Anda di halaman 1dari 7

Siprofloksasin

Sebuah metode HPLC yang sederhana dan sensitive. Metode yang dijelaskan untuk analisis kuantitatif
siprofloksasin dalam farmasi dan plasma manusia. Metode ini menggunakan kromatografi fase terbalik
dengan menggunakan kolom RP-C18 dengan metode isokratik. Fase gerak yang dipakai adalah larutan
asam asetat asetonitril-2% (16:84, v / v), umbelliferone sebagai standar internal, dan laju alir
sebanyak1,0 mL / menit. UV detektor diatur pada 280 nm. Batas deteksi 0,25 M (S / N = 3, Volume
injeksi = 10 uL). Persamaan regresi linier (r> 0,9999) pada rentang antara 0.51 ~ 130 M untuk analisis
farmasi pada siprofloksasin dan 0.51 ~ 64,8 M untuk analisis biologis siprofloksasin pada plasma
manusia. Ripitabilitas dan presisi antara yang didapat adalah dengan standar deviasi dan kesalahan
relatif masing-masing kurang dari 3,39% dan 5,71%. %recovery yang di dapat lebih besar dari 93,8%.
Metode ini berhasil diterapkan dalam studi farmakokinetik dengan setiap relawan yang menerima 500
mg tablet siprofloksasin (Chein, 2008).

Ofloksasin

FIA (Flow Injection Analysis)

FIA berdasarkan pada kemiluminisensi turunan fluoroquinolon (ofloksasin, norfloksasin, dan


siprofloksasin) telah diusulkan oleh Aly dkk. (2001). Metode ini didasarkan pada kemiluminisensi obat
dengan tris (2,2'-biripiridil) ruthenium (II) [Ru(bipy)32+] dan serium (IV) dalam medium asam sulfat.
Dibawah kondisi yang optimum, intensitas kemiluminisensi sebanding dengan konsentrasi obat pada
kisaran 0,003-7,0 ppm untuk ofloksasin. Larutan induk 1 mg/mL semua fluoroquinolon disiapkan dalam
methanol, kecuali siprofloksasin yang disiapkan dalam aquadest.

Prosedur umumnya : sebanyak 0,1 mL larutan ofloksasin diinjeksikan ke aliran [Ru(bipy)32+] yang
selanjutnya digabungkan dengan suatu aliran larutan Ce (IV) yang diasamkan (lihat table) dan tinggi
puncak yang dihasilkan diukur. Kurva kalibrasi dibuat dengan suatu plot hubungan antara tinggi puncak
dengan konsentrasi obat.

Analisis sediaan tablet : sebanyak 10 tablet ditimbang dan diserbuk. Sejumlah serbuk yang setara
dengan 10 mg obat dipindahkan kedalam labu takar 100 ml dan diencerkan sampai batas tanda dengan
methanol. Larutan disonikasi selama 20 menit dan selanjutnya disaring dan diperlakukan sebagaimana
diatas, sebagaimana dalam prosedur umumya.

Prosedur analisis pada sampel urin yang dispiking : sejumlah alikuot larutan obat yang mengandung 200
µg ( untuk ofloksasin mengandung 100 µg) ditambahkan kedalam 1 mL urin dan digojog selama 3 menit,
lalu ditambah dengan 1 mL buffer fosfat pH 7. Larutan diekstraksi dengan 3 x 5 mL campuran
diklorometan-kloroform (1:1) (untuk ofloksasin, ekstraksi dengan 3 x 10 mL diklorometana-isopropil
alkhol (9:1)). Ambil dan saring lapisan organic melalui natrium sulfat anhidrat. Uapkan ekstrak organic ini
dibawah aliran gas nitrogen pada suhu kamar. Larutkan residu dalam 10 mL methanol dan lanjutkan
sebagaimana dalam prosedur umumnya.
Pada penetapan kadar obat diatas, mekanisme reaksinya melibatkan oksidasi Ru(bipy)32+ dan amina
sekunder atau tersier yang terdapat dalam fluoroquinolon dengan Ce (IV). Produk oksidasi amina
mengalami deprotonasi membentuk radikal. Radikal ini akan mereduksi Ru(bipy)32+ menjadi keadaan
tereksitasi yang selanjutnya akan mengemisikan sinar sebagaimana ditunjukkan dibawah ini :

