240210150078
Kelompok 2B
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bahan pangan hewani adalah bahan pangan yang berupa atau berasal dari
hewan atau produk-produk yang diolah dengan menggunakan bahan dasar asal
hewan. Pangan hewani mempunyai berbagai keunggulan dibanding pangan nabati.
Pertama, pangan hewani terasa gurih atau enak karena mengandung protein dan
lemak yang banyak. Kedua, pangan hewani mengandung protein yang lebih
berkualitas karena mudah digunakan tubuh dan memiliki komposisi asam amino yang
lengkap (Hardinsyah 2008). Ketiga, pangan hewani mengandung berbagai zat gizi
mineral yang tinggi dan mudah digunakan oleh tubuh.
Praktikum kali ini mengenai pengenalan bahan pangan hewani dan
produknya. Bahan pangan hewani merupakan komoditas dari hasil ternak dan ikan.
Yang termasuk bahan pangan hewani antara lain susu, telur, daging, ikan, dan hasil
laut serta produk olahannya.
IV.1. Susu
Susu merupakan suatu emulsi lemak dalam air yang mengandung beberapa
senyawa terlarut. Agar lemak dan air dalam susu tidak mudah terpisah, maka protein
susu bertindak sebagai emulsifier (zat pengemulsi). Komposisi utama susu adalah air,
lemak, protein (kasein dan albumin), laktosa (gula susu), dan abu (Muharastri, 2008).
Susu juga merupakan sumber kalsium, fosfor, dan vitamin A yang sangat baik. Mutu
protein susu sepadan nilainya dengan protein daging dan telur, dan terutama sangat
kaya akan lisin, yaitu salah satu asam amino esensial yang sangat dibutuhkan tubuh
(Widodo, 2002).
Praktikum ini dilakukan pengamatan ciri-ciri berbagai susu bubuk,
kemudahan rekonstitusi susu bubuk, membandingkan sifat inderawi berbagai susu
cair, membandingkan sifat inderawi berbagai jenis susu, dan mengamati label yang
terdapat pada susu fungsional.
IV.1.1. Ciri-ciri Berbagai Susu Bubuk
Pengamatan pertama yaitu mengamati ciri-ciri berbagai susu bubuk. Langkah
pertama yang dilakukan adalah meletakkan 3 sendok makan susu bubuk full cream,
Indah Medani Kartika Ayu Putri
240210150078
Kelompok 2B
dan susu bubuk full cream instant, pada masing-masing mangkuk porselen, dan amati
warna, aroma, tekstur. Hasil pengamatan dapat dilihat dalam tabel 1.
Tabel 1. Hasil Pengamatan Berbagai Susu Bubuk
No Sampel Warna Tekstur Aroma
Full Cream Putih tulang Creamy khas
1. Halus ++
Instan + susu +
Halus
Creamy khas
2. Full Cream Putih tulang (partikel lebih
susu
besar)
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017)
Susu full cream dan susu full cream instant mengandung 4% lemak dan
umumnya banyak mengandung vitamin A dan vitamin D. Keunggulan produk instan
adalah mempermudah penyimpanan dan transportasi peningkatan mutu karena
kehilangan air. Proses instanisasi adalah proses mekanis dengan cara memberikan
perlakuan mekanis khusus pada permukaan, pelembaban, pengadukan, dan
pemanasan (Rahma, 2005).
Hasil pengamatan tabel 1 menunjukkan susu full cream instant dan susu full
cream, aroma, dan tekstur yang berbeda. Warna susu full cream instant memiliki
warna yang lebih putih dibandingkan susu full cream. Perbedaan warna putih pada
susu serta penampakannya diakibatkan oleh adanya penyebaran butiran-butiran
koloid lemak, kalsium kaseinat, dan kalsium fosfat.
Susu full cream instant memiliki aroma yang sangat khas susu daripada full
cream. Susu full cream juga memiliki tekstur yang paling kasar daripada full cream
instant, karena full cream berbentuk serbuk halus sedangkan susu full berbentuk
bubuk seperti granula (partikel lebih besar) yang membuat teksturnya terasa lebih
kasar jika diraba.
