Jtptunimus GDL Ennywidyaw 5113 2 Babii PDF
Jtptunimus GDL Ennywidyaw 5113 2 Babii PDF
KONSEP DASAR
A. Pengertian
(Kandung Kencing).
Purnomo, 2000).
Carsinoma sel skuamosa groos hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar
air kencing warna merah secara terus menerus (Ilmu Keperawatan, 2007.com)
pada vesika urinaria yang terisi kontras atau pola mukosa yang tidak teratur
tumor non invasif (insitur), noduler (infiltratif) atau campuran antara bentuk
didapatkan pada buli-buli atau kandung kemih yang akan terjadi gross
hematuria tanpa rasa sakit yaitu keluar air kencing warna merah terus.
9
B. Klasifikasi
dapat dilakukan
buli-buli.
dalam abdomen.
10
b. N = Pembesaran secara klinis untuk pembesaran kelenjar limfe,
ditemukan
Type tumor didasarkan pada type selnya, tingkat anaplasia dan invasi.
11
anaplastik, invasi yang dalam dan cepat metastasenya.
b. Adeno Ca, sangat jarang dan sering muncul pada bekas urachus
dan uretra. Yang termasuk saluran kemih dimulai dari permukaan kalik minor
ginjal sampai muara terakhir dari uretra (orifisium uretrae eksternum). Saluran
kemih berdinding tiga lapis, yaitu lapisan paling luar berupa jaringan ikat,
lapisan tengah jaringan otot, dan lapisan paling dalam mukosa. Secara
saluran kemih bagian atas, saluran kemih bagian tengah, dan saluran kemih
bagian bawah. Saluran kemih bagian atas berawal dari kalik minor ginjal dan
berakhir sampai muara ureter pada kandung kemih, saluran kemih bagian
tengah terdiri dari kandung kemih, dan saluran kemih bagian bawah mulai dari
orifisium eksternum.
12
Sumber : www.Emedicine.com
1. Ginjal
atau lumbal satu dan empat. Besar dan berat ginjal sangat bervariasi
tergantung pada jenis kelamin dan umur. Ukuran ginjal orang dewasa rata
– rata panjang 11,5 cm, lebar 6 cm dan tebal 3,5 cm. Beratnya antara 120 –
170 gram atau kurang lebih 0,4% dari berat badan. Secara anatomis posisi
ginjal kanan lebih rendah dibanding ginjal kiri, juga bentuk glandula
13
suprarenalis kanan dan kiri tidak sama. Letak anatomis dan bentuk kedua
ginjal yang tidak sama akibat dari posisi dan bentuk hati. Karena posisi
aorta abdominalis dan vena kava inferior membujur ke kanan dan kiri
Tiap ginjal menerima suplai darah kurang lebih 25% dari isi
darah vena dialirkan melalui vena renalis yang bermuara ke dalam vena
kava inferior. Sistem arteri ginjal adalah end arteries yaitu arteri yang
sehingga jika terdapat kerusakan pada salah satu cabang arteri ini,
dalam pembentukan sel darah merah, renin yang berperan dalam mengatur
dan sekresi. Urin terbentuk dari hasil filtrasi darah dalam unit fungsional
ginjal yang disebut nephron. Nephron terdiri atas glomerulus dan tubulus
14
proksimal, ansa henle dan tubulus distal. Tubulus distal bersatu untuk
2. Ureter
Pada orang dewasa panjangnya kurang lebih 20 cm pada laki-laki dan kira-
kira 1 cm lebih pendek pada wanita. Dindingnya terdiri atas mukosa yang
antara pelvis renalis dan ureter, tempat ureter menyilang arteri iliaka di
rongga pelvis, dan pada saat ureter masuk ke kandung kemih. Ureter
masuk ke dalam kandung kemih dalam posisi miring dan berada di dalam
aliran balik urin dari kandung kemih ke ureter pada saat kandung kemih
berkontraksi.