Ru(bipy)32+ + Ce (IV) Ru(bipy)32+ + Ce (III)

Fluoroquinolon + Ce (IV) Fluoroquinolon++ Ce (III)

Fluoroquinolon+ H+ + Fluoroquinolon

Ru(bipy)32+ + Fluoroquinolon + H2O [Ru(bipy)32+] + fragmen fluoroquinolon + H+

[Ru(bipy)32+]* Ru(bipy)32+ + sinar

KCKT (Kromatografi Cair Kinerja Tinggi)

Shervington dkk. (2005) menggunakan KCKT untuk pemisahan dan kuantifikasi 5 antibiotika quinolon
secara bersama-sama, yakni asam nalidiksat, norfloksasin, ofloksasin, siprofloksasin dan lomefloksasin.
Pemisahan kromatografi dilakukan dengan kolom Phenomenex ODS C18 (2) (150 mm x 4,6 mm i.d) yang
dihubungkan dengan kolom pengaman yang sama (30 mm x 4,6 mm i.d), keduanya dengan tebal lapisan
5 µm. Fase gerak yang digunakan adalah asetonitril 35% dalam akuades yang mengandung
tetrabutilamonium asetat 10 mM, natrium dodesil sulfat 10 mM dan asam sitrat 25 mM. pH fase gerak
diatur 3,4 dan fase gerak dihantarkan secara isokratik pada kecepatan alir 1 mL/menit. Detektor photo-
diode array diatur pada panjang gelombang 235, 254, 275 dan 300 nm. Baru-baru ini, KCKT telah
digunakan untuk analisis dimer fluoroquinolon yang potensial sebagai anti bakteri yang aktif terhadap
bakteri gram positif (Khan, dkk., 2012).

Moksifloksasin

Moksifloksasin : antibiotika quinolon yang tersedia dalam bentuk tablet dengan moksifloksasin
kandungan 400 mg, selain itu tersedia juga dalam bentuk infuse dengan kandungan moksifloksasin 400
mg/250 mL.

Farmakokinetik dari moksifloksasin pada pasien UGD dengan gagal ginjal akut:

Kondisi : Metode analisis dengan menggunakan KCKT detector fluoresensi dan kolom C18 (4,6 x 150
mm; ukuran partikel 5 µm ) dengan panjang gelombang eksitasi 295 nm dan emisi 490 nm. Fase gerak
yang digunakan adalah air-metanol-trietilamin-asam ortofosfat (750 : 250 : 4 : 2,5 : v/v/v/v ) dengan laju
alir 1,5 mL/menit. Siprofloksasin digunakan sebagai baku dalam. Kurva kalibrasi moksifloksasin pada
konsentrasi 0,1-40 µg/mL.

Levofloksasin
Beberapa prosedur dan tenik telah dikembangkan untuk menetapkan kadar dari levofloxacin dalam
matrik cairan hayati antara lain dengan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau HPLC dan
Fluorimetri.

Sebuah metode kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) untuk penentuan levofloxacin dalam plasma
manusia dan urin telah divalidasi. Sebuah prosedur ekstraksi cair-cair satu langkah yang digunakan
untuk mengisolasi levofloxacin dari matriks biologis sebelum analisis kuantitatif. Senyawa dipisahkan
pada kolom HPLC C18 fase terbalik Inertsil dan dihitung dengan mengukur absorbansinya pada UV 330
nm. Stereospesifisitas ini dicapai dalam modus pertukaran ligan dengan memasukkan reagen kiral
langsung ke fase gerak HPLC (Wong et al., 1997). Selain itu, ekstraksi sampel dapat didasarkan pada
ekstraksi cair-padat otomatis dengan sebuah cartridge OASIS. Metode yang digunakan dengan detektor
UV pada panjang gelombang 299 nm dan pemisahan dilakukan dengan kolom Supelcosil ABZ. Pengujian
telah ditemukan linier selama rentang konsentrasi 0,25-25 mg/mL dalam plasma (Djabarouti et a.,
2002). Levofloksasin dan siprofloksasin secara bersamaan ditentukan melalui mikrodialisis dan sampel
plasma dengan kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC) fase terbalik dan dideteksi fluoresensi. Analit
dipisahkan dalam modus isokratik dalam waktu 12 menit. Kurva kalibrasi untuk levofloxacin adalah
linier,0156-5 mg/mL dan 0,02-12,5 mg/mL di mikrodialisis dan sampel plasma masing-masing. Batas-
batas kuantifikasi untuk levofloxacin dan ciprofloxacin adalah 0,0156 dan 0,1 mg/mL dalam sampel
mikrodialisis, dan 0,02 dan 0,1 mg/mL dalam sampel plasma (Neckel et al., 2002).

