ABSTRACT
The aims of this study was to determine the food safety of meatballs and cilok which sold
around University of Jember. Ramdom sampling methods was used in this study and the collected
sample were 30 samples of meatball and 13 samples of cilok. Borax, formalin and TPC test was
carried out in this study. The result shows that 92% of cilok sample and 17% meatball sample were
detected containing borax but none detected containing formalin. In term of the sanitation,
meatballs and cilok circulating in the University of Jember was still lacking due the total plate count
of most sample were out of standart, more than 105cfu/g.
67
Kajian Keamanan Pangan Bakso dan Cilok yang Beredar…
Tabel 2. Hasil analisis boraks, formalin dan TPC bakso dan cilok yang beredar di lingkungan Universitas
Jember
No. Kode Sampel Boraks Formalin TPC (cfu/gram)
1 C01 + - 15x108
2 C02 + - 15x108
3 C03 + - 55x108
4 C04 + - 5x108
5 C05 + - 11x106
6 C06 + - 15x107
7 C07 + - 13x1010
8 C08 + - 2x1010
9 C09 - - 13x1010
10 C10 + - 2x1010
11 C11 + - 1x105
12 C12 + - 5x1010
13 C13 + - 25x109
14 B01 + - 1x104
15 B02 - - 2x106
16 B03 - - 15x104
17 B04 - - 10x108
18 B05 - - 45x103
19 B06 - - 3x108
20 B07 - - 35x108
21 B08 - - 2x103
22 B09 - - 1x107
23 B10 - - 15x102
24 B11 + - 5x104
25 B12 - - 5x104
26 B13 - - 0
27 B14 - - 5x102
28 B15 - - 1x1010
29 B16 + - 11x105
30 B17 - - 5x106
31 B18 - - 1x109
32 B19 - - 11x105
33 B20 + - 7x104
34 B21 - - 17x105
35 B22 - - 55x105
36 B23 + - 12x107
37 B24 - - 2x108
38 B25 - - 25x108
39 B26 - - >1010
40 B27 - - 8x106
41 B28 - - 13x104
42 B29 - - 11x105
43 B30 - - 12x105
69
Kajian Keamanan Pangan Bakso dan Cilok yang Beredar…
tinggi, boraks dalam tubuh manusia dapat antara zona reaksi yang terbentuk dalam
menyebabkan pusing-pusing, muntah, strip tes dengan skala warna yang ada.
mencret, kram perut, dan lain-lain Berdasarkan hasil analisis yang telah
(Cahyadi, 2006). dilakukan, tidak ada sampel cilok dan
Dosis fatal penggunaan boraks adalah bakso yang terdeteksi kandungan
5-20 g/hari (Badan POM, 2002). formalinnya (Gambar 2). Pada umumnya
Sedangkan menurut standar internasional penambahan formalin dalam bahan pangan
dosis fatal boraks berkisar 3-6 g/hari untuk adalah sebagai bahan pengawet.
bayi dan anak kecil, untuk orang dewasa Formalin jika termakan, dalam jangka
sebanyak 15-20 g/hari (Litovitz et al., 1998 pendek tidak menyebabkan keracunan,
dalam WHO, 1998). tetapi jika tertimbun di atas ambang batas
dapat mengganggu kesehatan. Ambang
Analisis Formalin batas yang aman adalah 1 miligram perliter.
Analisis formalin dilakukan Bahaya formalin dalam jangka pendek
menggunakan tes kit Merckoquant. Metode (akut) adalah apabila tertelan maka mulut,
pengujian ini yaitu dengan mereaksikan tenggorokan dan perut terasa terbakar, sakit
formaldehid dengan 4-amino-3-hydrazino- jika menelan, mual, muntah dan diare,
5-mercapto-1,2,4-treazole untuk kemungkinan terjadi pendarahan, sakit
membentuk senyawa purple-red tetrazine. perut yang hebat, sakit kepala, hipotensi
Konsentrasi formaldehid diukur secara (tekanan darah rendah), kejang, tidak sadar
semikuantitatif dengan perbandingan visual hingga koma. Selain itu juga dapat
Gambar 1. Hasil analisis boraks pada bakso dan cilok yang beredar di lingkungan Universitas Jember
Gambar 2. Hasil analisis formalin pada bakso dan cilok yang beredar di lingkungan Universitas Jember
70
Kajian Keamanan Pangan Bakso dan Cilok yang Beredar…
Gambar 3. Hasil analisis TPC pada bakso dan cilok yang beredar di lingkungan Universitas
Jember
terbentuknya lendir adalah 3.0 x 106 Badan Standarisasi Nasional. 1992. SNI 01-
sampai 3.0 x 108 koloni/gram sampel dan 2894-1992. Cara Uji Bahan Pengawet
jumlah populasi mikroba saat terdeteksi Makanan dan Bahan Tambahan yang
bau kurang enak adalah 1.2 x 106 sampai Dilarang Untuk Makanan. BSN. Jakarta.
