Disusun Oleh
Kelas B
2018
Ciri Umum dan Persebaran Tanah Aridisols
Tanah Aridisols terbentuk atas reaksi kimia dan fisika yang sama dengan di
daerah basa, tetapi, jauh lebih lambat karena kurangnya air. Akibatnya, Tanah ini
memiliki ciri yang tidak jauh dari Bahan Induknya. Proses pencucian/
leachingyang terjadi sangat rendah dan mempunyai kejenuhan basa tinggi. Mineral
liat yang dominan biasanya jenis illit yang berasal dari perubahan mika bahan
induk. mengandung CaCO3, berada di daerah gersang yang menunjukkan
beberapa perkembangan horizon bawah permukaan. Pada permukaan bawah tanah
aridisol terdapat tanah liat, kalsium karbonat, silika, garam, dan atau gipsum yang
telah terakumulasi. Bahan seperti garam terlarut, gypsum, dan CaCO3 cenderung
dicuci dari tanah iklim lembab. Beberapa aridisol mempunyai horizon argillic (Bt)
yang berkembang dengan baik, yang merupakan bukti perkiraan adanya pergerakan
liat (Hardjowigeno, 1993).
1. Typic Aquisalid
Tanah Typic Aquisalid adalah salah satu contoh tanah salid, merupakan sebuah
tanah yang memiliki khas pada daerah cekungan, yan terbentuk kerak putih pada
permukaan tanah akibat adanya campuran berbagai garam terlarut. Lapisan tanah akan
memiliki kandungan garam sangat tinggi sehingga mengahambat pertumbuhan tanaman,
ada juga tanaman yang bisa hidup yaitu halophytes atau semak-semak. Menurut tanah
typic aquisalid terbentuk adanya penumpukan garam-garam yang mudahlarut pada iklim
panas maupun kering.
Pengolahan Tanah
Tanah Typic Aquisalid untuk penggunaan pertanian terbatas secara umum karena
kurangnya air yang tersedia, tetapi tanah yang baisanya tidak kering seperti tanah ini
memiliki akumulasi garam sangat tinggi. Disebutkan oleh Fiantis (2105) tanah typic
aqusisalid cocok untuk pertanian karena electrical conductivity besar > 30 dS/m, hanya
perlu adanya leaching yang berlanjut atau secara siginifikan agar tanah terkurangi kadar
garamnya.
Pedogenesis tanah
Tanah typic aquisalid pada proses pedogenesis terjadi salinisasi. Salinisasi adalah
akumulasi garam-garam yang mudah larut seperti garam-garam sulfat dan khlorida dari
kalsium, magnesium, natrium dan kalium. Tanah ini terjadi pengakyaan garam-garam
lebih cepat dari proses pencucian. Biasanya daya larut garam-garam 100ml/ gram pada
suhu 0°C atau suhu pada suhu tertentu nyatanya sangat beda seperti contohnya 𝐾2 𝐶𝑂3 =
112 ; 𝐶𝑎𝐶𝐿2=59,5 ; 𝑀𝑔𝐶𝑙2 = 54,3 (20°C) ; NaCl = 35,7; KCl =27,6 ; 𝑀𝑔𝑆𝑂4 =26,0 ;
𝐶𝑎(𝐻𝐶03)2 = 16,2 ; 𝐹𝑒𝑆𝑜4 =15,7 ; 𝐾2 𝑆𝑂4 = 12 (25°C) ; FeS =0,06 (18°C). Typic aquisalid
tanah yang tebentuk pada cekungan dengan akumulasi garam dengan pencucian
terhambat, garam-garam sulfat dan khlorida atau nitrat dan borat (Hardjowigeno, 1993).
2. Xeric Argidurids
Durid merupakan Aridisol yang memiliki duripan. Tanah-tanah ini dominan pada
lereng yang landai dan terbentuk dalam sedimen yang mengandung piroklastik (batuan
yang dihasilkan dari proses litifikasi bahan-bahan yang dihembuskan dari pusat vulkanik
selama masa erupsi yang memiliki sifat eksplosif. Dimana nantinya bahan-bahan tersebut
akan jatuh ke permukaan bumi yang kemudian akan mengalami litifikasi baik itu sebelum
di transport maupun hasil dari reworking). Tanah ini umumnya memiliki kalsium
karbonat. Duripan adalah penghalang bagi akar dan air. Beberapa Durid memiliki horizon
argilik atau natris di atas duripan.
Contoh sub group dari tanah ini antara lain xeric argidurids, yaitu merupakan
Argidurid lain yang memiliki kelembaban yang kering di semua bagian kurang dari tiga
perempat waktu (kumulatif) ketika suhu tanah 5 oC atau lebih tinggi pada kedalaman 50
cm dan memiliki rezim kelembaban tanah yang berbatasan dengan xeric.
Order: Aridisols
Suborder: Durids
Greatgroup: Argidurids
Geomorfologi
Tanah Seri Elijah di daerah Idaho, Oregon ini terbentuk pada sub landform
Plateau, karena proses yang terakhir kali mempengaruhi wilayah tersebut yaitu proses
teknonisme.
