Anda di halaman 1dari 64

METODE KONSTRUKSI

1.Pekerjaan Struktur Atas


2.Pekerjaan Kolom
3.Pekerjaan Balok
4.Pekerjaan Dinding
5.Pekerjaan Tangga
1. Kolom

• Kolom adalah batang tekan vertikal dari rangka


struktur yang memikul beban dari balok.

• Fungsi kolom adalah sebagai penerus beban


seluruh bangunan ke pondasi

• Struktur dalam kolom dibuat dari besi dan beton.


Keduanya merupakan gabungan antara material
yang tahan tarikan dan tekanan.
1.1 Jenis-jenis Kolom
Menurut Wang (1986) dan Ferguson (1986)
jenis-jenis kolom ada tiga:
• 1. Kolom ikat (tie column) (a)
• 2. Kolom spiral (spiral column) (b)
• 3. Kolom komposit (composite column) (c)
1.2 Dasar-dasar perhitungannya sebagai
berikut:
• Kolom harus direncanakan untuk memikul beban aksial
• Harus memperhitungkan beban tak seimbang dan beban
eksentris
• Dalam menghitung momen akibat beban gravitasi yang
bekerja pada kolom, ujung-ujung terjauh kolom dapat
dianggap jepit, selama ujung-ujung tersebut menyatu
(monolit) dengan komponen struktur lainnya.
• Momen-momen yang bekerja pada setiap level lantai atau
atap harus didistribusikan pada kolom di atas dan di bawah
lantai tersebut berdasarkan kekakuan relative kolom dengan
juga memperhatikan kondisi kekekangan pada ujung kolom.
1.3 Metode Pelaksanaan Pekerjaan Kolom
1. Pekerjaan lantai kerja dan beton decking.
2. Pekerjaan pembesian.
3. Pekerjaan bekisting.
4. Pekerjaan kontrol kualitas.
5. Pekerjaan pengecoran.
6. Pekerjaan curing.
2. Balok

Gambar2.1 Pengecoran balok dan lantai


PEKERJAAN BALOK & PELAT LANTAI
Setelah pekerjaan pengecoran kolom selesai, maka
dilanjutkan dengan pekerjaan balok dan pelat
lantai-1. Prosesnya adalah :
1. Pekerjaan perancah
2. Pekerjaan pengukuran dan bekisting
3. Pekerjaan pembesian
4. Pekerjaan kontrol kualitas
5. Pekerjaan pengecoran
6. Pekerjaan curing
Pekerjaan pengukuran dan bekisting

• Pemasangan bekisting balok dan pelat lantai-1


didahului dengan pengukuran posisi balok.

• Pengukuran dilakukan dengan cara memberi


tanda as bangunan pada kolom lantai bawah
yang tadinya ada pada lantai bawah.

• Pengukuran yang didasarkan pada tanda as


bangunan dari kolom ini ditujukan untuk
mengantisipasi kesalahan pada posisi balok.
Pekerjaan pembesian

• Fabrikasi pembesian dilakukan di tempat


fabrikasi, setelah bekisting siap, besi tulangan
yang telah terfabrikasi siap dipasang dan
dirangkai di lokasi.

• Pembesian balok dilakukan terlebih dahulu,


setelah itu diikuti dengan pembesian pelat lantai.

• Panjang penjangkaran dipasang 30 x diameter


tulangan utama, juga menggunakan kait.
Leveling pengecoran pelat lantai

• Agar pengecoran pelat lantai dan sloof mencapai level


yang benar dan tidak terjadi perbedaan tinggi finishing
cor, maka perlu dibuat alat bantu leveling pengecoran.

• Leveling pengecoran dibuat dari besi siku L 50.50.5 yang


ditumpukan pada beberapa titik besi beton.

• Besi beton ini ditancapkan pada lantai kerja hingga


posisi besi siku L 50.50.5 tidak lagi bergeser.
Penempatan besi siku L 50.50.5 diukur dengan
waterpass dan diukur pada level sesuai gambar desain.