detrussor yang saling beranyaman. Di sebelah dalam dan luar berupa otot
15
longitudinal, dan di tengah merupakan otot sirkuler. Otot-otot tersebut
maksimal pada orang dewasa kurang lebih 300 – 450 ml. Pada saat kosong
kandung kemih terletak di belakang simfisis dan pada saat penuh terletak
kemih. Syaraf motorik yang menjalar dalam nervus pelvikus adalah serat
parasimpatis. Serta ini berakhir pada sel ganglion yang terletak pada
16
4. Uretra
posterior pada pria terdiri atas uretra pars prostatika, yaitu bagian uretra
yang dilingkupi oleh kelenjar prostat dan uretra pars membranae. Uretra
anterior terdiri atas pars bulbosa, pars pendularis, fossa navikularis, dan
Cowperi yang bermuara di pars bulbosa dan kelenjar Littre yang bermuara
di uretra pars pendularis. Pada wanita uretra hanya berfungsi untuk sistem
terdapat sfingter uretra eksterna yang terdiri atas otot bergaris. Tonus otot
mempertahankan agar urin tetap berada dalam kandung kemih pada saat
Proses Berkemih
Urin hasil filtrasi mengalir dari duktus kolengitas masuk kaliks renalis,
kemudian mencetuskan kontraksi peristaltik satu sampai lima kali per menit
17
yang menyebar ke pelvis renalis lalu turun sepanjang ureter, dengan demikian
mendorong urin dari pelvis renalis menuju kandung kemih. Ketika terisi urin
timbul dari pengisan kandung kemih umumnya terjadi ketika sekitar 100 –
150 ml urin berada dalam kandung kemih. Keinginan buang air kecil sebagian
besar muncul ketika kandung kemih terisi 200 – 300 ml urin. Pada jumlah urin
18
eksternal dan uretra akan berelaksasi, sehingga urin dapat keluar. Sisa urin
dalam ureter akan terdorong keluar karena pengaruh gaya gravitasi pada
wanita dan laki-laki karena kontraksi otot volunter. Jika terjadi distensi
reflek ini juga dihambat atau ditimbulkan oleh pusat korteks serebri atau
batang otak. Pusat yang lebih tinggi dapat mencegah berkemih, bahkan ketika
menerus pada sfingter eksternus kandung kemih sampai mendapat waktu yang
baik untuk berkemih. Jika tiba saat berkemih, pusat kortical dapat merangsang
Kateter
kandung kemih melalui uretra. Bahan kateter dapat berasal dari logam
dalam kandung kemih, sehingga akan mempengaruhi pula daya tahan kateter
19
Ada dua tipe penggunaan kateterisasi, yaitu intermittent catheter dan
sementara, hanya untuk mengosongkan isi kandung kemih, setelah itu dilepas
urin selama operasi, pasien dengan penyakit serius, pada pasien dengan
trauma atau obstruksi saluran urinaria. Bila kateter douwer yang dipakai,
kandung kemih tetap kosong dan tekanan intravesika rendah, drainase kateter
dibagian penoskrotal, batu saluran kemih, keganasan pada buli – buli, pada
dysreflexia. Adanya trauma pada uretra akan menyebabkan infeksi dan akan
menambah iritasi pada uretra. Trauma jaringan uretra atau iritasi dapat
20
menimbulkan spasme hebat yang dapat mengakibatkan perembesan.
Gross Hematuri
Secara visual terdapatnya sel-sel darah merah didalam urine dibedakan dalam
makroskopik adalah hematuria yang secara kasat mata dapat dilihat sebagai
urine yang berwarna merah dan hematuria mikroskopik adalah hematuria yang
kasat mata tidak dapat dilihat sebagai urine yang berwarna merah tetapi pada
berada dalam system urogenitalia atau kelainan yang berada diluar system
dan uretritis.
2. Tumor jinak atau tumor ganas yaitu tumor wilm, tumor grawitz, tumor
prostate jinak
21
3. Kelainan bawaan system urogenitalia antara lain kista ginjal dan ren
mobilis.
primernya yaitu apakah warna merah terjadi pada awal miksi, semua proses
miksi atau pada akhir miksi. Kualitas warna urine dapat juga menolong
prostat, dan uretra berwarna merah segar sedangkan darah lama atau berasal
(vermiform).
ginjal
kemih bagian atas berupa kolik atau gejala iritasi dari saluran kemih bagian
22
D. Etiologi / Predisposisi
karsinogen.
E. Patofisiologi
adanya hambatan aliran urin secara anatomik ataupun fisiologik. Hambatan ini
dapat terjadi dimana saja sepanjang ginjal sampai meatus uretra. Peningkatan
fungsi tubulus, dan aliran darah ginjal. GFR menurun dalam beberapa jam
minggu. Fungsi tubulus juga terganggu. Berat dan durasi kelainan ini
tergantung pada berat dan durasi hambatan aliran. Hambatan aliran yang
23
Pada urogram, hidronefrosis dini memberikan gambaran kalik – kalik
kalik – kalik berupa tongkat (clubbing). Pada tingkat yang lebih parah terjadi
penipisan parenkim di sekitar kalises, dan dapat terjadi atrofi korteks yang
kalises berupa suatu zona bebas ekonomi yang lobulated, parenkim ginjal
F. Manifestasi Klinis
4. Sering kencing terutama malam hari dan pada fase selanjutnya sukar
kencing
24
G. Penatalaksanaan
1. Pemeriksaan penunjang
a. Laboratorium
4) Lymphopenia (N = 1490-2930)
b. Radiology
menunjukkan tumornya.