IV.1.2. Rekonstruksi Susu Bubuk
Pengamatan kedua adalah mengamati kemudahan rekonstitusi susu bubuk.
Langkah pertama mengambil tiga gelas, kemudian masing-masing diisi dengan air
panas sebanyak 250 ml (jangan yang mendidih). Penggunaan air panas ini agar susu
dapat larut dengan cepat. Langkah selanjutnya yaitu merekonstitusi menurut aturan
Indah Medani Kartika Ayu Putri
240210150078
Kelompok 2B
(taburkan susu bubuk dalam air sambil diaduk). Amati kemudahan pelarutannya.
Tambahkan air sampai gelas penuh dan amati sifat inderawinya : warna, aroma,
kekentalan, cita-rasa (dicicipi). Hasil pengamatan dapat dilihat dalam tabel 2.
Tabel 2. Hasil Pengamatan Kemudahan Rekonstitusi susu Bubuk
N Kemudahan Cita
Sampel Aroma Kekentalan
o larut rasa
Khas susu
Full Cream Lebih mudah Lebih
1 lebih Kental
Instant larut kuat +5
menyengat
Lebih
2 Full Cream Mudah larut Khas susu Lebih kental
kuat+4
(Sumber : Dokumentasi pribadi, 2017)
Hasil pengamatan tabel 2 menunjukkan bahwa susu full cream instant lebih
cepat larut daripada full cream. Rongga pada butir susu bubuk full cream
instant berfungsi mempercepat pelarutan dalam air agar susu bubuknya tidak terlalu
lama menggumpal (Wardayati, 2016). Suhu air yang digunakan pada setiap jenis
pelarutan susu berbeda-beda. Semakin tinggi suhu atau panas suatu air yang
digunakan pada pelarutan susu, maka pelarutan susu akan semakin cepat. Semakin
rendah suhu atau panas suatu air yang digunakan untuk pelarutan susu, maka semakin
lama pelarutan susu tersebut. Kecepatan mengaduk juga dapat mempengaruhi cepat
atau lambatnya pelarutan susu.
Setelah susu dilarutkan, susu full cream instant memiliki aroma yang sangat
khas susu daripada full cream setelah dilarutkan dengan air. Susu full cream instant
lebih kental daripada susu full cream. Susu full cream memiliki rasa yang lebih manis
dibandingkan full cream instant. Rasa manis dari susu berasal dari laktosa (Syarief,
1998).
IV.1.3. Sifat Inderawi Berbagai Susu Cair
Pengamatan selanjutnya adalah membandingkan sifat inderawi berbagai susu
cair. Pertama-tama siapkan susu segar, susu pasteurisasi, susu UHT, dan susu
sterilisasi. Sampel yang digunakan adalah Cimori (Pasteurisasi), Bear Brand
(Sterilisasi), Indomilk cair (UHT). Selanjutnya menuangkan masing-masing susu ke
Indah Medani Kartika Ayu Putri
240210150078
Kelompok 2B
dalam gelas. Amati warna, aroma, kekentalan, cita-rasa (dicicipi). Hasil pengamatan
dapat dilihat dalam tabel 3.
Susu segar adalah cairan yang berasal dari ambing sapi sehat dan bersih dan
tidak mendapat perlakuan apapun kecuali proses pendinginan tanpa mempengaruhi
kemurniannya (BSN, 1998). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa warna susu segar
memiliki warna yang berbeda yaitu putih kekuningan diantara keempat sampel,
aroma khas susu yang paling menyengat, memiliki tingkat kekentalan terendah
dibandingkan keempat sampel, dan memiliki cita rasa yang agak amis.
Susu UHT (Ultra High Temperature-Treated). Susu jenis ini adalah susu
yang dipanaskan dalam suhu tinggi (140oC) selama 2 detik yang kemudian langsung
dimasukkan dalam karton kedap udara. Susu ini dapat disimpan untuk waktu yang
lama (Nurchoiriah, 2009). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa susu UHT
berwarna tidak lebih putih kecoklatan dibandingkan susu sterilisasi, aroma khas susu,
paling kental dibandingkan keempat sampel, dan memiliki cita rasa yang creamy.
