Anda di halaman 1dari 10

ISSN 2252-5416

JST Kesehatan, Oktober 2012, Vol.1 No.3 : 272 – 280

PENGARUH KEMOTERAPI TERHADAP KADAR CA 15-3 DAN CEA DALAM


DARAH PENDERITA KANKER PAYUDARA
STADIUM LANJUT

The Effect of Chemotherapy on CA 15-3 and CEA Levels


in Advanced Breast Cancer Patients

Asri Ahram Efendi, William Hamdani, Ibrahim Labeda

Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin

ABSTRAK

Penggunaan tumor marker dalam pemantauan respon terapi kemoterapi pada pasien kanker payudara
stadium lanjut sampai saat ini masih kontroversial, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut.
Penelitian ini bertujuan menilai kadar petanda tumor CA 15-3 dan CEA sebelum dan sesudah
kemoterapi pada pasien kanker payudara stadium lanjut. Metode yang digunakan adalah
observasional longitudinal dengan pemeriksaan kadar serum CA15-3 dan CEA pada 30 orang pasien
kanker payudara stadium lanjut sebelum dan sesudah tindakan kemoterapi di Instalasi Rawat Inap
Bagian Onkologi RSWS Makassar. Dari 30 sampel kadar CEA sebelum kemoterapi ≤ 2,5 ng/ml
adalah sebanyak 1 orang(3,3%). Kadar serum CA 15-3 sebelum kemoterapi didapatkan nilai ≤ 25
U/ml sebanyak 3orang (10,0%). Sesudah kemoterapi I tidak terdapat adanya sampel yang
menunjukkan laju penurunan kadar serum CEA lebih dari 20%. Analisis statistik untuk menilai
perbandingan rerata kadar serum CEA sebelum dan sesudah kemoterapi I dengan Paired T Test,
diperoleh nilai p=0,163 (p>0,05). Sesudah kemoterapi I hanya ada 1 (3,3%) sampel yang
menunjukkan laju penurunan kadar serum CA 15-3 lebih dari 20%. Perbandingan rerata kadar serum
CA 15-3 sebelum dan sesudah kemoterapi I dengan Paired T Test, diperoleh nilai p= 0,012
(p>0,05).Sesudah kemoterapi II terdapat 5 (16,7%) sampel yang menunjukkan laju penurunan kadar
serum CEA lebih dari 20%. Sesudah kemoterapi II terdapat hanya ada 7 (23,3%) sampel yang
menunjukkan laju penurunan kadar serum CA 15-3 lebih dari 20%. Perbandingan rerata kadar serum
CEA sebelum dan sesudah kemoterapi II dengan menggunakan Paired T Test, diperoleh nilai p=
0,024 (p<0,05). Perbandingan rerata kadar serum CA 15-3 sebelum dan sesudah kemoterapi II
dengan Paired T Test, diperoleh nilai p= 0,000 (p<0,05). Disimpulkan bahwa terdapat penurunan
kadar serum CA 15-3 dan CEA yang tidak signifikan pada penderita kanker payudara stadium lanjut
setelah dilakukan kemoterapi I. Terdapat penurunan kadar serum CA 15-3 dan CEA pada penderita
kanker payudara stadium lanjut setelah dilakukan kemoterapi II.

Kata kunci : kemoterapi, CA 15-3, CEA, kanker payudara

ABSTRACT
Use of tumor markers for monitoring chemotherapy responses in advanced breast cancer patients is
still controversial, so requiring further research. The aim of the study was to assess CA 15-3 and CEA
levels before and after chemotherapy in advanced breast cancer patients. Method of the study design
is longitudinal observational, conducted by examining CA 15-3 and CEA serum levels in 30 advanced
breast cancer patients before and after chemotherapy in The Oncology Department RSWS Makassar.
From 30 samples, we found CEA levels before chemotherapy ≤ 2.5 ng/ml only from one subject
(3.3%) and CA 15-3 serum level ≤ 25 U/ml found in three subjects (10.0%). After first chemotherapy,
no sample showed decrease of CEA serum level more than 20%. Ratio analysis of mean CEA serum

