Anda di halaman 1dari 21

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah suatu usaha masyarakat

yang dikelola bersama oleh masyarakat, pengelolaan biasanya dilakukan oleh

masyarakat yang secara sukarela membantu sebagai pengurus Posyandu yang

disebut kader. Posyandu memberi kemudahan bagi masyarakat untuk

mendapatkan pelayanan kesehatan bagi ibu, bayi, dan balita. Posyandu

memiliki banyak kegiatan yaitu pelayanan kesehatan dan perkembangan anak

yang diselenggarakan secara rutin sesuai waktu yang telah ditentukan. Pada

hari pelaksanaan posyandu, biasanya banyak ibu-ibu dan balita yang

mendaftar untuk berbagai pelayanan kesehatan yang ada dan akan dicatat

oleh kader pada bagian pendaftaran untuk keperluan pendataan.

Setiap lingkup wilayah kecamatan biasanya memiliki posyandu yang

aktif. Salah satu Posyandu di kota Yogyakarta adalah Posyandu Budi Rahayu

yang berada di Nyutran kecamatan Mergangsan. Posyandu ini memberikan

pelayanan bagi ibu, bayi, dan balita secara rutin dengan waktu yang ditentukan

bersama. Pelayanan kesehatan yang diberikan juga banyak macamnya mulai

dari kesehatan ibu hamil, ibu pra hamil, kesehatan bayi, dan kesehatan balita.

Banyaknya pelayanan yang diberikan membuat Posyandu memiliki nilai yang

penting dalam masyarakat sehingga diharapkan dapat dimanfaatkan secara

1
2

maksimal yaitu dengan mengikutinya dan memantau perkembangan Posyandu

Budi Rahayu di Nyutran.

Posyandu Budi Rahayu Nyutran yang melayani pelayanan kesehatan

juga tidak luput dengan proses pengelolaan manajemen. Beberapa data dalam

administrasi Posyandu adalah: data pendaftaran pelayanan, data hasil

pemeriksaan pelayanan kesehatan, dan data lainnya. Data-data tersebut

merupakan hal yang penting untuk diorganisir. Maka dibutuhkan proses yang

lebih terstruktur yaitu pengelolaan manajemen yang baik sehingga

mengurangi permasalahan yang dapat terjadi dalam administrasi.

Posyandu Budi Rahayu Nyutran masih menggunakan sistem manual.

Sistem ini sering menemui kendala di bidang pengolahan data administrasi

seperti banyak terjadi kekeliruan data, laporan data tidak informatif, pencarian

data kembali masih sulit dilakukan, dan membutuhkan banyak waktu karena

proses yang lama. Banyaknya kendala yang dapat terjadi akibat sistem lama

hal ini kerap kali membuat kader merasa kesulitan.

Semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat akan keberadaan

posyandu, memicu posyandu untuk memperbaiki kinerja dalam pengolahan

manajemen. Maka dibutuhkan rancangan bangun yang tidak memakan banyak

waktu pengerjaan dan memiliki metode yang bersifat terbuka dengan

kebutuhan yang begitu cepat karena peningkatan kebutuhan akan Posyandu

semakin pesat. Dengan membandingkan banyak metode akhirnya dipilih

metode pengembangan perangkat lunak yang dapat mengakomondasi


3

perubahan kebutuhan yang begitu cepat, metode tersebut adalah metode

pengembangan eXtreme Programming.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah Bagaimana merancang dan membangun Sistem

Informasi Manajemen Posyandu yang dapat menyelesaikan permasalan pada

sistem yang telah berjalan dan mempermudah Posyandu Budi Rahayu di

Nyutran dalam proses pengelolahan manajemen, pengembangan

menggunakan metode eXtreme programming

1.3 Batasan Masalah

Beradasarkan rumusan masalah diatas, maka batasan masalah dalam

penelitian dengan studi kasus Posyandu Budi Rahayu Nyutran Kecamatan

Mergangsan Yogyakarta adalah sebagai berikut:

1. Peneliti menggunakan metode eXtreme Programming untuk membantu

membuat pengembangan perangkat lunak.

2. Sistem informasi berbasis web yang akan memberikan pilihan masuk

sebagai kader dan pengguna Posyandu Budi Rahayu Nyutran.