Proses pengolahan susu UHT adalah susu terlebih dahulu dipanaskan selama 2-3
detik di suhu 135 sampai 150 C dan segera didinginkan sampai 4-5 C. Waktu
pemanasan yang singkat dimaksudkan untuk mencegah kerusakan nilai gizi susu serta
untuk mendapatkan warna, aroma dan rasa yang relatif tidak berubah seperti aslinya.
Semua kuman atau mikroorganisme termasuk bakteri patogen dihancurkan oleh suhu
ultra tinggi. Susu ini dapat disimpan setidaknya enam minggu.
Sampel Indomilk kental manis memiliki warna putih kekuningan, aroma susu
dan gula yang khas, dan kekentalan yang paling tinggi diantara keempat sampel. Susu
pasteurisasi cimori memiliki warna lebih putih dibandingkan Indomilk kental manis,
aroma khas susu, kekentalan paling rendah diantra keempat sampel, dan cita rasa
khas susu yang fresh. Real good memiliki warna coklat, aroma coklat dan kekentalan
dibawah dari kekentalah susu kental manis. Susu UHT memiliki warna putih, aroma
khas susu yang paling menyengat, dan lebih kental dibandingkan Cimory.
Komposisi dari masing-masing susu dapat dilihat dalam label kemasan.
Terdapat susu yang mengandung lemak hewani dan nabati. Contohnya Indomilk cair
memiliki lemak total 13%, Cimory memiliki lemak total 11%, Real good memiliki
lemak total 6%, Indomilk kental manis memiliki lemak total 6%, Bear brand
memiliki lemak total 11%. Dari keempat sampel tersebut yang memiliki kandungan
lemak hewaninya lebih tinggi daripada lemak nabatinya adalah Indomilk cair,
Indomilk kental manis, dan Bear brand.
IV.1.5. Label Susu Fungsional
Pengamatan selanjutnya adalah mengamati label yang terdapat pada susu
fungsional. Susu fungsional adalah produk susu yang dapat memberikan manfaat
tambahan selain fungsi gizi dasar susu tersebut dalam suatu kelompok masyarakat
tertentu. Susu fungsional dimungkinkan memiliki sifat fungsional untuk
seluruh populasi atau kelompok khusus yang didefinisikan secara jelas sebagai
contoh khusus untuk usia tertentu atau untuk golongan yang memiliki
sifat genetik tertentu (Suter, 2013). Hasil pengamatan dapat dilihat dalam tabel 5.
Tabel 5. Hasil Pengamatan Label Susu Fungsional
No Sampel Petunjuk Fungsi Kandungan
1 Tropicana 4 sendok Mengurangi Protein, serat
Slim susu asupan pangan, serat
dilarutkan lemak, pangan larut,
dalam 200 ml memperlamb laktosa, natrium,
air hangat at kalium, Vitamin A,
dan diaduk osteoporosis, Vitamin
dan B1,B2,B3,B6,B12,
Indah Medani Kartika Ayu Putri
240210150078
Kelompok 2B
No Sampel Petunjuk Fungsi Kandungan
membantu AsamFolat, Vitamin
mengurangi C, Vitamin D3,
serangan Vitamin E, ZatBesi,
jantung Kalsium, fosfor,
coroner magnesium
2 L-Men Disajikan Susu nutrisi Protein, gula, natrium,
dingin lebih untuk pria kalium, Vitamin A,
nikmat, kocok Vitamin B1, B2, B3, B5,
sebelum B6, B12, Vitamin C,
dibuka, Vitamin D, Vitamin E,
minum 2x Kalsium, fosfor,
sehari magnesium, iodium,
selenium
3 Produgen 3 sendok Sumer Protein, gula,
Gold susu kalsium, seratpangan, inulin,
dilarutkan sumberserat, natrium, kalium,
dalam 200 ml tinggivit. D Vitamin A, Vitamin B1,
air hangat danfosfor, B2, B6, B12, Vitamin C,
dan diaduk rendah lemak Vitamin D3, Vitamin E,
untuk usia asampantotenat, vitamin
51th keatas K, Kalsium, fosfor,
magnesium, iodium,
seng.
