Anda di halaman 1dari 336

1

DOKTER JAGA OBSGYN


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 509 / XI / 2012 1/1 1/1

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Dokter jaga adalah dokter yang bertanggung jawab di ruangan
tersebut pada saat itu.

TUJUAN 1. Ada dokter yang bertanggung jawab pada waktu yang telah
ditentukan
2. Penanganan pasien bisa dilaksanakan secara optimalsesuai
dengan tanggung jawab dokter tersebut
3. Pasien tidak terlantar

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1. Jaga kosultan dibuat tiap bulan bergantian tiap minggu


2. Jaga ruangan dibuat tiap bulan bergantian tiap 2 minggu
3. Jaga poli klinik bergantian tiap hari
4. Apabila dokter jaga yang bersangkutan berhalangan maka
digantikan oleh dokter jaga urutan dibawahnya bila juga tidak
bisa maka digantikan urutan berikutnya.

UNIT TERKAIT Sub Dep Kebidanan dan Kandungan, UGD , Administrasi Medis
Rumkital Dr. Ramelan.
2

DOKTER JAGA NICU / ANAK


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 510 / XI / 1/1 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Dokter jaga NICU adalah dokter yang bertanggung jawab diluar
jam kerja.
Dokter jaga NICU dapat dikonsulkan bila dokter penaggung jawab
ruangan tidak dapat dihubungi.

TUJUAN 1. Ada dokter penanggung jawab NICU diluar jam kerja


2. Penanganan pasien lebih optimal

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1. Jaga konsultan di buat tiap bulan bergantian tiap minggu


2. Apabila dokter jaga yang bersangkutan berhalangan maka
digantikan oleh dokter jaga urutan dibawahnya , bila juga tidak
bisa maka digantikan urutan berikutnya
3. Setiap bayi yang baru masuk dari UGD diluar jam kerja
dikonsulkan oleh dokter jaga UGD ke dokter jaga Anak dan
mendapatkan terapi dari dokter jaga Anak
4. Laporan hasil atau kemajuan pasien anggota dari ruang
NICU diluar jam kerja dilaporkan ke dokter NICU sedangkan
untuk pasien PC dilaporkan ke dokter anak yang menerima
pertama kali.

UNIT TERKAIT Anak


3

PERAWAT ATAU BIDAN JAGA OBSGYN


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 511 / XI / 1/1 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Perawat / bidan jaga adalah perawat / bidan yang bertanggung
jawab di ruangan tersebut pada saat itu.

TUJUAN 1. Ada perawat / bidan yang bertanggung jawab saat itu


di ruangan yang telah ditentukan
2. Penanganan dan perawatan pasien bisa dilaksanakan
secara optimal dan bertanggung jawab.
3. Pasien tidak terlantar

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1. Perawat / bidan jaga di buat secara siff bergantian pagi,


siang, malam ( 3 siff)
2. Untuk siff siang dan malam ruangan terdiri 2 orang bidan
kecuali yang jaga kamar bersalin terdiri 3 orang bidan
3. Bila perawat / bidan jaga berhalangan digantikan oleh
cadangan
4. Siff jaga di buat 3 kali bergantian.

UNIT TERKAIT Sub Dep Kebidanan dan Kandungan dan Departemen


Keperawatan
4

ADMINISTRASI POLI HAMIL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 512 / XI / 1/1 1/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Tata cara kunjungan di poli hamil

TUJUAN Mempermudah pelayanan klien.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1. buka setiap hari senin s/d jumat sesuai dengan jam kerja
2. pasien militer/PNS/PC dan keluarga yang berobat harus
membawa kartu RM
3. bila ada pasien militer, PNS dan keluarga yang non AL,(AD,AU)
harus membawa surat pengantar dari kesatuan ( surat
pengantar hanya berlaku satu bulan saja )
4. bila ada pasien yang belum punya RM (file) harus mengisi
identitas di loket dan pasien langsung menuju poli yang dituju
5. pasien purnawirawan membawa rujukan / jaminan dari
puskesmas yang sudajh ada nomer komputernya dari Askes
6. pasien PC membeli karcis diloket selanjutnya menuju poli yang
dituju
7. semua pasien yang akan berobat mengumpulkan kartu RM di
counter dan mengisi absensi sesuai dengan jam datang
8. bila ada pasien dengan kehamilan cukup bulan ada tanda-tanda
persalinan di beri tindakan sesuai dengan prosedur tetap,pasien
segera dikirim ke kamar bersalin ( EI )

PELAKSANAAN :
1. pemesanan file dari counter oleh petugas counter
2. file datang,mencocokan dengan nomer RM dan nomer
rujukan (bagi pasien keluarga purnawirawan ) terus dimasukan
kedalam file
3. pemanggilan pasien untuk anamnesa dan observasi terus
5

ADMINISTRASI POLI HAMIL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 512 / XI / 1/1 2/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
4. dicatat kedalam file dilanjutkan pemeriksaan kebidanan
sesuai dengn prosedur tetaplangkah kerja :
- pada wanita hamil yang datang pertama kali diperiksa
lengkap yang kontrol diperiksa yang perlu saja
- memeriksa wanita / ibu hamil, kehamilan 16 minggu
keatas pasien lama maupun pasien baru
- screning kehamilan resiko tinggikonsultasi dokter
- mendampingi dokter dalm pemeriksaan pasien
- pemberian imunisasi tetanus toxoid dan tablet tambah
darah

PEMERIKSAAN YANG LENGKAPTERDIRI DARI :


1. anamnese
- umum
- medis
- keuarga
- haid
- kebidanan
2. pemeriksaan umum
- mengukur tinggi badan
- mengukur berat badan
- mengukur tekanan darah
- memeriksa reflek lutut
- memeriksa oedem tungkai
- memeriksa nadi / suhu dan respirasi
- memeriksa keadaan jantung dan paru oleh dokter
3. pemeriksaan kebidanan meliputi :
- periksa pandang (insperksi )
- periksa raba (palpasi )
- periksa dengar ( auskultasi )
4. kalau perlu periksa panggul luar atau panggul dalam
pemeriksaan penunjang
- urine : albumen, reduksi
- darah : Hb, Golongan darah dan WRLK, anti HCV, anti
HIV, HBSAG
5. USGatau awal pemeriksaan
Usia 41 minggu USG dan NST
6. Melengkapi formulir sesuai dengan permintaan antara lain:
resep,cuti hamil, istirahat dokter, laborat, USG/ NST dll
7. memberi motivasi kepada pasien dan menyarankan kontrol
6

ADMINISTRASI POLI HAMIL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 512 / XI / 1/1 3/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
sesuai dengan tua kehamilan
8. selesai pemeriksaan pasien meninggalkan poli dan
membawa resep
9. mencatat kunjungan pasien baru/lama dan KRT dalam buku
registrasi
10. mendokumentasikan data ke dalam file selanjutnya file
dikumpulkan kembali ke counter
memberikan tindakan sesuai prosedur tetap pada pasien
,bila membutuhkan tindakan segera.

UNIT TERKAIT Poli hamil dan Sub Dep Kebidanan dan Kandungan.
7

ASUHAN ANTENATAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 513 / XI / 1/1 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Asuhan antenatal adalah pengawasan ibu sewaktu
hamil,pertolongan dalam masa ini terutama bersifat profilaktis.

TUJUAN Menjamin agar tiap kehamilan berakhir dengan kelahiran bayi yang
sehat tanpa mengganggu kesehatn ibu.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR I. ASUHAN PADA KUNJUNGAN BARU


1. Menentukan resiko kehamilan ( KRR,KRT )
a. Melakukan anamnese tentang :
Umur suami istri,pekerjaan,pendidikan,suku dan
agama,riwayat haid,KB dan kehamilan
sekarang,pemeriksaan yang telah dilakukan, gerakan
janin, riwayat perkawinan, kehamilan dan persalinanya,
riwayat penyakitnya dahulu, penyakit keluarga
b. Melakukan pemeriksaan fisik umum
Memeriksa ada tidaknya
anemia,ikterus,sianosis,sesak,mengukur tinggi badan,
memeriksa keadaan organ vital secara sistimatis dan
singkat.
c. Melakukan pemeriksaan obstetric
Mengukur tinggi fundus rahim dengan cm,melakukan
pemeriksaan leopold I-IV , membandingkan umur
kehamilan menurut anamnese dan pemeriksaan
d. Melakukan pemeriksaan laboratorium :
- Pemeriksaan Hb,
- Golongan darah,
- Protein Reduksi urin
- Hbs Ag,
- Anti Hcv
8

ASUHAN ANTENATAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 513 / XI / 1/1 1/2
2012
- TPHA
- Anti HIV (pasien boleh menolak)

2. Menentukan umur kehamilan dengan cermat


a. Menghitung umur kehamilan dengan rumus Naegele
b. Melakukan ulangan anamnese bila ada perbedaan
umur kehamilan.
c. Kolaborasi dengan dokter untuk pemeriksaan USG
pada kunjungan pertama di poli hamil (kecuali bila
sudah dilakukan USG di poli kandungan).
3. Menentukan rencana perawatan dan persalinannya
Tergantung jenis resiko dan umur kehamilanya.
a. Bila masuk KRR
1) diberikan tablet Fe dan imunisasi TT
2) mengusulkan pemeriksaan USG dan NST bila
diperlukan
3) mengusulkan pemeriksaan tambahan,konsultasi dan
tindakan
4) kunjungan berikutnya 1 bulan berikutnya sampai
minggu 28
2 minggu berikutnya sampai minggu 36
1 minggu berikutnya sampai minggu partus
b. Bila termasuk KRT
1) Seperti KRR ditambah yang sesuai dengan policy
KRT-nya
2) Rencana persalinan berupa
- spontan belakang pervaginam
- percepat kala II
- SC

II. ASUHAN PADA KUNJUNGAN BERIKUTNYA


1. Pada KRR diperiksa pada kamar KRR dan KRT pada kamar
KRT
2. Melakukan langkah-langkah seperti pada kunjungan awal
secara singkat
3. Melakukan langkah-langkah untuk memantau kesehatan ibu
dan janin misalnya :
1) Janin : DJJ,ukuran dan perubahanya,jumlah
ketuban,bagian terendah dan penurunanya,serta aktifitas
janin
2) Ibu : Tekanan darah,berat badan dan
perubahanya,tinggi fundus dan keluhan-keluhan
4. Melakukan KIE terutama mengenai nutrisi,tanda-tanda
persalinan,tanda-tanda kelainan/kegawatan,senam hamil
dan lain-lain
9

ASUHAN ANTENATAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 513 / XI / 1/1 1/2
2012

UNIT 1. Poli Hamil


TERKAIT 2. Kamar Bersalin
3. Poli klinik / bagian yang sesuai dengan kelainan / jenis resiko
pasien
10

PENAPISAN KEHAMILAN RESTI DENGAN KARTU SKOR POEDJI


ROCHJATI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 514 / XI / 1/1 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu cara untuk mengelompokkan kondisi ibu hamil menurut skor
resiko pada kehamilan sehingga dapat dibedakan menjadi
kelompok resiko rendah, kelompok resiko tinggi

TUJUAN Penapisan / deteksi dini ibu hamil resiko tinggi menuju persalinan
aman

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1. Persiapan
a. kartu skor poedji rochjati
b. ibu hamil dilakukan anammnesa dan pemeriksaan fisik lebih
dahulu
2. Pelaksanaan
Hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik lengkap pada ibu hamil
dilakukan penilaian setiap ANC, sebagai berikut :

UNIT TERKAIT Poli hamil

Nama : Nama Suami : No RM


11

Umur : Kawin : Haid


terakhir G.... P.
Tgl ..
Duga
Umur an
Kehamilan Persa
.Bln linan
Tgl....
I II III IV
KELOM Skor/
POK KONDISI IBU HAMIL Tgl
Periks
a
FAKTO No Tgl/Bl ... .... .... ...
R n . .
Resiko/ Skor Awal Ibu Hamil 2 2 2 2 2

I. 1 Primi Muda 4
Potensi
Resiko/ 2 a. Primi tua, hamil I 4
umur ≥35 th
Gawat b. Primi Tua, hamil I 4
kawin ≥4th
3 Primi tua sekunder 4
4 Anak Terkecil < 2 tahun 4
5 Grande Multi 4
6 Umur ≥ 35 tahun 4
7 Tinggi Badan ≤ 145 cm 4
8 Riwayat Obstetri Jelek 4
(ROJ)
9 Persalinan yang Lalu,
pernah :
a. Tindakan pervaginam 4
b. Placenta manual 4
c. Perdarahan post 4
partum
10 Bekas Operasi Sesar 4
II. Ada 11 Penyakit ibu hamil 4
Resiko/ 12 Pre eklamsi ringan 4
Gawat 13 Gemelli 4
14 Hidramnion 4
15 IUFD 4
16 Hamil serotinus 4
17 a. Letak sungsang 8
b. Letak lintang 8
III. 18 Perdarahan 8
GAWAT
DARUR 19 Pre eklamsi berat/ 8
AT eklamsi
12

Jumlah Skore
Kelompok resiko : KRR (1), KRT (2),
KRST (3)
KELOMPOK RESIKO : 1. KRR : SKOR2, 2. KRT :SKOR 6-10, 3. KRST : SKOR ≥ 12

PENYULUHAN

KEHAMILAN :perawatan intensif

Rencana pertolongan Persalinan :


13

PEMERIKSAAN PASIEN BARU


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 515 / XI / 1/1 1/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Pasien yang pertama kali berkunjung di poli hamil dengan
kehamilan lebih dari 16 minggu.

TUJUAN Dapat menyimpulkan hasil pemeriksaaan termasuk kategori KRR,


KRT atau KRST melaksanakan pemeriksaan standar 7 T
(timbang,tensi,tinggi badan,tambah darah, TT, temu wicara, test
PMS)

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan :
1. alat tulis, balpoin / pensil merah / biru
2. format anammnesa
3. format lab darah
4. ukuran tinggi badan
5. ukuran berat badan
6. tensi
7. reflek hammer
8. jangka panggul
9. metlin
10. funendoskop
11. jam tangan denagn detikan

Pelaksanaan :
1. Anamnesa meliputi :
a. anamnesa umum
b. anamnesa medis
c. anamnesa keluarga
d. anamnesa haid
e. anamnesa kebidanan
2. Pemeriksaaan umum meliputi
a. keadaan umum
b. tinggi badan
14

PEMERIKSAAN PASIEN BARU


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 515 / XI / 1/1 1/3
2012
c. berat badan
d. tekanan darah
e. reflek lutut
f. oedem tungkai
g. nadi, respirasi
3. Pemeriksaan kebidanan meliputi :
a. inspeksi
b. palpasi
c. auskultasi
4. K/U mengukur panggul luar
a. Distantia christarum
b. Distantia spinarum
c. Distantia tuberum
d. Lingkar pangguL
5. Memeriksakan laborat darah
a. Pemeriksaan Hb,
b. Golongan darah,
c. Protein reduksi urine,
d. Hbs Ag,
e. Anti Hcv
f. TPHA
g. Anti HIV (pasien boleh menolak)
6. Menyimpulkan hasil pemeriksaan
a. betul hamil atau tidak
b. kehamilan primmi atau multi
c. berapa minggu umur kehamilan
d. anak hidup atau mati
e. kehamilan tunggal atau kembar
f. letak anak
g. kehamilan intra / ekstra uteri
h. jalan lahir normal atau tidak
i. keadaan ibu baik atau tidak
7. Melakukan penapisan / skreming HRP
a. penapisan dilakukan dengan format SKOR PUJI ROCHYATI
b. SKOR 2 = KRR
c. SKOR 6 – 10 = KRT
d. SKOR > 12 = KRST

8. bila kesimpulan pemeriksaan normal,pemeriksan diselesaikan


bidan
9. pasien-pasien ddenagn KRT,KKST keluhan-keluhan berat di
konsultasikan ke dokter
10. memberi penyuluhan / nasehat sesuai kondisi pasien
11. memberikan ruborantia dan injeksi TT ( bila belumpernah
imunisasi TT )
15

PEMERIKSAAN PASIEN BARU


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 515 / XI / 1/1 1/3
2012
12. Menentukan periksa ulang sesuai umur kehamilan , advis
dokter
Kehamilan 16 – 28 minggu control 1 bulan sekali
28 – 36 minggu control 2 minggu sekali
36 – 40 minggu control 1 minggu sekali

UNIT TERKAIT Poli hamil dan Ruang VK


16

PEMERIKSAAN ANTENATAL

KLINIK TULUS AYU


PENGERTIAN Pemeriksaan ibu hamil adalah pemeriksaan yang
dilakukan pada ibu hamil untuk mengetahui kesehatan
ibu dan janin saat itu dengan cara anamnese, inspeksi,
palpasi auskultasi, perkusi.

TUJUAN 1. Menguji kesehatan ibu dan janin


2. Deteksi dini resiko tinggi
3. Membantu ibu dalam mengatasi masalah
kesehatannya.
4. Menentukan tindakan yang akan dilaksanakan.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008


tentang PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No :
Kep / 19 / X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan Alat


1. Timbangan badan
2. Tensimeter & stetoskop
3. Stetoskop Leanec/Fotoskope
4. Reflex hammer
5. Jangka panggul & metline
6. Pengukur tinggi badan
7. Pengukur waktu & buku catatan
8. Handscoen
Persiapan Pasien
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
Persiapan Petugas
Mencuci tangan
Memakai handscoen k/p masker
17

PEMERIKSAAN ANTENATAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 516 / XI / 1/1 2/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Pelaksanaan :
Anamnesis
1. Ucapkan salam, ciptakan suasana membantu dan
menyenangkan dengan sopan tanyakan identitas ibu, apakah
ibu ditemani saat melakukan kunjungan , tanyakan tentang
riwayat perkawinan, riwayat haid, hari pertama haid terakhir,
riwayat ibu dan keluarga ( yang berkaitan dengan masalah
kehamilan ) kebiasaan ( merokok, obat dan jamu, hewan
peliharaan ) riwayat persalinan.
2. Tentukan usia kehamilan menurut anamnesis haid
dan buat tafsiran persalinan

Pemeriksaan :
Umum :
1. Keadaan umum
2. Tipe badan / astenikus, atletikus,piknikus
3. Tinggi badan , berat badan
4. Warna konjungtiva, icterus, edema, kloasma gravidarum
5. Tanda vital ( tekana darah, nadi, pernafasan, suhu tubuh )
6. Kondisi jantung dan paru
7. Palpasi hati dan limpa

Khusus :
Ginekologi
Inspeksi
1. fundus uteri ( penonjolan supra simfisis )
2. hiperpegmentasi ( areola mame, lineanigra )dan striae
Palpasi
1. tinggi fundus uteri
2. keadaan dinding perut
3. masa / cairan bebas / nyeri tekan abdomen

pada kehamilan 16 – 20 minggu di lakukan auskultasi karena


pada usia kehamilan tersebut sulit untuk menentukan punggung
18

janin maka ujung stetoskop laenec di letakan pada daerah sub


umbilikus.
Dengar bunyi dan hitung frekuensi denyut jantung janin untuk
membandingkan dengan nlising aorta , pegang nadi ibu saat
memeriksa denyut jantung bayi
PEMERIKSAAN ANTENATAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 516 / XI / 1/1 3/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Status lokalis
Inspeksi :
1. Labium dan perineum
2. Muara uretra
3. Flour albus atau sekret abnormal
Inspekulo :
1. Dinding vagina dan forniks
2. Warna dan besar porsio
3. Fluor albus / sekret dalam lumen vagina
Periksa dalam :
1. Vagina
2. Besar dan konsistensi porsio
3. Besar dan arah korpus uteri
4. Ballotement in toto
5. Tanda hegar
6. parametrium
obstetri
inspeksi :
1. tinggi fundus uteri
2. hiperpigmentasi dan striae
3. bentuk dan kesimetrisan dinding perut
palpasi :
1. Leopold I
2. Leopold II
3. Leopold III
4. Leopol IV
Auskultasi :
1. Pemeriksaan bunyi dan frekuensi jantung janin ( bila
kehamilan telah memasuki usia 38 minggu , pada primi
gravida dan multi gravida yang kepela bayi belum masuk pintu
atas panggul, lakukan pemeriksaan panggul
2. Pemeriksaan panggul
Selesai pemeriksaan cuci tangan atau pakai antiseptik
Pemeriksaan tambahan :
19

Lakukan pemeriksaan tambahan bila di perlukan :


1. Laboratorium rutin / khusus
2. Pelfimetri
3. USG
Kesimpulan :
PEMERIKSAAN ANTENATAL

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 516 / XI / 1/1 4/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Imbangan bayi / kepala panggul
Kesimpulan hasil pemeriksaan / diagnosis
Buat kesimpulan hasil pemeriksaan , cantumkan hasil kondisi
kehamilan ibu dan bayi.

Prognosis dan rencana pelaksanaan :


1. Tulis prognosis kehamilan berkaitan dengan hasil
pemeriksaan yang baru dilakukan.
2. Jelaskan tentang kondisi kehamilan dan rencana asuhan
antenatal yang akan dijalankan
3. Diskusikan tentang jadwal pemeriksaan dan hasil yang di
harapkan dari penata laksanaan asuhan antenatal
4. Jelaskan bahwa apabila di perlukan pemeriksaan khusus /
konsultasi ke bidang ilmuwan lain maka lebih dulu akan
dimintakan persetujuan ibu
5. Bila di perlukan , ibu dapat di rujuk ke tenaga ahli dan
fasilitas kesehatan yang lebih lengkap
6. Beritahu tentang beberapa hal atau gejala klinis penting
dalam kehamilan yang menyebabkan ibu harus melakukan
kunjungan ulang
7. Pastikan ibu mengerti tentang informasi dan hasil
pemeriksaan serta penatalaksanaan asuhan antenatal

UNIT TERKAIT 1. Poli kandungan


2. Pelayanan PONEK / Poli hamil
20

PENCEGAHAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 517 / XI / 1/1 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Adalah suatu proses penatalaksanaan pada kehamilan untuk
mendapatkan ibu dan janin dalam keadaan sehat tanpa komplikasi
saat kehamilan, persalinan dan nifas.

TUJUAN 1. Mempertahankan kesehatan ibu dan janin


2. Meningkatkan kesejahteraan keluarga
3. Menurunkan angka kematian ibu dan anak

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1. Ibu hamil datang pertama kali memeriksakan kehamilanya, di


lakukan pemeriksaan :
a. Anamnese lengkap
b. Pemeriksaan inspeksi
c. Pemeriksaan umum dan antropometri
d. Pemeriksaan palpasi
e. Pemeriksaan auskultasi , perkusi
f. Pemeriksaan penunjang meliputi : DL, urine lengkap,kimia
klinik untuk pemeriksaan penunjang lainya di sesuaikan
dengan indikasi termasuk NST
g. Untuk pemeriksaan USG dilakukan minimal 2 x selama
kehamilan
2. Penyuluhan di llaksanakan satu minggu satu kali setiap hari
kamis atau sewaktu- waktu ada keperluan
Jenis penyuluhan :
21

a. Gizi ibu hamil


b. Pengenalan tanda-tanda bahaya kehamilan
c. Imunisasi TT
d. Penyuluhan tentang KB
e. ASI ekslusif dan perawatan payudara
PENCEGAHAN KEHAMILAN RESIKO TINGGI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 517 / XI / 1/1 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
1. Pelaksanaan senam hamil satu minggu satu kali tiap
hari
selasa atau bila sewaktu –waktuada penambahan
2. Setiap pemeriksaan kehamilan yang di lakukan oleh
bidan di temukan ada kelainan maka di konsultasikan kepada
dr. SpOG
3. Apabila ibu hamil di temukan komplikasi penyakit lain,
maka lakukan konsultasi kepada dr. Spesialis sesuai
penyakitnya

UNIT TERKAIT Poli hamil


22

PENIMBANGAN BERAT BADAN IBU HAMIL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 518 / XI / 1/1 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan pelaksanaan penimbangan yang dilakukan pada
ibu hamil setiap kunjungan dalam pengawasan antenatal.

TUJUAN Mengetahui perkembangan berat badan ibu selama kehamilan

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan :
Timbangan badan

Pelaksanaan :
1. pastikan jarum timbangan pada titik nol
2. beritahu ibu
3. persilahkan ibu melepas sepatu / sandal ,perlengkapan lain
(tas) karena dapat mempengaruhi hasil timbangan
4. beritahu ibu agar berdiri tepat ditengah timabangan, tidak
bersandar dan tidak berpegangan pada sesuatu
5. baca dan catat hasil penimbangan
6. beritahu ibu berapa berat badanya
7. beritahu ibu bahwa penimbangan telah selesai

UNIT TERKAIT Poli hamil dan seluruh ruangan di Sub Dep Kebidanan dan
Kandungan.
23

PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 519 / XI / 1/1 ½
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan pelaksanaan pengukuran tekanan darah pada ibu
hamil setiap kunjungan antenatal.

TUJUAN Untuk mengetahui terjadinya peningkatan atau penurunan tekanan


darah selama kehamilan

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan :Tensi meter dan stetoskop


Pelaksanaan :
1. beritahu ibu
2. sesuaikan posisi ibu dengan situasi dan kodisi ( duduk / tidur )
3. lengan baju ibu dibuka atau disisingkan ke lengan atas
4. letakan tensimeter ke tempat yang aman dan tegak lurus agar
air raksa mudah dibaca
5. monset dipasang pada lengan atas dengan kedua pipa karet
tensimeter tepat berada diatas arteri brachialis dan tidak
menutup lipatan atau siku
6. pasang manset tidak boleh terlalu kencang atau longgar
7. pastikan air raksa berada pada angka 0 dengan membuka
pengunci air raksa
8. tutup pengunci pada pompa karet
9. pasang stetoskop ditelinga sambil meraba arteri bracialis
10. letakan stetoskop diatas arteri tersebut dan lakukan
pemompaan sampai denyut nadi tidak terdengar
11. buka pengunci bola karet pelan-pelan untuk menurunkan air
raksa sambil tetap mendengarkan denyut nadi
12. denyut nadi yang terdengar pertama pada saat penurunan air
raksa merupakan angka systole dan denyut nadi yang
24

terdengar terakhir menunjukan angka dystole

PENGUKURAN TEKANAN DARAH PADA IBU HAMIL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 519 / XI / 1/1 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
13. ulang perasat ini 2 – 3 kali untuk meyakinkan hasilnya
14. kunci pompa bola karet dan air raksa
15. perhatikan agar ibu tidak kesakitan pada waktu memompa air
raksa
16. beritahu hasil pemeriksaan tekanan darah kepada ibu
17. buka manset dan tensimeter dirapikan kembali
18. catat hasilnya
19. minta agar ibu merapikan pakaianya kembali
20. cuci tangan
21. apabila tensinya tidak normal lakukan rujukan.

UNIT TERKAIT Poli hamil dan seluruh ruang di Sub Dep Kebidanan dan
Kandungan.
25

PALPASI LEOPOLD DAN AUSKULTASI DJJ DENGAN


FUNANDOSCOPE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 520 / XI / 1/1 1/5
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu cara pemeriksaan raba dan pemeriksaan dengar yang
dilakukan pada ibu hamil dalam pengawasan kehamilanya.

TUJUAN 1. Menentukan besarnya rahim dan dengan ini menentukan


tuanya kehamilan
2. Menentukan letak anak dalam rahim
3. Selain itu juga harus dipalpasi juga tumor-tumor lain dalam
rongga perut (cysta , myoma , limpa membesar )
4. Memastikan bayi dalam keadaan sehat ( hidup )

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR I. PERSIAPAN ALAT


1. Tempat tidur
2. Metline
3. Catatan
4. funandoscope
II. PERSIAPAN PASIEN
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan dengan posisi
tidur terlentang kedua kaki ditekuk
III. PERSIAPAN PETUGAS
Mencuci tangan
Pakai handscoon
PELAKSANAAN :
1. Jelaskan prosedur pemeriksaan pada ibu
2. Jelaskan tujuan atau hasil yang diharapkan dari
pemeriksaan ini
3. Jelaskan bahwa pemeriksaan ini kadang – kadang
menimbulakan perasaan kahawatir / tidak enak tetapi tidak
akan membahayakan bayi yang ada di dalam
26

PALPASI LEOPOLD DAN AUSKULTASI DJJ DENGAN


FUNANDOSCOPE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 520 / XI / 1/1 2/5
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
kandungan
4. Bila ibu mngerti apa yang telah di sampaikan mintakan
persetujuan lisan tentang pemeriksaan yang akan di lakukan
5. Pemeriksa cuci tangan dengan sabun di bawah air mengalir
dan keringakn dengan handuk dan memakai handscoon
6. Pemeriksa berada di sisi kanan ibu menghadap bagian
lateral kanan, beritahu ibu bahwa akan di mulai proses
pemeriksaan

LEOPOLD I :
1. Letakan sisi lateral telunjuk kiri pada puncak fundus uteri
untuk menentukan tinggi fundus, perhatikan agar jari
tersebut tidak mendorong uteru ke bawah ( jika di perlukan
fiksasi uterus bawah dengan meletakan ibu jari dan telunjuk
tangan kanan di bagian lateral, depan kanan dan kiri ,
setinggi atas simfisis )
2. Angkat jari telunjuk kiri ( dan jari –jari ayng memfikasi uterus
) kemudian atur posisi pemeriksa sehingga menghadap ke
bagian kepala ibu
3. Letakan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada fundus
uteri dan rasakan bagian bayi yang ada pada bagian
tersebut dengan jalan menekan secara lembut dan
menggeser telapak tanagn kanan dan kiri secara bergantian

LEOPOLD II :
1. Letakan telapak tangan kiri pada dinding perut lateral kanan
dan telapak tangan kanan pada dinding perut lateral kiri ibu
secara sejajar dan apda ketinggian yang sama
2. Muali dari bagian atas , tekan secara bergantian atau
bersamaan ( simultan ) telapak tangan kanan dan kiri
kemudian geser ke arah bawah dan rasakan adanya bagian
yang rata dan memanjang ( punggung ) atau bagian –
bagian kecil ( ekstremitas )
27

PALPASI LEOPOLD DAN AUSKULTASI DJJ DENGAN


FUNANDOSCOPE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 520 / XI / 1/1 3/5
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
LEOPOLD III :
1. Atur posisi pemeriksa pada sisi kanan dan mengahadap ke
bagian kaki ibu.Letakan ujung telapak tangan kiri pada
dinding lateral, kiri bawah dan telapak tangan pada diniding
lateral kanan bawah perut ibu, tekan secara lembut secara
bersamaan / bergantian untuk menentukan bagian
terbawah bayi ( bagian keras , bulat, dan hampir homogen
adalah kepala sedangakn tonjolan yang lunak dan kurang
simetris adalah bokong

LEOPOLD IV :
1. Letakan ujung telapak tangan kiri dan kanan pada lateral
kiri dan kanan uteru bawah , ujung – ujung jari tangan kiri
berada pada tepi atas simfisis
2. Temuakn kedua ibu ajri kiri dan kanan, kenudian rapatkan
semua jari – jari tangan yang meraba dinding bawah uterus
3. Perhatikan sudut yang di bentuk oleh jari – jari kiri dan
kanan ( konvergen atau divergen )
4. Setelah itu pindahakan ibu jari dan telunjuk tangan kiri pada
bagian terbawah bayi ( bila presentasi kepala upayakan
memegang bagian kepala di dekat leher dan bila presentasi
bokong upayakan untuk memegang pinggang bayi )
5. Fiksasikan bagian tersebut ke arah pintu atas panggul
kemudian letakan jari – jari tangan kanan diantara tangan
kiri dan simfisis untuk menilai seberapa jauh bagian
terbawah telah memasuki pintu atas panggul

AUSKULTASI :
- Angkat kedua tangan dari dinding perut ibu kemudian ambil
funandoscope dengan tangan kiri kemudian tempelkan
ujungnya pada dinding perut ibu yang sesuai dengan
posisi punggung bayi ( bagian yang memanjang dan rata )
- Tempelkan telinga kiri pemeriksa dan dengarkan bunyi
jantung bayi ( pindahkan titik dengar apabila pada titik
28

PALPASI LEOPOLD DAN AUSKULTASI DJJ DENGAN


FUNANDOSCOPE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 520 / XI / 1/1 4/5
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya

pertama , bunyi jantung tersevut kurang jelas , upayakan


untuk mendapatkan puntung maksimum)
- Apabila dinding perut cukup tebal sehingga sulit untuk
mendengar bunyi jantung janin , pindahkan ujung stetoskop
pada dinding perut yang relatif tipis yaitu sekita 3 cm di
bawah pusat ( sub umbilikus )
- Dengarkan dan hitung bunyi jantung bayi setiap 5 detik
sebanyak 3 akli pemeriksaan dengan interval 5 detik
diantara masing – masing perhitungan
- Jumlahkan hasil perhitungan 1,2 dan 3 kemudian di kalikan
dengan 4 untuk mendapatkan hasil frekuensi denyut
jantung permenit ( perhatikan perbedaan jumlah masing –
masing perhitungan untuk nilai irama atau keteraturan
bunyi denyut jantung )
- Letakan semua peralatan yang telah di gunakan pada
tempat semula
- Beritahukan bahwa prosedur pemeriksaan telah selesai,
angkat akin penutup dan rapikan kembali pakaian ibu,
persilahkan ibu untuk duduk kembali dan catat hasil
pemeriksaan pada lembar radiologi yang tersedia dalam
status pasien ( file )
- Jelaskan hasil pemeriksaan palpasi dan auskultasi yang
meliputi : usia kehamialn, letak janin, posisi janin,
presentasi, kondisi janin ( sesuai dengan hasil pemeriksaan
palpasi dan auskultasi

Rencana asuhan antenatal :


- Jelaskan hasil temuan / penilaian klinis ibu
- Jelaskan tentang rencana asuhan antenatal berkaitan
dengan hasil temuan tersebut
- Jelaskan tentang langkah atau asuhan lanjutan serta jadwal
pemeriksaan ulangan
- Jelaskan untuk melakukan kunjungan ulang ( walaupun di
luar jadwal telah di tentukan ) apabila ibu merasakan
beberapa kelainan / gangguan kehamilan
29

PALPASI LEOPOLD DAN AUSKULTASI DJJ DENGAN


FUNANDOSCOPE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 520 / XI / 1/1 5/5
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya

UNIT TERKAIT 1. PELAYANAN PONEK / POLI HAMIL


2. KAMAR BERSALIN
3. OBSGYN
30

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN DETAK JANTUNG JANIN


DENGAN DOPPLER ( FHR BIONICS )
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 521 / XI / 1/1 1/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan mendengarkan detak jantung janin dengan
menggunakan alat elektrik doppler ( FHR Bionics ) pada ibu hamil.

TUJUAN Sebagai penunjang diagnosa pelayanan medis obstetric yang


menunjukan keadaan janin di dalam kandungan

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR I. PERSIAPAN ALAT


1. Dopler
2. Jelly
3. Tisue

II. PERSIAPAN RUANGAN


1. Lingkungan tertutup
2. Penerangan yang cukup

III. PERSIAPAN PASIEN


1. Memberi penjelasan pada pasien
2. Pasien dalam posisi berbaring

PELAKSANAAN :
1. Perawat/ bidan cuci tangan sebelum dan sesuadah
melaksanakan tindakan dan memakai handscoon
2. Mengatur posisi pasien,kemudian menentukan daerah aurat
3. Jika menggunakan listrik/tegangan PLN,tekan tombol main
power yang ada di belakang unit/alat
Nyalakan unit dengan memutar power ON/OFF
( ROTARYSWITCH )
31

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN DETAK JANTUNG JANIN


DENGAN DOPPLER ( FHR BIONICS )
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 521 / XI / 1/1 2/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
4. sampai terdengar bunyi klik. Dan dilayar akan mucul tulisan
“FETAL DOPLER” menandakan alat siap digunakan
5. Gunakan probe dopler yang sudah diberi ultra sound
jelly,dan tempatkan probe dopler tersebut diperut ibu sampai
ditemukan posisi yang tepat dimana suara denyut jantung
janin terdengar dengan jelas dan nilainya akan muncul
dilayar display
6. Untuk mengatur volume suara speaker,putar rotary switch
( power on/off ) searah jarum jam
7. Jika denyut jantung dari janin belum didapat ,dilayer display
akan muncul angka “0”
8. Matikan alat dengan memutar power on/off (rotary switch)
berlawanan dengan arah jarum jam samapi terdengar bunyi
klik. Jangan lupa bersihkan jel dari permukaan probe
dengan menggunakan tissue atau kapas dan simpan probe
ditempatnya (probe holder)
9. Catat hasil pemeriksaan pada RM 15

HAL HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN :


1. Jaga probe dopler jangan sampai kena benturan atau
terjatuh karena bisa menyebabkan sensor yang ada di
dalam probe retak bahkan sampai pecah sehingga probe
tersebut tidak dapat digunakan lagi.
2. Sesudah pemakaian,jangan lupa selalu bersihkan jel yang
ada dipermukaan probe dopler dengan menggunakan tissue
atau kapas
3. Kita dapat menggunakan alat ini dengan supply darei listrik
(PLN) atau menggunakan battery
4. jika menggunakan listrik,indicator lampu led akan menyala
hijau
5. jika menggunakan battery,indicator lampu led mati/tidak
menyala
6. jika battery habis,indicator lampu led akan menyala
merah(berkedip)
7. Untuk mengisi / mencharge battery, hubungkan kabel power
dengan conector yang ada di bagian belakang
unit,kemudian hubungkan kabel tersebut ke tegangan PLN.
Pastikan tombol main power yang ada dibelakang unit
ditekan (on) dan secara otomatis battery akan isi ulang
32

(charge). Untuk pengisian secara penuh dibutuhkan waktu 8


jam

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN DETAK JANTUNG JANIN


DENGAN DOPPLER ( FHR BIONICS )
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 521 / XI / 1/1 3/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
UNIT TERKAIT 1. POLI HAMIL
2. KAMAR BERSALIN
3. RUANG NIFAS
33

PEMERIKSAAN PANGGUL LUAR


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 522 / XI / 1/1 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu pemeriksaan dengan cara pengukuran diameter panggul
dengan menggunakan jangka panggul dan pita pengukur.

TUJUAN Apakah persalinan nantinya dapat berlangsung dengan baik atau


tidak antara lain tergantung pada luasnya jalan lahir yang
terutama ditentukan oleh ukuran panggul.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan :
1. Tempat tidur yang lengkap
2. Jangka panggul
3. Pita pengukur

Pelaksanaan :
Ukuran panggul yang terpenting adalah :
1. Distanka spinarum
jarak antara spina iliata anteria superior kiri dan kanan ,N : 23
– 26 cm
2. Distantia crictarum
jarak yang terjauh antara crista iliata kanan dan kiri ( N : 26 –
29 cm )
3. Conjungcita externa
Jarak antara pinggir atau symphisis dan ujung procesusu
spinosusu ruas tulamg lumbal ke V ( N : 18 - 20 )
4. Ukuran lingkar panggul
34

PEMERIKSAAN PANGGUL LUAR


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 522 / XI / 1/1 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
dari pinggir atas symphisis ke pertengahan antara spina iliata
anterior superior dan brancater mayor sepihak dan kembali
melalui tempat-tempat yang sama dipihak yang lain ( N : 80 –
90 cm )

UNIT TERKAIT Poli hamil, Ruang VK


35

MEMBERIKAN INJEKSI TT PADA IBU HAMIL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 523 / XI / 1/1 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan memberikan kekebalan tubuh bagi ibu hamil ,
dengan jalan memberikan injeksi TT.
TUJUAN Memberikan injeksi TT pada ibu hamil bertujuan memberikan
kekebalan terhadap baksil tetanus pada ibu hamil dan janin yang
dikandungnya.
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR A. PERSIAPAN
Persiapan alat dan obat
1. Spuit 2 cc dalam bag instrumen
2. Kapas dan air DTT pada tempatnya
3. Bengkok
4. Vaksin Tetanus Toxoid dalam cold pack
5. Buku catatan
Persiapan pasien
Posisikan tidur miring / duduk
Persiapan petugas
Mencuci tangan dan memakai handscoon
A. PELAKSANAAN
1. Beritahu pasien
2. Baca etiket obat
3. Isi spuit 2 cc dengan vaksin TT 0.5 cc
4. Kembalikan Flacon sisa dalam cold pack
5. Atur posisi pasien buka pakaian pada tempat yang akan
diinjeksi
6. Disinfektan kulit yang akan diinjeksi
7. Memasukan obat secara IM pada bokong / paha, S.C pada

MEMBERIKAN INJEKSI TT PADA IBU HAMIL


36

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 523 / XI / 1/1 1/2
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
lengan atas
8. Dekontaminasi spuit dengan larutan desinfektan
9. Amati reaksi pasien
10. Cuci tangan
11. Dokumentasi

UNIT TERKAIT Poli hamil, Poli kandungan

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN USG


37

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 524 / XI / 1/1 1/2
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan pemeriksaan dengan alat khusus USG guna
membantu menegakkan diagnosa ( tindakan penunjang diagnosa )

TUJUAN Untuk menunjang diagnosa pelayanan medis Obstetri dan


Ginekologi

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR a. PERSIAPAN
1. Alat USG
2. Memberi penjelasan pada pasien

b. PELAKSANAAN
1. Perawat cuci tangan sebelum dan sesudah melaksanakan
tindakan
2. Mengatur posisi pasien
3. Memberi jelly pada perut yang akan diperiksa
4. Mengoperasikan Probe pada daerah yang diperiksa (oleh
dokter)
5. Membaca hasil USG oleh dokter
6. Bekas jelly dibersihkan dengan lap basah / tissue
7. Alat-alat dibereskan.

NB :
1. Pemeriksaan USG pada ibu yang hamil muda (hamil
Trimester I), satu/dua jam sebelum dilakukan pemeriksaan,
ibu di anjurkan minum air putih 500 cc.
2. USG T/V
 Dipakai Probo khusus
 Probo dibungkus kondum sekali pakai.
38

MELAKSANAKAN PEMERIKSAAN USG


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 524 / XI / 1/1 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
3. Bila menunggu pasien lebih dari ½ jam alat USG harus
dimatikan.
4. Alat USG harus selalu dalam kondisi freeze.
5. Bila lampu listrik mati mendadak stop kontak listrik alat USG
harus segera dicabut.

UNIT TERKAIT Poli hamil, Poli kandungan, VK , Seluruh Obsgyn


39

PEMERIKSAAN HB SAHLI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 525 / XI / 1/1 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Tindakan untuk mengetahui kadar Hb

TUJUAN Pemeriksaan Hb Sahli pada ibu hamil bertujuan sebagai data


penunjang Dx adanya anemia yang menyertai pada kehamilan

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR A. PERSIAPAN
Persiapan alat dan reagent
1. Hemoglobin meter sahli lengkap
2. Hcl 0.1 N
3. Aquadest
4. Kapas alkohol
5. Larutan chlorin 0.5 % dalam tempatnya
6. Lancet
7. Kapas kering
8. Bengkok
9. Sarung tangan

Persiapan pasien
Pasien duduk di kursi

Persiapan Petugas
1. Cuci tangan bersih dan dilap kering
2. Pakai sarung tangan

PEMERIKSAAN HB SAHLI
40

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 525 / XI / 1/1 2/2
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
B. PELAKSANAAN
1. Memberitahu pasien pemeriksaan yang akan dilakukan
2. Masukkan Hcl 0.1 N kedalam tabung sahli sampai dengan
angka 2
3. Ujung jari dibersihkan dengan kapas alkohol biarkan sampai
kering
4. Pegang bagian yang akan ditusuk supaya tidak bergerak
dan tekan sedikit supaya rasa nyeri berkurang.
5. Dengan memakai lancet steril, tusuk dengan cepat dengan
arah tegak lurus, jangan menekan-nekan jari untuk
mendapatkan cukup darah (darahakan bercampur cairan
jaringan sehingga mudah encer dan bisa menimbulkan
kesalahan.
6. Buang tetes darah pertama dengan kapas kering.
7. Isap 20 UI darah dengan pipet sahli, bersihkan darah yang
menempel pada bagian luar pipet.
8. Masukkan darah secara hati-hati kedalam tabung sahli yang
sudah berisi Hcl 0.1 N
9. Bilas darah dalam pipet dengan menghisap dan
mengeluarkan Hcl 0.1 N beberapa kali
10. Biarkan 4 menit ( 3-5 menit) agar haemoglobin berubah
menjadi asam hematin
11. Encerkan larutan dengan aquades tetes demi tetes sambil
dikocok tiap kali menambahkan aquades, sampai warna
larutan sama dengan warna standar (pembanding)
12. Bila sudah sama catat hasilnya
13. Beritahu hasilnya kepada pasien
14. Bersihkan dan rapikan alat

UNIT TERKAIT Poli hamil dan seluruh ruangan di S ub Dep Kebidanan dan
Kandungan.

PEMERIKSAAN REDUKSI URINE PADA IBU HAMIL


41

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 526 / XI / 1/1 1/2
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan pemeriksaan urine pada ibu hamil untuk
mengetahui ada tidaknya Diabetes Miletusyang menyertai
kehamilan.

TUJUAN Sebagai data penunjang adanya Dx penyakit diabetes mellitus yang


menyertai kehamilan

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR A. PERSIAPAN
Persiapan alat dan reagent
1. Fehling A dan fehling B
2. Tabung reaksi dan raknya
3. Pemegang tabung reaksi
4. Kertas saring dan corong
5. Lampu spiritus
6. Korek apai
7. Tabung ukur/spuit 3 buah (untuk mengambil fehling A, B dan
urine)
8. Larutan Chlorin 0.5% dalam ember/baskom

Persiapan Pasien
1. Pasien diminta kencing dan urine ditampung
2. Jelaskan tujuan pemeriksaan
3. Urine pada tempatnya diberi nama pasien

PEMERIKSAAN REDUKSI URINE PADA IBU HAMIL


42

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 526 / XI / 1/1 2/2
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Persiapan Petugas
1. Cuci tangan bersih dan dilap kering
2. Pakai sarung tangan

B. PELAKSANAAN
1. Urine terlebih dahulu disaring dengan kertas saring dengan
menggunakan corong kedalam tabung reaksi.
2. Dengan memakai spuit masukkan kedalam tabung reaksi 1
bag urine, 2 bag fehling A dan 2 bag fehling B (perbandingan
1:2:2)
3. Panaskan tabung reaksi yang berisi campuran (urine &
fehling A, B) dengan menggunakan penjepit + pemegang
tabung diatas lampu spiritus dipegang miring digoyang-
goyangkan agar panasnya merata tidak meluap keluar.
4. Setelah mendidih didiamkan sebentar, kemudian melihat
perubahan :
a. Biru / hijau jernih = -
b. Hijau agak kekuningan = +
c. Kuning kehijauan, ada endapan kuning = ++
d. Kuning kemerahan endapan kuning merah = +++
e. Merah jingga sampai merah bata = ++++
5. Tulis hasilnya
6. Beritahu hasilnya kepada pasien
7. Bersihkan dan rapikan alat
8. Masukkan sarung tangan kedalam larutan chlorin 0.5% dan
lepas dengan terbalik.
9. Cuci tangan dan dilap kering

UNIT TERKAIT Poli hamil, VK

PEMERIKSAAN ALBUMIN URINE PADA IBU HAMIL


43

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 527 / XI / 1/1 1/2
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan pemeriksaan urine pada ibu hamil untuk
mengetahui adanya protein dalam urine ibu hamil sebagai deteksi
dini adanya pre eklampsi yang menyertai kehamilan.

TUJUAN Pemeriksaan albumin urine pada ibu hamil bertujuan sebagai data
penunjang Dx pre eklampsia / exlampsia yang menyertai
kehamilan

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan
Persiapan alat :
1. asam asetat 6 % dan pipetnya
2. tabung reaksi dan raknya
3. pemegang tabung reaksi
4. kertas saring dan corong
5. lampu spiritus
6. larutan chlorine 0,5 % daalm tempatnya
7. korek api
8. sarung tangan
9. bengkok
10. gelas ukur / spuit
11. tempat sampah
Persiapan pasien :
1. pasien diminta kencing dan urine ditampung
2. jelaskan tujuan pemeriksaan
3. urine pada tempatnya diberi nama pasien
Persiapan petugas :
1. cuci tangan bersih dan di lap kering
2. pakai sarung tangan
44

PEMERIKSAAN ALBUMIN URINE PADA IBU HAMIL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 527 / XI / 1/1 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Pelaksanaan :
1. urine terlebih dahulu disaring dengan kertas saring dengan
menggunakan corong kedalam tabung reaksi
2. urine dituang kedalam 2 tabung reaksi masing-masing 5 cc
3. tabung I dipanaskan diatas lampu spiritus dengan posisi miring
dan digoyangkan sampai mendidih
4. perhatikan ada kekeruhan atau tidak & bandingkan dengan
tabung II
5. kemudian tetesi urine yang telah dipanaskan dengan asam
asetat 6% 3-5 tetes, kemudian panaskan kembali
6. amati apakah ada perubahan bila urine tetap jernih maka
hasilnya negatif, bila urine tetap keruh hasilnya positif
7. cara membaca hasil :
a. urine tidak keruh =-
b. urine keruh =+
c. kekeruhan mudah dilihat& ada endapan halus = ++
d. kekeruhan mudah dilihat endapan lebih jelas terlihat = +
++
e. urine sangat keruh disertai endapan menggumpal = ++++
8. tulis hasilnya & beritahu hasilnya kepada pasien

UNIT TERKAIT Poli hamil , VK

PELAKSANAAN SENAM HAMIL


45

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 528 / XI / 1/1 1/6
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Senam hamil adalah senam yang ditujukan kepada ibu dengan
kehamilan mulai usia minggu 22 – 35 sampai saat akan
melahirkan.

TUJUAN Membantu ibu mempersiapkan diri menghadapi persalinan dalam


menunjang kesehatan fisik ibu dan memberikan persiapan moral
serta memperlancar proses persalinan yang fisiologis.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1. Senam hamil dapat diikuti setelah usia kehamilan 22


minggu seizin dan sepengetahuan dokter yang merawat
selama kehamilan
2. Senam hamil merupakan bagian dari perawatan antenatal
3. Senam hamil dibagi menurut umur kehamilan yaitu :
a. Latihan untuk kehamilan minggu ke 22 – 25
b. Latihan untuk kehamilan minggu ke 26 – 30
c. Latihan untuk kehamilan minggu ke 31 – 34
d. Latihan untuk kehamilan minggu ke 35 sampai akan
melahirkan
Persiapan :
1. Ibu hamil datang ke poli hamil medik dengan membawa
rujukan dari poli hamil atau luar ( misal : PUSKESMAS, dokter
praktek, bidan )
2. Senam hamil dimulai, diiringi oleh musik senam hamil

Pelaksanaan :
1. Latihan untuk kehamilan minggu 22 – 25
Sikap tubuh sempurna :
46

PELAKSANAAN SENAM HAMIL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 528 / XI / 1/1 2/6
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Pandangan muka lurus kedepan, badan tegak, tarik otot dinding
perut ke dalam dan keatas, kedua tungkai lurus dan kedua lengan
lurus kesamping badan

Latihan pergerakan kaki:


a. Duduk tegak bersandar pada kedua lengan, kedua tungkai
diluruskan sedikit
b. Gerakan kaki kiri jauh kedepan dan kaki kanan jauh
kebelakang bergantian hingga 8 kali
c. Gerakan kaki kiri dan kaki kanan bersama-sama jauh kedepan
kemudian gerakan jauh kebelakang bersama-sama hingga 8
kali
d. Gerakan kaki kiri dan kaki kanan bersama-sama kekiri dan
kekanan hingga 8 kali
e. Gerakan kaki kiri dan kaki kanan bersama- sama kedalam
sampai ujung jari menyentuh lantai kemudian gerakan kedua
kaki tersebut keluar hingga 8 kali
f. Putar kedua kaki bersama-sama kekiri 4 kali kemudian ke
kanan 4 kali

Latihan otot dasar panggul:


a. Berbaring terlentang kedua lutut ditekuk , kedua lengan
disamping badan dan relaks
b. Angkat pinggang, tekan pinggang ke lantai sambil kempiskan
perut, kerutkan dubur kembali relaksa ulangi hingga 8 kali

Latihan pernafasan diafragma :


a. Berbaring terlentang kedua lutut ditekuk, letakan tangan kiri
diatas perut
b. Lakukan pernafasan diagfragma, tarik nafas melalui hidung tiup
napas melalui celah-celah bibir sambil kempiskan perut, ulangi
8 kali

Latihan relaksasi:
a. Berbaring miring ke kiri ( kearah punggung bayi ) lutut kanan
ditekuk ditekuk didepan lutut kiri ( ganjal dengan bantal )
lengan kanan ditekuk didepan dan lengan kiri dibelakang
badan. Dapat berbaring pada posisi yang dianggap enak oleh
ibu
b. Lemaskan seluruh tubuh, tenang, tutup mata dan berusaha
mengatasi suara dari luar selama 5 menit
47

PELAKSANAAN SENAM HAMIL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 528 / XI / 1/1 3/6
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
1. Latihan untuk kehamilan minggu 26 – 30
Sikap tubuh sempurna :
Pandangan muka lurus kedepan, badan tegak, tarik otot dinding
perut ke dalam dan ke atas kedua tangkai lurus dan kedua lengan
lurus disamping badan

Latihan pergerakan kaki :


a. Duduk tegak bersandar pada kedua lengan, kedua tungkai
diluruskan sedikit
b. Gerakan kaki kiri jauh kedepan dan kaki kanan jauh
kebelakang bergantian hingga 8 kali
c. Gerakan kaki kiri dan kaki kanan bersama-sama jauh kedepan
kemudian gerakan jauh kebelakang bersama-sama hingga 8
kali
d. Gerakan kaki kiri dan kaki kanan bersama-sama ke kiri dan ke
kanan hingga 8 kali
e. Gerakan kaki kiri dan kaki kanan bersama-sama ke kiri dan
kekanan hingga 8 kali
f. Putar kedua kaki bersama-sama kekiri 4 kali kemudian ke
kanan 4 kali

Latihan otot dasar panggul :


a. Berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk kedua lengan
disamping badan dan relaks
b. Angkat pinggang tekan pinggang ke lantai sambil kempiskan
perut, kerutkan dubur kembali relaks, ulangi 8 kali

Latihan pernapasan diafragma :


a. Berbaring terlentang , kedua lutut ditekuk, letakan tangan kiri
diatas perut
b. Lakukan pernafasan diafragma tarik nafas melalui hidung, tiup
nafas melaui celah-celah bibir sambil kempiskan perut, ulangi
8 kali

Latihan fleksibilitas sendi


a. Posisi awal merangkak
b. Tundukan kepala melihat ke arah vulva, angkat pinggang
sambil kempiskan perut dan dubur turunkan pinggang dengan
mengangkat kepala dan lemaskan otot dinding perut dan otot
dasar panggul, ulangi 8 kali
PELAKSANAAN SENAM HAMIL
48

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 528 / XI / 1/1 4/6
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
3. Latihan untuk kehamilan minggu 31 – 34
Sikap tubuh sempurna :
Pandangan muka lurus kedepan, badan tegak , tarik otot dinding
perut ke dalam dan keatas, kedua tungkai lurus dan kedua lengan
lurus kesamping badan.