• Penempatan siku L 50.50.5 ini dibuat sedemikian hingga


sulit untuk turun dan bergeser, tapi mudah untuk
dicabut.
Pekerjaan Kontrol kualitas

1. Sebelum pengecoran.
• Posisi dan penempatan bekisting.
• Posisi dan penempatan pembesian.
• Jarak antar tulangan.
• Panjang penjangkaran.
• Ketebalan beton decking.
• Ukuran baja tulangan yang digunakan.
• Kualitas bekisting dalam hal kekuatan maupun
kerapiannya untuk mengantisipasi kebocoran
saat pengecoran.
• Posisi dan kekuatan leveling pengecoran,
menyangkut level dan kelurusannya.
2. Pada saat pengecoran

• Pada saat berlangsungnya pengecoran,


readymix truck yang datang diambil
sampelnya. Sampel diambil menurut
ketentuan yang tercantum dalam spesifikasi.

• Pekerjaan control kualitas ini akan dilakukan


bersama-sama dengan konsultan pengawas
untuk selanjutnya dibuat berita acara
pengesahan control kualitas.
Pekerjaan pengecoran

• Pengecoran dilakukan dengan readymix truck yang


dibantu dengan penggunaan concrete pump, jika lokasi
pengecoran jauh dari akses transportasi truck Maka
pengecoran dilakukan secara sekaligus balok dan pelat
seluruh lantai satu.

• Untuk mempercepat proses pengecoran dipakai


concrete pump. Pengecoran dibantu dengan alat
vibrator untuk meratakan campuran beton. Selanjutnya
finishing lantai cor ini adalah rata namun dibiarkan
kasar karena selanjutnya ada finishing dengan material
lain.
Pekerjaan curing

• Curing dilakukan sehari ( 24 jam ) setelah


pengecoran selasai dilakukan dengan meletakkan
karung goni yang dibasahi dengan air dan
dijaga/dikontrol untuk tetap dalam keadaan
basah.
3. Dinding
• Dinding digunakan sebagai pemisah ruangan
suatu bangunan rumah atau gedung

• Bahan material yang digunakan adalah batu


bata, material jenis ini sering dipakai oleh
bangunan - bangunan rumah dan gedung
bertingkat dikarenakan harga materialnya
yang relatif murah dan kekuatan bahannya
cukup kuat sebagai konstruksi dinding.
Jenis pekerjaan dinding yang ditetapkan meliputi:

• pekerjaan dinding bata merah dengan berbagai


ketebalan dan spesi.
• pekerjaan dinding hollow block dengan berbagai
dimensi dan spesi.
• pekerjaan pemasangan terawang (roster) atau
bata berongga.

• Standar yang digunakan SNI 03-6897-2002


2.1 Contoh Perhitungan Kebutuhan Pekerjaan
Dinding Bata

• Gambar 1 dinding tanpa plesteran


• Dalam menghitung kebutuhan dinding bata
biasanya dihitung dalam satuan meter persegi,
hal ini untuk memudahkan perhitungan luasan
dinding dan pemilihan jenis ketebalan batu bata
yang akan digunankan, berikut analisa
perhitungan harga untuk pekerjaan 1 M2
pasangan dinding bata dengan perbandingan
adukan semen dan pasir adalah 1 : 3
2.2 Rencana Kerja Dan Syarat
Pekerjaan Dinding
A. Batu Bata
B. Pasir Pasang / Pasir Halus
C. Keramik Dinding
D. Pekerjaan Pasangan Bata Foam
E. Bahan-bahan
F. Pelaksanaan.
G. Pengujian Mutu Pekerjaan
H. Plesteran Campuran 1 Pc : 2 Ps
I. Plesteran Campuran 1 Pc : 4 Ps
4. Tangga (Metode Pekerjaan Tangga)

Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
JEMBATAN RANGKA BAJA DAN BETON
PENDAHULUAN
Pengembangan teknologi jembatan berawal dari jembatan
bambu, kayu, atau batu kemudian berkembang menjadi
jembatan modern sejak ditemukannya bahan baja dan beton
di awal tahun 1900.
Definisi Jembatan
Suatu struktur kontruksi yang memungkinkan rute
transportasi melalui sungai, danau, jalan raya, jalan
kereta api dan lain-lain, yang berfungsi untuk
menghubungkan dua bagian jalan yang terputus oleh
adanya rintangan-rintangan seperti lembah yang
dalam, alur sungai, saluran irigasi dan pembuangan,
jalan yang tidak sebidang dan lain-lain.

