Anda di halaman 1dari 14

Sinyal Digital dan Sinyal Analog

Gelombang Pembawa
Gelombang Pembawa (carrier wave) adalah bentuk gelombang (biasanya sinusodial)
yang dimodifikasi untuk mewakili informasi yang disalurkan. Gelombang pembawa ini
biasanya mempunyai frekuensi yang lebih tinggi daripada sinyal yang mengandung
informasinya. Gelombang pembawa digunakan saat mengirimkan sinyal radio pada
sebuah pesawat radio penerima. Kedua sinyal modulasi frekuensi (FM) dan modulasi
amplitudo (AM) dikirimkan dengan bantuan gelombang pembawa

Analogi
Analogi dalam ilmu bahasa adalah persamaan antar bentuk yang menjadi dasar
terjadinya bentuk-bentuk yang lain. Sedangkan Digital merupakan penggambaran
dari suatu keadaan bilangan yang terdiri dari angka 0 dan 1 atau off dan on (bilangan
biner). Semua sistem komputer menggunakan sistem digital sebagai basis datanya.

Sistem bilangan biner


Sistem bilangan biner atau sistem bilangan basis dua adalah sebuah sistem
penulisan angka dengan menggunakan dua simbol yaitu 0 dan 1. Sistem
bilangan biner modern ditemukan oleh Gottfried Wilhelm Leibniz pada
abad –17.

Pengubah Analog-ke-digital
Dalam elektronik, sebuah pengubah analog-ke-digital (bahasa Inggris: analog-to-
digital converter, disingkat ADC) adalah sebuah alat yang mengubah sinyal
berkelanjutan menjadi angka digital terpisah.
Biasanya, sebuah ADC mengubah sebuah voltase ke sebuah angka digital. Sebuah
pengubah digital-ke-analog (DAC) melakukan operasi yang berlawanan.

Audio Sampling
Pada dasarnya semua suara audio, baik vokal
maupun bunyi tertentu merupakan suatu
bentukan dari getaran. Ini menandakan semua
audio memiliki bentuk gelombangnya masing-
masing. Umumnya bentukan gelombangnya disebut dengan sinyal analog. Sinyal
analog adalah sinyal yang bentuknya seperti pada Gambar 1. Namun sebuah teknik
memungkinkan sinyal ini diubah dan diproses sehingga menjadi lebih baik. Teknik ini
memungkinkan perubahan sinyal analog menjadi bit-bit digital. Teknik itu disebut
teknik sampling. Jika telah menjadi sinyal digital maka sinyal ini jauh lebih baik,
sedikit noisenya dan juga dapat diproses dengan mudah. Digital Signal Prosessing
merupakan perkembangan dari teknik ini yang memungkinkan kita membentuk
sample-sample yang berupa suara seperti yang ada pada keyboard, syntitizer, Audio
Prosessing, dll.

Proses sampling

Pada proses ini terjadi suatu pencuplikan dari bentukan sinyal analog. Pencuplikan
dilakukan pada bagian-bagian sinyal analog. Ini dilakukan dengan sinyal-sinyal
sample. Bentukan sinyal sample dapat dilihat pada gambar diatas.

Ada suatu aturan tertentu dari sinyal ini. Teori Shannon menyatakan frekuensi sinyal
ini paling sedikit adalah 2 kali frekuensi sinyal yang akan disampling(sinyal analog).
Ini adalah batas minimum dari frekuensi sample agar nantinya cuplikan yang diambil
menunjukkan bentukan sinyal yang asli (analog). Lebih besar tentunya lebih baik,
karena cuplikan akan lebih menggambarkan sinyal yang asli. Setelah dilakukan
proses ini maka terbentuklah suatu sinyal analog-diskrit yang bentuknya menyerupai
aslinya namun hanya diambil diskrit-diskrit saja.