Latihan pergerakan kaki :


a. Duduk tegak bersandar pada kedua lengan, kedua tungkai
diluruskan sedikit
b. Gerakan kaki kiri jauh kedepan dan kaki kanan jauh ke
belakang bergantian hingga 8 kali
c. Gerakan kaki kiri dan kaki kanan bersama – sama jauh
kedepan kemudian gerakan jauh kebelakang bersama-sama
hingga 8 kali
d. Gerakan kaki kiri dan kaki kanan bersama sama ke kiri dan
kekanan hingga 8 kali
e. Gerakan kaki kiri dan kaki kanan bersama-sama kedalamn
sampai ujung jari menyentuh lantai kemudian gerakan kedua
kai tersebut keluar hingga 8 kali
f. Putar kedua kaki bersama-sama kekiri 4 kali kemudian
kekanan 4 kali

Latihan otot dasar panggul :


a. Berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk, kedua lengan
disamping badan dan relaks
b. Angkat pinggang, tekan pinggang ke lantai sambil kempiskan
perut, kerutkan dubur kembali relaksa, ulangi hingga 8 kali

Latihan fleksibitas :
a. Berdiri tegak kedua kaki selebar bahu, kedua lengan disamping
badan dan rileks
b. Jongkok pelan-pelan, badan tetap tegak, berdiri kembalu
pelan-pelan ulangi hingga 8 kali

Latihan pernafasan diafragma cepat :


a. Berbaring terlentang, kedua lengan disamping badan, kedua
lutut ditekuk dan relaks
b. Lakukan pernafasan diafragma ( 26 – 28 menit ) ulangi hingga
8 kali, tarik nafas dalam diikuti pernafasan cepat 3 – 4 kali dan
seterusnya hingga 8 kali
PELAKSANAAN SENAM HAMIL
49

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 528 / XI / 1/1 5/6
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
2. Latihan untuk kehamilan lebih dari 35 minggu
Sikap tubuh sempurna :
Pandangan amuka lurus kedepan , badan tegak, tarik otot dinding
perut kedalam dan keatas kedua tungkai lurus dan kedua lengan
lurus kesamping badan.

Latihan pergerakan kaki :


a. Duduk tegak bersandar pada kedua lengan, kedua tungkai
diluruskan sedikit
b. Gerakan kaki kiri jauh kedepan dan kaki kanan jauh
kebelakang bergantian hingga 8 kali
c. Gerakan kaki kiri dan kaki kanan bersama-sama jauh kedepan
kemudian gerakan jauh kebelakang bersama-sama hingga 8
kali
Gerakan kaki kiri dan kaki kanan bersama-sama kekiri dan
kekanan hingga 8 kali
d. Gerakan kaki kiri dan kaki kanan bersama sama ke dalam
sampai ujung jari menyentuh lantai kemudian gerakan kedua
kaki tersebut keluar hingga 8 kali
e. Putar kedua kaki bersama-sama kekiri 4 kali kemudian ke
kanan 4 kali

Latihan otot dasar panggul :


a. Berbaring terlentang, kedua lutut ditekuk. Kedua lengan
disamping badan dan relaks
b. Angkat pinggang, tekan pinggang ke lantai sambil kempiskan
perut, kerutkan dubur kembali relaks, ulangi 8 kali

Latihan penguatan otot :


a. Berbaring terlentang kedua lengan disamping badan, kedua
lutut ditekuk
b. Angkat badan dengan mengangkat nahu, letakkan dagu diatas
dada dan lihat vulva, kembali ke posisi awal dan relaks ulangi 8
kali

Latihan pernafasan mengejan :


a. Berbaring terlentang, kedua lutut dipegang oleh kedua tangan
dan relaks
b. Buka mulut secukupnya, tarik nafas dalam semaksimal
mungkin kemudian tutpkan ,mulut bersamaan dengan
mengangkat badan seperti posisi pada gambar.
50

PELAKSANAAN SENAM HAMIL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 528 / XI / 1/1 6/6
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
c. Lalu mengejan seperti gerakan membuang air besar,
gerakanya ke bawah dan kedepan, setelah tidak dapat
menahan lelah, kembali ke posisi awal, ulangi hingga 3 – 4 kali
dengan interval 3 menit
Catatan :
Setelah paham dalam latihan ini, latihan 2 kali mengejan yaitu
pada saat tidak dapat menahan, segera membuka mulut kemudian
tarik napas sedalam mungkin dan megejan sepanjang mungkin
tetapi tetap dalam batas kemampuan ibu.

Latihan relaksasi :
a. Berbaring miring ke kiri ( kearah punggung bayi ), lutut kanan
ditekuk didepan lutut kiri ( ginjal dengan bantal ) lengan kanan
ditekuk didepan dan lengan kiri dibelakang badan. Dapat
berbaring pada posisi yang dianggap enak oleh ibu
b. Lemaskan seluruh tubuh, tenang, tutup mata dan berusaha
mengatasi suara dari luar selama 5 menit

Latihan pengaturan nafas :


a. Mengatasi nyeri sebagai tanda mulainya pembukaan leher
rahim. Pusatkan pikiran pada pernafasan perut : keluarkan
nafas melalui celah bibir atau dengan cara meniup dan
mengempiskan perut,tarik nafas melalui hidung ( saat nyeri
hilang tidur dalam posisi yang paling enak dan lakukan
penenangan.
b. Mengatasi nyeri yang bertambah dan semakin sering saat
pembukaan leher rahim mulai lengkap. Pusatkan pikiran pada
pernafasan dada cepat. Setelah pernafasan perut pelan
lakukan pernafasan dada yang makin lama makin cepat
c. Mengatasi usaha mengejan yang tidak boleh dilakukan oleh
karena rahim belum kencang meskipun pembukaan leher
rahim sudah lengkap. Pusatkan pikiran pada pernafasan
( pant-pant blow) seperti nafas anjing : setelah pernapasan
perut pelan lakukan pernafasan perut cepat 3 – 4 kali, tarik
nafas dalam, lakukan pernafasan perut, cepat lagi 3 – 4 kali
dan seterusnya
d. Pernafasan membantu mengeluarkan bayi, saat rahim kencang
dan pembukaan leher rahim lengkap. Pernapasan untuk
mengejan : buka mulut, tarik nafas dalam semaksimal tutup
mulut sambil mengangkat kepala dan bahu lalu mengejan
sekuat mungkin kembali ke posisi awal dan relaks.
51

PENYULUHAN IBU HAMIL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 529 / XI / 1/1 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Memberi pemahaman pada ibu agar ibu mengerti berbagai
masalah dalam kehamilan

TUJUAN Ibu dapat mengambil manfaat dari penyuluhan dan sebagai


tambahan informasi atau pengetahuan.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan :
1. leaflet
2. poster
3. alat peraga

Pelaksanaan :
Memberi penyuluhan tentang :
1. fisiologi laktasi
2. keuntungan pemberian ASI
3. keuntungan RG
4. cara menyusui yang baik dan benar
5. kerugian pemberian makanan
6. menunda pemberian makanan tambahan paling tidak untuk
> 6 bln
7. TT

Cara menyusui yang baik dan benar :


1. duduk dengansantai dan nyaman pada kursi yang mempunyai
sandaran punggung, gunakan bantal untuk mengganjal bokong
bayi
52

PENYULUHAN IBU HAMIL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 529 / XI / 1/1 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
1. mulai menyusui dari payudara kanan dengan meletakan bayi
pada siku kanan bagian dalam dengan posisi badan bayi
menghadap badan ibunya. Tangan kanan memegang bokong
dan paha bayi
2. sangga payudara kanan dengan tangan kiri tetapi tidak
dibagian yang hitam
3. sentuh mulut bayi dengan puting susu untuk memberi
rangsangan. Bila bayi mulai masukan seluruh puting susu
sebanyak mungkin sampai daerah hitam ( areola ) tertutup
4. dekap bayi hingga ujung hidung bayi menyentuh payudara,ibu
jari menekan sedikit payudara sehingga bayi dapat bernafas
5. setelah selesai menyusui kurang lebih 10 15 menit lepaskan
hisapan bayi dengan menekan dagunya atau memasukan jari
kelingking yang bersih ke sudut mulut bayi
6. sebelum dilanjutkan dengan menyusui pada payudara
lain,sendawakan dahulu bayi anda agar tidak muntah dengan
cara membuat posisi bayi menempel di pundak anda

Keuntungan ASI :
1. mudah dicerna
2. bersih
3. aman dari kuman
4. selalu siap disajikan
5. mengandung gizi atau zat pelindung yang dibutuhkan
6. terhindar dari kelebihan kalori
7. mendapat perasaan aman dalam dekapan ibu
8. memperkuat rahang dan merangsang pertumbuhan gigi
bayi tersebut
9. bayi yang mendapat ASI jarang mengalami mencret,diare /
alergi sembelit

UNIT TERKAIT Poli hamil, VK , Ruang nifas


53

ASUPAN GIZI IBU HAMIL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 530 / XI / 1/1 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Adalah nutrisi seimbang yang harus di konsumsi ibu hamil.

TUJUAN 1. Untuk meningkatkan kesehatan ibu dan janin


2. Untuk mencegah BBLR dan IUGR aspexia pada bayi
3. Untuk mencegah anemia / HPP partus lama pada ibu
4. Untuk persiapan produksi ASI
5. Untuk cadangan nutrisi setelah melahirkan

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1. Setiap hari kamis ibu mendapat penyuluhan tentang nutrisi ibu
hamil
2. Setiap ibu hamil ANC diberikan vitamin atau suplemen yang
diambilkan dari apotik
1. Setiap ibu hamil wajib mendapatkan penyuluhan tentang nutrisi
ibu hamil
2. Rumkital Dr. Ramelan tidak memberikan nutrisi tambahan
berupa makanan tetapi berupa suplemen atau vitamin

UNIT TERKAIT 1. Poli hamil


2. Apotik
3. Kamar bersalin
4. Ruang nifas
5. Ruang neonatus
54

KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT )


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 531 / XI / 1/1 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu kegiatan pelayanan kesehatan yang dilakukan oleh bidan /
perawat dan mahasiswa kesehatan untuk mengunjungi pasien
kerumahnya sebagai tindak lanjut pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan di RS Dr. Ramelan.
TUJUAN 1. Untuk mendapatkan penyembuhan yang optimal
2. Untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Kriteria yang harus di kunjungi :


1. Pasien hamil resiko tinggi
2. Pasien nifas yang post SC,post Pre eklampsi, Ruptur perineum
yang perlu pengawasan
3. Kunjungan rumah dilakukan sewaktu-waktu ada kasus yang
perlu dikunjungi

Persiapan :
1. Tensi meter, Termometer, Form kunjungan rumah / alat tulis
2. Daftar nama, alamat pasien yang di rujuk
3. Alat transportasi

Pelaksana :
1. Bidan / perawat / mahasiswa yang bertugas di poli hamil
maupun di ruang nifas
2. Petugas yang berdomisili dekat dengan daerah kunjungan

Waktu kunjungan :
1. Dilaksanakan dalam waktu satu bulan 2 x apabila ada kasus
yang perlu di kunjungi
2. Dilaksanakan esidentil bila ada kasus
55

KUNJUNGAN RUMAH ( HOME VISIT )


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 531 / XI / 1/1 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Pelaksanaan :
1. Bidan / perawat berangkat ke alamat yang sudah di tentukan
dalam daftar kunjungan
2. Melaksanakan anamnese sesuai form dan melakukan
pemeriksaan fisik
3. Memberikan KIE sesuai dengan keadaan pasien dan
lingkunganya
4. Hasil dilaporkan ke penanggung jawab sub PONEK
5. Setelah melaksanakan home visit petugas harap menulis pada
rekam medis ( paling lambat 14 hari setelah kunjungan )

UNIT TERKAIT Poli hamil dan Ruang nifas


56

PERSIAPAN SC ELEKTIF DI POLI HAMIL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 532 / XI / 1/1 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Sectio elektif adalah tindakan operasi kandungan yang
dipersiapkan lebih dahulu.

TUJUAN Pasien siap dalam mengahadapi rencana operasi baik fisik


maupaun mental.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Indikasi :
1. pasien denagn kehamilan CPD ( cephalo pelvic
disproportion )
2. pasien dengan kehamilan PPT ( plasenta previa totalis )
3. pasien dengan kehamilan kelainan letak

Persiapan :
1. dilakukan pada usia kehamilan 37 /38 minggu
2. periksa laborat lengkap : darah, urine, kimia klinik dan faal
haemostosis
3. hasil laborat selesai pasien konsul ke : poli jantung, inerne,
anestesi
4. cek kelengkapan file
5. lapor OKK, minta jadwal rencana operasi

Nasehat yang diberikan pada pasien :


1. makan makanan yang cukup gizi
2. istirahat cukup / mengurangi aktifitas
3. menjaga kondisi tubuh supaya selalu dalamkeadaan sehat
4. menyiapkan mental dengan cara berdoa

UNIT TERKAIT Poli Hamil , Poli Penyakit dalam, Poli Jantung, Poli Anastesi, OKK
57

PENANGGULANGAN KEHAMILAN ATERM DAN


PERSALINAN RESIKO TINGGI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 533 / XI / 1/1 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Upaya pertolongan persalinan resiko tinggi yang aman dan
nyaman.

TUJUAN Mencegah komplikasi persalinan baik maternal dan neonatal.


KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Setiap kehamilan aterm / persalinan resiko tinggi dilakukan :


1. Anamnesa dan pemeriksaan fisik ibuhamil/ bersalin
lengkap
2. Pemeriksaan laboratorium dasar : Hb, protein urine
pada kasus hipertensi dalam kehamilan
3. Laboratorium lengkap atas indikasi ( misalnya pre
eklampsia )
4. Kardiotografi ( admission test )
5. USG bila di perlukan misalnya curiga placenta previa,
keraguan kelainan letak, jumlah janin, DJJ, Evaluasi cairan
ketuban misal pada post term , KPP ( ketuban pecah prematur )
6. Monitoring tanda – tanda vital , tanda persalinan ,
DJJ, Bandle ring , tercatat sesuai partograf atau tiap 1 -3 jam
7. Konsultasi / rujukan internal sesuai indikasi
8. Lakukan dokumentasi / pencatatan dan pelaporan

SIKAP Kasus KRT selalu konsul dokter


PERAWAT
58

KAMAR BERSALIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 534 / XI / ................ 1/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI

PENGERTIAN Kamar yang digunakan untuk proses persalinan

Memberikan pelayanan perawatan kepada pasien yang akan


TUJUAN melahirkan serta memberikan rasa nyaman dan aman pada pasien
serta keluarganya. Sehingga pasien percaya diri untuk melahirkan
secara normal, selamat dan sehat.

1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


KEBIJAKAN PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

1. Mengacu pada “Rumkital Dr. Ramelan” sebagai Rumah Sakit


PROSEDUR
Rujukan TNI Wilayah Timur dipandang perlu untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya
pertolongan persalinan.
2. Rumkital Dr. Ramelan ikut melaksanakan program pemerintah
“Gerakan Sayang Ibu”, dimana persalinan dapat berlangsung
aman dan nyaman dengan melibatkan support psycologis
kepada pasien.
3. Tersedianya tenaga medis / tenaga bidan profesional yang
diberi wewenang dan ditugaskan di Kamar Bersalin.
4. Tersedianya sarana dan prasarana di Kamar Bersalin untuk
melaksanakan pertolongan persalinan antara lain :
a. Sarana :
- Partus Pak.
- Heacting Pak dan lampu periksa.
- Antibiotika
59

KAMAR BERSALIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 534 / XI / ................ 1/4
2/4
2012
RUMKITAL

- Obat Narcose : Lidocain.


- Obat uterotonika.
- Vacum set.
- Forcep set.
- Kelengkapan infus.
- Cardio Tonic.
- Anti Koagulan.
- Oxygen
- Perlengkapan bayi baru lahir.
- Ekplorasi set.
- Tempat Tidur / meja kebidanan.
b. Fasilitas Khusus
- TV
- AC
- Pasien boleh ditunggu oleh suami /orang tua pasien/
sahabat dekat pasien
- Personil Bidan
- Kamar Mandi
c. Kriteria Pasien Kamar Bersalin
- Istri dari anggota dengan pangkat Klasi Satu sampai
dengan Mayor atau yang bersangkutan adalah anggota
TNI dengan pangkat setingkat.
- Semua pasien PC yang menghendaki mempergunakan
Kamar Bersalin dengan tarip yang sudah ditentukan.
Tarif :
 Kelas II
Kamar + Bidan Rp. 375.000,9 November 2012/hari,
(sewa kamar bersalin Rp. 225.000,9 November
2012/hari + jasa bidan Rp. 150.000,9 3/4 November
2012/hari) tarip ini diluar jasa tindakan dokter, harga
obat dan material.

 Kelas III
60

KAMAR BERSALIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 534 / XI / ................ 1/4
2012
RUMKITAL
Kamar + Bidan Rp. 350.000,9 November 2012/hari,
(sewa kamar bersalin Rp. 200.000,9 November
2012/hari + jasa bidan Rp. 150.000,9 November
2012/hari) tarip ini diluar jasa tindakan dokter, harga
obat dan material.
1. Prosedur :
1. Petugas
Petugas yang sedang dinas di Kamar Bersalin harus :
1) Mengganti baju dengan baju khusus Kamar Bersalin.
2) Memakai alas kaki khusus yang tersedia.
3) Memakai tutup kepala.
2. Peralatan
1) Memakai baju khusus kamar bersaliln.
2) Memakai alas kaki khusus yang tersedia.
3) Memakai tutup kepala.
2. KebersihanKamar Bersalin
1) Harus selalu dibersihkan dengan desinfektan setiap kali
habis menolong persalinan.
2) Kamar bersalin khusus harus dibersihkan pagi dan sore.
3) Satu minggu 1x dibersihkan secara umum / UV kalau
perlu.
3. Pasien Masuk Kamar Bersalin
1. Px. Datang harus membawa surat pengantar dari dokter
(Px. Pribadi) melalui unit pelayanan kebidanan / poli
hamil lengkap dengan catatan medik.
4/4
2. Px. Pribadi dokter dengan membawa surat pernyataan
dokter yang bersangkutan selanjutnya keluarga pasien
mengurus file sesuai dengan prosedur administrasi
Rumah Sakit.
3. Bidan yang bertugas di Kamar Bersalin melaksanakan
61

KAMAR BERSALIN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 534 / XI / ................ 1/4
2012
RUMKITAL
perlengkapan / asuhan kebidanan sesuai dengan protap
Kamar Bersalin Nomor . SOP/LL9 November
201210/VI/OG
62

KAMAR BERSALIN KHUSUS / VIP


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 535 / XI / ................ 1/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Ruangan dalam kamar barsalin yang digunakan untuk pasien
khusus kelas I Utama dan pasien anggota dengan pangkat letnan
kolonel ke atas
TUJUAN Memberikan pelayanan perawatan kepada pasien yang akan
melahirkan serta memberikan rasa nyaman dan aman pada pasien
serta keluarganya. Sehingga pasien percaya diri untuk melahirkan
secara normal, selamat dan sehat.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1. Mengacu pada “Rumkital Dr. Ramelan” sebagai Rumah Sakit


Rujukan TNI Wilayah Timur dipandang perlu untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan kesehatan khususnya
pertolongan persalinan.
2. Rumkital Dr. Ramelan ikut melaksanakan program pemerintah
“Gerakan Sayang Ibu”, dimana persalinan dapat berlangsung
aman dan nyaman dengan melibatkan support psycologis
kepada pasien.
3. Tersedianya tenaga medis / tenaga bidan profesional yang
diberi wewenang dan ditugaskan di Kamar Bersalin Khusus.
4. Tersedianya sarana dan prasarana di Kamar Bersalin Khusus
2/3lain :
untuk melaksanakan pertolongan persalinan antara
4.1. Sarana :
- Partus Pak.
- Heacting Pak dan lampu periksa.
- Antibiotika
63

KAMAR BERSALIN KHUSUS / VIP 2/4


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 535 / XI / ................ 1/4
2012
RUMKITAL
- Obat Narcose : Valium,pethidin, lidocain.
- Obat uterotonika.
- Vacum set.
- Forcep set.
- Kelengkapan infus.
- Cardio Tonic.
- Anti Koagulan.
- Oxygen
- Perlengkapan bayi baru lahir.
- Ekplorasi set.
- Tempat Tidur / meja kebidanan.
4.2. Fasilitas Khusus
- TV
- AC
- Lemari Es
- Sofa Tunggu untuk keluarga pasien (yang boleh
menunggu adalah suami /orang tua pasien/ sahabat
dekat pasien).
- Personil Bidan Khusus
- Kamar Mandi tersendiri.
4.3. Kriteria Pasien Kamar Bersalin Khusus.
- Istri dari anggota dengan pangkat Letkol keatas atau
yang bersangkutan adalah anggota TNI dengan pangkat
setingkat.
- Anggota / pejabat yang mendapat kebijaksanaan
oleh Kepala Rumkital Dr. Ramalam.
- Semua pasien PC yang menghendaki
mempergunakan Kamar Bersalin Khusus dengan tarip
yang sudah ditentukan.
Tarif :
Kamar + Bidan Rp. 400.000/hari, (sewa kamar bersalin
Rp. 250.000,9 November 2012/hari + jasa bidan Rp.
150.000,9 November 2012/hari) tarip ini diluar jasa
tindakan dokter, harga obat dan material.
64
3/4

KAMAR BERSALIN KHUSUS / VIP


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 535 / XI / ................ 1/4
2012
RUMKITAL
5. Prosedur :
a. Petugas
Petugas yang sedang dinas di Kamar Bersalin Khusus
harus
1) Mengganti baju dengan baju khusus
Kamar Bersalin.
2) Memakai alas kaki khusus yang
tersedia.
3) Memakai tutup kapala.
b. Peralatan
1) Memakai baju khusus kamar bersaliln.
2) Memakai alas kaki khusus yang tersedia.
3) Memakai tutup kepala.
6. Kebersihan Kamar Bersalin Khusus / VIP
a. Harus selalu dibersihkan dengan desinfektan setiap kali
habis menolong persalinan.
b. Kamar bersalin khusus harus dibersihkan pagi dan sore.
c. Satu minggu 1x dibersihkan secara umum / UV kalau
perlu.
7. Pasien Masuk Kamar Baersalin Khusus / VIP
a. Px. Datang harus membawa surat pengantar dari dokter
(Px. Pribadi) melalui unit pelayanan kebidanan / poli
hamil lengkap dengan catatan medik.
b. Px. Pribadi dokter dengan membawa surat prnyataan
dokter yang bersangkutan selanjutnya keluarga pasien
mengurus file sesuai dengan prosedur administrasi
Rumah Sakit.
c. Bidan yang bertugas di Kamar Bersalin khusus
melaksanakan perlengkapan / asuhan kebidanan sesuai
65

4/4
KAMAR BERSALIN KHUSUS / VIP
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 535 / XI / ................ 1/4
2012
RUMKITAL
dengan protap Kamar Bersalin Nomor . SOP/LL9
November 201210/VI/OG
66

PENYELENGGARAAN PONEK 24 JAM


No. Dokumen No revisi Halaman
SPO / 536 / XI / ................... 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
11 November 2012
PROSEDUR
TETAP Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN PONEK merupakan pelayanan obstetri neonatal emergensi
komprehensif yang meliputi penanganan persalinan dan penyulitnya
serta neonatus emergensi yang terpadu dan kontinu dalam 24 jam
TUJUAN Memberikan pedoman supaya petugas dapat melaksanakan PONEK
24 jam
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X /
2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Penyelenggaraan PONEK 24 jam meliputi :


1. Obstetri
a. Kasus Preeklamsi, perdarahan, keguguran, SC, infeksi
b. Menggunakan buku acuan paket pelatihan Pelayanan
Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif
c. Pelayanan PONEK 24 jam dilakukan di IGD, Kamar bersalin,
dan Kamar Operasi
2. Neonatus
a. Kasus neonatus kurang bulan, pertumbuhan janin terhambat,
infeksi, ASI, kontak kulit, pemberian asupan cairan dan
elektrolit, syok, hipoglikemia, hiperbilirubinemia, hematologis,
sepsis, gawat nafas, kelainan jantung, kejang, trauma lahir
dan bawaan.
b. Menggunakan buku acuan pelatihan PONEK
c. Pelayanan PONEK 24 jam dilakukan di IGD dan NICU
d. Di nicu IGD dilakukan resusitasi, stabilisasi, dan penanganan
kegawatan, dan ventilasi mekanik bila diperlukan

SIKAP 1. Bersikap sopan dan penuh perhatian


PERAWAT 2. Menjaga privasi pasien
3. Menjaga keseterilan alat
4. Memperhatikan ku pasien
67

PENYELENGGARAAN PONEK 24 JAM


No. Dokumen No revisi Halaman
SPO / 536 / XI / ................... 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Kamar Bersalin
3. NICU

4. Kamar Operasi
68

TATALAKSANA KEGAWATDARURATAN IBU DAN BAYI DI IGD


No. Dokumen No revisi Halaman
SPO / 537 / XI / ................... 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
11 November 2012
PROSEDUR
TETAP Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Tatalaksana kegawatdaruratan pada ibu dan bayi yang dilakukan di
IGD sebelum dipindah ke ruangan
TUJUAN Untuk mengatasi kegawatdaruratan pada ibu dan bayi secara cepat,
tepat, dan akurat
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X /
2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1. Obstetri
a. Melalui triage IGD  pemeriksaan dokter IGD
b. Tindakan pertolongan partus dilakukan di Kamar Bersalin
c. Bila pasien sudah dalam keadaan “crowning”, pertolongan
dilaksanakan oleh dokter jaga IGD
d. Bila pasien belum dalam keadaan “crowning”,Perawat IGD
telepon dokter jaga obsgyn/bidan jaga Kamar Bersalin untuk
mengirim pasien ke Kamar Bersalin
e. Tindakan SC dilakukan di OK sentral
f. Pasien dengan :
1) Kasus HPP  resusitasi syok hipovolemik di IGD 
tindakan definitif di Kamar Bersalin
2) Kasus Eklamsia  asesmen oleh dokter IGD, konsul
Spesialis Kebidanan/dokter jaga/PPDS untuk dilakukan
tindakan di IGD
3) Kasus APB  asesmen oleh dokter IGD, resusitasi syok
hipovolemik di IGD  konsul Spesialis Kebidanan/PPDS
di Kamar Bersalin
4) Kasus KET  asesmen oleh dokter IGD, resusitasi syok
hipovolemik di IGD  konsul Spesialis Kebidanan/PPDS
di Kamar Bersalin

2. Neonatus
a. Dokter jaga IGD memberitahu ruangan bahwa akan ada
masuk bayi dari luar ke ruang NICU
69

TATALAKSANA KEGAWATDARURATAN IBU 2/2


DAN BAYI DI IGD
No. Dokumen No revisi Halaman
SPO / 537 / XI / ................... 1/2
2012
RUMKITAL b. Personil yang mengantar pasien minimal 1 orang dan
harus terlatih. Dokter, perawat, dan atau petugas ambulan
c. Bayi dibawa dengan menggunakan Oksigen, dan
penghangat (selimut/baby term)
d. Persiapan pasien sebelum transportasi, sedapat mungkin
kondisi stabil, kecuali pasien memerlukan intervensi
segera ke NICU
e. Jalan nafas pasien harus aman, sendiri atau dengan
intubasi dan bantuan ventilasi manual / mekanik. Pasien
harus dalam keadaan terjamin selama perjalanan ke ruang
NICU
f. Selama transportasi terapi, monitoring dan dokumentasi
harus terus dilakukan
g. Serah terima tentang kondisi pasien, terapi yang telah dan
sedang dilakukan dokumen resume rekam medik diserah
terimakan pada petugas NICU
h. Untuk selanjutnya perawat NICU melakukan tindakan
sesuai prosedur dan mengkonsulkan ke dokter yang
merawat.

SIKAP 1. Bersikap sopan dan penuh perhatian


PERAWAT 2. Menjaga privasi pasien
3. Menjaga keseterilan alat
4. Memperhatikan ku pasien
UNIT TERKAIT 1. IGD
2. Kamar Bersalin
3. NICU

4. Kamar Operasi
70

EPISIOTOMY
No. Dokumen No revisi Halaman
SPO / 538 / XI / ................... 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
11 November 2012
PROSEDUR
TETAP Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Penyayatan mulus serambi kemaluan (perinium) untuk memudahkan
kelahiran bayi (kamus kedokteran 2000)

TUJUAN 1. Untuk melebarkan jalan lahir bila diperlukan


2. Untuk mencegah robekan perineum secara total

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X /
2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan :
1. Sarung tangan steril 1 pasang
2. Gunting episiotomy steril
3. Kasa steril
4. Lidocain HCL 1%
5. Spuit 5 cc
6. Inform consent pasien
7. Larutan klorin 0,5%
8. Betadine 12%

Pelaksanaan :
1. Anestesi local
a. Jelaskan pada ibu tentang apa yang akan dilakukan dan
bantulah agar ibu merasa tenang
b. Pakailah sarung tangan, berikan antiseptic dengan betadine
dalam kasa steril.
c. Ambilah spuit 5 cc kemudian isi spuit dengan bahan

d. anesthesia (lidocain Hcl 1 %)


e. Letakan 2 jari (telunjuk dan jari tengah) diantara kepala janin
dan perineum untuk melindungi kepala bayi.
f. Tusukkan jarum tepat dibawah kulit perineum pada daerah
komisura posterior (fourchette) yaitu bagian sudut bawah
71

EPISIOTOMY 2/2

No. Dokumen No revisi Halaman


SPO / 538 / XI / ................... 1/2
2012
RUMKITAL vulva.
g. Arahkan jarum dengan membuat sudut 450 ke sebelah kiri atau
kanan garis tengah perineum. Lakukan aspirasi untuk
memastikan bahwa ujung jarum tidak memasuki pembuluh
darah sambil menarik mundur untuk mencegah akumulasi
bahan anesthesia hanya pada satu tempat.
h. Tunggu 19 November 20122 menit agar efek anesthesia
bekerja maksimal sebelum dilakukan episiotomy.

2. Tindakan episiotomy
a. Pegang gunting episiotomy dengan tangan episiotomy dengan
tangan kanan.
b. Letakkan jari telunjuk dan jari tengah (tangan kiri) diantara
kepala bayi dan perineum searah dengan rencana sayatan.
c. Jangan lakukan episiotomy terlalu dini, waktu yang paling
tepat adalah ketika perineum tipis dan pucat, kelapa crouning.
d. Tunggu fase acne (puncak his) kemudian selipkan gunting
dalam keadaan terbuka diantara jari telunjuk dan jari tengah
(tangan kiri)
e. Gunting perineum dimulai dari fourchet 45 0 ke kiri atau
kekanan
f. Lanjutkan pimpinan persalinan
g. Jika kepala janin tidak lahir dengan segera, tekan luka
episiotomy dengan kasa steril diantara his untuk mengurangi
perdarahan.

SIKAP 5. Bersikap sopan dan penuh perhatian


PERAWAT 6. Menjaga privasi pasien
7. Menjaga keseterilan alat
8. Memperhatikan ku pasien

UNIT TERKAIT 1. Ruang kamar bersalin


2. Ruang perawatan post partum
3. Poli nifas
72

AMNIOTOMY
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 539 / XI ................ 1/2
RUMKITAL / 2012
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
TETAP Karumkital dr. Ramelan,
11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Tindakan untuk membuka selaput amnion dengan jalan membuat
robekan kecil yang kemudian akan melebar secara spontan akibat
gaya berat cairan dan adanya tekanan di dalam rongga amnion
(Sarwono Prawirohardjo, 2001)

TUJUAN Untuk memecah selaput ketuban bila belum pecah dan servix telah
membuka lengkap/sepenuhnya (10 cm)

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X /
2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan :

1. Setengah klem kocher atau klem Kelly


2. Sarung tangan steril 1 pasang
3. Larutkan klorin 0,5% dalam tempatnya
4. Nierbekken (bengkok)

Pelaksanaan :

1. Jelaskan pada ibu tentang apa yang akan dilakukan.


2. Atur posisi ibu menjadi posisi litotomi
3. Pakailah sarugn tangan
4. Lakukan vulva hygiense sebelum melakukan pemeriksaan dalam
(VT)
5. Lakukan pemeriksaan dalam (VT) untuk memastikan kepala
sudah masuk, pembukaan sudah lengkap dan selaput ketuban
belum pecah serta tidak teraba bagian kecil janin atau tali pusat.
6. Pegang dengan hati9 November 2012hati ½ kocher dari wadah
dengan tangan kiri (tanpa sarung tangan) kemudian masukkan
dengan bimbingan telunjuk dan jari tengah tangan kanan
(bersarung tangan) hingga menyentuh selaput ketuban.
73

AMNIOTOMY 2/2
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 539 / XI ................ 1/2
RUMKITAL / 2012
7. Saat harus berkurang kekuatannya, gerakkan ujung jari tangan
kanan membimbing ujung9 November 2012ujung ½ kocher
mengores selaput ketuban 19 November 20122 cm hingga
ketuban pecah, perhatikan cairan yang keluar jumlahnya, warna,
dan baunya.
8. Keluarkan ½ kocher dari vagina ibu dengan tangan kiri, masukkan
ke dalam bengkok berisi larutan klorin 0,5%.
9. Pertahankan jari9 November 2012jari tangan kanan tetap dalam
vagina untuk menyakinkan kepala turun dan tidak teraba tali pusat
setelah ketuban dipecahkan.
10. Keluarkan jari tangan kanan dari vagina.
11. Cuci dan lepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik, lalu
rendam dalam larutan klorin 0,5%.
12. Periksa kembali denyut jantung janin.

SIKAP 1. Bersikap sopan dan penuh perhatian


PERAWAT 2. Menjaga privasi pasien
3. Menjaga keseterilan alat.
4. Memperhatikan jenis cairan ketuban (warna, bau)
5. Memperhatikan ku ibu dan janin.

UNIT TERKAIT 1. Ruang bayi (DIII)


2. OKK
3. Ruang nifas
74

PENATALAKSANAAN KALA I
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 540 / XI ................ 1/3
/ 2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
11 November 2012
PROSEDUR
TETAP Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN 1. Persalinan normal adalah persalinan yang dimkulai secara
spontan beresiko rendah pada awal persalinan dan tetap
demikian selama proses persalinan dan bayi dilahirkan secara
spontan dalam presentasi belakang kepala pada usia
kehamilan 379 November 201242 minggu (WHO, 1998)
2. Persalinan normal adalah proses pengeluaran bayi dengan
usia kehamilan cukup bulan, letak memanjang / sejajar sumbu
badan ibu presentasi belakang kepala. Keseimbangan
diameter kepala bayi dan panggul ibu, serta dengan tenaga
ibu sendiri (Sarwono Prawirohardjo, 2001)

TUJUAN Tercapainya kelangsungan hidup dan kesehatan yang tinggi bagi


ibu serta bayinya.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1. Pasien / ibu


a. Berilah dukungan moril agar ibu tidak takut dalam
menghadapi proses persalinan.
b. Biarkan ibu memilih posisi yang sesuai untuk meneran
c. Ajarkan pada ibu cara untuk meneran
d. Biarkan ibu beristirahat diantara his dan berikan minum jika
ibu menginginkannya.
e. Pengosongan kandung kemih.
2. Persiapan alat dan obat
a. Partus set (2 buah klem kocher atau Kelly, gunting
tali pusat pengikat tali puat DTT, kateter nelaton, gunting
episiotomy, klem ½ kocher atau Kelly, kain kasa DTT, 2
pasang handchoen.
75

PENATALAKSANAAN KALA I
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 540 / XI ................ 2/3
/ 2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya

b. Kateter penghisap lender de lee


c. Spuit 2 ½ atau 3 ml, spuit 5 cc 1 bh
d. Oksitosin 1 ou, lidocain 2%
e. Celemek (pelindung badan) dari bahan plastic
f. Doek steril 1 buah
g. Kantong plastic
h. Lampu sorot
i. Bak berisi larutan clorin 0,5%
j. Hechting set (gunting benang 1 buah, nald foeder 1 bh,
pincet anatomi 1 buah, pincet chinurchi 1 bh, jarum otot 1
bh, jarum kulit 1 bh, bola tampon, kasa secukupnya, doek
steril, handschoen 1 pasang.
k. Benang otot (chromic), benang kulit zide)

3. Penolong
a. Memakai celemek plastic
b. Pastikan lengan dan tangan tidak memakai perhiasan.
c. Cuci tangan dengan sabun dan bilas dengan air mengalir
selama + 15 detik.
d. Keringkan tangan dengan kain / handuk bersih dan kering.

4. Lingkungan
a. Tempat tidur yang bersih.

Pelaksanaan :
Penerangan yang cukup (baik melalui jendela/lampu dilangit
kamar).
Patograf merupakan alat untuk mencatat informasi yang
didaarkan pada observasi dan pemeriksaan fisik ibu selama
proses persalinan serta alat utama dalam mengambil kepututsan
khususnya pada kala I yang mencakup :
1. Kemajuan persalinan :
a. Pembukaan serviks
b. Turunnya bagian terbawah dari kepala janin
c. Kontraksi uterus
76

PENATALAKSANAAN KALA I
No. No Revisi Halaman
Dokumen ................ 3/3
SPO / 540 /
RUMKITAL
XI / 2012
Dr. Ramelan
Surabaya
2. Kondisi janin :
a. Denyut jantung janin
b. Warna dan volume air ketuban
c. Moulase kepala janin
3. Kondisi ibu
a. Tekanan darah, nadi, dan suhu badan
b. Volume urin
c. Obat dan cairan.

SIKAP 1. Memberitahukan kepada pasien bahwa sudah ada tanda9


PERAWAT November 2012tanda inpartu
2. Memberi KIE :
a. Bila ada his nafas panjang
b. Tidak boleh mengejan sebelum waktunya melahirkan /
dipimpin
c. Tidak boleh turun bila ketuban sudah pecah atau his sudah
sering/adekuat
d. Suami/keluarga boleh masuk secara bergantian bila
sewaktu9 November 2012waktu dibutuhkan.
3. Membantu segala kebutuhan pasien :
a. Memberi makan / minum
b. Memandikan pasien
c. Bab / Bak bila dibutuhkan
d. Mengganti kain / baju yang kotor ataupun kena ketuban
4. Mengobservasi TTV + CHPB + keluhan pasien
5. Kolaborasi dengan dokter jaga / supervisor
6. Dokumentasi atau pencatatan dan pelaporan.
77

PENATALAKSANAAN KALA II
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 541 / XI / ................ 1/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan untuk menolong lahirnya bayi dengan cara
memimpin dan menuntun ibu untuk mempersiapkan persalinan
yang normal sesuai dengan tanda-tanda kala II

TUJUAN Melahirkan bayi secara normal / fisiologis

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1) Mengamati adanya tanda persalinan kala II :


- ibu merasa dorongan kuat untuk meneran
- perineum menonjol
- vulva dan anus membuka
- tanda show
2) Pastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan bahan dan
obat9 November 2012obatan siap digunakan, mematahkan
ampul oksitosin 10 iu dan menempatkan tabung suntik steril
sekali pakai kedalam partus pak
3) Mengenakan celemik plastik yang bersih
4) Mencuci tangan dengan sabun di air yang mengalir dan
mengeringkan tangan dengan handuk DTT satu kali pakai
5) Tangan kanan memakai sarung tangan DTT
6) Menghisap oksitosin 10 iu dalam tabung suntik dan meletakan
kedalam bak instrumen
7) Tangan kiri memakai sarung tangan DTT dan membersihkan
valua dan perineum
8) Melakukan pemeriksaan dalam,bila selaput ketuban belum
pecah ( pembukaan lengkap ) lakukan amniolomy
9) dekontaminasi sarung tangan ke dalam klorin 0,5% lepas
secara terbalik
10) Memeriksa DJJ
78

PENATALAKSANAAN KALA II
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 541 / XI / ................ 2/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
11) Memberitahu ibu bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik
12) Atur posisi ibu sesuai dengan keinginan ibu
13) jika kepala bayi telah terlihat di vulva 5,6 cm letakkan handuk
bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan bayi
14) meletakkan kain bersih di lipat sepertiga bagian dibawah
bokong ibu
15) Membuka partus set
16) Memakai sarung tangan DTT atau steri pada kedua tangan
17) Melakukan pimpinan meneran saat ibu mepunyai dorongan
yang kuat untuk meneran seputi :
18) Mendukung usaha ibu untuk meneran
19) Memimpin ibu untuk meneran pada saat timbulnya his yang
disesuaikan dengan kecepatan lahirnay kepala
20) Memberi kesempatan istirahat disaat tidak ada his
21) Memberi minum pada saat ibu istirahat
22) Memeriksa DJJ saat kontaraksi leterus selesai / saat relaksasi
23) Saat kepala bayi terlihat di vulva 5 – 6 cm lindungi perineum
dengan satu tangan yang di lapisi kain ( stinen ) meletakan
tangan yang lain di kepala bayi dan lakukan tekanan yang
lembut dan tidak menghambat kepala bayi,membiarkan
kepala bayi keluar perlahan9 November 2012lahan.
Menganjurkan ibu untuk meneran perlahan9 November
2012lahan atau bernafas cepat saat kepala lahir.
24) Dengan lembut mengusap muka,hidung dan mulut dengan
kain atau kasa yang bersih
25) Memeriksa lilitan tali pusat
26) Menuggu hingga kepala bayi melakukan putar paksi luar
secara spontan
27) Setelah kepala melakukan putar paksi luar temaptkan kedua
tangan di masing 9 November 2012 masing sisi muka bayi,
menganjurkan ibu untuk meneran saat kontraksi berikutnya
dengn lembut menariknya ke bawah dan kearah luar hingga
bahu anterior di bawah arkus pubis dan kemudian dengan
lembut menarik kearah atas dan kearah luar untuk meahirkan
bahu posterior
28) Setelah kedua bahu dilahirkan,menelusurkan tangan mulai
kepala bayi yang ada di bagian bawah ke arah perineum
membiarkan bahu dan lengan bayi saat melewati perineum
gunakan lengan bagian bawah untuk menyanggah tubuh bayi
79

PENATALAKSANAAN KALA II
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 541 / XI / 2012 ................ 3/3

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Saat dilahirkan, menggunakan tangan anterior untuk
mengendalikan siku dan tangan anterior bayi saat
keduanya lahir.
29) Setelah tubuh dan lengan lahir,lengan bagian atas
menelusuri dari punggung kearah kaki bayi untuk
menyangganya saat punggung dan kaki lahir, memegang
kedua mata kaki bayi dan dengan hati9 November 2012hati
membnatu kelahiran bayi
30) Menilai bayi dengan cepat,letakan bayi diatas perut ibu
dengan posisi kepala bayi sedikit lebih rendah dari pada
tubuhnya
31) Segera mengeringkan bayi, mmebungkus kepala dan
badan bayi kecuali bagian pusat
32) Menjepit tali pusat menggunakan klem ± 3 cm dari pusat
bayi melakukan urutan pada tali pusat mulai dari klem
learah ibu dan memotong klem kedua ± 2 cm dari klem
pertama
33) Memegang tali pusat dengan satu tangan melindungi bayi
dari guntin dan memotong tali pusat diantara dua klem
tersebut
34) Mengganti handuk basah dan menyelimuti bayi dengan
kain atau selimut yang bersih dan kering. Menutupi bagian
kepala , membiarkan tali pusat terbuka jika bayi mengalami
kesulitan bernafas ambil tindakan yang sesuai
35) Melakukan inisiasi menyusui dini,bayi ditengkurapkan di
dada ibu biarkan bayi mencari sendiri puting ibu sampai
bayi dapat menyusui
80

PENATALAKSANAAN KALA III


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 542 / XI / ................ 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Adalah Kala pelepasan / pengeluaran uri ( plasenta )

TUJUAN Suatu usaha / proses mengeluarkan plasenta dari dalam uterus


melalui vagina secara spontan.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Pelaksanaan :
1. Memeriksa fundus uteri untuk memastikan kehamilan tunggal
2. Memberitahu ibu akan di suntik
3. Menyuntikan oksitosin 10 u secara IM pada bagian luar paha
1/3 atas setelah melakukan aspirasi terlebih dahulu untuk
memastikan bahwa ujung jarum tidak mengenai pembuluh
darah
4. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak ± 5 cm dari
vulva
5. Meletakan tangan kiri diatas simfisis menahan bagian bawah
uterus sementara tangan kanan memegang tali pusat
menggunakan klem dengan jarak ± 5 am dari vulva
6. Saat uterus berkontraksi, menegangkan tali pusat dengan
tangan kanan sementara tangan kiri menekan uterus dengan
hati9 November 2012hati kearah dorso carnial. ( Bila uterus
tidak segera kontraksi, minta ibu untuk melakukan stimulasi
pada putting susu dan terus lakukan masase pada fundus
uteri )
7. Jika dengan penegangan tali pusat terkendali terlihat
bertambah panjang dan terasa adanya pelepasan plasenta,
maka tangan kanan menarik tali pusat kearah bawah kemudian
ke atas sesuai dengan kurve jalan lahir hingga plasenta tampak
pada vulva
81

PENATALAKSANAAN KALA III


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 542 / XI / ................ 2/2
2012
RUMKITAL
Dr.Ramelan
Surabaya
8. Setelah plasenta tampak pada vulva, teruskan melahirkan
plasenta dengan hati9 November 2012hati. Bila perlu pegang
plasenta dengan kedua tangan dan lakukan putaran searah
jarum jam untuk membantu pengeluaran plasenta dan
mencegah robeknya selaput ketuban
9. Segera setelah plasenta lahir, lakukan masase pada fundus
uteri ( dengan menggosok fundus secara sirkuler
menggunakan bagian palmas 4 jari tangan kiri hingga kontraksi
uterus baik )
10.Periksa bagian maternal dan feotal plasenta dengan tangan
kanan untuk memastikan kelengkapan
1. Memeriksa apakah ada robekan pada introitus vagina dan
perineum yang menimbulkan perdarahan aktif

SIKAP 1. Memberitahukan kepada pasien bahwa plasenta akan


PERAWAT dilahirkan
2. Memberi KIE :
- bila ada his nafas panjang
- tidak boleh mengejan sewaktu placenta dilahirkan
- biasanya disertai keluar darah agak banyak setelah
plasenta dilahirkan
- memberi tahu petugas bila ada keluhan
3. Tempat placenta ( kendil ) disiapkan
4. Mengobservasi TTV + keluhan pasien + perdarahan dan
tinggi fundus uteri atau kontraksi uterus
5. Membereskan dan membersihkan pasien
82

PENATALAKSANAAN KALA IV
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 543 / XI / ................ 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Adalah kala observasi

TUJUAN Untuk melakukan observasi karena perdarahan post partum paling


sering terjadi pada 2 jam pertama.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan :
1. Celemek dan sarung tangan steril
2. Heating pack steril
3. Bak savlon
4. Obat utero tonika ( pitogin / methergin )
5. Lidocain
6. Spuit 3 cc / 5 cc
7. Lampu untuk penerangan
8. gaas steril + tampon
9. nier beken / bengkok
Pelaksanaan :
1. Periksa kembali kontraksi uterus dan tanda adanya perdarahan
vagina
2. Membersihkan sarung tangan dari lendir dan darah di larutan
klorin 0,5%
3. Mengajarkan pada ibu untuk memeriksa dan merasakan uterus
yang memiliki kontraksi baik dan mengajarkan untuk
melakukan masase uterus apabila kontraksi tidak baik
4. Mengevaluasi jumlah perdarahan yang terjadi
5. Memeriksa nadi ibu
6. Merendam semua peralatan bekas pakai dalam larutan klorin
0,5%
7. Membuang bahan9 November 2012bahan yang terkontaminasi
ke dalam
83

PENATALAKSANAAN KALA IV
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 543 / XI / ................ 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
tempat sampah yang telah disediakan
8. Membersihkan ibu dari sisa air ketuban, lendir dan darah serta
mengganti pakaian dengan pakaian bersih / kering. Pastikan
ibu merasa nyaman
9. Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin 0,5%
10. Membersihkan sarung tangan di dalam larutan klorin 0,5% dan
melepaskan sarung tangan dalam keadaan terbalik dan
rendam dalam larutan 0,5%
11. Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir. Keringkan
dengan handuk kering dan bersih
12. Melakukan pencatatan.

NB :
Bila ada robekan atau bekas episotomydilanjutkan dengan
penjahitan / heating
84

PEMERIKSAAN NST (KARDIOTOKOGRAFI)


No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 544 / XI ................ 1/2
/ 2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
PROSEDUR Karumkital dr. Ramelan,
TETAP 11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Pemeriksaan kesejahteraan janin melalui penilaian grafik detak
jantung janin, gerak janin, dan kontraksi rahim.

TUJUAN Pemeriksaan NST pada ibu hamil bertujuan untuk mengetahui


kesejahteraan janin

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19
/ X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Satu set alat NST
2. Jelly
3. Lap basah
4. Memberi penjelasan pada pasien

PELAKSANAAN :
1. Perawat cuci tangan sebelum dan sesudah bekerja.
2. Mengatur posisi pasien (tidur terlentang)
3. Memasang alat NST :
a. Hubungkan kabel power stavol ke sumber listrik
b. Pastikan traducer yang ada (US, TOCO, dan Remote
Event Marker ) terpasang pada konektor di bagian
samping kiri alat.
c. Tekan tombol ON/OFF pada stavol
d. Beritahu ibu tujuan pemeriksaan
e. Pasang traducer “US” yang telah diberi gel pada
daerah DJJ dan pasangkan sabuk.
85

NST KARDIOTOKOGRAFI
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 544 / XI / ................ 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
f. Pasang traducer “TOCO” pada daerah fundus dan
pasangkan sabuk.
g. Berikan “Remote Event Marker” untuk dipegangi pasien
dan minta pasien agas menekan tombol bila merasakan
gerakan janin.
h. Tekan tombol ON/OFF disamping kanan unit.
i. Tunggu sampai muncul angka yang menunjukkan DJJ
dan kontraksi.
j. Bila belum muncul berarti posisi traducer kurang pas,
reposisi sampai muncul angka secara stabil dan suara
DJJ jelas.
k. Tekan tombol paper untuk mencetak.
l. Jika alarm berbunyi yang menunjukkan NST selesai
tekan tombol ON/OFF.
m. Lepaskan sabuk dan traducer dari pasien dan bersihkan
traducer dari sisa gel yang ada dengan tissue.
n. Tata dan rapikan traducer seperti semula.
SIKAP 1. Pasien dipanggil di suruh masuk ke ruang NST
PERAWAT 2. File disiapkan dan dicocokkan dengan pasien tersebut.
3. Mendokumentasikan di buku catatan NST
4. Pasien disiapkan untuk dilakukan NST
5. Alat NST disiapkan beserta pasiennya.
6. Pasien siap dilakukan NST sesuai prosedur pelaksanaan.
7. Bila sudah selesai alat dibereskan, pasien disuruh
menunggu.
8. Melaporkan ke dokter hasil pemeriksaan NST
UNIT TERKAIT 1. Poli Hamil
2. Kamar Bersalin
3. Ruang Nifas (E2 dan F1)
86

PEMBERIAN SM
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 545 / XI / ................ 1/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Pemberian obat anti kejang sangat diperlukan untuk mencegah
terjadi komplikasi lebih lanjut.
TUJUAN Untuk menghindari kelanjutan menjadi eklampsia dan pertolongan
kebidanan dengan pemberian injeksi sulfat magni... (SM)

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR PERSIAPAN :
1. Bloodset, medicut, folly cateter, urobag, spuit 20 cc
2. Cairan RD 5%
3. SM 20%, SM 40%
4. Oxygen
5. Gluconas calcicus sebagai anti dotum.

