jari dan telunjuk
tangan kanan di bagian lateral, depan kanan dan kiri ,
setinggi atas simfisis )
2. Angkat jari telunjuk kiri ( dan jari –jari ayng memfikasi uterus
) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke
bagian kepala ibu
3. Letakan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus
uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian
tersebut dengan jalan menekan secara lembut dan
menggeser telapak tanagn kanan dan kiri secara bergantian
LEOPOLD II :
1. Letakan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan
dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu
secara sejajar dan apda ketinggian yang sama
2. Muali dari bagian atas , tekan secara bergantian atau
bersamaan ( simultan ) telapak tangan kanan dan kiri
kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian
yang rata dan memanjang ( punggung ) atau bagian –
bagian kecil ( ekstremitas )
27
LEOPOLD IV :
1. Letakan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral
kiri dan kanan uteru bawah , ujung – ujung jari tangan kiri
berada pada tepi atas simfisis
2. Temuakn kedua ibu ajri kiri dan kanan, kenudian rapatkan
semua jari – jari tangan yang meraba dinding bawah uterus
3. Perhatikan sudut yang di bentuk oleh jari – jari kiri dan
kanan ( konvergen atau divergen )
4. Setelah itu pindahakan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada
bagian terbawah bayi ( bila presentasi kepala upayakan
memegang bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi
bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi )
5. Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul
kemudian letakan jari – jari tangan kanan diantara tangan
kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian
terbawah telah memasuki pintu atas panggul
AUSKULTASI :
- Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil
funandoscope dengan tangan kiri kemudian tempelkan
ujungnya pada dinding perut ibu yang sesuai dengan
posisi punggung bayi ( bagian yang memanjang dan rata )
- Tempelkan telinga kiri pemeriksa dan dengarkan bunyi
jantung bayi ( pindahkan titik dengar apabila pada titik
28
PELAKSANAAN :
1. Perawat/ bidan cuci tangan sebelum dan sesuadah
melaksanakan tindakan dan memakai handscoon
2. Mengatur posisi pasien,kemudian menentukan daerah aurat
3. Jika menggunakan listrik/tegangan PLN,tekan tombol main
power yang ada di belakang unit/alat
Nyalakan unit dengan memutar power ON/OFF
( ROTARYSWITCH )
31
PROSEDUR Persiapan :
1. Tempat tidur yang lengkap
2. Jangka panggul
3. Pita pengukur
Pelaksanaan :
Ukuran panggul yang terpenting adalah :
1. Distanka spinarum
jarak antara spina iliata anteria superior kiri dan kanan ,N : 23
– 26 cm
2. Distantia crictarum
jarak yang terjauh antara crista iliata kanan dan kiri ( N : 26 –
29 cm )
3. Conjungcita externa
Jarak antara pinggir atau symphisis dan ujung procesusu
spinosusu ruas tulamg lumbal ke V ( N : 18 - 20 )
4. Ukuran lingkar panggul
34
PROSEDUR A. PERSIAPAN
Persiapan alat dan obat
1. Spuit 2 cc dalam bag instrumen
2. Kapas dan air DTT pada tempatnya
3. Bengkok
4. Vaksin Tetanus Toxoid dalam cold pack
5. Buku catatan
Persiapan pasien
Posisikan tidur miring / duduk
Persiapan petugas
Mencuci tangan dan memakai handscoon
A. PELAKSANAAN
1. Beritahu pasien
2. Baca etiket obat
3. Isi spuit 2 cc dengan vaksin TT 0.5 cc
4. Kembalikan Flacon sisa dalam cold pack
5. Atur posisi pasien buka pakaian pada tempat yang akan
diinjeksi
6. Disinfektan kulit yang akan diinjeksi
7. Memasukan obat secara IM pada bokong / paha, S.C pada
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
lengan atas
8. Dekontaminasi spuit dengan larutan desinfektan
9. Amati reaksi pasien
10. Cuci tangan
11. Dokumentasi
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan pemeriksaan dengan alat khusus USG guna
membantu menegakkan diagnosa ( tindakan penunjang diagnosa )
PROSEDUR a. PERSIAPAN
1. Alat USG
2. Memberi penjelasan pada pasien
b. PELAKSANAAN
1. Perawat cuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan
tindakan
2. Mengatur posisi pasien
3. Memberi jelly pada perut yang akan diperiksa
4. Mengoperasikan Probe pada daerah yang diperiksa (oleh
dokter)
5. Membaca hasil USG oleh dokter
6. Bekas jelly dibersihkan dengan lap basah / tissue
7. Alat-alat dibereskan.
NB :
1. Pemeriksaan USG pada ibu yang hamil muda (hamil
Trimester I), satu/dua jam sebelum dilakukan pemeriksaan,
ibu di anjurkan minum air putih 500 cc.
2. USG T/V
Dipakai Probo khusus
Probo dibungkus kondum sekali pakai.
38
PEMERIKSAAN HB SAHLI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 525 / XI / 1/1 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Tindakan untuk mengetahui kadar Hb
PROSEDUR A. PERSIAPAN
Persiapan alat dan reagent
1. Hemoglobin meter sahli lengkap
2. Hcl 0.1 N
3. Aquadest
4. Kapas alkohol
5. Larutan chlorin 0.5 % dalam tempatnya
6. Lancet
7. Kapas kering
8. Bengkok
9. Sarung tangan
Persiapan pasien
Pasien duduk di kursi
Persiapan Petugas
1. Cuci tangan bersih dan dilap kering
2. Pakai sarung tangan
PEMERIKSAAN HB SAHLI
40
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
B. PELAKSANAAN
1. Memberitahu pasien pemeriksaan yang akan dilakukan
2. Masukkan Hcl 0.1 N kedalam tabung sahli sampai dengan
angka 2
3. Ujung jari dibersihkan dengan kapas alkohol biarkan sampai
kering
4. Pegang bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak
dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
5. Dengan memakai lancet steril, tusuk dengan cepat dengan
arah tegak lurus, jangan menekan-nekan jari untuk
mendapatkan cukup darah (darahakan bercampur cairan
jaringan sehingga mudah encer dan bisa menimbulkan
kesalahan.
6. Buang tetes darah pertama dengan kapas kering.
7. Isap 20 UI darah dengan pipet sahli, bersihkan darah yang
menempel pada bagian luar pipet.
8. Masukkan darah secara hati-hati kedalam tabung sahli yang
sudah berisi Hcl 0.1 N
9. Bilas darah dalam pipet dengan menghisap dan
mengeluarkan Hcl 0.1 N beberapa kali
10. Biarkan 4 menit ( 3-5 menit) agar haemoglobin berubah
menjadi asam hematin
11. Encerkan larutan dengan aquades tetes demi tetes sambil
dikocok tiap kali menambahkan aquades, sampai warna
larutan sama dengan warna standar (pembanding)
12. Bila sudah sama catat hasilnya
13. Beritahu hasilnya kepada pasien
14. Bersihkan dan rapikan alat
UNIT TERKAIT Poli hamil dan seluruh ruangan di S ub Dep Kebidanan dan
Kandungan.
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan pemeriksaan urine pada ibu hamil untuk
mengetahui ada tidaknya Diabetes Miletusyang menyertai
kehamilan.
PROSEDUR A. PERSIAPAN
Persiapan alat dan reagent
1. Fehling A dan fehling B
2. Tabung reaksi dan raknya
3. Pemegang tabung reaksi
4. Kertas saring dan corong
5. Lampu spiritus
6. Korek apai
7. Tabung ukur/spuit 3 buah (untuk mengambil fehling A, B dan
urine)
8. Larutan Chlorin 0.5% dalam ember/baskom
Persiapan Pasien
1. Pasien diminta kencing dan urine ditampung
2. Jelaskan tujuan pemeriksaan
3. Urine pada tempatnya diberi nama pasien
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Persiapan Petugas
1. Cuci tangan bersih dan dilap kering
2. Pakai sarung tangan
B. PELAKSANAAN
1. Urine terlebih dahulu disaring dengan kertas saring dengan
menggunakan corong kedalam tabung reaksi.
2. Dengan memakai spuit masukkan kedalam tabung reaksi 1
bag urine, 2 bag fehling A dan 2 bag fehling B (perbandingan
1:2:2)
3. Panaskan tabung reaksi yang berisi campuran (urine &
fehling A, B) dengan menggunakan penjepit + pemegang
tabung diatas lampu spiritus dipegang miring digoyang-
goyangkan agar panasnya merata tidak meluap keluar.
4. Setelah mendidih didiamkan sebentar, kemudian melihat
perubahan :
a. Biru / hijau jernih = -
b. Hijau agak kekuningan = +
c. Kuning kehijauan, ada endapan kuning = ++
d. Kuning kemerahan endapan kuning merah = +++
e. Merah jingga sampai merah bata = ++++
5. Tulis hasilnya
6. Beritahu hasilnya kepada pasien
7. Bersihkan dan rapikan alat
8. Masukkan sarung tangan kedalam larutan chlorin 0.5% dan
lepas dengan terbalik.
9. Cuci tangan dan dilap kering
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan pemeriksaan urine pada ibu hamil untuk
mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil sebagai deteksi
dini adanya pre eklampsi yang menyertai kehamilan.
TUJUAN Pemeriksaan albumin urine pada ibu hamil bertujuan sebagai data
penunjang Dx pre eklampsia / exlampsia yang menyertai
kehamilan
PROSEDUR Persiapan
Persiapan alat :
1. asam asetat 6 % dan pipetnya
2. tabung reaksi dan raknya
3. pemegang tabung reaksi
4. kertas saring dan corong
5. lampu spiritus
6. larutan chlorine 0,5 % daalm tempatnya
7. korek api
8. sarung tangan
9. bengkok
10. gelas ukur / spuit
11. tempat sampah
Persiapan pasien :
1. pasien diminta kencing dan urine ditampung
2. jelaskan tujuan pemeriksaan
3. urine pada tempatnya diberi nama pasien
Persiapan petugas :
1. cuci tangan bersih dan di lap kering
2. pakai sarung tangan
44
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Senam hamil adalah senam yang ditujukan kepada ibu dengan
kehamilan mulai usia minggu 22 – 35 sampai saat akan
melahirkan.
Pelaksanaan :
1. Latihan untuk kehamilan minggu 22 – 25
Sikap tubuh sempurna :
46
Latihan relaksasi:
a. Berbaring miring ke kiri ( kearah punggung bayi ) lutut kanan
ditekuk ditekuk didepan lutut kiri ( ganjal dengan bantal )
lengan kanan ditekuk didepan dan lengan kiri dibelakang
badan. Dapat berbaring pada posisi yang dianggap enak oleh
ibu
b. Lemaskan seluruh tubuh, tenang, tutup mata dan berusaha
mengatasi suara dari luar selama 5 menit
47
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
3. Latihan untuk kehamilan minggu 31 – 34
Sikap tubuh sempurna :
Pandangan muka lurus kedepan, badan tegak , tarik otot dinding
perut ke dalam dan keatas, kedua tungkai lurus dan kedua lengan
lurus kesamping badan.
Latihan fleksibitas :
a. Berdiri tegak kedua kaki selebar bahu, kedua lengan disamping
badan dan rileks
b. Jongkok pelan-pelan, badan tetap tegak, berdiri kembalu
pelan-pelan ulangi hingga 8 kali
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
2. Latihan untuk kehamilan lebih dari 35 minggu
Sikap tubuh sempurna :
Pandangan amuka lurus kedepan , badan tegak, tarik otot dinding
perut kedalam dan keatas kedua tungkai lurus dan kedua lengan
lurus kesamping badan.
Latihan relaksasi :
a. Berbaring miring ke kiri ( kearah punggung bayi ), lutut kanan
ditekuk didepan lutut kiri ( ginjal dengan bantal ) lengan kanan
ditekuk didepan dan lengan kiri dibelakang badan. Dapat
berbaring pada posisi yang dianggap enak oleh ibu
b. Lemaskan seluruh tubuh, tenang, tutup mata dan berusaha
mengatasi suara dari luar selama 5 menit
PROSEDUR Persiapan :
1. leaflet
2. poster
3. alat peraga
Pelaksanaan :
Memberi penyuluhan tentang :
1. fisiologi laktasi
2. keuntungan pemberian ASI
3. keuntungan RG
4. cara menyusui yang baik dan benar
5. kerugian pemberian makanan
6. menunda pemberian makanan tambahan paling tidak untuk
> 6 bln
7. TT
Keuntungan ASI :
1. mudah dicerna
2. bersih
3. aman dari kuman
4. selalu siap disajikan
5. mengandung gizi atau zat pelindung yang dibutuhkan
6. terhindar dari kelebihan kalori
7. mendapat perasaan aman dalam dekapan ibu
8. memperkuat rahang dan merangsang pertumbuhan gigi
bayi tersebut
9. bayi yang mendapat ASI jarang mengalami mencret,diare /
alergi sembelit
PROSEDUR 1. Setiap hari kamis ibu mendapat penyuluhan tentang nutrisi ibu
hamil
2. Setiap ibu hamil ANC diberikan vitamin atau suplemen yang
diambilkan dari apotik
1. Setiap ibu hamil wajib mendapatkan penyuluhan tentang nutrisi
ibu hamil
2. Rumkital Dr. Ramelan tidak memberikan nutrisi tambahan
berupa makanan tetapi berupa suplemen atau vitamin
Persiapan :
1. Tensi meter, Termometer, Form kunjungan rumah / alat tulis
2. Daftar nama, alamat pasien yang di rujuk
3. Alat transportasi
Pelaksana :
1. Bidan / perawat / mahasiswa yang bertugas di poli hamil
maupun di ruang nifas
2. Petugas yang berdomisili dekat dengan daerah kunjungan
Waktu kunjungan :
1. Dilaksanakan dalam waktu satu bulan 2 x apabila ada kasus
yang perlu di kunjungi
2. Dilaksanakan esidentil bila ada kasus
55
PROSEDUR Indikasi :
1. pasien denagn kehamilan CPD ( cephalo pelvic
disproportion )
2. pasien dengan kehamilan PPT ( plasenta previa totalis )
3. pasien dengan kehamilan kelainan letak
Persiapan :
1. dilakukan pada usia kehamilan 37 /38 minggu
2. periksa laborat lengkap : darah, urine, kimia klinik dan faal
haemostosis
3. hasil laborat selesai pasien konsul ke : poli jantung, inerne,
anestesi
4. cek kelengkapan file
5. lapor OKK, minta jadwal rencana operasi
UNIT TERKAIT Poli Hamil , Poli Penyakit dalam, Poli Jantung, Poli Anastesi, OKK
57
KAMAR BERSALIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 534 / XI / ................ 1/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
KAMAR BERSALIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 534 / XI / ................ 1/4
2/4
2012
RUMKITAL
Kelas III
60
KAMAR BERSALIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 534 / XI / ................ 1/4
2012
RUMKITAL
Kamar + Bidan Rp. 350.000,9 November 2012/hari,
(sewa kamar bersalin Rp. 200.000,9 November
2012/hari + jasa bidan Rp. 150.000,9 November
2012/hari) tarip ini diluar jasa tindakan dokter, harga
obat dan material.
1. Prosedur :
1. Petugas
Petugas yang sedang dinas di Kamar Bersalin harus :
1) Mengganti baju dengan baju khusus Kamar Bersalin.
2) Memakai alas kaki khusus yang tersedia.
3) Memakai tutup kepala.
2. Peralatan
1) Memakai baju khusus kamar bersaliln.
2) Memakai alas kaki khusus yang tersedia.
3) Memakai tutup kepala.
2. KebersihanKamar Bersalin
1) Harus selalu dibersihkan dengan desinfektan setiap kali
habis menolong persalinan.
2) Kamar bersalin khusus harus dibersihkan pagi dan sore.
3) Satu minggu 1x dibersihkan secara umum / UV kalau
perlu.
3. Pasien Masuk Kamar Bersalin
1. Px. Datang harus membawa surat pengantar dari dokter
(Px. Pribadi) melalui unit pelayanan kebidanan / poli
hamil lengkap dengan catatan medik.
4/4
2. Px. Pribadi dokter dengan membawa surat pernyataan
dokter yang bersangkutan selanjutnya keluarga pasien
mengurus file sesuai dengan prosedur administrasi
Rumah Sakit.
3. Bidan yang bertugas di Kamar Bersalin melaksanakan
61
KAMAR BERSALIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 534 / XI / ................ 1/4
2012
RUMKITAL
perlengkapan / asuhan kebidanan sesuai dengan protap
Kamar Bersalin Nomor . SOP/LL9 November
201210/VI/OG
62
4/4
KAMAR BERSALIN KHUSUS / VIP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 535 / XI / ................ 1/4
2012
RUMKITAL
dengan protap Kamar Bersalin Nomor . SOP/LL9
November 201210/VI/OG
66
4. Kamar Operasi
68
PROSEDUR 1. Obstetri
a. Melalui triage IGD pemeriksaan dokter IGD
b. Tindakan pertolongan partus dilakukan di Kamar Bersalin
c. Bila pasien sudah dalam keadaan “crowning”, pertolongan
dilaksanakan oleh dokter jaga IGD
d. Bila pasien belum dalam keadaan “crowning”,Perawat IGD
telepon dokter jaga obsgyn/bidan jaga Kamar Bersalin untuk
mengirim pasien ke Kamar Bersalin
e. Tindakan SC dilakukan di OK sentral
f. Pasien dengan :
1) Kasus HPP resusitasi syok hipovolemik di IGD
tindakan definitif di Kamar Bersalin
2) Kasus Eklamsia asesmen oleh dokter IGD, konsul
Spesialis Kebidanan/dokter jaga/PPDS untuk dilakukan
tindakan di IGD
3) Kasus APB asesmen oleh dokter IGD, resusitasi syok
hipovolemik di IGD konsul Spesialis Kebidanan/PPDS
di Kamar Bersalin
4) Kasus KET asesmen oleh dokter IGD, resusitasi syok
hipovolemik di IGD konsul Spesialis Kebidanan/PPDS
di Kamar Bersalin
2. Neonatus
a. Dokter jaga IGD memberitahu ruangan bahwa akan ada
masuk bayi dari luar ke ruang NICU
69
4. Kamar Operasi
70
EPISIOTOMY
No. Dokumen No revisi Halaman
SPO / 538 / XI / ................... 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
11 November 2012
PROSEDUR
TETAP Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Penyayatan mulus serambi kemaluan (perinium) untuk memudahkan
kelahiran bayi (kamus kedokteran 2000)
PROSEDUR Persiapan :
1. Sarung tangan steril 1 pasang
2. Gunting episiotomy steril
3. Kasa steril
4. Lidocain HCL 1%
5. Spuit 5 cc
6. Inform consent pasien
7. Larutan klorin 0,5%
8. Betadine 12%
Pelaksanaan :
1. Anestesi local
a. Jelaskan pada ibu tentang apa yang akan dilakukan dan
bantulah agar ibu merasa tenang
b. Pakailah sarung tangan, berikan antiseptic dengan betadine
dalam kasa steril.
c. Ambilah spuit 5 cc kemudian isi spuit dengan bahan
EPISIOTOMY 2/2
2. Tindakan episiotomy
a. Pegang gunting episiotomy dengan tangan episiotomy dengan
tangan kanan.
b. Letakkan jari telunjuk dan jari tengah (tangan kiri) diantara
kepala bayi dan perineum searah dengan rencana sayatan.
c. Jangan lakukan episiotomy terlalu dini, waktu yang paling
tepat adalah ketika perineum tipis dan pucat, kelapa crouning.
d. Tunggu fase acne (puncak his) kemudian selipkan gunting
dalam keadaan terbuka diantara jari telunjuk dan jari tengah
(tangan kiri)
e. Gunting perineum dimulai dari fourchet 45 0 ke kiri atau
kekanan
f. Lanjutkan pimpinan persalinan
g. Jika kepala janin tidak lahir dengan segera, tekan luka
episiotomy dengan kasa steril diantara his untuk mengurangi
perdarahan.
AMNIOTOMY
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 539 / XI ................ 1/2
RUMKITAL / 2012
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
TETAP Karumkital dr. Ramelan,
11 November 2012
TUJUAN Untuk memecah selaput ketuban bila belum pecah dan servix telah
membuka lengkap/sepenuhnya (10 cm)
PROSEDUR Persiapan :
Pelaksanaan :
AMNIOTOMY 2/2
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 539 / XI ................ 1/2
RUMKITAL / 2012
7. Saat harus berkurang kekuatannya, gerakkan ujung jari tangan
kanan membimbing ujung9 November 2012ujung ½ kocher
mengores selaput ketuban 19 November 20122 cm hingga
ketuban pecah, perhatikan cairan yang keluar jumlahnya, warna,
dan baunya.
8. Keluarkan ½ kocher dari vagina ibu dengan tangan kiri, masukkan
ke dalam bengkok berisi larutan klorin 0,5%.
9. Pertahankan jari9 November 2012jari tangan kanan tetap dalam
vagina untuk menyakinkan kepala turun dan tidak teraba tali pusat
setelah ketuban dipecahkan.
10. Keluarkan jari tangan kanan dari vagina.
11. Cuci dan lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik, lalu
rendam dalam larutan klorin 0,5%.