Quantisasi (Perhitungan)

Ini adalah proses pembandingan level-level tiap diskrit sinyal hasil sampling dengan
tetapan level tertentu. Level-level ini adalah tetapan angka-angka yang dijadikan
menjadi bilangan biner. Sinyal-sinyal diskrit yang ada akan disesuaikan levelnya
dengan tetapan yang ada. Jika lebih kecil akan dinaikkan dan jika lebih besar akan
diturunkan. Prosesnya hampir sama dengan pembulatan angka. Tetapan level yang
ada tergantung pada resolusi dari alat, karena tetapan level merupakan kombinasi
angka biner, maka jika bitnya lebih besar kombinasinya akan lebih banyak dan
tetapan akan lebih banyak. Ini membuat pembulatan level sinyal diskrit menjadi tidak
jauh dengan level aslinya. Dan bentukan sinyal akan lebih bervariasi sehingga akan
terbentuk seperti aslinya. Proses ini membuat sinyal lebih baik karena bentukkannya
lebih tetap. Proses ini juga mengecilkan error dari suatu sinyal.

Perubahan ke digital

Setelah diquantisasi maka tiap-tiap diskrit yang ada telah memiliki tetapan tertentu.
Tetapan ini dapat dijadikan kombinasi bilangan biner, maka terbentuklah bilangan-
bilangan biner yang merupakan informasi dari sinyal. Setelah menjadi sinyal digital
maka proses-proses perekayasaan dapat dilakukan. Yang harus dilakukan adalah
merubah informasi digital tersebut dengan proses digital sehingga menjadi suara-
suara yang kita inginkan. Proses dapat dilakukan dengan berbagai macam alat-alat
digital (co:komputer). Sample-sample yang ada juga digunakan sebagai informasi
untuk menciptakan suara dari berbagai macam alat elektronik (co:keyboard dan
syntitizer). Penyimpanan suara juga akan lebih baik karena informasinya adalah
digital sehingga berkembanglah CD dan DAT(Digital Tape).

Sistem Input Komputer

Piranti input menyediakan informasi kepada sistem komputer dari dunia luar. Dalam
sistem komputer pribadi, piranti input yang paling umum adalah keyboard. Komputer
mainframe menggunakan keyboard dan pembaca kartu berlubang sebagai piranti
inputnya. Sistem dengan mikrokontroler umumnya menggunakan piranti input yang
jauh lebih kecil seperti saklar atau keypad kecil.
Hampir semua input mikrokontroler hanya dapat memproses sinyal input digital
dengan tegangan yang sama dengan tegangan logika dari sumber. Level nol disebut
dengan VSS dan tegangan positif sumber (VDD) umumnya adalah 5 volt. Padahal
dalam dunia nyata terdapat banyak sinyal analog atau sinyal dengan tegangan level
yang bervariasi. Karena itu ada piranti input yang mengkonversikan sinyal analog
menjadi sinyal digital sehingga komputer bisa mengerti dan menggunakannya. Ada
beberapa mikrokontroler yang dilengkapi dengan piranti konversi ini, yang disebut
dengan ADC, dalam satu rangkaian terpadu.

Sistem Output Komputer


Piranti output digunakan untuk berkomunikasi informasi maupun aksi dari sistem
komputer dengan dunia luar. Dalam sistem komputer pribadi (PC), piranti output
yang umum adalah monitor CRT. Sedangkan sistem mikrokontroler mempunyai
output yang jauh lebih sederhana seperti lampu indikator atau beeper. Frasa
kontroler dari kata mikrokontroler memberikan penegasan bahwa alat ini mengontrol
sesuatu.
Mikrokontroler atau komputer mengolah sinyal secara digital, sehingga untuk dapat
memberikan output analog diperlukan proses konversi dari sinyal digital menjadi
analog. Piranti yang dapat melakukan konversi ini disebut dengan DAC (Digital to
Analog Converter).

PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

Pada masa sekarang ini, pengolahan sinyal secara digital telah diterapkan
begitu luas. Dari peralatan instrumentasi dan kontrol, peralatan musik, peralatan
kesehatan dan peralatan lainnya. Istilah pengolahan sinyal digital sebenarnya kurang
begitu tepat, yang lebih tepat adalah pengolahan sinyal diskrete. Tetapi karena istilah
ini sudah luas digunakan, maka istilah pengolahan sinyal digital tetap digunakan
dalam artikel ini. Dalam artikel ini akan dibahas dasar-dasar pengolahan sinyal
digital, terutama dari sudut algoritma dan pemrograman di samping juga sedikit
pembahasan tentang pertimbangan hardware dari sistem yang disusun.