PELAKSANAAN :
1. Full Dose :
a. Pasang infuse RD5 sesuai prosedur.
b. 4 gram (20cc) SM 20%, dimasukkan secara i.v. pelan-
pelan
c. Observasi KU Penderita 15 menit
d. Diberikan SM 40%
Pemberian SM ada tiga cara :
1) Boka-Boki

10 gram (25 cc) SM 40% i.m bokong kiri dan bokong kanan

6 jam

5 gram (12,5cc) SM 40% i.m diulang tiap 6 jam


87

2/3
PEMBERIAN SM
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 545 / XI / ................ 1/3
2012
2) Dengan Syring Pump
Jika menggunakan drip maka 10 gram SM 40% drip
dalam RD5 500cc → 17 tts/mnt. Diulang tiap 10 jam
sampai dengan 12 jam post partum
3) Dengan menggunakan drip
Jika menggunakan syringe pump maka 10 gram SM
40% diset 2,5 cc/jam. Diulang tiap 10 jam sampai
dengan 12 jam post partum
2. Konsevatif
a. Pasang infuse RD5 sesuai prosedur.
b. Diberikan SM 40%
Pemberian SM ada tiga cara :
1) Boka-Boki
10 gram (SM 40% i.m bokong kiri dan bokong kanan

6 jam
5 gram SM 40% i.m diulang tiap 6 jam

2) Dengan Syring Pump


Jika menggunakan drip maka 10 gram SM 40% drip
dalam RD5 500cc → 17 tts/mnt. Diulang tiap 10 jam
sampai dengan 12 jam post partum
3) Dengan menggunakan drip
Jika menggunakan syringe pump maka 10 gram SM
40% diset 2,5 cc/jam. Diulang tiap 10 jam sampai
dengan 12 jam post partum

1. Pasien disiapkan dan dicocokkan dengan filenya apa sudah


sesuai advis dokter termasuk jam pemberian, dosis
SIKAP pemberian, inform concent.
PERAWAT
2. Memberitahu pasien bahwa akan dilakukan tindakan injeksi
SM yang sebelumnya sudah terpasang infus RD5%.
3. Memberitahu pasien bila dalam pelaksanaan pemberian
injeksi SM kalau ada keluhan s egera memberitahu
petugas/perawat.
3/3/ tidak kosong.
4. O2 beserta slangnya siap dalam arti masih ada
5. Obat SM disiapkan dulu sesuai dosis pemberian beserta anti
dotumnya.
6. Produksi urine diukur
7. Pasien siap dilakukan injeksi SM yang sebelumnya sudah
dipasang slang O2
8. Bila dalam pemberian injeksi SM sambil mengobservasi
keadaan umum pasien dan keluhan.
9. Mendokumentasikan di file bahwa pasien sudah dialakukan
88

PEMBERIAN SM
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 545 / XI / ................ 1/3
2012
injeksi SM.
89

MENGIRIM BAYI KE DIII


No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 546 / XI / .............. 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
PROSEDUR Karumkital dr. Ramelan,
TETAP 11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Memindahkan bayi ke ruag D9 November 2012III untuk
mendapatkan tindakan dan perawatan yang lebih lanjut yang tidak
ada di ruangan sebelumnya.
TUJUAN 1. Mendapatkan tindakan dan perawatan lebih lanjut.
2. Mengantisipasi keadaan bayi jangan sampai menurun.
3. Mengoptimalkan keadaan bayi dan mencegah terjadinya
komplikasi.
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR PELAKSANAAN :
1. Semua petugas yang akan membawa bayi ke R DIII / rawat
gabung harus memperhatikan / cek kembali identitas bayi :
- Nama bayi + gelang bayi
- Jenis kelamin
- BB
- PB
- Indikasi / riwayat bayi
- Keadaan umum bayi
- File bayi disesuaikan dengan bayi yang akan dikirim
- Bila di DIII buku ekspedisi bayi
2. Sebelum mengirim ke DIII telepon memberitahukan lebih dahulu
3. Selanjutnya bayi diserahkan pada petugas di R DIII / rawat
gabung sambil aplosan :
- Indikasi
- Identitas bayi
- Ku bayi
- File bayi
4. Petugas dari VIC bila mengirim ke DIII menulis riwayat
persalinan pada buku bayi baru. Dari ruangan yang baru
petugas TT pada buku ekspedisi bayi dari UK
90

MENGIRIM BAYI KE DIII


No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 546 / XI / ................ 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
1. Memberitahu keluarga bayi bahwa bayi akan pindah ke ruang
SIKAP D9 November 2012III untuk menapatkan tindakan dan perawtan
PERAWAT lebih lanjut.
2. Melakukan infor consent pada keluarga bayi.
3. Bila keluarga bayi setuju, petugas melaporkan ke ruangan D9
November 2012III untuk menginformasikan :
a. Keadaan / kondisi bayi (pasien)
yang akan dipindah.
b. Apakah ada tempat untuk pasien
(bayi)
c. Jam berapa dapat dipindahkan.
4. Menyiapkan kepindahan pasien (bayi meliputi
a. Kelengkapan file
b. Rencana perawatan selanjutnya
c. Pemberian terapi dan program tindakan dokter.
5. Melaporkan ke dokter yang merawat bahwa pasien (bayi) sudah
dipindah keruangan D9 November 2012III.
6. Mengantarkan pasien (bayi) keruangan D9 November 2012III
(ruangan yang dituju) oleh petugas perawatan dengan
membawa :
a. Berkas rekam medis lengkap
b. Hasil9 November 2012hasil pemeriksaan penunjang medis
c. Obat9 November 2012obatan yang ada.
7. Melaksanakan serah terima dengan jelas dan teliti dengan
petugas perawatan ruang D9 November 2012III, kemudian
masing9 November 2012masing tanda tangan dilembar catatan
perawatan mengenai kepindahan tersebut.
91

PENGGUNAAN OKSITOSIN DRIP PADA PERSALINAN


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 547 / XI / ................ 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Induksi persalinan dengan menggunakan oksitosin infus per drip

TUJUAN Untuk sebagai pedoman pelaksanaan oksitosin drip baik untuk


induksi maupaun akselerasi persalinan.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan :
Persiapan alat dan obat
- medicuth , infus set
- 2 kolf dextroses 5 %
- obat oksitosin 5 unit
Persiapan pasien
Persiapan penolong
Pelaksanaan :
a) Oksitosin drip hanya diberiikan bila tidak ada kontra indikasi
pemberianya dan bila his memang tidak adekuat
b) Dipergunakan 500 cc glukose / dextrose 5 % yang ditambah
dengan 5 U oksitosin
c) Tetesan dimulai dengan 8 tetes/menit dilakukan evaluasi
selama 15 menit bila his belum adekuat tetesan dinaikan 4
tetes / menit. Setiap 15 menit tetesan dinaikan dengan 4 tetes /
menit sampai timbul his yang adekuat
d) Tetesan maksimum adalah 40 tetes/menit. Bila dengan 40
tetes/menit dan sudah 2 kolf dextrose habis his tetap belum
adekuat maka oksitosin dianggap gagal.
e) Yang dimaksud dengan his yang adekuat dalam klinik adalah
his yang mepunyai sifat sebagai berikut :
- interval setiap 3 – 5 menit dengan fase relaksasi yang
sempurna
92

- lamanya 40 – 60 detik
- intensitas cukup,yang secra praktis dapat ditentukan dengan

PENGGUNAAN OKSITOSIN DRIP PADA PERSALINAN


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 547 / XI / ................ 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
menekan fundus uteri dengan jari9 November 2012jari tangan
puncak kontraksi. Intensitas dianggap cukup apabila pada
waktu ditekan uterus tidak menjadi cekung.
f) Evaluasi dari kemajuan persalinan dimulai pada saat his yang
adekuat
g) Drip dianggap gagal dan dihentikan apabila :
- dengan tetesan 40 tetes/ menit dan sudah 2 kolf dextrose
habis tidak didapatkan his yang adekuat
- sesudah 2 jam dinilai dari permulaan his yang adekuat tidak
terjadi kemajuan persalinan juga terasuk bila dalam 2 jam
tersebut his yang semula sudah adekuat menjadi tidak
adekuat lagi
- pada waktu dilakukan drip timbul komplikasi yaitu fetal
distress,tetania uteri, ruptura uteri imminenes dll. Bila tejadi
penyulit9 November 2012penyulit seperti diatas oxytocin drip
tidak boleh diulang kembali
h) Penentuan jumlah tetesan pada oksitosin drip harus dilakukan
oleh dokter jaga sendiri
i) Bila akselerasi persalinan berhasil,maka oksitosin drip
dilanjjutkan dalam kala II dan dihentikan paling sedikit sesudah
2 jam post partum
NB :
Secondary arrest
a) Adalah tidak adanya penambahan pembukaan ostium uteri
pada persalinan fase aktif setelah dilakukan evaluasi
selama 2 jam. Untuk menilai kemajuan persalinan ini
seyogyanya dilakukan satu orang
b) Bila terjadi secondary arrest hendaknya dievaluasi
penyebab terjadinya hal tersebut. Bila persalinan
pervaginam tidak mungkin atau jika terjadi kelainan
letak,maka dilakukan seksio caesarea
c) Bila pada evaluasi,kemungkinan persalinan pervaginam
masih dipirkan maka :
- bila pembukaan kurang dari 7 cm dilakukan amniotomi
dan langsung dilakukan oksitosin drip
- bila pembukaan 7 cm atau lebih dillakukan amniotomi
dan ditunggu satu jam. Bila dalam 1 jam tidak ada
kemajuan dilakukan oksitosin drip
93

d) Oksitosin drip hanya diberikan bila his tidak adekuat


PENGISIAN KETERANGAN KELAHIRAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 548 / XI / ................ 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu cara dalam mengisi surat keterangan yang menyatakan ke-
lahiran pada bayi baru lahir.

TUJUAN Sebagai pedoman untuk pengisian surat keterangan kelahiran.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Pelaksanaan :
Setiap anak yang melahirkan di Rumkital Dr. Ramelan maka anak
tersebut akan dibuatkan surat keterangan kelahiran tersebut
rangkap 2 dimana 1 lembar aslinya dan 1 lembar tertanda

Adapun yang harus diisi dalam surat keterangan kelahiran sbb :


a) data pribadi dari orang tua anak
b) tanggal,bulan,tahun,jam anak lahir
c) jenis kelamin
d) tanda tangan dokter/bidan yang menolong persalinan, diketahui
oleh kadep KIA atau dokter konsultan jaga
e) stempel rumah sakit

UNIT TERKAIT Kamar Bersalin


94

PEMROSESAN SARUNG TANGAN PAKAI ULANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 549 / XI / ................ 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu cara untuk memproses sarung tangan bekas pakai untuk
dipakai ulang

TUJUAN Sebagai pedoman pelaksanaan pemrosesan sarung tangan pakai


ulang sehingga dapat menghindari terjadinya infeksi nosokomial
pada petugas maupun penderita.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Pelaksanaan :
a) sebelum melepas sarung tangan pakai ulang yang mungkin
kotor/tercemar darah, cairan tubuh, terlebih dahulu celupkan
segera tangan yang masih memakai sarung tangan tadi
kedalam ember yang berisi larutan klorin 0,5%
b) lepaskan sarung tangan dengan membalikanya dan rendam
sarung tangan tersebut dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit sebagai upaya membunuh virus hepatitis B dan AIDS
sebelum penanganan selanjutnya. Tindakan ini untuk menjamin
bahwa kedua permukaan sarung tangan telah didekontaminasi
c) cuci dengan air sabun kemudian bersihkan bagian dalam dan
luar sarung tangan tersebut
d) bilas sarung tangan sampai bersih ( jangan ada sabun /
detergen yang tertinggal )
e) detergen dapat mempengaruhi disinfeksi
f) tes sarung tangan berlubang / tidak dengn cara
menggembungkanya dengan tangan dan mencelupkanya ke
dalam air. Jika ada lubang akan timbul gelembung
g) keringkan dengan hati9 November 2012hati bagian dalam dan
luar sarung tangan sebelum melakukan disinfeksi atau
sterilisasi. Sarung tangan yang masih basah untuk waktu lama
95

PEMROSESAN SARUNG TANGAN PAKAI ULANG

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 549 / XI / ................ 1/2
2012
akan mengabsorsi air dan menjadi jembel 2/2
h) untuk sarung tangan yang akan disterilisasi dengan

PROSEDUR uap,bungkus sebelum diproses lanjut. Untuk disinfeksi tingkat


tinggi,pengepakan dilakukan setelah disinfeksi.
i) sebelum melepas sarung tangan pakai ulang yang mungkin
kotor/tercemar darah, cairan tubuh, terlebih dahulu celupkan
segera tangan yang masih memakai sarung tangan tadi
kedalam ember yang berisi larutan klorin 0,5%
j) lepaskan sarung tangan dengan membalikanya dan rendam
sarung tangan tersebut dalam larutan klorin 0,5% selama 10
menit sebagai upaya membunuh virus hepatitis B dan AIDS
sebelum penanganan selanjutnya. Tindakan ini untuk menjamin
bahwa kedua permukaan sarung tangan telah didekontaminasi
k) cuci dengan air sabun kemudian bersihkan bagian dalam dan
luar sarung tangan tersebut
l) bilas sarung tangan sampai bersih ( jangan ada sabun /
detergen yang tertinggal )
m) detergen dapat mempengaruhi disinfeksi
n) tes sarung tangan berlubang / tidak dengn cara
menggembungkanya dengan tangan dan mencelupkanya2/2 ke
dalam air. Jika ada lubang akan timbul gelembung
o) keringkan dengan hati9 November 2012hati bagian dalam dan
luar sarung tangan sebelum melakukan disinfeksi atau
sterilisasi. Sarung tangan yang masih basah untuk waktu lama
akan mengabsorsi air dan menjadi jembel
p) untuk sarung tangan yang akan disterilisasi dengan
uap,bungkus sebelum diproses lanjut. Untuk disinfeksi tingkat
tinggi,pengepakan dilakukan setelah disinfeksi.
96

TINDAKAN PRE OPERASI CITO SC


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 550 / XI / ................ 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Penatalaksanaan yang harus dilakukan pada pasien yang akan di
lakukan cito sc

TUJUAN Sebagai pedoman untuk pelaksanaan tindakan pre op cito sc

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X /
2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Pelaksanaan :
1. Inform consent pada pasien atau keluarga
2. Pemeriksaan fisik dan obstetrik
3. Pemeriksaan lab, HB, gol darah dan permintaan darah bila
perlu
4. Konsul anestesi
5. Memberitahukan OKK, R Neonatus, R Transisi
6. Siapkan matkes dan obat9 November 2012obatan ynag
diperlukan
- matkes : dok bayi, gelang bayi, blangko bayi, surat
keterangan kelahiran , kertas pengeluaran file bayi, tempat
placenta, box bayi, o2 lengkap dan kotak gurita ibu
- obat9 November 2012obat : RL IV, Pitons inj IV
7. Pasang infus dan doloer cateter
8. Cukur rambut daerah OP / perut dan pubis
9. Penderita di beri antasida 2 sendok makan
10. Bila pakai gigi palsu dilepas,cat kuku dihilangkan
11. Pasien diganti gaju RS
12. Kirim ke OKK sebelumnya keluarga dianjurkan untuk berdoa
dulu
97

PEMBERIAN MISOPROSTOL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 551 / XI / ................ 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Memasukkan misoprostol ke dalam vagina.

TUJUAN Untuk pematangan serviks, menguatkan kontraksi uterus,


menghentikan perdarahan

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19
/ X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Pelaksanaan :
1. Pantau DJJ , his , tensi
2. Melakukan pemeriksaan dalam , tempatkan tablet
mesoprostol 50 mg di forniks posterior vagina
3. Diulang setiap 6 jam, maksimal pemberian 4 kali
4. Pemberian di hentikan bila pelvic scort >=5
5. Mesoprostol mempunyai resiko menigkatkan kejadian ruptur
uteri oleh karena itu hanya dikerjakan di pelayanan
kesehatan yang lengkap ( ada fasilitas operasi )
98

EKSTRAKSI CUNAM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 552 / XI / ................ 1/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Ekstraksi cunam adalah suatu tindakan persalinan buatan dimana
janin dengan suatu tarikan cunam yang dipasang pada kepalanya
yang betrtujuan segera melahirkan janin sehingga menyelamatkan
jiwa ibu maupun janin.

TUJUAN Mempercepat kala II

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR INDIKASI
Indikasi relatif ( efektif, profilaktif )
Ekstraksi cunam bila dikerjakan akan menguntungkan ibu ataupun
janinya, tetapi bila tidak dikerjakan tidak akan merugikan, sebab
bila dibiarkan, diharapkan janin akan lahir dalam waktu 15 menit
berikutnya.

Indikasi relatif dibagi menjadi 2 yaitu :


1. indikasi de lee , ekstraksi cunam dengan syarat kepala sudah
di dasar panggul,putaran paksi dalam sudah sempurna, m
levator ini sudah terenggang dan syarat9 November
2012syarat ekstraksi cunam lainya sudah dipenuhi.
ekstraksi cunam atas indikasi elektif di negara9
November 2012negara barat sekarang banyak dikerjakan,
karena di negara9 November 2012negara tersebut banyak
dipakai anestesia atau conduction analgesia guna mengurangi
nyeri dalam persalinan . anastesia adan conduction analgesia
menghilangkan tenaga mengejan sehingga persalinan harus
diakhiri dengan ekstraksi cunam.

2. indikasi pinard ekstraksi cunam yang mempunyai syarat sama


dengan indikasi de lee, hanya disini penderita harus sudah
mengejan selama 2 jam
99

EKSTRAKSI CUNAM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 552 / XI / ................ 2/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Keuntungan indikasi profilaktif ialah :
1. mengurangi keregangan perineum yang berlebihan
2. mengurangi penekanan kepala pada jalan lahir
3. kala II diperpendek
4. mengurangi bahaya kompresi jalan lahir pada kepala

Indikasi absolut ( mutlak )


a) indikasi ibu
- eklamsia , preeklampsia
- ruptura uteri membakat
- ibu dengan penyakit jantung,paru9 November 2012paru dll
b) indikasi janin
- gawat janin
c) indikasi waktu
- kala II memanjang
Indikasi kontra
Bila semua syarat dipenuhi , tidak ada indikasi kontra
Syarat :
Untuk dapat melahirkan janin dengan ekstraksi cunam, harus
dipenuhi syarat9 November 2012syarat sbb :
1. janin harus dapat lahir pervaginaam (tidak ada dispropors,
sefalopelvik)
2. pembukaan serviks lengkap
3. kepala janin sudah cakap ( mencapai letak = sudah terjadi
engagement )
4. janin hidup
5. ketuban pecah

Prosedur :
1. Persiapan
a) persiapn untuk ibu
- posisi tidur lihotomi
- rambut vulva dicukur
- kandung kemih dan rektum dikosongkan
- desinfeksi vulva
- infus bila diperlukan
- narkosis bila diperlukan
- kain penutup pembedahan
- gunting episotomi
- alat9 November 2012alat untuk menjahit robekan jaln
lahir
100

EKSTRAKSI CUNAM

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 552 / XI / ................ 3/4
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
- uterotonika
b) persiapan untuk janin
- alat9 November 2012alat untuk pertolongan persalinan
- alat penghisap lendir
- oksigen
- alat9 November 2012alat untuk resusitasi bayi
c) persiapan untuk dokter
- mencuci tangan
- sarung tangan suci hama
- baju operasi suci hama
sebelum ekstraksi cunam dikerjakan, penolong harus
meneliti secara cermat apakah semua persiapan
tersebut telah lengkap.
2. Tehnik
a) Cara pemasangan cunam
ditinjau dari posisi daun cunam terhadap kepal janin dan
panggul ibu pada waktu cunam tersebut dipasang maka
pemasangan cunam dibagi :
1) pemasangan sefalik ( pemasangan biparietal
melintang terhadap kepala ) ialah pemasangan
cunam dimana sumbu panjang cunam sesuai dengan
diameter mento oksipitalis kepala janin sehingga dau
cunam terpasang secara simetrik di kiri kanan kepala
2) pemasangan pelvik ( melintang terhadap panggul )
ialah pemasangan cunam dimana sumbu panjang
cunam sesuai dengan sumbu panggul

jadi pemasangan cunam yang baik adalah bila cunam


terpasang bilateral kepala dan melintang panggul. Hal ini
hanya terjadi bila kepala janin sudah dipintu bawah panggul
dan ubun9 November 2012ubun kecil berada di depan ,
dibawah simfisis

oleh karena itu kriteria pemasangan cunam yang sempurna


( ideal ) ialah bila :
- satura sagitalis tegak lurus dengan bidang tangkai cunam
- ubun9 November 2012ubun kedil terletak 1 jari dia tas
bidang tersebut
- kedua tangan cunam teraba simetris di samping
101

EKSTRAKSI CUNAM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 552 / XI / ................ 4/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
- kepala, pemgertian sempurna ( ideal ) disini ialah bila
ekstraksi cunam dengan kriteria ersebut dikerjkan dengna
memberi trauma yang paling minimal untuk ibu maupu janin.
Ekstraksi cunam akan menimbulkan trauma berat pada
janin, bila ekstraksi cunam dikerjkan dalam posisi daun
cunam melintang dalam panggul. Tetapi miring pada kepala.

b) Cara ekstraksi cunam


Ekstraksi cunam terdiri dari tujuah langkah yaitu :
a) penolong membayangkan bagaimana cunam akan
dipasang
b) pemasangan daun cunam pada kepala janin
c) mengunci sendok cunam
d) menilai hasil pemasangan hasil cunam
e) ekstraksi cunam percobaaan
f) ekstraksi cunam definitif
g) membuka dan melepasakan sendok cunam
102

TATA LAKSANA MEMPERLIHATKAN BAYI BARU LAHIR PADA


KELUARGA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 553 / XI / ................ 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Tata cara untuk memberikan informasi dan memperlihatkan bayi
baru lahir kepada keluarga
TUJUAN Memberikan informasi tentang keadaan umum bayi

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1) Bayi yang sudah siap diletakan pada box di bawa ke ruangan
yang telah disediakan
2) Panggil keluarga untuk masuk ke ruangan
3) Pertugas menyampaikan pada keluarga bahwa bayi ny.....
sudah lahir jam....... jenis kelamin......... BB/PB...........
4) Petugas membuka gedong ,baju bayi dan keluarga di mohon
memperhatikan mulai dari gelang bayi , kepala sampai ujung
kaki. Bila ada kelainan disampaikan sekalian pada keluarga.
5) Selanjutnya petugas merapikan bayi kembali ( baju dan
digedong )
6) Petugas menanyakan pada keluarga mengenai agama, bila
agama islam di mohon keluarga untuk megadzani bayi
7) Bayi dibawa kembali ke ruangan perawatan
103

EKSTRAKSI VAKUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 554 / XI / ................ 1/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Adalah suatu tindakan persalinan buatan dimana janin dilahirkan
dengan ekstraksi tenaga negatif ( vakum ) pada kepalanya yang
bertujuan untuk segera melahirkan janin sehungga dapat
menyelamatkan jiwa ibu maupun janin. Alat ini dinamakan
ekstraktor vakum atau ventouse

TUJUAN Mempercepat kala II

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Bentuk dan bagian9 November 2012bagian ekstraktor vakum :


3. Mangkok
bagian yang dipakai untuk membuat kaput suksedaneum
artifisialis dengan mangkuk inilah kepala diekstraksi
mangkuk : 3,4,5,6 cm. Pada dinding belakang mangkuk
terdapat tonjolan, untuk tanda letak demominator
4. Botol
Tempat membuat tenaga negatif ( vakum ). Pada tutup
botol terdapat manometer, saluran menuju ke pompa
penghisap dan saluran menuju ke mangkok yang dilengkapi
dengan pentil
5. Karet penghubung
6. Rantai penghubung antara mangkuk dengan pemegang
7. pemegang
8. pompa penghisap ( vacum pump )
Indikasi
1. Ibu
a) untuk memperpendek kala II,misalnya :
- penyakit jantung kompensata
- penyakit paru9 November 2012paru fibrotik
b) waktu : kala II yang memanjang
104

EKSTRAKSI VAKUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 554 / XI / ................ 2/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
2. janin
a) gawat janin
Indikasi kontra
1. Ibu
a) ruptura uteri membakat
b) pada penyakit9 November 2012penyakit dimana ibu
secara mutlak tidak boleh mengejan , misalnya payah
jantung, preeklampsia berat
2. janin
a) letak muka
b) after coming head
Syarat :
1. syarat9 November 2012syarat ekstraksi vakum sama
dengan ekstraksi cunam ,hanya disini syarat lebih jelas yaitu
:
a) permukaan lebih dari 7 cm ( hanya pada multigravida )
b) penurunan kepala janin boleh pada hodge II
2. harus ada kontraksi rahim dan ada tenaga mengejan
Prosedur
1. ibu tidak dalam posisi lithotomi
2. pada dasarnya tidak diperlukan narkosis umum. Bila ada
waktu pemasangan mangkuk,ibu mengeluh nyeri dapat
diberi anestesia infiltrasi. Apabila dengan cara ini tidak
berhasil boleh diberi anestesia namun hanya terbatas pada
waktu memasang mangkuk saja
3. setelah semua bagian9 November 2012bagian ekstraktor
vakum terpasang, maka di pilih mangkuk yang sesuai
dengan pembukaan serviks. Pada pembukaan serviks
lengkap biasanya dipakai mangkuk no 5. mangkuk
dimasukan ke dalam vagina dengan proses miring dan
dipasang pada bagian terendah kepala, menjauhi ubun9
November 2012ubun besar. Tonjolan pada mangkuk
diletakan sesuai dengan letak denominator
4. dilakukan penghisapan dengan pompa penghisap dengan
tenaga 9 November 20120,2 kg/cm dengan interval 2 menit.
Tenaga vakum yang diperlukan ialah : 9 November 20120,7
sampai 0,8 kg/cm. Ini membuktikan waktu kurang lebih 6 – 8
menit. Dengan adanya tenaga negatif ini, maka pada
mangkuk akan terbentuk kaput suksedaneum artifisialis
5. sebelum mulai melakukan traksi,dilakukan periksa dalam
ulang,apakah ada bagian9 November 2012bagian jalan lahir
yang ikut
105

EKSTRAKSI VAKUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 554 / XI / ................ 3/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Terjepit
bersamaan dengan timbulnya his,ibu disuruh mengejan dan
mangkuk ditarik searah dengan arah sumbu panggul. Pada
waktu melakukan tarikan ini harus ada koordinasi yang baik
antara tangan kiri dan tangan kanan penolong
6. ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri menahan
mangkuk,sedang tangan kanan melakukan tarikan dengan
memegang pada pemegang. Maksud tangan kiri menahan
mangkuk ialah agar bila mangkuk lepas,maka mangkuk
tidak akan meloncat kearah muka penolong
7. traksi dilakukan terus selama ada his dan harus mengikuti
putaran paksi dalam,sampai akhirnya suboksiput berada
dibawah simfisis. Bila his berhneti maka traksi juga
dihentikan,berarti traksi dikerjakan secara intermittent
bersama9 November 2012sama denagn his
8. kepala janin dilahirkan dengan menarik mangkuk kearah
atas sehingga kepala janin melakukan gerakan defleksi ini,
maka tangan kiri penolong segera menahan perineum.
Setelah kepala lahir,pentil dibuka, udara masuk ke dalam
botol,tekanan negatif menjadi hilang dan mangkuk dilepas.
9. bila diperlukan episotomi maka dilakukan sebelum
pemasanagn mangkuk atau pada waktu kepala membuka
vulva

Komplikasi
1. Ibu
- perdarahan
- trauma jalan lahir
- infeksi
2. janin
- ekskoriasi kulit kelapa
- sefalhematoma
- subgaleal hematoma. Hematoma ini cepat diresorbsi
tubuh janin. Bagi janin yang mempunyai fugsihepar
belum matur dapat menimbulkan ikterus neonatorum
yang agak berat
- nekrosis kulit kepala yang dapat menimbulkan alopesia
3. keunggulan ekstraksi vakum dibandingkan ekstraksi cunam
- pemasangan mudah (mengurangi bahaya trauma dan
infeksi)
106

EKSTRAKSI VAKUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 554 / XI / ................ 4/4
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
- tidak diperlukan narkose umum
- mangkuk tidak menambah besar ukuran kepala yang
harus melalui jalan lahir
- ekstraksi vakum dapat dipakai pada kepala yang masih
tinggi dan pembukaan serviks belum lengkap
- trauma pada kepala janin dan pada jlan lahir ibu lebih
ringan
4. kerugian ekstraksi vakum dibandingkan dengan cunam
- persalinan janin memerlukan waktu yang lebih lama
- tenaga traksi tidak sekuat seperti pada cunam.
Sebenarnya hal ini dianggap sebagai keuntungan
karena kepala janin terlindung dari traksi dengan tenaga
yang berlebihan
- pemeliharaanya lebih sukar,karena bagian9 November
2012bagianya banyak terbuat dari karet dan harus selalu
kedap udara
107

INISIASI MENYUSU DINI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 555 / XI / ................ 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Meletakan bayi yang baru lahir di dada ibunya dan membiarkan
bayi ini merayap untuk menemukan puting susu ibu untuk
menyusu.

TUJUAN 1. Inisiasi menyusu dini mendukung penurunan angka kematian


neonatal
2. Dengan inisiasi menyusu dini , maka kemungkinan
keberhasilan ASI akslusif lebih besar
3. Inisiasi menyusu dini merangsang bonding ibu dan bayi
meningkatkan ikatan kasih sayang dan kenyamanan
keduanya
4. Inisiasi menyusu dini juga agar ibu lebih mudah berselimut
menyusui
5. Dengan pemberian ari dalam satu jam pertama, bayi akan
mendapat zat9 November 2012zat gizi yang penting &
terlindung dari berbagai penyakit

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan :
1) Handuk besar bayi
2) Tutup kepala / topi

Pelaksanaan :
1) Ijinkan suami atau keluarga mendampingi ibu saat
melahirkan ( 1 orang )
2) Anjurkan untuk tidak menggunakan obat9 November
2012obatan kimiawi dalam membantu ibu melahirkan.
Dianjurkan menggunakan
108

INISIASI MENYUSU DINI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 555 / XI / ................ 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
1) cara9 November 2012cara non kimiawi sepertia
hypnobirthing, pijat, aroma teraphy dll
2) Biarkan proses kelahiran dilakukan dengan posisi yang
diinginkan oleh ibu
3) Keringkan bayi secepatnya dengan handuk kering tanpa
menghilangkan lapisan putih natural ( verniks )
4) Pemotongan tali pusat dilakukan ± 30 detik setelah bayi
lahir
5) Letakan bayi dalam posisi tengkurap di dada kiri atau perut
ibu dengan kulit bayi melekat pada kulit ibu ( skin to skin
contact ) kemudian diselimuti keduanya , bila perlu bayi
memakai topi
6) Biarkan bayi mencari puting susu ibu sendiri . ibu dapat
merangsang bayi melalui sentuhan9 November
2012sentuhan ringan, jangan memaksa memasukan puting
susu ke mulut bayi
7) Biarkan kulit bayi bersentuhan dengan kulit ibu sampai
proses menyusu pertama selesai atau selama ibu
menginginkanya ( (dianjurkan ≥ 20 menit)
8) Ibu yang melahirkan melalui proses operasi juga diberi
kesempatan skin to skin contact ibu dan bayi segera setelah
proses melahirkan
9) Bayi ditimbang, diukur, dibersihkan dan diberi obat9
November 2012obatan setelah proses menyusu dini selesai.
Tunda prosedur yang invasif
10)Makanan dan minuman pre laktal tidak boleh diberikan
kepada bayi kecuali atas indikasi medis yang jelas
11) Hargai keinginan ibu , misalnya bila tidak menginginkan
bersama bayinya saat penjahitan robekan perineum.

SIKAP - Menyelimuti badan bayi


PERAWAT - Memasang topi bayi
- Memberi rasa nyaman ibu
- Menengkurapkan bayi di dada ibu
- Menjaga bayi dalam proses menyusu

UNIT - Ruang EI ( kamar bersalin )


TERKAIT - Kamar operasi ( OKK )
- Ruang nifas ( R FI, E II )
- Ruang neonatus ( R D III )
109

PEMAKAIAN SUCTION BAYI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 556 / XI / ................ 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suction bayi adalah alat penghisap lendir pada bayi.

TUJUAN Membersihkan jalan nafas pada bayi.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan :
1. Handscoen steril satu pasang + schort
2. Suction catheter bayi no 8
3. Air chlorin 0,5% dalam botol tembus pandang
4. Air hangat dalam kom tertututp
5. Stop kontak dengan tegangan 220 volt

Pelaksanaan :
1. Penerima bayi menggunakan handscoen + schort
2. Perhatikan stop kontak harus dalam tegangan 220
volt
3. Perhatikan volume air dalam botol harus dalam posisi
batas normal dan bersih serta tembus pandang
4. Pasang suction catheter bayi no. 8 dalam tempatnya
5. Masukan steker dalam stop kontak
6. Hidupkan alat dengan menempatkan / ungkit ke atas
pada posisi “ ON “
7. Cegah kehilangan panas dengan meletakan bayi
pada tempat kering dan hangat
8. Posisikan bayi untuk berbaring terlentang dengan
kepala / leher sedikit di ekstensikan agar jalan nafasnya
terbuka dan memudahkan aliran udara
9. Coba ujung suction catheter no. 8 dalam air apakah
dapat menyedot , bila tidak dapat perhatikan saluran suction
catheter no. 8 mungkin ada bocor
110

PEMAKAIAN SUCTION BAYI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 556 / XI / ................ 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
10. Hisap mulut bayi terlebih dahulu untuk memastikan
tidak ada sesuatu yang dapat teraspirasi oleh bayi saat
hidungnya dihisap, kemudian hisap hidung bayi secara halus
dan lembut
11. Bila selesai dipakai bilas saluran suction catheter no.
8 dengan cara menyedot air di tempat yang telah disediakan
12. Matikan alat dengan meneken pengungkit tombol ke
posisi “OF “
13. Keringkan bayi sambil melakukan rangsang taktil
14. Cabut steker dan stop kontak
15. Buang dan bersihkan botol , cuci dengan air panas
16. Lakukan penilaian pada bayi

SIKAP 1. Menyiapkan alat – alat yang diperlukan


PERAWAT 2. Melakukan suction pada bayi
3. Melakukan observasi
4. Melakukan konseling
5. Pencatatan

UNIT TERKAIT 1. Kamar Bersalin


2. D III
3. Ruang F I
4. Ruang E 2
5. OK Kandungan
111

RESUSITASI BAYI BARU LAHIR


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 557 / XI / ................ 1/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Resusitasi diperlukan oleh neonatus yang dalam beberapa menit
pertama kehidupannya tidak dapat mengadakan ventilasi efektif dan
perfusi adekuat untuk memenuhi kebutuhan oksigenasi dan eliminasi
karbondioksida, atau bila sistem kardiovaskular tidak cukup dapat
memberi perfusi secara efektif kepada susunan saraf pusat, jantung dan
organ vital lain. (Gregory, 1975)

Penyebab terjadinya oksigenasi yang tidak efektif dan perfusi yang tidak
adekuat pada neonatus dapat berlangsung sejak saat sebelum
persalinan hingga masa persalinan.
Kondisi yang memerlukan resusitasi neonatus misalnya :
1. sumbatan jalan napas : akibat lendir / darah /
mekonium, atau akibat lidah yang jatuh ke
posterior.
2. kondisi depresi pernapasan akibat obat-obatan
yang diberikan kepada ibu misalnya obat
anestetik, analgetik lokal, narkotik, diazepam,
magnesium sulfat, dan sebagainya
3. kerusakan neurologis
4. kelainan / kerusakan saluran napas atau
kardiovaskular atau susunan saraf pusat, dan /
112

2/4
RESUSITASI BAYI BARU LAHIR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 557 / XI / ................ 1/4
2012
atau kelainan-kelainan kongenital yang dapat
menyebabkan gangguan pernapasan / sirkulasi
5. syok hipovolemik misalnya akibat kompresi tali
pusat atau perdarahan
TUJUAN Melakukan upaya penyelamatan bayi baru lahir

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1. mempersiapkan alat dan obat minimal untuk resusitasi bayi


- lampu pemanas (Infant Warmer)
- selimut 2 buah / handuk
- alat penghisap
- Sumber oksigen
- Sungkup muka
- Pipa ETT non cuve dengan stilet dan adaptor ukuran 2.5, 3.0 dan
3.5
- Laringoskop dengan daun bilah lurus ukuran 0 dan 1 dengan
baterei dan bola lampu yang baik
- Pediatric resuscitation bag and mask yang mampu memberikan
O2 100%
- NGT ukuran 5,6, atau 8 panjang 40 cm
- Catheter umbilikalis no. 3.5 bila tidak ada memakai NGT no. 3.5
- Perlengkapan infuse, spuit disposable
Cairan D 10% atau D5%
- Obat-obat resusitasi seperti adrenalin (1:10.000), sulfas atropine,
dexametason
2. Prinsip resusitasi neonatus : T (temperature), baru ABCD

Pengaturan suhu
Segera sesudah lahir, badan dan kepala neonatus hendaknya
dikeringkan seluruhnya dengan kain kering dan hangat, dan diletakkan
telanjang di bawah alat / lampu pemanas radiasi, atau pada tubuh
ibunya, untuk mencegah kehilangan panas. Bila diletakkan dekat ibunya,
bayi dan ibu hendaknya diselimuti dengan baik.
Namun harus diperhatikan pula agar tidak terjadi pemanasan yang
3/4
berlebihan pada tubuh bayi.

Tindakan resusitasi pada bayi sebaiknya dilakukan pada suatu meja


yang telah dilengkapi dengan peralatan resusitasi.

Penilaian status klinik


Digunakan penilaian Apgar + pemasangan pulse oxymetri dilanjut
untuk menentukan keadaan bayi pada menit ke 1 dan ke 5 sesudah
113

RESUSITASI BAYI BARU LAHIR


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 557 / XI / ................ 1/4
2012
lahir.
Nilai pada menit pertama : untuk menentukan seberapa jauh
diperlukan tindakan resusitasi. Nilai ini berkaitan dengan keadaan
asidosis dan kelangsungan hidup.
Nilai pada menit kelima : untuk menilai prognosis neurologik.

Ada pembatasan dalam penilaian Apgar ini, yaitu :


1. Resusitasi SEGERA dimulai bila diperlukan, dan tidak menunggu
sampai ada penilaian pada menit pertama.
2. Keputusan perlu-tidaknya resusitasi maupun penilaian respons
resusitasi dapat cukup dengan menggunakan evaluasi frekuensi
jantung, aktifitas respirasi dan tonus neuromuskular, daripada dengan
nilai Apgar total. Hal ini untuk menghemat waktu.

Perencanaan berdasarkan perhitungan nilai Apgar


1. Nilai Apgar menit pertama 7 - 10 : biasanya bayi hanya memerlukan
tindakan pertolongan berupa penghisapan lendir / cairan dari orofaring
dengan menggunakan bulb syringe atau suction unit tekanan rendah.
Hati-hati, pengisapan yang terlalu kuat / traumatik dapat menyebabkan
stimulasi vagal dan bradikardia sampai henti jantung.
2. Nilai Apgar menit pertama 4 - 6 : hendaknya orofaring cepat diisap dan
diberikan O2 100%. Dilakukan stimulasi sensorik dengan tepokan atau
sentilan pada telapak kaki dan gosokan selimut kering pada punggung.
Frekuensi jantung dan respirasi terus dipantau ketat. Bila frekuensi
jantung menurun atau ventilasi tidak adekuat, harus diberikan ventilasi
tekanan positif dengan kantong resusitasi dan sungkup muka. Jika tidak
ada alat bantu ventilasi, gunakan teknik pernapasan buatan dari mulut ke
hidung-mulut.
3. Nilai Apgar menit pertama 3 atau kurang : bayi mengalami depresi
pernapasan yang berat dan orofaring harus cepat diisap. Ventilasi
dengan tekanan positif dengan O2 100% sebanyak 40-50 kali per menit
harus segera dilakukan. Kecukupan ventilasi dinilai dengan
4/4
memperhatikan gerakan dinding dada dan auskultasi bunyi napas. Jika
frekuensi jantung tidak meningkat sesudah 5-10 kali napas, kompresi
jantung harus dimulai. Frekuensi : 100 sampai 120 kali per menit, dengan
1 kali ventilasi setiap 3 kali kompresi (3:1)

JIKA frekuensi jantung tetap di bawah 100 kali per menit setelah 2-3
menit, usahakan melakukan intubasi endotrakea.

Gunakan laringoskop dengan daun lurus (Magill). Gunakan stilet untuk


menuntun jalan pipa.
Stilet jangan sampai keluar dari ujung pipa. Posisi pipa diperiksa dengan
auskultasi.
114

RESUSITASI BAYI BARU LAHIR


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 557 / XI / ................ 1/4
2012

Kalau frekuensi jantung tetap


kurang dari 100 setelah intubasi,
berikan 0.5 - 1 ml adrenalin
(1:10.000). Dapat juga secara
intrakardial atau intratrakeal, tapi
lebih dianjurkan secara intravena.

Jika tidak ada ahli yang


berpengalaman untuk memasang
infus pada vena perifer bayi,
lakukan kateterisasi vena atau arteri umbilikalis pada tali pusat, dengan
kateter umbilikalis. Sebelum penyuntikan obat, harus dipastikan ada
aliran darah yang bebas hambatan. Dengan demikian pembuluh tali
pusat dibuat menjadi drug/fluid transport line.

JANGAN memasukkan larutan hipertonik seperti glukosa 50% atau


natrium bikarbonat yang tidak diencerkan melalui vena umbilikalis,
karena dapat merusak parenkim hati.

Unsur Terkait Anak, Obsgin, Anestesi


115

PENGOPERASIAN MONITOR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 558 / XI / ................ 1/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Monitor adalah suatu alat yang digunakan untuk deteksi dini
kegawatan pasien

TUJUAN Untuk mengetahui keadaan umum penderita meliputi :


1. Pemeriksaan vital sign
2. Hasil perekaman ECG
3. Hasil SPO2

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Pemasangan alat / elektroda :


1. LA → Pasang pada dada kiri atas
2. RA → Pasang pada dada kanan atas
3. LB → Pasang pada perut kiri
4. RB → Pasang pada perut kanan
5. V → Pada V1 – V6 ( terserah di letakan pada
salah satu )
6. SP02 ( Kabel biru ) → jepit diletakan pada jari kiri /
kanan berselang dengan manset tensi
SP02 dan manset NIBP bisa bersilangan kanan / kiri
7. Temperatur diletakan pada axila ( diplester ) → yang
logam yang ditempelkan
Pengoperasian monitor analogic medical LC 9 November 2012
787 :
1. Menghidupkan unit
a. Pastikan semua kabel listrik dan aksesoris telah
terpasang dengan benar
b. Hidupkan unit dengan menekan tombol power pada panel
bagian depan
116

PENGOPERASIAN MONITOR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 558 / XI / ................ 2/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
c. Pasang semua kabel aksesoris pada pasien, setelah
kabel tersebut terpasang maka secara otomatis hasil
pengukuran akan tampil pada layar
2. Pemeriksaan tekanan darah manual
Untuk melakukan pemeriksaan tekanan darah secara manual
dapat dilakukan dengan menekan tombol “ NIBP “ dan
sebelumnya melakukan pemeriksaan tekanan darah pastikan
terlebih dahulu menset terpasang dengan benar.
Catatan:Pada saat pemeriksaan untuk mendapatkan hasil
pengukuran yang lebih baik, sebaiknya pasien diusahakan
untuk tenang
3. Mencetak hasil pemeriksaan
Untuk mencetak hasil pemeriksaan yang telah dilakukan
dapat dilakukan dengan menekan tombol “ PRINT “ pada
panel bagian depan seperti pada gambar diatas
4. Menampilkan Tabel Hasil Pemeriksaan
a. Putar knob & posisikan warna putih pada menu “DISP “
b. Setelah itu tekan tombol knob maka pada layar akan
muncul sub menu pada samping kanan layar, lalu putar
konob sampai pada menu “ LIST “ lalu tekan knob untuk
menampilkan tabel hasil pemeriksaan
c. Untuk keluar dari tampilan tabel, putar knob sampai pada
menu “ EXIT “ lalu tekan knob untuk kembali pada layar
pemeriksaan
5. Merubah tampilan
Tekan tombol “ DISPLAY “ pada panel depan , tekanlah
berulang sampai di dapat tampilan yang diperlukan.
6. Memasukan data pasien :
a. Putar knob dan posisikan warna putih pada menu
“ SYSTEM “
b. Setelah itu tekan knob maka pada layar akan muncul
sub menu pada samping kanan layar
c. Posisikan kursor pada menu “ PATIENT
INFORMATION “ lalu tekan untuk menawarkan form data
pasien
d. Untuk mengisi data pasien, sebagai contoh kita ingin
mengisi nama, putar knob dan pastikan warna putih pada
form tersebut berada pada tempat isian “ NAME” lalu
tekan knob dan putar knob untuk mencari huruf yang
sesuai dengan karakter yang nama yang diperlukan,
setelah karakter anma pertama ditemukan lalau tekan
knob fdan putar knob ke kanan untuk pindajh karakter
117

PENGOPERASIAN MONITOR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 558 / XI / ................ 3/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
e. kedua lalu tekan lagi dan putar knob untuk mencarai
karakter huruf yang diperlukan. Hal tersebut diilakukan
terus – menerus sampai anma pasien telah tertulis, begitu
juga jika ingin merubah data di bawahnya, prosedur yang
dilakukan kurang lebih sama dengan prosedur diatas.
Keterangan :
NUMBER : dapat diisi sebanyak 8 karakter huruf
NAME : dapat diisi sebanyak 18 karakter
DPT : Dapat diisi sebanyak 18 karakter huruf
7. Cara setting mode Automatic pada mode NIBP
a. putar knob &posisikan warna putih pada menu “ NIBP

b. setelah itu tekan knobmaka pada layar akan muncul
sub menu pada samping kanan layar
c. lalu putar knob sampai pada menu “ ACTIVE MODE “
lalu tekan knob untuk merubah mode pemeriksaan NIBP
kemudian pilih mode pengoperasien sesuai dengan
keperluan pemekaian , apakah MANUAL, CYC , atau
STAT
Jika kita memilih CYC atau Automatic seteleh kita memilih
CYC , setelah itu langkah kedua adalah melakukan
pengaturan waktunya sbb:
Setelah mode dipilih maka putar knob pada menu CYC
( M ) setelah itu tekan knob lalu angka yang berada apad
sebelah menu tersebut dapat dirubah dengan memutar
kembali knob sampai didapatkan setting waktu yang
diperlukan. Setelah waktu telah ditentykan tekan sekali
lagi knob untuk memastikan setting telah benar
Catatan :
Waktu yang tersedia dalam setting adalah dalam satuan
menit

Perawatan unit :
1. jika setelah selesai pemakaian , sebaiknya kabel
aksesoris di gantung dengan rapi dan jangan dilipat agar tidak
terjadi kerusakan pada kebel aksesoris tersebut
2. kabel Sp02 jika tidak terpakai sebaiknya dilepas dari
unit, karena probe Sp02 yang terus menerus tanpa dipakai
akan mengurangi umur pemakaian
3. untuk perawatan baterei sebaiknya setiap 3 bulan
118

sekali baterai dikosongkan dengan cara menghidupkan unit


dengan menggunakan baterai sampai indikator baterai

PENGOPERASIAN MONITOR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 558 / XI / ................ 4/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
mengindikasikan kosong, kemudian setelah baterai tersebut
habis, isikan kembali dengan melakukan charger baterai
selama 3 jam dan setelah itu jika pemakaian pada ruangan
disarankan untuk memakai power dari PLN saja.
119

PENGUKURAN ATROPOMETRI ( BB )
PADA BAYI BARU LAHIR
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 559 / XI / ................ 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Mengukur berat bayi dengan timbangan.

TUJUAN Mengetahui berat badan bayi baru lahir.


KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan :
1. Alat handscoen 1 pasang
2. Timbangan badan bayi
3. Format / formulir bayi
4. Kain pengalas timbangan

Pelaksanaan :
1. Perawat / bidan cuci tangan
2. Bidan memakai handscoen 1 pasang
3. Timbangan di beri kain pengalas dan siap di pakai
4. Timbangan di stel dengan angka penunjuk pada
angka nol
5. Bayi dalam keadaan telanjang di baringkan diatas
timbangan
6. Hasil berat badan di catat pada format bayi
7. Bayi dirapihkan ( beri baju lengkap )
8. Alat di bereskan
9. Perawat cuci tangan

SIKAP - Sabar
PERAWAT - Hati – hati
UNIT TERKAIT - Ruang VK
- Ruang E II / Ruang FI
- Ruang D III
- Ruang OKK
120

PENGUKURAN LINGKAR DADA PADA BAYI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 560 / XI / ................ 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan dengan pemeriksaan untuk mengetahui ukuran
lingkar dada bayi

TUJUAN 1. untuk mengetahui ukuran lingkar dada bayi


2. mendeteksi dini bila ada kelainan
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan alat :


- Alat pengukur
- Alat tulis
- Handscoen 1 pasang
Pelaksanaan :
- Mencuci tangan
- Memakai handscoen
- Memberi posisi pasien / bayi tidut terlentang dengan
membuka pakaian
- Meletakan alat pengukur melingkari dada sejajar dengan
papila mamae bayi ( normal 31 c )
- Mencatat hasil pengukuran
- Merapikan pasien
- Membersihkan alat
- Lepas handscoen dan cuci tangan

SIKAP - Sabar
PERAWAT - Hati – hati

UNIT TERKAIT - Ruang VK


- Ruang E II / Ruang FI
- Ruang D III
- Ruang OKK
121

PENGUKURAN LINGKAR KEPALA PADA BAYI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 561 / XI / ................ 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan dengan pemeriksaan untuk mengetahui ukuran
kepala bayi.

TUJUAN - Untuk mengetahui ukuran kepala bayi


- Deteksi dini bila ada kelainan

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan alat :


- Alat pengukur / meteran
- Alat tulis
- Handscoen 1 pasang

Pelaksanaan :
1. Mencuci tanagn
2. Memkai handscoen 1 pasang
3. Memberi posisi bayi tidur terlentang
4. Melilitkan alat pengukur pada kepala pasien dari
pertengahan dahi ( frontalis ) ke tulang telinga terus ke
occipitalis kembali ke frontalis dengan alat metelin ( normal 33
cm )
5. Membaringkan pasien pada posisi semula
6. Mencatat hasil pengukuran ke dalam catatan file bayi

SIKAP - Sabar sewaktu mencari lingkaran kepla bayi yang terbesar


PERAWAT - Hati – hati waktu mengangkat kepala bayi

UNIT TERKAIT - Ruang VK / E I


- Rungan F I, E II
122

- Ruang D III

PEMBERIAN INJEKSI VIT K PADA BAYI BARU LAHIR


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 562 / XI / ................ 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Memberikan injeksi pada bayi yang baru lahir dengan cara infra
musculer 1 / 3 dari pada paha bayi dengan dosis 0,5 – 1 mg.

TUJUAN Untuk membantu faktor pembekuan darah.


KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan :
1. Handscoen 1 pasang
2. Spuit disposible 1 cc
3. Kapas alkohol
4. Obat vit K ampulan
5. Format bayi
6. Penyelesaian pada pasien

Pelaksanaan :
1. Memakai handscoen
2. Memperhatikan prinsip aseptik
3. Membaca etiket obat
4. Memasukan obat ke dalam spuit 1 cc sebanyak 0,2
mg kemudian udara dalam spuit di keluarkan
5. Menentukan daerah yang akan di suntik 1 / 3 paha
bayi
6. Mendensifeksi kulit yang akan di suntik
7. Masukan jarum dengan posisi 90 °
8. Aspirasi untuk menentukan tidak mengenai pembuluh
darah
9. Memperhatikan reaksi pasien
10. Mencabut jarum perlahan –lahan
11. Menghapus kulit dengan kapas alkohol
123

12. Mencatat pada format bayi

PEMBERIAN INJEKSI VIT K PADA BAYI BARU LAHIR


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 562 / XI / ................ 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
SIKAP - Menyiapkan alat – alat yang dibutuhkan
PERAWAT - Memperhatikan prinsip ke sterilan
- Memperhatikan reaksi bayi setelah di injeksi

UNIT TERKAIT - Kamar Bersalin


- Ruang F I , E II
- Ruang D III
124

MEMBERIKAN SALEP MATA PADA BAYI BARU LAHIR


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 563 / XI / 0/0 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Tindakan pencegahan infeksi pada mata bayi baru lahir

TUJUAN Sebagai pedoman pelaksanaan pemberian salep mata pada bayi


baru lahir

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan :
1. salep mata
2. kapas air masak
3. bengkok / tempat sampah

Pelaksanaan :
1. Baca etiket pada tube salep mata
2. Bersihkan kedua mata denagn kapas air masak
3. Membuang kapas bekas ke bengkok / tempat sampah
4. Tarik kelopak mata ke bawah dan oleskan salep mata ke
konjungtiva
5. Bersihkan salep mata yang ada sekitar kedua mata dengan
kapas air masak
6. Membuang kapas bekas ke tempat sampah
7. Perawat mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan
tindakan

SIKAP Teliti dan hati – hati


PERAWAT
UNIT Kamar bersalin
TERKAIT
125

MENERIMA PASIEN BARU DARI IGD DAN POLI HAMIL


No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 564 / XI / ................ 1 /1
RUMKITAL 2012
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
PROSEDUR Karumkital dr. Ramelan,
TETAP 11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Pelayanan pasien yang ditujukan kepada ibu hamil.
TUJUAN Memberikan pertolongan pada ibu hamil sesuai dengan kasusnya.
1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
KEBIJAKAN 2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

1. Pasien datang dari UGD / poli hamil dengan prosedur


penerimaan pasien baru
2. Pasien diterima oleh bidan/dokter
3. Pasien ditempatkan di ruangan sesuai kasusnya /golongan
PROSEDUR 4. Dilakukan pemeriksaan pada pasien, meliputi
anamnesa,pemeriksaan fisik, pemeriksaan dalam dan NST
5. Bila pasien diobservasi selama 1x24 jam tidak inpartu maka
pasien pindah ruangan (pada pasien yang inpartu)
6. Mengecek file rekam medis pasien
1. Bersikap ramah dan sopan
SIKAP
2. Melaksanakan pelayanan dengan cepat, tepat, teliti serta
PERAWAT
benar
1. IGD
UNIT TERKAIT
2. Poli Hamil
126

PENENTUAN KAMAR RAWAT INAP PASIEN


No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 565 / XI / ................ 1 /1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
PROSEDUR Karumkital dr. Ramelan,
TETAP 11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
Suatu prosedur pelaksanaan kamar rawat inap penerimaan pasien
PENGERTIAN
baru yang hamil dan post partum di kamar bersalin
1. Untuk memberikan kenyamanan pada pasien
TUJUAN
2. Untuk memudahkan pelayanan kepada pasien
1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
KEBIJAKAN 2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

1. Setiap sift jaga di kamar bersalin ( Dinas pagi, sore, malam )


menelpon ke Ruang E2 dan Ruang F1 untuk menanyakan
jumlah pasien yang ada pada saat itu.
2. Bila ada pasien baru, petugas jaga di kamar bersalin langsung
menempatkan pasien tersebut sesuai dengan jumlah pasien
yang ada di Ruang E2 atau Ruang F1.
3. Bila di Ruang E2, jumlah pasien lebih sedikit maka pasien baru
PROSEDUR ditempatkan di Ruang E2, bila di Ruang F1 jumlah pasien lebih
sedikit maka pasien ditempatkan di Ruang F1.
4. Kriteria pasien nifas dibedakan :
a Ruang E2 untuk pasien nifas fisiologis,patologis, dan pasien
dengan infeksi ( B20, Hepatitis, TB, dll )
b Ruang F1 untuk pasien nifas fisiologis, patologis, dan pasien
non infeksi.