Proses Pembentukan
Tanah xeric argidurids seri ini terbentuk dalam campuran aluvium berlumpur dan
loess dari basal dan abu vulkanik. Tanah Elijah berada di dataran basalt, teras dan kubah
steker dan lobus aliran lava di dataran lava dan gunung api perisai. Ketinggian berkisar
dari 2.600 hingga 4.700 kaki. Lereng adalah 0 hingga 20%. Tanah terbentuk dalam
aluvium yang berlumpur dari cekung dan abu vulkanik yang melapisi basalt. Musim dingin
sejuk dan lembab dan musim panas terasa panas dan kering. Rata-rata curah hujan tahunan
adalah 8 hingga 12 inci. Suhu rata-rata Januari adalah sekitar 28 derajat F.; suhu rata-rata
Juli adalah sekitar 73 derajat F.; suhu rata-rata tahunan adalah 48 hingga 53 derajat F.
Musim bebas embun beku adalah sekitar 100 hingga 160 hari.
Pengelolaan
Tanah aridisols ini merupakan tanah yang kering dan tidak subur serta memiliki
kandungan bahan organik yang rendah. Hanya tanaman yang toleran terhadap kekeringan
dan kadar garam yang tinggi yang dapat bertahan pada tanah ini. Agar dapat ditanami
dengan tanaman budidaya, tanah aridisols ini harus mendapatkan irigasi yang baik dan
drainase yang baik. Penambahan air bagi lahan pertanian perlu diketahui kualitas airnya.
Apabila air mengandung garam tentunya akan mempengaruhi kegaraman di dalam tanah,
juga pH tanah. Pemupukan yang terlalu intensif tanpa memperhatikan kualitas tanahnya
akan menimbukan penambahan endapan unsur-unsur hara dalam tanah. Apabila endapan
Na, Ca, dan Mg yang terlalu tinggi, maka menyebabkan tanah tersebut bergaram
(Richards, 1954).
3. Typic Petroargids
Pada tanah ini terjadi akumulasi liat pada iklim yang lembab sehingga mempunyai
horison argillik, natrik. Karena fluktuasi air yang rendah dan akumulasi garam akan
menghambat usaha pertanian.
Penciri :
Argids yang mempunyai duripan atau horizon petrokalsik atau horizon petrogipsik
di dalam 150 cm dari permukaan tanah.
Tanah typic petroargids ini berada pada wilayah gurun di New Mexico. Tanah
dangkal ini terbentuk di endapan aluvial di wilayah cekungan Basin. Vegetasi asli terdiri
dari black grama, snakeweed, mesquite, dan yucca. Horizon ini memiliki CaCO3 yang
tebal yang dikenal sebagai horizon petrokalsik dan salik (L.H. Gile, R.J. Ahrens, and S.P.
Anderson, 2003).
Proses Pembentukan
Tanah ini berada di bagian bawah La Mesa, di cekungan relik yang berada di
lembah bagian barat. Tingkat kelerengan yaitu bukit belukar yang sangat menonjol pada
bagian selatan. Tanah terbentuk akibat sedimen berpasir dari bukit belukar atau bukit
semak-semak. Petroargids dominan memiliki horizon petrokalsik. Sebagai tambahan pada
tanah ini, terdapat Si sebagai jembatan antara butiran di horizon C, Si berasal dari proses
pemutusan diatas. Pemutusan dari butiran silikat akibat adanya tekanan larutan yang juga
ditunjukkan oleh tanah di bagian atas La Mesa. Kemudian, seperti kalsit terus
terakumulasi, proses kristalisasi kalsis memberikan tekanan pada butiran silikat yang
menyebabkan proses pemutusan, seperti margin dari butiran tersebut. Proses ini paling
umum pada horizon karena ruang pori lebih sedikit, butiran silikat lebih rapat dan lebih
rentan dalam proses pembubaran dari butiran dilikat tersebut (L.H. Gile, R.J. Ahrens, and
S.P. Anderson, 2003).
Pengelolaan
Tanah aridisols adalah tanah pada daerah beriklim kering hampir sepanjang
tahun. Karena curah hujan yang rendah, proses pelindihan kation berjalan sangat lambat
dan kandungan bahan organik rendah. Tanpa irigasi, Aridisols tidak sesuai untuk tanaman
pertanian. Sebahagian besar Aridisols dapat digunakan untuk padang rumput atau
penggembalaan kambing tetapi produktivitasnya rendah. Jika air irigasi tersedia, Aridisols
dapat menjadi sangat produktif. Luas Aridisols: 15,7 juta km2 atau 12% dari luas
permukaan bumi (Dian, 2015)
4. Xeric Haplocalcid
Penciri
Pembentukan
Tanah ini terbentuk pada lereng bergelombang atau pada daerah yang sedikit
tertekan pada teras rendah dan menengah yaitu di ketinggian 610-1370 meter. Lereng
berkisar dari 0 hingga 30 persen. Tanah terbentuk dalam material berkapur, laminasi,
bertekstur sedang, lakustrin atau aluvium tua yang sudah lama di atas sedimen laminasi ini.
Iklimnya semi kering dan musim kemarau yang kering.
Pengelolaan
Dian Fiantis. 2015. Morfologi Dan Klasifikasi Tanah. Lembaga Pengembangan Teknologi
Informasi dan Komunikasi (LPTIK) : Universitas Andalas
Harrdjowigeno, Sarwono. 1993. Klasifikasi Tanah dan Pedogenesis edisi Pertama. Jakarta:
Akademika Presindo.
L.H. Gile, R.J. Ahrens, and S.P. Anderson. 2003. Supplement to the Desert Project Soil
Monograph Soils and Landscapes of a Desert Region Astride the Rio Grande
Valley Near Las Cruces, New Mexico. NRCS-USDA. Washington, D.C.
Soil Survey Staff. 2010. Keys to Soil Taxonomy. NRCS-USDA. Washington, D.C.