4 Anlene Tambahkan 4 Memberikan Lemak, kolestrol,
gold sendok makan serat pangan dan protein,
susu (35 g) ke kalsium serta karbohidrat, serat
dalam 200 ml air vitamin D yang pangan, natrium,
dingin atau cukup untuk kalium, vitamin A,
hangat dan aduk membantu vitamin D3, Vitamin
memenuhi B2, Vitamin B5,
nutrisi Vitamin B12,
kalsium,
magnesium, fosfor,
seng, iodium.
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2017)
Menurut Stanton dan William (2004:282) label adalah bagian sebuah produk
yang membawa informasi verbal tentang produk atau tentang penjualnya.
Berdasarkan hasil pengamatan, empat produk yang diamati memiliki keterangan label
yang hampir lengkap. Biasanya semakin besar pabrik pengolahan produk tersebut
memiliki label yang semakin lengkap, karena label merupakan salah satu cara untuk
mempertanggungjawabkan produk yang dihasilkan.
IV.2. Telur
Telur merupakan makanan sumber protein hewani yang murah dan mudah
untuk didapatkan oleh masyarakat Indonesia. Telur memiliki kandungan gizi yang
lengkap mulai dari protein, lemak, vitamin, dan mineral. Meskipun demikian telur
juga mudah mengalami penurunan kualitas yang disebabkan oleh kontaminasi
mikroba, kerusakan secara fisik, serta penguapan air dan gasgas seperti
karbondioksida,amonia, nitrogen, danhidrogen sulfidadari dalam telur (Romanoff dan
Romanoff,1963). Selain itu, bahan pangan ini juga bersifat serba guna karena dapat
dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Komposisinya terdiri dari 11% kulit telur,
58% putih telur, dan 31% kuning telur. Kandungan gizi terdiri dari protein 6,3 gram,
karbohidrat 0,6 gram, lemak 5 gram, vitamin dan mineral di dalam 50 gram telur
(Sudaryani, 2003).
Indah Medani Kartika Ayu Putri
240210150078
Kelompok 2B
Praktikum dengan sampel telur dilakukan dengan mengamati sifat indrawi.
Sifat indrawi yang dilakukan adalah pada berbagai jenis telur dan telur asin mentah
juga matang.
4.2.1. Mengamati Sifat Inderawi Berbagai Jenis Telur
Praktikum ini dilakukan pengamatan sifat inderawi berbagai jenis telur, sifat
inderawi telur asin mentah dan telur asin rebus. Pengamatan sifat inderawi berbagai
jenis telur menggunakan sampel telur ayam kampung, telur ayam negeri, telur bebek,
telur puyuh. Pengamatan sebelum dipecahkan meliputi warna kulit, ukuran, bentuk,
sedangkan pengamatan setelah telur dipecahkan adalah warna kuning telur, dan putih
telur. Hasil pengamatan dapat dilihat dalam tabel 7.
Tabel 7. Hasil Pengamatan Sifat Inderawi Telur
Ukuran Warna
No
Sampel Kuning Gambar
. Kanan Kiri Putih telur
Telur
1. Telur 3,95 3,85 Kuning Bening
Ayam cm cm ++ kekuningan
kampun
g
2. Telur 4,05 3,49 Kuning bening
Ayam cm cm +++ kekuningan
Negeri
3. Telur 4,44 4,15 Orange bening
bebek cm cm
Telur Putih
Amis Orange
asin Cair 3,13 cm benin
+3 +5
mentah g +1
Telur Khas
Orange Putih
asin telur Padat 2,9 cm
+3 +5
rebus asin +3
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)
IV.3. Daging
Indah Medani Kartika Ayu Putri
240210150078
Kelompok 2B
Daging didefinisikan sebagai semua jaringan hewan dan semua produk hasil
pengolahan jaringan-jaringan tersebut yang sesuai untuk dimakan serta tidak
menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakannya (Soeparno, 1994).