1. Bersikap ramah dan sopan


2. Melaksanakan pelayanan dengan cepat, tepat, teliti serta benar
SIKAP
PERAWAT
3. Memberitahukan kepada keluarga pasien bahwa setelah pasien
melahirkan atau setelah selesai dilakukan tindakan, pasien akan
dipindahkan ke Ruang E2 atau Ruang F1
1. Ruang E2
UNIT TERKAIT
2. Ruang F1
127

IUD PASCA PLACENTA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 566 / XI / 0/0 1/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu cara pemasangan AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)
dalam 10 menit pasca ekspulsi placenta atau saat Sectio Caesaria,
ataupun sebelum pasien pulang pasca melahirkan.
TUJUAN Sebagai alat kontrasepsi khususnya pasca melahirkan, untuk
mengurangi kehamilan yang tidak diinginkan di masa depan.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1. Persiapan Alat


a. Alat steril
1) Sarung tangan
2) AKDR / IUD
3) Spekulum
4) Cucing
5) Klem ovum / ring tang
6) Kasa
7) Doek steril / underpad
b. Alat non steril
1) Meja alat
2) Betadine
3) Bengkok
4) Tempat sampah medis dan non medis
5) Larutan klorin

2. Persiapan Pasien
Sebelum melakukan tindakan pemasangan sangat penting
untuk melakukan penapisan melalui konseling.
a. Indikasi
1) Klien sudah menyetujui tindakan
2) Klien ingin menunda kehamilan untuk jangka waktu
tertentu
3) Klien telah memiliki anak maupun belum
b. Kontra indikasi
128

2/4
IUD PASCA PLACENTA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 566 / XI / 0/0 1/4
2012
1) Atonia uteri
2) Perdarahan
3) Kelainan kongenital uterus
4) Eklamsi / PEB
5) Anemia atau gangguan homeostasis
6) Infeksi
c. Keuntungan
1) Motivasi tinggi
2) Insersinya mudah
3) Nyaman buat pasien dan petugas medis
4) Mudah dikerjakan
5) Tidak mempengaruhi laktasi
6) Efektif untuk jangka panjang
d. Kerugian
1) Resiko ekspulsi setelah pemasangan
2) Resiko perforasi
3) Nyeri perut bawah
4) Tidak punya efek perlindungan terhadap IMS,
termasuk HIV / AIDS
3. Pelaksanaan
a. Beritahukan kepada klien bahwa prosedur insersi akan
dilaksanakan
b. Pastikan uterus berkontraksi baik
c. Cuci tangan, keringkan dan gunakan sarung tangan steril
d. Susun peralatan dan bahan di atas meja dan atur sesuai
dengan urutan tindakan
e. Buka kemasan AKDR, keluarkan inserter, pastikan
benangnya dapat ditarik untuk mengeluarkan AKDR dan
siapkan di atas meja
f. Lakukan inspeksi genitalia eksterna, pastikan tidak ada
perdarahan banyak
g. Pasang speculum untuk visualisasi serviks
h. Usap serviks dan vagina dengan kasa steril
i. Jepit bibir anterior serviks dengan klem ovum, lakukan
traksi serviks anterior dengan sudut ±45˚ kemudian keluarkan
speculum
j. Ambil dan tempatkan AKDR diantara jari tengah dan telunjuk
(posisi lengan AKDR di ujung jari dan batangnya diletakkan pada
bagian palmar jari tengah, dijepit dengan bagian dorsal jari
telunjuk)
k. Setelah ujung jari melewati ostium uteri, lepaskan jepitan klem
ovum pada porsio dan keluarkan dari vagina kemudian letakkan
tangan pada dinding depan uterus (telapak tangan pada korpus
dan jari-jari tangan pada fundus) dan tekan uterus ke dorso-
3/4
129

IUD PASCA PLACENTA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 566 / XI / 0/0 1/4
2012
kaudal (SBR mengarah ke bawah sehingga memfasilitasi ujung
jari dan AKDR masuk lebih dalam)
l. Secara perlahan-lahan arahkan ujung jari dan AKDR ke
fundus uteri (mengarah ke umbilikus) sambil memposisikan
ibu jari di atas jari manis dan kelingking untuk memeberi
akses lebih baik bagi tangan untuk masuk lebih dalam
m. Pastikan ujung jari dan AKDR mencapai fundus (kontrol
dengan jari-jari tangan luar yang diletakkan pada fundus)
n. Buka jepitan jari tengah dan telunjuk pada AKDR sambil
merotasikan tangan 30˚ agar AKDR terlepas dari lengannya
tertahan pada dinding kavum uteri
o. Geser kedua jari penjepit (dengan posisi terbuka) ke
samping di mana arahnya berlawanan dengan sisi lengan
AKDR terlepas dan lengannya tertahan pada dinding dalam
kavum uteri
p. Tekan SBR untuk stabilisasi AKDR yang terpasang dan
secara perlahan-lahan (jangan mendekatkan kembali
kedua jari) tarik tangan dalam ke luar
q. Pertahankan tekanan pada SBR hingga kedua jari (telunjuk
dan tengah) dapat dikeluarkan
r. Pastikan tidak terjadi perdarahan baru dan apabila tampak
AKDR pada ostium uteri eksternum maka keluarkan AKDR
tersebut dan lakukan insersi ulang
s. Kumpulkan peralatan dan bahan bekas pakai k dalam
klorin 0,5%
t. Anjurkan klien untuk tetap berbaring beberapa menit dan
lakukan inisiasi menyusu dini serta jelaskan keperluan
kunjungan ulang termasuk asuhan nifas
u. Amankan bahan-bahan bekas pakai dan masukkan di
tempat sampah yang tersedia
v. Rendam tangan dan lepaskan sarung tangan dalam larutan
klorin
w. Cuci tangan pasca insersi 4/4
x. Lakukan rekam medic dan hasil pelayanan di file rekam
medic pasien

SIKAP 1. Menjelaskan kepada pasien tengtang keebihan dan


PERAWAT kekurangan pemasangan IUD Pasca Plasenta
2. Melakukan tindakan dengan tepat
UNIT TERKAIT 3. Kamar Bersalin
4. Ruang nifas
5. Poli KB
130

MENJAHIT LUKA EPISOTOMY


DAN ROBEKAN PERINEUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 567 / XI / 2012 ……………… 1/4
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Upaya mengembalikan kontinuitas otot – otot perineum / jalan lahir.
131

TUJUAN Mengembalikan anatomi fisiologi perineum normal


KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X /
2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persetujuan tindakan medik


1. Memperkenalkan diri selaku petugas yang akan menolong
pasien
2. Menjelaskan tentang diagnosis dan penanganan luka
episiotomy dan robekan perineum
3. Menjelaskan pula bahwa setiap tindakan baik yang telah di
duga sebelumnya maupun tidak
4. Memastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengerti
semua aspek diatas
5. Memberi kesempatan pada pasien dan keluarga untuk
mendapat penjelasan ulang apabila masih ragu dan belum
mengerti
6. Setelah pasien dan keluarganya mengerti dan memberikan
persetujuan untuk melakukan tindakan ini memintakan
persetujuan secara tertulis dengan mengisi dan menanda
tangani formulir yang telah di sediakan ( inform consent )
7. Memasukan lembar inform consent yang telah diisi dan di
tanda tangani ke dalam catatan medik pasien

Persiapan alat :
Hecting set dalam keadaan steril :
1. Sarung tangan streil 2 buah
2. Gunting benang 1 buah
3. Pincet anatomis 1 buah]
4. Picet sirurgis 1 buah

MENJAHIT LUKA EPISOTOMY


DAN ROBEKAN PERINEUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 567 / XI / 2012 ……………………………… 2/4

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
5. Pincet sirurgis 1 buah
6. Klem arteri 2 buah
7. Pemegang jarum jahit 1 buah
8. Jarum jahit bulat dan tajam 1 / 1
9. Benang kronik 0/ 00
10. Tampon bola 1 buah
132

11. Kassa steril 5 buah


12. Kain duk steril 1 buah
13. Spuit 5 cc berisi lidocain 1 %

Peralatan lain :
1. Lampu sorot
2. Stetoskop dan tensi meter
3. Oksigen dengan regulator
4. Bahan antiseptik ( betadhine, povidon iodin 10 % )
5. Cateter( nelaton , folley )
6. Bengkok
7. Ember
8. Bahan dekontaminasi ( larutan clorin 0,5 % )
9. Tempat samapah / kotoran

Pelaksanaan :
1. Menjelaskan pada ibu untuk tidur telentang dengan posisi kaki
setengah fleksi
2. Mencuci tangan dan lengan samapi siku dengan sabun di
bawah air mengalir
3. Mengeringkan tangan dan lengan dengan handuk DTT
4. Memakai baju kamar tindakan,pelapis plastik, masker, alas
kaki / sepatu, kaca mata pelindung,
5. Memakai sarung tangan DTT/ steril
6. Mengatur posisi ibu dalam posisi litotomi dengan penahan kaki
( bila ada )
7. Melakukan asepsis daerah vulva, perineum, dan anus dengan
larutan antiseptic sebanyak 2 x.
8. Memasang alas bokong dan menutupi perut bawah dengan
kain duk steril / DTT kemudian di fiksasi denagn klem kain
atau menutup daerah episiotomy dengan kain duk berlubang
steril / DTT
9. Apabila masih di perlukan dapat di suntikan anestesi lokal
infiltrasi lidocain 1 % di daerah luka episiotomy

MENJAHIT LUKA EPISOTOMY


DAN ROBEKAN PERINEUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 567 / XI / 2012 ……………………………… 3/4

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
10. Melakukan eksplorasi apakah teradpat alserasi lain selain luka
episiotomy di vulva, labium mayus, labium minus, uretra,
klitoris, vagina, dan serviks
11. Memasang tampon bola dalam vagina apabila di perlukan
12. Menjahit luka episiotomy di mulai dari ujung luka bagian dalam
, kurang lebih 1 cm diatas ujung luka dan diikat. Selanjutnya
133

dilakukan penjahitan dinding vagina ( seluruh lapisan dinding


vagina secara jelujur memakai jarum bulat sampai batas
robekan hymen, di tempat ini benang di potong dan di jepit
dengan klem
13. Selanjutnya perineum di jahit secara jelujur ke arah anus , di
lanjutkan dengan jahitan sub kutis ke arah hymen
14. Akhirnya di lakukan pengikatan dengan benang yang di jepit
dengan klem dibatas robekan hymen

Penjahitan robekan perineum tingkat III/ IV :


1. Mukosa rektum dan muskolus sfingter ani diidentifikasi
2. Dinding depan mukosa rectum yang robek di jahit secara
terbalik ( inverted ) denagn simpul satu –satu menggunakan
benang kromik 00 dan jarum penampang bulat
3. Kemudian fasia perirektal dan fasia septum recto vaginal di
jahit sehingga bertemu lagi menggunakan benang dan jarum
yang sama
4. Ujung muskulus sfingter ani yang terpisah akibat robekan di
jepit dengan klem pean lurus kemudian di jahit dengan jahitan
simpul sederhana 2 – 3 buah menggunakan benang kromik
00 sehingga bertemu lagi
5. Melakukan pemeriksaan colok dubur untuk mengetahui
apakah ada bagian dinding belakang rectum yang terjahit
6. Apabila ada bagian yang terjahit dilakukan reparasi ulang
7. Langkah selanjutnya sama dengan prosedur menjahit luka
episiotomy atau robeka perineum tingkat 2

Pencegahan infeksi pasca tindakan :


1. Sebelum melepas sarung tangan kumpulkanlah dan masukan
instrumen ke dalam wadah yang berisi larutan clorin 0,5 %
2. Kumpulan bahan habisa pakai yang terkena darah atau cairan
tubuh pasien dan amsukan ke dalam tempat sampah medis
yang tersedia
3. Bubuhilah benda – benda di dalam ruang tindakan yang
terkena darah / cairan tubuh pasien dengan larutan clorin
MENJAHIT LUKA EPISOTOMY
DAN ROBEKAN PERINEUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 567 / XI / 2012 ……………………………… 4/4

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
0,5 %
4. Bersihkan sarung tanagn dari noda darah / cairan tubuh
pasien kemudian di lpesakan secara terbalik dan di rendam
dalam larutan clorin 0. 5 %
5. Setelah melepaskan sarung tangan , cuci tanga lagi denagn
sabun dalam air mengalir
134

6. Keringkan tangan dengan handuk atau kertas tissue yang baik

Perawatan pasca tindakan :


1. Periksa lagi tanda vital pasien apabila terjadi kelainan /
komplikasi segera di lakukan tindakan dan beri infus
2. Catatlah kondisi pasien dan buat laporan tindakan dalam
kolom yang tersedia dalam status pasien
3. Buatlah instruksi pengobatan lanjutan dan pemanyauan
kondisi pasien
4. Pasien dan keluarganya bahwa tindakan telah selesai di
lakukan tetapi pasien masih memerlukan perawatan
5. Jelaskan pada pasien jenis perawatan yang masih di perlukan
dan apsien diminta untuk melaporkan pada petugas apabila
ada keluhan / gangguan pasca tindakan
6. Tegaskan pada petugas yang merawat untuk menjalanakan
instruksi perawatan dan pengobatan serta melaporkan segera
apabila pada pemantauan lanjut di temukan perubahan –
perubahan seperti yang tertulis adlam catatan pasca tindakan

SIKAP 1. Observasi paska tindakan


PERAWAT 2. Segera lapor dr. Bila ada kelainan

UNIT 1. Ruang Nifas ( R.E9 November 20122/ R.F9 November 20121 )


TERKAIT 2. Poli Kandungan

MENGIRIM IBU DAN BAYI KE RUANG NIFAS


No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 568 / XI / ................ 1/1
RUMKITAL 2012
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
PROSEDUR Karumkital dr. Ramelan,
TETAP 11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Memindahkan ibu dan bayi ke ruang nifas untuk mendapat
perawatan di ruangan.
135

TUJUAN Bayi dan ibu bisa rawat gabung


KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1. Petugas yang akan memindahkan ibu dan bayi ke ruang nifas,
harus diperhatikan kembali identitas bayi dan ibu
a. Nama dan gelang ibu dan bayi
b. Jenis kelamin bayi
c. Berat badan dan panjang badan bayi
d. Riwayat ibu dan bayi
e. Keadaan umum ibu dan bayi
f. File rekam medis ibu dan bayi
g. Mengisi buku pengiriman ibu dan bayi
2. Sebelum mengirim ke ruang nifas, telepon ke ruang nifas
terlebih dahulu
3. Mengirim ibu dan bayi ke ruang nifas dilanjutkan dengan aplosan
pasien :
a. Identitas ibu dan bayi
b. Keadaan ibu dan bayi
c. File rekam medis ibu dan bayi

SIKAP Memberitahukan kepada keluarga pasien bahwa pasien (ibu


PERAWAT dan bayi) akan dipindah ke ruang nifas
UNIT TERKAIT 1. Kamar Bersalin
2. Ruang nifas F1
3. Ruang nifas E2

HPP
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 569 / XI / ................ 1 / 13
RUMKITAL 2012
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
PROSEDUR Karumkital dr. Ramelan,
TETAP 11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Perdarahan post partum adalah perdarahan 500cc atau lebih
setelah kala III (setelah plasenta lahir)
136

HPP
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 569 / XI / ................ 1 / 13
RUMKITAL 2012

TUJUAN 1. Mengatasi perdarahan


2. Mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas ibu yang
disebabkan oleh perdarahan

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Penatalaksanaan umum


1. Ketahui dengan pasti kondisi pasien sejak awal
2. Pimpin persalinan dengan mengacu pada persalinan bersih dan
aman (termasuk upaya pencegahan perdarahan pasca
persalinan)
3. Lakukan observasi melekat pada 2 jam pertama pasca
persalinan
4. Selalu siapkan keperluan tindakan gawat darurat
5. Segera lakukan penilaian klinik dan upaya pertolongan apabila
dihadapkan dengan masalah dan komplikasi
6. Atasi syok
7. Pastikan kontraksi berlangsung baik (keluarkan bekuan darah ,
lakukan pijatan uterus , beri uterotonika 10 iu/1m dilanjutkan
infus 20 iu dalam 500 cc NS / RL , 40 tetes /menit)
2/13
8. Pastikan plasenta lahir lengkap , eksplorasi kemungkinan
robekan jalan lahir
9. Bila perdarahan terus berlangsung, lakukan uji beku darah
10. Pasang kateter menetap, dan pantau masuk – keluar cairan
11. Cari penyebab perdarahan dan lakukan tindakan spesifik
12. Observasi ketat tanda-tanda vital
Penatalaksanaan Khusus
1. ATONIA UTERI
a. Kenali dan tegakkan diagnosis kerja atonia uteri
b. Pasang infus, beri uterotonika , kemudian lakukan pijatan
uterus
c. Pastikan plasenta lahir lengkap (bila ada indikasi sebagian
plasenta masih tertinggal, lakukan evakuasi sisa plasenta)
dan pastikan tidak ada laserasi jalan lahir
d. Berikan transfusi darah bila sangat diperlukan
e. Lakukan uji beku darah untuk konfirmasi sistem pembekuan
darah
f. Bila semua tindakan diatas telah dilakukan tetapi masih
terjadi perdarahan lakukakn tindakan spesifik sebagai
137

HPP
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 569 / XI / ................ 1 / 13
RUMKITAL 2012
berikut :
1) Kompresi Bimanual eksternal
2) Kompresi bimanual internal
3) Kompresi aorta abdominalis
PROSEDUR KOMPRESI BIMANUAL DAN AORTA
a. Persetujuan tindakan medik
b. Persiapan sebelum tindakan (pasien dan penolong)
c. Pencegahan infeksi sebelum tindakan
d. Tindakan
1) Kosongkan kandung kemih
2) Lakukan pemeriksaan dengan benar sehingga dapat
dipastikan bahwa perdarahan ini disebabkan oleh atonia
uteri 3/13
3) Pastikan tetesan cairan infus yang berisi oksitosin 20iu
berjalan dengan baik dan ergometrin 0,4 mg (perhatikan
kontraindikasi) sudah diberikan secara intramuskular
Tambahan misoprostol apabila kontraksi uterus kurang
memadai
e. Kompresi Bimanual Eksternal
1) Penolong berdiri menghadap pada sisi kanan ibu
2) Tekan ujung jari telunjuk, tengah dan manis satu tangan
diantara simfisis dan umbilikus pada korpus depan
bawah sehingga fundus uteri naik kearah dinding
abdomen
3) Letakkan sejauh mungkin, telapak tangan lain di korpus
uteri bagian belakang dan dorong uterus kearah korpus
depan (ventral)
4) Geser perlahan-lahan ujung ketiga jari tangan pertama
kearah fundus sehinggan telapak tangan dapat
menekan korpus uteri bagian depan
5) Lakukan kompresi korpus uteri dengan jalan menekan
dinding belakang dan dinding depan uterus dengan
telapak tangan kiri dan kanan( mendekatkan tangan
belakang dan depan)
6) Perhatikan perdarahan pervaginam. Bila perdarahan
berhenti, pertahankan posisi tersebut hingga uterus
dapat berkontraksi dengan baik. Bila perdarahan belum
berhenti, lanjutkan ke langkah berikut (F)
f. Kompresi Bimanual Internal
1) Penolong berdiri di depan vulva. Basahi tangan kanan
dengan larutan antiseptik
Dengan ibu jari dan telunjuk, sisihkan kedua labrium mayus
ke lateral
2) Masukkan tangan lain secara obstetrik melalui
imtroitus kedalam lumen vagina (bila diperlukan, beri
138

HPP
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 569 / XI / ................ 1 / 13
RUMKITAL 2012
analgetika)
3) Ubah tangan obstetrik menjadi kepalan dan letakkan
4/13
dataran punggung jari telunjuk sehingga kelingking
pada forniks anterior dan dorong segmen bawah
uterus ke kranio anterior
4) Letakkan telapak tangan luar pada dinding perut dan
upayakan untuk mencakup bagian belakang korpus
uteri seluas / sebanyak mungkin
5) Lakukan kompresi uterus dengan jalan mendekatkan
telapak tangan luar dengan kepalan tangan dalam
pada forniks anterior
6) Bila perdarahan berhenti, pertahankan posisi demikian
hingga kontraksi uterus membaik kemudian lanjutkan
ke langkah 7
Bila perdarahan belum berhenti, lanjutkan ke tindakan
berikut (G)
7) Keluarkan (perlahan-lahan) tangan kanan dengan
mengubah kepalan menjadi tangan obstetrik
8) Masukkan kedua tangan kedalam wadah yang berisi
larutan klorin 0,5% bersihkan sarung tangan dari
darah atau cairan tubuh pasien
9) Letakkan sarung tangan secara terbalik dan rendam
dalam wadah tersebut
10) Cuci tangan dengan air dan sabun. Keringkan tangan
dengan handuk bersih dan kering
11) Pakai sarung tangan DTT yang baru secara benar
g. Kompresi Aorta Abdominalis
1) Baringkan ibu diatas ranjang, penolong menghadap
sisi kanan pasien. Atur posisi penolong sehingga
pasien berada pada ketinggian yang sama dengan
pinggul penolong
2) Tungkai diletakkan pada dasar yang rata (tidak
menggunakan penopang kaki) dengan sedikit fleksi
pada atrikulasio coxae
3) Raba pulsasi arteri femoralis dengan jalan meletakkan
ujung jari telunjuk dan tengah kanan pada lipat paha,
yaitu pada perpotongan garis lipat paha 5/13 dengan garis
horisontal yang melalui titik 1 sentimeter diatas dan
sejajar dengan tepi atas simpisis ossium pubis.
Pastikan pulsasi arteri tersebut teraba dengan baik
4) Setelah pulsasi dikenali, jangan pindahkan kedua
ujung jari dari titik pulsasi tersebut
5) Kepalkan tangan kiri dan tekankan bagian punggung
jari telunjuk, tengah, manis, dan kelingking pada
umbilikus ke arah kolumna vertebralis dengan arah
139

HPP
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 569 / XI / ................ 1 / 13
RUMKITAL 2012
tegak lurus
6) Dorongan kepalan tangan kanan akan mengenai
bagian yang keras dibagian tengah / sumbu badan ibu
dan apabila tekanan kepalan tangan kiri mencapai
aorta abdominalis maka pulsasi arteri femoralis (yang
dipantau dengan ujung jari telunjuk dan tengah tangan
kanan) akan berkurang/berhenti (tergantung dari
derajat tekanan pada aorta)
7) Perhatikan perubahan perdarahan pervaginam(kaitkan
dengan perubahan pulsasi arteri femoralis)
8) Bila perdarahan berkurang atau berhenti,pertahankan
posisi tersebut dan lakukan pemijatan uterus( oleh
asisten) hingga uterus berkontraksi dengan
baik(lanjutkan ke langkah 1)
h. Pencegahan Infeksi Pasca Tindakan
1) Perawatan Lanjutan
a) Perhatikan tanda vital, perdarahan dan kontraksi
uterus tiap 10 menit dalam 2 jam pertama
b) Tuliskan intruksi perawatan lanjutan ,buat catatan
kondisi pasien dan pemantauan pasca tindakan
c) Jelaskan pada yang merawat tentang pengobatan
yang diberikan , jadwal pemantauan dan gejala-gejala
yang harus diwaspadai
2) Retensio Plasenta
a) Tentukan jenis retensio yang terjadi karena berkaitan
dengan tindakan yang akan diambil
b) Regangkan talipusat dan minta pasien untuk
mengedan. Bila ekspulsi plasenta tidak terjadi,
cobakan traksi terkontrol talipusat 6/13
c) Pasang infus oksitosin 20 unit dalam 500cc NS /RL
dengan 40 tetesan permenit. Bila perlu, kombinasikan
dengan misoprostol 400-600 mg rektal (sebaiknya
tidak menggunakan ergometrin karena kontraksi tonik
yang timbul dapat menyebabkan plasenta
terperangkap dalam kavum uteri
d) Bila traksi terkontrol gagal untuk melahirkan
plasenta ,gunakan manual plasenta secara hati-hati
dan halus (melepaskan plasenta yang melekat erat
secara paksa, dapat menyebabkan perdarahan dan
perforasi)
e) Restorasi cairan untuk mengatasi hipovolemia
f) Lakukan transfusi darah apabila diperlukan
g) Beri antibiotika (ampisilin 2g/1u/oral + metronidazol
1g supositoria/ oral)
h) Segera atasi bila terjadi komplikasi perdarahan
140

HPP
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 569 / XI / ................ 1 / 13
RUMKITAL 2012
hebat ,infeksi ,syok neurogenik
PROSEDUR PLASENTA MANUAL
a. Persetujuan tindakan medik
b. Persiapan sebelum tindakan
1) Pasien
2) Penolong (operator dan asisten)
c. Pencegahan infeksi sebelum tindakan
d. Tindakan Penetrasi ke kavum uteri
1) Instruksikan asisten untuk memberikan sedatif dan analgetik
melalui karet infus
2) Lakukakan katerisasi kandung kemih
a) Pastikan kateter masuk kedalam kandung kemih
dengan benar
b) Cabut kateter setelah kandung kemih dikosongkan
3) Jepit talipusat dengan kocher kemudian tegangkan talipusat
sejajar lantai
4) Secara obsteterik masukkan satu tangan( punggung tangan
kebawah) kedalam vagina dengan menelusuri talipusat
bagian bawah 7/13
5) Setelah tangan mencapai pembukaan serviks, minta asisten
untuk memegang kocher, kemudian tangan lain penolong
menahan fundus uteri
6) Sambil menahan fundus uteri, masukkan tangan kedalam
kavum uteri sehingga mencapai tempat implantasi plasenta
7) Buka tangan obstetrik menjadi seperti memberi salam (ibu
jari merapat ke pangkal jari telunjuk)
e. Melepas plasenta dari dinding uterus
1) Tentukan implantasi plasenta, temukan tepi plasenta yang
paling bawah.
a) Bila berada di belakang, talipusat tetap disebelah atas.
Bila dibagian depan, pindahkan tangan kebagian depan
talipusat dengan punggung tangan menghadap ke atas
b) Bila plasenta di bagian belakang, lepaskan plasenta dari
tempat implantasinya dengan jalan menyelupkan ujung
jari diantara plasenta dan dinding uterus, dengan
punggung tangan menghadap kedinding dalam uterus
c) Bila plasenta di bagian depan, lakukan hal yang sama
( punggung tangan pada dinding kavum uteri) tetapi
talipusat berada dibawah telapak tangan kanan
2) Kemudian gerakkan tangan kanan kekiri dan kanan sambil
bergeser ke kranial sehingga semua permukaan maternal
plasenta dapat dilepaskan
Catatan : sambil melakukan tindakan, perhatikan keadaan ibu
(pasien), lakukan penanganan yang sesuai bila terjadi penyulit.
141

HPP
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 569 / XI / ................ 1 / 13
RUMKITAL 2012

f. Mengeluarkan Plasenta
1) Sementara satu tangan masuk didalam kavum uteri, lakukan
eksplorasi ulangan untuk memastikan tidak ada bagian
plasenta yang masih melekat pada dinding uterus
2) Pindahkan tangan luar ke supra simfisis untuk menahan
uterus pada saat plasenta dikeluarkan 8/13
3) Instruksikan asisten yang memegang kocher untuk menarik
talipusat sambil tangan dalam menarik plasenta
keluar(hindari percikan darah)
4) Letakkan plasenta ke dalam tempat yang telah disediakan
5) Lakukan sedikit pendorongan uterus( dengan tangan luar)
ke dorsokranial setelah plasenta lahir
6) Perhatikan kontraksi uterus dan jumlah perdarahan yang
keluar
g. Dekontaminasi pasca tindakan
h. Cuci tangan pasca tindakan
i. Perawatan pasca tindakan
1) Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan tindakan
dan instruksikan apabila masih diperlukan
2) Catat kondisi pasien dan buat laporan tindakan di dalam
kolom yang tersedia
3) Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal-hal penting untuk
dipantau
4) Beritahukan pada pasien dan keluarganya bahwa tindakan
telah selesai tetapi pasien masih memerlukan perawatan
5) Jelaskan pada petugas tentang perawatan apa yang masih
diperlukan, lama perawatan dan apa yang perlu dilaporkan
3. SISA PLASENTA
a. Penemuan secara dini , hanya dimungkinkan dengan
melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta setelah
dilahirkan
b. Berikan antibiotika karena perdarahan juga merupakan
gejala metritis. Antibiotika adalah ampisilin dengan dosis
awal 15 intravena dilanjutkan dengan 3x16 oral dikombinasi
dengan metroniolazole 16 supposikoria dilanjutkan 3x500
mg
c. Dengan dipayungi antibiotika tersebut, lakukan eksplorasi
digital ( bila serviks terbuka) dan mengeluarkan
9/13 bekuan
darah atau jaringan. Bila serviks hanya dapat dilalui oleh
instrumen, lakukan evakuasi sisa plasenta dengan AVM
atau D & K
d. Bila kadar Hb 8gr % berikan transfusi darah, bila kadar Hb
8 gr% berikan sulfas ferosus 600mg / hari selama 10 hari
142

HPP
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 569 / XI / ................ 1 / 13
RUMKITAL 2012
4. RUPTURA PERINEUM DAN ROBEKAN DINDING VAGINA
a. Lakukan eksplorasi untuk mengidentifikasi lokasi laserasi
dan sumber perdarahan
b. Lakukan irigasi pada tempat luka dan bubuhi larutan
antiseptik
c. Jepit dengan ujung klem sumber perdarahan kemudian ikat
dengan benang yang dapat diserap
d. Lakukan penjahitan luka mulai dari bagian yang paling distal
terhadap operator
e. Khusus pada ruptura perenium komplit (hingga anus dan
sebagian rektum) dilakukan penjahitan lapis demi lapis
denganbantuan bogie pada rektum, sebagai berikut:
1) Setelah prosedur aseptik antiseptik, pasang bogie
rektum hingga ujung robekan
2) Mulai penjahitan dari ujung robekan dengan jahitan dan
simpul submukosa, menggunakan benang polyglicolic
no 2/0 hingga ke spingter ani
3) Lanjutkan penjahitan ke lapis otot perenium dan
submukosa dengan benang yang sama secara jelujur
4) Mukosa vagina dan kulit perenium dijahit secara
submukosa dan subcutikuler
5) Berikan antibiotika profilaksis(ampicilin dan metronidazol
) terapi penuh antibiotika hanya diberikan apabila luka
tampak kotor atau dibubuhi ramuan tradisional atau
terdapat tanda-tanda infeksi yang jelas
5. ROBEKAN SERVIKS
a. Robekan serviks sering terjadi pada sisi lateral karena
serviks yang terjulur akan mengalami robekan pada posisi
spina isiadika tertekan oleh kepala bayi 10/13
b. Bila kontraksi uterus baik, plasenta lahir lengkap tetapi
terjadi perdarahan banyak maka segera lihat bagian lateral
bawah kiri dan kanan dari porsio
PROSEDUR PENJAHITAN ROBEKAN PORSIO
1) Persetujuan tindakan medik
2) Persiapan sebelum tindakan (pasien dan penolong)
3) Pencegahan infeksi sebelum tindakan
4) Tindakan
a) Siapkan pasien dalam posisi litotomi
b) Bila penderita tidak dapat berkemih, lakukan
kateterisasi
c) Pasang bilah spekulum bawah secara vertikal,
kemudian putar gagang spekulum kebawah
d) Pasang spekulum atas, atur sedemikian rupa
sehingga dinding vagina dan porsio tampak dengan
143

HPP
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 569 / XI / ................ 1 / 13
RUMKITAL 2012

jelas
5) Eksplorasi ulang (sebelum tindakan)
a) Periksa pandang apakah terdapat robekan pada
dinding vagina atau bagian lain, ambil tindakan
yang sesuai apabila ditemukan robekan jalan lahir
lainnya (selain portio)
b) Setelah eksplorasi dinding vagina selesai,minta
asisten untuk memegang spekulum dan
pertahankan pada posisinya
c) Tangan kiri dan kanan, masing-masing memegang
klem ovum kemudian jepit portio depan dengan
klem kiri, 2,5cm lateral dari tempat tersebut, jepitkan
klem kanan (terhadap posisi penolong)
d) Lepaskan klem pertama, pindahkan lagi ke bagian
porsio 2,5cm di sebelah klem kedua11/13dan seterusnya
(mengikuti putaran jarum jam)
e) Lakukan langkah tersebut diatas (jepitan
bergantian) sehingga semua bagian portio dapat
diperiksa, pada bagian yang terdapat robekan,
tinggalkan 2 klem diantara robekan, lanjutkan
pemeriksaan dengan 2 klem yang lain
6) Penjahitan
a) Ambil kedua klem yang menandai tempat robekan
b) Perbaiki posisi klem kiri dan kanan (diantara tempat
robekan) dengan memindahkan masing-masing
klem ke lateral kiri dan kanan (dengan jarak 2,5cm
dari tepi robekan kiri dan kanan
c) Upaakan agar cakupan jepitan klem dapat
mencapai garis yang melalui titik paling ujung
robekan
d) Bila pasien mengeluhkan adanya rasa nyeri yang
disebabkan oleh penjepitan atau pasien tidak
kooperatif instruksikan asisten untuk menyuntikkan
sedatif dan analgetik
e) Bila ujung robekan dapat dicapai, tusukkan jarum
dimulai dari 1cm diatas luka, ikat dengan jahitan
angka 8
f) Operator sebagai patokan arah
g) Mulai penjahitan dari bagian paling distal terhadap
operator
h) Tusukkan jarum pada bagian luar kanan portio
tembuskan kedalam dan silangkan kedalam kiri,
tembuskan ke kriri luar distal, menyebrangi garis
robekan keluar kanan distal, silangkan ke kiri dalam
144

HPP
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 569 / XI / ................ 1 / 13
RUMKITAL 2012

proksimal kemudian menembus ke kiri luar


proksimal
i) Buat simpul kunci dan jepit sisa benang sebagai
panduan jahitan berikutnya
j) Lanjutkan penjahitan dengan 12/13 cara yang sama
hingga ke ujung luar robekan hingga seluruh
robekan portio terjahit dengan baik dan perdarahan
dapat diatasi
7) Eksplorasi ulang (pasca tindakan)
a) Lakukan pemeriksaan ulangan dengan menjepit
portio dengan 2 klem ovum kemudian balikkan
posisi gagang klem agar permukaan dalam portio
dapat diperiksa
(1) Pastikan perdarahan dari robekan portio dapat
diatasi
(2) Kontrol perdarahan pada bagian lain dari portio
(3) Lanjutkan eksplorasi pada bagian lain setelah
penanganan pada portio selesai
b) Kontrol perdarahan pada dinding vagina atau
sekitar vulva (apabila ditemukan)
c) Bersihkan portio dan lumen vagina dengan kapas
antiseptik
d) Lepaskan klem ovum yang masih terpasang pada
portio
e) Keluarkan spekulum
8) Dekontaminasi
9) Cuci tangan pasca tindakan
10) Perawatan pasca tindakan
a) Periksa kembali tanda vital pasien, segera lakukan
tindakan dan buat instruksi apabila diperlukan
b) Catat kondisi pasien pasca tindakan dan buat
laporan tindakan didalam kolom yang tersedia pada
status penderita 13/13
c) Buat instruksi pengobatan lanjutan, pemantauan
kondisi pasien dan kondisi yang harus segera
dilaporkan
d) Beri antibiotika profilaksis, kecuali bila jelas ditemui
tanda infeksi, bila terjadi defisit cairan, lakukan
restorasi dan bila kadar Hb dibawah 8gr% berikan
tranfusi darah
SIKAP 1. Memberitahukan kepada keluarga pasien tentang kondisi pasien
PERAWAT 2. Melakukan tindakan secara cepat dan tepat
UNIT TERKAIT Kamar Bersalin
145
146

IBU BERSALIN DENGAN SYOK


No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 570 / XI / ................ 1 /5
RUMKITAL 2012
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
PROSEDUR Karumkital dr. Ramelan,
TETAP 11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN 1. Syok adalah suatu kondisi gawat darurat yang memerlukan
penanganan segera dan intensif untuk menyelamatkan jiwa pasien.
(Gulardi H.W, 2008)
2. Syok pada ibu bersalin terbagi menjadi : syok hipovolemik, syok
septik, syok neurogenik.
TUJUAN Pemulihan sistem sirkulasi pernafasan, darah dan jantung menjadi baik
dan stabil.
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang PONEK
24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X /
2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1. Persiapan obat-obatan :


Antibiotik :Ampisilin, Amoksilin, Benzatin penisilin, Benzil penisilin,
Cefazolin, Ceftriakson, Kloksasilin, Eritromisin, Gentamisin,
Metronidazol, Trimetoprim-Sulfametoksazol.
Steroid :Hidrokortison, Betametason, Deksametason
Anti kejang :Magnesium sulfat, Diazepam
Antihipertensi :Hidralazin, Nifedipin, Labetolol
Oksitosik :Oksitosin, Ergometrin, Metil ergometrin, Misoprostol,
Prostaglandin E2, 15-metil prostaglandin F2α
Anestetik :Ketamin, Lignokain 1% atau 2%, Halotan
Analgetik :Parasetamol, Indometasin, Petidin, Morfin
Cairan infus :Garam fisiologis (NS), Dekstrosa 5%, Glukosa (10%,
50%), Ringer Laktat (RL), Akuades steril
Obat-obatan Gawat Darurat lainnya : Adrenalin, Aminofilin, Sulfas
Atropin, Kalsium glukonas, Digoksin, Difenhidramin, Efedrin,
Furosemid, Nitrogliserin, Nalokson, Prednisolon, Prometazin
2. Persiapan Peralatan Gawat Darurat :
Peralatan dan Perbekalan (1)
a. Ambu bag (resusitator manual)
b. Sungkup muka
c. Silinder oksigen dengan flow-meter dan katup aliran, kunci
silinder, dan selang
d. Mesin penghisap / suction (manual/elektrik) dengan selang dan
147

IBU BERSALIN DENGAN SYOK 2/5


No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 570 / XI / ................ 1 /5
RUMKITAL 2012
tabung
e. Kateter hisap yang tidak fleksibel (ukuran 18)
f. Kateter hisap yang fleksibel
Peralatan Gawat Darurat :Peralatan dan Perbekalan (2)
a. Guedel (ukuran 90 mm dan 100 mm)
b. Selang nasofaring (ukuran 28 dan 30)
c. Pelumas untuk intubasi nasogastrik
d. Turniket
e. Alat pengukur tekanan darah
f. Stetoskop
g. Senter
h. Baskom muntah
i. Bidai lengan
Peralatan Gawat Darurat :Peralatan dan Perbekalan (3)
a. Selimut
b. Cairan infus (Garam fisiologisdan Dekstrosa 5%)
c. Set infus dengan jarum ukuran besar (14- atau 16-) dan selang
d. Plester
e. Kasa pembalut
f. Antiseptik
g. Spuit hipodermik (5,10,20 ml) dan jarum
h. Spuit insulin
i. Benang jahit, catgut kromik 3.0 dan 2.0 pada jarum atraumatik
j. Kateter Foley (ukuran 16 atau 18) dan kantong penampung
k. Formulir pencatatan (Grafik cairan, formulir laboratorium, grafik
per jam, dll)
Peralatan Gawat Darurat :Peralatan dan Perbekalan (4)
Peralatan tambahan :
a. Laringoskop, dengan lampu dan baterai cadangan
b. Selang endotrakeal (diameter internal 7 atau 7,5 mm)
c. Kawat penuntun ETT
d. Spuit 5 ml (untuk mengembangkan kaf dengan udara)
e. Mesin anestesi inhalasi umum
f. EKG (dengan kertas dan jel)
g. Defibrilator
3. Langkah Awal Penanganan Syok :
a. Temani pasien
b. Teriak minta pertolongan secepatnya
c. Hentikan semua tindakan bedah yang sedang berlangsung
3/5
(kecuali bertujuan menghentikan perdarahan)
d. Nilai kegawatan melalui pemeriksaan tanda vital
e. Periksa pernapasan dan mulai RJP sesegera mungkin
dibutuhkan
f. Cegah hipotermia dan miringkan kepala/tubuh pasien untuk
mencegah aspirasi muntahan.
148

IBU BERSALIN DENGAN SYOK


No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 570 / XI / ................ 1 /5
RUMKITAL 2012
g. Jangan berikan sesuatu melalui mulut untuk mencegah aspirasi.
h. Bebaskan jalan nafas dan berikan oksigen melalui slang atau
masker dengan kecepatan 6-8 liter per menit
i. Sementara menunggu pertolongan :
j. Tinggikan tungkai untuk membantu beban kerja jantung.
k. Bila setelah posisi tersebut ternyata pasien menjadi sesak atau
mengalami edema paru maka kembalikan tungkai pada posisi
semula dan tinggikan tubuh atas untuk mengurangi tekanan
hidrostatik paru
l. Berikan oksigen dengan menggunakan sungkup muka atau
selang endotrakeal
m. Mulai infus dengan garam fisiologis
n. Catat waktu
o. Monitor tanda vital
4. Terapi Definitif
a. Tentukan penyebab syok dan tentukan tindakan segera untuk
mengatasi hal tersebut
1) Perdarahan hipovolemik
2) Infeksi  septik
3) Nyeri hebat  kardiogenik/vasovagal
b. Infus/restorasi cairan
c. Oksigen
d. Antibiotika
e. Agen Vasoaktif
5. Langkah-langkah A-B-C-D pada Resusitasi Jantung Paru
A = air way
a. Buka jalan napas
1) Miringkan kepala ke belakang
2) Angkat dagu dengan posisi jari di belakang tulang rahang
3) Buka mulut menggunakan ibu jari di belakang gigi
geraham terakhir
b. Lihat, dengar, dan rasakan pernapasan
c. Hisap cairan sekresi atau muntah
d. Masukkan alat bantu jalan napas
1) Selang nasofaring,
2) Guedel, atau
3) ETT
B = Breathing 4/5
a. Nilai kembali pernapasan setelah jalan napas dibebaskan
b. Berikan napas buatan bila pasien tidak bernapas
1) Ambu bag ke sungkup
2) Mulut ke sungkup
3) Mulut ke mulut (dengan penghalang kasa)
4) Ambu bag ke ETT
c. Lanjutkan pernapasan 10-12 kali per menit sampai pasien
149

IBU BERSALIN DENGAN SYOK


No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 570 / XI / ................ 1 /5
RUMKITAL 2012
bernapas spontan
C = Circulation
a. Periksa nadi karotis (bila tidak ada denyut, lakukan kompresi
dada)
b. Letakkan tangan pada posisi (tumit tangan pertama pada bagian
tengah, pertengahan bawah dada di antara putting, tangan kedua
di atasnya)
c. Lakukan kompresi dada (tekan sternum 4-5 cm atau 1,5-2 inci)
1) Bila 1 penolong, berikan 15 kompresi dalam 10 detik diikuti
dengan 2 napas buatan
2) Bila 2 penolong, berikan 5 kompresi dalam 3 detik diikuti
dengan 1 napas buatan
3) Hentikan RJP setelah 1 menit dan setiap 1-2 menit untuk
memeriksa pernapasan spontan dan atau denyut nadi
4) Lanjutkan RJP sampai pasien merespon atau minimal 30
menit
5) Pasang monitor EKG bila tersedia, dan lanjutkan RJP
D=Drugs
a. Pasang saluran infus
b. Netralkan efek narkotik atau sedatif
1) Netralkan narkotik dengan nalokson, 2 mg IV, IM, SK, atau
sublingual setiap 2-3 menit. Dosis total = 10 mg
2) Netralkan benzodiazepin dengan flumazenil (0,2 mg setiap
15 menit, setiap menit; dosis total=1 mg) ATAU Fisostigmin
(0,5-2,0 mg IM atau IV lambat; 1 mg setiap 1 menit; ulang
dengan interval 10-30 menit bila dibutuhkan)
c. Berikan obat tambahan (tergantung EKG)
6. Elemen-elemen penting dalam stabilisasi pasien adalah :
a. Menjamin kelancaran jalan nafas, pemulihan sistem respirasi dan
sirkulasi
b. Menghentikan sumber perdarahan atau infeksi
c. Mengganti cairan tubuh yang hilang
d. Mengatasi rasa nyeri atau gelisah
7. Terapi Cairan
a. Kondisi gawatdarurat  restorasi cairan
5/5
b. Larutan isotonik yang dianjurkan:Ringer Laktat, NaCl
fisiologis/garam fisiologis (normal saline).
c. Berikan cairan infus isotonik (RL,NS) 1 L dalam 10-20 menit dan
lanjutkan hingga mencapai 3L (lihat perkembangan kondisi
pasien) dalam 2-3 jam, bila masih didapatkan tanda syok maka
rehidrasi dapat terus diberika hingga tanda syok teratasi,
perhatikan saat pemberian cairan :
1) jumlah cairan yang akan diberikan
2) lamanya pemberian per unit cairan
3) ukuran atau diameter jarum (no. 16-18) dan kecepatan
150

IBU BERSALIN DENGAN SYOK


No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 570 / XI / ................ 1 /5
RUMKITAL 2012
tetesan.
d. Jika infusi cairan sudah cukup (Nadi <100, T-sistolik > 90-100)
e. Segera atasi sumber perdarahan
f. Pemberian transfusi darah, harus melalui serangkaian proses
yang teliti dan pertimbangan yang matang untuk menghindarkan
infeksi melalui transfusi darah dan uji keamanan darah donor
juga memiliki risiko yang fatal (anafilaktik, hemolisis atau
inkompatibilitas) atau risiko transmisi penyakit berbahaya (HPV,
HIV/AIDS). Tranfusi diberikan bila konsentrasi Hb <6g % atau
hematokrit < 20.
g. Berikan pasokan O2 sesuai kebutuhan
SIKAP Melakukan tindakan secara cepat dan tepat
PERAWAT
UNIT TERKAIT 1. Kamar Bersalin
2. ICU
3. Laboratorium
4. OK Kandungan
5. Radiologi
151

PERBAIKAN ROBEKAN SERVIKS


No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 571 / XI / ................ 1/1
RUMKITAL 2012
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
PROSEDUR Karumkital dr. Ramelan,
TETAP 11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Memperbaiki robekan pada serviks
TUJUAN Menghindari adanya perdarahan hebat
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang PONEK
24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X /
2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1. Menahan fundus


2. Menjepit bibir serviks dengan klem, kemudian memindahkan klem
bergantian searah jarum jam sehingga semua bagian serviks dapat
diperiksa
3. Jika ditemukan robekan, meninggalkan 2 klem antara robekan
4. Menempatkan klem dalam satu tangan
5. Menarik sedikit serviks, sehingga lebih jelas kelihatan dari luar
6. Memulai menjahit dari bagian atas serviks
7. Melakukan penjahitan terputus berjarak 1 cm, dengan mengambil
seluruh ketebalan tiap bibir serviks
SIKAP 1. Melakukan tindakan secara cepat dan tepat
PERAWAT 2. Memberitahukan tentang kondisi ibu
UNIT TERKAIT Kamar bersalin
152

PERBAIKAN ROBEKAN DINDING VAGINA DAN DINDING PERINEUM


No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 572 / XI / ................ 1/2
RUMKITAL 2012
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
PROSEDUR Karumkital dr. Ramelan,
TETAP 11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Memperbaiki robekan perenium dan jalan lahir
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya perdarahan
2. Mengembalikan anatomi fisiologis
3. Menyatukan kembali jaringan tubuh
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X /
2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1. Memberikan anastesi lokal dan memastikan daerah tersebut


telah dianastesi
2. Menelusuri dengan hati-hati menggunakan satu jari, secara luas
menentukan batas-batas luka. Menilai kedalaman luka dan
lapisan jaringan yang terluka
3. Membuat jahitan pertama kurang lebih 1 cm diatas ujung laserasi
dibagian dalam vagina. Setelah membuat tusukan pertama buat
ikatan dan potong pendek benang
4. Menutup mukosa vagina dengan jahitan jelujur, menjahit
kebawah kearah cincin hymen. Meneruskan kearah bawah tetapi
tetap pada luka hingga mencapai bagian bawah laserasi
memastikan bahwa jarak antara jahitan sama dan otot yang
terluka telah dijahit
5. Setelah mencapai ujung laserasi, mengarahkan jarum keatas dan
meneruskan penjahitan dengan menggunakan jahitan jelujur
untuk menutup jaringan subkutikuler. Jahitan ini akan menjadi
jahitan lapis kedua
6. Menusukkan jarum dari robekan perenium kedalam vagina.
Jarum keluar belakang cincin hymen. Mengikat benang dengan
membuat sampai didalam vagina
7. Memotong ujung benang dan menyisakan 1,5 cm . jika ujung
benang dipotong terlalu pendek, simpul akan longgar dan
laserasi akan terbuka.
8. Mengulangi pemeriksaan vagina dengan lembut untuk
memastikan tidak ada kassa atau peralatan yang tertinggal di
dalam
9. Dengan lembut, memasukkan jari paling kecil kedalam anus,
153

2/2
PERBAIKAN ROBEKAN DINDING VAGINA DAN DINDING PERINEUM
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 572 / XI / ................ 1/2
RUMKITAL 2012
meraba apakah ada jahitan pada rektum

SIKAP Observasi pasca tindakan


PERAWAT
UNIT TERKAIT Kamar Bersalin
154

PERSIAPAN SC
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 573 / XI / ................ 1/2
RUMKITAL 2012
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
PROSEDUR Karumkital dr. Ramelan,
TETAP 11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Seksio sesaria adalah suatu persalinan buatan dimana janin
dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim
(Sarwono, 2010)

TUJUAN Menyelamatkan ibu maupun bayi


KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X /
2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan operasi :


1. Informed consent
2. KIE

Persiapan Fisik :
1. Keadaan umum : anemia, sakit, dehidrasi dan terjadi perdarahan
2. Pemeriksaan fisik umum : tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan
3. Pemeriksaan fisik khusus : pemeriksaan kebidanan, pemeriksaan
dalam
4. Pemeriksaan penunjang : laboratorium, ultrasonografi, NST,
fotorontgen
5. Konsul dokter cardiologi dan dokter anestesi

Langkah-langkah :
1. Persiapan Pro SC :
a. Anamneses penderita
b. Pemeriksaan fisik : TTV dan CHPB
c. Lapor OKK, Anesthesi, D III, F1 atau E2
d. Lapor operator (persiapan darah dan profilaksis)
e. Pasien dipuasakan 2/2
2. Sebelum berangkat operasi :
a. Cukur pubis dan daerah operasi
b. Penderita memakai baju operasi
c. Pasang infuse (RL)
d. Milanta syrup 2 sdm
e. Alkes ( cairan RL:3, NS 500 cc:1, NS 100 cc:1, Gastrul:4,
155

PERSIAPAN SC
No. Dokumen No Revisi Halaman
SPO / 573 / XI / ................ 1/2
RUMKITAL 2012
baju operasi lengkap, pembalut, gurita ibu, 3 way, infuse set,
profilaksis 2 gr, aquadest, spuit 10 cc:2, folley cateter no 16,
urobag, darah bila perlu)
f. Keluarga dianjurkan mendampingi sebelum pasien masuk
ruang operasi untuk memberikan dukungan moril dan doa
g. Pasien diberangkatkan ke kamar operasi melalui ruang
premedikasi, bidan kamar bersalin serah terima dengan
bidan atau perawat OKK, meliputi keadaan umum pasien dan
DJJ
h. Dokter pediatric diwajibkan hadir pada kasus-kasus tertentu
antara lain : ibu hamil dengan gawat janin

SIKAP 1. Bersikap ramah


PERAWAT 2. Melakukan tindakan dengan cepat, tepat dan benar
UNIT TERKAIT 1. Kamar Bersalin
2. OK Kandungan
3. ICU Anestesi
4. Ruang Nifas ( Ruang EII dan FI )
5. Ruang DIII
6. Laboratorium

PERAWATAN PASIEN POST PARTUM


156

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 574 / XI / .............................. 1/1
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
11 November 2012
PROSEDUR TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Melaksanakan tindakan perawatan ibu pasca persalinan dalam
24 jam pertama
TUJUAN Untuk sebagai pedoman perawatan penderita post partum
dalam 24 jam pertama
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep /
19 / X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Pelaksanaan
1. Memeriksa :
 Tinggi fundus uteri
 Kontraksi uterus
 Perdarahan pervaginam
 Mengukur gejala kardinal tiap 6 jam
2. Memandikan penderita yang baru melahirkan
3. Merawat jahitan perineum
4. Memeriksa dan mengawasi pengeluaran ASI
5. Membantu ibu meneteki bayinya
6. Observasi keluhan sesudah melahirkan
 Adanya kesulitan BAK
 Adanya keluhan tentang laktasi
 Adanya nyeri karena his post partum
 Adanya nyeri pada symfisis
7. Memberi penyuluhan tentang
 Gizi ibu nifas
 Perawatan payudara yang bermasalah
 Kebersihan diri dan lingkungan
 KB yang cocok bagi ibu nifas
 Perawatan bayi ( tali pusat )
 Perawatan jahitan perineum
8. Untuk partus fisiologis perawatan ibu di ruangan bersalin

MENERIMA BAYI BARU LAHIR DARI KAMAR BERSALIN


157

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 575 / XI / 2012 .............................. 1/3

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Menerima bayi yang baru dilahirkan dari kamar bersalin
keruang perawatan
TUJUAN Memberikan perawatan bayi baru lahir

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep /
19 / X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR A. Menerima bayi dan file


Melihat kembali / cek gelang tangan dengan file
B. Melakukan pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum : baik
2. Kesadaran : composmentis
3. Kepala :
Ubun-ubun besar : belum menutup
Ubun-ubun kecil : belum menutup
Mata : simetris +/+, Anemis -/-, icterus -/-
Telinga : simetris +/+, serumen -/-
Hidung : bersih, polip -/-, PCH -/-
Mulut & gigi : bersih, gigi belum ada, labio palatoskizis -
4. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar, tidak ada
pembesaran vena jugularis
5. Dada : simetris, ronchi -, retraksi dinding dada -
6. Abdomen : tali pusat basah kompres kassa alkohol 70
%, tidak ada perdarahan tali pusat
7. Punggung : tidak ada spina bifida, tidak ada benjolan
8. Genetalia : tidak ada kelainan :
Perempuan : vagina & uretra berlubang, labia +/+
Laki-laki : testis di skrotum, penis berlubang
9. Anus : tidak ada atresia ani

MENERIMA BAYI BARU LAHIR DARI KAMAR BERSALIN


158

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 575 / XI / .............................. 2/ 3
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya

10. Ekstemitas : tidak cyanosis, reflek moro +


11. Antropometri :
Berat badan : normal > 2500-4000 gr
Panjang badan : normal 45-53 cm
Lingkar lengan atas : 11 – 13 cm
Lingkar kepala : 34 – 36 cm
Lingkar dada : 33 – 38 cm
12. Tanda – tanda vital :
Denyut jantung : 120 – 160 x/menit
Suhu : ± 36,5 – 37,5 ᵒ C
Respirasi : 40 – 60 x/menit

C. Memberi minum glukose


Cara mengoplos glukose :
 Minum 30 cc dengan perbandingan 2:1 yaitu 20 cc
glucose + 10 cc air hangat
 Minum melalui gelas agar bayi tidak terbiasa dengan
botol

D. Membantu ibu meneteki bayi


1. Sebelum menyusui, ASI dikeluarkan sedikit kemudian
dioleskan pada puting susu dan areola sekitarnya. Cara
ini bermanfaat sebagai desinfektan dan menjaga
kelembaban puting susu
2. Bayi diletakkan menghadap perut ibu / payudara :
 Ibu duduk / berbaring santai, bila duduk lebih baik
menggunakan kursi yang rendah agar kaki tidak
menggantung
 Bayi dipegang dengan satu lengan epala terletak
pada lengkung siku ibu dan bokong bayi terletak
pada lengan
 Satu tangan bayi diletakkan dibelakang badan ibu &
yang satu di depan
 Perut bayi menempel badan ibu, kepala bayi
menghadap payudara
 Telinga & lengan bayi terletak pada satu garis lurus
 Ibu menetap bayi dengan penuh kasih sayang
MENERIMA BAYI BARU LAHIR DARI KAMAR BERSALIN
159

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 575 / XI / .............................. 3/3
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
3. Payudara dipegang dengan ibu jari dia tasa dan jari lain
menopang dibawah
4. Bayi diberi rangsangan untuk membuka mulut dengan
cara :
Setelah bayi membuka mulut dengan cepat kepala bayi
didekatkan ke payudara ibu dengan puting serta areola
dimasukkan ke mulut bayi.
160

RAWAT GABUNG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 576 / XI /
.............................. 1/2
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Adalah suatu cara perawatan dimana bayi baru lahir
ditempatkan bersama ibunya dalam suatu ruangan, agar bayi
mudah dijangkau oleh ibunya selama 24 jam/hari sehingga
memungkinkan pemberian ASI kepada bayi sesuai kebutuhan.
TUJUAN 1. Agar bayi segera mendapatkan colostrum maupun ASI
2. Agar bayi bisa mendapatkan ASI setiap saat ia inginkan
3. Stimulasi mental dini demi tumbuh kembang anak
4. Memberi kesempatan pada ibu dan keluarganya untuk
mendapatkan pengalaman cara merawat bayi baru lahir
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep /
19 / X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Jenis rawat gabung :


1. Rawat gabung total :
Ibu dan bayi bersama-sama dalam satu ruangan secara
terus menerus dalam 24 jam
2. Rawat gabung partial :
Ibu dan bayi terpisah pada waktu tertentu atau terpisah
sementara ( misal SC )
Pelaksanaan
Setelah bayi baru lahir di identifikasi apakah rawat gabung total
atau rawat gabung partial
Indikasi rawat gabung total :
1. Ibu
a. Persalinan fisiologis normal
b. Persalinan patologi pervaginam
 Tanpa narkose
 Tanpa komplikasi
161

RAWAT GABUNG
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 576 / XI /
.............................. 2/2
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
2. Bayi
a. Apgar skor menit 1 > 7
b. Berat badan lahir > 2500 gr - > 4000 gr
c. Sesuai masa kehamilan
d. Tidak ada kelainan bawaan yang berat

Indikasi rawat gabung partial :


1. Ibu
a. Persalinan dengan SC
b. Persalinan patologis pervaginam dengan narkose
c. Ibu dengan komplikasi
d. Ibu dengan diabetes mellitus
2. Bayi
a. Apgar score menit 1 > 7
b. BB lahir > 2500gr atau > 4000 gr
c. Kelainan bawaan yang berat
d. Tidak sesuai masa kehamilan
e. Keadaan yang memerlukan perawatan khusus

Bila rawat gabung total


Dalam waktu 30 menit bayi harus ditetekkan ke ibunya setelah
2 jam post partum ibu dan bayi akan di pindah bersama- sama
ke ruang rawat gabung
162

PERAWATAN IBU NIFAS SEHARI-HARI / MOBILISASI DINI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 577 / XI /
.............................. 1/1
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Tata cara merawat ibu nifas sehari-hari dengan mengajarkan
cara untuk mobilisasi/bergerak secara bertahap

TUJUAN 1. Dapat mengurangi bendungan lochea dalam rahim


2. Mempercepat normalisasi alat kelamin dalam keadaan
normal

KEBIJAKAN Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan :
Persiapan Alat :
 tensi meter
 termometer
 pembalut

Persiapan pasien :
Pasien tidur

Pelaksanaan :
1. Menjelaskan maksud dan tujuan mobilisasi
2. Mencuci tangan
3. Mengatur posisi pasien
4. Mengukur tanda - tanda vital
5. Mengukur tinggi fundus uteri dan kontraksi uterus
6. Memeriksa cairan vagina
7. Merawat luka perineum
8. Mengganti pembaut
9. Merapikan pasien
163