272
Kemoterapi, CA 15-3, CEA, kanker payudara ISSN 2252-5416

levels before and after first chemotherapy with Paired T Test, showed p=0.163 (p>0.05). After first
chemotherapy, only one (3.3%) subjects showed decrease of CA 15-3 serum levels more than 20%.
Comparison of mean CA 15-3 serum levels before and after first chemotherapy with Paired T Test,
showed p=0.012 (p> 0.05). After second chemotherapy there were five (16.7%) subjects showed
decrease of CEA serum levels more than 20%. After second chemotherapy there were only seven
(23.3%) subjects showed decrease of CA 15-3 more than 20%. Comparison of mean CEA serum level
before and after second chemotherapy with Paired T Test, showed p=0.024 (p <0.05). Comparison of
mean CA 15-3 serum levels before and after second chemotherapy with Paired T Test, showed
p=0.000 (p<0.05). We conclude that there is no significant decreased of CA 15-3 and CEA serum
levels in advanced breast cancer patients after first chemotherapy. There is decreased of CA 15-3 and
CEA serum level in advanced breast cancer patients after second chemotherapy.

Keywords: chemotherapy, CA 15-3, CEA, breast cancer


digunakan adalah CEA
(carcinoembryonic antigen) dan CA 15-3.
PENDAHULUAN Peningkatan nilai uji petanda tumor dalam
Di Indonesia Kanker payudara serum pasien dengan kanker payudara
merupakan kanker dengan insidens bermetastasis dapat ditemukan rata-rata
tertinggi ke 2 dan terdapat kecenderungan 4,2 bulan sebelum metastase secara klinis
dari tahun ke tahun insidens ini terdeteksi. (Purnomo E dkk,
meningkat, seperti halnya di negara barat. 2009). CA 15-3 yang merupakan
Data dari berbagai rumah sakit glikoprotein pada permukaan sel tumor
menunjukkan bahwa kanker payudara telah dievaluasi mempunyai kemampuan
frekwensinya menempati urutan kedua sebagai alat diagnosa, prognosa, monitor
terbanyak pada wanita, setelah karsinoma terapi dan memprediksi kekambuhan
serviks uteri. Di RS Karjadi Semarang pasca operasi dan kemoterapi. Nilai CA
yang dilaporkan oleh Sarjadi, kanker 15-3 meningkat sesuai dengan derajat
payudara menempati urutan kedua setelah klinis kanker payudara, tertinggi bilamana
karsinoma uteri sebanyak 12,4%. RSUP ada metastasis.
Dr. Sarjito Yogyakarta, ditemukan bahwa Prof. DR. A. Georgopoulos dari
KPD ratarata 33 kasus pertahun (Susatya, Universitas Vienna mengatakan
2002). Sedangkan di Sulawesi Selatan, sensitifitas CA 15-3 adalah 94,5% dan
kanker payudara menduduki peringkat spesifitasnya 95,2%. Sedangkan Dr.
pertama, sekitar 135 kasus pertahun. Shuan Zhou, MD dari Shandong Tumor
Secara umum petanda tumor Hospital & Institute mengatakan CA 15-3
digunakan dalam membantu diagnosis berguna sebagai pemeriksaan dini untuk
dini dan klasifikasi, menentukan pasien resiko tinggi sebaik mammogram.
prognosis, pemantauan keberhasilan CEA juga merupakan glikoprotein pada
terapi, termasuk diantaranya memantau permukaan sel tumor tapi tidak
rekurensi penyakit (Lee et al. 2007, Duffy direkomendasikan untuk skrining, staging
2006). Sebagian besar petanda tumor atau pemeriksaan rutin setelah terapi awal
serologik tidak dapat digunakan untuk karena kurang spesifik. Peningkatan kadar
skrining penderita yang asimptomatik dan CEA ditemukan pada sekitar 4050%
sangat sedikit yang dapat digunakan untuk penderita kanker payudara yang sudah
diagnosis oleh karena sensitivitas dan metastasis (Purnomo, 2005)
spesifitasnya rendah. Untuk Penelitian yang dilakukan oleh
meningkatkan sensitivitas pada beberapa Alazawi dkk tahun 2006 di St. Vincent’s
jenis keganasan digunakan kombinasi University Hospital Dublin Irlandia,
petanda tumor yang relatif spesifik. dengan menilai kadar CA 15-3 sebelum
Pemeriksaan darah uji petanda dan sesudah kemoterapi pada kanker
tumor untuk payudara yang sering payudara stadium lanjut menyimpulkan
273
Asri Ahram Efendi ISSN 2252-5416

