Anda di halaman 1dari 2

Atenolol merupakan merupakan obat golongan β blocker yang digunakan secara tunggal

atau pun kombinasi untuk pengobatan hipertensi, angina pectoris, aritmia, dan infark miokard.
Obat ini bekerja dengan mekanisme penyekat β1- adenoreseptor yang selektif bekerja pada
reseptor β1 di jantung. Waktu paruh eliminasinya dari tubuh sekitar 6 jam, dengan dosis yang
lazim diberikan yaitu 25- 100 m perhari. Atenolol adalah suatu senyawa aminoalkohol dan
relatif polar hidrofilik. Secara fisik atenolol berupa serbuk putih atau hampir putih, tidak berbau,
atau hampir tidak berbau dengan nilai pKA 9,6, kelarutan dalam air 26,5 mg/ml pada 37˚C, dan
log koefisien partisi (oktanol ; air) adalah 0,2. Atenolol ini mudah larut dalam HCl 1M (300
mg/ml pada 25˚C dan sedikit larut dalam kloroform (3 mg/ml pada 25˚C) (Suherman,2019 &
Martindal, 2009).

Stuktur Atenolol

Penentuan atenolol dapat digunakan dengan beberapa metode analisis, diantaranya


kromatografi massa nano-cair-spektrometri massa, metode potensiometer, metode voltametri
voltase diferensial, kromatografi lapis tipis berkinerja tinggi, kromatografi cair kinerja fase balik
dengan detektor UV, metode voltametri, kromatografi cair kinerja tinggi tandem spektrometri
massa, elektroforesis zona kapiler, dan teknik lainnya. Sebagian besar pengujian atenolol
menggunakan HPLC, hal ini dikarenakan kelebihannya dibandingkan teknik lainnya termasuk
ketepatan, kepekaan, ketahanan, dan sebagainya yang sangat baik (Suherman. 2019).

Metode Analisis

a) Persiapan sampel dan analisis HPLC


Larutan stok atenolol disiapkan dalam methanol pada konsentrasi 1 mg/ml. Kemudian
diencerkan dengan air untuk membuat larutan kerja.  
b) Persiapan sampel
Dibuat larutan plasma dengan berbagai konsentrasi antara 20 dan 500 µg/ml atenolol.
Kadar plasma dari atenolol dianalisis menggunakan metode HPLC dengan cara 1 ml
plasma ditambahkan 100 µl IS (20 µg/ml) dan 200 µl 0,5 N larutan NaOH. Setelah itu
larutan di vortex dan diambil 7 ml dan ditambahkan n butanol dan n heptan 1:1 v/v
kemudian di vortex kembali selama 3 menit. Tabung kemudian disentrifugasi 3000 g
selama 5 menit, selanjutnya diambil fase organiknya dan diekstraksi dengan 200 µl 0,1 N
asam klorida (divortex selama 1 menit). Tabung kemudian disentrifugasi kembali selama
5 menit, dan 50 µl dari fase air (larutan  bening) dan diinjeksikan kedalam HPLC.
c) Kromatografi
Fase diam yang digunakan yaitu kolom C18 yang sudah dielusikan dengan pencampuran
0,02 M dapar fosfat mengandung 0,1% SDS:methanol:acetonitrile (50:15:35 v/v) dengan
kecepatan alir 1,5ml/min. detector fluorosensi diatur pada panjang gelombang 280 dan
300 nm untuk eksitasi dan emisi. Semua analisis dilakukan pada suhu ruang.

 
DAPUS :
 Martindal, 2009, The Extra Pharma copocia evaluated information on the world’s drug
and medicines.31 ed.The Royal Pharmeceutical society.1995.
 Suherman M, Hasanah AN. 2019. MOLEKULAR IMPRINTING POLIMER UNTUK
PENGUJIAN ATENOLOL DALAM CAIRAN BIOLOGIS : REVIEW JURNAL.
Farmaka. 15 (3) : 56-72.

Anda mungkin juga menyukai