Syarat perencanaan jembatan :


o Kekuatan maksimal = kekuatan konstruksi
o Kuat
o Aman
o Tahan lama
JEMBATAN RANGKA BAJA
Kerugian/kelemahan :
• Komponen-komponen struktur yang dibuat dari bahan
baja perlu diusahakan supaya tahan api sesuai dengan
peraturan yang berlaku untuk bahaya kebakaran.
• Diperlukannya suatu biaya pemeliharaan untuk
mencegah baja dari bahaya karat.
• Akibat kemampuannya menahan tekukan pada batang-
batang yang langsing, walaupun dapat menahan gaya-
gaya aksial, tetapi tidak bisa mencegah terjadinya
pergeseran horizontal
Keuntungan/kelebihan :
o Bentang menengah – panjang ( > 30m )
o Sistem paket komponen siap pakai
o Bahan kuat, ramping, ekonomis
o Memiliki unsur estetika/seni
o Keseragaman
o Daktilitas
o Tidak terpengaruh kondisi cuaca
o Waktu pekerjaan konstruksi lebih cepat
o Presisi dalam dimensi
o Bangunan tidak merambatkan api
o Tidak ada bahan yang terbuang
o Dapat di las.
o Komponen-komponen strukturnya bisa digunakan lagi
untuk keperluan lainnya.
o Komponen-komponen yang sudah tidak dapat digunakan lagi
masih mempunyai nilai sebagai besi tua.
o Struktur yang dihasilkan bersifat permanen dengan
cara pemeliharaan yang tidak terlalu sukar.
o Tidak memerlukan banyak tenaga kerja.
o Menjadi solusi pada proyek di area kerja yang sempit
PERAKITAN JEMBATAN RANGKA BAJA
1. Penyesuaian dengan gambar rencana
2. Menentukan titik pengukuran dan pekerjaan
sementara
3. Memasang perletakan jembatan
4. Perakitan komponen baja
Beberapa metode pemasangan :
1. Perancah
2. Sistem kantilever, dll
Aspek yang mempengaruhi pemilihan metode
konstruksi suatu jembatan antara lain : karakteristik
sungai yang dilewati, tersedianya alat bantu dan
jumlah pekerja, serta waktu pekerjaan yang tersedia.

Kebanyakan metode yang dipakai adalah kantilever


dua arah karena akan diketahui dimensi profil
jembatan, lama waktu pengerjaan, dan besar biaya
yang diperlukan, sehingga perencana dan pelaksana
lebih mudah dalam merencanakan pembangunan
jembatan tersebut.
Jembatan Kantilever
• Dibangun menggunakan kantilever
• Struktur dibangun horizontal
• Kantilever kecil biasanya menggunakan balok sederhana
• Kantilever besar biasanya menggunakan baja struktural atau box
girder dari beton pratekan
Jembatan
dengan
Perancah
PLAT ORTOTROPIK BAJA
Deskripsi.
• Plat baja adalah
segmen dengan dimensi
panjang x lebar adalah
4995 mm x 1504 mm
untuk penggantian pelat
lantai (beton) jembatan
rangka baja yang rusak.
Prinsip Kerja Pelat Ortotropik Baja
1. Perkirakan panjang pelat yang akan difabrikasi
berdasarkan pengukuran di lapangan biasanya
yang dihitung adalah jarak sisi terluar antar
gelagar melintang.
2. Fabrikasi pelat ortotropik.
3. Perkirakan juga tebal pelat pengisi untuk mengisi
celah antar sambungan arah melintang
4. Bongkar bagian pelat beton dengan siklus urutan
lokasi pembongkaran tertentu. Juga hilangkan
penghubung geser.
5. Pasang pelat ortotropik
Keunggulan Plat Ortotropik Baja
1). Dapat diterapkan untuk penggantian lantai semua
jembatan rangka baja dengan penyesuaian panjang
pelat.