Sistem Pengolahan Sinyal Digital


Proses pengolahan sinyal digital, diawali dengan proses pencuplikan sinyal masukan
yang berupa sinyal kontinyu. Proses ini mengubah representasi sinyal yang tadinya
berupa sinyal kontinyu menjadi sinyal diskrete. Proses ini dilakukan oleh suatu unit
ADC (Analog to Digital Converter). Unit ADC ini terdiri dari sebuah bagian
Sample/Hold dan sebuah bagian quantiser. Unit sample/hold merupakan bagian
yang melakukan pencuplikan orde ke-0, yang berarti nilai masukan selama kurun
waktu T dianggap memiliki nilai yang sama. Pencuplikan dilakukan setiap satu
satuan waktu yang lazim disebut sebagai waktu cuplik (sampling time). Bagian
quantiser akan merubah menjadi beberapa level nilai, pembagian level nilai ini bisa
secara uniform ataupun secara non-uniform misal pada Gaussian quantiser.
Unjuk kerja dari suatu ADC bergantung pada beberapa parameter, parameter utama
yang menjadi pertimbangan adalah sebagai berikut :
 Kecepatan maksimum dari waktu cuplik.
 Kecepatan ADC melakukan konversi.
 Resolusi dari quantiser, misal 8 bit akan mengubah menjadi 256 tingkatan
nilai.
 Metoda kuantisasi akan mempengaruhi terhadap kekebalan noise.

Gambar 1. Proses sampling


Sinyal input asli yang tadinya berupa sinyal kontinyu, x(T) akan dicuplik dan
diquantise sehingga berubah menjadi sinyal diskrete x(kT). Dalam representasi yang
baru inilah sinyal diolah. Keuntungan dari metoda ini adalah pengolahan menjadi
mudah dan dapat memanfaatkan program sebagai pengolahnya. Dalam proses
sampling ini diasumsikan kita menggunakan waktu cuplik yang sama dan konstan,
yaitu Ts. Parameter cuplik ini menentukan dari frekuensi harmonis tertinggi dari sinyal
yang masih dapat ditangkap oleh proses cuplik ini. Frekuensi sampling minimal
adalah 2 kali dari frekuensi harmonis dari sinyal.
Untuk mengurangi kesalahan cuplik maka lazimnya digunakan filter anti-aliasing
sebelum dilakukan proses pencuplikan. Filter ini digunakan untuk meyakinkan bahwa
komponen sinyal yang dicuplik adalah benar-benar yang kurang dari batas tersebut.
Sebagai ilustrasi, proses pencuplikan suatu sinyal digambarkan pada gambar berikut
ini.

Gambar 2. Pengubahan dari sinyal kontinyu ke sinyal diskret


Setelah sinyal diubah representasinya menjadi deretan data diskrete, selanjutnya
data ini dapat diolah oleh prosesor menggunakan suatu algoritma pemrosesan yang
diimplementasikan dalam program. Hasil dari pemrosesan akan dilewatkan ke suatu
DAC (Digital to Analog Converter) dan LPF (Low Pass Filter) untuk dapat diubah
menjadi sinyal kontinyu kembali. Secara garis besar, blok diagram dari suatu
pengolahan sinyal digital adalah sebagai berikut :