bahwa peningkatan kadar CA 15-3 Metode Pengumpulan Data


merupakan prediktif terhadap respon yang Data penelitian diambil dari hasil
buruk terhadap kemoterapi. Beberapa pemeriksaan klinis (anamnesis dan
penelitian lainnya menunjukkan bahwa pemeriksaan fisis) dan laboratorium
penggunaan CA 153 dan CEA secara (kadar CA 15-3 dan CEA) penderita
bersama-sama dapat meningkatkan kanker payudara stadium lanjut
sensitivitas pada sekitar 90% penderita sesbelum dan sesudah kemoterapi
kanker payudara yang sudah metastasis. regimen CAF siklus I dan II.
Di Indonesia sampai saat ini
belum ada penelitian ataupun publikasi Analisis Data
data yang menunjukkan manfaat dari Data yang terkumpul
kadar petanda tumor khususnya CA 15-3 dikelompokkan berdasarkan tujuan dan
dan CEA yang dihubungkan dengan jenis data kemudian ditentukan metode
pemantauan respon terapi kemoterapi statistik yang sesuai. Pengolahan data dan
pada kanker payudara stadium lanjut. uji statistik dilakukan dengan
Penelitian ini bertujuan untuk menilai menggunakan perangkat lunak SPSS
kadar petanda tumor CA 15-3 dan CEA Versi 16.
sebelum dan sesudah kemoterapi pada
kanker payudara wanita stadium lanjut. HASIL
Berdasarkan distribusi usia, dari 30
BAHAN DAN METODE Lokasi dan sampel penelitian didapatkan rentang usia
Rancangan Penelitian sampel adalah 33 – 57 tahun, terdiri dari:
Penelitian ini dilakukan Rawat kelompok usia 30 – 39 tahun sebanyak 7
Inap Sub Bagian Bedah Onkologi orang (23,3%), kelompok usia 40 – 49
Rumah Sakit Dr. Wahidin Sudirohusodo tahun sebanyak 10 orang (33,3%) dan
Makassar. Jenis penelitian yang kelompok usia 50 – 59 tahun sebanyak 13
digunakan adalah observasional orang (43,3%).
longitudinal Pada distribusi stadium (TNM
stadium) dari 30 sampel terlihat kanker
Populasi dan sampel payudara yang berada pada stadium IIIA
Populasi penelitian adalah wanita sebanyak 12 orang (40,0%) dan pada
penderita kanker payudara yang dirawat stadium IIIB sebanyak 18 orang (60,0%).
di Sub Bagian Bedah Onkologi RS Dr.
Wahidin Sudirohusodo Makassar. Kadar serum CEA dan CA 15-3
Sampel adalah seluruh populasi sebelum kemoterapi
terjangkau yang memenuhi kriteria Pada pemeriksaan kadar CEA
penelitian, diperoleh berdasarkan urutan sebelum kemoterapi didapatkan kadar
masuknya di rumah sakit (consecutive CEA ≤ 2,5 ng/ml adalah sebanyak 1 orang
random sampling). Sampel diambil dari (3,3%) dan kadar CEA > 2,5 ng/ml adalah
darah 30 orang wanita penderita kanker sebanyak 29 orang (96,7%). Kadar serum
payudara yang telah didiagnosis sebagai CA 15-3 sebelum kemoterapi didapatkan
kanker payudara (sesuai pemeriksaan nilai ≤ 25 U/ml adalah sebanyak 3 orang
klinis dan histopatologi) sebelum dan (10,0%) dan nilai CA 15-3 > 25 U/ml
sesudah kemoterapi regimen CAF siklus adalah sebanyak 27 orang (90,0%).
I dan II dan selanjutnya diperiksa kadar
CA 15-3 dan CEA.