3. Sistem informasi untuk kader dapat melakukan manajemen pendataan

pendaftaran dan riwayat pelayanan masyarakat dalam Posyandu Budi

Rahayu Nyutran. Kader juga dapat memberikan informasi seputar

Posyandu kepada masyarakat.


4

4. Sistem Informasi untuk pengguna Posyandu Budi Rahayu Nyutran

dapat melihat riwayat priksa dirinya sendiri, info, dan agenda

Posyandu.

5. Studi kasus menggunakan Posyandu Budi Rahayu Nyutran sehingga

data sumber perancangan sistem informasi berasal dari sana.

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada latar belakang dan rumusan masalah yang telah

dibahas, maka tujuan penelitian ini adalah merancang dan membangun sistem

informasi manajemen berbasis web yang menyediakan fitur terpisah antara

Kader Posyandu dan Pengguna Posyandu Budi Rahayu Nyutran, sistem akan

dibangun dengan metode eXtreme Programming.

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan sisitem informasi dapat

memberikan manfaat bagi Posyandu Budi Rahayu Nyutran dalam mengelola

administrasi yang lebih informatif dan Masyarakat pengguna Posyandu agar

lebih mudah mendapat informasi seputar Posyandu.

1.6 Keaslian Penelitian

Penelitian serupa yang berhubungan dengan layanan sistem informasi

Posyandu sudah pernah dilakukan, namun sistem informasi web untuk kader

dan pengguna, membangun dengan bahasa pemrograman web seperti PHP

dan MySQL, sistem informasi manajemen Posyandu, dan menggunakan

metode eXtreme programming belum pernah ditemukan oleh peneliti.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

2.2.1 Tinjauan Pustaka

Penelitian dengan tema Sistem Informasi Posyandu telah banyak

dilakukan sehingga Penelitian ini dapat dikembangkan dengan berbagai

refrensi terdahulu untuk memberikan batasan-batasan terhadap sistem baru

yang akan dikembangkan . Salah satunya adalah “Pengembangan Sistem

Informasi Posyandu Berbasis Web (studi kasus: Posyandu Cempaka II

Kelurahan Baranangsiaga Kota Bogor)” oleh (Nur’azizah , 2011) penelitian

tersebut berhasil mengembangkan sistem informasi untuk Posyandu Cempaka

II Kelurahan Baranangsiaga Kota Bogor. Sistem informasi tersebut dapat

melakukan pengolahan data dengan baik untuk membantu kader Posyandu

Cempaka II. Penelitian yang menggunakan metode Dynamic System

Development Method (DSDM), sistem informasi yang berbasis web dengan

menggunakan Borland Delphi 7 dapat melakukan pengolahan, pencarian, dan

pelaporan data kegiatan Posyandu Cempaka II.

Penelitian lain yaitu “Desain Sistem Informasi Posyandu Berbasis Open

Source di Posyandu “Permata Ibu” Kumaihulu, Kab. Kotawaringin Barat,

Kalimantan Tengah” (Yenny dkk, 2013) penelitian tersebut berhasil

mendesain sistem informasi untuk Posyandu Permata Ibu. Sistem informasi

tersebut dapat memberikan kemudahan pada pengguna Posyandu, tidak hanya

5
6

kader yang dapat mengakses sistem ini melainkan berbagai individu yang

menggunakan Posyandu turut dapat menggunakannya yaitu ibu-ibu orang tua

balita atau bayi dan kepala puskesmas. Penelitian ini menggunakan metode

Cross Section. Sistem yang berbasis Open Source dengan aplikasi OpenMRS

memberi kemudahan untuk memasukan informasi kepada kader maupun

pengguna Posyandu dan memberikan laporan data pengguanaan Posyandu

pada kepala puskesmas.

Dari beberapa hasil penelitian diatas yang telah dilakukan dengan obyek

penelitian yang sama dan dengan metode pengembangan yang berbeda, maka

penulis akan membuat suatu penelitian yang berjudul “Rancang Bangun

Sistem Informasi Manajemen Posyandu Menggunakan Model Extreme

Programming (studi kasus: Posyandu Budi Rahayu Kecamatan Nyutran)”.

Perbedaan pada penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah sistem

informasi ini merupakan sistem informasi manajemen dengan model eXtreme

Programming.