buli
lymphe
d. Cystologi
25
2. Terapi
a. Operasi
diversion untuk :
b. Radioterapy
c. Chemoterapi
26
pengobatan topikal. Klien dibiarkan menderita dehidrasi 8 sampai
H. Komplikasi
27
I. Pathway
Buli-buli
Metastase
Ulserasi Oklusi ureter / pelvic renal
Invasi pada bladder
Infeksi sekudenr : Refluks
- Panas waktu kencing Retensio urine :
- Merasa panas & tubuh lemah Sulit / sukar kencing Hidronefrosis :
- Kencing bercampur darah - Nyeri supra pubic
(hematuria) - Nyeri pinggang
Nyeri Ginjal membesar
Nyeri
Penatalaksanaan
Operasi
Chemotherapy
HB menurun
Resti kurangnya
volume cairan
Resti integritas
kulit
28
J. Pengkajian Fokus
2. Sirkulasi
3. Integritas Ego
4. Eliminasi
Tanda : Muntah
6. Neurosensori
7. Nyeri / keamanan
29
8. Interaksi sosial
9. Keamanan
10. Seksualisasi
Gejala : Riwayat keluarga lebih tinggi dari normal untuk insiden depresi
K. Diagnosa Keperawatan
nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri,
30
kelemahan.
hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20%
atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan,
intruksi/pencegahan komplikasi.
prosedur invasive
31
kesehatan, penurunan fungsi / struktur tubuh, dampak pengobatan.
L. Perencanaan
Tujuan :
pengobatan.
Intervensi :
dideritanya.
adanya duplikasi.
32
b. Berikan informasi tentang prognosis secara akurat.
sesuai.
e. Catat koping yang tidak efektif seperti kurang interaksi sosial, ketidak
berdayaan dll.
/ keluarga.
merenung / istirahat.
33
h. Pertahankan kontak dengan klien, bicara dan sentuhlah dengan wajar.
nyeri, klien sulit tidur, tidak mampu memusatkan perhatian, ekspresi nyeri,
kelemahan.
Tujuan :
klien berkurang
Intervensi :
merencanakan asuhan.
34
Rasional : Untuk mengetahui terapi yang dilakukan sesuai atau tidak,
anti nyeri.
dll
35
rasa kecap, nausea), emotional distress, fatigue, ketidakmampuan
hilangnya rasa kecap, kehilangan selera, berat badan turun sampai 20%
atau lebih dibawah ideal, penurunan massa otot dan lemak subkutan,
Tujuan :
- Klien menunjukkan berat badan yang stabil, hasil lab normal dan tidak
penyakitnya
Intervensi :
a. Monitor intake makanan setiap hari, apakah klien makan sesuai dengan
kebutuhannya.
b. Timbang dan ukur berat badan, ukuran triceps serta amati penurunan
berat badan.
parotis.
36
Rasional : Menunjukkan keadaan gizi klien sangat buruk.
intake cairan yang adekuat. Anjurkan pula makanan kecil untuk klien.
ansietas.
makan.
selera makan.
klien.
i. Kolaboratif
37
dan albumin
intruksi/pencegahan komplikasi.
Tujuan :
38
- Mempunyai inisiatif dalam perubahan gaya hidup dan berpartisipasi
dalam pengobatan.
Intervensi :
dan akibatnya.
pengetahuan klien.
pengobatan.
39
Rasional : Mengetahui sampai sejauhmana pemahaman klien dan
Tujuan :
40
Intervensi :
a. Kaji kesehatan gigi dan mulut pada saat pertemuan dengan klien dan
secara periodik.
kekentalan ludah.
gigi.
membran mukosa.
tanda-tanda tersebut.
41
f. Kolaboratif.
antimikrobial mouthwash
3) Preparation
Tujuan :
membran mukosa normal, turgor kulit bagus, capilarry ferill normal, urine
output normal.
Intervensi :
jam.
42
Rasional : Pemasukan oral yang tidak adekuat dapat menyebabkan
hipovolemia.
ketidakseimbangan cairan.
terjadinya hipovolemia.
individu.
cairan.
43
h. Kolaboratif
prosedur invasif
Tujuan :
pencegahan infeksi
berlangsung normal
Intervensi :
44
c. Monitor temperatur.
f. Kolaboratif.
Tujuan :
Intervensi :
45
reaksi serta hubungannya dengan penyakitnya.
dihadapinya.
masuk.
Tujuan :
kondisi spesifik
penyembuhan
Intervensi :
a. Kaji integritas kulit untuk melihat adanya efek samping therapi kanker,
46
mengembangkan identifikasi awal terhadap perubahan
integritas kulit.
daerah tertentu
kontra indikatif
47