274
Kemoterapi, CA 15-3, CEA, kanker payudara ISSN 2252-5416

Kadar serum CEA dan CA 15-3 Perbandingan kadar serum CEA


sesudah kemoterapi I sebelum dan sesudah kemoterapi II
Kadar CEA sesudah kemoterapi I Dari 30 sampel terdapat 5 (16,7%)
dengan nilai ≤ 2,5 ng/ml adalah sebanyak sampel yang menunjukkan laju penurunan
1 orang (3,3%) dan kadar CEA > 2,5 lebih dari 20%. Analisis statistik untuk
ng/ml adalah sebanyak 29 orang (96,7%). menilai perbandingan rerata kadar serum
Kadar serum CA 15-3 kemoterapi I CEA sebelum dan sesudah kemoterapi II
didapatkan nilai ≤ 25 U/ml adalah dengan menggunakan Paired T Test,
sebanyak 3 orang (10,0%) dan nilai CA diperoleh nilai p = 0,024 (p<0,05). Hal ini
15-3 > 25 U/ml adalah sebanyak 27 orang menunjukkan bahwa terdapat penurunan
(90,0%). bermakna rerata kadar CEA setelah
dilakukan kemoterapi II.

Kadar serum CEA dan CA 15-3 Perbandingan kadar serum CA 15-3


sesudah kemoterapi II sebelum & sesudah kemoterapi I
Kadar CEA sesudah kemoterapi II Dari 30 sampel terdapat hanya ada
dengan nilai ≤ 2,5 ng/ml adalah sebanyak 1(3,3%) sampel yang menunjukkan laju
13 orang (43,3%) dan kadar CEA > 2,5 penurunan lebih dari 20%. Analisis
ng/ml adalah sebanyak 17 orang (56,7%). statistik untuk menilai perbandingan
Kadar serum CA 15-3 dari 30 sampel rerata kadar serum CA 15-3 sebelum dan
sesudah kemoterapi II didapatkan nilai ≤ sesudah kemoterapi I dengan
25 U/ml adalah sebanyak 3 orang (10,0%) menggunakan Paired T Test, diperoleh
dan nilai CA 15-3 > 25 U/ml adalah nilai p = 0,012 (p>0,05). Hal ini
sebanyak 27 orang (90,0%). menunjukkan bahwa belum terdapat
penurunan bermakna rerata kadar CA 153
Perbandingan kadar serum CEA setelah dilakukan kemoterapi I.
sebelum dan sesudah kemoterapi I
Dari 30 sampel tidak terdapat Perbandingan kadar serum CA 15-3
adanya sampel yang menunjukkan laju sebelum dan sesudah kemoterapi II
penurunan lebih dari 20%. Analisis Dari 30 sampel terdapat hanya ada
statistik untuk menilai perbandingan 7 (23,3%) sampel yang menunjukkan laju
rerata kadar serum CEA sebelum dan penurunan lebih dari 20%. Analisis
sesudah kemoterapi I dengan statistik untuk menilai perbandingan
menggunakan Paired T Test, diperoleh rerata kadar serum CA 15-3 sebelum dan
nilai p = 0,163 (p>0,05). Hal ini sesudah kemoterapi II dengan
menunjukkan bahwa belum terdapat menggunakan Paired T Test, diperoleh
penurunan bermakna rerata kadar CEA nilai p = 0,000 (p<0,05). Hal ini
setelah dilakukan kemoterapi I. menunjukkan bahwa terdapat penurunan
bermakna rerata kadar CA 15-3 setelah
dilakukan kemoterapi II.
Tabel 1. Karakteristik umum dari populasi penelitian