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Sistem Informasi

Sistem informasi merupakan kumpulan sub-subsistem yang

saling berhubungan satu sama lain, dan bekerja sama secara

harmonis untuk mencapai satu tujuan, yaitu mengolah data menjadi

informasi yang berguna. Sub- subsistem merupakan

pengelompokan dari beberapa komponen yang lebih kecil,


7

bagaimana mereka berkelompok bergantung pada interpretasi

mereka. (Dermawan dan Fauzi, 2013).

Sistem adalah sebuah tatanan yang terdiri atas sejumlah

komponen fungsional (dengan tugas atau fungsi khusus) yang

saling berhubungan dan secara bersama-sama bertujuan untuk

memenuhi suatu proses atau pekerjaan tertentu. (Kusrini, 2007).

Sistem informasi merupakan kombinasi teratur dari orang-

orang, perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software),

jaringan komunikasi, dan sumber daya data yang mengumpulkan,

mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi.

(O’Brian dalam Yakub, 2012).

2.2.2 Sistem informasi Manajemen

Sistem informasi manajemen (SIM) merupakan penerapan

sistem informasi di dalam organisasi untuk mendukung informasi-

informasi yang dibutuhkan oleh semua tingkatan manajemen.

(Sutabri, 2003).

Sistem informasi manajemen adalah sebuah sistem

informasi yang selain melakukan pengolahan transaksi yang sangat

berguna untuk kepentingan organisasi, juga banyak memeberikan

dukungan informasi dan pengolahan untuk fungsi manajemen

dalam pengambilan keputusan. (Gaol, 2008).

Menurut Raden Sanjoyo (Sanjoyo dalam Djahir dan Pratita,

2015), SIM adalah sebuah sistem manusia atau mesin yang terpadu
8

(integreted) untuk menyajikan informasi guna mendukung fungsi

operasi, manajemen, dan pengambilan keputusan dalam sebuah

organisasi.

Sistem informasi manajemen didefinisikan sebagai suatu

sistem berbasis komputer yang menyediakan informasi bagi

beberapa pemakai dengan kebutuhan yang serupa. (McLeod dalam

Mulyanto, 1995).

2.2.3 Posyandu

Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) merupakan salah satu

bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Manusia (UKBM) yang

dilaksanakan oleh, dari, dan bersama masyarakat, untuk

memberdayakan dan memberikan kemudahan kepada masyarakat

guna memperoleh pelayanan kesehatan bagi ibu, bayim dan anak

balita. (Promkes, 2012).

2.2.4 Software Development Life Cycle (SDLC)

System development life cycle (SDLC) adalah tahapan-

tahapan pekerjaan yang dilakukan oleh analisis sistem untuk

menjadi acuan dalam pembangunan sistem. SDLC memiliki

beberapa tahapan di antaranya adalah: perencanaan, analisis,

perancangan, dan implementasi. Selain itu SDLC juga memiliki

metodologi untuk perancangan sistem terstruktur dan non

struktural.
9

2.2.4.1 Metodologi pendekatan terstruktur

Metodologi pendekatan desain terstruktur menggunakan

proses pengembangan yang dilaksanankan secara bertahap dan

berurutan hingga selesai. Pelaksanaanya harus menyelesaikan

tahap pertama kemudian baru bisa mengerjakan tahap berikutnya.

Contoh penerapan metode ini adalah model pengembangan

waterfall dan pararel.

2.2.4.2 Metodologi Rapid Application Development (RAD)

Metodologi pengembangan dengan rapid aplikasi adalah

metode yang bertujuan agar sistem dapat di deliver dengan baik

dan cepat kepada pengguna. Contoh penerapan metode ini adalah:

phased development, prototyping, throw away prototyping.

2.2.4.3 Metodologi Agile Software Development

Metodologi pengembangan dengan agile sofware

merupakan pengembangan yang berorientasi pada hasil serta

mengimplementasikan subproses-subproses yang dianggap tidak

efektif dan efisien dalam metode konvensional. Metode ini

menekankan pada proses pengembangan yang sederhana dan

iterative. Contoh penerapan metode ini adalah: eXtreme

Programming dan Scrum.