12. Periksa kembali denyut jantung janin.
PENATALAKSANAAN KALA I
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 540 / XI ................ 1/3
/ 2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
11 November 2012
PROSEDUR
TETAP Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN 1. Persalinan normal adalah persalinan yang dimkulai secara
spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap
demikian selama proses persalinan dan bayi dilahirkan secara
spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia
kehamilan 379 November 201242 minggu (WHO, 1998)
2. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan
usia kehamilan cukup bulan, letak memanjang / sejajar sumbu
badan ibu presentasi belakang kepala. Keseimbangan
diameter kepala bayi dan panggul ibu, serta dengan tenaga
ibu sendiri (Sarwono Prawirohardjo, 2001)
PENATALAKSANAAN KALA I
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 540 / XI ................ 2/3
/ 2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
3. Penolong
a. Memakai celemek plastic
b. Pastikan lengan dan tangan tidak memakai perhiasan.
c. Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir
selama + 15 detik.
d. Keringkan tangan dengan kain / handuk bersih dan kering.
4. Lingkungan
a. Tempat tidur yang bersih.
Pelaksanaan :
Penerangan yang cukup (baik melalui jendela/lampu dilangit
kamar).
Patograf merupakan alat untuk mencatat informasi yang
didaarkan pada observasi dan pemeriksaan fisik ibu selama
proses persalinan serta alat utama dalam mengambil kepututsan
khususnya pada kala I yang mencakup :
1. Kemajuan persalinan :
a. Pembukaan serviks
b. Turunnya bagian terbawah dari kepala janin
c. Kontraksi uterus
76
PENATALAKSANAAN KALA I
No. No Revisi Halaman
Dokumen ................ 3/3
SPO / 540 /
RUMKITAL
XI / 2012
Dr. Ramelan
Surabaya
2. Kondisi janin :
a. Denyut jantung janin
b. Warna dan volume air ketuban
c. Moulase kepala janin
3. Kondisi ibu
a. Tekanan darah, nadi, dan suhu badan
b. Volume urin
c. Obat dan cairan.
PENATALAKSANAAN KALA II
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 541 / XI / ................ 1/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan untuk menolong lahirnya bayi dengan cara
memimpin dan menuntun ibu untuk mempersiapkan persalinan
yang normal sesuai dengan tanda-tanda kala II
PENATALAKSANAAN KALA II
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 541 / XI / ................ 2/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
11) Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik
12) Atur posisi ibu sesuai dengan keinginan ibu
13) jika kepala bayi telah terlihat di vulva 5,6 cm letakkan handuk
bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi
14) meletakkan kain bersih di lipat sepertiga bagian dibawah
bokong ibu
15) Membuka partus set
16) Memakai sarung tangan DTT atau steri pada kedua tangan
17) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mepunyai dorongan
yang kuat untuk meneran seputi :
18) Mendukung usaha ibu untuk meneran
19) Memimpin ibu untuk meneran pada saat timbulnya his yang
disesuaikan dengan kecepatan lahirnay kepala
20) Memberi kesempatan istirahat disaat tidak ada his
21) Memberi minum pada saat ibu istirahat
22) Memeriksa DJJ saat kontaraksi leterus selesai / saat relaksasi
23) Saat kepala bayi terlihat di vulva 5 – 6 cm lindungi perineum
dengan satu tangan yang di lapisi kain ( stinen ) meletakan
tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang
lembut dan tidak menghambat kepala bayi,membiarkan
kepala bayi keluar perlahan9 November 2012lahan.
Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan9 November
2012lahan atau bernafas cepat saat kepala lahir.
24) Dengan lembut mengusap muka,hidung dan mulut dengan
kain atau kasa yang bersih
25) Memeriksa lilitan tali pusat
26) Menuggu hingga kepala bayi melakukan putar paksi luar
secara spontan
27) Setelah kepala melakukan putar paksi luar temaptkan kedua
tangan di masing 9 November 2012 masing sisi muka bayi,
menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya
dengn lembut menariknya ke bawah dan kearah luar hingga
bahu anterior di bawah arkus pubis dan kemudian dengan
lembut menarik kearah atas dan kearah luar untuk meahirkan
bahu posterior
28) Setelah kedua bahu dilahirkan,menelusurkan tangan mulai
kepala bayi yang ada di bagian bawah ke arah perineum
membiarkan bahu dan lengan bayi saat melewati perineum
gunakan lengan bagian bawah untuk menyanggah tubuh bayi
79
PENATALAKSANAAN KALA II
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 541 / XI / 2012 ................ 3/3
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Saat dilahirkan, menggunakan tangan anterior untuk
mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat
keduanya lahir.
29) Setelah tubuh dan lengan lahir,lengan bagian atas
menelusuri dari punggung kearah kaki bayi untuk
menyangganya saat punggung dan kaki lahir, memegang
kedua mata kaki bayi dan dengan hati9 November 2012hati
membnatu kelahiran bayi
30) Menilai bayi dengan cepat,letakan bayi diatas perut ibu
dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari pada
tubuhnya
31) Segera mengeringkan bayi, mmebungkus kepala dan
badan bayi kecuali bagian pusat
32) Menjepit tali pusat menggunakan klem ± 3 cm dari pusat
bayi melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem
learah ibu dan memotong klem kedua ± 2 cm dari klem
pertama
33) Memegang tali pusat dengan satu tangan melindungi bayi
dari guntin dan memotong tali pusat diantara dua klem
tersebut
34) Mengganti handuk basah dan menyelimuti bayi dengan
kain atau selimut yang bersih dan kering. Menutupi bagian
kepala , membiarkan tali pusat terbuka jika bayi mengalami
kesulitan bernafas ambil tindakan yang sesuai
35) Melakukan inisiasi menyusui dini,bayi ditengkurapkan di
dada ibu biarkan bayi mencari sendiri puting ibu sampai
bayi dapat menyusui
80
PROSEDUR Pelaksanaan :
1. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
2. Memberitahu ibu akan di suntik
3. Menyuntikan oksitosin 10 u secara IM pada bagian luar paha
1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk
memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh
darah
4. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak ± 5 cm dari
vulva
5. Meletakan tangan kiri diatas simfisis menahan bagian bawah
uterus sementara tangan kanan memegang tali pusat
menggunakan klem dengan jarak ± 5 am dari vulva
6. Saat uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan
tangan kanan sementara tangan kiri menekan uterus dengan
hati9 November 2012hati kearah dorso carnial. ( Bila uterus
tidak segera kontraksi, minta ibu untuk melakukan stimulasi
pada putting susu dan terus lakukan masase pada fundus
uteri )
7. Jika dengan penegangan tali pusat terkendali terlihat
bertambah panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta,
maka tangan kanan menarik tali pusat kearah bawah kemudian
ke atas sesuai dengan kurve jalan lahir hingga plasenta tampak
pada vulva
81
PENATALAKSANAAN KALA IV
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 543 / XI / ................ 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Adalah kala observasi
PROSEDUR Persiapan :
1. Celemek dan sarung tangan steril
2. Heating pack steril
3. Bak savlon
4. Obat utero tonika ( pitogin / methergin )
5. Lidocain
6. Spuit 3 cc / 5 cc
7. Lampu untuk penerangan
8. gaas steril + tampon
9. nier beken / bengkok
Pelaksanaan :
1. Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan
vagina
2. Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di larutan
klorin 0,5%
3. Mengajarkan pada ibu untuk memeriksa dan merasakan uterus
yang memiliki kontraksi baik dan mengajarkan untuk
melakukan masase uterus apabila kontraksi tidak baik
4. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi
5. Memeriksa nadi ibu
6. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5%
7. Membuang bahan9 November 2012bahan yang terkontaminasi
ke dalam
83
PENATALAKSANAAN KALA IV
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 543 / XI / ................ 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
tempat sampah yang telah disediakan
8. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah serta
mengganti pakaian dengan pakaian bersih / kering. Pastikan
ibu merasa nyaman
9. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
10. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% dan
melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
rendam dalam larutan 0,5%
11. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Keringkan
dengan handuk kering dan bersih
12. Melakukan pencatatan.
NB :
Bila ada robekan atau bekas episotomydilanjutkan dengan
penjahitan / heating
84
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Satu set alat NST
2. Jelly
3. Lap basah
4. Memberi penjelasan pada pasien
PELAKSANAAN :
1. Perawat cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja.
2. Mengatur posisi pasien (tidur terlentang)
3. Memasang alat NST :
a. Hubungkan kabel power stavol ke sumber listrik
b. Pastikan traducer yang ada (US, TOCO, dan Remote
Event Marker ) terpasang pada konektor di bagian
samping kiri alat.
c. Tekan tombol ON/OFF pada stavol
d. Beritahu ibu tujuan pemeriksaan
e. Pasang traducer “US” yang telah diberi gel pada
daerah DJJ dan pasangkan sabuk.
85
NST KARDIOTOKOGRAFI
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 544 / XI / ................ 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
f. Pasang traducer “TOCO” pada daerah fundus dan
pasangkan sabuk.
g. Berikan “Remote Event Marker” untuk dipegangi pasien
dan minta pasien agas menekan tombol bila merasakan
gerakan janin.
h. Tekan tombol ON/OFF disamping kanan unit.
i. Tunggu sampai muncul angka yang menunjukkan DJJ
dan kontraksi.
j. Bila belum muncul berarti posisi traducer kurang pas,
reposisi sampai muncul angka secara stabil dan suara
DJJ jelas.
k. Tekan tombol paper untuk mencetak.
l. Jika alarm berbunyi yang menunjukkan NST selesai
tekan tombol ON/OFF.
m. Lepaskan sabuk dan traducer dari pasien dan bersihkan
traducer dari sisa gel yang ada dengan tissue.
n. Tata dan rapikan traducer seperti semula.
SIKAP 1. Pasien dipanggil di suruh masuk ke ruang NST
PERAWAT 2. File disiapkan dan dicocokkan dengan pasien tersebut.
3. Mendokumentasikan di buku catatan NST
4. Pasien disiapkan untuk dilakukan NST
5. Alat NST disiapkan beserta pasiennya.
6. Pasien siap dilakukan NST sesuai prosedur pelaksanaan.
7. Bila sudah selesai alat dibereskan, pasien disuruh
menunggu.
8. Melaporkan ke dokter hasil pemeriksaan NST
UNIT TERKAIT 1. Poli Hamil
2. Kamar Bersalin
3. Ruang Nifas (E2 dan F1)
86
PEMBERIAN SM
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 545 / XI / ................ 1/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Pemberian obat anti kejang sangat diperlukan untuk mencegah
terjadi komplikasi lebih lanjut.
TUJUAN Untuk menghindari kelanjutan menjadi eklampsia dan pertolongan
kebidanan dengan pemberian injeksi sulfat magni... (SM)
PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Bloodset, medicut, folly cateter, urobag, spuit 20 cc
2. Cairan RD 5%
3. SM 20%, SM 40%
4. Oxygen
5. Gluconas calcicus sebagai anti dotum.
PELAKSANAAN :
1. Full Dose :
a. Pasang infuse RD5 sesuai prosedur.
b. 4 gram (20cc) SM 20%, dimasukkan secara i.v. pelan-
pelan
c. Observasi KU Penderita 15 menit
d. Diberikan SM 40%
Pemberian SM ada tiga cara :
1) Boka-Boki
10 gram (25 cc) SM 40% i.m bokong kiri dan bokong kanan
6 jam
2/3
PEMBERIAN SM
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 545 / XI / ................ 1/3
2012
2) Dengan Syring Pump
Jika menggunakan drip maka 10 gram SM 40% drip
dalam RD5 500cc → 17 tts/mnt. Diulang tiap 10 jam
sampai dengan 12 jam post partum
3) Dengan menggunakan drip
Jika menggunakan syringe pump maka 10 gram SM
40% diset 2,5 cc/jam. Diulang tiap 10 jam sampai
dengan 12 jam post partum
2. Konsevatif
a. Pasang infuse RD5 sesuai prosedur.
b. Diberikan SM 40%
Pemberian SM ada tiga cara :
1) Boka-Boki
10 gram (SM 40% i.m bokong kiri dan bokong kanan
6 jam
5 gram SM 40% i.m diulang tiap 6 jam
PEMBERIAN SM
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 545 / XI / ................ 1/3
2012
injeksi SM.
89
PROSEDUR PELAKSANAAN :
1. Semua petugas yang akan membawa bayi ke R DIII / rawat
gabung harus memperhatikan / cek kembali identitas bayi :
- Nama bayi + gelang bayi
- Jenis kelamin
- BB
- PB
- Indikasi / riwayat bayi
- Keadaan umum bayi
- File bayi disesuaikan dengan bayi yang akan dikirim
- Bila di DIII buku ekspedisi bayi
2. Sebelum mengirim ke DIII telepon memberitahukan lebih dahulu
3. Selanjutnya bayi diserahkan pada petugas di R DIII / rawat
gabung sambil aplosan :
- Indikasi
- Identitas bayi
- Ku bayi
- File bayi
4. Petugas dari VIC bila mengirim ke DIII menulis riwayat
persalinan pada buku bayi baru. Dari ruangan yang baru
petugas TT pada buku ekspedisi bayi dari UK
90
PROSEDUR Persiapan :
Persiapan alat dan obat
- medicuth , infus set
- 2 kolf dextroses 5 %
- obat oksitosin 5 unit
Persiapan pasien
Persiapan penolong
Pelaksanaan :
a) Oksitosin drip hanya diberiikan bila tidak ada kontra indikasi
pemberianya dan bila his memang tidak adekuat
b) Dipergunakan 500 cc glukose / dextrose 5 % yang ditambah
dengan 5 U oksitosin
c) Tetesan dimulai dengan 8 tetes/menit dilakukan evaluasi
selama 15 menit bila his belum adekuat tetesan dinaikan 4
tetes / menit. Setiap 15 menit tetesan dinaikan dengan 4 tetes /
menit sampai timbul his yang adekuat
d) Tetesan maksimum adalah 40 tetes/menit. Bila dengan 40
tetes/menit dan sudah 2 kolf dextrose habis his tetap belum
adekuat maka oksitosin dianggap gagal.
e) Yang dimaksud dengan his yang adekuat dalam klinik adalah
his yang mepunyai sifat sebagai berikut :
- interval setiap 3 – 5 menit dengan fase relaksasi yang
sempurna
92
- lamanya 40 – 60 detik
- intensitas cukup,yang secra praktis dapat ditentukan dengan
PROSEDUR Pelaksanaan :
Setiap anak yang melahirkan di Rumkital Dr. Ramelan maka anak
tersebut akan dibuatkan surat keterangan kelahiran tersebut
rangkap 2 dimana 1 lembar aslinya dan 1 lembar tertanda
PROSEDUR Pelaksanaan :
a) sebelum melepas sarung tangan pakai ulang yang mungkin
kotor/tercemar darah, cairan tubuh, terlebih dahulu celupkan
segera tangan yang masih memakai sarung tangan tadi
kedalam ember yang berisi larutan klorin 0,5%
b) lepaskan sarung tangan dengan membalikanya dan rendam
sarung tangan tersebut dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit sebagai upaya membunuh virus hepatitis B dan AIDS
sebelum penanganan selanjutnya. Tindakan ini untuk menjamin
bahwa kedua permukaan sarung tangan telah didekontaminasi
c) cuci dengan air sabun kemudian bersihkan bagian dalam dan
luar sarung tangan tersebut
d) bilas sarung tangan sampai bersih ( jangan ada sabun /
detergen yang tertinggal )
e) detergen dapat mempengaruhi disinfeksi
f) tes sarung tangan berlubang / tidak dengn cara
menggembungkanya dengan tangan dan mencelupkanya ke
dalam air. Jika ada lubang akan timbul gelembung
g) keringkan dengan hati9 November 2012hati bagian dalam dan
luar sarung tangan sebelum melakukan disinfeksi atau
sterilisasi. Sarung tangan yang masih basah untuk waktu lama
95
PROSEDUR Pelaksanaan :
1. Inform consent pada pasien atau keluarga
2. Pemeriksaan fisik dan obstetrik
3. Pemeriksaan lab, HB, gol darah dan permintaan darah bila
perlu
4. Konsul anestesi
5. Memberitahukan OKK, R Neonatus, R Transisi
6. Siapkan matkes dan obat9 November 2012obatan ynag
diperlukan
- matkes : dok bayi, gelang bayi, blangko bayi, surat
keterangan kelahiran , kertas pengeluaran file bayi, tempat
placenta, box bayi, o2 lengkap dan kotak gurita ibu
- obat9 November 2012obat : RL IV, Pitons inj IV
7. Pasang infus dan doloer cateter
8. Cukur rambut daerah OP / perut dan pubis
9. Penderita di beri antasida 2 sendok makan
10. Bila pakai gigi palsu dilepas,cat kuku dihilangkan
11. Pasien diganti gaju RS
12. Kirim ke OKK sebelumnya keluarga dianjurkan untuk berdoa
dulu
97
PEMBERIAN MISOPROSTOL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 551 / XI / ................ 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Memasukkan misoprostol ke dalam vagina.
PROSEDUR Pelaksanaan :
1. Pantau DJJ , his , tensi
2. Melakukan pemeriksaan dalam , tempatkan tablet
mesoprostol 50 mg di forniks posterior vagina
3. Diulang setiap 6 jam, maksimal pemberian 4 kali
4. Pemberian di hentikan bila pelvic scort >=5
5. Mesoprostol mempunyai resiko menigkatkan kejadian ruptur
uteri oleh karena itu hanya dikerjakan di pelayanan
kesehatan yang lengkap ( ada fasilitas operasi )
98
EKSTRAKSI CUNAM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 552 / XI / ................ 1/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Ekstraksi cunam adalah suatu tindakan persalinan buatan dimana
janin dengan suatu tarikan cunam yang dipasang pada kepalanya
yang betrtujuan segera melahirkan janin sehingga menyelamatkan
jiwa ibu maupun janin.
PROSEDUR INDIKASI
Indikasi relatif ( efektif, profilaktif )
Ekstraksi cunam bila dikerjakan akan menguntungkan ibu ataupun
janinya, tetapi bila tidak dikerjakan tidak akan merugikan, sebab
bila dibiarkan, diharapkan janin akan lahir dalam waktu 15 menit
berikutnya.
EKSTRAKSI CUNAM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 552 / XI / ................ 2/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Keuntungan indikasi profilaktif ialah :
1. mengurangi keregangan perineum yang berlebihan
2. mengurangi penekanan kepala pada jalan lahir
3. kala II diperpendek
4. mengurangi bahaya kompresi jalan lahir pada kepala
Prosedur :
1. Persiapan
a) persiapn untuk ibu
- posisi tidur lihotomi
- rambut vulva dicukur
- kandung kemih dan rektum dikosongkan
- desinfeksi vulva
- infus bila diperlukan
- narkosis bila diperlukan
- kain penutup pembedahan
- gunting episotomi
- alat9 November 2012alat untuk menjahit robekan jaln
lahir
100
EKSTRAKSI CUNAM
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
- uterotonika
b) persiapan untuk janin
- alat9 November 2012alat untuk pertolongan persalinan
- alat penghisap lendir
- oksigen
- alat9 November 2012alat untuk resusitasi bayi
c) persiapan untuk dokter
- mencuci tangan
- sarung tangan suci hama
- baju operasi suci hama
sebelum ekstraksi cunam dikerjakan, penolong harus
meneliti secara cermat apakah semua persiapan
tersebut telah lengkap.
2. Tehnik
a) Cara pemasangan cunam
ditinjau dari posisi daun cunam terhadap kepal janin dan
panggul ibu pada waktu cunam tersebut dipasang maka
pemasangan cunam dibagi :
1) pemasangan sefalik ( pemasangan biparietal
melintang terhadap kepala ) ialah pemasangan
cunam dimana sumbu panjang cunam sesuai dengan
diameter mento oksipitalis kepala janin sehingga dau
cunam terpasang secara simetrik di kiri kanan kepala
2) pemasangan pelvik ( melintang terhadap panggul )
ialah pemasangan cunam dimana sumbu panjang
cunam sesuai dengan sumbu panggul
EKSTRAKSI CUNAM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 552 / XI / ................ 4/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
- kepala, pemgertian sempurna ( ideal ) disini ialah bila
ekstraksi cunam dengan kriteria ersebut dikerjkan dengna
memberi trauma yang paling minimal untuk ibu maupu janin.
Ekstraksi cunam akan menimbulkan trauma berat pada
janin, bila ekstraksi cunam dikerjkan dalam posisi daun
cunam melintang dalam panggul. Tetapi miring pada kepala.
PROSEDUR 1) Bayi yang sudah siap diletakan pada box di bawa ke ruangan
yang telah disediakan
2) Panggil keluarga untuk masuk ke ruangan
3) Pertugas menyampaikan pada keluarga bahwa bayi ny.....
sudah lahir jam....... jenis kelamin......... BB/PB...........
4) Petugas membuka gedong ,baju bayi dan keluarga di mohon
memperhatikan mulai dari gelang bayi , kepala sampai ujung
kaki. Bila ada kelainan disampaikan sekalian pada keluarga.