Karakteristik n=30 %

Umur

275
Asri Ahram Efendi ISSN 2252-5416

30-39 tahun 7 23,3


40-49 tahun 10 33,3
50-59 tahun 13 43,3
Kanker payudara (TNM Stadium)
IIIA 12 40,0
IIIB 18 60,0
Histopatologi
Invasif Ductal Carcinoma 22 73,3
Adenocarcinoma 8 26,7

Tabel 2. Kadar serum CEA sebelum dan sesudah kemoterapi


CEA n=30 %

Sebelum KT
≤ 2,5 ng/ml 1 3,3
> 2,5 ng/ml 29 96,7

Sesudah KT I
≤ 2,5 ng/ml 3 10,0
> 2,5 ng/ml 27 90,0

Sesudah KT II
≤ 2,5 ng/ml 13 43,3
> 2,5 ng/ml 17 56,7

Tabel 3. Kadar serum CA 15-3 sebelum sesudah kemoterapi

CA 15-3 n=30 %

Sebelum KT
≤ 25 U/ml 3 10,0
> 25 U/ml 27 90,0

Sesudah KT I
≤ 25 U/ml 3 10,0
> 25 U/ml 27 90,0

276
Kemoterapi, CA 15-3, CEA, kanker payudara ISSN 2252-5416

Sesudah KT II
≤ 25 U/ml 11 36,7
> 25 U/ml 19 63,3

Tabel 4. Perbandingan rerata kadar serum CEA sebelum dan sesudah kemoterapi I

Mean N SD Paired T Test

18.9483 30 44.55473
CEA sebelum KT
p = 0,163
17.6260 30 43.91378
CEA sesudah KT I

Tabel 5. Perbandingan rerata kadar serum CEA sebelum dan sesudah kemoterapi I

Mean N SD Paired T Test

18.9483 30 44.55473
CEA sebelum KT
30 39.40943 p = 0,024
15.5487
CEA sesudah KT II

Tabel 6. Perbandingan rerata kadar serum CA 15-3 sebelum dan sesudah kemoterapi I

277
Asri Ahram Efendi ISSN 2252-5416

Mean N SD Paired T Test

1.2882 30 132.17514
CA 15-3 sebelum KT
p = 0,012
1.2572 30 129.37421
CA 15-3 sesudah KT I

Tabel 7. Perbandingan rerata kadar serum CA 15-3 sebelum dan sesudah kemoterapi II

Mean N SD Paired T Test

1.2882 30 132.17514
CA 15-3 sebelum KT
p = 0,000
1.0763 30 110.96013
CA 15-3 sesudah KT II