Di jurnal lainnya, metode kromatografi cair kinerja tinggi dengan deteksi fluoresensi (HPLC-FLD) untuk
penentuan levofloxacin dalam plasma manusia dijelaskan dapat dinetralkan dengan buffer fosfat (pH
7,0), sampel (0,1 mL) diekstraksi dengan dichlormethane (1 mL). Setelah voltex-pencampuran dan
disentrifugasi pada 3000g selama 6 menit pada 4 ° C, lapisan berair atas disedot menggunakan pompa
vakum mikro dan lapisan organik langsung ditransfer ke tabung reaksi yang bersih tanpa dipipet. Pelarut
organik diuapkan dan residu dilarutkan dengan fase gerak. Levofloxacin dan terazosin (internal standar,
IS) yang chromatographically dipisahkan pada kolom C18 dengan fase gerak yang mengandung buffer
fosfat (pH 3,0, 10 mm), asetonitril dan trietilamina (76:24:0.076, v/v/v) pada aliran tingkat 1 mL/menit.
Analit dideteksi menggunakan deteksi fluoresensi pada eksitasi dan emisi panjang gelombang 295 dan
440 nm, masing-masing. Daerah linear dari kurva kalibrasi adalah,0521-5,213 mg/mL untuk levofloxacin
dengan batas bawah kuantitasi (0,0521 mg/mL). Waktu retensi levofloxacin dan terazosin adalah 2,5 dan
3,1 menit, masing-masing. Dalam-dan antar-lari presisi kurang dari 12 dan 11%, masing-masing. Akurasi
berkisar antara -6.3 sampai 4,5%. Pemulihan berkisar 86-89% pada konsentrasi 0,0521, 0,5213 dan
5,213 mg/mL. Kehadiran metode HPLC-FLD sensitif, efisien dan dapat diandalkan (Zhou et al., 2007).

Pengembangan penetapan kadar levofloxacin dalam sediaan farmasi telah dilakukan secara
Spektrofotometri UV-Visibel. Dua metode spektrofotometri ekstraktif sederhana dan sensitif telah
dijelaskan untuk pemeriksaan levofloxacin (LVFX) baik dalam bentuk murni atau dalam formulasi
farmasi. Metode yang dikembangkan melibatkan pembentukan berwarna kloroform diekstrak kompleks
pasangan ion (1:1 dan 1:02 obat / zat warna) dari levofloxacin dengan bromophenol biru (BPB) dan
Bromocresol hijau (BCG) dalam medium asam berair. Kompleks diekstraksi menunjukkan absorbansi
maksimum pada 424 dan 428 nm untuk LVFX-BPB dan LVFX-BCG, masing-masing. Hukum Beer dipatuhi
dalam konsentrasi berkisar 1,85-31,5 dan 1,85-25 mg ml-1 dengan BPB dan BCG, masing-masing.
Metode telah diterapkan untuk penentuan obat dalam tablet komersial. Hasil analisis statistik telah
divalidasi. Eksipien hadir dalam formulasi tidak mengganggu prosedur uji (Ashour et al., 2005).