5) Selanjutnya petugas merapikan bayi kembali ( baju dan
digedong )
6) Petugas menanyakan pada keluarga mengenai agama, bila
agama islam di mohon keluarga untuk megadzani bayi
7) Bayi dibawa kembali ke ruangan perawatan
103
EKSTRAKSI VAKUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 554 / XI / ................ 1/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Adalah suatu tindakan persalinan buatan dimana janin dilahirkan
dengan ekstraksi tenaga negatif ( vakum ) pada kepalanya yang
bertujuan untuk segera melahirkan janin sehungga dapat
menyelamatkan jiwa ibu maupun janin. Alat ini dinamakan
ekstraktor vakum atau ventouse
EKSTRAKSI VAKUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 554 / XI / ................ 2/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
2. janin
a) gawat janin
Indikasi kontra
1. Ibu
a) ruptura uteri membakat
b) pada penyakit9 November 2012penyakit dimana ibu
secara mutlak tidak boleh mengejan , misalnya payah
jantung, preeklampsia berat
2. janin
a) letak muka
b) after coming head
Syarat :
1. syarat9 November 2012syarat ekstraksi vakum sama
dengan ekstraksi cunam ,hanya disini syarat lebih jelas yaitu
:
a) permukaan lebih dari 7 cm ( hanya pada multigravida )
b) penurunan kepala janin boleh pada hodge II
2. harus ada kontraksi rahim dan ada tenaga mengejan
Prosedur
1. ibu tidak dalam posisi lithotomi
2. pada dasarnya tidak diperlukan narkosis umum. Bila ada
waktu pemasangan mangkuk,ibu mengeluh nyeri dapat
diberi anestesia infiltrasi. Apabila dengan cara ini tidak
berhasil boleh diberi anestesia namun hanya terbatas pada
waktu memasang mangkuk saja
3. setelah semua bagian9 November 2012bagian ekstraktor
vakum terpasang, maka di pilih mangkuk yang sesuai
dengan pembukaan serviks. Pada pembukaan serviks
lengkap biasanya dipakai mangkuk no 5. mangkuk
dimasukan ke dalam vagina dengan proses miring dan
dipasang pada bagian terendah kepala, menjauhi ubun9
November 2012ubun besar. Tonjolan pada mangkuk
diletakan sesuai dengan letak denominator
4. dilakukan penghisapan dengan pompa penghisap dengan
tenaga 9 November 20120,2 kg/cm dengan interval 2 menit.
Tenaga vakum yang diperlukan ialah : 9 November 20120,7
sampai 0,8 kg/cm. Ini membuktikan waktu kurang lebih 6 – 8
menit. Dengan adanya tenaga negatif ini, maka pada
mangkuk akan terbentuk kaput suksedaneum artifisialis
5. sebelum mulai melakukan traksi,dilakukan periksa dalam
ulang,apakah ada bagian9 November 2012bagian jalan lahir
yang ikut
105
EKSTRAKSI VAKUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 554 / XI / ................ 3/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Terjepit
bersamaan dengan timbulnya his,ibu disuruh mengejan dan
mangkuk ditarik searah dengan arah sumbu panggul. Pada
waktu melakukan tarikan ini harus ada koordinasi yang baik
antara tangan kiri dan tangan kanan penolong
6. ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri menahan
mangkuk,sedang tangan kanan melakukan tarikan dengan
memegang pada pemegang. Maksud tangan kiri menahan
mangkuk ialah agar bila mangkuk lepas,maka mangkuk
tidak akan meloncat kearah muka penolong
7. traksi dilakukan terus selama ada his dan harus mengikuti
putaran paksi dalam,sampai akhirnya suboksiput berada
dibawah simfisis. Bila his berhneti maka traksi juga
dihentikan,berarti traksi dikerjakan secara intermittent
bersama9 November 2012sama denagn his
8. kepala janin dilahirkan dengan menarik mangkuk kearah
atas sehingga kepala janin melakukan gerakan defleksi ini,
maka tangan kiri penolong segera menahan perineum.
Setelah kepala lahir,pentil dibuka, udara masuk ke dalam
botol,tekanan negatif menjadi hilang dan mangkuk dilepas.
9. bila diperlukan episotomi maka dilakukan sebelum
pemasanagn mangkuk atau pada waktu kepala membuka
vulva
Komplikasi
1. Ibu
- perdarahan
- trauma jalan lahir
- infeksi
2. janin
- ekskoriasi kulit kelapa
- sefalhematoma
- subgaleal hematoma. Hematoma ini cepat diresorbsi
tubuh janin. Bagi janin yang mempunyai fugsihepar
belum matur dapat menimbulkan ikterus neonatorum
yang agak berat
- nekrosis kulit kepala yang dapat menimbulkan alopesia
3. keunggulan ekstraksi vakum dibandingkan ekstraksi cunam
- pemasangan mudah (mengurangi bahaya trauma dan
infeksi)
106
EKSTRAKSI VAKUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 554 / XI / ................ 4/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
- tidak diperlukan narkose umum
- mangkuk tidak menambah besar ukuran kepala yang
harus melalui jalan lahir
- ekstraksi vakum dapat dipakai pada kepala yang masih
tinggi dan pembukaan serviks belum lengkap
- trauma pada kepala janin dan pada jlan lahir ibu lebih
ringan
4. kerugian ekstraksi vakum dibandingkan dengan cunam
- persalinan janin memerlukan waktu yang lebih lama
- tenaga traksi tidak sekuat seperti pada cunam.
Sebenarnya hal ini dianggap sebagai keuntungan
karena kepala janin terlindung dari traksi dengan tenaga
yang berlebihan
- pemeliharaanya lebih sukar,karena bagian9 November
2012bagianya banyak terbuat dari karet dan harus selalu
kedap udara
107
PROSEDUR Persiapan :
1) Handuk besar bayi
2) Tutup kepala / topi
Pelaksanaan :
1) Ijinkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat
melahirkan ( 1 orang )
2) Anjurkan untuk tidak menggunakan obat9 November
2012obatan kimiawi dalam membantu ibu melahirkan.
Dianjurkan menggunakan
108
PROSEDUR Persiapan :
1. Handscoen steril satu pasang + schort
2. Suction catheter bayi no 8
3. Air chlorin 0,5% dalam botol tembus pandang
4. Air hangat dalam kom tertututp
5. Stop kontak dengan tegangan 220 volt
Pelaksanaan :
1. Penerima bayi menggunakan handscoen + schort
2. Perhatikan stop kontak harus dalam tegangan 220
volt
3. Perhatikan volume air dalam botol harus dalam posisi
batas normal dan bersih serta tembus pandang
4. Pasang suction catheter bayi no. 8 dalam tempatnya
5. Masukan steker dalam stop kontak
6. Hidupkan alat dengan menempatkan / ungkit ke atas
pada posisi “ ON “
7. Cegah kehilangan panas dengan meletakan bayi
pada tempat kering dan hangat
8. Posisikan bayi untuk berbaring terlentang dengan
kepala / leher sedikit di ekstensikan agar jalan nafasnya
terbuka dan memudahkan aliran udara
9. Coba ujung suction catheter no. 8 dalam air apakah
dapat menyedot , bila tidak dapat perhatikan saluran suction
catheter no. 8 mungkin ada bocor
110
Penyebab terjadinya oksigenasi yang tidak efektif dan perfusi yang tidak
adekuat pada neonatus dapat berlangsung sejak saat sebelum
persalinan hingga masa persalinan.
Kondisi yang memerlukan resusitasi neonatus misalnya :
1. sumbatan jalan napas : akibat lendir / darah /
mekonium, atau akibat lidah yang jatuh ke
posterior.
2. kondisi depresi pernapasan akibat obat-obatan
yang diberikan kepada ibu misalnya obat
anestetik, analgetik lokal, narkotik, diazepam,
magnesium sulfat, dan sebagainya
3. kerusakan neurologis
4. kelainan / kerusakan saluran napas atau
kardiovaskular atau susunan saraf pusat, dan /
112
2/4
RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 557 / XI / ................ 1/4
2012
atau kelainan-kelainan kongenital yang dapat
menyebabkan gangguan pernapasan / sirkulasi
5. syok hipovolemik misalnya akibat kompresi tali
pusat atau perdarahan
TUJUAN Melakukan upaya penyelamatan bayi baru lahir
Pengaturan suhu
Segera sesudah lahir, badan dan kepala neonatus hendaknya
dikeringkan seluruhnya dengan kain kering dan hangat, dan diletakkan
telanjang di bawah alat / lampu pemanas radiasi, atau pada tubuh
ibunya, untuk mencegah kehilangan panas. Bila diletakkan dekat ibunya,
bayi dan ibu hendaknya diselimuti dengan baik.
Namun harus diperhatikan pula agar tidak terjadi pemanasan yang
3/4
berlebihan pada tubuh bayi.
JIKA frekuensi jantung tetap di bawah 100 kali per menit setelah 2-3
menit, usahakan melakukan intubasi endotrakea.
PENGOPERASIAN MONITOR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 558 / XI / ................ 1/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Monitor adalah suatu alat yang digunakan untuk deteksi dini
kegawatan pasien
PENGOPERASIAN MONITOR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 558 / XI / ................ 2/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
c. Pasang semua kabel aksesoris pada pasien, setelah
kabel tersebut terpasang maka secara otomatis hasil
pengukuran akan tampil pada layar
2. Pemeriksaan tekanan darah manual
Untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara manual
dapat dilakukan dengan menekan tombol “ NIBP “ dan
sebelumnya melakukan pemeriksaan tekanan darah pastikan
terlebih dahulu menset terpasang dengan benar.
Catatan:Pada saat pemeriksaan untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang lebih baik, sebaiknya pasien diusahakan
untuk tenang
3. Mencetak hasil pemeriksaan
Untuk mencetak hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
dapat dilakukan dengan menekan tombol “ PRINT “ pada
panel bagian depan seperti pada gambar diatas
4. Menampilkan Tabel Hasil Pemeriksaan
a. Putar knob & posisikan warna putih pada menu “DISP “
b. Setelah itu tekan tombol knob maka pada layar akan
muncul sub menu pada samping kanan layar, lalu putar
konob sampai pada menu “ LIST “ lalu tekan knob untuk
menampilkan tabel hasil pemeriksaan
c. Untuk keluar dari tampilan tabel, putar knob sampai pada
menu “ EXIT “ lalu tekan knob untuk kembali pada layar
pemeriksaan
5. Merubah tampilan
Tekan tombol “ DISPLAY “ pada panel depan , tekanlah
berulang sampai di dapat tampilan yang diperlukan.
6. Memasukan data pasien :
a. Putar knob dan posisikan warna putih pada menu
“ SYSTEM “
b. Setelah itu tekan knob maka pada layar akan muncul
sub menu pada samping kanan layar
c. Posisikan kursor pada menu “ PATIENT
INFORMATION “ lalu tekan untuk menawarkan form data
pasien
d. Untuk mengisi data pasien, sebagai contoh kita ingin
mengisi nama, putar knob dan pastikan warna putih pada
form tersebut berada pada tempat isian “ NAME” lalu
tekan knob dan putar knob untuk mencari huruf yang
sesuai dengan karakter yang nama yang diperlukan,
setelah karakter anma pertama ditemukan lalau tekan
knob fdan putar knob ke kanan untuk pindajh karakter
117
PENGOPERASIAN MONITOR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 558 / XI / ................ 3/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
e. kedua lalu tekan lagi dan putar knob untuk mencarai
karakter huruf yang diperlukan. Hal tersebut diilakukan
terus – menerus sampai anma pasien telah tertulis, begitu
juga jika ingin merubah data di bawahnya, prosedur yang
dilakukan kurang lebih sama dengan prosedur diatas.
Keterangan :
NUMBER : dapat diisi sebanyak 8 karakter huruf
NAME : dapat diisi sebanyak 18 karakter
DPT : Dapat diisi sebanyak 18 karakter huruf
7. Cara setting mode Automatic pada mode NIBP
a. putar knob &posisikan warna putih pada menu “ NIBP
“
b. setelah itu tekan knobmaka pada layar akan muncul
sub menu pada samping kanan layar
c. lalu putar knob sampai pada menu “ ACTIVE MODE “
lalu tekan knob untuk merubah mode pemeriksaan NIBP
kemudian pilih mode pengoperasien sesuai dengan
keperluan pemekaian , apakah MANUAL, CYC , atau
STAT
Jika kita memilih CYC atau Automatic seteleh kita memilih
CYC , setelah itu langkah kedua adalah melakukan
pengaturan waktunya sbb:
Setelah mode dipilih maka putar knob pada menu CYC
( M ) setelah itu tekan knob lalu angka yang berada apad
sebelah menu tersebut dapat dirubah dengan memutar
kembali knob sampai didapatkan setting waktu yang
diperlukan. Setelah waktu telah ditentykan tekan sekali
lagi knob untuk memastikan setting telah benar
Catatan :
Waktu yang tersedia dalam setting adalah dalam satuan
menit
Perawatan unit :
1. jika setelah selesai pemakaian , sebaiknya kabel
aksesoris di gantung dengan rapi dan jangan dilipat agar tidak
terjadi kerusakan pada kebel aksesoris tersebut
2. kabel Sp02 jika tidak terpakai sebaiknya dilepas dari
unit, karena probe Sp02 yang terus menerus tanpa dipakai
akan mengurangi umur pemakaian
3. untuk perawatan baterei sebaiknya setiap 3 bulan
118
PENGOPERASIAN MONITOR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 558 / XI / ................ 4/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
mengindikasikan kosong, kemudian setelah baterai tersebut
habis, isikan kembali dengan melakukan charger baterai
selama 3 jam dan setelah itu jika pemakaian pada ruangan
disarankan untuk memakai power dari PLN saja.
119
PENGUKURAN ATROPOMETRI ( BB )
PADA BAYI BARU LAHIR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 559 / XI / ................ 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Mengukur berat bayi dengan timbangan.
PROSEDUR Persiapan :
1. Alat handscoen 1 pasang
2. Timbangan badan bayi
3. Format / formulir bayi
4. Kain pengalas timbangan
Pelaksanaan :
1. Perawat / bidan cuci tangan
2. Bidan memakai handscoen 1 pasang
3. Timbangan di beri kain pengalas dan siap di pakai
4. Timbangan di stel dengan angka penunjuk pada
angka nol
5. Bayi dalam keadaan telanjang di baringkan diatas
timbangan
6. Hasil berat badan di catat pada format bayi
7. Bayi dirapihkan ( beri baju lengkap )
8. Alat di bereskan
9. Perawat cuci tangan
SIKAP - Sabar
PERAWAT - Hati – hati
UNIT TERKAIT - Ruang VK
- Ruang E II / Ruang FI
- Ruang D III
- Ruang OKK
120
SIKAP - Sabar
PERAWAT - Hati – hati
Pelaksanaan :
1. Mencuci tanagn
2. Memkai handscoen 1 pasang
3. Memberi posisi bayi tidur terlentang
4. Melilitkan alat pengukur pada kepala pasien dari
pertengahan dahi ( frontalis ) ke tulang telinga terus ke
occipitalis kembali ke frontalis dengan alat metelin ( normal 33
cm )
5. Membaringkan pasien pada posisi semula
6. Mencatat hasil pengukuran ke dalam catatan file bayi
- Ruang D III
PROSEDUR Persiapan :
1. Handscoen 1 pasang
2. Spuit disposible 1 cc
3. Kapas alkohol
4. Obat vit K ampulan
5. Format bayi
6. Penyelesaian pada pasien
Pelaksanaan :
1. Memakai handscoen
2. Memperhatikan prinsip aseptik
3. Membaca etiket obat
4. Memasukan obat ke dalam spuit 1 cc sebanyak 0,2
mg kemudian udara dalam spuit di keluarkan
5. Menentukan daerah yang akan di suntik 1 / 3 paha
bayi
6. Mendensifeksi kulit yang akan di suntik
7. Masukan jarum dengan posisi 90 °
8. Aspirasi untuk menentukan tidak mengenai pembuluh
darah
9. Memperhatikan reaksi pasien
10. Mencabut jarum perlahan –lahan
11. Menghapus kulit dengan kapas alkohol
123
PROSEDUR Persiapan :
1. salep mata
2. kapas air masak
3. bengkok / tempat sampah
Pelaksanaan :
1. Baca etiket pada tube salep mata
2. Bersihkan kedua mata denagn kapas air masak
3. Membuang kapas bekas ke bengkok / tempat sampah
4. Tarik kelopak mata ke bawah dan oleskan salep mata ke
konjungtiva
5. Bersihkan salep mata yang ada sekitar kedua mata dengan
kapas air masak
6. Membuang kapas bekas ke tempat sampah
7. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan
2. Persiapan Pasien
Sebelum melakukan tindakan pemasangan sangat penting
untuk melakukan penapisan melalui konseling.
a. Indikasi
1) Klien sudah menyetujui tindakan
2) Klien ingin menunda kehamilan untuk jangka waktu
tertentu
3) Klien telah memiliki anak maupun belum
b. Kontra indikasi
128
2/4
IUD PASCA PLACENTA
Persiapan alat :
Hecting set dalam keadaan steril :
1. Sarung tangan streil 2 buah
2. Gunting benang 1 buah
3. Pincet anatomis 1 buah]
4. Picet sirurgis 1 buah
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
5. Pincet sirurgis 1 buah
6. Klem arteri 2 buah
7. Pemegang jarum jahit 1 buah
8. Jarum jahit bulat dan tajam 1 / 1
9. Benang kronik 0/ 00
10. Tampon bola 1 buah
132
Peralatan lain :
1. Lampu sorot
2. Stetoskop dan tensi meter
3. Oksigen dengan regulator
4. Bahan antiseptik ( betadhine, povidon iodin 10 % )
5. Cateter( nelaton , folley )
6. Bengkok
7. Ember
8. Bahan dekontaminasi ( larutan clorin 0,5 % )
9. Tempat samapah / kotoran
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan pada ibu untuk tidur telentang dengan posisi kaki
setengah fleksi
2. Mencuci tangan dan lengan samapi siku dengan sabun di
bawah air mengalir
3. Mengeringkan tangan dan lengan dengan handuk DTT
4. Memakai baju kamar tindakan,pelapis plastik, masker, alas
kaki / sepatu, kaca mata pelindung,
5. Memakai sarung tangan DTT/ steril
6. Mengatur posisi ibu dalam posisi litotomi dengan penahan kaki
( bila ada )
7. Melakukan asepsis daerah vulva, perineum, dan anus dengan
larutan antiseptic sebanyak 2 x.
8. Memasang alas bokong dan menutupi perut bawah dengan
kain duk steril / DTT kemudian di fiksasi denagn klem kain
atau menutup daerah episiotomy dengan kain duk berlubang
steril / DTT
9. Apabila masih di perlukan dapat di suntikan anestesi lokal
infiltrasi lidocain 1 % di daerah luka episiotomy
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
10. Melakukan eksplorasi apakah teradpat alserasi lain selain luka
episiotomy di vulva, labium mayus, labium minus, uretra,
klitoris, vagina, dan serviks
11. Memasang tampon bola dalam vagina apabila di perlukan
12. Menjahit luka episiotomy di mulai dari ujung luka bagian dalam
, kurang lebih 1 cm diatas ujung luka dan diikat. Selanjutnya
133
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
0,5 %
4. Bersihkan sarung tanagn dari noda darah / cairan tubuh
pasien kemudian di lpesakan secara terbalik dan di rendam
dalam larutan clorin 0. 5 %
5. Setelah melepaskan sarung tangan , cuci tanga lagi denagn
sabun dalam air mengalir
134
PROSEDUR 1. Petugas yang akan memindahkan ibu dan bayi ke ruang nifas,
harus diperhatikan kembali identitas bayi dan ibu
a. Nama dan gelang ibu dan bayi
b. Jenis kelamin bayi
c. Berat badan dan panjang badan bayi
d. Riwayat ibu dan bayi
e. Keadaan umum ibu dan bayi
f. File rekam medis ibu dan bayi
g. Mengisi buku pengiriman ibu dan bayi
2. Sebelum mengirim ke ruang nifas, telepon ke ruang nifas
terlebih dahulu
3. Mengirim ibu dan bayi ke ruang nifas dilanjutkan dengan aplosan
pasien :
a. Identitas ibu dan bayi
b. Keadaan ibu dan bayi
c. File rekam medis ibu dan bayi
HPP
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 569 / XI / ................ 1 / 13
RUMKITAL 2012
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
PROSEDUR Karumkital dr. Ramelan,
TETAP 11 November 2012
HPP
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 569 / XI / ................ 1 / 13
RUMKITAL 2012
HPP
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 569 / XI / ................ 1 / 13
RUMKITAL 2012
berikut :
1) Kompresi Bimanual eksternal
2) Kompresi bimanual internal
3) Kompresi aorta abdominalis
PROSEDUR KOMPRESI BIMANUAL DAN AORTA
a. Persetujuan tindakan medik
b. Persiapan sebelum tindakan (pasien dan penolong)
c. Pencegahan infeksi sebelum tindakan
d. Tindakan
1) Kosongkan kandung kemih
2) Lakukan pemeriksaan dengan benar sehingga dapat
dipastikan bahwa perdarahan ini disebabkan oleh atonia
uteri 3/13
3) Pastikan tetesan cairan infus yang berisi oksitosin 20iu
berjalan dengan baik dan ergometrin 0,4 mg (perhatikan
kontraindikasi) sudah diberikan secara intramuskular
Tambahan misoprostol apabila kontraksi uterus kurang
memadai
e. Kompresi Bimanual Eksternal
1) Penolong berdiri menghadap pada sisi kanan ibu
2) Tekan ujung jari telunjuk, tengah dan manis satu tangan
diantara simfisis dan umbilikus pada korpus depan
bawah sehingga fundus uteri naik kearah dinding
abdomen
3) Letakkan sejauh mungkin, telapak tangan lain di korpus
uteri bagian belakang dan dorong uterus kearah korpus
depan (ventral)
4) Geser perlahan-lahan ujung ketiga jari tangan pertama
kearah fundus sehinggan telapak tangan dapat
menekan korpus uteri bagian depan
5) Lakukan kompresi korpus uteri dengan jalan menekan
dinding belakang dan dinding depan uterus dengan
telapak tangan kiri dan kanan( mendekatkan tangan
belakang dan depan)
6) Perhatikan perdarahan pervaginam. Bila perdarahan
berhenti, pertahankan posisi tersebut hingga uterus
dapat berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan belum
berhenti, lanjutkan ke langkah berikut (F)
f. Kompresi Bimanual Internal
1) Penolong berdiri di depan vulva. Basahi tangan kanan
dengan larutan antiseptik
Dengan ibu jari dan telunjuk, sisihkan kedua labrium mayus
ke lateral
2) Masukkan tangan lain secara obstetrik melalui
imtroitus kedalam lumen vagina (bila diperlukan, beri
138
HPP
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 569 / XI / ................ 1 / 13
RUMKITAL 2012
analgetika)
3) Ubah tangan obstetrik menjadi kepalan dan letakkan
4/13
dataran punggung jari telunjuk sehingga kelingking
pada forniks anterior dan dorong segmen bawah
uterus ke kranio anterior
4) Letakkan telapak tangan luar pada dinding perut dan
upayakan untuk mencakup bagian belakang korpus
uteri seluas / sebanyak mungkin
5) Lakukan kompresi uterus dengan jalan mendekatkan
telapak tangan luar dengan kepalan tangan dalam
pada forniks anterior
6) Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi demikian
hingga kontraksi uterus membaik kemudian lanjutkan
ke langkah 7
Bila perdarahan belum berhenti, lanjutkan ke tindakan
berikut (G)
7) Keluarkan (perlahan-lahan) tangan kanan dengan
mengubah kepalan menjadi tangan obstetrik
8) Masukkan kedua tangan kedalam wadah yang berisi
larutan klorin 0,5% bersihkan sarung tangan dari
darah atau cairan tubuh pasien
9) Letakkan sarung tangan secara terbalik dan rendam
dalam wadah tersebut
10) Cuci tangan dengan air dan sabun. Keringkan tangan
dengan handuk bersih dan kering
11) Pakai sarung tangan DTT yang baru secara benar
g. Kompresi Aorta Abdominalis
1) Baringkan ibu diatas ranjang, penolong menghadap
sisi kanan pasien. Atur posisi penolong sehingga
pasien berada pada ketinggian yang sama dengan
pinggul penolong
2) Tungkai diletakkan pada dasar yang rata (tidak
menggunakan penopang kaki) dengan sedikit fleksi
pada atrikulasio coxae
3) Raba pulsasi arteri femoralis dengan jalan meletakkan
ujung jari telunjuk dan tengah kanan pada lipat paha,
yaitu pada perpotongan garis lipat paha 5/13 dengan garis
horisontal yang melalui titik 1 sentimeter diatas dan
sejajar dengan tepi atas simpisis ossium pubis.