2) Mempunyai berat yang lebih ringan hampir 50 %.

3) Pemasangan lebih cepat dibanding menggunakan beton


cor yang membutuhkan waktu 28 hari.

4) Menghemat cukup banyak biaya karena pemasangan


dapat dilakukan bertahap, sehingga tidak perlu
menutup lalu lintas dan membuat jembatan sementara
Kelemahan Plat Ortotropik Baja
1. Kondisi jembatan yang eksisting dengan lawan lendut
jembatan yang tidak sama tingkat kehalusan alinyemen
vertikalnya tentu saja kita akan menyebabkan kesulitan
dalam menyesuaikan panjang pelat.
2. Adanya indikasi retak yang mungkin terjadi pada semua
lokasi akibat kelelahan bahan las.
3. Belum selesainya pengkajian bagian perkerasan
jembatan sehingga ada kemungkinan kinerja kelekatan
antara baja dengan perkerasan belum seperti yang
ditunjukkan pada jembatan-jembatan di negara maju
Komponen yang umum dipasang untuk
mendapatkan struktur integral dari suatu sistem
lantai ortotropik adalah :

a) Deck Pelate atau pelat baja yang dipasang dalam


arah mendatar
b) Stiffener atau ribs atau pengaku yang dilas
dalam arah tegak ke bagian deck pelate
c) Crossbeam atau floor beam atau pada jembatan
rangka sebanding dengan gelagar melintang
d) Main girder atau pada jembatan rangka
sebanding dengan rangka baja jembatan
Komponen Sistem Lantai Pelat
Ortotropik untuk Jembatan Gelagar
Komponen Sistem Lantai Pelat
Ortotropik untuk Jembatan Rangka
Baja
JEMBATAN RANGKA BETON
Keuntungan/kelebihan :
• Bentang panjang
• Kaku dan memiliki modulus elatisitas tinggi

Kelemahan :
• Kerusakan dini dari struktur beton
• Terutama disebabkan oleh kapur semen yang
bebas
PERAWATAN PERKERASAN BETON
1. Dilindungi terhadap kerusakan karena
operasi lalu lintas.
2. Permukaan beton ditutup lembaran
goni/terpal yang jenuh air.
3. Permukaan beton ditutup dengan lembar
polyethylene putih saat beton dalam
keadaan lembab.
PERANCAH/ CLIMB FORM/
STEGER
PERANCAH / CLIMB FORM

Perancah adalah konstruksi yang memikul atau


menerima beban dan memberi kekuatan serta
kesetabilan pada bekisting. Perancah ada yang
bersifat pabrikasi seperti perancah scaffolding dan
ada yang konvensional seperti perancah bambu.
Pemilihan perancah scaffolding disebabkan karena
sifat konstruksinya yang praktis, tidak banyak
membutuhkan tenaga kerja atau tenaga ahli.
Pemilhan penggunaan perancah bambu
disebabkan kerena sifat kekuatan dan ukuran yang
tersedia di lapangan.
Perancah scaffolding
Perancah bambu

Kombinasi
• Scaffolding digunakan sebagai alat bantu dalam
pengerjaan proyek. Scaffolding sendiri terbuat dari
pipa-pipa yang dibuat sedemikian rupa sehingga
mempunyai kekuatan untuk menopang beban yang
ada di atasnya. Dalam pengerjaan suatu proyek,
butuh atau tidaknya penggunaan scaffolding bisa
tergantung kepada pemilik proyek. Karena adanya
perbedaan biaya menggunakan kayu dan biaya
penggunaan scaffolding. Scaffolding digunakan
sebagai pengganti kayu dalam membangun suatu
proyek. Seperti diketahui bahwa pemerintah sedang
mencanangkan go green untuk melestarikan hutan
yang ada di Indonesia, sehingga hutan dapat
menghasilkan banyak oksigen bagi kita semua.
Cara pemasangan scaffolding

