Adm HUMAS
Adm HUMAS
XI AP I / 25
1. Rapat Resmi
yaitu rapat yang diselenggarakan untuk membahas masalah yang sangat penting. Peserta rapat
sebelumnya mendapat pemberitahuan terlebih dulu melalui surat undangan. Dalam rapat resmi
berlaku peraturan protokol yang membantu kelancaran rapat.
Apabila terdapat perbedaan pendapat diantara anggota, peraturannya adalah pendapat mayoritas
menjadi keputusan, akan tetapi hak-hak minoritas dilindungi dengan pembatasan pembahasan
pada pokok-pokok, dan lebih penting adalah memberikan jaminan bahwa semua peserta
diperlakukan dengan sebaik-baiknya.
3. Rapat Penjelasan
ialah rapat yang bertujuan untuk memberikan penjelasan kepada para anggota, tentang kebijakan
yang diambil oleh pimpinan organisasi, tentang prosedur kerja atau tata-cara kerja baru, untuk
mendapat keseragaman kerja.
5. Rapat Perundingan
yaitu rapat yang bertujuan menghindari timbulnya suatu perselisihan, mencari jalan tengah agar
tidak saling merugikan kedua belah pihak.
6. Rapat Formal
yaitu rapat yang diadakan dengan suatu perencanaan terlebih dahulu, menurut ketentuan yang
berlaku, dan pesertanya secara resmi mendapat undangan.
7. Rapat Informal
yaitu rapat yang diadakan tidak berdasarkan suatu perencanaan formal, dan dapat terjadi setiap
saat, kapan saja, dimana saja, dengan siapa saja. Rapat informal dapat juga terjadi secara
kebetulan, dimana para pesertanya bertemu secara kebetulan, dan kemudian membicarakan suatu
masalah yang mempunyai kepentingan bersama.
8. Rapat Terbuka
yaitu rapat yang dapat dihadiri oleh setiap anggota. Materi yang dibahas bukan masalah yang
bersifat rahasia.
9. Rapat Tertutup
yaitu rapat yang hanya dihadiri oleh peserta tertentu, dan biasanya yang dibahas menyangkut
masalah-masalah yang masih bersifat rahasia
26. Skorsing
adalah penundaan acara sidang untuk sementara waktu atau dalam waktu tertentu
pada waktu sidang berlangsung
27. Lobbying
adalah penentuan jalan tengah atas konflik dengan skorsing waktu untuk menyatukan pandangan
melalui obrolan antara dua pihak atau lebih yang bersebrangan secara informal.
28. Interupsi
adalah memotong pembicaraan, ditempuh dengan menggunakan kata "interupsi"
yang pada hakekatnya meminta kesepakatan untuk berbicara.
33. Quorum
Jumlah tertentu orang yang hadir, sehingga rapat bisa dilaksanakan.
34. Skors
Rapat sudah berjalan sesuai kuorum, di tengah jalan perlu berhenti untuk memberikan
kesempatan pihak-pihak negosiasi/lobi.
35. Negosiasi
Proses tawar menawar dengan jalan berunding guna mencapai kesepakatan bersama antara pihak
satu dengan pihak yang lain.
36. Lobi
Kegiatan yang dilakukan seseorang untuk mempengaruhi orang lain dalam kaitannya dengan
perihal penting, misal pemungutan suara menjelang pemilihan ketua organisasi.
38. Voting
Pengambilan keputusan dengan suara terbanyak.
40. Aklamasi
Pernyataan setuju secara lisan dari seluruh peserta rapat terhadap suatu usul tanpa melalui
pemungutan suara.
41. Deadlock
rapat berhenti tanpa keputusan karena terjadi silang pendapat yang tajam.
43. Keputusan
segala putusan yang telah ditetapkan {sesudah dipertimbangkan, dipikirkan, dsb} yang
berkekuatan hukum ke dalam
44. Minderheidsnota
Catatan dalam notulen yang menyebutkan siapa-siapa yang kalah suara apa alasan dan sebabnya
46. Notulis
Orang yang melakukan pencatatan dalam pertemuan
47. Notulensi
Hal – hal yang berkaitan dengan kegiatan pencatatan rapat.
50. Delegasi
Utusan dari kelompok yang mewakili dalam sidang/rapat. Bisa seorang atau lebih.