PEMBAHASAN yang datang berobat adalah penderita


Dari 30 sampel penelitian ini yang sudah berusia 40 – 50 tahun.
rentang usia penderita dari 33 – 57 tahun, Pada distribusi stadium (TNM
dengan distribusi usia sebagai berikut: stadium) dari 30 sampel terdapat kanker
usia 30 – 39 tahun sebanyak 7 orang payudara pada stadium IIIA sebanyak 12
(23,3%), usia 40 – 49 tahun sebanyak 10 orang (40,0%) dan pada stadium IIIB
orang (33,3%) dan usia 50 – 59 tahun sebanyak 18 orang (60,0%). Hasil ini
sebanyak 13 orang (43,3%). Data sesuai dengan pernyataan Manuaba
tersebut diatas menunjukkan bahwa (2000) yang menyebutkan bahwa ada
persentasi tertinggi kanker payudara perbedaan dengan negara maju dimana
stadium lanjut adalah pada usia < 50 kanker payudara lebih banyak ditemukan
tahun. dalam stadium dini ( stadium I dan II), di
Hasil ini hampir serupa dengan Indonesia paling sering ditemukan dalam
hasil yang didapatkan oleh Sampepayung keadaan stadium lanjut lokal ( stadium III
D (2003), yang melaporkan bahwa A dan III B menurut TNM 2002).
kelompok umur ≤ 50 tahun sebesar Menurut Muchlis Ramli stadium III A
58,89% dan kelompok umur ≥ 50 tahun dan III B ditemukan sebanyak 23% dan
sebesar 41,1%. Aryandono (2006) 40%, di Bali stadium III dan IV sebanyak
melaporkan pederita usia ≤ 50 tahun 60% - 80% ( Manuaba, Sudarso 2000).
sebanyak 52,6% terbanyak di usia 40 - 49 Dari 30 sampel kadar CEA
tahun dan Siregar B.H, melaporkan sebelum kemoterapi ≤ 2,5 ng/ml adalah
kelompok umur ≤ 50 tahun sebesar 53% sebanyak 1 orang (3,3%) dan kadar CEA
dan kelompok usia ≥ 50 tahun sebesar > 2,5 ng/ml adalah sebanyak 29 orang
47%. Adanya kesamaan tersebut diatas (96,7%). Dan pada pemeriksaan kadar
kemungkinan disebabkan karena serum CA 15-3 dari 30 sampel sebelum
umumnya penderita kanker payudara kemoterapi didapatkan nilai ≤ 25 U/ml
adalah sebanyak 3 orang (10,0%) dan

278
Kemoterapi, CA 15-3, CEA, kanker payudara ISSN 2252-5416

nilai CA 15-3 > 25 U/ml adalah sebanyak serum CEA sebelum dan
27 orang (90,0%). sesudah kemoterapi I dengan
Hasil ini menunjukkan bahwa kadar menggunakan
CEA dan CA 15-3 yang umumnya Paired T Test, diperoleh nilai p = 0,163
meningkat pada kanker payudara stadium (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
lanjut. Park et al (2006) dalam belum terdapat penurunan bermakna
penelitiannya juga mendapatkan rerata kadar CEA setelah dilakukan
peningkatan kadar CA 15-3 dan CEA pada kemoterapi I.
kanker payudara, terutama stadium III dan Demikian pula pada pemeriksaan
IV. kadar serum CA 15-3 dari 30 sampel
American Society of Clinical sesudah dilakukan kemoterapi I
Oncology 2007 (ASCO) menyebutkan didapatkan nilai ≤ 25 U/ml adalah
bahwa kadar CA 15-3 meningkat sekitar sebanyak 3 orang (10,0%) dan nilai CA
75-90% dan peningkatan kadar CEA 15-3 > 25 U/ml adalah sebanyak 27 orang
sekitar 50-60% pada stadium lanjut dan (90,0%) dan hanya ada 1(3,3%) sampel
metastasis. Demikian pula European yang menunjukkan laju penurunan lebih
Goup on Tumor Markers dari 20%.
Recommendations (EGTM) menyebutkan Setelah dilakukan analisis statistik
bahwa kadar abnormal CA 15-3 untuk menilai perbandingan rerata kadar
ditemukan pada 50-70% dan kadar serum CA 15-3 sebelum dan sesudah
abnormal CEA pada 40-50% penderita kemoterapi I dengan
kanker payudara stadium lanjut dan menggunakan
metastasis. Paired T Test, diperoleh nilai p = 0,012
Duffy et al (2003) menyatakan (p>0,05). Hal ini menunjukkan bahwa
bahwa petanda tumor CA 15-3 belum terdapat penurunan bermakna
mempunyai sensitivitas dan spesifitas rerata kadar CA 15-3 setelah dilakukan
yang rendah pada tahap awal penyakit dan kemoterapi I.
akan meningkat sejalan dengan semakin Pada pemeriksaan kadar serum CEA
lanjutnya perjalanan penyakit. Berbagai dari 30 sampel sesudah dilakukan
penelitian menunjukkan peningkatan kemoterapi II dengan nilai ≤ 2,5 ng/ml
kadar CA 15-3 pada kanker payudara adalah sebanyak 13 orang (43,3%) dan
stadium I hanya sekitar 10% pasien, kadar CEA > 2,5 ng/ml adalah sebanyak
stadium II sekitar 20% pasien, stadium III 17 orang (56,7%) dan terdapat 5 (16,7%)
sekitar 40% pasien, dan 75% pasien pada sampel yang menunjukkan laju penurunan
stadium IV. Pemeriksaan kadar CA 15-3 lebih dari 20%.
serial selama masa pemantauan pasca Sedangkan pada pemeriksaan kadar
terapi memberikan informasi prognostik serum CA 15-3 dari 30 sampel sesudah
yang lebih baik. dilakukan kemoterapi II didapatkan nilai ≤
Pada pemeriksaan kadar serum CEA 25 U/ml adalah sebanyak 3 orang (10,0%)
dari 30 sampel sesudah dilakukan dan nilai CA 15-3 > 25 U/ml adalah
kemoterapi I dengan nilai ≤ 2,5 ng/ml sebanyak 27 orang (90,0%) dan terdapat
adalah sebanyak 1 orang (3,3%) dan kadar hanya ada 7 (23,3%) sampel yang
CEA > 2,5 ng/ml adalah sebanyak 29 menunjukkan laju penurunan lebih dari
orang (96,7%) dan tidak terdapat adanya 20%.
sampel yang menunjukkan laju penurunan Setelah dilakukan analisis statistik
lebih dari 20%. untuk menilai perbandingan rerata kadar
Setelah dilakukan analisis statistik serum CEA sebelum dan
untuk menilai perbandingan rerata kadar