Gambar 3. Blok Diagram Sistem Pengolahan Sinyal Digital


Proses pengolahan sinyal digital dapat dilakukan oleh prosesor general seperti
halnya yang lazim digunakan di personal komputer, misal processor 80386, 68030,
ataupun oleh prosesor RISC seperti 80860. Untuk kebutuhan pemrosesan real time,
dibutuhkan prosesor yang khusus dirancang untuk tujuan tersebut, misal ADSP2100,
DSP56001, TMS320C25, atau untuk kebutuhan proses yang cepat dapat digunakan
paralel chip TMS320C40. Chip-chip DSP ini memiliki arsitektur khusus yang lazim
dikenal dengan arsitektur Harvard, yang memisahkan antara jalur data dan jalur
kode. Arsitektur ini memberikan keuntungan yaitu adanya kemampuan untuk
mengolah perhitungan matematis dengan cepat, misal dalam satu siklus dapat
melakukan suatu perkalian matrix. Untuk chip-chip DSP, instruksi yang digunakan
berbeda pula. Lazimnya mereka memiliki suatu instruksi yang sangat membantu
dalam perhitungan matrix, yaitu perkalian dan penjumlahan dilakukan dalam siklus
(bandingkan dengan 80386, proses penjumlahan saja dilakukan lebih dari 1 siklus
mesin).
Proses pengembagan aplikasi DSP
Apabila proses pengolahan sinyal dilakukan menggunakan komputer biasa, maka
pengembangan program tidak berbeda seperti halnya pemrograman biasa lazimnya.
Hanya algoritma yang diterapkan dan teknik pengkodean harus mempertimbangkan
waktu eksekusi dari program tersebut.
Tata cara pengembangan perangkat lunak menjadi berbeda apabila kita
menggunakan sistem chip DSP, misal TMS320C25. Terlebih lagi bila sistem tersebut
nantinya akan bekerja sendiri (stand alone). Pengembangan model harus dilakukan
dengan menggunakan perangkat bantu pengembang (development tool). Sebagai
contoh digambarkan suatu sistem pendisain perangkat lunak DSP buatan SPW- DSP
Frameworks, yang secara garis besar digambarkan sebagai berikut :
Gambar 4. Perangkat lunak pengembang aplikasi pengolahan sinyal digital.
Keterangan :
 Design Database, berisi library disain yang telah tersedia dan lazim digunakan
misal, FIR, IIR, Comb Filter dan lain-lain.
 Signal Calculator, merupakan perangkat lunak simulasi sinyal. Dapat
melakukan manipulasi dan pengolahan sinyal sederhana.
 Sistem Disain Filter, merupakan perangkat lunak, untuk mendisain filter
dengan response yang kita ingini, berikut pengujian filter tersebut. Lazimnya
menggunakan beberapa algoritma disain seperti Park-McLelland, dan akan
dihasilkan koefisien filter yang diingini.
 TIL, akan menghasilkan Custon HDL dan Netlist , yaitu gambar diagram
implementasi algoritma secara perangkat keras, dengan menggunakan chip-
chip, misal chip FIR, IIR.
 HDS, VHDL Generator, akan menghasilkan implementasi algoritma dalam
deskripsi VHDL yang lazim digunakan dalam disain chip ASIC.
 DSP ProCoder - Assembly Code Generator, menghasilkan program dalam
bahasa assembly chip DSP tertentu
 MultiProx, akan menghasilkan program yang diimplementasikan pada paralel
DSP chip.
 CGS, C Code Generator akan menghasilkan program dalam bahasa C.

Pada komputer utama, kita melakukan simulasi, disain filter, dan uji-coba awal.
Program bantu tersebut tersedia pada program pengembang (development tool
program). Apabila kita telah puas dengan algoritma tersebut, kita dapat
mengimplementasikan sesuai dengan sistem yang akan kita gunakan. Program akan
menghasilkan kode atau deskripsi yang dibutuhkan oleh jenis implementasi tertentu.
Misal akan menghasilkan deskripsi dalam format VHDL, apabila kita ingin
mengimplementasikan sistem menggunakan chip ASIC. Atau juga dapat dihasilkan
kode dalam bahasa C bila kita menginginkan portabilitas dari implementasi yang
dihasilkan.
Untuk lebih jelasnya langkah-langkah pengembangan program untuk sistem DSP
dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 5. Langkah-langkah pengembangan sistem DSP