Komposisi daging terdiri dari 75% air, 19% protein, 3,5% substansi non protein yang
larut, dan 2,5% lemak (Lawrie, 2003). Pada praktikum kali ini daging yang
digunakan adalah daging sapi dan pengamatan yang dilakukan ada dua, yaitu curing
daging dan pengamatan hasil produk.
IV.3.1. Curing Daging
Curing daging adalah proses pengolahan untuk mengubah daging sehingga
memiliki daya tahan simpan, cita rasa, keempukan, dan warna yang berbeda dari
daging segar dengan pertolongan bahan curing. Curing bertujuan untuk mendapatkan
warna daging yang stabil, aroma, tekstur, dan kelezatan yang baik. Selain itu,
curing juga untuk mengurangi pengerutan daging selama diolah dan memperpanjang
masa simpan produk daging. Perbedaan daging curing dan daging kontrol yaitu
apabila didiamkan sehari tanpa perlakuan maka daging kontrol akan menunjukkan
perubahan pada tekstur, aroma, dan warna yang mengarah pada kebusukan.
Praktikum kali ini dilakukan pengamatan curing daging dengan bahan
pengawet Na Nitrit 0,1% , Na Nitrat 0,2%, NaCl 0,2%, Na nitrit 0,1% + NaCl 0,2%,
Na nitrat 0,2% + NaCl 0,2%, Nacl 0,1 % + Na Nitrat 0,1.
Penambahan garam pada konsentrasi tertentu mampu menghambat
pertumbuhan mikrobia karena garam berperan dalam dehidrasi sehingga merubah
tekanan osmosis. Selain itu, garam berfungsi sebagai flavour modifier. Apabila hanya
ditambahnkan garam saja , maka hasilnya tidak baik karena menyebabkan produk
menjadi kasar, asin, gelap(warna tidak menarik), kenampakan dan flavor tidak
disenangi konsumen. Oleh karena itu harus dikombinasikan dengan senyawa lain
seperti gula, nitrat dan atau nitrit.
Nitrat dan atau nitrit berfungsi untuk menstabilkan warna daging (merah
gelap), memberi flavor spesifik , menghambat pertumbuhan mikrobia penyebab
keracunan dan pembusukan, efektif mencengah pertumbuhan Clostridium botulinum,
menghambat ransiditas. Nitrat merupakan sumber nitrit. Nitrat akan diubah menjadi
Indah Medani Kartika Ayu Putri
240210150078
Kelompok 2B
nitrit kemudian diubah menjadi NO melalui reduksi. Reduksi terjadi karena adanya
aktivitas mikrobia.
Prosedur yang dilakukan adalah memilih satu bahan pengawet yang akan
digunakan : Na-Nitrit 0,1%, NaCl 0,2%, Na-Nitrat 0,2%, dan campuran semua.
Selanjutnya timbang daging segar seberat 50 g dan lumuri daging dengan salah satu
bahan pengawet di atas (tergantung perlakuan). Tiriskan dan amati sifat inderawi :
warna kekenyalan, dan aroma. Diamkan selama 1 hari, setelah itu kukus sampai
matang dan amati sifat inderawinya. Hasil pengamatan dapat dilihat dalam tabel 9.