279
Asri Ahram Efendi ISSN 2252-5416

sesudah kemoterapi II dengan dan CEA yang tidak signifikan pada


menggunakan penderita kanker payudara stadium lanjut
Paired T Test, diperoleh nilai p = 0,024 setelah dilakukan kemoterapi I dan
(p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat penurunan kadar serum Ca 15-3
terdapat penurunan bermakna rerata kadar dan CEA pada penderita kanker payudara
CEA setelah dilakukan kemoterapi stadium lanjut setelah dilakukan
II. kemoterapi II. Sebaiknya dilakukan
Demikian pula setelah dilakukan penelitian lanjutan dengan distribusi yang
analisis statistik untuk menilai berimbang antara masing-masing stadium
perbandingan rerata kadar serum CA 153 kanker payudara dan dilakukan penelitian
sebelum dan sesudah kemoterapi II lanjutan pada seluruh rangkaian siklus
dengan menggunakan Paired T Test, kemoterapi.
diperoleh nilai p = 0,000 (p<0,05). Hal ini DAFTAR
menunjukkan bahwa terdapat penurunan PUSTAKA
bermakna rerata kadar CA 153 setelah Al-azawi D, Kelly G, Myers E,
dilakukan kemoterapi II. McDermott EW, Hill AD, Duffy
Hasil ini sesuai dengan penelitian MJ, et al. (2006) CA 15-3 is
yang dilakukan oleh Kurebayashi dan predictive of response and disease
kawan-kawan menemukan yang adanya recurrence following teratment in
perubahan kadar pertanda tumor setelah locally advnced breast cancer.
terapi awal dimulai berkorelasi secara BioMed Central, 6(220):1-7.
bermakna dengan respon terapi. Dalam Darmawaty. (1998). Aplikasi Klinik
penelitian ini, penurunan sebesar 20% atau Petanda Tumor Serum In: Akil H,
lebih merupakan faktor prediksi terhadap Amiruddin R, Tehupeiory E, Tahir
terapi yang diberikan H, Saleh K, editors. Buku Naskah
(Kurebayashi dkk, 2004.) Hal ini juga Lengkap Pertemuan Ilmiah Berkala
didukung oleh Kresno (2003) yang (PIB) XI. Makassar: Panitia PIB XI
menyatakan bahwa beberapa petanda FKUH, p. 105-115.
tumor kadarnya berkorelasi dengan Duffy MJ. (2006). Serum tumor markers
keberhasilan pengobatan dan respon in breast cancer: are they of clinical
terapi. Pada kanker payudara, konsentrasi value. Clinical Chemistry,
petanda tumor mengalami perubahan 52(3):345-351.
dengan pengobatan. Petanda tumor Duffy M.(1999) CA 15-3 and related
biasanya meningkat seiring dengan mucins as circulating markers in
progresivitas penyakit, menurun pada breast cancer. Ann Clin Biochem,
penyakit yang mengalami remisi dan tidak 36:579-586.
ada perubahan yang signifikan pada Djoerban Z. (2004). Peranan Marker
keadaan yang stabil. Tumor Dalam Penatalaksanaan
Kadar petanda tumor yang menurun Kanker Payudara. In: Setiati S, Alwi
secara konsisten merupakan indikasi I, Simadibrata M, Sari NK, editors.
keberhasilan terapi, sebaliknya bila Naskah Lengkap PIT Ilmu Penyakit
kadarnya menetap atau meningkat berarti Dalam 2004. Jakarta: Pusat
bahwa terapi tidak efektif dan diperlukan Informasi dan Penerbitan
pendekatan terapi lain. Departeman IPD FKUI; 2004. p.
21-29.
KESIMPULAN DAN SARAN Hamdani W. (2004). Profil Gena
Kami menyimpulkan bahwa HER2/Neu pada Penderita Kanker
terdapat penurunan kadar serum CA 15-3 Payudara di Makassar [Karya Akhir