Dalam tahapan pengembangan ini, digunakan komputer utama sebagai perangkat
bantu pengembang, dan sebuah DSP board, sebagai sasaran (target board) dari
pengembangan program. DSP Board ini ada yang berhubungan dengan PC melalui
ekspansion slot, dan melalui memori share, ada juga yang berhubungan dengan PC
menggunakan hubungan serial atau parallel printer card, sehingga benar-benar
terpisah dari PC dan proses hubungan dengan PC hanyalah pentransferan kode
biner. Langkah-langkah pengembangan program aplikasi adalah sebagai berikut :
Langkah pertama, adalah mensimulasikan algoritma pengolahan sinyal dengan
menggunakan perangkat simulasi ataupun program. Sinyal masukan disimulasikan
dengan menggunakan data-data sinyal standard. Untuk keperluan ini dapat
digunakan program-program khusus simulasi ataupun program bantu matematis
seperti halnya MATLAB dengan Sinyal Processing Toolbox, Mathematica dengan
DSP extension, DSPWorks, Khoros, dan lain-lain.
Langkah kedua dilakukan dengan menggunakan sistem DSP yang akan kita
gunakan akhrinya, misal dengan menggunakan TMS320C25 Card (tipe ini telah
digunakan di Laboratorium Teknik Komputer, STMIK Gunadarma). Biasanya pada
card DSP telah terdapat unit ADC dan DAC, sehingga dapat dilakukan proses
pencuplikan sinyal sesungguhnya. Pertama kali dicoba mengakuisisi sinyal masukan
sesungguhnya, ini dilakukan dengan mencuplik sinyal masukan tersebut. Hasil
akuisisi tersebut akan berupa deretan data akan digunakan untuk menguji algoritma.
Kemudian secara off-line, baik menggunakan program bantu matematis ataupun
melalui program yang ditulis untuk keperluan simulasi, sinyal tersebut diolah
berdasarkan algortima yang diimplementasikan. Hasil olahan sinyal tersebut
disalurkan ke jalur keluaran untuk menguji hasil akhir sesungguhnya dari algoritma
tersebut. Proses ini masih dilakukan secara non-real time dan diproses oleh prosesor
pada PC. Pengujian terhadap sinyal sesungguhnya dapat diukur dengan
menggunakan alat ukur seperti osciloscope, spectrum analyzer dan lain-lain.
Kemudian, program yang ditulis dengan menggunakan instruksi dari chip DSP yang
terdapat pada DSP Board tersebut diuji. Proses penulisan program dilakukan di
komputer utama (misal PC), dan proses kompilasi juga dilakukan di komputer utama.
Pengkompilasian menggunakan cross-compiler atau cross asseembler khusus.
Setelah program berbentuk format biner, data akan ditransfer ke dalam memory di
DSP board, dan sistem DSP tersebut dieksekusi. Pada tahap ini, komputer utama
hanya bekerja untuk mengawasi keadaan memori, dan kerja dari program, tetapi
tidak melakukan pengolahan sinyal. Pada tahap ini, masukan sesungguhnya
digunakan untuk diolah dapat diberikan sehingga kerja dari algoritma dapat diamati
pada keadaan sesungguhnya.
Langkah terakhir adalah dengan menulis kode biner tersebut ke dalam ROM, dan
meletakkannya ke DSP board yang nantinya akan bekerja berdiri sendiri tanpa
adanya sebuah PC. Misal DSP sistem tersebut digunakan untuk noise eliminator
pada line telepon. Untuk membuat sistem yang lebih lengkap, sistem dapat
dikombinasikan dengan mikrokontroller atau SBC (Single Board Computer) sebagai
perangkat pengatur user interface.
Dengan demikian, secara garis besar langkah-langkah pengembangan perangkat
lunak untuk sistem DSP dapat diringkas sebagai berikut :
 Simulasikan algoritma dengan menggunakan data simulasi.
 Lakukan simulasi dengan sinyal sesungguhnya, pengolahan secara off-line
dan proses masih dilakukan di PC
 Tulis program menggunakan instruksi DSP.
 Kompilasi dan transfer ke RAM di DSP board.
 Eksekusi dan uji dengan sinyal sesungguhnya.
 Bila program sudah tidak ada kesalahan, tulis kode biner dari program ke
ROM.
 Sistem siap pakai dengan ditambahkan prosesor utama yang menangani
sistem pendukung.