VULVA HYGIENE ATAU PERAWATAN PERINEUM


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 578 / XI / .............................. 1/2
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Perawatan vulva dan daerah sekitarnya (sampai perineum)
yang bertujuan untuk menjaga kebersihan dan mencegah
terjadinya infeksi
TUJUAN 1. Mencegah terjadinya infeksi pada daerah vulva atau
perineum maupun didalam uterus
2. Untuk mempercepat penyembuhan luka perineum
3. Untuk menjaga kebersihan vulva dan perineum
4. Untuk menimbulkan rasa nyaman
KEBIJAKAN 1. UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. SK MENKES No. 1333 tahun 1999 tentang penerapan
standart pelayanan Rumah Sakit
3. Surat edaran pedoman karumkit No : SE/26/XII/2008
PROSEDUR Persiapan :
1. Kapas saflon
2. Alas pantat / perlak
3. Handscoen 2 pasang
4. Pot
5. Bengkok
6. Air bersih dalam botol
7. Obat-obatan untuk jahitan (desinfektan) misal betadine
8. Pinset
9. Pembalut wanita / softek
10. Larutan klorin 0,5% dalam tempatnya
11. Alat tulis / catatan keperawatan
Pelaksanaan :
1. Pada waktu pagi dan sore sebelum mandi
2. Bila klien merasa kurang nyaman
3. Sesudah BAB / BAK
4. Dilakukan setiap 4 jam sekali pada klien dengan jahitan
tingkat III

VULVA HYGIENE ATAU PERAWATAN PERINEUM


164

No. Dokumen No. Revisi Halaman


................................. .............................. 2/2

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Langkah- langkah pelaksanaan :
1. Ruang akan disiapkan alat-alat akan didekatkan pada
pasien
2. Klien diberitahu
3. Alas pantat dipasang, pasang pispot bila perlu
4. Cuci tangan, memakai handscoen
5. Angkat softek, perhatikan keadaan locheanya, banyaknya,
baunya dan warnanya kemudian letakkan dalam bengkok
6. Klien diminta untuk BAK kemudian perhatikan banyaknya
dan baunya
7. Ganti lagi dengan handscoen yang steril
8. Gunakan ibu jari dan jari telunjuk kiri untuk membuka vulva
kemudian tangan kanan pegang pinset, ambil kapas saflon
untuk membersihkan vulva
9. Cara membersihkan vulva dari labia mayora kiri dulu lalu
labia mayora kanan lalu perineum. Lakukan hal yang sama
dengan labia minora. Satu kapas hanya untuk satu kali,
mengusapkan kapas saflon dari atas ke bawah
10. Luka jahitan harus dibersihkan dan diperhatikan keadaan
jahitannya
11. Angkat pot
12. Kompres jahitan dengan kassa betadine secukupnya
13. Pasang softek dan rapikan
14. Perhatikan KU ibu, kontraksi uterus dan tinggi fundus
uterinya
15. Alat-alat dibersihkan dan letakkan handscoen dan alat
lainnya (pinset, cucing) ke dalam larutan klorin 0,5 % untuk
proses dekontaminasi
16. Cuci tangan
17. Dokumentasikan pada file (rekam medik) klien
SIKAP PERAWAT 1. Bersikap sopan dan penuh perhatian
2. Menjaga privacy pasien
3. Menjaga keseterilan alat
4. Menjaga KU pasien
UNIT TERKAIT 1. Ruang perawatan post partum
2. Ruang perawatan penyakit kandungan
3. Setiap ruangan perawatan wanita yang berhubungan
dengan obgyn
165

PENYULUHAN PADA IBU NIFAS


No. Dokumen No. Revisi Halaman
................................. .............................. 1/1

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
9 November 2012

Dr. Adi Riyono,Sp.KL


Laksamana Pertama TNI

PENGERTIAN Pemberian informasi dan pendidikan pada ibu setelah


melahirkan meliputi semua informasi tentang masa nifas
TUJUAN 1. Meningkatkan pemulihan fungsi tubuh
2. Membantu memenuhi kebutuhan ibu bayi dan keluarganya
3. Memberi pendidikan pada keluarga untuk memelihara
bayinya
4. Membantu keluarga dan klien untuk dapat melewati masa
nifas dengan lancar, terbebas dari gangguan
KEBIJAKAN 1. UU No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. SK MENKES No. 1333 tahun 1999 tentang penerapan
standart pelayanan Rumah Sakit
3. Surat edaran pedoman karumkit No : SE / 26 / XII / 2008
PROSEDUR Persiapan alat :
 Tentukan topik sesuai dengan kebutuhan pada ibu nifas
 Makalah penyuluhan
 Papan tulis, flip chart
 Siapkan tempat sesuai dengan jumlah peserta
 Alat evakuasi
 Buku kehadiran peserta
Cara kerja :
 Atur tempat duduk pasien
 Membuka acara
 Menyampaikan materi penyuluhan
 Lakukan peragaan yang perlu ditekankan dari materi
 Tanya jawab dengan audiens
 Berikan lembar kuesioner untuk evaluasi
 Meminta tanda tangan kehadiran

SIKAP PERAWAT Bersikap ramah dan sopan


Menggunakan bahasa yangbmudah dimengerti oleh pasien
UNIT TERKAIT Ruang Nifas (Ruang F1 dan E2)
166

PERAWATAN PAYUDARA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 580 / XI / .............................. 1/2
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Perawatan secara teratur untuk memelihara kesehatan
payudara dengan tujuan untuk memperlancar produksi ASI
saat menyusui
TUJUAN 1. Memelihara kebersihan payudara
2. Melenturkan dan menguatkan puting susu
3. Mengatasi puting susu datar / tenggelam
4. Memperlancar pengeluaran ASI
5. Mencegah Puting Lecet
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep /
19 / X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Manfaat perawatan payudara:


1. Menjaga kebersihan payudara terutama puting susu
2. Melenturkan dan menguatkan puting susu agar bayi dapat
menyusui dengan baik
3. Merangsang kelenjar air susu sehingga produk ASI lancar
4. Mengetahui kelainan puting susu secara dini dan
melakukanusaha untuk mengatasinya
5. Persiapan jiwa psikis ibu untuk menyusui

Persiapan alat :
1. Baby oil / cream
2. Gelas / botol susu
3. Air hangat dalam baskom
4. Air dingin (kran) dalam baskom
5. Handuk bersih

Langkah-langkah :
Terdiri dari 4 tahap
167

PERAWATAN PAYUDARA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 580 / XI /
.............................. 2/ 2
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
1. Pengurutan pertama terdiri dari 4 gerakan yang dilakukan
pada kedua payudara selama 5 menit (20-30 kali) :
a. Kedua telapak tangan dibasahi dengan baby oil
b. Kedua telapak tangan diletakkan diantara kedua
payudara
c. Pengurutan dimulai ke arah samping telapak tangan kiri
kearah sisi kiri, telapak tangan kanan kearah sisi kanan
d. Pengurutan diteruskan kebawah / kesamping
selanjutnya melintang, telapak tangan mengurut ke
depan kemudian kedua tangan dilepas dari kedua
payudara
2 Telapak tangan kiri menopang payudara kiri, kemudian jari-
jari tangan kanan sisi kelingking mengurut payudara ke
arah puting susu. Gerakan di ulang 20-30 kali untuk tiap
payudara
3 Telapak tangan menopang payudara tangan lainnya
mengurut dan menggenggam payudara dari pangkal
kearah puting susu. Gerakan di ulang 20-30 kali untuk tiap
payudara
4 Payudara disiram dengan air hangat dan air biasa secara
bergantian selama ± 5 menit ( air hangat dulu )
5 Dikeringkan dengan handuk, merapikan pakaian ibu dan
alat-alat. Pakailah BH yang khusus untuk ibu menyusui
( BH yang menyangga payudara ). Diharapkan dengan
melakukan perawatan payudara proses laktasi dapat
berlangsung dengan sempurna.
168

MENCUKUR DAERAH OPERASI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 581 / XI / .............................. 1/1
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Membersihkan daerah operasi dan perineum dari rambut yang
tumbuh
TUJUAN Menjaga kebersihan pada daerah operasi
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep /
19 / X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan :
a. Alat cukur / silet yang baru
b. Tempat berisi kapas savlon 3 % sesuai kebutuhan
c. Sarung tangan
d. Alas bokong / perlak
e. Boorwater
f. Kassa dan alkohol 70 %
Pelaksanaan :
a. Cuci tangan sebelum dan sesudah prasat
b. Alat diletakkan disisi kanan penderita
c. Pasang penyekat
d. Penderita dalam posisi litotomi
e. Pasang alas bokong / perlak
f. Bengkok diletakkan diantara kedua paha
g. Pakai sarung tangan
h. Daerah yang akan dicukur dibasahi dengan kapas savlon
3% merata
i. Cukur rambut daerah lapangan operasi / daerah paha
dengan tangan kiri menarik daerah yang dicukur keatas,
tangan kanan mencukur rambut sampai bersih
j. Lakukan pencukuran dengan benar jangan sampai terluka
k. Kompres daerah yang telah dicukur dengan kassa alkohol
70 % sebelum berangkat ke OK
PERSIAPAN ELEKTIF OPERASI CAESAR
169

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 582 / XI / .............................. 1/2
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Sectio caesar adalah suatu cara melahirkan janiin dengan
membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan
perut atau vagina atau sectio caesar adalah suatu histerotomia
untuk melahirkan janin dari dalam rahim (synopsis, jilid 2, hal
117)
TUJUAN Menyelamatkan ibu maupun bayi ( Manuaba, 1998, hal 335 )
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep /
19 / X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan operasi ( mental penderita )


 Informed consent
 KIE ( Manuaba, 1998, hal 336 )

Persiapan fisik penderita


1. Keadaan umum : anemia, sakit, dehidrasi dan terjadi
perdarahan
2. Pemeriksaan fisik umum : tekanan darah, nadi, suhu dan
pernafasan
3. Pemeriksaan fisik khusus : pemeriksaan kebidanan,
pemeriksaan dalam
4. Pemeriksaan penunjang : laboratorium, ultrasonografi, foto
rontgen ( abdomen, toraks )
5. Konsul dr cardiologi dan dr anestesi
6. Penderita MRS dan membawa peralatan untuk keperluan
ibu dan bayi

Langkah – langkah :
Persiapan pre SC :
1. Anamnesa penderita

PERSIAPAN ELECTIF OPERASI CAESAR


170

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 582 / XI /
.............................. 2/ 2
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
2.Pemeriksaan fisik : TTV, CHPB
1. Lapor OKK, VK, F1, DIII, Anestesi
2. Lapor operator ( persiapan darah dan profilaksis )
3. Penderita puasa mulai jam 22.00

Sebelum berangkat operasi :


1. Cukur daerah operasi
2. Penderita memakai baju operasi
3. Pasang infus ( RL ) dan cateter
4. Mylanta syrup 2 sdm
5. Bila operator menyarankan profikaksis sebelum berangkat
penderita di skin test terlebih dahuludi ruangan
6. Alkes ( RL : 4, NS : 2, piton : 4, gastrul : 4, baju lengkap,
pembalut, gurita, aquadest, spuit 5 cc : 2, darah → bila
operator siap darah
7. Keluarga dianjurkan mendampingi sebelum operasi untuk
memberikan dukungan moril dan doa
8. Pasien diberangkatkan ke kamar operasi melalui ruang
premedikasi, perawat atau bidan ruangan melaksanakan
serah terima dengan petugas kamar operasi meliputi
keadaan umum pasien den denyut jantung janin
9. Dokter pediatri diwajibkan hadir pada kasus kasus tertentu
antara lain :
 Ibu hamil dengan gawat janin
 Ibu hamil dengan penyakit tertentu antara lain : jantung,
asma, diabet, paru, HIV, hepatitis
 Janin dengan cacat bawaan

PEMBERIAN PASI
171

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 583 / XI / .............................. 1/2
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Pemberian susu tambahan pada bayi selain ASI
TUJUAN Mencukupi kebutuhan asupan bayi
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep /
19 / X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR I. INDIKASI
 Ada kontra indikasi bagi ibu untuk menetekkan
 Produksi ASI belum ada
II. PERSIAPAN
1. Konseling
Mengadakan pendekatan kepada keluarga dengan
memberi penjelasan tentang pemberian PASI
2. Informed consent
3. Persiapan alat :
a. Air panas
b. Susu formula sesuai pilihan keluarga
c. Botol susu yang sudah diberi label nama bayi dan
sudah di steril
III. PELAKSANAAN
1. Pra tindakan
a. Perawat cuci tangan
b. Siapkan botol susu nama bayi isi susu sesuai
takaran
c. Tuang air panas ( air suam-suam kuku) kocok
sampai tercampur
d. Sebelum susu diberikan teteskan dahulu di
punggung tangan untuk merasakan apakah susu
cukup hangat dan apakah keluarnya satu tetes
dalam setiap detik

PEMBERIAN PASI
172

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 583 / XI /
.............................. 2/2
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
2. Tindakan
a. Bayi dalam posisi setengah duduk dipangkuan
perawat
b. Pada waktu pemberian minum perhatikan apakah
ada tanda bayi menjadi biru, atau gangguan
pernafasan
c. Setelah pembeerian PASI letakkan bayi pada posisi
tegak / duduk untuk mengeluarkan udara dalam
perut
d. Tidurkan bayi miring pada sisi kanan untuk
mencegah regurgitasi atau muntah
e. Selesai pemberian PASI, cuci botol, masukkan ke
alat sterilisasi, perawat cuci tangan

Catatan :
Kebutuhan dasar cairan pada neonatus

Hari kelahiran Cairan / kg / hari


Ke 1 60 ml
Ke 2 70 ml
Ke 3 80 ml
Ke 4 90 ml
Ke 5 100 ml
Ke 6 110 ml
Ke 7 120 ml
Ke > 10 150 – 200 ml
173

PERAWATAN TALI PUSAT


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 584 / XI / 2012 .............................. 1/1

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Upaya perawatan tali pusat agar tetap bersih

TUJUAN Mencegah infeksi

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Perawatan tali pusat sangat penting mengingat kemungkinan


terjadinya infeksi , maka tindakan aseptik harus diperhatikan waktu
merawat tali pusat.
Langkah-langkah perawatan tali pusat adalah :
1. Cuci tangan dengan air bersih dan sabun
2. Cuci tali pusat dengan air bersih dan sabun, bilas dan
keringkan betul-betul
3. Pertahankan sisa tali pusat dalam keadaan terbuka agar
terkena udara dan balut dengan kassa steril yang diberi alkohol
70 % ikat kassa secara longgar
4. Lipatlah popok dibawah tali pusat
5. Jika tali pusat terkene kotoran atau tinja cuci dengan sabun dan
air bersih kemudian keringkan
NB:
1. Hindari menyentuh tali pusat secara langsung dan
membalutnya dengan kassa kain yang tidak bersih
2. Tidak perlu menggunakan salep anti mikroba topikal, ramuan-
ramuan tradisional untuk mempercepat pengeringan tali pusat
3. Jika disekitar tali pusat ada kemerahan atau mengeluarkan
cairan serta berbau tidak sedap berarti tali pusat mengalami
infeksi
4. Tiap kali memandikan dan kassa kotor / basah harus diganti
174

PERAWATAN LUKA OPERASI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 585 / XI / 2012 .............................. 1/2

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
TETAP
11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Upaya perawatan pada luka bekas operasi

TUJUAN Mengurangi terjadinya infeksi pada luka operasi

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR PERSIAPAN ALAT :


 Bak instrumen : 3  Betadine
 Pinset : 3  Boor water
 Cucing : 2  Alkohol
 Handscoen steril : 2 pasang  Hepafix
 Depreess : 3 buah  Gunting : 1
 Kassa : 3 buah  Bengkok : 2
 Lidi waten : 1 buah  Cairan clorin 0,5 %

PELAKSANAAN :
1. Menjelaskan pada ibu tentang tindakan yang akan dilakukan
2. Menutup semua korden disekitar tempat tidur ibu
3. Mendekatkan semua alat pada ibu
4. Memakai handscoen pada kedua tangan
5. Membasahi pinggiran plester dengan menggunakan depress
yang dibasahi dengan alkohol agar plester dapat dibuka
dengan mudah
6. Membuka plester dengan perlahan sampai terlepas semua dan
meletakkan di bengkok dengan menggunakan pinset
7. Membuka handscoen secara terbalik dan meletakkan di
bengkok yang berisi cairan klorin 0,5 % beserta pinsetnya
8. Memakai handscoen steril pada kedua tangan dan
175

PERAWATAN LUKA OPERASI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 585 / XI / 2012
.............................. 2/2

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
menekan daerah di sekitar luka operasi dengan menggunakan
ibu jari dan keempat jari tangan kanan untuk melihat adanya
pus atau darah yang merembes pada luka
9. Membersihkan luka operasi dengan menggunakan pinset dan
depress yang dibasahi boor water dengan arah dari atas ke
bawah
10. Mengeringkan daerah luka operasi dengan pinset dan depress
yang kering
11. Mengoles luka operasi dengan lidi waten yang dibasahi dengan
betadine
12. Menutup luka operasi dengan kassa dan hipavix sampai
tertutup semua
13. Meletakkan alat-alat ke dalam larutan klorin 0,5 %
14. Merapikan baju ibu dan mencuci alat-alat hingga bersih
176

PHOTO TERAPI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 586 / XI / 0/0 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tempat penyinaran yang menggunakan lampu ultra violet
yang dilakukan dalam 1x24 jam

TUJUAN Menurunkan kadar bilirubin menjadi dalam batas normal

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan alat : 1. Lampu atau alat khusus photo terapi


2. Inkubator
3. Kacamata khusus photo terapi
4. Plester dan gunting
5. Perban (jika diperlukan)
6. Kertas dan alat tulis
Tahap Pra Interaksi :1. Mencuci tangan
2. Menempatkan alat di dekat pasien dengan
benar

Tahap Orientasi : 1. Memberi salam kepada pasien dan sapa


nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur
pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien

Tahap Kerja : 1. Bayi dengan hiperbilirulan dibawa


masuk dan diukur suhu tubuhnya dengan
thermometer, bila suhu 370C bayi dapat
dilakukan phototerapi selama 24 jam
2. Baju bayi dilepas/bayi dalam keadaan
telanjang
3. Mata bayi ditutup dengan kacamata
khusus
177

2/2
PHOTO TERAPI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 586 / XI / 0/0 1/1
2012
4. Bayi kemudian diberi minum obat sesuai
terapi
5. Kemudian bayi dimasukkan ke dalam
incubator, incubator dalam keadaan mati
6. Alat photo terapi dinyalakan dan dilihat
penyinaran dimulai jam berapa
7. Inkubator diberi etiket nama bayi, jam dan
tanggal mulainya penyinaran
8. Posisi bayi dirubah tiap 6 jam sekali
(posisi terlentang, miring kanan, miring kiri
dan tengkurap)
9. Lakukan observasi tanda-tanda vital
10. Observasi adanya komplikasi dari photo
terapi
11. Setelah 24 jam pemberian photo terapi
dihentikan, alat-alat dibereskan dan bayi
dipakaikan baju seperti semula

Tahap Terminasi : 1. Melakukan evaluasi tindakan


2. Berpamitan dengan pasien dan keluarga
3. Membereskan alat
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan
keperawatan.
178

MEMANDIKAN BAYI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 587 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Membersihkan badan bayi dengan cara memandikan
TUJUAN Memberikan rasa nyaman dan menjaga personal hygiene
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep /
19 / X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan alat :


1. Meja mandi khusus
2. Handuk
3. Popok atau handuk bersih untuk alas mandi
4. Waslap
5. Sabun mandi dalam tempatnya
6. Kapas lembab
7. Kapas kering pada tempatnya
8. Kapas alcohol dalam tempatnya
9. Baby oil
10. Ember tertutup tempat pakaian kotor
11. Tempat sampah
12. 2 buah Waskom berisi air hangat
13. Bedak (talk)

Tahap Pra Interaksi :


1. Mencuci tangan
2. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
Tahap Kerja :
1. Perawat memakai masker dan pakaian khusus, cuci tangan
2. Pintu jendela ditutup
3. Pakaian bayi dibuka
4. Bayi diangkat ke meja mandi dan diletakkan pada posisi
yang aman
5. Mata bayi dibersihkan dengan kapas lembab dengan cara
menghapus mulai dari bagian dalam dan selanjutnya
mengarah keluar setiap kali usapan, kapas harus diganti
6. Telinga dibersihkan dengan kapas pembersih
179

2/2
MEMANDIKAN BAYI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 587 / XI / 0/0 1/2
2012
7. Muka di lap dengan waslap setelah bersih dikeringkan
dengan handuk (Tidak dianjurkan menggunakan sabun)
8. Kepala bayi diletakkan diatas kanan kiri perawat secara
hati-hati. Disabuni dan dibersihkan memakai waslap,
setelah sabun dibilas dan kepala dikeringkan dengan
handuk
9. Pakaian bayi dibuka, mulai dari tangan, badan dan kaki
disabun dan dibersihkan dengan waslap basah
10. Punggung disabun dengan melungkupkan/memiringkan
bayi selama menyabun punggung dan leher bayi harus
selalu berada diatas lengan kiri peraway. Tangan perawat
memegang lengan kanan bayi dengan erat
11. Bokong dan daerah prinelum dibersihkan paling akhir
12. Setelah bersih tubuh bayi dikeringkan dengan handuk,
selanjutnya diberi talk
13. Tali pusat dan daerah sekelilingnya dirawat
14. Kulit pusat dan daerah sekelilingnya dirawat
15. Bayi dibaringkan dengan pesisi sesuai kebutuhan
Tahap Terminasi :
1. Melakukan evaluasi tindakan
2. Membereskan alat
3. Mencuci tangan
4. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan
180

PENCEGAHAN PERDARAHAN PADA KALA NIFAS DINI


No. Dokumen No Halaman
SPO / 588 / XI / Revisi 1/2
2012 0/0
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR Tanggal Terbit : Ditetapkan,
TETAP Karumkital dr. Ramelan,
11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Tindakan pencegahan perdarahan pada kala nifas dini

TUJUAN Mencegah perdarahan yang patologis pada kala nifas dini yaitu
perdarahan lebih dari 500 cc setelah placenta lahir sampai 24 jam
pertama setelah persalinan.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Pelaksanaan :
1. Profilaksis
- Pemeriksaan tensi dan nadi untuk data dasar setelah
persalinan
- Segera setelah placenta lahir / tanda – tanda terlepas di
berikan 2 macam uterotonika secara intramuskuler ( derivat
ergometrin 1 ampul im kecuali bila ada hipertensi dan
derivat oksitosin 1 ampul im
- Pengosongan kandung kencing dan mengukur jumlahnya
- Monitoring kontraksi uterus sampai 2 jam post partum dan
mengeluarkan gumpalan darah bila ada
- Mengukur jumlah darah yang keluar setiap saat sejak dari
bayi lahir sampai 2 jam post partum
- Monitoring tanda vital sampai 2 jam post partum
2. Mutlak
- Memasang infus intravena RL denagn jarum ukuran 18
sejak fase aktif dari persalinan denagn kecepatan
maintenence 20 – 30 tetes / menit
- Pemeriksaan tensi dan nadi untuk data dasar setelah
persalinan

- Segera setelah plasenta lahir / tanda – tanda terlepas


segera di berikan 2 macam uterotonika (derivat ergometrin
181
2/2

PENCEGAHAN PERDARAHAN PADA KALA NIFAS DINI


No. Dokumen No Halaman
SPO / 588 / XI / Revisi 1/2
2012 0/0
1 ampul im kecuali bila ada hipertensi dan
derivat oksitosin 2 ampul , 1 ampul intravenus bolus dan 1
ampul dalam 500 cc RL diberikan dengan kecepatan 20 –
30 tetes / menit selama 4 – 6 jam post apartum
- Pengosongan kandung kencing dan mengukur jumlahnya
- Monitoring kontraksi uterus sampai 2 jam setelah infus di
lepas
- Monitoring tanda vital sampai infus di lepas

UNIT TERKAIT Kamar bersalin


182

PLACENTA MANUAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 589 / XI / 0/0 1/5
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Pelepasan placenta dengan bantuan menggunakan tangan.
Indikasi retentio placenta dan perdarahan banyak pada kala uri
yang tidak dapat di berhentikan dengan utero tonika dan masage.

TUJUAN Menghentikan perdarahan pada kala III

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep /
19 / X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persetujuan tindakan medik :


6. Perkenalkan petrugas dengan pasien
7. Jelaskan tentang diagnosis dan penatalaksanaan pada
retensio plasenta
8. Jelsakan bahwa setiap tindakan medik mengandung resiko
baik yang telah di duga seelumnya maupun tidak
9. Pastikan bahwa pasien dan keluarganya telah mengerti dan
jelas tentang penjelasan tersebut diatas
10. Beri kesempatan pada pasien dan keluarga untuk mendapat
penjelasan ulang apabila ragu atau belum mengerti
11. Mintakan persetujuan secara tetulis dengan mengisi dan
menanda tangani formulir inform consent
12. Memasukan lembar persetujuan tindakan medik yang telah diisi
dan di tanda tangani ke dalam catatan medik pasien

Persiapan pasien :
1. Cairan dan selang infus sudah terpasang 2/5
2. Perut bayi dan lipat paha sudah di bersihkan air dan sabun
3. Uji fungsi dan kelengkapan peralatan resusitasi kardiopolumer
4. Siapakan kain alas bokong, sarung kaki, dan penutup perut
bawah
5. Medika mentosa :
- Analgetika ( petidhine 1 – 2 mg /kg BB
183

PLACENTA MANUAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 589 / XI / 0/0 1/5
2012
- Ketamin HCL 0,5 mg /kg BB
- Tramadol 1 – 2 mg /kg BB
- Sedativa ( diazepam 10 mg )
- Atropin sulvas 0, 25 – 0,5 mg
- Uterotonika ( oksitosin, ergumetrin, prostaglandin )
6. Larutan antiseptik ( povidon iodin 10 % / betadine )
7. Oksigen dengan regulator

Penolong ( operator dan asisten ) :


1. Baju kamar tindakan, pelapis plastik, masker, dan kaca mata
pelindung 3 set
2. Sarung tangan DTT / steril 4 set
3. Alas kaki ( sepatu boot karet 3 pasang )
4. Instrumen
- Kocher 2 , spuit 5 cc + jarum suntik no 23 G
- Mangkuk logam ( tempat placenta ) 1
- Kateter karet dan penampung urine
- Benang kromik 1/0, plain 0, sutra 2/0 1 rol masing – masing
- Partus set 1 set

Pencegahan infeksi sebelum tindakan :


1. Cuci tangan hingga siku dengan sabun di bawah air mengalir
2. Keringkan tangan dengan handuk DTT
3. Pakai baju dan alas kaki kamar tindakan, masker dan kaca
mata pelindung
4. Pakai sarung tangan DTT / Steril
5. Pasien dengan posisi litotomi , pasangkan alas bokong ,
sarung kaki, dan penutup peruta bawah , fiksasi dengan klem
kain
3/5
Tindakan penetrasi ke kavum uteri :
17. Instruksikan asisten untuk memberikan sedativa dan analgetik
melalui karet infus ( petidhine di berikan i.m )
18. Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri sisihkan labium mayus
kiri dan kanan lateral sehingga tampak muara uretra , dengan
ibu jari dan telunjuk tangan kanan , masukan kateter ke uretra
hingga 0,5 cm, lepaskan labium mayus , pindahkan telunjuk kiri
ke dinding depan vagina ( dasar uretra ) kemudian dorong
kateter ( dengan tuntunan telunjuk kiri ) hingga memasuki
kandung kemih
19. Setelah kandung kemih di kosongkan lepaskan kateter ,
masukan ke dalam wadah yang tersedia. Dengan tangan kiri
184

PLACENTA MANUAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 589 / XI / 0/0 1/5
2012
jepit tali pusat dengan kocher kemudian regangkan tali pusat
sejajar lantai.
20. Secara obtetri tangan kanan, ( punggung tangan ke bawah )
dimasukan ke vagina dengan menelusuri tali pusat bagian
bawah.
21. Setelah tangan kanan mencapai pembukaan sewrviks , minta
asisten untuk memegang kocher kemudian tangan kiri
penolong menahan fundus uteri
22. Sambil menahan fundus uteri dengan tangan kiri, tangan kanan
masuk ke dalam kavum uteri hingga mencapai tempat
implantasi placenta
23. Buka tangan obstetri menjadi seperti memberi salam , dengan
ibu jari merapat ke pangkal telunjuk

Melepas placenta dari dinding uterus :


6. Tentukan implantasi plasenta di korpus uteri bagian belakang
atau bagian depan , temukan tepi plasenta yang paling bawah.
7. Bila berada di belakang, tali pusat tetap di sebelah atas. Bila di
bagian depan , pindahkan tangan ke bagian depan tali pusat
dengan punggung tangan mengahadap keatas.
8. Bila placenta di bagian belakang , lepaskan plasenta dari
tempat implantasinya dengan jalan menyelipkan ujung jari
diantara placenta dan dinding uterus , dengan punggung
tangan menghadap dinding uterus. 4/5
9. Bila plasenta di bagian depan, lakukan hal yang sama
( punggung tangan menghadap dinding uterus )
10. Kemudian gerakan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil
bergeser ke kranial sehingga semua permukaan maternal
plasenta dapat di lepaskan
11. Sambil melakukan tindakan , perhatikan keadaan ibu ( pasien),
lakukan penanganan yang sesuai bila terjadi penyulit

Mengeluarkan plasenta :
1. Sementara tangan kanan masih di dalam kavum uteri , lakukan
eksplorasi ulangan untuk memastikan tidaka ada bagian
palsenta yang masih melekat pada dinding uterus
2. Pindahkan tangan kiri ke supra simfisis untuk menahan uterus
bagian bawah.
3. Kemudian instruksikan asisten yang memegang kocher untuk
menarik tali pusat sambil tangan kanan menarik plasenta
keluar.
185

PLACENTA MANUAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 589 / XI / 0/0 1/5
2012
4. Setelah plasenta lahir, letakan plasenta ke dalam tempat yang
telah di sediakan
5. Tangan kiri sedikit mendorong uterus ke dorso crania ( untuk
mengembalikan posisi uterus ).

Dekontaminasi :
8. Sementara masih menggunakan sarung tangan , masukan
bahan dan instrumen yang sudah tak di gunakan lagi ke dalam
larutan klorin 0,5 % dan rendam selama 10 – 20 menit
9. Buang bahan habis pakai ke tempat sampah yang tersedia
10. Bersihkan bahan – bahan yang tercemar darah dan cairan
tubuh dengan larutan klorin 0, 5%
11. Bersihkan sarung tangan dengan larutan klorin 0,5% ,
kemudian lepaskan secara terbalik dan rendam dalam larutan
tersebut.
12. Setelah melepas sarung tangan , cuci tangan kembali dengan
sabun di bawah air mengalir.
13. Keringkan tangan dengan handuk atau tissue yang bersih
5/5
Perawatan pasca tindakan :
8. Periksa tanda vital pasien, segera lakukan tindakan dan
instruksi apabila di perlukan
9. Catat kondisi pasien pasca tindakan dan buat laporan pada
kolom tersedia ( file )
10. Buat instruksi pengobatan lanjutan dan hal – hal penting yang
memerlukan pemantauan ketat.( pitosin drip di berikan hingga
6 jam pasca tindakan )
11. Bila keadaan umum baik lepaskan infus
12. Beritahukan pada apsien dan keluarganya bahwa tindakan
telah selesai di lakukan dan pasien masih memerlukan
perawatan

UNIT TERKAIT Kamar bersalin, OK Kandungan

SIKAP Observasi ketat


PERAWAT Lakukan instruksi dokter
186

MENERIMA BAYI BARU LAHIR DENGAN SECTIO CAESAREA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 590 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Memberikan pertolongan dengan segera, aman dan bersih pada
bayi baru lahir
TUJUAN 1. Pencegahan infeksi
2. Penilaian awal bayi baru lahir
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1. Persiapan Alat


a. Handscoon
b. Kassa steril
c. Suction Kateter
d. Doek Steril
e. Umbilical klem
f. Krom
g. Gunting tali pusat

2. Pelaksanaan
a. Penolong sudah menggunakan skort dan handscoon steril.
b. Pada saat bayi keluar dari cavum abdomen, segera usap
muka, mata dan mulut bayi menggunakan kassa steril.
c. Letakkan bayi dengan posisi kepala lebih rendah, kemudian
isap lendir bayi di mulut dan di hidung bayi menggunakan
section kateter secara bergantian.
d. Klem tali pusat dengan menggunakan umbilical klem 3cm
dari pusat bayi. Lakukan pengurutan pada tali pusat, dari
klem ke arah ibu pasang krom pada sisi ibu, 2cm dari klem
pertama. Pegang tali pusat di antara kedua klem dengan 1
tangan untuk melindungi bayi, gunakan tangan yang lain
untuk memotong tali pusat diantara kedua klem.
e. Menyerahkan bayi pada bidan kamar bersalin yang sudah
menggunakan skort dan handscoon steril untuk dilakukan
187

2/2
MENERIMA BAYI BARU LAHIR DENGAN SECTIO CAESAREA

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 590 / XI / 0/0 1/2
2012
perawatan selanjutnya. (menghangatkan, merawat tali
pusat, menimbang, mengukur panjang, lingkar kepala,
lingkar dada, lingkar lengan, pemberian gelang, stempel
kaki pada bayi)
f. Bayi di tunjukkan pada ibu
g. Bayi ditunjukkan kekeluarga
h. Bayi diserahkan ke bidan Vk
i. Bidan VK mengirim bayi ke ruang VK

UNIT TERKAIT 1. Kamar Bersalin


2. OK Kandungan
188

PERAWAT SIRKULER
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 591 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Tenaga perawat profesional yang diberi wewenang dan tanggung
jawab membantu kelancaran pelaksanaan tindakan pembedahan.

TUJUAN Membantu kelancaran tindakan pembedahan

KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Sebelum pembedahan :


a) Menerima pasien yang akan dibedah
b) Memeriksa dengan menggunakan formulir “check list”
meliputi
a. Kelengkapan dokumen medis antara lain :
- izin operasi
- hasil pemeriksaan laboratorium terakhir
- hasil pemeriksaan radiologi + foto rontgen
- hasil pemeriksaan ahli anasthesi (pra visit anasthesi)
- hasil konsultasi ahli lain sesuai kebutuhan
b. Kelengkapan obat-obatan, cairan alat kesehatan
c. Persediaan darah
c) Memeriksa persiapan fisik
d) Melakukan srah terima pasien dan perlengkapan sesuai
isian check list, dengan perawat ruang rawat
e) Memberikan penjelasan ulang kepada pasien sebatas
kewenangan.

PELAKSANAAN :
1) Mengatur posisi pasien sesuai jenis pembedahan dan bekerja
sama dengan petugas anasthesi
189

PERAWAT SIRKULER
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 591 / XI / 0/0 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
2) Membuka set steril dengan memperhatikan tehnik aseptik
3) Mengingatkan tim bedah jika mengetahui adanya
penyimpangan penerapan tehnik aseptik
Mengikatkan tali jas steril tim bedah
4) Membantu,mengukur dan mencatat kehilangan darah dan
cairan dengan cara mengetahui : jumlah produksi urine,jumlah
perdarahan,jumlah cairan yang hilang
5) Mencatat jumlah cairan yang hilang dengan cara menjumlhkan
perdarahanyang berasal dari kasa,suction,urine dikurangi
dengan pemakaian cairan untuk pencucian luka selama
pembedahan
6) Melaporkan hasil pemantauan dan pencatatan kepada ahli
anastesi
7) Menghubungi petugas penunjang medis bila diperlukan selama
pembedahan
8) Mengumpulkan dan menyiapkan bahan pemeriksaan
9) Menghitung dan mencatat pemakaian kain kasa bekerja sama
dengan perawat instrumen
10) Mengukur dan mencatat tanda vital
11) Mengambil instrumen yang jatuh dengan menggunakan alat
dan memisahkan dari instrumen yang steril
12) Memeriksa kelengkapan instrumen dan kain kasa,bersama
perawat instrument agat tidak tertinggal dalam tubuh pasien
sebelumluka operasi ditutup

SIKAP 1) Mempunyai pengalaman kerja dikamar operasi lebih dari 1


PERAWAT tahun
2) Mempunyai bakat dan minat
3) Berdedikasi tinggi
4) Berkepribadian mantap atau emosi satbil
5) Dapat bekerja sama dengan anggota tim
6) Cepat tanggap

UNIT TERKAIT Petugas Anastesi dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN


190

PERAWAT INSTRUMEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 592 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Seorang tenaga perawatan profesional yang diberi wewenang dan
ditugaskan dalam pengelolaan paket alat pembedahan selama
tindakan pembedahan berlangsung.
TUJUAN 1. Menyiapkan instrumen dan bahan kebutuhan lain sesuai
dengan macam operasi yang akan dilakukan
2. Merencanakan dan mengatur instrumen dan bahan yang
dibutuhkan secukupnya di meja mayo
3. Melaksanakan tehnik instrumentasi dan tehnik aseptic yang
benar sesuai dengan kaidah yang sudah disepakati
4. Memantau alat instrumen dan bahan-bahan yang dipergunakan
sebelum,selama dan sesaat sesudah tindakan pembedahan
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.
PROSEDUR 1. Persiapan ruang operasi
f) Persiapan kamar operasi
Perawat kamar operasi melakukan pengecekan
1) kebersihan lingkungan
2) kelayakan mesin suction
3) kelayakan mesin diathermi
4) kelayakan lampu operasi
5) kelayakan meja operasi
6) persiapan alat dan lensa
b. Persiapan alat dan kebutuhan operasi
Perawat kamar bertanggung jawab :
1) menyiapkan linen set steril 2/2
2) menyiapkan hand sekoen steril sesuai ukuran
3) menyiapkan kasa dan depres steril
4) menyiapkan slang suction
5) menyiapkan semua diathermi steril
6) menyiapkan mangkok /cucing/bengkok steril
7) menyiapkan bahan desinfeksi/ antiseptic
191

PERAWAT INSTRUMEN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 592 / XI / 0/0 1/2
2012
8) menyiapkan mess operasi sesuai kebutuhan
2. Persiapan pasien
1) pengecekan fisik pasien
2) mengecek dan mencatat obat-obatan yang
bawa,cairan,darah
3) mengecek ada atau tidak gigi palsu
4) kuku tidak boleh di cat
PELAKSANAAN :
1. Menyiapkan instrument bedah sesuai jenis operasi
2. Instrumen bertanggung jawab terhadap kelancaran jalanya
alat-alat bantu pembedahan misalnya diaterm,suction
aparat,pipa alat bedah dsb
3. Memenuhi permintaan dokter ahli bedah akan kebutuhan
instrument selama berlangsungnya pembedahan
4. Mengikuti jalanya pembedahan dan menghitung kasa yang
dipakai dalam tindakan pemebdahan,agar tidak ada kasa yang
tertinggal di dalam rongga tubuh penderita
5. Setelah selesai pembedahan bertanggung jawab atas
penutupan luka operasi
6. Instrumentator menghitung ulang kasa yang kotor di cocokan
dengan kasa yang telah dipakai bersama-sama dengan omloop
7. Melakukan check ulang laporan pembedahan yang dilakukan
oleh operator
Pengawasan penyiapan kamar operasi untuk operasi
berikutnya
SIKAP Memeriksa kelengkapan instrumen dan alat lain agar tidak ter
PERAWAT tinggal dlm tubuhpasien sebelum luka operasi ditutup dengan cara
a. Hitung sisa kain kasa yang belum dipakai
b. Hitung jumlah kain kasa yang dipakai
c. Jika terdapat selisih antara jumlah kain kasa yang disediakan
dengan jumlah dari sisa kain kasa dan yang terpakai harus
segera lapor kepada ahli bedah scrub ( perawat instrument )
d. Bersama perawat instrument ( scrub nurse ) wangi menghitung
jumlah kain kasa
e. Jika jumlah perhitungan kain kasa sudah selesai luka dapat
ditutup
UNIT Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
TERKAIT

OPERASI SEKSIO SESAREA


192

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 593 / XI / 0/0 1/7
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November
TETAP 2012
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan untuk melahirkan bayi melalui sayatan pada
dinding uterus yang masih utuh (intact).
Sebelum keputusan untuk melakukan seksio sesarea diambil,
pertimbangkan secara teliti indikasi dengan risiko yang mungkin
terjadi (perdarahan, cedera saluran kemih/usus, infeksi).
Pertimbangan tersebut harus berdasarkan penilaian prabedah
secra lengkap, mengacu pada syarat-syarat pembedahan dan
pembiusan. Ketentuan tersebut di atas dapat diturunkan apabila
menghadapi kasus gawat darurat di mana kecepatan waktu untuk
melakukan tindakan sangat mempengaruhi keluaran prosedur
operatif ini. Walaupun demikian, persyaratan minimal tindakan
operatif, harus tetap dipenuhi. Sebelum seksio sesaria elektif,
lakukan kajian usia kehamilan berdasarkan haid terakhir, profil
biofisik dan amniosentesis untuk menilai maturitas paru janin.

TUJUAN Melahirkan bayi per abdominal

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR INDIKASI
Ibu
1. Disproporsi kepala panggul /CPD/EFD.
2. Disfungsi uterus
3. Distosia jaringan lunak
4. Plasenta previa
Anak
1. Janin besar
2. Gawat janin
3. Letak lintang
193

OPERASI SEKSIO SESAREA


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 593 / XI / 0/0 2/7
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Langkah klinik
1. Persetujuan medik
2. Menetapkan indikasi seksio sesarea
3. Menentukan jenis seksio sesarea
4. Mempersiapkan tim
5. Pencegahan infeksi dan persiapan operasi
Pasien
1. Di ruang perawatan pasien dengan + 6 jam puasa. Pasien
2. darurat yang tidak dapat puasa, harus dipasang pipa lambung
(ukuran # 18-20) dan dihisap sampai benar-benar kosong.
Setelah kosong, berikan antasida (Magnesium trislikat 20 ml)
lalu pipa lambung dicabut. Kalau memungkinkan ada jeda
waktu 30 menit antara antasida diberikan dan anestesia
dimulai.
3. Premedikasi yang harus diberikan adalah atropin. Bagi orang
dewasa, untuk bedah elektif diberikan 0.5 mg IM 45 menit
sebelum anestesia. Untuk bedah darurat, diberikan 0.25 mg IM
dan 0.25 mg IV 5 menit sebelum anestesia dimulai.
4. Diperiksa ulang apakah sudah lengkap pemeriksaan yang
diperlukan seperti darah rutin, fungsi hari, fungsi ginjal, gula
darah (untuk seksio sesarea elektif). Untuk seksio sesarea
emergensi cukup pemeriksaan Hb, Ht, golongan darah.
5. Baju pasien diganti dengan baju khusus untuk dipakai ke ruang
tunggu kamar operasi.
6. Pasang infus, ringer laktat atau larutan NaCl 0.9%.
7. Sebelum masuk ke kamar operasi diganti dengan baju/badan
untuk di kamar operasi.
8. Baringkan pasien pada posisi tidur. (pasang
tensimeter/stetoskop pre cordial).
9. Dipasang folley kateter (lihat pedoman pemasangan folley
kateter)

Penolong
1. Memakai baju khusus kamar operasi lengkap dengan topi
masker dan sandal.
2. Mempersiapkan alat-alat/instrumen operasi termasuk : alat
penghisap darah/cairan. Alat resusitasi bayi, oksigen dan
sebagainya.
3. Menyiapkan obat-obatan yang diperlukan durante operasional
194

OPERASI SEKSIO SESAREA


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 593 / XI / 0/0 3/7
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
4. Periksa ulang persediaan darah (bila diperlukan / pada kasus
tertentu) dan peeriksa/cocokkan register darah.
5. Penolong cuci tangan (lihat pedoman).
6. Memakai baju/jas operasi dan sarung tangan.
7. Pasien pada posisi terlentang keadaan sudah dinarkose
a. Dilakukan tindakan aseptik dan antiseptik.
2. Dipasang kain penutup 4-5 buah yang sesuai dengan
kebutuhan.

TINDAKAN PEMBIUSAN
1. Induksi
a. Berikan oksigen melalui masker, 3 liter per menit
b. Induksi dapat dilakukan dengan ketamin 0,5 mg/kg yang
dilarutkan dalam NaCl 0.9% dalam kadar 10 mg/ml yang
disuntikkan IV pelan (2 menit).
c. Jika dalam 5 menit anak belum lahir, dosis ketamin yang
sama dapat diberikan sekali lagi
d. Segera setelah bola mata nampak bergerak tanpa sadar
(nystagmus), pembedahan dapat dimulai.
2. Anestesi
a. Berikan Eter dengan cara tetes terbuka (
open drop) atau masker dengan E.M.O segera setelah
tali pusat dijepit.
b. Jika seandainya dengan 2 kali dosis ketamin bayi
belum juga lahir, eter dapat dimulai tetapi dijaga jangan
terlalu dalam.
c. Dengan cara open-drop, tetesan dipercepat hingga
pembiusan mencapai tahap yang diinginkan (seksio
sesarea memerlukan stadium 3 plane 1 sampai plane
3. Pemantauan
Awasi pupil pasien, jangan sampai melebar (mydriasis)
: Pelebaran lebih dari 3 mm menunjukkan stadium yang
sudah terlalu dalam. Kadar eter yang terlalu tinggi dapat
mengganggu kontraksi otot rahim, sehingga diperlukan
tambahan dosis oksitosin.
Perhatian :
Pasien anemia/hipotensi sangat peka dengan obat anestesi
(dosis harus sangat dikurangi. Pasien syok harus diatasi dulu).

OPERASI SEKSIO SESAREA


195

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 593 / XI / 0/0 4/7
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Posisi pasien selama anestesi dan sebelum sadar kembali
kepala leb
h rendah. Selalu disiapkan pompa penghisap sebelum pasien
muntah.

TINDAKAN OPERASI
1. Lakukan insisi mediana/pfanenstiel dengan pisau secara benar.
2. Perdalam sayatan pada dinding abdomen sampai menembus
peritonium dan perlebar hingga sekitar 12 cm.
3. Observasi kondisi ataupun kelainan pada uterus, adneksa dan
parametrium dengan jalan menarik dinding abdomen ke kiri-
kanan.
4. Angkat dinding perut dengan retraktor, selipkan kasa lebar
basah melingkupi sisi uterus gravidus untuk menampilkan
dinding depan uterus dan menyisihkan usus, ovarium, tuba dan
organ intraabdominal lainnya. Ujung kasa dikeluarkan dan
dijepit dengan kocher ke kain penutup.
5. Dengan pisau, sayat segmen bawah uterus (sehingga mudah
ditembus dan diperlebar dengan jari), kemudian pecahkan
ketuban dan hisap cairan ketuban yang keluar.
6. Segmen bawah uterus dibuka dengan jari operator sesuai
dengan arah insisi tajam.
7. Luksir keluar kepala janin, kemudian lahirkan seluruh tubuh
dengan cara yang sesuai. Bersihkan seluruh muka janin
dengan kain kasa lembab.
8. Tali pusat dijepit pada jarak 10-15 cm dari umbilikus dan
digunting. Bayi diserahkan kepada dokter anak untuk
perawatan selanjutnya.
9. Plasenta dilahirkan dengan melepasnya secara manual dari
tempat implantasi, kemudian tarik tali pusat dan sedikit
menekan fundus. Tepi luka insisi pada segmen bawah uterus
dijepit dengan klem Fenster/Foerster, terutama pada kedua
ujung luka sayatan.
10. Dilakukan eksplorasi ke dalam kavum uteri dengan kasa yang
dijepitkan pada klem Fenster atau dengan menggunakan 2-3
196

OPERASI SEKSIO SESAREA


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 593 / XI / 0/0 5/7
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
jari tangan operator yang dibalut dengan kasa. Pastikan tidak
ada bagian plasenta yang tertinggal.
11. Dilakukan jahitan hemostatis dengan simpul 8 (figure of eight)
pada kedua ujung robekan uterus dengan menggunakan
benang polyglycolic atau kromik cat gut no 0/1/0 dilanjutkan
dengan penjahitan segmen bawah secara jelujur terkunci.
12. Pastikan tidak adanya perdarahan melalui evaluasi ulang luka
jahitan.
13. Keluarkan kasa basah, bersihkan rongga abdomen dan
lakukan periksa ulang untuk menyakinkan tidak adanya
perdarahan dari tempat jahitan atau di tempat lain.
14. Fascia abdominalis pada ujung proksimal dan distal sayatan
dijepit dengan kocher dan dijahit hingga subkutis dengan
polyglycolic acid (misalnya : dexon no.1)
15. Kulit dijahit dengan nylon atau polyglicollic acid secara
subkutikuler.
16. Luka operasi ditutup dengan kasa, povidon lodin dan plester
anti air yang akan dibuka saat control hari ke-7, kecuali pada
kasus infeksi plester anti air bisa diganti dengan hipafix.
17. Kain penutup abdomen dilepas hati-hati tanpa menyentuh kasa
penutup luka operasi.
18. Vagina dibersihkan dari sisa darah dan bekuan dengan
menggunakan kasa yang dijepit pada fester/foerster klem.
19. Daerah vulva sampai paha dibersihkan dari sisa darah atau
cairan tubuh.

DEKONTAMINASI
CUCI TANGAN PASCA TINDAKAN
PERAWATAN PASCA BEDAH
1. Periksa tekanan darah, frekuensi nadi dan pernafasan, ukur
jumlah urin yang tertampung di kantong urin. Periksa/ukur
jumlah perdarahan selama operasi.
Buat laporan operasi dan cantumkan hasil pemeriksaan di atas
pada lembar laporan. Catat lama operasi, jenis kelamin, nilai
APGAR dan kondisi bayi saat lahir. Lembar operasi di
197

OPERASI SEKSIO SESAREA


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 593 / XI / 0/0 6/7
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
2. tandatangani oleh operatorl
3. Buat instruksi perawtan yang meliputi :
a. Jadual pemeriksaan ulang tekanan darah, frekuensi nadi
dan nafas.
a. Jadual pengukuran jumlah produksi urine
b. Berikan instruksi dengan jelas, singkat dan terinci bila
dijumpai adanya penyimpangan ad.1 dan 2
Tuliskan instruksi pengobatan dengan jelas, singkat dan terinci
yang mencakup : nama, obat, dosis, cara pemberian dan
waktu/jam pemberian.

NASEHAT DAN KONSELING PASCA OPERASI


1. Kepada keluarga pasien
a. Beritahkan bahwa :
1) Operasi telah selesai dan sampaikan jalannya operasi,
kondisi ibu saat ini dan apa yang diharapkan minimal
mencakup 24 jam pasca operasi.
2) Waktu lahir, jenis kelamin, panjang badan, berat badan
dan keadaan bayi.
3) Risiko fungsi reproduksi pasien dan
kehamilan/persalinan yang akan datang.
4) Kontrasepsi.
b. Jelaskan rencana perawatan dan perkiraan waktu pasien
dapat dipulangkan.
a. Mintakan pada keluarga untuk ikur mengawasi pasien
khususnya terhadap risiko fungsi reproduksi berupa bekas
seksio sesarea.
2. Kepada pasien (setelah sadar/dapat berkomunikasi)
a. Beritahukan bahwa :
Lakukan konseling dan rencanakan upaya-upaya
pencegahan
b. kehamilan (bila tidak dilakukan tubektomi). Jelaskan hingga
pasien memahami, menerima dan dapat memilih metode
kontrasepsi yang sesuai.
c. Jelaskan kembali risiko yang dihadapi oleh pasien, berikan
cukup waktu untuk berdiskusi hingga diyakini bahwa pasien
198

OPERASI SEKSIO SESAREA


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 593 / XI / 0/0 7/7
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
telah cukup mengerti dan faham.

Dalam situasi tertentu (daerah terpencil, tidak ada dokter


anestesi/paramedis) demi keselamatan ibu, maka tim medis
terlatih dapat dipertimbangkan untuk melakukan Seksio Sesarea
dengan anestesia lokal.

Pada prinsipnya langkah klinis operasi seksio sesarea sama


dengan prosedur seksio dengan anestesia umum, hanya utnuk
mengendalilkan rasa nyeri/sakit dilakukan dengan prosedur
anestesia lokal

UNIT Bidan Kamar Operasi


TERKAIT

LAPARATOMY STERIL POST PARTUM


199

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 594 / XI / 0/0 1/2
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan penutupan kedua saluran telur secara tubektomi
melalui tindakan mini laparatomy.

TUJUAN 1. Sebagai pedoman untuk pelaksanaan operasi sterilisasi post


partum di OK Kandungan
2. Mencegah terjadinya konsepsi

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan akseptor :


1. Melakukan registrasi
2. Melakukan Inform consent
3. Pemeriksaan dan penapisan medis
4. Ganti pakaian akseptor dengan pakaian khusus
5. Lepaskan kaca mata, gigi palsu,cincin

Persiapan petugas :
1. Semua petugas menggunakan baju khusus kamar operasi
kandungan
2. Operator dan asisten melakukan cuci tangan fulhbringer
3. Operator melakukan pemeriksaan panggul

Persiapan alat :
1. Desinfeksi klem : 1
2. Doek klem : 5
3. Mess no 11
4. Tangkai pisau : 1
5. Pincet anatomy : 2
6. Pincet chirurgie : 2
7. Arteri klem pean lurus : 6
200

LAPARATOMY STERIL POST PARTUM


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 594 / XI / 0/0 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
8. Gunting jaringan : 1
9. Gunting benang : 1
10. Kocher lurus : 6
11. Kocher bengkok kecil : 2
12. Langen beck : 2
13. Naal ronde kecil : 2
14. Naal schup ( tajam ) : 2
15. Jarum kecil : 1
16. Catgut chromic no 1
17. Catgut plain no. 0
18. Cairan desinfeksi / betadine dalam curang
19. Kassa steril
20. Handscoen steril 2 pasang
21. Doek lubang besar steril : 1
22. Skort steril : 2
23. Lidocain & spuit steril
24. SA amp ( 1 ) , valium amp ( 1 ) betidhine amp (1)
25. Wing nedle no0 23

Prosedur kerja :
1. Dilakukan anasthesi SA , val , petidhine IV
2. Penderita posisi terlentang
3. Dilakukan desinfeksi daerah abdomen dengan betadhine
4. Laken lubang dipasang diperkuat doek klem
5. Lakukan penyuntikan lidocain pada tempat inisisi yaitu di
bawah umbilikus
6. Dilakukan inisisi di bawah umbilikus
7. Inisisi dimulai dari kulit, fat, fasia , peritoneum dan dipisahkan
dengan hak
8. Setelah tampak uterus dilanjutkan mencari tuba kanan kiri
kemudian di klem di potong di jahit
9. Kemudian dikembalikan ke posisi semula
10. Luka inisisi di tutup lapis demi lapis
11. Fat dijahit catgut plain no0.2 dengan jarum tangan
12. Kulit dibersihkan dengan NS di kompres betadhine ditututp gas
steril kemudian di hypafix.
UNIT TERKAIT Dokter, Petugas Anastesi, Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
201

LAPARASCOPY STERIL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 595 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
TUJUAN Sebagai pedoman untuk melaksanakan laparascopy di OK
Kandungan

PENGERTIAN Kontrasepsi mantap laparascopy adalah suatu tindakan


penutupan kedua saluran tuba secara mekanik dengan
menggunkan cincin palopiring melalui tehnik laparascopy.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan alat :


1. Desinfeksi klem : 1
2. Doek klem : 1
3. Speed mess : 1
4. Tangkai pisau 1
5. Speculum vagina : 1
6. Kogel tang : 1
7. Uterus zonde : 1
8. Elevator : 1
9. Kataeter : 1
10. Laparaskopi set :
- Insuflator gas : 1
- Sumber cahaya : 1
- Sistem optik : 1
- Alat –alat sirurgis ( jarum verres 1, trokar + selongsongnya
1)
11. Aplikator / laprokator
12. Yoon ring sepasang
13. Pendorong ring : 1
14. Pinset sirurgis 1
15. Gunting benang : 1
202

LAPARASCOPY STERIL
2/2
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 595 / XI / 0/0 1/2
2012
16. Nall voeder : 1
17. Jarum kulit : 1
18. Catgut plain no 0 : 10 cm

Pelaksanaan :
1. Penderita posisi litotomi , dengan anestesi lokal , disuntikan
procain 1 % subcutis di kanan kiri pusat, di tunggu 2 – 3 menit
2. Di berikan anestesi umum dengan pemberian premedikasi
pethidine 75 mg dan atropin sulfat 0.3 – 0.5 mg IV , valium 5 –
10 mg IV
3. Desinfeksi vulva dan vagina , kemudian dipasang doek steril
4. Kandung kencing dikosongkan , kemudian dipasang elevator
uterus yang dicekamkan pada bibir depan portio
5. Dilakukan pneumoperitoneum dengan memasukan jarum
verres ke dalam cavum abdomen
6. Mengalirkan gas CO 2 , tekanan intra abdominal tidak boleh
melebihi 20 mmHg , gas cukup di lairkan 2 – 3 ;iter gas.
Kemudian jarum verres dilepas
7. Pemasangan laparaskop dengan posisi trendelenbur
8. Dibuat sayatan tranversal di bawah pusat lebih kurang 1 cm
dan dimasukan trokar yang terpasang dalam selongsongnya
sampai menembus fascia dan peritoneum , masuk ke dalam
rongga perut. Trokar dilepas
9. Laparaskopi secara perlahan – lahan dimasukan ke dalam
selongsong trokar sambil terus diawasi melalui lubang
penglihatan.
10. Kemudian dilakukan oklusi tuba dengan pemasangan cincin
falope ( yoon ring ) menggunakan laprokator.