Dua metode sederhana, cepat, akurat dan ekonomis lainnya adalah spektrofotometri UV dan metode
'Pertama Orde Derivatif' telah dikembangkan untuk penentuan levofloxacin hemihydrate dalam tablet
jumlah besar dengan (10% v / v) asetonitril, yang λmax obat itu ditemukan 288 nm. Spektrum yang sama
diturunkan dari derivatif menjadi urutan pertama, dengan menggunakan pemeriksaan UV software
instrumen (Shimadzu-2450), pada Δλ = 4. Amplitudo palung tercatat sebesar 297 nm. Dalam kedua
metode yang diusulkan, levofloxacin hemihydrate berikut linearitas dalam rentang konsentrasi 2-12
mg/mL dengan koefisien korelasi 0,9999. Hasil Uji yang diperoleh sama dengan label klaim. Metode
yang divalidasi secara statistik dan studi pemulihan. Standar deviasi relatif ditemukan menjadi kurang
dari 2% dengan presisi yang sangat baik dan akurasi (Pate et al., 2009).

Dua metode sederhana berdasarkan pada spektrofotometri tampak digunakan untuk determinasi
levofloksasin dalam bahan murni, sediaan tablet dan sampel urin. Keduanya berdasarkan pada
pembentukan kompleks biner antara obat-obat ini dengan salah satu zat warna xantan, yakni eosin Y
dan merbromin dalam medium buffer berair. Di bawah kondisi optimum, kompleks biner obat dengan
eosin Y menunjukkan serapan maksimal di 547 nm, sementara kompleks biner obat dengan merbromin
mempunyai panjang gelombang maksimal di 545 nm. Dengan menggunakan eosin Y, kurva kalibrasi
linier pada kisaran konsentrasi 2-8 ppm, sementara dengan merbromin, kurva kalibrasi linear pada
kisaran 2-15 ppm.

Larutan induk disiapkan dengan melarutkan 20 mg obat dalam sejumlah akuades, atur pH 5,5 – 7, dan
buat sampai 100 ml dengan akudes. Zat warna eosin Y dan merbromin dibuat dengan konsentrasi 0,004
M dalam akuades. Larutan KCN 0,5% dibuat dalam akuades. Buffer asetat 0,4 M disiapkan dengan
mencampur berbagai volume asam asetat 0,4 M dan natrium asetat0,4 M sampai pH yang
dipersyaratkan terpenuhi yakni 2,5 –6.

Prosedur umum yang direkomendasikan untuk metode dengan merbromin: sejumlah alikuot larutan
induk levofloksasinyang diambil secara seksama dipindahkan ke dalam serangkaian labu takar 10 mL
(dalam kisaran konsentrasi akhir 2-15 µg/mL ) dan ditambah dengan o,8 mL KCN 0,5%. Larutan
diencerkan dengan 8 mL akuades dan ditambahkan dengan 0,6 mL larutan merbromin 0,004 M dan
dilanjutkan dengan penambahan 1 mL buffer asetat 0,4 M pH 3. Campuran selanjutnya diencerkan
sampai 10 mL dengan akuades dan absorbansinya diukur pada panjang gelombang 545 nm terhadap
blanko yang dipersiapkan secara bersama-sama.

Prosedur umum yang direkomendasikan untuk metode dengan eosin Y : sejumlah alikuot larutan induk
obat yang diambil secara seksama dipindahkan ke labu takar 10 mL (dalam kisaran konsentrasi akhir 2 –
8 µg/mL) dan diencarkan dengan 8 mL akuades. Sebanyak 0,5 mL eosin Y 0,004 M selanjutnya
ditambahkan dan campuran dicampur dengan baik sebelum dilakukan penambahan 1 mL buffer asetat
0,4 M pH 3, untuk menghilangkan masing-masing labu. Campuran selanjutnya diencerkan sampai
volume dengan akuades dan absorbansinya diukur pada panjang gelombang 547 nm terhadap blanko
yang dipersiapkan secara bersama-sama ( El-Brashy dkk., 2004).
Pefloksasin