108 koloni/gram. Kandungan TPC yang Badan Standarisasi Nasional. 2008. SNI
tinggi pada hasil penelitian ini diduga 2897:2008. Metode Pengujian Cemaran
disebabkan oleh panjangnya rantai Mikroba dalam Daging, Telur dan Susu,
distribusi. Bakso dan cilok yang dijual ini serta Hasil Olahannya. BSN. Jakarta.
biasanya membutuhkan waktu yang relatif Buckle, K. A., R. A. Edwards, G. H. Fleet dan
lama untuk terjual atau sampai ke tangan M. Wootton. Diterjemahkan oleh
konsumen, selain itu juga menunjukkan Purnomo., H dan Adiono, 1987. Ilmu
bahwa program sanitasi yang diterapkan Pangan. UI Press. Jakarta.
oleh para pedagang bakso dan cilok masih BPOM. 2002. Informasi Pengamanan Bahan
rendah. Apabila bakso dan cilok tersebut Brebahaya: Boraks (Borax). Direktorat
disimpan secara benar dengan Pengawasan Produk dan Bahan
memperhatikan suhu kritis dalam Berbahaya, Deputi Bidang Pengawasan
pertumbuhan mikroba maka laju Keamanan Pangan dan Bahan
pertumbuhannya dapat ditekan. Berbahaya. Jakarta.
Cahanar, P. Dan I. Suhanda. 2006. Makan
KESIMPULAN Sehat Hidup Sehat. ISBN:
Berdasarkan hasil penelitian dapat 9797092247X.
disimpulkan bahwa cilok yang beredar di Cahyadi, W. 2006. Analisis Dan Aspek
lingkungan Universitas Jember sebagian Kesehatan Bahan Tambahan Pangan
besar tidak aman dikonsumsi karena positif (Edisi 2). Bumi Aksara. Jakarta.
mengandung bahan berbahaya boraks,
Fardiaz, S. 1992. Mikrobiologi Pangan.
sedangkan untuk sampel bakso masih ada Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
beberapa (5 sampel) yang terdeteksi
mengandung boraks. Ditinjau dari Litovitz, T. L., W. K. Schwartz, G. M. Oderda
and B. F. Schmitz. 1998. Clinical
kebersihannya, bakso dan cilok yang
Manifertations of Toxicity in a Series of
beredar di lingkungan Universitas Jember
784 Borac Acid Ingestion. American
masih kurang karena kandungan TPC-nya Journal Emergency Medical 6. 209-215.
sebagian besar masih diatas standar SNI 01-
3818-1995 tentang Bakso Daging, yaitu 105 Rustamaji, E., 1997. Penggunaan Bahan
koloni/g. Terlarang Pada Makanan dan Minuman.
YLKI. Jakarta.
DAFTAR PUSTAKA Soeparno, 2005. Ilmu dan Teknologi Daging.
Adams, R. M. and M. O. Moss. 2008. Food UGM Press. Yogyakarta.
Microbiology 3rd Edition. RSC Widmer, P. & Frick, H., 2007. Hak Konsumen
Publishing. Cambridge. dan Ekolabel. Yogyakarta: Kanisius.
Andayani, R. Y. 1999. “Standarisasi Mutu Winarno, F. G. Dan Rahayu, S. S., 1994.
Bakso Sapi Berdasarkan Bahan Tambahan untuk Makanan dan
KesukaanKonsumen (Studi Kasus Bakso Kontaminan. Pustaka Harapan. Jakarta.
di Wilayah DKI Jakarta)”. Skripsi.
FakultasTeknologi Pertanian, Institut Winarno. F. G., 1997. Kimia Pangan.
Pertanian Bogor, Bogor. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta.
Badan Standarisasi Nasional. 1995. SNI 01- World Health Organization. 1998. Boron,
3818-1995. Bakso Daging. BSN. Jakarta. Guidelines for Drinking Water Quality.
72
Kajian Keamanan Pangan Bakso dan Cilok yang Beredar…
73