Pastikan pulsasi arteri tersebut teraba dengan baik
4) Setelah pulsasi dikenali, jangan pindahkan kedua
ujung jari dari titik pulsasi tersebut
5) Kepalkan tangan kiri dan tekankan bagian punggung
jari telunjuk, tengah, manis, dan kelingking pada
umbilikus ke arah kolumna vertebralis dengan arah
139
HPP
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 569 / XI / ................ 1 / 13
RUMKITAL 2012
tegak lurus
6) Dorongan kepalan tangan kanan akan mengenai
bagian yang keras dibagian tengah / sumbu badan ibu
dan apabila tekanan kepalan tangan kiri mencapai
aorta abdominalis maka pulsasi arteri femoralis (yang
dipantau dengan ujung jari telunjuk dan tengah tangan
kanan) akan berkurang/berhenti (tergantung dari
derajat tekanan pada aorta)
7) Perhatikan perubahan perdarahan pervaginam(kaitkan
dengan perubahan pulsasi arteri femoralis)
8) Bila perdarahan berkurang atau berhenti,pertahankan
posisi tersebut dan lakukan pemijatan uterus( oleh
asisten) hingga uterus berkontraksi dengan
baik(lanjutkan ke langkah 1)
h. Pencegahan Infeksi Pasca Tindakan
1) Perawatan Lanjutan
a) Perhatikan tanda vital, perdarahan dan kontraksi
uterus tiap 10 menit dalam 2 jam pertama
b) Tuliskan intruksi perawatan lanjutan ,buat catatan
kondisi pasien dan pemantauan pasca tindakan
c) Jelaskan pada yang merawat tentang pengobatan
yang diberikan , jadwal pemantauan dan gejala-gejala
yang harus diwaspadai
2) Retensio Plasenta
a) Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan
dengan tindakan yang akan diambil
b) Regangkan talipusat dan minta pasien untuk
mengedan. Bila ekspulsi plasenta tidak terjadi,
cobakan traksi terkontrol talipusat 6/13
c) Pasang infus oksitosin 20 unit dalam 500cc NS /RL
dengan 40 tetesan permenit. Bila perlu, kombinasikan
dengan misoprostol 400-600 mg rektal (sebaiknya
tidak menggunakan ergometrin karena kontraksi tonik
yang timbul dapat menyebabkan plasenta
terperangkap dalam kavum uteri
d) Bila traksi terkontrol gagal untuk melahirkan
plasenta ,gunakan manual plasenta secara hati-hati
dan halus (melepaskan plasenta yang melekat erat
secara paksa, dapat menyebabkan perdarahan dan
perforasi)
e) Restorasi cairan untuk mengatasi hipovolemia
f) Lakukan transfusi darah apabila diperlukan
g) Beri antibiotika (ampisilin 2g/1u/oral + metronidazol
1g supositoria/ oral)
h) Segera atasi bila terjadi komplikasi perdarahan
140
HPP
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 569 / XI / ................ 1 / 13
RUMKITAL 2012
hebat ,infeksi ,syok neurogenik
PROSEDUR PLASENTA MANUAL
a. Persetujuan tindakan medik
b. Persiapan sebelum tindakan
1) Pasien
2) Penolong (operator dan asisten)
c. Pencegahan infeksi sebelum tindakan
d. Tindakan Penetrasi ke kavum uteri
1) Instruksikan asisten untuk memberikan sedatif dan analgetik
melalui karet infus
2) Lakukakan katerisasi kandung kemih
a) Pastikan kateter masuk kedalam kandung kemih
dengan benar
b) Cabut kateter setelah kandung kemih dikosongkan
3) Jepit talipusat dengan kocher kemudian tegangkan talipusat
sejajar lantai
4) Secara obsteterik masukkan satu tangan( punggung tangan
kebawah) kedalam vagina dengan menelusuri talipusat
bagian bawah 7/13
5) Setelah tangan mencapai pembukaan serviks, minta asisten
untuk memegang kocher, kemudian tangan lain penolong
menahan fundus uteri
6) Sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan kedalam
kavum uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta
7) Buka tangan obstetrik menjadi seperti memberi salam (ibu
jari merapat ke pangkal jari telunjuk)
e. Melepas plasenta dari dinding uterus
1) Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang
paling bawah.
a) Bila berada di belakang, talipusat tetap disebelah atas.
Bila dibagian depan, pindahkan tangan kebagian depan
talipusat dengan punggung tangan menghadap ke atas
b) Bila plasenta di bagian belakang, lepaskan plasenta dari
tempat implantasinya dengan jalan menyelupkan ujung
jari diantara plasenta dan dinding uterus, dengan
punggung tangan menghadap kedinding dalam uterus
c) Bila plasenta di bagian depan, lakukan hal yang sama
( punggung tangan pada dinding kavum uteri) tetapi
talipusat berada dibawah telapak tangan kanan
2) Kemudian gerakkan tangan kanan kekiri dan kanan sambil
bergeser ke kranial sehingga semua permukaan maternal
plasenta dapat dilepaskan
Catatan : sambil melakukan tindakan, perhatikan keadaan ibu
(pasien), lakukan penanganan yang sesuai bila terjadi penyulit.
141
HPP
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 569 / XI / ................ 1 / 13
RUMKITAL 2012
f. Mengeluarkan Plasenta
1) Sementara satu tangan masuk didalam kavum uteri, lakukan
eksplorasi ulangan untuk memastikan tidak ada bagian
plasenta yang masih melekat pada dinding uterus
2) Pindahkan tangan luar ke supra simfisis untuk menahan
uterus pada saat plasenta dikeluarkan 8/13
3) Instruksikan asisten yang memegang kocher untuk menarik
talipusat sambil tangan dalam menarik plasenta
keluar(hindari percikan darah)
4) Letakkan plasenta ke dalam tempat yang telah disediakan
5) Lakukan sedikit pendorongan uterus( dengan tangan luar)
ke dorsokranial setelah plasenta lahir
6) Perhatikan kontraksi uterus dan jumlah perdarahan yang
keluar
g. Dekontaminasi pasca tindakan
h. Cuci tangan pasca tindakan
i. Perawatan pasca tindakan
1) Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan
dan instruksikan apabila masih diperlukan
2) Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan di dalam
kolom yang tersedia
3) Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting untuk
dipantau
4) Beritahukan pada pasien dan keluarganya bahwa tindakan
telah selesai tetapi pasien masih memerlukan perawatan
5) Jelaskan pada petugas tentang perawatan apa yang masih
diperlukan, lama perawatan dan apa yang perlu dilaporkan
3. SISA PLASENTA
a. Penemuan secara dini , hanya dimungkinkan dengan
melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta setelah
dilahirkan
b. Berikan antibiotika karena perdarahan juga merupakan
gejala metritis. Antibiotika adalah ampisilin dengan dosis
awal 15 intravena dilanjutkan dengan 3x16 oral dikombinasi
dengan metroniolazole 16 supposikoria dilanjutkan 3x500
mg
c. Dengan dipayungi antibiotika tersebut, lakukan eksplorasi
digital ( bila serviks terbuka) dan mengeluarkan
9/13 bekuan
darah atau jaringan. Bila serviks hanya dapat dilalui oleh
instrumen, lakukan evakuasi sisa plasenta dengan AVM
atau D & K
d. Bila kadar Hb 8gr % berikan transfusi darah, bila kadar Hb
8 gr% berikan sulfas ferosus 600mg / hari selama 10 hari
142
HPP
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 569 / XI / ................ 1 / 13
RUMKITAL 2012
4. RUPTURA PERINEUM DAN ROBEKAN DINDING VAGINA
a. Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi lokasi laserasi
dan sumber perdarahan
b. Lakukan irigasi pada tempat luka dan bubuhi larutan
antiseptik
c. Jepit dengan ujung klem sumber perdarahan kemudian ikat
dengan benang yang dapat diserap
d. Lakukan penjahitan luka mulai dari bagian yang paling distal
terhadap operator
e. Khusus pada ruptura perenium komplit (hingga anus dan
sebagian rektum) dilakukan penjahitan lapis demi lapis
denganbantuan bogie pada rektum, sebagai berikut:
1) Setelah prosedur aseptik antiseptik, pasang bogie
rektum hingga ujung robekan
2) Mulai penjahitan dari ujung robekan dengan jahitan dan
simpul submukosa, menggunakan benang polyglicolic
no 2/0 hingga ke spingter ani
3) Lanjutkan penjahitan ke lapis otot perenium dan
submukosa dengan benang yang sama secara jelujur
4) Mukosa vagina dan kulit perenium dijahit secara
submukosa dan subcutikuler
5) Berikan antibiotika profilaksis(ampicilin dan metronidazol
) terapi penuh antibiotika hanya diberikan apabila luka
tampak kotor atau dibubuhi ramuan tradisional atau
terdapat tanda-tanda infeksi yang jelas
5. ROBEKAN SERVIKS
a. Robekan serviks sering terjadi pada sisi lateral karena
serviks yang terjulur akan mengalami robekan pada posisi
spina isiadika tertekan oleh kepala bayi 10/13
b. Bila kontraksi uterus baik, plasenta lahir lengkap tetapi
terjadi perdarahan banyak maka segera lihat bagian lateral
bawah kiri dan kanan dari porsio
PROSEDUR PENJAHITAN ROBEKAN PORSIO
1) Persetujuan tindakan medik
2) Persiapan sebelum tindakan (pasien dan penolong)
3) Pencegahan infeksi sebelum tindakan
4) Tindakan
a) Siapkan pasien dalam posisi litotomi
b) Bila penderita tidak dapat berkemih, lakukan
kateterisasi
c) Pasang bilah spekulum bawah secara vertikal,
kemudian putar gagang spekulum kebawah
d) Pasang spekulum atas, atur sedemikian rupa
sehingga dinding vagina dan porsio tampak dengan
143
HPP
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 569 / XI / ................ 1 / 13
RUMKITAL 2012
jelas
5) Eksplorasi ulang (sebelum tindakan)
a) Periksa pandang apakah terdapat robekan pada
dinding vagina atau bagian lain, ambil tindakan
yang sesuai apabila ditemukan robekan jalan lahir
lainnya (selain portio)
b) Setelah eksplorasi dinding vagina selesai,minta
asisten untuk memegang spekulum dan
pertahankan pada posisinya
c) Tangan kiri dan kanan, masing-masing memegang
klem ovum kemudian jepit portio depan dengan
klem kiri, 2,5cm lateral dari tempat tersebut, jepitkan
klem kanan (terhadap posisi penolong)
d) Lepaskan klem pertama, pindahkan lagi ke bagian
porsio 2,5cm di sebelah klem kedua11/13dan seterusnya
(mengikuti putaran jarum jam)
e) Lakukan langkah tersebut diatas (jepitan
bergantian) sehingga semua bagian portio dapat
diperiksa, pada bagian yang terdapat robekan,
tinggalkan 2 klem diantara robekan, lanjutkan
pemeriksaan dengan 2 klem yang lain
6) Penjahitan
a) Ambil kedua klem yang menandai tempat robekan
b) Perbaiki posisi klem kiri dan kanan (diantara tempat
robekan) dengan memindahkan masing-masing
klem ke lateral kiri dan kanan (dengan jarak 2,5cm
dari tepi robekan kiri dan kanan
c) Upaakan agar cakupan jepitan klem dapat
mencapai garis yang melalui titik paling ujung
robekan
d) Bila pasien mengeluhkan adanya rasa nyeri yang
disebabkan oleh penjepitan atau pasien tidak
kooperatif instruksikan asisten untuk menyuntikkan
sedatif dan analgetik
e) Bila ujung robekan dapat dicapai, tusukkan jarum
dimulai dari 1cm diatas luka, ikat dengan jahitan
angka 8
f) Operator sebagai patokan arah
g) Mulai penjahitan dari bagian paling distal terhadap
operator
h) Tusukkan jarum pada bagian luar kanan portio
tembuskan kedalam dan silangkan kedalam kiri,
tembuskan ke kriri luar distal, menyebrangi garis
robekan keluar kanan distal, silangkan ke kiri dalam
144
HPP
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 569 / XI / ................ 1 / 13
RUMKITAL 2012
2/2
PERBAIKAN ROBEKAN DINDING VAGINA DAN DINDING PERINEUM
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 572 / XI / ................ 1/2
RUMKITAL 2012
meraba apakah ada jahitan pada rektum
PERSIAPAN SC
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 573 / XI / ................ 1/2
RUMKITAL 2012
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
PROSEDUR Karumkital dr. Ramelan,
TETAP 11 November 2012
Persiapan Fisik :
1. Keadaan umum : anemia, sakit, dehidrasi dan terjadi perdarahan
2. Pemeriksaan fisik umum : tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan
3. Pemeriksaan fisik khusus : pemeriksaan kebidanan, pemeriksaan
dalam
4. Pemeriksaan penunjang : laboratorium, ultrasonografi, NST,
fotorontgen
5. Konsul dokter cardiologi dan dokter anestesi
Langkah-langkah :
1. Persiapan Pro SC :
a. Anamneses penderita
b. Pemeriksaan fisik : TTV dan CHPB
c. Lapor OKK, Anesthesi, D III, F1 atau E2
d. Lapor operator (persiapan darah dan profilaksis)
e. Pasien dipuasakan 2/2
2. Sebelum berangkat operasi :
a. Cukur pubis dan daerah operasi
b. Penderita memakai baju operasi
c. Pasang infuse (RL)
d. Milanta syrup 2 sdm
e. Alkes ( cairan RL:3, NS 500 cc:1, NS 100 cc:1, Gastrul:4,
155
PERSIAPAN SC
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 573 / XI / ................ 1/2
RUMKITAL 2012
baju operasi lengkap, pembalut, gurita ibu, 3 way, infuse set,
profilaksis 2 gr, aquadest, spuit 10 cc:2, folley cateter no 16,
urobag, darah bila perlu)
f. Keluarga dianjurkan mendampingi sebelum pasien masuk
ruang operasi untuk memberikan dukungan moril dan doa
g. Pasien diberangkatkan ke kamar operasi melalui ruang
premedikasi, bidan kamar bersalin serah terima dengan
bidan atau perawat OKK, meliputi keadaan umum pasien dan
DJJ
h. Dokter pediatric diwajibkan hadir pada kasus-kasus tertentu
antara lain : ibu hamil dengan gawat janin
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
11 November 2012
PROSEDUR TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Melaksanakan tindakan perawatan ibu pasca persalinan dalam
24 jam pertama
TUJUAN Untuk sebagai pedoman perawatan penderita post partum
dalam 24 jam pertama
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep /
19 / X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.
PROSEDUR Pelaksanaan
1. Memeriksa :
Tinggi fundus uteri
Kontraksi uterus
Perdarahan pervaginam
Mengukur gejala kardinal tiap 6 jam
2. Memandikan penderita yang baru melahirkan
3. Merawat jahitan perineum
4. Memeriksa dan mengawasi pengeluaran ASI
5. Membantu ibu meneteki bayinya
6. Observasi keluhan sesudah melahirkan
Adanya kesulitan BAK
Adanya keluhan tentang laktasi
Adanya nyeri karena his post partum
Adanya nyeri pada symfisis
7. Memberi penyuluhan tentang
Gizi ibu nifas
Perawatan payudara yang bermasalah
Kebersihan diri dan lingkungan
KB yang cocok bagi ibu nifas
Perawatan bayi ( tali pusat )
Perawatan jahitan perineum
8. Untuk partus fisiologis perawatan ibu di ruangan bersalin
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
11 November 2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
3. Payudara dipegang dengan ibu jari dia tasa dan jari lain
menopang dibawah
4. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan
cara :
Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi
didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola
dimasukkan ke mulut bayi.
160
RAWAT GABUNG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 576 / XI /
.............................. 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
11 November 2012
RAWAT GABUNG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 576 / XI /
.............................. 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
2. Bayi
a. Apgar skor menit 1 > 7
b. Berat badan lahir > 2500 gr - > 4000 gr
c. Sesuai masa kehamilan
d. Tidak ada kelainan bawaan yang berat
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
11 November 2012
PROSEDUR Persiapan :
Persiapan Alat :
tensi meter
termometer
pembalut
Persiapan pasien :
Pasien tidur
Pelaksanaan :
1. Menjelaskan maksud dan tujuan mobilisasi
2. Mencuci tangan
3. Mengatur posisi pasien
4. Mengukur tanda - tanda vital
5. Mengukur tinggi fundus uteri dan kontraksi uterus
6. Memeriksa cairan vagina
7. Merawat luka perineum
8. Mengganti pembaut
9. Merapikan pasien
163
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
11 November 2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Langkah- langkah pelaksanaan :
1. Ruang akan disiapkan alat-alat akan didekatkan pada
pasien
2. Klien diberitahu
3. Alas pantat dipasang, pasang pispot bila perlu
4. Cuci tangan, memakai handscoen
5. Angkat softek, perhatikan keadaan locheanya, banyaknya,
baunya dan warnanya kemudian letakkan dalam bengkok
6. Klien diminta untuk BAK kemudian perhatikan banyaknya
dan baunya
7. Ganti lagi dengan handscoen yang steril
8. Gunakan ibu jari dan jari telunjuk kiri untuk membuka vulva
kemudian tangan kanan pegang pinset, ambil kapas saflon
untuk membersihkan vulva
9. Cara membersihkan vulva dari labia mayora kiri dulu lalu
labia mayora kanan lalu perineum. Lakukan hal yang sama
dengan labia minora. Satu kapas hanya untuk satu kali,
mengusapkan kapas saflon dari atas ke bawah
10. Luka jahitan harus dibersihkan dan diperhatikan keadaan
jahitannya
11. Angkat pot
12. Kompres jahitan dengan kassa betadine secukupnya
13. Pasang softek dan rapikan
14. Perhatikan KU ibu, kontraksi uterus dan tinggi fundus
uterinya
15. Alat-alat dibersihkan dan letakkan handscoen dan alat
lainnya (pinset, cucing) ke dalam larutan klorin 0,5 % untuk
proses dekontaminasi
16. Cuci tangan
17. Dokumentasikan pada file (rekam medik) klien
SIKAP PERAWAT 1. Bersikap sopan dan penuh perhatian
2. Menjaga privacy pasien
3. Menjaga keseterilan alat
4. Menjaga KU pasien
UNIT TERKAIT 1. Ruang perawatan post partum
2. Ruang perawatan penyakit kandungan
3. Setiap ruangan perawatan wanita yang berhubungan
dengan obgyn
165
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
9 November 2012
PERAWATAN PAYUDARA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 580 / XI / .............................. 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
11 November 2012
Persiapan alat :
1. Baby oil / cream
2. Gelas / botol susu
3. Air hangat dalam baskom
4. Air dingin (kran) dalam baskom
5. Handuk bersih
Langkah-langkah :
Terdiri dari 4 tahap
167
PERAWATAN PAYUDARA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 580 / XI /
.............................. 2/ 2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
1. Pengurutan pertama terdiri dari 4 gerakan yang dilakukan
pada kedua payudara selama 5 menit (20-30 kali) :
a. Kedua telapak tangan dibasahi dengan baby oil
b. Kedua telapak tangan diletakkan diantara kedua
payudara
c. Pengurutan dimulai ke arah samping telapak tangan kiri
kearah sisi kiri, telapak tangan kanan kearah sisi kanan
d. Pengurutan diteruskan kebawah / kesamping
selanjutnya melintang, telapak tangan mengurut ke
depan kemudian kedua tangan dilepas dari kedua
payudara
2 Telapak tangan kiri menopang payudara kiri, kemudian jari-
jari tangan kanan sisi kelingking mengurut payudara ke
arah puting susu. Gerakan di ulang 20-30 kali untuk tiap
payudara
3 Telapak tangan menopang payudara tangan lainnya
mengurut dan menggenggam payudara dari pangkal
kearah puting susu. Gerakan di ulang 20-30 kali untuk tiap
payudara
4 Payudara disiram dengan air hangat dan air biasa secara
bergantian selama ± 5 menit ( air hangat dulu )
5 Dikeringkan dengan handuk, merapikan pakaian ibu dan
alat-alat. Pakailah BH yang khusus untuk ibu menyusui
( BH yang menyangga payudara ). Diharapkan dengan
melakukan perawatan payudara proses laktasi dapat
berlangsung dengan sempurna.
