LP Efusi Pleura Deni & Diah, Kep Xiii A
LP Efusi Pleura Deni & Diah, Kep Xiii A
EFUSI PLEURA
Disusun oleh :
Deni Hernandes
Diah Ratnasari
A. KONSEP DASAR
PENDAHULUAN
Pleura adalah suatu lapisan ganda jaringan tipis yang terdiri dari : sel-sel mesotelial,
jaringan ikat, pembuluh-pembuluh darah kapiler, dan pembuluh-pembuluh getah
bening. Seluruh jaringan tesebut memisahkan paru-paru dari dinding dada dan
mediastinum.
Pleura mempunyai bentuk anatomi yang kompleks serta resiko kelainan patologi
yang besar. Hal ini terlihat pada rongga pleura yang sewaktu-waktu dapat terkena
keadaan patologis yang serius seperti efusi karena infeksi, neoplasma, hemothoraks,
kilothoraks, empyema dan adanya udara karena pneumothoraks.
PENGERTIAN
Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dari dalam
kavum pleura diantara pleura parietalis dan pleura viseralis dapat berupa cairan
transudat atau cairan eksudat ( Pedoman Diagnosis danTerapi / UPF ilmu penyakit
paru, 1994, 111).
ETIOLOGI
Efusi pleura bukanlah suatu disease entity tapi merupakan gejala penyakit,
diantaranya :
- Pleuritis karena virus dan mikoplasma
- Pleuritis karena bakteri piogenik
- Pleuritis tuberkulosa
- Pleuritis karena jamur
- Efusi pleura karena kelainan intra abdominal ( cirosis hepatis, syndrom Meig,
dialisis peritoneal )
- Efusi pleura karena penyakit kolagen ( lupus eritematosus, artritis rheumatoid,
skleroderma ).
- Efusi pleura karena gangguan sirkulasi ( gangguan kardiovaskuler, emboli
pulmonal, hipoalbuminemia ).
- Efusi pleura karena neoplasma ( mesotelioma, karsinoma bronkhus, neoplasma
metastatik, lymfoma maligna ).
- Efusi pleura karena sebab lain ( trauma, uremia, miksedema, limfodema, demam
familial mediteranian, reaksi hipersensitif terhadap obat, sydrom dressler,
sarkoidosis ).
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Diagnosis kadang-kadang dapat ditegakkan secara anamnesis dan pemeriksaan fisik
saja. Tapi kadang-kadang perlu pemeriksaan tambahan seperti sinar tembus dada.
Untuk diagnosis yang pasti perlu dilakukan tindakan thorakosentesis dan pada
beberapa kasus dilakukan biopsi pleura.
PENATALAKSANAAN MEDIS
Thorako centesis
Jarum ditusukkan ke rongga interkostal sekitar permukaan atas dari iga bawah.
Cairan yang dialirkan tidak lebih dari 100 ml atau kurang jika pasien
menunjukkan tanda-tanda respiratori disstres.
Water seal drainage (WSD)
B. ASUHAN KEPERAWATAN EFUSI PELURA
1. PENGKAJIAN
Pengumpulan Data
Data-data yang dikumpulkan atau dikaji meliputi :
a. Identitas Pasien
b. Keluhan Utama
c. Riwayat Penyakit Sekarang
d. Riwayat Penyakit Dahulu
e. Riwayat Penyakit Keluarga
f. Riwayat Psikososial
g. Pengkajian Pola-Pola Fungsi Kesehatan
1) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat
2) Pola nutrisi dan metabolisme
3) Pola eliminasi
4) Pola aktivitas dan latihan
5) Pola tidur dan istirahat
6) Pola hubungan dan peran
7) Pola persepsi dan konsep diri
8) Pola sensori dan kognitif
9) Pola penanggulangan stress
10) Pola tata nilan dan kepercayaan
h. Pemeriksaan fisik
1) Status Kesehatan Umum
2) System respirasi
3) System cardiovaskuler
4) System pencernaan
5) System neurologis
6) System Muskuloskeletal
7) System Integumen
2. DIAGNOSA KEPERAWATAN
3. PERENCANAAN KEPERAWATAN
1. Diagnosa Keperawatan Ketidakefektifan pola pernafasan berhubungan dengan
menurunnya ekspansi paru sekunder terhadap penumpukan cairan dalam
rongga pleura.