2.2.5 eXtreme Programming

eXtreme Programming adalah sebuah pendekatan atau

model pengembangan perangkat lunak yang mencoba


10

menyederhanakan berbagai tahapan dalam proses pengembangan

sistem sehingga menjadi lebih adaptif dan fleksibel. Metode ini

memiliki tujuan utama yaitu menurunkan biaya dari adanya

perubahan software sebab metode ini dapat mengatasi perubahan

sistem informasi yang cepat. Berikut ini adalah tahapan yang ada

dalam eXtreme Programming:

1. Communication (Komunikasi)

Fase ini adalah fase yang sangat diutamakan dalam eXtreme

programming karena bertujuan untuk mengetahui hal yang

tepat sesuai keinginan pengguna. Komunikasi tetap

dilakukan oleh developer dengan costumer pada saat

coding. (Haunt, 2006).

2. Courage (Keberanian)

Berani mencoba ide baru , berani mengerjakan kembali,

dan setiap kali kesalahan ditemukan langsung diperbaiki

lagi. Contoh dari courage adalah komitmen untuk selalu

melakukan desaign dan coding untuk saat ini bukan untuk

besok, ketika ada kode yang terlalu rumit dan sulit

dipahami, tidak sesuai permintaan customer maka kode

pemrograman harus di refactor. Hal ini menjadikan

developer merasa nyaman dengan refactoring program

ketika diperlukan. (Hunt, 2006).


11

3. Simplicity (Kesederhanaan)

Mencoba mencari solusi yang paling sederhana dan

praktis. Perbedaan metode eXtreme Programming

dengan metode lainnya yang terletak pada proses desain,

dan coding yang terfokus pada kebutuhan saat ini dari

pada kebutuhan yang akan datang. (Haunt, 2006).

4. Feedback (Umpan Balik)

Memungkinkan projek mendapat masukan atau umpan

balik lebih awal dan sesering mungkin baik dari

customer, tim, end user, atau dari stakeholder lain yang

berwenang dalam projek ataupun dari pihal lain. Hal ini

sangant membantu dalam mengidentifikasi masalah lebih

awal sehingga dapat disesaikan. (Hunt, 2006).

2.2.6 DFD (Data Diagram Flow)

Data Diagram Flow (DFD) adalah suatu model logika data

atau proses yang dibuat untuk menggambarkan darimana asal data

dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data

disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi

antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data

tersebut (Kristanto, 2003).

Alur Data
Proses Terminator Data Store

Gambar 2.1 Komponen DFD


12

Keterangan pada fungsi komponen DFD (Data Diagram Flow) di

atas adalah sebagai berikut:

1. Terminator adalah entitas yang menggambarkan objek yang

berasal dari luar sistem yang berhubungan langsung dengan

sistem. Biasanya terminator merupakan orang yang

menggunakan sistem, organisasi, perusahaan, dan departemen.

2. Proses adalah entitas yang menggambarkan kegiatan atau

pekerjaan yang dilakukan oleh orang maupun komputer yang

akan masuk ke dalam sistem dan menghasilkan keluaran dari

proses tersebut.

3. Data Store merupakan gambaran dari sekumpulan paket data

atau biasa disebut database. Database ini yang akan

digambarkan memiliki hubungan dengan proses ketika proses

membutuhkan data dari penyimpanan data.

4. Alur data digunakan untuk menggambarkan perpindahan

data/paket data yang terjadi diantara proses, simpanan data, dan

terminator. Alur dapat memberikan informasi, data,

surat/memo.

2.2.7 ERD (Entity Relationship Diagram)

Entity Relationship Diagram (ERD) merupakan teknik yang

digunakan untuk memodelkan aliran data dari suatu organisasi. Teknik

peraga ini memeberikan gambaran akan perancangan database suatu


13

sistem informasi yang akan dikembangkan. ERD dengan model

pendukungnya bersama-sama digunakan sebagai spesifikasi untuk suatu

database. (Brandy dan Loonam, 2010). Berikut ini adalah komponen

yang ada dalam ERD, yaitu entitas, relasi dan atribut.

Tabel 2.1 Komponen ERD

No Notasi Nama Keterangan

Suatu objek yang


1. Entitas dibutuhkan dalam
lingkungan database
Objek yang
menggambarkan
2. Atribut
karakter yang
memiliki entitas
Menghubungkan
3. Garis antar relasi dan entitas
dengan atribut.
Relasi dapat
menunjukan adanya
4. Relasi
hubungan antara
entitas yang berbeda

2.2.8 PHP

PHP merupakan bahasa standar yang digunakan dalam dunia

web site. PHP adalah bahasa program yang berbentuk script yang

dieksekusi dalam server web. Jika kita lihat dari sejarah, mulanya PHP
14

diciptakan dari ide Rasmus Lerdof yang membuat sebuah script perl.