UNIT TERKAIT Dokter, Petugas Anastesi, Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN


203

OPERASI SC DENGAN HIV / AIDS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 596 / XI 0/0 1/5
/ 2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN - Secio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan
membuat sayatan pada dinding uterus .
- Histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam abdomen.
( synopsis kebidanan:2004)
- HIV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit
AIDS. Virus ini menyerang manusia dan menyerang sistem
kekebalan (imunitas) tubuh, sehingga tubuh menjadi lemah
dalam melawan infeksi.
- AIDS adala menggambarkan berbagai gejala dan infeksi yang
terkait dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh. Infeksi
HIV telah ditahbiskan sebagai penyebab AIDS. Tingkat HIV
dalam tubuh dan timbulnya berbagai infeksi tertentu
merupakan indikator bahwa infeksi HIV telah berkembang
menjadi AIDS.

TUJUAN - untuk menyelamatkan ibu maupun bayi


- untuk meminimalkan penularan virus HIV/AIDS

KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.
2/5
PROSEDUR a) Persiapan pasien
1) Anamnesa, KIE, informed consent
2) Observasi TTV dan pemeriksaan CHPB
3) Pasang cairan infus
4) Potong rambut pubis
5) Pemberian profilaksis antibiotik
6) Persiapan monster darah ( siap darah )
204

OPERASI SC DENGAN HIV / AIDS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 596 / XI 0/0 1/5
/ 2012
7) Pasien di puasakan ± 6 jam sebelum operasi
8) Pasien memakai baju operasi
9) Bila pasien ada gigi palsu dilepas, cat kuku dibersihkan
10)Sebelum berangkat ke kamar operasi pasien diberi mylanta
sirup 2 sdm
11) Alkes untuk dibawa ke kamar operasi ( cairan infuse
RL:4,NS:1, piton: 4, gastrul: 4, pembalut, gurita,
spuit,aquades dan antibiotik )
12)Memberitahukan ke ruang okk, ruang bayi ( D III ), ruang
transisi, anasteshi
13)Pasien diberangkatkan ke kamar operasi melalui ruang pre
medikasi, perawat atau bidan ruangan dengan memakai
handschon melakukan serah terima dengan petugas kamar
operasi meliputi KU,TTV, dan DJJ
14)Keluarga dianjurkan mendampingi sebelum operasi untuk
memberikan dukungan moril dan doa

b) Persiapan ruangan
1) Ruangan tertutup ( di kamar operasi dalam kondisi yang
sudah dialasi plastic mika: meja operasi, meja ginecology,
meja mayo, babyterm, monitor anasteshie, diathermy,
3/5
suction)
2) Tempat sampah medis/menular ( plastic merah ) dan sampah
non medis ( plastic hitam )
3) Suhu ruangan 16ºc
c) Persiapan alat
1) Mess no 20/22: 1
2) Handvacmes: 1
3) Hak langen beck: 1
4) Pinset shirurgi; 2
5) Pinset anatimi: 1
6) Gunting jaringan: 2
7) Gunting benang: 2
8) Krom klem: 4
9) Arteri klem van pean; 4
10)Mikulik: 4
11) Ringtang: 4
12)Blas speculum: 1
13)Cunam birma: 1
205

OPERASI SC DENGAN HIV / AIDS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 596 / XI 0/0 1/5
/ 2012
14)Cucing berisi betadhine: 1
15)Kom: 1
16)Nierbekken: 1
17)Kassa steril 2 bungkus @ 15 lembar
18)Depers steril 2 bungkus @ 25 biji
19)Darmgas: 1
20)Benang Cutgut plain no 2.0 ronde akromatik
21)Benang monocyn no 1 akromatik
22)Benang monosin no 3.0 akromatik
23)Benang safil no 1 4/5
24)Diathermy
25)Linen lengkap
26)Persiapan alat untuk bayi ( partus set, timbangan bayi,
metelin, stempel untuk kaki bayi, kasa dan betadhin,cateter
suction no 6/8, gelang bayi)
d) Persiapan petugas ( dokter dan perawat )
- Dokter dan perawat memakai APD lengkap ( skort, masker, cap,
kacamata google, sepatu boot,jas hujan )
- Petugas cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
- Petugas operasi memakai double handschoen baik operator,
asisten, instrument
- Untuk petugas onloop, anasteshi, bidan Vk dan dokter anak juga
memakai handschoen dan APD
PELAKSANAAN
1) Pasien dalam posisi terlentang
2) Anasteshi oleh dokter dan perawat anasteshi secara SAB atau
general.
3) Disinfeksi lapangan operasi dengan betadhine 10%
4) Persempit lapangan operasi dengan doek steril
5) Insisi pflanenstil atau mediana ±10 cm
6) Irisan diperdalam sampai mencapai peritoneum, peritoneum
dibuka masuk ke kavum abdomen
7) Eksplorasi abdomen didapatkan uterus gravida
8) Diputuskan dilakukan LSCS, dibuat bladder flap, vesica
urinaria disishkan ke kaudalateral, insisi SBR ± 2 cm diperlebar
secara tumpul lateral, selaput ketuban dipecahkan bayi
dilahirkan dengan meluksir kepala, plasenta dilahirkan dengan
tarikan ringan
9) Insisi SBR dijahit 2lapis dengan jelujur feston
206

OPERASI SC DENGAN HIV / AIDS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 596 / XI 0/0 5/5
1/5
/ 2012
10)Cuci kavum abdomen dengan cairan NS ± 1000cc
11) Reperitonealisasi, cek perdarahan
12)cek hitung kassa/deepers dan jumlah perdarahan
13)apabila kassa/deepers lengkap, cavum abdomen ditutup lapis
demi lapis
14)Fascia dijahit dengan safil no 1
15)Fat dijahit dengan cutgut plain no 2.0 dengan jarum scherep
16)Kulit dijahit dengan monoshin no 2.0
17)Tutup luka operasi dengan kassa betadhine dan hipafik
18)Operasi selesai, pasien dibersihkan dari sisa darah dan
bekuandengan menggunakan tissue basah sekali pakai dan
dipindah ke ruang pemulihan ICU anasthesi.
19)Dekontaminasi semua alkes direndam dalam larutan chlorine
1% ±30 menit, sampah medis/menular dimasukkan dalam
plastic besar dan diberi tanda merah ( pasien HIV/AIDS )
20)Ruangan kamar operasi dilakukan pembersihan oleh petugas
K3
UNIT Dokter, petugas Anastesi, dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
TERKAIT
207

OPERASI SC DENGAN HEPATITIS B


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 597 / XI / 0/0 1/5
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN - Secio caesarea adalah suatu cara melahirkan janin dengan
membuat sayatan pada dinding uterus .
- Histerotomia untuk melahirkan janin dari dalam abdomen.
( synopsis kebidanan:2004)
- Hepatitis B adalah suatu penyakit hati yang disebabkan oleh "Virus
Hepatitis B" (VHB) yang dapat menyebabkan peradangan hati
akut atau menahun yang pada sebagian kecil kasus dapat
berlanjut menjadi sirosi hati atau kanker hati

TUJUAN - untuk menyelamatkan ibu maupun bayi


- untuk meminimalkan penularan virus hepatitis B

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.
208

2/5
OPERASI SC DENGAN HEPATITIS B
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 597 / XI / 0/0 1/5
2012
PROSEDUR a) Persiapan pasien
1) Anamnesa, KIE, informed consent
2) Observasi TTV dan pemeriksaan CHPB
3) Pasang cairan infuse
4) Potong rambut pubis
5) Pemberian profilaksis antibiotic
6) Persiapan monster darah ( siap darah )
7) Pasien di puasakan ± 6 jam sebelum operasi
8) Pasien memakai baju operasi

9) Bila pasien ada gigi palsu dilepas, cat kuku dibersihkan


10)Sebelum berangkat ke kamar operasi pasien diberi mylanta
sirup 2 sdm
11) Alkes untuk dibawa ke kamar operasi ( cairan infuse
RL:4,NS:1, piton: 4, gastrul: 4, pembalut, gurita, spuit,aquades
dan antibiotik )
12)Memberitahukan ke ruang okk, ruang bayi ( D III ), ruang
transisi, anasteshi
13)Pasien diberangkatkan ke kamar operasi melalui ruang pre
medikasi, perawat atau bidan ruangan dengan memakai
handschon melakukan serah terima dengan petugas kamar
operasi meliputi KU,TTV, dan DJJ
14)Keluarga dianjurkan mendampingi sebelum operasi untuk
memberikan dukungan moril dan doa 3/5
b) Persiapan ruangan
1) Ruangan tertutup ( di kamar operasi dalam kondisi yang sudah
dialasi plastic mika: meja operasi, meja ginecology, meja mayo,
babyterm, monitor anasteshie, diathermy, suction)
2) Tempat sampah medis/menular ( plastic merah ) dan sampah
non medis ( plastic hitam )
3) Suhu ruangan 16ºc
C) Persiapan alat
1) Mess no 20/22: 1
2) Handvacmes: 1
3) Hak langen beck: 1
4) Pinset shirurgi; 2
5) Pinset anatimi: 1
6) Gunting jaringan: 2
209

OPERASI SC DENGAN HEPATITIS B


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 597 / XI / 0/0 1/5
2012
7) Gunting benang: 2
8) Krom klem: 4
9) Arteri klem van pean; 4
10)Mikulik: 4
11) Ringtang: 4
12)Blas speculum: 1
13)Cunam birma: 1
14)Cucing berisi betadhine: 1
15)Kom: 1
16)Nierbekken: 1
17)Kassa steril 2 bungkus @ 15 lembar
18)Depers steril 2 bungkus @ 25 biji
19)Darmgas: 1 4/5
20)Benang Cutgut plain no 2.0 ronde akromatik
21)Benang monocyn no 1 akromatik
22)Benang monosin no 3.0 akromatik
23)Benang safil no 1
24)Diathermy
25)Linen lengkap
26)Persiapan alat untuk bayi ( partus set, timbangan bayi, metelin,
stempel untuk kaki bayi, kasa dan betadhin,cateter suction no
6/8, gelang bayi,
D) Persiapan petugas ( dokter dan perawat )
- Dokter dan perawat memakai APD lengkap ( skort, masker,
cap, kacamata google, sepatu boot,jas hujan )
- Petugas cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
- Petugas operasi memakai double handschoen baik operator,
asisten, instrument
- Untuk petugas onloop, anasteshi, bidan Vk dan dokter anak
juga memakai handschoen dan APD
PELAKSANAAN
1. Pasien dalam posisi terlentang
2. Anasteshi oleh dokter dan perawat anasteshi secara SAB atau
general.
3. Disinfeksi lapangan operasi dengan betadhine 10%
4. Persempit lapangan operasi dengan doek steril
5. Insisi pflanenstil atau mediana ±10 cm
6. Irisan diperdalam sampai mencapai peritoneum, peritoneum
dibuka masuk ke kavum abdomen
7. Eksplorasi abdomen didapatkan uterus gravid
8. Diputuskan dilakukan LSCS, dibuat bladder flap, vesica urinaria
210

OPERASI SC DENGAN HEPATITIS B


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 597 / XI / 0/0 1/5
2012
disishkan ke kaudalateral, insisi SBR ± 2 cm diperlebar
5/5 secara
tumpul lateral, selaput ketuban dipecahkan bayi dilahirkan
dengan meluksir kepala, plasenta dilahirkan dengan tarikan
ringan
9. Insisi SBR dijahit 2lapis dengan jelujur feston
10. Cuci kavum abdomen dengan cairan NS ± 1000cc
11. Reperitonealisasi, cek perdarahan
12. Cek hitung kassa/deepers dan jumlah perdarahan
13. Apabila kassa/deepers lengkap, cavum abdomen ditutup lapis
demi lapis
14. Fascia dijahit dengan safil no 1
15. Fat dijahit dengan cutgut plain no 2.0 dengan jarum scherep
16. Kulit dijahit dengan monoshin no 2.0
17. Tutup luka operasi dengan kassa betadhine dan hipafik
18. Operasi selesai, pasien dibersihkan dan dipindah ke ruang
pemulihan ICU anasthesi.
19. Dekontaminasi semua alkes direndam dalam larutan chlorine 1%
±15 menit, sampah medis/menular dimasukkan dalam plastic
besar dan diberi tanda merah ( pasien hepatitis B )
20. Ruangan kamar operasi dilakukan pembersihan oleh petugas K3
UNIT TERKAIT Dokter, petugas Anastesi, dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN

PEMERIKSAAN PASIEN BARU DI POLI KB


211

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 598 / XI / 2012 00 1/2

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
Pasien yang pertama kali berkunjung di poli KB untuk
PENGERTIAN merencanakan KB.

Pasien dapat memilih alat kontrasepsi yang sesuai dengan


TUJUAN keinginannya kecuali pasien tertentu yang tidak dapat memilih.

1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
KEBIJAKAN 2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep /
19 / X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

Persiapan :
1. Alat tulis, balpoin.
2. Buku absen.
3. Buku catatan pasien datang.
4. Ukuran berat badan.
5. Tensi.

Pelaksanaan :
PROSEDUR 1. Anamnesa meliputi :
a. Amnesa umum.
b. Anamnesa medis.
c. Anamnesa keluarga.
d. Anamnesa haid.
e. Anamnesa kebidanan (Hubungan CO terakhir).
2. Pemeriksaaan umum meliputi :
a. Keadaan umum.
b. Tinggi badan.
c. Berat badan.
d. Tekanan darah.
212

PEMERIKSAAN PASIEN BARU DI POLI KB


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 598 / XI / 00 2/2
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya

3. Memeriksakan laborat :
a. Tes kehamilan.

4. Menyimpulkan hasil pemeriksaan :


a. Hamil atau tidak.
b. Tekananan darah normal.
c. Kondisi tidak sakit.

5. Bila kesimpulan pemeriksaan normal,pasien bisa langsung ikut


KB.

6. Bila ada pasien yang punya penyakit kiste dan myoma,


konsultasikan ke dokter terlebih dahulu.

7. Memberikan konseling tentang macam-macam KB dan tentang


KB yang cocok untuk pasien ibu menyusui.

Contoh :

Untuk ibu yang menyusui harus KB suntik 3 bulan, implant,


IUD, dan pil khusus untuk ibu menyusui.

UNIT TERKAIT Poli KB.


213

MENGANGKAT JAHITAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 599 / XI / 00 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI

PENGERTIAN Mengangkat benang jahitan pada luka yang sudah sembuh.

TUJUAN Mengangkat jahitan dari jaringan ibu.

1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19
KEBIJAKAN / X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

Persiapan alat :

Seperangkat peralatan steril dalam yang terdiri atas :


a) pinset chirurgi
b) gunting lurus
c) kasa steril
PROSEDUR d) mangkok kecil

Peralatan tidak steril yang terdiri dari :


a) gunting pembalut
b) plester
c) alkohol 70 % dalam tempatnya
d) verband secukupnya
e) bengkok
214

MENGANGKAT JAHITAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 599 / XI / 00 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya

Pelaksanaan :

2. Setelah luka jahitan diolesi dengan bethadine ambil pinset dan


gunting lancip serta sepotong gaas steril.

3. Pegang simpul benang dengan pinset dan tariksedikit keatas


dan kemudian gunting benang tersebut dibawah simpul yang
dekat dengan kulit penderita,lalu tarik dan tampung pada gaas
yang ada dekat luka steril tadi, dan seterusnya diulangi untuk
yang lainya.

4. Jika sudah selesai ulangi pemberian betadine dengan kapas lidi.

5. Tutup luka dengan gaas kering dan rekatkan dengan plester


atau perban.

Mengompres luka :
1. Tuangkan bethadine pada mangkok steril secukupnya
dan encerkan dengan boorwater.

2. Ambil kasa kemudian celupkan pada larutan betadin lalu


ambil pinset anatomis dan peras gaas tadi kemidian
kompres luka.

3. Tutup kompres dengan gaas tadi kemudian kompres


tidak terlihat dari luar dan tidak merembes ( kalau perlu
lapisi kompres dengan plastik ).

4. Rekatkan gaas dengan plester atau perban.


215

PEMASANGAN IUD / AKDR

KLINIK TULUS AYU


Adalah pemasangan alat kontrasepsi yang terbuat dari
plastik halus terbentuk coper T yg dimasukkan di dalam
PENGERTIAN rahim. Yang melakukan pemasangan alat tsb adalah
dokter atau bidan yg sudah punya pelatihan.

Dengan adanya alat ini di dalam rahim, maka terjadi


perubahan pada endometrium. Perubahan ini
TUJUAN mengakibatkan kerusakan pada sprematozoa yang
masuk sehingga tidak mampu membuahi sel telur.

Persiapan alat :
1. IUD kid.
2. IUD steril /capes T380A.
3. Duk steril,obat desinfektan.
4. Larutan clorine 0,5%.
5. Spainla NY RL dan obyek glass.
6. Betadin.
Persiapan ruangan :
PROSEDUR 1. Lingkungan tertutup.
2. Penerangan yang terang untuk melihat servik.

Persiapan pasien.
1. Konseling awal.
2. Membuat surat persetujuan (infrom concent.)
3. Pasien diminta membersihkan alat kelamin ke
kamar mandi supaya bersih.
4. Mengatur posisi lithomi.

LANGKAH – LANGKAH
Konseling awal :
1. Sapa klien dengan ramah dan perkenalkan diri
anda dan tanyakan tujuan kedatnganya
2. Berikan informasi umum tentang KB
3. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang
tersedia dan resiko serta keuntungan dari
216

masing-masing kontrasepsi
4. Jelaskan apa yang dapat diperoleh dari
kunjunganya

Konseling metode khusus :


1. Berikan jaminan akan kerahasiaan yang
diperoleh klien
2. Kumpulkan data pribadi klien
3. Tanyakan KB yang diinginkan
4. Tanyakan agama atau kepercayaan yang dianut
klien yang mingkin menentang peggunaan
kontrasepsi
5. Diskusikan kebutuhan klien dengan sikap yang
simpatik
6. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat
7. Jelaskan kemungkinan efek samping AKDR
sampai benar-benar dimengerti klien

Konseling pra pemasangan dan seleksi klien :


1. Lakukan seleksi klien secara cermat untuk
memastikan tidak ada masalah kondisi
kesehatan sebagai pemakai AKDR
2. Riwayat kesehatan reproduksi
2. HPHI lama haid,pola perdarahan
3. Paritas dan riwayat kelahiran terakhir
4. Riwayat kehamilan ektopik
5. Nyeri yang hebat disaat haid
6. Anemia berat
7. Riwayat infeksi system genital
8. PHS
9. Berganti-ganti pasangan kanker servik
10. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan
fisik dan panggul,jelaskan apa yang akan
dilakukan dan persilahkan untuk mengajukan
pertanyaan

I. KONSELING PASCA PEMASANGAN


1. Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa
benang AKDR dan kapan harus dilakukan
2. Jelaskan klien apa yang harus dilakukan bila
mengalami efek samping
3. Beritahu kapan klien harus kembali ke klinik
untuk control
4. Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR CUT
380 A adalah 10 tahun
5. Yakinkan klien bahwa ia dapat datang ke klinik
setiap saat bila memerlukan
konsultasi,pemeriksaan medik dan bila
menginginkan AKDR dicabut
6. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan
217

yang telah diberikan


Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien

SIKAP PERAWAT Semua tahap proses pemasangan harus dilakukan


denga hati-hati dan lembut,dengan menggunakan
upaya pencegahan infeksi yang dianjurkan

UNIT TERKAIT POLI KB


218

PELEPASAN IUD/AKDR

KLINIK TULUS AYU


PENGERTIAN Pelepasan IUD /AKDR atas permintaan sendiri,alasan
medis maupun efektifitas dalam rahim yang sudah
habis

TUJUAN Petugas dapat melakukan pelepasan IUD / AKDR


dengan tehnik yang benar

PROSEDUR I. PERSIAPAN ALAT


a. Spekulum
b. Extraktor
c. Tampon tang
d. Kasa steril
e. Larutan antiseptic/ iodine
f. Lampu sorot
II. PERSIAPAN PASIEN
a) Konseling pra pelepasan
b) Minta persetujuan tertulis
c) Kebersihan alat genetalia luar
d) Posisi tidur lithotomic
LANGKAH-LANGKAH KONSELING PRA PELEPASAN
1. Sapa pasien dengan ramah dan perkenalkan diri
anda
2. Tanyakan pada pasien alasanya ingin melepas
IUD/AKDR dan jawab semua pertanyaanya
3. Tanyakan tujuannya
4. Tanyakan tujuan keluarga berencana selanjutnya
(apa pasien ingin mengatur jarak kelahiran atau
ingin membatasi jumlah anak )
5. Jelaskan proses pelepasan IUD dan apa yang
akan pasien rasakan saat proses pelepasan dan
setelah pelepasan

Konseling metode khusus :


1. Berikan jaminan akan kerahasiaan yang
diperoleh klien
2. Kumpulkan data pribadi klien
3. Tanyakan KB yang diinginkan
219

4. Tanyakan agama atau kepercayaan yang dianut


klien yang mungkin menentang penggunaan
kontrasepsi
5. Diskusikan kebutuhan klien dengan sikap yang
simpatik
6. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat
7. Jelaskan kemungkinan efek samping IUD/ AKRD
sampai benar-benar dimengerti klien

PELAKSANAAN :
I. TINDAKAN PRA PELEPASAN IUD/AKDR
1. Pastikan pasien sudah mengosongkan kandung
kencingnya dan mencuci kemaluanya dengan
sabun
2. Bantu pasien sudah naik ke meja pemeriksaan
3. Cuci tangan dengan air dan sabun ,keringkan
dengan kain bersih
4. Pakai sarung tangan baru yang telah di DDT
5. Atur peralatan dan bahan yang akan dipakai
dalam wadah steril

II. TINDAKAN PELEPASAN IUD / AKDR


1. Lakukan pemeriksaan bimanual
2. Pastikan gerakan servik bebas
3. Tentukan besar dan posisi uterus
4. Pastikan tidak ada infeksi atau tumor pada
adneksa
5. Pasang speculum vagina untuk melihat servik
6. Usap vagina dan servik dengan larutan
7. Jepit benang yang dekat dengan servik dengan
klem
8. Tarik keluar benang,mantap tetapi hati-hati untuk
mengeluarkan IUD
9. Tunjukkan IUD /AKDR tersebut pada
pasien,kemudian rendam dalam larutan clorin
0,5 %
10.Keluarkan speculum dengan hati-hati

III. TINDAKAN PASCA PELEPASAN IUD/AKDR


1. Rendam seluruh peralatan dalam larutan
chlorine 0,5 % selama 10 menit untuk
dekontaminasi
2. Buang bahan yang tidak dipakai ketempat yang
sudah
Disediakan
3. Celupkan kedua tangan yang masih memakai
sarung tangan ke dalam larutan chlorine 0,5%
,buka dan rendam selama 10 menit
4. Cuci tangan dengan air dan sabun
5. Amati selama 5 menit sebelum memperbolehkan
220

pasien pulang

IV. KONSELING PASCA PEMASANGAN


1. Diskusikan apa yang harus dilakukan bila pasien
mengalami masalah (misalnya perdarahan yang
lama,atau rasa nyeri dalam perut/panggul)
2. Minta pasien untuk mengulangi kembali
penjelasan yang telah diberikan
3. Jawab semua pertanyaan pasien
4. Ulang kembali keterangan tentang pilihan yang
tersedia dan resiko keuntungan dari masing-
masing alat kontrasepsi,bila pasien ingin tetap
mengatur jarak kelahiran atau ingin membtasai
jumlah anak
5. Bantu pasien untuk mentukan alat kontrasepsi
sementara sampai saat memutuskan alat
kontrasepsi baru yang akan dipakai
6. Buat rekam medik tentang pelepasan IUD/AKDR

SIKAP PERAWAT Lakukan secara lembut dan hati-hati serta dengan


pencegahan infeksi yang dianjurkan

UNIT TERKAIT POLI KIA

KONSELING TUBEKTOMI
221

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 602 / XI / 00 1/3
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Setiap tindakan pada kedua saluran telur yang menyebabkan
wanita bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi.
Merupakan alat kontrasepsi yang paling efektif dengan angka
kegagalan kurang dari 1%

TUJUAN Mencegah bertemunya sel telur dengan sperma dengan cara


pemotong atau penyumbatan saluran telur sehingga tidak akan
menadapatkan keturunan lagi

KEBIJAKAN 1) UU no. 23 th 1992 tentang kesehatan


2) SK Men Kes No.1333 th 1999 tentang penerapan standart
pelayanan RS
3) Surat edaran pedoman Karumkit No : SE / 26 / XII / 2008

PROSEDUR PERSIAPAN ALAT


1. Lembar informed consent
2. Buku register
3. Kartu kunjungan klien
4. Alat tulis

PERSIAPAN PASIEN
Diposisikan klien senyaman mungkin

PELAKSANAAN :
I. KONSELING AWAL
1) Menyapa klien dan memeperkenalkan diri
2) Menanyakan tujuan kunjunganya
3) Memberikan informasi umum tentang keluarga berencana
4) Menjelaskan apa yang diperoleh dari kunjunganya
5) Menanyakan alasan klien mengikuti KB
6) Menanyakan apa yang diketahui tentang kondisi/situasi
yang menurut dapat mendukung atau membatasi pilihanya
terhadap salah satu atau beberapa metode kontrasepsi
yang ada
222

KONSELING TUBEKTOMI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 602 / XI / 00 2/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
7) Memberikan jaminan kerahasiaan yang diperlukan klien
8) Mengumpulkan dan mencatat data pribadi klien
9) Memberikan informasi tentang keuntungan dan
keterbatasan pilihan kontrasepsiang tersedia
10)Membantu klien untuk memilih metode kontrasepsi yang
paling sesuai untuk diri dan pasanganya
11) Memastikan bahwa klien telah memenuhi syarat
sukses,bahagia dan sehat
12)Memastikan klien telah mengenali dan mengerti tentang
keputusanya memiliki tubektomi
13)Mempersiapkan klien dengan suaminya untuk membaca
informed consent dan meminta tandas tangan klien dan
suaminya

II. KONSELING SEBELUM PERTANYAAN


14)Mengajukan pertanyaan untuk memastikan klien dan
suaminya telah mengerti hal-hal penting soal tubektomi
15)Menjelaskan bahwa sebelum prosedur tubektomi akan
dilakukan pemeriksaan fisik dan dalam ( bimanual)
16)Memastikan apakah klien dalam waktu yang tepat untuk
prosedur tubektomi ( inteval,pasca persalinan,pasca
keguguran )
17)Menyingkirkan kemungkinan adanya kehamilan
18)Menjelaskan tentang tehnik operasi ,anestesi local dan
kemungkinan rasa sakit atau tidak nyaman selama operasi
19)Menanyakan pada klien bila masih ada hal-hal yang ingin
diketahuinya tentang tubektomi

III.KONSELING PASCA PERTANYAAN


20)Memastikan klien dalam kondisi yang baik untuk menerima
informasi dan jelaskan jalan serta hasil prosedur tubektomi
21)Menjelaskan pada klien untuk menjaga daerah operasi agar
tetap kering (berikan lembar asuhan mandiri)
22)Menyakinkan klien bahwa ia dapat datang kembali setiap
saat apabila diperlukan
23)Menjelaskan keadaan-keadaan yang membuat klien harus
kembali ke klinik
24)Menjelaskan pada klien kapan senggama dapat dilakukan
dan jadwal kunjungan ulang
25)Meminta klien untuk mengulang kembali penjelasan yang
telah diberikan
223

KONSELING TUBEKTOMI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 602 / XI / 00 3/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
26)Memberi kesempatan untuk bertanya
27)Menyakinkan bahwa kondisis klien stabil dan baik sebelum
pulang

SIKAP 1) Sopan terhadap klien


PERAWAT 2) Teliti
3) Komunikatif

KONSELING VASEKTOMI
224

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 603 / XI / 00 1/3
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Pemotongan atau penyumbatan vas deferens untuk mencegah
lewatnya sperma

TUJUAN Untuk mengontrol kesuburan pria sehingga mencegah kehamilan

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR PERSIAPAN ALAT


1. Lembar informed consent
2. Buku register
3. Kartu kunjungan klien
4. Alat tulis

PERSIAPAN PASIEN
Diposisiskan klien senyaman mungkin

PELAKSANAAN :
I. KONSELING AWAL
1. Menyapa klien dan memperkenalkan diri
2. Menanyakan tujuan kunjunganya
3. Memberikan informasi umum tentang keluarga
berencana
4. Menjelaskan apa yang diperoleh dari kunjunganya
5. Menanyakan alasan klien mengikuti KB
6. Menanyakan apa yang diketahui tentang kondisi yang
menurut dapat mendukung atau membatasi pilihanya
terhadap salah satu atau beberapa metode kontrasepsi
yang ada
7. Memberikan jaminan kerahasiaan yang diperlukan klien
8. Mengumpulkan dan mencatat data pribadi klien
225

KONSELING VASEKTOMI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 603 / XI / 00 2/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
9. Memberikan informasi tentang keuntungan dan
keterbatasan pilihan kontrasepsi yang tersedia
10. Membantu klien untuk memilih metode kontrasepsi yang
paling sesuai untuk diri dan pasanganya
11. Memastikan bahwa klien telah memenuhi syarat
sukes,bahagia dan sehat
12. Memastikan klien telah mengenali dan mengerti tentang
keputusanya memiliki tubektomi
13. Mempersiapkan klien dengan suaminya untuk membaca
informed consent dan meminta tanda tangan klien dan
suaminya

II. KONSELING SEBELUM PERTANYAAN


14. Mengajukan pertanyaan untuk memastikan klien dan
suaminya telah mengerti hal-hal penting soal tubektomi
15. Menjelaskan bahwa sebelum prosedur tubektomi akan
dilakukan pemeriksaan fisik dan dalam ( bimanual )
16. Memastikan apakah klien dalam waktu yang tepat untuk
prosedur tubektomi ( interval,pasca persalinan, pasca
keguguran )
17. Menyingkirkan kemungkinan adanya kehamilan
18. Menjelaskan tentang tehnik operasi,anestesi local dan
kemungkinan rasa sakit atau tidak nyaman selama
operasi
19. Menanyakan pada klien bila masih ada hal-hal yang
ingin diketahui tentang tubektomi

III. KONSELING PASCA PERTANYAAN


20. Memastikan klien dalam kondisi yang baik untuk
menerima informasi dan jelaskan jalan serta hamil
prosedur tubektomi
21. M enjelaskan pada klien untuk tetap menjaga daerah
operasi agar tetap kering ( berikan lembar asuhan
mandiri )
22. Menyakinkan klien bahwa ia dapat datang kembali
setiap saat apabila diperlukan
226

KONSELING VASEKTOMI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 603 / XI / 00 3/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
23. Menjelaskan keadaan-keadaan yang membuar klien
harus kembali ke klinik
24. Menjelaskan pada klien untuk mengulang kembali
penjelasan yang telah diberikan
25. Memberi kesempatan untuk bertanya
26. Meyakinkan bahwa kondisi klien stabil dan baik
sebelum
27. Memulangkanya

SIKAP 1. Sopan terhadap klien


PERAWAT 2. Teliti
3. Komunikatif
4. Tanggap terhadap respon klien

UNIT TERKAIT 1. POLI KB


2. Kamar operasi bedah umum
3. Poli andrologi
227

PEMASANGAN IMPLANT / AKBK


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 604 / XI / 00 1/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Adalah pemasangan alat kontrasepsi yang terdiri atas batang
silostik lembut berongga yang diisi dengan levonorgestrol

TUJUAN Mencegah kehamilan dengan melepaskan levonogestrol secara


teratur dan dalam jangka waktu tertentu

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR PERSIAPAN ALAT


1. Duk steril berlubang
2. Sarung tangan steril 1 pasang
3. Trokart steril + bisturi mess steril
4. Kapsul implant steril 6/2 biji
5. Spuit disposable 5 cc
6. Obat antiseptic
7. Lidocain 2%,2 ampul + aquades
8. Kasa streil,verban dan plester
9. Partum notplant dan alat-alat tulis

II. PERSIAPAN PASIEN


1. Konseling pra pemasangan
2. Pasien diminta mencuci tangan kiri atas bagian dalam dengan
sabun
3. Posisi pasien
4. Tangan kiri dibuka ke samping

LANGKAH-LANGKAH
Konseling pra pemasangan :
1.Sapa klien dengan ramah dan hangat
2.Tanyakan pada pasien tujuan pemakaian alat kontrasepsi
228

PEMASANGAN IMPLANT / AKBK


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 604 / XI / 00 2/4
2012No. Dokumen
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
3. Bila belum dilakukan konseling implant,berikan konseling
sebelum dilakukan pemasangan
4. Pastikan bahwa pasien memang memilih implant
5. Lakukan pemeriksaan fisik lanjutan atau rujuk bila ada
indikasi
6. Periksa kembali rekam medik untuk menetukan bahwa
pasien memang cocok untuk memakai implant
7. Nilai pengetahuan pasien tentang efek samping yang umum
pada implant
8. Dengarkan kebutuhan dan kekhawatiran pasien terhadap
implant
9. Jelaskan proses pemasangan implant dan apa yang pasien
rasakan pada saat proses pemasangan dan setelah
pemasangan

PELAKSANAAN :
I. PERSIAPAN PEMASANGAN KAPSUL IMPLANT
3. Periksa kembali untuk menyakinkan pasien telah mencuci
tanganya sebersih mungkin
4. Tentukan tempat pemasangan pada bagian dalam lengan
atas
5. Beri tanda pada tempat pemasangan
6. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau DDT dan implant
sudah tersedia
II. TINDAKAN PRA PEMASANGAN
1. Cuci tangan dengan air sabun,keringkan dengan kain bersih
2. Pakai sarung tangan steril atau DDT (bila sarung tangan
diberi bedak,bersihkan bedak dari sarung tangan
3. Usap tempat pemasangan dengan larutan antieptic
4. Pasang kain penutup (doek) steril atau DDT di sekeliling
lengan pasien

III. PEMASANGAN KAPSUL IMPLANT


1. Suntikan anastesi local dibawah kulit sampai kulit sedikit
menggelembung
2. Teruskan penusukan jarum 4 cm dan suntikan masing-masing
1 cc diantara pola pemasangan no.1 dan 2,3 dan 4,5 dan 6
3. Uji efek anestesinya sebelum melakukan insisi pada kulit
4. Buat inisisi dangkal selebar 2 mm dengan skapel (alternative
lain tusukan trokar langsung kelapisan
229

PEMASANGAN IMPLANT / AKBK


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 604 / XI / 00 ¾
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
dibawah kulit/sub dermal)
5. Sambil mengungkit kulit,masukan terus trokar dan
pendorongnay sampai batas tanda ( pada pangkal trokar )
tepat pada luka inisisi
6. Keluarkan pendorong dan masukan kapsul ke dalam trokar
( dengan tangan atau pinset
7. Masukan kembali pendorong dan tekan kapsul kearah ujung
dari trokar sampai terasa adanya tahanan
8. Tahan pendorong di tempatnya dengan satu tangan dan tarik
trokar keluar sampi mencapai pegangan pendorong
9. Tarik trokar dan pendorongnya secra bersama-sama sampai
bats tanda-tanda terlihat pada luka inisisi ( jangan
mengeluarkan trokar dari tempat inisisi)
10. Tahan kapsul ysng telah terpasang dengan 1 jari dan
masukan kembali trokar serta pendorongnya sampai tanda-
tanda
11.Jangan menarik ujung trokar dari tempat inisisi sampai
seluruh kapsul sudah terpasang
12. Raba kapsul unruk memastikan kapsul implant telah
terpasang dalam pola
13. Raba daerah inisisi untuk memastikan seluruh kapsul
berada jauh dari inisisi

IV.TINDAKAN PASCA PEMASANGAN


2. Dekatkan ujung-ujung insi dan tutup dengan ban aid
3. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan
mengurangi memar
4. Taruh alat suntik di tempat terpisah dan letakan semua
peralatan dalam larutan clorin untuk dekontaminasi
5. Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi ketempatnya
( kapas,kasa,sarung tangan / alat suntik sekali pakai )
6. Lepaskan sarung tangan dan rendam dalam larutan klorin
7. Cuci tangan dengan air sabun, keringkan dengan kain
bersih

V. KONSELING PASACA PEMASANGAN


1. Gambar letak kapsul pada rekam medik dan catat bila ada
hal-hal khusus
2. Beri petunjuk pada pasien cara merawat luka dan kapan
230

PEMASANGAN IMPLANT / AKBK


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 604 / XI / 00 4/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
pasien harus control
3. Yakinkan pada pasien bahwa ia dapat datang ke klinik
setiap saat bila menginginkan untuk mencabut kembali
input
4. Lakukan observasi selama 5 menit sebelum
memperbolehkan pasien pulang

SIKAP Lakukan secara hati-hati dan lembut dengan menggunakan upaya


PERAWAT pencegahan infeksi yang dianjurkan

UNIT TERKAIT POLI KB


231

PELEPASAN IMPLANT / AKBK


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 605 / XI / 00 1/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Pelepasan implant atas permintaan sendiri,alasan medis maupun
efektifitas alat yang sudah habis

TUJUAN Petugas dapat melakukan pelepasan implant dengan tehnik yang


benar

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR I. PERSIAPAN ALAT


1. Duk steril berlubang
2. Sarung tangan steril 1 pasang
3. “ U” klem steril,arteri klem
4. Pisau steril,pinset chirurgie
5. Spuit disposable 5 cc,lidokain 1%,2 ampul aquades
6. Cairan antiseptic,kasa steril + perban + plester

II. PERSIAPAN PASIEN


1. Pasien diminta mencuci lengan pada tempat norplant
dengan sabun swampai bersih
2. Posisi pasien tidur terlentang
3. Tangan kiri dibuka kesampaing

LANGKAH-LANGKAH KONSELING PRA PENCABUTAN


1. Sapa klien dengan ramah dan hangat
2. Tanyakan pada pasien alasanya ingin mencabut implant
dan jawab semua pertanyaan
3. Tanyakan tujuan dari keluarga berencana selanjtnya
4. Jelaskan proses pencabutan implant dan apa yang akan
pasien rasakan pada saat proses pencabutan dan setelah
pencabutan
232

PELEPASAN IMPLANT / AKBK


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 605 / XI / 00 2/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PELAKSANAAN :
I. PERSIAPAN PENCABUTAN KAPSUL IMPLANT
1. Periksa kembali untuk menyakinkan pasien telah
mencuci leganya sebersih mungkin
2. Atur posisi lengan pasien raba kapsul untuk
menentukan lokasi tempat inisisi
3. Pastikan bahwa peralatan yang steril atau DTT dan
implant sudah tersedia

II. TINDAKAN PRA PENCABUTAN


1. Cuci tangan dengan air sabun,keringkan dengan air
bersih
2. Pakai sarung tangan steril atau DTT ( bila sarung
tangan diberi bedak,bersihkan bedak dari sarung tangan )
3. Usap tempat pemasangan denagn larutan antiseptic
4. Pasang kain penutup ( doek ) styeril atau DTT di
sekeliling lengan pasien

III. PENCABUTAN KAPSUL DENGAN TEHNIK BAKU


1. Suntikan sedikit anastesi (2-3 cc) pada tempat inisisi
dan dibawah ujung akhir dari kapsul sampai 1/3 panjang
kapsul
2. Uji efek anestesinya sebelum melakukan inisisi pada
kulit
3. Buat inisisi kecil ( 4m ) dibawah ujung dari kapsul
4. Jepit ujung kapsul dengan klem lengkung ( masquito
)
5. Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilingi
dengan menggunakan kasa steril atau skapel

IV. PENCABUTAN KAPSUL DENGAN TEHNIK POP OUT


1. Suntikan sedikit anastesi (2-3 cc) pada tempat inisisi dan
dibawah ujung akhir dari kapsul sampai 1/3 panjang kapsul
2. Uji efek anestesinya sebelum melakukan inisisi pada kulit
3. Buat inisisi (4mm) di bawah ujung dari kapsul
4. Dorong ujung atas dari kapsul sehingga mencuat (pop out)
pada tempat inisisi dan taruh kapsul (dekat siku) menonjol
keluar
5. Lepaskan jaringan ikat yang menutupi ujung kapsul dengan
kasa steril atau scapel
6. Dorong ujung atas dari kpasul sehingga mencuat (pop out)
233

pada tempat inisisi dan taruh kapsul pada mangkok yang


berisi larutan clorin 0,5%

PELEPASAN IMPLANT / AKBK


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 605 / XI / 00 3/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
V. PENCABUTAN KAPSUL DENGAN TEHNIK U
1. Suntikan sedikit anastesi (2-3 cc) pada tempat inisisi
bawah setiap ujung kapsul dekat siku
2. Uji efek anestesinya sebelum melakukan inisisi pada
luka
3. Buat inisisi kecil (4mm) pada kulit diantara kapsul ke 1 &
ke 2 dengan arah memanjang
4. Masukan ujung klem implant,jepit kapsul dan tarik
keluar
5. Jauhkan implant 90 derajat kearah bahu hingga kapsul
terlihat
6. Bersihkan kapsul dari jaringan ikat yang mengelilinginya
7. Jepit ujung kapsul yang sudah dibersihkan dengan klem
lengkung

VI. TINDAKAN PASCA PENCABUTAN


1. Setelah selaesai seluruh kapsul tercabut hitung kembali
jumlah kapsul untuk memastikan ke 6 kapsul telah
tercabut dan perhatikan pada pasien
2. Rapatkan kedua tepi luka inisisi dan tutup dengan ban
aid
3. Beri pembalut tekan untuk mencegah perdarahan dan
mengurangi memar
4. Taruh alat suntik di tempat terpisah dan letakan semua
peralatan dalam larutan clorin untuk dekontaminasi
5. Buang peralatan yang sudah tidak dipakai lagi
ketempatnya
6. Cuci tangan dengan air sabun,keringkan dengan kain
bersih
234

PELAYANAN KB SUNTIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 606 / XI / 00 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
Suntikan anti hamil yang berisi progesterone dan estrogen yang
PENGERTIAN merupakan hormon buatan,dimasukan dalam tubuh melalui
suntikan intramuskuler

Menekan ovulasi, membuat lendir servuks menjadi kental


TUJUAN sehingga penetrasi sperma, menjadikan selaput lendir serviks
tipis dan atropi, menghambat transportasi gamet oleh tuba.
Semuanya ini bertujuan untuk mencegah kehamilan.

1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


KEBIJAKAN PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR PERSIAPAN ALAT


1. Spuit disposable 5 cc
2. Obat suntik depo,cyclo dll
3. Obat desinfektan / alcohol 70%
4. Alat tulis dan kartu akseptor

PERSIAPAN PASIEN
1. Pasien posisi tidur
2. Pemeriksaan fisik dan tanda vital

PELAKSANAAN :
LANGKAH – LANGKAH
1. Pasien tidur miring kiri/kanan
2. Membantu membuka daerah yang akan disuntik
3. Penolong mencuci tangan
4. Memakai sarung tangan steril
5. Ambil dan buka spuit steril,siapkan dalam bak steril
6. Ambil obat KB dan baca etiket lalu buka tutupnya
235

7. Hisap obat dalam spuit dan keluarkan udara yang masuk

PELAYANAN KB SUNTIK
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 606 / XI / 00 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
8. Lakukan antisepsis dengan alcohol pada daerah
penuntikan dengan cara memutar dari dalam keluar dan
ulangi
9. Suntikan obat secara IM
10. Cabut spuit dan tekan bekas suntikan, tidak di massase
11. Rapikan pasien
12. Cuci tangan
13. Waktu kerja ± 5 menit

SIKAP Harus bekerja dengan teliti dan hati-hati


PERAWAT

UNIT TERKAIT POLI KB

KANDUNGAN
236

PEMERIKSAAN CPW (CALON PENGANTIN WANITA)


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 607 / XI / 00 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
Pemeriksaan yang dilakukan pada calon pengantin wanita yang
PENGERTIAN akan melaksanakan pernikahan dengan anggota sipil maupun TNI
AL.

1. Sebagai kelengkapan persyaratan pernikahan


TUJUAN 2. Deteksi dini bila ada kelaitan atau masalah pada reproduksi
wanita

1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
KEBIJAKAN 2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

Pelaksanaan :
1. Surat pengantar dari kesatuan
2. Anamnesa
3. Informed contsend
4. Test PPT(test kehamilan)
5. Pemeriksaan laborat:
GO, VDRL, TPHA, Anti HIV.
6. Pemeriksaan foto thorak
7. Pemeriksaan fisik dan ginekologi (pemeriksaan virginitas
PROSEDUR dengan cara rectal toucher)
8. Hasil pemeriksaan yang sudah ditandatangani oleh dokter
DPJP diserahkan keminmed
9. Kurang lebih 1minggu hasil pemeriksaan yang sudah
ditandatangani Wakamed diambil oleh Bakes masing-masing
kesatuan yang anggotanya mengajukan pemeriksaan.
10. Catat pada buku exspedisi
237

PEMERIKSAAN CPW (CALON PENGANTIN WANITA)


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 607 / XI / 00 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
1. Hati-hati
SIKAP
PERAWAT
2. Sabar
3. Teliti
1 Laborat
2 Radiologi
3 Adminitrasimedis
UNIT TERKAIT 4 Wakamed
5 OK Kandungan
6 Anestesi
238

PEMERIKSAAN PAP SMEAR


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 608 / XI / 00 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Pengambilan cairan leher rahim (servik) untuk dilakukan
pemeriksaan laborat (sitology)
TUJUAN Deteksi dini terjadinya kanker servik
Pemeriksaan berkala pada wanita
Untuk menegakkan diagnose
1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
KEBIJAKAN 2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1 Anamnesa
2 Pasien masuk ruang ginekologi (jaga privasi pasien)
3 Atur posisi pasien secara lithotomy
4 Pemeriksaan dengan menggunakan handscund memasukkan
speculum kevagina pasien secara ginecology
5 Memfokuskan lampu sorot
6 Mengambil cairan pada mulut Rahim dengan menggunakan
brush atau spatula
7 Cairan dioleskan pada obyek glass
8 Obyek glass direndam pada airan alcohol 96% selama
setengah jam
9 Obyek glass diangkat dari rendaman dan dikeringkan selama 2
menit
10 Menyetor bahan pemeriksaan di laborat PA dengan pengantar
yang sudah ditanda tangani dokter
11 Dokumentasi pada buku exspedisi dan file
SIKAP Jelaskan kepada pasien tindakan yang dilakukan
PERAWAT
UNIT TERKAIT Laboratorium P A
239

TINDAKAN PRE KURETAGE


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 609 / XI / 00 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Persiapan pasien untuk dilaksanakan tindakan medis kuretage

TUJUAN 1. Untuk menegakkan diagnosa


2. Mengeluarkan hasil konsepsi pada kehamilan <20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus
3. Menghentikan perdarahan dari sisa hasil konsepsi

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan Pasien


9. Informed consent kepada pasien dan keluarga
10. Puasa ± 6 jam
11. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi:
 Propilac antibiotika + cairan NS 100 cc
 Periksa Laboratorium ( DL, FH )
 Pasang infus
 Thorax fotoumur ≥16 tahun
 ECG umur ≥ 40 tahun
12. Konsultasi ke bagian Cardio bilaumur ≥ 40 tahun
13. Konsultasikeanastesi
1. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang diagnosa dan
SIKAP
rencana tindakan
PERAWAT
2. Jelaskan prosedur pelaksanaannya
UNIT TERKAIT Ruang OK Kandungan dan Ruang Kandungan
240

TINDAKAN PRE OPERASI BESAR KANDUNGAN ELEKTIF


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 610 / XI / 2012 00 1/3

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan persiapan pelaksanaaan tindakan pre operasi.

TUJUAN Sebagai pedoman pelaksanaan tindakan pre operasi besar di


ruangan.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Pelaksanaan :
1. Pemeriksaan lab lengkap :
a. Darah : darah lengkap : Hb, leukosyt, trombosyt, kimia klinik
:SGOT / SGPT, albumin BUN, creatinin, gula darah puasa/2
jam PP
b. Urine lengkap : sedimen (Lpb), protein, keton, eritrosit,
lekosit, epitel, bakteri, silinder, kristal.
2. Pemeriksaan foto thorak
3. Pemeriksaan fisik dan ginekologi
4. Konsul ke poliklinik spesialis : penyakit dalam, penyakit jantung,
dan anestesi.

TINDAKAN PRE OPERASI BESAR KANDUNGAN ELEKTIF


241

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 610 / XI / 00 2/3
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
5. Pasien MRS 3 hari sebelum jadwal operasi
 Persiapan yang dilakukan (H-3)
a. Inform consent
b. Kontrol status :
 Hasil penunjang
 Hasil laboratorium (FH, DL, KK)
 Hasil foto-foto
 Hasil ECG dll.
 Konsul jantung dan anestesi
c. Kolaborasi jadwal therapi :
 Kanamycin 3 x 500 mg selama 3 hari
 Injeksi transamin 3 x 1 amp selam 3 hari (untuk
operasi kanker dan myoma uteri)
 Dulcolax tab 0 - 1 – 1 selama 2 hari
 Bila ada kasus lain terapi sesuai advis dokter
PROSEDUR d. Diet lunak rendah serat / bubur kecap
 Persiapan H – 2
 Terapi tetap

 Persiapan H - 1 / sehari sebelum puasa


 PAGI
 Pesan darah apabila di perlukan
 Mintakan resep dokter untuk alkesnya (RL 4 kolf,
medicut no.18, poly cath no.14, urobag 1, NS 100 cc
1)
 Menanyakan ke operator untuk profilaksis antibiotika
 Mengingatkan operator untuk evaluasi ulang
 SORE
 Cek ulang OKK dan anestesi apa sudah terdaftar
 Jam 16.00 pemberian therapi dulcolax supp II
 Jam 20.00 lavement (NS 1000 cc)

TINDAKAN PRE OPERASI BESAR KANDUNGAN ELEKTIF


242

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 610 / XI / 00 3/ 3
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
 MALAM
 Menyiapkan alkes yang akan dibawa ke OK
 Jam 22.00
 Cukur rambut pubis dan sekitar daerah operasi
 Pemberian terapi dulcolax supp II
PROSEDUR  Pasien mulai puasa total
 Jam 04.00 lavement ke II
 Jam 06.00 pasang infus
Pasang catheter di OK Kandungan

1. Hati-hati
SIKAP 2. Sabar
PERAWAT 3. Teliti

1. Ruang kandungan
2. OK Kandungan
UNIT TERKAIT
3. Anestesi
243

PERSIAPAN PASIEN YANG AKAN EXTERNAL RADIASI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 611 / XI / 00 1/1
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN External Radiasi, suatu cara pengobatan dengan menggunakan sinar
pengion, yang bertujuan merusak sel-sel abnormal tanpa
menimbulkan kerusakan pada jaringan sehat sekitarnya.
TUJUAN Sebagai pedoman pelaksanaan pengobatan atau penanganan
kanker dengan radiasi
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X /
2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan penderita sebelum pelaksanaan terapi radiasi :


1. Pemeriksaan fisik dan genekologi ( untuk Ca Cervik pemeriksaan
biopsi ).
2. Periksaan laboraturium : DL : HB, Leukosit, Trombosit
KK : SGOT, SGPT, Albumin, BUN, Creatinin, BSN, 2 jam PP.
3. Pemeriksaan rontgen : Photo Thorax, Coloninloop, IVP-BNO,
USG Abdomen atas atau bawah atau CT Scane abdomen.
4. Setelah semua pemeriksaan lengkap dan dalam batas normal :
Semua hasil seperti hasil biopsi atau papsmear, gambar staging,
hasil foto-foto, hasil laboraturium dan surat konsultasi difotocopy
rangkap satu.
5. Setelah hasil semua difotocopy sebelum penderita
dikonsultasikan ke radioterapi blangko di susun sebagai berikut :
serat konsultasi disusun diatas, dibawahnya lagi gambar staging,
hasil biopsi atau papsmear, kemudian hasil –hasil laboraturium
dan foto-foto.
Penderita dikonsultasikan ke radio terapi.
SIKAP Jelaskankepadapasiendankeluargatentangrencanapengobatannya
PERAWAT
UNIT Ruang radio terapidanRuangKandungan
TERKAIT
244

PEMERIKSAAN SWAB VAGINA


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 612 / XI / 2012 00 1/1

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Pengambilan cairan vagina untuk dilakukan pemeriksaan laborat
TUJUAN Deteksi dini terjadinya penyakit reproduksi wanita
Untuk menegakkan diagnose
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR A. persiapan alat


1. handscoon
2. obyek glas
3. spatula
4. alcohol 90%
5. deeppers

B. Pelaksanaan
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan
2. Posisikan pasien secara litotomy
3. Tangan kiri membuka labia
4. Lakukan hapusan pada cairan lender vagina
5. Usapkan pada obyek glas
6. Fiksasi dengan alcohol sprei 90%
7. Bersihkan dan rapikan pasien
8. rendam semua alat yang sudah di pakai kedalam larutan
klorin 0,5% selama ± 10 menit
9. dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan
SIKAP Jelaskan kepada pasien tindakan yang dilakukan
PERAWAT
UNIT TERKAIT Laboratorium P A
245

PEMERIKSAAN INFERTIL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 613 / XI / 2012 00 1/1

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN 1. Inferti lPrimer : seorang isteri belum berhasil hamil walaupun
melakukan senggama secara teratur dalam kurun waktu 1 tahun.
2. Infertil Sekunder : Seorang isteri sudah pernah hamil dan
melakukan senggama secara teratur dalam kurun waktu 1 tahun.