168
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
11 November 2012
PROSEDUR Persiapan :
a. Alat cukur / silet yang baru
b. Tempat berisi kapas savlon 3 % sesuai kebutuhan
c. Sarung tangan
d. Alas bokong / perlak
e. Boorwater
f. Kassa dan alkohol 70 %
Pelaksanaan :
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah prasat
b. Alat diletakkan disisi kanan penderita
c. Pasang penyekat
d. Penderita dalam posisi litotomi
e. Pasang alas bokong / perlak
f. Bengkok diletakkan diantara kedua paha
g. Pakai sarung tangan
h. Daerah yang akan dicukur dibasahi dengan kapas savlon
3% merata
i. Cukur rambut daerah lapangan operasi / daerah paha
dengan tangan kiri menarik daerah yang dicukur keatas,
tangan kanan mencukur rambut sampai bersih
j. Lakukan pencukuran dengan benar jangan sampai terluka
k. Kompres daerah yang telah dicukur dengan kassa alkohol
70 % sebelum berangkat ke OK
PERSIAPAN ELEKTIF OPERASI CAESAR
169
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
11 November 2012
Langkah – langkah :
Persiapan pre SC :
1. Anamnesa penderita
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
2.Pemeriksaan fisik : TTV, CHPB
1. Lapor OKK, VK, F1, DIII, Anestesi
2. Lapor operator ( persiapan darah dan profilaksis )
3. Penderita puasa mulai jam 22.00
PEMBERIAN PASI
171
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
11 November 2012
PROSEDUR I. INDIKASI
Ada kontra indikasi bagi ibu untuk menetekkan
Produksi ASI belum ada
II. PERSIAPAN
1. Konseling
Mengadakan pendekatan kepada keluarga dengan
memberi penjelasan tentang pemberian PASI
2. Informed consent
3. Persiapan alat :
a. Air panas
b. Susu formula sesuai pilihan keluarga
c. Botol susu yang sudah diberi label nama bayi dan
sudah di steril
III. PELAKSANAAN
1. Pra tindakan
a. Perawat cuci tangan
b. Siapkan botol susu nama bayi isi susu sesuai
takaran
c. Tuang air panas ( air suam-suam kuku) kocok
sampai tercampur
d. Sebelum susu diberikan teteskan dahulu di
punggung tangan untuk merasakan apakah susu
cukup hangat dan apakah keluarnya satu tetes
dalam setiap detik
PEMBERIAN PASI
172
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
2. Tindakan
a. Bayi dalam posisi setengah duduk dipangkuan
perawat
b. Pada waktu pemberian minum perhatikan apakah
ada tanda bayi menjadi biru, atau gangguan
pernafasan
c. Setelah pembeerian PASI letakkan bayi pada posisi
tegak / duduk untuk mengeluarkan udara dalam
perut
d. Tidurkan bayi miring pada sisi kanan untuk
mencegah regurgitasi atau muntah
e. Selesai pemberian PASI, cuci botol, masukkan ke
alat sterilisasi, perawat cuci tangan
Catatan :
Kebutuhan dasar cairan pada neonatus
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
11 November 2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
11 November 2012
PELAKSANAAN :
1. Menjelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Menutup semua korden disekitar tempat tidur ibu
3. Mendekatkan semua alat pada ibu
4. Memakai handscoen pada kedua tangan
5. Membasahi pinggiran plester dengan menggunakan depress
yang dibasahi dengan alkohol agar plester dapat dibuka
dengan mudah
6. Membuka plester dengan perlahan sampai terlepas semua dan
meletakkan di bengkok dengan menggunakan pinset
7. Membuka handscoen secara terbalik dan meletakkan di
bengkok yang berisi cairan klorin 0,5 % beserta pinsetnya
8. Memakai handscoen steril pada kedua tangan dan
175
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
menekan daerah di sekitar luka operasi dengan menggunakan
ibu jari dan keempat jari tangan kanan untuk melihat adanya
pus atau darah yang merembes pada luka
9. Membersihkan luka operasi dengan menggunakan pinset dan
depress yang dibasahi boor water dengan arah dari atas ke
bawah
10. Mengeringkan daerah luka operasi dengan pinset dan depress
yang kering
11. Mengoles luka operasi dengan lidi waten yang dibasahi dengan
betadine
12. Menutup luka operasi dengan kassa dan hipavix sampai
tertutup semua
13. Meletakkan alat-alat ke dalam larutan klorin 0,5 %
14. Merapikan baju ibu dan mencuci alat-alat hingga bersih
176
PHOTO TERAPI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 586 / XI / 0/0 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tempat penyinaran yang menggunakan lampu ultra violet
yang dilakukan dalam 1x24 jam
2/2
PHOTO TERAPI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 586 / XI / 0/0 1/1
2012
4. Bayi kemudian diberi minum obat sesuai
terapi
5. Kemudian bayi dimasukkan ke dalam
incubator, incubator dalam keadaan mati
6. Alat photo terapi dinyalakan dan dilihat
penyinaran dimulai jam berapa
7. Inkubator diberi etiket nama bayi, jam dan
tanggal mulainya penyinaran
8. Posisi bayi dirubah tiap 6 jam sekali
(posisi terlentang, miring kanan, miring kiri
dan tengkurap)
9. Lakukan observasi tanda-tanda vital
10. Observasi adanya komplikasi dari photo
terapi
11. Setelah 24 jam pemberian photo terapi
dihentikan, alat-alat dibereskan dan bayi
dipakaikan baju seperti semula
MEMANDIKAN BAYI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 587 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Membersihkan badan bayi dengan cara memandikan
TUJUAN Memberikan rasa nyaman dan menjaga personal hygiene
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep /
19 / X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.
2/2
MEMANDIKAN BAYI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 587 / XI / 0/0 1/2
2012
7. Muka di lap dengan waslap setelah bersih dikeringkan
dengan handuk (Tidak dianjurkan menggunakan sabun)
8. Kepala bayi diletakkan diatas kanan kiri perawat secara
hati-hati. Disabuni dan dibersihkan memakai waslap,
setelah sabun dibilas dan kepala dikeringkan dengan
handuk
9. Pakaian bayi dibuka, mulai dari tangan, badan dan kaki
disabun dan dibersihkan dengan waslap basah
10. Punggung disabun dengan melungkupkan/memiringkan
bayi selama menyabun punggung dan leher bayi harus
selalu berada diatas lengan kiri peraway. Tangan perawat
memegang lengan kanan bayi dengan erat
11. Bokong dan daerah prinelum dibersihkan paling akhir
12. Setelah bersih tubuh bayi dikeringkan dengan handuk,
selanjutnya diberi talk
13. Tali pusat dan daerah sekelilingnya dirawat
14. Kulit pusat dan daerah sekelilingnya dirawat
15. Bayi dibaringkan dengan pesisi sesuai kebutuhan
Tahap Terminasi :
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Membereskan alat
3. Mencuci tangan
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
180
TUJUAN Mencegah perdarahan yang patologis pada kala nifas dini yaitu
perdarahan lebih dari 500 cc setelah placenta lahir sampai 24 jam
pertama setelah persalinan.
PROSEDUR Pelaksanaan :
1. Profilaksis
- Pemeriksaan tensi dan nadi untuk data dasar setelah
persalinan
- Segera setelah placenta lahir / tanda – tanda terlepas di
berikan 2 macam uterotonika secara intramuskuler ( derivat
ergometrin 1 ampul im kecuali bila ada hipertensi dan
derivat oksitosin 1 ampul im
- Pengosongan kandung kencing dan mengukur jumlahnya
- Monitoring kontraksi uterus sampai 2 jam post partum dan
mengeluarkan gumpalan darah bila ada
- Mengukur jumlah darah yang keluar setiap saat sejak dari
bayi lahir sampai 2 jam post partum
- Monitoring tanda vital sampai 2 jam post partum
2. Mutlak
- Memasang infus intravena RL denagn jarum ukuran 18
sejak fase aktif dari persalinan denagn kecepatan
maintenence 20 – 30 tetes / menit
- Pemeriksaan tensi dan nadi untuk data dasar setelah
persalinan
PLACENTA MANUAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 589 / XI / 0/0 1/5
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Pelepasan placenta dengan bantuan menggunakan tangan.
Indikasi retentio placenta dan perdarahan banyak pada kala uri
yang tidak dapat di berhentikan dengan utero tonika dan masage.
Persiapan pasien :
1. Cairan dan selang infus sudah terpasang 2/5
2. Perut bayi dan lipat paha sudah di bersihkan air dan sabun
3. Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi kardiopolumer
4. Siapakan kain alas bokong, sarung kaki, dan penutup perut
bawah
5. Medika mentosa :
- Analgetika ( petidhine 1 – 2 mg /kg BB
183
PLACENTA MANUAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 589 / XI / 0/0 1/5
2012
- Ketamin HCL 0,5 mg /kg BB
- Tramadol 1 – 2 mg /kg BB
- Sedativa ( diazepam 10 mg )
- Atropin sulvas 0, 25 – 0,5 mg
- Uterotonika ( oksitosin, ergumetrin, prostaglandin )
6. Larutan antiseptik ( povidon iodin 10 % / betadine )
7. Oksigen dengan regulator
PLACENTA MANUAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 589 / XI / 0/0 1/5
2012
jepit tali pusat dengan kocher kemudian regangkan tali pusat
sejajar lantai.
20. Secara obtetri tangan kanan, ( punggung tangan ke bawah )
dimasukan ke vagina dengan menelusuri tali pusat bagian
bawah.
21. Setelah tangan kanan mencapai pembukaan sewrviks , minta
asisten untuk memegang kocher kemudian tangan kiri
penolong menahan fundus uteri
22. Sambil menahan fundus uteri dengan tangan kiri, tangan kanan
masuk ke dalam kavum uteri hingga mencapai tempat
implantasi placenta
23. Buka tangan obstetri menjadi seperti memberi salam , dengan
ibu jari merapat ke pangkal telunjuk
Mengeluarkan plasenta :
1. Sementara tangan kanan masih di dalam kavum uteri , lakukan
eksplorasi ulangan untuk memastikan tidaka ada bagian
palsenta yang masih melekat pada dinding uterus
2. Pindahkan tangan kiri ke supra simfisis untuk menahan uterus
bagian bawah.
3. Kemudian instruksikan asisten yang memegang kocher untuk
menarik tali pusat sambil tangan kanan menarik plasenta
keluar.
185
PLACENTA MANUAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 589 / XI / 0/0 1/5
2012
4. Setelah plasenta lahir, letakan plasenta ke dalam tempat yang
telah di sediakan
5. Tangan kiri sedikit mendorong uterus ke dorso crania ( untuk
mengembalikan posisi uterus ).
Dekontaminasi :
8. Sementara masih menggunakan sarung tangan , masukan
bahan dan instrumen yang sudah tak di gunakan lagi ke dalam
larutan klorin 0,5 % dan rendam selama 10 – 20 menit
9. Buang bahan habis pakai ke tempat sampah yang tersedia
10. Bersihkan bahan – bahan yang tercemar darah dan cairan
tubuh dengan larutan klorin 0, 5%
11. Bersihkan sarung tangan dengan larutan klorin 0,5% ,
kemudian lepaskan secara terbalik dan rendam dalam larutan
tersebut.
12. Setelah melepas sarung tangan , cuci tangan kembali dengan
sabun di bawah air mengalir.
13. Keringkan tangan dengan handuk atau tissue yang bersih
5/5
Perawatan pasca tindakan :
8. Periksa tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan
instruksi apabila di perlukan
9. Catat kondisi pasien pasca tindakan dan buat laporan pada
kolom tersedia ( file )
10. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal – hal penting yang
memerlukan pemantauan ketat.( pitosin drip di berikan hingga
6 jam pasca tindakan )
11. Bila keadaan umum baik lepaskan infus
12. Beritahukan pada apsien dan keluarganya bahwa tindakan
telah selesai di lakukan dan pasien masih memerlukan
perawatan
2. Pelaksanaan
a. Penolong sudah menggunakan skort dan handscoon steril.
b. Pada saat bayi keluar dari cavum abdomen, segera usap
muka, mata dan mulut bayi menggunakan kassa steril.
c. Letakkan bayi dengan posisi kepala lebih rendah, kemudian
isap lendir bayi di mulut dan di hidung bayi menggunakan
section kateter secara bergantian.
d. Klem tali pusat dengan menggunakan umbilical klem 3cm
dari pusat bayi. Lakukan pengurutan pada tali pusat, dari
klem ke arah ibu pasang krom pada sisi ibu, 2cm dari klem
pertama. Pegang tali pusat di antara kedua klem dengan 1
tangan untuk melindungi bayi, gunakan tangan yang lain
untuk memotong tali pusat diantara kedua klem.
e. Menyerahkan bayi pada bidan kamar bersalin yang sudah
menggunakan skort dan handscoon steril untuk dilakukan
187
2/2
MENERIMA BAYI BARU LAHIR DENGAN SECTIO CAESAREA
PERAWAT SIRKULER
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 591 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Tenaga perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung
jawab membantu kelancaran pelaksanaan tindakan pembedahan.
PELAKSANAAN :
1) Mengatur posisi pasien sesuai jenis pembedahan dan bekerja
sama dengan petugas anasthesi
189
PERAWAT SIRKULER
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 591 / XI / 0/0 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
2) Membuka set steril dengan memperhatikan tehnik aseptik
3) Mengingatkan tim bedah jika mengetahui adanya
penyimpangan penerapan tehnik aseptik
Mengikatkan tali jas steril tim bedah
4) Membantu,mengukur dan mencatat kehilangan darah dan
cairan dengan cara mengetahui : jumlah produksi urine,jumlah
perdarahan,jumlah cairan yang hilang
5) Mencatat jumlah cairan yang hilang dengan cara menjumlhkan
perdarahanyang berasal dari kasa,suction,urine dikurangi
dengan pemakaian cairan untuk pencucian luka selama
pembedahan
6) Melaporkan hasil pemantauan dan pencatatan kepada ahli
anastesi
7) Menghubungi petugas penunjang medis bila diperlukan selama
pembedahan
8) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan
9) Menghitung dan mencatat pemakaian kain kasa bekerja sama
dengan perawat instrumen
10) Mengukur dan mencatat tanda vital
11) Mengambil instrumen yang jatuh dengan menggunakan alat
dan memisahkan dari instrumen yang steril
12) Memeriksa kelengkapan instrumen dan kain kasa,bersama
perawat instrument agat tidak tertinggal dalam tubuh pasien
sebelumluka operasi ditutup
PERAWAT INSTRUMEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 592 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Seorang tenaga perawatan profesional yang diberi wewenang dan
ditugaskan dalam pengelolaan paket alat pembedahan selama
tindakan pembedahan berlangsung.
TUJUAN 1. Menyiapkan instrumen dan bahan kebutuhan lain sesuai
dengan macam operasi yang akan dilakukan
2. Merencanakan dan mengatur instrumen dan bahan yang
dibutuhkan secukupnya di meja mayo
3. Melaksanakan tehnik instrumentasi dan tehnik aseptic yang
benar sesuai dengan kaidah yang sudah disepakati
4. Memantau alat instrumen dan bahan-bahan yang dipergunakan
sebelum,selama dan sesaat sesudah tindakan pembedahan
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.
PROSEDUR 1. Persiapan ruang operasi
f) Persiapan kamar operasi
Perawat kamar operasi melakukan pengecekan
1) kebersihan lingkungan
2) kelayakan mesin suction
3) kelayakan mesin diathermi
4) kelayakan lampu operasi
5) kelayakan meja operasi
6) persiapan alat dan lensa
b. Persiapan alat dan kebutuhan operasi
Perawat kamar bertanggung jawab :
1) menyiapkan linen set steril 2/2
2) menyiapkan hand sekoen steril sesuai ukuran
3) menyiapkan kasa dan depres steril
4) menyiapkan slang suction
5) menyiapkan semua diathermi steril
6) menyiapkan mangkok /cucing/bengkok steril
7) menyiapkan bahan desinfeksi/ antiseptic
191
PERAWAT INSTRUMEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 592 / XI / 0/0 1/2
2012
8) menyiapkan mess operasi sesuai kebutuhan
2. Persiapan pasien
1) pengecekan fisik pasien
2) mengecek dan mencatat obat-obatan yang
bawa,cairan,darah
3) mengecek ada atau tidak gigi palsu
4) kuku tidak boleh di cat
PELAKSANAAN :
1. Menyiapkan instrument bedah sesuai jenis operasi
2. Instrumen bertanggung jawab terhadap kelancaran jalanya
alat-alat bantu pembedahan misalnya diaterm,suction
aparat,pipa alat bedah dsb
3. Memenuhi permintaan dokter ahli bedah akan kebutuhan
instrument selama berlangsungnya pembedahan
4. Mengikuti jalanya pembedahan dan menghitung kasa yang
dipakai dalam tindakan pemebdahan,agar tidak ada kasa yang
tertinggal di dalam rongga tubuh penderita
5. Setelah selesai pembedahan bertanggung jawab atas
penutupan luka operasi
6. Instrumentator menghitung ulang kasa yang kotor di cocokan
dengan kasa yang telah dipakai bersama-sama dengan omloop
7. Melakukan check ulang laporan pembedahan yang dilakukan
oleh operator
Pengawasan penyiapan kamar operasi untuk operasi
berikutnya
SIKAP Memeriksa kelengkapan instrumen dan alat lain agar tidak ter
PERAWAT tinggal dlm tubuhpasien sebelum luka operasi ditutup dengan cara
a. Hitung sisa kain kasa yang belum dipakai
b. Hitung jumlah kain kasa yang dipakai
c. Jika terdapat selisih antara jumlah kain kasa yang disediakan
dengan jumlah dari sisa kain kasa dan yang terpakai harus
segera lapor kepada ahli bedah scrub ( perawat instrument )
d. Bersama perawat instrument ( scrub nurse ) wangi menghitung
jumlah kain kasa
e. Jika jumlah perhitungan kain kasa sudah selesai luka dapat
ditutup
UNIT Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
TERKAIT
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November
TETAP 2012
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan untuk melahirkan bayi melalui sayatan pada
dinding uterus yang masih utuh (intact).
Sebelum keputusan untuk melakukan seksio sesarea diambil,
pertimbangkan secara teliti indikasi dengan risiko yang mungkin
terjadi (perdarahan, cedera saluran kemih/usus, infeksi).
Pertimbangan tersebut harus berdasarkan penilaian prabedah
secra lengkap, mengacu pada syarat-syarat pembedahan dan
pembiusan. Ketentuan tersebut di atas dapat diturunkan apabila
menghadapi kasus gawat darurat di mana kecepatan waktu untuk
melakukan tindakan sangat mempengaruhi keluaran prosedur
operatif ini. Walaupun demikian, persyaratan minimal tindakan
operatif, harus tetap dipenuhi. Sebelum seksio sesaria elektif,
lakukan kajian usia kehamilan berdasarkan haid terakhir, profil
biofisik dan amniosentesis untuk menilai maturitas paru janin.
PROSEDUR INDIKASI
Ibu
1. Disproporsi kepala panggul /CPD/EFD.
2. Disfungsi uterus
3. Distosia jaringan lunak
4. Plasenta previa
Anak
1. Janin besar
2. Gawat janin
3. Letak lintang
193
Penolong
1. Memakai baju khusus kamar operasi lengkap dengan topi
masker dan sandal.
2. Mempersiapkan alat-alat/instrumen operasi termasuk : alat
penghisap darah/cairan. Alat resusitasi bayi, oksigen dan
sebagainya.
3. Menyiapkan obat-obatan yang diperlukan durante operasional
194
TINDAKAN PEMBIUSAN
1. Induksi
a. Berikan oksigen melalui masker, 3 liter per menit
b. Induksi dapat dilakukan dengan ketamin 0,5 mg/kg yang
dilarutkan dalam NaCl 0.9% dalam kadar 10 mg/ml yang
disuntikkan IV pelan (2 menit).
c. Jika dalam 5 menit anak belum lahir, dosis ketamin yang
sama dapat diberikan sekali lagi
d. Segera setelah bola mata nampak bergerak tanpa sadar
(nystagmus), pembedahan dapat dimulai.
2. Anestesi
a. Berikan Eter dengan cara tetes terbuka (
open drop) atau masker dengan E.M.O segera setelah
tali pusat dijepit.
b. Jika seandainya dengan 2 kali dosis ketamin bayi
belum juga lahir, eter dapat dimulai tetapi dijaga jangan
terlalu dalam.
c. Dengan cara open-drop, tetesan dipercepat hingga
pembiusan mencapai tahap yang diinginkan (seksio
sesarea memerlukan stadium 3 plane 1 sampai plane
3. Pemantauan
Awasi pupil pasien, jangan sampai melebar (mydriasis)
: Pelebaran lebih dari 3 mm menunjukkan stadium yang
sudah terlalu dalam. Kadar eter yang terlalu tinggi dapat
mengganggu kontraksi otot rahim, sehingga diperlukan
tambahan dosis oksitosin.