(Nugroho, 2004).

PHP adalah server-side scripting language yang di desain

secara spesifik untuk web, dalam halaman HTML, dapat dimasukan

kode PHP yang akan dieksekusi setiap kali halaman dikunjungi. Kode

PHP diteterjemahkan di web server dan diubah menjadi HTML atau

output lain yang akan dilihat oleh pengunjung halaman. (Welling dan

Thomson, 2001).

2.2.9 MySQL

MySQL (My Strukture Query Language) atau yang biasa dibaca

“mai-se-kuel” adalah sebuah program pembuat database yang bersifat

opensource, artinya siapa saja boleh menggunakannya dan tidak

dicekal, saat kita mendengar open source, kita ingat dengan sistem

operasi handal keturunan Unix, yaitu Linux. (Nugroho, 2004).

MySQL adalah sebuah Realtional Database Management System

(RDBMS) yang sangat cepat dan akurat, menggunakan SQL

(Structured Query Language) standar bahasa database query di seluruh

dunia yang telah tersedia untuk umum sejak 1996. MySQL

memungkinkan database secara efisien untuk menyimpan, mencari,

mengurutkan, dan mengambil data. Server MySQL mengontrol akses

data untuk memastikan bahwa beberapa pengguna dapat bekerja secara

bersamaan, memberikan akses cepat dan memastikan bahwa hanya


15

pengguna yang berwenang yang dapat memperoleh akses. (Weilling

dan Thomson, 2001)


BAB III

METODE PENGEMBANGAN SISTEM

3.1 Studi Pendahuluan

Tahap studi pendahuluan dilakukan untuk mengetahui konsep secara

mendalam tentang teori-teori yang dipakai dalam penelitian. Selain itu,

dalam tahap ini juga diperlukan pengkajian data ataupun informasi yang

dibutuhkan untuk merancang sistem informasi yang cocok digunakan di

Posyandu.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengembangan

sistem dengan metode eXtreme programming, yaitu model pengembangan

sistem yang mengutamakan pengembangan jarak pendek dan sederhana.

3.2 Jadwal Penelitian

Jadwal Penelitian meliputi pengumpulan data, yaitu:

1. Studi Literatur

Studi literatur dilakukan dengan tujuan untuk mempelajari teori-

teori yang berkaitan dengan penelitian, sehingga data yang akan

dikumpulkan untuk dianalisis akan menjadi lebih akurat. Teori-teori

yang berhubungan dengan penelitian ini adalah teori mengenai sistem

informasi manajemen, SDLC (System Development Life Cycle),

permodelan data struktural DFD (Data Flow Diagram), ERD (Entity

Relationship Diagram), metode pengembangan sistem Extreme

16
17

Programming, database MySQL, HTML (Hypertext Markup

Language) dan bahasa pemrograman PHP (Hypertext Preprosessor)

serta informasi tentang Posyandu.

2. Wawancara

Pengumpulan data selanjutnya dilakukan dengan wawancara, yaitu

dengan melakukan tanya jawab dengan pihak yang bersangkutan

dengan penelitian secara langsung dengan tujuan untuk mendapat

informasi yang dibutuhkan. Wawancara dilakukan kepada orang-

orang yang berkaitan dengan Posyandu, yaitu: Kader Posyandu dan

masyarakat sekitar yang menggunakan Posyandu Budi Rahayu

Nyutran.

3. Observasi

Setelah dilakukan wawancara, maka pengumpulan data selanjutnya

adalah observasi. Observasi dilakukan penelitian dan pengamatan

langsung terhadap proses Posyandu Budi Rahayu Nyutran yang

tengah berjalan saat ini.

3.3 Kebutuhan Pengembangan Sistem

Kebutuhan pengembangan sistem informasi manajemen Posyandu

terdiri dari perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software).