Demikianlah pada tulisan awal ini telah dijelaskan secara singkat tentang
pengolahan sinyal digital dan tahapan pengembangan sistem pengolahan sinyal
digital. Lebih lanjut akan diterangkan tentang algoritma-algoritma yang digunakan
untuk pengolahan sinyal digital.

APLIKASI TEKNOLOGI SINYAL DIGITAL

Teknologi DSL (Digital Subscriber Line) membawa kedua sinyal analog serta digital
pada satu kabel. Sinyal digital untuk komunikasi data sementara sinyal analog untuk
suara sperti halanya yang digunakn telepon sekarang yang disebut sebagai POTS
(Plain Old Telephone System). Kemampuan untuk memisahkan sinyal suara dan
data ini adalah merupakan suatu keuntungan.

Dibawah ini adalah penjelasan lebih lanjut mengenai Digital Subbscriber Line.

Teknologi Digital Subscriber Line


sebagai salah satu solusi komunikasi data kecepatan tinggi

Perkembangan internet yang sangat cepat sejak adanya World Wide Web
tidak saja membawa perubahan terhadap penyebaran informasi tetapi juga
membawa perubahan terhadap infrastruktur telekomunikasi. Tetapi Kecepatan
pertambahan jumlah pengguna internet serta jumlah aliran data (informasi) lebih
cepat dibandingkan dengan perkembangan infrastruktur telekomunikasi. Dengan
semakin banyaknya informasi dan data yang akan diakses apalagi dengan bentuk
multimedia semakin memunculkan tuntutan akan kecepatan akses data dan informsi
tersebut.
Bagi suatu perusahaan kecepatan akan komunikasi data yang tinggi sangat
diperlukan untuk implementasi pada aplikasi multimedia real-time seperti konferensi
video, hubungan dengan kantor cabang, dan jasa layanan informasi lainnya.
Untuk mendapatkan kualitas yang lebih baik maka ditawarkanlah solusi
dengan ISDN (Integrated Service Digital Network). Dengan teknologi digital
kecepatan pengiriman data dapat dilakukan sampai dengan 64kbps untuk setiap
kanal, karena basic ISDN dapat menyediakan dua kanal maka secara keseluruhan
bisa didapatkan kecepatan akses sampai 128kbps. Akan tetapi kendala utama dari
teknologi ISDN ini adalah diperlukannya jaringan telekomunikasi baru. Sehingga
tidak semua orang dapat menikmati keunggulan teknologi ini. Di Indonesia terdapat
layanan jasa telekomunikasi yang menggunakan teknologi ini,yaitu pasopati tetapi
layanan jasa ini baru terbatas di bebrapa kota besar.
Bebrapa solusi lain pernah muncul untuk komunikasi kanal lebar seperti
misalnya DirectPC dari Hughes Communication, dimana teknologi ini menggunakna
satelit untuk mengirimkan data (downlik) secara langsung ke rumah atau kantor dari
situs web dengan kecepatan 400 kbps. Sedangkan untuk komunikasi data ke situs
webnya tetap menggunakn salauran telepon biasa.