• Cara pemasangan scaffolding dari tingkat


pertama ini bisa diterapkan untuk tingkatan
selanjutnya yang ada di atasnya. Bila pemasangan
lebih tinggi lagi, kami sarankan cara pemasangan
scaffolding ini tidak dilakukan sendiri.
Pemasangan scaffolding beberapa tingkat ke atas
sebaiknya dilakukan oleh 2-3 orang dengan
menggunakan tali tambang sebagai pembantu
menaikkan scaffolding ke tingkat atas. Utamakan
keselamatan pada saat pemasangan scaffolding.
Penggunaan
Precast Concrete
Pada Bangunan
Pengertian
Beton pracetak (precast concrete) adalah beton bertulang
yang dibuat dalam bentuk segmental sesuai dengan
fungsinya pada suatu bangunan

Beberapa komponen bangunan yang dibuat secara precast


concrete antara lain:
tiang pancang
girder jembatan
plat lantai
dinding bangunan
tangga
Kelebihan precast concrete
o Biaya produksi rendah
o Mutu beton terkendali
o Proses pemasangan cepat sehingga waktu pelaksanaan
proyek lebih singkat
o Mengurangi jumlah bekisting pada proyek
o Mampu memperindah desain arsitektural
o Tidak terpengaruh cuaca

Kekurangan precast concrete


o Harus memperhitungkan sistem sambungan
o Pertemuan tulangan apakah sudah memenuhi panjang
penyaluran atau belum
o Harus mempertimbangkan sistem pengangkutan, sistem
pemasangan
Precast Hollow-Core Slab
Merupakan salah satu produk precast untuk lantai
Sistem precast hollow core slab menggunakan sistem pre-
tensioning dimana kabel prategang ditarik terlebih dahulu pada
suatu dudukan khusus yang telah disiapkan dan kemudian
dilakukan pengecoran
Terdapat lobang di bagian tengah pelat secara efektif
mengurangi berat sendirinya tanpa mengurangi kapasitas
lentur
Keberadaan lobang pada slab tersebut sangat berguna jika
diaplikasikan pada bangunan tinggi karena mengurangi bobot
lantai
Jika berat lantai berkurang maka beban gempa juga berkurang
TAHAPAN PEKERJAAN PRECAST WALL
1. Pengerjaan pemasangan
kaca pada precast-wall
yang datang dari fabrikasi
2. Rangka aluminum tempat
dudukan kaca
3. Proses pemasangan kaca
pada precast wall (di
bawah)
4. Pemasangan sealant pada
kaca
5. Kumpulan precast-wall
siap diangkat
6. Pengangkatan precast-wall
satu persatu. Perhatikan
pada bagian kacanya diberi
pelindung dari tripleks
Sisi luar bangunan yang
akan dipasang precast-
wall. Jika satu portal
persegi tersebut butuh
2 precast-wall untuk
penutupnya

Proses pengangkatan
Sistem
sambungan
lain

Sambungan yang menempel ke balok

Sambungan
pada sisi atas

Sambungan sistem tumpu (pada bagian bawah skin)


Memasang karet sealant joint. Sistem karet
sealant ini sangat penting, kalau sampai
bocor membongkarnya saja sudah sulit. Jadi
produknya juga harus teruji. Inilah salah
satu teknologi yang harus dikuasai untuk
menghasilkan kinerja yang baik untuk
precast sebagai penutup luar

Precast-wall selesai dipasang (final).