280
Kemoterapi, CA 15-3, CEA, kanker payudara ISSN 2252-5416

Pendidikan Spesialisasi Bedah Breast Cancer During First-line


Onkologi FK-Unhas]. Chemotherapy and Follow-up.
Makassar: Universitas Hasanuddin. Clinical Chemistry, 42(4):564-575.
Kresno S.(2003). Ilmu Dasar Onkologi. Thomas C. (1995). Application of tumour
Jakarta: Patologi Klinik FKUI; 2003. marker in mammary carcinoma.
Kurebayashi J, Nishimura R, Tanaka K, Ned Tijdschr Klin Chem,
Kohno N, Kurosumi M, Moriya T, 20:298300.
et al.(2004). Significance of Serum
Tumor Markers in Monitoring Advanced
Breast Cancer Patients Treated with
Systemic Therapy: A Prospective Study.
Breast Cancer, 11(4):389-395.
Lee A, Kim Y, Han K, Kang CS, Jeon HM,
Shim SI. (2004). Detection of tumor
markers including
carcinoembryonic antigen, APC and
cyclin D2 in fine needle aspiration
fluid of breast. Arch Pathol Lab
Med, 128:1251-1255.
Manuaba TW. (2010). Kanker Payudara
Panduan Penatalaksanaan Kanker
Payudara. In: Manuaba TW, editor.
Panduan Penatalaksanaan Kanker
Solid Peraboi 2010. Jakarta: Sagung
Seto, p. 17-48.
McPherson K, Steel C, Dixon J. (2008)
ABC of Breast Disease, Breast
Cancer Epidemiology, Risk Factors
and Genetics. British Medical
Journal, 321:624-628.
Park B, Oh J, Kim J, Park S, Kim K, Kim
J, et al. (2008). Preoperative CA 15-
3 and CEA serum levels as a
predictor for breast cancer
outcomes. Annals of Oncology,
19:675-681.
Purnomo E, Hidayat B, Kartamihardja
AHS, Tanumiharjo M, Masjhur
JS.(2005). Signifikansi dari korelasi
uji petanda tumor CEA, CA 15-3
dengan sidik tulang pada pasien
kanker payudara.
Soletormos G, Nielsen D, Schioler V,
Skovsgaard T, Dombernowsky
P.(1996). Tumor Markers Cancer
Antigen 15.3, Carcinoembryonic
Antigen, and Tissue Polypeptide
Antigen for Monitoring Metastatic

281

Anda mungkin juga menyukai