Perhatian :
Pasien anemia/hipotensi sangat peka dengan obat anestesi
(dosis harus sangat dikurangi. Pasien syok harus diatasi dulu).
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Posisi pasien selama anestesi dan sebelum sadar kembali
kepala leb
h rendah. Selalu disiapkan pompa penghisap sebelum pasien
muntah.
TINDAKAN OPERASI
1. Lakukan insisi mediana/pfanenstiel dengan pisau secara benar.
2. Perdalam sayatan pada dinding abdomen sampai menembus
peritonium dan perlebar hingga sekitar 12 cm.
3. Observasi kondisi ataupun kelainan pada uterus, adneksa dan
parametrium dengan jalan menarik dinding abdomen ke kiri-
kanan.
4. Angkat dinding perut dengan retraktor, selipkan kasa lebar
basah melingkupi sisi uterus gravidus untuk menampilkan
dinding depan uterus dan menyisihkan usus, ovarium, tuba dan
organ intraabdominal lainnya. Ujung kasa dikeluarkan dan
dijepit dengan kocher ke kain penutup.
5. Dengan pisau, sayat segmen bawah uterus (sehingga mudah
ditembus dan diperlebar dengan jari), kemudian pecahkan
ketuban dan hisap cairan ketuban yang keluar.
6. Segmen bawah uterus dibuka dengan jari operator sesuai
dengan arah insisi tajam.
7. Luksir keluar kepala janin, kemudian lahirkan seluruh tubuh
dengan cara yang sesuai. Bersihkan seluruh muka janin
dengan kain kasa lembab.
8. Tali pusat dijepit pada jarak 10-15 cm dari umbilikus dan
digunting. Bayi diserahkan kepada dokter anak untuk
perawatan selanjutnya.
9. Plasenta dilahirkan dengan melepasnya secara manual dari
tempat implantasi, kemudian tarik tali pusat dan sedikit
menekan fundus. Tepi luka insisi pada segmen bawah uterus
dijepit dengan klem Fenster/Foerster, terutama pada kedua
ujung luka sayatan.
10. Dilakukan eksplorasi ke dalam kavum uteri dengan kasa yang
dijepitkan pada klem Fenster atau dengan menggunakan 2-3
196
DEKONTAMINASI
CUCI TANGAN PASCA TINDAKAN
PERAWATAN PASCA BEDAH
1. Periksa tekanan darah, frekuensi nadi dan pernafasan, ukur
jumlah urin yang tertampung di kantong urin. Periksa/ukur
jumlah perdarahan selama operasi.
Buat laporan operasi dan cantumkan hasil pemeriksaan di atas
pada lembar laporan. Catat lama operasi, jenis kelamin, nilai
APGAR dan kondisi bayi saat lahir. Lembar operasi di
197
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan penutupan kedua saluran telur secara tubektomi
melalui tindakan mini laparatomy.
Persiapan petugas :
1. Semua petugas menggunakan baju khusus kamar operasi
kandungan
2. Operator dan asisten melakukan cuci tangan fulhbringer
3. Operator melakukan pemeriksaan panggul
Persiapan alat :
1. Desinfeksi klem : 1
2. Doek klem : 5
3. Mess no 11
4. Tangkai pisau : 1
5. Pincet anatomy : 2
6. Pincet chirurgie : 2
7. Arteri klem pean lurus : 6
200
Prosedur kerja :
1. Dilakukan anasthesi SA , val , petidhine IV
2. Penderita posisi terlentang
3. Dilakukan desinfeksi daerah abdomen dengan betadhine
4. Laken lubang dipasang diperkuat doek klem
5. Lakukan penyuntikan lidocain pada tempat inisisi yaitu di
bawah umbilikus
6. Dilakukan inisisi di bawah umbilikus
7. Inisisi dimulai dari kulit, fat, fasia , peritoneum dan dipisahkan
dengan hak
8. Setelah tampak uterus dilanjutkan mencari tuba kanan kiri
kemudian di klem di potong di jahit
9. Kemudian dikembalikan ke posisi semula
10. Luka inisisi di tutup lapis demi lapis
11. Fat dijahit catgut plain no0.2 dengan jarum tangan
12. Kulit dibersihkan dengan NS di kompres betadhine ditututp gas
steril kemudian di hypafix.
UNIT TERKAIT Dokter, Petugas Anastesi, Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
201
LAPARASCOPY STERIL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 595 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
TUJUAN Sebagai pedoman untuk melaksanakan laparascopy di OK
Kandungan
LAPARASCOPY STERIL
2/2
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 595 / XI / 0/0 1/2
2012
16. Nall voeder : 1
17. Jarum kulit : 1
18. Catgut plain no 0 : 10 cm
Pelaksanaan :
1. Penderita posisi litotomi , dengan anestesi lokal , disuntikan
procain 1 % subcutis di kanan kiri pusat, di tunggu 2 – 3 menit
2. Di berikan anestesi umum dengan pemberian premedikasi
pethidine 75 mg dan atropin sulfat 0.3 – 0.5 mg IV , valium 5 –
10 mg IV
3. Desinfeksi vulva dan vagina , kemudian dipasang doek steril
4. Kandung kencing dikosongkan , kemudian dipasang elevator
uterus yang dicekamkan pada bibir depan portio
5. Dilakukan pneumoperitoneum dengan memasukan jarum
verres ke dalam cavum abdomen
6. Mengalirkan gas CO 2 , tekanan intra abdominal tidak boleh
melebihi 20 mmHg , gas cukup di lairkan 2 – 3 ;iter gas.
Kemudian jarum verres dilepas
7. Pemasangan laparaskop dengan posisi trendelenbur
8. Dibuat sayatan tranversal di bawah pusat lebih kurang 1 cm
dan dimasukan trokar yang terpasang dalam selongsongnya
sampai menembus fascia dan peritoneum , masuk ke dalam
rongga perut. Trokar dilepas
9. Laparaskopi secara perlahan – lahan dimasukan ke dalam
selongsong trokar sambil terus diawasi melalui lubang
penglihatan.
10. Kemudian dilakukan oklusi tuba dengan pemasangan cincin
falope ( yoon ring ) menggunakan laprokator.
b) Persiapan ruangan
1) Ruangan tertutup ( di kamar operasi dalam kondisi yang
sudah dialasi plastic mika: meja operasi, meja ginecology,
meja mayo, babyterm, monitor anasteshie, diathermy,
3/5
suction)
2) Tempat sampah medis/menular ( plastic merah ) dan sampah
non medis ( plastic hitam )
3) Suhu ruangan 16ºc
c) Persiapan alat
1) Mess no 20/22: 1
2) Handvacmes: 1
3) Hak langen beck: 1
4) Pinset shirurgi; 2
5) Pinset anatimi: 1
6) Gunting jaringan: 2
7) Gunting benang: 2
8) Krom klem: 4
9) Arteri klem van pean; 4
10)Mikulik: 4
11) Ringtang: 4
12)Blas speculum: 1
13)Cunam birma: 1
205
2/5
OPERASI SC DENGAN HEPATITIS B
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 597 / XI / 0/0 1/5
2012
PROSEDUR a) Persiapan pasien
1) Anamnesa, KIE, informed consent
2) Observasi TTV dan pemeriksaan CHPB
3) Pasang cairan infuse
4) Potong rambut pubis
5) Pemberian profilaksis antibiotic
6) Persiapan monster darah ( siap darah )
7) Pasien di puasakan ± 6 jam sebelum operasi
8) Pasien memakai baju operasi
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
Pasien yang pertama kali berkunjung di poli KB untuk
PENGERTIAN merencanakan KB.
Persiapan :
1. Alat tulis, balpoin.
2. Buku absen.
3. Buku catatan pasien datang.
4. Ukuran berat badan.
5. Tensi.
Pelaksanaan :
PROSEDUR 1. Anamnesa meliputi :
a. Amnesa umum.
b. Anamnesa medis.
c. Anamnesa keluarga.
d. Anamnesa haid.
e. Anamnesa kebidanan (Hubungan CO terakhir).
2. Pemeriksaaan umum meliputi :
a. Keadaan umum.
b. Tinggi badan.
c. Berat badan.
d. Tekanan darah.
212
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
3. Memeriksakan laborat :
a. Tes kehamilan.
Contoh :
MENGANGKAT JAHITAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 599 / XI / 00 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
Persiapan alat :
MENGANGKAT JAHITAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 599 / XI / 00 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Pelaksanaan :
Mengompres luka :
1. Tuangkan bethadine pada mangkok steril secukupnya
dan encerkan dengan boorwater.
Persiapan alat :
1. IUD kid.
2. IUD steril /capes T380A.
3. Duk steril,obat desinfektan.
4. Larutan clorine 0,5%.
5. Spainla NY RL dan obyek glass.
6. Betadin.
Persiapan ruangan :
PROSEDUR 1. Lingkungan tertutup.
2. Penerangan yang terang untuk melihat servik.
Persiapan pasien.
1. Konseling awal.
2. Membuat surat persetujuan (infrom concent.)
3. Pasien diminta membersihkan alat kelamin ke
kamar mandi supaya bersih.
4. Mengatur posisi lithomi.
LANGKAH – LANGKAH
Konseling awal :
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri
anda dan tanyakan tujuan kedatnganya
2. Berikan informasi umum tentang KB
3. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang
tersedia dan resiko serta keuntungan dari
216
masing-masing kontrasepsi
4. Jelaskan apa yang dapat diperoleh dari
kunjunganya
PELEPASAN IUD/AKDR
PELAKSANAAN :
I. TINDAKAN PRA PELEPASAN IUD/AKDR
1. Pastikan pasien sudah mengosongkan kandung
kencingnya dan mencuci kemaluanya dengan
sabun
2. Bantu pasien sudah naik ke meja pemeriksaan
3. Cuci tangan dengan air dan sabun ,keringkan
dengan kain bersih
4. Pakai sarung tangan baru yang telah di DDT
5. Atur peralatan dan bahan yang akan dipakai
dalam wadah steril
pasien pulang
KONSELING TUBEKTOMI
221
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Setiap tindakan pada kedua saluran telur yang menyebabkan
wanita bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi.
Merupakan alat kontrasepsi yang paling efektif dengan angka
kegagalan kurang dari 1%
PERSIAPAN PASIEN
Diposisikan klien senyaman mungkin
PELAKSANAAN :
I. KONSELING AWAL
1) Menyapa klien dan memeperkenalkan diri
2) Menanyakan tujuan kunjunganya
3) Memberikan informasi umum tentang keluarga berencana
4) Menjelaskan apa yang diperoleh dari kunjunganya
5) Menanyakan alasan klien mengikuti KB
6) Menanyakan apa yang diketahui tentang kondisi/situasi
yang menurut dapat mendukung atau membatasi pilihanya
terhadap salah satu atau beberapa metode kontrasepsi
yang ada
222
KONSELING TUBEKTOMI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 602 / XI / 00 2/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
7) Memberikan jaminan kerahasiaan yang diperlukan klien
8) Mengumpulkan dan mencatat data pribadi klien
9) Memberikan informasi tentang keuntungan dan
keterbatasan pilihan kontrasepsiang tersedia
10)Membantu klien untuk memilih metode kontrasepsi yang
paling sesuai untuk diri dan pasanganya
11) Memastikan bahwa klien telah memenuhi syarat
sukses,bahagia dan sehat
12)Memastikan klien telah mengenali dan mengerti tentang
keputusanya memiliki tubektomi
13)Mempersiapkan klien dengan suaminya untuk membaca
informed consent dan meminta tandas tangan klien dan
suaminya
KONSELING TUBEKTOMI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 602 / XI / 00 3/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
26)Memberi kesempatan untuk bertanya
27)Menyakinkan bahwa kondisis klien stabil dan baik sebelum
pulang
KONSELING VASEKTOMI
224
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Pemotongan atau penyumbatan vas deferens untuk mencegah
lewatnya sperma
PERSIAPAN PASIEN
Diposisiskan klien senyaman mungkin
PELAKSANAAN :
I. KONSELING AWAL
1. Menyapa klien dan memperkenalkan diri
2. Menanyakan tujuan kunjunganya
3. Memberikan informasi umum tentang keluarga
berencana
4. Menjelaskan apa yang diperoleh dari kunjunganya
5. Menanyakan alasan klien mengikuti KB
6. Menanyakan apa yang diketahui tentang kondisi yang
menurut dapat mendukung atau membatasi pilihanya
terhadap salah satu atau beberapa metode kontrasepsi
yang ada
7. Memberikan jaminan kerahasiaan yang diperlukan klien
8. Mengumpulkan dan mencatat data pribadi klien
225
KONSELING VASEKTOMI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 603 / XI / 00 2/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
9. Memberikan informasi tentang keuntungan dan
keterbatasan pilihan kontrasepsi yang tersedia
10. Membantu klien untuk memilih metode kontrasepsi yang
paling sesuai untuk diri dan pasanganya
11. Memastikan bahwa klien telah memenuhi syarat
sukes,bahagia dan sehat
12. Memastikan klien telah mengenali dan mengerti tentang
keputusanya memiliki tubektomi
13. Mempersiapkan klien dengan suaminya untuk membaca
informed consent dan meminta tanda tangan klien dan
suaminya
KONSELING VASEKTOMI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 603 / XI / 00 3/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
23. Menjelaskan keadaan-keadaan yang membuar klien
harus kembali ke klinik
24. Menjelaskan pada klien untuk mengulang kembali
penjelasan yang telah diberikan
25. Memberi kesempatan untuk bertanya
26. Meyakinkan bahwa kondisi klien stabil dan baik
sebelum
27. Memulangkanya
LANGKAH-LANGKAH
Konseling pra pemasangan :
1.Sapa klien dengan ramah dan hangat
2.Tanyakan pada pasien tujuan pemakaian alat kontrasepsi
228
PELAKSANAAN :
I. PERSIAPAN PEMASANGAN KAPSUL IMPLANT
3. Periksa kembali untuk menyakinkan pasien telah mencuci
tanganya sebersih mungkin
4. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan
atas
5. Beri tanda pada tempat pemasangan
6. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau DDT dan implant
sudah tersedia
II. TINDAKAN PRA PEMASANGAN
1. Cuci tangan dengan air sabun,keringkan dengan kain bersih
2. Pakai sarung tangan steril atau DDT (bila sarung tangan
diberi bedak,bersihkan bedak dari sarung tangan
3. Usap tempat pemasangan dengan larutan antieptic
4. Pasang kain penutup (doek) steril atau DDT di sekeliling
lengan pasien
PELAYANAN KB SUNTIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 606 / XI / 00 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
Suntikan anti hamil yang berisi progesterone dan estrogen yang
PENGERTIAN merupakan hormon buatan,dimasukan dalam tubuh melalui
suntikan intramuskuler
PERSIAPAN PASIEN
1. Pasien posisi tidur
2. Pemeriksaan fisik dan tanda vital
PELAKSANAAN :
LANGKAH – LANGKAH
1. Pasien tidur miring kiri/kanan
2. Membantu membuka daerah yang akan disuntik
3. Penolong mencuci tangan
4. Memakai sarung tangan steril
5. Ambil dan buka spuit steril,siapkan dalam bak steril
6. Ambil obat KB dan baca etiket lalu buka tutupnya
235
PELAYANAN KB SUNTIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 606 / XI / 00 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
8. Lakukan antisepsis dengan alcohol pada daerah
penuntikan dengan cara memutar dari dalam keluar dan
ulangi
9. Suntikan obat secara IM
10. Cabut spuit dan tekan bekas suntikan, tidak di massase
11. Rapikan pasien
12. Cuci tangan
13. Waktu kerja ± 5 menit
KANDUNGAN
236
Pelaksanaan :
1. Surat pengantar dari kesatuan
2. Anamnesa
3. Informed contsend
4. Test PPT(test kehamilan)
5. Pemeriksaan laborat:
GO, VDRL, TPHA, Anti HIV.
6. Pemeriksaan foto thorak
7. Pemeriksaan fisik dan ginekologi (pemeriksaan virginitas
PROSEDUR dengan cara rectal toucher)
8. Hasil pemeriksaan yang sudah ditandatangani oleh dokter
DPJP diserahkan keminmed
9. Kurang lebih 1minggu hasil pemeriksaan yang sudah
ditandatangani Wakamed diambil oleh Bakes masing-masing
kesatuan yang anggotanya mengajukan pemeriksaan.
10. Catat pada buku exspedisi
237
PROSEDUR 1 Anamnesa
2 Pasien masuk ruang ginekologi (jaga privasi pasien)
3 Atur posisi pasien secara lithotomy
4 Pemeriksaan dengan menggunakan handscund memasukkan
speculum kevagina pasien secara ginecology
5 Memfokuskan lampu sorot
6 Mengambil cairan pada mulut Rahim dengan menggunakan
brush atau spatula
7 Cairan dioleskan pada obyek glass
8 Obyek glass direndam pada airan alcohol 96% selama
setengah jam
9 Obyek glass diangkat dari rendaman dan dikeringkan selama 2
menit
10 Menyetor bahan pemeriksaan di laborat PA dengan pengantar
yang sudah ditanda tangani dokter
11 Dokumentasi pada buku exspedisi dan file
SIKAP Jelaskan kepada pasien tindakan yang dilakukan
PERAWAT
UNIT TERKAIT Laboratorium P A
239
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan persiapan pelaksanaaan tindakan pre operasi.
PROSEDUR Pelaksanaan :
1. Pemeriksaan lab lengkap :
a. Darah : darah lengkap : Hb, leukosyt, trombosyt, kimia klinik
:SGOT / SGPT, albumin BUN, creatinin, gula darah puasa/2
jam PP
b. Urine lengkap : sedimen (Lpb), protein, keton, eritrosit,
lekosit, epitel, bakteri, silinder, kristal.
2. Pemeriksaan foto thorak
3. Pemeriksaan fisik dan ginekologi
4. Konsul ke poliklinik spesialis : penyakit dalam, penyakit jantung,
dan anestesi.
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
5. Pasien MRS 3 hari sebelum jadwal operasi
Persiapan yang dilakukan (H-3)
a. Inform consent
b. Kontrol status :
Hasil penunjang
Hasil laboratorium (FH, DL, KK)
Hasil foto-foto
Hasil ECG dll.
Konsul jantung dan anestesi
c. Kolaborasi jadwal therapi :
Kanamycin 3 x 500 mg selama 3 hari
Injeksi transamin 3 x 1 amp selam 3 hari (untuk
operasi kanker dan myoma uteri)
Dulcolax tab 0 - 1 – 1 selama 2 hari
Bila ada kasus lain terapi sesuai advis dokter
PROSEDUR d. Diet lunak rendah serat / bubur kecap
Persiapan H – 2
Terapi tetap
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
MALAM
Menyiapkan alkes yang akan dibawa ke OK
Jam 22.00
Cukur rambut pubis dan sekitar daerah operasi
Pemberian terapi dulcolax supp II
PROSEDUR Pasien mulai puasa total
Jam 04.00 lavement ke II
Jam 06.00 pasang infus
Pasang catheter di OK Kandungan
1. Hati-hati
SIKAP 2. Sabar
PERAWAT 3. Teliti
1. Ruang kandungan
2. OK Kandungan
UNIT TERKAIT
3. Anestesi
243
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Pengambilan cairan vagina untuk dilakukan pemeriksaan laborat
TUJUAN Deteksi dini terjadinya penyakit reproduksi wanita
Untuk menegakkan diagnose
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.
B. Pelaksanaan
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan
2. Posisikan pasien secara litotomy
3. Tangan kiri membuka labia
4. Lakukan hapusan pada cairan lender vagina
5. Usapkan pada obyek glas
6. Fiksasi dengan alcohol sprei 90%
7. Bersihkan dan rapikan pasien
8. rendam semua alat yang sudah di pakai kedalam larutan
klorin 0,5% selama ± 10 menit
9. dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan
SIKAP Jelaskan kepada pasien tindakan yang dilakukan
PERAWAT
UNIT TERKAIT Laboratorium P A
245
PEMERIKSAAN INFERTIL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 613 / XI / 2012 00 1/1
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN 1. Inferti lPrimer : seorang isteri belum berhasil hamil walaupun
melakukan senggama secara teratur dalam kurun waktu 1 tahun.
2. Infertil Sekunder : Seorang isteri sudah pernah hamil dan
melakukan senggama secara teratur dalam kurun waktu 1 tahun.