Penetapan kadar antibiotik pefloxacin (Abaktal) methanesulphonate dalam larutan air dan tablet dapat
direaksikan dengan Fe (III) pada pH 1,00-8,00 untuk membentuk kompleks yang larut dalam air dengan
serapan maksimum pada 360 nm. Komposisi kompleks, ditentukan secara spektrofotometri dengan
penerapan langsung, molar-rasio dan metode Bent-Perancis, adalah pefloxacin: Fe (III) = 01:01 (pH =
2.50, lambda = 360 nm, mu = 0,1 M). Stabilitas relatif konstan, diperoleh dengan metode Sommer dan
Asmus adalah 10 (5,02) (pH = 2.50, lambda = 360 nm, mu = 0,1 M). Penyerapan molar kompleks pada
360 nm ditemukan menjadi 4,8 x 10 (3) l mol-1 cm-1. Hukum Beer diikuti untuk konsentrasi pefloxacin
dari 2,15-85,88 mikrogram/mL. Batas sensitivitas yang lebih rendah dari metode ini 2,15 mikrogram/mL.
Standar deviasi relatif (n = 10) adalah 0,57-1,07% (Jelikić-Stankov et al., 1989).

Norfloksasin

Beberapa metode analisis telah dikembangkan untuk penentuan dalam sediaan farmasi dan cairan
biologis. Penentuan NFX farmasi persiapan secara spektrofotometri dan spectrofluorimetri . Beberapa
HPLC metode untuk penentuan NFX di cairan biologis. Sebuah metode HPLC telah dilaporkan untuk uji
dari NFX urin dan serum dan urin dikembangkan Metode elektroforesis kapiler telah digunakan untuk
penentuan NFX di farmasi dan nyata kompleks. Penentuan NFX dalam kapsul, manusia serum dan urin
oleh chemiluminescence. Sensitif, direproduksi dan akurat prosedur HPLC dengan deteksi fluoresensi
untuk yang NFX tekad dalam tablet dengan cara derivatif dibentuk dengan 4-kloro-7 nitrobenzofurazan.
4-kloro-7- nitrobenzofurazan biasanya bereaksi dengan primer dan sekunder amina.

Metode yang diusulkan sepenuhnya divalidasi untuk linearitas, membatasi deteksi, batas kuantifikasi,
akurasi,presisi, spesifisitas dan ketahanan. Itu penting untuk membangun assay dengan LOD dalam ng /
ml kisaran rendah. Kali pemisahan pendek dan sensitivitas tinggi adalah utama keuntungan seperti
teknik (Yang et al., 1008).

Sparfloksasin

Metode spektrofluorometri yang sederhana dan peka telah digunakan untuk analisis antibiotika
quinolon, yakni Norfloksasin (NOR), Siprofloksasin (CIP), dan pefloksasin (PEF). Metode ini didasarkan
pada perpindahan energy radiatif dari fluorokinolon ke ion terbium (Tb3+) dengan adanya tri-n-
oktilfosfin oksida (TOPO) dalam larutan misel setilpiridinium klorida (CPCI) dalam medium asam lemah
(pH 5,5) ( Veiopoulou et al., 1997).

Prosedur spektrofluorometri juga dikembangkan untuk analisis sparfloksasin dan enrofloksasin dalam
sediaan farmasi dan cairan biologis. Prosedur ini didasarkan pada fluorosensi intrinsik sparfloksasin
dalam asetonotril. Selain itu, untuk meningkatkan intensitas fluorosensi, obat dapat diinteraksikan
dengan AlCl3, pH optimum untuk fluorosensi sparfloksasin adalah 8-8,5; sementara untuk enrofloksasin
adalah 3,5 (Rizk et al., 2000).

Gatifloksasin

TBA (Titrasi Bebas Air)


Gatifloksasin dapat di analisis dengan menggunakan methode TBA menggunakan matrix/pelarut berupa
asam asetat glacial dan menggunakan titran Asam perklorat 0,1 M. Methode menggunakan TBA ini
relative lebih mudah, murah, sederhana serta hasilnya baik (baik dalam akurasi, presisi maupun
ripitabilitasnya).

Cara pengerjaan : Tablet Gatifloksasin disiapkan, pelarut yang digunakan adalah asam asetat glacial dan
dengan indikator Kristal violet dalam asam asetat 0,1%. Bahan dimasukkan kedalam erlenmayer dan
kemudian dititrasi dengan asam perklorat 0,1M hingga warnanya berubah.