Tabel 9. Hasil Pengamatan Curing Daging
Kel, Setelah di
Sebelum di
No. Laruta Indikator Curing Setelah di Kukus
Curing
n Seharian
Merah Putih sedikit
Warna Putih pucat
kecoklatan kemerahan
Keras, bagian luar
1B Tekstur kenyal kenyal
kering
Na Khas daging Khas daging
1. Aroma Khas daging kukus
Nitrit sapi matang
01%
Gambar
Warna merah
Warna Putih Krem Krem kemerahan
kecoklatan
Empuk berair
Tekstur kenyal Empuk kering +
+++
2B Na-
2 Khas daging Bau asin
Nitrat Aroma daging
sapi gurih
0,2%
Gambar -
Warna merah
Warna Puith pucat Coklat pudar
kecoklatan
Tekstur kenyal kenyal Empuk, kasar
3B Khas daging Wangi daging sapi
3 Aroma Khas daging
NaCl sapi matang
0,2%
Gambar -
Indah Medani Kartika Ayu Putri
240210150078
Kelompok 2B
Kel, Setelah di
Sebelum di
No. Laruta Indikator Curing Setelah di Kukus
Curing
n Seharian
Warna merah Coklat pucat agak
Warna Putih pucat
kecoklatan krem
4B, Lebih lembek,
Tekstur kenyal kenyal
NaCl mudah dirobek
4 0,1% + Daging
Aroma Khas daging Khas daging kukus
Na-nitrit sedikit asin
0,1%
Gambar -
Merah
Merah Merah-Coklat-
Warna Keputihan
Kecoklatan Putih Pucat
5b, Na- Pucat
Nitrat Tekstur Kenyal Kenyal Keras
5 0,2% + Bau Khas Aroma Khas
Aroma Khas Daging
Nacl Daging Asin Daging Matang
0,2%
Gambar
Putih
Warna Merah daging Coklatmuda
kecoklatan
6B,
Keras dan
NaCl Tekstur Lunak Empuk
kenyal
0,1% +
6 Khas daging Khas daging
NaNitrat Aroma Khas
sapi matang
0,1 % +
NaNitrit
Gambar
1
(sangat lunak.
10
Bekas jari tidak
(dada kenyal, sulit
mau hilang, sisik
menyobek dari tulang
5 Tekstur banyak yang
belakang, kadang-
hilang, mudah
kadang agak lunak
disobek dari
sesuai dengan jenisnya
tukang belakang)
9 1
6 Bau (bau segar/laut mulai (bau busuk dan bau
memandang indool)
(Sumber: Dokumentasi Pribadi, 2017)
Mata pada ikan yang sudah tidak segar, bola mata dan bagian hitamnya
tenggelam, tampak lendir kuning tebal sedangkan ikan yang masih segar bola mata
agak cekung, warna pupil berubah keabu-abuan, kornea agak keruh lebih tenggelam.
Proses autolisis pada ikan menyebabkan bola mata ikan agak cekung dan korneanya
agak keruh, warna bola mata semakin pucat, serta belum tercium bau amoniak.
Menurut Adnan (1982), autolisis berarti self digestion, yaitu setelah mencapai fase
post-rigor, enzim proteolisis (pengurai protein) dan enzim lipolisis (pengurai lemak)
yang terdapat dalam tubuh ikan segera menguraikan protein dan lemak menjadi
senyawa yang lebih sederhana seperti asam amino dan asam lemak. Autolisis pada
Indah Medani Kartika Ayu Putri
240210150078
Kelompok 2B
ikan lebih didominasi oleh enzim proteolisis karena kadar protein dalam daging ikan
jauh lebih banyak dibanding dengan kadar lemaknya.
Warna insang ikan yang tidak segar berwarna merah pudar. Hal ini terjadi
karena pada saat ikan hidup, insang mengikat banyak oksigen yang membuat insang
tersebut berwarna merah segar. Setelah ikan mati, tidak ada lagi pengikatan oksigen,
sehingga warna insang menjadi lebih pudar. Sedangkan ikan yang masih segar
memiliki warna insang merah coklat. Hal ini dapat disebabkan karena insang pada
ikan tersebut masih mengandung oksigen yang cukup banyak.
Ikan segar tidak menimbulkan bau sedangkan ikan yang tidak segar
menimbulkan bau seperti susu asam. Ikan berbau amis pada saat awal kematian lalu
semakin lama semakin hilang amisnya dan berganti menjadi berbau busuk karena
respirasi anaerobik yang menghasilkan penumpukan asam laktat. Menurut Soeparno
(1992), peningkatan bau busuk pada ikan terjadi karena ikan mengandung asam
lemak tak jenuh, asam lemak ini mudah sekali teroksidasi karena memiliki ikatan
rangkap lalu diuraikan lagi menjadi senyawa-senyawa yang lebih sederhana, yang
menimbulkan bau busuk dan tengik (ketengikan bakteriologis). Senyawa-senyawa
yang dimaksud antara lain amoniak, hidrogen sulfida, berbagai macam asam, dan
lain-lain.