PROSEDUR 1 Anamnesa
2 Dilakukan pemeriksaan VT
3 Dilakukan pemeriksaan USG Abdomen atau transvaginal pada
saat menstruasi hari ke-1 sampai dengan hari ke-3
4 Analisa sperma, bila sudah ada hasil, dikonsulka ke Poli
Andrologi
5 Pemeriksaan HSG (Hidro Salvingo Gravi)
6 Pemeriksaan Hidro Tubasi
Pelaksanaan :
1. Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan dengan
lap sekali pakai
2. Periksa nama pasien, dosis obat, jenis obat, jenis
cairan, cara pemberian obat dan waktu pemberian
3. Periksa protokol dan dan program terapi yang
digunakan serta waktu pemberian obat sebelumnya
4. Pakai proteksi: schort lengan panjang, topi, masker,
kacamata, dan sarung tangan
5. Siapkan obat sitostatika yang sudah dioplos
6. Pasang pengalas plastik dengan kertas absorsi
diatasnya
7. Lakukan teknik antiseptik dan aseptik
8. Masukkan abocut/venflon ke dalam vena dan tutup
dengan kassa steril /plester
9. Berikan anti emetic setengah jam sebelum pemberian
anti neoplastik (primperan, zofran, kitril)3/3 secara
intravena
10. Lakukan rehidrasi dengan NACL 0,9%
11. Berikan anti neoplastik secara bolus perlahan-lahan
sesuai program atau berikan sitostatika yang sudah
dioplos
12. Tanyakan pada pasien apakah ada timbul rasa panas
(terbakar) di sekitar lokasi infus
248
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
11 November 2012
2/3
KURETAGE DENGAN HIV / AIDS
operator :
1. handscoon dobel
2. cap
3. google
4. skort
5. masker
6. boot
Pelaksanaan :
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan yaitu kuretage
2. instruksikan pasien untuk berkemih (mengosongkan
kandung kemih )
3. instruksikan asisten untuk memberikan sedative dan
analgetika,kemudian memasang alas bokong
4. lakukan pemeriksaan bimanual ulangan untuk menentukan
pembukaan serviks, besar, arah, dan konsistensi uterus
5. desinfeksi vulva dan vagina menggunakan povidone iodine
10 % dan pasang doek steril dibawah bokong pasien
6. ganti sarung tangan dengan dobel sarung tangan steril
7. dengan satu tangan , masukan speculum sim secara
horizontal ke dalam vagina, setelah itu putar ke bawah
sehingga posisi bilah kearah vertical
8. dengn sedikit menarik speculum ke bawah (hingga lumen
vagina tampak jelas ), masukan bilah speculum atas secara
vertikal kemudian putar dan tarik keatas sehingga
3/3 serviks
terlihat jelas
9. Bersihkan jaringan dan darah pada vagina (dengan kapas
antiseptic yang dijepit dengn cuman tampon, tentukan
bagian serviks yang akan dijepit ( jam 11 dan 13 )
10. Jepit serviks dengan tenakulum pada tempat yang telah
ditentukan
11. minta asisiten untuk menahan speculum bawah pada
posisinya
12. lakukan pemeriksaan kedalaman dan lengkung uterus
252
VAGINAPLASTY
2/2
VAGINAPLASTY
B. Pelaksanaan:
UNIT TERKAIT Dokter, petugas Anastesi, dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
255
KOLPOSKOPI
B. Pelaksanaan:
2/2
KOLPOSKOPI
BIOPSI
B. Pelaksanaan
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan
2. Anjurkan ibu untuk kencing (kandung kemih dikosongkan)
3. desinfeksi vulva dan vagina menggunakan povidone iodine
10 % dan pasang doek steril dibawah bokong pasien
4. dengan satu tangan , masukan speculum sim secara
horizontal ke dalam vagina, setelah itu putar ke bawah
sehingga posisi bilah kearah vertical
5. Jepit serviks dengan tenakulum pada tempat yang telah
258
2/2
BIOPSI
UNIT TERKAIT Dokter, petugas Anastesi, dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
259
KONISASI
B. Pelaksanaan
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan
2. Anestesi SAB / general
260
2/2
KONISASI
UNIT TERKAIT Dokter, petugas Anastesi, dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
261
HYMEN IMPERFORATA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 621 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu kelainan bawaan dimana membrane hymen (selaput darah)
menyumbat saluran alat kelamin perempuan
TUJUAN Untuk membuat saluran lubang vagina
C. Pelaksanaan
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan
2.Posisikan pasien litotomy
3. Bersihkan daerah vulva dengan bethadine
4. Tangan kiri membuka daerah vulva dengan menggunakan
dua jari
5. Tangan kanan melakukan insisi pada daerah membrane
hymen yang menutupi saluran vagina
6. Evaluasi perdarahan
7. Lakukan penjahitan dengan menggunakan benang vicril
rapid no 2.0 acromatik
8. Observasi keluhan pasien
9. Rapikan pasien
10. Rendam alat – alat yang digunakan dalam larutan clorin
0,5% selama ±10 menit
262
2/2
HYMEN IMPERFORATA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 621 / XI / 0/0 1/2
2012
11. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan
RADIKAL HISTEREKTOMY
2/3
RADIKAL HISTEREKTOMY
Prosedur kerja :
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan
2. Anastesi SAB / General Anastesi.
3. Posisi terlentang
4. Pasang dower kateter
5. Desinfeksi vagina dengan bethadine dengan posisi litotomy
6. Kembali posisi terlentang
7. Desinfeksi daerah operasi dengan betadhine
8. Persempit lapangan operasi dengan duk steril
9. Inisisi mediana dari umbilikus / simfisis ± 10 - 15 cm
10. Irisan diperdalam sampai mencapai peritoneum
11. Peritoneum di buka , masuk cavum abdomen
12. Eksplorasi uterus, pasang blass speculum, dan darm gass
13. Lakukan Pengangkatan seluruh rahim,leher rahim,sebagian
vagina dan jaringan luas di sekitarnya termasuk urat-
urat(ligament), saluran indung telur (tuba falopi) dan kelenjar-
kelenjar getah bening dan sekitarnya
14. Cek dan rawat perdarahan
15. Lakukan penjahitan dengan benang sesuai dengan kebutuhan
16. Luka pada abdomen di tutup lapis demi lapis, peritoneum
dengan plain 02, otot dengan plain no 2
17. Fascia dengan dexons no 1
3/3
18. Fat dengan plain 0-2 jarum tajam
19. Kulit dengan monosym 3-0 ( jarum otomatic )
20. Operasi selesai , cek hitung kassa / depers / darm gass
21. Cek / hitung jumlah perdarahan
22. Luka operasi dibersihkan dengan NS kemudian di kompres
dengan betadine dan di tutup kasa steril + hepavix
23. uterus dan jaringan disekitarnya diperiksakan ke laborat PA
dengan difiksasi dengan formalin 10 %
24. rendam semua alat yang sudah di pakai kedalam larutan klorin
265
RADIKAL HISTEREKTOMY
UNIT TERKAIT Dokter, petugas Anastesi, dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
266
DILATASI SERVIKS
B.pelaksanaan
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan
2. posisikan pasien secara litotomy
3. petugas anasthesi melakukan pembiusan secara GA
4. lakukan pemeriksaan bimanual ulangan untuk menentukan
pembukaan serviks, besar, arah, dan konsistensi uterus
5. desinfeksi vulva dan vagina menggunakan povidone iodine 10
% dan pasang doek steril dibawah bokong pasien
6. ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril
7. dengan satu tangan , masukan speculum sim secara horizontal
ke dalam vagina, setelah itu putar ke bawah sehingga posisi
bilah kearah vertical
8. Jepit serviks dengan tenakulum pada tempat yang telah ditentukan
minta asisiten untuk menahan speculum bawah pada posisinya
267
2/2
DILATASI SERVIKS
UNIT TERKAIT Dokter, petugas Anastesi, dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
268
MIKRO KURET
B. pelaksanaan
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan yaitu kuretage
2. Anjurkan pasien untuk kencing (mengosongkan kandung
kemih)
3. Posisikan pasien secara litotomy
269
2/2
MIKRO KURET
UNIT TERKAIT Dokter, petugas Anastesi, dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
270
OMENTEKTOMI
B. Pelaksanaan
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan
2. Pasien diposisikan terlentang
3. Petugas anasthesi melakukan pembiusan SAB
4. Desinfeksi vaginal + pasang catheter dower
5. Kembali posisi supine / terlentang
6. Desinfeksi lapangan operasi dengan betadine dan alkohol
7. Persempit lapangan operasi dengan doek steril
8. Inisisi longitudinal dari umbilikus symphysis + 10 cm
271
2/2
OMENTEKTOMI
UNIT TERKAIT Dokter, petugas Anastesi, dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
272
LAPARASCOPY OPERATIF
B. pelaksanaan
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan
2. Pasien diposisikan terlentang
273
2/2
LAPARASCOPY OPERATIF
UNIT TERKAIT Dokter, petugas Anastesi, dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
274
REHEACTING
B. Pelaksanaan
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan
2. Pasien diposisikan terlentang atau jika luka perineum
pasien diposisikan litotomy
3. Bersihkan daerah luka dengan menggunakan kasa
betadhine
4. Lakukan bius local di daerah sekitar luka dengan
menggunakan lidocain 1%
275
2/2
REHEACTING
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Peradangan mendadak glandula bartholini biasanya di sebaabkan
oleh gonokokkus , dapat pula oleh bakteri lain
TUJUAN Sebagai pedoman untuk pelaksanaan operasi exterpasi – inisisi
pada penyakit bartholini cyste.
Persiapan ruangan :
1. Ruangan tertutup ( di kamar operasi )
2. Suhu kamar operasi 16 °
Persiapan alat :
1. Desinfeksi klem : 1
2. Doek klem : 5
3. Mess no 20 /22 : 1
4. Tangkai pisan : 1
5. Pincet anatomy : 2
6. Pincet chirurgie : 2
7. Krom klem : 6
8. Arteri klem pean lurus : 6
9. Kocher lurus : 6
279
Cara Kerja :
1. Anastesi SAB / General Anastesi.
2. Posisi terlentang
3. Pasang dower kateter
4. Desinfeksi lapangan operasi dengan bethadine
5. Persempit lapangan operasi dengan duk steril
6. Inisisi longitudinal dari umbilikus / simfisis ± 10 cm
7. Irisan diperdalam sampai mencapai peritoneum
8. Peritoneum di buka , masuk kavum abdomen
9. Eksplorasi abdomen
10. Bila sudah di dapatkan sumber perdarahan ( kelihatan tuba
yang pecah ) lakukan klem dengan dua krom klem
11. Potong / gunting nekrotik / rusak , jahit stomp yang tersisa
dengan chromic no 2
12. Cuci / bersihkan cavum abdomen dan sisa darah dengan
cairan NS
13. Luka pada abdomen di tutup lapis demi lapis
14. Peritoneum dengan plain no 2 jarum ronde
15. Fascia dengan dexons no 1
16. Fat dengan plain 02 jarum tajam
17. Kulit dengan monosym 3-0
280
OPERASI MYOMECTOMY
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 630 / XI / 0/0 1/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Tumor jinak otot rahim dengan berbagai komposisi jaringan ikat
nama lain leiomioma uteri dan fibroma uteri
Persiapan Petugas :
1. Memakai baju khusus operasi lengkap dengan topi, masker &
sandal .
2. Petugas cuci tangan
3. Memakai baju steril dan sarung tangan steril
4. Mempersiapkan alat – alat / instrumen operasi
282
OPERASI MYOMECTOMY
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 630 / XI / 0/0 2/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Persiapan alat :
34. Desinfeksi klem : 1
35. Doek klem : 5
36. Mess no 20 /22 : 1
37. Gagang mess : 1
38. Pincet anatomy : 2
39. Pincet chirurgie : 2
40. Krom klem : 6
41. Arteri klem van pean : 6
42. Kocher lurus : 6
43. Kocher bengkok : 6.
44. Hak Langen Beck : 2
45. Ring Tang : 2
46. Nald Vourder : 2
47. Boor myom : 1
48. Gunting Jaringan : 2
49. Gunting Benang : 2
50. Kanul Suction : 1
51. Diathermi : 1
52. Slang Suction : 1
53. Catqut Chromic No.2
54. Side no 2
55. Catqut Plain No. 20
56. Dexons no 1
57. Monosym 3 - 0
58. Kassa 2 bungkus a/15 lembar.
59. Depers 2 bungkus a/25 biji.
60. Darm khas :1
61. Spatel : 1
62. Blass speculum : 1
63. Retengel : 2
Prosedur kerja :
26. Anastesi SAB / General Anastesi.
27. Posisi terlentang
28. Pasang dower kateter
29. Desinfeksi vagina dengan bethadine dengan posisi litotomy
30. Kembali posisi terlentang
31. Desinfeksi daerah operasi dengan betadhine
283
OPERASI MYOMECTOMY
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 630 / XI / 0/0 3/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
32. Persempit lapangan operasi dengan duk steril
33. Inisisi mediana dari umbilikus / simfisis ± 10 cm
34. Irisan diperdalam sampai mencapai peritoneum
35. Peritoneum di buka , masuk cavum abdomen
36. Eksplorasi uterus, pasang blass, speculum, dan darm gass
37. Kapsul myoma di inisisi , buat sayatan pada kapsul myoma,
dipisahkan dari tumor baik secara tajam dan tumpul sampai
seluruh permukaan tumor terpisah dan terangkat
38. Cek perdarahan / perdarahan di rawat
39. Rongga bebas tumordi jahit dengan cromik no 2 , jarum ronde ,
darm gass di keluarkan
40. Luka pada abdomen di tutup lapis demi lapis, peritoneum
dengan plain 02, otot dengan plain no 2
41. Fascia dengan dexons no 1
42. Fat dengan plain 0-2 jarum tajam
43. Kulit dengan monosym 3-0 ( jarum otomatic )
44. Operasi selesai , cek hitung kassa / depers / darm gass
45. Cek / hitung jumlah perdarahan
46. Luka operasi dibersihkan dengan NS kemudian di kompres
dengan betadine dan di tutup kasa steril + hepavix
47. Jaringan myoma uteri yang di ambil ke periksakan ke laborat
PA dengan difiksasi dengan formalin 10 %
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Operasi kandungan Mikro adalah operasi tingkat rendah yaitu
rekanalisasi tuba
TUJUAN Untuk sebagai pedoman pelaksanaan operasi bedah kandungan
mikro yaitu rekanalisasi tuba.
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
24. Catgut chromic no. 2 + dexon no. 1
25. Catgut chromic no. 1
26. Catgut plain no. 2
27. Catgut plain no. 1
28. Silk no. 2
29. Silk no. 1
30. Silk no. 0
31. Silk no. 02
32. Silk no 03
33. Dexon no.7
34. Dexon no. 1
35. Kassa 2 bungkus @ 15 lembar
36. Deppers 2 bungkus @ 25 biji
37. Alat alat bedah mikro 1 set
38. Speculum
39. Kogel tang
40. Uterus sonde
41. Poly catether pediatric no. 8
42. Plain no. 0
Pelaksanaan :
1. Anestesi SAB / general anestesi
2. Posisi supine / terlentang
3. Desinfeksi vaginal + pasang catheter dower
4. Kembali posisi terlentang
5. Desinfeksi lapangan operasi dengan doek steril
6. Persempit lapangan operasi dengan doek steril
7. Inisisi longitudinal dari umbilikus symphysis
8. Peritoneum di buka masuk cavum abdomen
9. Irisan diperdalam sampai menacpai peritoneum
10. Reanastomose dungkul tuba ki : dengan laupe
11. Salpingolysis secara tajam ( dengan gunting )
12. Ujung tuba proximal dan ujung tuba distal
13. Di buat luka baru kemudian dijahit dengan benang dexon 07
14. Reanastomose dungkul tuba ka : dengan loupe
15. Salpingolysis secara tajam ( dengan gunting )
286
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
16. Ujung tuba proximal dan ujung tuba distal
17. Reanastomose dengan benang dexon 07
Test methylen blue dengan catheter pediatric masuk dari OUE
( cerviks ) ± 25cc masuk, sampai keluar tuba ka – ki
18. Luka di tutup lapis demi lapis
19. Peritoneum dengan plain no. 1 jarum ronnde
20. Otot dengan plain no 1 jarum tajam
21. Fascia dengan dexon no. 1
22. Fat dengan plain no. 0/00 jarum tajam
23. Kulit dengan side no. 00 jarum tajam
24. Operasi selesai / cek / hitung kassa / deppers / kassa abdomen
25. Cek / hitung jumlah perdarahan
26. Luka dibersihkan dengan NS kemudian kompres betadine dan
tutup kasssa steril dan hypafix
UNIT Dokter,petugas Anastesi, Bidan RUMKITAL Dr.RAMELAN
TERKAIT
287
HYSTERECTOMY VAGINAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 632 / XI / 2012 0/0 1/3
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Hysterectomy adalah prosedur operasi dengan mana kandungan
(uterus atau womb) dikeluarkan atau diangkat.
TUJUAN Sebagai pedoman untuk pelaksanaan operasi Hysterectomy
Vaginal.
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X /
2012 tentang Kebijakan PONEK.
HYSTERECTOMY VAGINAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 632 / XI / 2012 0/0 2/3
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
25.Ellis klem
26.Catheter methal
27.Vagina speculum
28.Catgut chromic no.2 + dexon no. 1
29.Catgut chromic no. 1
30.Catgut plain no. 2
31.Catgut plain no. 1
32.Catgut plain no. 0
33.Catgut plain no. 02
34.Silk no. 2
35.Silk n0. 1
36.Silk no. 0
37.Silk no. 02
38.Silk n0. 03
39.Kassa 2 bungkus @ 15 lembar
40.Deppers 2 bungkus @ 25 biji
Pelaksanaan :
1. Anestesi SAB / general
2. Posisi litototmy
3. Desinfeksi lapangan operasi , vagina dan sekitarnya dengan
betadhine , dipasang fistel, dan doek operasi
4. Labium mayor ka + ki di jahit ke arah paha bagian dalam
dijahitkan pada duk penutup
5. Dilakukan kateterisasi kandung kencing
6. Portio di jepit dengan tenaculum dan di tarik keluar vagina
7. Dilakukan sonde melalui ostium uteri
8. Di buat insisi melingkar pada portio kemudian diklem dengan ellis
klem
9. Dinding vagina anterior dipisahkan secara tumpul dan tajam
10.Ligmentum vesico vaginalis di gunting , kandung kencing
disisihkan keatas
11. Jaringan vagina posterior dipisahkan secara tumpul dan tajam
limentum recto vaginalis di gunting
12.Uterus diidentifikasi dan ditarik keluar
13.Ligmamentum ovarii propium , pangkal tuba kanan & kiri di klem ,
dipotong dan diikat dengan chromic n0 2 jarum ronde
14.Ligmentum rotundum ka + ki diklem , dipotong dijahit dengan
chromic no. 2 jarum ronde
Maka terlepaslah uterus
289
HYSTERECTOMY VAGINAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 632 / XI / 2012 0/0 3/3
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
15.Peritoneum viscerale dijahit dengan catgut no.1
16.Ligamentum vesicalis dijahit dengan dexon
17.Dinding vaginal di repair , kemudian dijahit dengan dexon no.1
18.Kateter tetap dipasang dimasukan tampon vagina
19.Luka dibersihkan dengan NS kemudian kompres betadhine dan
di tutup kassa steril diplester
\
290
HYSTERECTOMY ABDOMINAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 633 / XI / 2012 0/0 1/3
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Hysterectomy adalah prosedur operasi dengan mana
mengeluarkan/mengangkat kandungan (uterus), termasuk serviks.
TUJUAN Sebagai pedoman untuk pelaksanaan operasi Hysterectomy
abdominal di OK Kandungan . adapun jenis operasi Hysterectomy
Abdominal adalah sbb :
- TAH SOD / SOS
- TAH BSO
- SVH SOD / SOS
- SVH BSO
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.