Kemudian muncul pemikiran untuk tetap menggunakan infrastruktur yang ada


guna membangun sambungan kecepatan tinggi, ini didasari dengan mahalnya
investasi baru dan besarnya permintaan kebutuhan akan akses yang cepat. Salah
satu solusinya adalah dengan teknologi DSL (Digital Subscriber Line) yang
merupakan teknologi baru.
DSL bekerja menggunakan kabel telepon standar yang terbuat dari tembaga,
saat ini kabel telepon jenis tersebut sudah banyak tersambung dan tersedia luas ke
rumah-rumah atau kantor-kantor. Teknologi DSL ini membawa kedua sinyal analog
serta digital pada satu kabel. Sinyal digital untuk komunikasi data sementara sinyal
analog untuk suara sperti halanya yang digunakn telepon sekarang yang disebut
sebagai POTS (Plain Old Telephone System). Kemampuan untuk memisahkan sinyal
suara dan data ini adalah merupakan suatu keuntungan.
Jaringan PSTN (Public Switch Telephone Network) yang ada dirancang untuk
komunikasi suara yang hanya berlngsung sebentar sekitar tiga sampai lima
menit.karena hal ini maka sambungan yang sama bisa digunakan secara bergantian
sehingga tidak diperlukan penyedian sambungan telepon yang sama banyak denga
jumlah saluran teleponnya. Tetapi untuk komunikasi data umumnya para pelanggan
menggunakan waktu yang leih lama, terutama dengan adanya intrenet, maka
akibatnya tingkat keberhasilan penyambungan mengalami penurunan karena
sebagian besar saluran telepon terpakai dalam jangka waktu yang lama.
Perkembangan lalu lintas data yang sangat cepat ini akan membebani
jaringan telepon publik (PSTN) yang ada. Ada dua pilihan yang bisa diambil
penyelenggara jasa telekomunikasi untuk mengatasi hal ini yang pertama adalah
meningkatkan jaringan PSTN untuk menangani permintaan komunikaais data dan
suara yang bertambah dan yang kedua memindahkan lalu litas data ke jaringan yang
terpisah yang dirancang khusus untuk komunikasi data.
Dilihat dari sisi teknis teknologi DSL menggunakan basis data paket
sementara komunikasi suara berbasis sambungan (circuit-switch).
Untuk komunikasi data yang berbasis sambungan , sambungan dengan lebar
bandwith tertentu harus tetap dipertahankan walaupun tidak ada data yang lewat.
Untuk komunikasi suara yang singkat waktu yang tidak terpakai tidak begitu
menimbulkan masalah, tetapi untuk komunikasi data yang lama akan memboroskan
sumber daya yang dimiliki oleh PSTN. Sementara komunikasi data yang berbasis
paket akan memungkinkan penggunaan bandwith yang optimum, karena bisa
dimanfaatkan untuk lebih dari satu sambungan secar efisien dan ekonomis.
Yang juga merupakan kelebihan lain dari teknologi DSL adalah pengguanan
kabel tembaga yang sudah ada dimana jaringannya sudah mencapai kantor-kantor
dan rumah-rumah sehingga pembangunan infrastruktur yang diperlukan menjadi
tidak terlalu mahal.
Tetapi penggunaan kabel yang sudah ada ini harus memperhatikan beberapa
hal yang berhubungan dengan sinyal data. Seperti atenuasi, crosstalk, dan derau
(noise). Atenuasi adalah melemahnya sinyal yang diakibatkan oleh adanya jarak
yang semakin jauh yang harus ditempuh oleh suatu sinyal dan juga oleh karena
makin tingginya frekuensi sinyal tersebut. Karena faktor jarak dan frekuensi ini maka
jarak terjauh yang masih mungkin adalah sekitar 5,5 km dengan bandwith sekitar 1
MHz. Crosstalk akan mungkin dtimbulkan oleh adanya pasangan kabel telepon yang
digunakan. Gangguan ini bisa timbul karena sinyal dengan kecepatan yang sama
dari masing-masing kabel bisa saling mempengaruhi, bila gangguan ini lebih tinggi
dibandingkan dengan sinyal data maka akna timbul banyak error yang
memperlambat kecepatan aliran data. Untuk menghindari efek crosstalk dapat dibuat
untuk setiap kabel satu arah, sehingga sinyal pada masing-masing kabel tidak saling
memepengaruhi.
Terdapat beberapa jenis teknologi DSL berdasarkan perbedaan kecepatan