Berdasarkan hasil pengamatan, Ikan yang tidak segar terdapat banyak lendir
yang merupakan akumulasi cairan yang keluar dari dalam daging. Sedangkan ikan
yang masih segar jumlah lendir yang terdapat pada ikan tidak terlalu banyak dan
tebal.
Menurut Ilyas (1983), pada ikan yang masih hidup, terdapat jutaan bakteri yang
terpusat pada tiga tempat yaitu pada selaput lendir permukaan tubuh ikan, insang, dan
isi perut. Secara alamiah, tubuh ikan yang masih hidup memiliki barrier (pertahanan)
terhadap serangan bakteri, sehingga bakteri dari ketiga tempat tersebut di atas tidak
mampu menyebar ke seluruh bagian tubuh ikan. Setelah ikan mati dan tidak segar,
terjadilah kemunduran mutu pada ikan secara bakteriologis bersamaan dengan
terjadinya kemunduran mutu secara autolisis. Bakteri dapat mendobrak barrier
(pertahanan) tubuh ikan sehingga bakteri dapat menyerang ke seluruh bagian tubuh
ikan. Mulai terjadinya pembusukan pada ikan yang ditandai dengan warna insang
Indah Medani Kartika Ayu Putri
240210150078
Kelompok 2B
kelabu (pucat) dan lendirnya agak tebal, lapisan lendir permukaan badan ikan keruh
menggumpal, serta tekstur daging lunak atau tidak kenyal.
Daging ikan setelah lama disimpan pada suhu kamar akan melunak. Hal ini
terjadi karena adanya degradasi dari jaringan ikan tersebut baik disebabkan oleh
bakteri maupun respirasi anaerobik yang terjadi pada ikan. Pencegahan perubahan
mutu daging ikan dapat dilakukan dengan penyimpan pada suhu beku, yaitu di bawah
0 0C.
Indah Medani Kartika Ayu Putri
240210150078
Kelompok 2B
V. KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
Bahan pangan hewani yang terdiri dari susu, telur, daging, ikan dan hasil
laut memiliki sifat fisik dan kimia yang berbeda-beda.
Perbedaan warna putih pada susu serta penampakannya diakibatkan oleh
adanya penyebaran butiran-butiran koloid lemak, kalsium kaseinat, dan
kalsium fosfat.
Empat produk susu komersial yang diamati memiliki keterangan label
yang hampir lengkap.
Warna coklat pada kerabang telur ayam negeri dipengaruhi oleh porpirin
yang tersusun dari protoporpirin, koproporpirin, uroporpirin, dan beberapa
jenis porpirin yang belum teridentifikasi
Telur bebek mengandung kalori yang lebih tinggi dibandingkan telur ayam
Telur terdiri dari tiga bagian, yaitu putih telur, kuning telur, dan kulit telur.
Telur asin matang dan telur asin mentah memiliki banyak perbedaan.
Curing daging adalah proses pengolahan untuk mengubah daging
sehingga memiliki daya tahan simpan, cita rasa, keempukan, dan warna
yang berbeda dari daging segar dengan pertolongan bahan curing.
Penambahan garam pada konsentrasi tertentu mampu menghambat
pertumbuhan mikrobia karena garam berperan dalam dehidrasi sehingga
merubah tekanan osmosis.
Nitrat dan atau nitrit berfungsi untuk menstabilkan warna daging (merah
gelap), memberi flavor spesifik
Produk olahan daging harus disimpan di dalam lemari pendingin agar
umur simpannya lebih tahan lama.
Kesegaran ikan dapat dilihat dari warna insang, warna mata, lendir pada
sisik ikan, aroma, daging dan isi perut, serta tekstur.
Indah Medani Kartika Ayu Putri
240210150078
Kelompok 2B
DAFTAR PUSTAKA
Adnan, M. 1982. Aktivitas Air dan Kerusakan Bahan Makanan. Agreetech.