Perhatikan presisi dari setiap garis yang
akhirnya menghasilkan keindahan. Di
Jakarta, tidak banyak gedung-gedung yang
seperti ini. Kebanyakan pakai keramik yang
dipasang on-site, yang tahu-tahu dapat
jatuh dan akan menimbulkan korban jiwa
TEROWONGAN
Sebuah tembusan di bawah permukaan tanah yang
memiliki panjang minimal 0.1 mil (0.16 km),
FUNGSI
• untuk lalu lintas kendaraan
• mengalirkan air untuk mengurangi banjir atau untuk
dikonsumsi,
• untuk saluran pembuangan,
• menyalurkan kabel telekomunikasi
• berfungsi sebagai jalan bagi hewan umumnya hewan langka,
yang habitatnya dilintasi jalan raya
• terowongan rahasia juga telah dibuat sebagai metode bagi jalan
masuk ke atau keluar dari suatu tempat yang aman atau
berbahaya, seperti terowongan di jalur Gaza,
METODE KONSTRUKSI
1. Metode Cut-Cover
• Ini adalah metode yang paling simpel untuk terowongan
dangkal di mana area di atas lokasi yang akan dijadikan
terowongan harus digali dan terowongan dibangun
dilokasi tersebut. Setelah terowongan selesai dibangun,
area ditutup agar terlihat seperti sebelum digali.
2. Metode Mesin Bor
Mesin Bor memungkinkan terowongan dibuat tanpa
harus menggali area di atas lokasi yang akan di jadikan
terowongan.
Mesin bor melubangi tanah sepanjang lokasi
terowongan
Terowongan yang digali dengan Mesin Bor akan
langsung memiliki permukaan rata hingga tidak lagi
diperlukan pekerjaan finishing
NATM (New Austrian Tunneling Methode).
sistem pembuatan terowongan dengan menggunakan
shotcrete (beton yang disemprotkan dengan tekanan
tinggi) sebagai penyangga sementara terowongan,
sebelum diberi lapisan dinding beton (lining concrete).

Tujuan dilakukan shotcreting adalah:


• Sebagai konstruksi penyangga sementara tunnel
sebelum di lining concrete (temporary support)
• Untuk mencegah lepasan (rontok)
• Mentransformasi batu yang kurang bagus/keras
menjadi batu keras
• Melindungi terhadap kerapuhan batuan akibat
perubahan suhu/cuaca
KELEBIHAN SHOTCRETE DIBANDING
PENYANGGA KAYU ATAU BAJA
• dapat memikul beban yang relatif besar dalam tempo yang
relatif singkat, cukup kaku dan tidak runtuh.
• suatu lapisan shotcrete setebal 15 cm yang digunakan pada
terowongan berdiameter 10 meter dapat dengan aman
menahan beban sampai 45ton/m2, sedangkan apabila
digunakan baja tipe WF-200 yang dipasang pada jarak 1m,
hanya mampu menahan ± 65 % dari kekuatan shotcrete
tersebut.
• membentuk permukaan yang keras, serta batuan yang kurang
keras ditransformasikan menjadi suatau permukaan yang
stabil dan keras.
• Tidak menimbulkan voids karena kerusakan bagian-bagian
tertentu akibat tumpuan
RESIKO TEROWONGAN

• Ada bahaya tertentu bila menggunakan terowongan,


terutama dari kebakaran kendaraan. Karena ruang
tertutup terowongan, gas-gas pembakaran dapat
membuat sesak nafas bagi para pengguna terutama
konsentrasi rendah karbon monoksida yang sangat
beracun bagi manusia. Seperti kasus yang terjadi di
terowongan Armi di italia pada tahun 1944, 426
penumpang meninggal keracunan karbon monoksida
dalam bencana kereta balvano dikarenakan kereta
yang terbakar dan terhenti dalam terowongan yang
panjang.
TEROWONGAN TERPANJANG

• Terowongan Oshimizu (Oshimizu Tunnel) di Jepang dengan panjang 22.300m atau 22


kilometer.
• Terowongan Simplon (Simplon Tunnel) di Swiss sampai Italia sepanjang 20.044m.
• Terowongan Apennine (Apennine tunnel) di Italia dengan panjang 19.618m.
• Terowongan St. Gothard (St. Gothard Tunnel) di Italia sampai Swiss dengan panjang
mencapai 16.300m. terowongan gottard
• Terowongan Rokoh (Rokoh Tunnel) di Jepang dengan panjangnya yaitu 16.200m.
• Terowongan Haruna (Haruna Tunnel) di Jepang juga dengan panjang 15.400m.
• Terowongan Nakayama (Nakayama Tunnel) di Jepang dengan panjang 14.700m.
• Terowongan Lotschberg (Lotschberg Tunnel) di Swiss dengan panjang 14.606m.
• Terowongan Hokuriku (Hokoriku Tunnel) di Jepang dengan panjangnya mencapai
14.000m.
• Terowongan Shinshimizu (Shinshimizu Tunnel) di Jepang mencapai 13.490m.

Anda mungkin juga menyukai