data dan jarak maksimum yang disebabkan usaha untuk meningkatkan kecepatan
pengiriman data dengan menggunakan jaringan telepon yang ada.
Teknologi-teknologi tersebut adalah :
 IDSL (ISDN Digital Subscriber Line) yang berbasis pada teknologi ISDN BRI
(Basic Rate Interface). IDSL menawarkan layanan seperti BRI dengan
kecepatan kirim (uplink) dan terima (downlink) yang sama sebesar 144 kbps,
tetapi dengan perangkat yang lebih murah. IDSL hanya menawarkan layanan
komunikasi data tidak untuk komunikasi suara pada jalur yang sama.
 SDSL (Symmetric Digital Subscriber Line) dimana teknologi ini menggunakan
kecepatan data 784 kbps, baik untuk kirim (uplink) atau terima (downlink).
Seperti halnya IDSL, SDSL hanya menawarkan komunikaais data saja. SDSL
merupakan solusi yang cocok untuk kalangan bisnis untuk digunakan sebagai
komunikasi antar cabang atau hubungan situs web ke internet.
 ADSL (Asymetric Digital Subscriber Line), teknologi ini mempunyai kecepatan
data yang berbeda untu kirim (upink) dan terima (downlink) Untuk uplink bisa
mencapai 8 Mbps sementara untuk downlink bisa mencapai 1 Mbps dengan
jarak kabel maksimum samapi dengan 5,5 km. Sasaran teknologi ini adalah
terutama pelanggan pribadi yang lebih banyak menerima data daripada
mengirim data, sebagai contoh adalah untuk mengakses internet. Kelebihan
ADSL dibanding yang lain adalah kecepatannya yang tertinggi dengan jarak
yang memadai dan bisa mendukung layanan komunikasi suara. Kedua layanan
komunikasi data dan suara diberikan melalui dua kanal yang terpisah , tetapi
tetap satu kabel yang sama. Sementara teknologi DSL yang lain menggunkan
dua kabel yang terpisah untuk bisa memberikan kedua layanan komunikasi
tersebut.
 VDSL (Very high-bit-rete Digital Subscriber Line), teknologi ini dapat mengirimkan
data dengan kecepatan 1,6 Mbps dan menerima data dengan kecepatan 25
Mbps dengan jarak maksimum sampai 900 meter. Karena kecepatannya yang
tinggi maka teknologi imi memerlukan kabel serat optik yang kemampuannya
lebih tinggi daripada memakai kabel tembaga yang ada.
Karena berbagai kelebihan yang dimiliki oleh teknologi ADSL ini maka
teknologi ini berkembang sangat cepat. Pengiriman data melalui ADSL dilakukan
dengan beberapa tahap. Modem memodulasi dan mengkodekan (encode) data
digital dari PC dan kemudian digabungkan dengan sinyal telepon untuk dikirimkan ke
kantor telepon. Di kantor telepon sinyal telepon dipisahkan dari sinyal digital ADSL
untuk kemudian dimodulasikan dan di-encode. Melalui jaringan komunikasi data
sinyal ini dikirimkan ke pihak yang dituju, seperti ISP atau kantor lain . jaringan data
yang digunakan ini tergantung dari penyelenggara jasa ASDL, bisa frame relay atau
ATM (Asynchronous Transfer Mode).
Sementara sinyal digital dari ISP atau jaringan perusahaan lain dimodulasi
dan di-encode menjadi sinyal ASDL di kantor telepon. Kemudian modem
menggabungkan nya dengan sinyal telepon sebelum dikirimkan ke pelanggan,
perangkat pemisah (splitter) memisahkan sinyal telepon dari sinyal digital. Sinyal
digital dimodulasi dan di-decode kemudian dikirimkan ke PC.
Sinyal telepon yang digabungkan dengan sinyal ASDL dalam satu kabel tetap
di beri daya oleh perusahaan telepon. Meskipun jalur ADSL tidak berfungsi atau PC
tidak dihidupkan jalur telepon tetap dapat berfungsi seperti biasa.
Terdapat dua teknik modulasi berbeda yang diterapkan pada ADSL. Teknik
modulasi yang pertama adalah menerapkan teknik modulasi CAP (Carierless
Amplitude and Phase). CAP menggabungkan sinyal data upstream dan downstream,
kemudian memisahkannya pada modem penerima dengan teknik echo cancellation.
Teknik modulasi yang lain adalah DMT (Discrete Multitone), yang memisahkan sinyal
upstream dari sinyal downstream dengan pita pembawa (carrier band) yang terpisah.
Di masa yang akan datang produk-produk ADSL akan menggunakn teknik modulasi
DMT.

Anda mungkin juga menyukai