Untuk perhitungan kadar dari tablet Gatifloksasin dapat dihitung dengan menggunakan rumus berikut
ini :

(Marona et al, 2003)

Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT)

Campuran Levofloksasin, Siprofloksasin, Gatifloksasin, Moksifloksasin, Trovafloksasin dan Sinoksasin


juga dapat di analisis dengan menggunakan KCKT. Pemisahan dapat dilakukan dengan menggunakan
kolom Adsorbosphere C18. Pemisahan dilakukan pada suhu kamar. Fase gerak yang digunakan adalah
Sodium Dodesil Sufat 10mM, Tetrabutilamonium Asetat 10mM, asam Sitrat dengan kandungan
asetonitril 43% pada pH 3,5. Deteksi dilakukan dengan flourosense dengan panjang gelombang eksitas-
emisi 280-450 nm (untuk siprofloksasin), 293-450 (untuk levofloksasin, gatifloksasin, dan mofifloksasin),
serta pada 263-450 nm (untuk sinoksasin) (Liang et al, 2002).

Dalam bentuk tunggal (sediaan tablet) Gatifloksasin dapat pula dianalisis dengan menggunakan KCKT
dengan system terbalik, yaitu melarutkan sediaan kedalam campuran air : asetonitril (80 : 20), dan
menginjeksikan sebanyak 20µL, menggunakan kolom kromasil C18, flow rate 1 mL/ menit. Deteksi
dilakukan pada 296 nm (UV) (Abida et al, 2011).

KLT (Kromatografi Lapis Tipis)

Analisis terhadap Gatifloksasin bersama-sama dengan Ornidazol dapat dilakukan dengan menggunakan
system KLTKT dengan menggunakan fase diam Silica gel 60 F254, fase gerak berupa campuran n-
butanol : methanol : amoniak (8:1:1,5) dan dideteksi pada UV 302 nm. Sampel dilarutkan dalam
methanol dan penotolan pada plat dilakukan dibawah aliran gas nitrogen. Dari prosedur analisis ini
didapatkan Gatifloksasin dan Ordinazol terpisah dengan baik, dimana Rf Gatifloksasin berada pada 0,21
dan Ordinasol pada Rf 0,76 (Suhagia dkk, 2006).

Spektrofotometri

Tablet Gatifloksasin dapat di analisis menggunakan Spektrofotometri dengan bantuan agen hidrotropik.
Agen hidrotropik adalah bahan-bahan baik dalam bentuk padatan ataupun cairan yang larut dalam air
dan digunakan sebagai bahan cosolvensi atau bahan pembantu untuk melarutkan bahan-bahan lain
yang sukar larut dalam air. Dalam methode ini digunakan campuran larutan N,N Dimetil urea dan
larutan natrium sitrat sebagai agen hidrotropik untuk membantu kelarutan Gatifloksasin dalam air,
didapatkan dengan menggunakan agen hidrotropik ini akan menambah kelarutan dari Gatifloksasin
sebesar 15 kali lipat. Setelah itu campuran dapat dilihat absorbansinya di spektrofotometer (rentang UV)
pada panjang gelombang 288 nm (Shrivastava et al, 2011).

BAB III

KESIMPULAN DAN SARAN

Antibiotik golongan quinolon yang kami uraikan dalam makalah ini adalah metode penetapan kadar
Siprofloksasin, Ofloksasin, Moksifloksasin, Levofloksasin, Pefloksasin, Norfloksasin, Sparfloksasin, dan
Gatifloksasin. Metode analisis yang dapat digunakan adalah KCKT, Spektrofotometri UV-Vis,
Spektrofluorometri, FIA, TBA, Fluorometri, dan KLT.

Sekiranya makalah ini dapat digunakan sebagai sarana untuk mendapatkan ilmu, terutama tentang
antibiotik golongan quinolon serta menambah ilmu dan pengetahuan yang lebih tentang metode-
metode analisis yang dapat digunakan untuk menganalisis obat-obat golongan tersebut sehinga dapat
digunakan sebagaimana kegunaan dan tujuan dari kegiatan kefarmasian.

Anda mungkin juga menyukai