HYSTERECTOMY ABDOMINAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 633 / XI / 2012 0/0 2/3
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
20.Boor myoma 1
21.Kogel tang 1
22.Diathermi 1
23.Slang suction 1
24.Catgut chromic no. 2 + dexon no. 1
25.Catgut chromic no. 1
26.Catgur plain no. 2
27.Catgut plain no. 1
28.Catgut plain no. 0
29.Catgut plain no. 02
30.Silk no. 2
31.Silk no. 1
32.Silk no. 0
33.Silk no. 02
34.Silk no. 03
35.Kassa 2 bungkus @ 15 lembar
36.Deppers 2 bungkus @ 25 biji
Pelaksanaan :
1. Anestesi SAB / general anestesi
2. Posisi supine / terlentang
3. Desinfeksi vaginal + pasang catheter dower
4. Kembali posisi supine / terlentang
5. Desinfeksi lapangan operasi dengan betadine dan alkohol
6. Persempit lapangan operasi dengan doek steril
7. Inisisi longitudinal dari umbilikus symphysis + 10 cm
8. Irisan di perdalam sampai mencapai peritoneum
9. Peritoneum di buka masuk cavum abdomen
10.Explorasi , pasang retactur abdominal dan buich kassa
11. Ligamentum rotundum kanan dan kiri di klem , potong
( gunting ) kemudian dijahit dengan cromic no. 2 memekai
jarum ronde
12.Bladder flap / plica vesicauterina di buka , diperlebar kesamping
vesica urinaria disisikan ke bawah secara tumpul blaas
speculum dipasang
13. Dibuat tunnel pada legementum latum pada daerah avas cular
ka + ki
14.Ligamentum infundibulum pelvicum ka + ki
Ligamentum ovarium profium ka + ki ( TAH + BSO ) diklem
dengan krom klem , 2 buah kemudian + dijahit 2 x dengan
cromic no 2 jarum ronde
292
HYSTERECTOMY ABDOMINAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 633 / XI / 2012 0/0 3/3
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
15.Ligamentum infundibulum pelvicum ka + ki
16.Ligamentum ovarii , propium satu sisi ( TAH+ SOS / TAH + SOD
) diklem dengan 2 buah krom klem gunting + dijahit dengan
cromic no. 2 jarum ronde
17.Ligamentum kardinale ka + ki di klem , dipotong dijahit chromic
no. 2
18.Arteri vena uteria ka + ki diklem / gunting dijahit dengan chromic
no. 2 jarum ronde
19.Jaringan para cervial ka + ki di klem potong dan dijahit
20.Ligamentum sacro uterina ka + ki di telusuri sampai setinggi
partio pasang kle + kocher di potong dijahit chromic no 2 jarum
ronde
21.Inisisi terus dipotong secara melingkar setinggi fornix sampai
uterus terangkat ( TAH ) atau di potong setinggi ostium uteri
internum ( SVH )
22.Jahit sudut ka + ki dengan chromic no. 20 jarum tajam jahit
stomp vagina dengan plain catgut no 2 jarum tajam
23.Perdarahan di rawat, stomp sudut vaginal dan stomp
legamentum infumdibulum pelvium + stomp legamentum
rotundun saling didekatkan
24.Reperitonialisasi dengan plain no. 0 jarum
25.Ronde kecil
26.Luka pad abdomen di tutup lapis demi lapis
27.Otot dengan plain no. 1
28.Fascia dengan dexon no. 1
29.Fat dengan plain no. 0/00 jarum tajam
30.Kulit dengan side no. 00 jarum tajam
31.Operasis elesai cek / hitung kassa / deppers / kassa abdomen
32.Cek / hitung jumlah perdarahan
33.Luka di bersihkan dengan NS kemudian kompres betadine dan
tutup kassa steril dan hypafix
UNIT Dokter, Petugas Anastesi, Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
TERKAIT
293
KURETAGE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 634 / XI / 2012 0/0 1/3
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN - Alat untuk mengeluarkan bahan dari rongga uterus
- Menghilangkan pertumbuhan atau bahan lainya dari dinding
suatu rongga / atau permukaan lainya dengan suatu alat
berbentuk sendok
KURETAGE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 634 / XI / 2012 0/0 2/3
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
3. medikamentosa :
a. analgetika : petidin 1 - 2 mg/BB
b. sedative : diazepam 10 mg
c. sulfas atropine 0,2 – 0,5 mg/ml
d. uterotonika
e. AB profilaksis
4. antiseptik : providone iodone 10 %
5. oksigen dengan regulator
Penolong :
1. cap
2. google
3. skort
4. masker
5. boot
Pelaksanaan :
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan yaitu kuretage
2. instruksikan asisten untuk memberikan sedative dan
analgetika,kemudian memasang alas bokong
3. kandung kemih dikosongkan
4. lakukan pemeriksaan bimanual ulangan untuk menentukan
pembukaan serviks, besar, arah, dan konsistensi uterus
5. desinfeksi vulva dan vagina menggunakan povidone iodine
10 % dan pasang doek steril dibawah bokong pasien
6. ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril
7. dengan satu tangan , masukan speculum sim secara
horizontal ke dalam vagina, setelah itu putar ke bawah
sehingga posisi bilah kearah vertical
8. dengn sedikit menarik speculum ke bawah (hingga lumen
vagina tampak jelas ), masukan bilah speculum atas secara
vertikal kemudian putar dan tarik keatas sehingga serviks
terlihat jelas. Minta asisten untuk memegang apeculum atas
pada posisisnya
9. Bersihkan jaringan dan darah pada vagina (dengan kapas
antiseptic yang dijepit dengn cuman tampon, tentukan
bagian serviks yang akan dijepit ( jam 11 dan 13 )
10. Jepit serviks dengan tenakulum pada tempat yang telah
ditentukan
295
KURETAGE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 634 / XI / 0/0 3/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
11. setelah penjepitan terpasang baik, keluarkan speculum
atas
12. minta asisiten untuk menahan speculum bawah pada
posisinya
13. lakukan pemeriksaan kedalaman dan lengkung uterus
dengan sonde uterus. Pegang gagang tenakulum,masukan
klem ovum yang sesuai
dengan pembukaan serviks hingga menyentuh fundus
( keluarkan dulu jaringn yang tertahan pada kanalis )
14. pegang gagang sebdok kuret dengn ibu jari dan telunjuk
masukan ujung sendok kuret ( sesuai dengan lengkung
uterus ) melalui kanalis servikalis kedalam uterus hingga
menyentuh fundus uteri ( untuk mengukur kedalaman
15. lakukan kerokan dinding uterus secara sistematis dan
searah jarum jam,hingga bersih ( seperti mengenai bagian
serabut ) dapat diulang 2–3 x sampai didapatkan tanda-
tanda greaby sensation /keluarga buih
16. evaluasi dengan kasa,lihat OUE masih tampak perdarahan
atau tidak
17. lepaskan jepitan tenakulum pada serviks,evaluasi tempat
jepitan apakah ada fluksusu aktif kemudian bersihkan
dengan povidone iodine 10 %
18. lepaskan speculum bawah,alat-alat diklorin lepaskan
handscoen
19. kumpulkan jaringan untuk dikirim ke laboratorium PA
20. beritahukan kepada pasien dan keluarga bahwa tindakan
telah selesai dilakukan,tetapi pasien masih memerlukan
perawatan
21. evaluasi 2 jam post kuretage : keluhan, vital sign, fluksus
aktif pervagianam
22. buat laporan pasca kuretage + laporan evaluasi 2 jam
LEKORE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 635 / XI / ................ 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Leukorea (keputihan) yaitu cairan putih yang keluar dari liang
sanggama secara berlebihan
TUJUAN 1. untuk mengetahui gambaran lekore dan penyebab-
penyebabya
2. mengetahui cara menentukan diagnosa dan pengobatan
lekore
LEKORE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 635 / XI / ................ 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Pengobatan berdasarkan penyebabnya :
1. Tricomoniasis : metronidazole tablet 3 x 500 mg sehari selama
1 minggu , suami penderita juga diberi obat 3 x 500 mg 1
minggu
candidiasis : anti fungsi penderita dan suaminya. Untuk ad. 1
dan 2 dapat diberikan vaginal sup / tablet obat kombinasi
metronidazole dan anti fungsi
2. infeksi bakteri yang tidak dapat ditentukan mikroorganismenya.
Antibiotika : amplicilin /amoxylin 3 x 500 mg/hr selama 1
minggu suami tidak perlu dieri obat
3. corpus alineum : diambil, diberi antibiotika amplicillin / amoxyllin
4. gonorrhoe : suami dikonsulkan ke bagian kulit & kelamin
5. curiga keganasan : dilakukan PAP smear atau biopsi.
- Ada keganasan – rujuk poli 10 E
- Tidak ada keganasan – antibiotika ( amplicillin 3 x 500
mg/hari 1 minggu
- Semua diatas penderita diminta untuk kontrol 1 minggu lagi.
PROSEDUR Syarat :
1. pemeriksaan atas dasar indikasi dan jenis kasusnya
2. atas persetujuan penderita
3. atas permintaan instansi
4. didampingi pada medis
299
Kontra indikasi :
1. penderita menolak
2. penderita masih perawan / belum menikah
Persiapan
Persiapan Peralatan :
1. meja ginekologi
2. selimut
3. sarung tangan steril
4. speculum vagina
5. catheter
6. kapas desinfektan
7. lampu
8. kasa steril
9. tampon tang
10. status / catatan penderita
Persipaan pasien :
a. Penderita tidur dalam posisi litotomi
b. Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan
Pelaksanaan :
1. Pemeriksan dilakukan dengan pendamping tenaga
paramedik atau keluarga pasien
2. Pasien diletakan dalam posisi tidur litotomi
3. Pemeriksa memakai sarung tangan steril, pemeriksaan
dilakukan dengan halus dan hati-hati
4. Vulva dan sekitarnya dibersihkan dengan kapas ynag telah
direndam dengan cairan antiseptik
5. Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, vulva dibuka
sehingga introitus vagina tampak
300
PEMASANGAN TAMPON
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 637 / XI / ................ 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Pemasangan kasa / kasa tampon pada vagina setelah
pengambilan jaringan / biopsi pada portio / cerviks uteri.
TUJUAN Untuk menekan atau menutup pembuluh darah di portio / cerviks
uteri setelah pengambilan jaringan / biopsi sehingga perdarahan
berhenti.
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.
PROSEDUR Persiapan
Persiapan alat :
1. Sarung tangan steril 2 pasang ( 1 pasang untuk pemeriksa
dan 1 pasang untuk asisten )
2. Arteri klem 1 buah
3. Tampon tang 1 buah
4. Spekulum cocor bebek 1 buah
5. Kapas steril yang sudah direndam cairan desinfektan
6. Kasa steril / kasa tampon steril
7. Lidi waten
8. Betadine solution
9. Tempat tidur ginekologis
Persiapan pasien :
1. Dilakukan motivasi mengenai maksud dan tujuan
pemasangan kasa / kasa tampon
2. Pasien tetap tidur dalam posisi litotomi setelah biopsi
Pelaksanaan :
1. Pemeriksa memakai sarung tangan steril
2. Vagina di buka dengan spekulum cocor bebek, lalu
perdarahan dibersihkan dengan menggunakan tampon tang
dan kasa steril lalu dengan menggunakan lidi waten diolesi
betadin
303
PEMASANGAN TAMPON
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 637 / XI / ................ 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
3. Selanjutnya bekas biopsi ditekan dengan beberapa kasa
lalu ditunggu beberapa menit, lalu dievaluasi lagi bila
perdarahan berhenti kasa diambil diolesi betadin, tetapi bila
perdarahan aktif dilanjutkan pemasangan tampon kasa
4. Untuk pemasangan kasa tampon, asisten memakai sarung
tangan steril kasa tampon dipegang tangan kiri , tangan
kanan memegang arteri klem dan dijepitkan di tengah kasa
tampon
5. Pemeriksa menjepit uujung kasa tampon dengan tampon
tang kemudian tampon dimasukan dengan menggunakan
tampon tang sampai memenuhi rongga vagina.
6. Pemasangan kasa tampon selesai, pelepasan kasa tampon
2 x 24 jam ( 2 hari ) . pasien di beri resep : asm tranek
samat 3 x1 tab XV , asam mefenamat 500 mg 3 x1 tab xv
sufas feros 2 x1 tab XV
PELEPASAN PESARIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 638 / XI / ................ 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Melepas / mengeluarkan pesarium dari rongga vagina setelah
terpasang ± 2 – 3 bulan.
TUJUAN Untuk dilakukan pembersihan / penyetirilan sehingga terhindar dari
komplikasi seperti perdarahan, keputihan , perlukan pada portio
dan sekitarnya.
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.
PROSEDUR Persiapan
Persiapan alat :
- sarung tangan steril
- kapas desinfektan
- spekulum cocor bebek
- kasa / depres steril
- ember berisi cairan klorin 5%
- stoples yang berisi formalin
Persiapan pasien :
- Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
- Pasien disiapkan pada tempat tidur litotomi
Pelaksanaan :
1. Pasien tidur posisi litotomi
2. Pemeriksa memakai sarung tangan steril
3. Vulva dibersihkan dengan kapas desinfektan
4. Pasien dianjurkan rileks dan menari nafas lalu jari telunjuk
dan jari tengah tangan kanan yang telah dibasahi atau diberi
pelicin dimasukan vagina mengait pesarium lalu dengan
halus dan hati-hati menarik pesarium dengan cara
dimiringkan lalu pesarium direndam dalam ember yang
305
PELEPASAN PESARIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 638 / XI / ................ 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
berisi cairan klorin 5%
5. Pemeriksa meneliti apakah ada kelainan seperti : perlukaan
pada portio dan sekitarnya, keputihan , perdarahan bila ada
di obati dulu sampai sembuh bila perlu pemeriksaan laborat
6. Dan bila tidak ada kelainan maka pasien dapat dipasang
pesarium lagi bila pasien memiliki pesarium double yang
sudah steril. Bila tidak punya maka pasien besoknya datang
lagi untuk pemasangan pesarium
7. Pelepasan / pengeluaran pesarium selesai , pesarium yang
sudah direndam cairan klorin 5% dicuci dengan sabun dan
air mengalir sampai bersih lalu di keringkan dan identitasnya
diperjelas lalu dimasukan stoples yang telah berisi formalin
tablet ± 24 jam dapat dipakai kembali.
PROSEDUR Persiapan
Persiapan alat :
1. pesarium sesuai denga ukuran yang sudah steril
2. hand schoon steril 1 pasang
3. jelly
4. kapas desinfektan
5. meja ginekologis
Persiapan penderita :
1. Dilakukan inform consent maksud dan tujuan pemasangan
pesarium
2. Penderita dalam posisi litotomi
Pelaksanaan :
1. Pemeriksa memakai sarung tangan steril
2. Vulva di bersihkan dengan kpas desinfektan
3. Vulva di buka tangan kiri, pesarium di beri pelicin / jelly dan di
masukan miring sedikit ke dalam vagina, setelah bagian atas
masuk ke dalam vagina , bagian tersebut di tempatkan ke
307
ABORTUS
ABORTUS
KEHAMILAN EKTOPIK
KEHAMILAN EKTOPIK
KEHAMILAN EKTOPIK
HIDROTUBASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 643 / XI / 0/0 1/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Hidrotubasi adalah pemeriksaan untuk menilai kelancaran saluran
telur9 tuba falopi dengan cara memasukkan cairan melarutkan obat
dengan hidrotubator melalui vagina, mulut rahim, saluran leher
rahim, rongga rahim dan menuju kesaluran telur (google 2012)
TUJUAN Untuk mengetahui atau menilai kelancaran (patensi) saluran telur
(tuba falopii)
KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.
HIDROTUBASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 643 / XI / 0/0 1/3
2012
2) Observasi KU, TTV
3) Pasien tidak sedang haid, dilakukan pada hari ke- 9-10 siklus
haid (pada siklus normal 28-30 hari)
4) Pasien tidak perlu puasa
5) Pasien dianjurkan mengosongkan kandung kencing
6) Pasien ditidurkan dalam posisi Lithotomi
b)Persiapan ruangan
1)Ruangan tertutup (dikamar gynekologi) 2/3
2)Suhu ruangan 16º C
c) Persiapan alat
1) Folley Catheter No. 8: 1
2) Aqua pro injeksi 25 cc: 1
3) Gentamicin: 1 ampul
4) Dexamethason: 1 ampul
5) Spuit 25 cc: 1
6) Spuit 3 cc: 1
7) Handscoen steril: 1 pasang
8) Tampon tang: 1
9) Speculum cocor bebek: 1
10)Tenakulum: 1
11) Gunting: 1
12)Deppers: secukupnya
13)Cucing berisi savlon aqua
14)Doek steril
d) Persiapan petugas ( dokter dan perawat )
1) Operator memakai APD (skort, cap, masker)
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
PELAKSANAAN
1) Pasien dalam posisi Lithotomi
2) Operator memakai Handscoen
3) Pasang alas bokong (doek steril)
4) Desinfeksi pada daerah vulva dengan menggunakan deppers
dan savlon aqua
5) Pasang speculum cocor bebek, bersihkan daerah mulut rahim/
porsio, jepit porsio menggunakan tenakulum
3/3
6) Masukkan kateter No. 8 ke dalam vagina melewati porsio,
kanalis servikalis menuju kavum uterus
7) Ambil spuit 3 cc yang berisi aqua kemudian masukkan kedalam
kateter untuk mengunci balon kateter agar tidak terlepas
8) Ambil spuit 25 cc kemudian isi dengan gentamicin 1 ampul,
dexamethason 1 ampul dan oplos keduanya menggunakan
316
HIDROTUBASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 643 / XI / 0/0 1/3
2012
aqua sampai dengan 25 cc, masukkan kedalam folley kateter
secara perlahan-lahan sambil perhatikan dan lihat reaksi
pasien
9) Jika terdapat penciutan (spasme) atau sumbatan parsial
(sebagian) maka tekanan cairan akan meningkat tapi masih
dapat masuk
10) Jika terdapat sumbatan total (oklusi tuba) maka tekanan cairan
akan menjadi berat, sehingga cairan terhalang masuk dan akan
tumpah (keluar kembali).
11) Tindakan selesai, ambil isi balon kateter dengan menggunakan
spuit 3 cc, lepaskan kateter perlahan-lahan
12) Bersihkan daerah vulva, kemudian dekontaminasi alat dengan
larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
13) Anjurkan pasien untuk tirah baring/ istirahat15-30 menit, sambil
monitor keluhan pasien
14) Tindakan hidrotubasi tidak memerlukan rawat inap, apabila
kondisi pasien baik.
UNIT TERKAIT Dokter dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
317
PAP SMEAR
PAP SMEAR
TUJUAN Menghilangkan rasa nyeri dan sakit pada daerah perut bawah.
KISTA AKUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 646 / XI / 0/0 1/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang
berisi cairan atau benda seperti bubur (Dewa, 2000).
321
KISTA AKUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 646 / XI / 0/0 1/3
2012
Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat
bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi
( Lowdermilk, dkk. 2005 : 273 ).
Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal,
folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul
akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium ( Smelzer and Bare.
2002 : 1556 ).
Torsi ovarium adalah rotasi pedikula vaskuler ovarium sebagian
atau lengkap yang menyebabkan obstruksi aliran darah ovarium.
Kondisi ini berpotensi menyebabkan nekrosis jaringan ovarium.
Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari
uterus dan umumnya diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik
( Sjamsoehidayat. 2005: 729 ).
TUJUAN 1. Sebagai pedoman pelaksanaan operasi kistektomi
2. Tindakan medis yang dilakukan terhadap pasien yang masih
membutuhkan hormone estrogen.
3. Untuk membantu pasien menghilangkan rasa nyeri.
KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.
KISTA AKUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 646 / XI / 0/0 1/3
2012
74. Kocher bengkok : 6.
75. Hak Langen Beck : 2
76. Ring Tang : 2
77. Nald Vourder : 2
78. Gunting Jaringan : 2
79. Gunting Benang : 2
80. Kanul Suction : 1
81. Diathermi : 1
82. Slang Suction : 1
83. Catqut Chromic No.2
84. Catqut Plain No. 2-0
85. Dexons no 1
86. Monosyn 3 - 0
87. Kassa 2 bungkus a/15 lembar.
88. Depers 2 bungkus a/25 biji.
89. Darm khas :1
90. Spatel : 1
91. Blass speculum : 1
Prosedur kerja
48. Anastesi SAB / General Anastesi.
49. Posisi terlentang
50. Persempit lapangan operasi dengan doek steril
51. Inisisi mediana dari umbilikus / simfisis ± 10 cm
52. Irisan diperdalam sampai mencapai peritoneum 3/3
53. Peritoneum di buka , masuk cavum abdomen
54. Eksplorasi uterus, pasang blass speculum, dan darm gass
55. Rotundum dikrom double kemudian digunting dan dijahit
dengan benang chromic No. 2 dengan jarum ronde
56. Cek perdarahan / perdarahan di rawat
57. Luka pada abdomen di tutup lapis demi lapis, peritoneum
dengan plain 02, otot dengan plain no 2-0
58. Fascia dengan dexons no 1
59. Fat dengan plain 0-2 jarum tajam
60. Kulit dengan monosyn 3-0 ( jarum otomatic )
61. Operasi selesai , cek hitung kassa / deppers / darm gass
62. Cek / hitung jumlah perdarahan
63. Luka operasi dibersihkan dengan NS kemudian di kompres
dengan betadine dan di tutup kasa steril + hypavix
64. Jaringan kista yang di ambil ke periksakan ke laborat PA
dengan difiksasi dengan formalin 10 %
65. Pasien dibersihkan dan diberikan pakaian kembali
66. Selanjutnya pasien pindah perawatan di ruang pemulihan.
3.Persiapan Alat
1. Linen lengkap
2. Desinfeksi klem : 1
3. Cucing: 2
4. Doek klem : 5 2/3
5. Mess no 20 /22 : 1
6. Gagang mess : 1
7. Pincet anatomy : 2
8. Pincet chirurgie : 2
9. Krom klem : 6
10. Arteri klem van pean : 6
11. Kocher lurus : 6
12. Kocher bengkok : 6.
13. Hak Langen Beck : 2
14. Ring Tang : 2
15. Nald Vourder : 2
16. Gunting Jaringan : 2
17. Gunting Benang : 2
18. Kanul Suction : 1
19. Diathermi : 1
20. Slang Suction : 1
21. Catqut Chromic No.0 dan No. 1
22. Catqut Plain No. 2-0
23. Dexon atau Safil no 1
24. Monosyn 3 - 0
25. Kassa 2 bungkus a/15 lembar.
26. Depers 2 bungkus a/25 biji.
27. Darm gass :1
28. Spatel : 1
29. Blass speculum : 1
325
4.Prosedur Kerja
1)KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi pasien
dan tindakan yang akan dilakukan yaitu kuretage.
2)Instruksikan asisten untuk memberikan sedative dan
analgetika,kemudian memasang alas bokong.
3)Kandung kemih dikosongkan dengan menggunakan kateter
4)Lakukan pemeriksaan bimanual ulangan untuk menentukan
pembukaan serviks, besar, arah, dan konsistensi uterus.
5)Desinfeksi vulva dan vagina menggunakan povidone iodine 10 %
dan pasang doek steril dibawah bokong pasien.
6)Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril dengan satu
tangan, masukan speculum sim secara horizontal ke dalam vagina,
setelah itu putar ke bawah sehingga posisi bilah kearah vertical.
7)Dengan sedikit menarik speculum ke bawah (hingga lumen
vagina tampak jelas), masukan bilah speculum atas secara vertikal
kemudian putar dan tarik keatas sehingga serviks terlihat jelas.
8)Minta asisten untuk memegang apeculum atas pada posisisnya
9)Bersihkan jaringan dan darah pada vagina (dengan kapas
antiseptic yang dijepit dengan cuman tampon, tentukan bagian
serviks yang akan dijepit
328
COUTER
COUTER
TIME OUT
PROSEDUR PERSIAPAN
TIME OUT
TIME OUT