TUJUAN 1. Program Kehamilan


2. Untuk deteksi dini adanya kelainan-kelainan organ reproduksi
wanita.

PROSEDUR 1 Anamnesa
2 Dilakukan pemeriksaan VT
3 Dilakukan pemeriksaan USG Abdomen atau transvaginal pada
saat menstruasi hari ke-1 sampai dengan hari ke-3
4 Analisa sperma, bila sudah ada hasil, dikonsulka ke Poli
Andrologi
5 Pemeriksaan HSG (Hidro Salvingo Gravi)
6 Pemeriksaan Hidro Tubasi

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X /
2012 tentang Kebijakan PONEK.

SIKAP Jelaskan kepada pasien tindakan yang dilakukan


PERAWAT
UNIT TERKAIT Ruang USG, Laboratorium, Ok Kandungan
246

CARA PEMBERIAN KEMOTERAPI


DI RUANG KANDUNGAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 614 / XI / .............................. 1/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Sitostatika adalah metode pengobatan penyakit kanker dengan
menggunakan obat yang kerjanya menghambat dan
menghancurkan sel kanker.

TUJUAN 1. Untuk pengobatan


2. Mengurangi masa tumor selain pembedahan atau radiasi
3. Untuk memperkuat efek pengobatan lain misalnya pasca
bedah atau pasca radioterapi
4. Meningkatkan kelangsungan hidup dan memperbaiki
kualitas hidup
5. Mengurangi komplikasi akibat metastase

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep /
19 / X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan Pasien


1. Inform consent
2. Keadaan umum penderita cukup baik
3. Hb minimal 10,5 gr% leukosit minimak 3000, trombosit
minimal 100.000
4. Laborat LFT dan RFT dalam batas normal
5. Ukur TB dan BB umtuk mengetahui luas permukaan
badan untuk menentukan dosis obat (perhitungan dapat
dengan ruler/penggaris) 2/3
6. Peracikan obat sitostatika dan protokolpengobatan di
bawa ke Departemen Farmasi
7. Protokol pengobatan (sesuai advis dr.Onkologi):
 Nama obat, dosis obat, cairan pencampur serta
247

CARA PEMBERIAN KEMOTERAPI


DI RUANG KANDUNGAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 614 / XI / .............................. 1/3
2012
cara pemberian obat
 Identitas pasien, tanggal pemberian, kemoterapi
seri
8. Alat pelindung diri (APD): schort lengan panjang,
kacamata, sarung tangan, masker, topi, sepatu boat.

Pemilihan vena dan tempat penusukan:


1. Tempat penusukan harus diganti tiap 72 jam
2. Pilih vena yang halus dan lembut, tidak keras
3. Pemilihan kateter yang paling pendek dan ukuran yang
paling kecil yang sesuai
4. Vena yang sering di gunakan adalah basilic, cephalic
dan metacorpal, hindarkan fossa antecubital dan
pergelangan tangan

Pelaksanaan :
1. Cuci tangan dengan air mengalir dan keringkan dengan
lap sekali pakai
2. Periksa nama pasien, dosis obat, jenis obat, jenis
cairan, cara pemberian obat dan waktu pemberian
3. Periksa protokol dan dan program terapi yang
digunakan serta waktu pemberian obat sebelumnya
4. Pakai proteksi: schort lengan panjang, topi, masker,
kacamata, dan sarung tangan
5. Siapkan obat sitostatika yang sudah dioplos
6. Pasang pengalas plastik dengan kertas absorsi
diatasnya
7. Lakukan teknik antiseptik dan aseptik
8. Masukkan abocut/venflon ke dalam vena dan tutup
dengan kassa steril /plester
9. Berikan anti emetic setengah jam sebelum pemberian
anti neoplastik (primperan, zofran, kitril)3/3 secara
intravena
10. Lakukan rehidrasi dengan NACL 0,9%
11. Berikan anti neoplastik secara bolus perlahan-lahan
sesuai program atau berikan sitostatika yang sudah
dioplos
12. Tanyakan pada pasien apakah ada timbul rasa panas
(terbakar) di sekitar lokasi infus
248

CARA PEMBERIAN KEMOTERAPI


DI RUANG KANDUNGAN
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 614 / XI / .............................. 1/3
2012
13. Setelah seluruh obat selesai bilas kembali dengan
NACL 0,9%
14. Rapikan kembali semua alat yang dipakai
15. Pisahkan sampah sitostika dalam kantong plastik, beri
label (tulis SAMPAH SITOSTATIKA) dan sampah ini
harus langsung di buang di incenerator
16. Buka schort, topi, masker, kacamata, kemudian di
rendam dengan klorin 1%
17. Catat semua prosedur

SIKAP PERAWAT 1. Hati-hati


2. Teliti
3. Sabar
UNIT TERKAIT 1. Apotik / farmasi
2. Laboratorium

TINDAKAN PRE KURETAGE


249

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 615 / XI / .............................. 1/1
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
PROSEDUR TETAP Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
11 November 2012

Dr. Adi Riyono, Sp.KL


Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Persiapan pasien untuk dilaksanakan tindakan medis kuretage

TUJUAN 1. Untuk menegakkan diagnosa


2. Mengeluarkan hasil konsepsi pada kehamilan <20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus
3. Menghentikan perdarahan dari sisa hasil konsepsi

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep /
19 / X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan Pasien


1. Informed consent kepada pasien dan keluarga
2. Puasa ± 6 jam
3. Kolaborasi dengan dokter untuk terapi:
4. Propilac antibiotika + cairan NS 100 cc
5. Periksa Laboratorium ( DL, FH )
6. Pasang infus
7. Thorax foto umur ≥16 tahun
8. ECG umur ≥ 40 tahun
9. Konsultasi ke bagian Cardio bila umur ≥ 40 tahun
10. Konsultasi ke anastesi
SIKAP PERAWAT 1. Jelaskan kepada pasien dan keluarga tentang diagnosa
dan rencana tindakan
2. Jelaskan prosedur pelaksanaannya

UNIT TERKAIT Ruang OK Kandungan dan Ruang Kandungan


250

KURETAGE DENGAN HIV / AIDS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 616 / XI / 0/0 1/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN - Alat untuk mengeluarkan bahan dari rongga uterus
- Menghilangkan pertumbuhan atau bahan lainya dari
dinding suatu rongga / atau permukaan lainya dengan suatu alat
berbentuk sendok
- HIV adalah suatu virus yang dapat menyebabkan penyakit
AIDS.
- AIDS adalah menggambarkan berbagai gejala dan infeksi
yang terkait dengan menurunnya system kekebalan tubuh.
TUJUAN 1. Dilakukan untuk kepentingan diagnosis keadaan endometrium
2. Mengeluarkan hasil onsepsi pada kehamilan < 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus
3. Menghentikan perdarahan dari sisa hasil konsepsi
4. Untuk meminimalkan penularan virus HIV / AIDS
KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan Alat :


1. Handscoon
2. speculum sim s/L
3. Tenakulum
4. cunam tampon
5. klem ovum ( lurus/lengkap )
6. sonde uteruss
7. sendok kuret dengn berbagai ukuran
8. abortus tang
9. kassa steril
10. cucing
11. spuit 5 ml & 3 ml
12. lampu sorot
persiapan Pasien :
1. Cairan dan infus set
2. doek steril,kain alas bokong, kain penutup kaki bagian
dalam, penutup perut bagian bawah
251

2/3
KURETAGE DENGAN HIV / AIDS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 616 / XI / 0/0 1/3
2012
3. medikamentosa :
- analgetika : petidin 1 - 2 mg/BB
- sedative : diazepam 10 mg
- sulfas atropine 0,2 – 0,5 mg/ml
- uterotonika
- AB profilaksis
4. antiseptik : providone iodone 10 %
5. oksigen dengan regulator

operator :
1. handscoon dobel
2. cap
3. google
4. skort
5. masker
6. boot

Pelaksanaan :
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan yaitu kuretage
2. instruksikan pasien untuk berkemih (mengosongkan
kandung kemih )
3. instruksikan asisten untuk memberikan sedative dan
analgetika,kemudian memasang alas bokong
4. lakukan pemeriksaan bimanual ulangan untuk menentukan
pembukaan serviks, besar, arah, dan konsistensi uterus
5. desinfeksi vulva dan vagina menggunakan povidone iodine
10 % dan pasang doek steril dibawah bokong pasien
6. ganti sarung tangan dengan dobel sarung tangan steril
7. dengan satu tangan , masukan speculum sim secara
horizontal ke dalam vagina, setelah itu putar ke bawah
sehingga posisi bilah kearah vertical
8. dengn sedikit menarik speculum ke bawah (hingga lumen
vagina tampak jelas ), masukan bilah speculum atas secara
vertikal kemudian putar dan tarik keatas sehingga
3/3 serviks
terlihat jelas
9. Bersihkan jaringan dan darah pada vagina (dengan kapas
antiseptic yang dijepit dengn cuman tampon, tentukan
bagian serviks yang akan dijepit ( jam 11 dan 13 )
10. Jepit serviks dengan tenakulum pada tempat yang telah
ditentukan
11. minta asisiten untuk menahan speculum bawah pada
posisinya
12. lakukan pemeriksaan kedalaman dan lengkung uterus
252

KURETAGE DENGAN HIV / AIDS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 616 / XI / 0/0 1/3
2012
dengan sonde uterus. Pegang gagang tenakulum,masukan
klem ovum yang sesuai
dengan pembukaan serviks hingga menyentuh fundus
( keluarkan dulu jaringn yang tertahan pada kanalis )
13. pegang gagang sendok kuret dengan ibu jari dan telunjuk
masukan ujung sendok kuret ( sesuai dengan lengkung
uterus ) melalui kanalis servikalis kedalam uterus hingga
menyentuh fundus uteri ( untuk mengukur kedalaman
14. lakukan kerokan dinding uterus secara sistematis dan
searah jarum jam,hingga bersih ( seperti mengenai bagian
serabut ) dapat diulang 2–3 x sampai didapatkan tanda-
tanda greaby sensation /keluarga buih
15. evaluasi dengan kasa,lihat OUE masih tampak perdarahan
atau tidak
16. lepaskan jepitan tenakulum pada serviks,evaluasi tempat
jepitan apakah ada fluksusu aktif kemudian bersihkan
dengan povidone iodine 10 %
17. lepaskan speculum bawah,alat-alat diklorin lepaskan
handscoen
18. kumpulkan jaringan untuk dikirim ke laboratorium PA
19. beritahukan kepada pasien dan keluarga bahwa tindakan
telah selesai dilakukan,tetapi pasien masih memerlukan
perawatan
20. evaluasi 2 jam post kuretage : keluhan, vital sign, fluksus
aktif pervagianam
21. buat laporan pasca kuretage + laporan evaluasi 2 jam
22. dekontaminasi semua alkes direndam dalam larutan
chlorine 1% ±30 menit, sampah medis/menular dimasukkan
dalam plastic besar dan diberi tanda merah ( pasien
HIV/AIDS )
23. Ruangan kamar operasi dilakukan pembersihan oleh
petugas K3
UNIT TERKAIT Dokter, petugas Anastesi, Bidan dan petugas K3 RUMKITAL Dr.
RAMELAN
253

VAGINAPLASTY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 617 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN - Merupakan bagian dari tehnik bedah plastik yang dilakukan
pada liang kemaluan wanita (vagina)
- Pembentukan liang kemaluan

TUJUAN 1. Memperketat otot vagina dan jaringan penyangga disekitar


vagina
2. Mengembalikan/ memulihkan organ vagina tanpa meninggalkan
fungsi estetikanya
3. Menghilangkan keluhan penderita
4. Menghilangkan keadaan cacat

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR A. Persiapan alat:


1. Fistel
2. Doek
3. Desinfeksi klem
4. Doek klem
5. Mess
6. Tangkai pisau
7. Pinset anatomy
8. Pinset chirurgie
9. Kromklem
10. Arteri klem pean lurus
11. Kocher lurus
12. Kocher bengkok
13. Haak tajam
14. Haak langen beck
15. Ring tang
16. Nald vourder
254

2/2
VAGINAPLASTY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 617 / XI / 0/0 1/2
2012
17. Ronde nald
18. Scherp nald
19. Darm nald
20. Huid ( kulit )
21. Gunting jaringan
22. Gunting benang
23. Canul
24. Kogel tang
25. Slang suction
26. Ellis klem
27. Catheter methal
28. Vagina speculum
29. Vicril rapid no.2.0
30. Kassa
31. Deppers

B. Pelaksanaan:

1. Anestesi SAB / general


2. Posisi litototmy
3. Desinfeksi lapangan operasi , vagina dan sekitarnya dengan
betadhine , dipasang fistel, dan doek operasi
4. Dilakukan kateterisasi kandung kencing
5. Membuat luka baru dengan cara insisi pada dinding vagina
posterior
6. Luka insisi dijahit menggunakan vicril rapid 2.0
7. Peritoneum viscerale dijahit dengan catgut no.1
8. Kateter tetap dipasang
9. Luka dibersihkan dengan NS kemudian kompres betadhine dan
di tutup kassa steril diplester

UNIT TERKAIT Dokter, petugas Anastesi, dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
255

KOLPOSKOPI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 618 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Sebuah prosedur yang menggunakan instrument dengan lensa
pembesar

TUJUAN Untuk memeriksa leher rahim apakah ada kelainan

KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR A. Persiapan alat:


1.Alat kolposkopi set
2.Speculum cocor bebek
3.Tampontang
4.Handscoon
5.Deepers
6.Doek steril
7.Meja ginek
8.Jelly steril

B. Pelaksanaan:

1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga


menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan.
2. Instruksikan pasien untuk berkemih ( mengosongkan
kandung kemih)
3. Posisikan pasien secara litotomy
4. desinfeksi vulva menggunakan kapas saflon dan pasang
doek steril dibawah bokong pasien
5. ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril
6. dengan satu tangan , masukan speculum cocor bebek
secara horizontal ke dalam vagina, setelah itu putar ke
bawah sehingga posisi bilah kearah vertical
256

2/2
KOLPOSKOPI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 618 / XI / 0/0 1/2
2012
7. evaluasi dengan alat kolposkopi, apabila hasil baik, pasien
dianjurkan untuk rutin papsmear, apabila didapatkan hasil
yang kurang baik dilakukan tindakan sesuai advis dokter
8. lepaskan speculum bawah,alat-alat diklorin lepaskan
handscoen

UNIT TERKAIT Dokter dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN


257

BIOPSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 619 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Pembedahan untuk mendapatkan jaringan bagi pemeriksaan
mikroskopik
TUJUAN 1. Untuk menentukan diagnosa
2. menjadi dasar pengobatan
3. untuk diagnose pasti keganasan
KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


1. speculum sim s/L
2. Tenakulum
3. cunam tampon
4. klem ovum ( lurus/lengkap )
5. sonde uteruss
6. sendok kuret dengn berbagai ukuran
7. biopsi tang
8. abortus tang
9. kassa steril
10. curcing
11. spuit 5 ml & 3 ml
12. lampu sorot

B. Pelaksanaan
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan
2. Anjurkan ibu untuk kencing (kandung kemih dikosongkan)
3. desinfeksi vulva dan vagina menggunakan povidone iodine
10 % dan pasang doek steril dibawah bokong pasien
4. dengan satu tangan , masukan speculum sim secara
horizontal ke dalam vagina, setelah itu putar ke bawah
sehingga posisi bilah kearah vertical
5. Jepit serviks dengan tenakulum pada tempat yang telah
258

2/2
BIOPSI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 619 / XI / 0/0 1/2
2012
ditentukan

6. minta asisiten untuk menahan speculum bawah pada


posisinya
7. lakukan pemeriksaan vagina untuk melihat jaringan yang
akan di ambil
8. masukkan biopsy tang untuk menggambil jaringan yang
akan di biopsi PA
9. evaluasi perdarahan dan observasi keluhan pasien
10. kumpulkan jaringan dalam cairan formalin 10 % dan
blangko PA untuk dikirim ke laboratorium PA

UNIT TERKAIT Dokter, petugas Anastesi, dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
259

KONISASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 620 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Operasi yang dikerjakan pada mulut rahim dengan perlukaan luas
dan sulit disembuhkan secara biasa
TUJUAN 1. Untuk evaluasi lebih lanjut pasien dengan apusan papinicolaou
yang abnormal
2. Untuk mengobati berbagai kelainan
KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR A. persiapan alat


1. linen lengkap + fistel steril
2. Tampon tang
3. Tenakulum
4. Spekulum cocor bebek
5. Speculum sim
6. Deppers
7. Cucing
8. Handscoen steril
9. Albotyl
10. Savlon aqua
11. Doek steril (alas bokong)
12. Diatermi set
13. Benang vicril rapid no 2.0
14. Benang safil no 1
15. Konisasi set
16. Lampu sorot
17. Bethadine

B. Pelaksanaan
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan
2. Anestesi SAB / general
260

2/2
KONISASI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 620 / XI / 0/0 1/2
2012
3. Posisi litototmy
4. Desinfeksi lapangan operasi , vagina dan sekitarnya dengan
betadhine , dipasang fistel, dan doek operasi
5. Dilakukan kateterisasi kandung kencing
6. dengan satu tangan , masukan speculum sim secara
horizontal ke dalam vagina, setelah itu putar ke bawah
sehingga posisi bilah kearah vertical
7. bersihkan daerah vagina dengan bethadine
8. jepit portio dengan tenakulum
9. dilakukan insisi portio secara kerucut
10. evaluasi perdarahan
11. lakukan penjahitan dengan menggunakan benang vicril rapid
no 2.0 atau safil no 1
12. pasien dirapikan dan pindah kebrandcard selanjutnya pindah
perawatan di ruang ruang pemulihan
13. kumpulkan jaringan dalam cairan formalin 10 % dan blangko
PA untuk dikirim ke laboratorium PA
14. Rendam alat pada larutan clorin 0,5 % selama ±10 menit

UNIT TERKAIT Dokter, petugas Anastesi, dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
261

HYMEN IMPERFORATA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 621 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu kelainan bawaan dimana membrane hymen (selaput darah)
menyumbat saluran alat kelamin perempuan
TUJUAN Untuk membuat saluran lubang vagina

KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR B. Persiapan alat


1. Handscoon steril
2. Cucing
3. Bethadine
4. Deppers
5. Insisi set
6. Doek steril
7. Benang vicril rapid no 2.0 acromatik

C. Pelaksanaan
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan
2.Posisikan pasien litotomy
3. Bersihkan daerah vulva dengan bethadine
4. Tangan kiri membuka daerah vulva dengan menggunakan
dua jari
5. Tangan kanan melakukan insisi pada daerah membrane
hymen yang menutupi saluran vagina
6. Evaluasi perdarahan
7. Lakukan penjahitan dengan menggunakan benang vicril
rapid no 2.0 acromatik
8. Observasi keluhan pasien
9. Rapikan pasien
10. Rendam alat – alat yang digunakan dalam larutan clorin
0,5% selama ±10 menit
262

2/2
HYMEN IMPERFORATA
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 621 / XI / 0/0 1/2
2012
11. Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

UNIT TERKAIT Dokter, Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN


263

RADIKAL HISTEREKTOMY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 622 / XI / 0/0 1/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Pengangkatan seluruh rahim,leher rahim,sebagian vagina dan
jaringan luas di sekitarnya termasuk urat-urat(ligament), saluran
indung telur (tuba falopi) dan kelenjar- kelenjar getah bening dan
sekitarnya
TUJUAN Untuk mengangkat seluruh organ uterus agar tidak terjadi
penyebaran/ metastase (kanker ke organ lain)

KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR A. Persiapan alat


1. Desinfeksi klem : 1
2. Doek klem : 5
3. Mess no 20 /22 : 1
4. Gagang mess : 1
5. Pincet anatomy : 2
6. Pincet chirurgie : 2
7. Krom klem : 6
8. Arteri klem van pean : 6
9. Kocher lurus : 6
10. Kocher bengkok : 6.
11. Hak Langen Beck : 2
12. Ring Tang : 2
13. Nald Vourder : 2
14. Boor myom : 1
15. Gunting Jaringan : 2
16. Gunting Benang : 2
17. Kanul Suction : 1
18. Diathermi : 1
19. Slang Suction : 1
20. Catqut Chromic No.2
21. Side no 2
22. Catqut Plain No. 20
264

2/3
RADIKAL HISTEREKTOMY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 622 / XI / 0/0 1/3
2012
23. Benang side no 2.0
24. Benang side no 2
25. Dexons no 1
26. Monosym 3 - 0
27. Kassa 2 bungkus a/15 lembar.
28. Depers 2 bungkus a/25 biji.
29. Darm khas :1
30. Spatel : 1
31. Blass speculum : 1
32. Retengel : 2
33. Kateter mikro no 6 / 8

Prosedur kerja :
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan
2. Anastesi SAB / General Anastesi.
3. Posisi terlentang
4. Pasang dower kateter
5. Desinfeksi vagina dengan bethadine dengan posisi litotomy
6. Kembali posisi terlentang
7. Desinfeksi daerah operasi dengan betadhine
8. Persempit lapangan operasi dengan duk steril
9. Inisisi mediana dari umbilikus / simfisis ± 10 - 15 cm
10. Irisan diperdalam sampai mencapai peritoneum
11. Peritoneum di buka , masuk cavum abdomen
12. Eksplorasi uterus, pasang blass speculum, dan darm gass
13. Lakukan Pengangkatan seluruh rahim,leher rahim,sebagian
vagina dan jaringan luas di sekitarnya termasuk urat-
urat(ligament), saluran indung telur (tuba falopi) dan kelenjar-
kelenjar getah bening dan sekitarnya
14. Cek dan rawat perdarahan
15. Lakukan penjahitan dengan benang sesuai dengan kebutuhan
16. Luka pada abdomen di tutup lapis demi lapis, peritoneum
dengan plain 02, otot dengan plain no 2
17. Fascia dengan dexons no 1
3/3
18. Fat dengan plain 0-2 jarum tajam
19. Kulit dengan monosym 3-0 ( jarum otomatic )
20. Operasi selesai , cek hitung kassa / depers / darm gass
21. Cek / hitung jumlah perdarahan
22. Luka operasi dibersihkan dengan NS kemudian di kompres
dengan betadine dan di tutup kasa steril + hepavix
23. uterus dan jaringan disekitarnya diperiksakan ke laborat PA
dengan difiksasi dengan formalin 10 %
24. rendam semua alat yang sudah di pakai kedalam larutan klorin
265

RADIKAL HISTEREKTOMY

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 622 / XI / 0/0 1/3
2012
0,5% selama ± 10 menit
25. dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan

UNIT TERKAIT Dokter, petugas Anastesi, dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
266

DILATASI SERVIKS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 623 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tehnik untuk membuka porsio pada tindakan kuret

TUJUAN Untuk membuka porsio dengan menggunakan boogie

KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR A. Persiapan alat


1. Handscoon
2. Boogie sesuai ukuran
3. Speculum sim
4. Deepers
5. Bethadine
6. Cucing
7. Kuret set
8. Alas steril

B.pelaksanaan
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan
2. posisikan pasien secara litotomy
3. petugas anasthesi melakukan pembiusan secara GA
4. lakukan pemeriksaan bimanual ulangan untuk menentukan
pembukaan serviks, besar, arah, dan konsistensi uterus
5. desinfeksi vulva dan vagina menggunakan povidone iodine 10
% dan pasang doek steril dibawah bokong pasien
6. ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril
7. dengan satu tangan , masukan speculum sim secara horizontal
ke dalam vagina, setelah itu putar ke bawah sehingga posisi
bilah kearah vertical
8. Jepit serviks dengan tenakulum pada tempat yang telah ditentukan
minta asisiten untuk menahan speculum bawah pada posisinya
267

2/2
DILATASI SERVIKS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 623 / XI / 0/0 1/2
2012
9. apabila pada inspeksi tampak porsio tertutup maka lakukan
dilatasi serviks dengan menggunakan boogie sesuai ukuran
10. apabila porsio sudah terbuka, maka tindakan kuret bisa
dilakukan
11. rapikan pasien dan pindah di brankard
12. selanjutnya pasien pindah perawatan di ruang pemulihan
13. rendam semua alat yang sudah di pakai kedalam larutan klorin
0,5% selama ± 10 menit
14. dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan

UNIT TERKAIT Dokter, petugas Anastesi, dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
268

MIKRO KURET

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 624 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN - Alat untuk mengeluarkan bahan dari rongga uterus
- Menghilangkan pertumbuhan atau bahan lainya dari dinding
suatu rongga / atau permukaan lainya dengan suatu alat mikro
kuret

TUJUAN 1. Dilakukan untuk kepentingan diagnosis keadaan endometrium


2. Mengeluarkan hasil onsepsi pada kehamilan < 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus
3. Menghentikan perdarahan dari sisa hasil konsepsi

KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR A. Persiapan Alat :


1. handscoon
2. speculum sim s/L
3. Tenakulum
4. cunam tampon
5. sonde uterus
6. mikro kuret
7. kassa steril
8. cucing
9. spuit 5 ml & 3 ml
10. lampu sorot
11. bethadine

B. pelaksanaan
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan yaitu kuretage
2. Anjurkan pasien untuk kencing (mengosongkan kandung
kemih)
3. Posisikan pasien secara litotomy
269

2/2
MIKRO KURET

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 624 / XI / 0/0 1/2
2012
4. Petugas anesthesi melakukan pembiusan secara GA
5. desinfeksi vulva dan vagina menggunakan povidone iodine 10
% dan pasang doek steril dibawah bokong pasien
6. lakukan pemeriksaan bimanual ulangan untuk menentukan
pembukaan serviks, besar, arah, dan konsistensi uterus
7. dengan satu tangan , masukan speculum sim secara horizontal
ke dalam vagina, setelah itu putar ke bawah sehingga posisi
bilah kearah vertical
8. Bersihkan jaringan dan darah pada vagina (dengan kapas
antiseptic yang dijepit dengn cuman tampon, tentukan bagian
serviks yang akan dijepit ( jam 11 dan 13 )
9. Jepit serviks dengan tenakulum pada tempat yang telah
ditentukan
10. minta asisiten untuk menahan speculum bawah pada posisinya
11. lakukan pemeriksaan kedalaman dan lengkung uterus dengan
sonde uterus. Pegang gagang tenakulum hingga menyentuh
fundus ( keluarkan dulu jaringn yang tertahan pada kanalis )
12. lakukan kerokan dinding uterus menggunakan mikro kuret
,secara sistematis dan searah jarum jam,hingga bersih (seperti
mengenai bagian serabut) dapat diulang 2–3 x sampai
didapatkan tanda-tanda greaby sensation /keluarnya buih
13. evaluasi dengan kasa,lihat OUE masih tampak perdarahan
atau tidak
14. lepaskan jepitan tenakulum pada serviks,evaluasi tempat
jepitan apakah ada fluksusu aktif kemudian bersihkan dengan
povidone iodine 10 %
15. lepaskan speculum bawah,alat-alat diklorin lepaskan
handscoen
16. kumpulkan jaringan untuk dikirim ke laboratorium PA
17. rapikan pasien dan pindahkan ke brankard
18. selanjutnya pasien pindah perawatan di ruang pemulihan
15. rendam semua alat yang sudah di pakai kedalam larutan klorin
0,5% selama ± 10 menit
16. dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan

UNIT TERKAIT Dokter, petugas Anastesi, dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
270

OMENTEKTOMI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 625 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan pengangkatan lipatan selaput pembungkus perut
yang memanjang dari lambung kea lat – alat perut
TUJUAN 1. Pengangkatan penyakit
2. Untuk menegakkan diagnose
KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR A. Persiapan alat


1. Handscoon
2. Linen lengkap
3. Doek klem
4. Khrom klem
5. Diathermi
6. Benang side no 2.0
7. Kassa
8. Depers
9. Darm khas
10. Spatel
11. Blass speculum
12. Gunting jaringan
13. Gunting benang

B. Pelaksanaan
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan
2. Pasien diposisikan terlentang
3. Petugas anasthesi melakukan pembiusan SAB
4. Desinfeksi vaginal + pasang catheter dower
5. Kembali posisi supine / terlentang
6. Desinfeksi lapangan operasi dengan betadine dan alkohol
7. Persempit lapangan operasi dengan doek steril
8. Inisisi longitudinal dari umbilikus symphysis + 10 cm
271

2/2
OMENTEKTOMI

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 625 / XI / 0/0 1/2
2012
9. risan di perdalam sampai mencapai peritoneum
10. Peritoneum di buka masuk cavum abdomen
11. Explorasi , pasang retactur abdominal dan daremgas
12. Pada saat tindakan operatif laparatomi dikerjakan, diperlukan
tindakan omentektomi yaitu pengangkatan lipatan selaput
pembungkus perut yang memanjang yang bertujuan untuk
menegakkan diagnose dan pengangkatan penyakit (kanker)
13. Lakukan double klem khrom, gunting jaringan kemudian
lakukan penjahitan dengan menggunakan benang side no 2.0
14. Cek dan rawat perdarahan
15. Luka pada abdomen di tutup lapis demi lapis, peritoneum
dengan plain 02, otot dengan plain no 2
16. Fascia dengan dexons no 1
17. Fat dengan plain 0-2 jarum tajam
18. Kulit dengan monosym 3-0 ( jarum otomatic )
19. Operasi selesai , cek hitung kassa / depers / darm gass
20. Cek / hitung jumlah perdarahan
21. Luka operasi dibersihkan dengan NS kemudian di kompres
dengan betadine dan di tutup kasa steril + hepavix
22. rapikan pasien dan pindahkan ke brankard
23. selanjutnya pasien pindah perawatan di ruang pemulihan
24. rendam semua alat yang sudah di pakai kedalam larutan klorin
0,5% selama ± 10 menit
25. dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan

UNIT TERKAIT Dokter, petugas Anastesi, dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
272

LAPARASCOPY OPERATIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 626 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tehnik pembedahan atau operasi yang dilakukan dengan
membuat 2 atau 3 lubang kecil berdiameter ± 5 – 10 mm pada
dinding perut pasien.
TUJUAN 1. Untuk mendiagnosis adanya kelainan atau dapat pula
mendiagnosisi tindakan operatif tertentu
2. Untuk melihat adanya kelainan pada kasus infertil
KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR A. Persiapan alat


1. Handscoon
2. Linen lengkap
3. Elefator set
4. Laparascopy set
5. Deepers
6. Kasaa
7. Cucing
8. Bethadine
9. Mes + handfagmes
10. Doek klem
11. Speculum sim
12. Sonde uterus
13. Tenakulum
14. Naldfoder
15. Pinset
16. Gunting jaringan + gunting benang
17. Benang monocyn acromatik no 3.0

B. pelaksanaan
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan
2. Pasien diposisikan terlentang
273

2/2
LAPARASCOPY OPERATIF

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 626 / XI / 0/0 1/2
2012
3. Petugas anasthesi melakukan pembiusan SAB
4. Desinfeksi vaginal + pasang catheter dower
5. Kembali posisi supine / terlentang
6. Desinfeksi lapangan operasi dengan betadine
7. Persempit lapangan operasi dengan doek steril
8. Desinfeksi vulva dan vagina , kemudian dipasang doek steril
9. Kandung kencing dikosongkan , kemudian dipasang elevator
uterus yang dicekamkan pada bibir depan portio
10. Buat 1 lubang pada pusar digunakan untuk memasukkan alat
yang dilengkapi kamera untuk memindahkan gambar dalam
rongga perut ke layar monitor, 2lubang yang lain untuk
instrument bedah
11. Mengalirkan gas CO 2 , tekanan intra abdominal tidak boleh
melebihi 20 mmHg , gas cukup di lairkan 2 – 3 ;iter gas.
Kemudian jarum verres dilepas
12. Pemasangan laparaskop dengan posisi trendelenbur
13. Laparaskopi secara perlahan – lahan dimasukan ke dalam
selongsong trokar sambil terus diawasi melalui lubang
penglihatan dan layar LCD.
14. Tindakan yang dapat dilakukan adalah diagnosis untuk
melihat adanya kelainan pada kasus infertilitas, melihat
saluran telur dan memperbaiki bila ada kelainan, pembebasan
perlengketan operasi hamil diluar kandungan, pengangkatan
kiste, mioma
15. Cek dan rawat perdarahan, bila diperlukan lakukan penjahitan
16. luka operasi ditutup dengan kasa steril + hipavik
17. rapikan pasien dan pindahkan ke brankard
18. selanjutnya pasien pindah perawatan di ruang pemulihan
19. rendam semua alat yang sudah di pakai kedalam larutan
klorin 0,5% selama ± 10 menit
20. dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan

UNIT TERKAIT Dokter, petugas Anastesi, dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
274

REHEACTING

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 627 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan membuat luka baru dengan mendekatkan tepi luka
dengan benang akibat penyembuhan luka yang tidak sempurna
TUJUAN 1. untuk merapatkan luka yang terbuka guna mempercepat proses
penyembuhan
2. Mencegah terjadinya infeksi
KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR A. Persiapan alat


1. Handscoon
2. Deepers
3. Mess+ handfagmes
4. Cucing
5. Naldvooder
6. Pinset sirurgi dan pinset anatomi
7. Gunting jaringan dan gunting benang
8. Benang monocyn no 3.0
9. Benang vicril rapid no 2.0 (untuk luka perineum)
10. Bethadine
11. Doek steril
12. Lidocain 1%
13. Spuit 5 cc

B. Pelaksanaan
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan
2. Pasien diposisikan terlentang atau jika luka perineum
pasien diposisikan litotomy
3. Bersihkan daerah luka dengan menggunakan kasa
betadhine
4. Lakukan bius local di daerah sekitar luka dengan
menggunakan lidocain 1%
275

2/2
REHEACTING

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 627 / XI / 0/0 1/2
2012
5. Lakukan insisi dengan mess(membuat luka baru) disekitar
daerah operasi
6. Lakukan penjahitan dengan menggunakan benang sesuai
dengan kebutuhan
7. Cek dan rawat luka perdarahan
8. Tutup luka dengan kassa steril dan hipavik ( luka perineum
kompres kasa bethadine)
9. rapikan pasien dan pindahkan ke brankard
10. rendam semua alat yang sudah di pakai kedalam larutan
klorin 0,5% selama ± 10 menit
11. dokumentasikan tindakan yang sudah dilakukan

UNIT TERKAIT Dokter dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN

EXTERPASI INSISI ( BARTOLINI CYSTE )


276

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 628 / XI / 0/0 1/2
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Peradangan mendadak glandula bartholini biasanya di sebaabkan
oleh gonokokkus , dapat pula oleh bakteri lain
TUJUAN Sebagai pedoman untuk pelaksanaan operasi exterpasi – inisisi
pada penyakit bartholini cyste.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan alat :


1. Desinfeksi klem : 1
2. Doek klem : 2
3. Speed mess : 1
4. Hadnat mess : 1
5. Pincet anatomi : 1
6. Pincet chirurgie : 2
7. Gunting jaringan : 1
8. Gunting benang : 1
9. Masquito tali bergigi : 4
10. Kocher lurus : 2
11. Langen beck kecil 1112
12. Naal voeder : 1
13. Naal ronde : 1
14. Catgut chromic no. 0/02
15. Catgut plain no. 02
16. Caiaran desinfeksi / betadhine
17. Salvon alkohol
18. Salvon aquadest
277

EXTERPASI INSISI ( BARTOLINI CYSTE )


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 628 / XI / 0/0 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Pelaksanaan :
1. Dilakukan anesthesi SA : 0,25 val = 10 mgr, petidin : 100 mgr
2. Penderita posisi litottomi
3. Dilakukan desinfeksi daerah operasi
4. Duk dipasang
5. Dilakukan inisisi pelan – pelan
6. Mengelupas kapsulnya setelah di lepas seluruhnya luka di
tutup / di jahit catgut chromic no. 0/02 jarum ronde dan
dipasang handscoen drain
7. Luka dibersihkan dengan salvon aquadest di kompres gas
betadhine di tutup gas steril, kemudian diplester

UNIT TERKAIT Dokter, Petugas Anastesi, Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN


278

OPERASI KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 629 / XI / 0/0 1/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Kehamilan ektopik terjadi bila telur yang dibuahi berimplantasi dan
tumbuh di luar endometrium kavum uteri.

TUJUAN Mengeluarkan buah kehamilan dengan tindakan laparatomy.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan pasien :


1. Inform consent
2. Pasang infus
3. Pasang fowley cateter
4. Cukur rambut pubis
5. Monster darah
6. Observasi tanda – tanda vital

Persiapan ruangan :
1. Ruangan tertutup ( di kamar operasi )
2. Suhu kamar operasi 16 °

Persiapan alat :
1. Desinfeksi klem : 1
2. Doek klem : 5
3. Mess no 20 /22 : 1
4. Tangkai pisan : 1
5. Pincet anatomy : 2
6. Pincet chirurgie : 2
7. Krom klem : 6
8. Arteri klem pean lurus : 6
9. Kocher lurus : 6
279

OPERASI KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 629 / XI / 0/0 2/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
1. Kocher bengkok 6.
2. Hak Langen Beck :2
3. Ring Tang : 4
4. Nald Vourder : 2
5. Jarum Ronde Nald : 2
6. Jarum Scherp Nald. : 2
7. Gunting Jaringan : 2
8. Gunting Benang : 2
9. Kanul Suction : 1
10. Diathermi : 1
11. Slang Suction : 1
12. Catqut Chromic No.2 + Dexon No.1
13. Catqut Plain No.02.
14. Kassa 2 bungkus a/15 lembar.
15. Depers 2 bungkus a/25 biji.

Cara Kerja :
1. Anastesi SAB / General Anastesi.
2. Posisi terlentang
3. Pasang dower kateter
4. Desinfeksi lapangan operasi dengan bethadine
5. Persempit lapangan operasi dengan duk steril
6. Inisisi longitudinal dari umbilikus / simfisis ± 10 cm
7. Irisan diperdalam sampai mencapai peritoneum
8. Peritoneum di buka , masuk kavum abdomen
9. Eksplorasi abdomen
10. Bila sudah di dapatkan sumber perdarahan ( kelihatan tuba
yang pecah ) lakukan klem dengan dua krom klem
11. Potong / gunting nekrotik / rusak , jahit stomp yang tersisa
dengan chromic no 2
12. Cuci / bersihkan cavum abdomen dan sisa darah dengan
cairan NS
13. Luka pada abdomen di tutup lapis demi lapis
14. Peritoneum dengan plain no 2 jarum ronde
15. Fascia dengan dexons no 1
16. Fat dengan plain 02 jarum tajam
17. Kulit dengan monosym 3-0
280

OPERASI KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGGU (KET)


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 629 / XI / 0/0 3/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
18. Operasi selesai ,cek / hitung kasa / depes
19. Cek / hitung jumlah perdarahan
20. Luka operasi di kompres betadhine dan tutup kasa steril dan
hepavix

UNIT TERKAIT Dokter, Petugas Anastesi, Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN


281

OPERASI MYOMECTOMY
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 630 / XI / 0/0 1/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Tumor jinak otot rahim dengan berbagai komposisi jaringan ikat
nama lain leiomioma uteri dan fibroma uteri

TUJUAN 1. Sebagai pedoman pelaksanaan operasi myomectomi


2. Tindakan medis yang dilakukan terhadap pasien yang masih
menginginkan keturunan
3. Untuk menghilangkan kemungkinan keganasan

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan pasien :


1. Informed konsent.
2. Pasien sudah puasa ± 6 jam sebelum operasi.
3. Pasang infus RL.
4. Baju pasien diganti dengan baju khusus u/dipakai ke kamar
operasi.
5. Diperiksa ulang apakah sudah lengkap pemeriksaan yang
diperlukan seperti persiapan darah, hasil pemeriksaan laborat
dan cairan yang dibutuhkan selama operasi.
6. Pasien dimasukan ke kamar operasi.

Persiapan Petugas :
1. Memakai baju khusus operasi lengkap dengan topi, masker &
sandal .
2. Petugas cuci tangan
3. Memakai baju steril dan sarung tangan steril
4. Mempersiapkan alat – alat / instrumen operasi
282

OPERASI MYOMECTOMY
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 630 / XI / 0/0 2/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Persiapan alat :
34. Desinfeksi klem : 1
35. Doek klem : 5
36. Mess no 20 /22 : 1
37. Gagang mess : 1
38. Pincet anatomy : 2
39. Pincet chirurgie : 2
40. Krom klem : 6
41. Arteri klem van pean : 6
42. Kocher lurus : 6
43. Kocher bengkok : 6.
44. Hak Langen Beck : 2
45. Ring Tang : 2
46. Nald Vourder : 2
47. Boor myom : 1
48. Gunting Jaringan : 2
49. Gunting Benang : 2
50. Kanul Suction : 1
51. Diathermi : 1
52. Slang Suction : 1
53. Catqut Chromic No.2
54. Side no 2
55. Catqut Plain No. 20
56. Dexons no 1
57. Monosym 3 - 0
58. Kassa 2 bungkus a/15 lembar.
59. Depers 2 bungkus a/25 biji.
60. Darm khas :1
61. Spatel : 1
62. Blass speculum : 1
63. Retengel : 2

Prosedur kerja :
26. Anastesi SAB / General Anastesi.
27. Posisi terlentang
28. Pasang dower kateter
29. Desinfeksi vagina dengan bethadine dengan posisi litotomy
30. Kembali posisi terlentang
31. Desinfeksi daerah operasi dengan betadhine
283

OPERASI MYOMECTOMY
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 630 / XI / 0/0 3/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
32. Persempit lapangan operasi dengan duk steril
33. Inisisi mediana dari umbilikus / simfisis ± 10 cm
34. Irisan diperdalam sampai mencapai peritoneum
35. Peritoneum di buka , masuk cavum abdomen
36. Eksplorasi uterus, pasang blass, speculum, dan darm gass
37. Kapsul myoma di inisisi , buat sayatan pada kapsul myoma,
dipisahkan dari tumor baik secara tajam dan tumpul sampai
seluruh permukaan tumor terpisah dan terangkat
38. Cek perdarahan / perdarahan di rawat
39. Rongga bebas tumordi jahit dengan cromik no 2 , jarum ronde ,
darm gass di keluarkan
40. Luka pada abdomen di tutup lapis demi lapis, peritoneum
dengan plain 02, otot dengan plain no 2
41. Fascia dengan dexons no 1
42. Fat dengan plain 0-2 jarum tajam
43. Kulit dengan monosym 3-0 ( jarum otomatic )
44. Operasi selesai , cek hitung kassa / depers / darm gass
45. Cek / hitung jumlah perdarahan
46. Luka operasi dibersihkan dengan NS kemudian di kompres
dengan betadine dan di tutup kasa steril + hepavix
47. Jaringan myoma uteri yang di ambil ke periksakan ke laborat
PA dengan difiksasi dengan formalin 10 %

UNIT TERKAIT Dokter, Petugas Anastesi, Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN


284

BEDAH KANDUNGAN MIKRO


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 631 / XI / 2012 0/0 1/3

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Operasi kandungan Mikro adalah operasi tingkat rendah yaitu
rekanalisasi tuba
TUJUAN Untuk sebagai pedoman pelaksanaan operasi bedah kandungan
mikro yaitu rekanalisasi tuba.
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan alat :


1. Desinfeksi klem 1
2. Doek klem 1
3. Mess 1
4. Tangkai pisau 1
5. Pinset anatomy 1
6. Pinset chirurgie 2
7. Krom klem 6
8. Arteri klem pean lurus 6
9. Kocher lurus 6
10. Kocher bengkok 6
11. Haak tajam 2
12. Haak langen beck 2
13. Ringa tang 2
14. Nald vourder 2
15. Ronde nald 2
16. Scherp nald 2
17. Darm nald 2
18. Huid ( kulit ) 2
19. Gunting jaringan 2
20. Gunting benang 2
21. Canul 1
22. Diathermi 1
23. Slang suction
285

BEDAH KANDUNGAN MIKRO


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 631 / XI / 2012 0/0 2/3

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
24. Catgut chromic no. 2 + dexon no. 1
25. Catgut chromic no. 1
26. Catgut plain no. 2
27. Catgut plain no. 1
28. Silk no. 2
29. Silk no. 1
30. Silk no. 0
31. Silk no. 02
32. Silk no 03
33. Dexon no.7
34. Dexon no. 1
35. Kassa 2 bungkus @ 15 lembar
36. Deppers 2 bungkus @ 25 biji
37. Alat alat bedah mikro 1 set
38. Speculum
39. Kogel tang
40. Uterus sonde
41. Poly catether pediatric no. 8
42. Plain no. 0

Pelaksanaan :
1. Anestesi SAB / general anestesi
2. Posisi supine / terlentang
3. Desinfeksi vaginal + pasang catheter dower
4. Kembali posisi terlentang
5. Desinfeksi lapangan operasi dengan doek steril
6. Persempit lapangan operasi dengan doek steril
7. Inisisi longitudinal dari umbilikus symphysis
8. Peritoneum di buka masuk cavum abdomen
9. Irisan diperdalam sampai menacpai peritoneum
10. Reanastomose dungkul tuba ki : dengan laupe
11. Salpingolysis secara tajam ( dengan gunting )
12. Ujung tuba proximal dan ujung tuba distal
13. Di buat luka baru kemudian dijahit dengan benang dexon 07
14. Reanastomose dungkul tuba ka : dengan loupe
15. Salpingolysis secara tajam ( dengan gunting )
286

BEDAH KANDUNGAN MIKRO


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 631 / XI / 2012 0/0 3/3

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
16. Ujung tuba proximal dan ujung tuba distal
17. Reanastomose dengan benang dexon 07
Test methylen blue dengan catheter pediatric masuk dari OUE
( cerviks ) ± 25cc masuk, sampai keluar tuba ka – ki
18. Luka di tutup lapis demi lapis
19. Peritoneum dengan plain no. 1 jarum ronnde
20. Otot dengan plain no 1 jarum tajam
21. Fascia dengan dexon no. 1
22. Fat dengan plain no. 0/00 jarum tajam
23. Kulit dengan side no. 00 jarum tajam
24. Operasi selesai / cek / hitung kassa / deppers / kassa abdomen
25. Cek / hitung jumlah perdarahan
26. Luka dibersihkan dengan NS kemudian kompres betadine dan
tutup kasssa steril dan hypafix
UNIT Dokter,petugas Anastesi, Bidan RUMKITAL Dr.RAMELAN
TERKAIT
287

HYSTERECTOMY VAGINAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 632 / XI / 2012 0/0 1/3

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Hysterectomy adalah prosedur operasi dengan mana kandungan
(uterus atau womb) dikeluarkan atau diangkat.
TUJUAN Sebagai pedoman untuk pelaksanaan operasi Hysterectomy
Vaginal.
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X /
2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan alat :


1. Desinfeksi klem 1
2. Doek klem
3. Mess 1
4. Tangkai pisau 1
5. Pinset anatomy 2
6. Pinset chirurgie 2
7. Kromklem 6
8. Arteri klem pean lurus 6
9. Kocher lurus 6
10.Kocher bengkok 6
11. Haak tajam 2
12.Haak langen beck 2
13.Ring tang 2
14.Nald vourder 2
15.Ronde nald 2
16.Scherp nald 2
17.Darm nald 2
18.Huid ( kulit ) 2
19.Gunting jaringan 2
20.Gunting benang 2
21.Canul 1
22.Kogel tang 1
23.Diathermi 1
24.Slang suction 1
288

HYSTERECTOMY VAGINAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 632 / XI / 2012 0/0 2/3

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
25.Ellis klem
26.Catheter methal
27.Vagina speculum
28.Catgut chromic no.2 + dexon no. 1
29.Catgut chromic no. 1
30.Catgut plain no. 2
31.Catgut plain no. 1
32.Catgut plain no. 0
33.Catgut plain no. 02
34.Silk no. 2
35.Silk n0. 1
36.Silk no. 0
37.Silk no. 02
38.Silk n0. 03
39.Kassa 2 bungkus @ 15 lembar
40.Deppers 2 bungkus @ 25 biji
Pelaksanaan :
1. Anestesi SAB / general
2. Posisi litototmy
3. Desinfeksi lapangan operasi , vagina dan sekitarnya dengan
betadhine , dipasang fistel, dan doek operasi
4. Labium mayor ka + ki di jahit ke arah paha bagian dalam
dijahitkan pada duk penutup
5. Dilakukan kateterisasi kandung kencing
6. Portio di jepit dengan tenaculum dan di tarik keluar vagina
7. Dilakukan sonde melalui ostium uteri
8. Di buat insisi melingkar pada portio kemudian diklem dengan ellis
klem
9. Dinding vagina anterior dipisahkan secara tumpul dan tajam
10.Ligmentum vesico vaginalis di gunting , kandung kencing
disisihkan keatas
11. Jaringan vagina posterior dipisahkan secara tumpul dan tajam
limentum recto vaginalis di gunting
12.Uterus diidentifikasi dan ditarik keluar
13.Ligmamentum ovarii propium , pangkal tuba kanan & kiri di klem ,
dipotong dan diikat dengan chromic n0 2 jarum ronde
14.Ligmentum rotundum ka + ki diklem , dipotong dijahit dengan
chromic no. 2 jarum ronde
Maka terlepaslah uterus
289

HYSTERECTOMY VAGINAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 632 / XI / 2012 0/0 3/3

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
15.Peritoneum viscerale dijahit dengan catgut no.1
16.Ligamentum vesicalis dijahit dengan dexon
17.Dinding vaginal di repair , kemudian dijahit dengan dexon no.1
18.Kateter tetap dipasang dimasukan tampon vagina
19.Luka dibersihkan dengan NS kemudian kompres betadhine dan
di tutup kassa steril diplester

UNIT Dokter, Petugas Anastesi, Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN


TERKAIT

\
290

HYSTERECTOMY ABDOMINAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 633 / XI / 2012 0/0 1/3

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Hysterectomy adalah prosedur operasi dengan mana
mengeluarkan/mengangkat kandungan (uterus), termasuk serviks.
TUJUAN Sebagai pedoman untuk pelaksanaan operasi Hysterectomy
abdominal di OK Kandungan . adapun jenis operasi Hysterectomy
Abdominal adalah sbb :
- TAH SOD / SOS
- TAH BSO
- SVH SOD / SOS
- SVH BSO
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan alat :


1. Desinfeksi klem 1
2. Doek klem 5
3. Mess 1
4. Tangkai pisau 1
5. Pinset anatomy 2
6. Pinset chirurgie 2
7. Krom klem 6
8. Arteri klem pean lurus 6
9. Kocher lurus 6
10.Kocher bengkok 6
11. Haak langen beck 2
12.Ring tang 2
13.Nald vourder 2
14.Ronde nald 2
15.Scherp nald 2
16.Darm nald 2
17.Gunting jaringan 2
18.Gunting benang 2
19.Canul 1
291

HYSTERECTOMY ABDOMINAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 633 / XI / 2012 0/0 2/3

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
20.Boor myoma 1
21.Kogel tang 1
22.Diathermi 1
23.Slang suction 1
24.Catgut chromic no. 2 + dexon no. 1
25.Catgut chromic no. 1
26.Catgur plain no. 2
27.Catgut plain no. 1
28.Catgut plain no. 0
29.Catgut plain no. 02
30.Silk no. 2
31.Silk no. 1
32.Silk no. 0
33.Silk no. 02
34.Silk no. 03
35.Kassa 2 bungkus @ 15 lembar
36.Deppers 2 bungkus @ 25 biji

Pelaksanaan :
1. Anestesi SAB / general anestesi
2. Posisi supine / terlentang
3. Desinfeksi vaginal + pasang catheter dower
4. Kembali posisi supine / terlentang
5. Desinfeksi lapangan operasi dengan betadine dan alkohol
6. Persempit lapangan operasi dengan doek steril
7. Inisisi longitudinal dari umbilikus symphysis + 10 cm
8. Irisan di perdalam sampai mencapai peritoneum
9. Peritoneum di buka masuk cavum abdomen
10.Explorasi , pasang retactur abdominal dan buich kassa
11. Ligamentum rotundum kanan dan kiri di klem , potong
( gunting ) kemudian dijahit dengan cromic no. 2 memekai
jarum ronde
12.Bladder flap / plica vesicauterina di buka , diperlebar kesamping
vesica urinaria disisikan ke bawah secara tumpul blaas
speculum dipasang
13. Dibuat tunnel pada legementum latum pada daerah avas cular
ka + ki
14.Ligamentum infundibulum pelvicum ka + ki
Ligamentum ovarium profium ka + ki ( TAH + BSO ) diklem
dengan krom klem , 2 buah kemudian + dijahit 2 x dengan
cromic no 2 jarum ronde
292

HYSTERECTOMY ABDOMINAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 633 / XI / 2012 0/0 3/3

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
15.Ligamentum infundibulum pelvicum ka + ki
16.Ligamentum ovarii , propium satu sisi ( TAH+ SOS / TAH + SOD
) diklem dengan 2 buah krom klem gunting + dijahit dengan
cromic no. 2 jarum ronde
17.Ligamentum kardinale ka + ki di klem , dipotong dijahit chromic
no. 2
18.Arteri vena uteria ka + ki diklem / gunting dijahit dengan chromic
no. 2 jarum ronde
19.Jaringan para cervial ka + ki di klem potong dan dijahit
20.Ligamentum sacro uterina ka + ki di telusuri sampai setinggi
partio pasang kle + kocher di potong dijahit chromic no 2 jarum
ronde
21.Inisisi terus dipotong secara melingkar setinggi fornix sampai
uterus terangkat ( TAH ) atau di potong setinggi ostium uteri
internum ( SVH )
22.Jahit sudut ka + ki dengan chromic no. 20 jarum tajam jahit
stomp vagina dengan plain catgut no 2 jarum tajam
23.Perdarahan di rawat, stomp sudut vaginal dan stomp
legamentum infumdibulum pelvium + stomp legamentum
rotundun saling didekatkan
24.Reperitonialisasi dengan plain no. 0 jarum
25.Ronde kecil
26.Luka pad abdomen di tutup lapis demi lapis
27.Otot dengan plain no. 1
28.Fascia dengan dexon no. 1
29.Fat dengan plain no. 0/00 jarum tajam
30.Kulit dengan side no. 00 jarum tajam
31.Operasis elesai cek / hitung kassa / deppers / kassa abdomen
32.Cek / hitung jumlah perdarahan
33.Luka di bersihkan dengan NS kemudian kompres betadine dan
tutup kassa steril dan hypafix
UNIT Dokter, Petugas Anastesi, Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
TERKAIT
293

KURETAGE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 634 / XI / 2012 0/0 1/3

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN - Alat untuk mengeluarkan bahan dari rongga uterus
- Menghilangkan pertumbuhan atau bahan lainya dari dinding
suatu rongga / atau permukaan lainya dengan suatu alat
berbentuk sendok

TUJUAN 1. Dilakukan untuk kepentingan diagnosis keadaan endometrium


2. Mengeluarkan hasil onsepsi pada kehamilan < 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal dalam uterus
3. Menghentikan perdarahan dari sisa hasil konsepsi

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan Alat :


1. speculum sim s/L
2. Tenakulum
3. cunam tampon
4. klem ovum ( lurus/lengkap )
5. sonde uteruss
6. sendok kuret dengn berbagai ukuran
7. abortus tang
8. kassa steril
9. curcing
10. spuit 5 ml & 3 ml
11. lampu sorot
persiapan Pasien :
1. Cairan dan infus set
2. doek steril,kain alas bokong, kain penutup kaki
bagian dalam, penutup perut bagian bawah
294

KURETAGE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 634 / XI / 2012 0/0 2/3

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
3. medikamentosa :
a. analgetika : petidin 1 - 2 mg/BB
b. sedative : diazepam 10 mg
c. sulfas atropine 0,2 – 0,5 mg/ml
d. uterotonika
e. AB profilaksis
4. antiseptik : providone iodone 10 %
5. oksigen dengan regulator

Penolong :
1. cap
2. google
3. skort
4. masker
5. boot

Pelaksanaan :
1. KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi
pasien dan tindakan yang akan dilakukan yaitu kuretage
2. instruksikan asisten untuk memberikan sedative dan
analgetika,kemudian memasang alas bokong
3. kandung kemih dikosongkan
4. lakukan pemeriksaan bimanual ulangan untuk menentukan
pembukaan serviks, besar, arah, dan konsistensi uterus
5. desinfeksi vulva dan vagina menggunakan povidone iodine
10 % dan pasang doek steril dibawah bokong pasien
6. ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril
7. dengan satu tangan , masukan speculum sim secara
horizontal ke dalam vagina, setelah itu putar ke bawah
sehingga posisi bilah kearah vertical
8. dengn sedikit menarik speculum ke bawah (hingga lumen
vagina tampak jelas ), masukan bilah speculum atas secara
vertikal kemudian putar dan tarik keatas sehingga serviks
terlihat jelas. Minta asisten untuk memegang apeculum atas
pada posisisnya
9. Bersihkan jaringan dan darah pada vagina (dengan kapas
antiseptic yang dijepit dengn cuman tampon, tentukan
bagian serviks yang akan dijepit ( jam 11 dan 13 )
10. Jepit serviks dengan tenakulum pada tempat yang telah
ditentukan
295

KURETAGE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 634 / XI / 0/0 3/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
11. setelah penjepitan terpasang baik, keluarkan speculum
atas
12. minta asisiten untuk menahan speculum bawah pada
posisinya
13. lakukan pemeriksaan kedalaman dan lengkung uterus
dengan sonde uterus. Pegang gagang tenakulum,masukan
klem ovum yang sesuai
dengan pembukaan serviks hingga menyentuh fundus
( keluarkan dulu jaringn yang tertahan pada kanalis )
14. pegang gagang sebdok kuret dengn ibu jari dan telunjuk
masukan ujung sendok kuret ( sesuai dengan lengkung
uterus ) melalui kanalis servikalis kedalam uterus hingga
menyentuh fundus uteri ( untuk mengukur kedalaman
15. lakukan kerokan dinding uterus secara sistematis dan
searah jarum jam,hingga bersih ( seperti mengenai bagian
serabut ) dapat diulang 2–3 x sampai didapatkan tanda-
tanda greaby sensation /keluarga buih
16. evaluasi dengan kasa,lihat OUE masih tampak perdarahan
atau tidak
17. lepaskan jepitan tenakulum pada serviks,evaluasi tempat
jepitan apakah ada fluksusu aktif kemudian bersihkan
dengan povidone iodine 10 %
18. lepaskan speculum bawah,alat-alat diklorin lepaskan
handscoen
19. kumpulkan jaringan untuk dikirim ke laboratorium PA
20. beritahukan kepada pasien dan keluarga bahwa tindakan
telah selesai dilakukan,tetapi pasien masih memerlukan
perawatan
21. evaluasi 2 jam post kuretage : keluhan, vital sign, fluksus
aktif pervagianam
22. buat laporan pasca kuretage + laporan evaluasi 2 jam

UNIT TERKAIT Dokter, Petugas Anastesi, Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN


296

LEKORE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 635 / XI / ................ 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Leukorea (keputihan) yaitu cairan putih yang keluar dari liang
sanggama secara berlebihan
TUJUAN 1. untuk mengetahui gambaran lekore dan penyebab-
penyebabya
2. mengetahui cara menentukan diagnosa dan pengobatan
lekore

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Acuan pengolahan :


1. Melakukan anamnesa dengan teliti mengenai keluhan
penderita
2. Melakukan pemeriksaan daalm ( VT ) dan periksa pandang
( inspekulo )
3. Mencatat gejala-gejala yang ditemukan
4. Dilakukan pemeriksaan laboratorium :
- pemeriksaan langsung sediaan basah pengeluaran vagiana
- pemeriksaan sediaan dengan pengecatar gram
- pemeriksaan PAP smear untuk ytang dicurigai keganasan
- ditentukan diagnosa kasus berdasarkan :
- anamnesa diatas
- pemeriksaan dalam
- hasil pemeriksaan mikroskopis swab / PAP smear
- melakukan pengobatan dari doagnosa diatas
297

LEKORE
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 635 / XI / ................ 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Pengobatan berdasarkan penyebabnya :
1. Tricomoniasis : metronidazole tablet 3 x 500 mg sehari selama
1 minggu , suami penderita juga diberi obat 3 x 500 mg 1
minggu
candidiasis : anti fungsi penderita dan suaminya. Untuk ad. 1
dan 2 dapat diberikan vaginal sup / tablet obat kombinasi
metronidazole dan anti fungsi
2. infeksi bakteri yang tidak dapat ditentukan mikroorganismenya.
Antibiotika : amplicilin /amoxylin 3 x 500 mg/hr selama 1
minggu suami tidak perlu dieri obat
3. corpus alineum : diambil, diberi antibiotika amplicillin / amoxyllin
4. gonorrhoe : suami dikonsulkan ke bagian kulit & kelamin
5. curiga keganasan : dilakukan PAP smear atau biopsi.
- Ada keganasan – rujuk poli 10 E
- Tidak ada keganasan – antibiotika ( amplicillin 3 x 500
mg/hari 1 minggu
- Semua diatas penderita diminta untuk kontrol 1 minggu lagi.