Yogyakarta.
Badan Standarisasi Nasional. Standar Nasional Indonesia Susu Segar : Spesifikasi 01-
3141-1998
Bambang. 2003. Efek Kolesterolemix Berbagai Telur. Jurnal Media Gizi dan
Keluarga Vol. 27 Hal 58
Hargitai, R., R.Mateo, J.Torok. 2011. Shell thickness and pore density in relation to
shell colouration female characterstic, and enviroental factors in the collared
flyctcher Ficedula ( albicollis. J. Ornithol. 152: 579W588.)
Miksik, I., V. Holan, dan Z. Deyl. 1996. Avian eggshell pigments and their variability.
Comp. Biochem. Physiol.Elsevier Science. 113B: 607W612.
Muharastri, Y. (2008). Analisis Kepuasan Konsumen Susu UHT Merek Real Good di
Kota Bogor. Skripsi. Bogor: IPB
Indah Medani Kartika Ayu Putri
240210150078
Kelompok 2B
Nurchoiriah, Ratu. 2009. Tersedia di http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/124469-S-
5630-Faktor-faktor%20yang-Literatur.pdf (diakses tanggal 30 Maret 2019
pukul 20.2 WIB)
Romanoff, A.L. and A.J. Romanoff. 1963. The Avian Egg. 2nd Ed. John Wiley and
Sons, Inc. New York.
Rustamaji. 2009. Aktivitas Enzim Katepsin dan Kolagenase dari Daging Ikan
bandeng (Chanjos chanos Forskall) Selama Periode Kemunduran Mutu Ikan.
Institut Pertanian Bogor Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Soeparno. 1992. Ilmu dan Teknologi Daging. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Tjahjadi, C, dan Herlina, M. 2011. Pengantar Teknologi Pangan Volume II. Jurusan
Teknologi Industri Pangan Fakultas Teknologi Industri Pertanian Universitas
Padjadjaran
3. Laporkan produk-produk olahan dari hasil laut selain ikan yang umum
berada di pasaran !
Jawaban :
Keripik teripang, agar- agar (rumput laut), kerupuk udang, kerupuk cumi, terasi
udang.
4. Jelaskan mengapa terdapat perbedaan harga untuk setiap gelas dari jenis
susu yang diamati?
Jawaban :
Pada setiap jenis susu yang telah diamati, terdapat perbedaan harga dari
masing-masing jenis susu. Perbedaan ini disebabkan adanya perbedaan metode
pengolahan. Ada yang melalui sterilisasi, pasteurisasi, dan lain-lain. Semakin mahal
biaya produksi susu, maka semakin mahal pula harga susunya. Selain itu yang
menyebabkan perbedaan harga adalah komposisi dari masing-masing produk susu
dan bahan dasar kemasan yang digunakan.
Indah Medani Kartika Ayu Putri
240210150078
Kelompok 2B
5. Mengapa terdapat perbedaan sifat inderawi dari telur bebek, telur asin
mentah, dan telur asin matang. Jelaskan pengaruh dan proses apa yang
menyebabkan perbedaan tersebut !
Jawaban :
Terjadinya perbedaan sifat inderawi disebabkan karena masing masing telur
mengalami perlakuan yang berbeda. Pada telur bebek mentah yang tidak diberi
perlakuan apa apa tentu memiliki karakteristik seperti telur biasa. Berbeda dengan
telur asin mentah. Telur asin mentah memiliki tekstur kuning telur yang keras karena
telur sudah mengalami osmosis cairan garam. Dimana cairan garam itu membuat
kuning telur menjadi lebih keras.
Pada telur bebek mentah, telur tidak mengalami pemanasan dan tidak terjadi
penggumpalan protein dalam kuning telur. Sedangkan telur asin matang memiliki
tekstur yang lebih keras dan berupa padatan karena telah mengalami proses perebusan
sehingga protein di dalam telur mengalami koagulasi (penggumpalan) dan warna
kulit telur lebih pekat,dan kuning telur lebih padat.