Perangkat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:


18

3.3.1 Perangkat Keras

Perangkat keras yang dibutuhan penulis untuk merancang

dan membangun sistem ini memiliki spesifikasi berikut ini:

a. Processor Intel ® Core™ i5-2520M CPU @ 2.50GHz

b. RAM 4 GB

c. Monitor VGA

d. Hardisk 181 GB

e. Printer Conan iP2770

3.3.2 Perangkat Lunak

Perangkat lunak yang digunkan untuk merancang dan

membangun sistem ini adalah:

a. Sistem Operasi Windows 7 Professional x64

b. Visual Paradigm 14.0 Community Edition

c. Paket Instalansi XAMPP (PHP, Apache)

d. MySQL sebagai database server

e. PHP sebagai bahasa pemrograman

f. Teks editor Sublime Text 3

g. Google Chrome sebagai web browser

3.4 Metode Pengembangan Sistem

Metode pengembangan sistem ini menggunakan metode eXtreme

Programming. Metode ini digunakan karena cocok dengan sistem yang akan

dibangun karena menggunakan kerangka yang runtut dan proses yang lebih

cepat dibandingkan dengan metode lain sehingga sangat baik diterapkan pada
19

sistem skala kecil dan minim risiko karena pengembangan ini bisa

membutuhkan adanya kebutuhan yang tidak terduga. Berikut ini adalah fase-

fase yang ada dalam eXtreme Programming pada penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Planning (Perencanaan)

Fase ini dilakukan dengan mengumpulkan kebutuhan sistem

secara lengkap kemudian dianalisis dan dapat didefinisikan kebutuhan

yang harus dipenuhi oleh sistem yang akan dibangun. Tahap ini

penulis melakukan wawancara dan diskusi terhadap user yang

merupakan calon pengguna sistem sehingga didapat user story yang

akan dijadikan acuan untuk fase selanjutnya.

2. Desaign (Perancangan Sistem)

User story yang telah diperoleh akan digunakan untuk

merancang sistem dalam proses desaign (perancangan sistem).

Tahap ini dilakukan dengan perancangan alur kerja sistem dalam

Data Diagram Flow (DFD), kemudian merancang database sistem

informasi manajemen posyandu dengan ERD dan table-table

database yang sudah terhubung relasi.

3. Coding (Pengkodean)

Perancangan yang telah dibuat sesuai dengan kebutuhan dapat

diterjemahkan kedalam bahasa pemrograman yang telah ditentukan

yaitu, PHP dan pengelolaan basis data menggunakan MySQL.


20

4. Testing (Pengujian)

Hasil dari implementasi tahap coding akan diujikan kepada user

untuk menilai apakah sistem sudah layak untuk digunakan atau belum,

jika si sistem belum sesuai maka akan dilakukan refactoring hingga

sistem sesuai dengan kebutuhan user.


DAFTAR PUSTAKA

Brady, M., & Loonam, J. 2010. Exploring the use of entity-


relationshipdiagramming as a technique to support grounded theory inquiry.
Brandford: Emerland Group Publishing.
Darmawan, D., Fauzi, K.. N. 2013, Sistem Informasi Manajemen. Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya.
Djahir, Yulia dan Pratita, Dewi. 2015. Bahan Ajar Sistem Informasi Manajemen.
Yogyakarta: Deepublish.
Gaol, Chr. Jimmy Lbn. 2008. Sistem Infomasi Manajemen Pemahaman dan
Aplikasi. Jakarta: Grasindo.
Hunt, J. 2006. Agile Software Construction. London: Springer.
Kementrian Kesehatan RI Pusat Promosi Kesehatan. 2012. Buku Pegangan Kader
POSYANDU. Jakarta: Pusat Promosi Kesehatan.
Kusrini. 2007. Konsep dan Aplikasi Sistem Pendukung Keputusan. Yogyakarta:
Andi.
Kusrini, Koniyo, A. 2007. Tuntunan Praktis Membangun Sistem Informasi
Akuntansi dengan Visual Basic dan Microsoft SQL Server. Yogyakarta:
Andi.
Kristanto, Andi. 2003. Perancangan Sistem Informasi dan Aplikasinya,
Yogyakarta: Gaya Media.
Mulyanto, Agus. 2009. Sistem Informasi: Konsep dan Aplikasinya. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Nugroho, Bunafit. 2014. Pemrograman Web Membuat Sistem Informasi
Akademik dengan PHP-MYSQL dan Dreamweaver. Yoyakarta: Gava
Media.
Sutabri, Tata. 2005. Sistem Informasi Manajemen. Yogyakarta: Andi Offset.
Welling, L. dan Thomson, L. 2001. PHP and MySQL Web Development. Indian:
SAMS.
Yakub. 2012. Pengantar Sistem Informasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

21

Anda mungkin juga menyukai