UNIT Dokter, Petugas Anastesi, Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN


TERKAIT
298

PEMERIKSAAN VAGINAL DI BIDANG GINEKOLOGI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 636 / XI / ................ 1/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Pemeriksaan alat reproduksi wanita untuk diperiksa dengan teliti
untuk melihat adanya kelainan maupun anatomik pada genetalia
eksterna maupun interna.
TUJUAN Umum :
1. Dapat memahami dan melakukan pemeriksaan vaginal
dibidang ginekologi yaitu periksa pandang, periksa dalam dan
pemeriksaan dengan speculum , beserta tindak lanjutnya
secara baik dan benar.
2. Pemeriksaan berdasarkan indikasi keuhan penderita dan atau
kelainan yang disuga berasal dari organ genetalia
Khusus :
1. konseling
melakukan konseling kepada penderita dan atau
keluarganya , sehingga dapat memahami dan
memeriksa maksud pemeriksaan ini
2. persiapan
menyiapkan penderita dan alat-alat perlengkapan
pemeriksaan dengan lengkap dan baik
3. tindakan
melakukan pemeriksaan vaginal secara baik dan benar
yaitu periksa pandang,periksa dalam dan pemeriksaan
dengan speculum vagina

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Syarat :
1. pemeriksaan atas dasar indikasi dan jenis kasusnya
2. atas persetujuan penderita
3. atas permintaan instansi
4. didampingi pada medis
299

PEMERIKSAAN VAGINAL DI BIDANG GINEKOLOGI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 636 / XI / ................ 2/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Indikasi :
1. bila ada keluhan atau kelainan dibidang ginekologi
2. pemeriksaan kesehatan ginekologi berkala ( chech up )
3. permintaan visum et repertum

Kontra indikasi :
1. penderita menolak
2. penderita masih perawan / belum menikah

Persiapan
Persiapan Peralatan :
1. meja ginekologi
2. selimut
3. sarung tangan steril
4. speculum vagina
5. catheter
6. kapas desinfektan
7. lampu
8. kasa steril
9. tampon tang
10. status / catatan penderita

Persipaan pasien :
a. Penderita tidur dalam posisi litotomi
b. Menjelaskan pada pasien tindakan yang akan dilakukan

Pelaksanaan :
1. Pemeriksan dilakukan dengan pendamping tenaga
paramedik atau keluarga pasien
2. Pasien diletakan dalam posisi tidur litotomi
3. Pemeriksa memakai sarung tangan steril, pemeriksaan
dilakukan dengan halus dan hati-hati
4. Vulva dan sekitarnya dibersihkan dengan kapas ynag telah
direndam dengan cairan antiseptik
5. Dengan ibu jari dan telunjuk tangan kiri, vulva dibuka
sehingga introitus vagina tampak
300

PEMERIKSAAN VAGINAL DI BIDANG GINEKOLOGI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 636 / XI / ................ 3/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
6. Genetalia eksterna diperiksa dengan teliti untuk melihat
adanya kelainan anatomik, misalnya tanda-tanda
keradangan, besar klitoris, bentuk himen, pembesaran
kelenjar bartoline, adanay eksudat porulen dari orifisium
uretra dengan melakukan “ stripping “ bagian distal
7. Melakukan pemeriksaan inspekula dengan memasukan
spekulum gravis steril yang telah dibasahi atau diberi pelicin
ke dalam vagina sehingga tampak serviks uteri
8. Dilihat pada serviks uteri terdapat perubahan seperti polip,
erosi, eversi, kiste retensi, tumor/keganasan. Dicatat sifat,
jumlah dan sumber fluor albus atau darah, dilihat pula
perubahan pada mukosa vagina
9. Setelah pemeriksaan inspekulo selesai, speculum di lepas
lanjutkan dengan pemeriksaan tusuk vagina. Satu atau
lebih jari tangan yang telah dibasahi atau diberi pelicin
dimasukan ke vagina. Pada saat jari tangan dimasukan
dirasakan derajat relaksasi vagina. Bila perlu pasien disuruh
mengejan untuk megetahui derajat kistokeh rektokel atau
penurunan rahim
10. Pemeriksaan di mulai dengan melakukan palpasi serviks di
raba tentang konsistensinya , besar dan betuknya, arahnya,
nyri goyang dan apakah ada kelainan
11. Selanjutnya dilakukan pemeriksaan bimanual untuk
mengetahui keadaan rahim. Jika arah uterus anfleksi ,
uterus dapat diantara dua tangan, yang satu di dalam
vagina pada forniks anterior dan yang lain menekan uterus
ke bawah dari dinding perut. Ditentukan konsistensi besar,
kontur, mudah digerakan atau tidak, apakah nyeri tekan,
ada atau tidaknya tumor, jika arah uterus retrofleksi , tangan
yang berada di vagina menekan forniks posterior untuk
dapat meraba uterus
12. Pada saat tangan menekan forniks posterior,
diraba pula keadaan ligamen sakrouterinium dan rongga
douglas apakah ada tumor, nyeri tekan , apakah rongga
douglas menonjol
13. Pemeriksaan dilanjutkan dengan meraba adneksa
parametrium kanan dan kiri. Tangan yang berada di vagina
menekan forniks lateralis dan yang berada diluar menekan
dindidng perut. Diraba ovarium besarnya, nyeri tekan,
tumor dan derajat kebebasanya.
301

PEMERIKSAAN VAGINAL DI BIDANG GINEKOLOGI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 636 / XI / ................ 4/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
14. Untuk meraba lebih jelas bagian belakang rahim dan
rongga douglas, kadang kala dilakukan pula pemeriksaan
rektovaginal, jari telunjuk dimasukan vagina dan jari tengah
dimasukan rektum

UNIT Dokter, Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN


TERKAIT
302

PEMASANGAN TAMPON
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 637 / XI / ................ 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Pemasangan kasa / kasa tampon pada vagina setelah
pengambilan jaringan / biopsi pada portio / cerviks uteri.
TUJUAN Untuk menekan atau menutup pembuluh darah di portio / cerviks
uteri setelah pengambilan jaringan / biopsi sehingga perdarahan
berhenti.
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan
Persiapan alat :
1. Sarung tangan steril 2 pasang ( 1 pasang untuk pemeriksa
dan 1 pasang untuk asisten )
2. Arteri klem 1 buah
3. Tampon tang 1 buah
4. Spekulum cocor bebek 1 buah
5. Kapas steril yang sudah direndam cairan desinfektan
6. Kasa steril / kasa tampon steril
7. Lidi waten
8. Betadine solution
9. Tempat tidur ginekologis
Persiapan pasien :
1. Dilakukan motivasi mengenai maksud dan tujuan
pemasangan kasa / kasa tampon
2. Pasien tetap tidur dalam posisi litotomi setelah biopsi
Pelaksanaan :
1. Pemeriksa memakai sarung tangan steril
2. Vagina di buka dengan spekulum cocor bebek, lalu
perdarahan dibersihkan dengan menggunakan tampon tang
dan kasa steril lalu dengan menggunakan lidi waten diolesi
betadin
303

PEMASANGAN TAMPON
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 637 / XI / ................ 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
3. Selanjutnya bekas biopsi ditekan dengan beberapa kasa
lalu ditunggu beberapa menit, lalu dievaluasi lagi bila
perdarahan berhenti kasa diambil diolesi betadin, tetapi bila
perdarahan aktif dilanjutkan pemasangan tampon kasa
4. Untuk pemasangan kasa tampon, asisten memakai sarung
tangan steril kasa tampon dipegang tangan kiri , tangan
kanan memegang arteri klem dan dijepitkan di tengah kasa
tampon
5. Pemeriksa menjepit uujung kasa tampon dengan tampon
tang kemudian tampon dimasukan dengan menggunakan
tampon tang sampai memenuhi rongga vagina.
6. Pemasangan kasa tampon selesai, pelepasan kasa tampon
2 x 24 jam ( 2 hari ) . pasien di beri resep : asm tranek
samat 3 x1 tab XV , asam mefenamat 500 mg 3 x1 tab xv
sufas feros 2 x1 tab XV

UNIT TERKAIT Dokter, Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN


304

PELEPASAN PESARIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 638 / XI / ................ 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Melepas / mengeluarkan pesarium dari rongga vagina setelah
terpasang ± 2 – 3 bulan.
TUJUAN Untuk dilakukan pembersihan / penyetirilan sehingga terhindar dari
komplikasi seperti perdarahan, keputihan , perlukan pada portio
dan sekitarnya.
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan
Persiapan alat :
- sarung tangan steril
- kapas desinfektan
- spekulum cocor bebek
- kasa / depres steril
- ember berisi cairan klorin 5%
- stoples yang berisi formalin

Persiapan pasien :
- Menjelaskan tindakan yang akan dilakukan terhadap pasien
- Pasien disiapkan pada tempat tidur litotomi

Pelaksanaan :
1. Pasien tidur posisi litotomi
2. Pemeriksa memakai sarung tangan steril
3. Vulva dibersihkan dengan kapas desinfektan
4. Pasien dianjurkan rileks dan menari nafas lalu jari telunjuk
dan jari tengah tangan kanan yang telah dibasahi atau diberi
pelicin dimasukan vagina mengait pesarium lalu dengan
halus dan hati-hati menarik pesarium dengan cara
dimiringkan lalu pesarium direndam dalam ember yang
305

PELEPASAN PESARIUM
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 638 / XI / ................ 2/2
2012

RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
berisi cairan klorin 5%
5. Pemeriksa meneliti apakah ada kelainan seperti : perlukaan
pada portio dan sekitarnya, keputihan , perdarahan bila ada
di obati dulu sampai sembuh bila perlu pemeriksaan laborat
6. Dan bila tidak ada kelainan maka pasien dapat dipasang
pesarium lagi bila pasien memiliki pesarium double yang
sudah steril. Bila tidak punya maka pasien besoknya datang
lagi untuk pemasangan pesarium
7. Pelepasan / pengeluaran pesarium selesai , pesarium yang
sudah direndam cairan klorin 5% dicuci dengan sabun dan
air mengalir sampai bersih lalu di keringkan dan identitasnya
diperjelas lalu dimasukan stoples yang telah berisi formalin
tablet ± 24 jam dapat dipakai kembali.

UNIT TERKAIT Dokter dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN


306

PEMASANGAN PESARIUM PADA PROLAP UTERI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 639 / XI / ................ 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Prolap uteri adalah :
Turun atau keluarnya sebagian atau seluruh uterus dari tempat
asalnya melalui vagina sampai mencapai atau melewati introitus
vagina.
Pesarium adalah :
Alat yang terbuat dari plastik / karet untuk menahan prolap uteri
GR III/IV karena px menolak operasi.

TUJUAN Untuk menekan dinding vagina atas sehingga vagina beserta


uterus tidak dapat turun dan melewati vagina bagian bawah.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR Persiapan
Persiapan alat :
1. pesarium sesuai denga ukuran yang sudah steril
2. hand schoon steril 1 pasang
3. jelly
4. kapas desinfektan
5. meja ginekologis
Persiapan penderita :
1. Dilakukan inform consent maksud dan tujuan pemasangan
pesarium
2. Penderita dalam posisi litotomi
Pelaksanaan :
1. Pemeriksa memakai sarung tangan steril
2. Vulva di bersihkan dengan kpas desinfektan
3. Vulva di buka tangan kiri, pesarium di beri pelicin / jelly dan di
masukan miring sedikit ke dalam vagina, setelah bagian atas
masuk ke dalam vagina , bagian tersebut di tempatkan ke
307

PEMASANGAN PESARIUM PADA PROLAP UTERI


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 639 / XI / ................ 2/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
forniks vagina posterior
4. Untuk mengetahui setelah di pasang apakah ukuranya cocok,
px disuruh batuk atau mengejan , jika pesarium tidak keluar px
disuruh jalan-jalan apabila ia tidak merasa nteri pesarium dapat
dipakai ± 3 bulan. Pesarium di cuci d steril kemudian dapat di
pasang kembali
5. Periksa ulang setelah pemasangan sebaiknya satu bulan satu
kali dengan cara vagina diperiksa dengan inspekulo untuk
menentukan ada tidaknya perlukaan

UNIT TERKAIT Dokter dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN


308

ABORTUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 640 / XI / 0/0 1/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Abortus adalah pengeluaran hasil konsepsi / jaringan sebagian
sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (Obstetri Patologi
dan Gynekology, FK UNPAD).

TUJUAN - Mengeluarkan buah kehamilan < 20 minggu dengan


tindakan kuret.
- Menghentikan perdarahan dari sisa hasil konsepsi
KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR a) Persiapan pasien:


1) Anamnesa, Informed consent, KIE
2) Pasang infuse
3) Observasi TTV, perdarahan
4) Pemberian anti biotic
5) Puasa ±6 jam sebelum tindakan
6) Kosongkan kandung kemih
b) Persiapan ruangan
1) Ruangan tertutup ( di ruang ginecology )
2) Suhu ruangan 16º
c) Persiapan alat
1) Tampon tang: 1 2/3
2) Speculum sim L: 1
3) Tenakulum: 1
4) Sonde uterus: 1
5) Boogie dengan berbagai ukuran
6) Sendok kuret dengan berbagai ukuran
7) Abortus tang: 1
8) Cucing: 2
9) Deepers steril secukupnya
10)Handschoen: 2 pasang
11) Lampu sorot
12)Doek steril
309

ABORTUS

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 640 / XI / 0/0 1/3
2012
RUMKITAL d) Persiapan petugas ( Dokter dan perawat )
- Dokter dan perawat memakai APD lengkap ( skort,
masker, cap, kacamata google, sepatu boot )
- Petugas cuci tangan sebelum dan sesudah
3/3 tindakan.
PELAKSANAAN

1) Pasien dalam posisi litotomi, sudah terpasang cairan infuse


dan profilaksis antibiotik.
2) Pasang O2 2-5 Lt/mt
3) Anasteshi oleh dokter dan perawat anasteshi secara SAB
atau general.
4) Operator dan perawat memakai handscon
5) Pasang doek steril
6) Saat pasien dalam pengaruh anasthesi, operator mulai
melakukan tindakan kuret.
7) Setelah tindakan kuret selesai, pasien dibersihkan dan
lakukan observasi TTV/perdarahan
8) Pasien pindah perawatan di ruang pemulihan ICU anasthesi.
9) KIE suami dan keluarga pasien setelah tindakan kuret.
UNIT TERKAIT Dokter dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN

KEHAMILAN EKTOPIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 641 / XI / 0/0 ½
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Kehamilan ektopik adalah, kehamilan yang berlokasi di luar
endometrium kavum uteri. ( IGede Manuaba, 2004 )
310

KEHAMILAN EKTOPIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 641 / XI / 0/0 ½
2012
TUJUAN - sebagai pedoman untuk pelaksanaan tindakan operasi
laparatomy.
- Menghentikan perdarahan
KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR a) Persiapan pasien


1) Anamnese gejala klinis trias kehamilan ektopik: amenorea,
nyeri abdomen, terdapat perdarahan.
2) KIE dan inform consent
3) Pemeriksaan KU (normal/menurun) dan TTV ( tensi turun,
nadi meningkat )
4) Pemeriksaan laboratorium lengkap (cek HB: anemia )
5) Pasang cairan infus
b) Persiapan ruangan
1) Ruangan tertutup ( di ruang ginecology ) 2/2
2) Suhu ruangan 16º
c) Persiapan alat
1) Handscoon: 2 pasang
2) Deppers
3) Cucing berisi Saflon aqua
4) Siapkan lingkar abdomen
5) Pungsi kavum douglas ( medicut no 18, speculum cocor
bebek, spuit 10 cc, tampontang )
6) Doek steril
d) Persiapan petugas ( Dokter dan perawat )
Dokter dan perawat memakai APD ( skort, masker, cap ), cuci
tangan sebelum dan sesudah tindakan.
PELAKSANAAN
1) Pasien dalam posisi litotomy
2) Petugas ( dokter ) memakai handscoen untuk melakukan
pemeriksaan VT ( Vagina Toucher) didapatkan nyeri goyang
servik, forniks posterior menonjol.
3) Dokter melakukan tindakan pungsi kavum douglas didapatkan
hasil perdarahan.
4) Untuk observasi dan perawatan konservatif pasien di anjurkan
MRS kemudian dipasang lingkar abdomen, cek HB sereal tiap 6
jam, KU, observasi TTV,dan nyeri.
311

KEHAMILAN EKTOPIK

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 641 / XI / 0/0 ½
2012
5) Dilakukan pemeriksaan abdomen: USG
6) KIE pasien,suami dan keluarga
UNIT TERKAIT Dokter dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGU ( KET )


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 642 / XI / 0/0 1/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Kehamilan ektopik terganggu adalah, suatu kehamilan dimana
ovum yang dibuahi dan tumbuh tidak ditempat normal dan
mengalami gangguan (pecah). ( UPF ilmu kebidanan dan penyakit
kandungan: 2004)
TUJUAN Mengeluarkan buah kehamilan dengan tindakan laparatomy

KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR a) Persiapan pasien


1) KIE, informed consent
2) Pasang cairan infus
3) potong rambut pubis
4) Pasang fowley kateter
312

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGU ( KET )


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 642 / XI / 0/0 1/4
2012
5) Persiapkan monster darah ( siap darah )
6) Observasi KU, TTV, perdarahan dan nyeri
7) Pasien ganti baju operasi
8) Bila pasien ada gigi palsu dilepas, cat kuku dibersihkan
b) Persiapan ruangan
1) Ruangan tertutup ( di kamar operasi )
2) Suhu ruangan 16º c 2/4
c) Persiapan alat
1) Mess no 20/22: 1
2) Handvacmess: 1
3) Hak Langen beck: 1
4) Pinset anatomy:1
5) Pinset chirurgie: 2
6) Arteri klem pean lurus: 6
7) Krom klem: 6
8) Kocher lurus: 6
9) Doek klem: 5
10) Ringtang: 6
11) Nald vourder: 2
12) Gunting jaringan:2
13) Gunting benang: 2
14) Kanul suction: 1
15) Selang suction: 1
16) Kasa 2 bungkus @ 15 lembar
17) Deepers 2 bungkus @ 25 biji
18) Cucing berisi bethadine: 1
19) Com: 1
20) Catgut plain no 2.0
21) Catgut chromic no 2
22) Safil no 1 akromatik
23) Monocyn no 3.0 akromatik
24) Linen lengkap
25) Jarum ronde nald dan jarum scherep nald sesuai kebutuhan
26) Diatermi
27) Blas speculum
d) Persiapan petugas (dokter dan petugas) 3/4
- Dokter dan perawat memakai APD lengkap (skort, masker,
cap, kacamata google, sepatu boot)
- Petugas cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan.
PELAKSANAAN
1) Pasien dalam posisi terlentang
2) Anasteshi oleh dokter dan perawat anasteshi secara SAB atau
general.
3) Disinfeksi lapangan operasi dengan betadhine 10%
313

KEHAMILAN EKTOPIK TERGANGU ( KET )


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 642 / XI / 0/0 1/4
2012
4) Persempit lapangan operasi dengan doek steril
5) Insisi pflanenstil atau mediana ±10 cm
6) Irisan diperdalam sampai mencapai peritoneum, peritoneum
dibuka masuk ke kavum abdomen
7) Eksplorasi abdomen
8) Apabila sudah didapatkan sumber perdarahan (hasil konsepsi
yang pecah) dilakukan klem dengan 2 krom klem
9) Potong dengan gunting jaringan, jahit dengan cutgut chromic
no 2
10)Melakukan evaluasi dan cek perdarahan
11) Cuci dengan menggunakan cairan NS 0,9% apabila
perdarahan berhenti.
12)cek hitung kassa/deepers dan jumlah perdarahan
13)apabila kassa/deepers lengkap, Luka operasi pada abdomen
ditutup lapis demi lapis
14)Peritoneum dijahit dengan cutgut plain no 2.0 dengan jarum
ronde
15)Fascia dijahit dengan safil no 1
4/4 scherep
16)Fat dijahit dengan cutgut plain no 2.0 dengan jarum
17)Kulit dijahit dengan monoshin no 2.0
18)Tutup luka operasi dengan kassa betadhine dan hipafik
19)Operasi selesai, pasien dibersihkan dan dipindah ke ruang
pemulihan ICU anasthesi.
UNIT TERKAIT Dokter dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
314

HIDROTUBASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 643 / XI / 0/0 1/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Hidrotubasi adalah pemeriksaan untuk menilai kelancaran saluran
telur9 tuba falopi dengan cara memasukkan cairan melarutkan obat
dengan hidrotubator melalui vagina, mulut rahim, saluran leher
rahim, rongga rahim dan menuju kesaluran telur (google 2012)
TUJUAN Untuk mengetahui atau menilai kelancaran (patensi) saluran telur
(tuba falopii)
KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR a) Persiapan pasien


1) Anamnesa, KIE, Informed Consent
315

HIDROTUBASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 643 / XI / 0/0 1/3
2012
2) Observasi KU, TTV
3) Pasien tidak sedang haid, dilakukan pada hari ke- 9-10 siklus
haid (pada siklus normal 28-30 hari)
4) Pasien tidak perlu puasa
5) Pasien dianjurkan mengosongkan kandung kencing
6) Pasien ditidurkan dalam posisi Lithotomi
b)Persiapan ruangan
1)Ruangan tertutup (dikamar gynekologi) 2/3
2)Suhu ruangan 16º C

c) Persiapan alat
1) Folley Catheter No. 8: 1
2) Aqua pro injeksi 25 cc: 1
3) Gentamicin: 1 ampul
4) Dexamethason: 1 ampul
5) Spuit 25 cc: 1
6) Spuit 3 cc: 1
7) Handscoen steril: 1 pasang
8) Tampon tang: 1
9) Speculum cocor bebek: 1
10)Tenakulum: 1
11) Gunting: 1
12)Deppers: secukupnya
13)Cucing berisi savlon aqua
14)Doek steril
d) Persiapan petugas ( dokter dan perawat )
1) Operator memakai APD (skort, cap, masker)
2) Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
PELAKSANAAN
1) Pasien dalam posisi Lithotomi
2) Operator memakai Handscoen
3) Pasang alas bokong (doek steril)
4) Desinfeksi pada daerah vulva dengan menggunakan deppers
dan savlon aqua
5) Pasang speculum cocor bebek, bersihkan daerah mulut rahim/
porsio, jepit porsio menggunakan tenakulum
3/3
6) Masukkan kateter No. 8 ke dalam vagina melewati porsio,
kanalis servikalis menuju kavum uterus
7) Ambil spuit 3 cc yang berisi aqua kemudian masukkan kedalam
kateter untuk mengunci balon kateter agar tidak terlepas
8) Ambil spuit 25 cc kemudian isi dengan gentamicin 1 ampul,
dexamethason 1 ampul dan oplos keduanya menggunakan
316

HIDROTUBASI
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 643 / XI / 0/0 1/3
2012
aqua sampai dengan 25 cc, masukkan kedalam folley kateter
secara perlahan-lahan sambil perhatikan dan lihat reaksi
pasien
9) Jika terdapat penciutan (spasme) atau sumbatan parsial
(sebagian) maka tekanan cairan akan meningkat tapi masih
dapat masuk
10) Jika terdapat sumbatan total (oklusi tuba) maka tekanan cairan
akan menjadi berat, sehingga cairan terhalang masuk dan akan
tumpah (keluar kembali).
11) Tindakan selesai, ambil isi balon kateter dengan menggunakan
spuit 3 cc, lepaskan kateter perlahan-lahan
12) Bersihkan daerah vulva, kemudian dekontaminasi alat dengan
larutan klorin 0,5 % selama 10 menit
13) Anjurkan pasien untuk tirah baring/ istirahat15-30 menit, sambil
monitor keluhan pasien
14) Tindakan hidrotubasi tidak memerlukan rawat inap, apabila
kondisi pasien baik.
UNIT TERKAIT Dokter dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
317

PAP SMEAR

KLINIK TULUS AYU

PENGERTIAN PAP SMEAR adalah pemeriksaan sitologi epitel porsio


dan servik uteri untuk menentukan adanya perubahan
sel-sel normal maupun yang ganas pada porsio atau
servik.
TUJUAN 1) Untuk pemeriksaan check-up rutin
2) Untuk pemeriksaan berdasarkan indikasi keluhan
pasien yang mengarah pada tanda-tanda kanker.
PROSEDUR a) Persiapan pasien
1) Anamnesa, KIE, dan informed consent
2) Pasien tidak dalam kondisi menstruasi
b) Persiapan ruangan
Ruangan tertutup (di ruangan ginekologi)
c) Persiapan alat
1) Handscoen steril: 1 pasang
2) Tampon tang: 1
3) Deppers secukupnya
4) Obyek glass: 1 2/2
5) Spatula Ayre: 1
6) Speculum cocor bebek: 1
7) Spray alkohol 96%
8) Blangko pemeriksaan PAP SMEAR
d) Persiapan petugas
Cuci tangan sebelum dan sesudah tindakan
PELAKSANAAN
1)Pasien dalam posisi Litothomi
2)Operator memakai handscoen steril
3)Vulva dibuka dengan tangan kiri, speculu dimasukkan
dan dibuka kedalam vagina, tampak porsio servik uteri
4)Bila servik tertutup lender dan darah maka bersihkan
dengan deppers steril dan perhatikan keadaan porsio
apakah ada kelainan: erosi porsio.
5)Masukkan spatula ayre kedalam vagina, ujung
terpanjang spatula masuk kedalam kanalis servikalis,
318

PAP SMEAR

KLINIK TULUS AYU

sedang ujung pendek spatula pada permukaan porsio,


kemudian spatula diputar 360º C dengan tujuan
mengambil contoh (sampel sel-sel seluruh permukaan
porsio dan servik)
6)Keluarkan spatula tanppa menyentuh dinding vagina,
secepatnya oleskan tipis-tipis secara merata bahan
hapusan servik dan porsio pada kaca obyek glass dan
semprotkan spray alkohol 96% pada obyek glass untuk
fiksasi
7)Beri etiket atau plester pada ujung kaca obyek glass
sesuai identitas pasien dan tunggu sampai kering
kemudian masukkkan kedalam amplop kertas
8)KIE pasien untuk kontrol ke Poli sambil membawa
hasil PAP SMEAR kurang lebih 1 minggu.
UNIT TERKAIT Poli KIA
319

RADANG PANGGUL KRONIS


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 645 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Penyakit radang panggul adalah infeksi saluran reproduksi
bagian atas. Penyakit tersebut dapat mempengaruhi endometrium
(selaput dalam rahim), saluran tuba, indung telur, miometrium (otot
rahim), parametrium dan rongga panggul.

Penyakit radang panggul merupakan komplikasi umum dari


Penyakit Menular Seksual (PMS).

TUJUAN Menghilangkan rasa nyeri dan sakit pada daerah perut bawah.

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 /
X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR a) Persiapan Pasien


1) Anamnesa dan KIE pasien dan keluarga
2) Pemeriksaan vital sign
3) Mengosongkan kandung kemih
4) Posisi Litothomi
b) Persiapan Ruangan
1) Suhu ruangan 16◦ C
2) Ruangan tertutup
c) Persiapan Alat 2/2
1) Meja Gynec
2) Perlak
3) Cucing tertutup
4) Kapas Savlon
5) Handscoen steril
6) Jelly
d) Persiapan Petugas (Dokter dan Bidan)
Dokter memakai handscoen steril, bidan mengatur posisi
pasien.
PELAKSANAAN
320

RADANG PANGGUL KRONIS


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 645 / XI / 0/0 1/2
2012
1) Bidan menjelaskan pada pasien tentang maksud dan tujuan
pemeriksaan
2) Posisi pasien Lithotomi dan diselimuti
3) Dokter jaga siap melakukan periksa dalam.
4) Hasil Pemeriksaan dijelaskan kepada pasien dan keluarga oleh
dokter serta diberikan terapi
5) KIE oleh dokter kepada pasien tentang cara menjaga
kebersihan genetalia dan cara berhubungan seksual yang
sehat, serta makan makanan yang bergizi dan minum air putih
yang banyak.
UNIT TERKAIT Dokter dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN

KISTA AKUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 646 / XI / 0/0 1/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Kista adalah suatu jenis tumor berupa kantong abnormal yang
berisi cairan atau benda seperti bubur (Dewa, 2000).
321

KISTA AKUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 646 / XI / 0/0 1/3
2012
Kista ovarium secara fungsional adalah kista yang dapat
bertahan dari pengaruh hormonal dengan siklus menstruasi
( Lowdermilk, dkk. 2005 : 273 ).
Kista ovarium merupakan perbesaran sederhana ovarium normal,
folikel de graf atau korpus luteum atau kista ovarium dapat timbul
akibat pertumbuhan dari epithelium ovarium ( Smelzer and Bare.
2002 : 1556 ).
Torsi ovarium adalah rotasi pedikula vaskuler ovarium sebagian
atau lengkap yang menyebabkan obstruksi aliran darah ovarium.
Kondisi ini berpotensi menyebabkan nekrosis jaringan ovarium.
Tumor ovarium sering jinak bersifat kista, ditemukan terpisah dari
uterus dan umumnya diagnosis didasarkan pada pemeriksaan fisik
( Sjamsoehidayat. 2005: 729 ).
TUJUAN 1. Sebagai pedoman pelaksanaan operasi kistektomi
2. Tindakan medis yang dilakukan terhadap pasien yang masih
membutuhkan hormone estrogen.
3. Untuk membantu pasien menghilangkan rasa nyeri.
KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1) Persiapan Pasien


a) Informed consent
b) Pasang Infus cairan sesuai kebutuhan
c) Baju pasien diganti dengan baju khusus
d) Potong rambut pubis, pasang folley kateter
e) Pasien dimasukkan kamar operasi 2/3
2) Persiapan Petugas
a) Memakai baju khusus operasi lengkap dengan topi, masker
dan sandal
b) Petugas cuci tangan
c) Memakai baju operasi steril dan handscoen steril
d) Menyiapkan instrument operasi
3) Persiapan Alat
64. Linen lengkap
65. Desinfeksi klem : 1
66. Doek klem : 5
67. Mess no 20 /22 : 1
68. Gagang mess : 1
69. Pincet anatomy : 2
70. Pincet chirurgie : 2
71. Krom klem : 6
72. Arteri klem van pean : 6
73. Kocher lurus : 6
322

KISTA AKUT
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 646 / XI / 0/0 1/3
2012
74. Kocher bengkok : 6.
75. Hak Langen Beck : 2
76. Ring Tang : 2
77. Nald Vourder : 2
78. Gunting Jaringan : 2
79. Gunting Benang : 2
80. Kanul Suction : 1
81. Diathermi : 1
82. Slang Suction : 1
83. Catqut Chromic No.2
84. Catqut Plain No. 2-0
85. Dexons no 1
86. Monosyn 3 - 0
87. Kassa 2 bungkus a/15 lembar.
88. Depers 2 bungkus a/25 biji.
89. Darm khas :1
90. Spatel : 1
91. Blass speculum : 1
Prosedur kerja
48. Anastesi SAB / General Anastesi.
49. Posisi terlentang
50. Persempit lapangan operasi dengan doek steril
51. Inisisi mediana dari umbilikus / simfisis ± 10 cm
52. Irisan diperdalam sampai mencapai peritoneum 3/3
53. Peritoneum di buka , masuk cavum abdomen
54. Eksplorasi uterus, pasang blass speculum, dan darm gass
55. Rotundum dikrom double kemudian digunting dan dijahit
dengan benang chromic No. 2 dengan jarum ronde
56. Cek perdarahan / perdarahan di rawat
57. Luka pada abdomen di tutup lapis demi lapis, peritoneum
dengan plain 02, otot dengan plain no 2-0
58. Fascia dengan dexons no 1
59. Fat dengan plain 0-2 jarum tajam
60. Kulit dengan monosyn 3-0 ( jarum otomatic )
61. Operasi selesai , cek hitung kassa / deppers / darm gass
62. Cek / hitung jumlah perdarahan
63. Luka operasi dibersihkan dengan NS kemudian di kompres
dengan betadine dan di tutup kasa steril + hypavix
64. Jaringan kista yang di ambil ke periksakan ke laborat PA
dengan difiksasi dengan formalin 10 %
65. Pasien dibersihkan dan diberikan pakaian kembali
66. Selanjutnya pasien pindah perawatan di ruang pemulihan.

UNIT TERKAIT Dokter, Anastesi, dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN


323

TUBO OVARIAL ABSES

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 647 / XI / 0/0 1/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Tubo Ovarial Abses adalah radang bernanah yang terjadi pada
ovarium dan atau tuba fallopii pada satu sisi atau kedua
sisiadneksa.
TUJUAN 1. Sebagai pedoman pelaksanaan operasi TOA
2. Tindakan medis yang dilakukan terhadap pasien yang masih
membutuhkan hormone estrogen.
3. Untuk membantu pasien menghilangkan rasa nyeri
KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.
324

TUBO OVARIAL ABSES

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 647 / XI / 0/0 1/3
2012

PROSEDUR 1. Persiapan Pasien


a) Informed consent
b) Pasang Infus cairan sesuai kebutuhan
c) Baju pasien diganti dengan baju khusus
d) Potong rambut pubis, pasang folley kateter
e) Pasien dimasukkan kamar operasi
2. Persiapan Petugas
a) Memakai baju khusus operasi lengkap dengan topi, masker dan
sandal
b) Petugas cuci tangan
c) Memakai baju operasi steril dan handscoen steril
d) Menyiapkan instrument operasi

3.Persiapan Alat
1. Linen lengkap
2. Desinfeksi klem : 1
3. Cucing: 2
4. Doek klem : 5 2/3
5. Mess no 20 /22 : 1
6. Gagang mess : 1
7. Pincet anatomy : 2
8. Pincet chirurgie : 2
9. Krom klem : 6
10. Arteri klem van pean : 6
11. Kocher lurus : 6
12. Kocher bengkok : 6.
13. Hak Langen Beck : 2
14. Ring Tang : 2
15. Nald Vourder : 2
16. Gunting Jaringan : 2
17. Gunting Benang : 2
18. Kanul Suction : 1
19. Diathermi : 1
20. Slang Suction : 1
21. Catqut Chromic No.0 dan No. 1
22. Catqut Plain No. 2-0
23. Dexon atau Safil no 1
24. Monosyn 3 - 0
25. Kassa 2 bungkus a/15 lembar.
26. Depers 2 bungkus a/25 biji.
27. Darm gass :1
28. Spatel : 1
29. Blass speculum : 1
325

TUBO OVARIAL ABSES

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 647 / XI / 0/0 1/3
2012
4. Prosedur kerja
1. Anastesi SAB / General Anastesi.
2. Posisi terlentang
3. Persempit lapangan operasi dengan doek steril
4. Inisisi mediana dari umbilikus / simfisis ± 10 cm
5. Irisan diperdalam sampai mencapai peritoneum
6. Peritoneum di buka , masuk cavum abdomen
7. Eksplorasi uterus, pasang blass speculum, dan darm gass
8. Eksplorasi tuba dan ovarium dikrom double kemudian digunting
dan dijahit dengan benang chromic No.0 dengan jarum ronde
9. Cek perdarahan / perdarahan di rawat
10. Cuci cavum abdomen menggunakan NS
11. Cek hitung kassa / deppers / darm gass
12. Luka pada abdomen di tutup lapis demi lapis, peritoneum
dengan plain 02, otot dengan plain no 2-0 3/3
13. Fascia dengan dexons no 1
14. Fat dengan plain 0-2 jarum tajam
15. Kulit dengan monosyn 3-0 (jarum atromatic)
16. Operasi selesai
17. Cek / hitung jumlah perdarahan
18. Luka operasi dibersihkan dengan NS kemudian di kompres
dengan betadine dan di tutup kasa steril + hypavix
19. Pasien dibersihkan dan diberikan pakaian kembali
20. Selanjutnya pasien pindah perawatan di ruang pemulihan
21. Jaringan tuba dan ovarium yang di ambil diperiksakan ke laborat
PA dengan difiksasi dengan formalin 10 %
UNIT TERKAIT Dokter, petugas Anastesi dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
326

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 648 / XI / 0/0 1/3
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Perdarahan Uterus Disfungsi (PUD) adalah perdarahan abnormal
yang terjadi di dalam atau diluar siklus haid, karena gangguan
fungsi mekanisme kerja poros Hipotalamus-Hipofise-ovarium-
endometrium tanpa disertai kelainan organik baik dari genetalia
maupun ekstragenital.
Perdarahan Uterus Disfungsi (PUD) adalah gangguan
perdarahan yang terjadi tanpa adanya kelainan organis, dan
semata-mata berhubungan dengan psiko-hipotalamus-pituitry
ovarial axis.
TUJUAN Menegakkan diagnosis dan menghentikan perdarahan

KEBIJAKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang


PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1. Persiapan Pasien


a) KIE pada pasien dan keluarga tentang tindakan yang akan
dilakukan
b) Informed Consent
327

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 648 / XI / 0/0 1/3
2012
c) Mengosongkan kandung kencing
d) Pasien diganti baju dengan baju khusus
e) Pasien diposisikan Lithotomi
f) Pasang Infus cairan sesuai kebutuhan dan pemberian
profilaksis
g) Doek steril,kain alas bokong, kain penutup kaki bagian
dalam, penutup perut bagian bawah.
Persiapan Petugas
a) Memakai baju khusus operasi lengkap dengan topi, masker dan
sandal
b) Petugas cuci tangan 2/3
c) Memakai apron dan handscoen steril
3. Persiapan Alat
a) speculum sim s/L
b) Tampon tang
c) Tenakulum
d) sonde uterus
e) sendok kuret dengn berbagai ukuran
f) abortus tang
g) kassa steril
h) cucing
i) lampu sorot
j) betadine

4.Prosedur Kerja
1)KIE dan informed consent kepada pasien dan keluarga
menjelaskan pada pasien dan keluarga,mengenai kondisi pasien
dan tindakan yang akan dilakukan yaitu kuretage.
2)Instruksikan asisten untuk memberikan sedative dan
analgetika,kemudian memasang alas bokong.
3)Kandung kemih dikosongkan dengan menggunakan kateter
4)Lakukan pemeriksaan bimanual ulangan untuk menentukan
pembukaan serviks, besar, arah, dan konsistensi uterus.
5)Desinfeksi vulva dan vagina menggunakan povidone iodine 10 %
dan pasang doek steril dibawah bokong pasien.
6)Ganti sarung tangan dengan sarung tangan steril dengan satu
tangan, masukan speculum sim secara horizontal ke dalam vagina,
setelah itu putar ke bawah sehingga posisi bilah kearah vertical.
7)Dengan sedikit menarik speculum ke bawah (hingga lumen
vagina tampak jelas), masukan bilah speculum atas secara vertikal
kemudian putar dan tarik keatas sehingga serviks terlihat jelas.
8)Minta asisten untuk memegang apeculum atas pada posisisnya
9)Bersihkan jaringan dan darah pada vagina (dengan kapas
antiseptic yang dijepit dengan cuman tampon, tentukan bagian
serviks yang akan dijepit
328

PERDARAHAN UTERUS DISFUNGSIONAL


No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 648 / XI / 0/0 1/3
2012
10)Jepit serviks dengan tenakulum pada tempat yang telah
ditentukan
11)Setelah penjepitan terpasang baik, keluarkan speculum atas
12)Minta asisiten untuk menahan speculum bawah pada posisinya
13)Lakukan pemeriksaan kedalaman dan lengkung uterus dengan
sonde
14)Pegang gagang tenakulum,masukan klem ovum 3/3yang sesuai
dengan pembukaan serviks hingga menyentuh fundus (keluarkan
dulu jaringn yang tertahan pada kanalis)
15)Pegang gagang sebdok kuret dengn ibu jari dan telunjuk
masukan ujung sendok kuret (sesuai dengan lengkung uterus )
melalui kanalis servikalis kedalam uterus hingga menyentuh
fundus uteri ( untuk mengukur kedalaman
16)Lakukan kerokan dinding uterus secara sistematis dan searah
jarum jam,hingga bersih (seperti mengenai bagian serabut ) dapat
diulang 2–3 x sampai didapatkan tanda-tanda greaby sensation
/keluarga buih
17)Evaluasi dengan kasa,lihat OUE masih tampak perdarahan
atau tidak
18)Lepaskan jepitan tenakulum pada serviks,evaluasi tempat
jepitan apakah ada fluksusu aktif kemudian bersihkan dengan
povidone iodine 10 %
19)Lepaskan speculum bawah,alat-alat diklorin lepaskan
handscoen
20)Kumpulkan jaringan untuk dikirim ke laboratorium PA
21)Beritahukan kepada pasien dan keluarga bahwa tindakan telah
selesai dilakukan,tetapi pasien masih memerlukan perawatan
22)Evaluasi 2 jam post kuretage : keluhan, vital sign, fluksus aktif
pervagianam
23)Buat laporan pasca kuretage + laporan evaluasi 2 jam
UNIT TERKAIT Dokter, petugas Anastesi, dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
329

COUTER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 649 / XI / 0/0 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu tindakan dalam mencegah terjadinya infiltrasi jaringan yang
merupakan Pembakaran Jaringan otot yang meradang
TUJUAN 1. Untuk mencegah terjadinya infiltrasi jaringan terlalu dalam
2. Untuk menegakkan diagnosa
KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep / 19 / X
/ 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 1) Persiapan pasien


a) KIE, Informed consent
b) Pasien mengosongkan kandung kencing
c) Pasien tidak dalam masa menstruasi
2) Persiapan alat
1. Bak instrument: 1
2. Tampon tang: 1
3. Spekulum cocor bebek: 1
4. Deppers secukupnya
5. Lidi watten: 2
6. Cucing: 1
7. Handscoen steril 1 pasang
8. Albothyl
9. Savlon aqua
10. Doek steril (alas bokong)
11. Diatermi set
3) Persiapan petugas
a) Petugas cuci tangan dan memakai APD (cap, masker, apron)
b) Petugas memakai handscoen steril
4) Pelaksanaan
a) Pasien posisi litothomi, pasang alas bokong steril dan selimuti
pasien
b) Desinfeksi daerah vulva menggunakan savlon aqua
330

COUTER

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 649 / XI / 0/0 1/2
2012 2/2
c) Vulva dibuka dengan tangan kiri, speculum dimasukkan dan
dibuka kedalam vagina sampai tampak porsio servik uteri
d) Bila servik tertutup lendir dan darah maka bersihkan dengan
deppers steril dan
perhatikan keadaan porsio
e) Dilakukan couter oleh dokter obsgyn sesuai lokasi porsio
yang mengalami infiltrasi
f) Perdarahan dirawat dengan albothyl
g) Spekulum dilepas secara perlahan dan daerah vagina
dibersihkan
h) Tindakan selesai
i) Dokter obsgyn dan bidan melengkapi file
UNIT TERKAIT Dokter, petugas Anastesi, dan Bidan RUMKITAL Dr. RAMELAN
331

TIME OUT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 650 / XI / 0/0 1/4
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan
Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
PROSEDUR 11 November 2012
TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Suatu prosedur dalam mengidentifikasi pasien sebelum
operasi.

TUJUAN - Untuk mengidentifikasi pasien sebelum dilakuakan operasi


- Untuk memastikan kelancaran selama tindakan operasi
berlangsung
KEBIJKAN 1. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008 tentang
PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
2. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No : Kep /
19 / X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR PERSIAPAN

a. Format time out


PELAKSANAAN

1. Bidan menanyakan dan menulis tentang identitas pasien


meliputi nama, umur, alamat. Dan melengkapi No Rm,
tanggal/ jam operasi, ruang OK
2. Sebelum induksi anastesi perawat dan dokter anastesi
memastikan :
a. Benar identitas pasien
b. Benar lokasi 2/4
c. Benar prosedur
d. Sudah ada informed consent pembedahan
e. Sedah ada informed consent pembiusan/ anastesi
3. Perawat memastikan posisi dan area yang akan dioperasi
sudah diberi tanda (site marking)
4. Menanyakan riwayat, fisik dan rencana operasi oleh dokter
bedah ( tanggal terakhir…)
5. Pastikan catatan keperawatan preoperasi sudah lengkap.
6. Pastikan evaluasi preanasthesi lengkap.
332

TIME OUT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 650 / XI / 0/0 1/4
2012
7. Pastikan mesin ansteshi, peralatan intubasi, dan obat-
obatan sudah dicek kelengkapan dan berfungsi dengan
baik
8. Pastikan pulse oxymeter sudah terpasang pada pasien
dan berfungsi dengan baik.
9. Tanyakan apakah pasien mempunyai alergi, jika iya
sebutkan apa dan reaksinya.
10. Antisipasi apakah pasien mempunyai resiko aspirasi atau
kesulitan pada jalan nafas dan pastikan peralatan serta
bantuan tenaga sudah tersedia.
11. Antisipasi apakah pasien mempunyai resiko kehilangan
darah > 500 ml dan pastikan sudah disiapkan cairan
pengganti dengan dua IV line / central.
12. Sebelum sayatan/ insisi kulit semua anggota tim
memperkenalkan nama, jabatan dan tugasnya.
13. Time out anggota tim memastikan:
a. Benar pasien
b. Benar prosedur
c. Benar area
d. Benar posisi yang akan disayat/ insisi 3/4
e. Pastikan apakah antibiotic profilaksis sudah diberikan
dalam waktu 60 menit terakhir sebelum insisi,dengan
menyebutkan nama antibiotic, dosis dan jam
pemberian.
14. Pastikan apakah foto/ imaging yang diperlukan sudah
terpasang.
15. Pastikan apakah dokter bedah sudah:
a. Mengantisipasi adanya kejadian kritis yang
memerlukan langkah-langkah yang tidak rutin.
b. Memperkirakan lama waktu operasi
c. Mengantisipasi perkiraan kehilangan darah
16. Pastikan apakah dokter sudah mengkonfirmasikan adanya
masalah specific yang dikhawatirkan dari keadaan pasien.
17. Perawat memastikan apakah sudah:
a. Mengkonfirmasi kesterilan alat termasuk hasil indicator
internal.
b. Mengkonfirmasi alat penunjang berfungsi baik ( mesin
333

TIME OUT

No. Dokumen No. Revisi Halaman


SPO / 650 / XI / 0/0 1/4
2012
suction, diatermi, door dll )
18. Sebelum meninggalkan ruang operasi, perawat sirkulasi
mengkonfirmasikan:
a. Nama prosedur yang telah dilaksanakan
b. Menghitung kasa, jarum dan instrument sudah benar (
konfirmasi operator, perawat instrument, perawat
sirkulasi )
c. Member label pada specimen pasien sudah benar
( baca label dengan keras )
d. Apakah ada masalah dengan peralatan yang perlu
4/4
tindak lanjuti.
19. Dokter anasthesi, dokter bedah, dan perawat
mengkonfirmasikan:
a. Apakah ada perhatian khusus untuk penatalaksanaan
pasien selama pemulihan.
20. Pemindahan pasien ke: pulang/ ruangan/ ICU/ PK/ RR
21. Dokter bedah,, dokter anasthesi, perawat sirkulasi
menandatangani ceklis time out
UNIT TERKAIT Dokter bedah, dokter anasthesi, perawat sirkulasi
334

ALUR MEKANISME PASIEN RUJUKAN


MATERNAL DAN NEONATAL
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 651 / XI / 1/1 1/2
2012
RUMKITAL
Dr. Ramelan Surabaya
Tanggal Terbit : Ditetapkan,
Karumkital dr. Ramelan,
11 November 2012
PROSEDUR TETAP
Dr. Adi Riyono, Sp.KL
Laksamana Pertama TNI
PENGERTIAN Tahapan-tahapan yang harus dilalui dalam pelayanan
penerimaam pasien mulai dari kedatangan pasien
sampai dengan pasien mendapatkan perawatan dan
pengobatan yang definitif

TUJUAN 4. Memudahkan mekanisme kerja tiap-tiap bagian


5. Mengukur seberapa lama respon time pasien
dapat ditangani
6. Sebagai tolak ukur cara kerja

KEBIJAKAN 3. Kepmenkes RI No : 1051 / Menkes / SK / XI / 2008


tentang PONEK 24 Jam di Rumah Sakit.
4. Surat Ketetapan Kepala Rumkital Dr. Ramelan No :
Kep / 19 / X / 2012 tentang Kebijakan PONEK.

PROSEDUR 5. Pasien masuk ke IGD melakukan pendaftaran di loket


pendaftaran (admission), dalam waktu kurang lebih 5
menit, pasien ditangani oleh dokter IGD
6. Setelah dokter IGD melakukan pemeriksaan, dokter
IGD konsul ke dokter jaga Obgyns untuk menentukan
tindakan
a. Jika pasien datang dalam keadaan crowning,
maka pasien dimasukkan ke kamar tindakan
untuk dilakukan pertolongan persalinan
b. Jika pasien datang dalam fase laten, maka pasien
dikirim ke kamar bersalin ( Ruang E1), kurang
lebih dalam waktu 10 menit, pasien sudah
mendapatkan pelayanan
c. Jika pasien dating dalam keadaan emergency
( HPP, Eklamsi, KET, dll ) dimasukkan ke kamar
tindakan untuk dilakukan stabilisasi dan
selanjutnya konsul ke dokter Obgyn
d. Bila jawaban dari konsul dokter Obgyn dilakukan
operasi, maka pasien dimasukkan ke kamar
operasi dalm waktu 30 menit setelah diputuskan
335

ALUR MEKANISME PASIEN RUJUKAN


MATERNAL DAN NEONATAL
2/2
No. Dokumen No. Revisi Halaman
SPO / 651 / XI / 1/1 1/2
2012
RUMKITAL operasi
7. Bila memerlukan pemeriksaan penunjang,
menghubungi petugas laborat untuk mengambil
bahan pemeriksaan dan melakukan pemeriksaan
dalam waktu kurang lebih 10 menit
8. Bila memerlukan darah, menghubungi petugas bank
darah, kurang lebih 60 menit darah sudah siap
9. Bila memerlukan obat-obatan menghubungi petugas
farmassi
10. Setelah selesai tindakan, pasien dibawa ke Ruang
Rawat Inap ( ibu dan bayi )
11. Jika bayi bermasalah, bayi dikirim ke bangsal
permatologi
12. Setelah semua tindakan selesai, pasien
menyelesaikan administrasi di administrasi keuangan

UNIT TERKAIT 1. IGD


2. Kamar Bersalin ( Ruang E1 )
3. Kamar Operasi ( OK Kandungan )
4. Ruang Rawat Inap (Ruang E2, F1, F2 )
5. Bangsal Perinatologi ( NICU )
6. Laboratorium
7. Bank Darah
8. Farmasi
9. Administrasi Keuangan
336

Anda mungkin juga menyukai