Tujuan : Pasien mampu mempertahankan fungsi paru secara normal
Kriteria hasil :
- Irama, frekuensi dan kedalaman pernafasan dalam batas normal, pada
pemeriksaan sinar X dada tidak ditemukan adanya akumulasi cairan, bunyi nafas
terdengar jelas.
Rencana tindakan :
a. Identifikasi faktor penyebab.
Rasional : Dengan mengidentifikasikan penyebab, kita dapat menentukan jenis
effusi pleura sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat.
b. Kaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernafasan, laporkan setiap perubahan
yang terjadi.
Rasional : Dengan mengkaji kualitas, frekuensi dan kedalaman pernafasan, kita
dapat mengetahui sejauh mana perubahan kondisi pasien.
c. Baringkan pasien dalam posisi yang nyaman, dalam posisi duduk, dengan kepala
tempat tidur ditinggikan 60 – 90 derajat.
Rasional : Penurunan diafragma memperluas daerah dada sehingga ekspansi
paru bisa maksimal.
d. Observasi tanda-tanda vital (suhu, nadi, tekanan darah, RR dan respon pasien).
Rasional : Peningkatan RR dan tachcardi merupakan indikasi adanya penurunan
fungsi paru.
e. Lakukan auskultasi suara nafas tiap 2-4 jam.
Rasional : Auskultasi dapat menentukan kelainan suara nafas pada bagian paru-
paru.
f. Bantu dan ajarkan pasien untuk batuk dan nafas dalam yang efektif.
Rasional : Menekan daerah yang nyeri ketika batuk atau nafas dalam.
Penekanan otot-otot dada serta abdomen membuat batuk lebih efektif.
g. Kolaborasi dengan tim medis lain untuk pemberian O2 dan obat-obatan serta foto
thorax.
Rasional : Pemberian oksigen dapat menurunkan beban pernafasan dan
mencegah terjadinya sianosis akibat hiponia. Dengan foto thorax dapat
dimonitor kemajuan dari berkurangnya cairan dan kembalinya daya kembang
paru.
4. EVALUASI
Kriteria dalam menentukan tercapainya suatu tujuan, pasien :
a. Mampu mempertahankan fungsi paru secara normal.
b. Kebutuhan nutrisi terpenuhi.
c. Tidak terjadi gangguan pola tidur dan kebutuhan istirahat terpenuhi.
d. Dapat memenuhi kebutuhan perawatan diri sehari-hari untuk mengembalikan
aktivitas seperti biasanya.
e. Menunjukkan pengetahuan dan gejala-gejala gangguan pernafasan seperti sesak
nafas, nyeri dada sehingga dapat melaporkan segera ke dokter atau perawat yang
merawatnya.
f. Mampu menerima keadaan sehingga tidak terjadi kecemasan.
g. Menunjukkan pengetahuan tentang tindakan pencegahan yang berhubungan
dengan penatalaksanaan kesehatan, meliputi kebiasaan yang tidak
menguntungkan bagi kesehatan seperti merokok, minum minuman beralkohol
dan pasien juga menunjukkan pengetahuan tentang kondisi penyakitnya.
DAFTAR PUSTAKA :
Price, Sylvia A. & Loraine M. Wilson, Patofisiologi : Konsep Klinis Proses Penyakit,
Edisi IV Buku II, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta , 1995.
Robins & Kumar, Buku Ajar Patologi II, Terjemahan : Staf Pengajar Lab. Patologi
Anatomik FK Unair, Edisi IV, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta, 1995.
Al sagaff H dan Mukti. A, Dasar – Dasar Ilmu Penyakit Paru, Airlangga University
Press, Surabaya ; 1995
Carpenito, Lynda Juall, Diagnosa keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinik Edisi 6,
Penerbit Buku Kedokteran EGC,;1995